PENGARUH HIPERGLIKEMIA TERHADAP MORTALITAS PADA …eprints.ums.ac.id/40747/1/Naskah Publikasi Taufik...
Transcript of PENGARUH HIPERGLIKEMIA TERHADAP MORTALITAS PADA …eprints.ums.ac.id/40747/1/Naskah Publikasi Taufik...
PENGARUH HIPERGLIKEMIA TERHADAP MORTALITAS PADA
PENDERITA STROKE ISKEMIK FASE AKUT
DI RSUD Dr. MOEWARDI
NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
Taufik Adi Susilo
J500 1200 39
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ii
iii
ABSTRAK
PENGARUH HIPERGLIKEMIA TERHADAP MORTALITAS PADA
PENDERITA STROKE ISKEMIK FASE AKUT
DI RSUD Dr. MOEWARDI
Taufik Adi Susilo1, Listyo Asist Pujarini2, Dona Dewi Nirlawati2
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
Latar belakang: Stroke merupakan penyebab kematian kedua terbanyak di negara
maju dan ketiga terbanyak di negara berkembang. Faktor yang menyebabkan
kematian pasien stroke salah satunya adalah diabetes mellitus. Keadaan
hiperglikemia memperburuk defisit neurologik dan akan meningkatkan mortalitas.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh hiperglikemia
terhadap mortalitas pada pasien stroke iskemik fase akut di RSUD Dr. Moewardi.
Metode: Penelitian observasional analitik non eksperimen dengan pendekatan
cross sectional, pengambilan sample dengan purposive sampling sejumlah 86
pasien stroke iskemik fase akut, 43 pasien stroke iskemik fase akut dengan
hiperglikemia dan 43 pasien stroke iskemik fase akut tidak hiperglikemia yang
dilakukan di RSUD Dr. Moewardi. Data diperoleh dari catatan rekam medik pasien
dengan rentang waktu Januari 2014 samapi November 2015. Analisis statistitk
mengggunakan Uji Chi-Square.
Hasil: Pasien stroke iskemik akut dengan hiperglikemia yang meninggal sebanyak
22 pasien (25.5%) yang tidak meninggal sebanyak 21 pasien (24.42%) dan pasien
stroke iskemik akut dengan tidak hiperglikemia yang meninggal sebanyak 5 pasien
(5.81%) yang tidak meninggal sebanyak 38 pasien (44.19%). Secara statistik
dengan menggunakan uji Chi-Square didapatkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara hiperglikemia dengan mortalitas penderita stroke iskemik fase
akut dengan estimasi OR = 7.962 ; 95% CI = 2.630-24.103 p= 0.000 (p<0.05)
dengan nilai x2= 15.602.
Kesimpulan: Menurut analisis data penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdpat
pengaruh hiperglikemia dengan mortalitas pada penderita stroke iskemik fase akut
dan pasien stroke iskemik fase akut dengan hipergikemia mempunyai risiko
kematian sebesar 7.962 kali dibandingkan dengan pasien stroke iskemik fase akut
yang tidak mengalami hiperglikemia.
Usia, hipertensi dan hiperkolesterolemia tidak mempengaruhi mortalitas pada
penderita stroke iskemik fase akut.
Kata Kunci: stroke iskemik akut, hiperglikemia, mortalitas
1Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta 2Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
iv
ABSTRACT
THE EFFECT OF HYPERGLYCEMIA TO MORTALITY IN STROKE
ISCHEMIC ACUTE SUFFERER AT RSUD DR. MOEWARDI
Taufik Adi Susilo1, Listyo Asist Pujarini2, Dona Dewi Nirlawati2
Medical Faculty Muhammadiyah University of Surakarta
Background: Stroke is the second largest cause of death in developed countries
and the third largest in the developing countries. One of the factor that caused the
death of patients with stroke was diabetes mellitus. The hyperglycemia condition
worsens neurologic deficit and would increase mortality.
Purpose: The purpose of this research is to know the effect of Hyperglycemia to
Mortality in Stroke Ischemic acute sufferer at RSUD Dr. Moewardi.
Method: This research was observational analytic non experiment with cross
sectional approach. Sample of this research with purposive sampling were stroke
ischemic acute patients with a total sample of 86 people. 43 patients of stroke
ischemic acute with hyperglycemia and 43 patients of stroke ischemic acute without
hyperglycemia at RSUD Dr. Moewardi. The data obtained from range of medical
record from January 2014 till November 2015. Analysis statistic using Chi-Square
test.
