PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH...

88
PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN KINERJA KEUANGAN DAERAH SEBAGAI PEMEDIASI SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang Oleh Rina Anggraeni NIM 7211413077 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Transcript of PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH...

Page 1: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN

DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS

PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN KINERJA

KEUANGAN DAERAH SEBAGAI PEMEDIASI

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Rina Anggraeni

NIM 7211413077

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN
Page 3: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN
Page 4: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN
Page 5: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

1. Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian

akan diberikan balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna

Q.S An-Najm 40-41

Persembahan :

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Bapak Kasmiyanto dan Ibu Darsi tercinta,

terima kasih untuk kasih sayang, dukungan,

nasihat, dan doa yang senantiasa mengiringi

setiap langkah bagi keberhasilanku.

2. Kakak-kakakku tercinta Santo, Rinto dan Putri

serta segenap keluarga besar, terima kasih atas

doa dan dukungannya.

3. Almamaterku Universitas Negeri Semarang.

Page 6: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

vi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya, sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis menyusun skripsi dengan judul

“Pengaruh Kelengkapan Laporan Keuangan dan Fiscal Stress terhadap Indeks

Pembangunan Manusia dengan Kinerja Keuangan Daerah sebagai Pemediasi”.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

menyelesaikan program sarjana (S1) pada program sarjana Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini

penulis memperoleh bantuan, bimbingan, saran, dan dukungan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, dengan rasa hormat penulis ingin menyampaikan ucapan terima

kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Wahyono, M.M., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

3. Drs. Fachrurrozie, M.Si., Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Semarang.

4. Kiswanto, S.E., M.Si., Dosen Pembimbing I yang telah berkenan memberikan

bimbingan, pengarahan, dukungan, dan motivasi dalam penyelesaian skripsi.

5. Trisni Suryarini, SE., M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah berkenan

memberikan bimbingan, pengarahan, dukungan, dan motivasi dalam

penyelesaian skripsi.

Page 7: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN
Page 8: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

viii

SARI

Anggraeni, Rina. 2017. “Pengaruh Kelengkapan Laporan Keuangan dan Fiscal

Stress terhadap Indeks Pembangunan Manusia dengan Kinerja Keuangan Daerah

sebagai Pemediasi”. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi.Universitas

Negeri Semarang. Pembimbing I. Kiswanto, S.E., M.Si. II. Trisni Suryarini, SE.,

M.Si.

Kata kunci: Kelengkapan Laporan Keuangan, fiscal stress, indeks pembangunan

manusia, kinerja keuangan

Indeks Pembangunan Manusia mencerminkan tingginya akuntabilitas

pengelolaan keuangan daerah, sehingga IPM dapat menjadi salah satu indikator

keberhasilan pembangunan. Pembangunan merupakan usaha untuk memajukan

kehidupan masyarakat, sehingga dalam penyusunan anggaran untuk pembangunan

perlu diprioritaskan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

Kelengkapan Laporan Keuangan g dan fiscal stress terhadap indeks pembangunan

manusia dengan kinerja keuangan pemerintah daerah sebagai variabel intervening.

Populasi dalam penelitian ini adalah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah

tahun 2013-2015. Metode yang digunakan adalah sampel jenuh (sensus) yaitu

penggunaan seluruh populasi dengan jumlah 35 kabupaten/kota. Teknik analisis yang

digunakan adalah analisis jalur menggunakan Amos. Variabel kinerja keuangan

pemerintah daerah sebagai variabel intervening dilakukan uji sobel menggunakan

analisis online yaitu quantpsy.org.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kelengkapan laporan keuangan

berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Kinerja keuangan daerah

berpengaruh signifikan terhadap indeks pembangunan manusia. Sedangkan fiscal

stress tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan daerah. Berdasarkan

pengaruh tidak langsung, menunjukan bahwa kelengkapan laporan keuangan

berpengeruh signifikan terhadap indeks pembangunan manusia melalui kinerja

keuangan daerah. Sedangkan fiscal stress melalui kinerja keuangan daerah tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap indeks pembangunan manusia.

Saran dalam penelitian ini ditujukan kepada pemerintah daerah kabupaten/kota

di Provinsi Jawa Tengah perlu meningkatkan daya saing untuk menyeimbangkan

pendapatan daerah guna pemerataan pembangunan daerah. Pemerintah daerah perlu

melakukan pengawasan dalam pengalokasian anggaran pembangunan daerah. Serta

perbaikan kualitas sumber daya manusia di pemerintahan dalam pengelolaan

keuangan pemerintah daerah untuk meningkatkan kinerja pemerintah dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Page 9: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

ix

ABSTRACT

Anggraeni, Rina. 2017. "The Effect of Compliances of financial statement and

Fiscal Stress on Human Development Index with Local Financial Performance as an

mediation". Final Project. Accounting Department. Faculty of Economics. Semarang

State University. Advisor I. Kiswanto, S.E., M.Si. II. Trisni Suryarini, SE., M.Si.

Keywords: financial statement, fiscal stress, human development index, financial

performance.

Human Development Index reflects the high accountability of government

financial management, this is one indicator of the development successfully.

Development is an effort to promote people's lives, so in the preparation of budget for

development should be prioritized. This study aims to determine the effect of

Compliances of financial statement and fiscal stress on human development index

with local government financial performance as an intervening variable.

Population in this study is Districs / Cities in Central Java Province during

2013 to 2015. The method used is saturated sample (census), that is using of the

entire population with the number 35 districts / cities. The analytical method using

path analysis with AMOS. The financial performance of regional government as

intervening variable tested by Sobel Test using online analysis in quantpsy.org.

The results of this study showed that accrual accounting significantly has

positive effect on the government's financial performance. Financial performance

significantly has positive effect on the human development index. Meanwhile, the

fiscal stress does not have significant effect to the government's financial

performance. Based on indirect effect, showed that Completeness of financial

statement has significant effect to human development index through local financial

performance. The fiscal stress through the regional financial performance does not

have significant effect to the human development index.

Suggestions in this research are addressed to local government of

Districs/cities in Central Java Province in order to improve competitiveness of

regions to balance regional income for equalization of regional development. Local

governments need to monitor the allocation of regional development budgets.

Improvement the quality of government human resources in charge of local

government financial management to improve government performance in providing

services to the public.

Page 10: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii

PERNYATAAN ........................................................................................................ iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v

PRAKATA .............................................................................................................. vi

SARI ........................................................................................................................ viii

ABSTRACT .............................................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................................. x

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian ........................................................... 1

1.2. Identifikasi Masalah Penelitian ................................................................. 14

1.3. Cakupan Masalah Penelitian ..................................................................... 16

1.4. Perumusan Masalah Penelitian .................................................................. 16

1.5. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 17

1.6. Kegunaan Penelitian .................................................................................. 18

1.7. Orisinalitas Penelitian ................................................................................ 19

Page 11: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

xi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ...................... 20

2.1. Kajian Teori Utama (Grand Theory) ......................................................... 20

2.4.1. Teori Agensi (Agency Theory) .................................................................. 20

2.2. Kajian Variabel Penelitian ......................................................................... 23

2.2.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ....................................................... 23

2.2.2. Kelengkapan Laporan Keuangan............................................................... 29

2.2.3. Fiscal Stress ............................................................................................... 40

2.2.4. Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah ...................................................... 42

2.3. Kajian Penelitian Terdahulu ...................................................................... 52

2.4. Kerangka Berpikir dan Model Penelitian Empiris .................................... 54

2.4.1. Pengaruh Kelengkapan Laporan Keuangan terhadap Kinerja Keuangan

Daerah ........................................................................................................ 54

2.4.2. Pengaruh Fiscal Stress terhadap Kinerja Keuangan Daerah ..................... 56

2.4.3. Pengaruh Kinerja Keuangan Daerah terhadap Indeks Pembangunan

Manusia ..................................................................................................... 57

2.4.4. Pengaruh Kelengkapan Laporan Keuangan terhadap Indeks Pembangunan

Manusia melalui Kinerja Keuangan Daerah .............................................. 59

2.4.5. Pengaruh Fiscal Stress terhadap Indeks Pembangunan Manusia melalui

Kinerja Keuangan Daerah ........................................................................ 60

2.5. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 62

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 63

3.1. Desain Penelitian ....................................................................................... 63

Page 12: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

xii

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................. 63

3.3. Variabel Penelitian .................................................................................... 65

3.3.1. Variabel Dependen (Y) .............................................................................. 65

3.3.2. Variabel Independen (X) ........................................................................... 66

3.3.3. Variabel Mediasi (Z) ................................................................................. 69

3.4. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 72

3.5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ....................................................... 73

3.5.1. Analisis Statistik Deskriptif ....................................................................... 73

3.5.2. Pengujian Hipotesis ................................................................................... 73

3.5.3. Pengujian Hipotesis Mediasi ..................................................................... 77

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 80

4.1. Hasil Penelitian .......................................................................................... 80

4.1.1. Gambaran Obyek Penelitian ...................................................................... 80

4.1.2. Analisis Statistik Deskriptif ....................................................................... 81

4.1.3. Pengujian Hipotesis ................................................................................... 88

4.1.4. Analisis Jalur (Path Analysis).................................................................... 94

4.2. Pembahasan ............................................................................................ 99

4.2.1. Pengaruh Kelengkapan Laporan Keuangan terhadap Kinerja Keuangan

Daerah ..................................................................................................... 99

4.2.2. Pengaruh Fiscal Stress terhadap Kinerja Keuangan Daerah .................. 102

4.2.3. Pengaruh Kinerja Keuangan Daerah terhadap Indeks Pembangunan

Manusia .................................................................................................. 104

Page 13: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

xiii

4.2.4. Pengaruh Kelengkapan Laporan Keuangan terhadap Indeks Pembangunan

Manusia melalui Kinerja Keuangan Daerah ........................................... 106

4.2.5. Pengaruh Fiscal Stress terhadap Indeks Pembangunan Manusia melalui

Kinerja Keuangan Daerah ...................................................................... 110

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 112

5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 112

5.2. Saran ....................................................................................................... 113

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 114

LAMPIRAN ........................................................................................................... 121

Page 14: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Perbandingan IPM di Indonesia dan Provinsi di Pulau Jawa .................. 2

Tabel 2.1. Nilai Maksimum dan Minimum Indikator Komponen IPM ................... 28

Tabel 2.2. Klasifikasi IPM ....................................................................................... 28

Tabel 2.3. Perbedaan Komponen Laporan Keuangan .............................................. 39

Tabel 2.4. Skala Interval Rasio Derajat Desentralisasi Fiskal ................................. 47

Tabel 2.5. Pola Hubungan Tingkat Kemandirian Daerah ........................................ 49

Tabel 2.6. Kriteria Efektifitas Kinerja Keuangan..................................................... 51

Tabel 2.7. Kriteria Efisiensi Kinerja Keuangan ....................................................... 51

Tabel 2.8. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 52

Tabel 3.1. Daftar Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah ....................................... 64

Tabel 3.2. Devinisi Variabel Penelitian.................................................................... 71

Tabel 3.3. Indeks Goodness of Fit ............................................................................ 77

Tabel 4.1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif IPM ................................................... 82

Tabel 4.2. Klasifikasi IPM ....................................................................................... 82

Tabel 4.3. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Kelengkapan Laporan Keuangan ..... 83

Tabel 4.4. Kesesuaian Kelengkapan Laporan Keuangan ......................................... 84

Tabel 4.5. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Fiscal Stress ..................................... 85

Tabel 4.6. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Fiscal Stress ..................................... 86

Tabel 4.7. Pola Hubungan Tingkat Kemandirian Daerah ........................................ 87

Tabel 4.8. Hasil Analisis Goodness of Fit Model Penelitian ................................. 88

Page 15: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

xv

Tabel 4.9. Hasil Estimasi Regression Weights ....................................................... 91

Tabel 4.10. Hasil Estimasi Standardized Regression Weights ................................ 91

Tabel 4.11. Hasil Uji Hipotesis Parameter Model ................................................... 93

Tabel 4.12. Nilai Koefisien Determinasi atau Squared Multiple Correlation ......... 93

Tabel 4.13. Hasil Estimasi Standardized Direct Effects .......................................... 95

Tabel 4.14. Hasil Estimasi Standardized Indirect Effects ........................................ 96

Tabel 4.15. Hasil Estimasi Standardized Total Effects ............................................ 96

Tabel 4.16. Hasil Pengujian Hipotesis ..................................................................... 99

Page 16: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Akun yang Disajikan tidak sesuai SAP pada LKPD ............................ 9

Gambar 2.1. Kerangka Penelitian .............................................................................. 61

Gambar 4.1. Hubungan Variabel Penelitian .............................................................. 93

Gambar 4.2. Hasil Uji Sobel ...................................................................................... 98

Page 17: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah ........................... 122

Lampiran 2 Pengukuran Variabel IPM .......................................................... 123

Lampiran 3 Pengukuran Variabel Kelengkapan Laporan Keuangan ............. 124

Lampiran 4 Pengukuran Variabel Fiscal Stress ............................................. 127

Lampiran 5 Pengukuran Variabel Kinerja Keuangan .................................... 130

Lampiran 6 Hasil Output SPSS ...................................................................... 133

Lampiran 7 Hasil Output AMOS ................................................................... 134

Lampiran 8 Path Diagram Dan Uji Sobel ...................................................... 136

Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian .................................................................... 137

Lampiran 10 Surat Balasan Penelitian ............................................................. 138

Page 18: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indeks pembangunan manusia digunakan sebagai indikator untuk mengukur

kualitas sumber daya manusia guna mencapai taraf kesejahteraan dalam perencanaan

pembangunan. Perencanaan pembangunan manusia yang dilakukan suatu daerah

pastinya memerlukan dukungan terutama dari pemerintah. Dukungan tersebut dapat

diwujudkan melalui alokasi anggaran di sektor-sektor yang menunjang pembangunan

manusia. IPM dapat digunakan sebagai instrumen dalam pengalokasian anggaran

pembangunan di bidang yang berkaitan dengan fasilitas publik seperti pendidikan,

kesehatan dan ekonomi. Penganggaran yang dilakukan pemerintah daerah merupakan

pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah yang tercermin dalam

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Anggaran merupakan bagian dari akuntansi daerah yang mencerminkan

kebijakan pemerintah daerah dalam menentukan skala prioritas terkait program dan

kegiatan yang akan dilaksanakan dalam satu tahun anggaran. Tujuan dari anggaran

pembangunan adalah pelayanan publik, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pengalokasian anggaran diprioritaskan untuk meningkatkan kualitas kehidupan

masyarakat. Peningkatan kualitas hidup masyarakat akan meningkatkan IPM suatu

daerah. IPM akan meningkat apabila kinerja keuangan yang baik dalam pengelolaan

keuangan daerah, fiscal stress (tekanan anggaran) yang rendah, serta penyusunan

Page 19: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

2

laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi pemerintah (SAP) yang telah

ditetapkan.

