PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh...

62
PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, KERAGAMAN DAN KERAPATAN KRISTAL KALSIUM OKSALAT PADA HELAI DAUN DAN TANGKAI DAUN ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) DAN WEWEHAN (Monochoria vaginalis) SKRIPSI oleh LINA ALIFAH 155090101111004 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2019

Transcript of PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh...

Page 1: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN,

KERAGAMAN DAN KERAPATAN KRISTAL KALSIUM

OKSALAT PADA HELAI DAUN DAN TANGKAI DAUN

ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) DAN WEWEHAN

(Monochoria vaginalis)

SKRIPSI

oleh

LINA ALIFAH

155090101111004

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019

Page 2: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN,

KERAGAMAN DAN KERAPATAN KRISTAL KALSIUM

OKSALAT PADA HELAI DAUN DAN TANGKAI DAUN

ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) DAN WEWEHAN

(Monochoria vaginalis)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

dalam Bidang Biologi

oleh

LINA ALIFAH

155090101111004

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019

Page 3: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN,

KERAGAMAN DAN KERAPATAN KRISTAL KALSIUM

OKSALAT PADA HELAI DAUN DAN TANGKAI DAUN

ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) DAN WEWEHAN

(Monochoria vaginalis)

LINA ALIFAH

155090101111004

Telah dipertahankan di depan Majelis Penguji pada tanggal 18 Juli 2019 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains dalam Bidang Biologi

Menyetujui

Pembimbing

Dra, Nunung Harijati, MS.,Ph.D

NIP.19611105.199002.2.001

Mengetahui

Ketua Program Studi S-1 Biologi

Fakultas MIPA Universitas Brawijaya

Rodiyati Azrianingsih, M.Sc.,Ph.D NIP. 197001281994122001

Page 4: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

iii

HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Lina Aifah

NIM : 155090101111004 Jurusan : Biologi

Penulis skripsi berjudul : Pengaruh Deterjen terhadap Pertumbuhan,

Keragaman dan Kerapatan Kristal

Kalsium Oksalat pada Helai Daun dan Tangkai Daun Eceng Gondok (Eichhornia

crassipes) dan Wewehan (Monochoria

vaginalis)

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini adalah benar-benar karya sendiri dan bukan hasil plagiat dari karya orang lain. Karya-karya yang tercantum

dalam Daftar Pustaka Skripsi ini semata-mata digunakan

sebagai acuan atau referensi.

2. Apabila kemudian hari diketahui bahwa isi Skripsi saya

merupakan hasil plagiat, maka saya bersedia menanggung akibat hukum dari keadaan tersebut.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala kesadaran.

Malang, 22 Juli 2019

Yang menyatakan,

Lina Alifah

155090101111004

Page 5: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

iv

PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI

Skripsi ini tidak dipublikasikan namun terbuka untuk umum dengan

ketentuan bahwa hak cipta ada pada penulis. Daftar Pustaka

diperkenankan untuk dicatat, tetapi pengutipan hanya dapat dilakukan seizin penulis dan harus disertai kebiasaan ilmiah untuk

menyebutkannya.

Page 6: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

v

Pengaruh Deterjen terhadap Pertumbuhan, Keragaman dan

Kerapatan Kristal Kalsium Oksalat pada Helai Daun dan Tangkai

Daun Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dan Wewehan

(Monochoria vaginalis)

Lina Alifah, Nunung Harijati Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Brawijaya

2019

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan dan akumulasi kristal kalsium oksalat (CaOx)

pada helai daun dan tangkai daun (petiol) Eceng gondok (Eichhornia

crassipes) dan Wewehan (Monochoria vaginalis). Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 4

ulangan. Sebelum perlakuan, dilakukan aklimatisasi menggunakan

akuades selama 9 hari. Perlakuan deterjen yang diberikan ada 3 level;

P0 (kontrol), P1 (0,05) dan P2 (0.5 ppm) selama 10 minggu. Experimen dilakukan di Greenhouse FMIPA. Parameter yang yang diukur meliputi

jumlah daun dan panjang tangkai daun, keragamaan dan kerapataan

kristal kalsium oksalat. Pengamatan kristal dilakukan dengan membuat sampel (daun) dibuat transparan. Pengamatan kerapatan dan keragaman

kristal kalsium oksalat dilakukan menggunakan mikroskop cahaya.

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji ANOVA yang dilanjutkan dengan uji Tukey 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pemberian deterjen tidak mempengaruhi jumlah daun dan panjang

tangkai Eceng gondok (Eichhornia crassipes) dan Wewehan

(Monochoria vaginalis). Bentuk kristal kalsium oksalat yang ditemukan adalah rafida, druse, dan styloid. Kristal styloid hanya ditemukan pada

Eceng gondok, sedangkan kristal druse hanya ditemukan di Wewehan.

Kerapatan kristal CaOx dipengaruhi oleh interaksi jenis tanaman dan konsentrasi deterjen. Kerapatan kristal CaOx Eceng gondok lebih tinggi

daripada Wewehan dalam semua konsentrasi deterjen dan kerapatan

kristal pada deterjen 0,05 ppm lebih tinggi dari deterjen 0,5 ppm.

Kerapatan kristal pada helaian daun Eceng gondok dan wewehan lebih tinggi daripada daun petiol pada konsentrasi deterjen 0,05 ppm.

Kata kunci: Deterjen, Eichhornia crassipes, kristal kalsium oksalat,

Monochoria vaginalis

Page 7: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

vi

Effect of Detergent on Growth, Variety and Density of Calcium

Oxalate Crystals on Leaves and Petioles of Water Hyacinth

(Eichhornia crassipes) and Wewehan (Monochoria vaginalis)

Lina Alifah, Nunung Harijati Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences

Brawijaya University

2019

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the effect of detergent on

the growth of both water hyacinth (Eichhornia crassipes) and Wewehan (Monochoria vaginalis) and accumulation of calcium oxalate

crystals (CaOx) on leaf blades and leaf stalks (petiole). The

experimental design was a completely randomized design with 4 replications. Before being treated, acclimatization was carried out using

distilled water for 9 days. The detergent treatment was 3 levels; P0

(control), P1 (0.05) and P2 (0.5 ppm). Duration of treatment was 10

weeks. The experiment carried out at the Glasshouse Faculty of Mathematics and Natural Sciences. Measured parameters included the

number of leaves and petiole length, diversity and density of calcium

oxalate crystals. For crystals to be observed, samples (leaves) were made transparent. Observation of CaOx crystal density and diversity

was carried out using a light microscope. The obtained data were

analyzed using the ANOVA test followed by the Tukey test with a significance of 0.05. The results showed that treatment with detergent

did not affect the number of leaves and petiole length of both the water

hyacinth (Eichhornia crassipes) and Wewehan (Monochoria vaginalis).

The forms of calcium oxalate crystals which found were rafida, druse, and styloid. Styloid crystals were only found in water hyacinth, while

druse crystals were only found in Wewehan. The density of CaOx

crystals was affected by the interaction of plant type and detergent concentration. The density of CaOx crystal of water hyacinth was

higher than Wewehan in all concentrations of detergent and crystal

density at 0.05 ppm detergent was higher than 0.5 ppm detergent. The

crystals density in leaf blade of both water hyacinth and wewehan were

higher than their leaf petiol at 0.05 ppm detergent concentration.

Keywords: Detergent, Eichhornia crassipes, calcium oxalate crystals,

Monochoria vaginalis

Page 8: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan

nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

naskah proposal skripsi yang merupakan syarat dalam menuntaskan studi di bidang Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Brawijaya Malang.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ibu Dra. Nunung Harijati, MS., Ph.D selaku pembimbing yang

telah memberikan ilmu, doa serta bersedia memberikan

bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini. 2. Bapak Dian Siswanto, S.Si., M.Si. dan Ibu Ir. Retno Mastuti,

M.Agr.Sc.,D.Agr.Sc sebagai Dosen Penguji di Seminar Proposal,

Seminar Hasil Penelitian dan Ujian Skripsi yang telah memberikan saran dan ilmu.

3. Orang tua dan saudara kandung penulis atas segala doa,

dukungan, pengorbanan, kesabaran, dan segala motivasi yang

tiada henti. 4. Seluruh Dosen Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas

Brawijaya, yang dengan penuh ketulusan telah memberikan ilmu

dan pelayanan yang sangat bermanfaat bagi penulis. 5. Seluruh teman-teman di Jurusan Biologi yang telah berjuang

bersama-sama penulis selama kuliah, serta banyak memberikan

dukungan moral dan berbagai saran yang bermanfaat.

Penulisan proposal ini merupakan upaya optimal penulis sebagai

sarana dalam membantu pengembangan dan ketersediaan informasi

perkembangan ilmu pengetahuan. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk menjadikan karya ini menjadi sangat

bermanfaat.

Malang, 22 Juli 2019

Penulis

Page 9: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

viii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK…………………………………………………..... v

ABSTRACT…………………………………………………... vi

KATA PENGANTAR………………………………………... vii

DAFTAR ISI………………………………………………….. viii

DAFTAR TABEL……………………………………………. x

DAFTAR GAMBAR…………………………………………. xi

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………. xii

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN………………... xiii

BAB I PENDAHULUAN………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang…………………………………... 1

1.2 Rumusan Masalah………………………………. 3

1.3 Tujuan Penelitian………………………………... 3

1.4 Manfaat Penelitian………………………………. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………........ 5

2.1 Gulma………………………………………........ 5

2.1.1 Eceng gondok (Eichhornia crassipers)….. 5

2.1.2 Wewehan (Monochoria vaginalis)………. 6

2.2 Unsur Hara Tanaman……………………………. 8

2.3 Limbah Deterjen……………………………........ 8

2.4 Kristal Kalsium Oksalat……………………........ 10

2.4.1 Morfologi dan struktur kristal kalsium

oksalat………………………………........ 11

2.4.2 Pembentukan kristal kalsium oksalat pada

tanaman………………………………….. 13

2.4.3 Peran kristal kalsium oksalat (CaOx)……. 14

BAB III METODE PENELITIAN…………………………. 15

3.1 Waktu dan Tempat…………………………......... 15

3.2 Pengambilan Sampel dan Aklimatisasi…………. 15

Page 10: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

ix

3.3 Preparasi dan Perlakuan Deterjen……………..... 15

3.4 Pengukuran Pertumbuhan…………………….…. 16

3.5 Pembuatan Preparat Mikroskopis……………….. 16

3.5.1 Preparat helai daun…..…………………... 16

3.5.2 Preparat tangkai daun…………………... 17

3.6 Mikroskopis Kristal Kalsium Oksalat…………... 18

3.7 Analisis Data……………………………………. 19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………….. 20

4.1 Pengaruh Deterjen terhadap Pertumbuhan Eceng

gondok (Eichhornia crassipes) dan Wewehan

(Monochoria vaginalis)………………………... 20

4.2 Keragaman Kristal Kalsium Oksalat pada Helai Daun dan Tangkai Daun Eceng gondok

(Eichhornia crassipes) dan Wewehan

(Monochoria vaginalis)………………………... 23

4.3 Pengaruh Deterjen terhadap Kerapatan Kristal

Kalsium Oksalat Eceng gondok (Eichhornia

crassipes) dan Wewehan (Monochoria

vaginalis)………………………………………. 26

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………….. 32

5.1 Kesimpulan…………………………………........ 32

5.2 Saran……………………………………….......... 32

DAFTAR PUSTAKA……………………………………........ 33

LAMPIRAN…………………………………………………... 38

Page 11: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

x

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Uji T tidak berpasangan untuk pertambahan panjang

tangkai………………………………………………. 21

LT 1 Hasil Uji ANOVA Jumlah Daun Eceng gondok dan

Wewehan…………………………………………… 40

LT 2 Hasil Uji ANOVA Pertumbuhan Tangkai Daun

Eceng gondok dan Wewehan………………………. 40

LT 3 Hasil Uji T Tidak Berpasangan Pertumbuhan

Tangkai Daun Eceng gondok dan Wewehan………. 41

LT 4 Hasil Uji ANOVA Kerapatan Kristal Kalsium Oksalat pada Eceng gondok dan Wewehan……… 41

