Pengaruh Aktifitas Manusia-Petrus Demon Sili

13
 

description

Tugas Kuliah UB

Transcript of Pengaruh Aktifitas Manusia-Petrus Demon Sili

  • 1PENGARUH AKTIFITAS MANUSIADAN PERUBAHAN IKLIM GLOBAL

    TERHADAP EKOSISTEM SUNGAI BRANTAS

    MATA KULIAH: EKOSISTEM DAN ANALISISNYA

    oleh:PETRUS DEMON SILI

    PROGRAM STUDI: PSLPPROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

  • 2PENGARUH AKTIFITAS MANUSIA DAN PERUBAHAN IKLIM GLOBALTERHADAP EKOSISTEM SUNGAI BRANTAS

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Air merupakan salah satu sumber kehidupan makhluk hidup.Perkembangan seluruh aspek kehidupan sebagai dampak dari pertumbuhanpenduduk dan pembangunan di daerah akan mengakibatkan meningkatnyakebutuhan dan pelayanan akan air. Keberadaan DAS Brantas di Jawa Timurdengan memiliki panjang 320 Km dan luas 12.000 Km2, (Yunus S.Swarinoto, 2010), merupakan DAS strategis sebagai penyedia air baku untukberbagai kebutuhan seperti sumber tenaga untuk pembangkit tenaga listrik,PDAM, irigasi, industry, pariwisata dan lain-lain.

    Ditinjau dari kuantitas titik sumber air Brantas, penelitian Ecoton(Ecological Observation and Wetland Conservation) atau Lembaga KajianEkologi dan Konservasi Lahan Basah tahun 2009, menyebutkan bahwa mataair di hulu Brantas menyusut menjadi 46 titik pada hal dua tahun lalu masihdijumpai 111 mata air. Sebagian penyebabnya adalah aktifitas alih fungsilahan hutan menjadi lahan budidaya dan penggundulan hutan akibatpembalakan hutan secara liar dengan tidak melakukan penanaman penggantidan kebakaran serta akibat dari perubahan iklim global (Global ClimateChange) bencana alam kekeringan.

    Sedangkan menurunnya kualitas air secara umum ditimbulkan olehpencemaran, baik akibat limbah industry maupun rumah tangga. PadahalBrantas merupakan sungai yang sangat penting karena digunakan sebagaibahan baku PDAM oleh 17 Kota/Kabupaten yang dilalui Brantas, dan bahkanPDAM Surabaya 95% bahan baku air bersihnya berasal dari kali Brantas(Amiruddin, Ecoton 2009).

  • 3Dengan demikian maka perlu dilakukan langkah-langkah penataan dalampenggunaan serta perlindungan air dan sumber-sumbernya dengan caramelakukan koordinasi antar stecholder terkait (Instansi pemerintah, swastadan masyarakat) dalam pengelolaan sumberdaya air. Peranan air bagikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya serta lingkungan, sangatlahpenting dan merupakan kebutuhan pokok, karena air mempunyai sifat yangspesifik. Jika volume air banyak akan menimbulkan banjir, jika kekuranganair akan terjadi kekeringan. Oleh karenanya dalam pengelolaan sumberdayaair perlu adanya penanganan yang teratur, sistematis dan berkesinambungan,serta sumber-sumbernya harus dilindungi dan dijaga kelestariannya.

    Sesuai kesepakatan global tahun 2000 dalam rangka forum kedua AirSedunia di Den Haag, telah dideklarasikan oleh para menteri bahwa pengelolaSDA dilaksanakan dengan pendekatan Satuan Wilayah Sungai (SWS),pelaksanaannya sinergis antara sector public, dunia usaha dan peran sertamasyarakat. Sebagaimana dirumuskan oleh Global water partnership bahwapengelolaan Sumberdaya Air Terpadu merupakan upaya mengintegrasikanpengelolaan sumberdaya air, lahan dan sumberdaya terkait lainnya secaraterkoordinasi dalam rangka memaksimalkan kondisi sosial dan ekonomimasyarakat secara adil tanpa mengorbankan kelestarian ekosistem (Sylviani,2008).

    Hutan merupakan factor yang utama dalam menjaga kualitas danketersediaan air sehingga ada tuntutan dan keinginan agar hutan sebagaidaerah tangkapan utama dan berfungsi sebagai pengatur tata air perlu dikeloladengan baik. Sebagai pengguna air, baik pemerintah, swasta maupunmasyarakat mempunyai tanggung jawab dalam melakukan kewajibannyauntuk menjaga kelestarian hutan.

