Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

54
Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis Triarko Nurlambang Anggota Tim KLHS Dirjen Bina Bangda - DEPDAGRI Pusat Penelitian Geografi Terapan UI

description

Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis. Triarko Nurlambang Anggota Tim KLHS Dirjen Bina Bangda - DEPDAGRI Pusat Penelitian Geografi Terapan UI. MASALAH PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN. Degradasi Lingkungan Hidup dan deplesi Sumber Daya Alam (SDA). Kecenderungan kritikal. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Page 1: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

PengantarKajian Lingkungan Hidup Strategis

Triarko NurlambangAnggota Tim KLHS Dirjen Bina Bangda - DEPDAGRI

Pusat Penelitian Geografi Terapan UI

Page 2: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Dikotomi baru: Ekonomi Berkelanjutan vs Ekologi Berkelanjutan? Dimanakah posisi kita saat ini? Menuju arah keberlanjutan yang mana?

Jadi mau kemanakah kita? Apakah akan tercipta Paranoia atau kemitraan

Degradasi Lingkungan Hidup dan deplesi Sumber

Daya Alam (SDA)

Meningkatnya disparitas pendapatan

Meingkatnya kemiskinan dan marjinalisasi

Jumlah dan pertumbuhan populasi

Pola dan volume ekonomi

Pilihan teknologi

Peran Pemerintah Kualitas Lingkungan Hidup

Sistem nilai, keinginan/hasrat, dan

aspirasi

Struktur kekuatan (politik)

Pengetahuan dan Pemahaman

Kebutuhan kehidupan Proses ekologis jangka panjang

Kecenderungan

kritikal

Perkiraan kecenderungan

Kecenderungan tertinggi (ultimate

trend)

MASALAH PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Page 3: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Krisis Ekologi

Berbasis

Regional

Aktifitas Pembangunan

Aktifitas Masyarakat

Tingkat Pembangunan

Danau Maninjau

Layak untuk melanjutkan

kegiatan pembangunan

Tidak Layak untuk

melanjutkan kegiatan

pembangunan

Kondisi Pembangunan

mengarah kritis perlu perlakuan

khusus

Kondisi Pembangunan sudah kritis Kegiatan Pembangu Utama perlu dibekukan/ dihentikan

Kondisi pembangunan yg aman perlu/

dapat dipertahankan

kelangusngannya

Ambang batas Ambang batas

Kondisi Krisis Ekologi dan Pembangunan

Waktu

Tingkat Pembangunan

Danau Maninjau

Tingkat Pembangunan

Danau Maninjau

Sumber: Triarko N, 2006

Page 4: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Jika menggunakan pendekatan regional maka akan dilihat lebih holistik /komprehensif (capturing) dan sistemik; prioritas nya adalah kebutuhan stakeholder Pengang

guran

Tabungan terbatas

Kurang modal

Produktifitas rendah

Pendapatan/kapita rendah

Daya beli rendah

Pertmbhn eko. rendah

Keluarga besar

Laju kelahiran

tinggi

Permintaan tenga kerja

tinggi

Output/ pekerja kurang

Pendidikan kurang

Kemiskinan

Perumahan tak layak

Kondisi hidup tak sehat

Kesehatan buruk

Kurang gizi

Diet jelek

Ouput pertanian

kecil

Sedikit input modern

REGION

Jabodetabekcur

Jika menggunakan pendekatan sektoral maka sulit menentukan

prioritas diantara sektor-sektor

Penetapan Prioritas Pembangunan

Relatif lebih mudah Relatif lebih sulit

Sumber: Triarko N, 2006

Page 5: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Sistem Lingkungan Hidup

Perubahan Iklim dan Variasinya

Kejadian ekstrim (bencana)

Ketersediaan SD Air, udara dan

tanah berkualitas

Naiknya permukaan air laut

Dam

pak

pd

LH

Perubahan pada emisi dan tutupan lahan

Perubahan pada SD Air, Tanah,

Permodalan, Ketenagkerjaan, dan

produktifitas

Perubahan pada pola produksi dan konsumsi

Dam

pak

pd E

kono

mi

Ker

enta

nan

KEBIJAKANMitigasiAdaptasi

Sistem Ekonomi

Tekanan LH

Tekanan Ekonomi

Contoh Simplifikasi Integrasi Keterkaitan Sistem Lh dan Sistem Ekonomi (Kerangka Pemahaman KLHS)

