Pengaruh Dosis Pemupukan Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Serta Kecernaan Hijauan Jagung

23
BUDIDAYA HIJAUAN PAKAN DAN PASTURA PENGARUH DOSIS PEMUPUKAN UREA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SERTA KECERNAAN HIJAUAN JAGUNG (LOGO) diajukan oleh Aryanto 10/308997/ppt/772 Di susun oleh: M Askari Zakariah PT/05771 PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2012

Transcript of Pengaruh Dosis Pemupukan Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Serta Kecernaan Hijauan Jagung

Page 1: Pengaruh Dosis Pemupukan Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Serta Kecernaan Hijauan Jagung

BUDIDAYA HIJAUAN PAKAN DAN PASTURA

PENGARUH DOSIS PEMUPUKAN UREA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SERTA KECERNAAN HIJAUAN JAGUNG

(LOGO)

diajukan oleh Aryanto

10/308997/ppt/772

Di susun oleh: M Askari Zakariah PT/05771

PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

2012

Page 2: Pengaruh Dosis Pemupukan Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Serta Kecernaan Hijauan Jagung

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang semakin

berkembang dalam era globalisasi, maka kebutuhan lahan untuk

pemukiman semakin luas, sehingga lahan yang semula untuk sandang

dan pangan berubah menjadi lahan pemukiman semakin sempit. Kondisi

seperti ini harus dilakukan suatu terobosan teknologi budidaya pertanian

yang dapat meningkatkan produksi tanaman baik dari segi kualitas

maupun dari segi kuantitas.

Hijauan pakan ternak adalah segala macam hijauan dari tumbuh-

tumbuhan atau tanaman yang dapat dimakan oleh ternak tanpa

mengganggu kesehatan ternak tersebut, serta dapat dimanfaatkan untuk

proses pertumbuhan, bereproduksi, dan berproduksi. Hijauan pakan

ternak merupakan salah satu bahan pakan ternak yang sangat diperlukan

dan besar manfaatnya bagi kehidupan ternak terutama ternak ruminansia.

Sofyan (2010) menyatakan bahwa ternak ruminansia, hijauan merupakan

pakan utamanya. Kebutuhan pokok konsumsi hijauan makanan ternak

untuk setiap harinya 10% dari bobot badan ternak.

Pengembangan usaha pakan ternak bisa dilakukan dengan

penanaman jagung khusus untuk pakan ternak yang biasa disebut fodder

crop, dimana tanaman jagung dipanen saat biji jagung masih sangat

muda, sehingga tidak dihasilkan biji jagung. Menurut Margaretha, et all.,

(2004), tanaman jagung untuk dapat tumbuh dan berproduksi secara

optimal memerlukan cukup hara utamanya N, P, dan K. Jagung

membutuhkan pupuk nitrogen terbanyak setelah padi. Beberapa hasil

penelitian menunjukkan bahwa tanpa pemberian pupuk nitrogen, tanaman

jagung tidak akan mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan. Untuk

mempertahankan kesuburan tanah yang cukup dan berimbang, diperlukan

pemberian pupuk.

Page 3: Pengaruh Dosis Pemupukan Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Serta Kecernaan Hijauan Jagung

Tujuan Pelaksanaan

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan

pertumbuhan dan produksi hijauan tanaman jagung sampai pada fase

yang siap untuk di defoliasi sebagai hijauan pakan ternak. Di samping itu,

praktikum ini juga bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh perlakuan

perbedaan pemberian pupuk terhadap tinggi pertumbuhan tanaman,

produksi hijauan segar dan bahan kering serta mengetahui kecernaan

bahan kering dan bahan organik dari tanaman jagung tersebut.

Page 4: Pengaruh Dosis Pemupukan Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Serta Kecernaan Hijauan Jagung

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Jagung

Tanaman jagung (Zea mays) berasal dari Amerika dan melalui

Eropa menyebar ke Asia dan Afrika. Jagung termasuk famili Graminae

(Anonim1, 2010). Jagung dapat menggantikan rumput potong pada masa

istirahat sesudah defoliasi sehingga kontinuitas pakan terjaga. Komposisi

kimia hijauan jagung untuk pakan berturut-turut TDN, PK, Ca, P adalah

58%; 8,8%; 0,28% dan 0,14% (Hartadi et al., 2005).

Menurut Steenis (1989), tanaman jagung (Zea mays) dalam tata

nama atau sistematika (taksonomi) tumbuh-tumbuhan dimasukkan dalam

klasifikasi sebagai berikut :

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Sub Divisio : Angiospermae (berbiji tertutup)

Classis : Monocotyledone (berkeping satu)

Ordo : Graminae (rumput-rumputan)

Familia : Graminaceae

Genus : Zea

Species : Zea mays L.