Berkaitan dengan pembangunan, menurut Sandri, dkk, (2016) paradigma yang

sedang berkembang saat ini adalah pertumbuhan ekonomi yang diukur dengan

pembangunan manusia, dapat dilihat melalui tingkat kualitas hidup manusia tiap-tiap

negara. Memiliki sumber daya manusia yang berkualitas adalah salah satu kunci dari

peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu Negara (Fhino, 2009). Prioritas ini

diarapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan IPM sebagai alat

ukurnya.

Berdasarkan data BPS (2016), IPM dalam tingkat nasional dan provinsi

cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2010-2015, namun IPM Jawa Tengah

masih lebih rendah dari IPM nasional. Meskipun IPM Provinsi Jawa Tengah

mengalami peningkatan setiap tahunnya namun interval perubahannya mengalami

penurunan sebagaimana disajikan pada Tabel 1.1.

Tabel.1.1.

Perkembangan IPM di Indonesia dan Provinsi Jawa Tengah

Provinsi Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Indonesia 66,53 67,09 67,70 68,31 68,90 69,55

Jawa Tengah 66,08 66,64 67,21 68,02 68,78 69,49

Interval antar Tahun 0,56 0,57 0,81 0,76 0,71

Sumber: Badan Pusat Statistik tahun, 2015 (data diolah)

Data IPM Provinsi Jawa Tengah dari tahun 2010-2015 mengalami

peningkatan seperti ditunjukan Tabel 1.1 yaitu 66,08 pada tahun 2010 pada tahun

2015 menjadi 69,49 pada tahun 2015, namun interval perubahan IPM sejak tahun

Page 20: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

3

2014 dan 2015 mengalami penurunan. Hal ini berarti ketidakkonsistenan peningkatan

IPM di Provinsi Jawa Tengah. Katalog BPS (2016) menjelaskan status pembangunan

manusia Provinsi Jawa Tengah masih stagnan. Hingga saat ini pembangunan manusia

Provinsi Jawa Tengah masih dalam status “sedang” dan masih sama sejak tahun

2010. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa penerimaan yang dimiliki pemerintah

Provinsi Jawa Tengah belum optimal digunakan untuk menigkatkan kesejahteraan

masyarakat yang diukur dengan IPM.

IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya

pembangunan kualitas hidup manusia. IPM dapat mengukur tingkat kesejahteraan

baik dari sisi sosial dan ekonomi. Menurut Prakoso (2017) percepatan terwujudnya

kesejahteraan masyarakat di daerah merupakan tujuan pelaksanaan desentralisasi

fiskal, dan penyelenggaraan di daerah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.

Desentralisasi fiskal akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan

kesejahteraan masyarakat, karena pemerintah daerah akan lebih efisien dalam

produksi dan penyediaan barang-barang publik.

Katalog BPS (2015), menjelaskan bahwa IPM digunakan untuk menilai

keberhasilan kinerja pembangunan manusia di suatu wilayah melalui penyediaan

layanan publik yang baik. Pengelolaan keuangan daerah yang baik akan membawa

dampak yang baik pula bagi tersedianya pelayanan publik. Dengan layanan publik

yang baik diharapkan dapat meningkatkan aspek kehidupan masyarakat. Peningkatan

aspek kehidupan masyarakat dalam hal ini digambarkan dengan meningkatnya IPM.

Salah satu unsur yang paling penting dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

Page 21: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

4

pembangunan daerah cara pengelolaan keuangan daerah dengan baik, sehingga sesuai

dengan aspirasi pembangunan dan tuntutan masyarakat. Sejak berlakunya

desentralisasi fiskal dan otonomi daerah, daerah diberi kewenangan yang luas untuk

mengelola berbagai sumber dayanya sendiri dengan sesedikit mungkin campur tangan

pemerintah pusat, seperti dalam proses perencanaan pembangunan dan penganggaran.

Penganggaran merupakan komitmen resmi bagi pemerintah yang terkait

dengan rancangan keuangan atau ekspektasi mengenai berapa jumlah pendapatan

yang akan diterima dan berapa biaya yang dibutuhkan untuk mendanai berbagai

program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam periode tertentu di masa datang.

Peningkatan IPM salah satunya ditentukan oleh kemampuan keuangan daerah.

Delavallade (2006) dalam Dewi dan Sutrisna (2014) menyebutkan bahwa anggaran

dalam bidang infrastruktur publik diharapkan mampu meningkatkan akses

masyarakat dalam bidang kesejahteraan sehingga akan terjadi efisiensi dan pada

gilirannya akan meningkatkan pembangunan manusia. Dalam rangka mewujudkan

daerah dengan kualitas manusianya yang tinggi, pemerintah daerah menggunakan

APBD untuk membiayai pembangunan di sektor-sektor tersebut. Rendahnya

kapasitas dan kemampuan pengelolaan keuangan daerah akan sering menimbulkan

efek negatif yaitu rendahnya tingkat pelayanan bagi masyarakat dan tidak mampu

meningkatkan IPM.

Pengelolaan keuangan pemerintah yang baik akan menciptakan suasana yang

kondusif dalam meningkatkan indeks pembangunan manusia serta membawa dampak

yang baik pula bagi tersedianya layanan publik (Suryaningrum, dkk, 2015). Dengan

Page 22: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

5

layanan publik yang baik diharapkan dapat meningkatkan aspek kehidupan

masyarakat (Anggraeni dan Sutaryo, 2015). Peningkatan aspek kehidupan masyarakat

dalam hal ini digambarkan dengan meningkatnya IPM. Seiring dengan

berkembangnya konsep tentang pembangunan, sisi pembiayaan tidaklah manjadi

satu-satunya acuan kinerja pemerintahan suatu wilayah (Ridhanie, dkk., 2012).

Penerapan desentralisasi fiskal mengharuskan setiap daerah untuk bisa

mengelola keuangan daerahnya sendiri baik dari pengeluaran maupun pemasukannya,

namun pada kenyataannya tidak semua daerah mampu mengelola keuangan

daerahnya dengan baik, yaitu dengan memaksimalkan PAD (Narindra dan Jati, 2016).

Hal ini terjadi karena kemampuan setiap daerah untuk menyediakan pendanaan

berbeda-beda, dapat dilihat dari kemampuan untuk mengelola potensi SDM, serta

SDA setiap daerah memiliki potensi yang berbeda.

Dalam pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah daerah diharapkan mampu

menggali secara optimal sumber-sumber keuangan, mengelola, dan menggunakan

keuangannya sendiri untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan sehingga

memungkinkan kemandirian keuangan daerah bagi daerah kabupaten/kota. Dengan

terciptanya kemandirian keuangan daerah maka pemerintah daerah akan mampu

membiayai pembangunan daerahnya (Amalia dan Purbadharmaja, 2014). Peranan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam hal ini sangat menentukan kemandirian

keuangan daerah.

Peran pemerintah pusat sangat diperlukan dalam menerapkan kemadirian

keuangan daerah, usaha pemerintah dalam reformasi pengelolaan keuangan Negara

Page 23: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

6

secara berkelanjutan adalah dengan menetapkan standar akuntansi pemerintah

berbasis akrual yang ditetapkan dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP) Republik

Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

sebagai pengganti dari Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 24

Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).

Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang

diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah untuk

mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan di

lingkungan organisasi pemerintah. Sedangkan SAP basis akrual merupakan SAP

yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan

keuangan berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam

pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam

APBN/APBD. Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk mekanisme

pertanggungjawaban dan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan bagi pihak

eksternal (Fitria, 2006).

Standar Akuntansi Pemerintah sangat penting untuk transparansi dan

akuntabilitas suatu organisasi publik. SAP bertujuan untuk menciptakan transparansi

dan akuntabilitas sebagi bagian dari manajemen keuangan dengan mewajibkan

pemerintah daerah untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan. Bentuk dan isi

laporan keuangan pemerintah daerah harus disusun dan disajikan sesuai dengan SAP,

karena kesesuaian format penyusunan dan penyampaian laporan keuangan dengan

SAP akan mencerminkan kualitas, manfaat, dan kemampuan laporan keuangan itu

Page 24: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

7

sendiri (Fitria, 2006). Dengan mengikuti standar yang telah ditetapkan pemerintah

daerah, laporan keuangan tersebut telah memenuhi kriteria transparansi bagi

penggunan laporan keuangan.

Akuntansi sektor publik sangat relevan dengan konsep New Public

Management karena dapat membantu manajer sektor publik untuk mencapai tujuan

organisasi terkait dengan akuntabilitas internal dan eksternal. Alokasi sumber daya

pemerintah dapat dilakukan secara optimal jika didukung oleh akuntabilitas yang baik

(Arundel et al., 2015). Penerapan accrual accounting dapat diketahui dengan melihat

kelengkapan laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten/Kota berdasarkan PP

No.71 Tahun 2010. Unsur laporan keuangan menurut PP 71 Tahun 2010 berbasis

akrual yaitu laporan anggaran berupa laporan realisasi anggaran dan Laporan

Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL) dan laporan keuangan berupa Neraca,

Laporan Operasional, Laporan Arus Kas dan Laporan Perubahan Ekuitas serta

Catatan Atas Laporan Keuangan. Kelengkapan laporan keuangan tersebut dapat

dijadikan acuan apakah pemerintah daerah Kabupaten/Kota telah menerapkan

akuntansi basis akrual atau belum.

Perubahan basis akuntansi dari basis kas ke basis akrual pada sektor

pemerintahan dipandang sebagai bagian dari agenda New Public Management yang

dirancang untuk mencapai kondisi operasi yang lebih menyerupai bisnis dan kinerja

yang berfokus pada sektor publik. Para pendukung berpendapat bahwa akuntansi

akrual menyediakan informasi yang lebih tepat bagi para pengambil keputusan dan

akhirnya mengarah pada efektivitas dan efisiensi dan sektor publik (Hyndman and

Page 25: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

8

Connolly, 2011). Penerapan sistem akuntansi berbasis akrual oleh pemerintah daerah

sebaiknya diawali dengan kesadaran atas perlunya penerapan sistem akuntansi yang

baru tersebut.

Penerapan akuntansi berbasis akrual juga dapat memberikan manfaat lain

berupa transparansi keuangan, mempermudah identifikasi biaya layanan, serta

meningkatkan efisiensi alokasi sumber daya. Dalam konsep New Public

Management, perubahan menuju sistem akuntansi berbasis akrual memegang peran

penting dalam proses memodernisasi organisasi sektor publik (Widayat dan

Probohudono, 2016). Menurut Sulaiman dan Mitchell, (2005) dalam penelitian

Widayat dan Probohudono, (2016) perubahan basis akuntansi dari basis kas menuju

basis akrual merupakan tahap awal dalam proses perubahan akuntansi manajemen

yang lebih komprehensif. Selain itu, perubahan basis akuntansi merupakan fondasi

utama bagi perubahan dan perbaikan praktik akuntansi yang lebih nyata.

Tuntutan transparansi dan akuntabilitas publik atas dana-dana masyarakat

yang dikelola pemerintah memunculkan kebutuhan atas penggunaan akuntansi dalam

mencatat dan melaporkan kinerja pemerintahan. Namun pada kenyataannya

pemerintah daerah belum sepenuhnya menerapkan akuntansi akrual dalam mencatat

dan melaporkan kinerja daerahnya sebagaimana telah ditetapkan dalam PP No. 71

Tahun 2010. Pada Gambar 1.2. terlihat ketidakpatuhan pemerintah daerah dalam

penggunanan akun yang telah ditetapkan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa

penerapan basis akuntansi akrual belum sepenuhnya dilakukan.

Page 26: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

9

13% 3%

38%

8%

23%

15%

Ketidakpatuhan Terhadap Akun SAP

Aset Lancar

Investasi JK Panjang

Aset Tetap

Aset Lainnya

Beban LO

Gambar.1.1. Akun Tidak Sesuai SAP pada LKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

Sumber: Badan Pengelola Keuangan RI, 2016

Kinerja sektor publik sangat berpengaruh terhadap pembangunan daerah

dimana dengan pengelolaan dan pengoptimalan kekayaan daerah dapat meningkatkan

pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Upaya reformasi pengelolaan keuangan Negara

secara berkelanjutan salah satunya dengan pengelolaan keuangan daerah dimana

salah satu sumber penerimaan daerah berasal dari pendapatan asli daerahnya.

Penerapan akuntansi akrual yang baik melalui kelengkapan laporan keuangan yang

dibuat pemerintah daerah, diharapkan dapat meningkatkan kinerja pemerintah daerah

dalam pelayanan publik di bidang pendidikan, kesehatan maupun pengeluaran yang

berdampak pada kualitas hidup masyarakat dan berpengaruh terhadap pembangunan

manusia.

Pemerintah daerah selain dituntut untuk memiliki kemandirian dalam

pengelolaan keuangan daerah, Adhiantoko (2013) menjelskan bahwa ciri utama suatu

daerah yang mampu menerapkan otonomi, yaitu (1) kemampuan keuangan daerah,

artinya daerah harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-

sumber keuangan untuk membiayai sumber pemerintahannya, dan (2) ketergantungan

Page 27: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

10

kepada bantuan pusat harus seminimal mungkin, agar PAD menjadi bagian sumber

keuangan terbesar sehingga peranan pemerintah daerah jadi lebih besar.

Otonomi daerah di satu sisi memberikan kewenangan yang luas kepada

pemerintah daerah, namun disisi lain memberikan implikasi tanggung jawab yang

lebih besar bagi pemerintah daerah dalam upaya peningkatan kesejahteraan

masyarakat (Huda, 2015). Beberapa daerah tergolong sebagai daerah yang beruntung

karena memiliki sumber-sumber penerimaan yang potensial, yang berasal dari pajak,

retribusi daerah, maupun ketersediaan sumber daya alam yang memadai yang dapat

dijadikan sumber penerimaan daerah. Namun, disisi lain bagi beberapa daerah,

otonomi bisa jadi menimbulkan persoalan tersendiri mengingat adanya tuntutan untuk

meningkatkan kemandirian daerah. Daerah-daerah yang tidak memiliki kesiapan

memasuki era otonomi bisa mengalami tekanan fiskal, fiscal stress menjadi semakin

tinggi dikarenakan adanya tuntutan peningkatan kemandirian yang ditunjukan dengan

meningkatnya penerimaan sendiri untuk membiayai berbagai pengeluaran yang ada.

Kinerja keuangan daerah memiliki peran penting dalam mengelola keuangan

yang diperoleh setiap daerah melalui pengoptimalam kekayaan daerah dalam

membiayai kebutuhannya (Setyawan dan Adi, 2008). Penurunan kegiatan ekonomi di

berbagai daerah dapat juga menyebabkan penurunan PAD sehingga daerah tersebut

akan bergantung pada dana perimbangan yang akan menimbulkan gejala tekanan

fiskal (fiscal stress). Implementasi undang-undang otonomi daerah diharapkan dapat

memberikan motivasi bagi daerah untuk meningkatkan pendapatan asli daerahnya.

