Ekspor Impor

30
19 BAB II TINJAUAN UMUM DALAM KEGIATAN EKSPOR-IMPOR A. Pengertian Ekspor – Impor Yang dimaksud dengan ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah Pabean. sedangkan yang dimaksud dengan eksportir adalah perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan ekspor. 12 Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean. Perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan impor tersebut disebut dengan Importir. 13 Yang dimaksud dengan daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara diatasnya, serta tempat- tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen. 14 "Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilaksanakan para pedagang antar negara yang berbeda, mengakibatkan timbulnya akan valuta asing yang mempengaruhi neraca perdagangan negara yang bersangkutan” Pengertian tentang perdagangan internasional dirumuskan secara berbeda-beda walaupun pada dasarnya menuju pada pengertian yang sama. Beberapa pengertian yang pernah dikemukakan antara lain : 1. OP. Simorangkir 15 12 Departemen Jenderal Perdagangan Internasional, Kebijaksanaan Umum Perdagangan Internasional Departemen Perindustrian dan Perdagangan 13 Ibid ., hal. 54. 14 Ibid . 15 Simorangkir, O.P. Kamus Perbankan, Bina Aksara, Jakarta, 1985, hal.128. 2. Amir M.S

Transcript of Ekspor Impor

Page 1: Ekspor Impor

19

BAB II

TINJAUAN UMUM DALAM KEGIATAN EKSPOR-IMPOR

A. Pengertian Ekspor – Impor

Yang dimaksud dengan ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari

daerah Pabean. sedangkan yang dimaksud dengan eksportir adalah perusahaan

atau perorangan yang melakukan kegiatan ekspor.12

Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean. Perusahaan

atau perorangan yang melakukan kegiatan impor tersebut disebut dengan

Importir.

13

Yang dimaksud dengan daerah pabean adalah wilayah Republik Indonesia

yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara diatasnya, serta tempat-

tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen.

14

"Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilaksanakan para pedagang

antar negara yang berbeda, mengakibatkan timbulnya akan valuta asing yang

mempengaruhi neraca perdagangan negara yang bersangkutan”

Pengertian tentang perdagangan internasional dirumuskan secara berbeda-beda

walaupun pada dasarnya menuju pada pengertian yang sama. Beberapa pengertian

yang pernah dikemukakan antara lain :

1. OP. Simorangkir

15

12 Departemen Jenderal Perdagangan Internasional, Kebijaksanaan Umum Perdagangan Internasional Departemen Perindustrian dan Perdagangan 13 Ibid., hal. 54. 14 Ibid. 15 Simorangkir, O.P. Kamus Perbankan, Bina Aksara, Jakarta, 1985, hal.128.

2. Amir M.S

Page 2: Ekspor Impor

20

Perdagangan luar negeri berarti perdagangan barang dari suatu negeri ke lain

negeri di luar batas negara" 16

"Keseluruhan kaidah-kaidah yang mengatur hubungan-hubungan dagang yang

bersifat Hukum Perdata dan mencakup berbagai negara". (The Body Of Rules

Governing commercial relationship of private law nature involving different

countries)

3. Menurut laporan dari pada Sekjen PBB, yang telah diajukan untuk memenuhi

Resolusi Sidang Umum No.2102/XX/tertanggal 20 Desember 1965, yang

diartikan dengan Hukum Dagang Internasional (International Trade Law) adalah :

17

Perdagangan Internasional tidak jauh berbeda dengan perdagangan dalam negeri,

hanya saja perdagangan internasional lebih rumit sehingga membutuhkan keahlian

khusus untuk menanganinya, disebabkan oleh faktor-faktor berikut :

18

1. Pembeli dan penjual terpisah oleh batas-batas kenegaraan (geopolitik)

2. Barang yang harus dikirim atau diangkut dari suatu Negara ke Negara lain

melalui bermacam-macam peraturan seperti peraturan pabean yang bersumber

dari pembatasan yang dikeluarkan oleh masing-masing pemerintah.

3. Antara satu Negara dengan Negara lainnya tidak jarang terdapat perbedaan

dalam bahasa, mata uang, takaran hukum dan kebiasaan dalam perdagangan

dan lain-lain

Yang termasuk dalam bidang perdagangan internasional antara lain adalah : 19

a. Mengenai pembentukan kontrak-kontrak

1. Jual Beli Internasional :

16 Amir, M.S. Seluk Beluk dan Teknik Perdagangan Luar Negeri, Seri Umum No.2, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, 1985, hal. 2. 17 S. Gautama, Hukum Dagang Internasional, Alumni, Bandung, 1980, Hal.24. 18 Amir, M.S. Op. Cit. Hal. 4. 19 S. Gautama, Op. Cit., hal. 25.

Page 3: Ekspor Impor

21

b. Mengenai perjanjian-perjanjian keagenan.

c. Mengenai jual beli secara eksklusif.

2. Surat-surat berharga (negotiable Instrument) dan kredit dagang oleh pihak

Bank :

3. Hukum Berkenaan dengan diadakannya kegiatan-kegiatan dagang di bidang

Hukum Dagang.

4. Asuransi

5. Pengangkutan atau Transport Barang, antara lain :

a. Pengangkutan barang melalui laut.

b. Pengangkutan barang melalui udara

c. Pengangkutan barang melalui jalanan

d. Pengangkutan barang melalui kereta api

e. Pengangkutan barang melalui perairan di dalam negeri.

6. Hukum dagang milik perindustrian dan hak cipta

7. Arbitrase perdagangan.

B. Pihak – Pihak yang Terlibat Dalam Kegiatan Ekspor Impor

Para pelaksana dalam perdagangan internasional, dalam arti kata pelaksana

ekspor-impor dapat dibagi dalam 5 (lima) kelompok sebagai berikut : 20

1. Kelompok Indentor,

2. Kelompok Importir,

3. Kelompok Promosi,

4. Kelompok Eksportir,

20 Amir M.S., Ekspor Impor Teori dan Penerapannya, Seri Umum No.3, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, 1989, hal. 61.

