PENGARUH DEREGULASI PERBANKAN BIDANG EKSPOR...

25
JURNAL PENELITIAN KUANTITATIF DIBIDANG ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN & ILMU MANAJEMEN STMT-TRISAKTI JAKARTA JL.IPN No.2 Cipinang Besar Selatan, Jakarta 13410 Telp: (021) 856 9372, Fax: (021) 856 9340 LPMTL CENTER OF EXCELLENCE Email: [email protected], Website: www.stmt-trisakti.ac.id Judul Penelitian PENGARUH DEREGULASI PERBANKAN BIDANG EKSPOR TERHADAP DEVISA DAN PENDAPATAN NASIONAL O l e h AMRIZAL Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi Trisakti Jakarta, October 2004

Transcript of PENGARUH DEREGULASI PERBANKAN BIDANG EKSPOR...

JURNAL PENELITIAN KUANTITATIF DIBIDANG ILMU EKONOMI STUDI

PEMBANGUNAN & ILMU MANAJEMEN STMT-TRISAKTI JAKARTA

JL.IPN No.2 Cipinang Besar Selatan, Jakarta 13410

Telp: (021) 856 9372, Fax: (021) 856 9340 LPMTL CENTER OF EXCELLENCE Email: [email protected], Website: www.stmt-trisakti.ac.id

Judul Penelitian

PENGARUH DEREGULASI PERBANKAN BIDANG EKSPOR

TERHADAP DEVISA DAN PENDAPATAN NASIONAL

O

l

e

h

AMRIZAL

Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi Trisakti

Jakarta, October 2004

2

KATA PENGANTAR

Membuat Karya Ilmiah atau melakukan penelitian sudah merupakan tugas pokok

yang harus dilakukan oleh staf pengajar suatu perguruan tinggi. Tugas ini dibuat dalam

rangka penyesuaian/persyaratan pengusulan Akreditasi Dosen atau jenjang kepangkatan

pada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN TRANSPOR TRISAKTI (STMT TRISAKTI)

Jakarta. Meskipun tugas ini sepertinya tidak lebih dari hanya sekedar suatu persyaratan

saja, namun penulis telah berfikir berkali-kali tentang isi tulisan singkat “Jurnal” yang

dibuat ini harus benar-benar dikaji secara ilmiah pula sesuai dengan namanya, dan inipun

sebatas kemampuan yang penulis miliki hingga saat ini.

Alasan lain kenapa karya ilmiah ini harus dibuat demikian adalah

berkemungkinan kalau sekarang batas kemampuan penulis hanya sebatas yang mampu

penulis buat seperti ini, maka mungkin suatu saat tulisan singkat “Jurnal” ini bisa lebih

disempurnakan kearah pendewasaan secara “up to data” untuk disajikan secara umum

melalui Jurnal-jurnal ekonomi, mediamasa dan lain sebagainya. Agaknya tidaklah terlalu

berkelebihan kalau penulis katakan bahwa data yang digunakan bukanlah data main-

mainan, akan tetapi merupakan data resmi publikasi pemerintah sesungguhnya serta

badan-badan resmi pemerintah dan lainnya, yang telah menghimpun: Data-data Makro

Ekonomi dan Pembangunan Indonesia dari masa kemasa dengan rentang waktu tahun

1960-2006 seperti: Pendapatan Nasional Indonesia, APBN, Neraca Pembayaran,

Kependudukan dan Tenaga Kerja dan lain sebagainya.

Kemudian sebagai upaya menjaga keilmiahan sajian tulisan singkat “Jurnal” yang

penulis buat ini diperlukan wadah akurasi “Ilmu Ekonomi Terapan” sebagai

penuntun/pembanding, yaitu suatu wadah yang mencontohkan berbagai corak maupun

topik bahasan tulisan para ahli ekonomi papan atas menampilkan karya ilmiahnya

melalui berbagai Jurnal ekonomi domestik maupun asing. Tulisan singkat “Jurnal” ini

belum pernah diterbitkan dan hanya digunakan sebagai publikasi kepustakaan STMT

TRISAKTI agar dapat dibaca oleh mahasiswa atau pembaca ilmiah lainya yang

barangkali punya kepentingan sama dengan penulis.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Ketua STMT TRISAKTI

Husni Hasan, A.MTrU, S.Sos, MM, bapak Puket I STMT TRISAKTI H. Andri

Warman, BSc, S.Sos.,MM dan Civitas Akademika lainnya STMT Trisakti yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu dalam kesempatan ini. Tidak terlupa salam yang

istimewa terhadap fihak DIKTI/Kopertis Wilayah III Jakarta tempat tujuan

penyesuaian/pengusulan Akreditasi Penulis untuk kedua kalinya, dan berbagai fihak yang

telah disibukkan atas penyesuaian/pengusulan akreditasi ini, demikian dan terima kasih.

Jakarta, Oktober 2004

( Amrizal )

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

1. PENDAHULUAN

2. KERANGKA TEORI DAN METODOLOGI

3. SPESIFIKASI DATA DAN VARIABEL

4. PENEMUAN EMPIRIS DAN PENAFSIRAN

5. KESIMPULAN DAN PENUTUP

KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN

4

1. PENDAHULUAN

Sejak resesi dunia tahun 1980 an jumlah pedagang dunia mengalami kemerosotan

kerena menurnnya daya beli masyarakat dunia. Hal itu mengakibatakan berkuranganya

permintaan setiap negara. Pengaruh turunnya permintaan tersebut juga dirasai oleh

Indonesia terutama dengan menurunya harga minyak bumi di pasaran internasional.

Situasi diatas tidak hanya menyebabkan terjadinya kemunduran didalam neraca

pembayaran Indonesia tetapi juga merosotnya penerimaan negara dari sektor luar negeri.

Karena itu masalah utama yang dihadapi Indonesia sejak menurunya harga

minyak adalah terbatasnya dana pembangunan dan sekaligus mencari jalan cara untuk

memperoleh dana lain agar pembangunan dapat dilanjutkan dan ditingkatkan secara

berkesinambungan. Sebab dana dari minyak yang dulu primadona, posisinya sekarang

telah goyah dan juga penuh dengan ketidakpastian.

Jalan keluar yang diambil pemerintah dalam mengatasi ialah meningkatkan

ekspor non-migas yang manfaatnya tidak hanya sebagai pemasok devisa melainkan juga

mempunyai dampak ganda bagi perekonomian domestik lewat penciptaan kesempatan

kerja dan kegiatan produksi yang menumbuhkan aneka macam material pendukung.

Jadi ekspor non migas sekarang sudah bertambah fungsinya yakni sebagai

pemacu pertumbuhan ekonomi. Dalam rangka meningkatkan ekspor non migas diatas,

sejak orde baru sampai sekarang telah banyak kebijaksanaan perdagangan luar negeri

dilakukan pemerintah. Kebijaksanaan tersebut lebih menonjol sejak resesi duania tahun

1980 dan disebut sebagai deregulasi.

Sampai berapa jauh dampak deregulasi terhadap peningkatan produksi dalam

negeri dan untuk kemudian meningkatnya produksi akan merubah posisi perdagangan

luar negeri untuk menjadi semakin besar oleh karena meningkatnya volume ekspor yang

dihasilkan dalam proses produksi antara lain dengan memanfaatkan kebijaksanaan

deregulasi perbankan diduga sektor produksi akan lebih giat meningkatkan produksinya

terutama sekali produksi yang sangat berorientasi pada perdagangan luar negeri, yaitu

oleh karena deregulasi membawa wahana segar bagi produsen dalam hal efisiensi dari

segi biaya produksi, sehingga berkemungkinan besar melalui efisiensi tersebut akan

tercipta daya saing yang kuat di pasar luar negeri.

