Pengantar Kimia Bahan Alam
-
Upload
adi-suryadi-putra -
Category
Documents
-
view
162 -
download
14
description
Transcript of Pengantar Kimia Bahan Alam
PENGANTAR KIMIA BAHAN ALAM
-Sejak abad ke-17 telah dapat diisolasi senyawa dari sumber-sumber organik (tumbuhan, hewan, dan mikroarganisme)- Senyawa tersebut: morfin, as. Laktat, kuinin, kolesterol, mentol, pinisilin, dll- Ilmu kimia senyawa-senyawa organik yang berasal dari organisme (ilmu kimia bahan alam) merupakan bagian terpenting dari ilmu kimia organik. - Kimia Bahan Alam (Metabolit sekunder) adalah senyawa kimia hasil metabolisme sekunder.-Senyawa-snyawa tersebut meliputi: Terpenoid; Steroid; Flavonoid; Alkaloid.- Fungsi dari senyawa ini pada induknya secara pasti belum banyak diketahui, tetapi ada beberapa pendapat mengatakan bahwa senyawa ini diproduksi untuk mempertahankan dirinya dari persaingan hidup.
PENGANTAR KIMIA BAHAN ALAM
• Pada hakekatnya perkembangan kimia organik seiring dengan usaha pemisahan dan penyelidikan bahan alam.• Hal ini disebabkan struktur molekul senyawa-senyawa yang dihasilkan oleh organisme mempunyi variasi yang sangat luas.• Sehingga dapat digunakan:1.Mendalami pengetahuan mengenai reaksi-reaksi kimia organik2.Menguji hipotesis dan penataan ulang molekul dan spektroskopi serapan elektron3.Sebagai tantangan dalam penetapan struktur molekul yang rumit 4.Mempelajari sintesis molekul secara in vitroKimia bahan alam juga mempelajari bagaimana terbentunya molekul organik secara in vivo oleh sel organisme
1. TERPENOID
• Minyak Atsiri- Sejak lama diketahui bahwa pada bunga, daun, buah, akar
tumbuhan mengandung senhyawa mudah menguap (disebut minyak atsiri). Contoh: minyak nilam, sereh, cengkeh, cendana, dan kayu putih.
- Minyak atsiri sangat mudah dipisahkan dari bahan-bahan lainnya yang terdapat pada tumbuhan (destilasi uap)
- Minyak atsiri bukan senyawa murni, tetapi campuran.- Sebagian besar komponen minyak atsiri adalah senyawa yang
mengandung karbon,hidrogen, dan oksigen.- Fraksi yang paling menguap hasil destilasi terfraksi umumnya
golongan monoterpen, dan fraksi yang mempunyai t.d. lebih tinggi biasanya golongan seskuiterpen.
TERPENOID
• Kelompok Terpenoid
• Sebagian besar terdiri atas jumlah lkarbon kelipatan 5• Terpenoid mempunyai kerangka yang dibagun oleh 2 atau lebih
unit C5 “isopren”• Diantara unit isopren yang satu dengan yang lainnya berkaitan
antara kepala dan ekor
Kelompok Terpenoid Jumlah Karbon Sumber
Monoterpen C10 Minyak atsiri
Seskuiterpen C15 Minyak atsiri
Diterpen C20 Resin pinus
Triterpen C30 Damar
Tetraterpen C40 Zat warna karoten
Politerpen C>40 Karet alam
SENYAWA TERPENOID
• Beberapa senyawa monoterpen tidak menikuti kaidah isopren. Contohnya: luvandulol, asam krisantemat, santolin trien, dan artemisia keton.