Page 4: Ekspor Impor

22

5. Kelompok Pendukung.

Ad. 1. Kelompok Indentor

Sebagaimana telah dikemukakan, bilamana kebutuhan atas suatu barang

belum dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri, maka terpaksa diimpor dari luar

negeri. Diantara barang-barang kebutuhan itu ada yang diimpor untuk konsumsi

sendiri dan adakalanya untuk dijual kembali. Perlu dikemukakan bahwa tidak

semua peminat barang impor melaksanakan impornya sendiri langsung dari luar

negeri, tapi malah sebagian besar pelaksanaan impor itu mereka serahkan pada

perusahaan yang sudah biasa mengimpor jenis barang yang dibutuhkan itu.

Tegasnya adalah bahwa para peminat ini menempatkan pesanan kepada importir

yang sudah biasa. Para indentor ini pada umumnya terdiri dari : 21

a. Para pemakai langsung.

Kontraktor minyak dari Amerika sudah biasa memesan makanan dan

minuman kaleng langsung dari negaranya, yang dimpor untuk kebutuhan

konsumsi tenaga asing yang bekerja di Indonesia. Begitu pula pabrik-pabrik

yang memesan suku cadang yang dibutuhkan ke luar negeri.

b. Para Pedagang

Pengusaha toko maupun supermarket-supermarket di kota-kota besar termasuk

juga para grosir, biasanya melakukan indent (pemesanan)

c. Pengusaha perkebunan, industriawan, instansi pemerintah.

Kebanyakan para pengusaha industri dan perkebunan serta instansi pemerintah

dalam memenuhi kebutuhan barang impor, biasanya menempatkan indent

21 Ibid,. hal. 62.

Page 5: Ekspor Impor

23

pada para importir, mengadakan kontrak pengadaan barang impor, ataupun

menunjuk importir sebagai handle impor mereka

Dalam menyusun dan menandatangani kontrak indent antara indentor dan

importir, kedua belah pihak seyogianya sangat berhati-hati. Dalam ptaktek

tidak jarang kontrak kontrak indent membawa kericuhan, dan bahkan

seringkali dijadikan alat manipulasi impor, baik oleh indentor maupun oleh

importir.

Ad 2. Kelompok Importir

Dalam Perdagangan Internasional, importir memikul tanggung jawab

kontraktual atas terlaksananya dengan baik barang yang diimpor. Hal ini berarti

importir memikul resiko atas segala sesuatu mengenai barang yang diimpor baik

resiko kerugian, kerusakan, keterlambatan dari barang yang dipesan, termasuk

resiko penipuan dan manipulasi. Karena sebaiknya importir berhati-hati dalam

menyusun kontrak dalam menilai indentor dan pensuplai serta dalam mengambil

tindakan pengamanan atas resiko kerugian seperti dalam penentuan persyaratan

asuransi, pengangkutan superyor, dalam penentuan persyaratan asuransi,

pengangkutan superyor, dalam penentu jasa transportasi, angkutan, dan lain

sebagainya.

Tanggung jawab importir semacam ini tidak harus untuk barang-barang

yang diimpor sebagai mata dagangnya sendiri, tapi termasuk juga barang-barang

yang diimpor atas dasar indent, maupun barang-barang atas dasar penunjukkan

sebagai handling imporer, kecuali dengan tegas didalam kontrak, sebagain

tanggung jawabnya, atau memang tanggung jawabnya itu telah dilimpahkan

Page 6: Ekspor Impor

24

kepada badan usaha lain. Pelimpahan ini misalnya kerusakan dan kerugian

dilimpahkan pada maskapai asuransi.

Para Importir ini umumnya terdiri dari : 22

a. Pengusaha Impor

Pengusaha impor, atau lazim disebut dengan Impor-Merchant adalah badan

usaha yang diberi izin oleh pemerintah dalam bentuk TAPPI (Tanda Pengenal

Pengakuan Importir) untuk mengimpor barang yang khusus disebut dalam izin

tersebut, dan tidak berlaku untuk barang lain diluar yang disebut dalam TAPPI

tersebut.

b. Approved Importer (Approved Traders)

Yang dimaksud dengan Approved Importer atau lebih dikenal dengan istilah

Approved Trader, sesungguhnya hanyalah pengusaha impor biasa yang secara

khusus diistimewakan oleh pemerintah dan Departemen perdagangan untuk

mengimpor komoditi tertentu untuk tujuan tertentu pula yang dipandang perlu

oleh pemerintah. Approved importers ini misalnya importir cengkeh, importir

bahan baku plastik, importir gandum dan lain-lain.

c. Importir terbatas

Untuk memudahkan perusahan-perusahaan yang didirikan dalam rangka UU-

PMA/PMDN maka pemerintah telah memberikan izin khusus pada

perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) untuk mengimpor mesin-mesin dan bahan baku yang

diperlukannya sendiri (bukan untuk diperdagangkan) izin ini diberikan dalam

22 Ibid., hal. 65

Page 7: Ekspor Impor

25

bentuk APIT (Angka Pengenal Importir Terbatas) yang dikeluarkan BKPM

(Badan Koordinasi Penanaman Modal) atas nama Menteri Perdagangan.

d. Importir Umum

Perusahaan impor yang khusus mengimpor aneka mata dagang dapat

memperoleh kedudukan sebagai importir umum atau lazim disebut General

Importir. Perusahaan yang biasanya memperoleh status sebagai importir

umum ini kebanyakan hanyalah persero niaga atau perusahaan dagang Negara

yang lazirn juga disebut sebagai Trading House atau Wisma Dagang yang

mengimpor harang-barang mulai dari barang kelontong sampai instalasi

lengkap suatu pabrik.

e. Agent Importers

Perusahaan Asing yang berminat memasarkan hasil produksinya di Indonesia

seringkali mengangkat perusahaan setempat sebagai kantor perwakilan atau

menunjuk suatu Agen Tunggal yang akan mengimpor hasil produknya ke

Indonesia. Alat-alat besar dan kenderaan bermotor serta barang elektrik,

elektronik dan komputer umumnya mempunyai Sole Agent Importers yang

bertugas mengimpor mesin dan suku cadangnya dari negara asalnya.