LT 5 Hasil Uji Tukey Uji Tukey Kerapatan Kristal

Kalsium Oksalat pada Eceng gondok dan Wewehan………………………………………….. 41

LT 6 Hasil Uji ANOVA Kerapatan Kristal Kalsium

Oksalat pada Helai Daun dan Tangkai Daun Eceng

gondok……………………………………………... 42

LT 7 Hasil Uji Tukey Kerapatan Kristal Kalsium Oksalat

pada Helai Daun dan Tangkai Daun Eceng

gondok………………………………………………. 42

LT 8 Hasil Uji ANOVA Kerapatan Kristal Kalsium

Oksalat pada Helai Daun dan Tangkai Daun

Wewehan……………………………………………. 42

LT 9 Hasil Uji Tukey Kerapatan Kristal Kalsium Oksalat

pada Helai Daun dan Tangkai Daun Wewehan…….. 43

LT 10 Kristal Kalsium Oksalat pada Eceng gondok dan

Wewehan……………………………………………. 44

Page 12: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1 Eceng gondok (Eichhornia crassipes)………………. 6

2 Ewehan (Monochoria vaginalis)……………………. 7

3 Bentuk-bentuk kristal kalsium oksalat……………… 12

4 Bentuk kristal kalsium oksalat jenis styloid pada penampang melintang rhizome Eceng gondok

(Pontederiaceae)…………………………………… 12

5 Deterjen bubuk……………………………………… 16

6 Lokasi pengambilan potongan sampel……………… 18

7 Contoh peletakan sampel preparat dan pengamatan

bidang pandang……………………………………… 19

8 Jumlah daun Eceng gondok dan Wewehan dengan

perlakuan deterjen…………………………………… 20

9 Daun yang terdapat pada perlakuan deterjen 0,5 ppm. 23

10 Kristal kalsium oksalat rafida yang ditemukan pada

helai daun dan tangkai daun Eceng gondok dan

Wewehan……………………………………………. 25

11 Kristal kalsium oksalat……………………………… 25

12 Kerapatan kristal kalsium oksalat pada Eceng

gondok dan Wewehan dengan perlakuan deterjen….. 27

13 Kerapatan kristal kalsium oksalat pada Eceng gondok dan dengan perlakuan deterjen……………... 28

14 Kerapatan kristal kalsium oksalat pada Wewehan

dengan perlakuan deterjen…………………………... 29

LG 1 Wewehan kontrol (P0)……………………………… 38

LG 2 Wewehan perlakuan deterjen 0,05 ppm (P1)……… 38

LG 3 Wewehan perlakuan deterjen 0,5 ppm (P2)…………. 39

LG 4 Eceng gondok kontrol (P0)………………………….. 39

LG 5 Eceng gondok perlakuan deterjen 0,05 ppm (P1)…… 39

LG 6 Eceng gondok perlakuan deterjen 0,5 ppm (P2)…….. 40

Page 13: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 Tanaman Setelah Perlakuan…………………………. 38

2 Hasil Analisis Statistika……………………………... 40

3 Kerapatan Kristal Kalsium Oksalat setiap Bentuk

Kristal………………………………………………. 44

Page 14: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

xiii

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN

Simbol / Singkatan Keterangan

ADP Adenosine diphosphate Al Alumunium

Anova Analysis of Variance

ATP Adenosine Triphosphate BOD Biological Oxygen Demand

C Karbon

C2H2O4 Asam oksalat

Ca Kalsium CaOx Kalsium oksalat

Cd Kadmium

CO2 Karbondioksida Cu Tembaga

H Hidrogen

Hg Merkuri

KoA Koenzim-A asetil N Nitrogen

NaOH Natrium hidroksida

Ni Nikel O2 Oksigen

P Phosphorus

Pb Timbal pH Power of Hydrogen

Simbol / Singkatan Nama Unit % Persen

> Lebih dari

< Kurang dari ± Kurang lebih

µm mikrometer

cm centimeter cm2 centimeter kubik

kristal/mm2 kristal per mili meter kubik

L liter

mg miligram

Page 15: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

xiv

mg/L miligram per liter

mm2 milimeter per kubik ºC Derajat celcius

ppm part per milion

Page 16: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

Pengaruh Deterjen terhadap Pertumbuhan, Keragaman dan Kerapatan Kristal Kalsium

Oksalat pada Helai Daun dan Tangkai Daun Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dan Wewehan

(Monochoria vaginalis)

Lina Alifah, Nunung Harijati

Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya

2018

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan dan akumulasi kristal kalsium oksalat (CaOx) pada helai daun dan tangkai daun (petiol) Eceng gondok

(Eichhornia crassipes) dan Wewehan (Monochoria vaginalis). Rancangan penelitian yang digunakan

adalah rancangan acak lengkap dengan 4 ulangan. Sebelum perlakuan, dilakukan aklimatisasi menggunakan akuades selama 9 hari. Perlakuan deterjen yang diberikan ada 3 level, P0 (kontrol), P1

(0,05) dan P2 (0.5 ppm) selama 10 minggu. Experimen dilakukan di Greenhouse FMIPA. Parameter

yang yang diukur meliputi jumlah daun dan panjang tangkai daun, keragamaan dan kerapataan kristal

kalsium oksalat. Pengamatan kristal dilakukan dengan membuat sampel (daun) dibuat transparan. Pengamatan kerapatan dan keragaman kristal kalsium oksalat dilakukan menggunakan mikroskop

cahaya. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji ANOVA yang dilanjutkan dengan uji Tukey

5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian deterjen tidak mempengaruhi jumlah daun dan panjang tangkai Eceng gondok (Eichhornia crassipes) dan Wewehan (Monochoria vaginalis). Bentuk

kristal kalsium oksalat yang ditemukan adalah rafida, druse, dan styloid. Kristal styloid hanya

ditemukan pada Eceng gondok, sedangkan kristal druse hanya ditemukan di Wewehan. Kerapatan

kristal CaOx dipengaruhi oleh interaksi jenis tanaman dan konsentrasi deterjen. Kerapatan kristal CaOx Eceng gondok lebih tinggi daripada Wewehan dalam semua konsentrasi deterjen dan kerapatan

kristal pada deterjen 0,05 ppm lebih tinggi dari deterjen 0,5 ppm. Kerapatan kristal pada helaian daun

Eceng gondok dan wewehan lebih tinggi daripada daun petiol pada konsentrasi deterjen 0,05 ppm.

Kata kunci: Deterjen, Eichhornia crassipes, Kristal kalsium oksalat, Monochoria vaginalis

Page 17: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

Effect of Detergent on Growth, Variety and Density of Calcium Oxalate Crystals on Leaves and

Petioles of Water Hyacinth (Eichhornia crassipes) and Wewehan (Monochoria vaginalis)

Lina Alifah, Nunung Harijati

Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences Brawijaya University

2018

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the effect of detergent on the growth of both water

hyacinth (Eichhornia crassipes) and Wewehan (Monochoria vaginalis) and accumulation of calcium oxalate crystals (CaOx) on leaf blades and leaf stalks (petiole). The experimental design was a

completely randomized design with 4 replications. Before being treated, acclimatization was carried

out using distilled water for 9 days. The detergent treatment was 3 levels, P0 (control), P1 (0.05) and

P2 (0.5 ppm). Duration of treatment was 10 weeks. The experiment carried out at the Glasshouse Faculty of Mathematics and Natural Sciences. Measured parameters included the number of leaves

and petiole length, diversity and density of calcium oxalate crystals. For crystals to be observed,

samples (leaves) were made transparent. Observation of CaOx crystal density and diversity was carried out using a light microscope. The obtained data were analyzed using the ANOVA test

followed by the Tukey test with a significance of 0.05. The results showed that treatment with

detergent did not affect the number of leaves and petiole length of both the water hyacinth (Eichhornia crassipes) and Wewehan (Monochoria vaginalis). The forms of calcium oxalate crystals

which found were rafida, druse, and styloid. Styloid crystals were only found in water hyacinth, while

druse crystals were only found in Wewehan. The density of CaOx crystals was affected by the

interaction of plant type and detergent concentration. The density of CaOx crystal of water hyacinth was higher than Wewehan in all concentrations of detergent and crystal density at 0.05 ppm detergent

was higher than 0.5 ppm detergent. The crystals density in leaf blade of both water hyacinth and

wewehan were higher than their leaf petiol at 0.05 ppm detergent concentration.

Keywords: Detergents, Eichhornia crassipes, calcium oxalate crystals, Monochoria vaginalis

Page 18: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Eceng gondok (Eichhornia crassipes) adalah gulma air yang

termasuk famili Pontederiaceae dan memiliki laju pertumbuhan yang

cepat. Disebut gulma karena menyebabkan berkurangnya produktivitas badan air seperti mengambil ruang dan unsur hara yang

diperlukan ikan. Kelebihan dari Eceng gondok antara lain menyerap

logam-logam berat, senyawa sulfida, dan mengandung protein lebih dari 11,5% (Gerbono, 2005). Kelebihan tersebut yang menjadikan

Eceng gondok dapat digunakan sebagai tanaman yang efektif untuk

mengolah air buangan domestik karena dapat menurunkan kadar Biological Oxygen Demand (BOD), partikel suspensi secara

biokimiawi dan menyerap logam-logam berat (Widianto 1997).

Eceng gondok dapat berkembang biak cepat dan menjadi gulma

perairan yang dapat mengakibatkan pendangkalan, menurunkan kadar oksigen, mempersulit irigasi ke pemukiman sekitar dan media

penyebaran penyakit, sehingga warga sekitar perairan habitat Eceng

gondok memanfaatkan untuk pakan ternak, kerajinan, pupuk, dan sebagainya (Susilo dkk., 2017).

Wewehan (Monochoria vaginalis) merupakan gulma air yang

juga termasuk famili Pontederiaceae dan banyak tumbuh di pinggir-

pinggir sungai, parit, atau kolam. Semua bagian tanaman wewehan mengandung saponin dan polifenol, dan kristal kalsium oksalat

(Warintek, 2018). Manfaat Wewehan hampir sama dengan Eceng

gondok, yaitu menyerap polutan logam berat seperti logam kadmium (Cd), merkuri (Hg), dan nikel (Ni), menyerap pestisida, pakan

ternak, dan sebagai bahan kerajinan (Nayono, 2004). Tanaman dapat

tumbuh apabila didukung oleh unsur hara yang dibagi menjadi 2 yaitu, makronutien dan mikronutrien. Unsur hara diperlukan tanaman

karena dapat menghasilkan energi untuk proses metabolisme.

Makronutiren merupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman

dalam jumlah besar, unsur tersebut diantaranya adalah Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), dan unsur

lainnya. Apabila lingkungan tumbuh tidak menyediakan

makronutrien tersebut dalam jumlah yang cukup, maka pertumbuhan tanaman akan terganggu (Rosmarkam & Yuwono, 2002).

Page 19: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

2

Gulma sering digunakan sebagai bioindikator pencemaran air

(Akagha dkk., 2017). Pertumbuhan Eceng gondok dan Wewehan yang pesat pada suatu lingkungan air menandakan bahwa air tersebut

tercemar. Pencemaran air di sungai, seperti di Sungai Brantas

Jodipan 60% terdiri dari limbah domestik dan 40% limbah industri.

