Pengaruh Kadar Air Tanah terhadap Pertumbuhan Setek Nilam ... · membantu dalam penelitian dan...

53
PENGARUH KADAR AIR TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK NlLAM (Pogostemon cablin Benth.) OLEH RIEKMA ARlFlANTl AGUSTIA A 29 1229 JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1998

Transcript of Pengaruh Kadar Air Tanah terhadap Pertumbuhan Setek Nilam ... · membantu dalam penelitian dan...

PENGARUH KADAR AIR TANAH

TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK NlLAM

(Pogostemon cablin Benth.)

OLEH

RIEKMA ARlFlANTl AGUSTIA

A 29 1229

JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

1998

'4911nh memberikan hikmnh kcpada siapa yam9 dikchendaki-&yo. b a n barang siapn

yang diberi hikmnh, sungguh relnh dibcri kcbajikan yang banyak. b a n tak ada ynng

dapat mengambil pelajaran kccuali orang-orang yang berakal"

(Q.9. &l saqarah:269)

" b a n d i bumi in i terdapnt bagian-bngian yang berdnmpingan dan kebun-kebun anggur,

ranam-tanaman dan pohon kurmn yang bcrcabang dan tidakborcabang,

disirami dcngan air yang sama. &ami melebihkan sebahagian

tannm-tanaman i t u atas sebahagian yang lain,

tentang rase (den benruknyn).

Sesungguhnyn pnda yang demikian i t u

terdapnt tanda-tanda (kckunsaan &llalr)

bagi kaum yang berfikir'

(Q.9. &r-2n'd:4)

Karya ini kugersembahkan untuk Papa (Alm), Mama, Teteh Rieka, Ryan, A'a Reza, Ayang, Angga,

Aldi dan yang kusayang "Iyang"

RINGKASAN

RIEKMA ARlFlANTl AGUSTIA. Pengaruh Kadar Air Tanah terhadap Perturnbuhan

Setek Nilarn (Pogostemon cablin Benth.) di bawah birnbingan SUGENG SUDIATSO

dan SIT1 NINGRUM.

Percobaan ini bertujuan untuk rnengetahui pengaruh kadar air tanah

terhadap perturnbuhan setek nilarn (Pogostemon cablin Benth.).

Percobaan ini dilaksanakan di Rurnah Kaca Balai Penelitian Rernpah dan

Obat (Balittro), Cirnanggu, Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian rnulai bulan Juli

sarnpai November 1997.

Bahan tanarnan yang digunakan untuk percobaan ini adalah setek nilarn

Aceh (Pogostemon cablin Benth.). Rancangan yang digunakan adalah rancangan

acak lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu tingkat pernberian air yang terdiri atas

4 taraf pernberian air yaitu : loo%, 80%, 60% dan 40% kapasitas lapang (KL).

Setiap perlakuan diulang 6 kali sehingga didapat 24 satuan percobaan. Setiap

satuan percobaan terdiri dari 3 setek sehingga jurnlah seluruhnya 72 setek.

Parameter yang diarnati rneliputi : (1) tinggi tanarnan, (2) jurnlah daun dan

parameter produksi yang diarnati rneliputi : (1) bobot basah daun, (2) bobot kering

daun, (3) bobot basah batang, (4) bobot kering batang, (5) bobot basah akar, (6)

bobot kering akar dan (7) panjang akar.

Hasil percobaan rnenunjukkan bahwa pernberian air sarnpai dengan 100%

kapasitas lapang (KL) rneningkatkan perturnbuhan tanarnan, terlihat pada

parameter tinggi tanaman, jurnlah daun, bobot basah daun, bobot kering daun,

bobot basah batang, bobot kering batang, bobot basah akar dan bobot kering akar.

Pernberian air kurang dari 100% KL rnenunjukkan penurunan hasil. Pada tingkat

KAT 40% KL rnemperlihatkan perturnbuhan dan hasil terendah.

