PENGARUH KEAHLIAN KOMITE AUDIT DAN JUMLAH …repository.stieykpn.ac.id/215/1/JURNAL Fifit Yofita...

18
i PENGARUH KEAHLIAN KOMITE AUDIT DAN JUMLAH KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP KUALITAS LABA DENGAN MANAJEMEN LABA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-2 Program Magister Akuntansi Disusun oleh: FIFIT YOFITA SARI 12.16.00491 PROGRAM PASCASARJANA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA YOGYAKARTA 2018

Transcript of PENGARUH KEAHLIAN KOMITE AUDIT DAN JUMLAH …repository.stieykpn.ac.id/215/1/JURNAL Fifit Yofita...

Page 1: PENGARUH KEAHLIAN KOMITE AUDIT DAN JUMLAH …repository.stieykpn.ac.id/215/1/JURNAL Fifit Yofita Sari - 121600491.pdfMenurut Scott (1997) manajemen laba sebagai tindakan manajemen

i

PENGARUH KEAHLIAN KOMITE AUDIT DAN JUMLAH

KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP KUALITAS LABA

DENGAN MANAJEMEN LABA SEBAGAI VARIABEL

INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Guna Mencapai Derajat Sarjana S-2

Program Magister Akuntansi

Disusun oleh:

FIFIT YOFITA SARI

12.16.00491

PROGRAM PASCASARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA

YOGYAKARTA

2018

Page 2: PENGARUH KEAHLIAN KOMITE AUDIT DAN JUMLAH …repository.stieykpn.ac.id/215/1/JURNAL Fifit Yofita Sari - 121600491.pdfMenurut Scott (1997) manajemen laba sebagai tindakan manajemen

80

PENGARUH KEAHLIAN KOMITE AUDIT DAN JUMLAH KOMISARIS

INDEPENDEN TERHADAP KUALITAS LABA DENGAN MANAJEMEN

LABA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Fifit Yofita Sari

STIE YKPN Yogyakarta

Email: [email protected]

Abstract

This research objectives is to analyze the effect of audit committee expertise

and the number of independent commissioners on earnings quality and earnings

management and to determine whether the audit committee's expertise and the number

of independent commissioners affect the quality of earnings through earnings

management as an intervening variable. Earnings management is proxied using the

Modified Jones model, and earnings quality variables use accrual quality indicators

(Dessai, 2006). The study’s population are manufacturing companies listed on the

Indonesia Stock Exchange from 2012-2016. The sample of this study selected using

purposive sampling method. Data analysis was carried out based on variance

Structural Equation Model (SEM), or SEM-PLS. The results of this study indicate that

audit committee expertise has an insignificant negative effect on earnings management

and earnings quality, the number of independent commissioners has a significant

negative effect on earnings management and has a positive effect on earnings quality.

While earnings management has an insignificant positive effect on earnings quality.

Therefore, earnings management does not mediate the impact between audit committee

expertise and number of independent commissioners on earnings quality as intervening

variables.

Keywords: Audit Committee Expertise, Earnings Management, The Number of

Independent Commissioners, Earnings Quality

I. PENDAHULUAN

Pada saat ini perkembangan ekonomi dan teknologi mengalami perkembangan yang

pesat, sehingga menciptakan persaingan yang sangat ketat didalam dunia bisnis. Dari

banyaknya sumber informasi yang disajikan oleh perusahaan, yang digunakan oleh

investor untuk menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan

yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan sumber

informasi yang dijadikan sebagai acuan oleh stakeholder dan pihak-pihak yang

berkepentingan untuk menilai kinerja perusahaan yang selanjutnya digunakan sebagai

dasar pengambilan keputusan investasi. Salah satu informasi yang terdapat dalam

laporan keuangan adalah laba. Laba memiliki pengaruh yang besar bagi pihak internal

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 3: PENGARUH KEAHLIAN KOMITE AUDIT DAN JUMLAH …repository.stieykpn.ac.id/215/1/JURNAL Fifit Yofita Sari - 121600491.pdfMenurut Scott (1997) manajemen laba sebagai tindakan manajemen

81

maupun pihak eksternal. Oleh karena itu, terkadang laba seringkali dimanipulasi sesuai

dengan keinginan pihak tertentu. Tindakan tersebut disebut dengan manajemen laba

(earnings management).

Menurut Scott (1997) manajemen laba sebagai tindakan manajemen dalam

proses penyusunan laporan keuangan sehingga dapat menaikkan atau menurunkan laba

sesuai dengan keinginan pihak manajemen. Tindakan ini telah memunculkan beberapa

kasus pelaporan akuntansi, salah satunya adalah isu manajemen laba oleh PT. Kimia

Farma pada tahun 2011. Pada kasus ini, PT.Kimia Farma melakukan mark up laporan

keuangan, yaitu menaikkan laba dengan cara menaikkan pendapatan, seolah-olah

perusahaan berhasil mencapai target penjualan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada

kasus PT. Kimia Farma ini merupakan salah satu bentuk lemahnya tata kelola

perusahaan yang disebabkan oleh ketidakmampuan manajemen perusahaan untuk

menghilangkan konflik kepentingan yang timbul antara pemilik dan manajer.

Lemahnya corporate governance ini menunjukkan adanya kegagalan laporan

keuangan mencapai tujuannya dalam menyampaikan fakta riil kepada para

penggunanya mengenai kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya, terutama

mengenai informasi laba (Solla, 2010).

Pada umunya, investor lebih memilih perusahaan yang menghasilkan laba yang

tinggi untuk berinvestasi, hal ini karena investor beranggapan bahwa perusahaan yang

memiliki laba yang tinggi memiliki kinerja yang baik dan akan memberikan return

yang besar atas investasinya. Adanya kecenderungan memperhatikan laba ini disadari

oleh majamen, khususnya manajer yang kinerjanya diukur berdasarkan laba. Hal ini

memotivasi manajer untuk melakukan manajemen laba, sehingga informasi laba

melalui laporan keuangan yang diterima oleh pihak eksternal atau investor menjadi

tidak valid. Praktik manajemen laba, biasanya dilakukan dengan memanipulasi laporan

keuangan dengan memanfaatkan kebijakan-kebijakan akuntansi dengan menyusun

statement keuangan menggunakan dasar akrual (Sutopo, 2009).

