PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN...

95
i PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN KEMAMPUAN AUDITOR INVESTIGATIF TERHADAP EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PROSEDUR AUDIT DALAM PEMBUKTIAN KECURANGAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sebagai Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Trio Hidayat 1112082000074 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M

Transcript of PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN...

Page 1: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

i

PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN

KEMAMPUAN AUDITOR INVESTIGATIF TERHADAP EFEKTIFITAS

PELAKSANAAN PROSEDUR AUDIT DALAM PEMBUKTIAN

KECURANGAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Sebagai Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Trio Hidayat

1112082000074

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 2: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Page 3: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

iii

LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF

Page 4: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Page 5: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

v

LEMBAR PENYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Page 6: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Trio Hidayat

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 14 Juni 1994

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Alamat : Jl Gandaria 1 RT 07/02 No 32, Jakarta Timur

Nomor HP : 0812824011263

Email : [email protected]

PENDIDIKAN

SD Negeri Percontohan 011 Pekayon Tahun 2006

SMP Negeri 251 Jakarta Timur Tahun 2009

SMA Islam PB Soedirman Jakarta Tahun 2012

PENGALAMAN ORGANISASI

Institusi Posisi Periode

Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi

UIN Jakarta

Anggota Divisi

Humas

2014/2015

Page 7: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-

Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul “Pengaruh Keahlian Sistem Informasi Auditor dan Kemampuan

Auditor Investigatif terhadap Efektifitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam

Pembuktian Kecurangan”. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah

kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, Sang Teladan yang telah membawa

kita ke dari zaman kegelapan menuju zaman yang cerah dan pebuh kebaikan.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus di selesaikan sebagai syarat

guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu

dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdullilah

penulis hanturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah di anugaerahkan. Selain

itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan baik berupa moril

maupun materil serta doa yang tidak henti-hentinya.

2. Uda Dedy dan Uni Feri yang telah menyemangati dan memberikan banyak

motivasi serta do’a terbaiknya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

3. Bapak Dr. Arief Mufraini Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Zuwesty Eka Putri, SE, M.Ak sebagai dosen pembimbing skirpsi I yang

telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, kritik, dan saran

selama proses penyusunan skripsi.

5. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak selaku Ketua Juruan Akuntnasi, yang juga

banyak memberikan saran terhadap penulis.

Page 8: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

viii

6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

yang telah banyak meluangkan waktu untuk berdiskusi dengan penulis

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis

selama masa perkuliahan

8. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, khususnya bagian akademik yang telah membantu

dalam kegiatan administrasi penulis

9. Untuk Adam, Dio, Dirga, Niko, Mang Abeh, Bahadur, Afrendo, Ricat,

Firman, Ryanwp, Eko, Dedy, Rendy, Dante, Emdro, Jefians, Kiki, Sinta,

Novi, Kiky, Nia, Aryani, Aizha, Gadis, Acid, Alica, Arany, dan Aurel terima

kasih atas dukungan, canda tawa, dan persahabatan yang luar biasa, bersama

kalian yang tidak ada habisnya, yang biasa saja menjadi luar biasa. Semoga

Allah selalu menjaga persahabatan kita sampai nanti. Aamiin

10. Cindy, Riri, Isti, Fazla, Fanni, Iqbal, dan Galih serta teman – teman

Akuntansi 2012 yang telah memberikan semangaat dan motivasi. Semoga

selalu berjalan dalam kebaikan

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik

yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi

ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya

bidang penelitian di Indonesia

Jakarta, Desember 2017

(Trio Hidayat)

Page 9: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

ix

Influence of Expertise Information System Skill of Auditor and Investigative

Auditor's Ability to Effectiveness of Implementation of Audit Procedure in

Proof of Fraud

By: Trio Hidayat

ABSTRACT

The purpose of this study is to analyze and test hypotheses about the

Influence of Expertise Information Systems Auditor and Investigative Auditor's

Ability to Effectiveness of Implementation of Audit Procedure in Fraud Proofing.

Respondents in this study are employees of the investigative division of the

Supreme Audit Board of the Republic of Indonesia (BPK RI). In this research,

sampling method using convenience sampling technique. Data collected through

questionnaires distributed to 50 respondents in BPK RI. Data were analyzed

using Multiple Regression with the help of SPSS 22 software program.

The result of this research reveals that (1) The expertise of Auditor's

Information System has no significant effect on the effectiveness of

Implementation of Audit Procedure in Fraud Proofing, (2) The ability of the

Investigative Auditor has significant effect on the Effectiveness of Implementation

of Audit Procedure in Fraud Proof, (3) Auditor and Ability of the Investigative

Auditor simultaneously have a significant effect on the effectiveness of the

Implementation of Audit Procedures in Fraud Proofing.

Keywords: Auditor Information System, Investigative Audit, Fraud Triangel,

Effectiveness of Implementation of Audit Procedure in Final Proofing

Page 10: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

x

Pengaruh Keahlian Sistem Informasi Auditor dan Kemampuan Auditor

Investigatif terhadap Efektifitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam

Pembuktian Kecurangan

Oleh: Trio Hidayat

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dan menguji hipotesis

mengenai Pengaruh Keahlian Sistem Informasi Auditor dan Kemampuan Auditor

Investigatif terhadap Efektifitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam Pembuktian

Kecurangan. Responden dalam penelitian ini adalah pegawai dari divisi

investigative Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI). Dalam

penelitian ini metode pengambilan sampel menggunakan teknik convenience

sampling. Data yang dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner kepada 50

responden di BPK RI. Data dianalisis menggunakan Regresi Berganda dengan

bantuan program software SPSS 22.

Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa, (1) Keahlian Sistem

Informasi Auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap Efektifitas Pelaksanaan

Prosedur Audit dalam Pembuktian Kecurangan, (2) Kemampuan Auditor

Investigatif berpengaruh signifikan terhadap Efektifitas Pelaksanaan Prosedur

Audit dalam Pembuktian Kecurangan, (3) Pengaruh Keahlian Sistem Informasi

Auditor dan Kemampuan Auditor Investigatif secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap Efektifitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam Pembuktian

Kecurangan.

Kata Kunci: Sistem Informasi Auditor , Audit Investigatif, Fraud Triangel,

Efektifitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam Pembuktian Kecurangan

Page 11: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF ........................................................... iii

LEMBAR PENYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .........................................................................................vi

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... vii

ABSTRACT ........................................................................................................................ ix

ABSTRAK ......................................................................................................................... x

DAFTAR ISI...................................................................................................................... xi

BAB I .................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................................. 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................... 8

1. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 8

2. Manfaaat Penelitian ............................................................................................ 8

BAB II .............................................................................................................................. 10

TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................. 10

A. Tinjauan Literatur .............................................................................................. 10

1. Grand Theory ................................................................................................... 10

2. Auditing ........................................................................................................... 11

3. Akuntansi Forensik ......................................................................................... 13

4. Audit Invesitgatif ............................................................................................ 15

5. Prosedur Audit ................................................................................................ 16

6. Keahlian Auditor ............................................................................................ 18

7. Keahlian Sistem Informasi Auditor .............................................................. 19

8. Efektivitas ........................................................................................................ 22

9. Prosedur Pelaksanaan Audit Investigasi ...................................................... 23

10. Kecurangan (Fraud) ................................................................................... 24

B. Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................................ 26

C. Kerangka Pemikiran .......................................................................................... 28

D. Rumusan Hipotesis ............................................................................................. 29

Page 12: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

xii

BAB III ............................................................................................................................. 33

METODOLOGI PENELITIAN .................................................................................... 33

A. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................................. 33

B. Metode Pemilihan Sample .................................................................................. 33

C. Metode Pengumpulan Data ................................................................................ 33

D. Metode Analisis Data .......................................................................................... 34

E. Uji Hipotesis ........................................................................................................ 37

F. Operasionalisasi Penelitian ................................................................................ 39

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian..................................................... 43

B. Hasil Uji Insturmen ............................................................................................ 46

1. Hasil Uji Statistik Deskiptif ............................................................................ 46

2. Hasil Uji Kaualitas Data ................................................................................. 48

3. Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 51

4. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................................. 55

5. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................................... 56

BAB V .............................................................................................................................. 62

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 62

B. Saran .................................................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 65

Lampiran ......................................................................................................................... 68

Page 13: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan tujuan dari

bangsa Indonesia sejak Negara ini mulai berdiri. Kesejahteraan untuk rakyat

akan tercipta bilamana proses pembangunan nasional dapat berjalan dengan

lancar dan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu segala bentuk hal yang

dapat menghambat proses pembangunan nasional perlu di tangani dengan

baik Salah satu yang dapat mengganggu proses pembangunan nasional adalah

kejahatan kerah putih (white collar crime). Hal ini seperti yang dikatakan

oleh Mantan Ketua Panitia Seleksi KPK Destry Damayantiberita yang dikutip

dari news detik.com pada 5 Juni 2015 “…bahwa setiap peningkatan 1

peringkat di indeks persepsi korupsi, pertumbuhan ekonomi kita bisa turun

sampai 0,9 persen. Ini berbahaya bagi ekonomi kita”.

Menurut Indonesia Corruption Watch (ICW) (2008) kejahatan kerah putih

(white collar crime) adalah istilah temuan Hazel Croal untuk menyebut

berbagai tindak kejahatan di lembaga pemerintahan yang terjadi, baik secara

struktural yang melibatkan sekelompok orang maupun secara individu. Hazel

Croal mendefinisikan kejahatan kerah putih sebagai penyalahgunaan jabatan

yang legitim sebagaimana telah ditetapkan oleh hukum.

Umumnya, skandal kejahatan kerah putih sulit dilacak karena dilakukan

pejabat yang punya kuasa untuk memproduksi hukum dan membuat berbagai

keputusan vital. Kejahatan kerah putih terjadi dalam lingkungan tertutup,

yang memungkinkan terjadinya sistem patronase (kekuasaan memberikan

berbagai tugas kepada mesin birokrasi di semua tingkatan). White collar

crime dibedakan dari blue collar crime. Jika istilah white collar crime

ditujukan bagi aparat dan petinggi negara, blue collar crime dipakai untuk

menyebut semua skandal kejahatan yang terjadi di tingkat bawah dengan

kualitas dan kuantitas rendah.

Page 14: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

2

Indonesia sebagai Negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik,

bahkan seperti yang dilansir detik finance pada selasa 30 Agustus 2016, Sri

Mulyani mengatakan bahwa RI merupakan negara dengan pertumbuhan

ekonomi terbaik ke 3 di dunia. Hal ini tentunya membuat Indonesia memiliki

peluang besar menuju pembangunan nasional yang baik. Akan tetapi

pembangunan ekonomi di Indonesia juga dapat menemui hambatan. Seperti

yang dikatakan mantan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara (Menpan)

dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar (id.beritasatu.com, 23 februari

2012) bahwa budaya korupsi dan lemahnya infrastruktur merupakan masalah

bangsa yang menghambat pembangunan di negara ini (Indonesia). Bahaya

hambatan pembangunan ekonomi yang disebabkan oleh korupsi ini pun

muncul seiring dengan hasil suervei oleh Transparency International (TI)

pada tanggal 25 Januari 2017 yang menempatkan posisi Indonesia pada

urutan 16 dari 30 negara asia pasifik, serta urutan 90 dari 176 negara dunia

yang disurvei perihal indeks persepsi korupsi. Meskipun skor yang didapat

oleh Indonesia setiap tahunnya membaik akan tetapi skor tersebut masih

dibawah rata-rata. Seperti skor rata-rata untuk Asia Pasifik adalah 43,05 dan

untuk dunia 42,95 sedangkan pada tahun 2016 indonesia mendapat skor 37

setelah pada tahun sebelumnya 36.

Melihat data yang disampaikan oleh Transparency International (TI),

tentunya korupsi yang masih ada di Indonesia dan akan menghambat proses

pertumbuhan maupun pembangunan nasional dimana yang berujung pada

kesejahteraan sosial tidak akan tercipta. Selain itu terdapat juga data yang

dipaparkan oleh ICW pada februari 2016, ICW melakukan pemantauan

terhadap Penanganan Kasus Korupsi tahun 2015. Dinyatakan bahwa

Kerugian Negara akibat kasus korupsi mencapai Rp. 3,1 triliun. Dari jumlah

kerugian negara tersebut, sebesar Rp. 1,2 triliun didapat pada paruh pertama

tahun 2015. Sedangkan pada semester kedua tahun 2015 mencapai Rp. 1,8

triliun. Adapun dari jumlah 550 kasus korupsi, tersangka yang terlibat kasus

tersebut berjumlah 1.124 orang.

Page 15: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

3

Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan

Pemberantasan Korupsi berisi mengenai tindakan pemerintah yang

memerintahakan semua aparat di pusat dan daerah menjalankan langkah-

langkah apapun untuk memberantas korupsi. Upaya tersebut antara lain

meningkatkan upaya pengawasan dan pembinaan aparatur untuk meniadakan

perilaku koruptif di lingkungan kerja, memberikan dukungan maksimal

terhadap upaya-upaya penindakan korupsi yang dilakukan Kepolisian Negara

Republik Indonesia, Kejaksaan Republik Indonesia, dan Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan cara mempercepat pemberian

informasi yang berkaitan dengan perkara tindak pidana korupsi dan

mempercepat pemberian izin pemeriksaan terhadap saksi atau tersangka.

Korupsi memang tidak akan bisa benar-benar dihilangkan, namun harapan

untuk mengurangi korupsi seharusnya dapat segera terwujud (Listyo, 2005).

Sebagai badan yang memiliki tujuan yang sama untuk memberantas tindak

pidana korupsi, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Badan Pemeriksa

Keuangan RI (BPK-RI), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

(BPKP), Komisi Pemberantas Korupsi (KPK), Kejaksaan dan Pengadilan

harus membuktikan kecurigaan mereka kepada seseorang mengenai apakah

seseorang benar-benar tersangka korupsi atau tidak.

Melakukan pengusutan tindak pidana diluar bidang hokum pengadilan

dapat dibantu oleh seorang ahli. Adapun ahli ekonomi atau ahli keuangan

yang dapat membantu adalah seorang auditor. Hal ini sesuai dengan pasal 1

butir 20 KUHAP bahwa keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan

seseorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk

membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan.

Lantas dengan permasalahan seperti ini, auditor yang bagaimanakah yang

dapat membantu menangani kasus korupsi? Dalam membuktikan apakah

seseorang melakukan korupsi harus didukung oleh alat bukti yang kuat, untuk

memperoleh alat bukti yang kuat diperlukan metode yang tepat dan relevan

salah satu metode yang dapat digunakan yaitu jasa auditor forensic (Uminah,

2014). Dalam hal ini auditor forensik memberikan kontribusi dalam

Page 16: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

4

pengungkapan korupsi, dengan penerapan secara efektif kerugian negara

dapat ditemukan. Berdasarkan Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Nomor 17/K/I-XIII.2/12/2008 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan

Investigatif, penghitungan kerugian negara atau daerah merupakan suatu

pemeriksaan investigatif yang dilakukan untuk menghitung nilai kerugian

negara atau daerah yang terjadi akibat penyimpangan dalam pengelolaan

keuangan negara atau daerah dengan membandingkan antara kondisi dan

kriteria.

Pelaksanaan audit investigasi berbeda dengan pelaksanaan general audit

karena audit ini berhubungan langsung dengan proses litigasi. Hal ini

menyebabkan tugas dari seorang auditor investigatif lebih berat daripada

tugas auditor dalam general audit. Selain harus memahami tentang

pengauditan dan akuntansi, auditor investigatif juga harus memahami tentang

hukum dalam hubungannya dengan kasus penyimpangan atau kecurangan

yang dapat merugikan keuangan Negara (Karyono, 2013:132).