2. KERANGKA TEORI DAN METODOLOGI

Perdagangan luar negeri dalam pembangunan ekonomi mempunyai peranan yang

cukup menonjol. Karena itu para ahli ekonomi Klasik dan Neo-Klasik sampai-sampai

mengungkapkan bahwa perdagangan internasional dianggap sebagai mesin pertumbuhan

"trade as engine growth" (M.L, Jighan., 1988, hal 55). Pentingnya perdagangan luar

negeri tersebut juga diungkapkan oleh Halbeller dengan menyatakan bahwa perdagangan

5

internasioanal telah memberikan sumbangan yang luar biasa bagi pembangunan negara

berkembang (G. Harberler., 1959, h 45).

Teori perdagangan luar negeri Klasik pertama-tama dikemukakan Torens,

Ricardo dan Mill. Mereka berpendapat bahwa setiap negara akan memusatkan produksi

pada suatu komoditi yang mempunyai biaya produksi yang lebih murah dari negara

lainya dan apabila ditukarkan akan memperoleh keuntungan "surplus" (Miltiades

Chacholiades.,1985, p14). Teori diatas dikembangkan selanjutnya oleh Ricardo pada

awal abad 19 dan dikenal sebagai hukum keuntungan komperatif ( The Law of

Comparative Advantage ).

Menurut hukum keuntungan komperatif setiap negara akan memperoleh

keuntungan komperatif terhadap suatu barang, dan akan memperoleh manfaat jika barang

tersebut diperdagangkan dengan negara lain (Kindleberger and Lindert., 1983, h 24).

Artinya suatu barang akan memperoleh keuntungan jika negara tersebut menghasilkan

barang yang secara relatif lebih efisien dibanding negara lain, dan barang tersebut

digunakan sebagai komoditi ekspor. Sebagai gantinya negara itu akan menerima barang

yang keuntungannya relatif lebih rendah.

Karena itu perdagangan luar negeri menurut keuntungan komperatif akan

bermanfaat bagi negara yang ikut di dalamnya. Sebab perdagangan luar negeri dapat

meningkatkan pendapatan nasional dan selanjutnya akan menaikan jumlah output dan

laju pertumbuhan ekonomi. Dengan bertambahnya tingkat output maka lingkaran setan

sebagai penghalang pembangunan dapat dipatahkan dan pembangunan ekonomi lebih

cepat tercapai.

Lingkaran setan dari negara-negar yang sedang berkembang pertama-tama bersumber

dari kecilnya pasar domestik sebab pasar ini tidak dapat menyerap output yang dihasilkan

masyarakat. Kecilnya penyerapan output oleh pasar tersebut menyebabkan rendahnya

pendapatan masyarakat atau daya belinya (Kindleberger and Lindert., ibid, h 24).

Dengan berkembangnya perdagangan luar negeri maka pasar dari produk yang

dihasilkan akan lebih meluas. Hal tersebut tidak hanya akan merangsang investasi dan

pendapatan, tetapi juga tabungan melalui alokasi sumber daya yang lebih efisien. Itu

berarti perluasan pasar akan menimbulkan sejumlah ekonomi internal dan eksternal yang

mempunyai dampak terhadap penggunaan biaya produksi. Disamping itu perdagangan

luar negeri dapat pula membantu mengaktifkan sektor pangan ke sektor uang. Keadaan

diatas akan mengakibatkan meluasnya pasar produk yang dapat menaikan taraf hidup

masyarakat secara langsung.

Disamping manfaat langsung, perdagangan luar negeri juga memberikan manfaat

dinamis tak langsung (M.L. Jighan., op.cit, h 565). Karena dengan meluasnya pasar dan

kecukupan spesialisasi, maka perdangan internasional akan mendorong pemakaian

mesin-mesin yang lebih banyak, mendorong penemuan dan pembaharuan, meningkatkan

produktivitas dan menurunnya biaya. Semuanya itu akan megarah kepada peningkatan

pembangunan.

6

Selain perdagangan luare negeri juga memperkenalkan kepada masyarakat

produk-produk baru dan menarik serta mendorong mereka bekerja lebih giat, menabung

dan menghipun modal bagi pemuasan atas keinginan-keinginan baru. Perdagangan luar

negeri juga ikut berperan dalam mengundang pemasukan modal luar negeri dan

membangkitnya gagasan baru, kemampuan teknis, keterampilan, bakat dan

kewiraswastaan. Perdagangan luar negeri juga ikut serta mendorong persaingan yang

sehat dan mencegah monopoli yang tidak efisien.

Secara rinci manfaat tak langsung dari perdagangan luar negeri adalah sebagai berikut

(M.L. Jighan., op.cit, h 565).

(1) Perdagangan luar negeri membantu mempertukarkan barang-barang yang mempunyai

kemampuan pertumbuhan rendah dengan barang-barang luar negeri yang mempunyai

kemampuan pertumbuhan tinggi. Komoditi primer negara terbelakang misalnya

ditukar dengan mesin, barang modal, bahan mentah dan produk setengan jadi yang

diperlukan untuk pembangunan ekonomi. Penambahan barang-barang modal dan

bahan baku, untuk mempercepat laju pembangunan dapat dilakukan dengan

mengimpornya dari negara maju. Begitu juga untuk mendirikan everhead sosial dan

everhead ekonomi dan kegiatan-kegiatan langsung yang produktif. Jadi ekspor yang

lebih besar akan memperluas volume impor alat-alat perlengkapan tanpa

membahayakan neraca pembayaran.

(2) Perdagangan luar negeri mempunyai pengaruh mendidik. Sebab negara berkembang

umumnya memiliki kekurangan keterampilan penting tertentu. Kekurangan ini

merupakan rintangan yang besar bagi pembangunan daripada kekurangan barang-

barang modal. Perdagangan luar negeri dapat mengatasi kelemahan diatas sebab

perdagangan luar negeri menurut Harbeler adalah sarana dan wahana untuk

menyebarluaskan pengetahuan teknis pemasukan gagasan yang dapat meningkatkan

kemampuan dan keterampilan yang merupakan peransang kuat bagi kemajuan

teknologi. Ia juga memberikan kesempatan belajar baik dari keberhasilan maupun

dari kegagalan negara maju. Perdagangan luar negeri juga dapat membantu memacu

pembangunan negara miskin dengan meminjam gagasan keterampialan dan

kemampuan tertentu dari negara maju dan menerapkannya sesuai dengan kekayaan

dan faktor setempat.

(3) Perdagangan luar negeri memberikan dasar bagi pemasukan modal luar negeri ke

negara-negara berkembang. Jika ada perdangan luar negeri, modal luar negeri akan

mengalir dari negara kaya ke negara miskin. Volume modal luar negeri yang

mengalir ke dalam negeri diantara lain juga tegantung kepada volume perdangangan.

Semakin besar volume perdagangan semakin besar pula kemungkinan suatu negara

dapat membayar kembali dengan mudah suku bunga da pokok pinjamannya.

(4) Perdagangan luar negeri menguntungkan negara berkembang secara tidak langsung

karena perdagangannluar negeri dapat meningkatkan persaingan sehat, dan

mengendalikan monopoli yang tidak efisien. Persaingan sehat adalah perlu bagi

7

pembangunan sektor ekspor dan perlu untuk mengendalikan monopoli eksploitatif

yang tidak efisien yang lazimnya dilakukan dengan alasan proteksi industri baru.

Untuk memacu laju pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang seperti

diutarakan diatas diperlukan impor barang-barang modal dan barang-barang pembantu.

Dalam memenuhi kebutuhan atas barang-barang diatas diperlukan peningkatan devisa.