    B. PERMASALAHAN

    Sejak tahun 2009, Sungai Brantas telah di tetapkan sebagai sungaistrategis nasional melalui Peraturan Pemerintah nomor 42 tahun 2008, tentangpengelolahan sumber daya air. Namun demikian, penetapan ini tak diikuti

  • 4dengan kebijakan pengelolahan dan kewenangan pengawasan sungai yangserius. Dalam tiga tahun antara tahun 2007 hingga 2009 jumlah mata air dihulu Sungai Brantas yang awalnya berjumlah 170 buah menyusut hingga 46buah dan punahnya beberapa spesies baik di hulu, tengah maupun hilir.Berkaitan dengan ini muncul permasalahan, adakah pengaruh aktifitasmanusia dan perubahan iklim global dapat menyebabkan berkurangnyaekosistem sungai Brantas?

    C. MAKSUD DAN TUJUAN

    1. Maksud

    Pelaksanaa praktek lapang mata kuliah Ekosistem dan Analisisnyabermaksud agar dapat mengetahui seberapa jauh pengaruh aktivitasmanusia dan perubahan iklim global terhadap berkurangnya ekosistemsungai Brantas.

    2. Tujuan

    Dalam rangka menjaga kelestarian ekosistem sungai Brantas, makadengan permasalahan diatas, praktek lapang ini bertujuan untukmengetahui apa-apa saja yang dominan berpengaruh terhadapberkurangnya ekologi sungai Brantas, sebagai akibat dari aktivitasmanusia dan perubahan iklim global. Idealnya suatu kawasan ekosistemsebagai penyanggah sumber-sumber air di kawasan hulu, seyogyanyadilestarikan serta dipertahankan ekosistemnya, agar keberadaan sungaidapat berfungsi optimal sesuai harapan.

    D. RUANG LINGKUP

    Dari pokok masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka lingkupbahasan makalah ini dibatasi pada pengaruh aktifitas manusia dan perubahaniklim global terhadap ekosistem sungai Brantas.

  • 5E. METODOLOGILingkup bahasan ini menggunakan metode pengumpulan data, yaitu:1. Metode Kepustakaan.

    Metode Kepustakaan yaitu metode yang mempelajari buku-buku referensidan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam bidang SumberDaya Air.

    2. Metode Observasi.Metode Observasi yaitu metode berdasarkan pengamatan visual selamamelaksanakan praktek lapang di sekitar kawasan sungai Brantas.

    F. KERANGKA TEORIEkosistem adalah hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan

    nonhayati yang membentuk sisten ekologi. Jadi ekosistem merupakan suatuinteraksi yang kompleks dan memiliki penyususnan yang beragam. Polapengelolaan sumber daya air menurut UU no 7 pasal 1 tahun 2004, merupakandasar dalam merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasikegiatan konservasi, pendayagunaan dan pengendalian kerusakan SDA. Padapasal 77 dijelaskan bahwa sumber dana untuk pengelolaan sumberdaya airsalah satunya adalah dari hasil penerimaan biaya jasa pengelolaan sumberdayaair. Berkaitan dengan hal tersebut, pihak penyedia air wajib menerimakompensasi jasa pemakaian air dari pengguna air sebagai biayapemeliharaan/pengelolaan di kawasan lindung yang merupakan daerahtangkapan air (hulu sungai).

    Pola ini perlu disusun secara terkoordinasi diantara instansi terkaitberdasarkan asas kelestarian, keseimbangan fungsi sosial-ekonomi-lingkunganserta asas manfaat umum dengan melibatkan peran masyarakat.

    Perubahan iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan, langsung atautidak langsung oleh aktivitas manusia yang menyebabkan perubahankomposisi atmosfer secara global serta perubahan variabilitas iklim alamiahyang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan, (UU RI No. 31Thn. 2009, tentang Meteorologi Klimatologi dan Geofisika).

  • 6BAB II

    PEMBAHASAN

    A. IDENTIFIKASI PENGELOLAAN KAWASAN HULU SEBAGAIPENYEDIA AIR

    Kawasan lindung sebagai penyedia air merupakan kawasan yang perludilindungi dan dilestarikan serta dikelola dengan baik. Ada beberapapengelola yang bertanggungjawab dikawasan hulu DAS Brantas yaitu:1. Perum Perhutani sebagai pengelola hutan lindung.2. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).3. Taman Hutan Raya (Tahura) Suryo.

