PENGANTAR REDAKSI - simdos.unud.ac.id · AWAS BAHAYA SERANGAN LALAT BUAH PADA TANAMAN JERUK 26-30 I...

15

Transcript of PENGANTAR REDAKSI - simdos.unud.ac.id · AWAS BAHAYA SERANGAN LALAT BUAH PADA TANAMAN JERUK 26-30 I...

Page 1: PENGANTAR REDAKSI - simdos.unud.ac.id · AWAS BAHAYA SERANGAN LALAT BUAH PADA TANAMAN JERUK 26-30 I N. Wijaya dan W. Adiartayasa EDUKASI HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA SMK 31-34 Izza
Page 2: PENGANTAR REDAKSI - simdos.unud.ac.id · AWAS BAHAYA SERANGAN LALAT BUAH PADA TANAMAN JERUK 26-30 I N. Wijaya dan W. Adiartayasa EDUKASI HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA SMK 31-34 Izza
Page 3: PENGANTAR REDAKSI - simdos.unud.ac.id · AWAS BAHAYA SERANGAN LALAT BUAH PADA TANAMAN JERUK 26-30 I N. Wijaya dan W. Adiartayasa EDUKASI HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA SMK 31-34 Izza

PENGANTAR REDAKSI

Puji syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Waca/Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat-Nya Buletin Udayana Mengabdi Volume 17 Nomor 3 Juli 2018 telah diterbitkan. Mulai tahun 2018, Buletin Udayana Mengabdi terbit 4 (empat) kali setahun, yaitu bulan Januari, April, Juli dan Oktober. Edisi ini memuat 27 artikel di bidang pengabdian kepada masyarakat khususnya dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berupa implementasi, penyuluhan dan sosialisasi konsep, model/prototipe, dan alat, yang merupakan hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Desain konsep, model/prototipe dan alat merupakan hasil pemikiran/ide ataupun hasil dari penelitian yang kemudian diimplementasikan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan.

Penghargaan setinggi-tingginya kami haturkan kepada Penyunting, Penulis dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dan penerbitan Buletin Udayana Mengabdi Volume 17 Nomor 3 Juli 2018. Semoga Buletin ini dapat menambah wawasan dibidang keilmuan dan teknologi, dan penerapannya di masyarakat. Untuk meningkatkan mutu baik dari segi isi maupun tampilan, kami harapkan saran dan kritik untuk perbaikan di edisi berikutnya.

Juli 2018

Redaktur

Page 4: PENGANTAR REDAKSI - simdos.unud.ac.id · AWAS BAHAYA SERANGAN LALAT BUAH PADA TANAMAN JERUK 26-30 I N. Wijaya dan W. Adiartayasa EDUKASI HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA SMK 31-34 Izza

Buletin Udayana Mengabdi, ISSN: 1412-0925

Volume 17 Nomor 3, Juli 2018

D A F T A R I S I

STRATEGI KONSERVASI LAHAN PERTANIAN BERBASIS REINTERPRETASI RITUAL PERANG KETUPAT SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI DESA KAPAL KABUPATEN BADUNG

1-5

I. M. Sendra dan Y. Kristianto

LAYANAN BANTUAN TEKNIS DAN BAKTI SOSIAL DI DUSUN SILIRKROMBANG DESA SENEPOREJO KECAMATAN SILIRAGUNG KABUPATEN BANYUWANGI JAWA TIMUR