Page 6: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Pendekatan Pembangunan Berkelanjutan dan peran Kelembagaan (Formal dan Informal)

sebagai “Pendorong/Driver”

Lingkungan Hidup

Sosial Ekonomi

Institusi (Formal dan Informal)

Sumber: Partidario, 2000

Page 7: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Page 8: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

SEA is a systematic process for evaluating the environmental consequences of proposed policy, plan, or program initiatives in order to ensure they are fully included and appropriately addressed at the earliest appropriate stage of decision-making on par with economic and social considerations (Sadler dan Verheem, 1996).

DEFINISI

APA KLHS?APA KLHS?

KLHS adalah proses sistematis untuk mengevaluasi konsekuensi-konsekuensi terhadap lingkungan hidup dari inisiatif usulan kebijakan, rencana, atau program (KRP) dalam rangka memastikan adanya pertimbangan LH yang tepat dan dilaksanakan pada tahapan sedini/seawal mungkin dari proses pengambilan keputusan KRP selain pertimbangan ekonomi dan sosial

Page 9: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

KLHS MEMFASILITASI TERINTEGRASINYA ISU-ISU LINGKUNGAN HIDUP DAN KEBERLANJUTAN(Untuk Kebijakan-Rencana-Program/KRP)

Page 10: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

MENGAPA MENGAPA PERLU KLHS?PERLU KLHS?

Meningkatkan manfaat pembangunan. Rencana dan implementasi pembangunan lebih terjamin

keberlanjutannya. Mengurangi kemungkinan kekeliruan dalam membuat

prakiraan/prediksi pada awal proses perencanaan kebijakan, rencana, atau program pembangunan.

Dampak negatif lingkungan di tingkat proyek pembangunan semakin efektif diatasi atau dicegah karena pertimbangan lingkungan telah dikaji sejak tahap formulasi kebijakan, rencana, atau program pembangunan.

Page 11: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Tujuan KLHS

Maksud (Aim) Tujuan Generik (Generic Objectives)

Instrumental

Mengidentifikasi dampak penting lingkungan dari kebijakan, rencana, program untuk proses pengambilan keputusan

Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam kebijakan, rencana, atau program.

Transformatif

Memperbaiki mutu dan proses formulasi kebijakan, rencana, dan program

Memfasilitasi proses pengambilan keputusan agar dapat menyeimbangkan tujuan lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi

Substantif

Meminimumkan potensi dampak penting negatif yang akan timbul sebagai akibat dari kebijakan, rencana, atau program (tingkat keberlanjutan lemah)

Melakukan langkah-langkah perlindungan lingkungan yang tangguh (tingkat keberlanjutan moderat)

Memelihara potensi sumberdaya alam dan daya dukung air, udara, tanah dan ekosistem (tingkat keberlanjutan moderat sampai tinggi)

Page 12: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Sumber: Partidario, 2000

Sejarah tumbuhnya KLHS

KLHS dikembangkan

sebagai respons terhadap

keterbatasan instrumen Kajian

Lingkungan Hidup (EA:

Environmental Assessment)

Page 13: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

KLHS sampai saat ini secara luas dimanfaatkan untuk bidang-bidang, diantaranya:• Perjanjian internasional• Privatisasi• Program Operasi Terstruktur• Anggaran Nasional• Rencana Investasi Jangka Panjang• Proposal legislatif• Kebijakan Global dan Sektoral• Kebijakan Strategi Pengentasan Kemiskinan• penataan Ruang dan Perencanaan Tata Guna Tanah• Perencanaan Sektoral (pertanian, pariwisata, pertambangan, infrastruktur, dll)

PEMANFAATAN KLHS DI DUNIA

Page 14: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Nilai Dasar KLHS

• Keterkaitan (interdependency)

• Keberlanjutan (sustainable)

• Keadilan sosial & ekonomi (socio-economic just)