Result: Patient stroke ischemic acute with hyperglycemia show that 22 patients
passed away (25.5%) 21 patients are alive (24.42%) and patient stroke ischemic
acute without hyperglycemia show that 5 patients passed away (5.81%) 38 patients
are alive (44.19%). In statistic using Chi-Square test obtained that there is
significant correlation between hyperglycemia with mortality patient of stroke
ischemic acute, with estimation OR = 7.962; 95% CI = 2.630-24.103 p= 0.000
(p<0.05) with value x2 = 15.602.
Conclusion: Based on the analysis data in this research showed that there is
influence hyperglycemia with mortality in patient stroke ischemic acute and patient
stroke ischemic acute with hyperglycemia has mortality risk 7.962 times than
patient stroke ischemic acute without hyperglycemia. Age, hypertension and
hypercholesterolemia did not influence of mortality in patient stroke ischemic
acute.
Keywords: stroke ischemic acute, hyperglycemia, mortality
1Student at Medical Faculty of Muhammadiyah University of Surakarta 2Lecture at Medical Faculty of Muhammadiyah University of Surakarta
1
PENDAHULUAN
Definisi stroke menurut World Health Organization (WHO) Monica
Project adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global secara akut, lebih
dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau meninggal), berasal dari gangguan
aliran darah otak. Termasuk didalamnya adalah perdarahan subarachnoid,
perdarahan intraserebral dan iskemik atau infark otak (Setyopranoto, 2012).
Stroke merupakan penyebab kematian kedua terbanyak di negara maju dan
ketiga terbanyak di negara berkembang. Berdasarkan data WHO tahun 2002, lebih
dari 5,47 juta orang meninggal karena stroke di dunia. Data yang dikumpulkan oleh
American Heart Association tahun 2004 setiap 3 menit satu orang meninggal akibat
stroke (Wirawan, 2009).
Data dan hasil Riset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi stroke berdasarkan
diagnosis dan gejala tertinggi terdapat di Sulawesi Selatan (17.9%), Yogyakarta
(16.9%), Sulawesi Tengah (16.6%), diikuti Jawa Timur sebesar 16 per mil. Terjadi
peningkatan prevalensi stroke berdasarkan wawancara dari 8.3 per 1000 pada tahun
2007 menjadi 12.1 per 1000 pada tahun 2013.
Penelitian di Indonesia dilakukan oleh ASEAN Neurological Association
(ASNA) di 28 rumah sakit Indonesia. Penderita laki-laki lebih banyak daripada
perempuan dan profil usia di bawah 45 tahun yaitu 11.8 %, usia 45 - 64 tahun
berjumlah 54.2 % dan di atas usia 65 tahun 33.5 % (Misbach & Wendra, 2000).
Faktor-faktor prognosis yang menyebabkan kematian pasien stroke adalah
usia, indeks massa tubuh, hipertensi, diabetes melitus, hiperkolesterolemia,
merokok, dan tingkat keparahan stroke juga merupakan faktor lain yang ikut
berperan mempengaruhi ketahanan hidup pasien stroke (Kiyohara et al., 2003).
Diabetes melitus merupakan salah satu faktor risiko utama terjadinya stroke,
meningkatkan 2-3 kali kejadian stroke iskemik serta kecacatan dan mortalitas
(Indiyarti 2003). Misbach melaporkan bahwa faktor resiko terjadinya stroke pada
diabetes melitus adalah 17.3%.
Berdasarkan penelitian Adam HP. et al (2007) bahwa pada pasien stroke
mengalami peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia). Hiperglikemia adalah
kadar glukosa darah ≥126 mg/dL (7.0 mmol/L), dimana kadar glukosa darah antara
2
100 dan 126 mg/dL (6,1 sampai 7.0 mmol/L) dikatakan suatu keadaan toleransi
abnormal glukosa (Srinivasan, 2004). Keadaan hiperglikemia yang ditemukan
hingga dua per tiga penderita stroke iskemik fase akut telah dihubungkan dengan
outcome penderita yang buruk. Hiperglikemia yang terjadi bisa disebabkan karena
adanya riwayat diabetes ataupun juga karena adanya respon stress (Dave et al.,
2010; Adams et al., 2007).