Dalam pelaksanaan audit investigasi, maka auditor investigatif harus

memiliki kemampuan untuk membuktikan adanya kecurangan yang

kemungkinan terjadi dan sebelumnya telah terdeteksi oleh berbagai pihak.

Prosedur dan teknik yang digunakan dalam proses penyelidikan harus sesuai

dengan ketentuan-ketentuan dalam standar yang berlaku. Hal tersebut

tentunya berpengaruh terhadap pengumpulan dan pengujian bukti-bukti yang

dilakukan terkait kasus penyimpangan atau kecurangan yang terjad.

Agar tujuan audit investigasi dapat tercapai secara efektif, auditor

mempunyai beberapa tanggung jawab umum yang harus dipenuhi,

diantaranya audit investigasi dilaksanakan oleh para petugas yang secara

bersama-sama mempunyai keahlian yang diperlukan. Auditor harus memiliki

kemampuan untuk membuktikan adanya kecurangan yang kemungkinan

terjadi dan sebelumnya telah diindikasikan oleh berbagai pihak. Kemampuan

yang harus dimiliki oleh auditor investigasi dalam mengungkap kecurangan

khususnya tidak bisa dipelajari melainkan dilatih berdasarkan pengalaman.

Auditor harus peka terhadap semua hal yang tidak wajar baik hal itu

Page 17: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

5

dirasakan terlalu besar, terlalu kecil, terlalu sering, terlalu rendah, terlalu

banyak, terlalu sedikit, maupun kesan yang janggal. Kemudian auditor harus

meneliti hal tersebut untuk merekonstruksi apa yang menyebabkan hal

tersebut dan apa akibatnya.

Maraknya kasus mengenai korupsi, maka pemerintah juga terus

membangun sistem keuangan dan tatakelola yang semakin maju. Akan tetapi

hal ini membuat dilema baru untuk auditor. Teknologi informasi yang

digunakan oleh perusahaan baik besar maupun kecil telah berubah menjadi

sangat rumit dan kompleks. Pengembangan pada Teknologi Informasi (TI)

telah secara signifikan merubah metode yang digunakan perusahaan untuk

mengumpulkan dan melaporkan informasi. Oleh karena itu, auditor

menghadapi banyak lingkungan TI yang mengatur data dalam media

elektronik dibandingkan data dalam media kertas (Cerullo dan Cerullo, 2003).

Peningkatan kompleksitas kegiatan bisnis mengakibatkan semakin

tingginya risiko kesalahan interprestasi dan penyajian laporan keuangan. Hal

ini menyulitkan para pengguna laporan keuangan dalam mengevaluasi

kualitas laporan keuangan, dimana mereka harus mengandalkan laporan

auditor independen atas laporan keuangan yang diaudit untuk memastikan

kualitas laporan keuangan tersebut.

Berikut beberapa contoh kasus fraud yang ditopang menggunakan IT.

Pada tahun 1982 telah terjadi penggelapan uang di bank melalui komputer

sebagaimana diberitakan “Suara Pembaharuan” edisi 10 Januari 1991 tentang

dua orang mahasiswa yang membobol uang dari sebuah bank swasta di

Jakarta sebanyak Rp. 372.100.000,00 dengan menggunakan sarana komputer.

Perkembangan lebih lanjut dari teknologi komputer adalah berupa computer

network yang kemudian melahirkan suatu ruang komunikasi dan informasi

global yang dikenal dengan internet.

Roper, Red_Skwyre, dan Dragov Tiga orang ini adalah inti dari jaringan

kejahatan dunia maya dengan memeras uang dari bank-bank, Kasino-kasino

internet, dan berbagai bisnis berbasis web lainnya. Strategi mereka sederhana,

yakni meng-hack dan menahan proses transaksi rekening untuk sebuah

Page 18: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

6

tebusan sebesar 40.000 dollar. Didakwa menyebabkan kerusakan langsung

lebih dari 2 juta poundstarling dan kerusakan-kerusakan tidak langsung

sekitar 40 juta poundstarling. Dalam bulan Oktober 2007, trio itu dinyatakan

bersalah dan dijatuhi hukuman delapan tahun penjara

Namun ironisnya, pada kondisi di lapangan tidak banyak para auditor yang

bisa memanfaatkan akses dari peranan teknologi informasi dalam mengaudit

sistem informasi yang berbasis pada komputerisasi akuntansi baik pada saat

input, proses sampai dengan output. Mengingat brainware dibidang auditor

yang mengenal teknologi informasi masih relatif sedikit karena walaupun

teknologi informasi sudah menjadi umum dalam dunia bisnis namun tidaklah

banyak yang sesuai dapat menjawab standar keilmuan. Misalnya dalam

memenuhi kebutuhan audit sistem informasi komputerisasi akuntansi dimana

peluang ini masih jarang diminati para programmer yang memahami ilmu

ekonomi dan akuntansi yang juga diberikan keahlian dalam bidang

pemrograman komputer (Nugroho, 2009).

Auditor selalu dihadapkan dengan tugas-tugas yang kompleks, banyak,

berbeda-beda dan saling terkait satu dengan lainnya. (Pradutaningrum dan

Januarti, 2012). AICPA (2001) menyatakan bahwa auditor laporan keuangan

dianjurkan untuk mengubah strategi audit terkait dengan perubahan yang

diakibatkan oleh teknologi informasi (TI) yang digunakan klien. Menurut

Rios-Figueroa dan Cardona (2013), auditor menggunakan penilaian

profesional untuk mengumpulkan dan melakukan evaluasi bukti dalam

menerbitkan opini atas kewajaran laporan keuangan perusahaan.

Institut Akuntan Publik Indonesia (2013) dalam Standar Audit 620

Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor (Para. A4-A9) menjelaskan jika

keahlian di suatu bidang selain akuntansi atau audit diperlukan untuk

mendapatkan bukti audit kompeten yang cukup dan tepat, auditor harus

menentukan apakan ia perlu menggunakan pekerjaan seorang pakar auditor.

Auditor harus memperoleh suatu pemahaman yang cukup tentang bidang

keahlian pakar untuk memungkinkan auditor dalam: a) menentukan sifat,

ruang lingkup, dan objektivitas pekerjaan pakar untuk tujuan auditor; dan b)

Page 19: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

7

mengevaluasi kecukupan pekerjaan tersebut untuk tujuan auditor. (Para. A21-

A22). Oleh karena itu auditor harus meningkatkan kompetensinya yaitu

dengan menambah keahlian dan pengalaman auditnya dalam bidang pakar

tersebut.

Menurut Abdolmohammadi dan Wright (1987), keahlian audit

menyangkut keahlian teknis dan keahlian non teknis. Keahlian teknis

merupakan kemampuan mendasar dari seorang auditor yang berupa

pengetahuan prosedural dan kemampuan klerikal lainnya dalam lingkup

akuntansi dan auditing secara umum. Sedangkan keahlian non teknis

merupakan kemampuan dari dalam diri seorang auditor yang banyak

dipengaruhi oleh faktor personal dan pengalaman. Keahlian auditor juga

dapat bertambah seiring dengan pengalaman kerja maupun praktek audit yang

telah dilakukannya.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti termotivasi untuk melakukan

penelitian ini karena pertama, kemampuan auditor investigatif semakin

dituntut dimana maraknya kasus korupsi yang ada di dindonesia. Kedua,

semakin kompleksnya cara-cara yang digunakan seseorang untuk melakukan

fraud menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Ketiga, tuntutan

untuk seorang auditor investigatif untuk menggunakan perangkat teknologi

dalam melakukan audit. Dan yang terakhir adalah, sampai saat pembuatan

penelitian ini, peneliti belum menemukan penelitian dengan judul ini.

Melihat fenomena yang ada dan alasan-alasan tersebut peneliti termotivasi

untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Keahlian Sistem

Informasi Auditor dan Kemampuan Auditor Investigatif terhadap

Efektifitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam Pembuktian

Kecurangan”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan permasalahan yang hendak diteliti

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh keahlian sistem informasi auditor terhadap efektifitas

pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian kecurangan?

Page 20: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

8

2. Bagaimana pengaruh kemampuan auditor investigative terhadap efektifitas

pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian kecurangan?

3. Bagaimana pengaruh kemampuan auditor investigative dan keahlian sistem

infromasi auditor terhadap efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam

pembuktian kecurangan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Bedasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk

menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:

a. Menganalisa pengaruh keahlian sistem informasi auditor terhadap

efektifitas pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian

kecurangan.

b. Menganalisa pengaruh kemampuan auditor investigative terhadap

efektifitas pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian

kecurangan.

c. Menganalisa pengaruh kemampuan auditor investigative dan

keahlian sistem infromasi auditor terhadap efektivitas pelaksanaan

prosedur audit dalam pembuktian kecurangan.

2. Manfaaat Penelitian

Adapun peneliitan ini dibuat dengan harapan dapat bermanfaat

bagi beberapa kalangan. Manfaat dari penelitian ini terbagi menjadi dua

yakni dapat berkontribusi secara teoritis dan prkatis.

a. Kontribusi Teoritis

1) Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai

bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk

menambah ilmu pengetahuan.

2) Masyarakat, sebagai sarana untuk menambah wawasan

mengenai auditing, khususnya audit investigatif dengan

memberikan bukti empiris tentang pengaruh kemampuan auditor

investigative dan keahlian sistem infromasi auditor terhadap

Page 21: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

9

efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian

kecurangan.

3) Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak

yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik

ini.

4) Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta

menambah referensi mengenai auditing, terutama tentang

auditor eksternal sehingga diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi penulis di masa dating.

b. Kontribusi Praktis

1) BPK-RI dan BPKP sebagai masukan untuk mendorong kinerja

auditor forensik dalam memberikan hasil temuan audit agar

lebih efektif dalam pembuktian kecurangan.

2) Akademisi, sebagai bahan pengajaran untuk meningkatkan

minat mahasiswa dalam mata kuliah audit, mengingat besarnya

peran dan kebutuhan akan audit forensic

Page 22: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Grand Theory

a. Teori Fraud Triangle

Teori fraud triangle merupakan teori yang harus dimasukkan ke dalam

rencana audit kecurangan. Teori ini menyatakan bahwa kecurangan terjadi

karena adanya tiga elemen seperti tekanan, kesempatan, dan pembenaran.

Tiga elemen kecurangan hidup bersama pada tingkat yang berbeda di dalam

organisasi dan mempengaruhi setiap individu secara berbeda (Vona,

2008:7).

Teori ini kemudian dikembangkan secara skematis oleh Association of

Certified Fraud Examiners (ACFE). ACFE menggambarkan fraud dalam

bentuk fraud tree. Fraud tree ini biasanya disajikan dalam bentuk bagan.

Fraud tree mempunyai tiga cabang utama, yaitu corruption, asset

misappropriation, dan fraudulent statements (Tuanokotta, 2012:197).

Pengukuran tiga elemen fraud triangle tidak sesederhana mengukur

temperatur seseorang. Proses audit harus mengidentifikasi dan memahami

bagaimana kondisi kecurangan tersebut menyebabkan kemungkinan

terjadinya kecurangan yang sebenarnya (Vona, 2008:8). Oleh karena itu,

dibutuhkan auditor yang kompeten dalam mendeteksi dan membuktikan

terjadinya kecurangan.

Teori tersebut menjadi dasar bagi Auditor Investigatif dalam

penelusurannya untuk membuktikan suatu kecurangan yang terjadi. Auditor

Investigatif harus memiliki kemampuan yang memadai untuk mengungkap

suatu kecurangan. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti menggunakan

teori fraud triangle sebagai grand theory dalam penelitian ini.

Page 23: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

11

b. Teori Atribusi

Teori yang dikembangkan oleh Fritz Heider (1958) ini mempelajari

proses bagaimana seseorang menginterpretasikan sesuatu peristiwa, alasan,

atau sebab perilakunya. Perilaku seseorang oleh kombinasi antara kekuatan

internal dan eksternal.

Hal yang sama dikemukakan Robbins (2003) bahwa teori atribusi

merupakan dari penjelasan cara cara manusia menilai orang secara

berlainan, tergantung pada makna apa yang dihubungkan ke suatu perilaku

tertentu. Pada dasarnya teori ini menyarankan bahwa jika seseorang

mengamati perilaku seseorang individu, orang tersebut berusaha

menentukan apakah perilaku itu disebabkan oleh faktor internal atau

eksternal yang tergantung pada tiga faktor.

Kekhususan (ketersendirian), merujuk pada apakah seseorang individu

memperlihatkan perilaku-perilaku yang berlainan. Yang ingin diketahui

adalah apakah perilaku ini luar biasa atau tidak. Jika luar biasa, maka

kemungkinan besar pengamat memberikan atribusi eksternal kepada

perilaku tersebut. Jika tidak, kelihatannya hal ini akan dinilai sebagai sifat

internal.

Konsensus, yaitu jika semua orang yang menghadapi suatu situasi yang

serupa bereaksi dengan cara yang sama. Konsistensi dicari dari tindakan

seorang apakah orang tersebut memberikan reaksi yang sama dari waktu ke

waktu. Makin konsistensi perilaku, maka hasil pengamatan semakin

cenderung untuk menghubungkan dengan sebab-sebab internal.

2. Auditing

Auditing adalah pemeriksaan laporan keuangan yang dilakukan oleh

pihak yang independen dimana hasil pemeriksaan laporan keuangan yang

dilakukan oleh auditor dapat memberikan informasi kepada para pemakai

laporan keuangan.

Menurut Alvin A. Arens, Elder dan Beasley (2011:4) mengemukakan

definisi Auditing ialah “Auditing is the accumulation and evaluation of

evidience about information to determine and report on the degree of

Page 24: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

12

correspondence between the information and established criteria. Auditing

should be done by a competent, independent person”

Diterjemahkan adalah “Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti

tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian

antar informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus

dilakukan oleh orang yang kompeten dalam deskripsi”.

Moenaf Regar (2006) juga memberikan pengertian auditing sebagai:

”Serangkaian pemeriksaan kegiatan yang bebas dilakukan oleh akuntan

untuk meneliti daftar keuangan dari suatu perusahaan yang dilaksanakan

menurut norma pemeriksaan akuntan untuk dapat memberikan (atau

menolak memberikan) pendapat mengenai kewajaran dari daftar keuangan

yang diperiksa.”

Menurut Soekrisno Agoes (2004:3) mendefinisikan auditing sebagai

berikut:

Suatu pemeriksaan yang dilakukan scara kritis dan sistematis, oleh pihak

independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen,

beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti bukti pendukungnya, dengan

tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan

keuangan tersebut.

Kemudian dapat disimpulkan beberapa unsur penting dari pengertian

auditing:

Proses sistematik, Auditing merupakan suatu proses sistematik, yaitu

berupa suatu rangkaian langkah atau prosedur yang logis, berkerangka dan

terorganisasi.

Audit dilakukan untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara

obyektif. Proses sistematik tersebut ditunjukan untuk memperoleh bukti

yang mendasari pernyataan yang dibuat oleh seorang individu, serta untuk

mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap bukti-bukti

tersebut.

Audit harus dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen.

Seorang auditor harus cukup qualified untuk memahami criteria yang

Page 25: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

13

digunakan dan cukup kompeten untuk mengetahui berapa jumlah dan jenis

bukti yang dibutuhkan untuk mengambil kesimpulan. Seorang auditor juga

harus memiliki sikap mental yang independen.