Sumber: Tim KLHS ESP-1, 2007

Page 15: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

PRINSIP-PRINSIP (Kriteria performa)

● Sesuai tujuan (fit for purpose)● Bersifat obyektif (objective led)● Dijiwai oleh semangat keberlanjutan

(sustainability led)● Komprehensif (comprehensive scope)● Relevan untuk keputusan (decision relevant)● Integratif (integrative)● Partisipatif (participative)● Efektif biaya (cost-effectiveness)

Sumber: IAIA, 2000

Page 16: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

• The SEA methodology described in this Guide adopts a strategic approach based on a long-term, holistic and cross-sectoral perspective that is highly focused on few, though significant, factors of analysis that are strategic for decision-making • The scope of SEA includes physical, ecological, social, cultural and economic aspects, to the extent that they are relevant in determining the quality of the context in which we live and the risks and opportunities for sustainable development.

Ada 3 tujuan obyektif yang biasanya dihasilkan dari pendekatan strategis:

1. Memastikan adanya integrasi aspek LH, sosial, dan ekonomi dalam proses penyusunan KRP;

2. Menemukan segala peluang dan resiko, dikaji dan dibandingkan untuk membangun opsi-opsi alternatif pembangunan yang masih

terbuka untuk didiskusikan;3. Memberikan kontribusi bagi pemantapan konteks kepentingan

pembangunan yang lebih tepat untuk merumuskan sejumlah proposal pembangunan masa depan

KLHS sebagai pendekatan strategis

Page 17: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Kebijakan Perencanaan Program Proyek

KAJIAN LINGKUNGAN

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

KLHS ProgramatikKLHS Programatik

KLHS KebijakanKLHS Kebijakan

KLHS Regional KLHS Regional

KLHS SektoralKLHS Sektoral

AMDAL

Source: Partidario, 2000

TIPOLOGITIPOLOGI

Page 18: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Atribut AMDAL KLHS

Posisi Akhir siklus pengambilan keputusan Hulu siklus pengambilan keputusan

Pendekatan Cenderung bersifat reaktif Cenderung pro-aktif

Fokus analisisIdentifikasi, prakiraan & evaluasi dampak lingkungan

Evaluasi implikasi lingkungan dan pembangunan berkelanjutan

Dampak kumulatif Amat terbatasPeringatan dini atas adanya dampak kumulatif

Titik berat telaahanMengendalikan dan meminimumkan dampak negatif

Memelihara keseimbangan alam, pembangunan berkelanjutan

Alternatif Alternatif terbatas jumlahnya Banyak alternatif

Kedalaman Sempit, dalam dan rinciLuas dan tidak rinci sebagai landasan untuk mengarahkan visi & kerangka umum

Deskripsi prosesProses dideskripsikan dgn jelas, mempunyai awal dan akhir

Proses multi-pihak, tumpang tindih komponen, KRP merupakan proses iteratif & kontinyu

Fokus pengendalian dampak

Menangani simptom kerusakan lingkungan

Fokus pada agenda pembangunan berkelanjutan, terutama ditujukan utk menelaah agenda keberlanjutan,

Page 19: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

BEDA DENGAN AMDAL [lanjutan] AMDAL KLHS

PEMRAKARSA Pemerintah/swasta Pemerintah

INSTITUSI PENILAI

Diperlukan institusi yang berwenang memberikan penilaian & persetujuan AMDAL

Tidak diperlukan institusi yg berwenang memberikan penilaian & persetujuan KLHS

Page 20: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

KARAKTERISTIKKajian dapat dilakukan secara BERJENJANG

[tiering]:◊ Nasional provinsi kabupaten/kota◊ Kebijakan rencana program

instrumen PENGIKAT antar sektor, wilayah, dan lembaga menjawab distorsi pemahaman OTDA

Fokus pada KONSEP, bukan rancangan teknis fisik.Antisipatif terhadap dampak lingkungan yang bersifat

KUMULATIF, TIDAK LANGSUNG, dan SINERGISTIK..