Hiperglikemia memperburuk defisit neurologik dan akan meningkatkan
mortalitas baik pada hiperglikemia reaktif maupun pada diabetes melitus, karena
pada kondisi iskemia akan timbul asidosis laktat yang menyebabkan kerusakan
neuron, jaringan glial dan jaringan vaskular (Capes et al., 2001; Indiyarti 2003).
Pengendalian kadar glukosa darah yang ketat ada hubungan dengan
berkurangnya angka kematian pada pasien stroke (Gentile 2006), walaupun ada
bukti bahwa hubungan antara diabetes melitus dengan stroke baik dari studi
epidemiologis maupun studi patofisiologis, pengendalian dan penurunan kadar
serum glukosa darah tidak menunjukan penurunan risiko terjadinya stroke (Gofir,
2009).
Dianjurkan untuk segera dapat menurunkan kadar glukosa darah pada
pasien stroke iskemik akut, meskipun penurunan ini belum ada bukti yang cukup
untuk menurunkan faktor risiko, terutama pasien nondiabetes. Karena pasien stroke
nondiabetes lebih berrisiko terjadi kerusakan otak lebih lanjut jika terjadi
hiperglikemia (Lindsberg 2004).
Berdasarkan uraian diatas bahwa adanya kontroversi pengaruh
hiperglikemia terhadap kematian pasien stroke iskemik dan belum adanya
penelitian ini di RSUD Dr. Moewardi maka peneliti terdorong untuk melakukan
penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh hiperglikemia terhadap
mortalitas pasien stroke iskemik fase akut di RSUD Dr. Moewardi.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian menggunakan observasional analitik dengan pendekatan
cross sectional yang dilaksanakan mulai bulan Oktober 2015 sampai November
2015 di RSUD Dr. Moewardi. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah
3
penderita stroke iskemik fase akut di RSUD Dr. Moewardi yang telah memenuhi
kriteria retriksi untuk diambil sebagai subyek penelitian. Pengambilan sampel
dengan menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan ciri atau sifat-sifat
tertentu yang memenuhi kriteria inklusi yang terdapat dalam data rekam medis
(Notoatmojo, 2010). Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data rekam medis pasien stroke iskemik fase akut tahun 2013-2015.
HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Subjek Penelitian
Tabel 4.1 Distribusi sampel menurut jenis kelamin
Jenis
Kelamin
Hiperglikemia Tidak Hiperglikemia
Meninggal Tidak
Meninggal
Meninggal Tidak
Meninggal
n % n % n % n %
Laki-laki 10 11.63 16 18.6 1 1.17 26 30.23
Perempuan 12 13.95 5 5.81 4 4.65 12 13.95
Total 22 25.58 31 36.05 5 5.81 38 44.19
Tabel 4.2 Distribusi sampel menurut usia
Usia Hiperglikemia Tidak Hiperglikemia
Meninggal Tidak
Meninggal
Meninggal Tidak
Meninggal
n % n % n % n %
45-54 5 5.81 3 3.49 2 2.33 11 12.79
55-64 6 6.98 5 5.81 1 1.16 18 20.93
65-74 6 6.98 8 9.30 2 2.33 4 4.65
75-84 2 2.33 3 3.49 0 0.00 5 5.81
>85 3 3.49 2 2.33 0 0.00 0 0.00
Total 22 25.58 21 24.42 5 5.81 38 44.19
4
Tabel 4.3 Distribusi sampel menurut tekanan darah
Tekanan darah Hiperglikemia Tidak Hiperglikemia
Meninggal Tidak
Meninggal
Meninggal Tidak
Meninggal
n % n % n % n %
Hipertensi 11 12.79 16 18.60 2 2.33 20 23.26
Tidak Hipertensi 11 12.79 5 5.81 3 3.49 18 20.93
Total 22 25.58 21 24.42 5 5.81 38 44.19
Tabel 4.4 Distribusi sampel menurut kadar kolesterol total
Kadar Kolesterol
Total
Hiperglikemia Tidak Hiperglikemia
Meninggal Tidak
Meninggal
Meninggal Tidak
Meninggal
n % n % n % n %
Hiperkolesterolemia 4 4.65 3 3.49 0 0.00 3 3.49
Normal 18 20.93 18 20.93 5 5.81 35 40.70
Total 22 25.58 21 24.42 5 5.81 38 44.19
Tabel 4.5 Distribusi sampel menurut kadar glukosa darah
Kadar Glukosa
Darah
Meninggal Tidak
Meninggal
Total
n % n % n %
Hiperglikemia 22 25.58 21 24.42 43 50
Tidak Hiperglikemia 5 5.81 38 44.19 43 50
Total 27 31.4 59 68.6 86 100
B. Analisis Data
Tabel 4.6 Hasil analisis bivariat usia dengan mortalitas
Usia Meninggal Tidak
Meninggal p x2
n % n %
45-54 tahun
55-64 tahun
65-74 tahun
75-84 tahun
>85 tahun
7
8
7
2
3
8.14
9.30
8.14
2.33
3.49
14
23
12
8
2
16.28
26.74
13.95
9.30
2.33
0.388 4.132
5
Menggunakan uji Chi-Square didapatkan bahwa tidak ada hubungan
yang signifikan antara usia dengan mortalitas penderita stroke iskemik fase
akut dengan nilai p= 0.388 (p>0.05) dan nilai x2= 4.132.
