Eis (SISTEM INFORMASI ENTERPRISE (ENTERPRISE INFORMATION SYSTEM)
PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT...
Transcript of PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT...
PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT, INTERNAL
AUDIT, KOMITE MANAJEMEN RISIKO DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT
(DIMENSI ISO 31000)
(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode Tahun 2012-2013)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
ISBRIANDIEN CAHYA UTAMI
NIM. 1111082000122
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
ii
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
1. Nama Lengkap : Isbriandien Cahya Utami
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 29 Juli 1992
3. Alamat : Jl. Mandor Kecil RT.005/05 No. 42
Kel. Jurang Mangu Timur, Kec. Pondok
Aren, Tangerang Selatan 15222
4. Telepon : 083895662320
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD Negeri Kereo 06 Tahun 1998-2004
2. SMP Negeri 48 Jakarta Tahun 2004-2007
3. SMK Negeri 15 Jakarta Jurusan Akuntansi Tahun 2007-2010
4. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011-2015
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Rohis SMK Negeri 15 Jakarta Sebagai Ketua Keputrian (2008-2009)
2. Majelis Perwakilan Kelas (MPK) SMK Negeri 15 Jakarta Sebagai
Sekretaris MPK (2008-2009)
3. KomDa FEB UIN Jakarta Sebagai Staff PSDM (2011-2012)
4. KomDa FEB UIN Jakarta Sebagai Ketua Keputrian (2012-2013)
5. UKM LDK Syahid 18 UIN Jakarta Sebagai Staff Keputrian (2013-2014)
vii
THE INFLUENCE OF COMMISSIONERS, AUDIT COMMITTEES,
INTERNAL AUDITOR, RISK MANAGEMENT COMMITTEE AND FIRM
SIZE TOWARD THE DISCLOSURE OF ENTERPRISE RISK
MANAGEMENT (DIMENSION BY ISO 31000)
ABSTRACT
The purpose of this research is to determine the influence of commissioners
financial experts, independency of audit committees, internal auditor, existence of
risk management committee and firm size are toward the disclosure of Enterprise
Risk Management (ERM) in nonfinancial and financial companies listed in
Indonesia Stock Exchange from 2012 to 2013. The sampling method in this research
is purposive sampling method with 412 companies as population and 206
companies as samples.
The ERM practice is measured based on ERM index, which considers the
five dimension of ERM by ISO 31000 framework. Hypothesis in this research are
tested by multiple regression model.
The result of this research showed that simultaneously had significant
influence toward the disclosure of Enterprise Risk Management (ERM) by ISO
31000 framework. While partially the existence of risk management committee and
size of company had significant and positive toward the disclosure Enterprise Risk
Management (ERM), but other variables which are commissioners financial
experts,independency of audit committees and internal auditor does not have a
significant influence toward the disclosure of Enterprise Risk Management (ERM).
Keywords : commissioners financial experts, independency of audit committees,
internal auditor, existence of risk management committee, firm size and
disclosure of Enterprise Risk Management (ERM).
viii
PENGARUH DEWAN KOMISARIS, KOMITE AUDIT, INTERNAL
AUDIT, KOMITE MANAJEMEN RISIKO DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP PENGUNGKAPAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT
(DIMENSI ISO 31000)
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kompetensi
(keahlian keuangan) dewan komisaris, komite audit independen, internal audit,
komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan
Enterprise Risk Management (ERM). Penelitian ini menggunakan sampel seluruh
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun2012-2013.
Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah populasi
penelitian sebesar 412 perusahaan dan sampel penelitian ini adalah 206 perusahaan.
Penerapan ERM diukur berdasarkan indeks ERM dengan mempertimbangkan
lima dimensi kerangka manajemen risiko ISO 31000. Pengujian hipotesis dalam
penelitian ini menggunakan model regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan kompetensi dewan
komisaris, komite audit independen, internal audit, komite manajemen risiko dan
ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ERM dengan
kerangka manajemen risiko ISO 31000. Sementara secara parsial komite
manajemen risiko dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan dan positif
terhadap pengungkapan ERM. Sedangkan kompetensi dewan komisaris, komite
audit independen dan internal audit tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan ERM.
Kata kunci : kompetensi dewan komisaris, komite audit independen, komite
manajemen risiko, internal audit, ukuran perusahaan dan
pegungkapan Enterprise Risk Management (ERM).
ix
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Dewan Komisaris, Komite
Audit, Internal Audit, Komite Manajemen Risiko dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) Dimensi ISO
31000 (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2012-
2013)”. Shalawat serta salam senantiasa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad
SAW, yang telah membimbing umatnya menuju jalan kebenaran.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat guna
meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu
dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah
penulis hanturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah menganugerahkannya.
Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Tjahjono dan Ibu Sadiyem yang telah
memberikan bimbingan, dukungan, serta doa yang tiada hentinya.
2. Kakak dan Adikku (Mas Maizin Aviv dan Cerdick Insegal) yang telah
memberikan semangat dan doanya dalam proses penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM. selaku Plt Ketua dan Sekretaris
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
x
5. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM. selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang
telah bersedia menyediakan waktunya yang sangat berharga untuk
membimbing penulis selama menyusun skripsi. Terima kasih atas segala
masukan, motivasi dan nasihat yang telah diberikan selama ini.
6. Bapak Abdul Hamid Cebba, MBA, Ak.,CPA. selaku dosen Pembimbing Skripsi
II yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, berdiskusi,
dan memberikan motivasi kepada penulis. Terimakasih atas semua saran yang
Bapak berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang
skripsi.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang
sangat luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang
bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
8. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu
peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
9. Keluarga besar Akuntansi C 2011, terimakasih atas kenangan dan semangatnya
selama ini.
10. Sahabat-sahabat “Demi Lulus 2015” yang solid mengingatkan dan memotivasi
lulus tepat waktu. Terimakasih banyak Bonita, Chandra, Eka, Elfi, Eva, Fahmi,
Faisal, Fauzi, Fazril, Fitria, Hadi, Irvan, Ilfi, Nazmuddin, Noviansyah, Sella.
11. Teman-teman seperjuangan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Angkatan 2011, terimakasih atas doa dan inspirasinya selama ini.
12. Adik-adik Azalea dan Komda FEB yang selalu menyemangati, memberikan
perhatian dan doa. Terimakasih ya, semoga selalu semangat memperbaiki diri
dan jangan pernah patah semangat karena setiap yang berusaha dengan benar
pasti akan meraih kemenangan.
13. Keluarga Besar LDK Syahid UIN Jakarta, terimakasih atas doa dan
semangatnya, semoga selalu menjadi bagian dari “someone great” someone that
can bring impactful benefit to people around and this world. Aamiin.
xi
14. Seluruh pihak yang turut berperan dalam penelitian ini namun tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarnakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 12 Juni 2015
(Isbriandien Cahya Utami)
xii
DAFTAR ISI
Judul ............................................................................................................. i
Lembar Pengesahan Skripsi....................................................................... ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ................................................ iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ............................................................ iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ............................................ v
Daftar Riwayat Hidup ................................................................................ vi
Abstract ......................................................................................................... vii
Abstrak ......................................................................................................... viii
Kata Pengantar ........................................................................................... ix
Daftar Isi ...................................................................................................... xii
Daftar Tabel ................................................................................................. xiii
Daftar Gambar ............................................................................................ xvi
Daftar Lampiran ......................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ..................................................... 1
B. Perumusan Masalah .............................................................. 11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 11
1. Tujuan Penelitian ............................................................ 11
2. Manfaat Penelitian .......................................................... 12
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................. 14
A. Tinjauan Literatur.................................................................. 14
1. Teori Keagenan (Agency Theory) ................................... 14
2. Good Corporate Governance (GCG) ............................. 17
3. Enterprise Risk Management (ERM) .............................. 19
4. International Standard Organization (ISO) 31000 ........ 23
5. Pengungkapan Risiko ...................................................... 25
6. Dewan Komisaris ............................................................ 28
7. Komite Audit ................................................................... 29
8. Internal Audit .................................................................. 30
xiii
9. Risk Management Committee (RMC) ............................. 31
10. Ukuran Perusahaan.......................................................... 32
B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis.......... 32
C. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu .......................................... 37
D. Kerangka Pemikiran .............................................................. 42
BAB III METODELOGI PENELITIAN ............................................... 43
A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 43
B. Metode Penentuan Sampel .................................................... 43
C. Metode Pengumpulan Data ................................................... 44
D. Metode Analisis Data ............................................................ 45
1. Statistik Deskriptif .......................................................... 46
2. Analisis Regresi Berganda .............................................. 47
3. Uji Asumsi Klasik ........................................................... 48
4. Koefesien Determinasi .................................................... 51
5. Pengujian Hipotesis ......................................................... 53
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian..................................... 54
1. Variabel Dependen .......................................................... 55
2. Variabel Independen ....................................................... 58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 64
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................... 64
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian......................................... 66
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................... 66
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................. 71
a. Hasil Uji Normalitas ................................................. 71
b. Hasil Uji Multikolonieritas ....................................... 73
c. Hasil Uji Autokorelasi............................................... 74
d. Hasil Uji Heterokedastisitas ...................................... 75
3. Hasil Pengujian Hipotesis ............................................... 76
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................... 76
b. Hasil Uji Statistik F ................................................... 77
xiv
c. Hasil Uji Statistik t .................................................... 78
BAB V PENUTUP .................................................................................. 87
A. Kesimpulan ........................................................................... 87
B. Implikasi ................................................................................ 88
C. Saran ...................................................................................... 90
Daftar Pustaka ............................................................................................. 92
Lampiran-lampiran .................................................................................... 97
xv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu .......................................... 39
3.1 Indeks Total Skor Pengungkapan ERM ................................ 56
3.2 Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran ........................... 62
4.1 Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria ............................. 65
4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................. 66
4.3 Daftar Perusahaan dengan Komite Manajemen Risiko ....... 69
4.4 Hasil Uji Multikolonieritas ................................................... 73
4.5 Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson ................................. 74
4.6 Hasil Uji Heterokedastisitas Glejser ..................................... 75
4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................... 77
4.8 Hasil Uji Statistik F ............................................................... 78
4.9 Hasil Uji Statistik t ................................................................ 79
xvi
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Infrastruktur Manajemen Risiko ........................................... 22
2.2 Hubungan Komponen Kerangka Kerja Manajemen Risiko.. 24
2.3 Kerangka Pemikiran .............................................................. 42
4.1 Hasil Uji Normalitas Grafik P-Plots ..................................... 72
4.2 Hasil Uji Durbin Watson ....................................................... 74
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1 Data Sampel .......................................................................... 98
2 Dimensi Pengungkapan ERM ISO 31000 ............................ 134
3 Hasil Output SPSS ................................................................ 136
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Setiap perusahaan selalu dihadapi dengan berbagai macam risiko, baik
risiko finansial maupun operasional. Meningkatnya kompleksitas aktivitas dunia
usaha juga mengakibatkan semakin kompleksnya risiko bisnis yang harus
dihadapi perusahaan sehingga mempertegas pentingnya manajemen risiko yang
dapat diandalkan. Risiko tersebut perlu dikendalikan agar perusahaan dapat
mengembangkan usahanya.
Perubahan teknologi, globalisasi, dan perkembangan transaksi bisnis seperti
hedging dan derivative menyebabkan makin tingginya tantangan yang dihadapi
perusahaan dalam mengelola risiko yang harus dihadapinya (Beasley et al.,
2008). Manajemen risiko perusahaan atau Enterprise Risk Management (ERM)
merupakan suatu strategi yang digunakan untuk mengevaluasi dan mengelola
semua risiko dalam perusahaan.
Banyak contoh berbagai profil perusahaan besar yang memiliki kegagalan
dan skandal tata kelola perusahaan, akibatnya adalah hilangnya kepercayaan
investor di pasar keuangan dan jatuhnya nilai pasar (Maier, 2005). Browning dan
Weil (2002) menyatakan skandal akuntansi pada perusahaan terkemuka seperti
Healthsouth, Tyco, dan Worldcom telah mengguncang kepercayaan investor.
Dampak dari skandal ini, banyak perusahaan yang melihat nilai saham
perusahaan mereka turun drastis dan mengalami credit ratings, sehingga
2
perusahaan - perusahaan tersebut dipaksa untuk mengajukan chapter 11 tentang
perlindungan kebangkrutan dari kreditur. Kegagalan yang luas dalam pelaporan
keuangan umumnya menyalahkan sistem pengendalian internal yang lemah.
Kekhawatiran mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan akuntansi
banyak dikutip sebagai alasan kemerosotan pasar saham yang diikuti skandal-
skandal seperti yang disebutkan di atas.
Akibat terjadinya skandal korporasi dan penipuan akuntansi, pemerintah
dan regulator berusaha membuat undang-undang dan peraturan yang lebih kuat
untuk menghindari keruntuhan serupa di masa yang akan datang dan
mengembalikan kepercayaan investor di pasar keuangan. Beberapa
perkembangan legislatif terkait tata kelola perusahaan di berbagai negara
mempengaruhi kode tata kelola diseluruh dunia antara lain Cadbury report di
UK dan Sarbanas-Oxley Act di US.
Setelah runtuhnya Maxwell Publishing Group, The Cadbury Committee
report (1992) dikutip dari Maier (2005), merekomendasikan a Code of Best
Practice. Rekomendasi meliputi berbagai praktik tata kelola termasuk struktur
dan komposisi main board, komite audit, dan pentingnya non-executive
directors. Kode tersebut membangun prinsip “comply or explain” dimana
perusahaan harus menerapkan hal-hal yang dianjurkan atau menjelaskan
alasannya jika tidak menerapkan.
Perkembangan regulasi yang dijelaskan diatas menunjukan bahwa
penerapan manajemen risiko di suatu organisasi perusahaan tidak terlepas dari
praktik Good Corporate Governance (GCG). GCG diharapkan dapat
3
menciptakan nilai perusahaan (value of the firm) secara berkesinambungan
melalui pola pertumbuhan yang sehat dalam jangka panjang.
Menurut Cheung dan Chan (2004) tata kelola perusahaan mengacu pada
sistem dimana perilaku perusahaan dipantau dan dikendalikan. Tata kelola
penting karena dalam perusahaan besar pada perekonomian modern
berhubungan dengan banyak pihak yang menyediakan modal (shareholders) dan
pihak yang mengatur sumber daya (manajemen). Konflik kepentingan antara dua
kelompok ini muncul dan kemungkinan hak-hak pemegang saham. Dalam kasus
ini, sangat mungkin bahwa pemegang saham akan dirugikan dan memerlukan
sarana yang memastikan bahwa perusahaan dimonitor.
Menurut Handajani dkk. (2006) dalam Restuningdiah (2011), mekanisme
corporate governance dapat mengawasi manajemen dan pengambil keputusan,
sehingga memudahkan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Corporate
governance merupakan konsep yang didasarkan pada agency theory dan
diharapkan dapat berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada
para investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka
investasikan. GCG digunakan sebagai sistem dan struktur yang mengatur
hubungan antara manajemen dengan pemilik baik mayoritas maupun minoritas
suatu perusahaan dengan kata lain sebagai bentuk perlindungan investor adanya
perbedaan kepentingan pemegang saham (principle) dengan pihak manajemen
(agent). Penerapan corporate governance menuntut adanya perlindungan yang
kuat terhadap hak-hak pemegang saham terutama pemegang saham minoritas.
4
Krisis keuangan global pada tahun 2008 menimbulkan banyak perdebatan
mengenai pentingnya GCG. Menurut Herwidayatmo (2000), diduga salah satu
penyebab terjadinya krisis di Indonesia adalah lemahnya pengawasan yang
dilakukan terhadap direksi perusahaan yang seharusnya menjadi tanggung jawab
dewan komisaris. Dewan komisaris dapat lebih efektif dan lancar bekerja apabila
terorganisasi dengan baik. Dukungan dari sekretariat dewan komisaris yang
selain jumlahnya memadai, juga handal, adalah suatu keharusan mutlak. Apabila
perusahaan semakin besar dan kompleks, kecermatan analisis yang
mempermudah proses pengambilan keputusan dapat ditunjang dengan adanya
komite-komite seperti komite audit, komite manajemen risiko, komite
remunerasi, dan komite lainnya. Adanya komite-komite ini selain sebagai
wahana pengumpulan keahlian, juga berperan untuk memenuhi persyaratan
untuk menjalankan GCG, terutama dalam kaitannya dengan pemerolehan
informasi dan analisis independen.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penerapan GCG dapat
meningkatkan kinerja perusahaan. Davidson et al. (2005) menemukan bahwa
governance yang kuat merupakan keseimbangan antara kinerja perusahaan
dengan tingkat pengawasan (level of monitoring) yang cukup. Beberapa hal yang
terkait dengan monitoring melalui mekanisme internal governance adalah
dewan komisaris independen, komite audit, fungsi audit internal dan pemilihan
audit eksternal.
Menurut Peasnell et al. (2005), dewan komisaris dipercaya dapat memegang
peranan penting dalam corporate governance, terutama dalam memonitor
5
manajemen puncak. Dalam hal ini ada dua hal yang menarik berkaitan dengan
keefektifan dewan komisaris yaitu independensi dan kompetensi. Sebagaimana
menurut Cadbury Report (1992) kompetensi anggota dewan komisaris sangat
penting bagi terciptanya dewan komisaris yang efektif. Kompetensi yang
dibutuhkan oleh dewan komisaris dalam melakukan peran monitoring-nya
adalah pengetahuan mengenai bidang usaha perusahaan dan pemahaman
mengenai proses corporate governance.
Menurut Alzoubi & Selamat (2012), pemegang saham bergantung pada
kemampuan dewan komisaris dan komite audit untuk memantau kinerja
manajemen. Oleh karena itu, tanggung jawab kualitas pelaporan keuangan
terletak pada efektivitas peran dewan dan komite auditnya. Ikatan Komite Audit
Indonesia (IKAI) menegaskan keberadaan komite audit diharapkan mampu
meningkatkan kualitas pengawasan internal perusahaan, serta mampu
mengoptimalkan mekanisme checks and balances, yang pada akhirnya ditujukan
untuk memberikan perlindungan yang optimum kepada para pemegang saham
dan stakeholder lainnya.
Menurut Krus dan Orowitz (2009) dewan komisaris berperan dalam
mengawasi penerapan manajemen risiko untuk memastikan perusahaan
memiliki program manajemen risiko yang efektif. Untuk meringankan beban
tanggung jawabnya yang begitu luas, dewan komisaris dapat mendelegasikan
tugas pengawasan risiko kepada komite pengawas manajemenrisiko. Komite
tersebut diharapkan dapat mendiskusikan kebijakan dan panduan untuk
mengatur proses manajemen risiko perusahaan.
6
Menurut Subramaniam et al. (2009) komite pengawas manajemen risiko
dapat sebagai komite audit atau komite lain yang terpisah dari audit dan berdiri
sendiri, meskipun demikian tanggung jawab utama dari pengawasan manajemen
risiko tetap di tangan dewan komisaris secara penuh.
Tugas pengawasan manajemen risiko membutuhkan pemahaman yang
cukup mengenai struktur dan operasi perusahaan secara keseluruhan beserta
risiko-risiko yang terkait, seperti risiko produk, risiko teknologi, risiko kredit,
risiko peraturan, dan sebagainya (Bates dan Leclerc, 2009). Dalam hal ini,
beberapa perusahaan menerapkan fungsi pengawasan tersebut pada suatu komite
pengawas manajemen yang terpisah dari audit dan berdiri sendiri, yang secara
khusus menangani peran pengawasan dan manajemen risiko perusahaan, atau
disebut dengan Risk Management Committee (RMC).
Di Indonesia sendiri, perkembangan RMC mulai meningkat. Dalam sektor
perbankan, istilah RMC disebut sebagai Komite Pemantau Risiko bagi bank
umum bersifat mandatory melalui Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006
tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance. Akan tetapi, berbeda dengan
industri perbankan yang diregulasi secara ketat, pembentukan RMC pada sektor
industri finansial non perbankan di Indonesia masih bersifat sukarela (voluntary)
dan belum ada regulasi yang secara khusus mengaturnya.
Andarini dan Januarti (2010) menemukan hubungan bahwa ukuran
perusahaan berhubungan signifikan dan positif terhadap pembentukan RMC.
Perusahaan dengan ukuran besar umumnya juga cenderung untuk mengadopsi
praktek corporate governance dengan lebih baik dibanding perusahaan kecil.
7
Hal ini terkait dengan besarnya tanggung jawab perusahaan kepada para
stakeholder karena dasar kepemilikan yang lebih luas.
Beberapa peneliti terdahulu telah meneliti mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM). Namun,
dalam pengujian tentang faktor yang mempengaruhi pengungkapan ERM
menunjukan hasil yang tidak konsisten. Kleffner et al. (2003) menemukan
bahwa adanya Chief Risk Officer (CRO), jumlah dewan direksi, dan kepatuhan
atas pedoman yang dikeluarkan bursa efek merupakan kunci sukses penerapan
ERM. Hasil penelitian Beasley et al. (2005) dan Desender (2007) menunjukkan
bahwa keberadaan CRO, komisaris independen, tipe auditor dan ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan pada tingkat pengungkapan ERM.
Desender et al. (2009) menguji komisaris independen, ukuran audit komite,
pemisahan CEO-Chairman, biaya audit eksternal, reputasi auditor dan
konsentrasi kepemilikan, size dan leverage dengan pengungkapan Enterprise
Risk Management. Hasil penelitian menunjukan variabel size, komisaris
independen, reputasi auditor dan konsentrasi kepemilikan yang memiliki
hubungan positif sedangkan biaya audit eksternal berhubungan negatif.
Berbeda dengan hasil penelitian Rustiarini (2012) menunjukkan bahwa
komisaris independen dan ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh positif
terhadap pengungkapan ERM, sedangkan reputasi audit, keberadaan Risk
Management Committee (RMC), dan konsentrasi kepemilikan berpengaruh
positif terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management. Hasil Penelitian
Andarini dan Januarti (2011) yang menguji hubungan komisaris independen,
8
ukuran dewan, reputasi auditor, kompleksitas, risiko pelaporan keuangan,
leverage, ukuran perusahaan menunjukan hasil bahwa komisaris independen,
ukuran dewan, reputasi auditor, kompleksitas, risiko pelaporan keuangan dan
leverage tidak berhubungan signifikan dengan RMC, sedangkan ukuran
perusahaan secara signifikan berhubungan positif dengan keberadaan RMC dan
RMC yang terpisah dari komite lainnya.
Penelitian mengenai Risk Management Committee oleh Restuningdiah
(2010) yang merupakan kelanjutan dari penelitian Davidson et al. (2005)
menunjukkan bahwa mekanisme internal governance yang diproksi dengan
dewan komisaris independen, komite audit, fungsi audit internal dan risk
management committee tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
Hal ini mengindikasikan bahwa mekanisme internal governance yang
diharapkan dapat mengatasi masalah keagenan terkait dengan manajemen laba
(incomesmoothing) belum merupakan jaminan sepenuhnya bagi perusahaan
dalam memaksimalkan fungsi pengawasan.