Beberapa contoh Terpenoid
Unit Isopren
Monoterpen
Isopren
Mirsen
Unit isopren
kepalaekor
Sitronelol Mentol
OH
alpha-Pinen
Beberapa contoh TerpenoidSeskuiterpen
Diterpen
OH
Farnesol
Bisabolen Eudesmol
OH
OH
Manool
COOH
Asam abiatetPiramadien
Beberapa contoh Terpenoid
Politerpen
Karet alam
Asal-usul Terpenoid
• Isoprenoid dalam organisme yang digunakan untuk mensintesis terpenoid ada dua bentuk yaitu “isopentenil pirofosfat” (IPP) dan “dimetilalil pirofosfat (DMAPP)
• IPP dan DMAPP berasal dari asam mevalonat• Sumber karbon dari asam mevalonat adalah asam asetat dan
turunannya yang aktif (asetil pirofosfat)
TAHAP PERTAMA BIOSINTESIS TERPENOID CH3-CO-COO- + NAD+ + CoA-SH + H2O
(Piruvat) Dehidrogenase piruvat CH3CO-S-CoA+HCO3
- + NADH + H+
(Asetil CoA) 2x CH3CO-S-CoA
Tiokinase CH3-CO-CH2-CO-SCoA
(Asetoasetil CoA) Asetil CoA Hidroksimetilglutaril CoA sintase
(3-Hidroksi-3-metilglutaril CoA, HMG CoA) HMG CoA reduktase sintase
(Asam mevalonat, MVA)
HOOC OHCO-S-CoA
HOOC OHCH2OH
TAHAP KEDUA BIOSINTESIS TERPENOID
Mevalonat kinase Mevalonat fosfat kinase
(Mevalonat terfosforilasi)
CO2 + H2O Mevalonat difosfat anhidrodekarboksilase
(Isopentenil difosfat, IPP) (Dimetilalil difosfat, DMAPP)
HOOC OHCH2OH
HOOC OHCH2O-POO-.O.POO-O-
CH2O-POO-.O.POO-O-CH2O-POO-.O.POO-O-
TAHAP KEDUA BIOSINTESIS TRPENOID
Ppi
IPP + DMAPP
Isoprenil transferase (Geranil difosfat) IPP Isoprenil transferase
(Fernesil difosfat)
2 X Fernesil difosfat H2PO3.HPO4
-+H+
(Preskualen difosfat)
CH2O-POO-.O.POO-O-
CH2O-POO-.O.POO-O-
CH2O-POO-.O.POO-O-H
H
Monoterpen
Seskuiterpen
2X
Triterpen
diterpen
Tetraterpen2X
BIosintesis Terpenoid
• Asam asetat setelh diaktifkan oleh Co-A melakukan kondensasi menghasilkan asam asetoasetat.
• Senyawa ini dengan asetil Co-A melakukan kondensasi menghasilkan asam mevalonat
• Reaksi selanjutnya adalah fosforilasi, eleminasi asam fosfat, dan dekarboksilasi menghasilkan IPP yang selanjutnya berisomerisasi menjadi DMAPP
• IPP bergabung dengan DMAPP secara kepala-ekor ini menghasilka GPP merupakan langkah pertama polimerisasi isopren untuk menghasilkan terpenoid Monoterpen
• Penggabungan selanjutnya anatara 1 unit IPP dengan GPP menghasilan FPP yang akan menghasilkan seskuiterpen dan triterpen
• Penggabungan 2 unit FPP menghasilakan preskualen difosfat yang akan menghasilkan diterpen dan tetraterpen
2. STEROID
• Sejak lama orang mengetahui bahwa batu empedu terdiri sebagian besar dari alkohol berwujud kristal putih yang disebut “kolesterol”
• Molekul kolesterol terdiri atas tiga lingkar enam yang tersusun seperti fenantren dan melebur dalam satu lingkar lima.
• Hidrokarbon yang demikian terdiri atas 17 karbon disebut: 1,2-siklopentanoperhidrofenantren.
HO
CH3
CH3
Kolesterol
2. STEROID• Kerangka karbon seperti ini banyak ditemukan dalam banyak senyawa bahan
alam yang disebut “steroid”
• Steroid dikelompokkan berdasarkan efek fisiologis yang diberikan yaitu: sterol, asam-asam empedu, hormon seks, hormon adrenokortikoid, aglikon kardiak, dan sapogenin.
• Ditinjau dari struktur molekul, perbedaan dari kelompok ini ditentukan oleh jenis konstituen R1, R2, R3 yang terikat pada kerangka dasar karbon.