Manajemen laba tentu akan mempengaruhi kualitas laba, apabila tingkat

manajemen laba dalam suatu perusahaan tinggi, maka kualitas labanya akan semakin

rendah. Selain itu, baik buruknya kualitas laba dalam laporan keuangan akan

mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

Apabila tingkat manajemen laba dalam perusahaan tinggi, maka dapat mengakibatkan

kesalahan dalam pengambilan keputusan. Praktik manajemen laba dianggap telah

menjadi masalah serius dan menjadi perhatian khusus hingga saat ini. Untuk mencegah

manajemen laba yang berlebihan, penerapan Good Corporate Governance yang lebih

baik sangat diperlukan (Sutopo, 2009). Pernyataan ini didukung hasil penelitian oleh

Rifani (2013) yang berkesimpulan bahwa adanya Good Corporate Governance akan

memperlemah manajemen laba di suatu perusahaan dengan menggunakan empat unsur

GCG untuk meningkatkan kualitas laba, dan empat mekanisme GCG untuk mengontrol

sifat dan motivasi agen dalam melakukan kinerja operasional perusahaan. Dengan

demikian, implikasi yang timbul dari adanya Good Corporate Governance yang kuat

disuatu perusahaan akan mempengaruhi hubungan manajemen laba dan kualitas laba

(Rifani, 2013).

Pada penelitian ini memfokuskan struktur Good Corporate Governance,

melalui komisaris independen (jumlah komisaris independen) dan komite audit

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 4: PENGARUH KEAHLIAN KOMITE AUDIT DAN JUMLAH …repository.stieykpn.ac.id/215/1/JURNAL Fifit Yofita Sari - 121600491.pdfMenurut Scott (1997) manajemen laba sebagai tindakan manajemen

82

(keahlian komite audit). Chtourou et al. (2001) menganalisis apakah praktek tata kelola

perusahaan (corporate governance) memiliki pengaruh kepada kualitas informasi

keuangan yang dipublikasikan. Penelitian mereka berkesimpulan bahwa earnings

management secara signifikan berhubungan dengan beberapa praktik governance oleh

dewan komisaris dan komite audit. Di Indonesia, keberadaan komisaris independen

diatur dalam peraturan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) No: KEP – 315/BEJ/06 – 2000

yang disempurnakan dengan surat keputusan No: KEP – 339/BEJ/07 – 2001 bahwa

perusahaan go public harus membentuk komisaris independen yang anggotanya paling

sedikit 30% dari jumlah keseluruhan anggota dewan komisaris. Begitu juga dengan

komite audit, yang merupakan salah satu komponen GCG yang berperan penting dalam

proses penerapan tata kelola perusahaan. Di Indonesia, OJK mengatur mengenai

struktur keanggotaan komite audit dalam Peraturan OJK No. 55/POJK.4/2015.

Peraturan ini mewajibkan perusahaan tercatat harus memiliki komite audit yang

beranggotakan minimal tiga orang independen, salah satunya memiliki keahlian dalam

bidang akuntansi maupun keuangan. Keahlian ini diharapkan dapat membuat komite

audit dapat melaksanakan tugasnya dengan baik yang selanjutnya akan mempengaruhi

kualitas pelaporan keuangan yang salah satunya adalah kualitas laba (Handoko &

Ramadhani, 2017).

Penelitian ini dilakukan untuk menguji bagaimana pengaruh keahlian komite

audit dan jumlah komisaris independen terhadap kualitas laba dan manajemen laba,

serta untuk mengetahui apakah keahlian komite audit dan jumlah komisaris independen

berpengaruh terhadap kualitas laba melalui manajemen laba sebagai variabel

intervening.

II. TINJUAN PUSTAKA

Teori Agensi (Agency Theory)

Teori keagenan adalah teori yang mendasari hubungan antara prinsipal dan agen.

Jensen & Meckling (1976) mengartikan hubungan antara pemegang saham sebagai

prinsipal dan pengelola perusahaan (manajemen) sebagai agen. Agency theory

memiliki asumsi bahwa masing-masing individu semata-mata termotivasi oleh

kepentingan dirinya sendiri, sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara

prinsipal dan agen. Prinsipal sebagai pemilik menginginkan return yang besar atas

investasi yang mereka investasikan pada perusahaan, sedangkan agen menginginkan

kepentingan berupa kompensasi atau bonus dalam jumlah yang besar atas kinerjanya.

Berdasarkan asumsi bahwa tiap individu memiliki motivasinya masing-masing

sehingga hal ini memungkinkan timbulnya konflik kepentingan antara agen dan

prinsipal. Ketidakselarasan perilaku atau tujuan antara pemilik dan manajer perusahaan

yang disebut dengan agency cost dalam hubungan keagenan.

Asimetri Infromasi

Praktik manajemen laba tidak dapat dipisahkan dari adanya teori keagenan dan asimetri

informasi. Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi

internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 5: PENGARUH KEAHLIAN KOMITE AUDIT DAN JUMLAH …repository.stieykpn.ac.id/215/1/JURNAL Fifit Yofita Sari - 121600491.pdfMenurut Scott (1997) manajemen laba sebagai tindakan manajemen

83

(pemegang saham) atau pihak luar perusahaan. Ketidakseimbangan informasi ini

disebut dengan asimetri informasi, yang dimanfaatkan oleh agen untuk

menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui oleh prinsipal, yang

kemudian mendorong atau memotivasi manajemen (agen) untuk melakukan tindakan

manajemen laba, sehingga menyajikan informasi yang tidak relevan. Dengan asimetri

informasi tersebut agen (manajemen) dapat lebih fleksibel mempengaruhi angka-angka

akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan untuk memkasimalkan kepentingan

agen (manejmen) dengan cara manajemen laba (earnings management).

Teori Positif (Positive Theory)

Teori positif bertujuan untuk menjelaskan tentang fenomena akuntansi yang diamati

berdasarkan alasan yang menyebabkan terjadinya suatu peristiwa. Teori ini dapat

diartikan untuk menjelaskan mengapa kebijakan akuntansi menjadi suatu masalah bagi

perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan, dan untuk

memprediksi kebijakan akuntansi yang hendak dipilih oleh perusahaan dalam kondisi

tertentu (Watts dan Zimmerman, 1986). Dengan pendekatan ini, diharapkan dapat

menghasilkan prediksi yang valid dan dapat memberikan jawaban atas fenomena

tersebut. Pada teori positif, terdapat tiga hipotesis dalam teori akuntansi positif Watts

& Zimmerman (1986) yang digunakan untuk menguji perilaku etis seseorang dalam

menyusun laporan keuangan, yaitu: memaksimalkan bonus, memenuhi persyaratan

tertentu dalam kontrak utang, dan politik.

