Pengantar komunikasi strategis

28
1 PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu dari empat negara di dunia dengan jumlah anak-anak terbesar yang hanya sebagian diimunisasi atau tanpa perlindungan imunisasi sama sekali Setiap tahun, jutaan anak-anak menjadi rentan terhadap penyakit yang tidak hanya dapat dicegah, tapi juga dengan konsekuensi serius seperti cacat dan kematian. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengatasi hambatan (bottleneck) yang mencegah anak-anak di setiap sudut negara untuk mendpatkan manfaat dari intervensi kesehatan yang tersedia dan sangat hemat biaya ini. Meskipun tantangan teknis mulai dari kualitas penyediaan pelayanan sampai logistik memiliki peran, pentingnya komunikasi sebagai elemen kunci dalam keberhasilan program imunisasi telah dipahami oleh Departemen Kesehatan (Depkes) dan mitra-mitranya. Tujuan dari panduan ini adalah untuk mencakup dasar-dasar komunikasi strategis dan langkah-langkah penting yang dibutuhkan untuk mengembangkan rencana aksi komunikasi sederhana guna mendukung imunisasi rutin. Ini diharapkan membantu tim komunikasi tingkat propinsi dan kabupaten di lingkungan Kementrian Kesehatan untuk merancang dan menerapkan intervensi komunikasi lokal yang relevan dan efektif bersama-sama dengan mitra mereka, dan dalam melibatkan masyarakat lokal.

Transcript of Pengantar komunikasi strategis

1

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu dari empat negara di dunia

dengan jumlah anak-anak terbesar yang hanya sebagian

diimunisasi atau tanpa perlindungan imunisasi sama sekali

Setiap tahun, jutaan anak-anak menjadi rentan terhadap

penyakit yang tidak hanya dapat dicegah, tapi juga dengan

konsekuensi serius seperti cacat dan kematian.

Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengatasi

hambatan (bottleneck) yang mencegah anak-anak di setiap

sudut negara untuk mendpatkan manfaat dari intervensi

kesehatan yang tersedia dan sangat hemat biaya ini.

Meskipun tantangan teknis mulai dari kualitas penyediaan

pelayanan sampai logistik memiliki peran, pentingnya

komunikasi sebagai elemen kunci dalam keberhasilan

program imunisasi telah dipahami oleh Departemen

Kesehatan (Depkes) dan mitra-mitranya.

Tujuan dari panduan ini adalah untuk mencakup dasar-dasar

komunikasi strategis dan langkah-langkah penting yang

dibutuhkan untuk mengembangkan rencana aksi komunikasi

sederhana guna mendukung imunisasi rutin. Ini diharapkan

membantu tim komunikasi tingkat propinsi dan kabupaten di

lingkungan Kementrian Kesehatan untuk merancang dan

menerapkan intervensi komunikasi lokal yang relevan dan

efektif bersama-sama dengan mitra mereka, dan dalam

melibatkan masyarakat lokal.

2

Isi panduan ini didasarkan pada dua lokakarya komunikasi

imunisasi yang dilaksanakan oleh Kementrian Kesehatan di

Jakarta pada bulan November 2012 dan Januari 2013. Peserta

lokakarya ini membantu untuk menciptakan isi untuk strategi

komunikasi imunisasi rutin nasional 2013-2015 dengan

bersama-sama mengerjakan esensi desain komunikasi

strategis dan dalam menyiapkan langkah-langkah

perencanaan lokal yang dituangkan bersama dalam buku

panduan ini. Oleh karena itu, buku ini juga akan bertindak

sebagai dokumen acuan bagi mereka yang berpartisipasi

dalam lokakarya.

Perencanaan di depan sebelumnya merupakan prasyarat bagi

keberhasilan intervensi dalam setiap bidang - bukan hanya

dengan komunikasi. Dengan rencana aksi dan strategi yang

direncanakan, dikoordinasikan dan direvisi dengan baik dan

sistematis, maka akan lebih mudah untuk mencapai hasil

yang bertahan lama. Anda dan tim Anda diundang untuk

menggunakan panduan ini dan membuatnya sendiri. Panduan

ini memberi petunjuk dan memberikan ide-ide awal untuk

Anda mulai. Namun demikian, potensi Anda dalam

mengembangkan solusi kreatif dan segar untuk situasi yang

unik secara lokal dengan bantuan komunikasi tidaklah

terbatas.

-Kami berharap dan menunggu keberhasilan Anda!

3

KOMUNIKASI STRATEGIS

Apa komunikasi itu?

Komunikasi dapat dipahami sebagai tindakan berbagi atau

bertukar pikiran, ide dan pendapat antara dua orang atau

lebih. Yang paling sering dalam kehidupan sehari-hari,

pertukaran ini bersifat otomatis dan berlangsung tanpa

banyak pikir. Tidak hanya kata-kata yang diucapkan (atau

ditulis), tetapi juga nada ekspresi yang menentukan apakah

orang memperhatikan apa yang dikatakan. Nada suara yang

berbeda antara lain termasuk keramahtamahan, undangan,

dorongongan positif, pemberdayaan, penghormatan, marah,

acuh tak acuh, merendahkan dan mengkritik. Nada yang Anda

gunakan akan memandu reaksi orang terhadap apa yang Anda

katakan. Misalnya, jika Anda menyambut seseorang dengan

cara yang ramah dan hormat, orang akan jauh lebih bersedia

untuk mendengar Anda dan melanjutkan komunikasi daripada

jika Anda memulai diskusi dengan nada kritis.