• Sedangkan perbedaan senyawa dalam satu kelompok ditentukan oleh:1. Panjang karbon R12. Gugus fungsi yang terdapat pada R1, R2, R33. Jumlah dan posisi gugus fungsi O dan ikatan rangkap4. Konfigurasi dari pusat-pusat asimetri pada kerangka karbon itu
R3
R2R1
Kerangka dasar karbon steroid
1
2
3
45
67
89
10
11
12
13
15
16
17
14
1,2-siklopentanoperhidrofenantren
BEBERAPA CONTOH SENYAWA STEROID
Stigmasterol
CH3
CH3
HOHO
CH3
CH3
Kolesterol
Stigmasterol
CH3
CH3
HO
BEBERAPA CONTOH SENYAWA STEROID
Asam-asam Empedu
Hormon Seks
HO OH
CH3
H
CH3
OHCOOH
Asam kolat
HO
CH3
H
CH3
COOH
Asam litokolat
HO
CH3
Oestron
O CH3
C=O
O
CH3
Progestron
BEBERAPA CONTOH SENYAWA STEROID
Hormon Adrenokortikoid
Aglikon Kardiak
CH3
C=O
CH3
O
O OH
CH2OH
Kortison
HO
Strofantidin
OH
OH
OH
C
HO
CH3
HO
Strofantidin
OH
OH
O
O
C
HO
CH3
O
CH3
HO
C
HO C=O
CH2OH
Aldosteron
BEBERAPA CONTOH SENYAWA STEROID
Sapogenin
O
HO
CH3
CH3
O
H
CH3
Diosgenin
O
HO
CH3
CH3
O
CH3
H
Sarsapogenin
H
Asal-usaul Steroid
• Steroid yang terdapat di alam berasal dari Triterpen• Steroid pada jaringan hewan berasal dari Triterpen lanosterol• Steroid pada jaringan tumbuhan berasal dari Triterpen
sikloartenol
ASAL-USUL STEROID
- Tahap pertama pada biosintesis sterol diawali oleh piruvat sampai menghasilkan senyawa antara yaitu asam mevalonat.
- Dengan adanya nikotinamid adenin dinukleotida, (NAD+) dan katalis dehidrogenase piruvat, maka piruvat berubah menjadi asetil koenzim A (asetil CoA).
- Dua molekul asetil CoA dengan katalis tiokinase membentuk asetoasetil CoA yang selanjutnya menjadi 3-hidroksi-3-metilglutaril CoA (HMG CoA) dengan katalis hidroksimetilglutaril CoA sintase.
- HMG CoA dengan katalis HMG CoA reduktase diubah menjadi asam mevalonat (MVA)
TAHAP PERTAMA BIOSINTESIS STEROL CH3-CO-COO- + NAD+ + CoA-SH + H2O
(Piruvat) Dehidrogenase piruvat CH3CO-S-CoA+HCO3
- + NADH + H+
(Asetil CoA) 2x CH3CO-S-CoA
Tiokinase CH3-CO-CH2-CO-SCoA
(Asetoasetil CoA) Asetil CoA Hidroksimetilglutaril CoA sintase
(3-Hidroksi-3-metilglutaril CoA, HMG CoA) HMG CoA reduktase sintase
(Asam mevalonat, MVA)
HOOC OHCO-S-CoA
HOOC OHCH2OH
TAHAP KEDUA BIOSINTESIS STEROL
- Tahapan reaksi biosintesis selanjutnya adalah pengikatan dua gugus fosfat oleh mevalonat sehingga terbentuk mevalonat terfosforilasi.
- Mevalonat terfosforilasi yang terbentuk ini, kemudian kehilangan gugus karbon dioksida dan satu molekul air, menghasilkan isopentenil difosfat (IPP) yang beresonansi dengan dimetilalil difosfat (DMAPP).
- Kemudian molekul IPP dan DMAPP bergabung membentuk geranil difosfat yang dilanjutkan dengan pembentukan farnesil difosfat.
- Dua melekul farnesil difosfat membentuk preskualen difosfat.- Dengan melibatkan NADPH, preskualen difosfat membentuk
skualen, yang dilanjutkan dengan pembentukan skualen-2,3-oksida
TAHAP KEDUA BIOSINTESIS STEROL
Mevalonat kinase Mevalonat fosfat kinase
(Mevalonat terfosforilasi)
CO2 + H2O Mevalonat difosfat anhidrodekarboksilase
(Isopentenil difosfat, IPP) (Dimetilalil difosfat, DMAPP)
HOOC OHCH2OH
HOOC OHCH2O-POO-.O.POO-O-
CH2O-POO-.O.POO-O-CH2O-POO-.O.POO-O-
TAHAP KEDUA BIOSINTESIS STEROL Ppi
IPP + DMAPP
Isoprenil transferase (Geranil difosfat) IPP Isoprenil transferase
(Fernesil difosfat)
2 X Fernesil difosfat H2PO3.HPO4
-+H+
(Preskualen difosfat)
CH2O-POO-.O.POO-O-
CH2O-POO-.O.POO-O-
CH2O-POO-.O.POO-O-H
H
TAHAP KEDUA BIOSINTESIS STEROLUUUUU
(Preskualen difosfat) NADPH NADP+ + H2PO3.HPO4
-
Epoksidase
O2, NADPH, FAD
Skualen
Skualen-2,3-oksida
CH2O-POO-.O.POO-O-H
H
O
TAHAP KETIGA BIOSINTESIS STROL- Tahap terakhir dari biosintesis sterol dalam fungi dan hewan adalah siklisasi
skualen-2,3-oksida membentuk lanosterol yang dikatalisis oleh 2,3 oksidoskualen-lanosterol siklase.