Tabel 4.7 Hasil analisis bivariat tekanan darah dengan mortalitas
Tekanan Darah Meninggal Tidak
Meninggal P OR 95%CI
n % n %
Hipertensi
Tidak hipertensi
13
14
15.12
16.28
37
22
43.02
25.58 0.263 0.593 0.237-1.486
Secara statistik dengan menggunakan uji Chi-Square didapatkan bahwa
tidak ada hubungan yang signifikan antara hipertensi dengan mortalitas
penderita stroke iskemik fase akut dengan estimasi OR = 0.593 ; 95% CI =
0.237-1.486 p= 0.263 (p>0.05) dengan nilai x2= 1.251.
Tabel 4.8 Hasil analisis bivariat kadar kolesterol total dengan mortalitas
Kadar Kolesterol
Total
Meninggal Tidak
Meninggal P OR 95%CI
n % n %
Hiperkolesterolemia
Normal
4
23
4.65
26.74
6
53
6.98
61.63 0.533 1.536 0.396-5.965
Didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara
hiperkolesterolemia dengan mortalitas penderita stroke iskemik fase akut
dengan estimasi OR = 1.536 ; 95% CI = 0.396-5.965 p= 0.533 (p>0.05) dengan
nilai x2= 0.389.
Tabel 4.9 Hasil analisis bivariat kadar glukosa darah dengan mortalitas
Kadar Glukosa
Darah
Meninggal Tidak
Meninggal P OR 95%CI
n % n %
Hiperglikemia
Tidak Hiperglikemia
22
5
25.5
5.81
21
38
24.42
44.19 0.000 7.962 2,630-24,103
6
Menggunakan uji Chi-Square didapatkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara hiperglikemia dengan mortalitas penderita stroke iskemik fase
akut dengan estimasi OR = 7.962 ; 95% CI = 2.630-24.103 p= 0.000 (p<0.05)
dengan nilai x2= 15.602.
PEMBAHASAN
Hasil analisis univariat masing-masing variabel usia, tekanan darah, kadar
koletrol total dan kadar glukosa darah terhadap prognosis pasien stroke iskemik
akut didapatkan bahwa jumlah pasien terdapat 27 pasien (31.4%), dan jumlah
pasien yang tidak meninggal sebanyak 59 pasien (68.6%). Pada 1053 pasien stroke
di 5 rumah sakit di Yogyakarta tercatat angka kematian sebesar 28.3%, dengan 780
pasien stroke iskemik sebesar 20.4%, dan stroke merupakan peringkat ketiga
penyebab kematian. Angka kejadian stroke iskemik akut setiap tahunya mengalami
peningkatan (Setyopranoto, 2011).
Berdasarkan table 4.1 didapatkan bahwa 53 orang pasien (61.6%) berjenis
kelamin laki-laki dan 23 orang pasien (38.4%) berjenis kelamin perempuan.
Menurut Satyanegara (2010) prevalensi antara laki-laki dan perempuan hampir
sama. Penelitian lain mengatakan bahwa hasil uji Chi-Square hubungan jenis
kelamin dengan kejadian stroke memiliki nilai p=0.008 dengan odds ratio 4.375
yang artinya laki-laki memiliki risiko lebih banyak daripada perempuan (Puspita &
Putro, 2008).