Penelitian yang dilakukan oleh Meizaroh dan Lucyanda (2011) mengenai
pengaruh corporate governance dan konsentrasi kepemilikan pada
pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) yang diukur melalui
dimensi COSO ERM Framework dengan kriteria 108 pengungkapan
menghasilkan bahwa komisaris independen dan ukuran dewan komisaris tidak
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan ERM. Sementara itu,
keberadaan RMC, reputasi auditor dan konsentrasi kepemilikan berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan ERM.
9
Hasil penelitian lain ditunjukan oleh Kumalasari, dkk. (2014) yang menguji
pengaruh leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas dan reputasi auditor
terhadap luas pengungkapan manajemen risiko. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa leverage dan profitabilitas berpengaruh positif terhadap
luas pengungkapan manajemen risiko perusahaan, sedangkan ukuran perusahaan
dan reputasi auditor tidak berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan
manjemen risiko.
Berdasarkan uraian diatas, penelitian mengenai ERM telah banyak
dilakukan dan memperoleh hasil-hasil yang berbeda sehingga menunjukan
adanya research gap. Dalam hal ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
karena adanya perbedaan dari beberapa hasil peneliti terdahulu. Maka penulis
mengajukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Dewan Komisaris, Komite
Audit, Internal Audit, Komite Manajemen Risiko dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Pengungkapan Enterprise Risk Management (Dimensi ISO
31000)” (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun 2012-2013).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai
berikut:
1. Penelitian ini mengikutsertakan variabel internal governance yang secara
khusus menangani peran pengawasan dan manajemen risiko perusahaan.
Beberapa hal yang terkait dengan monitoring melalui mekanisme internal
governance adalah dewan komisaris independen, komite audit, fungsi
internal audit, dan pemilihan auditor eksternal. Adapun perbedaan dalam
10
penelitian ini, penulis tidak memasukkan variabel pemilihan auditor
eksternal karena pernyataan Subramaniam et al. (2009) bahwa pemilihan
auditor eksternal bukan merupakan mekanisme internal governance
melainkan external governance.
2. Penelitian ini menguji kembali ukuran perusahaan sebagai salah satu
variabel independen karena penelitian terdahulu terdapat hasil yang tidak
konsisten dalam mempengaruhi pengungkapan ERM.
3. Pengukuran pengungkapan ERM pada penelitian ini menggunakan dimensi
ISO 31000 yang telah diterapkan beberapa perusahaan di Indonesia mulai
tahun 2011.
4. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan publik
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) seluruh jenis sektor
perusahaan baik sektor keuangan maupun non keuangan sehingga hasil yang
diperoleh dapat digeneralisasi. Selain itu, periode pengamatan adalah
selama tahun 2012-2013 dimana periode penelitian yang lebih up to date
dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi dari pengaruh variabel-variabel
independen tersebut terhadap pengungkapan ERM. Sedangkan populasi
yang digunakan dalam penelitian terdahulu belum ada yang menggunakan
sampel seluruh perusahaan.
11
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
rumusan masalah yang hendak dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh kompetensi dewan komisaris, komite audit
independen, fungsi internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran
perusahaan secara simultan terhadap pengungkapan Enterprise Risk
Management (ERM)?
2. Bagaimana pengaruh kompetensi dewan komisaris, komite audit
independen, fungsi internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran
perusahaan secara parsial terhadap pengungkapan Enterprise Risk
Management (ERM)?
3. Variabel independen manakah yang paling dominan mempengaruhi
pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM)?
C. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan perumusan masalah di atas maka tujuan dilakukannya
penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai hal-hal sebagai
berikut:
1. Menganalisis pengaruh kompetensi dewan komisaris, komite audit
independen, fungsi internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran
perusahaan secara simultan terhadap pengungkapan Enterprise Risk
Management (ERM).
12
2. Menganalisis pengaruh kompetensi dewan komisaris, komite audit
independen, fungsi internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran
perusahaan secara parsial terhadap pengungkapan Enterprise Risk
Management (ERM).
3. Menganalisis pengaruh variabel independen yang paling dominan terhadap
pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM).
D. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat dan
kontribusi sebagai berikut:
1. Bagi dunia akademis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
menjadi bahan referensi penelitian selanjutnya mengenai pengaruh
kompetensi dewan komisaris, komite audit independen, fungsi audit
internal, komite manajemen risiko, dan ukuran perusahaan terhadap
pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM).
2. Bagi manajemen perusahaan
Dengan adanya penelitian ini diharapkan perusahaan dapat memahami
urgensi pengelolaan manajemen risiko perusahaan dalam rangka
meningkatkan kualitas corporate governance dan laporan keuangan.
13
3. Bagi profesi akuntan publik
Dengan adanya penelitian ini diharapkan akuntan publik lebih memahami
tentang pengelolaan manajemen risiko perusahaan sebagai bahan
pertimbangan dalam menilai efektivitas pengendalian internal perusahaan.
4. Bagi satuan pengendali internal
Dengan adanya penelitian ini diharapkan satuan pengendali internal dapat
meningkatkan kualitas kerjasama dengan berbagai pihak dalam tingkatan
organisasi dan membuat kerangka kerja manajemen risiko dalam
pengelolaan manajemen risiko perusahaan.
5. Bagi investor dan analis pasar modal
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi
investor dan analis pasar modal dalam pengambilan keputusan.
6. Bagi regulator (pembuat kebijakan)
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan
pertimbangan bagi pembuat regulasi yang berkaitan dengan penerapan
manajemen risiko perusahaan non financial di Indonesia mengingat
pengungkapan manajemen risiko perusahaan (ERM) masih bersifat
sukarela.
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Literatur
a. Teori Keagenan (Agency Theory)
Agency Theory pertama kali dicetuskan oleh Jensen dan Meckling
pada tahun 1976, yang mengartikan hubungan agensi sebagai sebuah
kontrak di mana salah satu pihak (principal) menggunakan pihak lain
(agent) untuk mengerjaka suatu layanan tertentu untuk kepentingan
mereka, dengan melibatkan suatu pendelegasian wewenang pengambilan
keputusan oleh agent.
“A contract under which one or more persons (the principal/s)
engage another person (the agent) to perform some service on their
behalf which involve delegating some decisions making authority to
theagent.” (Jensen dan Meckling, 1976)
Teori ini menjelaskan tentang bagaimana hubungan antar yang
memberi wewenang (principal) dengan pihak yang menerima wewenang
(agent) untuk bekerja sama dalam memenuhi hak dan kewajiban satu sama
lain. Masing-masing pihak disini mempunyai kepentingan mereka sendiri-
sendiri, dan perbedaan kepentingan ini bisa saja menyebabkan timbulnya
information asymetri (kesenjangan informasi) antara pemegang saham
(shareholders) dan organisasi. Perbedaan kepentingan tersebut
menyebabkan masing-masing pihak berusaha untuk memperbesar
keuntungan bagi diri mereka sendiri. Principal menginginkan
pengembalian yang sebesar-besarnya dan secepatnya atas investasi yang
15
mereka tanamkan pada perusahaan, sedangkan agen menginginkan
kepentingannya diakomodir dengan pemberian kompensasi/bonus/insentif
yang memadai dan sebesar-besarnya atas kinerjanya.
Ada beberapa kemungkinan konflik yang terjadi dalam hubungan
antara principal dan agent (agency conflict), konflik yang timbul sebagai
akibat dari keinginan manajemen (agent) untuk melakukan tindakan yang
sesuai dengan kepentingannya yang dapat mengorbankan kepentingan
pemegang saham (principal) untuk memperoleh return dan nilai jangka
panjang perusahaan. Agency conflict dapat timbul dalam berbagai bentuk,
antara lain :
a. Moral Hazard
Moral Hazard adalah perilaku tidak jujur dengan mengorbankan
kepentingan pihak lain. Dalam perspektif teori keagenan Moral Hazard
terjadi akibat konflik kepentingan dan asimetri informasi antara
principal dan agent. Bisa saja terjadi ketika manajemen lebih memilih
investasi yang paling sesuai dengan kemampuan mereka dan bukan
yang paling menguntungkan bagi perusahaan.
b. Earning Retention
Manajemen cenderung mempertahankan tingkat pendapatan
perusahaan yang stabil, sedangkan pemegang saham lebih menyukai
distribusi kas yang lebih tinggi melalui beberapa peluang investasi
internal yang positif.
16
c. Risk Aversion
Manajemen cenderung mengambil posisi aman untuk mereka
sendiri dalam mengambil keputusan investasi. Dalam hal ini, mereka
akan mengambil keputusan investasi yang sangat aman dan masih
dalam kemampuan manajer. Mereka akan menghindari keputusan
investasiyang dianggap berisiko bagi perusahaannya, walaupun
mungkin hal tersebut bukan pilihan yang terbaik bagi perusahaan.
d. Time Horizon
Manajemen cenderung hanya memperhatikan cash flow perusahaan
sejalan dengan waktu penugasan mereka. Hal ini dapat menimbulkan
bias dalam pengambilan keputusan yaitu berpihak pada proyek jangka
pendek dengan pengembalian akuntansi yang tinggi.
Permasalahan asimetri informasi pada principal-agent dapat diatasi
atau dikurangi dengan menetapkan pengawasan efektif atau mekanisme
feedback yang mana dapat membuat kinerja dan hasil yang dicapai lebih
transparan dan terukur. Menurut Subramaniam et al. (2009) secara umum,
keberadaan komite-komite seperti komite audit, komite nominasi, komite
remunerasi, serta komite manajemen risiko merupakan mekanisme
pengawasan internal di dalam perusahaan dan keberadaan komite
pengawas yang dibentuk oleh dewan komisaris tersebut menyediakan
kualitas pengawasan yang lebih baik dan menuntun untuk menurunkan
perilaku oportunistik yang dilakukan oleh manajer. Komite-komite yang
dibentuk oleh dewan komisaris tersebut diperkirakan ada dalam situasi
17
dimana biaya agensi tinggi, seperti leverage tinggi serta kompleksitas dan
ukuran perusahaan yang lebih besar.
b. Good Corporate Governance
Pada tahun 1999, Komite Nasional Kebijakan Corporate
Governance (KNKCG) yang dibentuk berdasarkan Keputusan Menko
Ekuin Nomor: KEP/31/M.EKUIN/08/1999 pernah mengeluarkan
Pedoman Good Corporate Governance (GCG) yang pertama. Pedoman
tersebut telah beberapa kali disempurnakan, terakhir pada tahun 2001 dan
yang terbaru adalah tahun 2006 yang merupakan revisi pedoman tahun
2001 maka diterbitkan Pedoman Umum GCG Indonesia oleh Komite
Nasional Kebijakan Governance (KNKG) dalam kerangka dorongan etika.
Pedoman ini dijadikan acuan untuk melaksanakan sistem tata kelola yang
baik bagi dunia usaha untuk keberlangsungan usaha tetapi sifatnya masih
bersifat sukarela.
Bapepam-LK mengadopsi pedoman tersebut ke dalam peraturan-
peraturan Bapepam-LK yang sifatnya mandatory seperti kewajiban
pembentukan komite audit dan keberadaan komisaris independen dalam
perusahaan. Dengan begitu Bapepam-LK dapat memberikan sanksi jika
perusahaan tidak menerapkan peraturan tersebut. Bapepam-LK juga
mewajibkan Emiten dan Perusahaan Publik untuk mengungkapkan
pelaksanaan tata kelola perusahaan dalam laporan tahunan seperti
frekuensi rapat dewan komisaris dan direksi, frekuensi kehadiran anggota
18
dewan komisaris dan direksi dalam rapat tersebut, frekuensi rapat dan
kehadiran komite audit, pelaksanaan tugas dan pertanggungjawaban
dewan komisaris dan direksi serta remunerasi dewan komisaris dan
direksi.
Corporate governance merupakan salah satu elemen kunci dalam
meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan
antara manajemen perusahaan, dewan komisaris, para pemegang saham,
dan stakeholders lainnya. Corporate governance dapat menciptakan nilai
tambah bagi semua pihak yang berkepentingan yaitu stakeholders. Ada
beberapa mekanisme yang sering dipakai dalam berbagai penelitian
mengenai GCG diantaranya kepemilikan institusional, kepemilikan
manajerial, proporsi dewan komisaris independen dan komite audit (Sari,
2013).
Setiap perusahaan harus memastikan bahwa asas GCG diterapkan
pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahaan. Asas GCG yaitu
transparansi, akuntabilitas, independensi serta kesetaraan dan kewajaran
diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan dengan tetap
memperhatikan pemangku kepentingan (Zarkasyi, 2008:39). Perusahaan
diharapkan dapat mengimplementasikan praktik GCG ini misalnya dengan
melakukan penerapan sistem pengendalian internal yang efektif dan andal,
melakukan sosialisasi dan internalisasi penerapan GCG di setiap
perusahaan serta memberlakukan penerapan manajemen risiko di seluruh
lini kegiatan usaha perusahaan.
19
c. Enterprise Risk Management (ERM)
Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway
Commission (COSO, 2004) mendefinisikan Enterprise Risk Management
(ERM) sebagai:
“process, effected by an entity’s board of directors, management,
and other personnel, applied in strategy setting and across the
enterprise, designed to identify potential events that may affect the
entity, and manage risks to be within its risk appetite, to provide
reasonable assurance regarding the achievement of entity
objectives”.
Definisi ini mencerminkan konsep dasar bahwa manajemen risiko
perusahaan adalah:
a. Sebuah proses, yang sedang berlangsung dan mengalir melalui
suatu entitas.
b. Sebagai akibat oleh setiap orang dalam tingkat organisasi.
c. Diterapkan dalam pengaturan strategi.
d. Diterapkan di seluruh perusahaan, pada setiap tingkat dan unit, dan
termasuk dalam me-review pengambilan tingkat entitas portofolio
yang berisiko.
e. Dirancang untuk mengenali peluang kejadian yang jika terjadi
akan mempengaruhi jalannya usaha dan organisasi.
f. Mampu untuk memberikan keyakinan memadai kepada
manajemen entitas dan dewan direksi.
g. Diarahkan untuk pencapaian tujuan.
20
Manajemen risiko perusahaan merupakan suatu strategi yang
digunakan untuk tetap bertahan dalam lingkungan usaha yang kompetitif.
Pesatnya pertumbuhan ekonomi menjadikan ERM sebagai bagian penting
perusahaan dalam mempertahankan kinerja dan tingkat profitabilitas
perusahaan. Kesadaran yang tinggi terhadap manajemen risiko sebagian
besar sebagai akibat dari beberapa bencana yang dihadapi perusahaan dan
kegagalan bisnis yang tidak diharapkan (Walker et al., 2002). Oleh karena
itu, setiap perusahaan membutuhkan ERM untuk mengurangi dan
menangani setiap risiko perusahaan yang mungkin muncul. Elemen yang
mendasari ERM, antara lain:
a. Komitmen Chief Executive Officer (CEO).
b. Kebijaksanaan risiko dan misi perusahaan.
c. Laporan unit bisnis dan jajaran eksekutif.
d. Pengembangan kerangka kerja (framework) risiko.
e. Pengembangan bahasa risiko yang umum.
f. Teknik untuk mengidentifikasi risiko.
g. Perangkat untuk memperkirakan risiko.
h. Perangkat untuk melaporkan dan memonitor risiko.
i. Keterkaitan risiko pada pihak-pihak yang sesuai dan bertanggung
jawab.
j. Keterkaitan risiko dengan fungsi keuangan dan pendanaan.
k. Identifikasi risiko dan perkiraan risiko ke strategi perusahaan yang
terintegrasi.
21
Penerapan manajemen risiko juga bertujuan untuk mengidentifikasi
risiko perusahaan pada setiap kegiatan, serta mengukur dan mengatasinya
pada level toleransi tertentu (Meizaroh dan Lucyanda, 2011). Oleh karena
itu, struktur manajemen risiko yang tepat dapat membantu dalam
mengelola risiko bisnis secara lebih efektif dan mengungkapkan hasil
manajemen risiko kepada stakeholders organisasi (Subramaniam et al.,
2009).
Menurut KNKG (2011), manajemen risiko adalah bagian terpadu
dari proses organisasi, maka proses manajemen risiko merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari manajemen umumnya dan harus masuk menjadi
bagian dari budaya organisasi, praktik terbaik organisasi, dan proses bisnis
organisasi. Dalam Pedoman Manajemen Risiko (KNKG, 2011), proses
manajemen risiko meliputi lima kegiatan, yaitu komunikasi dan
konsultasi, menentukan konteks, asesmen risiko, perlakuan risiko serta
monitoring dan review.
Menurut KNKG (2011), tidak terdapat model atau panduan baku
dalam penyusunan infrastruktur pengelolaan manajemen risiko. Hal yang
terpenting adalah kejelasan akuntabilitas dan tanggung jawab untuk
mendorong pelaksanaan manajemen risiko. Setiap organisasi harus
menyusun infrastruktur organisasi manajemen risiko sesuai dengan
kebutuhan dan jenis-jenis risiko yang dihadapi. Model ini adalah contoh
infrastruktur manajemen risiko yang lebih tepat diaplikasikan pada
organisasi yang cukup besar, dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut:
22
Gambar 2.1
Infrastruktur Manajemen Risiko Sumber: Pedoman Manajemen Risiko
(diadopsi dari berbagai sumber oleh KNKG, 2011)
d. International Standard Organization (ISO) 31000
International Standard Organization (ISO) 31000 merupakan
standar manajemen risiko yang generik, berarti standar ini tidak menafikan
standar-standar manajemen risiko yang dibuat untuk keperluan yang
spesifik dan khusus. Keduanya dapat berjalan berdampingan dan saling
melengkapi. Satu hal yang membedakan ISO 31000 dengan standar
manajemen risiko yang lain adalah perspektif ISO 31000 yang lebih luas
dan lebih konseptual dibandingkan dengan lainnya. Juga adanya kerangka
kerja manajemen risiko yang merupakan implementasi prinsip manajemen
23
mutu dan dikenal dengan “Plan-Do-Check-Action”. (Susilo dan Kaho,
2011:7).
Prinsip dan Panduan Manajemen Risiko ISO 31000 yang diadopsi
oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN, 2011) memuat bahwa
manajemen risiko suatu organisasi hanya dapat efektif bila mampu
menganut prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Manajemen risiko melindungi dan menciptakan nilai tambah.
b. Manajemen risiko adalah bagian terpadu dari proses organisasi.
c. Manajemen risiko adalah bagian dari proses pengambilan
keputusan.
d. Manajemen risiko secara khusus menangani aspek ketidakpastian.
e. Manajemen risiko bersifat sistematik, terstruktur dan tepat waktu.
f. Manajemen risiko berdasarkan pada informasi terbaik yang
tersedia
g. Manajemen risiko adalah khas untuk penggunanya (tailored)
h. Manajemen risiko mempertimbangkan faktor manusia dan budaya
i. Manajemen risiko harus transparan dan inklusif.
j. Manajemen risiko harus bersifat dinamis, berulang dan tanggap
terhadap perubahan
k. Manajemen risiko harus memfasilitasi terjadinya perbaikan dan
peningkatan organisasi secara berlanjut.
Walaupun standar ini menyediakan panduan generik, hal ini tidak
dimaksudkan untuk melakukan keseragaman penerapan manajemen
24
risiko akan tergantung pada kebutuhan yang bervariasi dari setiap
organisasi, khususnya sasaran dari setiap organisasi yang berbeda,
konteks, struktur, produk, jasa, proyek, dan proses operasi, serta praktik-
praktik khas yang digunakan. Kerangka kerja manajemen risko ditujukan
untuk membantu organisasi mengintegrasikan manajemen risiko ke dalam
keseluruhan sistem manajemen organisasi. Oleh karena itu, organisasi
harus mengadopsi komponen-komponen dari kerangka kerja manajemen
risiko ke dalam kebutuhan khas organisasi tersebut. Komponen-
komponen dari kerangka kerja manajemen risiko yang diperlukan dalam
hubungan satu sama lain dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut:
Gambar 2.2
Hubungan komponen kerangka kerja manajemen risiko
Sumber: diadopsi dari AIRMIC, ALARM, IRM (2010).
25
e. Pengungkapan Risiko
Pengungkapan risiko oleh perusahaan sangat berguna bagi para
stakeholder untuk pengambilan keputusan dalam menanamkan saham.
Pengungkapan risiko juga merupakan salah satu cara perusahaan untuk
berkomunikasi dengan para stakeholder-nya. Melalui pengungkapan
risiko, perusahaan dapat memberikan informasi khususnya informasi
mengenai risiko yang terjadi di perusahaan. Luas pengungkapan
manajemen risiko menunjukkan kemampuan sebuah perusahaan dalam
mengelola manajemen risikonya dan membuktikan bahwa perusahaan
berusaha untuk memuaskan kebutuhan akan informasi yang dibutuhkan
oleh para stakeholder (Kumalasari, 2014).
Pengungkapan resiko sendiri merupakan salah satu praktik Good
Corporate Governance (GCG). Dalam Pedoman Umum GCG Indonesia
yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG)
menyebutkan bahwa perlunya perusahaan untuk mengungkap informasi
salah satunya adalah informasi manajemen resiko. Dalam pedoman ini
juga diatur tentang wewenang struktur perusahaan dalam menangani
resiko baik antisipasi, penanggulangan dan pengendaliannya.
Institusi-institusi terkait menerbitkan peraturan-peraturan yang
menjadi dasar praktik pengungkapan risiko di Indonesia. Sebagai contoh,
bagi perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia, Bapepam
menetapkan regulasi yang mengatur tentang pengungkapan yang harus
dilakukan oleh emiten. Seperti yang diatur dalam Keputusan Ketua
26
Bapepam dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep- 134/BL/2006 mengenai
Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan bagi Emiten atau Perusahaan
Publik, bahwa perusahaan harus menyajikan penjelasan mengenai risiko-
risiko yang dihadapi perusahaan serta upaya-upaya yang telah dilakukan
untuk mengelola risiko tersebut, misalnya: risiko yang disebabkan oleh
fluktuasi kurs atau suku bunga, persaingan usaha, pasokan bahan baku,
ketentuan negara lain atau peraturan internasional, dan kebijakan
pemerintah.
Bagi perusahaan yang berstatus Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), pemerintah melalui Kementerian Negara BUMN membuat
suatu peraturan yang memberikan pedoman bagi perusahaan BUMN
dalam melakukan praktik pengungkapan. Pedoman tersebut berupa
peraturan yang dikeluarkan oleh Menteri Negara BUMN Nomor: Kep-
117/M-MBU/2002. Dalam pasal 22 ayat 2 (b) bahwa dewan direksi harus
menetapkan sistem pengendalian internal dalam hal pengkajian dan
pengelolaan resiko usaha yaitu suatu proses untuk mengidentifikasi,
menganalisis, menilai dan mengelola resiko usaha relevan. Selain itu
dalam pasal 28 ayat 2 (h) juga disebutkan bahwa perusahaan BUMN harus
mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang
disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan namun juga hal yang
penting untuk pengambilan keputusan oleh pemodal, pemegang
saham/pemilik modal, kreditur, dan stakeholders, salah satunya faktor
27
risiko material yang dapat diantisipasi, termasuk penilaian manajemen atas
iklim berusaha dan faktor resiko.
