Rapergub Citarum BESTARI - Versi 16 Oktober.pdf

download Rapergub Citarum BESTARI - Versi 16 Oktober.pdf

of 21

Transcript of Rapergub Citarum BESTARI - Versi 16 Oktober.pdf

  • Rancangan Peraturan Gubernur Jawa Barat Tentang Gerakan Citarum BESTARI 2014

    1

    PERATURAN GUBERNUR JAWA BARATNOMOR TAHUN

    TENTANGGERAKAN CITARUM BESTARI (BERSIH, SEHAT, INDAH DAN LESTARI)

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESAGUBERNUR JAWA BARAT,

    Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 28 Huruf H UUD R.I. Tahun 1945 danPasal Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, lingkungan hidupyang baik dan sehat adalah hak asasi dan hak konstitusionalsetiap warga Negara Indonesia;

    b. bahwa kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum pada saatini sangat kritis, sehingga tidak mampu berfungsi secara optimaldalam menyediakan kondisi lingkungan hidup yang baik dansehat yang sangat diperlukan oleh masyarakat yang tinggal diDAS Citarum;

    c. bahwa dalam rangka memulihkan, menjaga dan melestarikanfungsi DAS Citarum perlu sebuah gerakan pembangunan yangterintegrasi, sinergis, terkoordinasi dan terpadu yang melibatkansemua pemangku kepentingan dalam pengelolaan DASCitarum;

    d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksuddalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan PeraturanGubernur Jawa Barat tentang Gerakan Citarum BESTARI(Bersih, Sehat, Indah dan Lestari);

    Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang PembentukanProvinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal4 Juli 1950) jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1950 tentangPemerintahan Jakarta Raya (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1950 Nomor 31, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 15) sebagaimana telah diubahbeberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 29Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah KhususIbukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan RepublikIndonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4744) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);

    2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang KonservasiSumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);

    3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888)sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah

  • Rancangan Peraturan Gubernur Jawa Barat Tentang Gerakan Citarum BESTARI 2014

    2

    Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentangPerubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentangKehutanan Menjadi Undang-Undang (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412);

    4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377);

    5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 84,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4411);

    6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhirdengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentangPerubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4844);

    7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang PenataanRuang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4725);

    8. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang PengelolaanSampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4851);

    9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungandan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2009 Nomor 68, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4725);

    10.Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 130,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5168);

    11.Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang PembentukanPeraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5234);

    12.Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2001 tentangPengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 153,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4161);

    13.Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentangPerlindungan Hutan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 147, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4453);

    14.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pemba-gian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, PemerintahanDaerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

    15.Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang RencanaTata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4833);

    16.Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang IzinLingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

  • Rancangan Peraturan Gubernur Jawa Barat Tentang Gerakan Citarum BESTARI 2014

    3

    Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4696);

    17.Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentangPengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah SejenisSampah Rumah Tangga (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2012 Nomor 188 Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5347);

    18.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 7 Tahun 2005tentang Pengendalian dan Rehabilitasi Lahan Kritis (LembaranDaerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 Nomor 15 Seri E,Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 18);

    19.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 8 Tahun 2005tentang Sempadan Sumber Air (Lembaran Daerah ProvinsiJawa Barat Tahun 2005 Nomor 16 Seri E, Tambahan LembaranDaerah Provinsi Jawa Barat Nomor 19);

    20.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2008tentang Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan BandungUtara (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008Nomor 1 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi JawaBarat Nomor 38);

    21.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008tentang Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (LembaranDaerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 9 Seri E,Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 46);

    22.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2010tentang Penyelenggaraan Kerjasama Daerah (Lembaran DaerahProvinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 9 Seri E, TambahanLembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 75);

    23.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa BaratTahun 2009-2029 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa BaratTahun 2010 Nomor 22 Seri E, Tambahan Lembaran DaerahProvinsi Jawa Barat Nomor 86);

    24.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2011tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat DesaHutan (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2012Nomor 1 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi JawaBarat Nomor 115);

    25.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 20 Tahun 2011tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran DaerahProvinsi Jawa Barat Tahun 2011 Nomor 20 Seri E, TambahanLembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 112);

    26.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2012tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Penaatan HukumLingkungan (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2012Nomor 1 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi JawaBarat Nomor 115);

    27.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 11 Tahun 2012tentang Pelestarian Warisan Budaya Jawa Barat (LembaranDaerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 Nomor 11 Seri E);

    28.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2013tentang Pedoman Pelestarian Dan Pengendalian PemanfaatanKawasan Lindung(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun2013 Nomor 1 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor147);

    29.Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 050.05/Kep.1589-Bapp/2011 tentang Tim Sinkronisasi Perencanaan danOptimalisasi Kerjasama Institusi Dalam Penanganan TerpduWilayah Sungai Citarum;

  • Rancangan Peraturan Gubernur Jawa Barat Tentang Gerakan Citarum BESTARI 2014

    4

    30.Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 614/Kep.185-Dishut/2013 tentang Perubahan Atas Keputusan Gubernur Jawa BaratNomor 614/Kep.1508-Dishut/2010 tentang Forum KoordinasiPengelolaan Daerah Aliran Sungai;

    31.Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 500/Kep/66-Org/2014tentang Koordinator Program, Kegiatan atau PekerjaanUnggulan di Jawa Barat.

    M E M U T U S K A N:Menetapkan: PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT TENTANG GERAKAN

    CITARUM BERSIH, SEHAT, INDAH DAN LESTARI (CITARUMBESTARI)

    BAB IKETENTUAN UMUM

    Bagian KesatuPengertianPasal 1

    Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:1. Pemerintah adalah Pemerintah Republik Indonesia2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur atau Bupati/Walikota dan Perangkat Daerah

    sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Jawa Barat atau Kabupaten dan Kota3. Provinsi adalah Provinsi Jawa Barat.4. Gubernur adalah Gubernur Jawa Barat.5. Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota di DAS Citarum, Provinsi Jawa Barat.6. Bupati/Walikota adalah Bupati/Walikota di DAS Citarum, Provinsi Jawa Barat.7. OPD adalah Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat atau Kabupaten/

    Kota di DAS Citarum.8. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu

    kesatuan dengan wilayah sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsimenampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan kedanau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografisdan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitasdaratan.

    9. DAS Citarum adalah Daerah Aliran Sungai yang berhulu di gunung wayang diKabupaten Bandung dan mengalir melewati 10 Kabupaten/Kota sampai bermuara diTanjung Karawang dan Muara Gembong di Kabupaten Bekasi;

    10.Desa/Kelurahan Berbudaya Lingkungan (Eco-village) adalah desa/kelurahan yangmasyarakatnya memiliki kesadaran, kepedulian dan perilaku melindungi sumber-daya alam dan lingkungan serta berpartisipasi aktif dengan penuh tanggung jawabdalam tiap upaya pemulihan dan pelestarian lingkungan hidup yang rusak yang adadi desa/kelurahannya. Dicirikan dengan adanya pengelolaan sampah, sanitasi,pengelolaan limbah, konservasi tanah, penanaman pohon, pemeliharaan/pelestarianmata air dan lain-lain yang mendukung pelestarian lingkungan.

    11.Kawasan Rumah Pangan Lestari adalah sebuah kawasan pemukiman/perumahanyang dikembangkan untuk budidaya tanaman pangah dalam upaya memenuhikebutuhan dan sumber pendapatan serta ketahanan pangan keluarga, yangdilaksanakan dengan memperhtikan kelestarian usahanya;

    12.Sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-haridalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.

  • Rancangan Peraturan Gubernur Jawa Barat Tentang Gerakan Citarum BESTARI 2014

    5

    13.Sampah sejenis sampah rumah tangga adalah sampah rumah tangga yangberasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitassosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya.