Ad. 3. Kelompok Promosi

Sebagaimana dimaklumi dewasa ini masalah perdagangan luar negeri

sudah merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari masalah ekonomi

nasional seluruhnya. Karenanya masalah impor maupun ekspor tidak lagi terbatas

menjadi masalah importir maupun eksportir, tapi telah menjadi masalah

pemerintah masyarakat umumnya.

Page 8: Ekspor Impor

26

Merosotnya devisa dari minyak bumi telah memaksa kita berpaling

kembali pada sumber devisa non migas yang terdiri dari komoditi tradisional,

hasil industri dan pariwisata yang memerlukan penjajakan, rintisan dan promosi di

luar negeri. Penjajakan, rintisan dan promosi ini tidak saja dilakukan para

eksportir tetapi juga badan-badan khusus serta merta oleh perintah sendiri.

Kelompok promosi ini pada umumnya terdiri dari : 23

a) Kantor Perwakilan dari produsen atau eksportir asing dari negara

konsumen atau importir

b) Kantor Perwakilan Kamar Dagang dan Industri yang ada di luar negeri

maupun yang ada di dalam negeri

c) Misi perdagangan dan pameran dagang internasional (trade fair) yang

senatiasa diadakan di pusat perdagangan dunia seperti Jakarta Fair, Tokyo

Fair, Leipzig Fair, Hannover Fair, dan sebagainya.

d) Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) suatu instansi yang

khusus didirikan Departemen Perdagangan untuk melakukan kegiatan

pengembangan dan promosi komoditi Indonesia ke luar negeri, serta badan

usaha seperti Indonesia Trade Centre yang didirikan di luar Negeri seperti

New York, London, Jeddah dan lain-lain.

e) Kantor Bank Devisa didalam maupun di luar negeri.

f) Atase Perdagangan dan Trade Commisoner ataupun bagian ekonomi dari

tiap kedutaan di luar negeri.

23 Ibid., hal. 66

Page 9: Ekspor Impor

27

g) Majalah Dagang dan Industri ataupun Trade Directories termasuk lembaga

kuning Buku Petunjuk Telepon merupakan sasaran promosi yang lazim

pula.

h) Brosur dan leaflet yang dibuat oleh masing-masing pengusaha ekspor

termasuk price list yang dikirim dengan cuma-cuma pada setiap peminat.

Ad.4. Kelompok Eksportir

Kalau Importir dengan kata lain disebut pembeli (buyer) maka eksportir

lazim pula disebut sebagai penjual (seller) ataupun juga sebagai pensuplai

(pemasok) atau supplier

Antara kedua kelompok inilah sesungguhnya terjadi ikatan kontrak

perdagangan internasional. Kedua kelompok inilah, importir dan eksportir yang

merupakan pelaku utama perdagangan internasional.

Para Eksportir ini pada umumnya terdiri dari : 24

a. Produsen – Eksportir

Para produsen yang sebagian hasil produksinya memang diperuntukkan untuk

pasar luar negeri, yang ekspornya diurus sendiri oleh produsen yang

bersangkutan. Produsen semacam ini lazim disebut sebagai produsen

eksportir.

b. Confirming House

Banyak perusahaan asing mendirikan kantor cabangnya atau bekerja sama

dengan warga setempat mendirikan anak perusahaan (sister company) atau

subsidiary company didalam negeri. Kantor cabang atau anak perusahaan

24 Ibid., hal. 67

Page 10: Ekspor Impor

28

yang semacam ini bekerja atas perintah dan untuk kepentingan kantor

induknya atau untuk kepentingan konsumen di negera asalnya dengan

memperoleh komisi ataupun keuntungan. Badan usaha semacam ini disebut

dengan Confirming House, atau Export Commission House ataupun Export

Indent House. Kantor cabang atau anak perusahaan asing yang bekerja

semacam ini biasanya melakukan usaha pengumpulan, sortasi, upgrading, dan

pengepakan ekspor (export-packing) dari komoditi lokal seperti karet rakyat,

singkok-gaplek tapioka, kopi dan sebagainya.

Bila komoditi atau telah siap ekspor (ready for export) maka kantor cabang

atau anak perusahaan itupun bertindak sebagai eksportir. Dengan ringkas

dapat dikatakan bahwa Confirming House ini adalah perusahaan lokal

(setempat) yang didirikan sesuai dengan perundang-undangan dan hukum

setempat tapi bekerja untuk dan atas perintah kantor induknya yang berada

diluar negeri. Sebagaimana kita ketahui banyak perusahaan di Indonesia yang

mempunyai kantor induk di Singapore, Hongkong maupun Taiwan.

c. Pedagang Ekspor (Export – Merchant)

Pedagang Ekspor atau lazim disebut dengan Export Merchant adalah badan

usaha yang diberi izin pemerintah dalam bentuk surat pengakuan Eksportir

dan diberi Kartu Angka Pengenal Ekspor (APE) dan diperkenankan

melaksanakan Ekspor komoditi yang dicantumkan dalam Surat Pengakuan itu.

Bila Confirming House bekerja atas perintah dan untuk kepentingan konsumen

yaitu Kantor Induknya sendiri yang ada diluar negeri, maka Export –

Merchant lebih banyak bekerja untuk dan atas kepentingan produsen dalam

negeri yang diwakilinya.

Page 11: Ekspor Impor

29

d. Agen Ekspor (Export – Agent)

Bilamana hubungan antara Export – Merchant dengan produsen, tidak hanya

sebagai rekanan biasa, tapi sudah meningkat dengan suatu ikatan perjanjian

keagenan, maka dalam hal ini Export – Merchant itu juga disebut sebagai

Export – Agent.

e. Wisma Dagang (Trade House)

Bila suatu perusahaan atau eksportir dapat mengembangkan ekspornya tidak

lagi terbatas pada suatu atau dua komoditi, tapi sudah aneka komoditi maka

eksportir demikian mendapat status sebagai General Exporters atau Eksportir

umum. Di Negara yang maju dan yang menerapkan prinsip spesialisasi antara

sektor produksi industri dagang seperti korea dan jepang, maka perusahaan

ekspor yang mampu mengekspor minimum 5 (lima) jenis komoditi dalam nilai

valuta tertentu diberikan fasilitas dan status sebagai general exporters.