Teori Signalling

Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal yang dilakukan oleh manajer untuk

mengurangi asimetri informasi (Fala, 2007). Signalling theory atau teori sinyal

dikembangkan oleh Ross (1997) menyatakan bahwa pihak eksekutif perusahaan

memiliki informasi lebih baik mengenai perusahaannya kemudian menyampaikan

informasi tersebut. Manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi

perusahaan melalui laporan keuangan yang berkualitas kepada pihak ekternal,

misalnya investor. Penyampaian informasi ini, harapannya dapat menjadi sinyal positif

bagi investor bahwa perusahaan tidak terindikasi manajemen laba dan dalam kinerja

yang baik.

Manajemen Laba

Menurut Scott (2011) manajemen laba adalah perilaku manajemen dalam

memilih kebijakan akuntansi tertentu, yang bertujuan mempengaruhi laba untuk

mencapai sebuah tujuan tertentu. Manajemen dapat menggunakan kelonggaran

penggunaan metode akuntansi, membuat kebijakan akuntansi (discreationary

accruals) yang dapat mempercepat, atau menunda biaya-biaya dan pendanaan, agar

laba perusahaan lebih kecil atau lebih besar sesuai dengan harapan. . Sistem akuntansi

akrual sebagaimana yang ada pada prinsip akuntansi yang diterima umum memberikan

kesempatan kepada manajer untuk membuat pertimbangan akuntansi yang akan

memberi pengaruh kepada pendapatan yang dilaporkan. Akrual merupakan perbedaan

laba dengan arus kas operasi. Makin besar perbedaannya, maka perbedaan itu

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 6: PENGARUH KEAHLIAN KOMITE AUDIT DAN JUMLAH …repository.stieykpn.ac.id/215/1/JURNAL Fifit Yofita Sari - 121600491.pdfMenurut Scott (1997) manajemen laba sebagai tindakan manajemen

84

disebabkan karena aspek akrual atau kebijakan akuntansi. Dalam hal ini pendapatan

dapat dimanipulasi melalui discretionary accruals (Gumanti, 2001). Menurut Scott

(2003) beberapa motivasi yang mendorong manajemen melakukan manajemen laba

yaitu motivasi pajak, pergantian CEO, penawaran saham perdana, motivasi pasar

modal.

Good Corporate Governance

Good corporate governance sangat berkaitan dengan bagaimana membuat investor

yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka dan manajer tidak

akan mencuri atau menggelapkan atau menginvestasikan dana dari investor untuk

proyek-proyek yang tidak menguntungkan. Good corporate governance merupakan

konsep yang didasarkan pada teori keagenan, yang timbul sebagai akibat pihak-pihak

yang terlibat dalam perusahaan yang mempunyai kepentingan yang berbeda. Adanya

corporate governance yang baik diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk

memberikan keyakinan kepada para investor bahwa mereka akan menerima return

yang sesuai atas dana yang telah mereka investasikan (Shleifer & Vishny, 1997).

Dewan Komisaris Independen

Keberadaan dewan komisaris independen sangat di perlukan dalam mendorong

diterapkannya prinsip dan praktek tata kelola perusahaan yang baik pada perusahaan.

Dalam Pedoman Umum GCG Indonesia (KNKG, 2006), fungsi monitoring dewan

komisaris diharapkan lebih efektif dalam melindungi kepentingan pemegang saham

minoritas dengan adanya peraturan mengenai komposisi dewan komisaris yang berasal

dari luar (independen). Komposisi dewan komisaris merupakan salah satu karakteristik

dewan yang berhubungan dengan kandungan informasi laba. Melalui perannya dalam

menjalankan fungsi pengawasan, komposisi dewan dapat mempengaruhi pihak

manajemen dalam menyusun laporan keuangan sehingga dapat diperoleh suatu laporan

laba yang berkualitas (Boediono, 2005).

Keahlian Komite Audit

Komite audit merupakan salah satu unsur dalam konsep Good Corporate Governance

yang diharapkan mampu memberikan kontribusi tinggi dalam level penerapannya

(Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKG), 2001). McMullen

(1996) menyatakan komite audit memberikan kontribusi dalam kualitas pelaporan

keuangan melalui pengawasan atas proses pelaporan keuangan termasuk sistem

pengendalian internal dan penggunaan prinsip akuntansi berterima umum, dan

mengawasi proses audit secara keseluruhan. Sehingga dapat mengurangi pengukuran

akuntansi yang tidak tepat dan tindakan kecurangan manajemen. Dari penjelasan

tersebut dapat disimpulkan bahwa komite audit dapat mengurangi manajemen laba

yang selanjutnya akan mempengaruhi kualitas pelaporan keuangan yang salah satunya

adalah kualitas laba.

Kualitas Laba

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 7: PENGARUH KEAHLIAN KOMITE AUDIT DAN JUMLAH …repository.stieykpn.ac.id/215/1/JURNAL Fifit Yofita Sari - 121600491.pdfMenurut Scott (1997) manajemen laba sebagai tindakan manajemen

85

Laporan keuangan yang menggambarkan profitabilitas operasional perusahaan secara

benar dan akurat, dapat dikatakan memiliki kualitas laba yang baik. Laba dikatakan

berkualitas tinggi apabila laba yang dilaporkan dapat digunakan oleh para

penggunanya untuk membuat keputusan yang terbaik. Artinya, laporan yang

berkualitas memiliki tingkat manajemen laba yang rendah, sehingga informasi laba

dalam laporan keuangan dapat diandalkan. Bellovary et al. (2005) mendefinisikan

kualitas laba sebagai kemampuan laba dalam merefleksikan kebenaran laba perusahaan

dan membantu memprediksi laba mendatang. Hal ini karena kualitas laba merupakan

aspek yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kesehatan keuangan perusahaan.

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Pengaruh Keahlian Komite Audit terhadap Manajemen Laba

Komite audit merupakan salah satu unsur dalam konsep Good Corporate Governance

yang mampu memberikan kontribusi tinggi dalam penerapannya (Komite Nasional

Kebijakan Corporate Governance (KNKG, 2001). Keberadaannya diharapkan dapat

meningkatkan kualitas pengawasan internal perusahaan, khususnya kualitas pelaporan

keuangan. Sesuai dengan peraturan yang dibuat oleh OJK bahwa keanggotaan komite

audit harus mengandung setidaknya satu anggota yang memiliki keahlian akuntansi

maupun keuangan, harapannya pengawasan oleh komite audit dapat lebih efektif untuk

mengurangi manajemen laba.