6-12

I N. Susanta, Ni M. Swanendri, G.A.M. Suartika, I W. Yudamanik, I N. Sutarja

PELATIHAN PENGENDALIAN PENYAKIT BUSUK BERAIR PADA BUAH SALAK DI DESA DUDA TIMUR, KECAMATAN SELAT, KABUPATEN KARANGASEM

13-20

W. Adiartayasa, I N. Wijaya, I G.N. Bagus, I M.M. Adnyana dan I K. Siadi

PENINGKATAN KEMANDIRIAN USAHA KECIL DAN MENENGAH MELALUI PENDAMPINGAN PROGRAM KKN- PPM

21-25

U.S.Y.V.Indrawati, N.Endang, N.Asriati

AWAS BAHAYA SERANGAN LALAT BUAH PADA TANAMAN JERUK 26-30

I N. Wijaya dan W. Adiartayasa

EDUKASI HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA SMK 31-34

Izza Suraya dan Retno Mardhiati

SOSIALISASI BROWNIES KULIT PISANG SEBAGAI PRODUK PANGAN

ALTERNATIF DI DESA PIKAT - KECAMATAN DAWAN, KABUPATEN

KLUNGKUNG

T. Darmayanti, NLA. Yusasrini, PAS. Wipradnyadewi, dan AAGNA. Jambe

35-40

PELATIHAN KEAMANAN SISTEM INSTALASI KABEL TANAM DI DESA MELINGGIH KECAMATAN PAYANGAN-GIANYAR

41-46

I.N. Budiastra, C.G.I. Partha, I.G.D. Arjana, dan I.B.A. Swamardika

PEMBERDAYAAN PAUD SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PERTUMBUHAN

DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI 47-51

Kristiawati dan E. Yunitasari

Page 5: PENGANTAR REDAKSI - simdos.unud.ac.id · AWAS BAHAYA SERANGAN LALAT BUAH PADA TANAMAN JERUK 26-30 I N. Wijaya dan W. Adiartayasa EDUKASI HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA SMK 31-34 Izza

Buletin Udayana Mengabdi, ISSN: 1412-0925

Volume 17 Nomor 3, Juli 2018

KEGIATAN PENGENDALIAN PENYAKIT EKTO DAN ENDOPARASIT PADA SAPI KANDANG SIMANTRI DI DESA SOBANGAN

52-56

I.A.P.Apsari, I.B.N.Swacita, A.A.S.Kendran, G.A.Y.Kencana, K.Budiasa

PENGEMBANGAN EKOWISATA AIR TERJUN SINGSING SADE, DI DESA

BELIMBING, KECAMATAN PUPUAN, KABUPATEN TABANAN 57-60

N.L.R. Purnawan, I D.P. Singarsa, I K. Sardiana

KAJI BANDING BUDIDAYA IKAN LELE DENGAN TEKNOLOGI BIOFLOK DI

DESA KETEWEL KECAMATAN SUKAWATI KABUPATEN GIANYAR 61-66

N.L.G. Sumardani, I.G. Suranjaya, N.K. Seminari, I.M. Radiawan

PENGKEMASAN KULINER LOKAL DAN CINDERAMATA LOKAL DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN DESA WISATA TISTA, KECAMATAN KERAMBITAN, KABUPATEN TABANAN

67-76

Agus Muriawan Putra, Ni Nyoman Sri Aryanti, IB. Ketut Astina, dan IB. Dwi Setiawan

PRODUKSI DAN KUALITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DI DESA DALANG DAN GADUNG SARI, KECAMATAN SELEMADEG TIMUR, KABUPATEN TABANAN

77-82

I N. Ardika dan N. N. Darmiati

PRODUKSI PUPUK ORGANIK CAIR BERBASIS ECENG GONDOK DAN GANGGANG HIJAU UNTUK MENUNJANG PENGEMBANGAN PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN DI WILAYAH DANAU BUYAN

83-88

I G. Suranjaya, N.L. Kartini, N.L.R. Purnawan

PENGEMBANGAN PADI ORGANIK UNTUK PENUNJANG PARIWISATA 89-92

I N. Puja, I G.P.R. Adi, dan N.W. Siti

93-98 TEKNOLOGI FERMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PUPUK

ORGANOPLUS

N.M Witariadi dan Budi Rahayu Tanama Putri

SOSIALISASI KESEHATAN LINGKUNGAN DENGAN PENGADAAN JAMBAN SEHAT DI DESA MANIKYANG KECAMATAN SELEMADEG KABUPATEN TABANAN

99-102

I W A Wijaya, I G N Janardana, I W Rinas, AA. M Pemayun, WG Ariastina, K A Kartika Sari

Page 6: PENGANTAR REDAKSI - simdos.unud.ac.id · AWAS BAHAYA SERANGAN LALAT BUAH PADA TANAMAN JERUK 26-30 I N. Wijaya dan W. Adiartayasa EDUKASI HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA SMK 31-34 Izza

Buletin Udayana Mengabdi, ISSN: 1412-0925

Volume 17 Nomor 3, Juli 2018

PELIBATAN MASYARAKAT LOKAL DALAM PENYEDIAAN PENGINAPAN LOKAL (HOMESTAY) DI DESA WISATA TISTA, KABUPATEN TABANAN

103-113

Agung Sri Sulistyawati, Ida Ayu Trisna Eka Putri, Fanny Maharani Suarka, dan Putu Ratih Pertiwi