Kriteria yang ditetapkan. Standar yang dipakai sebagai dasar untuk

menilai pernyataan dapat berupa:

a. Peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislative

b. Anggaran atau ukuran prestasi lain yang ditetapkan oleh

manajemen

c. Prinsip akuntansi yang lazim diterapkan (Generally accepted

accounting principles)

Pelaporan. Pelaporan merupakan alat untuk mengkomunikasikan

penemuan pada pihak yang berkepentingan. Laporan yang dilakukan dalam

bentuk tertulis ini dapat menaikkan atau menurunkan tingkat kepercayaan

masyarakat keuangan atas pernyataan yang dibuat oleh pihak yang menjadi

auditee.

3. Akuntansi Forensik

Akuntansi forensik adalah penerapan disiplin akuntansi dalam arti luas,

termasuk auditing pada masalah hukum untuk penyelesaian hukum di dalam

atau di luar pengadilan (Tuanakotta,2012:4). Akuntansi forensik dapat

diterapkan di sektor publik maupun swasta, sehingga apabila memasukkan

pihak yang berbeda maka akuntansi forensic menurut D. Larry Crumbey

dalam Tuanakotta (2012:5) dari Journal of Forensic Accounting menuliskan

“Simply put, forensic accounting is legally accurate accounting. That is,

accounting that is sustainable in some adverdarial legal proceding, or

within some judicial or administrative review.” (“secara sederhana

akuntansi forensik dapat dikatakan sebagai akuntansi yang akurat untuk

tujuan hukum, atau akuntansi yang tahan uji dalam kancah perseteruan

selama proses pengadilan, atau dalam proses peninjauan yudisial, atau

tinjauan administrative.”).

Definisi dari Crumbey menekankan bahwa ukuran dari akuntansi

forensik adalah ketentuan hukum dan perundang-undangan, berbeda dari

Page 26: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

14

akuntansi yang sesuai dengan GAAP (Generally Accepted Accounting

Principles). Sedangkan menurut Bologna dan Lindquist yang dikutip dalam

(Crumbley & Nicholas, 2002) mendefenisikan akuntansi forensik sebagai

“forensic and investigative accounting is the application of financial skills

and an investigative mentality to unresolved issues, conducted within the

context of the rules of evidence”. Dengan terjemahan sebagai berikut,

akuntansi forensik dan investigasi adalah aplikasi kecakapan finansial dan

sebuah mentalitas penyelidikan terhadap isu-isu yang tak terpecahkan, yang

dijalankan dalam konteks rules of evidence”.

Dari beberapa pengertian akuntansi forensik di atas, dapat disimpulkan

bahwa akuntansi forensik adalah penerapan disiplin akuntansi yang

berdasarkan pada keterampilan-keterampilan dalam menginvestigasi dan

menganalisis yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah keuangan yang

dilakukan berdasarkan peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh hokum.

Seorang akuntan forensik menggunakan pengetahuannya tentang akuntansi,

studi hukum, investigasi dan kriminologi untuk mengungkap fraud,

menemukan bukti dan selanjutnya bukti tersebut akan dibawa ke pengadilan

jika dibutuhkan (Ramaswamy, 2007).

Akuntansi forensik pada sektor publik di Indonesia lebih menonjol

daripada akuntansi forensik pada sektor swasta. Secara umum akuntansi

forensik pada kedua sektor tidak berbeda, hanya terdapat perbedaan pada

tahap-tahap dari seluruh rangkaian akuntansi forensik terbagi-bagi pada

berbagai lembaga. Tuanakotta (2012:93) mengemukakan ada lembaga yang

melakukan pemeriksaan keuangan negara, ada beberapa lembaga yang

merupakan bagian dari internal pemerintahan, ada lembaga-lembaga

pengadilan, ada lembaga yang menunjang kegiatan memerangi kejahatan

pada umumnya, dan korupsi khususnya seperti (PPATK), dan lembaga-

lembaga lainnya seperti KPK. Juga ada lembaga swadaya masyarakat yang

berfungsi sebagai pressure group.

Page 27: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

15

4. Audit Invesitgatif

Sudah dijelaskan pada bab awal bahwa akuntansi forensik pada awalnya

adalah perpaduan sederhana antara akuntansi dan hukum. Namun seiring

perkembangan, akuntansi forensik menjadi lebih kompleks karena selain

bidang akuntansi dan hukum yakni melibatkan satu bidang lagi yaitu audit.

Karena adanya kompleksitas di sektor bisnis dan perkembangan investasi

yang pesat hal inilah yang membuat risiko terjadinya fraud semakin tinggi.

Dimana fraud adalah penggelapan yang meliputi berbagai kecurangan

antara lain penipuan yang disengaja (intentional deceit), pemalsuan

rekening (falsification of account), praktik jahat (corrupt practices),

penggelapan atau pencurian (embezlement), korupsi (corruption) dan

sebagainya (Jones dan Bates,1990). Oleh karena itu untuk memperkecil

akibat fraud dan memperbaiki sistem pengendalian, perusahaan diharapkan

mengambil langkah yang tepat dengan melakukan audit investigasi.

Pelaksanaan audit investigasi lebih mendasarkan kepada pola pikir

bahwa untuk mengungkapkan suatu kecurangan auditor harus berpikir

seperti pelaku fraud itu sendiri, dengan mendasarkan pelaksanaan prosedur

yang ditetapkan baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, pelaporan

hingga tindak lanjut pemeriksaan. Untuk itu auditor harus memiliki

kemampuan untuk membuktikan adanya fraud yang terjadi dan sebelumnya

telah diindikasikan oleh berbagai pihak. Auditor harus peka terhadap semua

hal yang tidak wajar.

Auditor juga harus mempunyai kemampuan teknis untuk mengerti

konsep-konsep keuangan, dan kemampuan untuk menarik kesimpulan.

Paling penting bagi seorang auditor adalah kemapuan menyederhanakan

konsep-konsep keuangan sehingga orang-orang pada umumnya dapat

memahami apa yang dimaksudkannya.sehingga Tuanakotta merumus

auditor investigative (2007 :49) adalah “gabungan antara pengacara,

akuntan, kriminolog, dan detektif (atau investigator)”

Page 28: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

16

Menurut Jack Bologna dan Paul Shaw yang dikutip oleh Amin Widjaya

dalam bukunya yang berjudul ”Audit Kecurangan (Suatu Pengantar)”

(2001:36)

“Forensic Accounting sometimes called fraud auditing or Investigative

accounting, is a skill that goes beyond the realm of corporation and

management fraud, embezzlement, or commercial bribery Indeed, forensic

accounting skills go beyond the general realm of white collar crime.”

Pendapat yang lain tentang audit Investigatif dikemukakan oleh Messier

(2003:17) yaitu Forensic audit is an audit to detection or deterrence of a

wide variety of fraudulent activities. The use of auditing to conduct forensic

audits has grown significantly, especially where the fraud involves financial

issues.

Association Of Certified Fraud Examiner seperti yang dikutip Amin

Wijaya (2001:36), mendefinisikan Audit Investigatif sebagai berikut :

“Fraud auditing is an initial approach (proactive) to detecting financial

fraud, using accounting records and information, analytical relationship

and an awareness of fraud perpetration and concealment effort.

Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa audit Investigatif

merupakan suatu cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi dan

memeriksa kecurangan terutama dalam laporan keuangan yang

kemungkinan sedang atau sudah terjadi menggunakan keahlian tertentu dari

seorang auditor (teknik audit).

5. Prosedur Audit

Prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe bukti

audit tertentu yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit

(Mulyadi,2002). Auditor melakukan prosedur ini agar tidak terjadi

penyimpangan dalam melakukan program audit. Standar pekerjaan lapangan

ketiga menyebutkan bahwa beberapa prosedur audit yang harus

dilaksanakan oleh auditor meliputi (Mulyadi dan kanaka,2002) yaitu,

Page 29: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

17

a. Insepkesi

Inspeksi merupakan pemeriksaan secara rinci terhadap dokumen atau

kondisi fisik sesuatu. Prosedur audit ini banyak dilakukan oleh

auditor. Dengan melakukan inspeksi terhadap sebuah dokumen,

auditor akan dapat menentukan keaslian dokumen tersebut.

b. Pengamatan

Pengamatan merupakan prosedur audit yang digunakan oleh auditor

untuk melihat atau menyaksikan pelaksanaan suatu kegiatan. Objek

yang diamati auditor adalah karyawan, prosedur, dan proses.

c. Permintaan Keterangan

Permintaan keterangan merupakan prosedur audit yang dilakukan

dengan meminta keterangan secara lisan. Bukti audit yang dihasilkan

dari prosedur ini adalah bukti lisan dan bukti dokumenter.

d. Konfirmasi

Konfirmasi merupakan bentuk penyelidikan yang memungkinkan

auditor memperoleh informasi secara langsung dari pihak ketiga yang

bebas. Disamping auditor memakai prosedur audit yang disebutkan

dalam standart tersebut, auditor melaksanakan berbagai prosedur audit

lainnya untuk mengumpulkan bukti audit yang akan dipakai sebagai

dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.

Kualitas dari auditor dapat diketahui dari seberapa jauh auditor

menjalankan prosedur-prosedur audit yang tercantum dalam program

audit (Weningtyas, et al,2006).

e. Penelusuran

Dalam melakukan prosedur audit ini, auditor melakukan penelusuran

sejak mula-mula data tersebut direkam pertama kali dalam dokumen,

dilanjutkan dengan pelacakan pengolahan data tersebut dalam proses

akuntansi. Prosedur audit ini terutama diterapkan dalam bukti

documenter.

f. Pemeriksaan Bukti Pendukung

Page 30: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

18

Pemeriksaan bukti pendukung merupakan prosedur audit yang

meliputi, pertama, inspeksi terhadap dokumen-dokumen yang

mendukung suatu transaksi atau data keuangan untuk menentukan

kewajaran dan kebenarannya. Kedua, pembanding dokumen tersebut

dengan catatan akuntansi yang berkaitan.

g. Perhitungan

Prosedur audit ini meliputi : (1) perhitungan fisik terhadap sumber

daya berwujud seperti kas atau sediaan di tangan, dan (2)

pertanggungjawaban semua formulir bernomor urut tercetak.

Perhitungan fisik digunakan untuk mengevaluasi bukti fisik kuantitas

yang ada di tangan, sedangkan pertanggungjawaban formulir

bernomor urut tercetak digunakan untuk mengeavaluasi bukti

ddokumenter yang mendukung kelengkapan catatan akuntansi.

h. Scaning

Scanning merupakan review secara cepat terhadap dokumen, catatan

dan daftar untuk mendeteksi unsur-unsur yang tampak tidak biasa

yang memerlukan penyelidikan lebih mendalam.

i. Pelaksanaan Ulang

Prosedur audit ini merupakan pengulangan aktivitas yang

dilaksanakan oleh klien. Umumnya pelaksanaan ulang diterapkan

pada perhitungan dan rekonsiliasi yang telah dilakukan oleh klien.

j. Teknik Audit Berbantu Komputer

SA seksi 327 teknik audit berbantu komputer memberikan panduan

bagi auditor tentang penggunaan computer dalam audit ddi lingkungan

system informasi komputer.

6. Keahlian Auditor

Keahlian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007) adalah

kemahiran dalam suatu ilmu (kepandaian, pekerjaan). Keahlian

merupakan unsur penting yang harus dimiliki oleh seseorang auditor

untuk bekerja secara profesional. Hal tersebut ditegaskan dalam standar

umum pertama SA Seksi 210, SPAP (2015) audit harus dilaksanakan

Page 31: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

19

oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis

yang cukup sebagai auditor.

Grippo dan Ibex (2003) dalam Digabriele (2008) menyatakan bahwa

sebagian besar keahlian auditor forensik datang dari kemampuannya

dalam bidang akuntansi dan audit, pajak, operasi bisnis, maajemen,

pengendalian intern, hubungan interpersonal, dan komunikasi

Keahlian menurut Standar Audit Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah (APIP) dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara (MENPAN) No.Per/05/M.PAN/03/2008 bahwa auditor

harus mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan kompetensi lainnya

yang diperlukan untuk melaksanakan tanggung jawabnya dengan kriteria

auditor harus mempunyai tingkat pendidikan formal minimal Strata Satu

(S1) atau yang setara, memiliki kompetensi di bidang auditing, akuntansi,

administrasi pemerintahan dan komunikasi serta telah mempunyai

sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) serta mengikuti pendidikan

dan pelatihan profesional berkelanjutan (continuing professional

education)

Keahlian dapat disimpulkan sebagai dasar yang positif dimiliki

seorang auditor forensik untuk mendukung penugasannya dalam

perhitungan kerugian negara, pengungkapan kasus-kasus tersembunyi,

serta sebagai saksi ahli di pengadilan yang mengharuskan memiliki

pemikiran kritis, analisis deduktif, kemampuan komunikasi dalam lisan

dan tulisan, dan lain-lain. Young (2008) menyatakan bahwa auditor

forensik menguasai ketrampilan dalam banyak bidang. Beberapa auditor

forensik, sudah barang tentu, mengkhususkan diri pada bidang-bidang

tertentu seperti teknologi informasi.

7. Keahlian Sistem Informasi Auditor

Komputerisasi memberikan dampak terhadap audit laporan

keuangan, dukungan computer audit makin diperlukan oleh para akuntan,

Page 32: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

20

atau para akuntan harus mulai makin conmputer literacy (paham hal-hal

teknis aplikasi komputer). Selain itu pendekatan atau cara pandang

terhadap sistem akuntansi yang semula stand alone, kini berubah menjadi

sistem informasi akuntansi makin terpadu dengan keseluruhan sistem

informasi perusahaan. Akibatnya area audit laporan keuangan makin

saling terkait dengan bidang operasional, teknologi informasi dan makin

luas ruang lingkupnya (Gondodiyoto, 2007). Pengetahuan teknologi

informasi dan akuntansi perlu diberikan pada berbagai tahapan maupun

tingkatannya masing-masing, antara lain:

a. Pre Post Qualification

Auditor pada masa yang akan datang akan bekerja tidak hanya secara

konvensional sebagai akuntan, melainkan tidak dapat menghindari

bekerja di lingkungan teknologi informasi. Perlu ditentukan standar

pengetahuan minimal bidang teknologi informasi dan secara

berkelanjutan perlu pelatihan dengan pengetahuan mengenai seni

teknologi informasi dalam aktivitas edukasi profesi yang

berkelanjutan

b. Conceptual Knowledge/Practical Skill

Pengetahuan teknologi informasi bersifat konsep maupun

keterampilan praktis. Pendidikan dan pelatihan harus memberikan

pengetahuan konsepsional dan technical skill, serta dasar-dasar untuk

pengembangan diri lebih lanjut.

SA Seksi 335 [PSA No. 57] Auditing dalam Lingkungan Sistem

Informasi Komputer, paragraf 04 sampai dengan pragraf 06 menjelaskan

tingkat keterampilan dan kompetensi auditor yang harus dimiliki bila

melaksanakan suatu audit dalam lingkungan sistem informasi komputer dan

memberikan panduan bila mendelegasikan pekerjaan kepada asisten dengan

keterampilan sistem informasi komputer atau bila menggunakan pekerjaan

yang dilaksanakan oleh auditor independen lain atau tenaga ahli yang

memiliki keahlian di bidang sistem informasi komputer.