Syarat Tumbuh Tanaman Jagung

Jagung termasuk tanaman yang tidak memerlukan persyaratan

tanah yang khusus dalam penanamannya. Jagung dikenal sebagai

tanaman yang dapat tumbuh di lahan kering, sawah, pasang surut asalkan

syarat tumbuh diperlukan terpenuhi. Jenis tanah yang dapat ditanami

jagung antara lain Andosol, Latosol dan Grumosol. Tanah bertekstur

lempung atau liat berdebu (Latosol) merupakan jenis tanah yang terbaik

untuk pertumbuhan tanaman jagung. Tanaman jagung akan tumbuh baik

Page 5: Pengaruh Dosis Pemupukan Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Serta Kecernaan Hijauan Jagung

pada tanah yang subur, gembur, kaya humus (Purwono dan Hartono,

2005).

Tanaman jagung menghendaki tanah yang gembur (lembab),

permeabilitas sedang, drainase agak cepat, tingkat kesuburan sedang,

kandungan humus sedang. Reaksi tanah (pH) berkisar antara 5,2 - 8,5

yang optimal antara 5,8– 7,8. Pada pH netral, unsur-unsur hara yang

dibutuhkan tanaman jagung banyak tersedia di dalamnya. pH lebih dari

7,0 unsur P terikat oleh CO sehingga tidak terlarut dalam air. Hal ini

mengakibatkan unsur hara sulit diserap oleh akar tanaman. Jadi, pH tanah

dan unsur-unsur hara yang ada (tersedia) bagi tanaman saling berkaitan

(Djaenuddin, 2000).

Di Indonesia tanaman jagung tumbuh dan berproduksi optimum

didaratan rendah sampai ketinggian 750 m dpl. Suhu udara ideal untuk

perkecambahan benih adalalah 30oC-32oC dengan kapsitas air tanah

25%-60% Selama pertumbuhan tanaman jagung membututhkan suhu

optimum 23oC-27oC (Rukmana, 1997). Menurut Warisno (1998)

menyatakan bahwa suhu dibawah 12,8oC akan mengganggu

perkembangan kecambahan sehingga dapat menurunkan hasil. Pada

suhu 40 o - 44oC embrio jagung dapat rusak. Pada suhu 15,5o -18,5oC

biasanya jagung baru muncul di permukaan tanah 8–10 hari setelah

tanam.

Bukan hanya temperatur yang baik tetapi juga intensitas

penyinaran matahari karena umumnya tanaman jagung tidak tahan

naungan (Warisno, 1998). Curah hujan ideal untuk tanaman jagung

adalah antara 100mm-200mm/bulan. Curah hujan paling optimum adalah

sekitar 100mm-125mm/bulan dengan distribusi hujan merata. Unsur iklim

penting yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi jagung

adalah faktor penyinaran matahari. Tanaman jagung membutuhkan

penyinaran matahari penuh, maka tempat penanamannya harus terbuka

(Rukmana, 1997).

Page 6: Pengaruh Dosis Pemupukan Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Serta Kecernaan Hijauan Jagung

Produksi Tanaman Jagung

Indonesia pada tahun 2008 telah berhasil swasembada jagung

walaupun produktivitas jagung nasional masih rendah, yaitu 4 ton /ha,

total produksi 15,86 Juta ton, dan luas panen 3,92 Juta Ha. Pada tahun

2009 ditargetkan luas panen 4,08 Juta Ha, produktivitas 4,41 ton /ha dan

produksi mencapai 18,00 Juta ton, dimana diperkirakan 30% diantaranya

diperuntukan untuk ekspor (BPS, 2008; Ditjen Peternakan, 2009).

Pupuk Kandang dan Pupuk Urea

Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki struktur tanah,

menaikkan bahan serap tanah terhadap air, menaikan kondisi kehidupan

di dalam tanah, dan sebagai sumber zat makanan bagi tanaman.

Sedangkan pemberian pupuk urea dapat merangsang pertumbuhan

secara keseluruhan khususnya cabang, batang, daun, dan berperan

penting dalam pembentukan hijau daun (Lingga dan Marsono, 2008).

Soepardi (1983) menyatakan pemberian pupuk kandang dapat

memepertahankan kadar bahan organik, sumber nitrogen dan kalium.