PEMBINAAN KEPARIWISATAAN MELALUI PELATIHAN TEKNIK

PRESENTASI KULINER LOKAL DI DESA WISATA MENGWI KECAMATAN

MENGWI KABUPATEN BADUNG

114-119

I Nyoman Tri Sutaguna, Ni Made Ariani, Ni Nyoman Sri Aryanti, dan Ida Ayu Eka Trisna Putri

PENGENALAN DAN SOSIALISASI PENERAPAN INSTALASI KELISTRIKAN SWER UNTUK PENERANGAN JALAN DI BANJAR SAMBIAN UNDAGI DESA TIMPAG, KECAMATAN KERAMBITAN, TABANAN

120-123

I W Rinas, I M Suartika, A I Weking, dan A A G Maharta Pemayun

PEMBINAAN KEPARIWISATAAN MELALUI PELATIHAN ETIKA PELAYANAN PEKERJA WANITA DI ART SHOP DESA ADAT SEMINYAK KABUPATEN BADUNG

Putu Diah Kesumadewi, Ni Made Ariani, A.A Manik Pratiwi, dan Putu Sucita Yanthy

124-129

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PAKET B DAN C DI PKBM MENTARI FAJAR MENGGUNAKAN METODE POLYA

I. W. Sumarjaya, M. Joni, N. N. Rupiasih, dan J. Sibarani

130-135

IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) USAHA ES PUTER SEBAGAI CAMILAN

SEHAT BAGI ANAK

Zubaidah, F.Y. Asmara, dan Anggorowati

136-140

PENINGKATAN KOMPETENSI MANAJERIAL PRAJURU DESA ADAT DAN

PENGELOLA LPD DI DESA BATUBULAN KECAMATAN SUKAWATI

KABUPATEN GIANYAR

N.W. Suniti, W.P. Windia, N.L.R. Purnawan, dan I.A. Arthayani

141-144

Page 7: PENGANTAR REDAKSI - simdos.unud.ac.id · AWAS BAHAYA SERANGAN LALAT BUAH PADA TANAMAN JERUK 26-30 I N. Wijaya dan W. Adiartayasa EDUKASI HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA SMK 31-34 Izza

Buletin Udayana Mengabdi, ISSN: 1412-0925

Volume 17 Nomor 3, Juli 2018

PROGRAM PENCEGAHAN ANEMIA BAGI WANITA MASA PRAKONSEPSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDEMEN KABUPATEN KARANGASEM

L.S. Ani, I.W. Weta, N.W.A. Utami, W. Suranadi, dan K. Suwiyoga

145-151

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI KLINGKING DESA BUNGA MEKAR, KECAMATAN NUSA PENIDA, KABUPATEN KLUNGKUNG

I Wayan Surata, Tjokorda GdeTirta Nindhia, Tjokorda Sari Nindhia

152-161

Page 8: PENGANTAR REDAKSI - simdos.unud.ac.id · AWAS BAHAYA SERANGAN LALAT BUAH PADA TANAMAN JERUK 26-30 I N. Wijaya dan W. Adiartayasa EDUKASI HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA SMK 31-34 Izza
Page 9: PENGANTAR REDAKSI - simdos.unud.ac.id · AWAS BAHAYA SERANGAN LALAT BUAH PADA TANAMAN JERUK 26-30 I N. Wijaya dan W. Adiartayasa EDUKASI HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA SMK 31-34 Izza
Page 10: PENGANTAR REDAKSI - simdos.unud.ac.id · AWAS BAHAYA SERANGAN LALAT BUAH PADA TANAMAN JERUK 26-30 I N. Wijaya dan W. Adiartayasa EDUKASI HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA SMK 31-34 Izza