Selain pilihan kata dan nada suara, cara orang menggerakkan

tubuh mereka dan mimik wajah yang mereka buat akan

mempengaruhi hasil interaksi apapun. Seringkali rang tidak

menyadari tanda-tanda non-verbal ini dalam diri mereka

sendiri dan orang lain, tetapi praktik dan perhatian (atensi)

sadar setiap orang dapat belajar untuk mengenali tanda-

tanda itu, mengendalikan dan menggunakannya untuk

mempengaruhi hasil komunikasi.

4

Contoh:

Seorang ibu membawa bayinya yang berusia enam-bulan ke

klinik kesehatan untuk imunisasi yang telah dijadwalkan.

Setelah kunjungan terakhir, bayi itu mengalami demam. Ini

membuat takut ibu itu karena dia tidak mengerti mengapa

demam itu muncul. Dia ingin bertanya tentang hal itu kepada

vaksinator sekarang bahwa dia punya kesempatan, tapi

ketika tiba giliran bayi, vaksinator itu mengatakan tidak ada

apa-apa kepada ibu tersebut. Dia bahkan tidak

disambut/disalami. Bahkan, vaksinator itu tetap melihat

rekannya dan melakukan percakapan yang tidak terkait tanpa

kontak mata dengan ibu itu. Ibu itu ragu-ragu, tapi akhirnya

menemukan keberanian untuk mengajukan pertanyaan

kepadanya, dimana vaksinator hanya menjawab dengan nada

merendahkan: “Jangan khawatir tentang demam”, dengan

benar0benar menolak kekhawatiran ibu itu. Sang ibu merasa

seolah-olah vaksinator tidak tertarik kepada kekhawatirannya

atau kesehatan bayinya, dan pulang ke rumah dengan

keprihatinan yang sama tentang keamanan vaksin.

-Apakah Anda pikir dia kembali ke klinik untuk putaran

vaksinasi berikutnya? Apa yang akan Anda ubah dalam cara

komunikasi vaksinator itu dengan ibu tersebut?

Agar komunikasi berdampak, penting untuk mengubah cara

Anda berkomunikasi sesuai dengan setiap orang dan situasi.

Menunjukkan rasa hormat (respek) terhadap aturan-aturan

budaya komunikasi spesifik lokasi adalah sangat penting agar

5

hasilnya sukses. Misalnya, ketika mengunjungi sebuah

komunitas di mana seorang pemimpin desa sangat dihormati

dan adatnya harus meminta izin dari pemimpin sebelum

berbicara dengan anggota masyarakat, melanggar etika

budaya ini dengan tidak meminta izin dapat merusak akses

Anda dan anggota tim Anda ke anggota masyarakat kemudian

dan selama-lamanya. Hal ini juga dapat merusak citra

program imunisasi.

Apa itu komunikasi strategis?

Sementara komunikasi dapat berdampak bahkan tanpa

banyak usaha sadar, ketika beberapa pemikiran dan

perencanaan awal benar-benar telah dimasukkan ke

dalamnya, ia dapat mengubah interaksi menjadi sesuatu yang

benar-benar kuat. Inilah adalah apa yang dimaksud dengan

komunikasi strategis - bahwa Anda mempertimbangkan

situasi, pesan yang ingin Anda sampaikan, audien yang ingin

Anda sambut, reaksi yang hendak Anda harapkan dan

tindakan yang ingin Anda dianggap sebagai hasil dari

interaksi. Komunikasi strategis didasarkan pada bukti

(misalnya data penelitian atau informasi yang akurat),

berfokus pada mendapatkan hasil dan memungkinkan

partisipasi audien lokal. Ketika pendekatan ini dipasangkan

bersama-sama, komunikasi bisa berubah menjadi alat yang

dapat mendukung tujuan Anda, seperti membantu

berkomunikasi lebih baik dengan pengasuh untuk memastikan

bahwa mereka membawa anak-anak mereka ke titik

pelayanan imunisasi sesuai jadwal. Dengan pendekatan

6

strategis semacam ini, komunikasi dapat membantu Anda

untuk:

MENYATUKAN ORANG UNTUK BERBUAT SESUATU BERSAMA

MEMOTIVASI

PEMBERDAYAAN

MEYAKINKAN

MENGHIBUR

MENGINFORMASIKAN

MEMICU TINDAKAN

MEMPENGARUHI

MOBILISASI ORANG DAN SUMBER DAYA

MEMBANGUN KEPPEMILIKAN

MENCIPTAKAN KESADARAN

MEMPEROLEH PENGERTIAN DAN DUKUNGAN

Dalam rangka untuk mendapatkan hasil maksimal dari upaya

komunikasi yang Anda rencanakan, agar benar-benar

strategis, ada beberapa langkah yang disarankan untuk

diikuti guna memastikan hasil yang paling efektif. Langkah-

langkah ini meliputi:

1. Analisis Situasi

2. Menyatukan mitra bersama-sama

3. Mengidentifikasi perilaku kunci

4. Mengidentifikasi audien utama

5. Pengembangan pesan kunci

6. Mengidentifikasi saluran kunci

7. Pengembangan materi IEC

7

8. Implementasi

9. Pemantauan (Monitoring)

10. Evaluasi

11. Review/perencanaan ulang

Selanjutnya, kita akan bahas setiap langkah ini secara lebih

rinci.