    14.Sekolah Adiwiyata adalah Sekolah yang peduli lingkungan yang sehat, bersih sertalingkungan yang indah.

    15.Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL) adalah pengelolaan pendidikan formal padajenjang pendidikan dasar dan menengah, yang dilandasi oleh kesadaran danpemahaman atas kondisi lingkungan sekolah dan lingkungan sekitar saat ini sebagaisatu unit lingkungan terkecil, dalam rangka mengembangkan cipta, rasa, karsa, dankarya untuk memelihara, memperbaiki, dan meningkatkan kualitas lingkungan hidupsaat ini dan yang akan datang.

    16.Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah pendekatan untuk merubahperilaku hidup bersih dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat denganmetode pemicuan.

    17.Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) adalah pemanfaatan kawasan pekaranganyang ramah lingkungan dalam suatu kawasan, untuk: pemenuhan kebutuhanpangan dan gizi keluarga, peningkatan pendapatan keluarga dan meningkatkankesejahtera-an melalui partisipasi masyarakat.

    Bagian KeduaTujuanPasal 2

    Penetapan Peraturan Gubernur ini bertujuan:a. sebagai landasan, pedoman dan arahan bagi semua pemangku kepentingan dalam

    upaya mewujudkan Citarum Bersih, Sehat, Indah dan Lestari (Citarum BESTARI);b. untuk memberikan kejelasan tugas dan tanggung jawab bagi semua pihak yang

    terlibat dalam pelaksanaan program dan kegiatan guna mewujudkan CitarumBESTARI;

    c. sebagai rujukan bagi semua pihak dalam melakukan komunikasi, koordinasi,sinergitas, kerjasama, dan kemitraan dalam upaya mewujukan Citarum BESTARI.

    Bagian KetigaTujuan dan Sasaran

    Pasal 3Gerakan Citarum BESTARI bertujuan untuk:a. Mengendalikan pemanfaatan ruang sesuai dengan peruntukan dan daya tampung

    /daya dukung lingkungan;b. Mengembangkan karakter/perilaku masyarakat berbudaya lingkungan;c. Meningkatkan penguatan kelembagaan dan kesejahteraan masyarakat;d. Meningkatkan pengendalian kerusakan lingkungan hidup di DAS Citarum;e. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengendalikan, menurunkan dan

    menghilangkan beban pencemaran dari berbagai sumber limbah, yaitu: industri,domestik, kotoran ternak, pertanian dan pakan ikan;

    f. Meningkatkan konservasi keanekaragaman hayati dan ekosistemnya sertarehabilitasi hutan dan lahan kritis di DAS Citarum.

    g. Mengembangkan praktik budidaya pertanian (perkebuan dan peternakan) ramahlingkungan dan kawasan agro-ecologi DAS Citarum;

    h. Mengembangkan keterampilan masyarakat dalam pengolahan hasil pertanian gunamenghasilkan nilai tambah dan

    i. Meningkatkan kesadaran dan ketaatan para pelaku usaha dalam pengelolaanlimbah industri serta meningkatkan penegakan hukum secara konsisten sesuaiperaturan perundang-undangan.

  • Rancangan Peraturan Gubernur Jawa Barat Tentang Gerakan Citarum BESTARI 2014

    6

    Indikator KinerjaPasal 4

    Keberhasilan Gerakan Citarum BESTARI ditunjukkan dengan indikator kinerja:a. Sungai BERSIH, dapat dilihat dari tidak adanya sampah, limbah dan lumpur di

    sungai (air kelihatan jernih);b. Sungai SEHAT, ditunjukkan dengan tidak adanya zat berbahaya dan meningkatnya

    kualitas air sungai Citarum (Kelas II), sehingga dapat digunakan sebagai sumber airbaku untuk rumah tangga, pertanian, industri dan lainnya. Dicirikan juga denganpulihnya kehidupan air (ikan, biota air, bebek, dll);

    c. Sungai INDAH, dicirikan dengan tertatanya sepadan sungai yang terbebas daribangunan liar, bersih, asri serta penggunaan sungai dan wilayah sekitarnyasebagai tujuan tempat wisata (air dan alam);

    d. Sungai LESTARI, kondisi BERSIH, SEHAT dan INDAH terjaga dengan baik,sehingga dapat mendukung pembangunan berkelanjutan dan kehidupan generasisekarang dan yang akan datang.

    e. Air sungai Citarum memenuhi baku mutu AIR BAKU sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

    BAB IIPERENCANAAN, STRATEGI DAN PROGRAM

    Bagian PertamaPerencanaan

    Pasal 5Perencanaan Gerakan Citarum BESTARI dilakukan melalui tahapan:a. Inventarisasi, Identifikasi dan Pengumpulan Data dan Informasi sumber dan beban

    pencemaran dan perilaku masyarakat;b. Rencana Gerakan Citarum BESTARI disusun berdasarkan hasil inventarisasasi,

    identifikasi dan pengumpulan data dan informasi serta hasil riuangan warga padatiap Desa yang dituangkan dalam Rencana Aksi Pembangunan Desa BerbudayaLingkungan

    c. Rencana Aksi Desa menjadi bagian yang tidak terpiisahkan dari RencanaPembangunan di masing-masing Desa atau Kelurahan yang menjadi lokasi GerakanCitarum BESTARI;

    d. Penyusunan Rencana dan Penganggaran Tahunan Gerakan Citarum BESTARIdikoordinasikan oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah danPengendali dan Pengelola Gerakan Citarum BESTARI, berdasarkan masukan darisemua Kepala OPD/Biro terkait dan merujuk rencana aksi yang disusun oleh KaderEcovillage dari tiap Desa yang menjadi sasaran lokasi GCB;

    e. Rencana Aksi Multipihak Implementasi Pekerjaan (RAM-IP) Gerakan CitarumBESTARI adalah Rencana Aksi yang disusun dan akan dilaksanakan oleh parapemangku kepentingan, dikoordinasikan leh Tim Pengendali dan PengelolaGerakan Citarum BESTARI, yang dibentuk dan memiliki tugas serta tanggung jawabdalam upaya memulihkan kondisi DAS Citarum, berdasarkan masukan dari OPDterkait dan para pemangku kepentingan pengelolaan DAS Citarum.

    Bagian KeduaStrategi dan Progran

    Pasal 5Strategi dan Program Gerakan Citarum BESTARI meliputi:a. Sinergi dan paduserasi penataan ruang dan pengelolaan terpadu DAS Citarum.b. Pembangunan ekonomi perdesaan dan pemberdayaan ekonomi rakyat.c. Penguatan kapasitas kelembagaan dan percepatan perubahan perilaku berbudaya

    lingkungan semua pemangku kepentingan (stakeholder).

  • Rancangan Peraturan Gubernur Jawa Barat Tentang Gerakan Citarum BESTARI 2014

    7

    d. Pengendalian pencemaran (industri, ternak, pertanian dan domestik) dan kerusakanlingkungan hidup

    e. Pengembangan konservasi keanekaragaman hayati dan ekosistemnya, rehabiltasihutan, lahan dan perkebunan, serta penerapan teknologi budidaya pertanian ramahlingkungan;

    f. Pengendalian daya rusak air, konservasi mata air dan penataan kawasanpermukiman dan perumahan;

    g. Penataan aturan berbasis kesadaran dan ketaatan semua stakeholder sertapenegakan hukum secara konsisten.