Hal itu hanya dapat dilakukan dengan meningkatkan ekspor. Peningkatan ekspor

sekaligus juga untuk mengembangkan neraca pembayaran. Sebagai langkah

pertamadiperlukan penelitian yang mendalamdi negara-negara maju untuk menentukan

pasar potensial.

Dari hasil penelitian diatas baru ditentukan produksi komoditi mana ekspornya

harus ditingkatkan atau komoditi yang berkemampuan ekspor. Dalam masalah diatas

Gunard. Myrdal dalam bukunya "An International Economy Problem and Prospect"

menyarankan agar perhatian harus lebih ditujukan kepada komposisi ekspor dan pada

prospek dari komoditi tersebut di pasaran dunia.

Disamping itu kebijakan perdagangan nampaknya juga memegang peranan

penting dalam meningkatkan perdagangan luar negeri dan sekaligus dapat menompang

laju pembangunan ekonomi. Sebab peningkatan perdagangan memungkinkan negara

berkembang memperoleh bagian yang lebih besar atas manfaat perdagangan dan

sekaligus juga akan meningkatkan laju pembentukan modal dan industrialisasi serta

menjadi keseimbangan neraca pembayaran.

Kebijakan-kebijakan dalam menggalakan perdagangan luar negeri akhir-akhir ini

dikenal dengan istilah Deregulasi dan Derebiroktisasi. Deregulasi tidak hanya diartikan

sebagai proses pengurangan peraturan dan kebijakan yang menghambat berlangsungnya

mekanisme pasar. Dengan kata lain sebagai usaha pembebasan pasar dari distorsi-distorsi

yang timbul dari regulasi/peraturan.

Pengertian yang hampir sama dikemukakan oleh Radius Prawiro. Beliau

mengemukakan bahwa Deregulasi ialah setiap usaha untuk mengurangi hambatan yang

tidak perlu yang disebabkan oleh produk hukum yang diciptakan oleh pemerintah dan

usaha untuk memperkuat daya saing komoditi ekspor di laur negeri.

Dengan demikian Deregulasi juga terkait dengan Debiroktisasi dan Desentralisasi.

Sebab dengan banyaknya peraturan-peraturan atau banyaknya meja yang harus dilalui,

tarif yang tinggi sebagai akibat dari segala macam produk hukum yang diciptakan

aparatur pemerintah pada periode sebelum adanya deregulasi yang telah menyebabkan

hight cost economy. Situasi diatas tentu akan megakibatkan kegairahan masyarakat untuk

melakukan ekspor non migas akan menurun atau berkurang.

Deregulasi dimulai dari paket Januari 1982 sampai sekarang. Tujuanya adalah

untuk merangsang dan meningkatkan ekspor non migas dalam rangka membiayai

pembangunan dan keseimbangan neraca pembayaran. Sebab dari ekspor migas sesudah

terjadinya resesi dunia tahun 1980 an kurang dapat diandalkan lagi perananya. Jadi

8

deregulasi dan derebiroktisasi dilakukan untuk mendorong dan merangsang bangkitnya

seluruh kekuatan pembangunan dan memperluas tanggunga jawab bersama dalam

pembangunan yang merupakan ciri penting dari azas kekeluargaan (Syahrir., Tempo,

1988).

Modal yang dipakai dalam menaksir pengaruh deregulasi terhadap volume ekspor

total Indonesia adalah OLS ( Ordinary Least Squares ) dimana variabel produksi dan

harga juga diikutsertakan kedalam model sebagai variabel bebas. Dipakainya produksi

sebagai variabel bebas didasarkan kepada pendapat bahwa ekspor adalah kegiatan yang

menyangkut dengan produksi barang-barang dan jasa-jasa oleh suatu negara dan

dikonsumsi oleh konsumen diluar batas negara tersebut (Bambang. Tryoso.,1984).

Sedangkan harga dipakai sebagai variabel bebas di dalam model karena produksi dijual

keluar batas negara untuk memperoleh devisa dalam bentuk valuta asing.

Hubungan antara volume ekspor dengan produksi, harga dan deregulasi sebagai

Dummy Variable dapat ditulis sebagai

Qt = f ( Vt , Rt , Dt , Ei ) ( 1 )

fungsi ekspor persamaan (!) kemudian dirobah menjadi fungsi kuadratis. Gunanya adalah

agar penaksiran terhadap setiap variabel mudah dilakukan. Sebab dengan mentransformir

fungsi kuadrat ke dalam persamaan double log akan diperoleh elastisitas setiap variabel

bebas terhadap variabel tergantung secara langsung. Bentuk fungsi kuadratnya adalah

sebagai berikut:

Qt = a0 Vta1 Rta2 Dta3 Ei ( 2 )

fungsi ekspor persamaan (2) kemudian ditransformir menjadi persamaan double log yang

hasilnya adalah sebagai berikut:

Log Qt = a0 + a1 Log Vt + a2 Log Rt + a3 Log Dt + ei ( 3 )

pengunaan fungsi double log didasarkan pada kebiasaan para ahli ekonometrik karena

dihubungkan dengan asumsi adanya elastisitas yang konstan antara variabel bebas

disamping aplikasinya yang sederhana dalam menaksir koefisien elastisitas dimana

elastisitas tersebut diperoleh dari hasil perhitungan koefisien regresi (A. Halim Ismail.,

1976, h 32). Penggunaan double log juga dilakukan agar diperoleh hasil penaksiran

terbaik berdasarkan "test of goodness of fit" (Johnston.,1972, h 51).

3. SPESIFIKASI DATA DAN VARIABEL

Data yang dipakai sebagai variabel dalam menaksir persamaan (3) disajikan

dalam Tabel 1, dimana Qt merupakan produksi, Vt merupakan volume ekspor, Rt

adalah Ratio harga dan Dt adalah Deregulasi sebagai dummy variable. Harga yang

dipakai dalam penaksiran adalah ratio harga yang berupa perbandingan antara indek

harga ekspor dengan indek harga umum.

9

Tabel 1. PRODUKSI, VOLUME EKSPOR,

RATIO HARGA DAN DEREGULASI

TAHUN 1969-1994

Tahun Produksi Volume Ratio Deregulasi

Ekspor Harga

1969 4.46 4.41 -0.04 0

1970 4.49 4.11 -0.04 0

1971 4.5 4.13 -0.05 0

1972 4.54 4.19 -0.04 0

1973 4.59 4.31 0.04 0

1974 4.62 4.31 -0.06 0

1975 4.64 4.22 -0.15 0

1976 4.67 4.48 -0.12 0

1977 4.71 4.34 -0.07 0

1978 4.74 4.35 -0.07 0

1979 4.77 4.37 -0.05 0

1980 4.81 4.38 -0.01 0

1981 4.84 4.28 -0.05 0

1982 4.85 4.47 -0.07 0

1983 4.87 4.54 0 1

1984 4.89 4.53 0.01 1

1985 4.9 4.52 0.01 1

1986 4.92 4.61 0.05 1

1987 5 4.84 0.08 1

1988 5.01 4.85 0.08 1

1989 4.87 4.27 0.07 1

1990 4.98 4.67 0.08 1

1991 5.21 4.6 0.13 1

1992 4.17 4.72 0.09 1

1993 5.21 4.69 0.12 1

1994 5 4.87 0.11 1

Sumber: Diolah oleh penulis dari Statistik Perdagangan Luar Negeri

Indonesia, Ekspor Tahun 1969-1995.