Selain peraturan-peraturan di atas, pengungkapan resiko juga diatur
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 60: Instrumen
Keuangan: Pengungkapan. Di dalam PSAK 60 disebutkan bahwa
informasi mengenai sifat dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen
keuangan harus diungkapkan. Pengungkapan informasi tersebut berupa
pengungkapan kualitatif dan pengungkapan kuantitatif. Dalam
pengungkapan kualitatif entitas harus mengungkapkan eksposur risiko,
bagaimana risiko timbul, tujuan, kebijakan dan proses pengelolaan risiko
serta metode pengukuran risiko. Sedangkan pengungkapan untuk
kuantitatif entitas disyaratkan untuk mengungkapkan risiko kredit, risiko
likuiditas, dan risiko pasar termasuk membuat analisis sensitivitas untuk
setiap jenis risiko pasar.
f. Dewan Komisaris
Dewan komisaris mempunyai peran penting dalam pelaksanaan
Good Corporate Governance (GCG). Peran ini semakin penting setelah
terjadinya beberapa white collar crime (Enron, Worldcom, dan
sebagainya) yang melibatkan pimpinan perusahaan pada jenjang tertinggi
(Muntoro, 2006).
Dewan komisaris sebagai organ perusahaan, bertugas dan
bertanggungjawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan
28
memberikan nasihat kepada direksi serta memastikan bahwa perusahaan
melaksanakan GCG. Namun demikian, dewan komisaris tidak boleh turut
serta dalam mengambil keputusan operasional. Kedudukan masing-
masing anggota dewan komisaris termasuk komisaris utama adalah setara
(KNKG, 2006).
Terkait dengan bentuk dewan komisaris dalam sebuah perusahaan,
Indonesia menganut two tiers systems untuk struktur dewan dalam
perusahaan. Perusahaan mempunyai dua badan terpisah dewan pengawas
(dewan komisaris) dan dewan manajemen (dewan direksi). Dewan
komisaris tidak boleh melibatkan diri dalam tugas-tugas manajemen dan
tidak boleh mewakili perusahaan dalam transaksi-transaksi pihak ketiga
(FCGI, 2002).
g. Komite Audit
Komite audit memiliki tugas terpisah dalam membantu dewan
komisaris untuk memenuhi tanggung jawabnya dalam memberikan
pengawasan secara menyeluruh. Secara umum, komite audit dibentuk
untuk membantu dewan komisaris (dalam two tiers system) untuk
mengawasi kinerja kegiatan pelaporan keuangan dan pelaksanaan audit,
baik internal maupun eksternal di dalam perusahaan. Dan karenanya,
untuk mempertahankan independensi, komite audit beranggotakan
komisaris independen dan pihak-pihak luar perusahaan yang terlepas dari
kegiatan manajemen sehari-hari dan mempunyai tanggung jawab utama
29
untuk membantu dewan komisaris dalam menjalankan tanggung jawabnya
terutama dengan masalah yang berhubungan dengan kebijakan akuntansi
perusahaan, pengawasan internal, dan sistem pelaporan keuangan.
Komite audit yang bertanggung jawab untuk mengawasi laporan
keuangan, mengawasi audit eksternal, dan mengamati sistem pengendalian
internal (termasuk audit internal) dapat mengurangi sifat opportunistic
manajemen yang melakukan manajemen laba (earnings management)
dengan cara mengawasi laporan keuangan dan melakukan pengawasan
pada audit eksternal. Tanggung jawab komite audit dalam bidang
corporate governance adalah untuk memastikan, bahwa perusahaan telah
dijalankan sesuai undang-undang dan peraturan yang berlaku,
melaksanakan usahanya dengan beretika, melaksanakan pengawasannya
secara efektif terhadap benturan kepentingan dan kecurangan yang
dilakukan oleh karyawan perusahaan (FCGI, 2002).
Komite audit merupakan unsur penting dalam mewujudkan
penerapan Good Corporate Governance (GCG). Keberadaan komite audit
dapat membantu dewan komisaris meningkatkan pengawasan terhadap
manajemen perusahaan, sehingga hal ini dapat menjadi usaha perbaikan
terhadap tata cara pengelolaan perusahaan karena komite audit akan
menjadi penghubung antara manajemen perusahaan dengan dewan
komisaris maupun pihak eksternal lainnya.
30
h. Internal Audit
Menurut Institute of Internal Auditor (IIA), definisi resmi audit
internal adalah sebagai berikut:
“Internal Auditing is an independent, objective assurance and
consulting activity designed to add value and improve an
organization's operations. It helps an organization accomplish its
objectives by bringing a systematic, disciplined approach to
evaluate and improve the effectiveness of risk management, control,
and governance processes”.
Internal audit merupakan kegiatan independen dalam memberikan
kepastian (assurance) dan konsultasi yang dirancang untuk menambah
nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Hal ini membantu organisasi
dalam mencapai tujuannya dengan pendekatan yang sistematis, disiplin
untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko,
pengendalian, dan proses tata kelola.
Dalam menjalankan fungsi pengendalian terhadap aktivitas bisnis
perusahaan, fungsi internal audit diperlukan sebagai pendukung utama
bagi Presiden Direktur & Chief Executive Officer (CEO), Dewan
Komisaris, Komite Audit, Dewan Direksi, dan Manajemen Senior.
Internal audit bertanggung jawab dalam menyajikan saran audit secara
independen serta menjamin kecukupan dan efektivitas manajemen risiko
perusahaan, pengendalian internal dan proses tata kelola perusahaan yang
baik dalam rangka memberikan nilai tambah dan meningkatkan
operasional perusahaan (Femiarti, 2012).
31
Davidson et al. (2005) menjelaskan bahwa keberadaan fungsi
internal audit menyediakan jasa konsultasi, yang dapat dikembangkan
terhadap efektifitas manajemen risiko pengendalian dan proses
governance. Fungsi internal audit juga diharapkan dapat memfasilitasi
efektifitas dan operasional dari komite audit.
i. Risk Management Committee (RMC)
Risk Management Committee (RMC) merupakan salah satu unsur
internal governance dalam pengelolaan manajemen risiko perusahaan.
Keberadaan RMC bertugas untuk mempertimbangkan strategi,
mengevaluasi manajemen risiko, dan memastikan bahwa perusahaan telah
memenuhi hukum dan peraturan yang berlaku. Pembentukan RMC itu
sendiri belum banyak dilakukan perusahaan. Saat ini pemerintah melalui
peraturan BI No.8/4/PBI/2006 tentang Good Corporate Governance
(GCG) bagi Bank Umum hanya mewajibkan perbankan untuk membentuk
RMC sebagai komite pengawas risiko.
Berbeda dari industri perbankan yang diregulasi secara ketat,
pembentukan RMC pada sektor industri lain di Indonesia masih bersifat
sukarela. Meskipun demikian, mengingat pengelolaan manajemen risiko
membutuhkan pemahaman yang cukup atas struktur dan operasi
perusahaan maka banyak perusahaan selain perbankan tetap membentuk
komite pengawas manajemen risiko.
32
j. Ukuran Perusahaan
Perusahaan dengan ukuran besar memiliki kegiatan usaha yang lebih
kompleks yang mungkin juga akan menimbulkan dampak yang lebih besar
terhadap masyarakat luas dan lingkungannya, sehingga dilakukan
pengungkapan informasi yang lebih untuk menunjukkan
pertanggungjawaban perusahaan kepada publik (Kumalasari, 2014).
Perusahaan dengan ukuran lebih besar akan lebih terlihat menarik
perhatian dari para stakeholders. Perusahaan tersebut akan menganggap
bahwa pengungkapan risiko sebagai cara untuk meningkatkan reputasi
perusahaan melalui sistematika pengungkapan.
B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
Adapun keterkaitan antar variabel dependen dan independen dalam
penelitian ini adalah:
1. Kompetensi Dewan Komisaris dengan Pengungkapan ERM
Fungsi dewan komisaris adalah sebagai pengawas dan penasihat
namun tidak bertindak sebagai pengambil keputusan operasional karena
tugas pengambilan keputusan operasional menjadi tanggung jawab dewan
direksi. Dewan komisaris diharapkan memiliki latar belakang akuntansi
dan keuangan agar efektivitas fungsi pengawasan dapat lebih ditingkatkan
(Prastiti, 2013).
Menurut Nuryaman dan Rusmini (2010), kompetensi dewan
komisaris memiliki hubungan positif terhadap pengungkapan sukarela,
33
makna dari penelitian ini adalah kehadiran anggota dewan komisaris yang
memiliki keahlian di bidang akuntansi dan keuangan dapat meningkatkan
pengawasan dewan kepada manjemen dalam praktik transparansi dan
pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan. Namun demikian, hasil
penelitian Aniroh (2014) menunjukkan hasil yang sebaliknya bahwa
keahlian dewan komisaris tidak memiliki pengaruh pada pengungkapan
sukarela. Untuk itu, hipotesis yang dikemukakan adalah:
Ha1: Kompetensi Dewan Komisaris memiliki pengaruh terhadap
Pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM).
2. Komite Audit Independen dengan Pengungkapan ERM
Adanya komite audit yang efektif, mampu meningkatkan kualitas
dan kredibilitas laporan keuangan tahunan yang telah diaudit dan
membantu dewan direksi dalam memajukan kepentingan pemegang
saham. Teori keagenan berpendapat bahwa komite audit independen
memberikan pengawasan yang efektif terhadap manajemen. Komite audit
memiliki peran dalam mengawasi pihak manajemen (agent) agar tidak
melakukan tindakan yang dapat menguntungkan dirinya sendiri sehingga
dapat merugikan pemilik perusahaan (principal). Salah satu dari
karakteristik komite audit yang dapat meningkatkan fungsi pengawasan
adalah independensi (Prastiti, 2013). Perusahaan dengan proporsi komite
audit independen yang lebih tinggi akan mengungkapkan risiko lebih luas
untuk mengurangi biaya agensi.
34
Penelitian yang dilakukan oleh Wardhana dan Cahyonowati (2013)
menunjukan bahwa komite audit independen tidak memiliki pengaruh
pada tingkat pengungkapan risiko. Untuk itu, hipotesis yang dikemukakan
adalah:
Ha2: Komite Audit Independen memiliki pengaruh terhadap
Pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM).
3. Internal Audit dengan Pengungkapan ERM
Beasley (2006) menemukan faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap manajemen risiko perusahaan (ERM) pada aktivitas fungsi
internal audit. Berdasarkan respon dari 122 organisasi di beberapa negara,
ditemukan bahwa ERM memiliki dampak terbesar pada aktivitas audit
internal apabila: (a) proses ERM organisasi lebih lengkap, (b) CFO dan
komite audit telah memutuskan bahwa aktivitas internal audit yang lebih
besar terkait dengan ERM, (c) masa jabatan kepala eksekutif pemeriksaan
(Chief Audit Executif/CAE) lebih panjang, (d) organisasi tersebut adalah
industri perbankan atau institusi pendidikan, dan (e) fungsi audit internal
memberikan perhatian yang lebih terhadap ERM. Berdasarkan penelitian
di atas maka hipotesis yang dapat dikembangkan adalah:
Ha3: Internal Audit memiliki pengaruh terhadap Pengungkapan
Enterprise Risk Management (ERM).
35
4. Risk Management Committee (RMC) dengan Pengungkapan ERM
Penelitian Meizaroh dan Lucyanda (2011) menemukan bukti
empiris bahwa perusahaan yang memiliki Risk Management Committee
(RMC) dapat lebih banyak mencurahkan waktu, tenaga, dan kemampuan
untuk mengevaluasi seluruh pengendalian internal dan menangani risiko
yang mungkin terjadi. Keberadaan RMC dapat meningkatkan kualitas
penilaian dan pengawasan risiko, serta mendorong perusahaan untuk
mengungkapkan risiko yang dihadapi. Untuk itu, hipotesis yang
dikemukakan adalah:
Ha4: Komite Manajemen Risiko (RMC) yang terpisah dari audit
memiliki pengaruh terhadap Pengungkapan Enterprise Risk
Management (ERM).
5. Ukuran Perusahaan dengan Pengungkapan ERM
Desender et al. (2007) menemukan bukti empiris bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh positif terhadap Pengungkapan Enterprise Risk
Management (ERM). Hasil penelitian ini bertentangan dengan Kumalasari
dkk. (2014) dan Hoyt dan Liebenberg (2010) yang menemukan bukti
empiris bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap adopsi
ERM. Hoyt dan Liebenberg (2010) menjelaskan bahwa perusahaan besar
lebih mungkin untuk terlibat dalam ERM karena kompleksitas mereka
relatif tinggi, fakta bahwa mereka menghadapi risiko yang lebih luas dan
institusional ukuran yang memungkinkan mereka untuk menanggung
36
biaya administrasi adopsi ERM. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat
ditarik hipotesis sebagai berikut:
Ha5: Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh terhadap
Pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM).
6. Kompetensi Dewan Komisaris, Komite Audit Independen, Fungsi
Internal Audit, Komite Manajemen Risiko (RMC) dan Ukuran
Perusahaan dengan Pengungkapan ERM
Penelitian Meizaroh dan Lucyanda (2011) menunjukkan bahwa
dewan komisaris independen dan ukuran dewan tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan ERM, tetapi keberadaan RMC, reputasi auditor
dan konsentrasi kepemilikan berpengaruh terhadap pengungkapan ERM.
Hal ini juga tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Sari (2013) yang
menunjukan bahwa komisaris independen, reputasi auditor, RMC,
konsentrasi kepemilikan dan ukuran perusahaan berpengaruh positif
terhadap Pengungkapan ERM. Namun demikian, hal ini berbeda dengan
penelitian Kumalasari (2014) yang menemukan bahwa leverage dan
profitabilitas berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan manajemen
risiko perusahaan, sedangkan ukuran perusahaan dan reputasi auditor tidak
berpengaruh terhadap luas pengungkapan manajemen risiko. Untuk itu
hipotesis yang akan dikemukakan adalah:
37
Ha6: Kompetensi Dewan Komisaris, Komite Audit Independen,
Fungsi Internal Audit, Komite Manajemen Risiko (RMC) dan
Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh secara simultan terhadap
Pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM).
C. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu
mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel
2.1 pada halaman berikutnya:
38
Tabel 2.1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1 Magda
Kumalasari
dkk. (2014)
Faktor-Faktor yang
Berpengaruh
Terhadap Luas
Pengungkapan
Manajemen Risiko
Variabel ukuran
perusahaan dan
luas pengungkapan
ERM. Alat
pengujian yang
digunakan analisis
regresi linear
berganda.
Obyek penelitian,
perbedaan variabel
yaitu tidak ada
variabel kompetensi
dewan komisaris,
komite audit, internal
audit, komite
manajemen risiko.
leverage dan profitabilitas
berpengaruh positif terhadap
luas pengungkapan manajemen
risiko perusahaan sedangkan
ukuran perusahaan dan reputasi
auditor tidak berpengaruh
terhadap luas pengungkapan
manjemen risiko.
2 Narjes Ashuri
et al. (2014)
The Impact of Board
Composition Audit
Fees, and
Ownership
Concentration on
Risk Management of
Listed Companies in
Tehran Stock
Exchange
Variabel
pengungkapan
manajemen risiko
perusahaan. Alat
pengujian yang
digunakan analisis
regresi berganda.
Obyek Penelitian,
perbedaan variabel
yaitu tidak ada
variabel kompetensi
dewan komisaris,
komite audit, internal
audit,komite
manajemen risiko dan
ukuran perusahaan.
Karakteristik dewan komisaris,
konsentarsi kepemilikan tidak
berpengaruh pada manajemen
risiko perusahaan sedangkan
audit fee berpengaruh
signifikan terhadap manajemen
risiko perusahaan
3 Wardhana
dan
Cahyonowati
(2013)
Pengaruh
Karakteristik
Perusahaan
Terhadap Tingkat
Pengungkapan
Risiko
Variabel komite
audit independen
dan ukuran
perusahaan. Alat
pengujian yang
digunakan analisis
regresi berganda.
Obyek penelitian,
perbedaan variabel
yaitu tidak ada
variabel kompetensi
dewan komisaris,
internal audit, komite
manajemen risiko.
Hanya ukuran perusahaan dan
reputasi auditor berpengaruh
signifikan terhadap tingkat
pengungkapan risiko.
Bersambung ke halaman selanjutnya
39
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metodelogi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
4 Femiarti dan
Dewayanto
(2012)
Audit Committee
Financial Experts,
Internal Audit dan
Pengungkapan
Kelemahan
Pengendalian Intern
Variabel Internal
Audit dan Risk
Management
Committee. Alat
pengujian yang
digunakan analisis
regresi logistik.
Obyek penelitian,
perbedaan variabel
yaitu tidak ada
variabel kompetensi
dewan komisaris,
komite audit
independen dan
ukuran perusahaan
Keahlian akuntansi dan/atau
keuangan komite audit atau
audit committeefinancial experts
dan internal audit perusahaan
manufaktur tidak berpengaruh
signifikan terhadap
pengungkapan kelemahan
pengendalian
internal (RM, etika bisnis, dan
training).
5 Meizaroh dan
Lucyanda
(2011)
Pengaruh Corporate
Governance dan
Konsentrasi
Kepemilikan pada
Pengungkapan
Enterprise Risk
Management
Variabel komite
manajemen risiko
dan pengungkapan
ERM. Alat
pengujian yang
digunakan regresi
linear berganda.
Obyek penelitian,
perbedaan variabel
yaitu tidak ada
variabel kompetensi
dewan komisaris,
komite audit, internal
audit dan ukuran
perusahaan.
Komisaris independen dan
ukuran dewan komisaris tidak
berpengaruh pada pengungkapan
ERM sedangkan keberadaan
RMC reputasi auditor dan
konsentrasi kepemilikan
berpengaruh pada pengungkapan
ERM.
6 Anindyah
Prastiti dan
Wahyu
Meiranto
(2013)
Pengaruh
Karakteristik Dewan
Komisaris dan
Komite Audit
Terhadap
Manajemen Laba
Variabel
kompetensi dewan
komisaris dan
ukuran perusahaan.
Obyek penelitian,
perbedaan variabel
yaitu tidak ada
variabel komite
manajemen risiko dan
pengungkapan ERM.
Hanya variabel ukuran
perusahaan dan leverage
berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba.
Bersambung ke halaman selanjutnya
40
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Metodelogi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
7 Putri
Andarini dan
Indira
Januarti
(2010)
Hubungan
Karakteristik Dewan
Komisaris dan
Perusahaan Terhadap
Risk Management
Committe (RMC)
pada perusahaan go
public Indonesia
Variabel ukuran
perusahaan.
Obyek penelitian,
perbedaan variabel
yaitu tidak ada variabel
kompetensi dewan
komisaris, komite
audit, internal audit dan
pengungkapan ERM.
Alat pengujian yang
digunakan regresi
logistik.
Hanya ukuran perusahaan yang
berhubungan positif
dansignifikan terhadap
keberadaan
RMC maupun SRMC.
8 Kurt
Desender
(2007)
On The Determinants
of Enterprise Risk
Management
Implementation
Variabel ukuran
perusahaan dan
penggunaan ERM
sebagai variabel
dependen.
Obyek penelitian,
perbedaan variabel
yaitu tidak ada variabel
kompetensi dewan
komisaris, komite
audit, internal audit dan
komite manajemen
risiko.
Independensi dewan tidak
berhubungan dengan kualitas
ERM, pemisahan CEO dengan
dewan komisaris dan kombinasi
antara independensi
dewan dengan pemisahan CEO
dan dewan komisaris
berhubungan signifikan
terhadap kualitas ERM.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
41
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka penelitian dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam
gambar 2.3
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran
Perkembangan regulasi menganjurkan perusahaaan untuk menerapkan
praktik GCG dan manajemen risiko untuk meningkatkan value of the firm
Variabel Independen
Variabel Dependen
Pengungkapan
Enterprise Risk
Management
(ERM): Dimensi
ISO 31000 (Y)
Kompetensi Dewan Komisaris
(X1)
Komite Audit Independen
(X2)
Fungsi Internal Audit
(X3)
Komite Manajemen Risiko
(X4)
Ukuran Perusahaan
(X5)
Uji Model Regresi Berganda
Koefisien Determinasi (R2)
Uji Hipotesis:
1. Uji F
2. Uji t
Uji Asumsi Klasik:
1. Normalitas
2. Multikolineritas
3. Autokorelasi
4. Heterokedastisitas
Kesimpulan, Implikasi dan Saran
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini termasuk ke dalam
kelompok data time series dengan melihat dari dimensi waktu yang digunakan
selama periode penelitian yaitu dua tahun, dari tahun 2012 sampai dengan
tahun 2013. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal komparatif yaitu
penelitian yang menggambarkan hubungan sebab akibat antara dua variabel
atau lebih (Indriantoro dan Supomo, 2002). Peneliti bertujuan untuk menguji
pengaruh variabel independen, yaitu kompetensi dewan komisaris, komite
audit, internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan terhadap
variabel dependen, yaitu pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM)
berdasarkan dimensi manajemen risiko ISO 31000 baik secara parsial maupun
simultan.
B. Metode Penentuan Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode purposive sampling, dalam hal ini lebih khusus pada penggunaan
metode judgment sampling. Judgment sampling merupakan tipe pemilihan
sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan
pertimbangan tertentu yang umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah
penelitian (Indriantoro dan Supomo, 1999:131).
44
Adapun kriteria pemilihan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan financial dan nonfinancial yang terdaftar di BEI pada tahun
2012 sampai dengan tahun 2013.
2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan dan laporan tahunan
(annual report) secara konsisten yang berakhir pada tanggal 31 Desember
selama periode tahun 2012-2013 dan disajikan dalam Rupiah.
3. Perusahaan yang memiliki kelengkapan data mengenai kompetensi dewan
komisaris, komite audit, internal audit, komite manajemen risiko dan
ukuran perusahaan.
4. Perusahaan yang mengungkapkan manajemen risiko dalam laporan
tahunannya secara konsisten selama tahun 2012 sampai dengan tahun
2013.
C. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yang merupakan data
sekunder. Data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain)
(Indriantoro dan Supomo, 2002). Selain itu, informasi mengenai pengungkapan
manajemen risiko perusahaan diperoleh dari laporan tahunan perusahaan
(annual report) yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
dua tahun berturut-turut mulai periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2013
dan website perusahaan yang telah dipublikasikan. Data kuantitatif tersebut
diukur dalam suatu skala rasio dan skala nominal.
45
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh
dan didapatkan dengan cara:
1. Metode dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat,
mengkaji data sekunder secara tidak langsung melalui media perantara yang
berupa annual report dari seluruh perusahaan go public yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012 sampai dengan 2013. Data dalam
penelitian ini diunduh melalui situs www.idx.co.id.