Sebagian besar limbah domestik tersebut berasal dari limbah deterjen yang dibuang oleh masyarakat (Fizriyani, 2018). Deterjen

mengandung 3 bahan utama antara lain; Surfaktan, Builder, dan

Aditif. Salah satu bahan tersebut yaitu, Builder terdiri dari Fosfat, silikat, dan sitrat. Fosfat (P) tidak memberi efek racun, namun

merupakan salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan organisme.

Banyaknya kandungan fosfat dalam air dapat menyebabkan eutrofikasi yang berlebihan dan membuat gulma air tumbuh (Fardiaz,

1992). Salah satu contoh sunga yang tercemar adalah sungai Banjir

Kanal Barat dengan kandungan konsentrasi deterjen antara 0,05

mg/L sampai 0,62 mg/L (Sari dkk., 2016). Kristal kalsium oksalat merupakan benda ergastik yang umum di

temukan pada tanaman tinggi (Francheschi dan Nakata, 2005).

Kristal kalsium oksalat (CaOx) merupakan hasil endapan dari proses endogen asam oksalat dan kalsium yang berada di vakuola dan

selama perkembangannya kristal terbesut, sel membentuk struktur

khusus untuk mewadahi kristal yang terbentuk tersebut. Struktur yang dimaksud adalah idioblas. Akumulasi kristal oksalat

dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

diantaranya adalah spesies tanaman dan bagian atau umur tanaman

(Mou, 2008). Faktor eksternalnya antara lain; kadar N, Ca, suhu udara, curah hujan, kadar P dan intensitas cahaya (Indriyani, 2011).

Kristal kalsium oksalat memiliki beberapa fungsi yaitu, pengaturan

(regulasi)kalsium, pertahanan tumbuhan, detoksifikasi logam dan asam oksalat, keseimbangan ion, pendukung atau penguat jaringan

tumbuhan, dan akumulasi serta pemantulan cahaya. Kristal kalsium

oksalat mempunyai beberapa bentuk yaitu prismatik, stiloid, druse,

rafida dan pasir. Kristal bentuk druse lebih berperan dalam penguat atau pendukung jaringan tanaman (Franceschi & Nakata, 2005). Oleh

karena itu timbul dugaan liatnya tangkai daun enceng gondok yang

sering dipakai untuk kerajinan disebabkan oleh kristal druse yang melimpah. Dugaan adanya kelimpahan kristal druse apakah juga

terjadi pada tangkai daun wewehan, perlu dibuktikan. Keberadaan

Page 20: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

3

dan kelimpahan kristal druse serta bentuk kristal yang lain

merupakan objek menarik untuk diteliti. Kelimpahan kristal kalsium oksalat tampaknya juga tekait upaya tanaman dalam mengatasi

cemaran logam berat. Manzen (2004) menunjukkan bahwa

kecambah Corchorus olitorius L. (Tiliaceae) yang diberikan Al, Cd,

Pb, Cu menghasilkan kristal kalsium oksalat mengandung Al secara signifikan berdasarkan analisis ‘x-ray’. Untuk kandungan Cd, Pb,

dan Cu belum tampak, namun Manzen (2004) memberikan

penekanan bahwa bahwa kristal kalsium oksalat sangat berpeluang mengasingkan logam-logam berat tersebut kedalam komponen

kristal. Jadi ada kemungkinan pada lingkungan yang tercemar kristal

yang ada pada Eceng gondok dan Wewehan akan melimpah. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan pada tanaman gulma air yaitu,

Eceng gondok (Eichhornia crassipes) dan Wewehan (Monochoria

vaginalis) untuk mengetahui pengaruh deterjen terhadap

pertumbuhan dan akumulasi kristal kalsium oksalat (CaOx).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian antara lain;

1. Bagaimana pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan helai daun dan tangkai daun Eceng gondok (Eichhornia crassipes) dan

Wewehan (Monochoria vaginalis)?

2. Bagaimana pengaruh deterjen terhadap keragaman kristal

kalsium oksalat pada helai daun dan tangkai daun Eceng gondok (Eichhornia crassipes) dan Wewehan (Monochoria vaginalis)?

3. Bagaimana pengaruh deterjen terhadap kerapatan kristal

kalsium oksalat pada helai daun dan tangkai daun Eceng gondok (Eichhornia crassipes) dan Wewehan (Monochoria vaginalis)?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah sebagai berikut;

1. Mengetahui pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan helai daun dan tangkai daun Eceng gondok (Eichhornia crassipes)

dan Wewehan (Monochoria vaginalis)?

2. Mengetahui pengaruh deterjen terhadap keragaman kristal kalsium oksalat pada helai daun dan tangkai daun Eceng gondok

(Eichhornia crassipes) dan Wewehan (Monochoria vaginalis).

Page 21: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

4

3. Mengetahui pengaruh deterjen terhadap kerapatan kristal

kalsium oksalat pada helai daun dan tangkai daun Eceng gondok (Eichhornia crassipes) dan Wewehan (Monochoria vaginalis).

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah

pengetahuan bagi masyarakat tentang pengaruh limbah deterjen di sungai terhadap ekosistem sungai, serta memberi informasi terhadap

masyarakat khususnya peternak yang menggunakan Eceng gondok

maupun Wewehan sebagai pakan ternak untuk melakukan upaya menurunkan kadar kristal kalsium oksalat sebelum diberikan pada

hewan ternak guna mencegah terjadinya gangguan kesehatan hewan

ternak. Selain itu, hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan referensi untuk peneliti lain yang tertarik dengan topik kristal

kalsium oksalat, seperti penelitian tentang metode pengurangan

kristal kalsium oksalat tanpa merusak kandungan zat gizi lain yang

berguna dalam tanaman.

Page 22: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gulma

Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh pada tempat yang

tidak diinginkan, dalam artian gulma tumbuh pada lokasi yang

mungkin dapat merugikan organisme atau lingkungan sekitarnya.

Gulma dapat diklasifikan beberapa golongan seperti berdasarkan

morfologi dan umur. Berdasarkan morfologinya, gulma menjadi

beberapa kelompok, diantaranya; kelompok rumput, kelompok teki,

kelompok gulma berdaun lebar. Sedangkan berdasarkan umurnya,

gulma dibagi menjadi gulma semusim atau gulma setahun (Annual

weed) dan gulma tahunan (parennial weed). Gulma semusim

memiliki lama hidup dengan daur hidup kurang dari satu tahun.

Gulma tahunan adalah gulma yang hidup lebih dari dua tahun dan

hidupnya tidak terbatas. Contoh tumbuhan gulma yang sering

ditemukan adalah Eceng gondok dan Wewehan. Gulma tersebut

termasuk gulma semusim atau gulma setahun, yang sering ditemukan

pada daerah perairan yang tercemar dan termasuk gulma air. Periode

hidup gulma semusim adalah kurang dari satu tahun sampai satu

tahun dengan siklus kecambah, produksi biji, hingga mati. Musim

dalam artian musim yang sama dan berkisar 4-16 minggu perspesies

(Barus, 2003).

2.1.1 Eceng gondok (Eichhornia crassipes)

Eceng gondok (Eichhornia crassipes) merupakan gulma air

yang termasuk Famili Pontederiaceae. Tanaman ini dapat

menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungan dan memiliki

kemampuan berkembang sangat cepat. Tempat tumbuh ideal eceng

gondok adalah pada air keruh dengan suhu 28-30ºC dan pH 4-12.

Kelebihan dari tanaman ini adalah dalamproses fotosintesis,

penyediaan oksigen, dan penyerapan sinar matahari, serta mampu

menyerap senyawa nitrogen dan fosfor dari perairan tercemar,

sehingga menjadikan eceng gondok sebagai tanaman pembersih

limbah cair dari industri dan rumah tangga (Gerbono, 2005). Eceng

gondok dapat menyerap zat organik, anorganik serta bahan pencemar

seperti logam berat (Widajanti dkk., 2005).

Page 23: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

6

Eceng gondok memiliki daun bulat telur, ujungnya tumpul yang

hampir bulat (Gambar 1). Tulang daun membengkok dan berukuran

7-25 cm dan di permukaan sebelah atas daun banyak dijumpai

stomata. Eceng gondok memiliki akar serabut (Ratnani dkk., 2011).

Eceng gondok memiliki bunga berwarna ungu muda. Akar, batang,

dan daun memiliki kantung-kantung udara untuk membantu

tumbuhan mengapung di air.

(Parys, 2018).

Gambar 1. Eceng gondok (Eichhornia crassipes)

2.1.2 Wewehan (Monochoria vaginalis)

Wewehan (Monochoria vaginalis) merupakan gulma air yang

memiliki batang yang enjalar atau tegak. Daun tersusun spiral.

Tanaman ini mudah ditemukan di daerah persawahan dan sangat

sensitif terhadap kekeringan. Air di sawah memiliki banyak

kandungan yang berasal dari beberapa sumber yaitu; pupuk majemuk

yang digunakan petani maupun limbah rumah tangga. Hal tersebut

lantaran, tanaman ini juga ditemukan pada sekitar sawah yang

berkuran tidak luas dengan dikelilingi banyak rumah masyarakat

(Pkht, 2015). Wewehan memiliki batang semu dan panjang, akar

serabut, daun tunggal bertepi rata berbentuk lanset, bundar telur

Page 24: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

7

lonjong, bundar telur, dengan bagian runcing dan pangkal tumpul,

terpangkas, atau melekuk dan pada daun dewasa berbentuk seperti

jantung. Sama halnya dengan eceng gondok wewehan termasuk

famili Pontederiaceae, dengan genus Monochoria, dan nama spesies

M.vaginalis (Karimun, 2018).

Monochoria vaginalis memiliki ciri-ciri diantaranya adalah

tidak memiliki batang dan memiliki tinggi sekitar 10 -50 cm. Ukuran

dan bentuk daun bervariasi. Pada tanaman muda, tidak memiliki

lamina dengan panjang daun 2-12,5 cm dan lebar 0,5-10 cm. Pada

tanaman sedikit tua, daunnya berbentuk linier atau lanset, sedangkan

pada tanaman tua, berbentuk bulat telur, berakumulasi tajam dengan

dasar berbentuk hati kebulatan, berkilau, berwarna hijau tua, dengan

vena memanjang. (Gambar 2) Tangkai daun lunak dan berongga

dengan panjang ±30 cm. Bunganya berwarna ungu keputihan dengan

panjang 3-6 cm. Tanaman ini memiliki bunga sebanyak 3-25 dan

mekar secara bersamaan, dan memiliki 6 kelopak dan benang sari

(Pancho & Soerjani, 1978).

(Kesl, 2017)

Gambar 2. Wewehan (Monochoria vaginalis)

Page 25: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

8

2.2 Unsur Hara Tanaman

Tanaman membutuhkan makanan untuk tumbuh dan berkembang,

yang disebut unsur hara. Unsur hara dibagi menjadi dua yaitu,

makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien adalah unsur hara

yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar, sedangkan

mikronutrien adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam

jumlah yang kecil. Makronutrien terdiri dari karbon, oksigen,

hidrogen, nitrogen, fosfor, sulfur, kalium, kalsium, dan magnesium.

Mikronutrien terdiri dari klorin, besi, mangan, seng, molibdenum,

tembaga, dan nikel (Rosmarkam & Yuwono, 2002). Nitrogen adalah

nutrien utama untuk pertumbuhan tanaman. Nitrogen dibutuhkan

untuk pertumbuhan vegetatif sampai masa pembungaan. Kebutuhan

berkurang saat pembesaran dan pematangan buah. Fosfat dan kalium

dibutuhkan untuk memacu pertumbuhan tanaman, seperti akar dan

awal pembungaan (Suwahyono, 2017).