10

Tabel 2. PRODUKSI, VOLUME EKSPOR

RATIO HARGA DAN DEREGULASI

TAHUN 1969-1994 ( 1983 = 100 )

Tahun Produksi Volume Ratio Deregulasi

Ekspor Harga

(Juta kg) (Juta Rp)

1969 29157.6 9645.1 0.6216 1

1970 31344.2 10782.8 0.6237 1

1971 35538.1 12188.2 0.6786 1

1972 36698.5 14783.1 0.7243 1

1973 40849.1 17533.1 0.796 1

1974 43967.8 18682.5 0.8696 1

1975 46156.2 18231.3 0.7083 1

1976 49334.8 21335.5 0.75 1

1977 53724.3 23347.3 0.8438 1

1978 57864.7 23586.5 0.8571 1

1979 61484.2 23556.7 1.1321 1

1980 67558.9 22228.9 1.0143 1

1981 72793.4 21697.5 0.8861 1

1982 74540.3 18673.4 0.8571 10

1983 77676.3 19846.1 1 10

1984 82910.7 21144.9 1.1972 10

1985 84959.1 19494.7 1.2349 10

1986 90013.6 22460.3 1.2037 10

1987 94302.2 25742.4 1.0955 10

1988 99981.4 26015.5 1.0856 10

1989 107436.6 28733.2 1.0761 10

1990 115217.3 28862.8 1.1078 10

1991 123225.2 34600.8 1.1861 10

1992 131184.8 39674.8 1.2417 10

1993 139707.1 42296.8 1.1861 10

1994 150241 46511.2 1.2561 10

Sumber: Diolah oleh penulis dari StatistikPerdagangan Luar

Negeri Indonesia, Ekspor tahun 1969-1995

11

Nilai dari dummy variable diberi angka 1 (satu) dan angka 10 (sepuluh). Angka 1

menunjukan atribut sebelum adanya deregulasi atau periode dimana proses deregulasi

diabaikan eksistensinya terhadap volume ekspor dan angka 10 untuk periode deregulasi

atau periode dimana terdapat pengaruh deregulasi terhadap total ekspor.

Periode deregulasi dimulai tahun 1982 dan periode sebelumnya merupakan

periode non deregulasi. Diabaikannya pengaruh deregulasi sebelum tahun 1982

didasarkan kepada perkiraan atau asumsi bahwa deregulasi yang terjadi sebelum tahun

1982 perananya terhadap volume ekspor relatif tidak ada lagi atau minimal sekali. Hal

diatas dikaitkan pula dengan terjadinya resesi ekonomi dunia tahun 1980 dimana ekspor

Indonesia turun secara tajam.

4. PENEMUAN EMPIRIS DAN PENAFSIRAN

Hasil penemuan empiris diperoleh dengan memakai data Produksi sebagai

variabel tergantung dari volume ekspor, rasio harga, dan kebijaksanaan deregulasi

perbankan sebagai variabel bebas sebagaimana yang terdapat pada persamaan (3).

Data-data tersebut ditampilkan dalam Tabel 2 dimana data-data diatas sebelum dilakukan

double log yang terdapat pada Tabel 1. Metode penemuan yang dipakai dalam

perhitungan ialah OLS ( Ordinary Least Squares ). Hasil perhitungan dapat dilihat pada

persamaan (4) sebaai berikut:

Log Qt = Log 1.825681 + 0.677560 Log Vt + 0.354681 Log Rt + 0.160443 Log Dt ( 4 ) S(ai) (0.078012) (0.164199) (0.022963) t(ai) (8.685324) (2.160059) (6.986797)

SE = 0.036775 R2 = 0.972706 F = 261.3514 D-W = 1.106285

Statistical Table: t0.005 = 2.819 t0.01 = 2.508 t0.025 = 2.074 f0.001 (v1 , v2) = 4.82 f0.05 (v1 , v2) = 3.05

d0.01 (dl , du) = 0.75 - 1.54 d0.05 (dl , du) = 0.96 - 1.80

Persamaan (4) memperlihatkan bahwa hasil setiap koefisien regresi yang merupakan

elastisitas adalah positif. Artinya jika terjadi perubahan dalam volume ekspor, rasio harga

dan deregulasi maka jumlah produksi juga akan berobah kearah yang sama. Elastisitas

masing-masing variabel bebas terhadap jumlah produksi adalah 0.677560 (volume

ekspor), sebesar 0,354681 (elastisitas harga ), dan sebesar 0.160443 ( elastisitas

deregulasi ).

12

Hasil penemuan ketiga elastisitas baik sendiri maupun secara bersamaan

nampaknya adalah significant. Sebab hasil pengujian dengan memakai uji t untuk

masing-masing variabel bebas adalah lebih besar dari t tabelnya dan begitu juga

perbandingan antara F-hitung dengan F tabelnya.

Hasil penemuan koefisien determinasi ( R2 ) dan standar error juga memperkuat

hasil penemuan empiris. Sebab koefisien determinasi dari persamaan (4) ialah cukup

besar yakni 0.973706. Hasil koefisien determinasi tersebut menunjukan sekitar 97,4 %

produksi dapat dijelaskan atau berhubungan erat dengan volume ekspor, ratio harga

dalam negeri dengan luar negeri dan deregulasi. Hasil penemuan SE juga

memperlihatkan tingkat kesalahan perhitungan yang ditaksir kecil sekali, yaitu sebesar

0.036775.

Dari hasil penemuan empiris di atas dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut:

(a) Elastisitas volume ekspor sebesar 0.677560 dan mempunyai arti jika volume ekspor

meningkat sebesar 10 % maka produksi akan naik menjadi sebesar 6.8 %. Sebab

antara jumlah produksi dengan volume ekspor mempunyai hubungan yang positif

sebagaimana yang dapat dilihat pada koefisien hasil estimasi yang dilakukan pada

persamaan (4) diatas.

(b) Elastisitas Ratio harga adalah sebesar 0.354681 yang dapat diartikan bahwa kalau

ratio harga ekspor meningkat 10 % maka total produksi diduga akan naik sekitar

3.55 %. Hubungan semacam ini adalah sama pula dengan yang terdapat dalam teori

mikro, khususnya mengenai hukum penawaran, yaitu jika harga naik maka supply

juga kan naik. Namun demikian kenaikan harga tidaklah begitu mampu dalam

meningkatkan produksi sebagaimana yang ditunjukan oleh besarnya elastisitas yang

sebesar diatas.

(c) Elastisitas deregulasi adalah sebesar 0.160443 yang dalam artiannya menunjukan

bahwa deregulasi ditaksir tidak begitu berperan berperan dalam mendorong

peningkatan peningkatan produksi, oleh karena memang pada hakekatnya bahwa

kebijaksanaan deregulasi pada prinsipnya bertujuan untuk meningkatkan ekspor dan

bukan untuk meningkatkan produksi.

Kebijaksanaan deregulasi yang semacam diatas, pada prinsipnya dapat dilaksanakan

melalui kebijaksanaan pemerintah dengan melakukan devaluasi rupiah terhadap

dollar sebagaimana yang pernah dilakukan di Indonesia beberapa tahun belakangan

ini seperti pada tahun 1983 dilaksanakan kebijaksanaan deregulasi dan debiroktisasi

serta tahun 1986 kebijaksanaan devaluasi rupiah.

Bukan berarti setiap saat mau diadakan kebijaksanaan pemerintah dalam

perekonomian nasional dan terhadap pengaruhnya dengan sektor luar negeri selalu

dilakukan dengan membuat kebijaksanaan semacam diatas, oleh karena

bagaimanapun juga kebijaksanaan pemerintah dalam devaluasi adalah kebijaksanaan

bunuh diri. Kebijaksanaan ini akan mantap menggerakan perekonomian nasional pada

13

saat perekonomian masih berada pada posisi yang baik. Dalam kondisi ekonomi yang

ambruk atau amburadul yang diistilahkan sebagian orang, kebijaksanaan tersebut

adalah tindakan yang sangat merugi sekali.