Hasil penelitian Sacco et al (2009), menyatakan bahwa kejadian stroke
meningkat seiring bertambahnya usia, terjadi penurunan aliran darah yang semakin
parah yang dapat menyebabkan jaringan otak mati (Gofir, 2009). Pada table 4.2
dapat dilihat bahwa usia 55-64 tahun merupakan kelompok usia terbanyak yang
meninggal dengan persentase 9.30%, dan paling sedikit pada kelompok usia >85
tahun dengan persentase 3.49%. Penelitian yang dilakukan di RSUP. HAM Medan
oleh Batubara & Iqbal (2011), didapatkan bahwa usia rata-rata pasien stroke
meninggal adalah 55.03 tahun, dan penelitian ini tidak didapatkan hubungan yang
signifikan antara usia dengan kematian pasien stroke iskemik akut dengan estimasi
p= 0.388 (p>0,05) dengan nilai x2= 4.132. Menurut survei Departemen Kesehatan
7
RI pada 987.205 subjek dari 258.366 rumah tangga di 33 propinsi mendapatkan
bahwa stroke merupakan penyebab kematian utama pada usia >45 tahun dan
merupakan 15.4% dari seluruh kematian (Setyopranoto, 2011).
Hubungan antara hipertensi terhadap mortalitas pada penderita stroke
iskemik fase akut, tidak ada hubungan yang signifikan antara hipertensi dengan
kematian pasien stroke iskemik akut (OR = 0.593 ; 95% CI = 0.237-1.486; p= 0.263
(p>0,05) dengan nilai x2= 1.251), sehingga dapat disimpulkan bahwa hipertensi
tidak mempengaruhi mortalitas pada penderita stroke iskemik fase akut. Penelitian
cohort yang dilakukan di Taiwan menunjukan bahwa hipertensi tidak begitu
berpengaruh terhadap kematian pada penyakit kardiovaskuler meskipun di usia tua,
tetapi pada hipertensi stage 2 dan 3 yang berpengaruh terhadap kematian dengan
odds ratio 1.40 (Wu, Hu, Chou, & Huang, 2015). Penelitian lain pada 127 pasien
stroke di Uganda menunjukan bahwa hipertensi tidak berpengaruh terhadap
mortalitas pada pasien stroke iskemik akut dengan nilai p= 0.805; CI = 0.5-2.6
(Nakibuuka et al., 2015).
Tidak ada hubungan yang signifikan antara keadaan hiperkolesterolemia
dengan angka kematian pada penderita stroke iskemik fase akut dengan estimasi
OR= 1.536 ; 95% CI= 0.396-5.965 dan p= 0.533 (p>0,05) dengan nilai x2= 0.389.
Penelitian di Yogyakarta didapatkan bahwa pasien stroke hanya sedikit yang
mengalami hiperkolesterolemia ketika masuk rumah sakit yaitu sebanyak 16,8%.
Berdasarkan analisa dan pembahasan menunjukan bahwa hiperkolesterolemia tidak
signifikan sebagai prediktor prognosis kematian pasien stroke iskemik (Nugrahanti
& Ghofir, 2011).
Didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara hiperglikemia
dengan mortalitas penderita stroke iskemik fase akut dengan estimasi OR = 7.962
; 95% CI = 2.630-24.103 p= 0.000 (p<0.05) dengan nilai x2= 15.602. Penelitian lain
yang dilakukan Nakibuuka et al.,(2015) menunjukan adanya pengaruh
hiperglikemia dengan angka mortalitas pasien stroke dengan nilai p=0.0301, OR=
3.7, 95% CI = 1.1-12.4. Keadaan hiperglikemia dengan kadar glukosa darah >144
mg/dL dilaporkan akan meningkatkan risiko kematian sebanyak 3.7 kali. Pasien
dengan kadar glukosa darah yang tinggi risiko terkena stroke dua kali lipat
8
dibandingkan pasien dengan kontrol glukosa darah yang baik dan terdapat
hubungan bermakna antara peningkatan kadar glukosa terhadap insiden stroke
(Misbach, 2011).