2.3 Limbah Deterjen

Air sungai khususnya pada bagian tengah dan hilir,

mengandung limbah cair dari berbagai sumber. Limbah cair dibagi

menjadi empat yaitu limbah cair domestik (domestic wastewater),

limbah cair industri (industrial wastewater), rembesan dan luapan

(infiltration and inflow), dan air hujan (strom water). Limbah cair

domestrik merupakan limbah dari perumahan, bangunan,

perdagangan, perkantoran, dan sarana sejenisnya. Daerah perumahan

biasanya membuang limbah sebanyak 200-400 liter/orang/hari

(Soerparman & Suparmin, 2001).

Salah satu contoh sungai adalah sungai Brantas bersumber di

kota Batu dengan kualitas yang baik. Namun, kualitas sungai Brantas

mendekati kota Malang dibawah air baku karena limbah domestik

serta limbah pertisida (Syaiful, 2018). Salah satu aliran sungai

Brantas yang tercemar adalah di kawasan Jodipan, dimana

pencemaran yang terjadi 60% karena limbah cair domestik dan 40%

dari limbah industri. limbah cair domestik berasal dari pembuangan

kamar mandi, tempat cuci atau memasak. Limbah cair dari

pemakaian deterjen pada daerah tersebut sangat mempengaruhi

kualitas air sungai Brantas (Fizriyani, 2018). Salah satu sungai lain

yang tercemar deterjen ada di Semarang, sungai tersebut adalah

Page 26: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

9

sungai Banjir Kanal Barat yang dilaporkan memiliki kandungan

konsentrasi deterjen berkisar antara 0,05 mg/L sampai 0,62 mg/L.

Konsentrasi tertinggi didapatkan di daerah sungai dekat pemukiman

atau hilir (Sari dkk., 2016).

Deterjen terdiri dari tiga komponen antara lain; surfaktan

sebesar 20-30% yang merupakan bahan dasar, builders sebesar 70-

80% merupakan senyawa fosfat, dan bahan aditif sebesar 2-8% yang

merupakan pemutih dan pewangi (Kirk & Othmer, 1982). Limbah

deterjen memiliki banyak pengaruh terhadap lingkungan yakni,

menurunkan kandungan oksigen terlarut dalam air, perubahan sifat

fisik dan kimia, eutrofikasi, dan tumbuhnya banyak gulma karena

kadar fosfat yang besar (Bourdeau & Treshow, 1978)

Salah satu unsur dari builders yaitu, fosfat memiliki peran

sebagai softener. Fosfat tidak memiliki pengaruh sebagai racun,

namun termasuk salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan oleh

makhluk hidup. Kandungan fosfat yang besar pada lingkungan air

menyebabkan terjadinya eutrofikasi atau ketersediaan unsur hara

yang berlebihan di air, sehingga air akan kekurangan oksigen.

Kelimpahan fosfat tersebut yang menyebabkan tumbuhnya banyak

gulma air, ataupun alga yang menutupi ruang udara sehingga

organisme air seperti ikan tidak memperoleh oksigen yang

mengakibatkan banyak ikan atau organisme air lain yang mati

(Fardiaz, 1992).

Bountyfa dkk (2012) melakukan penelitian pada tanaman

Sargassum sp. yang diberi perlakuan deterjen 0 ppm (kontrol); 0,1

ppm; 0,2 ppm; 0,3 ppm; 0,4 ppm. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa tanaman Sargassun sp. terdapat perbedaan nyata pada kontrol

dan perlakuan deterjen 0,4 ppm. Deterjen 0,4 ppm dapat

menghambat pertumbuhan Sargassum sp.. Peneliti tersebut menduga

adanya penghambatan pertumbuhan karena deterjen yang digunakan

adalah deterjen ionik dengan agen pelarut yang kuat dan

menyebabkan dinding sel larut. Dinding sel yang larut tersebut

menyebabkan terhambatnya pertumbuhan Sargassum sp., hasil

tersebut didukung dengan pernyataan akan Haslam (1995) dalam

Effendi (2003) yang menjelaskan bahwa surfaktan berinteraksi

dengan sel dan membran sel sehingga menghambat pertumbuhan sel.

Page 27: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

10

2.4 Kristal Kalsium Oksalat

Oksalat memiliki dua bentuk yaitu bentuk terlarut dan tidak

terlarut.Oksalat tidak hanya untuk pertahanan dari kepentingan

ekologis serangan herbivora, namun berfungsi juga pada fisiologis

tanaman (Akhtar dkk., 2011). Oksalat larut dalam air berbentuk asam

oksalat, sedangkan oksalat yang tidak larut dalam air berbentuk

kristal kalsium oksalat (Franchesi & Nakata, 2005). Oksalat pada

tanaman angisospermae disimpan dalam vakuola sel (Fahn, 1990).

Kristal kalsium oksalat memiliki mobilitas rendah sehingga

distribusinya tidak seluas asam oksalat. Kristal kalsium oksalat

(CaOx) ditemukan pada sel-sel khusus yang disebut idioblas

(Santoso, 2013). Oleh karena idioblas berisi kristal, maka dalam

banyak jurnal dan publikasi lainnya, idioblas tersebut dinamakan

idioblas kristal. Kristal kalsium oksalat (CaOx) memiliki beberapa

fungsi antara lain: pengaturan kalsium (regulasi), pertahanan

tumbuhan, detoksifikasi logam dan asam oksalat, keseimbangan ion,

pendukung atau penguat jaringan-jaringan tumbuhan, dan akumulasi

serta pemantulan cahaya (Franceschi & Nakata, 2005).

Kristal kalsium oksalat (CaOx) merupakan suatu endapan

kalsium yang banyak diserap tanaman. Keberadaan kalsium oksalat

ada pada beberapa organ, seperti pada organ vegetatif dan

reproduktif. Namun, keberadaan kristal kalsium oksalat (CaOx)

banyak ditemukan pada daun. Semakin tua tanaman, maka semakin

banyak keberadaan kalsium ini (Rosmarkam & Yuwono, 2002).

Kristal kalsium oksalat (CaOx) merupakan salah satu bentuk hasil

dari proses mekanisme normal pertahanan tanaman. Pembentukan

kalsium dipengaruhi oleh lingkungan, seperti tanah, air, maupun

asam oksalat. Kalsium oksalat merupakan toksik/antinutrisi karena

dapat mengikat mineral dan bersifat tidak larut dalam air (Estiasih

dkk., 2017).

Akumulasi oksalat pada tanaman dipengaruhi oleh faktor

internal dan ekstenal. Faktor internal berupa spesies tanaman, bagian

atau umur bagian tanaman dan lainnya. Oksalat juga ditemukan pada

batang, akar, buah, biji, tangkai daun, tangkai bunga, dan tangkai

buah. Namun, banyak ditemukan pada bagian daun (Mou, 2008).

Jumlah kalsium oksalat pada setiap tanaman memiliki perbedaan

sepanjang pertambahan umur. Menurut Finley (1990), jumlah oksalat

pada bagian tanaman yang tua lebih sedikit dibandingkan pada

Page 28: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

11

bagian tanaman yang muda. Informasi terbaru dari Saadi dan mondal

(2012), distribusi oksalat pada daun Syngonium podophyllum

tertinggi terdapat pada bagian daun yang tua. Hal ini yang

menunjukkan bahwa jumlah atau distribusi oksalat pada setiap

tanaman berbeda-beda. Faktor eksternal yang mengakumulasi

oksalat pada tanaman antara lain; kadar N, Ca, suhu udara, curah

hujan, kadar P, intensitas cahaya,dan lainnya (Indriyani, 2011).

2.4.1 Morfologi dan struktur kristal kalsium oksalat

Kristal kalsium oksalat memiliki struktur kimia dasar yang

sederhana namun dapat termodifikasi menghasilkan kristal dengan

bentuk yang kompleks. Kristal kalsium oksalat terbentuk dari sintesis

endogen asam oksalat dan Ca yang berasal dari luar atau lingkungan

(eksogen). Asam oksalat (C2H2O4) adalah gugus asam dikarboksilat

yang sederhana dan merupakan hasil oksidasi komponen organik

yang terbentuk pada tanaman. Asam oksalat meruapakan asam

organik kuat yang dapat bereaksi dengan kalsium (Ca) dan

membentuk kristal kalsium oksalat yang tidak terlarut. Berdasarkan

beberapa penelitian kristal kalsium oksalat tersebut dapat

menyebabkan masalah kesehatan, sepert batu ginjal (Franceschi &

Nakata, 2005).

Bentuk kristal kalsium oksalat (CaOx) bervariasi (Gambar 3).

Bentuk prismatik terlihat seperti kristal tunggal atau ganda per sel,

kristal rapid seperti kumpulan styloid yang panjang dan besar, bentuk

kristal pasir seperti butiran dan massa yang kecil, kristal druse seperti

kristal yang terdiri dari banyak bentuk. Bentuk dan ukuran kristal

kalsium oksalat (CaOx) dipengaruhi oleh curah hujan, sifat fisika-

kimia (Franceschi & Nakata, 2005). Eceng gondok dan wewehan

berada dalam satu famili Pontederiaceae yang kebanyakan memiliki

bentuk kristal jenis rafida, namun ada juga yang berbentuk stiloid

(Gambar 4) (Prychid dkk., 1999).

Page 29: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

12

(Franceschi & Nakata, 2005)

Gambar 3. Bentuk-bentuk kristal kalsium oksalat; a. Kristal

prismatik, b.Pasir kristal, c. Kristal rafida, d.Kristal

druse, e.Isolati kristal druse dari Peperomia

(Prychid dkk., 1999)

Gambar 4. Bentuk kristal kalsium oksalat jenis styloid pada

penampang melintang rhizome Eceng gondok

(Pontederiaceae)

Page 30: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

13

2.4.2 Pembentukan kristal kalsium oksalat pada tanaman

Kristal kalsium oksalat terbentuk dari kalsium (Ca) yang berasal

dari lingkungan dan asam oksalat. Kristal kalsium oksalat dibentuk

melalui proses metabolisme dari beberapa jalur biokimia yang

berbeda, seperti jalur glioksilat dan asam askorbat. Dua prekursor

pembentuk kristal kalsium oksalat glioksilat dan asam L-askorbat

akan diubah menjadi asam oksalat terlebih dahulu oleh glioksalat

oksidase dan melalui beberapa tahap perubahan. Kemudian glioksilat

diproduksi dalam jumlah yang cukup banyak pada berbagai jaringan

dari jalur metabolisme yang berbeda. Glioksilat dan suksinat

diproduksi dari isositrat oleh isostrat liase di dalam gliosisom. Lalu,

glioksilat dan asetil KoA dikondensasi oleh malat sintase untuk

menghasilkan malat dari KoA. Isositrat liase dan malat sintase

merupakan enzim yang penting dalam siklus glioksilat dan aktif

dalam katabolisme asam lemak. Kelimpahan O2 dan CO2 dalam

kloroplas mendorong RUBISCO untuk memproduksi dua molekul

fosfogliserat atau molekul glikolat dan satu molekul fosfogliserat

dari ribulose-1,5-bisphosphate. Glikolat kemudian diangkut menuju

peroksisom untuk dioksidasi menjadi glioksilat dan kemudian

glioksilat mengalami terminasi menghasilkan glisin dan oksalat.

Tahapan lain untuk pembentukan asam oksalat adalah jalur yang

tidak melibatkan glioksilat yaitu transformasi metabolis asam L-

askorbat. Pemecahan molekul 6-karbon asam askorbat yang terjadi

pada atom C ke dua dan tiga dapat menghasilkan asam oksalat dan

asam L-treonat. Proses tersebut tidak melibatkan glikolat, glioksalat

atau glikolat oksidase. Sintase asam askorbat terjadi di dalam plastid

(Ilarslan, 1997).