8

Langkah 1: Analisis Situasi

- Langkah ini menjawab pertanyaan: “Apa yang hendak kita

coba capai? Apa yang kita ingin orang-orang lakukan?”

Agar Anda bisa mengembangkan strategi komunikasi yang

akan membantu memberi anak-anak Indonesia perlindungan

imunisasi penuh, maka Anda perlu memahami lingkungan

imunisasi dan komunikasi saat ini di masing-masing lokasi.

Anda harus mengajukan pertanyaan seperti: Apa yang saat ini

bekerja (berfungsi) dengan baik? Apa yang tidak bekerja

(berfungsi) dengan baik? Apa alasan di balik situasi saat ini?

Apakah ada perbedaan antara provinsi, kabupaten atau

komunitas (masyarakat)? Jika ada, apa perbedaannya dan

mengapa perbedaan itu terjadi? Apa jenis alat komunikasi

yang digunakan?

Ada banyak cara untuk menemukan jawabn untuk

pertanyaan-pertanyaan ini dan pertanyaan-pertanyaan

lainnya. Anda bisa:

• Lakukan review data cakupan imunisasi lokal untuk

melihat mana kabupaten dan masyarakat yang

berkinerja baik dan mana yang memiliki tingkat

cakupan yang lebih rendah

• Lakukan review penelitian yang ada (misalnya Studi

Putus Skolah di Jawa 2012) untuk melihat jenis

tantangan yang dihadapi lokasi lain, juga untuk

9

mendapatkan ide untuk masalah yang mungkin Anda

ingin periksa di lokasi target Anda

• Diskusikan dengan tim imunisasi teknis untuk

mendengar tentang pengalaman mereka

• Ajak organisasi lokal untuk berbagi pengalaman dari

kegiatan yang berkaitan komunikasi kesehatan dengan

masyarakat lokal

Penelitian ilmiah dapat memberikan data kualitas yang baik

mengenai pertanyaan kunci tentang pengetahuan dan

perilaku imunisasi, tetapi jenis penelitian ini sering mahal

dan memakan waktu untuk dilakukan. Bila data tersebut

tidak ada, sangatlah 0K untuk menggunakan metode biaya

lebih cepat, lebih sederhana dan lebih rendah, selama

metode itu mampu memberi Anda informasi (atau bukti) yang

Anda butuhkan untuk kegiatan terencana dengan baik.

Contoh metode tersebut meliputi:

• Pengamatan (observasi): Anda dan tim Anda mungkin

setuju untuk mengunjungi sejumlah puskesmas atau

posyandu pada hari imunisasi untuk melihat dan

mengamati interaksi antara vaksinanotr dan pengasuh

anak. Dengan mencatat cara kedua kelompok ini

berinteraksi satu sama lain, mendengarkan jenis

informasi yang di-sharing atau yang tidak di-sharing

pekerja perawatan kesehatan atau tentang imunisasi

dengan pengasuh dan mengamati apakah ada informasi

yang terkait dengan imunisasi (misalnya jadwal, poster

imunisasi, dll) yang terlihat di tempat Anda akan dapat

10

mengidentifikasi banyak masalah komunikasi yang

mungkin membantu atau menghentikan keberhasilan

kegiatan imunisasi di lokasi tersebut.

• Wawancara (interview): Anda dan tim Anda bisa,

misalnya, mendekati ibu-ibu yang berangkat dari acara

imunisasi dan menanyakan mereka tentang jenis

informasi yang di-sharing oleh petugas kesehatan pada

hari itu untuk mendapatkan rasa kualitas dan kuantitas

informasi yang di-sharing oleh pekerja kesehatan dan

pemahaman dan ingat (memori pesan) oleh ibu-ibu ini.

• Diskusi kelompok terfokus: Anda bisa mengumpulkan

sekelompok kader bersama-sama dan mengajukan

pertanyaan tertentu yang telah disusun sebelumnya

kepada mereka, misalnya tentang pengetahuan mereka

tentang imunisasi dan cara-cara di mana mereka

mendekati pengasuh selama kegiatan mobilisasi sosial

atau kunjungan ke rumah-rumah untuk menilai

kapasitas dan efektivitas pekerjaan yang dilakukan para

kader tersebut.

Langkah 1: Analisis Situasi (lanjutan)...

Setelah setiap pelaksanaan pengumpulan bukti, penting

untuk memerintahkan semua anggota tim bersama-sama

untuk mengkompilasi data, menganalisis temuan dan

mendiskusikan wawasan, pertanyaan lebih lanjut dan

langkah-langkah berikutnya ke depan. Ingat, bagaimanapun,

bahwa sementara komponen teknis dari program imunisasi

11

benar-benar mempengaruhi intervensi komunikasi, fokus

pelaksanaan pengumpulan data awal ini (atau, titik awal)

adalah untuk memperoleh pemahaman tentang aspek-aspek

komunikasi layanan imunisasi.