    Dari ketiga pengelola ini kawasan Tahura Suryo yang merupakan huluDAS Brantas terdapat di dua gunung yaitu G. Anjasmoro dan G. Arjuno,dimana kawasan ini berbatasan denga hutan lindung dan hutan produksi yangdikelola oleh Perum Perhutani. Luas kawasan Tahura yang merupakan hutankonservasi adalah 25.000 Ha, yang meliputi 4 Kabupaten yaitu Malang,Mojokerto, Pasuruan dan Jombang.

    Sedangkan luas kawasan Tahura khusus Kabupaten Malang adalah 8.921,1Ha, dan sebagai daerah tangkapan air (catchman area) seluas 40 Ha, denganjenis tanaman kayu putih, kayu manis, cemara gunung dll. Kawasan inimerupakan salah satu sumber mata air Sungai Brantas yang mengairi wadukyang dikelola oleh PJT I melalui Sungai Lesti dan Melamon.

    Perusahaan Jasa Tirta (PJT) adalah perusahaan yang berfungsi sebagaipengelola SDA atau penyedia air yang mempunyai nilai komersial (PDAM,PLN dan industry), yang penyalurannya berasal dari waduk. Sedangkanpengelola sumber mata air di kawasan hulu yang bersifat non komersial,adalah para pengelola kawasan.

  • 7B. MANFAAT KAWASAN LINDUNG

    Kawasan lindung sebagai pengatur tata air adalah kawasan yangmemberikan fungsi lindung pada sumber air yaitu daerah sempadan sumberair, daerah resapan air dan daerah sekitar mata air. Pemanfaatan SDA dapatdigunakan untuk berbagai kebutuhan antara lain:

    1. Pemanfaatan air yang mempunyai nilai komersial (bernilai pasar) untukkebutuhan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Perusahaan ListrikNegara (PLN) dan Industri.

    2. Pemanfaatan air non komersial (bernilai non pasar) untuk kebutuhanpertanian (irigasi persawahan), perkebunan, peternakan dan rumah tangga.

    Sebagai kawasan lindung ada beberapa fungsi yang dapat diperoleh antaralain sebagai kawasan wisata, taman nasional, konservasi dan hutan lindung.Lebih dari 5 sumber mata air yang ada di kawasan Tahura Suryo, baik airpanas maupun dingin yang juga berfungsi sebagai objek wisata. Selain itu adabeberapa perusahan yang memanfaatkan air langsung dari kawasan ini antaralain perusahaan jamur, perusaan tanaman bunga dan perusahaan peternakan.

    Pengelolaan hutan lindung selain sebagai kawasan perlindungan jugasebagai sumber air dan sumber mata pencaharian masyarakat sekitar. Didalamkawasan hutan lindung sumber-sumber mata air dimanfaatkan langsung olehpenduduk dengan menyalurkan pipa yang dibangun secara swadaya dandimanfaatkan oleh pengusaha peternakan dan perkebunan.

    Hutan lindung di wilayah KPH Malang yang merupakan hulu DASBrantas perlu dijaga kelestariannya agar tidak mencemari permukaan air KaliBrantas yang merupakan sumber air baku baik bagi masyarakat maupunindustry dan pembangkit tenaga listrik. Hulu Kali Brantas berada di wilayahKabupaten Malang, tepatnya di Taman Hutan Raya (Tahura) Suryo danTaman Nasional Bromo Tengger Semeru yang melintasi beberapa kabupatenhingga bermuara di kota Surabaya dan Sidoarjo.

  • 8C. KONDISI EKOSISTEM SUNGAI YANG DIHARAPKAN

    PJT I Malang telah melkukan program kompensasi jasa lingkungan dalamupaya pengembangan hubungan hulu hilir, bekerjasama dengan YayasanPengembangan Pedesaan. Kompensasi biaya ini berasal dari PJT I yangdiberikan kepada petani yang telah melakukan upaya konservasi sumberdayaair dan tanah di daerah hulu DAS Brantas yang merupakan daerah tangkapanair.