93

VOLUME 17 NOMOR 03, JULI 2018

TEKNOLOGI FERMENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS

PUPUK ORGANOPLUS

N.M Witariadi 1 dan Budi Rahayu Tanama Putri 2

ABSTRAK

Kegiatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari pupuk organoplus dengan menggunakan teknologi

fermentasi. Mikroba fermentor (probiotik) berupa bioinokulan berbasis limbah cairan rumen. Metode

pelaksanaan meliputi : bahan baku, mikroba lokal , produksi dan kualitas produksi. Bahan baku berupa

kotoran ayam, kotoran sapi, mineral kiserit, ampas anggur,dan arang sekam. Pupuk organoplus merupakan

hasil fermentasi skala industri karena bahan baku berupa batuan mineral kaya Mg dan ampas anggur yang

dipakai masing-masing sebesar 20% atau berjumlah 40 % dari total bahan baku. Produk organoplus memiliki

keunggulan tersendiri, karena komposisi dan konsentrasi haranya yang jauh berbeda,sehingga produk ini

relative tidak memiliki kompetitor yang berarti. Pupuk organoplus berfungsi meningkatkan kadar gula buah

dan mencegah serangan jamur pada tanaman hortikultura, sehingga buah yang dihasilkan menjadi lebih

berkualitas yaitu lebih manis, daya tahan lebih lama, dan menekan getah kuning (pada buah manggis). Dapat

disimpulkan bahwa dengan memanfaatkan teknologi fermentasi, kualitas dari pupuk organoplus dapat

ditingkatkan .

Kata kunci: teknologi, fermentasi,mikroba ,kualitas pupuk.

ABSTRACT

The activity aims to improve the quality of organoplus fertilizer by using fermentation technology. Microbial

fermentor (probiotic) in the form of bioinoculant based rumen liquid waste. Methods of implementation

include: raw materials, local microbes, production and production quality. Raw materials in the form of

chicken manure, cow dung, kiserit mineral, wine waste, and charcoal husk. Organoplus fertilizer is the result

of industrial-scale fermentation because the raw material is mineral rock rich in Mg and the wastewater that

used each 20% or 40% of the total raw material. Organoplus product has its own advantages, because the

composition and concentration of hunya far different, so that this product is relative has no significant

competitors. Organoplus fertilizer works to increase the sugar content of fruits and prevent fungus attacks on

horticultural crops, so the resulting fruit becomes more qualified that is sweeter, longer endurance, and

suppress the yellow sap (on the mangosteen fruit). It can be concluded that by utilizing fermentation

technology, the quality of organoplus fertilizers can be improved.

Keywords: technology, fermentation, microbe, quality of fertilizer.

1. PENDAHULUAN

Pertanian organik di Bali, akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang sangat besar.

Pemanfaatan pupuk organik adalah sarana strategis untuk meningkatkan kesuburan tanah dan

produksi pertanian, serta menghindari pencemaran lingkungan. Pemberlakuan pencabutan subsidi

1 Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Udayana 2 Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Udayana,[email protected]

Page 11: PENGANTAR REDAKSI - simdos.unud.ac.id · AWAS BAHAYA SERANGAN LALAT BUAH PADA TANAMAN JERUK 26-30 I N. Wijaya dan W. Adiartayasa EDUKASI HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA SMK 31-34 Izza

Teknologi Fermentasi Untuk Meningkatkan Kualitas Pupuk Organoplus

94 | BULETIN UDAYANA MENGABDI

pupuk kimia berpengaruh terhadap aspek sosial ekonomi secara nasional, karena harga pupuk

kimia menjadi mahal sehingga pemakaiannya menurun, produktivitas tanah dan tanaman pertanian

menjadi rendah. Penerapan teknologi dengan memanfaatkan mikroba lokal (bakteri pengurai)

sebagai fermentor, akan dihasilkan pupuk organik yang lebih murah dengan kualitas yang

distandarisasi untuk meningkatkan produksi pertanian. Keunggulan dari produk yang dihasilkan

terletak pada penerapan teknologi formulasi material organik dengan bahan mineral sumber Mg

dan dekomposer yang dihasilkan dari mikroba dekomposer lokal yang bekerja dengan efektif.

Melalui aplikasi teknologi ini dimungkinkan diproduksi pupuk organik yang kaya Mg. Pupuk

organik yang dihasilkan dengan kandungan Mg yang tinggi berfungsi untuk memperbaiki struktur

tanah, sebagai sumber karbon, hara makro dan hara mikro, sebagai pemanis buah dan memperbaiki

kualitas buah (hasil tanaman). Magnesium merupakan komponen utama penyusun klorofil dan

sebagai katalis dalam fotosintesis yang memproduksi karbohidrat yang memberi rasa manis pada

buah-buahan.