Pemerintah diharapkan menggali potensi yang ada di daerahnya, sehingga PAD nya

Page 28: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

11

dapat digunakan untuk membiayai belanja daerah, khususnya yang berkaitan

langsung dengan pelayanan publik ataupun peningkatan prasarana yang mendukung

percepatan pertumbuhan ekonomi daerah. Tekanan fiskal yang tinggi akan

berdampak pada kinerja keuangan pemerintah dalam mengatur dan mengalokasikan

anggarannya untuk pembangunan daerah.

Penelitian Setyawan dan Adi (2008) menjelaskan adanya indikasi bahwa

fiscal stress yang tinggi semakin mendorong daerah untuk meningkatkan belanja

daerahnya. Peningkatan pertumbuhan belanja merupakan cerminan dari semakin

tingginya pembangunan suatu daerah. Sejalan dengan hasil tersebut, Muryawan dan

Sukarsa (2016) menyatakan bahwa fiscal stress berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi baik secara langsung ataupun di mediasi kinerja keuangan

daerah. Ketersediaan sumber-sumber daya potensial dan kesiapan daerah menjadi

faktor penting keberhasilan daerah dalam era otonomi daerah. Dalam rangka

mewujudkan daerah dengan kualitas manusianya yang tinggi, pemerintah daerah

menggunakan APBD untuk membiayai pembangunan di sektor-sektor tersebut.

Rendahnya kapasitas dan kemampuan pengelolaan keuangan daerah akan sering

menimbulkan efek negatif yaitu rendahnya tingkat pelayanan bagi masyarakat dan

tidak mampu meningkatkan IPM.

Kinerja keuangan daerah dalam penelitian ini digunakan sebagai variabel

pemediasi. Variabel pemediasi digunakan untuk melihat hubungan antar variabel

independen dan dependen secara tidak langsung (Wahyudin, 2015). Kinerja keuangan

merupakan salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk menganalisis kinerja

Page 29: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

12

pemerintah daerah dalam mengelola keuangan di daerah. Pada penelitian ini, kinerja

keuangan daerah sebagai pengukur dalam pengoptimalan kekayaan daerah untuk

pengalokasian anggaran pembangunan. Kinerja keuangan daerah yang baik mampu

meningkatkan daerah untuk lebih mandiri dalam mengelola keuangannya. Daerah

yang mandiri dalam mengelola keuangannya akan mampu membiayai sendiri

kegiatan pemerintah, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat tanpa

mengharapkan transfer dana dari pemerintah pusat sehingga akan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat (Dewi dan Sutrisna, 2014).

Fiscal stress menjadi semakin tinggi dikarenakan adanya tuntutan

peningkatan kemandirian yang ditunjukan dengan meningkatnya penerimaan sendiri

untuk membiayai berbagai pengeluaran yang ada. Kinerja keuangan daerah memiliki

peran penting dalam mengelola keuangan yang diperoleh setiap daerah melalui

pengoptimalam kekayaan daerah dalam membiayai kebutuhannya (Setyawan dan

Adi, 2008). Kinerja keuangan daerah dapat digunakan sebagai alat ukur penerimaan

pendapatan daerah, pengalokasian anggarannya serta penyusunan laporan keuangan

sesuai dengan pedoman dan aturan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat.

Kemampuan daerah dalam menjalankan desentralisasi fiskal dan otonomi

daerah dapat dilihat dengan mengetahui kinerja keuangan daerah. Salah satu alat ukur

yang dapat digunakan untuk menganalisis kinerja pemerintah daerah dalam

mengelola keuangan di daerah adalah rasio keuangan terhadap APBD yang telah

ditetapkan dan dilaksanakan (Halim, 2007). Kinerja keuangan adalah kinerja yang

dinilai berdasarkan ukuran angka dalam satuan nilai uang. Pemerintah daerah sebagai

Page 30: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

13

pihak agen dalam menjalankan amanah yang diberikan oleh masyarakat sebagai

pihak prinsipal maka pemda harus meningkatkan kinerja keuangannya (Noviyanti dan

Kiswanto, 2016). Pengukuran kinerja keuangan dalam organisasi pemerintah terdapat

beberapa ukuran kinerja, yaitu rasio kemandirian, rasio efektivitas, rasio efisiensi,

rasio aktivitas, debt service coverage ratio dan rasio pertumbuhan.

Tingkat kekayaan daerah dicerminkan dengan peningkatan Pendapatan Asli

Daerah (PAD). Peningkatan PAD merupakan akses dari pertumbuhan ekonomi.

Jumlah kenaikan kontribusi PAD sangat berperan dalam kemandirian pemerintah

daerah (Noviyanti dan Kiswanto, 2016). Daerah yang sudah mandiri dalam aspek

keuangan diharapkan bisa melaksanakan pembangunan dan pelayanan kepada

masyarakat tanpa mengharapkan transfer dana dari pemerintah pusat. Rasio

kemandirian keuangan daerah dihitung dengan cara membandingkan jumlah

penerimaan PAD dengan jumlah penerimaan pendapatan transfer dari pusat, provinsi

dan pinjaman daerah. Semakin tinggi rasio ini menunjukan pemerintah daerah

semakin tinggi kemandirian keuangan daerahnya. Karena dengan semakin rendah

pendapatan transfer maka terdapat kecenderungan suatu daerah dapat

mengoptimalkan dan mengelola kekayaan daerahnya dengan baik.

Pengukuran kinerja keuangan untuk kepentingan publik dapat dijadikan

evaluasi dan memulihkan kinerja dengan pembanding skema kerja dan

pelaksanaannya. Selain itu, dapat juga digunakan sebagai tolak ukur untuk

peningkatan kinerja khususnya keuangan pemerintah daerah pada periode berikutnya.

Delavallade (2006) dalam Dewi dan Sutrisna (2014) menyebutkan bahwa anggaran

Page 31: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

14

dalam bidang infrastruktur publik diharapkan mampu meningkatkan akses

masyarakat dalam bidang kesejahteraan sehingga akan terjadi efisiensi dan pada

gilirannya akan meningkatkan pembangunan manusia.

Hasil penelitian Anggraeni dan Sutaryo (2015) menyatakan bahwa rasio

derajat desentralisasi fiskal berpengaruh signifikan terhadap IPM. Dewi dan Sutrisna

(2014) berasumsi bahwa kemandirian keuangan daerah berdampak pada IPM, dimana

jika kemandirian keuangan daerah meningkat maka akan meningkatkan indeks

pembangunan manusia. Hal Tersebut diperkuat dengan penelitian Harliyani dan

Haryadi (2016) yang menyatakan bahwa IPM Provinsi Jambi dipengaruhi oleh

kinerja keuangan daerah melalui rasio derajat desentralisasi fiskal dan keserasian

belanja langsung.

Berdasarkan latar belakang di atas pentingnya peran pemerintah daerah

terhadap peningkatan IPM bagi kesejahteraan penduduk Provinsi Jawa Tengah,

diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai “Pengaruh Kelengkapan Laporan

Keuangan dan Fiscal Stress terhadap Indeks Pembangunan Manusia dengan

Kinerja Keuangan Daerah sebagai Pemediasi”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menguji faktor-faktor apa saja yang

dapat mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Terdapat berbagai

permasalahan yang timbul berkaitan dengan Pertumbuhan Pembangunan Manusia

diantaranya:

Page 32: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

15

1) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian pembangunan

manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup. Sebagai ukuran

kualitas hidup, IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar yang

mencangkup kesehatan, pengetahuan, dan standar hidup. Indeks

Pembangunan Manusia Indonesia telah meningkat 2,37 poin, yaitu dari 66,53

menjadi 68,90. Dalam kurun waktu tersebut, IPM Indonesia tumbuh 0,89

persen per tahun. Namun kemajuan ini masih menempatkan Indonesia pada

level pembangunan manusia “sedang” (BPS, 2014).

2) Pencapaian pembangunan manusia di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota

semakin membaik dalam kurun waktu 2010-2015. Sama dengan pencapain

Indonesia, pada tingkat provinsi dan kabupaten juga masih dalam level

“sedang”. Tantangan pembangunan manusia di Indonesia yang masih

memerlukan perhatian serius adalah kesenjangan capaian pembangunan antar

wilayah. Kesenjangan pembangunan manusia antar Kabupaten/Kota di dalam

provinsi masih relatif tinggi.

3) Indeks pembangunan manusia merupakan salah satu indikator keberhasilan

pembangunan dan cermin dari pengelolaan keuangan pemerintah yang

akuntabilitasnya tinggi. Pengelolaan keuangan yang baik akan menciptakan

suasana yang kondusif dalam meningkatkan indeks pembangunan manusia.

Pengalokasian anggaran untuk pembangunan harus dikelola dan dioptimalkan

guna pembangunan daerah.

Page 33: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

16

4) Otonomi daerah diharapkan mampu meningkatkan kemajuan pembangunan di

wilayah otonom. Kunci kebijakan untuk meningkatkan kemajuan serta

mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah harus berprinsip pada

hakikat pembangunan manusia. Dalam rangka meningkatkan pembangunan

manusia Kabupaten/Kota, peran pemerintah daerah sangat diperlukan untuk

menggali potensi-potensi daerah dalam upaya meningkatkan pendapatan

daerah untuk pembiayaan pembangunan daerah.

1.3 Cakupan Masalah

Penelitian ini meneliti pengaruh Kelengkapan Laporan Keuangan dan fiscal

stress terhadap Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Jawa Tengah dengan kinerja

keuangan daerah sebagai variabel pemediasi. Populasi dalam penelitian ini adalah 35

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013-2015 dikarenakan Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Tengah berstatus sedang sejak tahun

2010 atau stagnan. Sampel pada penelitian ini menggunakan sampel jenuh (sensus)

yaitu penggunaan seluruh populasi.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut.

1) Bagaimana pengaruh Kelengkapan Laporan Keuangan terhadap Kinerja

Keuangan daerah di Kabupaten/Kota di Jawa Tengah?

Page 34: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

17

2) Bagaimana pengaruh Fiscal Stress terhadap Kinerja Keuangan daerah di

Kabupaten/Kota di Jawa Tengah?

3) Bagaimana pengaruh Kinerja Keuangan Daerah terhadap Indeks

Pembangunan Manusia di Kabupaten/Kota di Jawa Tengah?

4) Bagaimana pengaruh Kelengkapan Laporan Keuangan terhadap Indeks

Pembangunan Manusia melalui Kinerja Keuangan Daerah di Kabupaten/Kota

di Jawa Tengah?

5) Bagaimana pengaruh Fiscal Stress terhadap Indeks Pembangunan Manusia

melalui Kinerja Keuangan Daerah di Kabupaten/Kota di Jawa Tengah?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1) Untuk menganalisis pengaruh Kelengkapan Laporan Keuangan terhadap

Kinerja Keuangan Daerah di Kabupaten/Kota di Jawa Tengah.

2) Untuk menganalisis pengaruh Fiscal Stress terhadap Kinerja Keuangan

Daerah di Kabupaten/Kota di Jawa Tengah.

3) Untuk menganalisis pengaruh Kinerja Keuangan Daerah terhadap Indeks

Pembangunan Manusia di Kabupaten/Kota di Jawa Tengah.

4) Untuk menganalisis pengaruh Kelengkapan Laporan Keuangan terhadap

Indeks Pembangunan Manusia melalui Kinerja Keuangan Daerah di

Kabupaten/Kota di Jawa Tengah.

Page 35: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

18

5) Untuk menganalisis pengaruh Fiscal Stress terhadap Indeks Pembangunan

Manusia melalui Kinerja Keuangan Daerah di Kabupaten/Kota di Jawa

Tengah.

1.6 Kegunaan Penelitian

1) Kegunaan Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat,

sebagai berikut ini.

a) Bagi pembaca dan mahasiswa, hasil ini diharapkan dapat menambah wacana,

informasi, dan kajian ilmu pengetahuan tentang analisis pengaruh

Kelengkapan Laporan Keuangan, fiscal stress, dan kinerja keuangan daerah

terhadap Indeks Pembangunan Manusia pada Kabupaten/Kota di Jawa

Tengah.

b) Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan

memberikan pengetahuan dalam menentukan penelitian yang sejenis

berdasarkan teori dan konsep yang sudah ada.

2) Kegunaan Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat,

sebagai berikut ini.

a) Bagi pemerintah daerah, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

referensi dan memberikan sumbangan pemikiran kepada pemerintah daerah

Kabupaten/Kota di Jawa Tengah untuk mengambil keputusan yang

Page 36: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

19

berhubungan dengan tujuan pemerintah dalam menunjang keberhasilan

peningkatan kualitas pembangunan manusia dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

b) Bagi peneliti sejenis, penelitian ini diharapkan dapat dijadiakan sebagai

sumber referensi dalam mengembangkan penelitian yang sejenis dan lebih

mendalam terkait topik penelitian yang sama yang belum dijelaskan mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia.

1.7 Orisinilitas Penelitian

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh Muryawan

dan Sukarsa (2016) dengan beberapa perbedaan. Perbedaan pertama, penelitian ini

menambah variabel independen Kelengkapan Laporan Keuangan. Kedua, kinerja

keuangan pemerintah daerah dalam penelitian ini di ukur dengan menggunakan rasio

kemandirian keuangan daerah dan sebagai variabel pemediasi untuk memperkuat

pengaruh antar variabel independen terhadap variabel dependen. Ketiga, periode

untuk penelitian ini adalah tahun 2013-2015. Keempat, cakupan wilayah dari

penelitian ini adalah provinsi Jawa Tengah.

Penelitian ini penting untuk dilakukan agar dapat mengetahui perkembangan

dan pertumbuhan pembangunan manusia di Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini juga

dapat dijadikan bahan evaluasi kinerja keuangan pemerintah daerah pada setiap

periode untuk tujuan perbaikan kinerja di masa mendatang. Berdasarkan uraian di

atas, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kelengkapan

Page 37: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

20

Laporan Keuangan dan Fiscal Stress terhadap Indeks Pembangunan Manusia dengan

Kinerja Keuangan Daerah sebagai Pemediasi”.

Page 38: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

21

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1. Kajian Teori Utama (Grand Theory)

Bagian ini akan menjelaskan teori yang menjadi dasar penelitian ini, serta

membantu menganalisis hasil penelitian yang didapat dalam penelitian. Berikut ini

adalah teori yang mendasari penelitian ini:

2.1.1. Agency Theory

Teori keagenan ini dikembangkan oleh Jensen dan Meckling tahun 1976.