Kosasih & Widayati (2013) mengatakan keahlian komite audit berpengaruh

negatif terhadap manajemen laba. Semakin komite audit ahli dalam bidang akuntansi

atau keuangan, semakin baik dalam menganalisis laporan keuangan, semakin

berkualitas laporan keuangan yang disajikan, sehingga semakin baik kualitas labanya.

Hal ini didukung hasil penelitian oleh Suhendi & Zaenuddin (2015) berkesimpulan

bahwa anggota komite audit yang mempunyai keahlian akuntansi maupun keuangan

akan lebih mudah dalam mendeteksi adanya manajemen laba. Berdasarkan peneliti

terdahulu, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H1: Keahlian komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba

Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen terhadap Manajemen Laba

Secara umum, dewan komisaris independen memiliki pengawasan yang lebih baik

terhadap manajer sehingga mampu mempengaruhi kemungkinan penyimpangan yang

dilakukan manajer. Jensen dan Meckling (1976) yang menyebutkan bahwa teori agensi

mendukung pernyataan bahwa untuk meningkatkan independensi dewan, maka dewan

harus didominasi oleh pihak yang berasal dari luar perusahaan. Sesuai dengan

peraturan yang berlaku bahwa perusahaan publik harus membentuk komisaris

independen yang anggotanya paling sedikit 30% dari jumlah keseluruhan anggota

dewan komisaris.

Nabila & Daljono (2013) dalam penelitiannya mengatakan bahwa jumlah

komisaris independen berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Semakin besar

proporsi dewan komisaris independen maka semakin kecil manajemen laba (earnings

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 8: PENGARUH KEAHLIAN KOMITE AUDIT DAN JUMLAH …repository.stieykpn.ac.id/215/1/JURNAL Fifit Yofita Sari - 121600491.pdfMenurut Scott (1997) manajemen laba sebagai tindakan manajemen

86

management). Pada penelitian Abdillah (2015) bahwa semakin banyak proporsi dewan

komisaris dari luar perusahaan dapat mengurangi manajemen laba dalam perusahaan.

Berdasarkan teori keagenan, semakin besar jumlah komisaris independen, maka

semakin baik komisaris independen dapat memenuhi perannya dalam mengawasi dan

mengontrol tindakan para eksekutif. Berdasarkan peneliti terdahulu, maka hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H2: Jumlah komisaris independen berpengaruh negatif terhadap manajemen

laba

Pengaruh Manajemen Laba terhadap Kualitas Laba

Boediono (2005) melakukan pengujian antara manajemen laba dan good corporate

governance terhadap kualitas laba memiliki pengaruh yang cukup signifikan. Sesuai

dengan teori keagenan manajemen cenderung memilih metode untuk menaikkan laba

sesuai dengan motivasinya. Hal ini akan mempengaruhi kualitas laba yang dilaporkan,

karena tidak mencerminkan kondisi perusahaan yang sesungguhnya.

Oktaviani et al. (2015) mengatakan manajemen laba berpengaruh negatif

terhadap kualitas laba. Semakin rendah manajemen laba yang dilakukan oleh

manajemen perusahaan, semakin tinggi kualitas labanya. Pada penelitian Abdullah &

Suardi (2017) mengatakan bahwa manajemen laba mempengaruhi kualitas laba. Hal

ini karena kualitas laba mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang

sesungguhnya pada saat ini dan dapat digunakan untuk memprediksi kondisi keuangan

di masa yang akan datang. Apabila laporan keuangan tidak menyajikan kondisi

keuangan perusahaan yang sesungguhnya, akibatnya kualitas laba yang dilaporkan

rendah. Berdasarkan peneliti terdahulu, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah:

H3: Manajemen laba berpengaruh negatif terhadap kualitas laba

Pengaruh Keahlian Komite Audit terhadap Kualitas Laba

Keberadaan komite audit diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengawasan internal

perusahaan, khususnya kualitas pelaporan keuangan. Komite audit yang memiliki

keahlian akuntansi maupun keuangan akan semakin baik dalam menganalisis laporan

keuangan. Sehingga dapat mengurangi pengukuran dan pengakuan akuntansi yang

tidak tepat, dan mendeteksi manajamen laba. Dari penjelasan tersebut dapat

disimpulkan bahwa komite audit dapat mengurangi manajemen laba (earning

management) yang selanjutnya akan mempengaruhi kualitas pelaporan keuangan yang

salah satunya adalah kualitas laba (McMullen, 1996).

Suaryana (2005) mengatakan bahwa laba yang dilaporkan oleh perusahaan

yang membentuk komite audit (sesuai peraturan yang berlaku) memiliki kualitas laba

yang lebih baik daripada laba yang dilaporkan oleh perusahaan yang tidak membentuk

komite audit. Hal ini didukung hasil penelitian Handoko & Ramadhani (2017) yang

menyatakan bahwa keahlian komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen

laba. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keahlian komite audit mampu

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 9: PENGARUH KEAHLIAN KOMITE AUDIT DAN JUMLAH …repository.stieykpn.ac.id/215/1/JURNAL Fifit Yofita Sari - 121600491.pdfMenurut Scott (1997) manajemen laba sebagai tindakan manajemen

87

meningkatkan kualitas laba dengan mengurangi tingkat manajemen laba. Berdasarkan

peneliti terdahulu, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H4: Keahlian komite audit berpengaruh positif terhadap kualitas laba

Pengaruh Jumlah Komisaris Independen terhadap Kualitas Laba

Jensen dan Meckling (1976) menyebutkan bahwa teori agensi mendukung pernyataan

bahwa untuk meningkatkan independensi dewan, maka dewan harus didominasi oleh

pihak yang berasal dari luar perusahaan. Peran komisaris independen diharapkan dapat

meminimalisir permasalahan agensi yang timbul antara dewan direksi dengan

pemegang saham. Melalui perannya dalam menjalankan fungsi pengawasan, jumlah

komisaris independen yang tinggi dapat mempengaruhi pihak manajemen dalam

menyusun laporan keuangan sehingga dapat diperoleh suatu laporan laba yang

berkualitas.