Menururt Franceschi & Nakata (2005), Proses pembentukan

kristal kalsium oksalat memerlukan beberapa mekanisme yang

berbeda antara lain proses pengeluaran Ca secara apoplas ke mesofil

daun, proses transfer Ca dari sitosol ke vakuola dan kemudian

menuju ke dalam ruang kristal (crystal chamber). Sementara itu,

terjadi juga pembentukan asam oksalat dalam sitoplasma dan

ditransfer ke vakuola dan chamber. Asam oksalat akan berikatan

dengan Ca dan membentuk kristal. Kristal idioblas

perkembangannya banyak terkait dengan pertumbuhan sel.

Perkembangan tersebut melibatkan koordinasi dari pemanjangan sel

dan pertumbuhan kristal. Oleh karena itu morfologi kristal berbeda

Page 31: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

14

memerlukan bentuk sel yang berbeda untuk menyiman kristal yang

terbentuk.

2.4.3 Peran kristal kalsium oksalat (CaOx)

Kristal kalsium oksalat memiliki beberapa fungsi antara lain

regulasi kalsium, perlindungan tanaman, detoksifikasi (untuk logam

berat atau asam oksalat), menjaga keseimbangan ion, penyokong

jaringan atau menjaga kepadatan tanaman dan refleksi dan

pengumpulan cahaya (Franceschi & Nakata, 2005). Kristal kalsium

oksalat juga dapat mendistribusikan cahaya masuk ke dalam sel

palisade. Salah satu bentuk kristal yaitu druse berperan untuk

merefleksikan cahaya pada sel. Cahaya yang tinggi akan dipatulkan

oleh kristal druse untuk mencegah terjadi kerusakan pada kloroplas

palisade (Kuo dkk., 2007). Menurut Korth dkk (2006), kristal

kalsium oksalat dapat berperan untuk pertahanan terhadap serangga,

serta asam oksalat juga dapat menjadi komponen pertahanan

tanaman terhadap serangga penghisap sepeti planthoper dan aphid.

Komponen pembentuk kristal kalsium oksalat (CaOx) adalah

kalsium dan asam oksalat. Asam oksalat adalah asam kuat yang

merupakan racun terhadap hewan. Konsumsi tanaman yang

mengandung asam oksalat dengan kadar yang tinggi dapat

menyebabkan gangguan kesehatan pada hewan bahkan kematian

pada hewan ternak dan manusia. Salah satu dampaknya adalah

kerusakan pada ginjal. Asam oksalat saat berikatan dengan kalsium

(Ca) akan membentuk kristal yang tidak dapat larut, hingga dapat

menyebabkan organ atau tempat akumulasi kristal kalsium oksalat

tersebut terluka (Korth dkk., 2006).

Page 32: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

15

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2018 sampai

Juli 2019 yang bertempat di Laboratorium Fisiologi, Kultur Jaringan,

dan Mikroteknik Tumbuhan, Laboratorium Biologi Dasar, Jurusan

Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Brawijaya, Malang dan Greenhouse, Mipa center,

Universitas Brawijaya.

3.2 Pengambilan Sampel dan Aklimatisasi

Tanaman Eceng gondok diperoleh di Jalan Terusan Anggodo,

Pakis, Kab.Malang, sedangkan tanaman Wewehan diperoleh dari

Sawah di Desa Kertosono, Sidayu, Gresik. Tanaman yang diambil

adalah tanaman yang paling kecil di lahan. Eceng Gondok dan

Wewehan diambil dan dirawat dalam akuades selama 9 hari untuk

aklimatisasi. Akuades ditambahkan pada wadah dengan volume 2 L

dan diberi tanda batas volume. Penambahan air (apabila berkurang

karena penguapan) dilakukan sesuai dengan batas volume.

3.3 Preparasi dan Perlakuan Deterjen

Tanaman Eceng gondok (Eichhornia crassipes) dan Wewehan

(Monochoria vaginalis) ditumbuhkan pada ember dengan beberapa

macam perlakuan diantaranya yaitu dengan medium air akuades

(P0), deterjen 0,05 ppm (P1) dan 0,5 ppm (P2). Deterjen yang

dipakai adalah deterjen bubuk (Gambar 5). Pembuatan media

perlakuan adalah dengan menimbang deterjen seberat 0,05 mg untuk

perlakun deterjen 0,05 ppm dan seberat 0,5 mg untuk perlakuan

deterjen 0,5 ppm yang masing-masing dimasukkan pada labu ukur

(1 L) dan dilarutkan dengan akuades, lalu diaduk agar homogen.

Media disiapkan dan diberi tanda batas sesuai dengan volume air

yang diberikan. Kemudian untuk penambahan air dilakukan sesuai

kebutuhan hingga mencapai tanda batas volume. Perlakuan

dilakukan selama ± 10 minggu. Masing-masing perlakuan dilakukan

Page 33: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

16

4 kali ulangan. Tanaman ditumbuhkan dengan kondisi seperti

lingkungan aslinya yaitu dengan kondisi banyak cahaya matahari

pada siang hari, seperti di Glasshouse lantai 8, Mipa center,

Universitas Brawijaya.

Gambar 5. Deterjen bubuk

3.4 Pengukuran Pertumbuhan

Pengamatan pertumbuhan daun dilakukan dengan menghitung

jumlah daun yang tumbuh dan pengukuran panjang tangkai daun.

Panjang tanaman dihitung dengan menggunakan penggaris.

Pengukuran dilakukan 1 minggu sekali selama 10 minggu.

3.5 Pembuatan Preparat Mikrokopis

3.5.1 Preparat helai daun

Daun Tanaman Eceng gondok (Eichhornia crassipes) dan

Wewehan (Monochoria vaginalis) dibersihkan dengan air kran,

kemudian dipotong berukuran 0,5 x 0,5 cm2 pada beberapa bagian

daun (pinggir, tengah, bawah) (Gambar 6). Potongan daun

dimasukkan botol flakon. Satu botol flakon berisi 3-4 potongan daun

setiap tanaman (ulangan perlakuan). Kemudian ditambahkan alkohol

absolut selama 24 jam. Lalu, alkohol dibuang dan diganti dengan

Page 34: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

17

larutan NaOH 10% selama 6 jam. NaOH berfungsi sebagai agen

clearing. Kemudian dicuci dengan air keran sebanyak 3 kali dan

direndam larutan pemutih komersial 50% yang berperan sebagai

agen bleaching selama 1 jam. Dicuci dengan air keran sebanyak 3

kali untuk menghilangkan residu larutan pemutih komersial, lalu

direndam dengan Alkohol bertingkat 25%, 50%, 70% dan 95%

dengan masing-masing selama 10 menit untuk mengurangi

kandungan air pada jaringan daun. Kemudian diletakkan diatas slide

glass dengan larutan Gliserin, lalu ditutup dengan cover glass dan

diolesi dengan kutek bening. Satu slide glass digunakan untuk 2

potongan daun.

1.5.2 Preparat tangkai daun

Tangkai daun dipotong 3 bagian secara horizontal (atas, tengah,

dan bawah tangkai) (Gambar 6). Kemudian tangkai daun dibelah

secara vertikal, lalu dipotong 0,5 x 0,5 cm. Potongan tangkai daun

dimasukkan ke dalam botol flakon dan direndam dengan alkohol

absolut selama 24 jam. Lalu, alkohol dibuang dan diganti dengan

larutan NaOH 10% selama 6 jam. NaOH berfungsi untuk larutan

pembersih / agen cleaning. Kemudian dicuci dengan air keran

sebanyak 3 kali dan direndam larutan pemutih komersial 80% yang

berperan sebagai agen clearing selama 1 jam. Dicuci dengan air

keran sebanyak 3 kali untuk menghilangkan residu larutan pemutih

komersial, lalu direndam dengan Alkohol bertingkat 25%, 50%, 70%

dan 95% dengan masing-masing selama 10 menit untuk mengurangi

kandungan air pada jaringan daun. Kemudian diletakkan diatas slide

glass dengan larutan Gliserin. Lalu ditutup dengan cover glass dan

diolesi dengan kutek bening. Satu slide glass digunakan untuk 2

potongan daun.

Page 35: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

18

Gambar 6. Lokasi pengambilan potongan sampel

3.6 Mikroskopis Kristal Kalsium Oksalat (CaOx)

Pengamatan keragaman kristal kalsium oksalat (CaOx)

dilakukan dengan menggunakan mikroskop cahaya (binokuler)

Olympus CX 31 dengan perbesaran 400x dan 100x untuk

perhitungan jumlah kristal kalsium oksalat. Kerapatan kristal kalsium

oksalat dihitung dari preparat yang telah dibuat dengan masing-

masing 3 bidang pandang yang berbeda. Satuan dari kerapatan k

kalsium oksalat yaitu kristal/mm2. Rumus perhitungan kerapatan

kristal kalsium oksalat adalah:

Kerapatan kristal per bidang pandang (kristal/mm2) = ∑kristal

LBP (1)

LBP = Luas bidang pandang (mm2)

Kerapatan kristal per potongan (P) = ( Krpt 1+ Krpt 2 + ...+ Krpt n)

n (2)

Krpt = Kerapatan kristal per bidang pandang

n = jumlah bidang pandang

P = Potongan preparat

Kerapatan kristal per ulangan (U) = ( P1+ P2 + ...+ Pn)

n (3)

U = Kerapatan kristal per ulangan

n = jumlah bidang pandang

Page 36: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

19

Kerapatan kristal keseluruhan= ( U1+ U2 + ...+ PU)

n (4)

n = jumlah ulangan

Kerapatan kristal bentuk X = Σtotal kristal kalsium oksalatX

Luas bidang pandang (mm2) (5)

n = jumlah bidang pandang per ulangan

Gambar 7. Contoh peletakan sampel preparat dan pengamatan

bidang pandang

3.7 Analisis Data

Hasil pengamatan kerapatan kristal kalsium oksalat yang

diperoleh dianalisis menggunakan uji ANOVA (α = 0,05) dengan

program SPSS Statistics 17.0.Jika pengaruh perlakuan nyata maka

dilanjutkan menggunakan uji Tukey dengan α=0,05. Untuk

keragaman kristal akan dijelaskan secara deskriptif.

Page 37: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Deterjen terhadap Pertumbuhan Eceng gondok

(Eichhornia crassipes) dan Wewehan (Monochoria vaginalis)

Jenis tanaman dan deterjen tidak berpengaruh signifikan

terhadap jumlah daun Eceng gondok maupun Wewehan (LT 1).

Pemberian deterjen 0,05 ppm (P1) cenderung meningkatkan jumlah daun baik pada Eceng gondok maupun Wewehan dibandingkan

kontrol (P0) (Gambar 8). Pemberian deterjen 0,5 ppm (P2)

memberikan hasil yang berbeda, yaitu jumlah daun yang cenderung lebih rendah dibandingkan kontrol (P0).

Gambar 8. Jumlah daun Eceng gondok dan Wewehan dengan

perlakuan deterjen. Keterangan: huruf yang sama

menunjukkan pada Eceng gondok dan Wewehan tidak ada beda nyata

Deterjen tidak mempengaruhi pertambahan panjang tangkai daun

Eceng gondok dan Wewehan (LT 2). Pertambahan panjang Eceng gondok dan Wewehan tidak ada perbedaan yang signifikan (LT 3).

Wewehan memilik pertambahan panjang cenderung lebih tinggi

aa

aa

a

a

0

2

4

6

8

10

12

14

0 (Kontrol) 0,05 0,5

Ju

mla

h D

au

n

Deterjen (ppm)

Eceng gondok Wewehan

Page 38: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

21

dibandingkan dengan Eceng gondok (Tabel 1). Rata-rata

pertambahan panjang Eceng gondok 0,97 ± 0,43 cm dan Wewehan sebesar 2,45 ± 1,99 cm. Pertambahan panjang tangkai yang tinggi

pada Wewehan diduga karena adanya daun baru yang tumbuh. Daun

(helai dan tangkai daun) muda memiliki sel yang masih aktif

membelah sehingga pertambahan panjang tangkai lebih cepat. Berdasarkan pengamatan secara morfologi pada perlakuan deterjen

0,5 ppm, Wewehan memiliki beberapa daun muda dengan jumlah

lebih sedikit dibanding dengan jumlah daun Wewehan yang mati. Menurut Waluyo (2006), jaringan meristem yang terdiri dari sel-sel

muda memiliki kemampuan membelah diri lebih cepat.