- Selanjutnya dari lanosterol akan terbentuk kolesterol melalui pelepasan tiga gugus metil.
- Sementara itu pada organisme yang melakukan fotosintesis, siklisasi skualen-2,3-oksida akan membentuk sikloartenol yang selanjutnya membentuk fitosterol
TAHAP KETIGA BIOSINTESIS STROL
L
Skualen-2,3-oksida
(Ion karbonium protoskualen)
2,3-Oksidoskualen-lanosterol siklase
(Lanosterol) (Sikloartenol)
Kolesterol Fitosterol
O
HO
H
HH
HOHO
TATA NAMA STEROIDBerdasarkan struktur umum di atas, jenis HK induk steroid adalah:
HK induk lain dari steroid adalah:
Estran (C18) Kardanolida (C23) Spirostan (C27)
Nama Jumlah C Jenis Rantai Samping, R
Androsan C19 - H
Pregnan C21 - CH2CH3
Kolan C24 - CH(CH3) (CH2)2CH3
Kolestan C27 - CH(CH3) (CH2)2CH(CH3)2
Ergostan C28 - CH(CH3) CH2)2(CH(CH3)CH(CH3)2
Stimastan C29 - CH(CH3) (CH2)2(CH(C2H5)CH(CH3)2
CH3
CH3
H
H H
HCH3
CH3
H
H H
H
OO
20
21 22
23
H
HH
H
CH3
CH3
O
O
20
21
2223
24
2526
27
3.FLAVONOID
• Flavonoid adalah suatu kelompok senyawa fenol yang tersebar di alam.
• Senyawa ini merupakan zat warna pada tumbuhan• Flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri atas
15 atom karbon, yang mana 2 cincin benzen (C6) terikat pada atu rantai propan (C3) sehingga membentuk suatu susunan C6-C3-C6.
• Susunan ini dapat menghasilkan tia jenis struktur yaitu: 1,3-diarilpropan atau flavonoid; 1,2-diarilpropan atau isoflavonoid; dan 1,1-diarilpropan atau neoflavonoid
C
C
C
A
B
1
2
3
Flavonoid
C
C
C
A
1
Isoflavonoid
3
2 C
C
C
A
Neoflavonoid
3
2
1
FLAVONOID
• Istilah “flavonoid” yang diberikan untu senyawa-senyawa fenol ini berasal dari kata “flavon” yaitu nama dari salah satu jenis flavonoid yang terbesar dan lazim ditemukan.
• Senyawa flavon ini mempunyai kerangka 2-fenilkroman, yang mana posisi orto dari cincin A dan atom karbon yang terikat pada cincin B dari 1,3-diarilpropan dihubungkan oleh jembatan oksigen, sehingga membentuk suatu cincin heterosiklik yang baru (cincin C)
• Senyawa-senyawa flavonoid terdiri atas beberapa jenis, tergantung pada tingkat oksidasi dari rantai propan dari sistem 1,3-diarilpropan.
• Dalam hal ini “flavan” mempunyai tingkat oksidasi yang terendah, sehingga senyawa ini dianggap sebagi senyawa induk dalam tatanama senyawa-senyawa turunan flavon.
FLAVONOID
A
C
C
C
O1
2
3
4
B
C
2-Fenilkroman
A
C
C
OB
C
Flavon
O
A
OB
C
Flavan
JENIS DAN STRUKTUR DASAR FLAVONOID
Dihidrocalkon
Calkon
O
A
OB
C
Flavan
Katecin (Flavan-3-ol)
O
OH
Leukoantosianidin (Flavan-3,4-diol)
O
OH
OH
O
O
Flavanon
JENIS DAN STRUKTUR DASAR FLAVONOID
A
C
C
OB
C
Flavon
O
O
O
Flavonol
OH
O
Garam flavilium
+O
Antosianidin
+
OH
Auron
O
O
CH
O
O
OH
Flavanonol (dihidroflavonol
ASAL-USUL FLAVONOID
• Tahap pertama biosintesis flavonoid suatu unit C6-C3 berkombinasi dengan tiga unit C2 menghasilkan unit C6-C3-(C2+C2+C2).