Page 33: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

21

a. Secara khusus, auditor harus memiliki pengetahuan memadai untuk

merencanakan, melaksanakan, dan menggunakan hasil penggunaan

TABK. Tingkat pengetahuan yang harus dimiliki oleh auditor

tergantung atas kompleksitas dan sifat TABK dan sistem akuntansi

entitas. Oleh karena itu, auditor harus menyadari bahwa penggunaan

TABK dalam keadaan tertentu dapat mengharuskan dimilikinya jauh

lebih banyak pengetahuan komputer dibandingkan dengan yang

dimilikinya dalam keadaan lain.

b. Menurut Hamid (2012) bagaimanapun sebuah perusahaan

mengoperasikan sistem secara manual, sistem yang terkomputerisasi,

atau paduan antara keduanya, auditor harus mengikuti Generally

Accepted Auditing Standards (GAAS):

c. Sebagai bagian dari menggunakan pengetahuan yang cukup atas

operasi perusahaan untuk perencanaan audit, auditor harus memiliki

pemahaman mengenai computer processing configuration, metode

dari pemrosesan dan hal yang berhubungan agar dapat menilai risiko

bawaan yang berkaitan dengan perencanaan audit.

d. Auditor harus mendapatkan pemahaman yang memadai dari semua

pengendalian yang berhubungan dengan aplikasi sistem akuntansi

yang signifikan dengan audit. Contohnya, auditor akan melakukan

pengujian atas pengendalian dari kebijakan dan prosedur internal

control (melingkupi baik sistem manual dan terkomputerisasi) yang

dapat meningkatkan reabilitas dari data dan informasi. Dari pengujian

pengendalian, auditor akan menilai risiko pengendalian untuk asersi

tertentu atas saldo akun atau level dari transaksi, dan menentukan

lingkup, waktu, dan luas dari prosedur substantif menurut materialitas

dan risiko bawaan. Prosedur ini dapat dilakukan menggunakan

komputer.

e. Auditor harus melaksanakan prosedur substantif yang telah ditentukan

sebelumnya untuk mengumpulkan bukti audit yang layak dan cukup

untuk asersi spesifik dalam saldo akun dan tingkat transaksi. Dalam

Page 34: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

22

hal ini, auditor dapat mempertimbangkan menggunakan generalized

audit software packages jika dibutuhkan.

Standar Audit 315 mengenai Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko

Kesalahan Penyajian Material Melalui Pemahaman atas Entitas dan

Lingkungannya (par. 18) yaitu, auditor harus memperoleh pemahaman

tentang sistem informasi, termasuk proses bisnis yang terkait, yang relevan

dengan pelaporan keuangan, termasuk hal-hal sebagai berikut:

a. Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan terhadap

laporan keuangan;

b. Prosedur, baik dalam teknologi informasi maupun sistem manual,

yang olehnya transaksi dimulai, dicatat, diproses, dan dikoreksi

sebagaimana mestinya, diranser ke buku besar, dan dilaporkan dalam

laporan keuangan;

c. Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun spesifik dalam

laporan keuangan yang digunakan untuk memulai, mencatat,

memproses, dan melaporkan transaksi, hal ini mencakup koreksi

terhadap informasi yang salah dan bagaimana informasi tersebut

ditransfer ke buku besar. Catatan tersbut dapat dalam bentuk manual

atau elektronik;

d. Bagaimana sistem informasi menangkap peristiwa dan kondisi (selain

transaksi) yang signifikan terhadap laporan keuangan;

e. Proses pelaporan keuangan yang digunakan untuk menyusun laporan

keuangan entitas, termasuk estimasi akuntansi dan pengungkapan

yang signifikan;

f. Pengendalian di sekitar entri jurnal, termasuk entri jurnal non standar

yang digunakan untuk mencatat transaksi yang tidak berulang atau

tidak biasa, atau penyesuaian

8. Efektivitas

Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana

dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk

Page 35: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

23

menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya.

Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran

yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran,

berarti makin tinggi efektivitasnya (Siagian, 2002:24).

Sementara itu Abdurahmat (2003:92) menyimpulkan “efektivitas

adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah

tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan

sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya”

Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian

dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan

dengan hasil yang telah dicapai. Efektivitas dapat dilihat dari berbagai

sudut pandang (view point) dan dapat dinilai dengan berbagai cara dan

mempunyai kaitan yang erat dengan efisiensi. Berdasarkan pendapat di

atas, bahwa efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting

karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan suatu

organisasi dalam mencapai sasaran atau tujuan yang diharapkan.

Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka

secara singkat pengertian dari efektivitas adalah efektivitas melakukan

atau mengerjakan sesuatu tepat pada sasaran “doing the right things”.

Tingkat efektivitas itu sendiri dapat ditentukan oleh terintegrasinya

sasaran dan kegiatan organisasi secara menyeluruh, kemampuan adaptasi

dari organisasi terhadap perubahan lingkungannya.

Efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian

kecurangan dapat diartikan sejauh mana hasil audit tersebut dapat

menggambarkan proses suatu kegiatan yang dapat menghasilkan

hipotesis atas prosedur yang dilaksanakan dalam audit investigasi.

9. Prosedur Pelaksanaan Audit Investigasi

Pusdiklatwas BPKP (2008:77) menjelaskan bahwa prosedur audit

investigasi mencakup sejumlah tahapan yang secara umum dapat

Page 36: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

24

dikelompokkan menjadi lima tahap yaitu penelahaan informasi awal,

perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, dan tindak lanjut.

Penelahaan informasi awal merupakan tahap awal yang dilakukan

oleh Auditor Investigatif dengan menelaah informasi yang berasal dari

pengaduan masyarakat, media massa, cetak, dan visual, pihak lembaga,

pihak aparat penegak hukum, serta hasil audit reguler. Apabila informasi-

informasi yang telah diperoleh dan ditelaah maka Auditor Investigatif

akan memutuskan apakah telah cukup bukti atau alasan untuk melakukan

audit investigasi dalam pembuktian kecurangan.

Setelah itu, Auditor Investigatif melakukan penetapan sasaran,

ruang lingkup dan susunan tim kemudian melaksanakan audit investigasi

tersebut. Sebelum laporan final audit investigasi disusun, materi hasil

audit investigasi tersebut dikonsultasikan terlebih dahulu dengan aparat

penegak hukum untuk mendapatkan pendapat hukum, apakah langkah

dan proses audit, bukti audit yang telah dikumpulkan sesuai dengan

peraturan hukum yang berlaku.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Auditor

Investigatif harus melakukan prosedur tersebut secara bertahap dalam

pelaksanaan audit investigasi untuk pembukitan kecurangan. Apabila

Auditor Investigatif telah melakukan proses-proses di atas, maka Auditor

tersebut dapat dikatakan telah memiliki kemampuan yang memadai

10. Kecurangan (Fraud)

Fraud merupakan salah satu bentuk irregularities. Secara singkat

fraud dinyatakan sebagai suatu penyajian yang palsu atau

penyembunyian fakta yang material yang menyebabkan seseorang

memiliki sesuatu. Menurut Bologna dan Lindquist (2013:4) fraud

didefinisikan sebagai penipuan yang disengaja umumnya diterangkan

sebagai kebohongan, penjiplakan, dan pencurian. Fraud dapat dilakukan

terhadap pelanggan, kreditor, pemasok, banker, investor, penjamin

asuransi, dan pemerintah

Page 37: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

25

Definisi lain mengenai fraud dikemukakan oleh The Institute of

Internal Auditor yang dikutip oleh Karni (2002:34), “Kecurangan

mencakup suatu ketidakberesan dan tindakan ilegal yang bercirikan

penipuan disengaja. Ia dapat dilakukan untuk manfaat dan atau kerugian

organisasi oleh orang di luar atau di dalam organisasi.”

Sedangkan kecurangan manajemen dikemukakan oleh Sunarto

(2003:57) sebagai berikut, “Kecurangan dalam pelaporan keuangan yang

dilakukan untuk menyajikan laporan keuangan yang menyesatkan,

seringkali disebut kecurangan manajemen.”

Berdasarkan definisi tersebut, fraud dapat disimpulkan sebagai

kecurangan yang mengandung makna suatu penyimpangan dan perbuatan

melanggar hukum (illegal act), yang dilakukan dengan sengaja untuk

tujuan tertentu misalnya menipu atau memberikan gambaran keliru

(mislead) kepada pihak-pihak lain, yang dilakukan oleh orang-orang baik

dari dalam maupun dari luar organisasi. Kecurangan dirancang untuk

mendapatkan keuntungan baik pribadi maupun kelompok yang

memanfaatkan peluang-peluang secara tidak jujur, yang secara langsung

maupun tidak langsung merugikan orang lain.

Page 38: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

26

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian terdahulu mengenai topic yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat

dalam tabel 2.1

NO Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1 Laras

Rahmayani

Kamaiah,

Susilatri,

(2014)

Pengaruh Kemampuan Auditor,

Skeptisme Profesional Auditor,

Teknik Audit Dan

Whistleblower Terhadap

Efektivitas Pelaksanaan Audit

Investigasi Dalam

Pengungkapan Kecurangan

Variabel kemampuan

auditor, dan

efektifitas

pelaksanaan audit

investigasi dalam

mengungkap

kecurangan,

Metode penelitian

Variabel skeptisme

auditor dan

whistleblower.

Objek penelitian

Berdasarkan perhitungan nilai koefesien

determinasi (R2) diperoleh nilai sebesar

0,839. Hal ini menunjukkan bahwa

variable independen memberikan

pengaruh sebesar 83.90% terhadap

dependen dan sisanya dipengaruhi oleh

variabel-variabel lain yang tidak

termasuk kedalam penelitian ini.

2 Mau dan

Kingsley

(2015)

The Role of Forensic

Investigation Professionals in

the Prevention of Fraud and

Corruption in Developing

Countrie

Variabel keahlian

akuntan forensic,

pengungkapan fraud

Variabel

profesionalisme

akuntan forensic,

objek penelitian

Hasil penelitian menunjukkan terdapat

pengaruh antara Profesional audit

forensic terhadap pencegahan

kecurangan dan korupsi sebesar 67%.

3 Arini Lestari

Patunru

(2014)

Pengaruh Kemampuan Auditor

Investigatif Terhadap Efektivitas

Pelaksanaan Prosedur Audit

Dalam Pembuktian Kecurangan

(Studi Kasus pada Perwakilan

Badan Pengawasan Keuangan

dan Pembangunan Provinsi

Sulawesi Selatan)

Variabel X1 dan Y

Metode penelitian

Objek penelitian,

jumlah sample

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

kemampuan auditor investigatif memiliki

hubungan dan memiliki pengaruh

terhadap efektivitas pelaksanaan

prosedur audit dalam pembuktian

kecurangan sebesar 62,1%.

Page 39: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

27

NO Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

4 Arika Hanna

Pratiwi

(2015)

Pengaruh Kemampuan Auditor

Investigatif Terhadap Efektivitas

Pelaksanaan Prosedur Audit

Dalam Pengungkapan Internal

Fraud

Variabel X1 Y nya

menggunakan

variable

pengungkapan

internal fraud

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

kemampuan auditor investigatif di Badan

Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia

Tahun 2015 sudah baik karena sudah

memiliki kemampuan teknis,

kemampuan non teknis, dan kemampuan

khusus sehingga efektivitas pelaksanaan

prosedur audit dalam pengungkapan

internal fraud sudah berjalan dengan baik

5 Ming-Hsuan

Lee and

Mon-Chi Lio

(2014)

The impact of information and

communication technology on

public

governance and corruption in

China

Menggunakan

variable teknologi

sistem informasi

akuntansi

Metode penelitian,

variabel public

governance

The results showed that ICT had

a positive impact on the governance of

provincial governments in China. ICT

had two different effects on

corruption: ICT helped corruption cases

come to light and ultimately helped

reduce corruption

6 Dr. Bello

Ayuba,

Ibrahim Ali

Aliyu (2014)

The Role of Information

Communication Technology

(ICT) in Combating Corrupt

Business Activities in Nigeria

Menggunakan

variabel teknologi

sistem informasi

Objek penelitian,

metode penelitian

There is no doubt that the introduction of

ICT has played significant roles in

reshaping business activities in Nigeria

as it helps organizations (public and

private) in combating corrupt business

activities through electronic measures

such as e-governance, e-mails, e-

payment, e-examination, e-banking, e-

marketing, e-commerce and e-business.

Page 40: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

28

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar

2.1 berikut:

rh

Pentingnya penerapan proseudur

audit yang efektif dalam

pembuktian kecurangan

Kecurangan (fraud) semakin

beragam dan melibatkan

kemajuan teknologi informaasi

GAP

Pengaruh Keahlian Sisitem Informasi Auditor dan Kemampuan Auditor Investigatif

terhadap Efektivtias Pelaksanaan Prosedur Audit dalam Pembuktian Kecurangan

Basis Teori: Teori Fraud Triangle dan Teori Atribusi

Metode Analisis: Regresi Berganda

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan, Implikasi, dan Saran

Keahlian Sistem

Informasi Auditor (X1)

Kemampuan Auditor

Investigasi (X2)

Page 41: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

29

D. Rumusan Hipotesis

Perumusan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini bertujuan untuk

menguji Pengaruh Kemampuan Auditor Investigatif dan Keahlian Sistem

Informasi Auditor terhadap Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam

Pembuktian Kecurangan.

Berdasarkan pemikiran tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hubungan Keahlian Sistem Informasi Auditor terhadap Efektivitas

Pelaksanaan Prosedur Audit dalam Pembuktian Kecurangan

Auditor harus memiliki pengetahuan memadai tentang Sistem

Informasi Komputer untuk merencanakan, mengarahkan, melakukan

supervisi, dan me-review pekerjaan yang dilakukan untuk menerapkan

prosedur audit, tergantung atas pendekatan audit yang digunakan. SA

Seksi 335 (PSA No. 57) menjelaskan tingkat keterampilan dan

kompetensi auditor yang harus dimiliki bila melaksanakan suatu audit

dalam lingkup sistem informasi komputer.

Menurut Gondodiyoto (2007), pengetahuan teknologi informasi dan

akuntansi perlu diberikan pada tahapan pelatihan dan pendidikan.

Penelitian yang dilakukan Hunton et al. (2001) dalam Brazel (2004)

menyimpulkan ketika keahlian SIA meningkat, akan terjadi peningkatan

juga pada kinerja auditor dalam melakukan tugas yang berhubungan

dengan SIA. Auditor yang memiliki keahlian SIA yang lebih tinggi

seharusnya memiliki dasar pengetahuan yang dibutuhkan untuk

menyiapkan progam audit dan penganggaran waktu yang efektif dalam

lingkup SIA yang tinggi.

Melihat cakupan yang lebih luas Sofia (2013) mengatakan bahwa

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) semakin dilihat oleh

pemerintah serta aktivis dan masyarakat sipil sebagai alat penting untuk

mempromosikan transparansi dan akuntabilitas serta untuk

mengidentifikasi dan mengurangi korupsi. Lebih lanjut TIK juga dapat

Page 42: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

30

mendukung upaya kampanye dan membantu memobilisasi orang

melawan korupsi.

Sedangkan menurut Ming-Hsuan Lee and Mon-Chi Lio (2014)

mengungkapkan bahwa di Cina TIK memiliki dua efek yang berbeda

pada korupsi: TIK membantu kasus korupsi terungkap dan akhirnya

membantu mengurangi korupsi.

Berdasarkan dari beberapa paparan penelitian sebelumnya mengenai

pengaruh sistem informasi terhadap korupsi, maka patut diduga bahwa

sistem informasi auditor dapat berpengaruh terhadap Efektivtias

Pelaksanaan Prosedur Audit dalam Pembuktian Kecurangan.