Pupuk organik berkualitas berarti bahwa pupuk tersebut sesuai standar nasional Indonesia (SNI)

serta mengandung hara untuk tanaman yang lebih lengkap dengan dosis yang lebih tinggi.

Tehnologi fermentasi menggunakan dekomposer efektif yang mampu menguraikan bahan organik

secara lebih sempurna dalam waktu yang lebih singkat. Salah satu hasil dari studi ini adalah pupuk

organik yang diformulasikan dengan material dengan kadar mineral magnesium (Mg) dosis tinggi

(>20%) dan mineral kiserit. Mineral kiserit adalah senyawa Mg dan sulfat yang memiliki

kandungan Mg dalam dosis tinggi. Material tersebut diformulasikan dengan limbah kotoran ayam

dan kotoran sapi serta limbah ampas anggur dan serbuk arang sekam. Kotoran ayam mengandung

senyawa kalium yang lebih tinggi dari limbah ternak lainnya yaitu mencapai 1,5%. Kandungan Mg

dan kalium yang tinggi pada pupuk organik organoplus telah memacu kandungan gula yang lebih

tinggi pada buah-buahan yang dipupuk dengan pupuk organik tersebut. Buah yang dihasilkan dari

tanaman yang dipupuk dengan organoplus secara organoleptik lebih renyah, daya simpan lebih

lama, dan lebih manis. Indayati Lanya dkk (2009) melaporkan bahwa pemberian 5 ton per hektar

mampu meningkatkan kadar gula sebesar 20,14% pada tanaman melon, kemudian Merit dkk (2011)

mendapatkan pada pemberian 6 ton/ha meningkatkan kadar gula rata-rata sebesar 24,34% pada

tanaman anggur, dan Sardiana (2010) mencatat terjadi peningkatan kadar gula buah stroberri rata-

rata sebesar 26,12% pada pemberian 8 ton/ha, dan pemberian organoplus pada tanaman manggis

telah meningkatkan kadar gula sebesar 16,26% dan menurunkan serangan penyakit getah kuning

pada buah manggis sebesar 30,32%.

Penyediaan pupuk organoplus yang kaya mineral Mg dengan teknologi fermentasi akan mendorong

peningkatan kualitas pupuk yang selanjutnya dapat memacu produksi pada buah-buahan.

Signifikansi penggunaan pupuk organoplus terhadap kualitas produksi buah-buahan menyebabkan

permintaan pupuk ini semakin meningkat.

2. METODE PELAKSANAAN

Jenis bahan baku yang dipakai dalam memproduksi organoplus adalah kotoran ayam petelur

sebanyak 40 % dan kotoran sapi sebanyak 20% sebagai sumber Nitrogen (N), limbah anggur dan

serbuk arang sekam sebagai sumber Phosphat (P) dan Kalium (K) sebanyak 10-15%, bahan mineral

magnesium karbonat (kadar Mg>20%) 10-15 % dan 10-20% kisrit (CaMgSO4) sebagai sumber Mg.

Bahan utama dicampur dan difermentasi menggunakan fermentor dari mikroba lokal yaitu biomin

plus . Pemakaian fermentor sebesar 10% dari total bahan dan setelah tercampur bahan pupuk

didiamkan dalam keadaan anaerob selama 10 hari. Selama berlangsung proses fermentasi yang

menghasilkan panas, maka suhu pupuk harus tetap dijaga. Pupuk organik atau pupuk organoplus

yang dihasilakan sudah distandardisasi memakai Peraturan Menteri Pertanian. Kotoran ayam dan

kotoran sapi diperoleh dari kelompok peternak ayam binaan Fakultas Peternakan Universitas

Udayana di Desa Babahan Penebel. Kelompok ini menghasilkan rata-rata 5-10 ton kotoran ayam

per hari. Material sumber mineral Mg diperoleh dari penambang limestone yang dilakukan petani

Page 12: PENGANTAR REDAKSI - simdos.unud.ac.id · AWAS BAHAYA SERANGAN LALAT BUAH PADA TANAMAN JERUK 26-30 I N. Wijaya dan W. Adiartayasa EDUKASI HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA SMK 31-34 Izza

N.M Witariadi dan Budi Rahayu Tanama Putri

VOLUME 17 NOMOR 03, JULI 2018 | 95

di daerah Bukit Jimbaran di sekitar kampus Universitas Udayana. Ampas anggur diperoleh dari

perusahan anggur di Tabanan mempunyai kadar C-organik 45.3%, N 2.98%, P 0.18% dan K 2.26%,

selain itu akan memberikan unsur Ca, Mg, Mn, Fe, Cu, dan Zn (Laboratorium Tanah, 2005), dan

serbuk arang sekam diperoleh dari penyosohan gabah di Tabanan.

