kimia bahan alam

32
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM I Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Bahan Alam I Dosen Pengampu: Ema Ratna Sari, M.Farm.,Apt. Disusun oleh: Sri Rahayu Putri (11.01.01.094) SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI

description

kba

Transcript of kimia bahan alam

Page 1: kimia bahan alam

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA BAHAN ALAM I

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Kimia Bahan Alam I

Dosen Pengampu: Ema Ratna Sari, M.Farm.,Apt.

Disusun oleh:

Sri Rahayu Putri (11.01.01.094)

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI

BHAKTI PERTIWI

PALEMBANG

2012-2013

Page 2: kimia bahan alam

I. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang kaya dengan beraneka ragam flora dan

fauna. Keanekaragaman ini (terutama tumbuhan) mengundang perhatian banyak

orang untuk memilih jalur alternatif dalam pengobatan, memngingat terlalu banyak

efek samping dari produk obat-obatan sintetis. Seiring dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, dan kecenderungan masyarakat memilih produk yang

alamiah, maka semakin gencar penelitian tentang kandungan-kandungan kimia

penting dalam tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan dalam pengembangan obat

baru. Penelitian biasanya menggunakan metoda analisis fitokimia, dimana metoda ini

membahas secara sistemis tentang berbagai senyawa kimia, terutama dari golongan

senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, proses biosintesis, metabolisme dan

perubahan-perubahan lain yang terjadi pada senyawa kimia tersebut beserta sebaran

dan fungsi biologisnya.

Senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan merupakan hasil

metabolisme dari tumbuhan itu sendiri. Dari hasil penelitian banyak ahli yang

menemukan senyawa kimia yang memiliki efek fisiologi dan farmakologi yang

bermanfaat bagi manusia. Senyawa kimia tersebut lebih dikenal dengan senyawa

metabolit sekunder yang merupakan hasil dari penyimpangan metabolit primer

tumbuhan. Senyawa tersebut adalah golongan alkaloid, steroid, terpenoid, fenolik,

flavonoid, dan saponin.

Dalam uji fitokimia, dapat dilakukan pemeriksaan pendahuluan terhadap

senyawa aktif metabolit sekunder tersebut, sehingga potensi relatif dari masing-

masing tanaman dapat diukur.

Pada masa lalu, manusia juga telah mengenal pengobatan dari bahan alami,

walau pengetahuan mereka tentang khasiat dari tumbuhan tersebut hanya sebatas

pengalaman dan tradisi tanpa ada pembuktiannya secara klinis. Walaupun demikian,

pengobatan seperti ini masih digunakan sampai sekarang. Pengobatan dengan cara

demikian dikenal dengan pengobatan tradisional. Pada ramuan obat tradisional

bahan-bahannya berasal dari tanaman baik berupa akar, batang, daun maupun bunga

atau dapat juga berasal dari hewan dan bahan-bahan mineral.

Page 3: kimia bahan alam

Banyak faktor yang mempengaruhi kandungan kimia dalam tanaman, seperti

kesuburan tanah tempat tumbuh (kandungan zat makanan), iklim lingkungan, waktu

panen, umur, cara pengolahan dan sebagainya. Sehingga pengolahannya memerlukan

perlakuan khusus, selain keseragaman dosis juga peerlu adanya standarisasi agar

manfaat dan keamanannya dapat diperhitungkan layaknya obat-obatan modern.

Obat-obatan tradisional dapat digolongkan menjadi, jamu dimana khasiatnya

hanya berdasarkan pengalaman tanpa adanya pengujian baik klinis maupun

praklinis ; herbal terstandar dimana efek farmakologinya telah malalui uji praklinis

dan fitofarmaka dimana efek farmakologinya telah melalui uji klinis.

Page 4: kimia bahan alam

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Tinjauan Botani

2.1.1 Rubus moluccana

Klasifikasi

Sinonim : Rubus glomeratus Blume. Rubus haskarlii

subsp. dendrocharis Focke. Rubus moluccanus

var.dendrocharis (Focke) P. Royen, Rubus hilii

F. Mueel

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Bangsa : Rosales

Suku : Rosaceae

Marga : Rubus

Jenis : Rubus moluccanus L.

Nama Daerah : Hareueus (Sunda), Akar kapor (Malaysia),

berete (Jawa)

Nama Umum : Asli Raspberry, Queensland Bramble

Morfologi

Merupakan tumbuhan semak, tinggi scrambing atau pemanjat yang dapat

membentuk belukar lebih dari 10 m tingginya. Tumbuhan ini memiliki batang

dengan duri kaku dan oval, untuk daun berbentuk hati yang diameternya dapat

mencapai 250mm dalam beberapa bentuk. Margin daun halus bergigi. Bunga

putih/merah muda terjadi dimusim semi dan musim panas dan diikuti dg buah

merah cerah 10-30mm.