Pupuk kandang rata-rata mengandung nitrogen dan kalium lima kali lebih

banyak daripada fosfor. Agar kandungan P dalam pupuk kandang dapat

mengimbangi kandungan N dan K maka penambahan pupuk P sebnayak

5 kalinya harus dilakukan. Tidak semua hara dalam pupuk kandang dapat

dimanfaatkan tanaman, karena sebagian N, P, dan K hilang sewaktu

pengelolaannya. Kehilangan oleh pencucian dan penguapan yang terjadi

karena dekomposisi secara aerob dan anaerob.

Tanaman jagung merupakan tanaman yang peka terhadap

kekurangan unsur N, sehinga pemberiannya perlu dilakukan untuk

meningkatkan hasil secara nyata. Pupuk N diperlukan bila jumlah N yang

tersedia di lahan maupun yang berasal dari pupuk organik kurang

memenuhi kebutuhan. Pemberian pupuk N pada media tumbuh tanaman

jagng manis merupakan salah satu untuk meningkatkan efisiensi

Page 7: Pengaruh Dosis Pemupukan Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Serta Kecernaan Hijauan Jagung

pemupukan, yaitu dapat meningkatkan penyerapan unsur N oleh tanaman

(Golsworthy dan Fisher, 1992).

Urea merupakan pupuk nitrogen yang dibutuhkan oleh tanaman

untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan khususnya batang,

cabang, dan daun. Kekurangan nitrogen menyebabkan tanaman tumbuh

kerdil, daun menjadi hijau muda dan jaringan-jaringannya mati. Lingga

dan Marsono (2008) menyatakan pupuk urea termasuk pupuk yang

higrokopis (menarik uap air) pada kelembapan 73% sehingga urea mudah

larut dalam air dan mudah diserap oleh tanaman. Jika diberikan ke tanah,

pupuk ini akan mudah berubah menjadi amoniak dan karbondioksida yang

mudah menguap. Sifat lainnya ialah mudah tercuci oleh air sehingga pada

lahan kering pupuk nitrogen akan hilang karena erosi. Maka dari itu

pemberian pupuk urea secara bertahap perlu dilakukan agar unsur

nitrogen tersedia bagi tanaman jagung di lahan kering.

Page 8: Pengaruh Dosis Pemupukan Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Serta Kecernaan Hijauan Jagung

METODOLOGI

Lokasi dan Waktu Praktek

Praktek ini telah dilaksanakan di Green House Hijauan Makanan

Ternak, Laboratorium Hijauan Makanan Ternak dan Pastura Fakultas

Peternakan Univesitas Gadjah Mada selama kurang lebih 3 bulan.

Penanaman dilakukan pada tanggal 19 Maret dan di defoliasi pada

tanggal 4 Juni 2012. Analisis bahan kering, bahan organik, kecernaan

bahan kering dan bahan organik dilakukan di Laboratorium Budidaya

Hijauan Pastura, Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada.

Bahan Praktek

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Benih Jagung,

pupuk kandang, pupuk urea, dan air untuk mengairi tanaman.

Peralatan Praktek

Alat yang digunakan adalah seperangkat alat untuk menunjang

pelaksanaan praktek yaitu pacul, sabit, ember, gunting, mistar, polybag,

timbangan merk Five Goats kapasitas 5 kg kepekaan 20 g untuk

menimbang tanah yang digunakan untuk media tanam, timbangan digital

dengan kapasitas 1 kg dengan kepekaan 0,01 g untuk menimbang pupuk

kandang maupun pupuk urea.

Rancangan Percobaan

Perlakuan Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok

dengan tiga macam perlakuan. Setiap perlakuan terdiri dari lima ulangan

dan setiap ulangan terdiri dari dua tanamn jagung. Perlakuan yang

diberikan adalah sebagai berikut:

P0 = Pupuk Kandang 50 gram

Page 9: Pengaruh Dosis Pemupukan Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Serta Kecernaan Hijauan Jagung

P1 = Pupuk Kandang 50 gram + Urea 50 gram

P2 = Pupuk Kandang 50 gram + Urea 75 gram

P3 = Pupuk Kandang 50 gram + Urea 100 gram

P4 = Pupuk Kandang 50 gram + Urea 125 gram

P5 = Pupuk Kandang 50 gram + Urea 150 gram

Pelaksanaan Praktek

Persiapan tanah dan benih. Persiapan tanah meliputi: pemasukan

media tanah kedalam polybag dengan kapasitas 10 kg dan dilakukan

penambahan pupuk kandang sebanyak 50 gram untuk semua perlakuan.

Penanaman benih jagung sebanyak 2 biji dan dilakukan penyiraman.

Penentuan perlakuan ditentukan secara acak berdasarkan pola

rancangan kelompok. Benih Jagung merupakan benih hibrida bisi-2 yang

di belih dari toko pertanian.