(d) Berdasarkan besarnya nilai elastisitas masing-masing seperti elastisitas valume

ekspor, elastisitas ratio harga dan elastisitas deregulasi terhadap produksi, maka yang

nampak jauh lebih mantap dalam menggerakan perekonomian adalah elastisitas

volume ekspor, urutan kedua adalah ratio harga dan yang terakhir adalah elastisitas

deregulasi perbankan. Kebijaksanaan deregulasi perbankan rupanya dalam penelitian

ini tidak memberikan infak yang menakjubkan meningkatkan produksi.

Sebenarnya kebijaksanaan deregulasi perbankan adalah sangat baik dilakukan dan

hasilnya juga sangat menakjubkan apabila dilakukan penelitian kearah pengembangan

ekspor, baik itu total ekspor maupun ekspor non-migas yang selalu diprimadonakan

selama ini oleh karena deregulasi perbankan dan bahkan devaluasi rupiah yang

dilakukan pemerintah bertujuan untuk meningkatkan citra ekonomi ke arah daya

saing yang tinggi pada pasar luar negeri, maka tidak heran pula devaluasi rupiah yang

dilakukan tersebut sangat berperan sekali dalam hal menurunkan biaya produksi

dalam negeri secara riel sehingga mampu meningkatkan jumlah produksi dan

membiayai input-input yang digunakan dalam proses produksi dalam negeri.

5. KESIMPULAN DAN PENUTUP

Sebagaimana halnya hipotesa yang dilakukan sebelum penelitian ini dibuat, maka

kebijaksanaan deregulasi perbankan diduga akan dapat meningkatkan produksi dalam

negeri sehingga tinggi ekspor dari sudut besarnya volume ekspor yang dihasilkan selain

yang dikonsumsi di dalam negeri sendiri. Hasil pengujian empiris dalam penelitian ini

telah menunjukan kepada kita bahwa hipotesa yang diduga benar semula dan sekarang

ternyata salah. alhasil yang didapatkan malahan kebijaksanaan deregulasi perbankan

tidak begitu mampu meningkatkan citra ekonomi nasional dalam hal meningkatkan

produksi sebagaimana yang dapat dilihat melalui besarnya nilai elastisitas deregulasi

tersebut pada produksi.

Kebijaksanaan deregulasi yang dilakukan pemerintah dan bahkan juga

kebijaksanaan devaluasi rupiah yang telah dilakukan beberapa tahun yang lalu, sudah

pasti mantap kata orang yang melakukan kebijaksanaan tersebut oleh karena tidak

mungkin kebijaksanaan dibuat sepanjang tujuan kebijaksanaan tersebut tidak ada sama

sekali.

Dikatakan mantap dan kemudian dilakukan oleh pemerintah, barangkali diluar

tujuan penelitian ini atau barangkali dimaksudkan untuk neingkatkan ekspor atau ekspor

non migas oleh karena orientasi kebijasanaan tersebut sama halnya melakukan tindakan

dengan mengadakan inflasi dalam negeri untuk tujuan melakukan efisiensi produksi

dalam negeri dan guna meningkatkan daya saing pada pasar luar negeri.

14

KEPUSTAKAAN:

M.L. Jighan., Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Rajawali Press, Jakarta 1988.

G. Harberler., International Trade and Economic Development, Ltd, London 1959.

Miltiades Chacholia, International Trade and Policy, Mc Graw Hill, Book Compani,

1955.

Kendleberger and Lindert., Ekonomi Internasional, edisi ke Tujuh, Erlangga, Jakarta,

1983.

Kendleberger, C.P., BruceHerrick, Economic Development, Third Edition, Mc Graw Hill

Book Company, 1977.

J.R. Hicks, Essay in Worl Economy.

Gunard Myrdal., An International Economy Problem and Prospect, Ltd, London, 1977.

Syahrir., Tempo, Jakarta, April 1988.

Bambang Triyoso., Model Ekspor non migas Indonesia untuk Proyeksi Jangka Pendek,

Ekonomi dan Keuangan Indonesia, Vol XXXII, No 2, Jakarta, 1984.

A, Halim Ismail., Elastisitas Pengeluaran Untuk Malaysia Barat, Bunga Rampai Ekonomi

Mikro, Gajah Mada University Press, Yokyakarta, 1976.

Johnstan., Econometric Method, 2nd edition, Mc Graw Kogakusha Ltd, Tokyo, 1972.

Jack Hirscheifen., Teori Harga dan Penerapannya, Edisi ketiga, Penerbit Erlangga,

Jakarta, 1985.

15

Lampiran 1: NILAI DALAM SEMI LOGARITMA

Tahun Produksi Volume Ratio Deregulasi

Ekspor Harga

1969 4.4647518 3.9843067 -0.206489 0

1970 4.4961572 4.0327315 -0.205024 0

1971 4.5506942 4.0859396 -0.168386 0

1972 4.5646483 4.1697655 -0.140082 0

1973 4.6111825 4.2438587 -0.099087 0

1974 4.6431347 4.271435 -0.06068 0

1975 4.66423 4.2608176 -0.149783 0

1976 4.6931534 4.3291028 -0.124939 0

1977 4.7301708 4.3682367 -0.07376 0

1978 4.7624137 4.3726635 -0.066969 0

1979 4.7887635 4.3721145 0.0538848 0

1980 4.8296826 4.346918 0.0061664 0

1981 4.862092 4.3364097 -0.052517 0

1982 4.8723911 4.2712234 -0.066969 1

1983 4.8902885 4.2976752 0 1

1984 4.9186106 4.3252056 0.0781667 1

1985 4.9292099 4.2899166 0.0916318 1

1986 4.9543081 4.3514156 0.0805183 1

1987 4.9745218 4.410649 0.0396124 1

1988 4.9999192 4.4152322 0.0356698 1

1989 5.0311523 4.458384 0.0318526 1

1990 5.0615177 4.4603385 0.0444614 1

1991 5.0906995 4.5390861 0.0741213 1

1992 5.1178835 4.5985147 0.0940167 1

1993 5.1452185 4.6263075 0.0741213 1

1994 5.1767885 4.6675575 0.0990242 1

Sumber: Diolah dari Tabel 1 dan 2.

Lampiran 2. HASIL PERHITUNGAN DAN PENEMUAN EMPIRIS

Hasil Estimasi Fungsi regresi ( Regression Function ) "Ordinary Least Square Method"

Judul Karya : KEBIJAKSANAAN DEREGULASI PERBANKAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKSI DI INDONESIA

Fungsi regresi : Log Qt = f ( Log Vt, Log Rt, Log Dt, Ei )

Bentuk Fungsi : Log Qt = Log a1 + a1 Log Vt + a2 Log Rt + a3 Log Dt + log Ei

Hasil Estimasi : Regression Output:Constant 1.825681137

Std Err of Y Est 0.036775462 R Squared 0.972706552No. of Observations 26Degrees of Freedom 22

X Coefficient(s) 0.677560588 0.354681685 0.160443607Std Err of Coef. 0.078012118 0.164199941 0.022963828T-test (DF = 22) 8.685324819 2.160059756 6.986797238

Bentuk Transformasi : Log Qt = Log 1.825681 + 0.677560 Log Vt + 0.354681 log Rt + 0.160443 Log Dt

S(bi): (0.078012) (0.164199) (0.022963)

t(bi): (8.685324) (2.160059) (6.986797)

SE = 0.036775 Statistical Tables : R

2 = 0.972706 t0.005 = 2.819

t0.01 = 2.508 R = 0.986258 t0.025 = 2.074 `R

2 = 0.968984 f0.01 (v1, v2) = 4.82

f0.05 (v1, v2) = 3.05

F = 261.3514 d0.01 (dl, du) = 0.75 - 1.54

D-W = 1.106285 d0.05 (dl, du) = 0.96 - 1.80

Sumber: Diolah oleh penulis menggunakan Lotus 1-2-3 Smartsuite Milennium Edition V 9.5 dari data Lampiran 1.