Khasiat

Daun Rubus moluccanus berkhasiat sebagai emmenagogue kuat &

aborsi, kejang perut ( dikunyah sedikit dengan kencur ), obat sariawan ( Daun

dikunyah dengan kelapa yg sudah dipanggang), obat batuk ( Daunnya dikunyah

dengan pinang). Akarnya berkhasiat sebagai obat disentri. Buahnya diberikan

Page 5: kimia bahan alam

pada anak-anak yang suka ngompol dan sebagai pewarna karena menghasilkan

warna ungu.

Kandungan Kimia

Daunnya mengandung asam triterpenoid, buahnya mengandung asam

malat, dan akarnya mengandung tanin

2.1.2 Ficus fistulosa REINW

Klasifikasi

Sinonim : Covellia subopposita Miq, Ficus condensa Raja,

Ficus var fistulosa. Miq angustifolia.

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Bangsa : Urticales

Suku : Moraceae

Marga : Ficus

Jenis : Ficus Fistulosa Reinw ex. Blume

Nama umum : Beunying/ARA

Morfologi

Pohon hingga 20m dan 21cm di buah dan diameter 25cm. Batang dengan

getah putih. Ranting sering hampa. Stipula sekitar 10mm, gundul. alternatif

Daun, sederhana, penni-untuk tipli-urat, gundul. Buah mempunyai ukuran

diameter 10mm. Berbentuk bulat, warna kuning, coklat. Dan daging buah

ditempatkan dalam bundel bersama ranting dan batang.

Khasiat

Pucuk daun Ficus fistulosa sebagai obat mencret bila daun nya dimakan

mentah.

Kandungan Kimia

Terdapat senyawa yang aktif yaitu flavonoid dan fenolik

Page 6: kimia bahan alam

2.1.3 Melastoma malabathicum

Klasifikasi

Sinonim : Sumatera ( senduduk ), Jawa ( senggani,

sengganen, kluruk, haredong)

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Rosidae

Ordo : Myrtales

Famili : Melastomaceae

Genus : Melastoma

Spesies : Melastoma malabathicum

Morfologi

Herba atau pohon kecil yang tingginya ± 5 m. Batang mempunyai

banyak percabangan dan berbulu halus. Bentuk daun lonjong/elip sampai ke

lanset. Pertulangan daun nampak jelas dari pangkal sampai ujung daun, warna

helaian daun hijau sebelah atas, bagian bawah hijau pucat, daun berbulu halus.

perbungaan di ujung cabang (3 - 12 bunga), warna merah. Buah kecil, bentuk

seperti kapsul, warna biru tua sampai hitam, warna biji oranye.

Khasiat dan Kandungan kimia

Senduduk mengandung senyawa flavonoida, saponin, tanin, glikosida,

steroida/triterpenoida. Zat aktif yang dikandung daun senduduk yang berperan

sebagai penyembuh luka yaitu:

a. Flavonoid berfungsi sebagai anti inflamasi, anti alergi, antioksidan.

b. Steroid berfungsi sebagai antiinflamasi.

c. Saponin memiliki kemampuan sebagai pembersih dan antiseptik yang

berfungsi membunuh atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme

d. Tanin berfungsi sebagai adstringen yang menyebabkan penciutan pori-pori

kulit, memperkeras kulit, menghentikan eksudat dan pendarahan yang ringan

Page 7: kimia bahan alam

Tumbuhan ini berkhasiat untuk mengobati diare, keputihan, obat kumur,

luka bakar, sariawan, pendarahan rahim, bisul, dan luka berdarah

II.2 Tinjauan Metabolit Sekunder2.2.1 Alakloid

Alkaloid merupakan suatu senyawa organik yang berasal dari alam yang mempunyai aktifitas biologis terutama pada system saraf pusat yang pada strukturnya terdapat atom nitrogen yang terikat secara heterosiklis dan bersifat basa. Alkaloid bersifat basa, rasanya pahit dan berbentuk garam pada tumbuhan.

Isolasi alkaloid dapat dilakukan dengan ekstraksi bahan tumbuhan dengan memakai air yang diasamkan yang akan melarutkan alkaloid sebagai garam, atau bahan tumbuhan dapat dibasakan dengan natrium karbonat dan basa bebas diekstraksi dengan pelarut organik. Kemudian, penyerapan memakai pereaksi Lioyd. Kemudian alkaloid dielusi dengan basa encer. Alkaloid yang bersifat hidrofob dapat diserap dengan dammar XAD-2 lalu dielusi dengan asam atau campuran etanol air. Kromatografi kolom memakai dammar penukar ion atau penyerap.