Produksi pupuk Organoplus (organo-mineral pemanis buah), merupakan usaha pengembangan

produksi pupuk organik yang terfortifikasi mineral Mg. Keunggulan dari produk yang dihasilkan

dibandingkan dengan usaha sejenis terletak pada penerapan teknologi formulasi material organik

dengan bahan mineral sumber Mg dan dekomposer yang dihasilkan dari mikroba dekomposer lokal

yang bekerja dengan efektif. Melalui aplikasi teknologi ini dimungkinkan diproduksi pupuk

organik yang kualitas lebih baik (pupuk kaya mineral Mg) . Pupuk organoplus selain berfungsi

seperti pupuk organik pada umumnya yaitu memperbaiki struktur tanah, sebagai sumber karbon,

hara makro dan hara mikro, juga berfungsi meningkatkan rasa manis pada buah dan memperbaiki

kualitas buah menjadi lebih tahan lama,karena kandungan Mg-nya yang tinggi. Magnesium

merupakan komponen utama penyusun klorofil dan sebagai katalis dalam proses fotosintesis yang

memproduksi karbohidrat yang memberi rasa manis pada buah-buahan. Proses pembuatan pupuk

organoplus dari menyiapkan bahan baku sampai ke pengolahan sebagai berikut:

1) Material Kapur karbonat merupakan kapur yang dihasilkan bukan melalui proses pembakaran

tetapi digiling langsung, kapur karbonat ini mengandung kalsium oksida dan magnesium

oksida (47%) serta kalsium karbonat dan magnesium karbonat (85%), diperoleh dari hasil

galian masyarakat lokal yang telah secara tradisional mengetahui karakteristik batuan tersebut

di daerah Bukit Jimbaran, Badung

2) Material Kiserit, Kiserit adalah mineral magnesium sulfat yang sangat tidak stabil

berkomposisi MgSO4H2O, tidak dihasilkan di Indonesia tetapi diimport diperoleh melalui

kerjasama dengan penjual zat kimia keperluan analisis laboratorium. Zat ini digunakan untuk

fortifikasi batuan mineral Mg agar memenuhi standar baku yang diperlukan.

3) Fermentor (probiotik) efektif berupa bioinokulan berbasis limbah cairan rumen yang memiliki

daya urai efektif (biomin plus), sehingga mampu menguraikan material bahan organik secara

lebih cepat dan sempurna.

4) Limbah kotoran ayam ras dan kotoran sapi diperoleh dari kelompok peternak binaan

Universitas Udayana di sentra peternakan masyarakat di Desa Babahan Kecamatan Penebel

Kabupaten Tabanan

5) Ampas anggur yang diperoleh dari pabrik wine di Kecamatan Kerambitan Kabupaten Tabanan.

6) Serbuk arang sekam diperoleh dari pabrik penyosohan gabah di Tabanan.

7) Komposisi material pupuk adalah: 40% kotoran ayam, 20% kotoran sapi, 10% ampas anggur,

10% serbuk arang sekam, 10% kapur karbonat, dan 10% kiserit . Untuk memproduksi 1 ton

pupuk organoplus diperlukan : 400 kg kotoran ayam, 200kg kotoran sapi, 100 kg ampas

anggur, 100 kg serbuk arang sekam,100 kg kapur karbonat, 100 kg kiserit, dan 4 botol

dekomposer.

8) Campuran ditimbun dan ditutup rapat dengan terpal dan bagian pinggir terpal diberi beban

sehingga jika ada angin terpal tidak terbuka.

9) Diamkan selama 3 hari, kemudian terpal dibuka dan timbunan diaduk untuk tujuan

pemberikan airasi pada proses pengomposan. Proses pengomposan yang berhasil akan timbul

panas dan dapat dirasakan saat pembongkaran gundukan.

10) Perkirakan setelah 2 minggu pupuk sudah bisa dibongkar dan diangin- anginkan supaya

menghilangkan bau amoniak dan sudah dapat dipakai.