------+++++------

Cara paling Mudah Meng-unduh (Downloads) secara GRATIS sejumlah TULISAN ILMIAH Dalam bentuk Files PDF sebagai berikut:

12

Daftar TULISAN ILMIAH Untuk PERGURUAN TINGGI, Terdiri:

Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN

JURNAL PENELITIAN Kuantitatif, BUKU AJAR MODUL SOAL DAN

PEMECAHAN SOAL, BUKU TEKS, Laporan Hasil & Jurnal Hasil

Penelitian Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, LAPORAN HASIL

& Jurnal Hasil Penelitian SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi

10 Macam Hasil Pegembangan KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

Penelitian Survey dari 5 Hasil Penelitian SURVEY.

Dan Didapatkan 10 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF

Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, termasuk 5 Proposal (Draft Hibah

DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 s/d 2016

12 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN

TRANSPORTASI 2014 s/d 2017

I. Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN, Serta

Jurusan Terkait Bidang EKONOMI:

02 27 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP I to KOPTIS Wilayah III Jakarta Files: 003 01 Perspektif Ekonomi Indonesia Dalam satu tahap pembangunan Jangka Panjang

004 02 Analisis Fungsi Tabungan Indonesia: Pengujian Model Hipotesa Pendapatan Permanen

005 03 Expor Kommoditi Primer Pulau Sumatera Lamam Perdagangan Luar Negeri Indonesia

006 04 Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Indonesia 1969-1994 007 05 Pekiraan Pembentukan Modal Di Indonesia

008 06 Kebijaksanaan Deregulasi Perbankan Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia

009 07 Instabilitas Perdagangan Luar Negeri Indonesia

010 08 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dan Ketergantungan Terhadap Dana Luar Negeri

011 09 Sumber Pertumbuhan Ekonomi Diantara Modal Dan Tabungan

012 10 Pengukuran Kondisi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Stedy-State Growth

013 11 Modal Asing Swasta Dan Pembentukan Investasi Produktif Dalam Pembiayaan Pembangunan

014 12 Trade-Off Antara Penerimaan Pajak Dan Kemampuan Menabung Masyarakat

015 13 Mobilisasi Tabungan Dan Investasi suatu Ekonomi Terbuka: Studi Kasus Indonesia 1969-1995

016 14 Pengaruh Pendapatan Permanen Dalam Pembentukan Tabungan

017 15 Peranan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

018 16 Analisis Fungsi Konsumsi Indonesia Dengan Pendapatan Permanen 019 17 Pembiayaan Ekonomi Dalam Negeri Diantara Keinginan Dan Kenyataan

020 18 Sektor Perdagangan Luar Negeri Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Kegiatan Ekonomi

021 19 Reformasi Kebijaksanaan Makro Dan Pengaruh Ekonomi Sektor Terbuka

022 20 Keseimbangan Pendapatan Nasional: Investasi Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi

023 21 Analisis Pengaruh Pembentukan Tabungan Suatu Ekonomi Terbuka

024 22 Pengaruh Aliran Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan

025 23 Perkiraan Kebutuhan Investasi Dan Pengukuran Tinggal Landas

026 24 Kemampuan Pembentukan Modal Domestik: Sektor Pemerintah Dan Masyarakat

027 25 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Akumulasi Sumber Pembiayaan Pembangunan

028 26 Kualitas Pembangunan Ekonomi Indonesia Dan Dilema Ketergantungan Sumber Dana

029 27 Investasi Dan Pembiayaan Ekonomi Jangka Panjang Indonesia

13

004 34 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP II to STMT Trisakti Files: 030 01 Standar Ukuran Tinggal Landas Perekonomian Suatu Negara

031 02 Pembentukan Modal Domestik Bruto Sektor Pemerintah Dan Masyarakat

032 03 Pembentukan Tabungan Dan Pembiayaa Ekonomi Jangka Panjang Indonesia

033 04 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Steady-State Growth

034 05 Aliran Modal Asing Swasta Dalam Pembentukan Investasi Produktif

035 06 Fungsi Konsumsi Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Permanen 036 07 Pendapatan Permanen Dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Tabungan

037 08 Pengujian Model Tabungan Indonesia Dengan Hipotesa Pendapatan Permanen

038 09 Kebutuhan Tabungan Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi Indonesia

039 10 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi: Trade-Off Antara Pajak Dan Tabungan

040 11 Aggregate Expenditre Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 3 Sektor)

041 12 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Terbuka

042 13 Aggregate Expendiure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 4 Sektor)

043 14 Pengaruh Sektor Perdagangan Luar Negeri Terhadap Aktivitas Ekonomi Indonesia

044 15 Aliran Modal Asing Dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan

045 16 Penafsiran Tingkat effisiensi Marginal Ekonomi Indonesia Dan Prakiraan Pembentukan Modal

046 17 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Sederhana

047 18 Aggregate Expenditure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 2 Sektor) 048 19 Pembentukan Modal Domestik Bruto Dan Ketergantungan Terhadap Sumber Dana

049 20 Prestasi Ekonomi Dan Indeks Instabilitas Sektor Perdangan Luar Negeri Indonesia

050 21 Model Makro Keseimbangan Agregatif Pembentukan Tabungan Dan Investasi

051 22 Expor Kommoditi Primer Dan Pertumbuhan Ekonomi Regional Pulau Sumatera

052 23 Konstribusi Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

053 24 Pengaruh Variabel-variabel Agregatif Terhadap Pembentukan Tabungan Dan Pendapatan

054 25 Pengembangan Sumber Pembiayaan Pembangunan Yang Semakin Bertumpu Pada

Kemampuan Sendiri

055 26 Pengembangan Instrumen Kebijaksanaan makro Terhadap Pembentukan Investasi Dan Pendapatan

056 27 Kebutuhan Tabungan Dan Pembentukan Investasi Produktif Bagi Pembiayaan Pembangunan

057 28 Pengaruh Ekspor Terhadap Pendapatan Nasional Dan Pertumbuhan Ekonomi 058 29 Pengaruh Deregulasi Perbankan Bidang Ekspor Terhadap Devisa Pendapatan Nasional

059 30 Aliran Dana Luar Negeri Di Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

060 31 Strategi Indonesia Dan Manajemen Pembentukan Modal Bagi Peningkatan Pendapatan Masyarakat

061 32 Manajemen Perdagangan Internasional Pengurangan Distorsi Ekonomi Pasca Seleksi

Aliran Dana Luar Negeri

062 33 Manajemen Perbankan Pasca Deregulasi Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia

063 34 Refleksi Ekonomi Indonesia Setelah 34 Tahun Membangun: Diantara Kekuatan Dan Kelemahan

005 10 BUKU AJAR, MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Files: 064 01 BUKU AJAR Pengantar Teori Ekonomi

065 02 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Pengantar Teori Ekonomi

066 03 BUKU AJAR Teori Ekonomi 067 04 BUKU AJAR Ekonomi Pembangunan

068 05 BUKU AJAR Pengantar Ekonomi Mikro

069 06 BUKU AJAR Ekonomi Makro Perthitungan Pend Nasional

070 07 BUKU AJAR Teori Ekonomi Mikro

071 08 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Teori Ekonomi Mikro

073 09 BUKU AJAR Ekonomi Manajerial

074 10 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Ekonomi Manajerial

14

II. PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 006 3 VERSI Teks Book EKO MANAJERIALPernah Disumbang ke DIKTI Dan Dikirim Ke USA File 075 01 Buku Teks 681h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Hasil Estimasi