2. Metode studi pustaka, yaitu dengan melakukan telaah pustaka, eksplorasi
dan mengkaji berbagai literatur pustaka seperti jurnal, tesis, surat kabar, dan
sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian. Hal ini disebabkan
kepustakaan adalah bahan utama dalam penelitian data sekunder
(Indriantoro dan Supomo, 2002).
D. Metode Analisis Data
Terdapat beberapa teknik statistik yang dapat digunakan untuk menganalisis
data. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mendapatkan informasi yang relevan
yang terkandung dalam data tersebut dan menggunakan hasilnya untuk
memecahkan suatu masalah. Sebelum analisis regresi dilakukan, maka harus
diuji terlebih dahulu dengan uji asumsi klasik untuk memastikan apakah model
regresi yang digunakan tidak terdapat masalah normalitas, multikolinearitas,
heteroskedastisitas, dan autokolerasi. Jika terpenuhi maka model analisis layak
untuk digunakan.
46
Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis dan pengujian asumsi klasik
dilakukan dengan menggunakan alat analisis statistik yaitu berupa output
SPSS. SPSS yang digunakan adalah SPSS versi 19.
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara
menggambarkan sampel data yang telah dikumpulkan dalam kondisi
sebenarnya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku umum dan
generalisasi. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberi
gambaran umum mengenai demografi responden dalam penelitian dan
deskripsi mengenai variabel-variabel penelitian (kompetensi dewan
komisaris, komite audit, internal audit, komite manajemen risiko, ukuran
perusahaan dan pengungkapan ERM).
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum,
minimum (Ghozali, 2011). Mean digunakan untuk mengetahui rata-rata
data yang bersangkutan. Standar deviasi digunakan untuk mengetahui
seberapa besar data yang bersangkutan bervariasi dari rata-rata. Nilai
maksimum digunakan untuk mengetahui jumlah terbesar data yang
bersangkutan. Nilai minimum digunakan untuk mengetahui jumlah
terkecil data yang bersangkutan bervariasi dari rata-rata.
47
2. Analisis Regresi Berganda
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat analisis
regresi berganda. Penggunaan regresi ini dimaksudkan untuk mengetahui
secara terpisah (parsial) berbagai variabel independen yang ada (dalam hal
ini kompetensi dewan komisaris, komite audit internal audit, komite
manajemen risiko, ukuran perusahaan) tanpa ada pengaruh unsur variabel
lain.
Sedangkan pengujian hipotesis menggunakan alat analisis regresi
berganda. Selain dapat melihat pengaruh masing-masing variabel
independen, analisis regresi berganda dapat juga digunakan untuk melihat
sejauh mana pengaruh interaksi variabel independen terhadap variabel
dependen.
Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:
𝐘 = 𝛃𝟎 + 𝛃𝟏𝐗𝟏 + 𝛃𝟐𝐗𝟐 + 𝛃𝟑𝐗𝟑 + 𝛃𝟒𝐗𝟒 + 𝛃𝟓𝐗𝟓 + 𝛆
Keterangan:
Y : Pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM)
β0 : Konstanta
β1 : Koefisien regresi pertama, yaitu besarnya perubahan Y apabila
X1 berubah 1 satuan
X1 : Kompetensi dewan komisaris
β2 : Koefisien regresi kedua, yaitu besarnya perubahan Y apabila X2
berubah 1 satuan
48
X2 : Komite Audit
β3 : Koefisien regresi ketiga, yaitu besarnya perubahan Y apabila X3
berubah 1 satuan
X3 : Internal Audit
β4 : Koefisien regresi keempat, yaitu besarnya perubahan Y apabila
X4 berubah 1 satuan
X4 : Komite Manajemen Risiko
β5 : Koefisien regresi kelima, yaitu besarnya perubahan Y apabila
X5 berubah 1 satuan
X5 : Ukuran Perusahaan
ε : Error term, yaitu tingkat kesalahan dalam penelitian
3. Uji Asumsi Klasik
Untuk mengetahui apakah model regresi benar-benar menunjukkan
hubungan yang signifikan, maka model tersebut harus memenuhi asumsi
klasik sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model
regresi yang baik memiliki distribusi data yang normal atau mendekati
normal (Ghozali, 2011:). Dalam penelitian ini uji normalitas
menggunakan alat analisis grafik dilakukan dengan melihat hasil ouput
SPSS, berupa grafik normal probability plots. Jika titik-titik pada grafik
49
normal probability plots mendekati garis diagonal dan tidak terdapat
kemencengan maka model regresi tersebut dapat dikatakan terdistribusi
secara normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah modelregresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen (Ghozali, 2011). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:
1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen
banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
2) Menganalisis matriks korelasi variabel independen. Jika antar
variabel ada korelasi yang cukup tinggi (> 0.90) maka hal tersebut
merupakan indikasi adanya multikolinieritas.
3) Dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor
(VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang
terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi.
Nilai yang umum digunakan adalah nilai tolerance > 0.10 atau
sama dengan nilai VIF <10 (Ghozali, 2011).
50
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual suatu pengamatan
terhadap pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan
jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah yang homoskedastisitas atau tidak ada heteroskedastisitas
(Ghozali, 2011).
Dalam penelitian ini deteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas
dapat dilihat dengan menggunakan uji glejser. Uji glejser dilakukan
dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen.
Jika nilai signifikansi variabel independen diatas tingkat kepercayaan
5% maka model regresi dapat dikatakan tidak mengandung adanya
heterokedastisitas. Sebaliknya, jika nilai signifikansi variabel
independen berada dibawah tingkat kepercayaan 5% maka, model
regresi mengandung heterokedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahanpenganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi
mincul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
yangberkaitan satu sama lainnya (Ghozali, 2011).
51
Uji autokorelasi dilakukan dengan pengujian Durbin-Watson (DW).
Pengambilan keputusan mengenai ada atau tidaknya autokorelasi
adalah sebagai berikut:
a) Bila DW < dL, maka terdapat autokorelasi positif;
b) Bila dL < DW < dU, maka tidak dapat disimpulkan apakah terdapat
autokorelasi atau tidak;
c) Bila dU < DW < (4-dU), maka tidak terdapat autokorelasi;
d) Bila ( 4 – dU ) < DW < (4 – dL), maka tidak dapat disimpulkan
apakah terdapat autokorelasi atau tidak;
e) Bila DW > (4 – dL), maka terdapat autokorelasi negatif.
4. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
menunjukkan bahwa kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas dan semakin lemah
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen. Hal ini berarti semakin kuat kemampuan
variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen (Ghozali,
2011).
52
Dalam analisis koefisien determinasi, dilakukan pula analisis
koefisien korelasi yang digunakan untuk mengetahui apakah diantara dua
variabel terdapat hubungan. Jika terdapat hubungan maka bagaimana arah
hubungan tersebut untuk mengetahui ada tidaknya hubungan diantara dua
variabel maka digunakan tingkat signifikan sebesar 0,05. Jika nilai
probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak dan sebaliknya jika nilai
probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima. Analisis koefisien
korelasi digunakan untuk mengetahui derajat atau tingkat keeratan
hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen.
Dari hasil perhitungan tersebut berlaku ketentuan, jika :
Positif (+) : Menunjukkan hubungan yang searah antara kedua variabel.
Negatif (-) : Menunjukkan hubungan yang berlawanan arah antara kedua
variabel.
Kekuatan hubungan dua variabel secara kualitatif dapat dibagi dalam
empat area yaitu :
a. Jika nilai r berada antara 0,00 sampai dengan 0,25, maka tidak ada
hubungan atau hubungan lemah antara variabel dependen dengan
variabel independen.
b. Jika nilai r berada antara 0,26 sampai dengan 0,50, maka hubungan
sedang antara variabel dependen dengan variabel independen.
c. Jika nilai r berada antara 0,51 sampai dengan 0,75, maka hubungan
kuat antara variabel dependen dengan variabel independen.
53
d. Jika nilai r berada antara 0,76 sampai dengan 1, maka hubungan
sangat kuat atau sempurna antara variabel dependen dengan variabel
independen.
5. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji F untuk uji
simultan dan Uji t untuk uji parsial.
a. Uji Statstik F(Pengujian secara Simultan)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau
terikat (Ghozali, 2011). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
alat analisis statistik SPSS.
Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut:
1) Ha ditolak apabila nilai signifikansi probabilitas pada hasil output
analisis SPSS untuk uji F berada di atas 0,05 (> 0,05). Artinya
variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel terikat.
2) Ha diterima apabila nilai signifikansi probabilitas pada hasil
output analisis SPSS untuk uji F berada di bawah 0,05 (< 0,05).
Artinya variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel terikat.
54
b. Uji Statistik t (Pengujian secara Parsial)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas/independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Pengujian
ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis statistik SPSS.
Kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut :
1) Ha ditolak apabila signifikan t hitung > 0,05 artinya variabel
bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
terikat.
2) Ha diterima apabila signifikan t hitung < 0,05 artinya variabel
bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu
variabel dengan memberi arti atau menspesifikasikan kegiatan atau
membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel
tersebut. Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel, yaitu variabel
dependen dan variabel independen. Variabel dependen merupakan variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen
(bebas). Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel lain. Adapun variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
55
1. Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM). Pengungkapan ERM
merupakan gambaran dari penerapan manajemen risiko perusahaan.
Semakin banyak item yang diungkapkan, diharapkan dapat mencerminkan
penerapan manajemen risiko yang efektif.
Dalam penelitian ini, pengukuran variabel pengungkapan ERM
menggunakan indeks total skor item pengungkapan berdasarkan dimensi
ISO 31000 yang mencakup 5 dimensi yaitu mandat dan komitmen,
perencanaan kerangka kerja, penerapan manajemen risiko, monitoring,
dan perbaikan berkelanjutan sesuai dengan standar komponen ISO 31000.
Selain itu, perhitungan item pengungkapan menggunakan pendekatan
dikotomi yaitu setiap item ERM yang diungkapkan diberi nilai 1, dan nilai
0 apabila tidak diungkapkan. Setiap item akan dijumlahkan untuk
memperoleh keseluruhan indeks ERM masing-masing perusahaan dengan
menghitung jumlah pengungkapan dan dibagi dengan total item
pengungkapan. Informasi mengenai pengungkapan ERM diperoleh dari
laporan tahunan (annual report). Berikut merupakan tabel 3.1, pengukuran
pengungkapan ERM:
56
Tabel 3.1
Indeks Total Skor Pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM)
No. Dimensi Manajemen Risiko Kode Skor
A. Mandat dan Komitmen
1 Terdapat info mengenai komitmen perusahaan untuk menjalankan manajemen risiko A.1 1
2 Terdapat tanggung jawab direksi terhadap manajemen risiko A.2 1
3 Terdapat tanggung jawab dewan komisaris terhadap manajemen risiko A.3 1
B. Perencanaan kerangka kerja manajemen risiko
4 Terdapat visi dan misi perusahaan secara jelas B.4 1
5 Terdapat info mengenai kebijakan manajemen risiko B.5 1
6 Penunjukan pihak yang bertanggung jawab dalam penerapan manajemen risiko B.6 1
7 Terdapat sistem pengendalian internal B.7 1
8 Terdapat charter audit internal B.8 1
9 Terdapat charter komite pemantau risiko B.9 1
10 Terdapat perlindungan lingkungan hidup B.10 1
11 Terdapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja B.11 1
Pembentukan mekanisme komunikasi internal dan sistem pelaporannya:
12 Tersedianya cukup laporan pencapaian manajemen risiko per tahun B.12 1
13 Terbentuknya struktur corporate governance B.13 1
14 Terdapat infrastruktur organisasi B.14 1
Pembentukan mekanisme komunikasi eksternal dan sistem pelaporannya:
15 Terdapat stakeholders analysis B.15 1
16 Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku B.16 1
Bersambung ke halaman selanjutnya
57
Tabel 3.1 (Lanjutan)
No. Dimensi Manajemen Risiko Kode Skor
C. Penerapan manajemen risiko
17 Terdapat kerangka kerja manajemen risiko C.17 1
18 Terdapat pembagian risiko internal C.18 1
19 Terdapat pembagian risiko eksternal C.19 1
20 Terdapat perlakuan mitigasi atas risiko C.20 1
D. Monitoring dan review kerangka kerja manajemen risiko
21 Pemantauan manajemen risiko oleh dewan komisaris D.21 1
22 Pemantauan pihak ketiga yang independen baik audit eksternal maupun audit internal D.22 1
E. Perbaikan kerangka kerja manajemen risiko secara berlanjut
23 Pendidikan dan pelatihan berlanjut mengenai manajemen risiko E.23 1
24 Benchmarking E.24 1
25 Terdapat penerapan prinsip PDCA (Plan-Do-Check-Action) E.25 1
58
2. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel
dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya
negatif. Adapun variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari:
a. Kompetensi Dewan Komisaris
Pada penelitian ini kompetensi dewan komisaris diukur dengan
menggunakan jumlah dewan komisaris yang berlatar belakang
pendidikan dan atau mempunyai pengalaman kerja ekonomi dan
bisnis terhadap total dewan komisaris (Prastiti, 2013).
b. Komite Audit
Independensi komite audit pada penelitian ini merupakan
keadaan dimana para anggota dari komite audit harus diakui sebagai
pihak independen. Anggota komite audit harus bebas dari setiap
kewajiban kepada perusahaan tercatat. Selain itu, para anggota juga
tidak memiliki suatu kepentingan tertentu terhadap perusahaan
tercatat atau direksi atau komisaris perusahaan tercatat serta harus
bebas dari keadaan yang dapat menyebabkan pihak lain meragukan
sikap independensinya. Pengukuran variabel ini menggunakan
persentase (%) antara anggota yang independen terhadap jumlah
seluruh anggota komite audit (Prastiti, 2013).
59
c. Internal Audit
Internal audit merupakan kegiatan independen dalam
memberikan kepastian (assurance), serta konsultasi yang memberikan
nilai tambah untuk memperbaiki kegiatan suatu organisasi. Hal ini
membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan pendekatan
yang sistematis, disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola
perusahaan. Standar Atribut The Institut of Internal Auditors, Internal
Auditing dan The Audit Commitee dalam Lin et al. (2011) menetapkan
bahwa auditor internal memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
kompetensi lain yang dibutuhkan untuk secara efektif melaksanakan
tanggung jawab mereka. Pengukuran kualitas auditor internal
dilakukan:
Group of Head Internal Audit atau Chief Audit Executive
(CAE). memiliki peran dalam memberikan nasihat terkait
pengendalian internal, resiko perusahaan dalam rangka menjadikan
tata kelola perusahaan yang baik sehingga memberikan nilai tambah
dan meningkatkan operasional perusahaan.
Posisi CAE sebagai officer akan memiliki dukungan yang lebih
besar dari dewan dan senior manajemen, yang pada saat dibutuhkan
semestinya membantu internal audit dalam melakukan pekerjaannya
yang bebas dari campur tangan (Lin et al., 2011). Berdasarkan
60
penelitian Femiarti dan Dewayanto (2012) internal audit diukur dari
bernilai 1 jika posisi CAE adalah officer dan 0 jika tidak.
d. Komite Manajemen Risiko (RMC)
Dalam penelitian ini keberadaan RMC diklasifikasikan menjadi:
1) RMC yang tergabung, ketika dalam laporan tahunanperusahaan
mengungkapkan keberadaan suatu komite di bawahkomite audit.
2) RMC yang terpisah, ketika dalam laporan tahunan
keberadaanperusahaan mengungkapkan sebuah komite yang
terpisah dari komite audit yang secara khusus mengawasi risiko
perusahaan yang disebut sebagai “RMC”.
Pada penelitian ini, keberadaan RMC diukur dengan
menggunakan variabel dummy, dimana perusahaan yang
mengungkapkan keberadaan RMC yang terpisah dari komite audit
dan berdiri sendiri diberi nilai satu (1), sedangkan nilai nol (0) apabila
perusahaan mengungkapkan keberadaan RMC yang tergabung
dengan audit maupun komite lainnya di bawah komite audit dalam
laporan tahunannya (Restuningdiah, 2010).
e. Ukuran Perusahaan
Variabel ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya
suatu perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan jumlah aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan
diukur dengan menjumlah total aset yang dimiliki perusahaan, untuk
mendapatkan hasil total aset yang lebih baik dan valid, maka langkah
61
untuk mengatasinya adalah melakukan transformasi data mentah
menjadi data yang merupakan nilai natural logaritma dari data itu
sendiri (Ln total aset) (Yatim, 2009).
Selengkapnya untuk definisi dan pengukuran operasional
variabel penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2 pada halaman
berikutnya:
62
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran
No Variabel Definisi
Operasional
Pengukuran Skala
1 Dependen (Y)
Pengungkapan
ERM
(Desender
(2007), Firm
Risk Scorecard
ISO 31000)
Diproksikan
berdasarkan
dimensi ISO
31000
Indeks ERM = Jumlah pengungkapan
Jumlah item pengungkapan
Rasio
2 Independen
(X1)
Kompetensi
Dewan
Komisaris
(Sumber:
Prastiti, 2013)
Diproksikan
dengan presentase
dewan komisaris
yang berlatar
belakang
pendidikan dan
atau mempunyai
pengalaman kerja
ekonomi dan
bisnis (ahli
keuangan)
terhadap total
dewan komisaris
Kompetensi dewan
komisaris =
∑ dewan komisaris ahli keuangan
∑ anggota dewan komisaris
× 100%
Rasio
3 Independen
(X2)
Komite Audit
(Sumber:
Prastiti, 2013)
Diproksikan
dengan
presentase
anggota komite
audit yang
independen
terhadap jumlah
seluruh anggota
komite audit.
Komite Audit Independen
=∑ komite audit independen
∑ anggota komite audit
× 100%
Rasio
Bersambung ke halaman selanjutnya
63
Tabel 3.2 (Lanjutan)
No Variabel Definisi
Operasional
Pengukuran Skala
4 Independen
(X3)
Internal Audit
(Sumber:
Femiarti, 2012)
Diproksikan
dengan
keberadaan Chief
Audit Executive
(CAE) sebagai
officer
Menggunakan variabel
dummy yaitu satu untuk
perusahaan dengan CAE
sebagai officer sedangkan
nol jika sebaliknya.
Nominal
5 Independen
(X4)
Komite
Manajemen
Risiko
(Sumber:
Meizaroh dan
Lucyanda,
2011)
Diproksikan
dengan
mengklasifikasik
an keberadaan
RMC yang
tergabung dengan
komite audit dan
RMC yang
terpisah dengan
audit dan komite
lainnya.
Menggunakan variabel
dummy yaitu satu untuk
perusahaan dengan RMC
terpisah dengan audit dan
komite lainnya
sedangkan nol untuk
perusahaan dengan
keberadaan RMC
tergabung dengan komite
audit.
Nominal
6 Independen
(X5)
Ukuran
Perusahaan
(Sumber:
Prastiti, 2013)
Diproksikan
dengan
menjumlah total
asset yang
dimiliki
perusahaan
Size = Ln (total aset) Rasio
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
64
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode 2012 sampai 2013. Berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan pada bab sebelumnya, maka didapatkan sampel sebanyak 206
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2012-
2013 dengan data observasi sebanyak 412 perusahaan.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menentukan sampel
adalah metode purposive sampling. Penelitian ini mengambil sampel selama
dua tahun, yaitu dari tahun 2012-2013. Penelitian secara purposive sampling
mengindikasikan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan representasi dari populasi yang ada, serta sesuai dengan tujuan dari
penelitian. Data yang digunakan yaitu diambil dari annual report dan laporan
keuangan auditan pada tahun 2012 dan 2013 yang diakses melalui website
www.idx.co.id.
Adapun proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
tampak pada tabel 4.1 sebagai berikut:
65
Tabel 4.1
Tahapan Seleksi Sampel Penelitian dengan Kriteria
Keterangan Jumlah
Jumlah perusahaanyang terdaftar di BEI tahun 2012-
2013
453
Perusahaanyang tidak konsisten menerbitkan annual
report beserta laporan keuangan auditan periode 2012-
2013
176
Perusahaan yang menggunakan satuan mata uang selain
Rupiah
47
Perusahaan yang tidak mengungkapkan ERM selama
periode 2012-2013
24
Jumlah sampel penelitian terpilih 206
Tahun pengamatan (tahun) 2
Jumlah sampel total selama periode penelitian 412
Sumber: Data sekunder diolah
Jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
periode tahun 2012-2013 berjumlah 453 perusahaan. Dari 453 perusahaan
tersebut terdapat 176 perusahaan yang tidak konsisten menerbitkan annual
report beserta laporan keuangan auditan, 47 perusahaan yang menggunakan
satuan mata uang selain Rupiah dalam laporan keuangannya dan 24 perusahaan
yang tidak mengungkapkan Enterprise Risk Management (ERM). Sehingga
jumlah perusahaan yang dijadikan sampel adalah sebanyak 206 perusahaan.
Sedangkan total pengamatan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah
sebanyak 412 perusahaan. Daftar nama sampel penelitian dapat dilihat pada
bagian lampiran.
66
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi
berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh
mengenai pengaruh variabel independen (kompetensi dewan komisaris,
komite audit independen, internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran
perusahaan) terhadap variabel dependen yaitu Enterprise Risk Management
(ERM).
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel
dependen (Y) yaitu Enterprise Risk Management (ERM) serta variabel
independen (X) yaitu kompetensi dewan komisaris, komite audit
independen, internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran
perusahaan. Hasil pengujian variabel-variabel tersebut secara deskriptif
seperti yang terlihat dalam tabel 4.2.
Tabel 4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
EXPERT_COM 412 0,000 1,000 0,59345 0,257820
IND_AC 412 0,250 0,800 0,63683 0,086766
INT_AU 412 0 1 0,98 0,146
FIRM_RMC 412 0 1 0,32 0,465
FIRM_SIZE
412 9,267 20,413 14,80727 1,972140
ERM 412 0,520 0,960 0,74214 0,115248
Sumber: Data sekunder diolah
67
Tujuan dari hasil uji statistik deskriptif ini adalah untuk melihat kualitas
data penelitian yang ditunjukkan dengan angka atau nilai yang terdapat pada
mean dan standar deviasi. Apabila nilai mean lebih besar daripada standar
deviasi atau penyimpangannya maka kualitas data adalah lebih baik.
Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa variabel independen
kompetensi dewan komisaris (EXPERT_COM) diperoleh dari jumlah
dewan komisaris yang berlatar belakang pendidikan dan atau mempunyai
pengalaman kerja ekonomi dan bisnis (ahli keuangan) terhadap total dewan
komisaris dalam suatu perusahaan. Proporsi kompetensi dewan komisaris
memiliki nilai minimum sebesar 0,000 sedangkan nilai maksimum sebesar
1,000 diperoleh dari Bank Danamon Indonesia Tbk. dengan 8 dewan
komisaris yang memiliki latar pendidikan dan atau pengalaman kerja
ekonomi dan bisnis (ahli keuangan) dari 8 dewan komisaris yang ada dalam
perusahaan pada tahun 2012 dan 2013. Nilai rata-rata EXPERT_COM
sebesar 0,59345 dan standar deviasi sebesar 0,257820, mencerminkan
bahwa perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki
59,35% dewan komisaris berlatar pendidikan ekonomi dan atau mempunyai
pengalaman kerja ekonomi dan bisnis (ahli keuangan).