Sumber: Tim KLHS ESP-1, 2007

Page 21: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Sumber: WB, 2002

Page 22: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Aplikasi KLHS Sistem Inti Institusi penanggungjawab

Tata Ruang RTRW Dept. PU – Pemda

Rencana Pembangunan Daerah

RPJP (D), RPJM (D), RTRW(D)

Dept. Dagri – Pemda

Rencana Pembangunan Nasional

Perencanaan Nasional Bappenas

KLHS sektor Belum sepenuhnya dikembangkan

Dept. Sektoral

Kebijakan KLHS• Wajib (?)• Sukarela (?)

Kajian belum sepenuhnya selesai dikaji

KLH/ Bappenas/ Depdagri

APLIKASI KLHSAPLIKASI KLHS

Sumber: Tim KLHS ESP-1, 2007

Page 23: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Page 24: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

24

Bagaimana mengintegrasikan KLHS dalam pembuatan keputusan/kebijakan?

2 opsi terbaik:

Planning SEA

integrated processesmerged processes

Sumber: Verheem, 2007

Page 25: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Peran KLHS dalam proses pembuatan keputusan/ kebijakan

Page 26: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

26

Contoh KLHS dalam satu kesatuan (merge) proses

• Tidak ada proses standar KLHS

• KLHS sebagai satu set kegiatan kunci dalam perencanaan, diantaranya:– Pemantapan visi untuk masa depan yang diinginkan– Identifikasi isu-isu kritis LH– Kaji opsi-opsi untuk menciptakan masa depan yang diinginkan– Identifikasi dan kaji aksi-aksi untuk merealisasi strategi terbaik– dll.

ref: Partidario 2007

Page 27: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

27

Mana yang paling efektif?

• Merged processes:– Opsi terbaik jika para perencana memiliki sikap yang

positif terhadap permasalahan LH dan KLHS

• Integrated processes:– Opsi terbaik untuk kasus yang memiliki sikap negatif

(terhadap LH)– Dasar yang terbaik (only?) untuk membuat peraturan– Praktek yang paling banyak diterapkan di dunia

Sumber: Verheem, 2007

Page 28: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

28

Seberapa ‘dini’ KLHS mulai diterapkan?

• ‘Sangat awal’:– Proposal kebijakan belum ada (baru ide/wacana)– Analisis KLHS dibutuhkan untuk mengatasi masalah– KLHS membantu membangun proposalContoh: ide menghubungkan secara fisik pulau Jawa dan Sumatera (terowongan atau jembatan ?)

• ‘Awal’: – Sudah ada proposal kebijakan– KLHS mengkaji dampak– Proses KLHS memberi peluang alternatif yang lebih baikContoh: proses RPJP, RPJM, RTRW

Sumber: diadopsi dari Verheem, 2007

Page 29: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

29

Fokus kunci pada dampak atau isntitusi?

• KLHS fokus pada dampak :– KLHS memprediksi dampak masa depan dari opsi-opsi

kebijakan– Kemudian membangun opsi terbaik

• KLHS fokus pada penguatan institusi:– KLHS mengidentifikasi titik lemah dalam peran institusi

untuk pengelolaan LH dari rumusan kebijakan baru– Kemudian memberikan pendapat opsi-opsi untuk

penguatan institusi

Sumber: Tim KLHS ESP-1, 2007

Page 30: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

30

Bagaimana KLHS dapat berpengaruh?

• Ada 3 bangunan KLHS:

– Informasi yang baik: kajian yang solid tentang isu-isu keberlanjutan

– Partisipasi penuh: struktur perdebatan antara pemerintah dan publik mengenai isu-isu tersebut

– Pengaruh: mekanisme yang memastikan hasil kajian dan debat ikut dipertimbangkan

Sumber: Tim KLHS ESP-1, 2007

Page 31: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

31

Mana yang lebih efektif? Fokus pada dampak atau institusi?

• Fokus pada dampak:– Selalu penting, tetapi seringkali sangat sulit untuk

tingkat kebijakan

• Fokus pada institusi:– Selalu penting, tetapi seringkali tidak optimal

dalam proses KLHS

Sumber: Tim KLHS ESP-1, 2007

Page 32: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

32

Bagaimana mekanisme agar KLHS berpengaruh?