Tabel 1. Uji T tidak berpasangan untuk pertambahan panjang

tangkai

Tanaman Panjang Tangkai (cm)

Eceng gondok 0,97a ± 0,43

Wewehan 2,45a ± 1,99

Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang

sama menunjukkan tidak berbeda nyata.

Jumlah daun cenderung menurun yang disebabkan banyaknya daun yang mati pada perlakuan deterjen 0,5 ppm (P2), jumlah daun

meningkat pada perlakuan deterjen 0,05 ppm (P1). Perbedaan respon

antara perlakuan konsentrasi rendah (P1) dan konsentrasi tinggi (P2)

diduga karena faktor kejenuhan fosfat. Fosfat merupakan salah satu komponen dari deterjen (Kirk & Othmer, 1982). Perlakuan deterjen

0,5 ppm (P2) memiliki kandungan fosfat tersedia sepuluh kali lebih

banyak dibandingkan perlakuan deterjen 0,05 ppm (P1). Fosfor (dalam deterjen dalam bentuk fosfat) merupakan unsur makro nutrien

yang dibutuhkan tanaman. Jumlah daun terendah terdapat pada

perlakuan deterjen 0,5 ppm (P2) yang diduga karena kandungan

fosfat yang berlebihan memberikan dampak yang buruk pada tanaman. Selain itu, diduga kandungan bahan lain pada deterjen

Page 39: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

22

surfaktan yang lebih pekat mengakibatkan terhambatnya

pertumbuhan tanaman sehingga tanaman mati. Fosfat dibutuhkan dalam tumbuh dan kembang tanaman untuk

merangsang pembentukan sel pada jaringan akar dan tunas yang

sedang tumbuh dan memperkuat batang, namun kebutuhan fosfor

tidak melebihi batas yang dibutuhkan tanaman. Kelebihan kandungan fosfat dapat menyebabkan tanaman klorosis (Winangun,

2005). Salah satu cara untuk mengetahui kebutuhan hara tanaman

adalah dengan menganalisis daun. Daun sering digunakan untuk mendiagnosa adanya masalah tentang nutrisi yang dibutuhkan

tanaman (Liferdi, 2010). Gejala tanaman kelebihan fosfor adalah daun

bagian atas timbul urat kuning, ujung daun seperti terbakar, daun baru tumbuh tipis dan kerdil, daun bagian bawah menggulun dan

timbul bintk-bintik, dan atau tanaman terlihat mirip gejala

kekurangan nutrient kalsium atau magnesium (Percygrowroom,

2019). Komponen surfaktan pada deterjen yang lebih pekat diduga

menjadi penyebab bahwa tanaman pada pelakuan deterjen 0,5 ppm

terhambat. Hal ini seperti pada penelitian dari Bountyfa (2012) bahwa pada konsentrasi deterjen 0,4 ppm diduga dapat menyebabkan

dinding sel larut dikarenakan mengandung zat pelarut yang kuat.

Selain itu, pernyataan Haslam (1995) dalam Effendi (2003) juga menjelaskan bahwa surfaktan yang terkandung dalam deterjen

berinteraksi dengan sel dan membran sel sehingga menghambat

pertumbuhan sel.

Faktor pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi faktor genetis, sedangkan faktor

eksternal meliputi temperatur, cahaya, air, pH, oksigen dan nutrisi

yang ada di lingkungan. Lingkungan habitat setiap tanaman berbeda-beda. Wewehan lebih optimal tumbuh pada habitat dengan pH 5 – 8

dengan suhu 22ºC- 35 ºC (Fern 2014). Habitat Eceng gondok yang

ideal adalah perairan yang dangkal dan berair keruh dengan suhu

28ºC - 30ºC dan pH air berkisar 4-12 (Gerboni & Djarijah, 2005). Deterjen dapat meningkatkan nilai pH air sehingga menyebabkan pH

perlakuan deterjen cenderung basa atau pH lebih dari 7 (Handoko,

2009). Eceng gondok lebih kuat hidup dalam kondisi air basa dibandingkan Wewehan. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah daun

Wewehan pada perlakuan deterjen 0,5 ppm (P2) lebih rendah yang

Page 40: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

23

diduga memiliki pH >8 dibandingkan pada kontrol (P0), serta

pengamatan secara morfologi selama penelitian, yaitu kematian daun busuk atau daun yang kering pada Wewehan lebih banyak

dibandingkan pada Eceng gondok (Gambar 9)

Gambar 9. Daun yang terdapat pada perlakuan deterjen 0,5 ppm;

a.daun Eceng gondok, b.daun Wewehan

4.2 Keragaman Kristal Kalsium Oksalat pada Helai Daun dan

Tangkai Daun Eceng gondok (Eichhornia crassipes) dan

Wewehan (Monochoria vaginalis)

Berdasarkan pengamatan mikroskopis pada helai daun dan tangkai daun Eceng gondok dan wewehan ditemukan tiga bentuk

kristal kalsium oksalat yaitu bentuk rafida, druse, dan styloid. Kristal

rafida yang ditemukan memiliki tiga ukuran yang berbeda sehingga dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yakni rafida kecil, rafida

sedang dan rafida besar. Kristal kalsium oksalat bentuk druse hanya

ditemukan pada tanaman Wewehan, sedangkan kristal kalsium

oksalat bentuk styloid hanya ditemukan pada Eceng gondok. Bentuk

A B

Page 41: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

24

rafida yang teramati terlihat berbentuk seperti berkas. Rafida kecil

berukuran 30,08 ± 6,42 µm yang terlihat seperti sedikit membulat, sedangkan rafida sedang dan rafida besar berbentuk memanjang

dengan masing-masing berukuran 57,65 ± 5,34 µm dan 83,75 ±

21,57 µm.

Bentuk kristal kalsium oksalat secara morfologi memiliki 5 jenis yaitu, rafida berbentuk seperti jarum, styloid, agregat yang biasa

disebut druse, kristal pasir, dan bentuk prisma (Franceschi & Nakata,

2005). Setiap tanaman memiliki keragaman bentuk kristal kalsium oksalat yang berbeda (Horner & Wagner, 1995). Menurut Prychid &

Rudall (1999), kristal kalsium oksalat pada tanaman keluarga

Pondeteriaceae umumnya adalah kristal bentuk rafida dan styloid. Perlakuan deterjen memberikan hasil yang bervariasi terhadap

keberadaan kristal kalsium oksalat pada bagian helai daun dan

tangkai daun.

Kristal kalsium oksalat rafida yang ditemukan adalah rafida dalam bentuk berkas dan berwarna kehitaman. Kristal rafida berkas

terususun tidak rapi datar (Gambar 10A). Kristal rafida tersusun rapi

tepi lurus (Gambar 10B). Kristal rafida tidak rapi saling tusuk hingga berbentuk hampir membulat (Gambar 10C & 10E). Kristal rafida

berkas longgar dan tidak rapi (Gambar 10D). Kristal rafida ukuran

kecil dengan sel idioblas (Gambar 10E). Struktur sel yang menyelimuti kristal tersebut dinamakan idioblast Kristal (Pandey,

1982).

Kristal styloid ditemukan pada tanaman Eceng gondok. Kristal ini

berwarna transparan dan tunggal. Kristal stiloid menyebar di helai daun dan tangkai daun. Ujung kristal stiloid berbentuk seperti ujung

pensil dan tajam (Gambar 11A). Menurut Franceschi & Nakata

(2005), bentuk kristal styloid dimungkinkan berpotensi untuk melukai mulut dan jaringan lunak dari hewan mangsa. Kristal druse

yang ditemukan berbentuk sangat kecil, berdiameter sekitar 4,5 – 10

µm. Kristal druse yang ditemukan berwarna putih kehitaman dan

berbentuk globular (Gambar 11B). Menurut Huang dkk. (2007), kristal kalsium oksalat dapat memiliki banyak fungsi, salah satunya

adalah untuk meneruskan cahaya yang memasuki sel-sel palisade

menuju kloroplas.

Page 42: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

25

Gambar 10. Kristal kalsium oksalat rafida yang ditemukan pada helai daun dan tangkai Eceng gondok dan Wewehan

Gambar 11. Kristal kalsium oksalat: a) styloid yang ditemukan pada

Eceng gondok; b) druse yang ditemukan pada Wewehan.

Tanda panah menunjukkan kristal. Keterangan: tanda

panah menunjukkan kristal kalsium oksalat

Kerapatan kristal kalsium oksalat pada Eceng gondok terlihat

meningkat pada perlakuan deterjen dibandingkan dengan kontrol.

A

E

Page 43: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

26

Kerapatan kristal kalsium oksalat tertinggi terdapat pada perlakuan

deterjen 0,05 ppm (P1). Perbedaan jelas terlihat pada kerapatan kristal kalsium oksalat bentuk styloid. Kerapatan kristal kalsium

oksalat styloid kontrol 1,61 kristal/mm2, sedangkan pada perlakuan

deterjen yakni deterjen 0,05 ppm (P1) dan 0,5 ppm (P2) memiliki

kerapatan kristal kalsium oksalat styloid tinggi sebesar >10 kristal/mm2 pada helai daun dan sebesar >6 kristal/mm2 pada tangkai

daun (LT 10). Tanaman Wewehan kontrol bagian helai daun dan

tangkai daun tidak ditemukan kristal kalsium oksalat bentuk druse dan styloid. Kerapatan kristl druse yang tingi ditemukan pada tangkai

daun dengan perlakuan 0,05 ppm (P1) yaitu sebesar >5 kristal/mm2.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa deterjen mempengaruhi akumulasi kristal kalsium oksalat. Akumulasi yang cukup nyata

dalam bentuk druse pada Wewehan.

Pernyatan Franceschi & Nakata (2005) bahwa kristal kalsium

oksalat memiliki beberapa fungsi antara lain regulasi kalsium, perlidungan tanaman, detoksfikasi, menjaga keseimbangan ion,

penyokong jaringan atau menjaga kepadatan tanaman, refleksi dan

pengumpulan cahaya. Peningkatan kerapatan kristal kalsium oksalat styloid pada Eceng gondok dan druse pada Wewehan pada perlakuan

deterjen diduga karena tanaman berada pada kondisi yang tidak

menguntungkan dan mengakumulasikan kristal kalsium oksalat untuk menjaga keseimbangan ion.

4.3 Pengaruh Deterjen terhadap Kerapatan Kristal Kalsium

Oksalat pada Helai Daun dan Tangkai Daun Eceng gondok

(Eichhornia Crassipes) dan Wewehan (Monochoria

Vaginalis)

Jenis tanaman dan deterjen memiliki interaksi kerapatan kristal

kalsium oksalat pada Eceng gondok dan Wewehan (LT 4). Kerapatan kristal kalsium oksalat pada Eceng gondok lebih tinggi dibandingkan

dengan Wewehan. Pemberian deterjen pada Eceng gondok

menunjukkan hasil yang beda nyata dibandingkan kontrol. Kerapatan

kristal kalsium oksalat Eceng gondok pada perlakuan deterjen 0,05 ppm (P1) beda nyata dibanding dengan kontrol (P0) dengan masing-

masing kerapatan sebesar 24,44 kristal/mm2 dan 10,40 kristal /mm2.