Perusahaan yang mempunyai status general exporters dan sekaligus juga

mempunyai status general importers inilah yang lazim disebut dengan

Trading House atau Wisma Dagang, jadi Wisma Dagang adalah suatu

perusahaan ekspor – impor yang besar yang dapat mengimpor dan

mengekspor aneka komoditi dan mempunyai jaringan pemasaran dan kantor

perwakilan di pusat-pusat perdagangan dunia, dan memperoleh fasilitas

tertentu dari pemerintah baik dalam bentuk fasilitas Perbankan maupun dalam

bidang Perpajakan.

Ad. 5. Kelompok Pendukung.

Seperti telah diuraikan Eksportir dan Importir merupakan pelaksana utama

dalam perdagangan internasional, namun disamping itu terdapat pula badan usaha

Page 12: Ekspor Impor

30

lain yang mempunyai peranan yang besar pula dalam menunjang serta menjamin

kelancaran pelaksanaan ekspor maupun impor itu secara keseluruhannya. Diantara

kelompok-kelompok pendukung ini terdapat :

a. Bank-Bank Devisa

Bank Devisa merupakan kelompok pendukung yang memberikan jasa

perkreditan, baik dalam bentuk kredit ekspor maupun uang muka jaminan L/C

impor. Disamping itu bank devisa juga sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan

pembukuan L/C impor, penerimaan L/C ekspor, penyampaian dokumen

pengapalan maupun dalam negosiasi dokumen pengapalan itu. Bank juga

sangat berguna sebagai peneliti keaslian dokumen pengapalan dan dalam

verifikasi jenis dan isi masing-masing dokumen pengapalan.

b. Badan Usaha Transportasi

Dengan berkembangnya ekspor dan juga dengan perombakan dalam bidang

angkutan baik di darat laut maupun udara, khususnya dengan munculnya

perpetikemasan, maka muncul usaha jasa baru dalam transportasi yang lazim

dikenal dengan nama Freight Forwarder atau forwarding agent. Tugas feight

fowarder ini lebih luas dari tugas EMKL, EMKU, atau EMKA (Ekspedisi

Muatan Kapal Laut/Udara/Kereta Api) yang kita kenal tugas ini dapat meliputi

mulai dari pengumpulan muatan, menyelenggarakan pengepakan sampai

membukukan muatan aneka wahana yang biasa diperdagangkan.

c. Maskapai Pelayaran

Perusahaan pelayaran masih memegang hegemoni dalam bidang angkutan

internasional sekalipun angkutan melalui udara dan darat cukup berkembang

Page 13: Ekspor Impor

31

pula baik dalam jasa angkutan penumpang maupun barang. Hambatan dalam

bidang angkutan ini akan sangat mempengaruhi perdagangan internasional.

d. Maskapai Asuransi

Resiko atas barang baik di darat maupun di laut tak mungkin dipukul sendiri

oleh para eksportir maupun importir. Dalam hal ini maskapai asuransi

memegang peranan yang tidak dapat diabaikan dalam merumuskan

persyaratan kontrak perdagangan internasional yang dapat menjamin resiko

yang terkecil dalam tiap transaksi itu.

e. Kantor Perwakilan / Kedutaan,

Selain untuk membantu promosi, kantor Kedutaan diluar negeri dapat pula

mengeluarkan dokumen legalitas seperti Consuler – Invoice yang berfungsi

mengecek dan mensahkan pengapalan suatu barang dan negara tertentu.

f. Surveyor.

Sebagaimana dimaklumi pada umumnya eksportir dan importir berada dalam

jarang yang berjauhan dalam arti geografis sehingga bonafiditas dan integritas

masing-masing kurang dapat diketahui. Karena itu diperlukan pihak ketiga

yang netral dan objektif dapat memberikan kesaksian atau mutu, jenis,

kuantum, keaslian, kondisi harga dan tarif bea dari komoditi atau produk yang

diperdagangkan. Dalam hal ini dapat dijalankan oleh badan usaha / juru

periksa atau juru timbang yang disumpah dalam perdagangan internasional.

Dewasa ini dapat dilihat bahwa juru periksa ini tidak saja penting mengecek

bonfiditas eksportir maupun importir bahkan pemerintah telah memanfaatkan

pula juru periksa ini untuk mengamankan bea masuk impor maupun Sertifikat

Page 14: Ekspor Impor

32

Ekspor dengan diperlakukannya ketentuan LKP (Laporan Kebenaran

Pemeriksaan) untuk ekspor maupun impor.

g. Pabean

Pabean sebagai alat pemerintah bertindak sebaga penjaga gawang lalu lintas

komoditi internasional, disamping mengamankan pemasukan keuangan negara

bagi kepentingan APBN juga membantu eksportir dan importir dalam

memperlancar arus barang dan penumpang dan tidak sebaliknya.

C. Dokumen - Dokumen Dalam Kegiatan Ekspor – Impor

Aspek lain dari perdagangan internasional tersebut yang sama pentingnya

adalah dokumen-dokumen yang diisyaratkan. Dalam hal ini penulis membatasi

pembahasan mengenai dokumen-dokumen yang terdapat dalam sistem ekspor

impor yang diisyaratkan pada Letter of Credit (L/C) karena hal inilah yang

umumnya dilakukan oleh eksportir dan importir. Tanpa dokumen tersebut seorang

eksportir tidak akan memperoleh pembayaran dan bank yang menegosier Letter of

Credit (L/C) tersebut.

Dokumen tersebut bukan hanya penting eksportir tetapi juga importir

maupun bank, atau dengan kata lain dokumen tersebut penting bagi semua pihak

yang terlibat dalam pembukaan Letter of Credit (L/C) yang bersangkutan. Jadi

Letter of Credit (L/C) tersebut harus secara khusus menyatakan dokumen-

dokumen yang diisyaratkan.