Variabel independen komite audit independen (IND_AC)
menunjukkan nilai minimum sebesar 0,250 yang diperoleh dari Arwana
Citramulia Tbk. yang memiliki 1 komite audit independen dari 4 total
komite audit independen yang ada dalam perusahaan pada tahun 2012 dan
2013. Nilai maksimum sebesar 0,800 diperoleh dari Alam Sutera Realty
68
Tbk. yang memiliki 4 komite audit independen dari 5 total komite audit
yang ada dalam perusahaan pada tahun 2012 dan 2013. Nilai rata-rata
IND_AC sebesar 0,63683 atau 63,68% dan standar deviasi sebesar
0,086766, mencerminkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel dalam
penelitian ini telah memenuhi ketentuan yang disyaratkan oleh Bapepam
untuk jumlah anggota komite audit yaitu perusahaan wajib memiliki komite
audit sebanyak 3 orang dimana terdiri sekurang-kurangnya 1 orang
komisaris independen dan sekurang-kurangnya 2 orang anggota lainnya
yang berasal dari luar emiten atau perusahaan publik.
Variabel independen internal audit (INT_AU) diproksikan dengan
variabel dummy yaitu nilai satu untuk perusahaan yang memiliki keberadaan
Chief Audit Executive (CAE) sebagai officer. Nilai rata-rata INT_AU
sebesar 0,98 atau 98% menunjukkan bahwa mayoritas sampel dalam
penelitian ini memiliki internal audit yang dipimpin oleh CAE.
Variabel independen komite manajemen risiko (FIRM_RMC)
diproksikan dengan variabel dummy yaitu nilai satu untuk perusahaan yang
memiliki komite manajemen risiko terpisah dari komite audit atau lainnya
dan nilai nol untuk perusahaan yang memiliki komite manajemen risiko
tergabung dengan komite audit maupun komite lainnya. Nilai rata-rata
komite manajemen risiko (FIRM_RMC) sebesar 0,32 atau 32%
menunjukkan bahwa mayoritas sampel dalam penelitian ini memiliki
komite manajemen risiko yang terpisah dengan komite audit maupun
komite lainnya. Dari sampel 412 sampel dalam penelitian ini, 66 sampel
69
diantaranya telah memiliki komite manajemen risiko yang terpisah dari
komite lainnya seperti yang terlihat dalam tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3
Daftar Perusahaan dengan Komite Manajemen Risiko
No. Kode Nama Emiten
1 ABDA Asuransi Bina Dana Arta Tbk
2 ADMF Adira Dinamika Multi Finance Tbk
3 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk
4 AHAP Asuransi Harta Aman Pratama Tbk
5 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
6 AMAG Asuransi Multi Artha Guna Tbk
7 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk
8 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk
9 ARNA Arwana Citramulia Tbk
10 ASBI Asuransi Bintang Tbk
11 ASDM Asuransi Dayin Mitra Tbk
12 ASII Astra International Tbk
13 BABP PT Bank MNC Internasional Tbk
14 BACA Bank Capital Indonesia Tbk
15 BBKP Bank Bukopin Tbk
16 BBLD Buana Finance Tbk
17 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk
18 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk
19 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
20 BCIC Bank Mutiara Tbk
21 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk
22 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk
23 BFIN BFI Finance Indonesia Tbk
24 BJBR Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten Tbk
25 BKSW PT Bank QNB Indonesia Tbk
26 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk
27 BNBR Bakrie & Brothers Tbk
28 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk
29 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk
30 BSIM Bank Sinarmas Tbk
31 BSWD Bank of India Indonesia Tbk
32 BTEL Bakrie Telecom Tbk
33 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
34 BVIC Bank Victoria International Tbk
35 CMNP Citra Marga Nusaphala Persada Tbk
36 CTRP Ciputra Property Tbk
Bersambung ke halaman selanjutnya
70
No. Kode Nama Emiten
37 ELSA Elnusa Tbk
38 ELTY Bakrieland Development Tbk
39 EXCL XL Axiata Tbk
40 INAF Indofarma Tbk
41 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk
42 ISAT Indosat Tbk
43 JSMR Jasa Marga Tbk
44 KAEF Kimia Farma Tbk
45 KLBF Kalbe Farma Tbk
46 LPGI Lippo General Insurance Tbk
47 LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk
48 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk
49 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk
50 MEGA Bank Mega Tbk
51 MREI Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk
52 NISP Bank OCBC NISP Tbk
53 NOBU PT Bank Nationalnobu Tbk
54 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk
55 SDPC Millennium Pharmacon International Tbk
56 SDRA PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk
57 SGRO Sampoerna Agro Tbk
58 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk
59 TBIG PT Tower Bersama Infrastructure Tbk
60 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk
61 TINS Timah (Persero) Tbk
62 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
63 TRIM Trimegah Securities Tbk
64 UNSP Bakrie Sumatera Plantations Tbk
65 VIVA PT Visi Media Asia Tbk
66 WIKA Wijaya Karya Tbk
Sumber: Data sekunder diolah
Variabel independen ukuran perusahaan (FIRM_SIZE) diperoleh dari
transformasi data mentah menjadi data yang merupakan nilai natural
logaritma (Ln Total Aset) yang memiliki nilai maksimum 20,413 dan nilai
minimum sebesar 9,267. Sedangkan nilai standar deviasi variabel
FIRM_SIZE yaitu rata-rata sebesar 1,968098 lebih kecil dari nilai rata-rata
FIRM_SIZE yaitu sebesar 14,80337. Nilai yang jauh kurang dari standar
71
deviasi dan nilai rata-rata mencerminkan bahwa variasi FIRM_SIZE
perusahaan yang terdaftar pada BEI pada tahun 2012-2013 yang memiliki
log natural dari total aset tersebut sangat bervariasi.
Variabel dependen pengungkapan Enterprise Risk Management
(ERM) memiliki nilai yang berasal dari total skor indeks pengungkapan
ERM dimensi ISO 31000 dengan 5 dimensi yaitu mandat dan komitmen,
perencanaan kerangka kerja, penerapan manajemen risiko, monitoring, dan
perbaikan berkelanjutan. Nilai minimum pengungkapan ERM sebesar 0,520
yang diperoleh dari Roda Vivatex Tbk. sedangkan nilai maksimum
pengungkapan ERM sebesar 0,960 yang diperoleh dari Bakrie & Brothers
Tbk. Nilai rata-rata pengungkapan ERM sebesar 0,74214 atau 74,21%. Hal
ini mencerminkan bahwa mayoritas sampel dalam penelitian ini telah
menerapkan komponen manajemen risiko ISO 31000 dalam laporan
tahunannya selama periode 2012 dan 2013.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji apakah
data memenuhi asumsi klasik. Hal ini untuk menghindari terjadinya
estimasi yang bias mengingat tidak semua data dapat diterapkan regresi.
Uji asumsi klasik yang telah dilakukan dan hasilnya adalah sebagai berikut:
a. Hasil Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, pengujian analisis grafik dilakukan dengan
menggunakan metode Probability Plot (P-Plot) atau model Uji
72
Normalitas Residual. Hasil Pengujian ini dapat dilihat pada gambar 4.1:
Sumber: Data sekunder diolah
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
Gambar 4.1, grafik P- Plot memperlihatkan penyebaran data
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini
menunjukkan bahwa model regresi dalam penelitian ini telah
memenuhi asumsi normalitas. Terkait dengan data hasil uji normalitas,
maka data tersebut akan digunakan dalam pengujian asumsi klasik
yang lainnya dan uji hipotesis selanjutnya.
73
b. Hasil Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah adanya
korelasi antar variabel bebas (independen) dalam model regresi. Untuk
mendeteksi adanya masalah multikolonieritas dalam penelitian ini
dengan menggunakan Nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation
Factor). Regresi yang terbebas dari problem multikolonieritas apabila
nilai VIF <10 dan nilai tolerance > 0,10 maka data tersebut tidak ada
multikolonieritas. Berikut ini disajikan hasil uji multikolonieritas pada
tabel 4.4.
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolonieritas
Model
Colonierity
statistic Kesimpulan
Tolerance VIF
EXPERT_COM 0,951 1,051 Tidak terjadi multikolonieritas
IND_AC 0,803 1,245 Tidak terjadi multikolonieritas
INT_AU 0,966 1,036 Tidak terjadi multikolonieritas
FIRM_RMC 0,711 1,406 Tidak terjadi multikolonieritas
FIRM_SIZE 0,719 1,392 Tidak terjadi multikolonieritas
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan tabel 4.4, hasil uji multikolonieritas dengan nilai VIF
berkisar antara 1,036 sampai dengan 1,406. Sedangkan nilai tolerance
berkisar antara 0,711 sampai dengan 0,966. Maka dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini telah
terbebas dari masalah multikolonieritas. Hal ini menunjukkan bahwa
semua variabel bebas tersebut layak digunakan sebagai prediktor.
74
c. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi menunjukkan hasil yang dapat mendeteksi ada
atau tidaknya autokorelasi dalam analisis regresi. Untuk mendeteksi
ada atau tidaknya autokorelasi maka dapat dilakukan dengan melihat
nilai Durbin-Watson. Dari hasil pengujian autokolerasi menggunakan
Durbin Watson statistik, maka didapatkan hasil seperti yang tertera
dalam tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson
Durbin-Watson Keterangan
2,038 Tidak terjadi autokorelasi
Sumber: Data sekunder diolah
Pada gambar 4.2 dibawah ini merupakan hasil uji autokorelasi
Durbin-Watson dengan menggunakan jumlah sampel 412 dan jumlah
variabel independen 5.
Ada Daerah Tidak ada Daerah Ada
Autokolerasi Ketidakpastian Autokolerasi Ketidakpastian Autokolerasi
dL dU 2,038 (4-dU) (4-dL)
1,63394 1,77146 2,22854 2,36606
Sumber: Data sekunder diolah
Gambar 4.2
Hasil Uji Durbin-Watson
Setelah dilakukan analisis data, diperoleh nilai durbin-watson
sebesar 2,038. Gambar 4.2 menunjukan bahwa nilai DW berada
diantara dU dan 4-dU yaitu diantara 1,63394 dan 2,22854. Sehingga
75
dapat disimpulkan bahwa semua model regresi terlepas dari masalah
autokolerasi, yang menunjukan dalam model regresi tidak ada kolerasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 (Ghozali, 2011).
d. Hasil Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas ini dilakukan bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Pada tabel 4.6 di bawah
ini merupakan uji heterokedastisitas dengan menggunakan uji Glejsers.
Jika probabilitas signifikansi variabel diatas tingkat kepercayaan 5%
maka, dapat dikatakan bahwa model regresi tidak terjadi
heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi
heterokedastisitas.
Tabel 4.6
Hasil Uji Heterokedastisitas Glejser
Sig Keterangan
EXPERT_COM 0,245 Tidak terjadi heterokedastisitas
IND_AC 0,849 Tidak terjadi heterokedastisitas
INT_AU 0,262 Tidak terjadi heterokedastisitas
FIRM_RMC 0,009 Tidak terjadi heterokedastisitas
FIRM_SIZE 0,035 Tidak terjadi heterokedastisitas
Sumber: Data sekunder diolah
Dari tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa semua variabel
independen memiliki nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10. Hasil
perhitungan nilai tolerance juga menunjukkan tidak ada variabel
independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti
76
tidak ada korelasi antar variabel independen. Maka dapat disimpulkan
bahwa model regresi tidak mengandung heterokedastisitas. Sehingga
model regresi layak digunakan untuk memprediksi pengungkapan
Enterprise Risk Management (ERM) berdasarkan variabel yang
mempengaruhinya yaitu kompetensi dewan komisaris, komite audit
independen, internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran
perusahaan.
3. Hasil Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan model analisis regresi berganda (multiple regression
analysis), yaitu dilakukan melalui uji koefisien determinasi, uji statatistik
t, dan uji statistik F:
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerapkan model regresi dalam menerangkan pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini
menggunakan variabel independen yaitu, kompetensi dewan komisaris,
komite audit independen, internal audit, komite manajemen risiko dan
ukuran perusahaan, dengan variabel dependen yaitupengungkapan
Enterprise Risk Management (ERM). Adapun hasil uji koefisien
Adjusted R Square disajikan dalam tabel 4.7 pada halaman berikutnya:
77
Tabel 4.7
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi
Model Adjusted R Square
1 0,697
Sumber: Data sekunder diolah
Pada tabel 4.7, memperlihatkan Adjusted R Square adalah sebesar
0,697. Hal ini berarti sebesar 69,7% variabel pengungkapan Enterprise
Risk Management (ERM) dapat dijelaskan oleh variabel kompetensi
dewan komisaris, komite audit independen, internal audit, komite
manajemen risiko dan ukuran perusahaan. Sedangkan sisanya yaitu
sebesar (100% - 69,7% = 30,3%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang
tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisa regresi pada
penelitian ini, misalnya: dewan komisaris yang diproksi dengan
keahlian dalam bidang perusahaan dan internal audit yang diproksikan
dengan risk based audit.
b. Hasil Uji Statistik F (Pengujian secara Simultan)
Ha6: Kompetensi dewan komisaris, komite audit independen, fungsi
internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan
memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap
pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM)
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara
bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat
78
signifikansi 0,05. Jika nilai probability F lebih kecil dari 0,05 maka Ha
diterima dan menolak H0. Sedangkan jika nilai probability F lebih besar
dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha. Berikut ini adalah tabel
4.8 yang menunjukkan hasil uji statistik F.
Tabel 4.8
Hasil Uji Statistik F
Model Sig Kesimpulan
Regression 0,000 Berpengaruh
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa hasil uji statistik F
memiliki nilai probability sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Maka
dapat disimpulkan bahwa secara simultan seluruh variabel independen
yaitu kompetensi dewan komisaris, komite audit independen, internal
audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan secara
bersama-sama mempengaruhi variabel dependennya yaitu
pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM).
c. Hasil Uji Statistik t (Pengujian secara Parsial)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual terhadap
variabel dependen. Tabel 4.9 berikut ini menyajikan hasil uji statistik t
dalam penelitian ini, yaitu:
79
Tabel 4.9
Hasil Uji Statistik t
B Sig Kesimpulan
(Constant) 0,562 0,000 -
EXPERT_COM -0,010 0,860 Tidak Berpengaruh
IND_AC 0,031 0,112 Tidak Berpengaruh
INT_AU 0.023 0,150 Tidak Berpengaruh
FIRM_RMC 0,198 0,000* Berpengaruh
FIRM_SIZE 0,06 0,003* Berpengaruh
*Signifikansi pada α 5 %
Sumber: Data Sekunder Diolah
Setelah melakukan uji t seperti yang tertera pada tabel 4.9, maka
persamaan regresi yang terbentuk dalam penelitian ini yaitu:
Y = 0,562 – 0.010 EXPERT_COMM +0,031 IND_AC + 0,023
INT_AU + 0,198 FIRM_RMC + 0,006 FIRM_SIZE
Pada persamaan regresi di atas maka dapat diartikan bahwa nilai
konstanta sebesar 0,562 menyatakan bahwa jika variabel independen
dianggap konstan, maka akan terjadi peningkatan pengungkapan
Enterprise Risk Management (ERM) sebesar 0,562. Variabel
EXPERT_COM memiliki koefisien regresi dengan arah negatif sebesar
-0,010 menunjukkan bahwa setiap adanya perubahan 1 satuan
tingkatan kompetensi dewan komisaris maka dapat menurunkan
variabel ERM sebesar 0,010. Koefisien regresi untuk variabel
penerapan IND_AC sebesar 0,031 menunjukkan bahwa jika variabel
komite audit independen bertambah 1 satuan maka akan meningkatkan
variabel ERM sebesar 0,031. Koefisien regresi untuk variabel
penerapan INT_AU sebesar 0,023 menunjukkan bahwa jika variabel
80
internal audit bertambah 1 satuan maka akan meningkatkan variabel
ERM sebesar 0,023. Koefisien regresi untuk variabel penerapan
FIRM_RMC sebesar 0,198 menunjukkan bahwa jika variabel komite
manajemen risiko bertambah 1 satuan maka akan meningkatkan
variabel ERM sebesar 0,198. Selain itu, koefisien regresi untuk variabel
ukuran perusahaan sebesar 0,006 menunjukkan bahwa jika variabel
ukuran perusahaan bertambah 1 satuan maka akan meningkatkan
variabel ERM sebesar 0,006.
Hasil pengujian signifikansi variabel independen secara parsial
sebagaimana pada pembahasan berikut:
1) Variabel Kompetensi Dewan Komisaris
Ha1: Kompetensi Dewan komisaris memiliki pengaruh yang
signifikan secara parsial terhadap pengungkapan Enterprise
Risk Management (ERM)
Berdasarkan tabel 4.9, hasil uji hipotesis Ha1 menunjukkan
bahwa variabel kompetensi dewan komisaris tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan (ERM). Dapat dilihat pada tabel 4.9,
menunjukkan nilai koefisien beta yang dihasilkan adalah -0,010,
dengan tingkat signifikansi 0,860 lebih besar dari α = 0,05. Dengan
demikian hipotesis Ha1 ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa
kompetensi dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan ERM. Hasil penelitian ini mendukung
hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Aniroh (2014).
81
Fungsi pengawasan yang dilakukan oleh dewan komisaris
memerlukan spesialisasi kompetensi yang sesuai dengan bidang
perusahaan selain berpendidikan ekonomi dan ahli keuangan,
sehingga memungkinkan dewan komisaris untuk memahami profil
risiko sesuai dengan bidang perusahaan.
2) Variabel Komite Audit Independen
Ha2: Komite audit independen memiliki pengaruh yang
signifikan secara parsial terhadap pengungkapan Enterprise
Risk Management (ERM)
Berdasarkan tabel 4.9, hasil pengujian Ha2 menunjukkan
bahwa variabel komite audit independen tidak berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan ERM. Dapat dilihat pada tabel
4.9 menunjukkan nilai koefisien beta sebesar 0,031, dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,0112 lebih besar dari α = 0,05. Dengan
demikian hipotesis Ha2 ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa
komite audit independen tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan ERM. Hasil penelitian ini mendukung hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh Wardhana dan Cahyonowati
(2013).
Berdasarkan premis teori keagenan yang berpendapat bahwa
komite audit independen memberikan pengawasan yang efektif
dalam memberikan pengungkapan perusahaan. Kinerja komite
82
audit menjadi efektif ketika para anggotanya memiliki
independensi untuk memberikan sikap dan pendapat. Namun
dalam penelitian ini, keberadaan komite audit independen pada
perusahaan belum bisa membuktikan berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan ERM. Hal ini dapat dikarenakan tanggung
jawab komite audit adalah melakukan pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan audit, pengendalian internal dan pelaporan keuangan,
sementara peran pengawasan risiko seharusnya dilakukan oleh
komite yang dibentuk khusus sebagai pengawas risiko. Kedua
organ tersebut nantinya berperan sebagai organ yang saling
melengkapi dalam melakukan fungsi pengawasan pada perusahaan
sehingga manajemen risiko akan lebih efektif. Namun sebenarnya
tidak menutup kemungkinan bahwa komite audit melakukan
oversight function dalam manajemen risiko akibat di suatu
perusahaan tidak terdapat komite khusus sebagai pengawas
manajemen risiko.
3) Variabel Internal Audit
Ha3: Internal audit memiliki pengaruh yang signifikan secara
parsial terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management
(ERM)
Berdasarkan tabel 4.9, hasil uji hipotesis Ha3 menunjukkan
bahwa variabel internal audit tidak berpengaruh signifikan
83
terhadap pengungkapan ERM. Dapat dilihat pada tabel 4.9,
menunjukkan nilai koefisien beta yang dihasilkan adalah 0,023,
dengan tingkat signifikansi 0,150 lebih besar dari α = 0,05. Dengan
demikian hipotesis Ha3 ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa
fungsi internal audit tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan ERM. Hasil penelitian ini mendukung hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh Femiarti (2012).
Berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-
496/BL/2008 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan
Piagam Unit Audit Internal, internal audit merupakan suatu
kegiatan pemberian keyakinan (assurance) dan konsultasi yang
bersifat independen dan obyektif, dengan tujuan untuk
meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan,
melalui pendekatan yang sistematis, dengan cara mengevaluasi dan
meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan
proses tata kelola perusahaan. Namun pada kenyataannya bila
internal audit melaksanakan pengendalian risiko dan pengawasan
internal tanpa didukung dengan penerapan risk based audit dan
kerangka kerja manajemen risiko maka pengungkapan informasi
manajemen risiko menjadi tidak spesifik. Oleh karena itu,
keberadaan Chief Audit Executive (CAE) sebagai officer belum
cukup untuk menjamin manajemen risiko menjadi efektif.
84
4) Variabel Risk Management Committee (RMC)
Ha4: Risk Management Committee (RMC) yang terpisah dari
komite lainnya memiliki pengaruh yang signifikan secara
parsial terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management
(ERM)
Berdasarkan tabel 4.9, hasil uji hipotesis Ha4 menunjukkan
bahwa variabel RMC berpengaruh secara signifikan dan positif
terhadap pengungkapan ERM. Dapat dilihat pada tabel 4.9,
menunjukkan nilai koefisien beta yang dihasilkan adalah 0,198,
dengan tingkat signifikansi 0,00 lebih kecil dari α = 0,05. Dengan
demikian hipotesis Ha4 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa
RMC yang terpisah dari komite lainnya berpengaruh signifikan dan
positif secara parsial terhadap pengungkapan ERM. Hasil
penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh Subramaniam et al., (2009), Meizaroh dan Lucyanda (2011),
Rustiarini (2012) dan Sari (2013). Tetapi tidak mendukung hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh Jatiningrum (2012).
RMC berfungsi membantu dewan komisaris memberikan
masukan serta mengevaluasi sistem pengelolaan risiko,
pengawasan internal, dan menyediakan informasi kepada dewan
komisaris mengenai masalah-masalah terkait untuk mengantisipasi
risiko. Perusahaan yang memilki RMC dapat lebih banyak
mencurahkan waktu, tenaga dan kemampuan untuk mengevaluasi
85
seluruh pengendalian internal dan menangani risiko yang mungkin
terjadi (Meizaroh dan Lucyanda, 2011).