Kerapatan kristal kalsium oksalat pada Wewehan kontrol (P0) dan perlakuan deterjen 0,5 ppm (P2) menunjukkan hasil yang tidak beda

Page 44: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

27

nyata dengan masing-masing kerapatan sebesar 2,22 kristal/mm2 dan

2,26 kristal/mm2. Kerapatan kristal kalsium oksalat pada Wewehan perlakuan deterjen 0,05 ppm (P1) sebesar 9,35 kristal/mm2 yang

menunjukkan kerapatan yang paling apabila dibandingkan dengan

kontrol (P0) dan perlakuan deterjen 0,5 ppm (P2) (Gambar 12).

Kerapatan kristal kalsium oksalat tersebut sangat berkaitan dengan kondisi tanaman. Secara morfologi Eceng gondok lebih

mampu bertahan pada perlakuan deterjen, sedangkan Wewehan

memiliki jumlah kematian daun yang lebih banyak dibandingkan dengan Eceng gondok. Hal tersebut diduga menjadi penyebab

kerapatan kristal kalsium oksalat Wewehan lebih sedikit

dibandingkan dengan Eceng gondok. Daun yang berwarna hijau yang menandakan tanaman tersebut dapat berfotosintesis dengan

baik. Aktivitas fotosintesis memiliki korelasi positif terhadap

pembentukan kristal kalsium oksalat (Huang dkk., 2007).

Gambar 12. Kerapatan kristal kalsium oksalat pada Eceng gondok

dan Wewehan dengan perlakuan deterjen. Keterangan:

huruf yang sama menunjukkan pada Eceng gondok dan

Wewehan tidak ada beda nyata pada uji Tukey dengan α 0,05

b

dc

a

b

a

0

5

10

15

20

25

30

0 (Kontrol) 0,05 0,5

Ker

ap

ata

n K

rist

al

CaO

X

(kri

stal/

mm

2)

Deterjen (ppm)

Eceng gondok Wewehan

Page 45: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

28

Kerapatan kristal apabila dilihat antara helai daun dan tangkai

daun pada masing-masing tanaman diperoleh hasil Organ tanaman dan deterjen memiliki interaksi terhadap kerapatan kristal kalsium

oksalat pada Eceng gondok (LT 6). Kerapatan kristal kalsium oksalat

menunjukkan hasil signifikan antara kontrol (P0) dan perlakuan

deterjen (Gambar 13). Helai daun Eceng gondok memilik kerapatan yang lebih tinggi dibandingkan tangkai daun. Kerapatan kristal

kalsium oksalat tertinggi terdapat pada perlakuan deterjen 0,05 ppm

(P1) yaitu sebesar 17,06 kristal/mm2 pada helai daun.

Gambar 13. Kerapatan kristal kalsium oksalat pada Eceng gondok

dengan perlakuan deterjen. Keterangan: huruf yang

sama menunjukkan pada helai daun dan tangkai daun

tidak ada beda nyata pada uji Tukey dengan α 0,05

Kerapatan kristal kalsium oksalat pada helai daun Wewehan

tidak beda nyata antara tanaman kontrol dan perlakuan deterjen (LT

9). Namun, kerapatan kristal kalsium oksalat pada tangkai daun memiliki perbedaan yang nyata pada perlakuan deterjen 0,05 ppm

(P1) dibandingkan dengan kontrol (P0) dengan kerapatan masing-

masing sebesar 6,89 kristal/mm2 dan 0,39 kristal/mm2. Tangkai daun Wewehan pada perlakuan 0,5 ppm (P2) memiliki kerapatan kristal

c

e

d

a

b b

0

5

10

15

20

0 (Kontrol) 0,05 0,5

Ker

ap

ata

n K

rist

al

CaO

X

(kri

stal/

mm

2)

Deterjen (ppm)

Helai Daun Tangkai Daun

Page 46: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

29

kalsium oksalat cenderung lebih rendah dibandingkan tangkai daun

tanaman kontrol (Gambar 14).

Gambar 14. Kerapatan kristal kalsium oksalat pada Wewehan

dengan perlakuan deterjen. Keterangan: huruf yang

sama menunjukkan pada helai daun dan tangkai daun

tidak ada beda nyata pada uji Tukey dengan α 0,05

Perbedaan kerapatan kristal kalsium oksalat pada bagian helai

daun dan tangkai daun disebabkan karena adanya perbedaan tingkat

metabolisme pada kedua bagian organ tersebut. Helai daun dan tangkai daun merupakan bagian dari daun, namun metabolisme

utama terjadi pada helai daun. Tangkai daun digunakan untuk

membawa air maupun nutrisi ke helai daun, dan pada helai daun terjadi fotosintesis (Mangoendidjojo, 2003). Oksalat adalah bentuk

dari metabolit sekunder tanaman. Kandungan oksalat setiap tanaman

berbeda-beda (Rahman & Kawamura, 2011). Sel pada bagian tanaman yang mengalami metabolisme yang

tinggi akan memberi dampak peningkatan sintesis oksalat dari asam

askorbat dan galaktosa, yang merupakan pembentuk oksalat (Keates

dkk., 2000). Selain itu, faktor eksternal juga mempengaruhi akumulsai kristal kalsium oksalat, seperti kadar P, intensitas cahaya,

pH dan lainnya (Indriyani, 2011). Lingkungan dengan cekaman yang

bb

b

a

c

a0

2

4

6

8

0 (Kontrol) 0,05 0,5

Ker

ap

ata

n K

rist

al

CaO

X

(Kri

stal/

mm

2)

Deterjen (ppm)

Helai Daun Tangkai Daun

Page 47: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

30

tinggi dapat menurunkan kadar oksalat, hal itu diduga karena adanya

penghambatan laju fotosintesis yang dapat menghambat sintesis atau produksi kristal kalsium oksalat (Rahman & Kawamura, 2011).

Nutrisi tanaman juga mempengaruhi kerapatan kristal kalsium

oksalat (Cao, 2003). Deterjen memiliki beberapa zat, salah satunya

adalah unsur fosfat. Unsur P berfungsi untuk membentuk senyawa penyimpan dan perpindahan energi. Senyawa ATP dan ADP

merupakan bentuk senyawa yang digunakan organisme untuk

menyediakan energi yang dalam melakukan aktivitas fisiologis. Salah satu aktivitas tersebut adalah fotosintesis (Marschner, 1997).

Hal ini memberikan penjelasan bahwa dalam konsentrasi P tertentu

pada tanaman dapat membantu tanaman untuk berfotosintesis serta memproduksi kristal kalsium oksalat.

Namun, unsur P juga dapat membatasi produksi asam sitrat pada

siklus Krebs sehingga produksi asam-asam yang lain dapat terhambat

atau menurun, termasuk juga produksi asam oksalat (Rahman & Kawamura, 2011). Kristal kalsium terbentuk dari asam oksalat yang

diperoleh secara endogen dan kalsium yang didapat secara eksogen

(Franceschi & Nakata, 2005). Semakin banyak unsur P yang diserap tanaman, kemungkinan penghambatan produksi asam oksalat

semakin tinggi. Sehingga mengakibatkan terhambatnya pula sintesis

kristal kalsium oksalat terjadi (Marschner, 1995). Bila dilihat dengan seksama maka di dapatkan fakta yang

menarik pada kerapatan kristal helaian daun enceng gondok dan

wewehan. Pada enceng gondok memiliki kerapan kristal lebih tinggi

dibandingkan wewehan baik kontrol maupun perlakuan deterjen. Tampaknya hal tersebut terkait dengan morfologi daun, daun enceng

gondok tampak lebil tebal (LG 4,5,6) sehingga untuk mendukung

ketebalan daun agar tidak mudah terkulai diperlukan kristal lebih banyak. Hanya sayang pada penelitian ini tidak dilakukan

pengukuran tebal daun. Bila dilihat distribusi kristal pada LT 10,

ternyata kristal druse sama sekali tidak ada pada tangkai enceng

gondok, sebaliknya ditemukan pada tangkai wewehan. Keberadaan kristal druse pada wewehan diduga diperlukan untuk memperkuat

petiol dari wewehan dibanding perannya dalam memaksimalkan

distribusi cahaya di petiol wewehan. Kuo dkk. (2007) menyebutkan druse berperan dalam memberi kekuatan fisik. Peran memperkuat

fisik tampaknya terkait dengan morfologi petiol dari wewehan yang

Page 48: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

31

tampak langsing dan panjang (LG1, 2, 3), sedangkan enceng gondok

pendek dan gendut /tebal (LG 4, 5,6).

Page 49: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Jenis tanaman dan deterjen tidak berpengaruh signifikan terhadap

jumlah daun Eceng gondok maupun Wewehan. Deterjen juga tidak

mempengaruhi pertambahan panjang tangkai daun Eceng gondok dan Wewehan. Pertambahan panjang Eceng gondok dan Wewehan

tidak ada perbedaan signifikan. Bentuk kristal kalsium oksalat yang

ditemukan adalah rafida, druse, dan styloid. Kristal styloid hanya ditemukan pada Eceng gondok, sedangkan kristal druse hanya

ditemukan di Wewehan. Pemberian deterjen menunjukkan akumulasi

yang cukup nyata pada kerapatan kristal styloid dan druse dibandingkan kontrol. Kerapatan kristal styloid pada perlakuan

deterjen (0,05 ppm dan 0,5 ppm) sebesar >16 kristal/mm2 dan

kontrol sebesar <2 kristal/mm2. Kristal druse pada kontrol tidak

ditemukan dan pada perlakuan deterjen 0,05 ppm memiliki kerapatan kristal druse yang tinggi yaitu, sebesar >5 kristal/mm2. Jenis tanaman

dan konsentrasi deterjen memiliki interaksi atau pengaruh terhadap

kerapatan kristal kalsium oksalat pada Eceng gondok dan Wewehan. Selain itu, deterjen dan organ tanaman juga memiliki interaksi terhadap kerapatan kristal kalsium oksalat.

5.2 Saran

Perlu dilakukan pengukuran pH, temperatur dan intensitas

cahaya untuk mendukung hasil pengamatan. Serta kontrol positif

menggunakan air yang tercemar berat oleh deterjen. Selain itu, diperlukan pula pengukuran tebal daun dan diameter tangkai pada

masing-masing tanaman. Serta pengukuran kandungan kalsium

oksalat untuk mendukung data kerapatan kristal kalsium oksalat.

Page 50: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

33

DAFTAR PUSTAKA

Akagha, C.I., V. I. Ajiwa, P. A. Okoye, A. C. Onyemeziri., & N. A. Udoka. UU. 2017. Investigation of Aba river contamination using

Eicchornia crassipes as bio-indicator. British Journal of Applied

Science & Technology:1-7. Akhtar, M. S., I. Benish., N. Bhatty, & A. Ali. 2011. Effect of

cooking on soluble and insoluble oxalates in selected Pakistani

vegetabels and beans. International Journal of Food Properties

(14): 241-249. Barus, E. 2003. Pengendalian Gulma di Perkebunan: Efektivitas

dan Efisiensi Aplikasi Herbisida. Kanisius. Yogyakarta.

Bountyfa, M. A. Alamsjah, & S. Subekti. 2012. Pengaruh medium yang tercemar deterjen terhadap pertumbuhan, kandungan alginat

dan klorofil Sargassum sp.. Journal of Marine and Coastal

Science, 1: 13-21.

Bourdeau, P. & M. Treshow. 1978. Ecosystem Response to

Pollution. Wiley. New York.

Cao, H. 2003. The Distribution Of Calcium Oxalate Crystals In

Genus Dieffenbachia Schott. And The Relationship Between Environmental Factors And Crystal Quantity And Quality.

University Of Florida. Florida.Thesis.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber

Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta.

Estiasih, T., R. Agustin, & A. Krisna. 2017. Penurunan oksalat pada

proses perendaman umbi kimpul (Xanthosoma sagittifolium) di

berbagai konsentrasi asam asetat. Jurnal Teknologi Pertanian (18): 191-200.