    Tujuan program ini adalah selain untuk membangun partisipasi dankesadaran masyarakat petani di daerah hulu sungai Brantas, juga turut sertamenjaga kelestariannya dan untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakatpetani melalui penanaman. Mekanisme kompensasi ini disalurkan secaralangsung kepada petani melalui pengadaan sarana dan prasarana dan bibitsesuai dengan kondisi lahan setempat dan sesuai dengan kebutuhan.Disamping itu juga untuk membangun mekanisme kelembagaan hubunganantara masyarakat hulu dan hilir dalam hal pembayaran jasa lingkungan.

    Daerah bantaran sungai merupakan kawasan jalur hijau dan tidakdiperuntukan pembangunan fisik bangunan gedung, serta jauhi daripencemaran sungai baik akibat limbah industry maupun rumah tangga, agarpemanfaatan sungai sebagai bahan baku air bersih tidak tercemar. Untuk ituperlu adanya legislasi dari pemerintah yang harus dipatuhi oleh semua pihak.

    D. KONDISI EKOSISTEM SUNGAI SAAT INI1. IDENTIFIKASI DAMPAK AKIBAT PENGARUH MANUSIA

    Kondisi penutupan lahan yang ada di Taman Hutan Raya (Tahura)Suryo yang penutupan lahannya lebih digunakan untuk lahan Pertanian.Begitu pula dengan lahan Perum Perhutani yang digunakan petani sebagailahan untuk persawahan. Sekarang ini ditemukan enam kerusakanekologis Sungai Brantas. Enam kerusakan ekologis yang terjadi diekosistem DAS Brantas adalah:

    1) Menyusutnya kawasan resapan di daerah hulu.2) Pencemaran air di daerah hulu.

  • 93) Penurunan dasar sungai.4) Perubahan profil sungai.5) Tingginya tingkat pencemaran di DAS Brantas bagian tengah

    dan hilir.6) Berkembangnya pembangunan fisik di bantaran DAS Brantas,

    yang seharusnya berfungsi sebagai jalur hijau.Dalam tiga tahun antara tahun 2007 hingga 2009 jumlah mata air di

    hulu Sungai Brantas yang awalnya berjumlah 170 buah menyusut hingga46 buah. Alih fungsi lahan di kawasan hulu mengakibatkan sejumlah mataair mengering dan mengalami penurunan debit.

    Penambangan pasir yang dilakukan sejak tahun 1990 jugamenyebabkan perubahan profil sungai. Pada beberapa titik DAS, alursungai yang awalnya sempit dan dangkal berubah menjadi lebar dan dalamyang akan mengancam matinya aliran irigasi ke persawahan.

    Banyak sekali bendungan, tanggul buatan yang dibuat denganmenggunakan semen/cor/ram-raman kawat besi dengan membabat habisvegetasi sekitar sungai secara hidrologi memang akan memperlancar aliransungai, namun pola konstruksi seperti ini akan menghilangkan fungsiekologis bantaran yang sebelumnya menjadi tempat berlindungnya ikan.

    Pemerintah telah lalai dari kewajibannya untuk melindungi kawasanbantaran sebagai kawasan lindung, sehingga mengakibatkan berdirinyabangunan-bangunan industri, gudang, dan permukiman yangmeningkatkan beban pencemaran. Tidak adanya kebijakan yang tegastentang bangunan di bantaran sungai mengakibatkan semakinmenjamurnya permukiman warga di sepanjang bantaran.

  • 10

    2. IDENTIFIKASI DAMPAK AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBALPerubahan iklim global dapat menyebabkan bencana alam diantaranya

    banjir, badai, kebakaran hutan, serta kematian berbagai jenis spesies.Kondisi iklim di Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh fenomenaglobal seperti El Nino dan La Nina.

    Jika fenomena El Nino yang berpengaruh di wilayah Indonesia makadiikuti dengan berkurangnya curah hujan secara drastis, sedangkanfenomena La Nina sebaliknya, (BMKG, 2010). Dan apabila jumlahcurah hujan menurun dengan jumlah curah hujan normalnya (rata-rataselama 30 tahun periode 1971-2000), maka kemampuan menampung air didaerah resapan sumber, juga akan berkurang.