Melalui proses organisasi: – Komitmen politisi, pimpinan industri, tokoh masyarakat sipil (‘create

champions’)– Organisir kerjasama antar dinas

Melalui susunan prosedurial: – Mekanisme akuntabilitas– Mekanisme pengendalian mutu

Melalui komunikasi: “bicara ekonomi” – Biaya dan Manfaat– Nilai jasa-jasa ekosistem/LH– Kaitkan dengan pertumbuhan ekonomi– Gambarkan peluang kerja yang tercipta

Sumber: Verheem, 2007

Page 33: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Sumber: Thomas B. Fisher

Metode yang sering diterapkan dalam KLHS

Penggunaan metode dan teknik yang cocok dalam KLHS tergantung dari kisaran aspek-aspek yang dikaji.

Metode KLHS Teknik yang sering digunakan

Penapisan Indikator, checklists, konsultasi Tenaga Ahli

Pelingkupan Indikator, checklists, matriks, partisipasi publik, konsultasi

Kajian dampak Matriks, survey, partisipasi publik, konsultasi, jaringan, analisis statistik, peta overlay

Review Konsultasi, partisipasi publik

Pengambilan Keputusan Checklists, matriks, peta overlay

Tindak - lanjut Indikator, survey

Metode KLHS yang sering diterapkan

Page 34: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Sumber: Thomas B. Fisher

Contoh penerapan metode KLHS; kasus perencanaan transportasi

Page 35: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

● Penataan ruang sebagai instrumen preemtif pengelolaan lingkungan [UU 23/1997].

● Kebijakan umum penataan ruang yang tertuang dalam UU 26/2007 telah mengakomodasi pertimbangan lingkungan KLHS membantu memastikan sampai tingkat implementasi.

● Instrumen pelengkap KLHS untuk memastikan kepentingan lingkungan dipertimbangkan secara memadai dalam rencana tata ruang wilayah: daya dukung dan daya tampung lingkungan, valuasi ekonomi lingkungan, dll.

INTEGRASI KLHS INTEGRASI KLHS DALAM PERENCANAAN DALAM PERENCANAAN

TATA RUANGTATA RUANG

Sumber: Bambang Setiabudi, 2008

Page 36: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

• RTRWN• RTR-PULAU• RTRK STRATEGIS• PER-PEL UU 26/2007

RTRWP RTRK STRATEGIS

INSTANSI PENAGGUNG JAWAB PUSAT

INSTANSI PENAGGUNG JAWAB PROVINSI

INSTANSI PENAGGUNG JAWAB KAB/KOTA

RTRW Kab/Kota RDTR Kab/Kota RTRK STRATEGIS

INSTANSI LH PUSAT

INSTANSI LH PROVINSI

INSTANSI LH KAB/KOTA

NSPK

INTEGRASI KLHS DALAM PERENCANAAN INTEGRASI KLHS DALAM PERENCANAAN TATA RUANGTATA RUANG

Sumber: Bambang Setiabudi, 2008

Page 37: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Sekian dan terima kasih

Page 38: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

LAMPIRANNine steps of SEA

Page 39: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Pre - SEA:

(A) Establish the need / objectives of the proposed action

• trade, finance, economic, military & other agreements

• intl. conventions, multilateral & bilateral devt. assistance, global issues

• legislation, policies, plans, programs

• govt. spending & investment priorities

(B) Determine if an SEA is required and what level of detail

Nine-Step Approach to SEA

Page 40: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Page 41: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Nine steps to SEA

I.Scoping: Identify the important issues/ impacts that need to be examined; assemble envtl. information.

Steps 1-31) Find the stakeholders & announce start of the SEA process

2) Develop a shared vision on problems/objectives/ alternatives

3) Do a consistency analysis: new versus existing objectives

Page 42: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

II. Assessment: identify and compare range of alternatives including a best practice envtl. option & relate to costs and benefits

Steps 4-6

4) Set TOR for the assessment of alternatives identified

5) Do the assessment and document it

6) Organize (independent) quality assurance

Nine Steps to SEA

Page 43: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Nine Steps to SEA

III. Decision making: approve, reject or modify proposal

Steps 7-8

7) Discuss with all stakeholders the alternative to prefer, with reason for decision

8) Motivate the (political) decision in writing

Page 44: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Nine Steps to SEA

IV. Monitoring and audit: check to see if implementation is envt’ly sound & in accordance with approvals

Step 9

9) Monitor the implementation and discuss the

results

Page 45: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Key SEA Principles, Measures and Performance Criteria

The following describes the components of SEA effectiveness / performance & distinguish the SEA process from other processes with partially similar characteristics and/or objectives.