Adapun dokumen-dokumen tersebut yakni :

1. Dokumen Penting : 25

25 Roselyn Hutabarat, Transaksi Ekspor Impor, Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta, 1995, hal. 63

Page 15: Ekspor Impor

33

a. Dokumen-dokumen pengangkutan.

1) Bill of Lading

2) Air Waybill

3) Railway Consignment Note

b. Invoice (Faktur)

1) Proforma Invoice

2) Commercial Invoice

3) Consuler Invoice

c. Dokumen Asuransi

1) Insurance Police

2) Insurance Certificate

3) Cover Note

2. Dokumen Tambahan : 26

a. Packing List

b. Certificate of Origin

c. Certificate of Inspection

d. Certificate of Quality

e. Manufacturer’s Quality Certificate

f. Certificate of Analysis

g. Weight Certificate (Weight Note / List)

h. Measurement List

i. Sanitary, Health dan Veterinary Certificate

j. Draft / Bill of Exchange (Wesel)

26 Ibid., hal. 64

Page 16: Ekspor Impor

34

k. Dokumen lain-lain.

Berikut ini akan dijelaskan pengertian dan fungsi dari masing-masing

dokumen dalam perdagangan internasional

Ad. 1. Dokumen Penting

Yang dimaksud dengan dokumen penting adalah dokumen yang

dikeluarkan oleh Badan Pelaksana Utama Perdagangan Internasional yang

berfungsi sebagai alat pembuktian realisasi suatu transaksi.

Yang termasuk dalam dokumen ini yaitu : 27

1) Bill of Lading (B/L)

a. Dokumen-Dokumen Pengangkutan, terdiri dari :

“Bill of Lading adalah tanda terima barang yang telah dimuat di dalam

kapal laut, yang juga merupakan documents of title yang berarti sebagai

bukti atas pemilikan barang, dan disamping itu merupakan bukti dari

adanya perjanjian pengangkutan barang-barang melalui laut”

Bill of Lading (konosemen) merupakan dokumen pengapalan yang paling

penting karena mempunyai sifat jaminan atau pengamanan.

Adapaun pihak-pihak yang tercantum dalam Bill of Lading (B/L) adalah :

- Shipper yaitu pemilik kapal yang dalam banyak hal merupakan

pengirim L/C (beneficiary).

- Consignee, yaitu pihak yang merupakan penerima barang dimana

kepadanya akan diberlakukan tentang saat tibanya barang.

27 Ibid.,

Page 17: Ekspor Impor

35

- Carrier yaitu perusahaan pelayaran yang berhubungan dengan

perusahaan tersebut.

- Notify Party dalam hal ini ditetapkan siapa saja yang terdapat dalam

L/C tersebut.

Fungsi-fungsi Bill of Lading (B/L) Bill of Lading (B/L) mempunyai 3

(tiga) fungsi yakni : 28

- Received for shipment Bill of Lading

- sebagai tanda penerimaan (kuitansi) barang-barang yang diterima oleh

pengangkut (carrier) dan pengirim barang (shipper) ke suatu tempat

tujuan tertentu dan selanjutnya barang-barang tersebut diserahkan

kepada pihak penerima (consignee)

- Sebagai bukti kepemilikan atas barang, Bill of Lading menunjukkan

hak pemilikan atas barang-barang dan tanpa bill of lading tersebut

seseorang atau orang lain yang ditunjuk tidak dapat menerima barang-

barang yang disebutkannya di dalam B/L yang bersangkutan dari

perusahaan pelayaran.

- Sebagai bukti adanya perjanjian pengangkutan dan penyerahan barang-

barang antara pihak pengangkut dengan pengiriman.

Jenis-Jenis pernyataan Bill of Lading (B/L)

Adapun jenis-jenis dari pernyataan Bill of Lading ini adalah :

Merupakan jenis Bill of Lading (B/L) yang dikeluarkan untuk

barang-barang yang akan dimuat ke atas kapal

- Shippen on Board Bill of Lading

28 Ibid., hal. 65

Page 18: Ekspor Impor

36

Merupakan jenis Bill of Lading yang dikeluarkan untuk barang-

barang yang sudah dimuat ke atas kapal tertentu.

Jenis dokumen Bill of Lading ini sangat penting karena itu setelah

dokumen ini diterima dari suatu perusahaan pelayaran, ia harus

diperiksa dan diteliti dengan cermat.

2) Airway Bill

Merupakan tanda penerimaan barang yang dikirim melalui udara untuk

barang dan alamat yang tertentu.

Perlu diperhatikan bahwa airway bill ini bukan merupakan dokumen

kepemilikian seperti Bill of Lading pada umumnya sehingga Airway Bill

ini ditujukan kepada penerima tertentu atau bank koresponden yang telah

disepakati.

Dalam pemeriksaan airway bill ini, harus diperhatikan mengenai : 29

- Nama dan alamat pengirim/penjual dan penerima/pembeli serta nama

barang yang bersangkutan. Hal ini tidak perlu terlalu terperinci seperti

jenis Bill of Lading lainnya.

- Dalam Airway Bill harus ada tercantum pernyataan ‘tanda terima

barang untuk dikirim ke tempat tujuan’ oleh maskapai penerbangan

bersangkutan dengan mencantumkan pula tanggal penerbitan, nama

kota serta tanda tangan pejabat yang berwenang dan stempel

perusahaan.

Jadi Airway Bill ini hanya terdapat dalam L/C dimana pengangkutan

barang-barang tersebut dilakukan melalui udara.

29 Ibid., hal. 90.

Page 19: Ekspor Impor

37

3) Railway Consignment Note

Hanya terdapat pada pengangkutan barang-barang dengan kereta api.

Dikenal juga dengan istilah ”Surat Angkutan Kereta Api”.

Pada dokumen ini dicantumkan juga nama stasiun pemberangkatan, kota

tujuan, nama dan alamat eksportir. Dokumen ini harus dicap dengan nama

stasiun kereta api yang bersangkutan.