Penanaman. Penanaman benih jagung dilakukan dengan cara tugal

sedalam kurang lebih 3 cm, dengan memasukkan benih jagung yang

ditanam 3 biji dalam tiap lubang. Cara ini ditempuh untuk mengantisipasi

adanya benih yang tidak tumbuh. Jika semua benih yang dimasukkan ke

lubang tumbuh maka akan di kurangi (tinning up) pada saat kegiatan

penjarangan. Setelah diisi benih, lubang tanam tersebut ditutup kembali.

Pemupukan. Pemberian pupuk urea (45% N) dengan dosis sesuai

perlakuan. Pupuk diberikan dengan cara di tugal di sisi tanaman pada

jarak 5-10 cm dari tanaman. Pemupukan dilakukan pada saat jagung

berumur 25 hari setelah tanam.

Penjarangan. Penjarangan tanaman dilakukan saat tanaman berumur

21 hari dengan cara digunting. Jumlah tanaman yang dibiarkan tumbuh

masing-masing 1 tanaman untuk tiap perlakuan.

Pemeliharaan tanaman. Penyiraman tanaman dilakukan dengan

penggenangan air setiap tujuh hari sekali selama 4-5 jam hingga

mencapai kapasitas lapang. Kegiatan ini dilakukan sampai tanaman

Page 10: Pengaruh Dosis Pemupukan Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Serta Kecernaan Hijauan Jagung

sudah tumbuh dengan sempurna. Penyiangan tanaman dilakukan jika

ada gulma.

Variabel yang diamati

1. Tinggi tanaman diukur setiap dua minggu yang dimulai saat tanaman

berumur 32 hari setelah tanam. Pengukuran terus dilakukan sampai

menjelang peralihan dari fase vegetatif ke fase generatif (ditandai

dengan keluarnya bunga jantan). Tinggi tanaman diukur dari

permukaan tanah hingga pucuk daun tertinggi dari seluruh tanaman

setiap rumpun.

2. Produksi Bahan segar dihitung pada saat defoliasi. Berat sampel yang

diperoleh pada saat penimbangan kemudian dikonversikan ke produksi

ton/ha.

3. Produksi Bahan kering diperoleh melalui 2 tahap. Tahap pertama yaitu

sampel segar di oven pada suhu 550C selama 3 hari. Selanjutnya

sampel tersebut di oven lagi pada suhu 1050C (sampai kadar air

benar-benar menjadi 0). Presentase Bahan kering diperoleh dengan

cara membagi berat sampel setelah dioven dengan berat sampel

sebelum oven.

4. Kecernaan Bahan kering dilakukan dengan metode In-vitro Tilley dan

Terry. Metode ini terdiri dari dua fase. Fase I seperti yang terjadi

didalam rumen, sehingga diperlukan cairan rumen dari sapi donor

harus merupakan sampel yang aktif, kondisi temperatur yang uniform,

pengaturan oksigen dari dalam tabung dan lama inkubasi 48 jam.

Pada fase II, pencernaan dengan larutan HCl dan pepsin untuk

menghilangkan protein bakteri dan protein pakan yang tak berubah.

Kondisi pada fase II ini tidak serawan kondisi fase I, dan lamanya

inkubasi sama yaitu 48 jam.

Page 11: Pengaruh Dosis Pemupukan Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Serta Kecernaan Hijauan Jagung

Analisis Data

Data pertumbuhan tanaman masing-masing perlakuan yang

diperoleh ditabulasi, selanjutnya rata-rata pertambahan tinggi tanaman di

deskripsikan dengan grafik. Sedangkan data produksi bahan segar, bahan

kering, kecernaan bahan kering dan bahan organic dianalisi dengan

ANOVA menurut Rancangan Acak Kelompok. Perlakuan yang

menunjukkan signifikansi pada uji F selanjutnya diuji lanjut dengan Uji

Duncan (Duncan,s new multiple range test/DMRT). Data dianalisis dengan

bantuan personal komputer statistical product and service solutions

(SPSS) versi 16.

Page 12: Pengaruh Dosis Pemupukan Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Serta Kecernaan Hijauan Jagung

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Lokasi Praktek

Lokasi yang digunakan adalah Green House Laboratorium Hijauan

Makanan Ternak Pastura Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada

Sleman Yogyakarta.

Perkembangan tanaman jagung

Pertambahan tinggi tanaman jagung sebagai akibat dari masing-

masing kombinasi perlakuan yang dikenakan terlihat pada gambar 1 di

bawah ini.