Beasley (1996) membandingkan perusahaan yang melakukan kecurangan

dengan perusahaan yang tidak melakukan kecuarangan, mereka menemukan bahwa

perusahaan yang melakukan kecurangan memiliki persentase dewan komisaris

eksternal yang secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang

tidak melakukan kecurangan. Hal ini didukung Prastiti & Meiranto (2013) menyatakan

fungsi pengawasan yang efektif oleh komisaris independen mampu mengurangi

manajemen laba yang kemudian menyebabkan laporan keuangan menjadi lebih dapat

diandalkan, sehingga informasi laba menjadi berkualitas. Berdasarkan peneliti

terdahulu, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H5: Jumlah komisaris independen berpengaruh positif terhadap kualitas laba

Suhendi & Zaenuddin (2015) berkesimpulan bahwa anggota komite audit yang

mempunyai keahlian akuntansi maupun keuangan akan lebih mudah dalam mendeteksi

adanya manajemen laba. Hal ini didukung Kosasih & Widayati (2013) yang

menyatakan keahlian komite audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.

Semakin komite audit ahli dalam bidang akuntansi atau keuangan, semakin baik dalam

menganalisis laporan keuangan, semakin berkualitas laporan keuangan yang disajikan,

sehingga semakin baik kualitas labanya. Hal ini berarti keahlian yang dimiliki komite

audit dapat meminimalisir manajemen laba dalam sebuah perusahaan, yang selanjutnya

mempengaruhi kualitas pelaporan keuangan yang salah satunya adalah kualitas laba.

Hal ini sesuai dengan Suaryana (2005) mengatakan bahwa laba yang dilaporkan

oleh perusahaan yang membentuk komite audit (sesuai peraturan yang berlaku)

memiliki kualitas laba yang lebih baik daripada laba yang dilaporkan oleh perusahaan

yang tidak membentuk komite audit. Berdasarkan peneliti terdahulu, maka hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H6: Keahlian komite audit berpengaruh positif terhadap kualitas laba dengan

manajemen laba sebagai variabel intervening

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 10: PENGARUH KEAHLIAN KOMITE AUDIT DAN JUMLAH …repository.stieykpn.ac.id/215/1/JURNAL Fifit Yofita Sari - 121600491.pdfMenurut Scott (1997) manajemen laba sebagai tindakan manajemen

88

Pengaruh Jumlah Komisaris Independen terhadap Kualitas Laba dengan

Manajemen Laba sebagai Variabel Intervening

Peneliti terdahulu secara konsisten menyimpulkan bahwa perusahaan dengan

persentase dewan komisaris independen yang lebih tinggi akan mampu mengurangi

praktek manajemen laba. Proporsi dewan komisaris independen yang lebih tinggi

diharapkan dapat mendorong fungsi pengawasan yang lebih efektif, sehingga dapat

mengurangi praktik manajemen laba dalam perusahaan dan menghasilkan laba yang

berkualitas. Prastiti & Meiranto (2013) menyatakan bahwa independensi dewan

komisaris berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini didukung Nabila

& Daljono (2013) mengatakan bahwa jumlah komisaris independen berpengaruh

negatif terhadap manajemen laba, sehingga dapat meningkatkan kualitas laba.

H7 : Jumlah komisaris independen berpengaruh positif terhadap kualitas laba

dengan manajemen laba sebagai variabel intervening

III. METODE PENELITIAN, DEFINISI OPERASIONAL DAN

PENGUKURAN

Model Penelitian

H1(-) H4(+)

H6(+)

H3(-)

H7(+)

H2(-) H5(+)

Keahlian Komite

Audit

Jumlah Komisaris

Independen

Manajemen

Laba

Kualitas

Akrual

Kualitas

Laba

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 11: PENGARUH KEAHLIAN KOMITE AUDIT DAN JUMLAH …repository.stieykpn.ac.id/215/1/JURNAL Fifit Yofita Sari - 121600491.pdfMenurut Scott (1997) manajemen laba sebagai tindakan manajemen

89

Tabel Variabel, Definisi Operasional dan Pengukuran

Variabel Definisi

Operasional Pengukuran

Keahlian Komite Audit Variabel

Independen

1: Latar belakang akuntansi dan

keungan; 0: untuk selainnya

Jumlah Komisaris Independen Variabel

Independen

menjumlah semua anggota dewan

komisaris independen yang berasal

dari luar perusahaan dibagi dengan

total dewan komisaris

Manajemen Laba Variabel

Intervening

Modified Jones (1991) yang

dimodifikasi oleh Deschow et al.

(1995)

Kualitas Laba Variabel Dependen Kualitas Akrual (Dessai, 2006)

IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Hasil seleksi sampel menggunakan metode purposive sampling diperoleh jumlah

sampel sebanyak 46 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) selama tahun 2012-2016. Metode Analisis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode Structural Equation Modelling (SEM) PLS.

PENGUJIAN HIPOTESIS DAN PEMBAHASAN

Pengujian Hipotesis Pertama

Hasil pengujian hipotesis H1 menunjukan bahwa keahlian komite audit tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba dengan nilai signifikansi P-value

0,30 (≥0,05). Hasil pengujian hipotesis ini tidak sesuai dengan hipotesis H1, yang

menduga bahwa keahlian komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba,

sehingga H1 ditolak. Hasil uji hipotesis ini sesuai dengan Dwiharyadi (2017) yang

menyatakan bahwa keahlian komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap

manajemen laba. Hal ini karena jumlah anggota komite audit keseluruhan rata-rata

adalah 3 orang di setiap perusahaan, walaupun terlihat relatif besar jika dilihat dari sisi

jumlah personel, sebenarnya dari rata-rata jumlah anggota komite audit yang memiliki

keahlian akuntansi dan keuangan hanya 1 orang saja, sehingga dinilai kurang efektif

untuk mengurangi manajemen laba.

Pengujian Hipotesis Kedua

Hasil uji hipotesis kedua menunjukan bahwa jumlah komisaris independen memiliki

pengaruh signifikan terhadap manajemen laba dengan nilai signifikansi P-value ≤ 0,01

(<0,05), sehingga hipotesis H2 diterima. Artinya, peranan dewan komisaris independen

sebagai bagian dari struktur corporate governance mempunyai pengaruh dalam

manajamen laba. Perusahaan yang terdiri dari jumlah komisaris independen yang besar

mempunyai kontrol yang kuat atas keputusan manajerial, sehingga sangat

memungkinkan jumlah komisaris independen ini dapat mencegah atau mengurangi

terjadinya manajemen laba dalam perusahaan.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 12: PENGARUH KEAHLIAN KOMITE AUDIT DAN JUMLAH …repository.stieykpn.ac.id/215/1/JURNAL Fifit Yofita Sari - 121600491.pdfMenurut Scott (1997) manajemen laba sebagai tindakan manajemen

90

Pengujian Hipotesis Ketiga

Hasil pengujian hipotesis H3 menunjukan bahwa manajemen laba tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laba dengan nilai signifikansi P-value 0,40

( ≥0,05). Hasil pengujian hipotesis ini tidak sesuai dengan hipotesis H3 yang menduga

bahwa manajemen laba berpengaruh terhadap kualitas laba, sehingga hipotesis H3

ditolak.