Setelah Anda memiliki beberapa data yang tersedia tentang

situasi saat ini, Anda mungkin ingin mereview situasi dengan

analisis SWOT (strengh-weakness-opportunities-threats)

sederhana namun powerful. Metode ini akan membantu Anda

memahami kekuatan dan kelemahan dari situasi dan

mengidentifikasi peluang dan ancaman untuk tindakan

apapun di masa depan. Anda hanya perlu mencatat daftar

SWOT di bawah masing-masing judul. Menulis daftar SWOT

itu sehingga Anda dapat melihatnya secara visual di papan

atau selembar kertas dapat membantu memperjelas pikiran

dan memprioritaskan tindakan Anda.

Analisis SWOT di bawah ini menunjukkan beberapa masalah

komunikasi imunisasi kunci dalam komunitas fiksi X.

KEKUATAN (STRENGTH)

• Para kader aktif dan termotivasi

• vaksinator mengkomunikasikan informasi imunisasi

dasar ke pengasuh di setiap kunjungan

PELUANG (OPPORTUNITIES)

• Para kepala desa tertarik untuk terlibat dalam

pekerjaan pendidikan masyarakat, jika diberi pedoman

tentang bagaimana mereka dapat membantu

12

KELEMAHAN (WEAKNESS)

• Para kader hanya tahu sedikit tentang manfaat

imunisasi

• Tidak ada alat pendidikan imunisasi atau bahan IEC

tersedia

ANCAMAN (THREATS)

• Ada rumor yang sedang berlangsung, tentang

ketidakamanan vaksin yang beredar di masyarakat

sekitar

Dari analisis di atas, maka, kesimpulan Anda mungkin

menyebabkan Anda mengidentifikasi ide-ide awal yang

mungkin ingin Anda eksplorasi (jelajahi) lebih jauh.

Kesimpulan itu bisa meliputi:

• Memanfaatkan motivasi kader yang ada untuk

memperkuat kegiatan mobilisasi sosial di masyarakat

dengan membekali kader dengan pendidikan dasar

tentang pesan imunisasi utama, seperti manfaat dan

efek samping yang umum.

• Mengembangkan bahan visual IEC (informasi-edukasi-

komunikasi) seperti poster dan flipchart yang dapat

digunakan oleh petugas kesehatan dan kader selama

imunisasi dan acara mobilisasi sosial untuk lebih efektif

meningkatkan kesadaran dan mempengaruhi perilaku

masyarakat.

• Mengundang para pemimpin desa untuk mengikuti sesi

pendidikan kesehatan untuk menunjukkan dukungan

13

mereka kepada layanan imunisasi di muka umum di

antara anggota masyarakat.

• Dalam sesi pendidikan kesehatan, selesaikan rumor

yang beredar dan koreksi kesalahan informasi ini secara

proaktif sebelum rumor mencapai komunitas X.

Langkah 2: membawa (menyatukan) mitra bersama-sama

Langkah ini akan menjawab pertanyaan: “Dengan siapa kita

akan bekerja atau berkolaborasi?”

Sementara Kementrian Kesehatan memimpin program

imunisasi rutin nasional, ada banyak pemain lain yang

terlibat dalam pekerjaan imunisasi, termasuk komunikasi

yang berhubungan dengan imunisasi dan pendidikan

masyarakat secara umum. Semakin awal Anda

mengidentifikasi calon mitra, kolaborator atau mereka yang

bekerja pada masalah yang sama, maka semakin baik. Jika

Anda tidak melakukan analisis situasi dan pelaksanaan

pengumpulan data awal (baseline data) bersama dengan para

mitra, sekarang adalah waktunya untuk mengundang mereka.

Bertukar pengalaman, pelajaran, ide-ide baru serta rencana

kegiatan dan sumber daya masing-masing instansi akan

membantu Anda untuk menghindari duplikasi usaha,

memaksimalkan sumber daya dan mendapatkan hasil yang

lebih baik.

14

Calon mitra Anda akan bervariasi tergantung pada lokasi

Anda. Sementara mungkin ada, misalnya, komunitas atau

organisasi keagamaan yang telah bermitra dengan tim Anda

untuk waktu yang sudah lama, ini selalu berguna untuk

melihatnya lebih akrab dan melihat siapa lagi yang mungkin

tertarik untuk bekerja meningkatkan cakupan imunisasi.

Apakah ada organisasi berbasis komunitas atau kelompok

sosial di daerah Anda yang peduli pada pengembangan

masyarakat atau kesehatan anak? Bagaimana perusahaan

sektor swasta (misalnya distributor vaksin atau klinik

kesehatan swasta) yang mungkin tertarik pada harmonisasi

dan kemudian mendistribusikan pesan pendidikan atau bahan

imunisasi? Lihatlah lebih akrab dan cobalah kemitraan baru.

Tidak peduli dengan siapa Anda bermitra, akan berguna

mengkaji bersama-sama temuan-temuan utama dari analisis

situasi untuk memastikan bahwa Anda berbagi pemahaman

yang sama mengenai isu-isu utama di provinsi atau

kabupaten.

S: Siapa atau organisasi, lembaga, kelompok atau perusahaan

apa yang menjadi calon mitra lokal untuk bekerja dengan tim

Anda guna meningkatkan komunikasi imunisasi di daerah

Anda?