Gambar 1. Pertambahan Tinggi Tanaman Jagung

Menurut Usman (2010) bahwa perkembangan tinggi tanaman mulai

dari awal penanaman secara umum berlangsung dalam tiga fase yaitu

mulai dengan pertumbuhan lambat, cepat, dan kemudian lambat lagi

sebelum akhirnya pertambahan tingginya berhenti. Dari grafik tersebut

dapat dilihat bahwa pertambahan tinggi tanaman jagung dari umur 32 hari

setelah tanam sampai umur 77 hari setelah tanam mengikuti pola linear

dimana masing-masing kombinasi perlakuan memiliki pola pertambahan

0

20

40

60

80

100

120

140

160

32 Hari setelah

tanam

46 Hari setelah

tanam

60 Hari setelah

tanam

77 Hari setelah

tanam

cm

Tinggi Tanaman

P0

P1

P2

P3

P4

P5

Page 13: Pengaruh Dosis Pemupukan Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Serta Kecernaan Hijauan Jagung

tinggi yang sama terkecuali pada perlakuan penggunaan urea sebanyak

150 gram.

Bila membandingkan pengaruh perlakuan yang dikenakan maka

dapat dikatakan bahwa tinggi tanaman tanpa penggunaan pupuk urea

memiliki pertumbuhan yang tinggi, sedangkan penggunaan pupuk urea

dengan dosis 150 gram memiliki pertumbuhan yang tidak optimal karena

tanaman mengalami kematian pada 77 hari setelah penanaman. Hal ini

diduga bahwa dengan pemberian Nitrogen dapat merangsang aktivitas

metabolisme dalam tanaman. Marschner (1986) menyatakan bahwa

pemberian N yang tinggi menyebabkan tanaman mudah rebah karena

sistem perakaran relatif menjadi lebih sempit.

Penggunaan pupuk urea pada level tinggi dapat menyebabkan efek

buruk pada tanah misalnya peningkatan kemasaman tanah karena kation

amonium dalam urea dapat mengalami oksidasi menjadi nitrat dan

menghasilkan ion H+ sehingga tanah menjadi masam (Sugito et al., 1995).

Menurut Listyawan (1997), hal tersebut disebabkan oleh terganggunya

keseimbangan unsur hara dalam tanah sehingga kebutuhan unsur hara

bagi tanaman tidak tercukupi dan terganggunya perkembangan

mikroorganisme dalam tanah baik akibat perubahan sifat kimia dan

rendahnya bahan organik tanah.

Produksi Bahan Kering dan Bahan Organik

Data produksi hijauan segar tanaman jagung sebagai akibat

adanya perlakuan disajikan pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Produksi Bahan Kering dan Bahan Organik masing-masing perlakuan (ton/ha)

Perlakuan Produksi Bahan Kering Produksi Bahan Organik P0 22.757a 90.61 a P1 21.569 b 91.247 b P2 18.657 c 91.652 b P3 14.649 d 91.733 b P4 22.293 e 92.261 c

Page 14: Pengaruh Dosis Pemupukan Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Serta Kecernaan Hijauan Jagung

Keterangan: superskrip berbeda pada kolom yang sama menunjukkan

berbeda nyata ( P< 0,05).

Nitrogen merupakan salah satu unsur hara utama yang diperlukan

tanaman jagung dalam jumlah relatif besar. Apabila unsur N yang tersedia

tinggi, klorofil yang terbentuk akan meningkat. Klorofil mempunyai fungsi

esensial dalam proses fotosintesis yaitu berfungsi menyerap energy sinar

matahari dan kemudian mentranslokasikan ke seluruh bagian tanaman.

Peningkatan tinggi tanaman dan jumlah daun dapat menyebabkan

pembentukan biomassa tanaman meningkat sehingga menghasilkan berat

kering tanaman jagung yang tinggi (Handayunik, 2008).

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian level urea

yang berbeda berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap produksi bahan

kering dan bahan organik. Hasil uji jarak Duncan menunjukkan bahwa

kecernaan bahan kering pada perlakuan P0, P1, P2, P3 dan P4 saling

berbeda nyata. Rata-rata berat kering tanaman pada masing-masing

perlakuan mulai dari tertinggi sampai terendah adalah pada perlakuan

P0>P4>P1>P2>P3.

Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian lebih banyak urea

belum tentu dapat meningkatkan berat kering tanaman jagung. Hal ini

disebabkan karena urea lebih cepat tersedia bagi tanaman dan juga dapat

cepat hilang yang disebabkan karena penguapan dan pencucian,

sedangkan N sendiri bersifat mobil. Banyaknya ketersediaan N mineral di

dalam tanah mempengaruhi produksi biomassa tanaman jagung. Pada

ketersediaan N yang mencukupi pertumbuhan jagung juga akan lebih

baik.

Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik

Tabel 2. Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik masing-masing perlakuan (ton/ha)

Perlakuan Kecernaan Bahan Kering Kecernaan Bahan Organik P0 13.001a 87.325 a P1 17.601 ab 79.745 a P2 23.697 ab 91.459 a

Page 15: Pengaruh Dosis Pemupukan Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Serta Kecernaan Hijauan Jagung

P3 17.777 bc 94.121 a P4 26.331 c 86.374 a

Keterangan: superskrip berbeda pada kolom yang sama menunjukkan

berbeda nyata ( P< 0,05).

Proses pencernaan fermentatif di dalam rumen pada ternak

ruminansia pada dasarnya dtentukan oleh faktor internal, eksternal, dan

interaksi keduanya. Faktor internal tersebut ditekankan pada kapasitas

rumen (± 70%) dari keseluruhan kapasitas saluran pencernaan dan juga

ekosistem rumen serta aktivitas mikroba rumen itu sendiri (Orskov, E. R.

and M. Ryle, 1990). Faktor eksternal yang dimaksud adalah jenis pakan

yang diberikan pada ternak ruminansia, baik yang berhubungan dengan

sifat fisik, kemis, dan biologis yang nantinya dapat berpengaruh terhadap

aktivitas mikroba rumen mendegradasi pakan. Dalam hal ini, pencernaan

pakan secara fermenatif, baik bahan kering (DM) atau pun bahan organik

(OM) yang terdegradasi semakin tinggi sejalan dengan lamanya proses

fermentasi berlangsung. Kondisi fisiologis ini menunjukkan bahwa pada

waktu yang bersamaan aktivitas mikroba rumen mendegradasi pakan

semakin meningkat, sehingga produk fermentasi juga semakin tinggi.

Waktu fermentasi (inkubasi) dalam rumen 3-4 jam setelah ternak diberi

makan dapat dijadikan sebagai patokan dalam menentukan pertumbuhan

dan aktivitas mikroba rumen dengan mengukur produksi biomasa sintesis

protein mikroba (Sutardi, T., 1980). Lebih lanjut juga ditegaskan bahwa 1

jam setelah ternak diberi makan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam

penentuan produksi asam lemak volatil (VFA) dan amonia sesuai dengan

solubelitasnya.

Kecernaan Bahan kering tertinggi terdapat pada tanaman P4,

sedangkan kecernaan bahan organic pada tanaman P3. Tren kecernaan

bahan kering dan organic akan terus naik dengan naiknya dosis pupuk

urea yang diberikan sampai pada dosis pemberian maksimum.

Page 16: Pengaruh Dosis Pemupukan Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Serta Kecernaan Hijauan Jagung

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Kesimpulan yang dapat kita ambil dari praktikum ini antara lain :

1. Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka kita hendaknya

melakukan pemupukan sesuai dengan kebutuhan tanaman yakni

pupuk N,P dan K.

2. Bahan kering dari hasil percobaan ini menunjukkan bahwa pada

perlakuan P3 merupakan perlakuan yang menghasilkan bahan

kering yang paling tinggi.

3. Dalam masa-masa pertumbuhan tanaman jagung kita harus

memperhatikan kebutuhan air tanaman jangan sampai tanaman

jagung kekurangan air, jika dia kekurangan air maka

pertumbuhannya akan terhambat bahkan bisa mati karena

tanaman jagung butuh banyak air.

4. Kecernaan Bahan Kering dan Organik yang bagus adalah P2

karena sangat proporsional.

Saran

Saran yang dapat diberikan setelah melakukan percobaan ini untuk

para petani yang akan menanam jagung maupun bagi peneliti yang akan

meneliti tentang jagung yakni sebaiknya dilakukan penyiraman yang rutin

setiap hari dan dilakukan pemupukan N dengan dosis tertentu untuk

mendapatkan hasil yang optimal.

Page 17: Pengaruh Dosis Pemupukan Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Serta Kecernaan Hijauan Jagung

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2012.Hijauan Jagung. http://soegeng.wordpress.com/tag/hijauan/. Diakses pada tanggal 23 Juni 2012

Goldsworthy, P. R dan Fisher, N. M. 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya. Susilo,H, Penterjemah. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press. Terjemahan dari : Physiology of Tropical Field crops.

Handayunik, W. 2008. Pengaruh pemberian kompos limbah padat Tempe terhadap sifat fisik, kimia tanah dan Pertumbuhan tanaman jagung (zea mays) serta Efisiensi terhadap pupuk urea pada entisol Wajak-malang . Skripsi Universitas Brawijaya. Malang

Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo, A.D. Tillman, 2005. Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Lingga, P dan Marsono. 2008. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.