Teori keagenan menyatakan bahwa hubungan keagenan merupakan sebuah kontrak

dimana satu atau lebih (pinsipal) melimpahkan wewenang kepada orang lain (agen)

untuk kepentingan mereka. Permasalahan hubungan keagenan ini mengakibatkan

terjadinya informasi asimetris dan konflik kepentingan.

Teori keagenan berusaha menjelaskan hubungan antara agen dan prinsipal

dengan menggunakan mekanisme suatu kontrak. Teori keagenan menggunakan

penekanan pada penyelesaian dua masalah yaitu: 1) masalah keagenan muncul ketika

keinginan/tujuan antara agen dan prinsipal bertentangan dan sulit bagi prinsipal

memverivikasi hasil kerja agen yang sesungguhnya. 2) masalah pembagian resiko

yang terjadi ketika prinsipal mempunyai preferensi dan sikap yang berbeda terhadap

suatu resiko.

Sejak otonomi daerah berlaku di Indonesia berdasarkan UU No.22 Tahun

1999 tentang Pemerintah Daerah, perspektif keagenan (agency theory) dapat

Page 39: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

22

digunakan disektor publik. Undang-undang tersebut memisahkan dengan tegas antara

fungsi pemerintah daerah (eksekutif) dengan fungsi perwakilan rakyat (legislatif).

Berdasarkan pembedaan fungsi tersebut, eksekutif melakukan perencanaan,

pelaksanaan, dan pelaporan atas anggaran daerah, yang merupakan manifestasi dari

pelayanan kepada publik, sedangkan legislatif berperan aktif dalam melaksanakan

legislasi, penganggaran, dan pengawasan (Anggraini dan Sutaryo, 2015).

Teori keagenan dijadikan sebagai acuan utama dalam penelitian ini untuk

menjelaskan konflik yang terjadi pemerintah daerah dan masyarakat yang diwakili

oleh DPRD berkaitan dengan kebijakan keuangan daerah (Sandri, dkk, 2016).

Terjadinya perbedaan kepentingan antara kedua belah pihak yang terikat dalam suatu

kontrak. Dalam kontrak tersebut pemerintah disamping ingin memuaskan prinsipal

juga bertujuan untuk memaksimalkan kepentingannya.

Kaitan teori keagenan dalam penelitian ini dapat dilihat melalui hubugan

pemerintah dengan masyarakat. Masyarakat yang diwaliki oleh DPRD adalah

prinsipal dan pemerintah adalah agent. Agent diharapkan mengambil kebijakan

keuangan yang menguntungkan prinsipal. Prinsipal memiliki wewenang peraturan

dan memberikan sumber daya kepada agen dalam bentuk pajak, retribusi, dana

perimbangan, hasil pengelolaan kekayaan daerah dan lain-lain pendapatan yang sah

(Sandri, dkk, 2016).

Hubungan keagenan dalam pemerintahan dijalankan berdasarkan peraturan

daerah dan bukan semata-mata hanya untuk memenuhi kepentingan prinsipal saja.

Hal ini dikarenakan ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam membangun

Page 40: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

23

suatu daerah. Kesimpulannya tujuan prinsipal harus mengiringi tujuan

mengembangkan suatu daerah dan untuk membuat rakyatnya sejahtera.

Pemerintah daerah sebagai pihak yang diserahi tugas menjalankan roda

pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat, wajib menyampaikan

laporan pertanggung jawaban keuangan daerahnya untuk dinilai apakah pemerintah

berhasil menjalankan tugasnya dengan baik atau tidak. Bila keputusan agen

merugikan bagi pihak pinsipal maka akan timbul masalah keagenan. Karena tidak

mengetahui apa yang sebenarnya dilakukan oleh agen (assymetric information) maka

prinsipal membutuhkan pihak ketiga yang mampu menyakinkan prinsipal bahwa apa

yang dilakukan agen adalah benar.

2.2. Kajian Variabel Penelitian

2.2.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

a. Pengertian Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari

pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyatnya

untuk menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan yang produktif

(Human Development Report, 2014). UNDP (United Nation Development Program)

mendefinisikan pembangunan manusia (human development) sebagai upaya untuk

menciptakan/memberikan perluasan pilihan bagi penduduk (enralging people’s

choice). Pembangunan manusia menurut BPS (2014) berarti pertumbuhan yang

positif dan perubahan dalam tingkat kesejahteraan.

Page 41: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

24

IPM merupakan indikator penting dan bermanfaat untuk mengukur

keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia

(masyarakat/penduduk). IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan

suatu wilayah atau Negara. Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena

selain sebagai ukuran kinerja pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu

alokator Dana Alokasi Umum (DAU). Pada tahun 2015 IPM mengalami perubahan

karena beberapa alasan, yaitu:

1) Beberapa indikator sudah tidak tepat digunakan dalam perhitungan IPM.

Angka melek huruf sudah tidak relevan dalam mengukur pendidikan secara

utuh karena tidak dapat menggambarkan kualitas pendidikan. Selain itu,

karena angka melek huruf di sebagian besar daerah sudah tinggi, sehingga

tidak dapat membedakan tingkat pendidikan antar daerah dengan baik.

Indikator lain yaitu PDB per kapita tidak dapat menggambarkan pendapatan

masyarakat pada suatu wilayah.

2) Kegunaan rumus rata-rata aritmatik dalam perhitungan IPM menggambarkan

bahwa capaian yang rendah di suatu dimansi dapat ditutupi oleh capaian dari

dimensi yang lain.

Perubahannya adalah Angka Melek Huruf pada metode lama diganti dengan

Angka Harapan Lama Sekolah. Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita diganti

dengan Produk Nasional Bruto (PNB) per kapita. Perhitungan metode agregasi

diubah dari Rata-Rata Lama Sekolah dan Angka Harapan Lama Sekolah, dapat

diperoleh gambaran yang lebih relevan dalam pendidikan dan perubahan yang terjadi,

Page 42: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

25

PNB menggantikan PDB karena lebih menggambarkan pendapatan masyarakat pada

suatu wilayah. Dengan menggunakan rata-rata geometrik dalam penyusunan IPM

dapat diartikan bahwa capaian suatu dimensi tidak dapat ditutupi oleh capaian di

dimensi lain. Artinya, untuk mewujudkan pembangunan manusia yang baik, ketiga

dimensi harus memperoleh perhatian yang sama besar karena sama pentingnya.

UNDP telah melaksanakan penelitian dan menerbitkan buku Laporan

Pembangunan Manusia (HRD) yang berisi mengenai perkembangan indeks HDI di

seluruh dunia dan pembahasan komprehensif mengenai suatu aspek pembangunan

manusia yang menjadi permasalahan dan kepedulian global. IPM ini merupakan

indeks komposit atas 3 (tiga) indeks, yaitu (BPS, 2015):

1) Indeks Harapan Hidup

Indeks harapan hidup menunjukan jumlah tahun hidup yang diharapkan dapat

dinikmati penduduk suatu wilayah. Dengan memasukan informasi mengenai

angka kelahiran dan kematian per tahun diharapkan akan mencerminkan rata-

rata lama hidup sekaligus hidup sehat masyarakat. Data dasar yang

dibutuhkan dalam metode ini adalah rata-rata anak lahir hidup dan rata-rata

anak masih hidup dari wanita pernah kawin. Untuk mendapatkan indeks

harapan hidup dengan cara menstandardkan angka harapan hidup terhadap

nilai maksimum dan minimumnya.

2) Indeks Pendidikan

Perhitungan indeks pendidikan (IP) metode baru mencakup dua indikator

yaitu harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah. Populasi yang

Page 43: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

26

digunakan untuk harapan lama sekolah adalah penduduk yang berusia 7 tahun

keatas karena mengikuti kebijakan pemerintah yaitu program wajib belajar.

Rata-rata lama sekolah populasinya adalah penduduk berusia 25 tahun keatas

dalam menjalani pendidikan formal dengan asumsi pada umur 25 tahun proses

pendidikan sudah berakhir.

3) Indeks Standar Hidup

Berbeda dengan UNDP yang menggunakan indikator GDP per kapita riil yang

telah disesuaikan (adjusted real GDP per capita) sebagai indikator.

Perhitungan IPM sub nasional (provinsi atau Kabupaten/Kota) tidak memakai

PDRB per kapita karena PDRB per kapita hanya mengukur produksi suatu

wilayah dan tidak mencerminkan daya beli riil masyarakat yang merupakan

concern IPM. BPS menggunakan data rata-rata pengeluaran per kapita yang

dibuat konstan/rill yaitu 100. Daya beli penduduk antar provinsi di Indonesia

dengan metode baru menggunakan 96 komoditi dimana 66 komoditi

merupakan makanan dan sisanya merupakan komoditas non makanan.

b. Pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

IPM yang diperkenalkan oleh United Nation Development Program (UNDP),

sejak tahun 1990 digunakan untuk menggambarkan perkembangan pembangunan

manusia secara berkelanjutan. Sebelum menghitung IPM, setiap komponen harus

dihitung indeksnya. Formula yang digunakan dalam perhitungan indeks komponen

IPM adalah sebagai berikut:

Page 44: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

27

1) Indeks Kesehatan

2) Indeks Pendidikan

3) Indeks Pengeluaran

( ) ( )

( ) ( )

Menghitung indeks masing-masing komponen IPM digunakan batas

maksimum dan minimum dengan rumus sebagai berikut (BPS, 2014):

Indeks (Xi) = (Xi-Xmin) / (Xmaks-Xmin)

Dimana:

Xi = Nilai Indikator IPM ke-I (i=1,2,3)

Xmaks = Nilai Maksimum Xi

Xmin = Nilai Minimum Xi

Persamaan tersebut akan menghasilkan nilai 0 < Xi < 1, untuk mempermudah

cara membaca skala dinyatakan dalam 100 persen sehingga interval nilai menjadi 0 <

Xi < 100.

Tinggi rendahnya indikator IPM dapat dilihat menggunakan nilai maksimum

dan nilai minimum dari masing-masing indikator tersebut. Nilai maksimum dan nilai

minimum indikator IPM dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Page 45: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

28

Tabel 2.1.

Nilai Maksimum dan Minimum Indikator Komponen IPM

Indikator Minimum Maksimum

UNDP BPS UNDP BPS

Angka harapan hidup (AHH) 20 20 85 85

Harapan Lama Sekolah (HLS) 0 0 18 18

Rata-rata lama sekolah (RLS) 0 0 15 15

Pengeluaran per kapita

disesuaikan

100

(U$)

1.007.436

(Rp)

107.721

(U$)

26.572.352

(Rp)

Sumber: Badan Pusat Statistik (2014)

Jika nilai indikator IPM yang diperoleh diatas nilai maksimum, maka

indikator tersebut dapat dikategorikan tinggi. Jika nilai yang diperoleh diantara nilai

maksimum dan minimum, maka indikator dapat dikategorikan sedang. Serta jika nilai

dibawah nilai minimum, maka indikator dikategorikan rendah. Konsep pembangunan

manusia yang dikembangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menetapkan

peringkat kinerja pembangunan manusia pada skala 0,0-100,0. Klasifikasi IPM

tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2.

Klasifikasi IPM

Sumber: Badan Pusat Statistik (2015)

Selanjutnya nilai IPM dapat dihitung sebagai:

No. Klasifikas Capaian IPM

1. Sangat Tinggi IPM ≥ 80,0

2. Tinggi 70 ≤ IPM < 80

3. Sedang 60 ≤ IPM < 70

4. Rendah IPM < 60

Page 46: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

29

2.2.2. Kelengkapan Laporan Keuangan

a. Pemerintah Daerah

Menurut UU No. 32 Tahun 2004 Pemerintah Daerah adalah penyeleggaraan

urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan

tugas pembantuan dengan prinsip otonom seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagaimana dimaksud dalam Undang-

undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemerintah Daerah menurut

UU No. 32 Tahun 2004 adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat

daerah sebagai unsur penyelenggaraan pemerintah daerah.

b. Akuntansi Pemerintahan

Akuntansi pemerintahan merupakan bidang ilmu akuntansi sektor publik yang

saat ini sedang berkembang sagat pesat. Sebagai salah satu bidang ilmu akuntansi,

definisi akuntansi pemerintah tidak akan terlepas dari pemahaman tentang akuntansi

itu sendiri, termasuk perkembangannya di Indonesia. Erlina (2015:2) menjelaskan

bahwa akuntansi pemerintah mengkhususkan pencatatan dan pelaporan transaksi-

transaksi yang terjadi di dalam pemerintahan. Dalam akuntansi pemerintahan, data

akuntansi digunakan untuk mmberikan informasi mengenai transaksi ekonomi dan

keuangan pemerintah kepada pihak eksekutif, legislatif, yudikatif, dan masyarakat.

c. Standar Akuntansi Pemerintahan

SAP menurut PP No. 71 Tahun 2010 adalah prinsip-prinsip akuntansi yang

diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah daerah.

SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya

Page 47: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

30

meningkatkan kualitas laporan keuangan di Indonesia. Untuk memecahkan berbagai

kebutuhan yang muncul dalam pelaporan keuangan, akuntansi dan audit di

pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah di Indonesia

diperlukan sebuah Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang kredibel yang dibentuk

sebuah komite SAP.

Komite SAP bertugas menyiapkan penyusunan konsep Rancangan Peraturan

Pemerintah tentang SAP sebagai prinsip-prinsip akuntansi yang wajib diterapkan

dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah

daerah. KSAP bertujuan mengembangkan program-program pengembangan

akuntabilitas dan manajemen keuangan pemerintahan,termasuk mengembangkan

SAP.

d. Basis Akuntansi Pemerintahan

Basis akuntansi merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang menentukan kapan

pengaruh atas transaksi atau kewajiban harus diakui untuk tujuan pelaporan

keuangan. Basis akuntansi pada umumnya ada dua yaitu basis kas dan basis akrual.

a) Basis Akuntansi Kas (Cash Basis of Accounting)

Basis kas menurut PP No 71 Tahun 2010 didukung dengan Permendagri

Nomor 64 Tahun 2013 adalah akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan

peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Menurut Kieso

dkk (2008) basis akuntansi kas murni dimana pendapatan hanya diakui pada saat kas

diterima dan beban hanya diakui pada saat kas dibayarkan. Praktek akuntansi

pemerintahan di Indonesia, basis kas digunakan untuk menyajikan Laporan Realisasi

Page 48: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

31

Anggaran yang berarti bahwa pendapatan diakui pada saat kas diterima oleh

Rekening Kas Umum Negara/Daerah, dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan

dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah (Kusuma, 2015).