Setelah barang-barang tersebut sampai di tempat tujuan. Maka barang-

barang itu akan diserahkan kepada penerima (consignee) atas permohonan

dari yang bersangkutan dan dibuktikan oleh pejabat-pejabat perusahaan

kereta api di tempat tujuan.

b. Invoice (Faktur)

Invoice (Faktur) adalah suatu dokumen yang penting dalam perdagangan

sebab dengan data-data dalam invoice ini dapat diketahui berapa jumlah wesel

yang akan ditarik, jumlah penutupan asuransi dan penyelesaian segala macam bea

masuk.30

1) Proforma Invoice

Invoice ini dikeluarkan oleh eksportir untuk importir. Pada umumnya

dokumen ini berisi tentang :

- Jumlah Barang (Quantity)

- Perhitungan pembayaran (Payment Breakdown)

- Harga satuan (Unit Price)

- Harga total (Total Price)

Invoice (Faktur) terdiri atas beberapa bentuk, yaitu :

30 Ibid., hal. 93 – 100.

Page 20: Ekspor Impor

38

Proforma Invoice ini merupakan tawaran kepada pembeli untuk

menempatkan pesanannya yang pasti, yang biasanya berisi syarat-syarat

jual-beli dan harga barang sehingga setelah adanya persetujuan dari

pembeli maka akan ada kontrak yang pasti yang sesuai dengan ketentuan

dalam proforma invoice

Proforma Invoice ini biasanya digunakan apabila :

- pembayaran atas harga barang dilakukan sebelum pengapalan

- Barang-barang diekspor sebelum adanya kontrak perdagangan yang

pasti, jadi proforma invoice ini memberikan keterangan dimana barang-

barang itu ditempatkan.

- Digunakan sebagai data penumpang dan sarana pendukung dalam suatu

tender.

2) Commercial Invoice

Istilah lain yang sering digunakan dalam masyarakat adalah ”Invoice”.

Commercial invoice ini bukan hanya merupakan tawaran seperti halnya

proforma invoice tetapi merupakan nota perincian tentang jenis barang,

harga barang dan keterangan-keterangan lain yang berhubungan dengan

barang tersebut.

Commercial Invoice ini dibuat oleh penjual (eksportir) yang ditujukan

kepada pembeli (importir) yang sesuai dengan yang tercantum pada L/C.

Dalam Commercial Invoice dapat terjadi perincian harga barang-barang

yang tercantum bukan merupakan harga yang ditawarkan. Hal ini

dimungkinkan apabila telah ada kesepakatan bahwa eksportir akan

Page 21: Ekspor Impor

39

membayar ongkos tambahan pengapalan dan eksportir akan menagih

kepada pembeli sebesar jumlah yang sebenarnya.

3) Consular Invoice

Adalah suatu invoice yang dikeluarkan olehm instansi-instansi resmi yakni

kedutaan dan konsulat.

Ketentuan mengenai consular invoice ini berbeda-beda disetiap negara,

ada yang menentukan bahwa Consular Invoice ini tidak mutlak diperlukan

tetapi ada juga yang menentukan bahwa Consular Invoice ini harus ada.

Perlunya Consular Invoice ini antara lain untuk memeriksa harga jual

barang dibandingkan dengan harga pasar.

c. Dokumen Asuransi

Mengenai Asuransi ini ada diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum

Dagang, dimana pasal 245 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, memberikan

pengertian Asuransi sebagai berikut : 31

31 R. Subekti & R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan Undang-Undang Kepailitan, Cetakan keduapuluh, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1991, hal. 74.

”Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian, di mana penanggung mengikat

diri terhadap tertanggung dengan memperoleh premi, untuk memberikan

kepadanya ganti rugi karena suatu kehilangan, kerusakan, atau tidak mendapat

keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dapat diderita karena suatu

peristiwa yang tidak pasti.”

Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa : ”Dokumen Asuransi adalah

surat bukti pertanggungan yang dikeluarkan oleh maskapai asuransi atas

permintaan Eksportir maupun Imsportir untuk menjamin keselamatan atas barang

yang dikirim dari aneka bencana dan kerusakan, dengan membayar premi”

Dokumen Asuransi dapat dibuat :

Page 22: Ekspor Impor

40

- atas nama pengasuransi

- atas order bank (Banker’s Clause)

- atas nama pembawa

Adapun dokumen asuransi terdiri atas beberapa bentuk yakni : 32

1) Insurance Policy

Adalah merupakan bukti kontrak asuransi barang-barang yang akan

diangkut dengan kapal atas nama si tertanggung membayar premi

2) Insurance Certificate

Dokument asuransi yang merupakan surat keterangan yang menerangkan

bahwa terhadap barang-barang tertentu yang diangkut telah dilakukan

penutupan transaksi

3) Cover Note

Merupakan pemberitahuan dari sebuah perusahaan asuransi yang

menyatakan bahwa suatu telah ditutup menunggu hingga suatu sertifikat

asuransi dikeluarkan.

Ad.2 Dokumen Tambahan

Yang dimaksud dengan dokumen tambahan adalah dokumen yang

dikeluarkan untuk memperkuat dan menunjang keterangan yang terdapat dalam

dokumen penting.

Yang termasuk dalam dokumen tambahan ini adalah : 33

a. Packing List

Istilah lain yang dikenal yaitu daftar pengepakan. Maksudnya adalah

dokumen yang merupakan daftar perincian barang-barang yang dipakai

32 Roselyn Hutabarat, Op. Cit., hal. 105 – 108. 33 Ibid., hal. 111 – 147.

Page 23: Ekspor Impor

41

mengenai jenis dan jumlah satuan dari barang yang terdapat dalam tiap

peti atau total keseluruhannya sama dengan yang terdapat dalam invoice

(faktur perdagangan)

b. Certificate of Origin

Merupakan surat pernyataan yang dikeluarkan oleh instansi yang

berwenang yang ditandatangani untuk membuktikan / menerangkan negara

asal suatu barang.