    3. DAMPAK SOSIAL POLITIKBerbagai aktivitas manusia baik di kawasan hulu, tengah maupun hilir

    seperti pembalakan liar dan perubahan fungsi lahan di hulu, pembangunanfisik di daerah bantaran sungai Brantas, penambangan pasir (seperti diwilayah Kediri) serta pencemaran limbah industry dan rumah tangga,mengakibatkan berkurangnya fungsi ekosistem sungai.

    Perubahan cuaca yang ekstrem menyebabkan bencana alam (banjir,badai dan kebakaran) dan kematian sebagian spesies. Timbulnya bencanaalam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat tempatpengungsian. Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak padapenyebaran penyakit.

    Selain itu bisa di prediksikan bahwa ada beberapa spesies yang secaraalamiah akan terseleksi ataupun punah dikarenakan perubahan ekosistemyang ekstrim ini. Hal ini juga akan berdampak kepada hilangnya sumbermata air secara perlahan, diakibatkan oleh kemarau panjang / kebakaranhutan, kaitan dengan musim hujan tidak menentu.

  • 11

    BAB III

    KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

    A. KESIMPULAN

    Hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutanbukan hanya menyediakan bahan pangan maupun barang produksi, melainkanjuga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.

    Potensi sumberdaya air yang dapat dimanfaatkan di kawasan sungaiBrantas berasal dari air hujan, air permukaan dan air tanah. Sumber-sumberini perlu dijaga kelestarian lingkungannya oleh para pengguna jasalingkungan. Sehingga sebagai pengelolah kawasan hulu yang berperan sebagaipengatur tata air selayaknya menerima kompensasi atas pemanfaatan jasa airyang sangat diperlukan dalam kegiatan konservasi di sekitar daerah tangkapanair sebagai biaya pemeliharaan dan konservasi sekitar kawasan tangkapan air.Dari hasil bahasan atas praktek lapang ini dapat disimpulkan bahwa:

    1. Aktivitas manusia di kawasan sungai Brantas mulai dari hulu-tengah danhilir, seperti: pembalakan hutan dan pembukaan lahan baru, pembangunanfisik gedung di bantaran sungai, penambangan pasir, pencemaran, sangatberpengaruh terhadap kehidupan sebagian ekositem sungai

    2. Dengan adanya perubahan iklim global disertai fenomena El Nino, dapatberpengaruh pada berkurangnya curah hujan secara drastis. Hal ini sangatmempengaruhi kemampuan penyerapan air di kawasan sumber mata air,serta berpeluang terjadi kebakaran hutan.

  • 12

    B. REKOMENDASI

    Sesuai dengan kesimpulan diatas maka rekomendasi kami kepadaPemerintah Kabupaten Kota yang terkait langsung dengan pemanfaatan DASBrantas adalah membuat Peraturan Pemerintah perihal:

    1. Penetapan kawasan bantaran Sungai Brantas sebagai kawasan lindung danbukan peruntukan bangunan fisik gedung.

    2. Penetapan status kawasan lindung pada enam gunung tempat mata airsungai Brantas.

    3. Penghentian penambangan pasir dibeberapa daerah tertentu.4. Pembangunan tanggul penahan di bantaran sungai.5. Menetapkan daya tampung limbah Sungai Brantas.

  • 13

    DAFTAR PUSTAKA

    http://library.um.ac.id Prof. DR. Sumarmi, M.Pd, Upaya MeningkatkanPartisipasi Masyarakatdalam PengelolaanR uangT erbukaH iiau (RTH)di Perkotaan, akses 21 October 2010

    http://husamah.staff.umm.acPengendalian Pemanfaatan Ruang DAS Kali BrantasHuluPerlu Mekanisme Insentif-Disinsentif dan SanksiPemerintah RI., 2010., BMKG Prakiraan Musim Hujan 2010/2011 di Indonesia,

    Penerbit BMKG Jakarta.Pemerintah RI., 2009., UU. RI. No. 31 Tahun 2009 Tentang Meteorologi

    Klimatologi dan Geofisika, Penerbit BMKG Jakarta.Pemerintah RI., 2004., UU. RI. No 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air.Swarinoto Y.S., 2010., Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Teknologi Modifikasi

    Cuaca di Daerah Aliran Sungai Brantas Pada Bulan Januari dan Februari1998, Penerbit BMKG Jakarta

    Sylviani, 2008., Kajian Distribusi Biaya dan Manfaat Hutan Lindung SebagaiPengatur Tata Air

    Husamah, pengajar FKIP Biologi Universitas Muhammadiyah Malang