15

Langkah 3: Mengidentifikasi perilaku kunci

Jawaban pertanyaan: “Apa yang coba kita capai? Apa yang

kita inginkan orang lakukan”

Perencanaan kegiatan komunikasi strategis mensyaratkan

bahwa perilaku yang Anda inginkan agar kelompok target

adopsi atau ubah telah diidentifikasi dengan jelas. Pikirkan

tentang tujuan akhir Anda: apa yang Anda inginkan agar

berbagai kelompok orang lakukan dalam rangka memastikan

bahwa para pengasuh membawa anak-anak mereka di bawah

umur satu tahun untuk diimunisasi sesuai jadwal, jumlah kali

yang diperlukan? Ini akan memandu Anda mengidentifikasi

perilaku yang tepat.

Perubahan perilaku terjadi pada tingkat individu. Menurut

COMBI - salah satu dari teori-teori yang menjelaskan

perubahan perilaku - perubahan perilaku merupakan proses

bertahap, di mana:

1) Pertama, kita mendengar tentang perilaku (-misalnya,

mendengar tentang imunisasi)

2) Kemudian kita belajar lebih banyak tentang hal itu dan

mengetahui informasi (- mempelajari tentang dasar-

dasar imunisasi)

3) Kemudian, kita menjadi yakin bahwa imunisasi

merupakan praktek yang berharga (- percaya bahwa

vaksinasi penuh adalah penting)

16

4) Dalam waktu yang sama, kita memutuskan untuk

bertindak atas perilaku baru (-bertujuan untuk

membawa bayi untuk diimunisasi pada acara imunisasi

berikutnya)

5) Kemudian, kita bertindak atas keputusan kita (-secara

aktual membawa bayi kita untuk diimunisasi untuk kali

pertama)

6) Kemudian, kita mempertahankan perilaku dengan

perasaan puas setelah kali pertama melaksanakan

perilaku (- kepuasaan atas kunjungan ke titik pelayanan

imunisasi)

7) Dan akhirnya, kita melanjutkan perilaku (-membawa

bayi untuk kedua kali dan semua sisa kunjungan

imunisasi) ... atau kita kambuh (-mengubah pikiran

kita, misalnya, karena desas-desus bahaya yang kita

dengar tentang vaksin).

Intervensi komunikasi di setiap langkah ini memerlukan jenis

pendekatan atau pesan yang sedikit berbeda untuk

mendukung gerakan ke tingkat berikutnya. Sebaiknya diingat,

bagaimanapun, bahwa dalam setiap komunitas, individu yang

berbeda akan berada di berbagai tahap proses, dengan

berbagai tingkat kesiapan untuk mengubah perilaku mereka.

Ini adalah sesuatu yang harus diingat ketika merencanakan

kegiatan.

Meskipun perilaku individu adalah pilihan pribadi, ada banyak

pengaruh luar yang dapat mempengaruhi pilihan ini.

17

Terutama mereka yang paling dekat dengan individu

(pasangan, anggota keluarga dan teman-teman) memiliki

kekuatan besar untuk mendukung atau mencegah perilaku

yang dipilih. Juga lingkungan di sekitar, masyarakat di mana

individu tinggal dan bersosialisasi, dan tempat kerja

semuanya dapat mempengaruhi keputusan tingkat individu.

Misalnya, jika seorang ibu sedang mempertimbangkan apakah

akan membawa anaknya untuk mendapatkan vaksinasi atau

tidak, ia akan lebih mungkin bertindak jika keluarga dan

teman-teman berbagi pemahaman yang sama tentang nilai

imunisasi, jika seluruh masyarakat mendukung dan dididik

tentang manfaat vaksinasi dan jika dia bertemu dengan

petugas kesehatan yang ramah dan mendorong ke titik

pelayanan. Dengan melihat pengaruh berlapis-lapis ini, akan

mudah untuk mengidentifikasi perilaku lain dan audien yang

dibutuhkan untuk mendukung perilaku yang diinginkan dari

pengasuh. Ketika merencanakan intervensi komunikasi Anda,

lihatlah perilaku yang diinginkan para pengasuh dan

identifikasi pemain kunci lainnya, juga. Hanya setelah Anda

tahu apa yang harus mereka lakukan, maka Anda baru bisa

melanjutkan proses merancang rencana komunikasi Anda.

Langkah 4: Mengidentifikasi audien kunci

Jawaban atas pertanyaan: “Kepada siapa atau dengan siapa

kita akan berkomunikasi?”

18

Sekarang, Anda sudah memiliki kejelasan tentang apa

masalahnya (isunya), apa sebenarnya yang ingin Anda capai

dan apa jenis perilaku yang diperlukan untuk mengubah

situasi. Selanjutnya, sekarang saatnya untuk mengidentifikasi

siapa atau kelompok mana yang tepat dari orang yang perlu

Anda libatkan dan komunikasikan melalui upaya komunikasi

Anda guna mencapai tujuan Anda.

Dengan berpikir tentang semua orang yang memiliki peran

dalam menentukan apakah seorang anak telah diimunisasi

lengkap atau belum, akan berguna untuk mereview banyak

lapisan masyarakat: individu, komunitas, dan masyarakat

secara umum, dan catat daftarnya sebanyak mungkin yang

bisa Anda pikirkan. Kemungkinan audien di kelompok-

kelompok ini antara lain termasuk orang tua, kakek-nenek,

vaksinator, pemimpin agama, dan media.