Hasil pengujian hipotesis H3 belum berhasil memberikan bukti adanya

pengaruh yang signifikan antara manajemen laba terhadap kualitas laba, Hal ini

menunjukan kemungkinan adanya pengaruh variabel lain selain variabel yang

digunakan dalam penelitian ini.

Pengujian Hipotesis Keempat

Hasil pengujian hipotesis H4 menunjukan bahwa keahlian komite audit tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laba dengan nilai signifikansi P-value 0,22

( ≥0,05). Hasil pengujian hipotesis ini tidak sesuai dengan hipotesis H4 yang menduga

bahwa kehalian komite audit berpengaruh terhadap kualitas laba, sehingga hipotesis H4

ditolak.

Hasil uji hipotesis ini sesuai dengan Pramujianto (2012) yang menyatakan

bahwa keahlian komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba. Hal

ini karena pembentukan komite audit dalam perusahaan hanya sebuah formalitas untuk

memenuhi peraturan yang berlaku, sehingga tidak berhasil dalam mengurangi

manajemen laba, dan meningkatkan kualitas laba.

Pengujian Hipotesis Kelima

Hasil uji hipotesis kelima menunjukan bahwa jumlah komisaris independen memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laba dengan nilai signifikansi P-value ≤

0,01 ini berarti ≤ 0,05, sehingga hipotesis H5 diterima. Hasil uji hipotesis ini

mendukung hasil penelitian oleh Prastiti & Meiranto (2013) yang menyatakan bahwa

semakin besar jumlah komisaris independen akan menyebabkan menurunnya

manajemen laba, sehingga kualitas laba menjadi lebih tinggi.

Pengujian Hipotesis Keenam

Hasil uji hipotesis H1 menunjukan bahwa keahlian komite audit tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. Hasil uji hipotesis H4 menunjukan

bahwa keahlian komite audit tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kualitas laba, serta hasil uji hipotesis H3 tidak menunjukan adanya pengaruh yang

signifikan antara manajemen laba terhadap kualias laba. Dengan demikian, dapat

dikatakan manajemen laba tidak memediasi antara variabel keahlian komite audit

terhadap kualitas laba, sehingga hipotesis H6 ditolak. Ketidakberhasilan uji hipotesis

H6, kemungkinan disebabkan karena komite audit dan kualitas laba hanya

menggunakan satu indikator saja yaitu keahlian komite audit dan kualitas akrual.

Pengujian Hipotesis Ketujuh

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 13: PENGARUH KEAHLIAN KOMITE AUDIT DAN JUMLAH …repository.stieykpn.ac.id/215/1/JURNAL Fifit Yofita Sari - 121600491.pdfMenurut Scott (1997) manajemen laba sebagai tindakan manajemen

91

Hasil uji hipotesis H2 menunjukan bahwa jumlah komisaris independen memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap manajemen. Hasil uji hipotesis H5 menunjukan

bahwa jumlah komisaris independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kualitas laba. Meskipun kedua uji hipotesisnya berpengaruh signifikan, namun uji

hipotesis H3 manajemen laba tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa manajemen laba tidak memediasi antara

variabel jumlah komisaris independen terhadap kualitas laba, sehingga hipotesis H7

ditolak. Ketidakberhasilan uji hipotesis H7 , kemungkinan disebabkan karena adanya

pengaruh dari variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.

V. PENUTUP

Kesimpulan

1. Keahlian komite audit berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

manajemen laba.

2. Jumlah komisaris independen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

manajemen laba.

3. Manajemen laba berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kualitas laba.

4. Keahlian komite audit berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kualitas

laba.

5. Jumlah komisaris independen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kualitas

laba.

6. Manajemen laba tidak terbukti memediasi antara variabel keahlian komite audit

variabel kualitas laba.

7. Manajemen laba tidak terbukti memediasi antara variabel jumlah komisaris

independen terhadap kualitas laba.

Keterbatasan dan Saran

Penelitian ini hanya menggunakan dua variabel yaitu keahlian komite audit dan jumlah

komisaris independen. Selain itu, pengukuran kualitas laba hanya menggunakan 1

(satu) indikator saja yaitu kualitas akrual. Penelitian selanjutnya disarankan untuk

menambahkan variabel independen yang mempunyai hubungan lebih kuat terhadap

variabel dependennya, agar lebih dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap manajemen

laba dan kualitas laba. Misalnya menambahkan variabel kualitas auditor, karena

pengawasan dewan komisaris dan komite audit akan semakin efektif, apabila didalam

perusahaan memiliki kualitas auditor yang baik. Penelitian selanjutnya juga disarankan

menggunakan indikator yang lebih kompeten untuk mengukur kualitas laba. Misalnya

menggunakan indikator kualitas laba Bellavory (2005), karena dari peneliti terdahulu

masih sedikit yang menggunakan indikator ini.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 14: PENGARUH KEAHLIAN KOMITE AUDIT DAN JUMLAH …repository.stieykpn.ac.id/215/1/JURNAL Fifit Yofita Sari - 121600491.pdfMenurut Scott (1997) manajemen laba sebagai tindakan manajemen

92

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, S. (t.thn.). Pengaruh Good Corporate Governance Pada Manajemen Laba. Journal

Riset Mahasiswa Akuntansi (JRMA), xx, 1-14.

Abdullah, M., & Suardi. (2017). Pengaruh Earning Managemet Terhadap Kualitas Laba

Dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi. ASSETS, Nomor

1, 86-103.

Adawiyah, R. (2015). Pengaruh Keahlian Akuntansi Komite Audit . Diponegoro Journal Of

Accounting, 1-12.

Afrelia, Y. (2017). Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Ukuran Komite Audit, Keahlian

Komite Audit dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Manajemen Laba. Jurnal

Akuntansi Indonesia.

Amelia, W. (2016). Pengaruh Komisaris Independen, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas

Terhadap Manajemen Laba. NeO-Bis Volume 10 No.1.

Arifin. (2010). Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Manajemen

Laba. Jurnal Fokus Ekonomi , 2 No.3, 2337-6854.