Olehkarenanya hipotesis sementara dalam penelitian ini sebagai berikut:

H1: Keahlian Sistem Informasi Auditor berpengaruh terhadap Efektivitas

Pelaksanaan Prosedur Audit dalam Pembuktian Kecurangan

2. Hubungan Kemampuan Auditor Investigatif terhadap Efektivitas

Pelaksanaan Prosedur Audit dalam Pembuktian Kecurangan

Seorang auditor yang melaksanakan audit investigasi atau yang

disebut auditor investigatif harus memiliki kualitas, keterampilan dan

keahlian khusus serta kualitas mental dan fisik yang baik (Bologna dan

Lindguist, 1999). Pendapat ini didukung oleh Tuanakotta (2010:349)

yang mengemukakan bahwa seorang auditor yang melaksanakan audit

investigatif harus memiliki pengetahuan dasar, kemampuan teknis, dan

sikap mental.

Kemudian dikemukakan oleh Tuanakotta (2010:350) bahwa seorang

auditor investigatif menggunakan tujuh teknik audit dalam prosedur

pelaksanaannya yaitu memeriksa fisik, meminta konfirmasi, memerksa

dokumen, review anatikal, meminta informasi lisan atau tertulis dari

auditee, menghitung kembali, dan mengamati. Berdasarkan pernyataan-

pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa seorang auditor yang

berkompeten dan melaksanakan prosedur audit yang sesuai, maka audit

tersebut akan efektif dalam pembuktian kecurangan.

Page 43: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

31

Teori-teori yang dikemukakan di atas telah dibuktikan melalui

penelitian empiris yang dilakukan oleh Zuliha (2008) terhadap seluruh

auditor investigatif di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) perwakilan

Jawa Barat. Hasilnya memberi indikasi bahwa kemampuan auditor

investigatif berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas

pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian kecurangan. Signifikan

tersebut disebabkan oleh auditor investigatif yang berkompeten dan

melaksanakan prosedur audit investigasi yang sesuai.

Penelitian empiris lainnya dilakukan oleh Rika (2012) terhadap

seluruh auditor investigatif di Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP) di Bandung, Jawa Barat. Hasilnya juga memberi

indikasi bahwa kemampuan auditor investigatif berpengaruh positif dan

signifikan terhadap efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam

pembuktian kecurangan. Pengaruh yang signifikan tersebut disebabkan

oleh sebagian besar auditor investigatif telah memiliki kemampuan dasar,

teknis, dan sikap mental serta melaksanakan prosedur audit yang tepat

dalam melakukan audit investigasi.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka hipotesis sementara

dalam penelitian ini sebagai berikut:

H2: Kemampuan Auditor Investigatif berpengaruh signifikan

terhadap efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian

kecurangan

3. Hubungan Keahlian Sisitem Informasi Auditor dan Kemampuan

Auditor Investigatif terhadap Efektivtias Pelaksanaan Prosedur

Audit dalam Pembuktian Kecurangan

Seorang auditor yang melaksanakan audit investigatif harus

memiliki pengetahuan dasar, kemampuan teknis, dan sikap mental

(Tuannakota, 2010). Salah satu diantara kemampuan tersebut adalah

mengenai kemampuan auditor dalam menggunakan sistem informasi atau

kemampuan IT yang baik. Auditor harus memiliki pengetahuan memadai

tentang Sistem Informasi Komputer untuk merencanakan, mengarahkan,

Page 44: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

32

melakukan supervisi, dan me-review pekerjaan yang dilakukan untuk

menerapkan prosedur audit, tergantung atas pendekatan audit yang

digunakan. SA Seksi 335 (PSA No. 57) menjelaskan tingkat

keterampilan dan kompetensi auditor yang harus dimiliki bila

melaksanakan suatu audit dalam lingkup sistem informasi komputer.

Terlebih dalam era sekarang teknologi semakin maju, begitupun

dengan tindak kecurangan juga semakin beragam. oleh karenanya

perpaduan kemampuan auditor secara akal dan kemampuan seorang

auditor secara IT perlu dikombinasikan. Hingga penelitian ini dibuat,

peneliti belum menemukan hasil penelitian yang secara gamblang dan

persis mengenai kombinasi kemampuan auditor investigative dan

keahlian sistem informasi auditor terhadap efektivitas pelaksanaan

prosedur audit dalam pembuktian kecurangan. Akan tetapi dari hasil

beberapa penelitian, peneliti menduga adanya hubungan antara

Kemampuan Auditor Investigatif dan Keahlian Sisitem Informasi

Auditor terhadap Efektivtias Pelaksanaan Prosedur Audit dalam

Pembuktian Kecurangan.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka hipotesis sementara

dalam penelitian ini sebagai berikut:

H3: Kemampuan Auditor Investigatif dan Keahlian Sistem Informasi

Auditor berpengaruh signifikan terhadap efektivitas pelaksanaan

prosedur audit dalam pembuktian kecurangan.

Page 45: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang

digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu

Kemampuan auditor investigative dan keahlian sistem informasi auditor

terhadap variabel dependen, yaitu efektivitas pelaksanaan prosedur audit

dalam pembuktian kecurangan. Populasi penelitian ini adalah auditor

investigative yang bekerja pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik

Indonesia. Waktu penelitian ini pada bulan Maret – Juni 2016.

B. Metode Pemilihan Sample

Sampel pada penelitian ini adalah auditor investigative yang

berkerja di BPK RI. Metode yang digunakan peneliti dalam pemilihan

sample penelitian adalah pemilihan sampel bertujuan (purposive

sampling), dengan teknik berdasarkan pertimbangan (judgement sampling)

yang merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang

informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu

(umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian) (Nur

Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002:131)

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti

menggunakan dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang

sedang diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, tesis, internet, dan

perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan,

peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer).

Pada

Page 46: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

34

penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah auditor

investigative yang berkerja di BPK RI. Peneliti memperoleh data

dengan mengirimkan kuesioner kepada satuan/unit kerja secara

langsung ataupun melalui perantara. Data primer diperoleh dengan

menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan

untuk mengumpulkan informasi dari auditor investigative yang

berkerja di BPK RI sebagai responden dalam penelitian

D. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan suatu proses penyederhanaan data ke

dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dengan

menggunakan metode kuantitatif, diharapkan akan didapatkan hasil

pengukuran yang lebih akurat tentang respon yang diberikan oleh

responden, sehingga data yang berbentuk angka tersebut dapat diolah

dengan menggunakan metode statistik.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara

menggambarkan sampel data yang telah dikumpulkan dalam kondisi

sebenarnya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku umum

atau generalisasi. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar

deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan

skewness (kemencengan distribusi) (Imam Ghozali, 2013:19).

2. Uji Kualitas Data

Pengujian kualitas data terdapat dua macam pengujian, yaitu sebagai

berikut:

a. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pernyataan tersebut konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan 2 cara yaitu:

Page 47: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

35

1) Repeated Measure atau pengukuran ulang. Disini seseorang akan

diberikan pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda,

kemudian dilihat apakah jawabannya tetap konsisten dengan

jawabannya

2) One shot atau pengukuran sekali saja, disini pengukurannya

hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan

pernyataan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pernyataan.

Untuk mengukur reliabilitas digunakan uji statistik Cronbach Alfa

(α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai

Cronbach’s Alfa > 0,60. Sedangkan jika sebaliknya, data tersebut

dikatakan tidak reliabel (Ghozali, 2013:47-48)

b. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut. Pengujian validitas ini menggunakan nilai

signifikan di bawah 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-

masing indikator pertanyaan pada kuesioner valid ketika nilai

signifikansinya di bawah 0,05 (Ghozali, 2013:52-55).

3. Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka

peneliti melakukan uji multikolonieritas, uji normalitas, dan uji

heteroskedastisitas.

a. Uji Multikolonieritas

Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen

saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.

Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi

Page 48: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

36

antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali,

2013:105).

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas di dalam

model regresi dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF)

dan nilai Tolerance. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel

independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen

lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang

terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jika

nilai tolerance <0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10, maka dalam

model regresi tersebut terdapat multikolonieritas yang tidak dapat

ditoleransi dan variabel tersebut harus dikeluarkan dari model regresi

agar hasil yang diperoleh tidak bias (Ghozali, 2013:106)

b. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan

bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini

dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel

kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi

normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik

(Ghozali, 2013:160).

Analisis grafik menggunakan grafik histogram dan probability

plot. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi

normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Namun analisis grafik dapat menyesatkan jika tidak hati-hati

secara visual terlihat normal padahal secara statistik bisa sebaliknya.

Oleh sebab itu, dalam penelitian ini selain menggunakan analisis

grafik juga dilengkapi dengan uji statistik menggunakan non-

parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dalam uji K-S dilihat dari

angka probabilitas signifikansi data residual. Jika angka probabilitas

Page 49: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

37

kurang dari 0,05 maka variabel ini tidak berdistribusi secara normal

(Ghozali, 2011:164)

c. Uji Heteroskedastisidas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan

ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat dilihat jika

ada pola tertentu pada grafik scatterplot, seperti titik yang

membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar

kemudian menyempit) (Ghozali, 2013:139-143).

4. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinan (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinan adalah antara nol sampai satu. Apabila hanya terdapat satu

variabel independen maka R2 yang dipakai. Tetapi apabila terdapat dua

atau lebih variabel independen maka yang dipakai adalah Adjusted R2.

Setiap tambahan variabel independen, R2 akan meningkat tidak peduli

variabel tersebut berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel

dependen. Sedangkan nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila

satu variabel independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali,

2013:97)

E. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model

regresi berganda. Model regresi berganda umumnya digunakan untuk

menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel

dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam persamaan

linier.

Page 50: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

38

Variabel independen terdiri dari Kemampuan auditor investigative

dan keahlian sistem informasi auditor. Sedangkan variabel dependennya

adalah efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian

kecurangan. Persamaan regresi berganda dirumuskan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan:

Y = Efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian

kecurangan

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

X1 = Keahlian sistem informasi auditor

X2 = Kemampuan auditor investigative

e = Eror

Pengujian hipotesis ini melalui beberapa pengujian, yaitu:

a. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen

atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terkait

(Ghozali, 2013:98). Dalam membandingkan probabilitas dengan

taraf nyata kurang dari 0,05. Jika probabilitas > 0,05, maka model

ditolak. Jika probabilitas < 0,05 maka model diterima

b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji Statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas dan independen secara individu dalam

menerangkan variansi variabel dependen. Apakah variabel

independen berpengaruh secara nyata atau tidak (Ghozali, 2013:98).

Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan melihat

probabilitasnya, yaitu:Jika probabilitas > 0,05, maka model ditolak.

Jika probabilitas < 0,05 maka model diterima.

Page 51: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

39

F. Operasionalisasi Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel, yaitu variabel

independen dan variabel dependen. Variabel independen adalah variabel

yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain dimana dalam

penelitian ini adalah variabel dependen. Sedangkan variabel yang

dijelaskan atau dipengaruhi variabel independen.

Penelitian ini menguji pengaruh Keahlian sistem informasi auditor

(X1) dan Kemampuan auditor investigative (X2) terhadap Efektivitas

pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian kecurangan (Y).

1. Keahlian Sistem Informasi Auditor (X1)

Keahlian adalah sebagai dasar untuk mendapatkan pengetahuan

yang dibutuhkan untuk menjadi seorang yang ahli (Abdolmohammadi

dan Shanteau, 1992). Keahlian Auditor atas SI menurut PSA No. 57

SA Seksi 335 Auditing Dalam Lingkungan Sistem Informasi

Komputer adalah pengetahuan memadai tentang SIK untuk

merencanakan, mengarahkan, melakukan supervisi, dan me-review

pekerjaan yang dilakukan. Sedangkan SAS No. 94 mengatakan

auditor berkemungkinan membutuhkan keahlian spesial untuk menilai

pengaruh dari sistem informasi terhadap audit, untuk memahami

pengendalian klien, dan untuk melakukan pengendalian dan pengujian

substantif (Tucker, 2001).

Dalam penelitian ini pengukuran keahlian Sistem Informasi

Auditor dilakukan dengan menggunakan enam indikator self

assessments yaitu pelatihan formal maupun informal, pengalaman,

jangka waktu, awal memulai, peranan penting dimasa yang akan

datang dan keahlian sistem informasi auditor yang kompleks. Variabel

ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan Brazel

(2004). Variabel ini diukur menggunakan skala likert 5 poin dari

sangat sangat setuju (5), setuju (4), netral (3), tidak setuju (2) dan

sangat tidak setuju (1).

2. Kemampuan Auditor Investigatif (X2)

Page 52: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

40

Pelaksanaan audit investigasi berbeda dengan pelaksanaan general

audit karena audit ini berhubungan langsung dengan proses litigasi.

Hal ini menyebabkan tugas dari seorang auditor investigatif lebih

berat daripada tugas auditor dalam general audit. Selain harus

memahami tentang pengauditan dan akuntansi, auditor investigatif

juga harus memahami tentang hukum dalam hubungannya dengan

kasus penyimpangan atau kecurangan yang dapat merugikan

keuangan Negara (Karyono, 2013:132).

Menurut (Tuanakotta:2010) mengemukakan bahwa kemampuan

auditor investigatif: “Auditor juga harus memiliki kemampuan yang

unik. Disamping keahlian teknis, seorang Auditor investigatif yang

sukses mempunyai kemampuan mengumpulkan fakta-fakta dari

berbagai saksi secara fair, tidak memihak, sahih (mengikuti ketentuan

perundang-undangan), dan akurat serta mampu melaporkan fakta-

fakta itu secara akurat dan lengkap.

. Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen dari

Sulistiyowati (2003) dan Tuanakota (2007) dalam Rika (2012).

Variabel ini diukur menggunakan skala likert 5 poin dari sangat sangat

setuju (5), setuju (4), netral (3), tidak setuju (2) dan sangat tidak setuju

(1).

3. Efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian kecurangan

(Y)

Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana

dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk

menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya.

Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya

sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati

sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya (Siagian, 2002:24).

Pusdiklatwas BPKP (2008:77) menjelaskan bahwa prosedur audit

investigasi mencakup sejumlah tahapan yang secara umum dapat

Page 53: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

41

dikelompokkan menjadi lima tahap yaitu penelahaan informasi awal,

perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, dan tindak lanjut.

. Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen dari Arens

(2008) dalam Rika (2012). Variabel ini diukur menggunakan skala

likert 5 poin dari sangat sangat setuju (5), setuju (4), netral (3), tidak

setuju (2) dan sangat tidak setuju (1).

Berikut ini adalah tabel ringkasan dari operasional variabel di atas:

Variabel Indikator Skala

Pengukuran

Keahlian Auditor

atas Sistem

Informasi

(X1)

Pelatihan informal dan formal atas lingkup SI yang

kompleks

Interval: 5 point skala

likert

Pengalaman melakukan audit dengan lingkup SI

yang komplek Jangka waktu melakukan audit dengan lingkup SI

yang kompleks Awalmemulai melakukan audit atas lingkup SI yang

kompleks Peranan penting atas audit atas lingkup SI yang

kompleks Keahlian SI yang lebih kompleks

Kemampuan

Auditor

Investigatif

(X2)

Memiliki background ilmu Akuntansi dan

Auditing

Interval: 5 point skala

likert

Menguasai teknik pengendalian intern.