Atau 075 01 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi

Hasil Estimasi

File 076 02 Buku Teks 301h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Non-Estimasi

Atau 076 02 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi

Non-Estimasi

File 077 03 Buku Teks 509h EKO MANAJERIAL TRANSPORTASI Dengan Fungsi Non-Estimasi

Atau 077 03 EKONOMI MANAJERIALTRANSPORTASI Penerapan Konsep Mikro Ekonomi Dalam Bisnis Transportasi Dengan Fungsi Non-Estimasi

File 078 Ringkasan Isi Dan Surat Menyurat Pengiriman 3 Teks Book EKO MANAJERIAL Ke USA

Atau 078 Request for Coop in Publishing 3 Text Books in MANAGERIAL ECONOMICS to The USA

Subject: Request for Cooperation in Publishing Text Books in MANAGERIAL

ECONOMICS: Application of Microeconomic Concepts Using Estimation

Result Function (242 halaman)

008 3 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2010 Files: 079 01 Evaluasi Ekonomi Indonesia di Era Pembangunan Berkelanjutan

080 02 Evaluasi Ekonomi 50 Tahun Indonesia Membangaun 081 03 Kebutuhan Tabungan Sebagai Sumber Pembiayaan Pembangunan Indonesia

009 4 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2012 Files: 082 01 Pengembangan Ekonomi Dan Pengaruh POLIIK Di Era Kepemimpinan INDONESIA

083 02 Prestasi Ekonomi INDONESIA Jangka Panjang Dan Pencapaian Kondisi STEADY-

STATE GROWTH

084 03 Perkiraan Kebutuhan Tabungan Bagi Target Pertumbuhan Ekonomi Yang Hendak Dicapai

085 04 Pengendalian Ekonomi Ditengah Ancaman Krisis Dan Dilema Keterbatasan Sumber

Pembiayaan Yang Salaing Trade-Off

010 4 Laporan Penelitian Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI 2010 File 086 01 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 72h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010

Atau 086 01 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di

Indonesia

File 087 02 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010

Atau 087 02 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di

Indonesia

File 088 03 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 77h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010 Atau 088 03 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional

File 089 04 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010

Atau 089 04 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional

15

011 3 Proposal P3M PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2010 File 090 01 Draft Proposal 21h Penelitian P3M MTD STMT Angkutan Jalan Raya DKI 2010

Atau 090 01 Kepadatan Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta: Trade off Antara Penguna

Kendaraan Pribadi Dan Umum

(Studi Kasus: Penerapan Konsep Slutsky’s Theorem, TE = SE + IE)

File 091 02 Draft Proposal 26h Penelitian P3M MTL STMT Faktor Produksi PT PELNI 2010 atau 091 02 Pengaruh Beberapa Faktor Produksi Terhadap Produksi PT PELNI

(Studi Kasus: Penerapan Konsep Production Isoquant, TO = SE + OE)

File 092 03 Draft Proposal 25h Penelitian P3M MTU STMT Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan 2010

atau 092 03 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang Jakarta-Ujung

Pandang

012 14 Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI, Tahun 2011 File 093 01 Proposal 11h Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia 2011

Atau 093 01 Produksi Jasa Angkutan Udara Indonesia Dan Investasi Produktif Yang Diperlukan

File 094 02 Proposal 10h Jasa Angkutan Rel 2011

Atau 094 02 Menasionalisasikan Jasa Angkutan Rel Dan Investasi Yang Dibutuhkan

File 095 03 Proposal 11h Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011

Atau 095 03 Produktivitas Dan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia

File 096 04 Proposal 11h Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia 2011

Atau 096 04 Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dalam Wililayah Teritorial Indonesia

File 097 05 Proposal 12h Produksi Jasa Angkutan Udara Penerbangan Domestik 2011

Atau 097 05 Produksi Jasa Angk Udara Komersial Penerbangan Domestik

File 098 06 Proposal 12h Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau 2011

Atau 098 06 Pengembangan Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Indonesia

File 099 07 Proposal 14h Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik 2011

Atau 099 07 Usaha Jasa Angkutan Udara Pada Penerbangan Domestik

File 100 08 Proposal 11h Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau 2011

Atau 100 08 Utilitas Penumpang Pengguna Jasa Pelayaran Antar Pulau

File 101 09 Proposal 13h Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik 2011

Atau 101 09 Angkutan Penumpang Udara Pada Penerbangan Domestik

File 102 10 Proposal 15h Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara 2011

Atau 102 10 Angkutan Penumpang Dom Dan Trade off Antara Laut dan Udara

File 103 11 Proposal 14h Kebutuhan Modal Pert Produksi Angkutan Udara Luar Negeri 2011

Atau 103 11 Kebutuhan Modal Pertumbuhan Produksi Angkutan Udara Luar Negeri

File 104 12 Proposal 12h Pengembangan Produksi Jasa Angkutan KAI 2011

Atau 104 12 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Kereta Api Indonesia

File 105 13 Proposal 15h Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Dom 2011

Atau 105 13 Angkutan Kargo Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan Domestik

File 106 14 Proposal 12h Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional 2011 Atau 106 14 Produksi Angkutan Kargo Udara penerbangan Internasional

16

10 Contoh PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI

013 5 CONTOH Hibah (Proposal DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 -2016 File 107 01 Draf Hibah Kompetensi TAHAP 1 44h dgn Ir PRASAD TITA MM to DIKTI 2009

Atau 107 01 Analisis Pertambahan Pengguna Kendaraan Bermotor Roda Dua Dan Kepemilikan Mobil

Pribadi Di Jakarta

File 108 02 Draft Hibah Kompetensi 47h dgn PROF ERYUS To DIKTI 2010

Atau 108 02 Kepadatan Lalin Angkutan Jalan Raya Di DKI Jakarta Trade off Antara Peng Kend Pribadi

Dan Umum

File 109 03 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF HANANTO to DIKTI 2010

Atau 109 03 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PT PELNI

File 110 04 Draft Hibah Kompetensi 51h dgn PROF DIRK KOLEANGAN to DIKTI 2010

Atau 110 04 Penentuan Jumlah Alat Angkut Yang Sepadan Dengan Arus Penumpang JAKARTA-

UJUNG PANDANG

File 111 05 Draft Hibah PRODUK TERAPAN 67h dgn Dr HUSNI HASAN to DIKTI 2016

Atau 111 05 Analisis Penentuan Tarif Angkut Dua Jasa Angk Penumpang Udara Dan Laut Rute

JAKARTA-UJUNG PANDANG

014 3 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,Tahun 2014 File 112 01 Proposal Penelitian P3M MTL 13h Angk Pelayaran Antar Pulau PT PELNI 2014

Atau 112 01 PENGEMBANGAN PRODUKSI ANGKUTAN PELAYARAN DI INDONESIA

File 113 02 Proposal Penelitian P3M MTD 15h Effisiensi Produktivitas Jasa Angk PT KAI 2014

Atau 113 02 TINGKAT EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS JASA ANGKUTAN KERETA API

INDONESIA

File 114 03 Proposal Penelitian P3M MTU 21h Kebutuhan Modal Angk Penerb Domestik 2014

Atau 114 03 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN

PENERBANGAN DOMESTIK

015 2 CONTOH Proposal PENELITIAN Kuantitatif MANJEMEN TRANSPORTASI,

Tahun 2017, Sedang Digarap File 115 01 Proposal Terpadu P3M 28h atau Analisis Trade-Off Antara MTL Dengan MTU 2017