Badan Pengawas Pasar Modal. (2012). Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal

Nomor : Kep-41/PM/2003 Tentang Tugas dan Tanggung jawab Komite Audit.

Beasley , M. (1996). An Empirical Anlysis of The Relation Between The Board of Director

Composition and Financial Statement Fraud. The Accounting Review, 71, 443-465.

Belkaoui, A. (2006). Accounting Theory (Kelima ed.). Jakarta: Salemba Empat.

Bellovary, J., Giacomino, D., & Akers, M. (2005). Earnings Quality: It's Timeto Measure and

Report. The CPA Journal, 75(11), 32.

Boediono, G. (2005). Kualitas Laba: Studi Pegaruh Mekanisme Corporate Governance dan

Dampak Manajemen Laba Dengan Menggunakan Analisis Jalur. Makalah SNA, VIII.

Bursa Efek Indonesia. (2001). Surat Edaran No.SE/008/BEJ/12-2001 tentang Keanggotaan

Komite Audit.

Chtourou , S., Jean , B., & Lucie , C. (2001). Corporate Governance and Earnings

Management. Working Paper.

Chtourou, S., Jean , B., & Lucie , C. (2001). Corporate Governance and Earnings

Management. Social Science Research Network.

Dechow, P. (1995). Accounting Earnings and Cash Flow as a Measures of Firm Perfomance :

The Role of Accounting Accruals. Journal of Accounting and Economics, 111-139.

Desai, H, K., & Venkataraman, K. (2006). Do Short Sellers Target Firms with Poor Earning

Quality? Evidence From Earnings Restatements. Rev Acc Stud, 71-90.

Dwiharyadi, A. (2017). Pengaruh Keahlian Akuntansi dan Keuangan Komite Audit dan

Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Indonesia, 75-93.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 15: PENGARUH KEAHLIAN KOMITE AUDIT DAN JUMLAH …repository.stieykpn.ac.id/215/1/JURNAL Fifit Yofita Sari - 121600491.pdfMenurut Scott (1997) manajemen laba sebagai tindakan manajemen

93

Eisenhardt, K. (n.d.). Agency Theory : An Assesment and Review. Academy of Management

Review, 14 No.1.

Fala, & Amalia S, D. (2007). Pengaruh Konservatisma Akuntansi Terhadap Penilaian

EKuitas Perusahaan Dimoderasi Oleh Good Corporate Governance. Simposium

Nasional Akuntansi, X, Makasar.

Fama, E. (1980). Agency Problems and The Theory of The Firm . Journal of Political

Economy, 288-307.

Farida, D. (2012). Pengaruh Dewan Komisaris Independen Terhadap Kualitas Laba Dengan

Konsentrasi Kepemilikan Sebagai Variabel Pemoderasi. Prestasi Vol.9, 1411-1497.

Farida, D. (2012). Pengaruh Dewan Komisaris Independen Terhadap Kualitas Laba Dengan

Konsentrasi Kepemilikan Sebagai Variabel Pemoderasi. Prestasi Vol.9 No.1.

Firmansyah, Pratomo, D., & Yudowati, S. (2016). Pengaruh Komisaris Independen dan

Komite Audit Terhadap Manajemen Laba. e-Proceeding of Management Vol.3 No.2,

1552.

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). (2002). Tata Kelola Perusahaan

(Corporate Governance). The Essence of Good Corporate Governance : Konsep dan

Implementasi Perusahaan Publik dan Korporasi Indonesia. Jakarta: Yayasan

Pendidikan Pasar Modal Indonesia dan SInergy Communication.

Ghazali, I. (2005). Analisis Multivariate dengan program SPSS (3 ed.). Semarang: Badan

Penerbit Undip.

Ghozali, I. (2014). Partial Least Square Konsep, Metode dan Aplikasi Menggunakan

Program Warp PLS 4.0. Semarang: Universitas Dipenogoro.

Gumanti, T. (2001). Earnings management pada penawaran pasar perdana di Bursa Efek

Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 4 (2), 165-183.

Guna , W., & Herawaty , A. (2010). Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance

Independensi Auditor, Kualitas Audit dan Faktor Lainnya Terhadap Manajemen

Laba. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 12(1), 53-68.

Handoko, B., & Ramadhani, K. (2017). Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Keahlian

Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kemungkinan Kevurangan Laporan

Keuangan. DeReMa Journal Manajemen Vol.12 No.1.

I, J., Bellovary, E, D., & D. Akers, M. (2005). Earning Quality: It's Time to Measure and

Report. The CPA Journal, 32.

IDX. (2018). Diambil kembali dari www.idx.co.id.

Ikatan Komite Audit Indonesia. (2010). Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI). Diambil

kembali dari www.ikai.co.id

Indriantoro, Supomo, N., & Bambang. (1999). Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi

dan Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta: Penerbit BPFE.

Jensen, M. (1976). Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership

Structure. Journal of Financial Economics, 305-360.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 16: PENGARUH KEAHLIAN KOMITE AUDIT DAN JUMLAH …repository.stieykpn.ac.id/215/1/JURNAL Fifit Yofita Sari - 121600491.pdfMenurut Scott (1997) manajemen laba sebagai tindakan manajemen

94

Jones, J. (1991). Earnings Managemet During Import Relief Investigation. Journal of

Accounting Research, 193-228.

Khafid, M. (2012). Pengaruh Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance) dan Struktur

Kepemilikan Terhadap Persistensi Laba. Jurnal Dinamika Akuntansi, 139-148.

Khomsiyah. (2005). Analisis Hubungan Indeks dan Struktur Corporate Governance Dengan

Kualitas Pengungkapan. Yogyakarta: Unversitas Gajah Mada.

Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKG). (2001). Pedoman Good

Corporate Governance.

Kosasih, F., & Widayati, C. (2013). Pengaruh Independensi Komite Audit, Efektifitas

Komite Audit dan Leverage Terhadap Praktik Manajemen Laba Pada Perusahaan di

Sektor Industri Manufaktur Yang Terdaftar di indonesia. Jurnal Akuntansi, 01, 132-

148.

Machdar, N., Manurung, A., & Murwaningsih , E. (2017). The Effect of Earnings Quality,

Conservatism, and Real Earnings Management on The Company's Performance and

Information Asymmetry as a Moderating Variable. International Journal of

Economics and Financial Issue, 7((2)), 309-318.

McMullen, D. (1996). Audit Committee Perfomance: An Investigation of The Consequences

Associated with Audit Commites. Auditing: A Journal of Practice & Theory, 15(1),

88-103.