Akuntansi berbasis kas ini tentu memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan-kelebihan akuntansi berbasis kas adalah laporan keuangan berbasis kas

memperlihatkan sumber dana, alokasi, dan penggunaan sumber-sumber kas, mudah

untuk dimengerti dan dijelaskan, pembuat laporan keuangan tidak membutuhkan

pengetahuan yang mendetail tentang akuntansi dan tidak memerlukan pertimbangan

ketika menentukan jumlah arus kas dalam suatu periode. Sementara itu keterbatasan

akuntansi berbasis kas adalah hanya memfokuskan pada arus kas dalam periode

pelaporan berjalan dan mengabaikan arus sumber daya lain yang mungkin

berpengaruh pada kamampuan pemerintah untuk menyediakan barang dan jasa saat

sekarang dan masa datang, laporan posisi keuangan (neraca) tidak dapat disajikan

karena tidak terdapat pencatatan secara double entry, tidak dapat menyediakan

informasi mengenai mengenai biaya pelayanan (cost of service) sebagai alat untuk

penetapan harga (pricing), kebijakan kontrak publik, untuk kontrol dan evaluasi

kinerja.

b) Basis Akuntansi Akrual (Accrual Basis of Accounting)

Basis akrual menurut Lampiran I.02 PSAP 01 dalam paragraf 8 PP Nomor 71

Tahun 2010 didukung dengan Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 Pasal 1 ayat (10)

adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada

saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas

Page 49: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

32

diterima atau dibayar. Sedangkan menurut Kieso, dkk., (2008) basis akuntansi akrual

(accrual basis of accounting) dimana pendapatan diakui pada saat dihasilkan dan

beban diakui pada periode terjadinya, tanpa memperhatikan waktu penerimaan atau

pembayaran kas.

Praktek akuntansi pemerintahan di Indonesia, basis akrual digunakan untuk

menyajikan asset, kewajiban, dan ekuitas dana. Asset diakui saat telah diterima atau

diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasannya berpindah.

Sedangkan kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima dan atau pada saat

kewajiban timbul. SAP akrual berdasarkan PP Nomor 71 Tahun 2010 dikembangkan

dari SAP yang ditetapkan dalam PP Nomor 24 Tahun 2005 dengan mengacu pada

International Publik Sektor Accounting Standard (IPSAS) dan memperhatikan

peraturan perundangan serta kondisi Indonesia.

e. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Sebagai salah satu entitas pelapor setiap periodenya pemerintah daerah juga

membuat laporan yang disebut Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah yang dimaksud dengan Laporan

Keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara/daerah

selama suatu periode. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang merupakan

gabungan dari laporan keuangna SKPD yang ada dalam pemerintahan daerah sesuai

dengan peraturan yang berlaku yang digunakan untuk menyediakan informasi yang

Page 50: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

33

relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu

entitas pelaporan selama periode pelaporan.

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang dibuat dalam setiap periodenya

akan memuat anggaran yang direncanakan dan akan memuat realisasi dari anggaran

tersebut. Dari anggaran yang ditetapkan diperbandingkan dengan realisasi akan

tampak bagaimana pemerintah daerah mengelola keuangannya. Selain kedua hal itu

masih banyak lagi informasi dalam laporan keuangan pemerintah daerah yang dapat

bermanfaat untuk mengukur kinerja atau untuk kegunaan lainnya.

f. Komponen Laporan Keuangan menurut PP No.71 Tahun 2010

Pembuatan laporan keuangan dilakukan oleh masing-masing Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD). Laporan keuangan tersebut akan dikonsolidasikan oleh

entitas pelaporan dalam hal ini disebut sebagai Satuan Kerja Pengelola Keuangan

Daerah (SKPKD) menjadi laporan keuangan pemerintah daerah

Provinsi/Kota/Kabupaten (Erlina, dkk, 2015). PSAP No.1 Paragraf 14, koponen

laporan keuangan terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary report) dan

laporan keuangan (financial report) yang terdiri dari:

a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Laporan Realisasi Anggaran berdasarkan kerangka konseptual PP 71 Tahun

2010 paragraf 61-62 menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber

daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah yang menggambarkan

perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam periode pelaporan. Laporan

realisasi anggaran menggunakan basis akuntansi kas dalam penyajiannya. Pendapatan

Page 51: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

34

dan peneriman pembiayaan diakui pada saat kas diterima pada kas umum

Negara/daerah. Sedangkan belanja dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat

terjadinya pengeluaran dari rekening kas umum Negara/daerah. Sisa lebih/kurang

pembiayaan anggaran pada akhir periode pelaporan dipindahkan ke laporan

perubahan saldo anggaran lebih (SAL).

b) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan

atau penurunan saldo anggaran lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Laporan perubahan saldo anggaran lebih menyajikan secara komparatif

dengan periode-periode sebelumnya sekurang-kurangnya pos-pos berikut:

(1) Saldo anggaran lebih awal

(2) Penggunaan saldo anggaran lebih

(3) Sisa lebih/kurangpembiayaan anggaran tahun berjalan

(4) Koreksi kesalahan pembukuan tahun sebelumnya

(5) Lain-lain

(6) Saldo anggaran lebih akhir.

c) Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai

asset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Unsur yang dicakup neraca terdiri

dari asset, kewajiban, dan ekuitas. Berikut masing-masing penjelasan unsur tersebut:

(1) Asset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasasi dan/atau dimiliki oleh

pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat

Page 52: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

35

ekonomi dan/atau sosial dimasa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh

pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang.

(2) Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang

penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi

pemerintah.

(3) Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara

asset dan kewajiban pemerintah.

Neraca menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya sekurang-

kurangnya pos-pos berikut:

(1) Kas dan setara kas

(2) Investasi jangka pendek

(3) Piutang pajak dan bukan pajak

(4) Persediaan

(5) Investasi jangka panjang

(6) Asset tetap

(7) Kewajiban jangka pendek

(8) Kewajiban jangka panjang

(9) Ekuitas.

d) Laporan Operasional (LO)

Laporan operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang

menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah

Page 53: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

36

untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan. Unsur

yang dicakup dalam laporan operasional terdiri dari:

(1) Pendapatan-LO

Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai

penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran bersangkutan dan tidak perlu

dibayar kembali. Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas

pendapatan tersebut atau ada aliran masuk sumber daya ekonomi.

(2) Beban

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode

pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau

konsumsi asset atau timbulnya kewajiban. Beban diakui pada saat timbulnya

oleh entitas pelaporan.

(3) Surplus/defisit dari operasi

Surplus dari kegiatan operasional adalah selisih lebih antara pendapatan dan

beban selama satu periode pelaporan. Sedangkan defisit dari dari kegiatan

operasional adalah selisih kurang antara pendapatan dan beban selama satu

periode pelaporan. Selisih lebih/kurang antara pendapatan dan beban selama

satu periode pelaporan dicatat dalam pos surplus/defisit dari kegiatan

operasional.

(4) Kegiatan non operasional

Pendapatan dan beban yang sifatnya tidak rutin perlu dikelompokkan

tersendiri dalam kegiatan non operasional. Selisih lebih/kurang antara

Page 54: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

37

surplus/defisit dari kegiatan operasional dan surplus/defisit dari kegiatan non

operasional merupakan surplus/defisit sebelum pos luar biasa.

(5) Surplus/defisit sebelum pos luar biasa

(6) Pos luar biasa

Pos luar biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa yang terjadi

karena kejadian atau transaksi yang bukan merupakan operasi biasa, tidak

diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada diluar kendali atau pengaruh

entitas bersangkutan.

(7) Surplus/defisit-LO

Surplus/defisit-LO adalah penjumlahan selisih lebih/kurang antara

surplus/defisit kegiatan operasional, kegiatan non operasional, dan kejadian

luar biasa. Saldo surplus/defisit-LO pada akhir periode pelaporan dipindahkan

ke laporan perubahan ekuitas.

e) Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas

operasi, investasi, pendanaan dan transitoris yang menggambarkan mengenai sumber,

penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi, dan saldo

kas dan setara kas pada periode pelaporan.

f) Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos:

(1) Ekuitas awal

(2) Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan

Page 55: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

38

(3) Koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas dana, yang

antara lain berasal dari dampak komulatif yang disebabkan oleh perubahan

kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar, misalnya:

(a) Koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada periode-

periode sebelumnya.

(b) Perubahan nilai asset tetap karena revaluasi asset tetap.

(4) Ekuitas akhir

g) Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

Catatan Atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari

angka yang tertera dari laporan realisasi anggaran, laporan perubahan SAL, laporan

operasional, laporan perubahan ekuitas, neraca, dan laporan arus kas. CALK

mencangkup informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas

pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan dan untuk diungkapkan

dalam SAP serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian

laporan keuangan secara wajar. Catatan atas laporan keuangan sekurang-kurangnya

disajikan dengan susunan sebagai berikut:

(1) Mengungkapkan informasi umum tentang entitas pelaporan dan entitas

akuntansi.

(2) Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi mikro.

(3) Menyajikan ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan

berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target.

Page 56: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

39

(4) Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan

kebijakan-kebijakan akuntansi yng dipilih untuk diterapkan atas transaksi-

transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya.

(5) Menyajikan rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada

lembar muka laporan keuangan.

(6) Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar

Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan

keuangan.

(7) Menyediakan informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar,

yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.

Tabel 2.3.

Perbedaan Komponen Laporan Keuangan

PP No.24 tahun 2005 PP No.71 Tahun 2010

Komponen Laporan Keuangan Pokok:

1. Neraca

2. Laporan Realisasi Anggaran

3. Laporan Arus Kas

4. Catatan Atas Laporan Keuangan

Laporan yang bersifat optional:

1. Laporan Kinerja Keuangan

(LKK)

2. Laporan Perubahan Ekuitas

(LPE)

Komponen Laporan Keuangan Pokok:

A. Laporan Anggaran

1. Laporan Realisasi Anggaran

(LRA)

2. Laporan Perubahan Saldo

Anggaran Lebih (SAL)

B. Laporan Finansial

1. Neraca

2. Laporan Operasional (LO)

3. Laporan Arus Kas (LAK)

4. Laporan Perubahan Ekuitas

(LPE)

C. Catatan Atas Laporan Keuangan

Sumber: PP No.71 Tahun 2010

Page 57: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

40

2.2.3. Fiscal Stress

Tidak ada definisi Fiscal Stress yang diterima secara universal, sehingga para

peneliti membuat definisi sendiri yang mampu menjawab tujuan penelitian mereka

dengan mempertimbangka ketersediaan data (Arnett, 2011). Banyak definisi dan

indikator Fiscal Stress yang diajukan oleh berbagai penelitian di luar negeri. Arnett

(2011) menyebutkan bahwa Fiscal Stress merupakan tekanan anggaran (fiscal) yang

terjadi akibat keterbatasan penerimaan daerah yang dapat memberikan pengaruh yang

cukup besar terhadap penyelenggaran pelayanan publik. Dimana tekanan keuangan

(Fiscal Stress) menjadi semakin tinggi dikarenakan keterbatasan penerimaan

pendapatan anggaran pada pemerintah daerah untuk membiayai pelaksanaan

pembangunan dan meningkatan kemandirian di daerahnya (Muryawan dan Sukarsa,

2016).

Ketersediaan sumber-sumber daya daerah potensial dan kesiapan sumber daya

manusia bagi daerah menjadi faktor penting keberhasilan dalam era otonomi. Sobel

dan Holcombe dalam Adi dan Setyawan (2008), mengemukakan bahwa terjadinya

krisis keuangan disebabkan tidak cukupnya penerimaan atau pendapatan dalam

memenuhi kebutuhan pengeluaran. Daerah-daerah yang tidak memiliki kesiapan

dalam era otonomi bisa mengalami hal yang sama, dimana tekanan fiskal (Fiscal

Stress) yang terjadi semakin tinggi. Salah satu aspek dari pemerintah yang harus

diatur secara hati-hati adalah masalah pengelolaan keuangan daerah dan anggaran

daerah. Seperti yang diketahui, anggaran daerah adalah rencana kerja pemerintah

daerah dalam bentuk uang (rupiah) dalam satu periode tertentu (satu tahun).

Page 58: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

41

Anggaran daerah atau anggaran pendapatan dan belanja daerah merupakan instrumen

kebijakan yang utama bagi pemerintah daerah. Sebagai instrumen kebijakan,

anggaran daerah menduduki posisi sentral dalam upaya pengembangan kapabilitas

dan efektifitas pemerintah daerah.

Anggaran daerah digunakan sebagai alat untuk menentukan besar pendapatan

dan pengeluaran, membantu pengambilan keputusan dan perencanaan pembangunan.

Dalam kaitan ini, proses penyusunan dan pelaksanaan anggaran hendaknya

difokuskan pada upaya untuk mendukung pelaksanaan aktivitas atau program yang

menjadi prioritas dan preferensi daerah yang bersangkutan. Arnett (2011) literature

tantang kondisi keuangan dan pengukuran Fiscal Stress menekankan beberapa isu

yang perlu dipertimbangkan dalam pengukuran Fiscal Stress dalam spectrum kondisi

keuangan publik. Terdapat 5 (lima) kategori pengukuran Fiscal Stress di tigkat

daerah (state) yang dikaji oleh Arnett (2011), antara lain: defisit anggaran (budget

defisits), saldo anggaran akhir tahun yang tidak dicantumkan (year-end unreserved

budget balance), penurunan atas kinerja penerimaan pemerintah daerah (decline in

states’s revenues performances), peningkatan pajak relatif terhadap trend pengeluaran

(tax increases relative to spending trends) dan rasio keuangan (financial rations).

Shamsub dan Akoto (2004) mengelompokan penyebab timbulnya Fiscal

Stress ke dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu:

1) Menekankan bahwa peran siklus ekonomi dapat menyebakan Fiscal Stress.

Penyebab utama terjadinya Fiscal Stress adalah kondisi ekonomi seperti

pertumbuhan ekonomi yang menurun dan resersi.

Page 59: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

42

2) Menekankan bahwa ketiadaan perangsang bisnis dan kemunduran industri

sebagai penyebab utama timbulnya Fiscal Stress. Yu dan Korman (1987)

dalam Shamsub dan Akoto (2004) menemukan bahwa kemunduran industri

menjadikan berkurangnya hasil pajak tetapi pelayanan jasa meningkat, hal ini

dapat menyebabkan Fiscal Stress.

3) Menerangkan bahwa Fiscal Stress sebagai fungsi politik dan faktor-faktor

keuangan yang tidak terkontrol. Ginsberg (1988) dalam Shamsub dan Akoto

(2004) menunjukan bahwa sebagian dari peran ketidakefisienan birokrasi,

korupsi, gaji yang tinggi untuk pegawai, dan tingginya belanja untuk

kesejahteraan sebagai penyebab fiscal tress.

Ketergantungan daerah yang sangat besar terhadap dana perimbangan dari

pusat dalam banyak hal kurang mencerminkan akuntabilitas daerah. Otonomi daerah

menuntut daerah untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) seiring dengan

peningkatan kemandirian, daerah diharapkan mampu mengurangi ketergantungan

terhadap pemerintah pusat. Pada saat fiscal stress tinggi, pemerintah daerah

cenderung menggali potensi penerimaan pajak untuk meningkatkan penerimaan

daerahnya (Shamsub dan Akoto 2004).