5) Variabel Ukuran Perusahaan
Ha5: Ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan
secara parsial terhadap pengungkapan Enterprise Risk
Management (ERM)
Berdasarkan tabel 4.9, hasil uji hipotesis Ha5 menunjukkan
bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
pengungkapan ERM. Dapat dilihat pada tabel 4.9, menunjukkan
nilai koefisien beta yang dihasilkan adalah 0,006, dengan tingkat
signifikansi 0,003 lebih kecil dari α = 0,05. Dengan demikian
hipotesis Ha5 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan dan positif secara parsial
terhadap pengungkapan ERM.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh Beasley et al., (2005), Desender (2009), Hoyt dan
Liebenberg (2010), Handayani (2013), Sari (2013), Wardhana dan
Cahyonowati (2013). Tetapi tidak mendukung hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh Kumalasari (2014).
Semakin besar ukuran suatu perusahaan maka akan
mempengaruhi pengungkapan ERM. Perusahaan berskala besar
umumnya mempunyai internal control yang lebih baik, sehingga
86
memungkinkan pengungkapan ERM yang lebih luas untuk
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini meneliti tentang pengaruh kompetensi dewan komisaris,
komite audit independen, internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran
perusahaan terhadap pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2013.
Data sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 412
pengamatan. Analisis dilakukan menggunakan uji regresi berganda dengan
program IBM Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 19.
Berdasarkan data yang dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah
dilakukan dengan menggunakan uji regresi berganda, maka dari enam hipotesis
yang diajukan, hanya tiga hipotesis yang diterima dan tiga hipotesis lainnya
ditolak, sebagaimana hasil penelitian didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel kompetensi dewan komisaris, komite audit independen, internal
audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan secara simultan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan ERM. Hal ini
menunjukan bahwa seluruh variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini memiliki pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
terhadap pengungkapan ERM.
2. Variabel kompetensi dewan komisaris, komite audit independen dan
internal audit tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
pengungkapan ERM. Sedangkan variabel Risk Management Committee
88
(RMC) dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan dan positif secara
parsial terhadap pengungkapan ERM.
3. Variabel yang paling dominan terhadap pengungkapan ERM adalah
variabel Risk Management Committee (RMC) yang berpengaruh secara
signifikan dan positif terhadap pengungkapan ERM dengan koefisien beta
yang dihasilkan sebesar 0,198.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi pada bidang pengembangan ilmu akuntansi serta ilmu
pemeriksaan akuntansi yang khususnya membahas mengenai Enterprise Risk
Management (ERM).
1. Bagi dunia akademis
Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan memperkuat serta memperluas penelitian sebelumnya
terutama mengenai pengaruh kompetensi dewan komisaris, komite audit
independen, internal audit, komite manajemen risiko dan ukuran perusahaan
terhadap pengungkapan ERM.
2. Bagi manajemen perusahaan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan ERM erat kaitannya
dengan corporate governance dan ukuran perusahaan. Adanya
pengungkapan ERM yang luas dan spesifik akan memberikan gambaran
kepada stakeholders bahwa perusahaan telah menerapkan sistem
89
pengelolaan risiko yang efektif dan tata kelola perusahaan yang baik. Oleh
karena itu, sangat penting bagi perusahaan terutama perusahaan berskala
besar baik itu dalam non financial sector maupun financial sector agar
mempertimbangkan pembentukan komite manajemen risiko yang terpisah
dari komite lainnya sehingga pengelolaan risiko perusahaan dapat dilakukan
secara fokus dan menghasilkan pengungkapan ERM yang lebih spesifik.
3. Bagi profesi akuntan publik
Dengan adanya penelitian ini diharapkan akuntan publik lebih memahami
tentang pengelolaan manajemen risiko perusahaan sebagai bahan
pertimbangan dalam menilai efektivitas internal control perusahaan.
4. Bagi satuan pengendali internal
Manajemen risiko dan pengendalian internal memberikan kontribusi bagi
penerapan GCG, khususnya dalam meningkatkan keberhasilan pencapaian
misi perusahaan. Tanpa manajemen risiko, sistem pengendalian internal
menjadi berkurang efektivitasnya. Mayoritas perusahaan dalam penelitian
ini menugaskan pengelolaan risiko kepada satuan pengendali internal dan
komite audit, namun perlu dipertimbangkan bahwa pengelolaan risiko akan
semakin efektif jika semua pihak saling bekerja sama dalam pengelolaan
risiko di setiap tingkatan organisasi atau bersifat inklusif. Oleh karena itu,
penting bagi satuan pengendali internal untuk membuat kerangka kerja
manajemen risiko sesuai dengan ISO 31000.
5. Bagi investor dan analisis pasar modal
Dengan adanya penelitian ini, setiap investor diharapkan untuk lebih
90
menyadari pentingnya penerapan manajemen risiko perusahaan, mengingat
adanya ketidakpastian situasi dan kondisi dalam dunia bisnis sehingga dapat
dijadikan bahan pertimbangan bagi para investor sebelum mengambil
keputusan untuk melakukan investasi.
6. Bagi regulator (pembuat kebijakan)
Dengan adanya hasil penelitian ini, diharapkan dapat berguna bagi
pemerintah dan pihak regulator yang terkait dengan arti penting penerapan
manajemen risiko bagi perusahaan finansial non perbankan dan non
finansial di Indonesia.
C. Saran
Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan
mengenai beberapa hal diantaranya:
1. Penelitian ini menggunakan data pada laporan tahunan untuk menghitung
item-item pengungkapan sebagai proksi ERM. Informasi ini tentunya belum
dapat menunjukkan kondisi sebenarnya dari praktik ERM sehingga hasil
perhitungan indeks ERM dalam penelitian masih terbatas. Penggunaan 25
item pengungkapan yang dikembangkan dari dimensi komponen
manajemen risiko ISO 31000 ini masih perlu dikembangkan kembali.
2. Penelitian selanjutnya disarankan juga menggunakan data yang lain seperti
kuesioner ataupun interview untuk mengetahui informasi lebih lengkp
mengenai komite manajemen risiko, internal audit dandewan komisaris
91
sehingga dapat menghasilkan hasil penelitian dan kesimpulan yang lebih
akurat.
3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah faktor eksternal maupun
internal perusahaan sebagai variabel independen lain yang mungkin
mempengaruhi pengungkapan ERM seperti internal audit yang diproksi
dengan penerapan risk based audit.
92
DAFTAR PUSTAKA
Agrawal & Chada. “Corporate Governance anad Accounting Scandals” (2003).
diakses tanggal 9 Maret 2015, dari
http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=595138
Alzoubi, E. S. S., & Selamat, M. H. “The Effectiveness of Corporate Governance
Mechanisms on Constraining Earning Management: Literature Review
and Proposed Framework”. International Journal of Global Business, 5
(1), 17-35, 2012.
Andarini, Putri dan Indira Januarti. “Hubungan Karakteristik Dewan Komisaris
dan Perusahaan terhadap Pengungkapan Risk Management Committee
(RMC) pada Perusahaan Go Public Indonesia”. Simposium Nasional
Akuntansi 13 Purwokerto, 2010.
Aniroh, Sulung. “Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Karakteristik Dewan
Komisaris Terhadap Pengungkapan Sukarela pada Perusahaan di
Indonesia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”, Jurnal Fakultas
Ekonomi Brawijaya, 2014.
Ashuri, Narjes, Ghodratolla dan Ahmad Ali. “The Impact of Board Composition,
Audit Fees and Ownership Concentration on Risk Management of Listed
Companies in Tehran Stock Exchange”, Academic Journal of Accounting
Researches,Vp. 3, No. 1, hlm. 1-9, 2014.
Badan Standardisasi Nasional (BSN). “Manajemen Risiko-Prinsip dan Panduan
(ISO 31000:2009)”. 2011
Bates, E. William and Robert J. Leclerc. “Boards of Directors and Risk
Committees”. The Corporate Governance Advisor, Vol. 17, No.6, 2009.
Beasley, Mark. “An Empirical Analysis of the Relation between the Board of
Director Composition and Financial Statement Fraud”. The Accounting
Review 71, pages 443-465, 1996.
, , Clune, R., dan Hermanson, D. R. “Enterprise Risk Management:
An Empirical Analysis of Factors Associated with the Extent of
Implementation”. Journal of Accounting and Public Policy, 24 (6), 521 -
531, 2005.
, , Pagach, D., & Warr, R. “Information Conveyed in Hiring
Announcements of Senior Executives Overseeing Enterprise-Wide Risk
Management Processes”. Journal of Accounting, Auditing and Finance,
23(3): 311-333, 2008.
93
Browning E. S., and Weil, Jonathan. “Burden of doubt: Stocks Take a Beating as
Accounting Worries Spread Beyond Enron”. Wall Street Journal, January
30 2002.
Cadbury Report. “Report of the Committee on the Financial Aspects of
Corporate Governance”. London: Gee & Co,1992.
Committee of the Sponsoring Organizationsof the Treadway Commission.
“Enterprise Risk Management, Integrated Framework (COSO-ERM
Report)”. New York: AICPA, 2004.
Davidson R., Stewart, J. & Kent, P. “Internal Governance Structures and Earning
Management”. Accounting and Finance 45: 241-267, 2005.
Dechow, R.G.Sloan and A.P Sweeney. “Detecting Earnings Management”. The
Accounting Review, Vol. 70, No.2, hal 193-225. 1995.
Desender, Kurt. “On The Determinants of Enterprise Risk Management
Implementation”, Information Resources Management Association
Annual Meeting Paper, diakses tanggal 2 Maret 2015, dari
http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=1025982, 2007.
Desender, K.A., & Lafuente, E. “The Influence of Board Composition, Audit Fees
and Ownership Concentration on Enterprise Risk Management”. Working
Paper, Autonomous University of Barcelona and Centre for
Entrepreneurship and Business Research (CEBR), 2009.
Desender, Kurt. “The Relationship between Enterprise Risk Management and
External Audit Fees: Are They Complements or Substitutes?”, diakses
tanggal 2 Maret 2015, dari www.ssrn.com/id1484862, 2010.
Femiarti, Rani dan Totok Dewayanto. “Audit Committe Financial Experts
Internal Audit dan Pengungkapan Kelemahan Pengendalian Internal”,
Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 1, No. 1, Hlm. 1-14, 2012.
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). ”Peranan Dewan
Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance
(Tata Kelola Perusahaan)”, diakses tanggal 12 Maret 2015, dari
https://muhariefeffendi.files.wordpress.com/2009/12/fcgi_booklet_ii.pdf
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19”,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. 2011.
Herwidayatmo. “Implementasi Good Corporate Governance untuk Perusahaan
Publik di Indonesia”, Usahawan, Hal. 25-32, Oktober, 2000.
Handayani, Bestari Dwi dan Heri Yanto. “Determinan Pengungkapan Enterprise
Risk Management”. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 17, No. 3, hlm.
333-342, 2013.
94
Hoyt, Robert E., and Liebenberg Andre P. “The Value of Enterprise Risk
Management: Evidence from the U.S. Insurance Industry,. Journal of Risk
and Insurance, Forthcoming. Diakses tanggal 12 Maret 2015, dari
http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=1440947, 2010.
http://www.idx.co.id/. Annual Report dan Laporan Keuangan Auditan Perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012 dan 2013.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis, Untuk
Akuntansi dan Manajemen”, Edisi 1, BPFE Yogyakarta, 2002.
Jatiningrum, Citrawati dan Fauzi. “Pengaruh Corporate Governance dan
Konsentrasi Kepemilikan pada Pengungkapan Enterprise Risk
Management (ERM)”. 2012.
Jensen, M. C. and W. Meckling. “The Theory of the Firm: Managerial Behavior,
Agency Costs and Ownership Structure”. Journal of Financial Economics
3: 305-360, 1976.
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). “Pedoman Umum Good
Corporate Governance Indonesia”, diakses tanggal 12 Maret 2015, dari
www.bapepam.go.id/.../Pedoman%20GCG%20Indonesia%202006.pdf
2006.
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). "Pedoman Penerapan
Manajemen Risiko Berbasis Governance", 2011.
Kumalasari, Magda Subowo dan Indah Aniskurlillah. “Faktor-Faktor yang
Berpengaruh Terhadap Luas Pengungkapan Manajemen Risiko”,
Accounting Analysis Journal, Vol. 3 No. 1, hlm. 18-25, 2014.
Kleffner, A., Lee, R., & McGannon, B. “The effect of corporate governance on
the use of enterprise risk management: Evidence from Canada”. Risk
Management and Insurance Review, 6, 1, pp. 5373, 2003.
Krus, Cynthia M. and H. L. Orowitz. “The Risk-Adjusted Board : How Should
The Board Manage Risk?”. Corporate Governance Advisor, Vol. 17, No.
2. 2009.
Maier, Stephanie. “How Global is Good Corporate Governance?”, 2005.
Meizaroh dan Jurica Lucyanda. “Pengaruh Corporate Governance dan
Konsentrasi Kepemilikan pada Pengungkapan Enterprise Risk
Management”, Simposium Nasional Akuntansi XIV. Banda Aceh, 2011.
Muntoro, Ronny Kusuma. “Membangun Dewan Komisaris yang Efektif”,
Makalah diakses tanggal 9 Maret 2015, dari
http://lmfeui.com/data/mui_Membangun%20Dewan%20Komisaris%20%
20yang%20Efektif_Ronny%20K%20Muntoro.pdf, 2006.
95
Nuryaman dan Rusmini. 2010. “Pengaruh Kepemilikan Institusional,
Karakteristik Dewan Komisaris, Kualitas Audit Terhadap Pengungkapan
Sukarela (Studi pada Emiten Sektor Manufaktur di Bursa Efek
Indonesia”, Tesis Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas
Widyatama, Bandung, 2010.
Prastiti, Anindyah dan Wahyu Meiranto. “Pengaruh Karakterisktik Dewan
Komisaris dan Komite Audit Terhadap Manajemen Laba”. Diponegoro
Journal of Accounting, Vol. 2, No. 4, hlm. 1-12, 2013.
Peasnell, KV., Pope P.F., & Young, S. “Board Monitoring and Earning
Management: Do Outside Directors Influence Abnormal Accruals?”.
Journal of Business Finance and Accounting, 32(8): 1311-1342, 2005.
Restuningdiah, Nurika. “Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, Internal
Audit, dan Risk Management Committee terhadap Manajemen Laba”,
Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.15, No.3, hlm.351-362, 2011.
Rustiarini, N.W. “Corporate Governance, Konsentrasi Kepemilikan, dan
Pengungkapan Enterprise Risk Management”. Jurnal Manajemen
Keuangan, dan Akuntabilitas, 11(2): 279–298, 2012.
Sari, Fuji Juwita. “Pengaruh Corporate Governance, Konsentrasi Kepemilikan
dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Enterprise Risk
Management (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di BEI Tahun 2010-2011)”. Jurnal Akuntansi Universitas Negeri
Semarang, 2013.
Subramaniam, Nava, L. McManus, and Jiani Zhang.”Corporate Governance,
Firm Characteristics, and Risk Management Committee Formation in
Australia Companies”. Managerial Auditing Journal, Vol. 24, No. 4, pp.
316-339, 2009.
Sudarmaji, A. M. dan Lana Sularto. “Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap
Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan”, 2007.
Susilo, Leo J. dan Victor Riwu Kaho. “Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000
untuk Industri Nonperbankan”, Penerbit PPM, Jakarta. 2014.
The Institute of Risk Management (IRM), The Association of Insurance and Risk
Managers (AIRMIC,) dan The National Forum for Risk Management in the
Public Sector (ALARM). “A Structured approach to Enterprise Risk
Management (ERM) and The Requirements of ISO 31000”. 2010.
Wardhana, Anindya Adi dan Nur Cahyonowati. “Pengaruh Karakteristik
Perusahaan Terhadap Pengungkapan Risiko Studi Empiris pada
Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”,
Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 3, No. 1, Hlm. 1-14, 2013.
96
Walker, P. L., Shenkir, W. G. dan Barton, T. L. “Enterprise Risk Management:
Putting it all together”. Institute of Internal Auditors Research
Foundation, Altamonte Springs, FL, 2002.
Andriani, Wiwik, Sukartini dan Reno Fithri Meuthia, “Pengaruh Kompetensi dan
Independensi Dewan Komisaris Terhadap Pelaksanaan Good Corporate
Governance”, Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol 2, No. 2, 2007.
Y.L, Cheung & Y. Chan. “Corporate Governance in Asia”. Asia-Pacific
Development Journal, Vl. 11, No. 2, 2004.
Zarkasyi, Moh. Wahyudin. “Good Corporate Governance pada Badan Usaha
Manufaktur, Perbankan dan Jasa Keuangan Lainnya”, PT. Rajagrafindo.
2008.