Instansi yang berwenang ini misalnya : Departemen perdagangan, Kantor

Dagang, Bea Cukai, dan sebagainya.

c. Certificate of Inspection

Adalah surat keterangan tentang keadaan barang (mengenai mutu barang,

jenis, harga dan lain keterangan yang dibutuhkan). Yang dikeluarkan atas

permintaan eksportir atau instansi lain yang membutuhkan. Pentingnya

certificate of inspection ini adalah untuk menilai secara menyeluruh suatu

barang dalam suatu transaksi.

Semakin kurang dikenal suatu bonafiditas dan integritas seorang rekanan,

semakin penting, artinya kedudukan certificate of inspection. Begitu juga

untuk transaksi perdagangan yang besar dan proyek tangkap.

d. Certificate of Quality

Dokumen ini umumnya dibuat oleh Badan Penelitian dan Pengembangan

Industri atau sejenisnya yang disahkan oleh Pemerintah suatu negara untuk

memeriksa mutu barang-barang / mata dagangan ekspor. Keterangan yang

dibuat berkaitan dengan hasil analisa barang-barang tersebut di

Page 24: Ekspor Impor

42

laboratorium. Dokumen ini disiapkan dalam L/C hanya apabila L/C

mensyaratkannya.

Dalam hubungan ini ada peraturan tertentu yang berlaku khusus di

Indonesia dalam usaha melaksanakan standarisasi dan pengendalian mutu

untuk mata dagangan ekspor.

e. Manufacturer’s Quality Certification

Yang dimaksud dengan Manufacturer’s Quality Certification adalah surat

pernyataan yang dibuat oleh produsen yang menyatakan bahwa barang-

barang tersebut adalah hasil produksinya yang membawa merek

dagangannya (Trade Mark) Manufacturer’s Quality Certification penting

artinya sebagai bukti keaslian dari jaminan mutu atas barang, yang

dikaitkan dengan nama baik dari produsen itu dalam pasaran iternasional

yang juga menyangkut masalah Paten, Trade Mark dan Lisensi. Dokumen

ini lazimnya dibuat oleh pabrik pembuat barang yang diekspor atau

supplier yang menguraikan mutu dan barang-barang tersebut.

f. Certificate of Analysis

Dokumen ini menerangkan bahan-bahan dan proporsi bahan yang terdapat

dalam barang-barang tertentu yang diharuskan pemeriksaannya. Penelitan

tersebut dilakukan oleh badan analisa bahan-bahan kimia atau obat-obatan

yang berdiri sendiri.

Dokumen ini hanya diperlukan syarat L/C mengharuskannya melihat pada

jenis barang.

g. Weight Certificate (Weight Note / List)

Page 25: Ekspor Impor

43

Dokumen ini merupakan suatu pernyataan (catatan) yang berisi perincian

lengkap mengenai jenis dan jumlah satuan dan barang yang terdapat dalam

tiap peti atau tiap kemasan yang biasanya menyebutkan berat kotor dan

berat bersih dari tiap kemasan itu dan dihimpun menjadi suatu daftar yang

total keseluruhannya sama dengan total berat bersih dari total berat kotor

yang tercantum dalam faktur perdagangan.

Dokumen ini dikeluarkan oleh badan yang disahkan oleh pemerintah yang

tugasnya memeriksa ukuran / berat barang secara tepat. Namun dokumen

ini dapat juga dibuat oleh eksportir sendiri kecuali syarat L/C melarang.

h. Measurement List (Daftar Ukuran)

Yang dimaksud dengan Measurement List adalah daftar yang berisi ukuran

dan takaran dari tiap peti atau tiap kemasan yang biasanya menyebutkan

volume dari tiap kemasan tersebut. Ukuran-ukuran dalam dokumen ini

haruslah sama dengan syrat-syarat yang dicantumkan dalam L/C. Volume

pengepakan setiap barang tersebut diperlukan antara lain untuk

menghitung ongkos angkut atau untuk keperluan persiapan barang-barang.

i. Sanitary, Health and Veterinary Certificate

Dokumen ini diperlukan untuk menyatakan bahwa bahan ekspor, tanaman-

tanaman atau bagian-bagian dari hasil-hasil tanaman telah diperiksa dan

telah bebas dari nama-nama penyakit, dalam hal kaitan dengan produksi-

produksi laut, tulang hewan dan ternak. pernyataan bebas dari nama

penyakit diberikan dalam bentuk surat keterangan ”Veterinary Certificate”

dan atau ”Health Certificate”

Page 26: Ekspor Impor

44

Tingkat kebersihan/kebusukan serta kesehatan serta aspek-aspek lainnya

dari barang-barang tersebut dijelaskan dalam dokumen ini. Dokumen jenis

ini hanya diperlukan apabila L/C mensyaratkannya dan disesuaikan

dengan barang-barang/benda yang dikapalkan. Dokumen ini dikeluarkan

oleh jawatan resmi yang ditunjuk pemerintah negara-negara setempat.

j. Draft / Bill of Exchange (Wesel)

Dokumen ini dikenal juga dengan nama Wesel yang memegang pernan

penting dalam pembiayaan transaksi Ekspor-Impor.

Wesel ini lazimnya selalu disertakan ke dalam dokumen-dokumen

pengapalan agar eksportir dapat memperoleh pembayaran dan negosiasi

bank.

Wesel adalah alat pembayaran yang merupakan perintah yang tidak

bersyarat dalam bentuk tertulis, yang ditujukan oleh seseorang kepada

orang lain, ditandatangani oleh orang yang dialamatkan atau si tertarik

(drawer) untuk membayar pada saat diminta atau pada suatu waktu

tertentu di kemudian hari, sejumlah uang kepada orang tertentu atau yang

ditunjuk oleh orang tertentu tersebut atau kepada pemegang wesel tersebut

k. Dokumen lain-lain

Telah dijelaskan berbagai jenis dokumen-dokumen pengapalan yang

tergantung pada jenis dan kondisi barang ekspor yang bersangkutan

penggunaannya dapat dipilih untuk dicantumkan sebagai persyaratan-

persyaratan sebuah L/C

Page 27: Ekspor Impor

45

Selanjutnya ada beberapa tambahan dokumen walaupun bukan dokumen

pengapalan tetapi sering diperlukan untuk kelancaran penerimaan barang-

barang yang dikapalkan tersebut di tempat importir dan atau eksportir

Dokumen-dokumen dimaksud adalah : 34

1) Freight Forwarder’s Receipt

Eksportir dan Importir yang menggunakan jasa-jasa Freight

Forwarder Receipt atau Forwarding Agent’s Receipt sebagai ganti

penyerahan barang-barangnya. Tanda terima tersebut fungsinya tidak

lebih dari pada tanda penerimaan barang-barang dan biasanya

merupakan kontrak pengangkutan atau tanda pemilikan barang-barang

selama dalam pengawasan maskapai pelayaran.

