Pengantar Studi Islam

download Pengantar Studi Islam

of 5

description

apa itu PSI

Transcript of Pengantar Studi Islam

Selasa, 10 Januari 2012Pengantar Study Islam

NAMA: ABD.SHAMADNIM: (E01211001)

1.Apa yang anda tahu tentangPSI (Pengantar Studi Islam)Islam adalah agama universal yang mengatur segala aspek kehidupan, baik yang terkait dengan hubungan manusia dengan Tuhan, alam dan dengan manusia lain. Dalam memahami Islam seutuhnya haruslah dipelajari secara integaral, tidak mungkin hanya menggunakan satu pendekatan (parsial) kecuali hanya mengurangi keuniversalan Islam itu sendiri. Mempelajari Islam berarti berarti harus mempelajari yang terkait dengannya. Bagaimana Islam berperan dan ada di tengah-tengah semuanya, baik dalam kehidupan sosial, budaya, politik dan lainnya. Inilah Islam sebenarnya sebagairahmatan lil-alamin.Di sinilah PSI sebagai sebuah pengantar dalam mempelajari Islam secara universal berperan. Melalui berbagai pendekatan, kita akan diantarkan memahami Islam yang banyak wajah (multi faces)ketika sudah berbaur dengan pemeluknya yang bermasyarakat (sosial). Nilai-nilai Islam yang universal melahirkan keanekaragaman dalam keseragaman sebagai bentuk perbedaan interpretasi dari sumber-sumber Islam dengan tidak menghilangkan prinsip-prinsip dasar itu sendiri. Perbedaan di sini merupakan hal yang lazim danmesti ada dalam penerapan Islam universal ke ranah politik, sosial dan budaya dan lainnya yang relative sesuai kebutuhan dan tetap dalam koridor Islam.Islam tidaklah sama dengan agama-agama lain, sebagai agama sepanjang sejarah Islam terus berkembang seiring perkembangan zaman dan pemeluk-pemeluknya yang hidup pada zaman tersebut. Sangat mustahil kalau kita yang hidup pada zaman sekarang meniru pola hidup masyarakat muslim terdahulu kecuali dalam metode-metodenya yang sifatnya kondisional dan situasional. Kita membutuhkan interpretasi-interpretasi baru terhadap sumber-sumber Islam sesuai keadaan zaman yang begitu kompleks. Dalam Islam tidak ada istilah sakralisasi (pentaqdisan)suatu ajaran kecuali prinsip-prinsip dasar yang paten dan tidak terkait dengan kemasyarakatan atau perkembangan zaman. Kalau kita menoleh pada sejarah, kita akan menemukan Islam yang tidak monoton. Islam terus berkembang dan sangat dinamis mulai zaman Rasul, sahabat, tabiin hingga sekarang dan tentu seterusnya. Umat Islam bukanlah replika orang-orang terdahulu, mereka mendapat kebebasan dalam mengaplikasikan keagamaannya sesuai konteks dan tidak melenceng dari kaidah-kaidah umum.Kajian tentang Islam tidak pernah terlepas dari urusan sosial, budaya dan politik. Mengkaji Islam terlepas dari hal-hal tersebut sama saja dengan mempelajari islam setengahnya saja (parsial). Sangat unik rasanya ketika Islam sebagai sebuah agama sementara perbedaan atau kontrofersi pertama dalam sejarah Islam setelah Rasul wafat justru masalah politik berupa Imamah pengganti Beliau bukanlah masalah teologi. Perbedaan-perbedaan setelahnya baik terkait teologi, fiqih dan pemikiran-pemikiran keislaman juga sangat dipengaruhi oleh soial, budaya dan politik kekuasaan. Hal ini tidaklah bisa disangkal tetapi memang sudah menjadi fakta sejarah. Sebagaimana di atas,tidaklah mungkin memaksakan sebuah pendapat yang merupakan hasil interpretasi dalam konteks yang berbeda. Karena semuanya dipengaruhi factor sosial, budaya dan politik dengan keberadaan Islam yang kondisional dan situasional.Mempelajari islam (Islamic studies) sangatlah penting dalam memantapkan Islam kita(khususnya) dalam segala aspek. Sebelumnya status keislaman kita mungkin hanyalah islam turunan atau KTP dan tidak pernah eksis dalam menjalankan Islam itu sendiri. Ada unsur keterpaksaan dan kepentingan lain di dalamnya. Dari sini kita akan lebih mengenal islam mulai dari sumber dan segala aspeknya. Mengetahui Islam lebih dalam akan meningkatkan harga diri dan saling menghargai terhadap Islam yang lain dan agama lain dengan mengikis fanatisme yang berlebihan. Dari berbagai hal di atas dapat disimpulkan bahwa studi Islam di sini merupakan usaha kritis terhadap teks, sejarah, doktrin, pemikiran dan institusi keislaman dengan menggunakan pendekatan-pendekatan tertentu yang secara popular di kalangan akademik dianggap ilmiah.[1]Jadi studi Islam berbeda dengan pendidikan Islam yang lebih konvensional dan kognitif (pengetahuan tentang ajaran-ajaran Islam), tetapi studi islam lebih bersifat afektif dan psikomotorik (menyangkut bagaimana sikap dan pengamalan atas ajaran Islam).Kajian keislaman tidak hanya menarik perhatian orang-orang islam. Tetapi lebih dari itu, orang-orang non-muslim juga tertarik untuk mengkajinya walau berangkat dari latar belakang dan tujuan yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa Islam memiliki keunikan tersendiri yang perlu dikaji dan tak mungkin dilawan. Pemikiran-pemikiran mereka juga bisa jadi kritik dan motivator bagi kaum muslim dalam meningkatkan keislaman mereka agar tidak terjadi distorsi ajaran atau agama. Hal ini ditandai dengan pengaruh pemikiran mereka terhadap perkembanganpemikran keislaman baik dari metode yang dipakek dan hasilnya.