Atau 115 01 Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Pelayaran Antar Pulau Dan Penerbangan

Domestik Indonesia: Trade-off Antara Angkutan Laut Dan Udara

File 116 02 Proposal Penelitian P3M 22h Dibidang TRANPORTASI UDARA Luar Negeri 2017

Atau 116 02 KEBUTUHAN MODAL DAN PERTUMBUHAN PRODUKSI ANGKUTAN UDARA

LUAR NEGERI

17

III. PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 016 5 LAPORAN HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017

File 117 01 Laporan HASIL PENELITIAN 375h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014

Atau 117 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL

PURWAKARTA

File 118 02 Laporan HASIL PENELITIAN 147h PERUM DAMRI 2015 Atau 118 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 120 03 Laporan HASIL PENELITIAN 172h PT MAYASARI BAKTI 2016

Atau 120 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd

Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti

File 122 04 Laporan HASIL PENELITIAN 165h GARUDA INDONESIA 2016

Atau 122 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 124 05 Laporan HASIL PENELITIAN 353h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017 Atau 124 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS

PURWAKARTA

017 5 Jurnal HASIL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANJEMEN TRANSPORTASI 2014-2017 File 125 01 Jurnal HASIL PENELITIAN 41h Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014

Atau 125 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL

PURWAKARTA

File 126 02 Jurnal HASIL PENELITIAN 35h PERUM DAMRI 2015

Atau 126 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 128 03 Jurnal HASIL PENELITIAN 38h PT MAYASARI BAKTI 2016

Atau 128 03 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Thd

Keunggulan Bersaing Jasa Angk Mayasari Bakti

File 130 04 Jurnal HASIL PENELITIAN 36h GARUDA INDONESIA 2016

Atau 130 04 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 132 05 Jurnal HASIL PENELITIAN 40h Kereta Api PATAS Purwakarta 2017

Atau 132 05 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS

PURWAKARTA

018 10 Macam Prediksi Pengembangan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Penelitian Survey

Files: 133 01 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 20h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt 134 02 KA Eko Lokal Purwakarta 2014 23h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Panjang Alt

135 03 PERUM DAMRI 2015 15h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

136 04 Jurnal HASIL PENELITIAN PERUM DAMRI 2015 24h

137 05 Jurnal HASIL PENELITIAN Kereta Api Ekonomi Lokal Purwakarta 2014 30h

138 06 Jurnal HASIL PENELITIAN PT MAYASARI BAKTI 2016 31h

139 07 PT MAYASARI BAKTI 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

140 08 Jurnal HASIL PENELITIAN GARUDA INDONESIA 2016 31h

141 09 PT GARUDA INDONESIA 2016 19h KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

142 10 Jurnal HASIL PENELITIAN KA PATAS Purwakarta 2017 30h

18

12 BUAH BENTUK PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI

019 6 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2014-2017 File 143 01 Proposal 21h KERETA API EKONOMI LOKAL PURWAKARTA 2014

Atau 143 01 LOYALITAS PELANGGAN JASA ANGKUTAN KERETA API EKONOMI LOKAL

PURWAKARTA

File 144 02 Proposal 18h PERUM DAMRI 2015

Atau 144 02 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 145 03 Proposal 17h PERUM DAMRI Dgn KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 145 03 Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Transportasi Perum Damri Dalam Meningkatkan

Loyalitas Pelanggan

File 146 04 Proposal 28h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016

Atau 146 04 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap

Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti

File 148 05 Proposal 28h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016

Atau 148 05 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 150 06 Proposal 27h KERETA API PATAS PURWAKARTA 2017

Atau 150 06 ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API PATAS

PURWAKARTA

020 2 Contoh Proposal PENELITIAN SURVEY Hasil Pengembangan Model 2016 File 151 01 Proposal 33h Keunggulan Bersaing GARUDA INDONESIA 2016 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 151 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik GIA Di Bandara Soeta

File 152 02 Proposal 26h Keunggulan Bersaing PT MAYASARI BAKTI 2016 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 152 02 Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Dan Dampaknya Terhadap

Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Mayasari Bakti

021 2 Contoh Proposal Baru PENELITIAN SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi 2017 File 153 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017

Atau 153 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta

File 154 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017

Atau 154 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas

Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta

File 155 01 Proposal 30h Keunggulan Bersaing LION AIR GROUP 2017 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 155 01 Analisis Kualitas Pelayanan Dan Keunggulan Bersaing Jasa Angkutan Penerbangan

Domestik LION AIR GROUP Di Bandara Soeta

File 156 02 Proposal 30h Keunggulan Bersainng TRANSJAKARTA 2017 dengan MODEL &

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS Pendek Alt

Atau 156 02 Faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing Dan Implikasinya Terhadap Loyalitas

Konssumen Jasa Angkutan Transjakarta

19

Biasanya untuk mendapatkan sebuah TULISAN ILMIAH adalah secara kebetulan

didalam DOMAIN Google atau Bilamana sudah mengetahui judul TULISAN

ILMIAH tersebut cukup dengan menulis judul tersebut ke dalam Google dan akan

keluar TULISAN ILMIAH yang dimaksud.

KIAT CERDIK MEMBUAT TULISAN ILMIAH, dan sebagai langkah utama adalah

dengan cara Mengkoleksi sejumlah TULISAN ILMIAH yang akan berperan sebagai

MATERI PEMBANDING dengan MATERI YANG DIBUAT. Paling tidak agar

mengatahui bagaimana penyusunan MODEL & KERANGKA PEMIKIRAN

TEORITIS yang dibuat penulis lain. Selain bisa memperkuat “pondasi ilmiah” bahkan

juga memperkokoh “Kemampuan ilmiah” agar lebih mudah menyelesaikan berbagai

bentuk/beranekaragam Persoalan Ilmiah pada PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang

MANAJEMEN TRANSPORTASI maupun PENELITIAN SURVEY Dibidang

MANAJEMEN TRANSPORTASI. Tentunya sebagai langkah berikutnya adalah

Meng-unduh (Downloads) sebanyak mungkin TULISAN ILMIAH dari penulis lain atau Meng-unduh secara keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File PDF

(pada posisi jumlah sekarang) sebagaimana tercantum dalam Lembaran Informasi, terkecuali TULISAN ILMIAH yang terdapat dalam kurung sebanyak 22 Files (hanya

bisa didapatkan melalui Email langsung dengan sejumlah harga tertentu yang disajikan

dalam sebuah Daftar Harga).

Ketentuan: Gantilah Lembaran Informasi (Daftar TULISAN ILMIAH yang disisipkan dalam wujud File PDF) menjadi (Daftar TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam File DOCUMENTS),

sehingga didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisikan Daftar dari semua tulisan

ilmiah yang disusun oleh Amrizal.

Selanjutnya, dengan cara memasukan/menuliskan 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal

ke dalam Google, maka akan didapatkan sebuah File DOCUMENTS yang berisi Daftar

TULISAN ILMIAH tersebut, dengan contoh berikut:

Google 000 Daftar Tulisan Ilmiah Amrizal Cari

Adapun tujuan selanjutnya agar lebih leluasa/Mudah meng-unduh (Downloads)

keseluruhan TULISAN ILMIAH yang dibuat dalam PDF (pada posisi jumlah sekarang),

cukup dengan cara meng-Copy masing-masing Nomor urut beserta nama file tersebut

ke dalam Google.

Diistilahkan dalam tanda petik “pada posisi jumlah sekarang” oleh karena posisi/jumlah

files PDF yang disajikan dalam Daftar TULISAN ILMIAH dapat berubah pada saat-saat

tertentu seiring dengan perjalanan waktu.......

-------- Jakarta, 14 September 2017--------