    BAB IIIINTEGRASI DAN SINERGITAS PROGRAM

    Bagian PertamaIntegrasi dan Sinergitas Program Citarum BESTARI

    Pasal 6(1) Integrasi kebijakan dan sinergitas program berbagai aspek terkait pengelolaan

    terpadu DAS Citarum, meliputi aspek: tata ruang, lingkungan hidup, pengelolaanhutan lestari, perkebunan, pertanian, peternakan, permukiman, pengelolaan sumberdaya air, industri, perikanan, kesehatan, kependudukan, dan pemberdayaanmasyarakat;

    (2) Integrasi kebijakan dan sinergitas program dilakukan dengan melibatkan seluruhpemangku kepentingan;

    (3) Integrasi kebijakan dan sinergi program penanganan terpadu DAS Citarumdilakukan melalui penyusunan Rencana Aksi Multipihak Implementasi Pekerjaaan(RAM-IP) dikoordinasikan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;

    (4) Semua pemangku kepentingan memiliki visi dan komitmen bersama, tekad yangkuat, konsistensi kebijakan, dan tanggung jawab pelaksanaan diantara seluruhpemangku kepentingan dalam mewujudkan Citarum bersih, sehat, indah dan lestari(BESTARI).

    Bagian KeduaProgram/Kegiatan Citarum BESTARI

    Pasal 7(1) Kegiatan yang dilaksanakan dalam mewujudkan tujuan dan sasaran Gerakan

    Citarum BESTARI dilaksanakan melalui 3 (tiga) pendekatan, yaitu: Non Struktural,Kultural dan Struktural;

    (2) Pendekatan Non Struktural dilaksanakan melalui kegiatan:a. Paduserasi Penataan Ruang dan Pengelolaan Terpadu DAS Citarum;b. Konservasi Keanekaragaman hayati dan ekosistemnya;c. Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis Berbasis Pemberdayaan Masyarakat;d. Pengelolaan Hutan Lestari Bersama Masyarakat;e. Inisiasi Kawasan Agro-ecology dan Pertanian Ramah Lingkungan;f. Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL);g. Pembinaan Usaha Perkebunan Ramah Lingkungan;h. Pembinaan Perikanan Budidaya Ramah Lingkungan;i. Pengembangan Usaha Peternakan Ramah Lingkungan;j. Pengembangan Bioenergi Berbasis Kotoran Hewan dan Sampah;

    (3) Pendekatan Struktural dilaksanakan melalui kegiatan:a. Penataan Permukiman dan Kawasan Perumahan,b. Pengelolaan Sumberdaya Air dan Pengurangan Daya Rusak AIr,

    (4) Pendekatan Kultural dilaksanakan melalui kegiatan:a. Penguatan Kelembagaan Masyarakat Desab. Pengembangan Desa/Keluruhan Berbudidaya Lingkungan;c. Pengembangan Karakter Masyarakat Berbudidaya Lingkungan;

  • Rancangan Peraturan Gubernur Jawa Barat Tentang Gerakan Citarum BESTARI 2014

    8

    d. Pengelolaan Persampahan dan Sanitasi Berbasis Masyarakate. Pengembangan Industri Pengolahan dan Industri Kreatif,f. Pembangunan Ekonomi Perdesaan dan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat;g. Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup.h. Penaatan Hukum Lingkungan Terpadu.

    BAB IVPENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN KERUSAKANSUMBERDAYA ALAM

    Bagian PertamaPendekatan Non Struktural

    Paragraf 1Paduserasi Tata Ruang dan Pengelolaan Terpadu DAS Citarum

    Pasal 8(1) Paduserasi/Harmonisasi tata ruang dan pengelolaan terpadu DAS Citarum

    dilakukan untuk mewujudkan pemanfaatan ruang yang sesuai dengan daya dukunglingkungan dan tidak terjadi tumpangtindih dan/atau konflik pemanfaatan ruangdiantara berbagai kepentingan;

    (2) Dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang kawasan Bandung Selatan (KBS)perlu membentuk Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat tentang PengendalianPemanfatan Ruang Wilayah KBS yang disepakati oleh Pemerintah Provinsi danKabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat;

    (3) Guna memfasilitasi pengendalian pemanfaatan ruang, disusun Rencana Detail TataRuang (RDTR) DAS Citarum Hulu selabat-lambatnya pada akhir tahun 2015, sesuaidengan peraturan perundang-undangan;

    (4) Dalam rangka menjamin bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan menjadi dasardalam penyusunan kebijakan, rencana dan program Gerakan Citarum BESTARI,disusun Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), dengan skala 1 : 5000.

    Paragraf 2Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Ekosistemnya

    Pasal 9(1) Konservasi keanekaragaman hayati dan ekosistem dilakukan untuk memulihkan

    struktur, fungsi, dinamika populasi, serta keanekaragaman hayati dan ekosistemnya;(2) Konservasi keanekaragaman hayati dilakukan melalui upaya:

    a. Pemantapan status kawasan konservasi, hutan lindung dan hutan produksi;b. Pembangunan Taman KEHATI, kebun raya, arboretum, hutan kota dan/atau

    RTH perkotaan (termasuk penghijauan kanan kiri jalan dan sempadan sungaserta sempadan pantai);

    c. Pembuatan hutan rakyat, sumber benih, persemaian , KBR dan agroforestry(wanatani);

    d. Restorasi kawasan konservasi dan rehabilitasi kawasan lindung hutan;Parafraf 3

    Rehabilitasi Hutan dan Lahan KritisPasal 10

    (1) Rehabilitasi hutan dan lahan kritis dilaksanakan dengan pendekatan pemberdayaanmasyarakat desa, dengan menerapkan teknologi budidaya Agroforestry;

    (2) Pengelolaan hutan dilakukan untuk menjamin keberadaan hutan dengan luasanyang cukup dan mengoptimalkan aneka fungsi hutan yang meliputi fungsikonservasi, fungsi lindung, dan fungsi produksi untuk mencapai manfaat lingkungan,sosial, budaya,dan ekonomi, yang seimbang dan lestari;

    (3) Rehabilitasi dan konservasi mata air, embung, situ dan waduk (termasukpembebasan mata air, embung, situ, waduk dan tanah sekitarnya), pembuatan

  • Rancangan Peraturan Gubernur Jawa Barat Tentang Gerakan Citarum BESTARI 2014

    9

    teras, dam pengendali, dam penahan, SPA, rorak, sumur resapan, sumur imbuhan,biopori, dll.

    Paragraf 4Pengelolaan Hutan Lestari Bersama Masyarakat

    Pasal .....(1) Dalam pelaksanaan pengelolaan hutan ditekankan pada upaya meningkatkan

    kemampuan untuk mengembangkan kapasitas dan keberdayaanmasyarakat secarapartisipatif, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan sehingga masyarakat mampumenciptakan ketahanan sosial dan ekonomi serta ketahanan terhadap dampakperubahan iklim;

    (2) Upaya rehabilitasi hutan dan lahan kritis pada kawasan lindung (hutan dan nonhutan) dilaksanakan dalam kerangka peningkatan kesejahteraan masyarakat danketercapaian tutupan lahan dan kawasan lindung Jawa Barat sebesar 45 %.