97
LAMPIRAN - LAMPIRAN
98
LAMPIRAN 1
DATA SAMPEL
99
Daftar Nama Sampel Penelitian
No. Kode Nama Emiten
1 AALI Astra Agro Lestari Tbk
2 ABDA Asuransi Bina Dana Arta Tbk
3 ACES Ace Hardware Indonesia Tbk
4 ADES Akasha Wira International Tbk
5 ADMF Adira Dinamika Multi Finance Tbk
6 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk
7 AHAP Asuransi Harta Aman Pratama Tbk
8 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
9 AKKU Aneka Kemasindo Utama Tbk
10 AKPI Argha Karya Prima Ind. Tbk
11 AKRA AKR Corporindo Tbk
12 AKSI MajapahitSecurities Tbk
13 ALKA Alakasa Industrindo Tbk
14 AMAG Asuransi Multi Artha Guna Tbk
15 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk
16 AMRT Sumber Alfaria Trijaya Tbk
17 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk
18 APLN Agung Podomoro Land Tbk
19 ARGO Argo Pantes Tbk
20 ARNA Arwana Citramulia Tbk
21 ASBI Asuransi Bintang Tbk
22 ASDM Asuransi Dayin Mitra Tbk
23 ASGR Astra Graphia Tbk
24 ASII Astra International Tbk
25 ASJT Asuransi Jasa Tania Tbk
26 ASRI Alam Sutera Realty Tbk
27 ASRM Asuransi Ramayana Tbk
28 ATPK ATPK Resources Tbk
29 AUTO Astra Otoparts Tbk
30 BABP PT Bank MNC Internasional Tbk
31 BACA Bank Capital Indonesia Tbk
32 BBKP Bank Bukopin Tbk
33 BBLD Buana Finance Tbk
34 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk
35 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk
36 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
37 BCIC Bank Mutiara Tbk
38 BCIP Bumi Citra Permai Tbk
39 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk
Bersambung ke halaman selanjutnya
100
No. Kode Nama Emiten
40 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk
41 BFIN BFI Finance Indonesia Tbk
42 BHIT PT MNC Investama Tbk
43 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk
44 BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk
45 BISI BISI Internasional Tbk
46 BJBR Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten Tbk
47 BKSW PT Bank QNB Indonesia Tbk
48 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk
49 BMTR Global Mediacom Tbk
50 BNBR Bakrie & Brothers Tbk
51 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk
52 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk
53 BPFI Batavia Prosperindo Finance Tbk
54 BRNA Berlina Tbk
55 BSIM Bank Sinarmas Tbk
56 BSWD Bank of India Indonesia Tbk
57 BTEK Bumi Teknokultura Unggul Tbk
58 BTEL Bakrie Telecom Tbk
59 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
60 BUDI PT Budi Starch & Sweetener Tbk
61 BVIC Bank Victoria International Tbk
62 CENT PT Centratama Telekomunikasi Indonesia
Tbk
63 CKRA Cakra Mineral Tbk
64 CMNP Citra Marga Nusaphala Persada Tbk
65 COWL Cowell Development Tbk
66 CPRO Central Proteina Prima Tbk
67 CTRA Ciputra Development Tbk
68 CTRP Ciputra Property Tbk
69 CTTH Citatah Tbk
70 DEFI Danasupra Erapacific Tbk
71 DGIK Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk
72 DILD Intiland Development Tbk
73 DKFT Central Omega Resources Tbk
74 DUTI Duta Pertiwi Tbk
75 ELSA Elnusa Tbk
76 ELTY Bakrieland Development Tbk
77 EMTK Elang Mahkota Teknologi Tbk
78 EPMT Enseval Putra Megatrading Tbk
79 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk
80 EXCL XL Axiata Tbk
Bersambung ke halaman selanjutnya
101
No. Kode Nama Emiten
81 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk
82 FORU Fortune Indonesia Tbk
83 FREN Smartfren Telecom Tbk
84 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk
85 GEMA Gema Grahasarana Tbk
86 GGRM Gudang Garam Tbk
87 HADE HD Capital Tbk
88 HDFA Radana Bhaskara Finance Tbk
89 HERO Hero Supermarket Tbk
90 HMSP HM Sampoerna Tbk
91 IIKP Inti Kapuas Arowana Tbk
92 INAF Indofarma Tbk
93 INCI Intanwijaya Internasional Tbk
94 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
95 INDS Indospring Tbk
96 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk
97 INPP Indonesian Paradise Property Tbk
98 INTA Intraco Penta Tbk
99 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk
100 ISAT Indosat Tbk
101 JKON Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk
102 JPFA JAPFA Comfeed Indonesia Tbk
103 JPRS Jaya Pari Steel Tbk
104 JRPT Jaya Real Property Tbk
105 JSMR Jasa Marga Tbk
106 JSPT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk
107 JTPE Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
108 KAEF Kimia Farma Tbk
109 KBLV First Media Tbk
110 KBRI Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
111 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk
112 KLBF Kalbe Farma Tbk
113 KPIG MNC Land Tbk
114 LION Lion Metal Works Tbk
115 LMAS Limas Indonesia Makmur Tbk
116 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk
117 LMSH Lionmesh Prima Tbk
118 LPCK Lippo Cikarang Tbk
119 LPGI Lippo General Insurance Tbk
120 LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk
121 LTLS Lautan Luas Tbk
122 MAIN Malindo Feedmill Tbk
Bersambung ke halaman selanjutnya
102
No. Kode Nama Emiten
123 MAMI Mas Murni Indonesia Tbk
124 MAPI Mitra Adiperkasa Tbk
125 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk
126 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk
127 MDLN Modernland Realty Ltd Tbk
128 MDRN Modern Internasional Tbk
129 MEGA Bank Mega Tbk
130 MERK Merck Tbk
131 MFIN Mandala Multifinance Tbk
132 MFMI Multifiling Mitra Indonesia Tbk
133 MICE Multi Indocitra Tbk
134 MITI Mitra Investindo Tbk
135 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
136 MLIA Mulia Industrindo Tbk
137 MLPL Multipolar Tbk
138 MNCN Media Nusantara Citra Tbk
139 MRAT Mustika Ratu Tbk
140 MREI Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk
141 MTDL Metrodata Electronics Tbk
142 MYOH Samindo Resources Tbk
143 MYOR Mayora Indah Tbk
144 MYTX APAC Citra Centertex Tbk
145 NISP Bank OCBC NISP Tbk
146 NOBU PT Bank Nationalnobu Tbk
147 OCAP ONIX Capital Tbk
148 PANS Panin Sekuritas Tbk
149 PEGE Panca Global Securities Tbk
150 PJAA Pembangunan Jaya Ancol Tbk
151 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk
152 PLAS Polaris Investama Tbk
153 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk
154 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk
155 PNIN Paninvest Tbk
156 POOL Pool Advista Indonesia Tbk
157 PRAS Prima Alloy Steel Tbk
158 PSKT PT Red Planet Indonesia Tbk
159 PTPP PP (Persero) Tbk
160 PUDP Pudjiadi Prestige Tbk
161 PWON Pakuwon Jati Tbk
162 RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk
163 RANC Supra Boga Lestari Tbk
164 RBMS Ristia Bintang Mahkota Sejati Tbk
165 RDTX Roda Vivatex Tbk
Bersambung ke halaman selanjutnya
103
No. Kode Nama Emiten
166 RELI Reliance Securities Tbk
167 RMBA Bentoel International Investama Tbk
168 RODA Pikko Land Development Tbk
169 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk
170 RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk
171 SAFE Steady Safe Tbk
172 SAME Sarana Meditama Metropolitan Tbk
173 SCCO Supreme Cable Manufacturing
Corporation Tbk
174 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk
175 SDPC Millennium Pharmacon International Tbk
176 SDRA PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906
Tbk
177 SGRO Sampoerna Agro Tbk
178 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk
179 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk
180 SMMT Golden Eagle Energy Tbk
181 SRSN Indo Acidatama Tbk
182 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk
183 SULI PT SLJ Global Tbk
184 TBIG PT Tower Bersama Infrastructure Tbk
185 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk
186 TCID Mandom Indonesia Tbk
187 TGKA Tigaraksa Satria Tbk
188 TINS Timah (Persero) Tbk
189 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
190 TMAS Pelayaran Tempuran Emas Tbk
191 TOWR Sarana Menara Nusantara Tbk
192 TRIM Trimegah Securities Tbk
193 TRIO Trikomsel Oke Tbk
194 TRIS Trisula International Tbk
195 TRUB Truba Alam Manunggal Engineering Tbk
196 TURI Tunas Ridean Tbk
197 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry Tbk
198 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk
199 UNSP Bakrie Sumatera Plantations Tbk
200 UNVR Unilever Indonesia Tbk
201 VIVA PT Visi Media Asia Tbk
202 VOKS Voksel Electric Tbk
203 WEHA Panorama Transportasi Tbk
204 WICO Wicaksana Overseas International Tbk
205 WIKA Wijaya Karya Tbk
206 YULE Yulie Sekurindo Tbk
Sumber: Data sekunder diolah
104
2012 EXP_COM IND_AC INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE ERM
AISA 0.200 0.667 1 0 15.168 0.720
AMFG 0.333 0.750 1 1 14.952 0.880
ARNA 0.333 0.500 1 1 13.751 0.840
ASII 0.545 0.500 1 1 19.021 0.800
AUTO 0.556 0.667 1 0 15.999 0.640
BUDI 0.667 0.667 1 0 14.648 0.600
ETWA 0.250 0.667 1 0 13.776 0.760
FASW 0.667 0.667 1 0 15.534 0.720
GDST 0.667 0.667 1 0 13.967 0.600
GGRM 0.250 0.667 1 0 17.541 0.600
HMSP 0.400 0.333 1 0 17.083 0.600
INAF 0.500 0.429 1 1 13.988 0.920
INDF 0.625 0.500 1 0 17.899 0.800
JPRS 0.500 0.500 1 0 12.896 0.720
KAEF 0.200 0.667 1 1 14.546 0.920
KBRI 1.000 0.667 1 0 13.515 0.600
KLBF 0.333 0.667 1 1 16.058 0.880
MYOR 0.400 0.667 1 0 15.932 0.880
MYTX 0.000 0.750 0 0 14.405 0.600
SMGR 0.167 0.500 1 1 17.096 0.960
SRSN 0.333 0.667 1 0 12.904 0.720
SULI 0.600 0.667 1 0 14.172 0.600
TCID 0.400 0.500 1 0 14.048 0.600
TRIS 0.667 0.667 1 0 12.811 0.640
ULTI 0.667 0.667 1 0 14.700 0.600
UNIT 0.500 0.667 1 0 12.848 0.720
UNVR 0.800 0.667 1 0 13.800 0.800
VOKS 0.400 0.667 1 0 14.345 0.760
RMBA 0.500 0.667 1 0 15.752 0.640
ADES 0.667 0.667 1 0 12.872 0.720
AKKU 1.000 0.667 0 0 9.267 0.560
AKPI 0.250 0.667 1 0 14.355 0.600
ALKA 1.000 0.667 1 0 11.904 0.680
ARGO 0.400 0.667 0 0 14.409 0.720
BIMA 0.500 0.667 1 0 11.514 0.600
BRNA 0.750 0.667 1 0 13.555 0.720
INCI 0.667 0.667 0 0 11.793 0.720
INDS 0.333 0.667 1 0 14.325 0.720
105
2012 EXP_COM IND_AC INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE ERM
INTP 0.571 0.667 1 0 16.939 0.680
JPFA 0.400 0.667 1 0 16.210 0.720
KIAS 0.600 0.667 1 0 14.578 0.600
LION 0.667 0.667 1 0 12.980 0.600
LMPI 0.500 0.667 1 0 13.611 0.600
LMSH 0.667 0.667 1 0 11.764 0.680
MAIN 0.333 0.750 1 0 13.927 0.600
MERK 1.000 0.667 1 0 13.252 0.600
MLBI 0.667 0.667 1 0 13.957 0.600
MLIA 1.000 0.667 1 0 15.696 0.560
MRAT 0.333 0.667 1 0 13.029 0.640
PRAS 0.333 0.667 1 0 13.266 0.560
ROTI 0.667 0.667 1 0 14.002 0.600
SCCO 0.333 0.667 1 0 14.212 0.720
SCPI 0.667 0.667 1 0 12.998 0.640
ACES 0.500 0.667 1 0 14.466 0.600
AKRA 0.333 0.667 1 0 16.283 0.840
AMRT 0.200 0.667 1 0 15.831 0.600
APLN 0.333 0.667 1 0 16.537 0.600
ASGR 0.667 0.667 1 0 14.031 0.920
ASRI 0.600 0.800 1 0 16.209 0.600
BCIP 0.333 0.667 1 0 12.741 0.680
BHIT 0.333 0.667 1 0 17.121 0.720
BIPP 1.000 0.667 1 0 12.092 0.600
BMTR 0.400 0.667 1 0 16.811 0.640
BNBR 0.250 0.250 1 1 16.566 0.960
CENT 0.667 0.667 0 0 11.584 0.600
COWL 0.667 0.667 1 0 14.391 0.720
CTRA 0.200 0.667 1 0 16.525 0.720
CTRP 0.000 0.667 1 1 15.596 0.920
DGIK 0.400 0.667 1 0 14.380 0.680
DILD 0.667 0.667 1 0 15.622 0.600
DUTI 0.875 0.667 1 0 15.701 0.680
ELTY 0.833 0.667 1 1 16.603 0.960
EMTK 0.125 0.667 1 0 16.136 0.600
EPMT 0.000 0.667 1 0 15.415 0.720
FORU 0.400 0.667 1 0 12.458 0.720
GEMA 0.667 0.667 1 0 12.969 0.520
106
2012 EXP_COM IND_AC INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE ERM
HERO 0.750 0.667 1 0 15.479 0.560
INPP 0.333 0.667 1 0 14.427 0.680
INTA 1.000 0.667 1 0 15.267 0.680
JKON 0.600 0.667 1 0 14.755 0.720
JRPT 0.400 0.667 1 0 14.609 0.680
JSMR 0.400 0.667 1 1 17.025 0.960
JSPT 0.600 0.667 1 0 15.012 0.680
JTPE 0.500 0.667 1 0 13.010 0.720
KBLV 0.600 0.667 1 0 15.276 0.720
KPIG 0.333 0.667 1 0 14.819 0.720
LMAS 0.667 0.667 1 0 12.513 0.640
LPCK 0.400 0.667 1 0 14.856 0.720
LTLS 0.600 0.667 1 0 15.215 0.760
MAMI 0.600 0.667 1 0 13.466 0.640
MAPI 0.400 0.667 1 0 15.606 0.720
MDLN 0.250 0.667 1 0 15.340 0.760
MDRN 1.000 0.667 1 0 14.366 0.640
MFMI 0.667 0.667 1 0 11.900 0.560
MICE 0.333 0.667 1 0 13.059 0.680
MLPL 0.500 0.667 1 0 16.461 0.600
MNCN 0.600 0.667 1 0 16.008 0.760
MTDL 1.000 0.667 1 0 14.324 0.680
PJAA 0.250 0.667 1 0 14.686 0.760
PLAS 0.500 0.667 1 0 12.577 0.600
PLIN 0.333 0.667 1 0 15.189 0.760
POOL 0.333 0.667 1 0 11.871 0.680
PSKT 0.667 0.667 1 0 10.313 0.680
PTPP 0.500 0.667 1 0 15.962 0.840
PUDP 0.333 0.667 1 0 12.797 0.640
PWON 0.333 0.667 1 0 15.839 0.720
RALS 0.500 0.667 1 0 15.220 0.680
RANC 0.333 0.667 1 0 13.254 0.720
RBMS 0.333 0.667 1 0 11.937 0.640
RDTX 0.333 0.500 1 0 14.004 0.520
RODA 0.667 0.667 1 0 14.827 0.720
SAFE 1.000 0.667 1 0 10.634 0.680
SAME 0.333 0.667 1 0 10.542 0.640
SDPC 0.500 0.667 1 1 9.935 0.760
107
2012 EXP_COM IND_AC INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE ERM
SMDM 0.333 0.667 1 0 14.785 0.760
SSIA 0.200 0.667 1 0 15.395 0.720
TBIG 0.600 0.667 1 1 16.477 0.840
TGKA 0.400 0.667 1 0 14.673 0.720
TMAS 0.333 0.667 1 0 14.243 0.720
TOWR 0.667 0.667 1 0 16.425 0.680
TRIO 0.400 0.667 1 0 15.492 0.640
TRUB 0.500 0.667 1 0 14.838 0.680
TURI 0.600 0.750 1 0 15.013 0.640
VIVA 0.833 0.667 1 1 14.912 0.880
WEHA 0.750 0.667 1 0 12.862 0.720
WICO 0.667 0.667 1 0 11.947 0.680
WIKA 0.500 0.600 1 1 16.215 0.920
AALI 0.857 0.667 1 0 16.335 0.680
ANTM 0.400 0.571 1 1 16.797 0.720
ATPK 0.000 0.667 1 0 11.924 0.680
BISI 1.000 0.667 1 0 14.278 0.720
BTEK 1.000 0.667 1 0 11.597 0.640
BTEL 0.800 0.667 1 1 16.019 0.960
CKRA 0.500 0.667 1 0 14.009 0.680
CMNP 0.600 0.500 1 1 15.140 0.960
CPRO 0.333 0.667 1 0 15.780 0.680
CTTH 0.000 0.667 1 0 12.474 0.640
DKFT 1.000 0.667 1 0 14.244 0.720
ELSA 0.400 0.600 1 1 15.273 0.960
EXCL 0.667 0.667 1 1 17.384 0.800
FREN 0.667 0.667 1 0 16.479 0.760
IIKP 0.333 0.667 1 0 12.867 0.680
ISAT 0.800 0.400 1 1 17.827 0.920
LSIP 0.778 0.667 1 1 15.837 0.920
MITI 0.750 0.667 1 0 11.909 0.720
MYOH 0.667 0.667 1 0 14.072 0.720
PKPK 0.000 0.667 1 0 12.890 0.680
RUIS 0.333 0.667 1 0 13.974 0.720
SGRO 0.250 0.667 1 1 15.236 0.840
SMMT 0.600 0.667 1 0 13.082 0.760
TBLA 0.000 0.667 1 1 15.464 0.760
TINS 0.500 0.500 1 1 15.624 0.800
108
2012 EXP_COM IND_AC INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE ERM
TLKM 0.500 0.500 1 1 18.528 0.800
UNSP 0.667 0.667 1 1 16.759 0.960
AGRO 0.750 0.667 1 1 15.212 0.920
BABP 0.500 0.667 1 1 14.176 0.920
BACA 0.667 0.667 1 1 15.550 0.880
BBKP 0.800 0.750 1 1 18.000 0.880
BBNI 0.750 0.500 1 1 19.625 0.920
BBNP 0.500 0.667 1 1 15.921 0.880
BBRI 0.625 0.500 1 1 20.128 0.880
BCIC 1.000 0.500 1 1 16.431 0.840
BDMN 0.750 0.333 1 1 18.864 0.920
BEKS 0.750 0.667 1 1 15.855 0.920
BJBR 0.833 0.500 1 1 18.076 0.920
BKSW 0.667 0.667 1 1 15.351 0.880
BMRI 0.857 0.333 1 1 20.270 0.840
BNGA 0.750 0.500 1 1 19.101 0.920
BNII 0.857 0.400 1 1 18.567 0.920
BSIM 1.000 0.600 1 1 16.534 0.880
BSWD 0.800 0.667 1 1 14.748 0.840
BTPN 0.833 0.400 1 1 17.895 0.840
BVIC 0.750 0.667 1 1 16.479 0.920
INPC 0.600 0.600 1 1 16.537 0.920
MAYA 0.500 0.333 1 1 16.658 0.880
MCOR 0.750 0.667 1 1 15.687 0.840
MEGA 1.000 0.667 1 1 17.993 0.840
NISP 0.750 0.500 1 1 18.187 0.920
NOBU 1.000 0.500 1 1 14.012 0.920
PNBN 1.000 0.750 1 1 18.818 0.880
SDRA 0.667 0.667 1 1 15.846 0.840
ABDA 1.000 0.667 1 1 14.365 0.880
AHAP 0.800 0.667 1 1 12.439 0.920
AMAG 0.667 0.667 1 1 14.115 0.840
ASBI 0.800 0.667 1 1 12.820 0.920
ASDM 1.000 0.667 1 0 13.812 0.760
ASJT 1.000 0.667 1 0 12.150 0.640
ASRM 1.000 0.500 1 0 13.884 0.680
LPGI 1.000 0.667 1 1 14.185 0.840
MREI 1.000 0.667 1 1 13.567 0.920
109
2012 EXP_COM IND_AC INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE ERM
PNIN 0.500 0.667 1 0 16.385 0.680
ADMF 0.667 0.333 1 1 17.053 0.880
BBLD 0.667 0.667 1 1 14.866 0.840
BFIN 0.400 0.500 1 1 15.698 0.920
BPFI 1.000 0.667 1 0 13.179 0.720
DEFI 0.500 0.667 1 0 10.715 0.640
HDFA 0.667 0.667 1 0 14.278 0.720
MFIN 1.000 0.667 1 0 15.217 0.720
AKSI 0.333 0.667 1 0 11.061 0.680
HADE 1.000 0.667 1 0 12.751 0.760
OCAP 0.667 0.667 1 0 11.839 0.760
PANS 0.500 0.667 1 0 14.323 0.720
PEGE 1.000 0.667 1 0 12.091 0.680
RELI 1.000 0.667 1 0 13.642 0.640
TRIM 0.750 0.667 1 1 13.106 0.840
YULE 0.667 0.667 1 0 10.897 0.640
110
2013 EXPERT_COM IND_AC INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE ERM
AISA 0.200 0.667 1 1 15.429 0.920
AMFG 0.333 0.750 1 1 15.079 0.880
ARNA 0.667 0.250 1 1 13.942 0.840
ASII 0.800 0.500 1 1 12.274 0.800
AUTO 0.455 0.667 1 0 16.351 0.640
BUDI 0.667 0.667 1 0 14.684 0.600
ETWA 0.250 0.667 1 0 14.071 0.760
FASW 0.667 0.667 1 0 15.555 0.720
GDST 1.000 0.667 1 0 13.991 0.600
GGRM 0.333 0.667 1 0 17.743 0.600
HMSP 0.500 0.333 1 0 17.126 0.600
INAF 1.000 0.333 1 1 15.727 0.920
INDF 0.625 0.667 1 0 18.173 0.800
JPRS 0.500 0.500 1 0 12.839 0.720
KAEF 0.400 0.667 1 1 14.721 0.920
KBRI 1.000 0.667 1 0 13.578 0.600
KLBF 0.333 0.667 1 1 16.242 0.880
MYOR 0.400 0.667 1 0 16.089 0.880
MYTX 0.250 0.667 1 0 14.555 0.600
SMGR 0.167 0.500 1 1 17.243 0.960
SRSN 0.375 0.500 1 0 13.087 0.720
SULI 0.333 0.667 1 0 13.755 0.600
TCID 0.400 0.500 1 0 14.198 0.600
TRIS 1.000 0.667 1 0 13.015 0.640
ULTI 0.667 0.667 1 0 14.849 0.600
UNIT 0.500 0.667 1 0 13.037 0.720
UNVR 0.800 0.667 1 0 16.407 0.800
VOKS 0.600 0.667 1 0 14.486 0.760
RMBA 0.400 0.667 1 0 16.038 0.640
ADES 0.667 0.667 1 0 12.997 0.720
AKKU 1.000 0.500 0 0 10.719 0.560
AKPI 0.500 0.667 1 0 14.550 0.600
ALKA 1.000 0.667 1 0 12.396 0.680
ARGO 0.400 0.667 0 0 14.668 0.720
BIMA 0.333 0.667 1 0 11.678 0.640
BRNA 0.750 0.667 1 0 13.933 0.720
INCI 0.667 0.667 0 0 11.821 0.720
INDS 0.333 0.667 1 0 14.602 0.720
111
2013 EXPERT_COM IND_AC INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE ERM
INTP 0.571 0.667 1 0 17.097 0.680
JPFA 0.333 0.667 1 0 16.518 0.720
KIAS 0.600 0.667 1 0 14.636 0.600
LION 0.667 0.667 1 0 13.119 0.600
LMPI 0.500 0.667 1 0 13.620 0.600
LMSH 0.667 0.667 1 0 11.861 0.680
MAIN 0.333 0.750 1 0 14.610 0.600
MERK 1.000 0.667 1 0 13.454 0.600
MLBI 0.667 0.667 1 0 14.393 0.600
MLIA 0.750 0.667 1 0 15.788 0.560
MRAT 0.667 0.667 1 0 12.994 0.640
PRAS 0.333 0.667 1 0 13.587 0.560
ROTI 1.000 0.667 1 0 14.416 0.600
SCCO 0.333 0.667 1 0 14.382 0.720
SCPI 0.667 0.667 1 0 13.523 0.640
ACES 0.500 0.667 1 0 14.723 0.600
AKRA 0.333 0.667 1 0 15.860 0.840
AMRT 0.200 0.667 1 0 16.210 0.600
APLN 0.333 0.667 1 0 16.795 0.600
ASGR 0.667 0.667 1 0 14.188 0.920
ASRI 0.400 0.667 1 0 16.485 0.600
BCIP 0.333 0.667 1 0 12.977 0.680
BHIT 0.667 0.667 1 0 17.273 0.720
BIPP 1.000 0.667 1 0 13.238 0.600
BMTR 0.500 0.667 1 0 16.863 0.640
BNBR 0.250 0.400 1 1 16.289 0.960
CENT 1.000 0.667 0 0 13.632 0.600
COWL 0.667 0.667 1 0 14.481 0.720
CTRA 0.250 0.667 1 0 16.817 0.720
CTRP 0.000 0.667 1 1 15.851 0.920
DGIK 0.400 0.667 1 0 14.558 0.680
DILD 0.667 0.667 1 0 15.834 0.600
DUTI 0.875 0.667 1 0 15.827 0.680
ELTY 0.600 0.667 1 1 16.325 0.960
EMTK 0.125 0.667 1 0 16.367 0.600
EPMT 0.000 0.667 1 0 15.525 0.720
FORU 0.400 0.667 1 0 12.482 0.720
GEMA 0.667 0.667 1 0 12.842 0.520
112
2013 EXPERT_COM IND_AC INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE ERM
HERO 0.875 0.667 1 0 15.864 0.560
INPP 0.250 0.667 1 0 14.489 0.680
INTA 1.000 0.667 1 0 15.372 0.680
JKON 0.600 0.667 1 0 15.044 0.720
JRPT 0.400 0.667 1 0 15.634 0.680
JSMR 0.500 0.667 1 1 17.161 0.960
JSPT 0.600 0.667 1 0 15.048 0.680
JTPE 0.333 0.667 1 0 13.262 0.720
KBLV 0.500 0.667 1 0 15.472 0.720
KPIG 0.333 0.667 1 0 15.812 0.720
LMAS 0.667 0.667 1 0 12.755 0.640
LPCK 0.429 0.667 1 0 15.165 0.720
LTLS 0.750 0.667 1 0 15.327 0.760
MAMI 0.500 0.667 1 0 13.515 0.640
MAPI 0.400 0.667 1 0 15.871 0.720
MDLN 0.400 0.667 1 0 16.082 0.760
MDRN 1.000 0.667 1 0 14.451 0.640
MFMI 0.667 0.667 1 0 11.955 0.600
MICE 0.333 0.667 1 0 13.351 0.680
MLPL 0.400 0.667 1 0 16.824 0.600
MNCN 0.600 0.667 1 0 16.079 0.760
MTDL 1.000 0.667 1 0 14.647 0.680
PJAA 0.250 0.667 1 0 14.781 0.760
PLAS 0.500 0.667 1 0 12.761 0.600
PLIN 0.333 0.667 1 0 15.233 0.760
POOL 0.500 0.667 1 0 11.887 0.680
PSKT 0.667 0.667 1 0 10.334 0.720
PTPP 0.400 0.667 1 0 16.334 0.840
PUDP 0.333 0.667 1 0 12.812 0.640
PWON 0.333 0.667 1 0 16.045 0.720
RALS 0.500 0.667 1 0 15.292 0.680
RANC 0.333 0.667 1 0 13.476 0.720
RBMS 0.333 0.667 1 0 11.977 0.640
RDTX 0.333 0.500 1 0 14.254 0.520
RODA 0.667 0.667 1 0 14.708 0.720
SAFE 1.000 0.667 1 0 9.575 0.640
SAME 0.667 0.667 1 0 12.842 0.640
SDPC 0.400 0.750 1 1 9.930 0.760
113
2013 EXPERT_COM IND_AC INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE ERM
SMDM 0.333 0.500 1 0 14.897 0.760
SSIA 0.200 0.667 1 0 15.576 0.720
TBIG 0.800 0.667 1 1 16.745 0.840
TGKA 0.400 0.667 1 0 14.721 0.720
TMAS 0.667 0.667 1 0 14.329 0.720
TOWR 0.667 0.667 1 0 16.559 0.680
TRIO 0.400 0.667 1 0 15.925 0.640
TRUB 0.500 0.667 1 0 14.813 0.680
TURI 0.600 0.750 1 0 15.058 0.640
VIVA 0.833 0.667 1 1 15.484 0.880
WEHA 0.750 0.667 1 0 13.153 0.720
WICO 0.667 0.667 1 0 12.040 0.680
WIKA 0.500 0.600 1 1 16.349 0.920
AALI 0.857 0.667 1 0 16.521 0.680
ANTM 0.500 0.667 1 1 16.900 0.720
ATPK 0.000 0.667 1 0 14.214 0.680
BISI 1.000 0.667 1 0 14.354 0.720
BTEK 1.000 0.667 1 0 12.821 0.640
BTEL 1.000 0.667 1 1 16.027 0.960
CKRA 0.500 0.667 1 0 13.994 0.680
CMNP 0.714 0.667 1 1 15.381 0.960
CPRO 0.333 0.667 1 0 15.787 0.680
CTTH 0.000 0.667 1 0 12.698 0.640
DKFT 1.000 0.667 1 0 14.283 0.720
ELSA 0.600 0.750 1 1 15.290 0.960
EXCL 1.000 0.500 1 1 17.511 0.800
FREN 0.667 0.667 1 0 16.580 0.760
IIKP 0.333 0.667 1 0 12.810 0.680
ISAT 0.800 0.400 1 1 17.814 0.920
LSIP 0.750 0.667 1 1 15.892 0.920
MITI 0.750 0.667 1 0 11.964 0.680
MYOH 0.667 0.667 1 0 13.591 0.720
PKPK 0.000 0.667 1 0 12.798 0.680
RUIS 0.333 0.667 1 0 14.061 0.720
SGRO 0.250 0.667 1 1 15.322 0.840
SMMT 0.600 0.667 1 0 13.348 0.760
TBLA 0.333 0.667 1 1 15.642 0.760
TINS 0.500 0.500 1 1 15.880 0.800
114
2013 EXPERT_COM IND_AC INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE ERM
TLKM 0.500 0.500 1 1 18.667 0.800
UNSP 0.714 0.667 1 1 16.707 0.960
AGRO 0.750 0.667 1 1 15.449 0.920
BABP 0.500 0.667 1 1 15.915 0.920
BACA 0.667 0.667 1 1 15.781 0.880
BBKP 0.800 0.750 1 1 18.056 0.880
BBNI 0.714 0.667 1 1 19.773 0.920
BBNP 0.500 0.667 1 1 16.117 0.880
BBRI 0.625 0.375 1 1 20.255 0.880
BCIC 1.000 0.500 1 1 16.395 0.840
BDMN 1.000 0.333 1 1 19.032 0.920
BEKS 0.667 0.667 1 1 15.855 0.920
BJBR 0.833 0.500 1 1 18.076 0.920
BKSW 0.667 0.667 1 1 15.351 0.880
BMRI 0.857 0.333 1 1 20.270 0.840
BNGA 0.750 0.500 1 1 19.101 0.920
BNII 0.833 0.400 1 1 18.567 0.920
BSIM 1.000 0.600 1 1 16.534 0.880
BSWD 1.000 0.667 1 1 15.097 0.840
BTPN 0.833 0.400 1 1 18.059 0.840
BVIC 0.750 0.667 1 1 16.769 0.920
INPC 0.600 0.500 1 1 16.547 0.920
MAYA 0.600 0.333 1 1 16.994 0.880
MCOR 0.667 0.667 1 1 15.885 0.840
MEGA 1.000 0.667 1 1 18.012 0.840
NISP 0.750 0.500 1 1 18.396 0.920
NOBU 1.000 0.500 1 1 15.171 0.920
PNBN 1.000 0.750 1 1 18.916 0.880
SDRA 0.667 0.667 1 1 15.923 0.840
ABDA 1.000 0.667 1 1 14.583 0.880
AHAP 0.750 0.667 1 1 12.599 0.920
AMAG 0.667 0.667 1 1 14.207 0.840
ASBI 0.800 0.667 1 1 12.897 0.920
ASDM 1.000 0.667 1 1 13.910 0.760
ASJT 1.000 0.667 1 0 12.216 0.640
ASRM 1.000 0.500 1 0 13.971 0.680
LPGI 0.667 0.667 1 1 14.353 0.840
MREI 1.000 0.667 1 1 13.801 0.920
115
2013 EXPERT_COM IND_AC INT_AU FIRM_RMC FIRM_SIZE ERM
PNIN 0.500 0.667 1 0 16.691 0.680
ADMF 0.833 0.250 1 1 17.249 0.880
BBLD 0.667 0.667 1 1 15.067 0.840
BFIN 0.400 0.800 1 1 15.931 0.920
BPFI 1.000 0.667 1 0 13.591 0.720
DEFI 0.500 0.667 1 0 10.752 0.640
HDFA 1.000 0.667 1 0 14.441 0.720
MFIN 1.000 0.667 1 0 15.193 0.720
AKSI 0.333 0.667 1 0 11.185 0.680
HADE 1.000 0.667 1 0 12.775 0.760
OCAP 0.667 0.667 1 0 11.912 0.760
PANS 0.500 0.667 1 0 14.130 0.720
PEGE 1.000 0.667 1 0 12.203 0.680
RELI 1.000 0.667 1 0 13.639 0.640
TRIM 0.750 0.667 1 1 13.419 0.840
YULE 0.667 0.667 1 0 10.908 0.640
116
Pengukuran ERM Tahun 2012
No Kode A B C D E Jml Total Rasio
A.1 A.2 A.3 B.4 B.5 B.6 B.7 B.8 B.9 B.10 B.11 B.12 B.13 B.14 B.15 B.16 C.17 C.18 C.19 C.20 D.21 D.22 E.23 E.24 E.25
1 AISA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
2 AMFG 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 22 25 0.880
3 ARNA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840
4 ASII 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 20 25 0.800
5 AUTO 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 16 25 0.640
6 BUDI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
7 ETWA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 19 25 0.760
8 FASW 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
9 GDST 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 15 25 0.600
10 GGRM 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 15 25 0.600
11 HMSP 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 15 25 0.600
12 INAF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920
13 INDF 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 20 25 0.800
14 JPRS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
15 KAEF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920
16 KBRI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 15 25 0.600
17 KLBF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 22 25 0.880
18 MYOR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 22 25 0.880
19 MYTX 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
20 SMGR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 24 25 0.960
21 SRSN 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
117
22 SULI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 15 25 0.600
23 TCID 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
24 TRIS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 16 25 0.640
25 ULTI 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 15 25 0.600
26 UNIT 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
27 UNVR 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 20 25 0.800
28 VOKS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 19 25 0.760
29 RMBA 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640
30 ADES 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
31 AKKU 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 14 25 0.560
32 AKPI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
33 ALKA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
34 ARGO 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
35 BIMA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
36 BRNA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
37 INCI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
38 INDS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
39 INTP 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
40 JPFA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 18 25 0.720
41 KIAS 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 15 25 0.600
42 LION 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
43 LMPI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
44 LMSH 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
45 MAIN 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
118
46 MERK 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
47 MLBI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
48 MLIA 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 14 25 0.560
49 MRAT 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 16 25 0.640
50 PRAS 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 14 25 0.560
51 ROTI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
52 SCCO 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
53 SCPI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640
54 ACES 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
55 AKRA 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840
56 AMRT 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
57 APLN 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
58 ASGR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920
59 ASRI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
60 BCIP 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
61 BHIT 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
62 BIPP 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
63 BMTR 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640
64 BNBR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 24 25 0.960
65 CENT 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
66 COWL 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
67 CTRA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
68 CTRP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920