Perlakuan kadar air tanah yang dicobakan tidak memberikan pengaruh yang

nyata terhadap parameter panjang akar.

PENGARUH KADAR AIR TANAH

TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK NlLAM

(Pogosfemon cablin Benth.)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

lnstitut Pertanian Bogor

OLEH

RIEKMA ARlFlANTI AGUSTIA

A 29 1229

JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

1998

Judul skripsi Pengaruh Kadar Air Tanah terhadap Pertumbuhan

Setek Nilam (Pogostemon cabfin Benth.)

Nama mahasiswa Riekma Arifianti Agustia

Nomor pokok A 291229

Dosen Pembimbing I

Prof. Dr Ir Sugeng Sudiatso. MS NIP 130 217 454

Menyetujui

Mengetahui

Dosen Pembimbing II

Ir Siti Ningrum. MS NIP 080028138

JIi~rra:~(U~;an Budi Daya Pertanian

Tanggal Lulus : 2 6 FEB 1998

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya , sehingga penyusunan skripsi ini dapat terwujud.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian,

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada Dr Ir Sugeng Sudiatso MS.,

dan Ir Siti Ningrum MS., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan sehingga penelitian dan penulisan skripi ini dapat

diselesaikan. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada :

1. Ibu Sanda Azis selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran

dalam proses perbaikan tulisan ini.

2. Mama, Teteh Rieka, Ryan, A'a Budi, A'a Reza, Ayang, Ade Angga, Ade Aldi

dan seluruh keluarga atas bantuannya baik moral maupun material.

3. Sri Lilis Nurhayati dan R. Yayan Nurjanah atas kekompakannya selama kuliah

sampai kita selesai bersama.

4. Rijal, Jali dan Fadil atas perhatiannya.

5. Saudara-saudara saya di "Eight M-Club" khususnya Hamid, Hadit, Ariq, Fiqri,

Aini, Nadia, Ima, Jihan, Ulfa, Irsyad, Bari, Rifqi, Salsa, Farah, Farhana,

Mardiah, A. Latifah, Hana, Imelda, A. Rosyidah dan rekan semua yang telah

membantu dalam penelitian dan pembuatan skripsi ini.

6. "Iyang" atas perhatian, semangat dan doanya.

7. Mbak Ippih, Gita, Noni dan Santi atas kekompakannya selama di "Bordella".

9

Mengel dan Kirkby (1979), menyatakan bahwa peubah yang pertama

muncul bila terjadi kekurangan air adalah tajuk tanaman menjadi layu, karena

kandungan air dalam tanaman menurun. Kekeringan yang berat menyebabkan

daun rontok dan dapat menimbulkan kematian tanaman. Menurut Hillel (1974),

apabila air menjadi pembatas maka laju asimilasi pertumbuhan dan hasil tanaman

akan berhubungan secara kuantitatif dengan pemberian air. Selanjutnya, apabila

laju ekstraksi air dari dalam tanah oleh akar berada di bawah laju transpirasi, maka

tanaman terse but akan mengalami kehilangan tekanan turgor dan sebagai akibat

berikutnya pertumbuhan tidak normal.

Tanaman nilam memerlukan banyak air untuk pertumbuhannya tetapi tidak

tahan terhadap genangan air. Tanah yang tergenang air atau yang permukaan air

tanahnya terlalu dangkal tidak cocok untuk tanaman nilam, karena pada tanah­

tanah ini tanaman mudah terserang penyakit busuk akar yang disebabkan oleh

cendawan Phytophtora sp.

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

PeneJitian dilakukan di Rumah Kaca Balai PeneJitian Tanaman Rempah dan

Obat (BaJittro), Cimanggu, Bogor, dengan ketinggian tempat 240 meter di atas

permukaan laut, jenis tanah Latosol merah kecoklatan, serta tipe ilkim A menurut

Schmidt dan Ferguson. Penelitian dilakukan dari bulan Juni sampai dengan bulan

November 1997.