    Paragraf 5Inisiasi Pengembangan Pertanian Ramah Lingkungan (Agro-ecologi)

    Pasal ...(1) Pengelolaan pertanian dilakukan untuk melindungi kawasan dan lahan pertanian

    secara berkelanjutan, mewujudkan kemandirian, ketahanan dan kedaulatanpangan, meningkatkan kemakmuran serta kesejahteraan petani dan masyarakat;meningkatkan perlindungan lahan pertanian dan pemberdayaan petani;

    (2) Dalam pelaksanaan pengelolaan pertanian harus brsifat keberlanjutan dankonsisten, keterpaduan, keterbukaan dan akuntabilitas, kebersamaan dan gotong-royong, partisipatif, dan keseimbangan, kelestarian lingkungan dan kearifan lokal;

    (3) Kegiatan pertanian wajib mengadopsi dan menerapkan teknologi budidayapertanian ramah lingkungan;

    (4) Dalam rangka meningkatkan produktivitas dan nilai hasil usaha pertanian, dikem-bangkan pertanian berbasis teknologi agro-ecologi dan organik, yang menghasilkankomoditi bebas pestisida/herbisida dan residu zat kimia lainnya yang berbahayabagi kesehatan manusia dan/atau mahluk hidup lainnya,

    (5) Setiap orang dilarang melakukan kegiatan budidaya pertanian tanaman pangan dan/atau hortikultura semusim pada lahan dengan kelerengan 45 %, yang dapatmenimbulkan atau memicu terjadinya erosi dan/atau longsor;

    Paragraf 6Kawasan Rumah Pangan Lestari

    Pasal ....(1) Dalam rangka peningkatan ketahanan dan kemandirian pangan serta pemenuhan

    gizi masyarakat dikembangkan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL);(2) KRPL dapat dikembangkan pada kawasan permukiman dan perumahan padat

    penduduk dan/atau kepemilikan lahan pertanian sangat sempit, dengan meman-faatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi;

    (3) Pemilihan komoditi disesuaikan dengan kondisi agro-ekologis dan sosial ekonomimasyarakat serta potensi pasar yang ada.

    .Pararagraf 7

    Pengembangan Usaha Perkebunan Ramah LingkunganPasal 11

    (1) Pengelolaan perkebunan dilakukan untuk meningkatkan produktivitas, nilai tambah,dan daya saing serta mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya alam secaraberkelanjutan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat;

    (2) Dalam pelaksanaan pengelolaan perkebunan wajib meningkatkan kemampuanuntuk mengembangkan kapasitas dan keberdayaan masyarakat secara partisipatif,berkeadilan, dan berwawasan lingkungan sehingga mampu menciptakan ketahanansosial dan ekonomi serta ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim;

  • Rancangan Peraturan Gubernur Jawa Barat Tentang Gerakan Citarum BESTARI 2014

    10

    (3) Dalam pengelolaan perkebunan dilarang menggunakan lahan perkebunan yangberstatus HGU untuk menanam tanaman semusim;

    (4) Dalam rangka penyelesaian konfliks tenurial di kawasan perkebunan, dikembangkanpengelolaan usaha perkebunan dengan melibatkan masyarakat setempat dalamusaha perkebunan, dengan komoditi tanaman perkebunan;

    (5) Setiap pengelola usaha perkebunan dilarang menebang pohon kayu-kayuan padalahan HGU yang dikelolaanya yang berada didalam kawasan lindung sesuaiperaturan perundang-undangan.

    Paragraf 8Pengembangan Perikanan Budidaya Ramah Lingkungan

    Pasal 12(1) Pengelolaan perikanan dilakukan untuk meningkatkan ketersediaan dan konsumsi

    sumber protein ikan, mengoptimalkan pengelolaan sumber daya ikan, mencapaipemanfaatan sumber daya ikan, lahan pembudidayaan ikan, dan lingkungansumber daya ikan secara optimal dan menjamin kelestarian sumber daya ikan;

    (2) Dalam pelaksanaan pengelolaan perikanan harus didasarkan pada prinsipkeseimbangan pemanfaatan sumber daya alam, manfaat yang optimal danberkelanjutan, serta terjaminnya kelestarian sumber daya ikan dan lingkunganhidup.

    (3) Setiap orang dilarang melakukan usaha perikanan budidaya pada kawasanperairan melampauai daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;

    (4) Bupati/Walikota melakukan penertiban usaha perikanan budidaya pada kawasanperairan umum yang sudah melebihi daya dukung dan daya tampung lingkunganhidup;

    (5) Dalam melakukan tindakan sebagaimana dimaksud pada Ayat 4, Bupati/Walikotadapat meminta bantuan kepada Tim Penegakan Hukum Lingkungan TerpaduProvinsi Jawa Barat melalui Wakil Gubernur Jawa Barat.

    (6) Usaha perikanan budidaya dapat dikembangkan dalam upaya alih profesi dankomoditi para petani untuk mengurangi tekanan pemanfaatan lahan yang rawanerosi dan longsor.

    Paragraf 9Pengembangan Usaha Peternakan Ramah Lingkungan

    Pasal 13(1) Pengelolaan peternakan dilakukan untuk mengelola sumber daya hewan yang

    berkelanjutan, mencukupi kebutuhan pangan yang berasal dari hewan secaramandiri dan berdaya saing;

    (2) Dalam pelaksanaan pengelolaan peternakan harus menjamin dari ancaman yangdapat mengganggu kesehatan atau kehidupan manusia, hewan dan lingkunganhidup;

    (3) Penataan kawasan peternakan yang jauh, sekurang-kurangnya 250 meter, darialiran air sungai Citarum.

    (4) Pengembangan usaha peternakan memperkuat strategi alih komoditi berbasis lahandan alih profesi petani sayuran;

    (5) Setiap orang wajib memanfaatkan dan/atau mengolah limbah dari tiap usahapeternakan menjadi bio-energi dan/atau pupuk organik;

    (6) Setiap orang dilarang membuang kotoran hewan ke media lingkungan hidup.

  • Rancangan Peraturan Gubernur Jawa Barat Tentang Gerakan Citarum BESTARI 2014

    11

    Paragraf 10Pengembangan Bioenergi Berbasis Kotoran Hewan dan Sampah/Limbah

    Pasal ...(1) Dalam rangka memanfaatkan sumberdaya lokal dan mengurangi limbah kotoran

    hewan dan sampah organik dikembangkan pengolahan menjadi gas bio (biogas);(2) Untuk meningkatkan efisiensi pengolahan sampah dan/atau limbah dilakukan

    penataan kawasan peternakan dan pengelolaan sampah/limbah;(3) Pada tiap TPA dikembangkan teknologi pemanfaatkan gas methan yang dihasilkan

    dari proses pembusukan atau dekomposisi sampah dan/atau limbah.Bagian Kedua

    Pembangunan Sivil TeknisParagraf 1

    Penataan Permukiman dan Kawasan PerumahanPasal 14

    (1) Pengelolaan permukiman dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rumahyang layakdalam lingkunganyang sehat, aman, serasi, dan teratur;

    (2) Dalam pelaksanaan pengelolaan permukiman harus menciptakan kawasanpermukiman yang tersusun secara terpadu dalam meningkatkan kualitaslingkungan;

    (3) Penataan permukiman didasarkan pada prinsip kebersamaan, kekeluargaan,keterjangkauan dan kelestarian lingkungan hidup;

    (4) Koordinasi pelaksanaan penataan permukiman dilakukan oleh OPD teknis yangmembidangi permukiman dan perumahan dengan melibatkan seluruh pemangkukepentingan;

    (5) Penataan permukiman dilakukan melalui upaya pembangunan perumahan layakhuni, penataan pemukiman/perkampungan kumuh disempadan sungai, penyediaansarana dan prasarana pengelolaan sampah dan air kotor, perbaikan drainase danpenyediaan air bersih serta penataan pertamanan;

    Paragraf 2Pengelolaan Sampah Domestik

    Pasal 15(1) Sampah domestik meliputi sampah rumah tangga dan samah sejenis sampah

    rumah tangga;(2) Pengelolaan sampah domestik dilakukan di sumbernya dengan melibatkan

    masyarakat dengan penerapan 3 R (reduse, reuse dan resikle);(3) Setiap Desa/Kelurahan dan Kecamatan wajib memiliki Tempat Pengumpulan

    Sampah Sementara (TPS);(4) Setiap orang waib memilah sampah menjadi: sampah organik, sampah anorganik

    dan sampah lainnya;(5) Setiap orang dilarang membuang sampah ke media lingkungan (anak-anak sungai,

    sungai, danau, situ, lahan yang tidak diperuntukan sebagai TPS/TPA);(6) Pengumpulan sampah domestik dari tiap rumah ke TPS Desa/Kelurahan (TPS-D)

    dilakukan oleh setiap anggota masyarakat yang menghasilkan sampah;(7) TPS Desa/Kelurahan dilakukan pemilahan dan pengolahan sampah organik melalui

    pengomposan;(8) Pengangkutan ssampah dari TPS Desa/Kelurahan ke TPS Kecamatan dilakukan

    oleh gerobak sampah bermotor.