Kerangka dasar alkaloid dari asam amino biasa dan molekul biologi kecil lainnya dan bahwa beberapa jenis reaksi sederhana sudah cukup untuk membentuk struktur rumit dari senyawa. Masalah yang menentukan pada biosintesis alkaloid adalah mengenali titik percabangan pada jalur metabolisme tempat terbentuknya senyawa antara yang pengubahann berikutnya hanya mengarah ke alkaloid tanpa berhubungan dengan golongan senyawa lain.

Alkaloid berfungsi sebagai hasil buangan nitrogen. Beberapa alkaloid bertindak sebagai tandon penyimpan nitrogen. Alkaloid juga dapat melindungi tumbuhan dari serangan parasit atau pemangsa tumbuhan. Alkaloid dapat berlaku sebagai pengatur tumbuh, serta dapat mengganti basa mineral dalam mempertahankan keseimbangan ion dalam tumbuhan.

Alkaloid dapat diklasifikasikan berdasarkan asal-usul biogenetik. Cara ini sangat berguna untuk menjelaskan hubungan antara berbagai alkaloid yang diklasifikasikan berdasrkan jenis cincin heterosiklik. Dengan perkataan lain, cara ini merupakan perluasan dari klasifikasi yang didasarkaan pada jenis cincin heterosiklik, sekaligus mengaitkan nya dengan konsep biogenesa.

2.2.2. SteroidSteroid yang terdapat dalam jaringan hewan berasal dari triterpen

lanosterol, sedangkan yang terdapat dalam jaringan tumbuhan berasal dari triterpen sikloartenol. Steroid adalah suatu senyawa triterpen yang

Page 8: kimia bahan alam

mempunyai kerangka siklopentano fenantren yang telah terhidrogenasi.Isolasi steroid dapat dilakukan dengan cara pengenceran ekstrak

methanol atau kloroform dengan air menyebabkan steroid tetap berada dalam lapisan kloroform. Dan untuk senyawa kompleks dengan mendidihkannya dalam piridin, dinginkan lalu ditambah eter, untuk sterol akan tetap larut.

Penggolongan steroid secara umum dapat dibedakan atas 2 golongan yaitu, golongan alkohol C27 sampai C29 dan golongan asam hidroksi C24 sampai asam folat. Golongan alkohol ditemukan dalam jaringan yang disebut sterol, kolesterol ditemukan dalam ginjal. Berat total dalam tubuh manusia 0,3% dalam bentuk bebas atau ester. Sedangkan, golongan asam hidroksi ditemukan dalam empedu sebagai garam Na dari glisin atau konjugat taucine.

Dimulai dengan pengubahan asam asetat melalui asam mevalonat dan skualen (suatu triterpen) menjadi lanostrol atau sikloartenol. Skualen terbentuk dari 2 molekul farnesil pirofosfat yang bergabung secara ekor-ekor, yang segera diubah menjadi 2,3-epoksiskualen.

Ergosterol bermanfaat sebagai pro vitamin D yang dapat digunakan untuk anti rakhitis. Sedangkan, progesterone untuk menstimulir uterus atau mempertahankan kehamilan.

2.2.3 Terpenoid

Terpen merupakan golongan senyawa yang sebagian besar terjadi

dalamdunia tumbuh-tumbuhan. Secara umum terpenoid terdiri dari unsur C dan

H dengan rumus molekul umum (C5H8)n. Sebagian besar terpenoid mempunyai

kerangka karbon yang dibangun oleh 2 atau lebih unit C5 yang disebut unit

isoprene. Untuk mengisolasi senyawa-senyawa mono dan seskuiterpen biasanya

sdperokleh dari jaringan tumbuhan dengan jalan ekstraksi mengunakan pelarut-

pelatut organik. Untuk minyak atsiri yang terdiri dari monoterpen dilakukan

dengan destilasi uap. Untuk mengatasi terjadinya perubahan dari senyawa yang

dikandungnya karena adanya proses dehidrasi, polimerasi, dan penguraian maka

dilakukan enfleurage. Bila zat-zat mudah menguap penentuan kualitatif dapat

ditentukan dengan kromatografi gas.