Bahan dan Alat

Bahan setek yang digunakan diambil dari batang nilam Aceh (Pogostemon

cablin Benth.) seluruhnya berjumlah 72 batang. Bahan lainnya adalah tanah seberat

4.8 kg dan kasting seberat 1.2 kg tiap poJibag sebagai media tanam, Urea, TSP, KCI,

Furadan 3G, Nuvacron dan DithaneM-45.

Alat-alat yang digunakan adalah polibag, gelas ukur, kored, gembor,

timbangan, termometer, penggaris, sprayer dan oven.

Metode Penelitian

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

(RAL). Perlakuan terdiri dari satu faktor yaitu tingkat pemberian air dengan 4 taraf

perlakuan yaitu :

Ar! = Perlakuan pemberian air sampai 100% Kapasitas Lapang

A1 = Perlakuan pemberian air sampai 80% Kapasitas Lapang

A2 = Perlakuan pemberian air sampai 60% Kapasitas Lapang

A3 = Perlakuan pemberian air sampai 40% Kapasitas Lapang

11

Setiap perlakuan diulang 6 kali sehingga didapat 24 satuan percobaan.

Setiap satuan percobaan terdiri dari 3 setek sehingga jumlah seluruhnya 72 setek.

Penentuan per1akuan pemberian air berdasarkan persen berat tanah dan

kasting untuk kapasitas lapang dan titik layu permanen (Tabel Lampiran 1 dan 2.).

Setelah diketahui kadar air tanah dan kasting berdasarkan berat, dapat

diketahui jumlah air yang harus ditambah sesuai perlakuan karena pemberian air

dilakukan dengan penimbangan.

Perlakuan pemberian air yang diberikan harus di atas kadar air pad a keadaan

layu permanen sehingga air yang diberikan dapat diserap oleh tanaman.

Perlakuan kadar air tanah untuk Ao dan A1 diberikan pad a umur 8 MST

sedangkan untuk A2 dan A3 pada umur 9 MST. Hal ini dilakukan karena pad a awal

penanaman kondisi tanaman masih sang at labil disebabkan oleh pengaruh iklim

kemarau panjang yang mengakibatkan panasnya suhu di dalam rumah kaca tinggi

yaitu suhu udara pagi 27°C, siang 36 °C dan sore hari 33°C, keadaan tersebut

disertai kelembaban udara yang sangat rendah yaitu pagi 81.5%, siang 55% dan

sore hari 58%, sehingga tanaman masih membutuhkan air dalam jumlah yang

cukup banyak.

Penyiraman pada awal tanam dilakukan setiap hari dengan jumlah air yang

sama. Kondisi tanaman sudah mulai stabil pada umur 8 MST sehingga untuk

memulai perlakuan hanya menunggu penurunan kadar air sampai kadar air yang

diinginkan. Pengamatan dilakukan pada umur 10 MST untuk semua perlakuan dan

panen dilakukan setelah tanaman berumur 16 MST.

Model linier dari rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Yij= J.l + Ui + ~ + E ij

13

Pembibitan

Pembibitan dilakukan pada tanggal 9 Juni 1997. Setek dibibitkan dalam bak

pasir, ditancapkan ke dalam pasir dengan kemiringan 45° dan 2 buku harus tertanam.

Setelah berumur 3 minggu setek dipindahkan ke dalam polibag.

Penanaman

Setek ditanam di dalam polibag, masing-masing satu tanaman tiap polibag.

Pemindahan setek dilakukan dengan hati-hati agar akarnya tidak terputus. Polibag

diatur di rumah kaea sehingga tanaman mempunyai jarak tanam 40 em x 40 em.

Penanaman dilakukan pada pagi hari.