    Paragraf 3Sanitasi Berbasis Masyarakat

  • Rancangan Peraturan Gubernur Jawa Barat Tentang Gerakan Citarum BESTARI 2014

    12

    Pasal 16(1) Pengelolaan kesehatan dilakukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

    kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatanmasyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumberdaya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.

    (2) Dalam pelaksanaan pengelolaan kesehatan harus didasarkan pada prinsippenyediaan pelayanan, tatanandan fasilitas kesehatan baik fisik maupun sosial bagimasyarakat.

    (3) Untuk memantau kesehatan lingkungan, dilakukan pemantauan secara berkalakualitas air sungai dan sumber air yang dipergunakan oleh penduduk untukkebutuhan sehar-hari.

    Bagian KetigaPengelolaan Sumber Daya Air

    Pasal 17(1) Pengelolaan sumber daya air dilakukan untuk menjamin ketersediaan sumber daya

    air yang dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentinganmasyarakat dalam segala bidang kehidupan.

    (2) Dalam pelaksanaan pengelolaan sumber daya air harus didasarkan pada prinsipkeseimbangan antara upaya konservasi dan pendayagunaan sumber daya air.

    (3) Pelaksanaan pengelolaan sumber daya air dilakukan oleh OPD yang membidangipengelolaan sumber daya air dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan;

    (4) Pengendalian daya rusak air dilakukan melalui upaya :a) Pencegahan daya rusak air dengan menjaga keseimbangan hulu hilir wilayah

    sungai.b) Penanganan pelumpuran (sedimentasi) melalui pengerukan/normalisasi aliran

    sungai/ anak sungai, situ, embung dan waduk.c) Penyediaan teknologi (tepat-guna) pengurangan daya rusak air;d) Pengurangan volume air larian dan peningkatan infiltrasi;e) Pembuatan bangunan konservasi tanah dan air;f) Penanggulangan daya rusak air;g) Pemulihan daya rusak air dengan perbaikan sistem prasarana sumberdaya air

    dan pemulihan lingkungan hidup.

    BAB VPENGEMBANGAN SOSIAL, EKONOMI DAN BUDAYA CINTA LINGKUNGAN

    Bagian KesatuPenguatan Kelembagaan dan Pengembangan Karakter Berbudaya Lingkungan

    Paragraf 1Penguatan Kelembagaan Masyarakat

    Pasal 18(1) Penguatan kapasitas kelembagaan dilakukan untuk menumbuhkembangkan

    kesadaran dan tanggung jawab masyarakat akan hak, kewajiban dan kesempatanberperanserta dalam pengelolaan DAS Citarum;

    (2) Penguatan kapasitas kelembagaan berprinsip pada terwujudnya kemitraan antaramasyarakat, pelaku usaha, perguruan tinggi dan pemerintah dalampenanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup di DASCitarum;

    (3) Penguatan kapasitas kelembagaan dilaksanakan melalui upaya: penetapan strategipeningkatan kesadaran para pemangku kepentingan, peningkatan kapasitasKelembagaan dan SDM, sosialisasi, kampanye, penyuluhan dan pembinaan tekniskepada semua pemangku kepentingan, termasuk kepada anak-anak, generasimuda dan pelaku usaha/industri.

  • Rancangan Peraturan Gubernur Jawa Barat Tentang Gerakan Citarum BESTARI 2014

    13

    Paragraf 2Penguatan Karakter Masyarakat Berbudaya Lingkungan

    Pasal 24(1) Karakter masyarakat berbudaya lingkungan sangat diperlukan dalam rangka

    melindungi, memulihkan dan melestarikan lingkungan hidup dari pencemaran danperusakan yang dapat menurunkan fungsi dan manfaat lingkungan bagi umatmanusia dan makluk hidup lainnya;

    (2) Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten wajib mengembangkan karaktermasyarakat berbudaya lingkungan sebagai bagian dari pembangunan manusiaseutuhnya;

    (3) Pengembangan karakter masyarakat berbudaya lingkungan dilakukan melaluipendidikan, pelatihan, penyuluhan, pendampingan dan bimbimbangan teknis;

    (4) Penguatan karakter masyarakat berbudaya lingkungan dilakukan melaluipengembangan Sekolah Adiwiyata, Eco-Pondok Pesantren, Sekolah Berbudayalingkungan (SBL), Sekolah Hijau (green school), Kantor atau Bangunan Berbudayalingkungan (eco-office, green building);

    (5) Kepada para peserta didik pada Sekolah dan Pondok Pesantren di DAS Citarumdikembangkan Beasiswa Citarum BESTARI;

    (6) Dalam rangka mendorong dan memotivasi anggota masyarakat, pelaku usaha, danlembaga pendidikan mewujudkan karakter peserta didik/masyarakat berbudayalingkungan dilakukan lomba dan pemberian penghargaan.

    Bagian KeduaPembangunan Ekonomi Perdesaan dan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat

    Paragraf 1Pembangunan Ekonomi Perdesaan

    Pasal 19(1) Pembangunan ekonomi pedesaan dilakukan untuk melestarikan dan memajukan

    adat, tradisi, dan budaya masyarakat Desa; mendorong prakarsa, gerakan, danpartisipasi masyarakat Desa; meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakatDesa;

    (2) Pembangunan ekonomi pedesaan harus didasarkan pada prinsip kebersamaan,kegotongroyongan, kekeluargaan, musyawarah, demokrasi, kemandirian,partisipasi, kesetaraan, pemberdayaan dan keberlanjutan;

    (3) Pembangunan ekonomi perdesaan dilakukan melalui upaya: penguatan jaringanpeningkatan produksi, jaringan distribusi dan pemasaran produk masyarakat desa,peningkatan Diklat keterampilan pengelolaan usaha dan teknis bagi pelaku usahaKUMKM di perdesaan, pengembangan Badan Usaha Milik Desa dan/atau Koperasiyang handal.

    Paragraf 2Pemberdayaan Ekonomi Rakyat

    Pasal 20(1) Pemberdayaan ekonomi rakyat dilakukan untuk meningkatkan kapasitas masyarkat

    sehingga menjadi tahu, mau, dan mampu memberdayakan serta membangun diridan lingkungannya secara mandiri;

    (2) Pemberdayaan ekonomi rakyat didasarkan pada prinsip partisipasi dan swadayamasyarakat dalam kegiatan peningkatan ekonomi rakyat dan meningkatkankemampuan penanggulangan kemiskinan.

    (3) Pemberdayaan ekonomi rakyat dilakukan melalui upaya: penguatan kelembagaanKoperasi dan UMKM, percepatan perluasan kesempatan berusaha berbasis nonlahan pertanian dan ramah lingkungan, pengembangan teknologi pengolahan hasilproduksi, pelayanan promosi produk unggulan dan pembukaan pasar produksimasyarakat.

  • Rancangan Peraturan Gubernur Jawa Barat Tentang Gerakan Citarum BESTARI 2014

    14

    Paragraf 3Pengembangan Industri Pengolahan dan Industri Kreatif

    Pasal 21(1) Dalam upaya pemanfaatan produksi hasil pertanian (hortikultura), sumberdaya dan

    kearifan lokal, peningatan nilai tambah serta membuka kesempatan berusaha danpenciptaan lapangan kerja dikembangkan industri pengolahan hasil pertanianrumahan

    (2) Pengembangan industri pengolahan hasil pertanian dan perkebunan berdasarkanpotensi sumberdaya lokal dan industri kreatif berbasis budaya lokal;

    (3) Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten memberikan memfasilitasi berupaDiklat, bimbingan teknis, modal usaha, pengemasan dan jaringan pemasaran.