2.Pendekatan-Pendekatan Studi IslamKalau dilihat dari pelakunya (subyek), kajian keislaman dapat dibagi dua.pertama,kajian yang dilakukan insider atau believer (orang Islam sendiri).Kedua,outsider atau historian (orang dari agama lain/ahli agama yang kritis). Keduanya memakai pendekatan yang berbeda dalam memahami Islam dan sangat parsial. Insider menggunakan pendekatan filologi atau pemahaman kebahasaan (tekstual) yang hanya dilakukan ahli-ahli bahasa dan mengesampingkan fenomena yang ada, mereka memahami Islam dengan berangkat dari keyakinan. Sehingga hasilnya lebih berupa aktualisasi dan kurang kritis.Sedangkanoutsider menggunakan pendekatan sosial atau kajian atas pemeluk Islam sebagai aplikator ajaran-ajaran Islam atau hasil interpretasi mereka.Sementara apa yang dilakukan mereka kaum muslimin tidak selamanya selaras dengan nilai-nilai Islam sendiridan cenderung beragam sebagai bentuk dari hasil interpretasi yang berbeda.Sehingga merekacenderung lebih kritis namun tidak implikatif pada ajaran. Mereka juga cenderung tidak objektif, karena memahami Islam satu wajah dari Islam yang banyak wajah sesuai hasil interpretasi masing-masing dan mengaitkannya dengan teori dan metodologi tertentu yang mereka ciptakan sendiiri. Dari perbedaan pendekatan ini lahirlah berbagai kontrofersi.Menanggapi mereka, umat Islam cenderung bersifat apriori atau masa bodoh dan menolaknya tanpa adanya kajian mendalam. Namuan, sebenarnya apa yang dilakukan outsider memberikan pengaruh yang limayan besar pada perkembangan kajian keislaman ke depan dan menjadi kritik pada realitas yang ada dan tak lagi sesuai dengan prinsip-prinsip Islam sendiri. Sehingga penting di sini adanya gabungan dua pendekatan tersebut berupa keseimbangan iman, ilmu dan amal.[2]Sebenarnya pendekatan-pendekatan di sini seluas aspek-aspek yang tercakup dalam Islam, baik ekonomi, sosial, budaya dan politik. Jadi selain menggunakan pendekatan filologi, dalam memahami Islam secara integral harus menggunakan beberapa pendekatan lain tersebut.Masing-masing pendekatan-pendekatan ini memiliki keunggulan dan kekurangan tersendiri yang jika digabungkan akansaling melengkapi satu sama lainnya. Karena Islam yang kita kaji bukanlah Islam yang hanya terkait dengan hubungan transindental dengan Tuhan. Tetapi lebih dari itu menyangkut hubungan antar manusia yang beragam dalam segala haldan atau terkait dengan penerapan nilai-nilai teologi ke dalam lingkingan sosial. Pendekatan-pendekatan tersebut bisa dipetakan sebagai berikut;a)Pendekatan FilologiPendekatan filologi atau literal meliputimetode tafsir sebagai pendekatan filologi terhadap alquran dalam menggali makna yang dikandungnya, pendekatan filologi terhadap hadits atau sunnah Rasul dan pendekatan filologi terhadap teks-teks klasik (hermeneutika) yang merupakan refleksi