Listyawan, B. 1997. Pemanfaatan Limbah Organik untuk ermicomposting. Makalah Seminar Program of This International Conference on Zero Emission, Jakarta.

Rukmana, R. 1997. Usaha Tani Jagung. Kanisius, Jakarta.

Orskov, E. R. and M. Ryle. 1990. Energy Nutrition in Ruminant Elsevier Applied Science, London.

Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. IPB, Bogor.

Sofyan A., 2010. Pedoman Teknis Perluasan Areal Kebun Hijauan Makanan Ternak. Kementerian Pertanian, Jakarta.

Steenis. 1989. Flora. Pradnya Paramitha, Jakarta.

Sugito, Y., Y, Nuraini dan E Nihayati. 1995. Sistem Pertanian Organik. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.

Sutardi, T. 1980. Landasan Ilmu Nutrisi. Jilid I. Departemen Ilmu Makanan Ternak. Fakultas Peternakan.. IPB Bogor

Usman Made, 1992. Pengaruh Dosis Dan Waktu Pemupukan Nitrogen Pada Tumpang Sari Jagung (Zea mays L.) Dengan Kacang Tanah (Arachis hypogea L.). Balai Penelitian Universitas Tadulako, Palu

Usman, Made. 2010. Respon Berbagai Populasi Tanaman Jagung Manis (Zea Mays saccharata Sturt.) Terhadap Pemberian Pupuk Urea ( J. Agroland 17 (2) : 138 - 143, Agustus 2010 ISSN : 0854 – 641X )

Warisno. 1998. Budidaya Tanaman Jagung. Kanisius, Yogyakarta.

Page 18: Pengaruh Dosis Pemupukan Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Serta Kecernaan Hijauan Jagung

Lampiran 1. Data Tinggi Tanaman

32 hari setelah tanam

46 hari setelah tanam

60 hari setelah tanam

77 hari setelah tanam

KIP1 35.3 64.4 90.7 145.7 K1P2 36.7 73.4 87.4 98.3 K1P3 38.9 58.2 83.5 96.4 K1P4 35.6 40.1 - - K1P5 37.1 52.9 - - K1P6 33.3 46.7 - - K2P1 40.3 72.7 98.6 152.33 K2P2 27.9 33.5 45.5 51.4 K2P3 34.9 69.3 - - K2P4 31.2 40.7 - - K2P5 34.5 65.1 69.4 73.6 K2P6 32.5 61.0 70.9 - K3P1 36.5 71.5 89.6 148.6 K3P2 40.3 67.3 90.7 101.5 K3P3 37.5 63.3 75.6 87.5 K3P4 43.5 79.0 87.1 92.5 K3P5 31.3 62.5 67.8 74.6 K3P6 29.1 34.7 - - K4P1 32.2 61.3 101.3 146.6 K4P2 32.3 58.4 62.4 65.4 K4P3 30.4 60.5 67.4 72.4 K4P4 38.4 64.4 71.1 75.4 K4P5 34.6 42.3 - - K4P6 34.6 44.4 - - K5P1 38.6 68.2 100.3 146.7 K5P2 38.4 65.4 72.3 78.8 K5P3 37.4 64.9 - - K5P4 30.9 37.3 47.5 52.5 K5P5 41.1 55.2 59.2 - K5P6 46.5 61.1 65.6 -

Page 19: Pengaruh Dosis Pemupukan Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Serta Kecernaan Hijauan Jagung

Lampiran. 2 Hasil Analisis Bahan Kering dan Bahan organic

Variabel Berat koran Berat sampel

Setelah

Oven 55 Ka 1 DW

r0 9 128.8 42.9 73.68012 26.31988

r1 9.6 73.3 28.5 74.21555 25.78445

r2 9.3 60.1 22.8 77.53744 22.46256

r3 9.3 90.6 25.2 82.45033 17.54967

r4 9.3 36.4 18.8 73.9011 26.0989

Variabel Ulangan silica sampel

Setelah

Oven Ka total BK

r0 1 14.882 1.053 15.793 77.22943321 22.77056679

2 13.083 0.95 13.904 77.2540863 22.7459137

r1 1 12.27 0.869 13.004 78.22119166 21.77880834

2 13.964 1.004 14.801 78.50439986 21.49560014

r2 1 15.06 1.038 15.926 81.25955777 18.74044223

2 13.422 0.991 14.242 81.41341961 18.58658039

r3 1 11.797 0.997 12.642 85.12590752 14.87409248

2 14.833 0.972 15.649 85.26694465 14.73305535

r4 1 13.487 1.052 14.388 77.64723394 22.35276606

2 12.98 0.919 13.762 77.79179471 22.20820529

Variabel Ulangan

Berat

setelah

tanur Abu Abu(DM) BO

r0 1 14.966 7.977208 9.22063666 90.77936

2 13.16 8.105263 9.37880633 90.62119

Page 20: Pengaruh Dosis Pemupukan Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Serta Kecernaan Hijauan Jagung