11) Pupuk yang sudah difermentasi selanjutnya di ayak sesuai pesanan dan di kemas. Untuk pupuk

organoplus berbentuk granular, langkah berikutnya di masukkan ke mesin granular kemudian

dikeringkan dan dikemas.

Page 13: PENGANTAR REDAKSI - simdos.unud.ac.id · AWAS BAHAYA SERANGAN LALAT BUAH PADA TANAMAN JERUK 26-30 I N. Wijaya dan W. Adiartayasa EDUKASI HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA SMK 31-34 Izza

Teknologi Fermentasi Untuk Meningkatkan Kualitas Pupuk Organoplus

96 | BULETIN UDAYANA MENGABDI

Gambar 1. Bahan baku Pupuk Gambar 2. Proses Pencampuran Pupuk

Gambar 3. Fermentor Gambar 4. Pupuk Organoplus

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bahan baku pembuatan pupuk organoplus berasal dari ampas buah anggur atau kotoran ternak

yang masih segar dan mempunyai rasio karbohidrat dan nitrogen atau C/N yang tinggi antara 50 –

200, dicampur dengan bahan mineral magnesium karbonat dan magnesium hidroksida.

Pengomposan atau fermentasi adalah upaya untuk menurunkan rasio C/N bahan menjadi 10 -20,

sehingga dapat diserap tanah. Prinsip dari fermentasi anaerob ini adalah bahan limbah organik

dihancurkan oleh mikroba dalam kisaran temperatur dan kondisi tertentu. Proses penguraian

dipercepat dengan menambah starter dari kultur bakteri sebagai dekomposer. Pengomposan adalah

penerapan IPTEK memakai tehnologi fermentasi menggunakan bakteri fibrolitik yang akan

Page 14: PENGANTAR REDAKSI - simdos.unud.ac.id · AWAS BAHAYA SERANGAN LALAT BUAH PADA TANAMAN JERUK 26-30 I N. Wijaya dan W. Adiartayasa EDUKASI HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA SMK 31-34 Izza

N.M Witariadi dan Budi Rahayu Tanama Putri

VOLUME 17 NOMOR 03, JULI 2018 | 97

mengurai bahan sintesis, senyawa kompleks dan pestisida. Starter yang dipakai adalah hasil isolasi

dari mikroba lokal disebut biomin plus. Keunggulan pemakaian starter ini adalah proses

pengomposan limbah organik menjadi pupuk organik dilakukan dengan cepat, dimana hanya

dalam waktu 7-14 hari sudah menjadi pupuk organik. Jenis mikroorganisme yang terdapat pada

biomin plus antara lain: 1) Bakteri fotosintetik yang membentuk senyawa-senyawa yang

bermanfaat dari sekresi akar tumbuh-tumbuhan, bahan organik dan/atau gas-gas berbahaya seperti

hidrogen sulfida, dengan dibantu sinar matahari dan panas sebagai sumber energi. Zat-zat

bermanfaat tersebut meliputi asam amino, asam nukleat, zat-zat bioaktif, dan gula, yang semuanya

dapat mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman; 2) Bakteri asam laktat yang

menghasilkan asam laktat dari gula, dan karbohidrat lain yang dihasilkan oleh bakteri fotosintetik

dan ragi. Bakteri asam laktat dapat menghancurkan bahan-bahan organik seperti lignin dan

selulosa, serta memfermentasikannya tanpa menimbulkan senyawa-senyawa beracun yang

ditimbulkan dari pembusukan bahan organik; 3) Ragi dapat menghasilkan senyawa-senyawa yang

bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman dari asam amino dan gula di dalam tanah yang dikeluarkan

oleh bakteri fotosintetik atau bahan organik melalui proses fermentasi; 4) Actinomycetes

menghasilkan zat-zat anti mikroba dari asam amino yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintetik dan

bahan organik. Zat-zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme ini dapat menekan pertumbuhan

jamur dan bakteri yang merugikan tanaman, tetapi dapat hidup berdampingan dengan bakteri

fotosintetik. Setiap jenis mikroorganisme mempunyai fungsi masing-masing dalam proses

fermentasi bahan organik.