2.2.4. Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

a. Pengertian Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Kinerja dapat diartikan sebagai aktivitas terukur dari suatu entitas selama

periode tertentu sebagai bagian dari ukuran keberhasilan pekerjaan. Menurut Bastian

Page 60: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

43

(2006) kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu

kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi

organisasi. Sedangkan kinerja keuangan didefinisikan sebagai prestasi yang dicapai

oleh organisasi dalam periode tertentu.

Kinerja keuangan pemerintah daerah menurut Sumarjo (2010) adalah

keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau telah dicapai sehubungan dengan

penggunaan anggaran daerah dengan kuantitas dan kualitas yang terukur, kemampuan

daerah dapat diukur dengan menilai efisiensi atas pelayanan yang diberikan kepada

masyarakat. Kinerja keuangan pemerintah daerah adalah kemampuan suatu daerah

untuk menggali dan mengelola sumber-sumber keuangan asli daerah dalam

memenuhi kebutuhannya guna mendukung berjalannya sistem pemerintahan,

pelayanan kepada masyarakat dan pembangunan daerahnya dengan tidak tergantung

sepenuhnya kepada pemerintah pusat dan mempunyai keleluasaan di dalam

menggunakan dana-dana untuk kepentingan masyarakat daerah dalam batas-batas

yang ditentukan peraturan perundang-undangan (Ibnu Syamsi, 1986 dalam

Adhiantoko, 2013).

Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan

pemerintah daerah adalah tingkat capaian dari suatu hasil kerja di bidang keuangan

daerah yang meliputi anggaran dan realisasi anggaran dengan menggunakan indikator

keuangan yang ditetapkan melalui suatu kebijakan atau ketentuan perundang-

undangan selama periode anggaran.

Page 61: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

44

b. Tujuan Pengukuran Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Pengukuran Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah dilakukan untuk memenuhi

3 tujuan yaitu (Mardiasmo, 2002: 121) :

1) Memperbaiki kinerja Pemerintah Daerah.

2) Membantu mengalokasikan sumber daya dan pembuatan keputusan.

3) Mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi

kelembagaan.

Pengukuran kinerja keuangan pemerintah daerah dilakukan untuk digunakan

sebagai tolok ukur dalam (Halim 2007:230):

1) Menilai kemandirian keuangan daerah dalam membiayai penyelenggaraan

otonomi daerah.

2) Mengukur efektivitas dan efisiensi dalam merealisasikan pendapatan daerah.

3) Mengukur sejauh mana aktivitas permerintah daerah dalam membelanjakan

pendapatan daerahnya.

4) Mengukur kontribusi masing-masing sumber pendapatan dalam pembentukan

pendapatan daerah.

5) Melihat pertumbuhan atau perkembangan perolehan pendapatan dan

pengeluaran yang dilakukan selama periode waktu tertentu.

c. Indikator Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Indikator kinerja menurut Bastian (2006:267) adalah ukuran kuantitatif dan

kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang

telah ditetapkan dengan memperhitungkan indikator-indikator kinerja. Pengukuran

Page 62: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

45

kinerja pemerintah daerah harus mencakup pengukuran kinerja keuangan. Hal ini

terkait dengan tujuan orgnisasi pemerintah daerah. Indikator kinerja keuangan

pemerintah daerah meliputi:

1) Indikator masukan (Inputs)

Indikator masukan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan

kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. Misalnya: jumlah dana, sumber

daya manusia, informasi dan kebijakan.

2) Indikator Proses (Process)

Indikator proses adalah merumuskan ukuran kegiatan, baik dari segi

kecepatan, ketepatan, maupun tingkat akurasi pelaksanaan kegiatan tersebut.

Misalnya: ketaatan pada peraturan perundang-undangan dan rata-rata yng diperlukan

untuk memproduksi atau menghasilkan layanan jasa.

3) Indikator Keluaran (Outputs)

Indikator keluaran adalah sesuatu yang diharapkan langsung dapat dicapai

dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik atau nonfisik. Misalnya: jumlah produk

atau jasa yang dihasilkan dan ketepatan dalam memproduksi barang atau jasa.

4) Indikator Hasil (Outcomes)

Indikator hasil adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya

keluaran kegiatan pada jangka menengah. Misalnya: tingkat kualitas produk dan jasa

yang dihasilkan dan produktifitas karyawan atau pegawai.

5) Indikator Manfaat (Benefit)

Page 63: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

46

Indikator manfaat adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari

pelaksanaan kegiatan. Misalnya: tingkat kepuasan masyarakat dan tingkat partisipasi

masyarakat.

6) Indikator Dampak (Impacts)

Indikator dampak adalah pegaruh yang ditimbulkan baik positif maupun

negatif terhadap setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang telah ditetapkan.

Misalnya: peningkatan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan pendapatan

masyarakat.

d. Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Analisis keuangan dapat diartikan sebagai usaha untuk mengidentifikasi ciri-

ciri keuangan berdasarkan laporan keuangan yang tersedia. Pemerintah daerah

sebagai pihak yang diberikan tugas menjalankan pemerintahan, pembangunan, dan

pelayanan masyarakat wajib melaporkan pertanggungjawaban keuangan atas sumber

daya yang dihimpun dari masyarakat sebagai dasar penilaian kinerja keuangannya.

Salah satu alat untuk menganalisis kinerja keuangan daerahnya adalah dengan

melakukan analisis keuangan terhadap APBD yang telah ditetapkan dan dilaksanakan

(Halim, 2007).

Analisis laporan keuangan diperlukan ukuran tertentu, ukuran yang sering

digunakan adalah rasio. Rasio merupakan hubungan atau perimbangan antara satu

jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Adapun pihak-pihak yang berkepentingan

dengan rasio keuangan pemerintah daerah (Halim, 2007:232) adalah:

1) Pihak eksekutif sebagai landasan dalam menyusun APBD berikutnya.

Page 64: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

47

2) Pemerintah pusat/provinsi sebagai masukan dalam membina pelaksanaan

pengelolaan keuangan daerah.

3) Masyarakat dan kreditur, sebagai pihak yang akan turut memiliki saham

pemerintah daerah, bersedia memberi pinjaman maupun membeli obligasi.

Beberapa analisis rasio dalam pengukuran kinerja keuangan pemerintah

daerah yang dikembangkan berdasarkan data keuangan yang bersumber dari APBD

antara lain sebagai berikut:

a) Rasio Derajat Desentralisasi fiskal

Rasio derajat desentralisasi fiskal dihitung berdasarkan perbandingan antara

jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan Total Pendapatan Daerah. Rasio ini

menujukan derajat kontribusi PAD terhadap Total Pendapatan Daerah. Semakin

tinggi kontribusi PAD maka semakin tinggi kemampuan pemerintah daerah dalam

penyelenggaran desentralisasi. Derajat Desentralisasi fiskal, khususnya komponen

PAD dibandingkan dengan total pendapatan daerah, menurut hasil penelitian tim

Fisipol UGM menggunakan skala interval seperti pada tabel berikut:

Tabel 2.4.

Skala interval Rasio Derajat Desentralisasi fiskal

No. Skala interval % Kemampuan Keuangan Daerah

1. 00,00-10,00 Sangat Kurang

2. 10,01-20,00 Kurang

3. 20,01-30,00 Cukup

4. 30,01-40,00 Sedang

5. 40,01-50,00 Baik

6. >50,00 Sangat Baik

Sumber: Tim Fisipol UGM dalam Adhiantoko (2013)

Page 65: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

48

Derajat Desentralisasi fiskal dapat dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

Keterangan:

DDF = Derajat Desentralisasi fiskal

PADt = Pendapatan Asli Daerah tahun t

TPADt = Total Pendapatan Asli Daerah tahun t

b) Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

Rasio Kemandirian Keuangan Daerah menunjukan tingkat kemampuan suatu

daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintah, pembangunan, dan pelayanan

kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber

pendapatan yang diperlukan daerah. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

ditunjukkan oleh besarnya PAD dibandingkan dengan pendapatan daerah yang

berasal dari sumber lain (Pendapatan Transfer) antara lain: bagi hasil pajak, bagi hasil

bukan pajak sumber daya alam, dana alokasi umum, dana alokasi khusus. Rumus

yang digunakan untuk menghitung rasio kemandirian adalah:

Kemandirian keuangan daerah ditunjukan dengan besar kecilnya rasio

kemandirian yang juga secara otomatis menggambarkan tingkat ketergantungan

terhadap penerimaan eksternal, terutama dari pemerintah pusat dan provinsi. Semakin

Page 66: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

49

tinggi rasio kemandirian keuangan daerah mengandung arti bahwa tingkat

ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak eksternal (terutama pemerintah pusat

dan provinsi) semakin rendah dan sebaliknya.

Rasio kemandirian juga menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam

pembangunan daerah. Semakin tinggi rasio kemandirian, semakin tinggi partisipasi

masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi daerah yang merupakan komponen

utama pendapatan asli daerah. Semakin tinggi masyarakat membayar pajak dan

retribusi daerah menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang semakin

tinggi.

Tabel 2.5.

Pola Hubungan Tingkat Kemandirian Daerah

No. Kemampuan Keuangan Kemandirian (%) Pola Hubungan

1. Rendah Sekali 0%-25% Instruktif

2. Rendah 25%-50% Konsultatif

3. Sedang 50%-75% Partisipatif

4. Tinggi 75%-100% Delegatif

Sumber: Abdul Halim (2007)

Secara konsepsional, pola hubungan antara pemerintah pusat dengan

pemerintah daerah harus dilakukan sesuai dengan kemampuan keuangan daerah

dalam membayai pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan. Hersey dan Kenneth

dalam Halim (2004) memperkenalkan empat macam pola hubungan situasional yang

dapat digunakan dalam pelaksanaan otonomi daerah, yaitu:

(1) Pola hubungan Instruktif, peran pemerintah pusat lebih dominan daripada

kemandirian pemerintah daerah (daerah yang tidak mampu melaksanakan

otonomi daerah).

Page 67: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

50

(2) Pola hubungan Konsultatif, dimana campur tangan pemerintah pusat sudah

mulai berkurang, karena daerah dianggap sedikit lebih mampu melaksanakan

otonomi daerah.

(3) Pola hubungan Partisipatif, peranan pemerintah pusat semakin berkurang,

mengingat daerah yang bersangkutan tingkat kemandiriannya mendekati

mampu melaksanakan urusan otonomi.

(4) Pola hubungan Delegatif, yaitu campur tangan pemerintah pusat sudah tidak

ada karena daerah telah benar-benar mampu dan mandiri dalam melaksanakan

urusan otonomi daerah.

c) Rasio Efektivitas

Rasio efektivitas menggambarkan kemapuan pemerintah daerah dalam

merealisasikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang direncanakan, dibandingkan

dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah (Halim, 2012). Rasio

efektifitas dapat diformulasikan sebagai berikut:

Pemerintah daerah dikatakan mampu menjalankan tugasnya jika rasio yang

dicapai minimal sebesar 1 (satu) atau 100 persen. Semakin tinggi rasio efektifitas

memiliki arti bahwa kemampuan daerah yang semakin baik. Guna memperoleh

ukuran yang lebih baik, rasio ini perlu didampingi dengan rasio efisiensi. Untuk

menilai tinggi rendahnya rasio efektivitas pemerintah daerah dapat dilihat pada Tabel

2.6 sebagai berikut:

Page 68: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

51

Tabel 2.6.

Kriteria Efektivitas Kinerja Keuangan

No. Persentase Kinerja Keuangan (%) Kriteria

1. Di atas 100 Sangat Efektif

2. 100 Efektif

3. 90-99 Cukup Efektif

4. 75-89 Kurang Efektif

5. Di bawah 75 Tidak Efektif

Sumber: Mahmudi (2010)

d) Rasio Efisiensi Keuangan Daerah

Rasio efisiensi adalah rasio yang menggambarkan perbandingan antara

besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dengan realisasi

pendapatan yang diterima. Pemerintah daerah dikatakan efisien jika rasio yang

dicapai kurang dari 1 (satu) atau dibawah 100 persen. Semakin kecil rasio efisiensi

keuangan daerah berarti semakin baik kinerja pemerintah daerah. Pemerintah daerah

perlu menghitung secara detail besarnya biaya yang dikeluarkan untuk merealisasikan

seluruh pendapatan yang diterimanya, sehingga dapat diketahui cara memungut

pendapatan efisien atau tidak. Rumus yang digunakan dalam mengukur rasio efisiensi

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.7.

Kriteria Efisiensi Kinerja Keuangan

No. Persentase Kinerja Keuangan (%) Kriteria Efisiensi

1. 100% keatas Tidak Efisiensi

2. 90%-100% Kurang Efisiensi

3. 80%-90% Cukup Efisiensi

4. 60%-80% Efisiensi

5. Kurang dari 60% Sangat Efisiensi

Sumber: Abdul Halim (2007)

Page 69: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

52

e) Rasio Keserasian

Rasio keserasian menggambarkan bagaimana pemerintah daerah

memprioritaskan alokasi dananya pada belanja operasi dan belanja modal secara

optimal. Semakin tinggi persentase dana yang dialokasikan untuk belanja operasi

berarti persentase belanja modal yang digunakan untuk menyediakan sarana dan

prasarana ekonomi masyarakat cenderung semakin kecil (Halim 2007). Secara

sederhana, rasio keserasian ini dapat diformulasikan sebagai berikut:

Belum ada patokan yang pasti berapa besarnya rasio belanja operasi maupun

modal terhadap APBD yang ideal, karena sangat dipengaruhi oleh dinamisasi

kegiatan pembangunan dan besarnya kebutuhan investasi yang diperlukan untuk

mencapai pertumbuhan yang ditargetkan (Halim, 2012).

2.3. Kajian Penelitian Terdahulu

Tabel 2.8.

Penelitian Terdahulu

No Penulis dan

Judul

Variabel

Penelitian

Desain

Penelitian Hasil Penelitian

1 Setyawan dan

Adi (2008)

Variabel:

Fiscal stress,

pertumbuhan

PAD,

Pertumbuhan

Belanja

Modal/Pembangu

nan

Regresi

sederhana

1. Fiscal stress memiliki

pengaruh positif terhadap

pertumbuhan PAD.

2. Fiscal stress memiliki

pengaruh positif terhadap

tingkat pertumbuhan belanja

modal/pembangunan.

Page 70: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

53

No Penulis dan

Judul

Variabel

Penelitian

Desain

Penelitian Hasil Penelitian

2 Amalia dan

Purbadharmaja

(2014)

Variabel:

Kemandirian

keuangan daerah,

keserasian

alokasi belanja,

dan indeks

pembangunan

manusia

Regresi

Linier

Berganda

1. Secara simultan kemandirian

keuangan dan keserasian

alokasi belanja berpengaruh

signifikan terhadap IPM.