Memiliki pengetahuan tentang investigative dan

kecurangan, teknik audit investigatif dan cara

memperoleh bukti

Menjaga kerahasiaan sumber informasi.

Memiliki pengetahuan tentang bukti, bahwa bukti

harus relevan dan kompeten.

Mengetahui masalah informasi dan teknologi

(hardware, software, maupun sistem), srta

memahami tentang cyber crime.

Memiliki jiwa skeptisme profesional, sikap yang

mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan

dan melakukan evaluasi secara kritis.

Auditor harus mengathui kontruksi

hukum(undang-undang)

Mempunyai pengetahuan tentang tidak pidana

korupsi

Mampu bertindak objektif dan independen, serta

netral, dan selalu menjungjung asas praduga tak

bersalah

Memiliki kemampuan membuat hipotesa.

Page 54: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

42

Variabel Indikator Skala

Pengukuran

Mampu mengumpulkan data untuk membuktikan

hipotesis.

Mengikuti standar Audit Investigatif

Bersikap independen.

Bersifat bebas dengan skeptic professional.

Efektivitas

Pelaksanaan

Prosedur Audit

Dalam

Pembuktian

Kecurangan

(Y)

Perencanaan pemeriksaan

Interval: 5 point skala

likert

Pelaksanaan pemeriksaan

Laporan pemeriksaan,

Tindak lanjut pemeriksaan.

Memeriksa fisik (physical examination)

Meminta kofrimasi (confirmation)

Memeriksa Dokumen (documentation)

Review analitikal (analytical review)

Meminta informasi lisan atau tertulis dari audite

(inquiness of the auditee)

Menghitung kembali (reperformance)

Mengamati (observation)

Page 55: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

43

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai dari instansi Badan

Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI). Dimana jika

ditelisik lebih spesifik pegawai yang menjadi responden adalah auditor

yang berada pada bagian Auditor Investigatif

Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner

penelitian secara langsung dengan cara mendatangi responden.

Penyebaran serta pengembalian kuesioner dilaksanakan pada bulan

Agustus 2017.

Kuesioner yang disebarkan berjumlah 50 buah dan jumlah

kuesioner yang kembali sebanyak 43 kuesioner atau 86%, sedangkan

sisanya sebanyak 7 kuesioner atau 4% tidak kembali dengan alasan

bahwa pada tanggal tersebut responden tidak berada di BPK-RI serta

terdapat kesibukan dalam pekerjaan. Kuesioner yang dapat diolah

berjumlah 43 atau 100%. Gambaran mengenai data sampel disajikan

pada tabel 4.1

Tabel 4. 1 Data Sampel Penelitian

No Keterangan Jumlah Persentase

1. Jumlah kuesioner yang disebar 50 100%

2. Jumlah kuesioner yang kembali 43 86%

3. Jumlah kuesioner yang tidak

kembali

7 4%

4. Jumlah kuesioner yang dapat

diolah

43 100%

Page 56: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

44

2. Karakteristik Profil Responden

Responden dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut

yakni tabel tabel dibawah ini yang menjelaskan deskripsi mengenai

identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, usia, latar

belakang pendidikan, jumlah jam kerja, lama bekerja, dan posisi.

Tabel 4. 2 Deskripsi Responden Jenis Kelamin

Berdasarka tabel 4.2 dapat diketahui bahwa jumlah responden

berdasarkan jenis kelamin didominasi oleh laki-laki, yaitu sebanyak 34

orang atau 79% sedangkan sisanya sejumlah 9 orang atau 21%

responden berjenis kelamin Perempuan.

Untuk distribusi berdasarkan usia, dapat digambarkan berdasarkan

tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4. 3 Deskripsi Responden Usia

Jumlah responden berdasarkan usia didominasi oleh responden

yang berusia 31 – 35 tahun tahun yaitu sebanyak 21 orang atau 49%,

kemudian untuk yang terkecil yakni responden dengan usia yaitu 46-50

tahun sebanyak 1 orang atau 2 %.

Page 57: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

45

Selanjutnya adalah distribusi profil responden berdasarkan latar

belakang pendidikan, dapat digambarkan dari tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4. 4 Deskripsi Responden Latar Belakang Pendidikan

Berdasarkan pada tabel 4.4 bahwa responden dengan latar belakang

pendidikan Akuntansi jauh lebih bamyak dibandingkan dengan yang

lain, yakni dengan 31 orang atau sekitar 72%.

Berikutnya akan disajikan distribusi pfrofil responden berdasarkan

jumlah jam kerja, dapat digambarkan dari tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4. 5 Deskripsi Responden Jumlah Jam Kerja

Berdasarkan pada tabel 4.5 bahwa responden dengan jumlah jam

bekerja 0-40 jam per minggu nya jauh lebih bamyak dibandingkan

dengan yang lain, yakni dengan 32 orang atau sekitar 74 %.

Selanjutnya adalah distribusi profil responden berdasarkan lama

bekerja, dapat digambarkan pada gambar 4.6.

Page 58: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

46

Tabel 4. 6 Deskripsi Responden Lama Bekerja

Berdasarkan pada tabel 4.6 bahwa responden dengan lama bekerja

6 – 10 tahun jauh lebih bamyak dibandingkan dengan yang lain, yakni

dengan 34 orang atau sekitar79 %.

Dan yang terakhir adalah distribusi profil responden berdasarkan

posisi, dapat dijelaskan melalui gambar 4.7

Tabel 4. 7 Deskripsi Responden Posisi

Berdasarkan pada tabel 4.7 bahwa responden dengan posisi sebagai

pemeriksa jauh lebih bamyak dibandingkan dengan yang lain, yakni

dengan 24 orang atau sekitar 56 %

B. Hasil Uji Insturmen

1. Hasil Uji Statistik Deskiptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi

Keahlian Sistem Informasi Auditor (X1), Kemampuan Auditor

Investigasi (X2), dan Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam

Pembuktian Kecurangan (Y) akan diuji secara deskriptif seperti yang

terlihat dalam tabel 4.8

Page 59: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

47

Tabel 4. 8 Hasil Uji Statistik Deskriptif

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Tabel 4.8 menjelaskan bahwa pada variabel Keahlian Sistem

Informasi Auditor jawaban minimum responden sebesar 11 dan

maksimum sebesar 24, dengan rata-rata total jawaban 16,95 dan standar

deviasi 3,23 maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata jawaban

responden untuk variabel Keahlian Sistem Informasi Auditor adalah

kurang setuju. Variabel Kemampuan Auditor Investigasi jawaban

minimum responden sebesar 61 dan jawaban maksimum sebesar 94

dengan rata-rata total jawaban 82,67 dan standar deviasi 8,2 maka dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini

menjawab sering terkait Kemampuan Auditor Investigasi dan dapat

diartikan bahwa pegawai dalam Kemampuan Auditor Investigasi yang

ada sudah cukup baik.

Pada variabel Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam

Pembuktian Kecurangan jawaban minimum responden sebesar 61

jawaban maksimum sebesar 95, rata-rata total jawaban 79 dan standar

deviasi 8,3, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden dalam

melakukan Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam Pembuktian

Kecurangan sudah cukup baik karena rata-rata responden menjawab

sering.

Page 60: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

48

2. Hasil Uji Kaualitas Data

a. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari

instrumen penelitian. Untuk mengukur reliabilitas digunakan uji

statistik Cronbach Alfa (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbach’s Alfa > 0,60. Sedangkan jika

sebaliknya, data tersebut dikatakan tidak reliabel (Ghozali, 2013:47-

48). Tabel 4.9 menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk variabel

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 4. 9 Hasil Uji Realibilitas

Variabel Cronbach’s

Alpha Keterangan

Keahlian Sistem Informasi Auditor 0,805 Reliabel

Kemampuan Auditor Investigasi 0,921 Reliabel

Efektivitas Pelaksanaan Prosedur

Audit dalam Pembuktian Kecurangan

0,908 Reliabel

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Tabel 4.9 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas ketiga

variabel menunjukan hasil diatas 0,6. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa pertanyaan dalam kuesioner ini reliabel karena

mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Hal ini

menunjukkan bahwa setiap item pertanyaan yang digunakan akan

mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pertanyaan

itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama

dengan jawaban sebelumnya.

b. Hasil Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya

suatu kuesioner. Suatu pertanyaan pada kuesioner dikatakan valid

jika tingkat signifikansinya dibawah 0,05 (Ghozali, 2013). Tabel

berikut menunjukkan hasil uji validitas dari tiga variabel yang

digunakan dalam penelitian ini, yaitu Keahlian Sistem Informasi

Page 61: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

49

Auditor, Kemampuan Auditor Investigasi, dan Efektivitas

Pelaksanaan Prosedur Audit.

Tabel 4. 10 Hasil Uji Validitas Keahlian Sistem Informasi Auditor

Nomor Butir

Pertanyaan

Sig

(2-Tailed) Keterangan

KSIA1 0,000 Valid

KSIA 2 0,000 Valid

KSIA 3 0,000 Valid

KSIA 4 0,000 Valid

KSIA 5 0,000 Valid

KSIA 6 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Tabel 4.10 menunjukkan variabel remunerasi mempunyai

kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi

lebih kecil dari 0,05.

Tabel 4. 11 Hasil Uji Validitas Kemampuan Auditor Investigasi

Nomor Butir

Pertanyaan

Sig

(2-Tailed) Keterangan

KAI1 0,000 Valid

KAI2 0,000 Valid

KAI3 0,000 Valid

KAI4 0,000 Valid

KAI5 0,000 Valid

KAI6 0,000 Valid

KAI7 0,001 Valid

KAI8 0,000 Valid

KAI9 0,000 Valid

KAI10 0,000 Valid

KAI11 0,000 Valid

Page 62: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

50

Nomor Butir

Pertanyaan

Sig

(2-Tailed) Keterangan

KAI12 0,000 Valid

KAI13 0,000 Valid

KAI14 0,010 Valid

KAI15 0,000 Valid

KAI16 0,000 Valid

KAI17 0,000 Valid

KAI18 0,000 Valid

KAI19 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Tabel 4.11 menunjukkan variabel Efektivitas Pelaksanaan

Prosedur Audit dalam Pembuktian Kecurangan mempunyai kriteria

valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih

kecil dari 0,05.

Tabel 4. 12 Hasil UJi Validitas Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam

Pembuktian Kecurangan

Nomor Butir

Pertanyaan

Sig

(2-Tailed) Keterangan

EPA1 0,000 Valid

EPA2 0,000 Valid

EPA3 0,000 Valid

EPA4 0,000 Valid

EPA5 0,000 Valid

EPA6 0,000 Valid

EPA7 0,000 Valid

EPA8 0,000 Valid

EPA 9 0,000 Valid

Page 63: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

51

Nomor Butir

Pertanyaan

Sig

(2-Tailed) Keterangan

EPA10 0,048 Valid

EPA11 0,000 Valid

EPA12 0,001 Valid

EPA13 0,000 Valid

EPA14 0,000 Valid

EPA15 0,000 Valid

EPA16 0,000 Valid

EPA17 0,000 Valid

EPA18 0,000 Valid

EPA19 0,000 Valid

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Tabel 4.12 menunjukkan variabel Efektivitas Pelaksanaan Prosedur

Audit dalam Pembuktian Kecurangan mempunyai kriteria valid untuk

semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05

3. Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Hasil Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah adanya

korelasi antar variabel bebas (independen) dalam model regresi. Untuk

mendeteksi adanya masalah multikolonieritas dalam penelitian ini

dengan menggunakan Nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor

(VIF). Tabel berikut ini menyajikan hasil uji multikolonieritas dengan

menggunakan Nilai Tolerance dan VIF, yaitu:

Page 64: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

52

Tabel 4. 13 Hasil Uji Multikolonieritas

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Berdasarkan tabel 4.13 diatas terlihat bahwa nilai tolerance

mendekati angka 1 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF)

disekitar angka 1 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan

nilai tolerance dan VIF untuk Kemampuan sisitem informasi auditor

(X1) adalah 0,986 dan 1,014. Variabel Kemampuan Auditor

Investigatif (X2) memiliki nilai tolerance 0,986 serta VIF 1,014.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan

regresi tidak terdapat problem multiko dan dapat digunakan dalam

penelitian ini.

2. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau

keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi

yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.

Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan

analisis grafik (histogram dan probability plot) dan uji statistik

Kolmogorov-Smirnov (K-S).

Dasar pengambilan keputusan pada uji grafik histogram dan

grafik normal p-plot adalah dengan melihat bentuk grafik dan

persebaran titik-titik residual. Sedangkan pengambilan keputusan

dalam uji K-S adalah dengan melihat nilai probabilitas signifikansi

data residual. Apabila angka probabilitas lebih dari 0,05 berarti data

terdistribusi secara normal. Adapun hasil uji normalitas

Page 65: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

53

menggunakan Kolmogorov-Smirnov (K-S) dapat dilihat dalam tabel

4.14.

Tabel 4. 14 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Menurut tabel 4.14 diatas, hasil uji (K-S) menunjukkan bahwa

data terdistribusi normal variabel Keahlian Sistem Informasi

Auditor, Kemampuan Auditor Investigatif dan Efektivitas

Pelaksanaan Prosedur Audit dalam Pembuktian Kecurangan. Hal ini

terlihat dari nilai probabilitas sebesar 0,200 lebih besar dari 0,05.

Sehingga model penelitian ini memenuhi uji asumsi klasik

normalitas. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh pengujian

menggunakan grafik normal p-plot pada gambar 4.1 dan histogram

pada gambar 4.2.

Page 66: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

54

Gambar 4. 1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Gambar 4. 2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Gambar 4.1 dan 4.2 memperlihatkan peny ebaran data yang

berada di sekitar garis diagonal dan bentuk grafik yang simetris tidak

condong ke kiri atau ke kanan. Hal ini menunjukkan bahwa model

regresi telah memenuhi asumsi normalitas.

c. Hasul Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah

dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari

Page 67: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

55

residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari

residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka

disebut homoskedastisitas. Dalam penelitian ini uji

heteroskedastisitas menggunakan analisis grafik scatterplot dan uji

statistik menggunakan uji Glejser. Berikut hasil uji

heteroskedastisitas menggunakan grafik scatterplot.

Gambar 4. 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Grafik

Scatterplot

Sumber: Data primer yang diolah, 2016 Berdasarkan gambar 4.3, grafik scatterplot menunjukkan bahwa

data tersebat di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan

tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada

model persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan

untuk memprediksi Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam

Pembuktian Kecurangan. .

4. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa

besar kemampuan variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel

Page 68: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

56

independen. Adapun hasil uji koefisien determinasi untuk variabel

Keahlian Sistem Informasi Auditor dan Kemampuan Auditor

Investigasi, disajikan dalam tabel 4.15 di bawah ini:

Tabel 4. 15 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Tabel 4.15 menunjukkan bahwa nilai R Square sebesar 0,677. Hal

ini menandakan bahwa variasi variabel Keahlian Sistem Informasi

Auditor dan Kemampuan Auditor Investigasi mampu menjelaskan

67.7% variasi Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam

Pembuktian Kecurangan. Sedangkan sisanya, yaitu 32,3% dijelaskan

oleh variabel-variabel lain di luar model baik yang berasal dari faktor

internal maupun eksternal seperti Skeptisme professional auditor,

teknik audit, whistleblower (Laras, 2014) dan profesionalisme akuntan

forensic (Mau dan Kingsley, 2015) yang dapat mempengaruhi

Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam Pembuktian Kecurangan.

5. Hasil Uji Hipotesis

a. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau

bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel dependen atau terkait.