• Kerangka C15 yang dihasilkan dari kombinasi ini telah mengandung gugus-gugus fungsi oksigen pada posisi-posisi yang diperlukan.
• Adapun cincin A dari struktur flavonoid berasal dari jalur poliketida, yakni kondensasi dari 3 unit asetat atau mevalonat.
• Cincin B dan 3 atom karbon rantai propan besasal dari jalur fenilpropanoid (jalur shimimat).
• Dengan demikian kerangka dasar karbon flavonoid dihasilkan dari kombinasi antara jalur shikimat dan jalur asetat-mevalonat.
• Sebagai akibat dari berbagai perubahan oleh enzim, ke 3 atom karbon rantai propan dapat menghasilkan berbagai gugus fungsi, seperti ikatan rangkap, hidroksil, karbonil dan sebagainya.
Pokok-pokok Biosintesis Flavonoid
CHO
O
C
O
CoA-S
O O O
HO
O
HO OH
OOH
Calkon
HO
OOH
Flavanon
O
4. ALKALOID• Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang paling
banyak terdapat dalam tumbuhan.• Semua alkaloid mengandung paling sedikit sebuah atom
Nitrogen yang biasanya bersifat basa, dan biasanya merupakan bagian dari cincin heterosiklik.
• Ada beberapa senyawa heterosiklik mengandung N di alam yang bukan golongan alkaloid, misalnya: senyawa-senyawa pirimidin, pteridin, dan asam nukleat.
• Hampir semua senyawa alkaloid yang ditemukan mempunyai keaktivan fisiologis tertentu, misalnya bersifat racun atau sebagai bahan obat.
• Alkaloid banyak ditemukan dalam berbagai bagian tumbuhan sepeti biji, daun, kulit batang.
• Kadar alkaloid dalam tumbuhan bervariasi antara kurang dari 1% sampai 15%
KLASIFIKASI ALKALOID- Alkaloid seperti golongan senyawa kimia bahan alam lainnya tidak
mempunyai nama sistematik, tatpi digunakan nama trivial dengan akhiran “in”
- Mempunyai jenis struktur yang banyak jenisnya.- Oleh karena, itu klasifiksi alkaloid berdasarkan strukturnya sukar dilakukan.- Klasifikasi berdasarkan pada jenis cincin heterosiklik nitrogennya, dapat
dibedakan atas beberapa jenis yaitu:
- Klasifikasi berdasarkan pada jenis tumbuhan dimana alkaloid tersebut ditemukan sangat lemah, karena suatu alkaloid dapat berada pada beberapa jenis tumbuhan yang berbeda.
NH
Pirolidin
NH
Piperidin
N
Kuinolin
N
Isokuinolin Indol
HN
KLASIFIKASI ALKALOID• Klasifikasi alkaloid berdasarkan asal-usul biosintesisnya merupakan perluasan
dari klasifikasi berdasarkan jenis cincin heterosikliknya.• Bersasarkan klasifikasi ini, maka alkaloid dapat diklasifikasi menjadi:
1. Alkaloid Alisiklik
NH2
CH
COOH
NH2
Ornitin
N
O
CH3
Higrin
N
CH2OH
HO
Retronesin
NH2
CH
COOH
NH2
Lisin
NH
O
Isopeletierin
NH O
Pseudopeletierin
N-CH3 OCOC-C6H5
CH2OH
Hiosiamin
N
CH2OH
Lupinin
KLASIFIKASI ALKALOID2. Alkaloid Fenilalanin
R1 R2H H = FenilalaninH OH = TirosinOH OH = 3,4-dihidroksi fenilalanin
NH2
CH
R1
R2
COOH
N-CH3
OH3C
OH3C
OCH3
OCH3Laudanosin
N+ OH-
O
O
OCH3
OCH3
Berberin
N(CH3)2HO
Hordenin
N(CH3)2H3CO
H3CO
OCH3
Mezkalin
KLASIFIKASI ALKALOIDAlkaloid Fenillanin
N-CH3
H3CO
H3CO
H3CO
H3CO
Koridin
O
NCH3
HO
Morfin
KLASIFIKASI ALKALOID
3. Alkaloid Indol
NH
CH
NH2
COOH
Triptofan
NH
NH2
Serotonin
HO
NH
N(CH3)2
OPO3H2
Philosibin
N
NH
CH3HO2C
Asam lisergatN
N
HO
H
OH3C
Kuinin
N
N
OO
Striknin