    BAB VIHAK DAN KEWAJIBAN

    HakPasal 22

    (1) Setiap orang mempunyai hak yang sama atas kualitas air dan lingkungan hidupyang baik dan sehat.

    (2) Setiap orang mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan informasi mengenaistatus mutu air dan pengelolaan kualitas air serta pengendalian pencemaran air.

    (3) Setiap orang mempunyai hak untuk berperan serta dalam rangka pengelolaankualitas air dan pengendalian pencemaran air sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    KewajibanPasal 23

    (1) Setiap orang wajib melestarikan kualitas air pada sumber air dan mengendalikanpencemaran air pada sumber air dan lingkungan hidup

    (2) Setiap orang yang melakukan usaha dan atau kegiatan berkewajiban memberikaninformasi yang benar dan akurat mengenai pelaksanaan kewajiban pengelolaankualitas air dan pengendalian pencemaran air.

    BAB VIIPERANSERTA DAN PERUBAHAN PERILAKU MASYARAKAT

    Bagian PertamaPeranserta Masyarakat

    Pasal 24(1) Masyarakat memiliki hak dan kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk

    berperan aktif dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pelaksanaanGerakan Citarum BESTARI;

    (2) Peranserta masyarakat dapat berupa:a. Pemberian saran, pendapat, usul, keberatan, dan pengaduanb. Penyampaian data, informasi dan laporan;c. Pengawasan sosial terhadap praktik pengelolaan limbah industri oleh para

    pelaku usaha industri;d. Pengelolaan sampah domestik dan perilaku ramah lingkungan.

    (3) Peranserta masyarakat dilakukan untuk:a. Meningkatkan kepedulian dalam pengendalian pencemaran dan perusakan

    lingkungan di DAS Citarumb. Meningkatkan kemandirian, keberdayaan, dan kemitraan;

  • Rancangan Peraturan Gubernur Jawa Barat Tentang Gerakan Citarum BESTARI 2014

    15

    c. Menumbuh-kembangkan kemampuan dan kepeloporan dalam upayaperlindungan, konservasi dan rehabilitasi serta

    d. Meningkatkan kepedulian dalam pengendalian dan pengurangan beban dansumber pencemaran yang berasal dari limbah domestik

    e. Mengembangkan dan menjaga budaya dan kearifan lokal dalam rangkamewujudkan Citarum BESTARI.

    (4) Dalam rangka meningkatkan peranserta masyarakat dalam Gerakan CitarumBESTARI, dilakukan sosialisasi, fasilitasi, pendidikan dan pelatihan serta bimbinganteknis dan penyuluhan kepada semua pemangku kepentingan dalam mewujudkantujuan GCB;

    Bagian KeduaPengembangan Desa/Kelurahan Berbudaya Lingkungan

    Pasal 25(1) Dalam upaya meningkatkan peranserta semua masyarakat desa atau kelurahan

    dalam pelaksanaan Gerakan Citarum BESTARI dilakukan melalui kegiatanpengembangan Desa atau Kelurahan Berbudaya Lingkungan (Eco-village).

    (2) Untuk mewujudkan masyarakat Desa atau Keluruhan berbudaya lingkungan,Pemerintah Daerah memberikan bimbingan teknis, penyuluhan dan fasilitasikepada kelompok masyarakat yang bergabung dalam Kelompok Kader Desa atauKelurahan Berbudaya Lingkungan (Ecovillage).

    (3) Kader Desa dan/atau Kelurahan Berbudaya Lingkungan (D/KBL) bertugas,berfungsi dan bertanggung jawab sebagai penyuluh atau pendampingan dalamupaya mewujudkan masyarakat berbudaya lingkungan hidup;

    (4) Dalam menyiapkan kader desa atau kelurahan berbudaya lingkungan, dilakukanpendidikan dan pelatihan, penyuluhan, bimbingan teknis serta pendampingan,meliputi pembekalan metoda pemberdayaan masyarakat, komunikasi pembangun-an, PRA dan penyusunan rencana aksi yang disusun secara partisipatif;

    (5) Rencana aksi desa atau kelurahan dibahas dalam rembug/musyawarah Desa ataukelurahan dengan melibatkan Kepala Desa/Kepala Kelurahan dan semuapemangku kepentingan yang menggambarkan keterwakilan dari unsur pemerintah,tokoh masyarakat, lembaga pendidikan dan pelaku usaha di Desa atau Kelurahan

    (6) Rencana aksi Desa/Kelurahan juga memuat rencana kegiatan gotong royongsecara rutin sekurang-kurangnya sekali dalam tiap bulan.

    (7) Rencana akksi Desa/Kelurahan ditetapkan dalam Peraturan/Keputusan KepalaDesa atau Kepala Kelurahan.

    BAB VIIPEMANTAUAN, PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PENAATAN HUKUM

    LINGKUNGANBagian Pertama

    Pemantauan dan Pengendalian PencemaranPasal 26

    (1) Pemantauan kualitas limbah dan kualitas air di perairan umum (badan sungai danwaduk) dilakukan oleh BPLHD Provinsi Jawa Barat, dengan melibatkan institusiyang menangani urusan lingkungan hidup di Kabupaten/Kota di DAS Citarum

    (2) Pengendalian pencemaran air pada badan sungai Citarum dilakukan untukmenjamin kualitas air Citarum agar sesuai dengan baku mutu air melalui upayapencegahan, penanggulangan dan pemulihan kualitas air;

    (3) Pengendalian pencemaran dilakukan oleh OPD yang membidangi pengelolaanlingkungan hidup dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, meliputi:a. pengendalian pencemaran airb. pengelolaan B-3 dan limbah B-3

  • Rancangan Peraturan Gubernur Jawa Barat Tentang Gerakan Citarum BESTARI 2014

    16

    c. pengelolaan sampah domestik(4) Setiap orang dilarang membuang limbah atau sampah ke media lingkungan hidup

    (DAS Citarum), kecuali: memenuhi baku mutu lingkungan hidup dan mendapat izindari Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangan-nya berdasarkanketentuan peraturan perundang-undangan.

    (5) Setiap orang berkewajiban dan mempunyai hak untuk berperan serta dalampengendalian pencemaran air sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

    (6) Koordinasi dan sinergitas pengendalian pencemaran air dilakukan konsultasidengan Kementrian dan OPD Kabupaten / Kota yang membidangi pengelolaansampah rumah tangga, sumberdaya air, B3, limbah B3 dan limbah industri;

    (7) Pengendalian pencemaran air dilaksanakan melalui upaya:a. Pemantauan kualitas air sungai Citarum pada berbagai titik/stasiun pengamatan;b. Penguatan peran tokoh LSM, Akademisi dan Komunitas serta peningkatan

    kesadaran dan komitmen para pelaku usaha dalam mentaati peraturan dalampengolahan limbah untuk mengurangi pencemaran air sungai Citarum;

    c. Pembinaan, pemantauan, pengawasan dan pengendalian pencemaran airsungai, dengan melibatkan masyarakat , meliputi: (1) Limbah industri, (2) Limbahindustri kecil-menengah, (3) limbah domestik, (4) Limbah pertanian, (5)peternakan, (6) perikanan, (7) sampah;

    d. Pengolahan sampah dan limbah berbasis masyarakat.(8) Hasil pemantauan sebagaimana dimaksud dalam Ayat (2) disampaikan kepada

    Ketua Tim Penegakan Hukum Lingkungan Terpadu;(9) Untuk mengetahui ketercapaian tujuan dan target Gerakan Citarum BESTARI,

    ditetapkan data dasar kondisi sekarang (tahun 2014) kualitas air, meliputi:a. Kandungan sedimen lumpur terlarut di sungai Citarum hulu pada setiap titik

    pantau kualitas air sungai Citarum yang dilakukan oleh BPLHDb. Jumlah/volume sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga di

    Sungai Citarum pada setiap titik pantau tersebut pada Ayat (6) huruf a;c. Kualitas air sungai Citarum meliputi kadar COD, BOD, TSS, dll.d. Baku mutu air, baku mutu air limbah sesuai peraturan perundang-ungangan.