Fahn, A. 1990. Plant Anatomy. Pergamon Press. Oxford

Fardiaz. 1992. Polusi Air dan Udara. Kanisius. Yogyakarta Fern, Ken. 2014. Monochoria vaginalis. tropical.theferns.info.

Diakses pada tanggal 19 Juni 2019.

Finley, D.S. 1990. Pattern of calcium oxalate crystals in young tropical leaves: a possible role as an anti-herbivore defense.

Revista de Biologia Tropical (47) : 1-2.

Firmansyah, . A.P. 2017. Pengantar Perlindungan Tanaman. CV.

Inti Mediatama. Makassar.

Page 51: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

34

Fizriyani, W. 2018. Pemakaian deterjen pengaruhi kualitas air sungai

brantas. nasional.republika.co.id. Diakses pada tangga 22 Mei 2018.

Franceschi, V.R. & P. A. Nakata. 2005. Calcium oxalate in plants:

formation and function. Annual Review Plant Biology (56): 41-

71. Gerbono, A. & A. S. Djarijah. 2005. Kerajinan Eceng Gondok.

Kanisius. Yogyakarta.

Handoko, H.B. 2009. Sukses Wirausaha Landry Di Rumah. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Horner, H.T. & B.L. Wagner. 1995. Calcium Oxalate Formation in

Higher Plant. CRC Press. Florida. Huang, L.L.K., M.S. B. Ku, dan V. R. Franceschi. 2007. Correlations

between calcium oxalate crystals and photosynthetic activities in

palisade cells of shade adapted Peperomia glabella. Botanical

Studies. 48: 155-164. Ilarslan, H., R. Palmer, J. Imsande & H. Horner .1997. Quantitative

determination of calcium oxalate and oxalate in developing seeds

of soybean (Leguminosae).Am J Bot 84 (8): 1042. Indriyani, S. 2011. Pola Pertumbuhan Porang (Amorphophallus

muelleri Blume) dan Pengaruh Lingkungan terhadap

Kandungan Oksalat dan glukomannan Umbi. Universitas Airlangga Surabaya. Surabaya. Disertasi.

Karimun. 2018. Eceng. Karimun.web.id. Diakses pada tanggal 22

Mei 2018.

Karmana, O. 2006. Biologi. Grafindo Media Pratama. Bandung. Kesl, M. 2017. Monochoria vaginalis. www.biolib.cz. Diakses pada

tanggal 7 November 2018.

Kirk, R.E. & D. F. Othmer. 1982. Encyclopedia of Chemical

Technology. The Intersience and Encyclopedia Inc. New York.

Korth, K.L., S.J. Doege, S.H. Park, F.L. Goggin, Q. Wang, K.

Gomez, G. Liu, L. Jia, & P.A. Nakata. 2006. Medicago truncatula

mutants demonstrate the role of plant calcium oxalate crystals as an effective defense against chewing insectc. Plant Physiology,

141: 199-195.

Kuo, L., Maurice, and V.R. Franceschi.2007. Correlations between calcium oxalate crystals and photosynthetic activities in palisade

Page 52: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

35

cells of shade adapted peperomia glabella. Botanical Studies, 48:

155-164. Liferdi, L. 2010. Efek pemberian fosfor terhadap pertumbuhan dan

status hara pada bibit Manggis. Journal of Horticulture 20 (1):

18-26.

Nayono, S.E. 2004. Metode pengolahan air limbah alternatif

untuk negara Berkembang. Universitas Negeri

Yogyakarta.Yogyakarta.

Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius. Yogyakarta.

Manzen, A. M. 2004. Calcium oxalate deposits in leaves of

Corchorus olitorius as related to accumulation of toxic metals. Russian Journal of Plant Physology, 51: 314-319.

Marschner, H. 1995. Functions of Mineral Nutrients:

Micronutrients. In: Mineral Nutrition of Higher Plants, 2nd

Edition. Academic Press. London. Marschner, H. 1997. Mineral Nutrition of Higher Plants.

Academic Press Harcourt Brace and Company Tokyo.

Mou, B. 2008. Evaluation of oxalate concentration in the U.S. spinach gemplasm collection. Horticultural Science (6): 1690-

1693.

Pancho, J.V. & M. Soerjani. 1978. Aquatic Weeds of Southeast

Asia: a Systematic Account of Common Southeast Asian

Aquatic Weeds. University of the Philippines. Filipina.

Pandey, B.P. 1982. Plant anatomy. S.Chand and Company.ltd, New

Delhi. Parys, K. 2018. Common water hyacinth (Eichhornia crassipes).

www.invasive.org. Diakses pada tanggal 7 November 2018.

Percygrowroom. Phosphorus excess. percysgrowroom.com. Diakses pada tanggal 11 Juli 2019.

Prychid, C.J. and P.J. Rudall. 1999. Calcium oxalate crystals in

monocotyledons: a review of their structure and systematics.

Annals of Botany, 84: 725 – 739. Pkht. 2015. Eceng, Monochoria vaginalis. http://pkht.ipb.ac.id.

Diakses pada tanggal 22 Mei 2018.

Rahman, M.M., & O. Kawamura . 2011. Oxalate accumulation in forage plants: some agronomic, climatic and genetic aspects.

Asian-Aust. J. Anim. Sci. 24 (3): 439 – 448.

Page 53: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

36

Ratnani, R.D., I. Hartat, & L. Kurnasari. 2011. Pemanfaatan Eceng

gondok (Eichornia crassipes) untuk menurunkan kandungan COD (Chemical Oxygen Demond), pH, bau, dan warna pada

limbah cair tahu. Momentum (7): 41-47.

Rosmarkam, A. & Yuwono. 2002. Ilmu Keburuan Tanah.

Kanisius. Yogyakarta. Saadi, A.I. & A.K. Mondal. 2012. Distribution of calcium oxalate

crystal containing idioblats in the leaves of Syngonium

podophyllum Schoot. Interntional Journal of Life Sciences Biotechnology and Pharma Research (1).

Santoso, A.M. 2013. Seminar Nasional X Pendidikan Biologi

FKIP UNS: Distribution of Calcium Oxalate Reduction of

Oxalates, and The Effect of Cultivation Method on its

Formation in Some Vegetables. Program Studi Pendidikan

Biologi Universitas Nusantara PGRI Kediri. Kediri.

Sari, D. A., H. Haeruddin, & S.Rudianti 2016. Analisis beban pencemaran deterjen dan indeks kualitas air di sungai banjir

Kanal barat, Semarang dan hubungannya dengan kelimpahan

fitoplankton. Diponegoro journal of Maqueres (5). Soeparman, H.M. & Suparmin. 2001. Pembuangan Tinja dan

Limbah Cair: Suatu Pengantar. Buku Kedokteran EGC.

Jakarta. Susilo, B., R. Damayanti & N. Izza. 2017. Teknik Bioenergi. UB

Press. Malang.

Suwahyono, U. 2017. Panduan Penggunaan Pupuk Organik.

Penebar Swadaya. Jakarta. Syaiful, A. 2018. Pencemaran kali Brantas parah.

www.radarmalang.id. Diakses pada tanggal 22 Mei 2018.

Waluyo, J. 2006. Biologi Dasar. Universitas Jember Press. Jember. Warintek. 2018. Monochoria vaginalis (Burm.F.) Pressi.

www.warintek.hol.es. Diakses pada tanggal 22 Mei 2018.

Widajanti, W., R. Rizka & Melviana. 2005. Studi Pengolahan Air

Sirkulasi Proses Painting dengan Menggunakan Lumpur Aktif. FMIPA Universitas Indonesia. Depok.

Widianto, L.S. 1997. The Effect Of Heavy Metal On The Growth

Of WaterHyacinth. Proceed Syimposium on Pest Seameo-Biotrop. Bogor.

Page 54: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

37

Winagun, Y.W. 2005. Membangun Karakter Petani Organik

Sukses dalam Era Globalisasi. Kanisius. Yogyakarta.

Page 55: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

38

LAMPIRAN

Lampiran 1. Tanaman Setelah Perlakuan

LG 1. Wewehan kontrol (P0)

LG 2. Wewehan perlakuan deterjen 0,05 ppm

Page 56: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

39

LG 3. Wewehan perlakuan deterjen 0,5 ppm (P2)

LG 4. Eceng gondok kontrol (P0)

LG 5. Eceng gondok perlakuan deterjen 0,05 ppm (P1)

Page 57: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

40

LG 6. Eceng gondok perlakuan deterjen 0,5 ppm (P2)

Lampiran 2. Hasil Analisis Statistika

LT 1. Hasil Uji ANOVA Jumlah Daun Eceng gondok dan Wewehan

LT 2. Hasil Uji ANOVA Pertumbuhan Tangkai Daun Eceng gondok

dan Wewehan

Page 58: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

41

LT 3. Hasil Uji T Tidak Berpasangan Pertumbuhan Tangkai Daun

Eceng gondok dan Wewehan

LT 4. Hasil Uji ANOVA Kerapatan Kristal Kalsium Oksalat pada

Eceng gondok dan Wewehan

LT 5. Hasil Uji Tukey Kerapatan Kristal Kalsium Oksalat pada

Eceng gondok dan Wewehan

Page 59: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

42

LT 6. Hasil Uji ANOVA Kerapatan Kristal Kalsium Oksalat pada

Helai Daun dan Tangkai Daun Eceng gondok

LT 7. Hasil Uji Tukey Kerapatan Kristal Kalsium Oksalat pada Helai

Daun dan Tangkai Daun Eceng gondok

LT 8. Hasil Uji ANOVA Kerapatan Kristal Kalsium Oksalat pada

Helai Daun dan Tangkai Daun Wewehan

Page 60: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

43

LT 9. Hasil Uji Tukey Kerapatan Kristal Kalsium Oksalat pada Helai

Daun dan Tangkai Daun Wewehan

Page 61: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

44

Lampiran 3. Kerapatan Kristal Kalsium Oksalat setiap Bentuk Kristal

LT 10. Kristal Kalsium Oksalat pada Eceng gondok dan Wewehan

Tanaman Organ

tanaman

Deterjen

(ppm)

Kerapatan Kristal (kristal/mm2)

Rafida

kecil

Rafida

sedang

Rafida

besar Druse Styloid

Eceng

gondok

Helai

Daun

0 5,38 ± 5,29 2,69 ± 3,11 0,59 ± 0,69 0,00 1,61 ± 2,88

0,05 3,77 ± 3,14 1,12 ± 1,35 0,39 ± 0,45 0,00 11,78 ±14,16

0,5 3,48 ± 6,96 0,62 ± 1,25 0,23 ± 0,46 0,00 10,10 ±7,76

Tangkai Daun

0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,13 ± 0,03

0,05 0,10 ± 0,07 0,00 0,00 0,00 7,28 ± 2,90

0,5 1,32 ± 0,13 0,00 0,00 0,00 6,62 ± 0,45

Wewehan

Helai

Daun

0 0,30 ± 0,21 0,75 ± 0,82 0,75 ± 0,92 0,00 0,00

0,05 1,44 ± 2,54 0,52 ± 0,65 0,46 ± 0,54 0,03 ± 0,07 0,00

0,5 1,44 ± 2,63 0,39 ± 0,79 0,30 ± 0,59 0,00 0,00

Tangkai

Daun

0 0,16 ± 0,33 0,16 ± 0,20 0,07 ± 0,13 0,00 0,00

0,05 0,13 ± 0,26 0,16 ± 0,33 0,95 ± 1,90 5,64 ± 11,29 0,00

0,5 0,00 0,00 0,00 0,13 ± 0,19 0,00

Page 62: PENGARUH DETERJEN TERHADAP PERTUMBUHAN, …repository.ub.ac.id/179434/1/Lina Alifah (2).pdfpengaruh deterjen terhadap pertumbuhan, keragaman dan kerapatan kristal kalsium oksalat pada

45