2) Delivery Order

Dokumen ini dikeluarkan antara lain oleh bank sebagai perintah

(order) kepada gudang yang menguasakannya untuk menyerahkan

barang-barang yang disimpan digudang tersebut atau nama bank

kepada yang memegang atau pihak yang disebut dalam Delivery

Order.

Biasanya Delivery Order tersebut dikeluarkan oleh bank pada saat

barang-barang dimasukkan dalam gudang dan diserahkan kepada

pembeli (importir) atau dikapalkan kembali

Delivery Order dapat juga berfungsi sebagai surat jalan yang

dikeluarkan Bea Cukai untuk mengeluarkan barang dari pelabuhan.

3) Warehouse Receipt

34 Ibid., hal. 147 – 150.

Page 28: Ekspor Impor

46

Tanda terima yang dikeluarkan oleh sebuah gudang atas penerimaan

barang-barang disebut ”Warehouse Receipt”

Adakalanya bank terpaksa menyimpan barang-barang impor yang

tidak jadi ditebus importir didalam gudang.

4) Trust Receipt

Suatu dokumen atau instrumen yang digunakan oleh seorang importir

untuk mendapatkan atau memiliki dokumen-dokumen pengapalan

sebuah L/C agar importir tersebut dapat menjual barang-barang yang

bersangkutan sebelum membayar / menebus dokumen dokumen

pengapalan tersebut kepada bank

Dengan menandatangani dokumen tersebut importir mengikatkan diri

kepada bank tersebut untuk memperoleh hasil penjualan barang barang

guna melunasi pembayaran dokumen dokumen pengapalan tersebut

kepada bank, selama barang belum laku maka hak atas barang masih

tetap dimiliki oleh bank.

Jadi dari penjelasan tersebut diatas dapat kita lihat bahwa tidak semua

dokumen dokumen tersebut terdapat atau disyaratkan dalam suatu L/C

tergantung dan diperlukan atau tidaknya dokumen tersebut dalam

perdagangan internasional yang dilakukan antara importir dan

eksportir

Oleh karena itu transaksi L/C adalah transaksi dokumen-dokumen

yang berkaitan dengan barang-barang yang dikapalkan.

Page 29: Ekspor Impor

47

D. Syarat-syarat menjadi Eksportir dan Importir.

Seperti telah dijelaskan pada bab terdahulu bahwa dalam perdagangan

internasional ada beberapa kelompok pelaksana yang tercakup dalam perdagangan

tersebut dan diantara kelompok ini terdapat kelompok eksportir dan importir

Importir adalah perusahaan yang melakukan kegiatan perdagangan dengan

cara memasukkan barang dari luar negeri ke dalam wilayah pabean indonesia

dengan memenuhi ketentuan yang berlaku.

Untuk menjadi eksportir maupun importir ini ada beberapa persyaratan

yang harus dipenuhi guna kelancaran perdagangan tersebut. Adapun persyaratan

yang harus dipenuhi antara lain : 35

1. Harus merupakan badan hukum (PT, CV, FA, PN, PERUM dan

sebagainya)

2. Eksportir harus memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) atau

mendapat izin usaha dari Depertemen Teknis / Lembaga Pemerintah non

Departemen atau merupakan Eksportir Terdaftar (ET) bagi eksportir yang

telah memperoleh pengalaman sebagai Eksportir Terdaftar

3. Importir harus memiliki Angka Pengenal Importir Sementara (APIS) atau

Angka Pengenal Importir (API) dan Angka Pengenal Importir Terbatas

(APIT)

Patut dicatat bahwa kemudahan persyaratan bagi eksportir tersebut di atas

yang hanya memerlukan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) sebagai

penggantti Angka Pengenal Eksportir Sementara (APES) atau Angka

35 Ibid., hal. 7

Page 30: Ekspor Impor

48

Pengenal Eksportir (APE) atau Angka Pengenal Eksportir Terbatas (APET)

adalah dalam rangka usaha disregulasi untuk peningkatan usaha Ekspor

Dengan Demikian setiap orang dapat melakukan kegiatan ekspor asal ada

Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), kecuali untuk barang-barang yang kena

kuota antara lain tekstil dan kopi.

Khusus dalam impor untuk mendapatkan Angka Pengenal Importir (API) atau

Angka Pengenal Importir Sementara (APIS), perusahaan harus mengajukan

permohonan dengan mengisi Daftar Isian Permohonan pada Kantor Wilayah

Departemen Perdagangan Persyaratan untuk memperoleh Angka Pengenal

Importir Sementara (APIS) tersebut adalah :

• Memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Perusahaan Besar dan

Menengah

• Memiliki kemampuan dan keahlian yang lazim diperlukan untuk

melaksanakan perdagangan impor

• Memiliki referensi bank devisa

Selanjutnya, persyaratan yang harus dipenuhi pemilik APIS untuk memperoleh

API adalah :

• Telah melaksanakan impor sekurang-kurangnya 4 (empat) kali dan telah

mencapai nilai US $ 100.000

• Tidak pernah membatalkan / ingkar kontrak impor kecuali karena keadaan

memaksa yang diluar kemampuan (Force Majeur)

Jadi dengan demikian persyaratan-persyaratan tersebut diatas haruslah dipenuhi

oleh seorang eksportir maupun importir