Setelah Anda telah mengidentifikasi kemungkinan audien

(atau kelompok sasaran), sekarang saatnya untuk

memprioritaskan mereka. Prioritasisasi lebih mudah ketika

Anda, sekali lagi, mempertahankan tujuan utama Anda dalam

pikiran - keinginan untuk memberi perlindungan imunisasi

lengkap kepada semua anak di Indonesia, yang mengharuskan

mereka dibawa ke fasilitas kesehatan dalam jumlah kali

(frekuensi) yang diperlukan, sesuai jadwal. Cobalah untuk

menilai kelompok orang mana yang paling penting untuk

mencapai tujuan ini di lokasi Anda? (Ini disebut audien

primer); Kelompok orang mana yang dapat mempengaruhi

19

audien primer ini? (Ini disebut audien sekunder); Siapa lagi

yang dapat mempengaruhi hasil atau pekerjaan demi

keuntungan (benefit) Anda? (Ini adalah audien tersier)

Sebuah contoh dari latihan membuat prioritas ini bisa terlihat

seperti ini:

Audien primer:

- Ibu

- Pengasuh lain

- Petugas kesehatan

- Para kader

Audien sekunder:

- Para pemimpin lokal

- Pemimpin agama lokal

- Kelompok wanita setempat, kelompok gereja, dan lain-

lain

Audien Tersier:

- Media

- Sektor swasta

- Asosiasi profesional (misalnya asosiasi dokter anak)

- Organisasi keagamaan

Adalah penting untuk menyadari bahwa sama seperti setiap

komunitas yang berbeda satu sama lain, begitu juga orang-

orang yang ada di dalam komunitas. Jika Anda memiliki

sekelompok ibu-ibu dan mulai membandingkan mereka satu

sama lain, Anda akan cenderung menemukan, misalnya,

20

bahwa mereka memiliki tingkat pendidikan yang berbeda,

tingkat pendapatan mereka bervariasi, mereka berasal dari

kelompok etnis yang berbeda, mereka berbicara dengan

bahasa yang berbeda, mereka berbeda dalam kemampuan

mereka untuk membaca dan menulis, beberapa tinggal di

perkotaan sementara yang lain tinggal di pedesaan terpencil,

mereka menganut agama dan tradisi lokal yang berbeda dan

kepentingan mereka secara keseluruhan sangat bervariasi.

Dengan melihat karakteristik ini, juga dapat perkirakan

bahwa tingkat pengetahuan mereka tentang imunisasi dan

perilaku mereka dalam mencari pelayanan juga bervariasi

dari satu sama lain. Hal yang sama berlaku untuk kelompok

audien utama serta kelompok audien sekunder dan tersier

yang semuanya mempengaruhi perilaku ibu. Dalam rangka

untuk benar-benar berkomunikasi secara efektif, biasanya

akan bijaksana untuk mensegmentasi audien – memisahkan -

dan menargetkan mereka dengan pendekatan yang akan

bekerja secara khusus untuk mereka, tapi tidak perlu dengan

kelompok lain.

Langkah 5: Pengembangan pesan Jawaban untuk pertanyaan: “Apa yang akan kita

komunikasikan”

Sekarang Anda sudah tahu target audien Anda - orang-orang

yang kesadarannya ingin Anda tingkatkan, yang

pengetahuannya ingin Anda tingkatkan dan yang perilakunya

ingin Anda pengaruhi - Anda dapat mulai mengidentifikasi

21

apa sebenarnya yang ingin dan perlu Anda komunikasikan

dengan masing-masing audien sehingga tujuan yang Anda

inginkan dapat menjadi kenyataan.

Langkah analisis situasi telah memberi Anda beberapa

informasi dasar tentang isu-isu masalah di setiap lokasi

sementara langkah analisis perilaku telah membantu Anda

untuk mengidentifikasi tindakan (aksi) yang Anda inginkan

agar dilakukan orang-orang di audiens target Anda. Peran

pesan adalah untuk mengisi kekosongan (gap) antara perilaku

saat ini dan perilaku yang diinginkan, dengan mendorong

tindakan antara (in-between) yang diperlukan.

Berdasarkan segmentasi audien, Anda akan mengerti bahwa

orang memiliki kebutuhan informasi yang berbeda bahkan

jika mereka dalam kelompok yang sama. Semakin banyak

yang Anda tahu tentang audiens, maka pesan Anda akan

semakin efektif. Mari kita gunakan contoh langkah

sebelumnya dari audien primer ibu-ibu dan pengasuh sebagai

dasar ketika mencari tahu jenis pesan yang diperlukan untuk

memotivasi mereka agar mengadopsi perilaku vaksinasi yang

diinginkan:

Audien: Ibu dan pengasuh

Perilaku saat ini: Tidak ada kunjungan ke tempat pelayanan

vaksinasi; Kunjungan acak ke tempat pelayanan vaksinasi

Perilaku yang diinginkan: membawa anak-anak mereka ke

tempat pelayanan imunisasi lima kali, sesuai jadwal, untuk

cakupan imunisasi lengkap selama umur tahun pertama

22

Hambatan terhadap perilaku yang diinginkan: Kurangnya

pengetahuan; pengetahuan yang tidak akurat; takut efek

samping

Faktor yang mempengaruhi perilaku yang memfasilitasi:

Kurangnya dukungan dari para pemimpin lokal; rumor

negatif; kurangnya pengetahuan di antara seluruh anggota

masyarakat; kualitas dan kuantitas informasi yang buruk yang

disampaikan (di-sharing) oleh petugas kesehatan; kuantitas

informasi yang buruk yang disampaikan oleh para kader

Titik jual untuk membalikkan keadaan: Informasi tentang

manfaat imunisasi dan pentingnya menyelesaikan putaran

penuh vaksin sesuai jadwal untuk meningkatkan kesadaran

dan pengetahuan; informasi tentang efek samping yang

umum ditemukan (misalnya demam) untuk meredakan

kekhawatiran yang tidak perlu; pesan aspirasional tentang

kebanggaan yang dirasakan orang tua ketika mereka

memberikan anak-anak dengan bekal awal yang terbaik agar

hidup sehat dan berkembang dengan imunisasi yang lengkap

Sekali lagi, isu-isu lokal akan bervariasi dari satu komunitas

atau kabupaten ke kabupaten berikutnya; Pesan Anda harus

mencerminkan perbedaan-perbedaan ini agar benar-benar

efektif. Juga, semakin banyak pesan yang Anda modifikasi

untuk kondisi lokal dan terjemahkan ke dalam bahasa daerah

yang paling umum digunakan, maka semakin baik. Satu-

satunya cara untuk mengetahui apakah pesan Anda benar-

benar akan bekerja adalah dengan mengujinya terlebih

23

dahulu sebelum finalisasi dan implementasi. Kami nanti akan

memberikan bimbingan sampai fase ini.

Sering berguna untuk memiliki bank pesan yang saling

mendukung dan yang mungkin Anda putar sesuai kebutuhan.

Ketika pesan diselaraskan pada seluruh kegiatan dan materi,

yang dibagi (di-sharing) dengan semua mitra dan kemudian

diulang berulang kali melalui banyak saluran, dampaknya

akan lebih besar. Harus diingat, bagaimanapun, bahwa Anda

perlu mereview kembali pesan Anda di sepanjang perjalanan

dan menyesuaikannya sesuai dengan perubahan situasi lokal,

misalnya ketika sebuah distrik yang dulunya merupakan

daerah dengan pengetahuan rendah - imunisasi yang rendah

sekarang berkembang menjadi daerah dengan pengetahuan

yang baik – cakupan yang lebih baik. Kebutuhan informasi

berubah sesuai dengan perubahan situasi.

Langkah 6: Mengidentifikasi saluran

Jawaban untuk pertanyaan: “Bagaimana kita akan

berkomunikasi”

Pemilihan saluran komunikasi tergantung pada hasil

komunikasi yang dimaksudkan dan audien Anda. Ada banyak

saluran yang bisa dipilih, masing-masing dengan manfaat dan

keterbatasannya. Di bawah ini adalah daftar beberapa

saluran yang paling umum digunakan sebagai contoh:

24

SALURAN MANFAAT KETERBATASAN 1 Komunikasi

face to face Efektif Mencapai jumlah

yang yang sedikit dalam satu waktu

2 Media cetak (misalnya poster)

Baik untuk berbagi info

Cukup mahal, tidak efektif pada kelompok buta aksara

3 Radio Mencapai kelompok audien yang besar dengan cepat

Tidak efektif di luar berbagi info

4 TV Mencapai kelompok audien yang besar

Mahal, akses terbatas

5 Media tradisional (drama, musik, tari, dll).

Menghibur; sangat disukai, murah

Mencapai orang dalam jumlah yang relatif kecil

Saluran harus dipilih berdasarkan bukti. Analisis situasi Anda

idealnya mencakup pertanyaan tentang saluran komunikasi

yang saat ini digunakan atau tersedia di setiap lokasi sasaran

untuk memandu pilihan Anda. Mendistribusikan info

selebaran kepada penduduk yang buta huruf atau

mengandalkan acara TV untuk mencapai masyarakat yang

tanpa listrik dan akses ke TV akan membuang-buang uang dan

waktu. Dalam kasus apapun, campuran saluran umumnya

disarankan untuk mencapai hasil yang paling efektif.

Penelitian menunjukkan, bagaimanapun, bahwa komunikasi

face to face atau tatap muka (atau, interpersonal) cenderung

menjadi saluran yang paling efektif untuk mempengaruhi

perubahan perilaku. Dengan layanan imunisasi, saluran itu

sudah ada melalui interaksi yang terjadi antara petugas

25

kesehatan dan pengasuh di titik atau tempat pelayanan

imunisasi, atau antara pengasuh dan kader. Penggunaan

saluran ini dapat diperluas untuk mencakup audien lain juga.