Midiastuty, Pranata P, & Machfoedz, M. (2003). Analisis Hubungan Mekanisme Good

Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba. Simposium Nasional

Akuntansi VI, 1255-1269.

Mustaqomah, E. (2011). Pengaruh Penerapan Mekanisme Corporate Governance Terhadap

Kualitas Laba Dengan Moderasi Kompetensi Komisaris Independen. Surakarta:

Universitas Sebelas Maret.

Mutiawero, M. (2014). Pengaruh Komite Audit Terhadap Manajemen Laba. Makasar:

Universtitas Hasanuddin.

Nabila, A., & Daljono. (2013). Pengaruh Proporsi Dewan KOmisaris Independen, Komite

Audit, dan Reputasi Auditor Terhadap Manajemen Laba. Diponegoro Journal of

Accounting, 2, 1-10.

Nasuition, M., & Setiawan, D. (2007). Pengaruh Corporate Governance Terhadap

Manajemen Laba Di Industri Perbankan Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi,

X.

Oktaviana, H. (2015). Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Corporate

Governance Terhadap KInerja Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol.53 No.12, 254-284.

Oktaviani, R. N., Emrinaldi, N., & Ratnawati, V. (2015). Pengaruh Good Corporate

Governance Terhadap Kualitas Laba Dengan Manajemen Laba Sebagai Variabel

Intervening. Jurnal SOROT, 1-142.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 17: PENGARUH KEAHLIAN KOMITE AUDIT DAN JUMLAH …repository.stieykpn.ac.id/215/1/JURNAL Fifit Yofita Sari - 121600491.pdfMenurut Scott (1997) manajemen laba sebagai tindakan manajemen

95

Otoritas Jasa Keuangan. (t.thn.). Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Diambil kembali dari

https://www.ojk.go.id/

Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia. (2014, Desember 8). Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 Tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten

atau Perusahaan Publik. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

33/POJK.04/2014 Tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan

Publik. Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia: Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia.

Prabowo, D. (2014). Pengaruh Komisaris Independen, Independensi Komite Audit, Ukuran

dan Jumlah Pertemuan Komite Audit Terhadap Manajemen Laba. Accounting

Analysis Journal, 90-99.

Pramujianto, F. (2012). Pengaruh Kompetensi Komite Audit Terhadap Kualitas Laba.

Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Prastiti, A., & Meiranto, W. (2013). Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris Dan Komite

Audit Terhadap Manajemen Laba. DIponegoro Journal Of Accounting, 1-12.

Rifani, A. (2013). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Hubungan Manajemen

Laba dan Kualitas Laba. Jurnal Akuntansi Vo.1 No.2.

Ross, S. (1997). Some Notes on Financial Incentive-Signalling Models, Activity Choise and

Risk Preferences. The Journal of Finance, 33 (3), 777-792.

Rusmin. (2010). Auditor Quality and Earnings Management: Singaporean Evidence.

Managerial Auditing Journal, 25(7), 618-638.

Schipper, K., & Vincent, L. (2003). Earnings Quality. Accounting Horizons Supplement, 97-

110.

Scott, W. (1997). Financial Accounting Theory (1st ed.). USA: Prentice Hall.

Scott, W. (2003). Financial Accounting Theory’ 3rd edition. New Jersey: Prentice Hall.

Scott, W. (2006). Financial Accounting Theory (4 ed.). Toronto: Prentice-Hall.

Shleifer, A., & Vishny, R. (1997). A Survey pf Corporate Governance. Journal of Finance ,

737-783.

Sholihin, M., & Ratmono, D. (2013). Analisis SEM-PLS dengan WarpPLS 3.0 untuk

Hubungan Non-Linear dalam Penelitian Sosial & BIsnis. Yogyakarta: Andi.

Siallagan, H. (2009). Pengaruh Kualitas Laba Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi

Kontemporer, 21-32.

Solla, A. (2010). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kualitas Laba

Dengan Manajemen Laba Sebagai Variabel Intervening Pada Perbankan Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Sejak 2003-2008. Jurusan Akuntansi: Fakultas

Ekonomi-Universitas AirLangga.

Suaryana, A. (2005). Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Laba. SNA VIII Solo.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 18: PENGARUH KEAHLIAN KOMITE AUDIT DAN JUMLAH …repository.stieykpn.ac.id/215/1/JURNAL Fifit Yofita Sari - 121600491.pdfMenurut Scott (1997) manajemen laba sebagai tindakan manajemen

96

Suhendi, D., & Zaenuddin SE,MM. (2015). Pengaruh Kompetensi Komite Audit, Aktivitas

Komite Audit, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba. Jurnal

Akuntansi Indonesia, 4 No.1, 66-82.

Sulistyanto. (2008). Manajemen Laba Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat.

Surifah. (2010). Kualitas Laba dan Pengukurannya. Jurnal Ekonomi Manajemen & Akuntansi

Vol.8 No.2.

Susilo, B. (2010). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Proporsi Dewan Komisaris

Independen, Jumlah KOmite Audit dan Keahlian Komite Audit Terhadap Manajemen

Laba. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah .

Sutopo, B. (2009). Manajemen Laba dan Manfaat Kualitas Laba dalam Keputusan Invetsasi.

Surakarta: UPT Perpustakaan UNS.

Taruno, S. (2013). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kualitas Laba: Manajemen

Laba Sebagai Variabel Intervening. Accounting Analysis Journal 2 (3).

Ujiyantho, Arif, M., & Pramuka, B. (2007). Mekanisme Corporate Governance, Manajemen

Laba dan Kinerja Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi, X(Makasar).

Vafeas, N., & Afxentiou, Z. (1998). The Association Between the SEC’s 1992 Compensation

Disclosure Rule and Executive Compensation Policy Changes . Journal of

Accounting and Public Policy , 17(1), 27-54.

Watts, R., & Zimmerman, J. (1986). Positive Accounting Theory, Eaglewood Cliefs. New

Jersey: Prentice Hall.

Wedari, L. (2004). Analisis Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris dan Keberadaan Komite

Audit Terhadap Manajemen Laba. Simposium Nasional Akuntansi , VII.

Widiastuty, E. (2016). Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Manajemen Laba.

GaneC Swara Vol.10 No.2 , 34-38.

Wolk. (2001). Signaling, Agency Theory, Accounting Policy Choice . Accounting and

Business Research, 18(69), 47-56.

Yendrawati, R. (2015). Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan

Manajerial, dan Kepemilikan Institusional terhadap Manajemen Laba. Jurnal

Entrepreneur dan Entrepeneurship Vol.4, 33-40.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id