Perubahan biokimiawi multipel yang terjadi pada stroke akut salah satunya
adalah gangguan regulasi glukosa darah yang terjadi sebagai reaksi nonspesifik
terhadap terjadinya stres kerusakan jaringan (Soegodo, 2001). Hiperglikemia
karena stres yang terjadi pada manusia dapat merupakan suatu keadaan yang
menguntungkan tetapi juga dapat tidak menguntungkan bagi kelanjutan hidup
(Setia, 2003). Hiperglikemia akan berdampak buruk terhadap keluaran klinis pada
penderita karena dapat menyebabkan gangguan fungsi imun serta akan lebih rentan
terkena infeksi, perburukan sistem kardiovaskuler, trombosis, peningkatan
inflamasi, disfungsi endotel, stres oksidatif dan kerusakan otak (Darmawan, 2011).
Penelitian yang dilakukan Indayarti (2003) mengatakan bahwa hiperglikemia
meningktakan angka mortalitas pada pasien stroke.
Kematian neuron otak karena iskemia dapat berupa suatu nekrosis maupun
apoptosis yang sering terjadi bersamaan, bahkan dalam satu sel, tergantung kepada
intensitas dari jejas iskemia, kemampuan sintesis ATP dan protein, serta umur sel
yang bersangkutan (Ogbera et al., 2014).
Penelitian ini juga didapatkan odds ratio yang tinggi yaitu 7.962 yang
artinya pasien dengan hiperglikemia mempunyai risiko meninggal sebanyak 7.962
kali sehingga sangat dianjurkan untuk mengendalikan kadar glukosa darah pada
penderita stroke iskemik akut (Lindsberg, 2004).
Variabel yang diteliti didapatkan hasil bahwa variabel usia, tekanan darah,
kadar kolesterol total secara statistik tidak ada hubungan yang signifikan terhadap
kematian pasien stroke iskemik akut, dan variabel hiperglikemia secara statistik
memiliki hubungan yang signifikan terhadap kematian pasien stroke iskemik akut.
Berdasarkan etika metodologi yang menyebutkan bahwa jika pada analisis bivariat
variabel yang diteliti hanya satu yang signifikan, maka analisis data tidak
dilanjutkan ke analisis multivariat.
9
KESIMPULAN
Menurut analisis data penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdpat
pengaruh hiperglikemia dengan mortalitas pada penderita stroke iskemik fase akut
dengan OR = 7.962 ; 95% CI = 2.630-24.103 p= 0.000 (p>0.05) dengan nilai x2=
15.602 dan pasien stroke iskemik fase akut dengan hipergikemia mempunyai risiko
kematian sebesar 7.962 kali dibandingkan dengan pasien stroke iskemik fase akut
yang tidak mengalami hiperglikemia.
Usia, hipertensi dan hiperkolesterolemia tidak mempengaruhi mortalitas
pada penderita stroke iskemik fase akut.
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih kepada dr. Listyo Asist Pujarini, M.Sc, Sp.S dan dr.
Dona Dewi Nirlawati yang telah membimbing dan membantu penelitian ini.
10
DAFTAR PUSTAKA
Adams, H. P., Del Zoppo, G., Alberts, M. J., Bhatt, D. L., Brass, L., Furlan, A., &
Wijdicks, E. F. 2007. Guidelines for the Early Management of Adults
With Ischemic Stroke. Circulation, 115(20), e478-e534.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013, Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas 2013). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Batbara, R. N., & Iqbal, K. M. 2011. Penyebab Mortalitas pada Pasien Stroke Fase
Akut di RSUP . HAM . Medan Januari - Desember 2011 Causes of Mortality
in Acute Stroke Patients in RSUP . HAM . Medan January - December 2011.
FKUSU
Caps, Sarah E., MD; Dereck Hunt, MD, MSc; Klas Malmberg, MD, PhD; Parbeen
Pathak, BSc, MD; Hertzel C. Gerstein, MD, MSc. 2001. Stress
Hyperglycemia and Prognosis of Stroke in Nondiabetic and Diabetic
Patients A .Stroke ;32:2426-2432.
Darmawan, A., Tugasworo, D., Gde, T., & Pemayun, D. 2011. Hiperglikemia dan
Aterosklerosis Arteri Krotis Interna pada Penderita Pasca Stroke
Iskemik.Media Medika , 45, 1–7.
Dave, J. a. et al.,, 2010. Abnormal glucose metabolism in non-diabetic patients
presenting with an acute stroke: prospective study and systematic review.