r1 1 12.335 7.479862 8.85558583 91.14441

2 14.037 7.270916 8.72162485 91.27838

r2 1 15.13 6.743738 8.08314088 91.91686

2 13.489 6.760848 8.17073171 91.82927

r3 1 11.864 6.72016 7.92899408 92.07101

2 14.9 6.893004 8.21078431 91.78922

r4 1 13.559 6.844106 7.99112098 92.00888

2 13.039 6.420022 7.54475703 92.45524

Lampiran3. Kecernaan Bahan Kering dan bahan organic

Variabel Ulangan sampel Crusible

Setelah

Oven

setelah

tanur

kecernaan

BK

Kecernaan

BO

ro 1 0.251 18.415 18.493 18.425 12.99413 90.34939

2 0.251 21.274 21.356 21.289 5.991641 80.69877

3 0.251 20.0193 20.099 20.029 10.01807 90.92842

r1 1 0.25 15.736 15.826 15.76 -14.0639 61.49037

2 0.25 17.511 17.584 17.522 17.36378 87.83906

3 0.251 18.358 18.429 18.368 21.37564 89.90626

r2 1 0.252 16.682 16.747 16.689 21.97015 95.37154

2 0.25 15.147 15.211 15.157 23.48907 88.33627

3 0.25 16.773 16.836 16.782 25.63223 90.66902

r3 1 0.251 20.275 20.331 20.28 25.45355 100

2 0.25 14.745 14.762 14.752 130.5323 94.12167

3 0.25 19.169 19.229 19.178 14.34747 88.24335

r4 1 0.25 17.271 17.341 17.282 25.13465 88.32076

2 0.25 20.886 20.953 20.893 30.52065 96.10692

3 0.25 16.272 16.343 16.29 23.33932 74.69499

standar 1 0.25 16.674 16.776 16.687

2 0.25 18.49 18.595 18.5

3 0.251 17.8 17.908 17.814

Page 21: Pengaruh Dosis Pemupukan Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Serta Kecernaan Hijauan Jagung

Blangko 1 0 16.827 16.882 16.83

2 0 20.631 20.644 20.636

3 0 17.565 17.582 17.573

Lampiran 4. Hasil analisis variansi dengan menggunakan bantuan SSPS versi 16

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

ProduksiBK 4.628 4 10 .023

ProduksiBO 1.893 4 10 .188

KecernaanBK 2.078 4 10 .159

KecernaanBO 3.042 4 10 .070

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

ProduksiBK Between Groups 137.257 4 34.314 1.410E3 .000

Within Groups .243 10 .024

Total 137.500 14

ProduksiBO Between Groups 4.538 4 1.134 15.098 .000

Within Groups .751 10 .075

Total 5.289 14

KecernaanBK Between Groups 338.810 4 84.703 5.039 .017

Within Groups 168.096 10 16.810

Total 506.907 14

KecernaanBO Between Groups 361.477 4 90.369 1.007 .449

Within Groups 897.757 10 89.776

Total 1259.235 14

ProduksiBK

Duncan

Perlaku N Subset for alpha = 0.05

Page 22: Pengaruh Dosis Pemupukan Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Serta Kecernaan Hijauan Jagung

an 1 2 3 4 5

4 3 14.6497

3 3 18.6570

2 3 21.5690

5 3 22.2937

1 3 22.7570

Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

ProduksiBO

Duncan

Perlaku

an N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

1 3 90.6100

2 3 91.2473

3 3 91.6517

4 3 91.7333

5 3 92.2610

Sig. 1.000 .065 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

KecernaanBK

Duncan

Perlaku

an N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

1 3 13.0007

2 3 17.6013 17.6013

4 3 17.7770 17.7770

3 3 23.6970 23.6970

5 3 26.3317

Sig. .203 .112 .450

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

KecernaanBO

Duncan

Page 23: Pengaruh Dosis Pemupukan Urea Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Serta Kecernaan Hijauan Jagung

Perlaku

an N

Subset for alpha

= 0.05

1

2 3 79.7450

5 3 86.3743

1 3 87.3253

3 3 91.4590

4 3 94.1217

Sig. .118