    Bagian KeduaPenaatan Hukum Lingkungan

    Paragraf 1Pengembangan Kesadaran dan Komitmen

    Pasal 27(1) Pelaksanaan penaatan hukum diutamakan dengan upaya yang berbasis

    kesepakatan, meningkatkan kesadaran dan ketaatan semua pemangkukepentingan (stakeholder);

    (2) Penyusunan dan penetapan regulasi dalam rangka pembangunan berbudayalingkungan di tingkat provinsi maupun tingkat kabupaten/kota dan Desa berbasiskesadaran;

    (3) Dalam upaya pengembangan kesdaran dan komitmen para pelaku usaha danmasyarakat dalam penaatan hukum dilakukan sosialisasi, dan penyuluhan peraturanperundang-undangan.

    Paragraf 2Penegakan Hukum Lingkungan Terpadu

    Pasal 28(2) Dalam rangka meningkatkan sinergitas dan kapasitas penegakan hukum

    lingkungan secara konsisten dan komprehensive ditetapkan Peraturan Bersamatentang Penegakan Hukum Lingkungan Terpadu (PHLT) di Provinsi Jawa Barat;

  • Rancangan Peraturan Gubernur Jawa Barat Tentang Gerakan Citarum BESTARI 2014

    17

    (3) Gubernur, Kepala Kepolisian Daerah Provinsi dan Kepala Kejaksaan TinggiProvinsi Jawa Barat menetapkan Peraturan Bersama tentang Pennegakan HukumLingkungan Terpadu di Jawa Barat; dan berlaku di seluruh Provinsi Jawa Barat;

    (4) Bupati/Walikota, Kepala Kepolisian Resort dan Keppala Kejaksaan Negerimenetapkan Keputusan Bersama Pennegakan Hukum Lingkungan Terpada padamasing-masing Kabupaten/Kota;

    (5) Tim Penegakan Hukum Lingkungan Terpadu Provinsi Jawa Barat dapat melakukanpenegakan hukum lingkungan di seluruh wilayah hukum Provinsi Jawa Baratsecara sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan aparat penegak hukum dan/atauOPD yang menangani urusan lingkungan hidup di Kabupaten/Kota;

    (6) Dalam melakukan upaya Penegakan Hukum Lingkungan di Kabupaten/Kota Bekasidan Kota Depok, TPHLT Jawa Barat mengadakan koordinasi dengan KepolisianDaerah Metro Jaya dan Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta;

    (7) Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat selakuKetua Tim Pelaksana Penegakan Hukum Lingkungan Terpadu mengkoordinasikanpelaksanaan upaya penegakan hukum lingkungan di seluruh Jawa Barat untukmenjamin ketaatan semua pelaku usaha dan pemangku kepentingan dalam upayamewujudkan tujuan dan sasaran Citarum BESTARI.

    BAB VIIIPENGORGANISASIAN, KERJASAMA DAN KEMITRAAN

    Bagian PertamaPengorganisasian Gerakan Citarum BESTARI

    Pasal 29(1) Dalam rangka menjamin pelaksanaan Gerakan Citarum BESATRI guna

    merwujudkan tujuan dan sasaran Gerakan secara berda-yaguna dan berhasilguna,dibentuk Badan Koordinasi Gerakan Citarum BESTARI, terdiri dari:a. Pengarah Gerakanb. Pengendali Gerakanc. Pelaksana Gerakand. Sekretariat Pengelola Gerakan Citarum BESTARI

    (2) Pengarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal ... Ayat (1) huruf a adalah:a. Ketua : Gubernur,b. Wakil Ketua : Wakil Gubernurc. Sekretaris : Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat;d. Anggota :

    1) Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah2) Inspektur Provinsi Jawa Barat3) Asisten Pemerintahan, Hukum dan HAM Setda Provinsi Jawa Barat;4) Asisten Administrasi Setda Provinsi Jawa Barat.

    (3) Pengendali Gerakan Citarum BESTARI sebagaimana dimaksud dalam Pasal ... Ayat(1) huruf b. adalah:a. Ketua : Asisten Ekenomi dan Pembangunan Sekretaris Daerahb. Wakil Ketua : Asisten Kesejahteraan Sosial Sekretaris Daerahc. Ketua Harian : Kepala BPLHD Provinsi Jawa Baratd. Anggota:

    1) Kepala Biro Keuangan;2) Kepala Biro Bina Produksi,3) Kepala Biro Administrasi Pembangunan,4) Kepala Biro Administrasi Perekonomian5) Kepala Biro OTDA dan Kerjasama6) Kepala Biro Pelayanan Sosial, dan7) Kepala Biro Pengembangan Sosial

    (4) Pelaksana Gerakan sebagaimana dimaksud dallam Ayat (1) Huruf c, dibentuk disetiap Dinas/Badan terkait, dengan susunan:a. Ketua : Kepala Dinas/Badan

  • Rancangan Peraturan Gubernur Jawa Barat Tentang Gerakan Citarum BESTARI 2014

    18

    b. Sekretaris : Sekretaris Dinas/Badanc. Pelaksana : Kepala Bidang dan Kepala Seksi terkait

    (5) Kelompok Tenaga Ahli berjumlah 5 (lima) orang, yaitu:1) Ahli Komunikasi / Penyuluhan Pembangunan2) Ahli Sosial Ekonomi SDA dan Lingkungan3) Ahli Pengelolaan DAS;4) Ahli Pemberdayaan Masyarakat5) Ahli Teknologi Lingkungan

    (6) Sekretariat Pengelola Gerakan (Secretariate of Movement Management - SMM)Citarum BESTARI sebagaimana dimaksud dalam Pasal ... Ayat (1) Huruf d beradadibawah dan membantu penyelenggaran pengelolaan Gerakan sehari-hari, dengansusunan:a. Ketua : Kepala BPLHD Provinsi Jawa Baratb. Sekretaris : Sekretaris BPLHD Provinsi Jawa Baratc. Anggota :

    1) Kepala Bidang Konservasi dan Mitigasi Bencana2) Kepala Bagian Lingkungan Hidup pada Biro Pelayanan Sosial3) Sekretaris OPD terkait4) Tenaga Ahli sebagaimana dimaksud dalam Pasal ... Ayat (6).5) Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH)6) Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)7) Tenaga teknisi sebanyak 5 orang.

    (7) Unit Pengelola Gerakan terdiri dari sekelompok tenaga ahli dan teknisi yang beradadibawah Kepala BPLHD Provinsi Jawa Barat. Tenaga ahli dan teknisi direkruitsesuai dengan kebutuhan berdasarkan usulan Kepala BPLHD dan disyahkan olehSekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat;

    (8) Unit Pengelola Gerakan (Movement Management Unit) bertugas membantu TimPengendali dan Tim Pelaksana dalam merancang dan memberi saran tentangrencana kegiatan dan pelaksanaan kegiatan pada tiap Dinas/Badan yangmelaksanakan kegiatan dalam rangka menjamin terwujudnya tujuan dan sasaranGerakan Citarum BESTARI;

    (9) Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten/Kota diDAS Citarum yang memiliki tugas pokok dan fungsi terkait dengan program dankegiatan yang dilaksanakan dalam upaya mewujudkan Citarum BESTARI wajibmemprioritaskan melaksanakan Program dan Kegiatan yang menjadi lingkup tugasdan kewenangannya;

    (10) Tugas, wewenang, mekanisme kerja dan tanggung jawab Pengarah, Pengendali,Pelaksana, Tenaga Ahli dan Sekretariat Pengelola Gerakan Citarum BESTARIditetapkan dalam Peraturan Gubernur Jawa Barat sebagaimana disajikan dalamLampiran, yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam Peraturan Gubernurini.