kebudayaan kuno dalam tulisan-tulisan para intelek di masanya. Dalam menerapkan pendekatan-pendekatan ini juga membutuhkan pendekatan atau metode lain sesuai dengan disiplinnya, seperti sastra, filosofis dll.b)Pendekatan PemikiranPendekatan pemikiran di sini meliputi pendekatan Kalam, Filsafat dan Tasawuf. Pendekatan pemikiran kalam (teologi)berangkat dari sebuah kepercayaan tentang kepercayaan dogmatis yang bersumber dari alquran (khususnya terkait masalah Ketuhanan) dan kemudian diperkuat atau dibuktikan oleh akal kebenarannya.Bagaimana kita bisa memasukkan nilai-nilai teologi ke ranah sosial itulah yang terpenting.Pendekatan filsafat digunakan dalam menguak hikmah, hakekat, inti makna dan pesan dari ajaran agama. Pendekatan tasawuf merupakan pendekatan yang memfokuskan perhatiannya pada aspek esoterik berupa pembersiahan rohani atau jiwa dalam membentuk akhlak-akhlak mulia. Dalam pendekatan tasawuf ada tiga model pendekatan, baik tematik yang lebih pada penelusuran ajaran, pendekatan tokoh dan gabungan dari keduanya.c)Pendekatan SejarahPendekatan sejarah bukan hanya mengetahui cerita-cerita zaman dulu sebagaimana hikayat, mitos dan lainnya, tetapi lebih dimaksudkan agar dapat mengetahui dan mengambil nilai-nilai keislaman yang diterapkan orang muslim dahulu, bagaimana mereka bersikap dan menempatkan Islam dalam percampuran kebudayaan atau tentang cara-cara interaksi agama dengan berbagai umat manusia yang memiliki latar belakang sosiologis, antropologis dan kultur yang berbeda. Dari sini kita belajar bagaimana mentransformasikan nilai-nilai keislaman dalamaspek ekonomi,sosial,budaya dan politik.d)PendekatanFenomenologiPendekatan fenomenologi berusaha memperoleh gambaran yang lebih utuh dan lebih fundamental tentang fenomena keberagaman manusia secara umum (universal, transidental dan inklusif) yang diilhami oleh pendekatan filosofis yang dikembangkan Edmund Hussel yang berupaya untuk menemukan esensi dari keberagaman manusia. Pendekatan fenomenologi mencoba untuk mengembalikan studi agama yanh bersifat historis-empiris ke pangkalnya agar tidak terlalu jauh melampaui batas-batas kewenangannya. Jika dalam studi agama yang bersifat historis empiris para peneliti cenderung netral (value-neutral), maka pendekatan fenomenologi lebih bersifatvalue-laden(terikat nilai-nilai keagamaan yang dipercayai dan dimiliki oleh para pengikutnya).[3]

Refrensi;1.Metodologi Studi Islam. Dr. Jamali Sahrodi2.StudiAgama Dr. M. Amin Abdullah; Pustaka Pelajar. Yogyakarta3.PSI. Drs. Abd. Haris, Mag4.PSI. Tim IAIN Sunan Ampel 2004. Surabaya5.Dienul Islam. Drs. Nasruddin Razak; Al-Maarif. Bandung

[1].Metodologi Studi Islam; Dr. Jamali Sahrudi.[2].Pengantar Studi Islam.Drs. Abd. Haris, Mag.[3].Studi Agama.Dr. M. Amin Abdullah. Hal 11-12Diposkan olehApunkdi19.53Kirimkan Ini lewat Ema