Apapun saluran yang Anda gunakan, kiranya penting untuk

mempertimbangkan apa cara yang paling efektif untuk

menjangkau audien yang Anda dimaksudkan. Ibu terdidik di

perkotaan, misalnya, memiliki akses ke berbagai saluran

sementara ibu di masyarakat pedesaan yang miskin mungkin

memiliki pilihan yang sangat terbatas.Kebutuhan informasi

kedua kelompok ini cenderung sangat berbeda. Anggaran

yang tersedia, ketersediaan staf dan jadwal pelaksanaan

Anda semuanya memainkan peran dalam keputusan. Ketika

berkomunikasi, bagaimanapun, tim didorong untuk berpikir di

luar kotak dan menjadi kreatif –OK untuk mencoba sesuatu

yang baru! Dengan melibatkan masyarakat lokal dalam

pengembangan kegiatan, Anda bisa membuka banyak

kemungkinan komunikasi yang Anda tidak pernah pikirkan

sebelumnya; banyak masyarakat memang memiliki saluran

komunikasi tradisional yang unik yang mungkin sangat

bermanfaat dalam menjangkau populasi mereka sendiri.

Langkah-langkah yang tersisa dari komunikasi strategis ini

akan dibahas secara lebih rinci ketika kita secara singkat

mereview langkah-langkah untuk mengembangkan rencana

aksi lokal untuk mengkomunikasi imunisasi karena ada banyak

tumpang tindih dalam dua bagian berikut ini.

26

Langkah 7: Pengembangan kegiatan dan bahan IEC

(termasuk pra pengujian)

Jawaban untuk pertanyaan: “Dengan bahan apa atau melalui

kegiatan apa kita berkomunikasi?”

Langkah 8: Implementasi

Rencana dilaksanakan dalam tindakan; pekerjaan aktual

Langkah 9: Pemantauan

Jawaban atas pertanyaan: “Apa yang terjadi di sepanjang

perjalanan? Seberapa baik yang kita lakukan?”

Langkah 10: evaluasi; dokumentasi pelajaran

Jawaban atas pertanyaan: “Bagaimana carta kita melakukan

Apa yang kita pelajari?”

Langkah 11: Review; perencanaan ulang

Jawaban atas pertanyaan: “Apa yang bisa kita lakukan secara

lebih baik? Apa yang harus kita ubah atau modifikasi?”

27

PERENCANAAN LOKAL

Apa yang dimaksud dengan rencana aksi lokal? Komunikasi memiliki peran fundamential dalam intervensi imunisasi rutin. Inklusinya harus otomatis, tetapi dalam realitasnya, nilai yang ditambahan upaya komunikasi pada efektivitas pelayanan imunisasi dilupakan oleh banyak orang. Jika nilainya dipahami, maka komunikasi biasanya ditambahkan sebagai langkah terakhir dan sedikit dana anggaran dialokasikan. Ini tidak ideal. Kepercayaan lama dalam program kesehatan adalah bahwa ketika Anda membuat sebuah layanan, orang secara otomatis akan datang dan menggunakannya. Banyak perjuangan dalam program kesehatan, termasuk imunisasi, menunjukkan bahwa asumsi ini tidak benar. Tanpa komunikasi, orang tidak tahu tentang layanan imunisasi dan nilai pentingnya bagi kelangsungan hidup dan perkembangan anak. Tanpa intervensi komunikasi, sulit untuk membangkitkan dukungan dari influencer lokal atau memobilisasi masyarakat untuk menunjukkan dukungan bagi layanan imunisasi. Selanjutnya, tanpa komunikasi yang berkualitas, petugas kesehatan dan kader akan merasa sulit untuk meyakinkan pengasuh tentang pentingnya tetap berjaga-jaga dan mengikuti jadwal imunisasi yang ditetapkan. Sebuah rencana aksi lokal untuk komunikasi imunisasi dimaksudkan untuk mengkompilasi semua kegiatan komunikasi yang terkoordinasi guna mendukung layanan imunisasi. Memang, perkembangannya dimaksudkan untuk menjadi sebuah proses yang dipimpin bersama oleh EPI

28

provinsi dan kabupaten dan tim Promkes, dengan melibatkan mitra dan partisipasi masyarakat lokal. Semua kegiatan komunikasi akan dilaksanakan dalam rangka mendukung intervensi imunisasi teknis, dengan demikian koordinasi yang erat menjadi sangat penting. Alasan di balik rencana ini adalah karena setiap provinsi dan kabupaten berjuang dengan tantangannya sendiri yang berbeda-beda, satu pendekatan yang disarankan oleh pemerintah tingkat nasional mungkin sangat tidak efektif dalam menangani isu-isu lokal. Meskipun ada banyak masalah (isu) yang memiliki persamaan di banyak lokasi, banyak fleksibilitas masih diperlukan untuk mengatasi masalah lokal. Penyusunan rencana aksi lokal memungkinkan hal ini terjadi. Jika provinsi Anda memiliki banyak kabupaten, kelompokkan kabupaten yang serupa ke dalam satu kelompok (klaster) atau rencanakan pengenalan bertahap rencana komunikasi ini dalam beberapa tahun. Uji beberapa kabupaten sebelum dikembangkan lebih jauh, atau gunakan rencana peluncuran jenis lain. Dengan panduan ini diharapkan proses tersebut menjadi lebih mudah bagi Anda dengan menyediakan saran bagaimana untuk memajukan perencanaan. Seperti yang akan Anda lihat, banyak langkah yang ,asih tumpang tindih dengan langkah komunikasi strategis, alih-laih mengulang poin-poin penting, referensi silang akan dibuat. Dengan mengikuti langkah-langkah dasar perencanaan komunikasi strategis, Anda pada akhirnya akan menghasilkan rencana aksi lokal untuk dikomunikasikan. Jadi, mari kita mulai!