Pemupukan

Pupuk yang diberikan yaitu : Urea 11.50 gram/polibag, TSP 2.85 gram/polibag

dan KCI 5.75 gram/polibag. Pupuk Urea, TSP dan KCI diberikan pada saat tanam.

Pupuk Urea diberikan 2 kali yaitu 1/3 diberikan pad a sa at tanam dan 2/3 diberikan

pada 2 minggu setelah tanam. Pemberian pupuk ini bertujuan untuk penambahan

unsur-unsur hara bagi tanaman nilam dan menambah serta meningkatkan kesuburan

tanah.

Penyiraman

Pemberian air dilakukan setiap hari, dengan menambahkan air sampai berat

semula tereapai kembali.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Untuk meneegah serangan rayap diberikan Furadan 3G pad a saat tanam dan

untuk menghindari serangan eendawan dan ulat dilakukan penyemprotan dengan

Dithane M-45 dan Nuvaeron.

15

4. Bobot Kering Batang, batang dikeringkan dengan oven pada suhu 60°C selama

48 jam dan selanjutnya ditimbang dengan neraca analitik.

5. Bobot Basah Akar ; berat seluruh akar yang muncul pad a setiap setek dan belum

dikeringkan dalam oven, lalu ditimbang dengan neraca analitik.

6. Bobot Kering Akar; berat seluruh akar yang muncul pada setiap setek dan sudah

dikeringkan dalam oven, lalu ditimbang dengan neraca analitik.

7. Panjang akar ; merupakan jumlah panjang akar seluruh akar yang terbentuk dari

setiap setek. Diukur mulai dari tempat munculnya akar sampai ujung akar

terpanjang.

Analisis Statistik

Dilakukan uji F terhadap perlakuan dan jika hasilnya berbeda nyata pada taraf

kesalahan 0.05, dilakukan uji lanjut dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT)

tarat 0.05.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Kondisi Umum

Perlakuan pemberian kadar air tanah menunjukkan hasil yang berbeda

setiap perlakuannya. Tanaman nilam yang diberi perlakuan kadar air tanah 100%

kapasitas lapang (AD)' daunnya lebar dan Ie bat, batangnya besar, kokoh dan

tanamannya lebih tinggi dibandingkan semua perlakuan. Pada perlakuan kadar air

tanah 80 % kapasitas lapang (Al ), tanaman nilam mempunyai daun yang lebih

ramping dibandingkan dengan perlakuan AD dan tingginya sedikit lebih rendah,

tetapi batangnya tidak jauh berbeda dengan perlakuan AD . Tanaman nilam yang

diberi perlakuan 60% dan 40% kapasitas lapang (A2 dan A3), daunnya kecil dan

tidak Ie bat, batangnya kecil dan kurus, tetapi tinggi tanaman nilam pada perlakuan

A3 lebih tinggi dibandingkan periakuan A2•

Pada saat tanaman berumur 5 MST, tanaman terserang penyakit yang

dapat menyebabkan busuk batang, gejala yang timbul adalah terbentuknya selaput

putih pada batang tetapi tingkat serangannya masih rendah. Pengendalian penyakit

tersebut dilakukan dengan penyemprotan Dithane M-45 dan untuk mencegah

serangan hama dan ulat dilakukan penyemprotan dengan Nuvackron.

Tinggi Tanaman

Pengaruh berbagai tingkat kadar air tanah (KAT) yang diberikan

memperlihatkan pengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman yang

ditunjukkan pada awal pengamatan (10 MST) hingga panen (16 MST). Respon

tinggi tanaman pada berbagai KAT tersebut ditunjukkan oleh Tabel 1.

28

35

34

33

E 32 ~ - 31 .. '" « 30 Ol

29 " .. '~ 28 .. a. y = 1 ,4925x' - 6,3295x + 35,218 27

26 R' = 0,9968

25

100% (AO) 80% (A 1) 60% (A2) 40% (A3)

Perlakuan Kadar Air Tanah

Gambar 11, Regresi Panjang Akar