UKURAN-UKURAN MORTALITAS

download UKURAN-UKURAN MORTALITAS

of 25

Transcript of UKURAN-UKURAN MORTALITAS

UKURAN-UKURAN MORTALITAS

Nurul Fitriyah, S.KM., M.P.H Departemen Biostatistika dan Kependudukan FKM UNAIR

PENGANTAR (1)Terdapat 3 keadaan vital yang mutually exclusive (keadaan yang tidak mungkin terjadi secara bersamaan, saling terpisah), yaitu lahir hidup (live birth) mati (death) lahir mati (fetal death)

PENGERTIAN Lahir

hidup adalah:

peristiwa keluarnya hasil konsepsi dari rahim seorang ibu secara lengkap tanpa memandang lamanya kehamilan dan setelah perpisahan tersebut terjadi , hasil konsepsi tersebut bernafas dan mempunyai tanda-tanda kehidupan yang lain seperti denyut jantung, denyut tali pusat atau gerakan2 otot, tanpa memandang apakah tali pusat sudah dipotong atau belum

DEFINISI LAHIR MATI (FETAL DEATH)

ialah : peristiwa hilangnya tanda-tanda kehidupan dari hasil konsepsi sebelum hasil konsepsi tersebut keluar dari rahim

PENGANTAR (2)

Mati adalah peristiwa hilangnya semua tanda kehidupan secara permanen, yang dapat terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (Budi Utomo, 1985) Mati terjadi bila sudah ada terjadi kelahiran hidup. Mati tidak pernah ada bila tidak ada kehidupan

PENGANTAR (3)

Morbiditas = kesakitan atau penyakit Rangkaian morbiditas (morbiditas kumulatif) menghasilkan kematian Penyakit ialah penyimpangan dari keadaan normal, yang biasanya dibatasi pada kesehatan fisik dan mental (Budi Utomo, 1985)

ISTILAH-ISTILAH KEMATIAN ( DISEKITAR KELAHIRAN DAN SEBELUMNYA)

A. Peristiwa kematian di dalam rahim (intra uterin), meliputi: 1. Abortus (kematian janin sampai 16 minggu) 2. Immatur (kematian janin 16 minggu sd 28 minggu) 3. prematur (kematian janin > 28 minggu sd waktu lahir)

B. KEMATIAN BAYI DI LUAR RAHIM (EXTRA UTERIN)1. lahir mati (still birth) (bayi meninggal saat dilahirkan diwaktu cukup bulan untuk dilahirkan) 2. Neo natal death (bayi mati < 1 bulan) 3. Post neo natal death (bayi mati 1 bulan dan < 12 bulan) 4. Infant mortality (bayi lahir hidup hingga < 12 bulan)

SUMBER DATA MORTALITAS1. -

-

-

Sistem Registrasi Vital Mrp sumber data kematian yang ideal Kematian dilaporkan dan dicatat segera setelah peristiwa tersebut terjadi. Di Indonesia, hasil registrasi model ini masih jauh dari memuaskan. Banyak peristiwa kematian yang belum tercatat dan berkualitas rendah. Krn penduduk sering merasa bila tidak ada suatu keharusan untuk melapor dan mencatatkan setiap peristiwa kematian kepada kepala desa/ kep dukuh.

2. SENSUS ATAU SURVEI PENDUDUKMerupakan kegiatan sesaat yang bertujuan untuk mengumpulkan data penduduk, termasuk data kematian. Peristiwa kematian dicatat setelah sekian lama peristiwa kematian itu terjadi. Data kematian yang diperoleh melalui sensus atau survei dapat digolongkan menjadi 2 bentuk, yaitu:

1. BENTUK LANGSUNG (DIRECT MORTALITY DATA)yaitu dengan menanyakan kepada responden tentang ada tidaknya kematian selama kurun waktu tertentu. - Current Mortality Data, bila data kematian yang dimaksud dibatasi selama 1 tahun terakhir.-

2. BENTUK TIDAK LANGSUNG (INDIRECT MORTALITY DATA) Diperoleh

dengan pertanyaan tentang Survivorship golongan penduduk tertentu, misalnya anak, ibu, dsb. Di Indonesia, data kematian yang biasa digunakan adalah data kematian bentuk tidak langsung (biasanya data survivorship anak)

SUMBER DATA KEMATIAN YANG LAIN1.