69 DGIK 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
119
70 DILD 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 15 25 0.600
71 DUTI 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
72 ELTY 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 25 0.960
73 EMTK 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 15 25 0.600
74 EPMT 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
75 FORU 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
76 GEMA 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 13 25 0.520
77 HERO 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 14 25 0.560
78 INPP 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
79 INTA 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
80 JKON 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
81 JRPT 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
82 JSMR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 25 0.960
83 JSPT 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
84 JTPE 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
85 KBLV 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
86 KPIG 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
87 LMAS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640
88 LPCK 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
89 LTLS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 19 25 0.760
90 MAMI 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640
91 MAPI 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
92 MDLN 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 19 25 0.760
93 MDRN 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 16 25 0.640
120
94 MFMI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 14 25 0.560
95 MICE 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
96 MLPL 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
97 MNCN 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 19 25 0.760
98 MTDL 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
99 PJAA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 19 25 0.760
100 PLAS 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 15 25 0.600
101 PLIN 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 19 25 0.760
102 POOL 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
103 PSKT 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
104 PTPP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840
105 PUDP 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 16 25 0.640
106 PWON 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
107 RALS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
108 RANC 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
109 RBMS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640
110 RDTX 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 13 25 0.520
111 RODA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
112 SAFE 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
113 SAME 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640
114 SDPC 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 19 25 0.760
115 SMDM 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 19 25 0.760
116 SSIA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
117 TBIG 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840
121
118 TGKA 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
119 TMAS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
120 TOWR 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
121 TRIO 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640
122 TRUB 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
123 TURI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640
124 VIVA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 22 25 0.880
125 WEHA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
126 WICO 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
127 WIKA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920
128 AALI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
129 ANTM 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
130 ATPK 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
131 BISI 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
132 BTEK 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640
133 BTEL 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 25 0.960
134 CKRA 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
135 CMNP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 25 0.960
136 CPRO 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
137 CTTH 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 16 25 0.640
138 DKFT 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
139 ELSA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 25 0.960
140 EXCL 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 20 25 0.800
141 FREN 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 19 25 0.760
122
142 IIKP 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
143 ISAT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920
144 LSIP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920
145 MITI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
146 MYOH 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
147 PKPK 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
148 RUIS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
149 SGRO 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 21 25 0.840
150 SMMT 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 19 25 0.760
151 TBLA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 19 25 0.760
152 TINS 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 20 25 0.800
153 TLKM 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 20 25 0.800
154 UNSP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 25 0.960
155 AGRO 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920
156 BABP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920
157 BACA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 22 25 0.880
158 BBKP 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 22 25 0.880
159 BBNI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920
160 BBNP 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 22 25 0.880
161 BBRI 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 22 25 0.880
162 BCIC 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840
163 BDMN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 23 25 0.920
164 BEKS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920
165 BJBR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 23 25 0.920
123
166 BKSW 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 22 25 0.880
167 BMRI 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840
168 BNGA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 23 25 0.920
169 BNII 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 23 25 0.920
170 BSIM 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 22 25 0.880
171 BSWD 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840
172 BTPN 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840
173 BVIC 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 23 25 0.920
174 INPC 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 23 25 0.920
175 MAYA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 22 25 0.880
176 MCOR 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840
177 MEGA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840
178 NISP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920
179 NOBU 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920
180 PNBN 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 22 25 0.880
181 SDRA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840
182 ABDA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 22 25 0.880
183 AHAP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 23 25 0.920
184 AMAG 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840
185 ASBI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920
186 ASDM 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 19 25 0.760
187 ASJT 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640
188 ASRM 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
189 LPGI 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840
124
190 MREI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920
191 PNIN 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
192 ADMF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 22 25 0.880
193 BBLD 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840
194 BFIN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920
195 BPFI 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
196 DEFI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640
197 HDFA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
198 MFIN 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
199 AKSI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
200 HADE 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 19 25 0.760
201 OCAP 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 19 25 0.760
202 PANS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
203 PEGE 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
204 RELI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640
205 TRIM 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 21 25 0.840
206 YULE 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 16 25 0.640
125
Pengukuran ERM Tahun 2013
No Kode A B C D E Jml Total Rasio
A.1 A.2 A.3 B.4 B.5 B.6 B.7 B.8 B.9 B.10 B.11 B.12 B.13 B.14 B.15 B.16 C.17 C.18 C.19 C.20 D.21 D.22 E.23 E.24 E.25
1 AISA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920
2 AMFG 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 22 25 0.880
3 ARNA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840
4 ASII 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 20 25 0.800
5 AUTO 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 16 25 0.640
6 BUDI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
7 ETWA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 19 25 0.760
8 FASW 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
9 GDST 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 15 25 0.600
10 GGRM 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 15 25 0.600
11 HMSP 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 15 25 0.600
12 INAF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920
13 INDF 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 20 25 0.800
14 JPRS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
15 KAEF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920
16 KBRI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 15 25 0.600
17 KLBF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 22 25 0.880
18 MYOR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 22 25 0.880
19 MYTX 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
20 SMGR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 24 25 0.960
21 SRSN 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
126
22 SULI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 15 25 0.600
23 TCID 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
24 TRIS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 16 25 0.640
25 ULTI 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 15 25 0.600
26 UNIT 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
27 UNVR 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 20 25 0.800
28 VOKS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 19 25 0.760
29 RMBA 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640
30 ADES 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
31 AKKU 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 14 25 0.560
32 AKPI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
33 ALKA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
34 ARGO 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
35 BIMA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 16 25 0.640
36 BRNA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
37 INCI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
38 INDS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
39 INTP 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
40 JPFA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 18 25 0.720
41 KIAS 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 15 25 0.600
42 LION 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
43 LMPI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
44 LMSH 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
45 MAIN 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
127
46 MERK 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
47 MLBI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
48 MLIA 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 14 25 0.560
49 MRAT 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 16 25 0.640
50 PRAS 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 14 25 0.560
51 ROTI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
52 SCCO 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
53 SCPI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640
54 ACES 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
55 AKRA 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840
56 AMRT 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
57 APLN 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
58 ASGR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920
59 ASRI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
60 BCIP 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
61 BHIT 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
62 BIPP 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
63 BMTR 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640
64 BNBR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 24 25 0.960
65 CENT 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
66 COWL 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
67 CTRA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
68 CTRP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920
69 DGIK 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
128
70 DILD 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 15 25 0.600
71 DUTI 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
72 ELTY 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 25 0.960
73 EMTK 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 15 25 0.600
74 EPMT 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
75 FORU 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
76 GEMA 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 13 25 0.520
77 HERO 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 14 25 0.560
78 INPP 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
79 INTA 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
80 JKON 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
81 JRPT 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
82 JSMR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 25 0.960
83 JSPT 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
84 JTPE 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
85 KBLV 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
86 KPIG 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
87 LMAS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640
88 LPCK 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
89 LTLS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 19 25 0.760
90 MAMI 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640
91 MAPI 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
92 MDLN 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 19 25 0.760
93 MDRN 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 16 25 0.640
129
94 MFMI 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
95 MICE 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
96 MLPL 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 15 25 0.600
97 MNCN 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 19 25 0.760
98 MTDL 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
99 PJAA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 19 25 0.760
100 PLAS 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 15 25 0.600
101 PLIN 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 19 25 0.760
102 POOL 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
103 PSKT 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 18 25 0.720
104 PTPP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840
105 PUDP 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 16 25 0.640
106 PWON 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
107 RALS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
108 RANC 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
109 RBMS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640
110 RDTX 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 13 25 0.520
111 RODA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
112 SAFE 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640
113 SAME 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640
114 SDPC 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 19 25 0.760
115 SMDM 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 19 25 0.760
116 SSIA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
117 TBIG 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840
130
118 TGKA 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
119 TMAS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
120 TOWR 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
121 TRIO 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640
122 TRUB 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
123 TURI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640
124 VIVA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 22 25 0.880
125 WEHA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
126 WICO 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
127 WIKA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920
128 AALI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
129 ANTM 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
130 ATPK 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
131 BISI 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
132 BTEK 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640
133 BTEL 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 25 0.960
134 CKRA 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
135 CMNP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 25 0.960
136 CPRO 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
137 CTTH 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 16 25 0.640
138 DKFT 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
139 ELSA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 25 0.960
140 EXCL 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 20 25 0.800
141 FREN 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 19 25 0.760
131
142 IIKP 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
143 ISAT 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920
144 LSIP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920
145 MITI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
146 MYOH 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
147 PKPK 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
148 RUIS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
149 SGRO 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 21 25 0.840
150 SMMT 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 19 25 0.760
151 TBLA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 19 25 0.760
152 TINS 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 20 25 0.800
153 TLKM 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 20 25 0.800
154 UNSP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 25 0.960
155 AGRO 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920
156 BABP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920
157 BACA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 22 25 0.880
158 BBKP 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 22 25 0.880
159 BBNI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920
160 BBNP 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 22 25 0.880
161 BBRI 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 22 25 0.880
162 BCIC 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840
163 BDMN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 23 25 0.920
164 BEKS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920
165 BJBR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 23 25 0.920
132
166 BKSW 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 22 25 0.880
167 BMRI 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840
168 BNGA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 23 25 0.920
169 BNII 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 23 25 0.920
170 BSIM 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 22 25 0.880
171 BSWD 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840
172 BTPN 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840
173 BVIC 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 23 25 0.920
174 INPC 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 23 25 0.920
175 MAYA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 22 25 0.880
176 MCOR 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840
177 MEGA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840
178 NISP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920
179 NOBU 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920
180 PNBN 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 22 25 0.880
181 SDRA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840
182 ABDA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 22 25 0.880
183 AHAP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 23 25 0.920
184 AMAG 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840
185 ASBI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920
186 ASDM 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 19 25 0.760
187 ASJT 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640
188 ASRM 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
189 LPGI 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840
133
190 MREI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920
191 PNIN 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
192 ADMF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 22 25 0.880
193 BBLD 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21 25 0.840
194 BFIN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23 25 0.920
195 BPFI 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
196 DEFI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640
197 HDFA 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
198 MFIN 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
199 AKSI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
200 HADE 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 19 25 0.760
201 OCAP 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 19 25 0.760
202 PANS 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 25 0.720
203 PEGE 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 17 25 0.680
204 RELI 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 16 25 0.640
205 TRIM 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 21 25 0.840
206 YULE 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 16 25 0.640
134
LAMPIRAN 2
DIMENSI
PENGUNGKAPAN
ERM ISO 31000
135
Dimensi Pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM)
No. Dimensi Manajemen Risiko Kode
A. Mandat dan Komitmen
1 Terdapat info mengenai komitmen perusahaan untuk menjalankan manajemen
risiko
A.1
2 Terdapat tanggung jawab direksi terhadap manajemen risiko A.2
3 Terdapat tanggung jawab dewan komisaris terhadap manajemen risiko A.3
B. Perencanaan kerangka kerja manajemen risiko
4 Terdapat visi dan misi perusahaan secara jelas B.4
5 Terdapat info mengenai kebijakan manajemen risiko B.5
6 Penunjukan pihak yang bertanggung jawab dalam penerapan manajemen risiko B.6
7 Terdapat sistem pengendalian internal B.7
8 Terdapat charter audit internal B.8
9 Terdapat charter komite pemantau risiko B.9
10 Terdapat perlindungan lingkungan hidup B.10
11 Terdapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja B.11
Pembentukan mekanisme komunikasi internal dan sistem pelaporannya:
12 Tersedianya cukup laporan pencapaian manajemen risiko per tahun B.12
13 Terbentuknya struktur corporate governance B.13
14 Terdapat infrastruktur organisasi B.14
Pembentukan mekanisme komunikasi eksternal dan sistem pelaporannya:
15 Terdapat stakeholders analysis B.15
16 Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku B.16
C. Penerapan manajemen risiko
17 Terdapat kerangka kerja manajemen risiko C.17
18 Terdapat pembagian risiko internal C.18
19 Terdapat pembagian risiko eksternal C.19
20 Terdapat perlakuan mitigasi atas risiko C.20
D. Monitoring dan review kerangka kerja manajemen risiko
21 Pemantauan manajemen risiko oleh dewan komisaris D.21
22 Pemantauan pihak ketiga yang independen baik audit eksternal maupun audit
internal
D.22
E. Perbaikan kerangka kerja manajemen risiko secara berlanjut
23 Pendidikan dan pelatihan berlanjut mengenai manajemen risiko E.23
24 Benchmarking E.24
25 Terdapat penerapan prinsip PDCA (Plan-Do-Check-Action) E.25
136
LAMPIRAN 3
HASIL OUTPUT SPSS
137
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
EXPERT_COM 412 .000 1.000 .59345 .257820
IND_AC 412 .250 .800 .63683 .086766
INT_AU 412 0 1 .98 .146
FIRM_RMC 412 0 1 .32 .465
FIRM_SIZE 412 9.267 20.270 14.80337 1.968098
ERM 412 .520 .960 .74214 .115248
Valid N (listwise) 412
138
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .562 .046 12.157 .000
EXPERT_COM -.010 .012 -.022 -.797 .426 .951 1.051
IND_AC .031 .040 .023 .763 .446 .803 1.245
INT_AU .023 .022 .029 1.062 .289 .966 1.036
FIRM_RMC .198 .008 .798 24.765 .000 .711 1.406
FIRM_SIZE .006 .002 .094 2.945 .003 .719 1.392
a. Dependent Variable: ERM
Coefficient Correlationsa
Model FIRM_SIZE EXPERT_COM INT_AU IND_AC FIRM_RMC
1 Correlations FIRM_SIZE 1.000 .108 -.148 .245 -.374
EXPERT_COM .108 1.000 .032 .067 -.186
INT_AU -.148 .032 1.000 -.037 -.038
IND_AC .245 .067 -.037 1.000 .238
FIRM_RMC -.374 -.186 -.038 .238 1.000
Covariances FIRM_SIZE 3.523E-6 2.513E-6 -6.049E-6 1.854E-5 -5.601E-6
EXPERT_COM 2.513E-6 .000 8.776E-6 3.342E-5 -1.849E-5
INT_AU -6.049E-6 8.776E-6 .000 -3.287E-5 -6.579E-6
IND_AC 1.854E-5 3.342E-5 -3.287E-5 .002 7.637E-5
FIRM_RMC -5.601E-6 -1.849E-5 -6.579E-6 7.637E-5 6.367E-5
a. Dependent Variable: ERM
139
Hasil Uji Autokorelasi
Hasil Uji Heterokedastisitas Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .042 .027 1.532 .126
EXPERT_COM -.009 .007 -.058 -1.164 .245
IND_AC -.005 .024 -.010 -.190 .849
INT_AU -.014 .013 -.056 -1.124 .262
FIRM_RMC -.012 .005 -.152 -2.624 .009
FIRM_SIZE .002 .001 .122 2.115 .035
a. Dependent Variable: Abs_Res
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .837a .700 .697 .06348 2.038
a. Predictors: (Constant), FIRM_SIZE, EXPERT_COM, INT_AU, IND_AC, FIRM_RMC
b. Dependent Variable: ERM
140
Hasil Uji Normalitas
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .837a .700 .697 .06348
a. Predictors: (Constant), FIRM_SIZE, EXPERT_COM, INT_AU, IND_AC,
FIRM_RMC
141
Hasil Uji Statistik F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3.823 5 .765 189.726 .000a
Residual 1.636 406 .004
Total 5.459 411
a. Predictors: (Constant), FIRM_SIZE, EXPERT_COM, INT_AU, IND_AC, FIRM_RMC
b. Dependent Variable: ERM
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .562 .046 12.157 .000
EXPERT_COM -.010 .012 -.022 -.797 .426
IND_AC .031 .040 .023 .763 .446
INT_AU .023 .022 .029 1.062 .289
FIRM_RMC .198 .008 .798 24.765 .000
FIRM_SIZE .006 .002 .094 2.945 .003
a. Dependent Variable: ERM
Hasil Uji Statistik t