    Bagian KeduaKerjasama dan Kemitraan

    Paragraf PertamaKerjasamaPasal 30

    (1) Dalam rangka mewujudkan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Gerakan CitarumBESTARI, Gubernur mengembangkan kerjasama dengan Pemerintah, PemerintahKabupaten/Kota dan BUMN/BUMS:

  • Rancangan Peraturan Gubernur Jawa Barat Tentang Gerakan Citarum BESTARI 2014

    19

    a. Kerjasama dengan Pemerintah (Kementrian Terkait)b. Kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Kotac. Kerjasama dengan Instansi Pemerintah di Daerah,d. Organisasi Kemasyarakatane. Kemitraan dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik

    Daerah (BUMD) dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) dan pemangkukepentingan lainnya dilakukan sesuai kebutuhan;

    (2) Organisasi Pemerintah terkait sebagaimana dimaksud dalam Pasal .... Ayat (1)huruf a meliputi:a. BAPPENAS,b. Kementrian Kehutanan,c. Kementrian Pertanian,d. Kementrian Pekerjaan Umum,e. Kementrian Lingkungan Hidup,f. Kementrian Perindustrian,g. Kementrian Perdagangan,

    (3) Gubernur membangun kesepakatan bersama dengan Pemerintah Kabupaten/ Kotadi DAS Citarum meliputi:a. Kabupaten Bandungb. Kabupaten Bandung Baratc. Kabupaten Sumedangd. Kabupaten Purwakartae. Kabupaten Karawangf. Kabupaten Bekasig. Kabupaten Cianjurh. Kota Bandungi. Kota Cimahij. Kota Bekasi

    (4) Organisasi Pemerintah di Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal ... Ayat (1)huruf c, mulai:a. Komando Daerah Militer (KODAM) III/Siliwangib. Kepolisian Daerah (POLDA) Jawa Baratc. Kejaksaan Tinggi Jawa Barat;d. Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN).

    (5) Organisasi Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal ..... Ayat (1) hurufd, yaitu:a. Majelis Ulama Indonesia Jawa Barat;b. Pengurus Wilayah Organisasi Keagamaan Jawa Baratc. Pengurus Kelompok/Lembaga Swadaya Masyarakatd. Pengurus Wilayah PGRI Jawa Barat.

    (6) Gubernur dapat membangun kesepakatan bersama (MOU) dengan Pemerintah,Pemerintah Kabupaten/Kota, Instansi Pemerintah di Dearah, OrganisasiKemasyarakatan dan Kelompok/Lembaga Bukan Pemerintah sesuai kebutuhan.

    Paragraf KeduaKemitraanPasal 31

    (1) Gubernur melakukan kemitraan yang dituangkan dalam Kesepakatan Bersama(MOU) dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Swasta(BUMS) atau Lembaga/Kelompok Swadaya Masyarakat dalam menghimpunsumberdaya guna mewujudkan tujuan dan target capaian Gerakan CitarumBESTARI:

    (2) Pelaksanaan Kesepakatan Bersama (MOU) sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1)secara rinci diatur dalam naskah perjanjian kerjasama (PKS), dengan para mitrakerjasama (Kementrian, Pemerintah Kabupaten/Kota dan BUMN/BUMS dan

  • Rancangan Peraturan Gubernur Jawa Barat Tentang Gerakan Citarum BESTARI 2014

    20

    K/LSM) oleh Kepala OPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang menangani urusanyang menjadi obyek kerjasama/kemitraan.

    BAB IXPEMBIAYAANPasal 32

    (1) Segala pembiayaan kegiatan yang dilaksanakan dalam Gerakan Citarum BESTARI,dibebankan dari:a. ,APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)b. APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) Provinsi Jawa Baratc. APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) Kabupaten/Kota yang

    berada di DAS Citarumd. Sumber anggaran lain sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    (2) Dalam rangka koordinasi, dan sinergi seluruh program dan kegiatan yang akandilaksanakan disusun Rencana Aksi Multi Pihak Pelaksanaan Pekerjaan (RAM-IP)Pengelolaan Terpadu DAS Citarum

    (3) Penyusunan RAM-IP Pengelolaan DAS Citarum dikkordinasikan BadanPerencanaan Pembangunan Daerah yang dibantu oleh Tim Pengendali danPengelola yang ditetapkan oleh Gubernur

    (4) Peta Jalan (Road-Map) Integrated Citarum River Watershed Management merupa-kan bagian dari RAM IP Pengelolaan Terpadu DAS Citarum.

    BAB XPEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

    Bagian PertamaPemantauan dan Evaluasi

    Pasal 33(1) Pemantauan dilaksanakan untuk mengetahui ketercapaian tiap program/ kegiatan

    yang dilaksanakan dalam Gerakan citarum BESTARI;(2) Untuk mengetahui ketercapaian tujuan dan sasaran Gerakan Citarum BESTARI

    dilakukan penilaian/evaluasi capaian tujuan dan sasaran pada tahun ke 3 dan tahunke 5 sejak GCB dicanangkan pada tahun 2014

    (3) Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Ayat (2) dilaksanakan oleh Tim Independenyang ditetapkan oleh Kordinator Tim Pengendali sesuai ketentuan peraturanperundang-undangan

    (4) Penilaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi:a. perubahan perilaku masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan

    lingkungan hidupb. ketaatan masyarakat dalam pengelolaan sampah domestik, limbah peternakan

    dan perikanan, dan praktik pertanian ramah lingkunganc. ketaatan para pelaku usaha dalam melaksanakan kewajibannya dalam

    pengelolaan limbah industrid. kualitas air sungai Citarum menjadi Kelas II.

    (5) Tata cara dan kriteria/indikator penilaian ditetapkan dalam Keputusan Gubernur(6) Hasil penilaian Tim disajikan dalam Website Gerakan Citarum BESTARI yang dapat

    diakses oleh masyarakat.Bagian KeduaPelaporanPasal 37

    (1) Setiap OPD yang melaksanakan Program/Kegiatan dalam Gerakan CitarumBESTARI wajib membuat laporan bulanan, triwulan, semester dan bulanan sesuaiperaturan perundang-undangan;

  • Rancangan Peraturan Gubernur Jawa Barat Tentang Gerakan Citarum BESTARI 2014

    21

    (2) Laporan disampaikan kepada Gubernur melalui Koordinator Tim PengendaliGerakan Citarum BESTARI, dengan tembusan disampaikan antara lain kepadaSekretariat Gerakan Citarum BESTARI;

    (3) Rapat evaluasi kemajuan pelaksanaan kegiatan Gerakan citarum BESTARIdilaksanakan sekurang-kurangnya sekali dalam tiap bulan;

    (4) Rapat evaluasi tersebut pada Ayat (3) dipimpin oleh Koordinator Tim PengendaliGerakan Citarum BESTARI dan hasilnya dilaporkan kepada Gubernur, WakilGubernur dan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat;

    SANKSIPasal ...

    Sanksi terhadap pelanggaran ketentuan dalam Peraturan Gubernur ini sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    PENUTUPPasal 38

    Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

    Ditetapkan di BandungPada Tanggal GUBERNUR JAWA BARAT,

    AHMAD HERYAWANDiundangkan di Jakarta,Pada Tanggal SEKRETARIS DAERAH PROVINSI JAWA BARAT,

    WAWAN RIDWAN

    LEMBARAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN NOMOR