Tabel berikut ini menyajikan hasil uji statistik F untuk variabel Y,

X1, dan X2

Page 69: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

57

Tabel 4. 16 Hasil Uji Statistik F

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Tabel di 4.16 menunjukkan nilai F hitung sebesar 45,026 dengan

tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas signifikansi jauh lebih

kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk

memprediksi Pengaruh Keahlian Sistem Informasi Auditor dan

Kemampuan Auditor Investigasi terhadap Efektivitas Pelaksanaan

Prosedur Audit dalam Pembuktian Kecurangan.

b. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh

masing-masing variabel independen secara individual terhadap

variabel dependen. Tabel berikut ini menyajikan hasil uji statistik t

dalam penelitian ini:

Tabel 4. 17 Hasil Uji statistic t

Sumber: Data primer yang diolah, 2016

Berdarkan tabel 4.17 dapat dilihat bahwa hanya variabel independen

Kemampuan Auditor Investigasi (X2) yang berpengaruh terhadap

variabel dependen Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam

Page 70: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

58

Pembuktian Kecurangan. Sedangkan Keahlian Sistem Informasi

Auditor (X1) tidak berpengaruh terhadap Efektivitas Pelaksanaan

Prosedur Audit dalam Pembuktian Kecurangan. Karena pada hasil

X1 nilai signifkansi yang di dapat senilai 0,865 jauh di atas 0,05.

Hipotesis 1: Keahlian Sistem Informasi Auditor berpengaruh

signifikan terhadap Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit

dalam Pembuktian Kecurangan

Hasil pengujian variabel Keahlian Sistem Informasi Auditor

mempunyai nilai sig 0,865 lebih dari 0,005. Hal ini menunjukan

bahwasanya Keahlian Sistem Informasi Auditor tidak berpengaruh

signifikan terhadap Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam

Pembuktian Kecurangan, dengan demikian H1 ditolak. Nilai beta

yang dihasilkan bernilai positif 0,039 atau senilai 3,9%.

Tidak berpengaruhnya Keahlian Sistem Informasi Auditor

terhadap Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam Pembuktian

Kecurangan mungkin dapat disebabkan karena beberapa faktor

diantaranya latar belakang pendidikan dari responden bukan berasal

dari bidang IT ataupun SI, melainkan berasal dari bidang ekonomi

dan hukum, oleh karena itu keahlian dalam penggunaan sistem

informasi dalam efektivtias pelaksanaan prosedur audit tidak begitu

berpengaruh.

Selain itu penelitian ini juga senada dengan tesis Kimmo (2012)

dari Aalto University Finlandia, yang menyatakan bahwa tidak hanya

dengan teknologi yang baik saja yang mampu meningkatkan kinerja

namun harus diikuti oleh kemampuan individu itu sendiri. Oleh

karena itu dibutuhkannya pelatihan sebelum suatu teknologi

diterapkan merupakan suatu keharusan bagi institusi agar teknologi

tersebut berjalan dengan baik. Sehingga keahlian dalam teknologi

tidak serta merta mengambil peran penting.

Page 71: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

59

Akan tetapi penelitian ini sedikit berbeda dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Al-Eqab dan Adel (2013) yang menyatakan

penerapan teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap

efektivitas kerja, yang dalam penelitian tersebut efektivitas kerja

yang dimaksud adalah penerapan sistem informasi akuntansi. Hal ini

berbeda mungkin karena variabel dependen yang digunakan sejalan

dengan variabel independen yakni sama sama tentang teknologi.

Sedangkan peneliti mencoba menggabungkan sistem informasi

auditor dengan pengungkapan kecurangan.

Hipotesis 2: Kemampuan Auditor Investigasi berpengaruh

signifikan terhadap Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit

dalam Pembuktian Kecurangan.

Hasil pengujian variabel Kemampuan Auditor Investigasi

mempunyai nilai sig 0,000 kurang dari 0,005. Hal ini menunjukan

bahwasanya Kemampuan Auditor Investigasi memiliki pengaruh

signifikan terhadap Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam

Pembuktian Kecurangan, dengan demikian H1 diterima. Nilai beta

yang dihasilkan bernilai positif 0,845 yang artinya Kemampuan

Auditor Investigatif berpengaruh signifikan terhadap Efektivitas

Pelaksanaan Prosedur Audit senilai 84,5%. Arah positif dalam nilai

beta menunjukan bahwa semakin baiknya Kemampuan Auditor

Investigatif maka akan meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan

Prosedur Audit dalam Pembuktian Kecurangan.

Adanya pengaruh Kemampuan Auditor Investigasi terhadap

Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam Pembuktian

Kecurangan mungkin dapat disebabkan karena responden yang ada

dalam penelitian ini memang berasal dari divisi Auditor Investigasi

di instansi BPK. Sehingga kemampuan dan pelaksanaan procedural

sudah menjadi kegiatannya sehari – hari. Ditambah dengan latar

belakang dari responden seorang akuntan dan rata – rata berada pada

Page 72: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

60

usia matang sehingga kejelian dan kepatuhan terhadap pelaksaan

yang procedural terbilang tinggi

Dengan demikian hasil ini dapat mendukung pendapat

Tuanakotta (2010:349) yang mengemukakan bahwa seorang auditor

yang melaksanakan audit investigatif harus memiliki pengetahuan

dasar, kemampuan teknis, dan sikap mental. Hasil penelitian ini juga

konsisten dengan hasil penelitian dari Zuliha (2008) dan Rika

(2012).

Dari hasil penelitian tersebut jelas bahwasanya faktor

kemampuan dari individu juga menjadi faktor dalam terciptanya

kinerja yang baik. Karena sebaik apapun sistem yang dibangun,

kemampuan individu juga perlu diperhatikan.

Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.17 maka dapat diperoleh

model persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 9,440 + 0,039X1 + 0,845X2 + 7,988

Keterangan :

Y = Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam

Pembuktian Kecurangan

X1 = Keahlian Sistem Informasi Auditor

X2 = Kemampuan Auditor Investigatif

Hipotesis 3: Keahlian Sistem Informasi Auditor dan

Kemampuan Auditor Investigasi berpengaruh signifikan

terhadap Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam

Pembuktian Kecurangan.

Dari tabel 4.14 dapat diinterpretasikan bahwa Keahlian Sistem

Informasi Auditor dan Kemampuan Auditor Investigasi memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap Efektivitas Pelaksanaan Prosedur

Audit dalam Pembuktian Kecurangan. dengan nilai signifikansi

0,000. Nilai signifikansi tersebt jauh lebih kecil dari 0,05 sehingga

dapat dismpulkan bahwa variabel independen tersebut memiliki

pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen.

Page 73: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

61

Keahlian auditor dalam menggunakan sistem informasi ternyata

jika dikolaborasikan dengan kemampuan dasar auditor itu sendiri

ternyata sangat berdampak kepada efektivitas pelakasanaan prosedur

audit guna membuktikan kecurangan. Hal ini dapat terjadi

dimungkinkan karena pada era sekarang sistem yang ada dalam

pemerintah mayoritas sudah menggunakan data berbasis elektronik

(paperless). Sehingga kemamuan auditor itu sendiri juga harus

ditopang dengan kemampuan lain yang pada hal ini adalah sistem

informasi. Terlebih dalam penelitian ini yang menjadi responden

terbilang pada usia-usia matang yang mampu menyesuaikan dengan

perkembangan zaman untuk menggunakan teknologi dalam setia

pekerjaannya

Hal ini senanada dengan penelitian yang dilakukan Hunton et al

(2001) dalam Brazel (2004) menyimpulkan ketika keahlian SIA

meningkat, akan terjadi peningkatan juga pada kinerja auditor dalam

melakukan tugas yang berhubungan dengan SIA. Dengan

meningkatnya kinerja auditor maka meningkat tingkat efektivitas

kerja auditor tersebut.

Pernyataan ini juga diperkuat oleh hasil penelitian Syahfitri

(2014) yang mengatakan terdapat hubungan atau pengaruh yang

sangat kuat antara variabel kinerja pegawai terhadap kualitas

pelayanan public, dan bilamana kita analogikan bahwa setiap

pegawai dengan kinerja yang baik akan memberikan dampak yang

baik kepada organisasi dan siklus kerja dalam organisasi tersebut,

yang dalam hal penelitian ini adalah efektivitas prosedur audit dalam

membuktikan kecurangan.

Page 74: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sesuai dengan tujuan penulisan penelitian ini yaitu untuk mengetahui

pengaruh Keahlian Sistem Informasi Auditor dan Kemampuan Auditor

Investigasi terhadap Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam

Pembuktian Kecurangan. Responden penelitian ini berjumlah 43 pegawai

yang bekerja di Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI)

Pusat. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian

yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan analisa

regresi berganda, maka peneliti berusaha untuk membuat beberapa

kesimpulan berdasarkan analisis data yang sudah dilakukan pada bab

sebelumnya. Beberapa kesimpulan tersebut antara lain

1. Hasil pengujian variabel Keahlian Sistem Informasi Auditor

menunjukan bahwasanya Keahlian Sistem Informasi Auditor tidak

berpengaruh signifikan terhadap Efektivitas Pelaksanaan Prosedur

Audit dalam Pembuktian Kecurangan, dengan demikian H1 ditolak.

2. Hasil pengujian variabel Kemampuan Auditor Investigasi menunjukan

bahwasanya Kemampuan Auditor Investigasi memiliki pengaruh

signifikan terhadap Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam

Pembuktian Kecurangan, dengan demikian H1 diterima.

3. Diinterpretasikan bahwa Keahlian Sistem Informasi Auditor dan

Kemampuan Auditor Investigasi memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam Pembuktian

Kecurangan. dapat dismpulkan bahwa variabel Keahlian Sistem

Informasi Auditor dan Kemampuan Auditor Investigasi tersebut

memiliki pengaruh secara simultan terhadap variabel Efektivitas

Pelaksanaan Prosedur Audit dalam Pembuktian Kecurangan

Page 75: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

63

B. Saran

Penelitian mengenai Efektivitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam

Pembuktian Kecurangan di masa mendatang diharapkan mampu

memberikan hasil penelitian yang lebih berkualitas, dengan

mempertimbangkan saran di bawah ini:

a) Saran Teoritis

1. Untuk penelitian selanjutnya disarnkan untuk menambahkan

variabel - variabel independen lainnya yang mempengaruhi

efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian

kecurangan, seperti pengalaman kerja auditor dan latar belakang

pendidikan auditor. Selain itu peneliti selanjutnya juga dapat

memodifikasi dengan menggunakan variabel moderasi ataupun

intervening. Karena hingga penelitian ini dibuat peneliti masih

sangat jarang menemukan variabel moderasi dan intervening dalam

meneliti efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam pembuktian

kecurangan.

2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk mendapatkan data

berupa wawancara dengan responden agar bisa mendapatkan data

yang lebih nyata dan bisa keluar dari pertanyaan-pertanyaan

kuesioner yang mungkin terlalu sempit atau kurang

menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.

3. Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar mengambil refrensi

kueioner pada jurnal – jurnal yang sudah teruji dan terbukti seperti

pada jurnal yang sudah terindeks scopus maupun routers.

b) Saran Praktis

1. Untuk Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah khususnya

prodi akuntansi diharapkan mengadakan sebuah kuliah umum

mengenai efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam

pembuktian kecurangan. karena penting bagi mahasiswa

khususnya untuk jurusan akuntansi bilamana ingin

Page 76: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

64

melanjutkan jenjang pendidikan atau karirnya dalam dunia

audit investigasi.

2. Untuk isntansi terkait dan yang sebidang tentang audit

investigasi, sebaiknya perlu diadakan kajian mendalam

mengenai faktor apa saja yang dapat memberikan pengaruh

kepada efektivitas pelaksanaan prosedur audit dalam

pembuktian kecurangan.

Page 77: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

65

DAFTAR PUSTAKA

A, D. J. (2008). An Empirical Investigation of the Relevant Skills of Forensic

Accountants. Journal of Education for Business.

Abdolmohammadi, M., & A, W. (1987). An Examiniation of Effect of Experience

and Tax Complexcity on Audit Judgement. Journal of The Accounting

Review, 1-13.

Abdurahmat, F. (2003). Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia.

Jakarta: Rikneka Cipta.

Agoes, S. (2004). Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

Al Eqab, M., & Adel. (2013). The Impact of IT Sophistications on The Perceived

Usefulness Of Accounting Information Characteristics among Jordanian

Listed Companies. International Journal of Business and Social Science ,

143-155.

Alvin A, A., Randal J, E., & Beasley, M. (2011). Auditing and Assurance

Services, an Integrated Approach. New Jersey: Prentice-Hall.Inc.

Amin, W. (2001). Internal Auditing (Suatu Pengantar). Jakarta: Harvaindo.

Bologna, J., & Lindquist, R. J. (2013). Fraud auditing and forensic accounting:

new tools and techniques. Universitas Michigan: Wiley.

Brazel, J. F. (2004). The Effect of Computer Assurace Specialists Competence

and Auditor Accounting Information Sytem Expertise on Auditor Planning

Judgement . Drexel University.

Crumbley, D. L., & Nicholas, A. (2002). “Forensic Accounting : A New Growth

Area in Accounting. Ohio CPA Journal, 16.

Fritz, H. (1958). ThePpsychology of Interpersonal Relations. New York: Wiley.

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS.

Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro.

Gondodiyoto, S. (2007). Audit Sistem Informasi + Pendekatan CobIT. Jakarta:

Mitra Wacana Media.

Hounton, J. E., Wright, A. M., & Wright, S. (2001). Business and Audit Risks

Associated with ERP Systems: Knwoledge Difference Betwen

Information System Audit Specialists and Financial Auditors. European

Conference on Accounting Information System.

Page 78: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

66

Indriantoro, N., & Supomo, B. (2002). Metedologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta:

BPFE.

Isworo, N. (2009). Peran Teknologi Infromasi dalam Audit SIstem Informasi

Komputerisasi Akuntansi. Dinamika Informatika, I.

Karyono. (2013). Forensic Fraud. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Lee, M.-H., & Lio, M.-C. (2014). The impact of information and communication

technology on public governance and corruption in China. Information

Development, 1-15.

Listyo, Y. (2005). Profil Koruptor Berdasarkan Tinjauan Basic Human Values.

INTEGRITAS, 1-13.

Messier, W. F. (2003). Auditing & Assurance Services A Systematic Approach.

Prentice Hall, Inc.

Mulyadi. (2002). Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

Prabadwipa, M., A, M., & Djumadi. (2014). Pengaruh Kemampuan Kerja dan

Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Lembaga Penyiaran

Publik TVRI Kalimantan Timur. Administrative Reform, 471 - 482.

Raj, M. D., & Ramaswamy, M. (2007). Full Length Research Paper: Evaluation

of larvicidal activity of the leaf extract of aweed plant, Ageratina

adenophora against two important species of mosquitoes, Aedes aegypti

and Culex quinquefasciatus .

Rika, F. (2012). Pengaruh Kemampuan Auditor Investigatif Terhadap Efektivitas

Pelaksanaan Prosedur Audit dalam Pembuktian Kecurangan. Universitas

Pasundan.

Rios-Figueroa, Carmen, B., & Rogelio, J. C. (2013). Does Experience Affect

Auditors’ Professional Judgment? Evidence From Puerto Rico. Accounting

& Taxation, 5.

Sanyoto, G. (2007). Audit Sistem Informasi Pendekatan COBIT. Jakarta: Mitra

Wacana Media.