Produk utama yang dihasilkan adalah Pupuk Organoplus (pupuk organo-mineral kaya Mg sebagai

pemanis buah). Pupuk Organoplus adalah pupuk organik kaya mineral Mg yang berfungsi

meningkatkan kadar gula buah dan mencegah serangan jamur pada tanaman hortikultura, sehingga

buah yang dihasilkan menjadi lebih berkualitas yaitu lebih manis, daya tahan lebih lama, dan

menekan getah kuning (pada buah manggis). Pegembangan pupuk Organoplus (organo-mineral

pemanis buah), merupakan pupuk organik yang terfortifikasi mineral Mg, dimana keunggulan dari

produk yang dihasilkan terletak pada penerapan teknologi formulasi material organik dengan bahan

mineral sumber Mg dan dekomposer yang dihasilkan dari mikroba dekomposer lokal yang bekerja

dengan efektif. Magnesium merupakan komponen utama penyusun klorofil dan sebagai katalis

dalam fotosintesis yang memproduksi karbohidrat yang memberi rasa manis pada buah-buahan.

Kualitas atau Standar Produk pupuk Organoplus akan disesuaikan agar memenuhi standar

nasional (SNI). Pupuk Organoplus merupakan hasil fermentasi mikroba lokal dalam skala industri

akan distandarisasi sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian: No. 28/Permentan/2009

menyebutkan bahwa syarat dan kualitas pupuk organik di Indonesia adalah: C/N = 12 - 20%, pH:

4-8, kadar air: 15%, C-organik minimal 12%. : 2.79 % N, 0.52 % P2O5, 2.29 % K2O dan Mg 4,26%

dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari pupuk organik lainnya, serta mengandung unsur mikro

seperti seng (Zn), tembaga (Cu), besi (Fe), molybdenum (Mo). Pupuk organoplus ( Pupuk Organik

kaya Mg) berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap komposisi unsur hara mengandung : C/N =

12%, pH: 6,90, C-organik 14% : 2,90 % N, 2,37 % P2O5, 1,39 % K2O dan Mg 22,58%. Hasil uji

laboratorium terhadap pupuk Organoplus bahwa kandungan hara yang diperoleh sudah sesuai

dengan standarisasi pupuk organik , sehingga pupuk Organoplus bisa dipasarkan sehingga aplikasi

pada tanaman dapat dilihat dari produksi yang dihasilkan.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil kegiatan diatas, dapat disimpulkan bahwa melalui teknologi fermentasi

menggunakan mikroba lokal (biomin plus) dihasilkan pupuk organik kaya Mg untuk

meningkatkan rasa manis pada buah-buahan dan kualitas pupuk sesuai dengan Standar Nasional

Indonesia (SNI)

Page 15: PENGANTAR REDAKSI - simdos.unud.ac.id · AWAS BAHAYA SERANGAN LALAT BUAH PADA TANAMAN JERUK 26-30 I N. Wijaya dan W. Adiartayasa EDUKASI HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA SMK 31-34 Izza

Teknologi Fermentasi Untuk Meningkatkan Kualitas Pupuk Organoplus

98 | BULETIN UDAYANA MENGABDI

Saran yang diajukan bahwa produksi pupuk organoplus harus dijaga kualitasnya melalui penerapan

teknologi fermentasi yang tepat dan melakukan uji laborartorium untuk menjaga kandungan hara

tetap terjaga.

Tabel 1. Komposisi Campuran Pupuk Organoplus

No Bahan Jumlah

1 Kotoran Ayam 40%

2 Kotoran Sapi 20%

3 Limbah Anggur 10%

4 Serbuk sekam arang 10%

5 Mineral Magnesium karbonat 10%

6 Kisrit (CaMgSO4) 10%

7 Biomin plus (fermentor) diluar komposisi 10%

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Rektor Universitas Udayana, melalui ketua LPPM Universitas

Udayana yang telah memberikan dana, sehingga kegiatan pengabdian (IbIKK) terlaksana sesuai dengan

rencana.

DAFTAR PUSTAKA

Mosher, A. T. 1987. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. CV Yasaguna, Jakarta

Mubyarto, 1989.Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES, Jakarta.

Suparta, I.N., Budiartha,I.W., Suciani, Putri,B.R.T., Agribisnis Peternakan Meraih Kesempatan Menuju

Sukses. Pustaka Nayottama, Denpasar.

Suryana. 2008. Kewirausahaan. Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju

Sukses. Edisi Ketiga. Salemba Empat, Jakarta.