Rumah Sakit 2. Dinas Pemakaman 3. Kepolisian (Lalin)

Tingkat kematian penduduk laki-laki biasanya lebih tinggi daripada tingkat kematian penduduk wanita. Tingkat kematian penduduk dewasa muda lebih rendah daripada tingkat kematian bayi, anak dan penduduk usia lanjut. Penduduk yang berstatus sosial ekonomi baik, mempunyai tingkat kematian yang lebih rendah dibandingkan penduduk berstatus ekonomi jelek. Tingkat kematian penduduk dipengaruhi faktor sosek, pekerjaan, tempat tinggal, pendidikan, umur, dll

ANGKA KEMATIAN KASAR (CRUDE DEATH RATE=Rumus =

CDR)

JumlahKematianpadaPeriodeTertentu xk JumlahPendudukPadaTengahTahun

ANGKA KEMATIAN MENURUT UMUR (AGE SPESIFIC DEATH RATE= ASDR)

Rumus =

JumlahKematianPendudukKelompokUsiaTertentuPadaPeriodeTertentu xk JumlahPendudukKelompokUsiaTertentuPadaTengahPeriode

ANGKA KEMATIAN MENURUT PENYEBAB (CAUSE SPECIFIC DEATH RATE)Rumus =

JumlahKematianPendudukKarenaPenyebabTertentuPadaPeriodeTertentu xk JumlahPendudukYangMempunyaiRisikoTertentuPadaTengahPeriode

Case Fatality Rate Rumus =JumlahKematianPendudukKarenaPenyakitTertentuPadaPeriodeTertentu xk JumlahPenderitaPenyakitYangSamaPadaTengahPeriode

ANGKA KEMATIAN BAYI (INFANT MORTALITY RATE= IMR)Rumus =

JumlahKematianBayi ( usia 0 1tahun ) PadaPeriodeTertentu xk JumlahKelahiranHidupPadaPeriodeyangSama

MANFAAT IMR

dapat menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat dimana angka kematian itu dihitung. Guna IMR untuk pengembangan perencanaan program, mengingat terdapat perbedaan antara faktor2 penyebab kematian neo-natal dengan kematian bayi yang lain

Kematian

neo natal disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan dengan kehamilan. Maka programprogram untuk mengurangi angka kematian neo natal adalah yang bersangkutan dengan program pelayanan kesehatan ibu hamil, misal pemberian zat besi dan suntikan anti tetanus

angka

kematian post neo natal dan angka kematian anak serta balita berguna untuk mengambangkan program imunisasi serta program pencegahan penyakit menular terutama pada anak2, juga program2 penerangan tentang gizi dan pemberian makanan sehat untuk anak dibawah 5 th

ANGKA KEMATIAN ANAK (CHILD MORTALITY RATE)

Rumus=

JumlahKematianAnak (1 4 Tahun ) selamaPerio det ertentu xk JumlahAnak (1 4 Tahun ) PadaTengahPeriode

ANGKA KEMATIAN ANAK BALITA (CHILDHOOD MORTALITY RATE)

Rumus=

JumlahKematianAnakBalitaSelamaPerio det ertentu xk JumlahAnakBalitaPadaTengahPeriode

ANGKA KEMATIAN IBU (MATERNAL MORTALITY RATE)

Rumus=

JumlahKematianIbu * selamaPeriodeTertentu xk JumlahSeluruhKelahiranPadaPeriodeyangSama