Sasa, A. A. (2012). Pengaruh Teknologi Informasi Dan Kemampuan Kerja

Pegawai Terhadap Kualitas Pelayanan Masyarakat Pada Dinas Kelautan,

Perikanan, Pertanian Dan Kehutanan (Dkp2k) Kota Batam. CBIS Journal,

2337 – 8794 .

Siagian, P. S. (2002). Kepemimpinan Organisasi dan Perilaku Administrasi.

Jakarta: Gunung Agung.

Page 79: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

67

Siti, Z. (2008). Pengaruh Kemampuan Auditor Investigatif Terhadap Efektivitas

Pelaksanaan Prosedur Audit Dalam Pembuktian Kecurangan ( Studi Kasus

Pada Badan Pemeriksa Keuangan Bandung ). Universitas Widyatama.

Soerjono, K. (2002). Auditing Audit Khusus dan Audit Forensik dalam Praktik.

Jakarta: FE UI.

Sofia, W. (2013, March 28). Technological innovations to identify and reduce

corruption. U4 Expert Answer, p. 376.

Stephen, P. R. (2003). Organizational Behaviour, Tenth Edition (Perilaku

Organisasi edisi Sepuluh). Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang.

Suci, A. P., & Indira, J. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh

Terhadap Audit Judgement. Universtas Diponegoro.

Sunarto. (2003). Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Amus.

Syahfitri, N. H. (2014). Pengaruh Kinerja Pegawai Terhadap Kualitas Pelayanan

Publik di PDAM Tirtanadi Cabang SEI Agul Kota Medan. Universitas

Sumatera Utara.

Theodorus M, T. (2012). Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif. Jakarta:

Salemba Empat.

Tucker, G. (2001). IT and The Audit. Journal of Accountancy.

Uminah, H. (2014). Eksistensi Akuntansi Forensik dalam penyidikan dan

Pembuktian Tindak Pidana Korupsi. Unnes Law Journal, 3.

Virginia, M. C., & Michael, J. C. (2003). Impact of SAS No.94 on Computer

Audit Techniques. Information System Control Journal, 1.

Vona, L. W. (2008). Fraud Risk Assessment Building A Fraud Audit Program.

New Jersey: Wiley & Sons, Inc.

Page 80: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

68

Lampiran

LAMPIRAN 1

SURAT KETERANGAN DARI BPK

Page 81: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

69

Page 82: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

70

LAMPIRAN 2

KUESIONER PENELITIAN

Page 83: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

71

KUESIONER

PENGARUH KEMAMPUAN AUDITOR INVESTIGATIF

DAN KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR

TERHADAP EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PROSEDUR

AUDIT DALAM PEMBUKTIAN KECURANGAN

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

Nomor :.................. (diisi oleh peneliti)

Page 84: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

72

Sehubungan dengan tugas akhir saya berjudul “PENGARUH KEMAMPUAN

AUDITOR INVESTIGATIF DAN KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR TERHADAP

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PROSEDUR AUDIT DALAM PEMBUKTIAN KECURANGAN”,

saya mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk pengisian kuesioner. Kuesioner ini

digunakan sebagai bahan penelitian skripsi saya. Besar harapan saya Bapak/Ibu dapat

memberikan suatu respon yang sebenarnya atas pernyataan/pertanyaan tersebut

IDENTITAS RESPONDEN

Nama : ............................. Jenis Kelamin : Laki – laki Perempuan Usia : < 25 Tahun 41-45 Tahun 25-30 Tahun 46-50 Tahun 31-35 Tahun >50 Tahun 36-40 Tahun

Latarbelakang Pendidikan

: Akuntansi Manajemen Ilmu Ekonomi

Hukum Lainnya..........(sebutkan)

Posisi / Jabatan : ............................. Jumlah Jam Kerja : ............................. (dalam minggu)

Lama Bekerja : ................... Tahun

Status Kepegawaian : Kontrak/Out Source Pegawai Tetap Honorer Lainnya............(sebutkan)

Petunjuk Pengisian Kuesioner

Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian

anda, dimana:

5 = Sangat Setuju (SS) 3 = Netral (N) 1 = Sangat Tidak Setuju

(STS)

Page 85: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

73

4 = Setuju (S) 2 = Tidak Setuju (TS)

1. KEMAMPUAN AUDITOR DALAM SISTEM INFORMASI AUDITOR

NO PERNYATAAN SS S N TS STS

1 Dibandingkan dengan auditor lain , saya

menerima pelatihan informal dan formal lebih

banyak yang berhubungan dengan sistem

informasi akuntansi yang kompleks (ex: ERP

systems) semasa kerja saya.

2 Dibandingkan dengan auditor lain, saya

memiliki pengalaman yang lebih saat

melaksanakan audit dengan lingkup SIA yang

kompleks

3 Dibandingkan dengan auditor lain, sebagian

besar dari waktu saya adalah penugasan

auditing pada lingkup SIA yang kompleks.

4 Dibandingkan dengan auditor lain, saya

memulai melakukan audit atas lingkup SIA

yang kompleks semasa awal karir saya.

5 Dibandingkan dengan auditor lain, melakukan

audit atas SIA yang kompleks akan memainkan

peran yang penting pada karir saya dimasa

datang.

6 Dibandingkan dengan auditor lain, saya

memiliki keahlian SIA yang lebih tinggi.

Petunjuk Pengisian Kuesioner

Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian

anda, dimana:

5 = Selalu (S) 3 = Kadang -Kadang (KK) 1 = Tidak Pernah

(TP)

4 = Sering (SR) 2 = Hampir Tidak Pernah (HTP)

2. KEMAMPUAN AUDITOR INVESTIGATIF

Page 86: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

74

NO Pernyataan S SR KK HTP TP

1 Dalam melakukan audit investigatif anda

menerapkan Ilmu Auditing.

2 Anda melakukan pemahaman Standar

Operasional Prosedur (SOP).

3 Rekan mengerti setiap perkataan yang anda

katakan pada saat pemeriksaan

4 Memperhatikan teknik-teknik audit

investigasi dalam memperoleh bukti..

5 Anda merahasiakan segala sesuatu yang

berkaitan dengan informasi yang telah

diperoleh.

6 Anda melakukan evaluasi suatu bukti.

7 Anda memahami masalah teknologi informasi

yang berkaitan dengan kasus yang dihadapi

8 Anda memahami tentang cyber crime

9 Anda melakukan penelusuran lebih serius

dengan sikap curiga profesional (professional

skepticisme).

10 Anda melakukan analisis kasus sebelumnya

agar menambah wawasan atas kasus yang

akan datang

11 Jika tidak memiliki pengetahuan yang cukup

terhadap IT, anda menggunakan tenaga ahli

IT.

12 Anda mengetahui tentang hukum (undang-

undang) yang berkaitan dengan kasus yang

ditangani.

13 Anda bersikap independen dalam menghadapi

suatu kasus

14 Setelah melakukan audit investigasi, anda

memperoleh hipotesis pada suatu tahap

penyidikan.

15 Data-data dikumpulkan untuk membuktikan

hipotesis

16 Anda melaksanakan investigasi sesuai standar

yang berlaku umum

17 Anda memiliki sikap tidak mudah

mempercayai setiap pernyataan/jawaban yang

diberikan oleh tersangka setelah menemukan

beberapa bukti yang berkaitan dengan kasus

yang dihadapi.

18 Pada saat investigasi anda memiliki sikap

mental yang bebas dari pengaruh pihak luar

sehingga dapat bersikap tidak memihak dalam

Page 87: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

75

NO Pernyataan S SR KK HTP TP

memberikan pendapat.

19 Melakukan evaluasi secara kritis bukti-bukti

audit.

3. EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROSEDUR AUDIT DALAM

PEMBUKTIAN KECURANGAN

NO Pernyataan S SR KK HTP TP

1 Melaksanakan telaahan atas pengendalian

intern

2 Merancang skenario kerugian dari indikasi

korupsi yang terjadi berdasarkan kelemahan

pengendalian intern yang telah teridentifikasi.

3 Program audit yang telah disusun

mempermudah pembagian tugas bagi tim

audit investigasi.

4 Dalam pelaksanaan audit investigasi, dituntut

untuk mengembangkan teknik-tekniknya

secara tepat..

5 Dalam pelaksanaan audit investigasi

dilakukan penelaahan ketentuan/perundang-

undangan yang berlaku

6 Menelaah dokumen yang mendukung

transaksi-transaksi.

7 Kerugian-kerugian keuangan Negara

diungkapkan dalam nilai uang yang dirinci

pertahun berjalan

8 Laporan hasil audit investigasi disusun

dengan tepat waktu

9 Rekomendasi yang anda berikan

dilaksanakan dengan baik oleh penegak

hukum

10 Pihak BPKP melaksanakan pemantauan atas

tindak lanjut rekomendasi yang telah

diberikan kepada penegak hukum.

11 Memperoleh gambaran yang wajar tentang

kecurangan yang terjadi dalam membuat

keputusan yang tepat mengenai tindakan

yang harus diambil

12 Auditor tidak bertanggung jawab terhadap

proses penyelesaian hukum yang dilakukan

selanjutnya oleh penyidik.

13 Memeriksa fisik dengan menghitung berbagai

Page 88: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

76

komponen dalam laporan keuangan.

14 Melakukan konfirmasi piutang.

15 Memeriksa dokumen termasuk informasi

yang diolah kemudian disimpan secara

elektronik (digital).

16 Mempunyai gagasan untuk melakukan

review analytical.

17 Meminta informasi baik lisan maupun tertulis

kepada auditee.

18 Menghitung kembali atau reperform

19 Memberikan rekomendasi mengenai

bagaimana mengelola resiko terjadinya

kecurangan dengan tepat.

Page 89: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

77

LAMPIRAN 3

JAWABAN KUESIONER

Page 90: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

78

KIA 1

KIA 2

KIA 3

KIA 4

KIA 5

KIA 6

Totl X1

2 2 2 2 3 2 13

2 2 2 2 2 1 11

2 3 3 4 4 3 19

3 3 3 4 2 1 16

4 4 3 3 3 3 20

4 4 3 3 3 3 20

4 4 4 4 4 3 23

3 4 4 3 3 4 21

3 3 3 3 3 3 18

2 4 4 2 4 2 18

2 3 3 4 4 3 19

3 3 3 2 4 3 18

3 3 2 2 3 2 15

2 2 2 2 3 2 13

3 3 3 3 3 3 18

3 2 2 2 4 2 15

4 4 3 3 3 3 20

3 2 3 3 3 2 16

4 4 3 3 2 2 18

3 2 3 3 3 3 17

3 3 3 2 2 3 16

2 2 2 2 2 2 12

1 3 2 2 2 2 12

4 4 4 4 4 4 24

4 2 2 2 2 4 16

3 3 3 2 3 3 17

2 3 2 2 3 2 14

3 3 3 3 3 3 18

2 3 2 2 4 2 15

2 2 2 2 4 4 16

3 3 4 3 3 4 20

2 2 2 2 2 2 12

4 2 2 2 2 2 14

3 3 3 3 3 3 18

5 5 3 3 3 3 22

3 3 3 3 3 3 18

3 3 2 2 4 2 16

2 2 2 2 2 2 12

3 3 2 3 4 3 18

Page 91: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

79

4 4 3 3 4 3 21

3 3 2 3 3 3 17

2 2 2 2 2 2 12

3 4 3 3 4 4 21

KAI 1 KAI 2 KAI 3 KAI 4 KAI 5 KAI 6 KAI 7 KAI 8 KAI 9 KAI 10 KAI 11 KAI 12 KAI 13 KAI 14 KAI 15 KAI 16 KAI 17 KAI 18 KAI 19 Totl X2

5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 93

3 5 4 5 5 4 4 4 5 3 4 3 5 5 5 5 5 5 5 84

5 5 4 4 4 5 3 3 5 4 4 4 5 1 5 5 5 5 5 81

4 5 3 3 5 5 4 5 3 4 5 4 5 3 5 5 5 4 4 81

4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 74

5 5 3 4 2 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 81

5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 90

4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 71

5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 89

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 1 5 5 5 5 5 90

4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79

5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 93

4 5 4 4 3 5 3 3 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 75

4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 70

5 5 4 5 5 5 4 3 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 88

5 5 4 5 4 5 3 3 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 82

5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 92

4 5 4 4 4 4 4 3 3 5 3 4 4 4 4 4 3 4 4 74

5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 91

3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 5 4 4 4 5 5 3 4 4 72

5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 88

5 5 5 5 5 4 3 3 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 85

5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 83

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76

4 4 4 4 2 2 4 3 3 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 64

4 5 4 4 4 5 4 3 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 82

5 5 4 4 5 5 3 3 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 86

5 5 4 4 5 5 3 3 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 86

4 5 4 4 5 5 3 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 87

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76

5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 90

5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 86

5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 91

3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76

5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 89

4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 72

5 5 4 5 5 5 4 4 4 3 3 4 5 1 5 5 4 5 5 81

3 3 3 3 5 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 61

5 5 4 4 4 4 4 3 4 5 3 4 5 4 5 4 4 4 5 80

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 94

5 5 4 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 90

5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 91

5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 91

Page 92: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

80

EPA 1 EPA 2 EPA 3 EPA 4 EPA 5 EPA 6 EPA 7 EPA 8 EPA 9 EPA 10 EPA 11 EPA 12 EPA 13 EPA 14 EPA 15 EPA 16 EPA 17 EPA 18 EPA 19 Totl Y

5 5 5 5 5 5 5 4 4 1 5 5 5 3 5 5 5 5 5 87

5 4 4 4 5 5 4 4 4 1 4 4 5 4 4 4 5 4 4 78

5 4 5 5 5 5 4 4 4 1 5 2 4 4 4 4 5 5 4 79

3 3 4 3 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 3 3 75

3 4 4 4 4 4 4 4 3 1 4 1 4 4 4 4 4 4 4 68

4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 5 83

5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 90

4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 72

4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 76

5 5 5 5 5 5 5 5 1 1 5 1 5 5 5 5 5 5 5 83

4 4 4 4 4 4 4 5 4 1 4 5 4 4 4 4 4 4 4 75

5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 90

5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76

4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 1 3 4 4 4 4 4 3 69

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 95

5 5 5 5 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78

4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3 88

4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 74

5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 91

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76

4 5 5 5 5 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 75

5 5 5 5 5 5 5 5 4 2 5 5 5 3 5 5 5 5 5 89

4 5 5 5 5 5 4 4 4 2 4 3 4 4 5 5 5 5 5 83

4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 73

3 3 2 3 3 4 4 4 3 1 4 4 3 3 4 4 3 4 4 63

4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 78

3 3 5 3 5 5 3 5 4 1 4 5 3 4 4 5 5 4 3 74

4 4 5 4 5 5 4 5 4 1 4 5 3 4 4 5 5 4 3 78

5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 84

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76

5 4 4 5 5 5 4 5 3 3 5 3 5 5 4 5 5 5 5 85

4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 73

5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 93

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 75

5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 90

4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 69

5 4 5 5 4 4 4 5 5 1 4 4 5 4 5 4 5 5 5 83

3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 61

4 4 4 5 5 5 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 5 5 4 78

5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 4 5 5 4 89

5 5 5 5 5 5 4 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 92

5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 93

4 4 4 4 4 5 5 5 4 2 4 3 5 3 5 5 5 5 4 80

Page 93: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

81

X1 X2

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,805 6

Y

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,908 19

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,921 19

Page 94: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

82

Page 95: PENGARUH KEAHLIAN SISTEM INFORMASI AUDITOR DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41125/1/TRIO... · Keahlian Auditor ... berbagai tugas kepada mesin birokrasi

83