• principles that describe good practice in SEA process design and implementation;

• key performance criteria and characteristics and measures that describe an effective approach;

Page 46: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

1. Integrated - identifies key environmental, social & economic effects of the proposed initiative & their policy & planning implications

Analyzes environmental, social & economic effects & interrelationships

Takes account of relevant sector & spatial linkages &, were appropriate, is tiered to project EIA & decision-making

Incorporates environmental considerations into the mainstream of development policy & plan-making

Principles for good practice: Characteristics and measures of effectiveness

Page 47: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

2. Sustainability-driven – explicitly describes how devt. options & proposals contribute to envt. & social devt.

Analyses the environmental, social &

economic effects against a framework of sustainability objectives, principles & criteria

Identifies the best practicable alternative from a sustainability perspective

Defines the environmental outcomes that are sought from implementation of the proposal

Principles for good practice: Characteristics and measures of effectiveness

Page 48: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

3. Adaptive - improves capability to manage risk & uncertainty & to cope with unanticipated effects (i.e. that are greater than predicted)

Undertakes an iterative approach that is customized to the context & circumstances of decision making.Addresses risks, uncertainties & opportunities associated with a proposal.Identifies measures for policy/plan implementation & follow-up, including monitoring and review of lessons & experience

Principles for good practice: Characteristics and measures of effectiveness

Page 49: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

4. Focused - undertakes an ‘objectives-led’ approach that gives attention to environmentally significant proposals & their impacts & opportunities.

Identifies the environmental objectives (targets & indicators) that will be used to guide the assessment

Undertakes a scoped assessment that defines the key issues & impacts

Considers major alternatives and compares them in terms of impact on the environment

Principles for good practice: Characteristics and measures of effectiveness

Page 50: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

5. Credible - carries out a robust, evidence-based assessment that improves understanding of the potential impacts of a proposed policy or plan

Undertakes technical studies in sufficient depth & detail to address the issues.

Employs an appropriate methodology and techniques

Assembles the information in accordance with terms of reference (or to meet the requirements of decision-making)

Principles for good practice: Characteristics and measures of effectiveness

Page 51: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

6. Transparent - complies with requirements & procedures; implemented systematically & accountably by the proponents, lead agencies & key stakeholders

Follows clear, easily-understood requirements & procedures

Is administered responsibly, fairly & impartially wit independent checks on compliance

Requires consideration of findings in decision-making with written statement of reasons for decision

Principles for good practice: Characteristics and measures of effectiveness

Page 52: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

7. Participative - provides appropriate opportunities & means for public & stakeholder involvement

Informs & involves interested, affected public & government bodies throughout the decision-making process Addresses their inputs & concerns in documentation & decision making Clarifies areas of agreement or disagreement & helps to build consensus among stakeholders

Principles for good practice: Characteristics and measures of effectiveness

Page 53: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

8. Informative - explicitly describes how development options and proposals contribute to(ward) environmentally and socially sustainable development

Provides sufficient and timely information early in decision-making and continuing throughout the process

Documents the findings of assesment in a written report as an input to final decision-making

Clarifies the trade-offs at stake

Principles for good practice: Characteristics and measures of effectiveness

Page 54: Pengantar Kajian Lingkungan Hidup Strategis

9. Outcomes-oriented - delivers on the ground benefits or improvements for resources & the environment& builds capacity for managing toward sustainability

Results in appropriate terms and conditions that protect or enhance the environment

Leads to positive changes in policy and institutional capacity for environmental management or sustainable development

Safeguards environmental sustainability in support of poverty reduction in accordance with MDG 7

Principles for good practice: Characteristics and measures of effectiveness