Qjm, 103(7), pp.495–503.
Gentile, N.T., 2006. Decreased Mortality by Normalizing Blood Glucose after
Acute Ischemic Stroke. Academic Emergency Medicine, 13(2), pp.174–180.
Ginsberg MD, 2008. Lecture Notes Neurologi, Edisi ke 8, Surabaya : Erlangga, pp
: 89-99.
Gofir, abdul. 2009. Manajemen Stroke. Yogyakarta : Pustaka cendikia press.
Indiyarti, R., 2003. Dampak Hiperglikemia Terhadap Kelangsungan Hidup
Penderita Stroke. , 22(3), pp.105–109.
Kiyohara, Y., Kubo, M., Kato, I., Tanizaki, Y., Tanaka, K., Okubo, K., & Iida, M.
2003. Ten-Year Prognosis of Stroke and Risk Factors for Death in a
Japanese Community The Hisayama Study. Stroke, 34(10), 2343-2347.
Lindsberg, P.J., 2004. Hyperglycemia in Acute Stroke. Stroke, 35(2), pp.363–364.
Misbach J. & Wendra A. 2000. Clinical Pattern of hospitalized acute ischemic
stroke in 28 hospitals in Indonesia. Neurona. 17: 34-44.
11
Misbach, J. 2011. Stroke, Aspek Diagnosis, Patofisiologi, Manajemen. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI.
Nakibuuka, J., Sajatovic, M., Nankabirwa, J., Ssendikadiwa, C., Furlan, A. J.,
Katabira, E.,Ddumba, E. 2015. Early mortality and functional outcome after
acute stroke in Uganda : prospective study with 30 day follow - up.
SpringerPlus. 4:450
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nugrahanti, S. S., & Ghofir, A. 2011. Rerata Tekanan Arteri Lebih Dari 145 Mmhg
Pada Saat Masuk Rumah Sakit Sebagai Prediktor Prognosis Kematian 7
Hari Pada Pasien Stroke Hemoragik,. journal of Medicine 10, 1–7.
Ogbera, A.O. et al., 2014. Glucose and lipid assessment in patients with acute
stroke. International archives of medicine, 7(1), p.45.
Puspita, M. R., & Putro, G. 2008. Hubungan Gaya Hidup Terhadap Kejadian Stroke
di Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kediri.BPSK. 11.263-269
Sacco et al., 2009. Risk factor of ischemic stroke. American Heart Association.
Sastroamoro, sudigdo., Sofyan, ismail. 2011. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Klinis. Jakarta: CV. Sagung Seto.
Satyanegara,. 2010 Ilmu Bedaf Saraf. Edisi VI. Jakarta : PT Grmedia Pustaka
Utama.
Setia Putra AM, Mustafa I, 2003. Tight control glycema, Profesiolanilsm of
intensive and standardization of intensive care unit in Indonesia. National
Congress of Perdici, Jakarta, 6 (4) : 1-2.
Setyopranoto, ismail. 2011. Stroke: Gejala Dan Penatalaksanaan. CDK. 38:1.
__________,.2012. Odem Otak Pada Pasien Stroke Iskemik Akut. Yogyakarta :
Balai penerbit FKUGM.
Soegodo S, 2001. Homeostasis glukosa darah pada stroke. Dalam : Alwi I, Setiati
S, Sudoyo A dkk eds. Pertemuan Ilmiah Tahunan Ilmu Peyakit Dalam.
Pusat Informasi dan penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UI.
Srinivasan V, Spinella PC, Drott HR, Roth CL, Helfaer MA, Nadkarny V.
Association of timing, duration, and intensity of hyperglycemia with
intensive care unit mortality in critically ill children. Pediatr Crit Care Med
2004;5:329-36.
12
Wirawan, R.P., 2009. Rehabilitasi Stroke pada Pelayanan Kesehatan Primer. Maj
Kedokt Indon, 59(2).
World Healt Organization. 2010. Global Burden of Stroke.
http://www.who.int/topics/globalburdenofstroke/en/. Diakses pada 10 Juni
2015.
Wu, C., Hu, H., Chou, Y., & Huang, N. 2015. High Blood Pressure and All-Cause
and Cardiovascular Disease Mortalities in Community-Dwelling Older
Adults. Medicine . 94 (47), 1–10.