Secara parsial, kemandirian

keuangan dan keserasian

alokasi belanja berpengaruh

signifikan terhadap IPM.

3 Dewi dan

Sutrisna

(2014)

Variabel:

IPM,

Kemandirian

keuangan daerah,

Pertumbuhan

Ekonomi

Regresi

Linier

Berganda

1. Secara simultan kemandirian

keuangan daerah,

pertumbuhan ekonomi

berpengaruh signifikan

terhadap terhadap IPM, dan

secara parsial kemandirian

keuangan daerah,

pertumbuhan ekonomi

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap terhadap

IPM

4 Sandri, Putri,

dan Dwirandra

(2016)

Variabel:

IPM, Kinerja

keuangan daerah

(rasio pajak, pajak

per kapita, upaya

pajak, ruang

fiskal), Belanja

modal

Uji asumsi

klasik

1. Alokasi belanja modal

menurunkan pengruh kinerja

keuangan (rasio pajak)

terhadap IPM.

2. Alokasi belanja modal tidak

memoderasi pengaruh

kinerja keuangan (pajak per

kapita) terhadap IPM.

3. Alokasi belanja modal

memoderasi kinerja

keuangan (upaya pajak,

ruang fiskal) terhadap IPM.

4. Alokasi belanja modal

memoderasi pengaruh

kinerja keuangan terhadap

IPM

5 Citra, et al

(2016)

Variabel:

Government

Performance,

Fiscal

Decentralization,

Performance

Budgetin

Accrual

Accounting

Regresi

Linier

Berganda

1. Fiscal Decentralization,

Performance Budgeting,

Accrual Accounting

berpengaruh positif terhadap

Government Performance

Page 71: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

54

No Penulis dan

Judul

Variabel

Penelitian

Desain

Penelitian Hasil Penelitian

6 Muryawan dan

Sukarsa (2016)

Variabel:

Pertumbuhan

Ekonomi,

Desentralisasi

Fiskal, Fiscal

Stress

Kinerja Keuangan

Analisis

jalur (Path

analysis)

1. Desentralisasi fiskal, fiscal

stress berpengaruh

signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi, baik

secara langsung ataupun

tidak langsung melalui

kinerja keuangan

7 Widayat dan

Probohudono

(2016)

Variabel:

Kesiapan

Penerapan

Akrual, Umur

Adsministratif

Pemerintah

Daerah, Jumlah

SKPD, Status

Daerah, Rasio

Kemandirian

Keuangan, Rasio

Efektifitas, Rasio

Pertumbuhan

PAD, Size, Dan

IPM

Regresi

Linier

Berganda

1. Status daerah, rasio

kemandirian keuangan dan

rasio pertumbuhan PAD

secara parsial terbukti

mempengaruhi kesiapan

pemerintah daerah dalam

menerapkan SAP akrual.

Umur, jumlah SKPD, status

daerah, rasio kemandirian

keuangan, rasio efektifitas,

dan rasio pertumbuhan PAD

secara simultan

mempengaruhi kesiapan

pemerintah dalam

menerapkan SAP akrual.

8 Riphat, et al

(2016)

Variabel:

Kinerja

Keuangan dan

Indeks

Pembangunan

Manusia

Tes

Granger

Causality

1. Kinerja keuangan sebagian

besar tidak memiliki

hubungan sebab akibat

dengan IPM kecuali untuk

beberapa proxy di beberapa

provinsi.

Sumber: Berbagai Referensi

2.4. Kerangka Berpikir dan Model Penelitian Empiris

2.4.1. Pengaruh Kelengkapan Laporan Keuangan terhadap Kinerja Keuangan

Daerah

Perbaikan kinerja dalam pemerintahaan dapat disempurnakan dengan

menerapkan akuntansi basis akrual. Accrual Accounting merupakan reformasi dalam

Page 72: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

55

pengelolaan keuangan dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas

dalam menggunakan sumber-sumber dan akuntabilitas kinerja. Kontrak nyata antara

agen dengan prinsipal di pemerintah daerah adalah APBD. Eksekutif (agen) membuat

rancangan APBD sesuai dengan kebijakan umum anggaran dan prioritas anggaran,

yang kemudian diserahkan kepada legislatif (prinsipal) untuk dipelajari dan dibahas

bersama-sama sebelum ditetapkan menjadi peraturan daerah (Perda).

APBD dapat digunakan prinsipal (legislatif) untuk mengawasi pelaksanaan

anggaran oleh eksekutif (agen). Dalam hal ini legislatif yang merupakan wakil dari

publik dapat mengawasi dan menilai kinerja keuangan pemerintah daerah.

Penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAP dapat memberikan informasi lebih

rinci untuk pengambilan keputusan sektor publik secara langsung sehingga menjadi

lebih efektif dan efisien dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat (Citra,

dkk., 2016).

Laporan keuangan merupakan informasi yang menghubungkan antara agen

(pemerintah) dengan principal (masyarakat) guna penyampaian informasi-informasi

keuangan yang diuat pemerintah daerah guna pengambilan keputusan dalam

penentuan kebijakan anggaran. Citra, dkk., (2016) menyatakan penerapan akuntansi

akrual memiliki dampak terhadap kinerja keuangan, karena dipercaya sebagai praktik

terbaik untuk mengelola keuangan di sektor publik sehingga mampu meningkatkan

kinerja pemerintah. Penelitian Deaconu et al, (2011) juga menyatakan bahwa

akuntansi akrual memiliki dampak yang signifikan pada kinerja pemerintah, dimana

Page 73: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

56

akuntansi akrual memiliki peran penting dalam meningkatkan manajemen kinerja

dibandingkan kas basis.

2.4.2. Pengaruh Fiscal Stress terhadap Kinerja Keuangan Daerah

Fiscal stress adalah suatu tekanan yang dihadapi pemerintah daerah yang

diakibatkan oleh kondisi ekonomi yang menurun atau kebutuhan dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan daerah yang tinggi. Akibatnya pemerintah daerah

dituntut untuk mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan di daerahnya untuk lebih

memberikan porsi yang besar pada peningkatan kesejahteraan masyarakat yang

berkaitan langsung dengan pelayanan publik.

Teori agensi mendefinisikan hubungan keagenan sebagai sebuah kontrak

dimana satu atau lebih (principal) menyewa orang lain (agent) untuk melakukan

beberapa jasa untuk kepentingan mereka dengan mendelegasikan beberapa

wewenang pembuat keputusan kepada agen. Konflik kepentingan akan muncul dalam

pendelegasian tugas yang diberikan kepada agen. (Huda, dkk., 2015). Masyarakat

yang diwaliki oleh DPRD adalah prinsipal dan pemerintah adalah agent. Agen

diharapkan mengambil kebijakan keuangan yang menguntungkan prinsipal. Prinsipal

memiliki wewenang peraturan dan memberikan sumber daya kepada agen dalam

bentuk pajak, retribusi, dana perimbangan, hasil pengelolaan kekayaan daerah dan

lain-lain pendapatan yang sah (Sandri, dkk., 2016).

Otonomi daerah menuntut daerah untuk mandiri dalam mengelola keuangan

dan mengoptimalkan potensi penerimaan daerah. Adanya tuntutan dari pemerintah

pusat akan menimbulkan konflik berupa Fiscal Stress atau tekanan fiskal. Fiscal

Page 74: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

57

Stress yang tinggi, pemerintah cenderung menggali potensi daerah melalui

penerimaan pajak untuk meningkatkan penerimaan daerahnya (Shamsub dan Akoto,

2004). Tingginya angka upaya pajak diidentikkan dengan kondisi Fiscal Stress.

Penelitian Setyawan dan Adi (2008) menjelaskan adanya indikasi bahwa fiscal stress

yang tinggi semakin mendorong daerah untuk meningkatkan belanja daerahnya.

Peningkatan pertumbuhan belanja merupakan cerminan dari semakin tingginya

pembangunan suatu daerah. Sejalan dengan penelitian tersebut, Muryawan dan

Sukarsa (2016) dengan Haryadi (2002) dalam hasilnya menunjukan bahwa Fiscal

Stress atau tekanan anggaran karena adanya otonomi daerah berpengaruh signifikan

terhadap kinerja keuangan.

2.4.3. Pengaruh Kinerja Keuangan Daerah terhadap Indeks Pembangunan

Manusia

Berdasarkan teori agensi, hubungan antara masyarakat dengan pemerintah

adalah seperti hubungan prinsipal dan agen. Berdasarkan pembedaan fungsi tersebut,

eksekutif melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan atas anggaran daerah,

yang merupakan manifestasi dari pelayanan kepada publik, sedangkan legislatif

berperan aktif dalam melaksanakan legislasi, penganggaran, dan pengawasan

(Anggraini dan Sutaryo, 2015). Kaitan teori keagenan dalam hal ini pemerintah

daerah (agen) wajib menyampaikan laporan kinerja khususnya dibidang keuangan

daerah untuk dinilai masyarakat (prinsipal) apakah pemerintah daerah berhasil

menjalankan tugasnya dengan baik atau tidak. Pengukuran kinerja keuangan untuk

kepentingan publik dapat dijadikan evaluasi dan memulihkan kinerja dengan

Page 75: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

58

pembanding skema kerja dan pelaksanaannya. Selain itu dapat juga digunakan

sebagai tolak ukur untuk peningkatan kinerja khususnya keuangan pemerintah daerah

pada periode berikutnya.

Kinerja keuangan yang diukur dengan kemandirian keuangan daerah

menggambarkan seberapa besar daerah mampu untuk mandiri dalam membiayai

kegaiatan pada daerahnya (Anggraeni dan Sutaryo, 2015). Dengan kata lain rasio

kemandirian keuangan daerah dapat menggambarkan seberapa besar ketergantungan

daerah terhadap sumber daya yang berasal dari eksternal. Kemandirian daerah

berbeda-beda sesuai dengan sumber daya yang digunakan dalam melaksanakan

kegiatan daerahnya (Mahmudi, 2007). Semakin tinggi rasio kemandirian keuangan

daerah, maka semakin berpotensi menyediakan layanan publik yang baik sehingga

peningkatan indeks pembangunan manusia dapat tercapai.

Delavallade (2006) dalam Dewi dan Sutrisna (2014) menyebutkan bahwa

anggaran dalam bidang infrastruktur publik diharapkan mampu meningkatkan akses

masyarakat dalam bidang kesejahteraan sehingga akan terjadi efisiensi dan pada

gilirannya akan meningkatkan pembangunan manusia. Dewi dan Sutrisna (2014)

berasumsi bahwa kemandirian keuangan daerah memiliki dampak pada indeks

pembangunan manusia, dimana jika kemandirian keuangan daerah meningkat maka

akan meningkatkan indeks pembangunan manusia. Penelitian lain yang dilakukan

Amalia dan Purbadharma (2014) mengemukakan hasil penelitiannya bahwa rasio

kemandirian keuangan daerah berpengaruh signifikan terhadap Indeks Pembangunan

Manusia (IPM).

Page 76: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

59

2.4.4. Pengaruh Kelengkapan Laporan Keuangan terhadap Indeks

Pembangunan Manusia melalui Kinerja Keuangan Daerah

Teori keagenan merupakan hubungan yang terjalin berdasarkan kontrak

perjanjian antara dua pihak atau lebih. Hubungan keagenan dalam pemerintahan

dijalankan berdasarkan peraturan daerah dan bukan semata-mata hanya untuk

memenuhi kepentingan prinsipal saja. Hal ini dikarenakan ada banyak hal yang perlu

dipertimbangkan dalam membangun suatu daerah.Usaha pemerintah dalam reformasi

pengelolaan keuangan Negara secara berkelanjutan adalah dengan menetapkan

standar akuntansi pemerintah berbasis akrual yang ditetapkan dalam bentuk Peraturan

Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

sebagai pengganti dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2005 tentang

Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).

Adanya penetapan PP No. 71 Tahun 2010 maka penerapan sistem akuntansi

pemerintah berbasis akrual telah mempunyai landasan hukum. Hal ini berarti

pemerintah mempunyai kewajiban untuk menerapkan SAP berbasis akrual selambat-

lambatnya tahun 2015. Hal ini sesuai dengan Pasal 32 UU No.17 Tahun 2003 yang

mengamanatkan bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan

APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan SAP. Upaya reformasi

pengelolaan keuangan Negara secara berkelanjutan salah satunya dengan pengelolaan

keuangan daerah dimana salah satu sumber penerimaan daerah berasal dari PAD.

Pengelolaan keuangan pemerintah yang baik disertai penerapan akuntansi akrual yang

disajikan melalui laporan keuangan yang sesuai SAP, akan menciptakan suasana

Page 77: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

60

kondusif dalam kinerja pemerintah daerah guna pelayanan kepada publik serta

meningkatkan indeks pembangunan manusia.

2.4.5. Pengaruh Fiscal Stress terhadap Indeks Pembangunan Manusia melalui

Kinerja Keuangan Daerah

Daerah dituntut untuk dapat mengoptimalkan setiap potensi maupun kapasitas

fiskalnya dalam rangka mengurangi ketergantungan pada pemerintah pusat.

Pengoptimalan sumber-sumber potensi daerah akan berdampak pada peningkatan

pendapatan di daerahnya yang berkaitan langsung dengan pelayanan publik ataupun

peningkatan prasarana yang mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi guna

pembangunan daerah. Penelitian ini dapat dilihat melalui hubugan pemerintah dengan

masyarakat. Masyarakat yang diwaliki oleh DPRD adalah prinsipal dan pemerintah

adalah agent. Agent diharapkan mengambil kebijakan keuangan yang

menguntungkan prinsipal. Prinsipal memiliki wewenang peraturan dan memberikan

sumber daya kepada agen dalam bentuk pajak, retribusi, dana perimbangan, hasil

pengelolaan kekayaan daerah dan lain-lain pendapatan yang sah (Sandri, dkk, 2016).

Pada saat Fiscal Stress tinggi, pemerintah cenderung menggali potensi

penerimaan pajak untuk meningkatkan penerimaan daerahnya (Shamsub dan Akoto,

2004). Oleh karena itu, tingginya angka upaya pajak diidentikkan dengan kondisi

Fiscal Stress. Muryawan dan Sukarsa (2016) menyatakan bahwa fiscal stress

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi baik secara langsung maupun

melaui kinerja keuangan daerah. Pertumbuhan ekonomi yang baik, ada indikasi

bahwa tekanan fiskal yang tinggi, daerah cenderung untuk meningkatkan penerimaan

Page 78: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

61

Page 79: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

62

2.5. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berfikir di atas, hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1 Kelengkapan Laporan Keuangan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja

Keuangan Daerah

H2 Fiscal Stress berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan Daerah

H3 Kinerja Keuangan Daerah berpengaruh signifikan terhadap Indeks

Pembangunan Manusia

H4 Kelengkapan Laporan Keuangan berpengaruh signifikan terhadap Indeks

Pembangunan Manusia Melalui Kinerja Keuangan Daerah

H5 Fiscal Stress berpengaruh signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia

Melalui Kinerja Keuangan Daerah

Page 80: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

112

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Penelitian ini menguji pengaruh Kelengkapan Laporan Keuangan dan Fiscal

Stress terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Selain itu, penelitian ini juga menguji

pengaruh mediasi variabel intervening, yaitu kinerja keuangan pemerintah daerah

untuk memediasi hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Penelitian ini dilakukan terhadap pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa

Tengah mulai tahun 2013 sampai 2015. Hasil dari penelitian ini setelah melakukan

tahap pengujian hipotesis, adalah sebagai berikut:

1) Variabel Kelengkapan Laporan Keuangan berpengaruh signifikan terhadap

kinerja keuangan daerah.

2) Variabel Fiscal Stress tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan

daerah.

3) Variabel Kinerja keuangan daerah berpengaruh signifikan terhadap indeks

pembangunan manusia.

4) Kinerja keuangan daerah mampu memediasi hubungan antara Kelengkapan

Laporan Keuangan terhadap indeks pembangunan manusia.

Page 81: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

113

5) Kinerja keuangan daerah tidak mampu memediasi hubungan antara fiscal

stress terhadap indeks pembangunan manusia.

5.2. Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan

adalah sebagai berikut:

1) Pemerintah diharapkan lebih mampu mengeksplorasi dan memanfaatkan

potensi-potensi dan sektor-sektor ekonomi daerah yang dapat menambah

sumber pendapatan daerah sehingga dapat mendanai seluruh aktivitas

pemerintah daerah secara mandiri dan tidak bergantung terhadap dana transfer

pemerintah pusat.

2) Pemerintah perlu meningkatkan dan memanfaatkan dana yang bersumber dari

pendapatan atau penerimaan daerah melalui pengoptimalan potensi-potensi

kekayaan daerah untuk pengembangan sumber daya manusia secara lebih

optimal, membangun infrastruktur publik dan sarana penunjang lainnya yang

memang dibutuhkan oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan

pertumbuhan ekonomi untuk pembangunan manusia.

Page 82: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

114

DAFTAR PUSTAKA

Adhiantoko, H. (2013). Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten Blora

(Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Dan Pengelolaam Keuangan Dan Asset

Daerah Kabupaten Blora Tahun 2007-2011). Skripsi.

Adiputra, I. M.P., Dwiyantari, N.K.D., Darmada, D.K. (2016). Pengaruh PAD, Dana

Perimbangan dan SiLPA Terhadap Kualitas Pembangunan Manusia Dengan

Alokasi Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada

Pemerintah Kabupaten/Kota di Bali). Jurnal Ekonomi. Universitas

Pendidikan Ganesha

Shamsub, H., & Akoto, Joseph, B. (2004). State And Local Fiscal Structures And

Fiscal Stress Hannarong Shamsub And Joseph B. Akoto*. Of Public

Budgeting, Accounting & Financial Management, 16(1), 40-16, 16(1), 40–

61. Amalia, F.R., & Purbadharmaja, P. (2012). Alokasi Belanja Terhadap Indeks

Pembangunan Manusia. E-Jurnal Ep Universitas Udayana, 3 (6): 257-264,

ISSN: 2303-0178.

Anggraini & Sutaryo. (2015). Pengaruh Rasio Keuangan Daerah Terhadap Indeks

Pembangunan Manusia Pemerintah Provinsi di Indonesia. Jurnal Ekonomi

Universitas Sebelas Maret.

Arnett, Sarah B. (2011). Fiscal Stress in the US. States: An Analysis of Measures and

Responses. Dissertation. Georgia State University.

Arundel, A., Casali, L. & Hollanders, H. (2015). How European Public Sector

Agencies Innovate: The Use Of Bottom-Up, Policy-Dependent And

Knowledge-Scanning Innovation Methods. Research Policy, 44, 1271-1282.

Astri, M., Nikensari, I., & Kuncara, H. (2013). Pengaruh Pengeluaran Pemerintah

Daerah Pada Sector Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Indeks

Pembangunan Manusia Di Indonesia. Jurnal pendidikan ekonomi. Vol. 1,

No.1, Maret 2013. ISSN:2306-2663.

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. (2015). Ikhtisar Hasil Pemeriksaan

Semester II Tahun 2015. Jakarta

Page 83: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

115

Badan Pusat Statistik. (2014). Indeks Pembangunan Manusia Metode Baru.

www.bps.go.id diakses pada 9 Februari 2017.

. (2015). Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Jawa

Tengah. Jawa Tengah. https://jateng.bps.go.id/ diakses pada 7 Februari 2017.

. (2015). Jawa Tengah Dalam Angka 2015.

https://jateng.bps.go.id/ diakses pada 11 Februari 2017.

. (2016). Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Jawa

Tengah. Jawa Tengah. https://jateng.bps.go.id/ diakses pada 7 Februari 2017.

Badan Pusat Statistik. Berita Resmi Statistic. BPS. Jawa Tengah (Publikasi Online).

Badrudin, R., & Mufhidatul. K. (2011). Pengaruh Pendapatan Dan Belanja Daerah

Terhadap Pembangunan Manusia Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Bulletin ekonomi. Vol. 9, No. 1, April 2011 hal 1-82.

Bastian,I. (2006), Akuntansi Sektor Publik:Suatu Pengantar, Jakarta: Erlangga.

Citra, S. M., & Andayani, W. (2016). The Impact of Fiscal Decentralization ,

Performance Budgeting , and Accrual Accounting on Performance of Provincial

Government of Gorontalo. Imperial Journal of Interdiciplinary Research (IJIR)

ISSN: 2454-1362, 2(12), 1770–1782.

Deaconu, A., Cristina S.N., & Crina F. (2011). The Impack of Accrual Accounting on

Public Sector Management, an Exploratory study for Romania.

Transylvanian Review of Administrative Science 32 (E):74-97.

Dewi, Putu Ayu, K., & Sutrisna, I, K. (2014). Pengaruh Kemandirian Keuangan

Daerah Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadapi Indeks Pembanguna

Nmanusia Di Provinsiibali. E-Journal EP Universitas Udayana, 4 (1): 32-40,

ISSN: 2303-0178, 4, 32–40.

Erlina, Rambe & Rasdianto. (2015). Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual.

Jakarta: Salemba Empat.

Fitria, A.G. (2006). Pengaruh Karakteristil Perusahaan Terhadap Tingkat

Kelengkapan Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan. Skripsi.

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Page 84: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

116

Fhino A.C. dan Proyo H.A. (2009). Hubungan antara dana alokasi umum, belanja

modal, dan kualitas pembangunan manusia. Naskah lengkap the 3rd

national

conference UKWMS Surabaya, October 10th

2009.

Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS19.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan

Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.

___________. (2017). Model Persamaan Structural Konsep Dan Aplikasi Dengan

Program AMOS 24 Update Bayesian SEM, Edisi 7. Badan Penerbit

Universitas Diponegoro Semarang.

Harahap, R.U. (2011). Pengaruh dana alokasi umum, dana alokasi khusus dan dana

bagi hasil terhadap indeks pembangunan manusia pada kabupaten/kota

Provinsi Sumatra Utara. Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Vol.11 No.1

Maret 2011.

Halim. A (2004). Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi

Revisi. Jakarta: Salemba Empat.

. (2007). Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi

3. Jakarta: Salemba Empat.

. (2012). Pengelolaan Keuangan Daerah. Edisi Ketiga. Yogyakarta:

UPP STIM YKPN.

Harliyani, E. M., & Hayadi. (2016). Pengaruh Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

Terhadap Pembangunan Manusia di Provinsi Jambi. Jurnal Perspektif

Pembiayaan dan Pembangunan Daerah. Vol.3 No.3 Januari-Maret 2016.

Haryadi, B. (2002). Analisis Pengaruh Fiscal Stress Terhadap Kinerja Keuangan

Pemerintah Kabupaten/Kota Dalam Menghadapi Pelaksanaan Otonomi

Daerah. Simposium Nasional Akuntansi V. Semarang.

Huda, A.S., Herwanti, T., & Pancawati. (2015). Pengaruh Kinerja Keuangan, Fiscal

Stress, dan Kepadatan Penduduk Terhadap Alokasi Belanja Modal di Nusa

Tenggara Barat. Jurnal Akuntansi Universitas Mataram. Volume 5, Nomor 2,

Desember 2015:1-2.

Hyndman, N. & Connolly, C. (2011). Accruals Accounting In The Public Sector: A

Road Not Always Taken. Management Accounting Research, 22, 36-45.

Page 85: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

117

Kieso,D,E., Dkk. (2008). Akuntansi Intermediate, Edisi Keduabelas, Jilid 1.

Terjemahan oleh Emil Salim. 2008. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kusuma, S,R. (2013). Analisis Kesiapan Pemerintah Dalam Menerapkan Standar

Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual (Kasus Pada Pemerintah Kabupaten

Jember). Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Jember.

Mahmudi. (2007). Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah: panduan bagi

eksekutuf, DPRD, dan Masyarakat dalam pengambilan keputusan ekonomi,

social dan politik. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Mahmudi. (2010). Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Edisi Dua.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Mardiasmo. (2002). Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta:

Penerbit Andi.

Mohamad, M. (2006). Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : BPFE UGM

Yogyakarta.

Muryawan, M., & Sukarsa, M. (2016). Pengaru Desentralisasi Fiscal, Fiscal Stress,

Dan Kinerja Keuangan Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di

Kabupaten/Kota Provinsi Bali. E-Journalekonomi Dan Bisnis Universitas

Udayana. ISSN: 2337-3067.

Narinda, A A , Ngr Mayun., & Jati, Ketut, I.(2016). Indeks Pembangunan Manusia

Memoderasi Pengaruh Kinerja Kapasitas Fiskal Daerah Dan Silpa Pada Daya

Saing Daerah. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 14.2 ISSN: 2302-8556.

Noviyanti, Nur., & Kiswanto. (2016). Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah,

Temuan Audit BPK Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah.

Accounting Analysis Journal, AAJ 5 (1)(2016). Semarang: Universitas

Negeri Semarang.

Prakoso, I, L. (2017). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Indeks Pembangunan

Manusia Dengan Alokasi Belanja Modal Sebagai Variabel Moderasi Di

Kabupaten/Kota Se Provinsi Lampung. Tesis. Universitas Lampung.

Republik Indonesia. (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 Tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan. Jakarta: Sekretariat Negara Republik

Indonesia.

Page 86: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

118

. (2006). Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang

Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Jakarta: Sekretariat

Negara Republik Indonesia.

. (2010). Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang

Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual. Jakarta: Sekretariat Negara

Republik Indonesia.

. (2013). Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 64 Tahun 2013

Tentang Penerapan Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada

Pemerintah Daerah.

Rahmawati, N., Made, A., & Wirshandono, D. (2015). Implementasi Standar

Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual di Sekretariat DPRD Kabupaten

Malang Berdasar Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010. Jurnal

Akuntansi Fakultas Ekonomika Dan Bisnis. Universitas Kanjuruhan Malang.

Ridhanie, A. (2012). Kinerja Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Terhadap Kualitas Pembangunan Manusia. Jurnal Ilmu Politik dan

Pemerintah Lokal. Vol.1 Edisi.2, Juli-Desember 2012.

Riphat, S., Setiawan, H., & Damayanty, Sofia, D. (2016). Causality Analysis

Between Financial Performance And Human Development Index : A Case

Study Of Provinces In Eastern Indonesia *. Kajian Ekonomi Keuangan,

20(3).

Sandri, N. K., Putri, Ayu, I. G., A, M., D., & Dwirandra, A. A. N. B. (2014).

Kemampuan Alokasi Belanja Modal Memoderasi Pengaruh Kinerja

Keuangan Daerah Pada Indeks Pembangunan Manusia. Jurnal Buletin Studi

Ekonomi. Badan Pusat Statistik Vol.21, No.1.

Sanggelorang, Septiana M.M., Vikie A. Rumate & Hanly F.DJ. Siwu. (2015)

Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Di Sektor Pendidikan Dan Kesehatan

Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Sulawesi Utara. Jurnal berkala

ilmiah efisiensi. Vol. 15, No. 02, edisi Juli 2015.

Setyawan, B., & Adi, H. P. (2008). Pengaruh Fiscal Stress Terhadap Pertumbuhan

Pendapatan Asli Daerah Dan Belanja Modal (Studi Empiris Pada

Kabupaten/Kota Se Jawa Tengah). Jurnal Ekonomi. Universitas Kristen

Satya Wacana Salatiga.

Page 87: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

119

Sumarjo, H. (2010). Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah terhadap Kinerja

Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah

DaerahKabupaten/Kota di Indonesia). Skripsi. Fakultas Ekonomi. Surakarta:

Universitas Sebelas Maret.

Suryaningrum, E.M., & Gusaptono, R.H. (2015). Pengelolaan Keuangan

Pemerintahan dan Indeks Pembangunan Manusia. Buletin Ekonomi. Vol.13,

No.1 April 2015.

Uma.S. (2006). Metodologi Penelitian Untuk Binis, edisi 4, buku 1. Jakarta: Salemba

Empat.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah Daerah. Jakarta:

Sekretariat Negara Republik Indonesia.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah

UNDP. (2014). Human Development Report. Oxford University Press. New York.

Usman. S., & Farida. (2014). Analisis Factor-Faktor Yang Mempengaruhi

Implementasi Akuntansi Akrual Pada Entitas Pemerintah Daerah. Jurnal

Akuntansi dan Investasi. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Vegirawati, T. (2012). Pengaruh Alokasi Belanja Langsung Terhadap Kualitas

Pembangunan Manusia (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Kota Di

Sumatera Selatan). Jurnal ekonomi dan informasi akuntansi (jenius). Vol. 2,

No. 1, Januari 2012 hal 65-74.

Wahyudin, A. (2015). Metodologi Penelitian Bisnis Dan Pendidikan. Edisi 2015.

Penerbit Universitas Negeri Sematang.

Widayat, W & Probohudono, A.N. (2016). Determinan Kesiapan Sistem Akuntansi

Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah di Indonesia. Simposium Nasional

Akuntansi XIX. Lampung.

Wijayanti, W. D. (2015). Kinerja keuangan pemerintah daerah dan empat siklus

penganggaran. Skripsi. Fakultas ekonomi unnes.

Page 88: PENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN …lib.unnes.ac.id/29848/1/7211413077.pdfPENGARUH KELENGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DAN FISCAL STRESS TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN

120

http://m.tempo.com. Diakses pada 22 Februari 2017.

http://quantpsy.org. Diakses pada 4 April 2017.