Page 9: kimia bahan alam

Penggolongan terpen yaitu : monoterpen dengan rumus molekul (C5H8)2,

terdapat pada minyak atsiri dari tumbuh-tumbuhan. Seskuiterpen dengan rumus

molekul (C5H8)3 terdapat pada minyak menguap. Diterpenoid dengan rumus

molekul (C5H8)4, kebanyakan terdapat pada resin tanaman, sebagian

diterpenmudah menguap,sebagian lagi tidak. Triterpenoid dengan rumus

molekul (C5H8)6 merupakan senyawa yang tidak menguap, yang relatif banyak

ditemukan pada tumbuhan tingkat tinggi. Tetraterpenoid dengan rumus molekul

(C5H8)8, dibangun dari bangunan 8 molekul isoterpen. Contoh : Karoten.

Politerpenoid dengan rumus molekul (C5H8)n, contoh: karet alam.

Isoprene tidak pernah ditemukan di alam, yang sering ditemukan adalah

DMAPP dan IPP yaitu merupakan senyawa aktif yang ditemukan dialam yang

merupakkan bahan baku pembuatan senyawa-senyawa terpenoid.

Kebanyakan peniliti berpendapat bahwa fungsi teroenoid lebih bersifat

ekologi ketimbang fisiologi seperti untuk menghambat pertumbuhan tumbuhan

pesaingnya, sebagai insektisida terhadap hewan dan beberapa seskuiterpen

merangsang pertumbuhan tumbuhan.

2.2.4 Flavonoid

Merupakan suatu senyawa yang terdiri dari deretan senyawa C6C3C6

Flavonoid seringf terdapat sebagai glikosida. Flavonoid mencakup banyak

pigmen yang paling umum dan terdapat pada seluruh dunia tumbuhan.

Isolasi dpat dilakukan dengan cara ekstraksi dengan menggunakan

methanol, etanol, aseton. Menggunakan kromatografi partisi, seperti kolom

magnesol asam silikat dengan pengelusi eter asetat yang dijenuhkan dengan air

atau eter.

Berdasarkan tingkat oksidasi yang dimilikinya maka senyawa flavonoid

dapat dibagi atas beberapa kelompok

Page 10: kimia bahan alam

a. Flavon

b. Flavanon

c. Flavanon

d. Flavonol

e. Antosianidin

f. Flavan-3-ol

Page 11: kimia bahan alam

Dalam spesies tumbuhan tertentu semua flavonoid yang berbeda-beda

mempunyai pola hidroksilasi cincin yang sama, perbedaan hanya pada metilasi,

glikolisasi, dan struktur bagian C3. Akan tetapi tampaknya berbagai jenis gugus

hidroksil ini sesungguhnya dimasukkan pada tahap yang berlainan dalam

sintesis.

Flavonoid bermanfaat sebagai pigmen yang berperan menarik burung

dan serangga penyerbuk bunga, pengaturan tumbuh, pengaturan fotosintesis,

kerja anti mikroba dan anti virus, sebagai inhibitor kuat pernafasan, mengibati

gangguan fungsi hati, menghambat pendarahan dan sebagai anti hipertensi.

2.3.5 Saponin

Saponin berasal dari bahasa latin yaitu sapo yang artinya sabun. Saponin

adalah senyawa aktif permukaan yang kuat, menimbulkan busa bila dikocok

dalam air dan pada konsentrasi yang rendah menyebabbkan hemolisis sel darah

merah.

Isolasi saponin dilakukan dengan diekstraksi dari tumbuhan memakai

etanol atau methanol 70-95% dan kemudian lipid serta pigmen disingkir dari

larutan ini dengan ekstraksi benzene atau dengan pengendapan dengan memakai

timbal hidroksida. Dan, dengan didihkan dalam piridin, didinginkan lau

ditambahkan eter untuk mengendapkan saponin.

Dikenal ada 2 jenis saponi yaitu glikosida triterpenoid alcohol, glikosida

struktur steroid tertentu yang mempunyai rantai spiroketal. Kolesterol dan

glikosidanya merupakan prazat saponin digitalis. Saponin bermanfaat sebagai

racun ikan , sebagai anti mikroba dan ebagai bahan baku untuk sintesa hormone

steroid

2.2.6 Senyawa Fenolik

Fenol sederhana berupa zat padat tanpa warna, tapi biasanya teroksidasi

berwana gelap jika terkena udara. Kelarutan dalam air bertambah jika gugus

hidroksil makin banyak tapi kelarutan dalam pelarut organik yang polar

umumnya tinggi. Fenol yang kelarutannya dalam air kecil, mudah larut dalam

Page 12: kimia bahan alam

larutan natrium hidroksida encer dalam air akan tetapi dalam suasana basa laju

oksidasinya sangat meningkat sehingga pada setiap perlakuan harus dihindari

penggunaan basa kuat.

Banyak senyawa fenolik yang alami yang mengandung sekurang-

kurangnya satu gugus hidroksil dan lebih banyak yang membentuk senyawa

ester atau eter, ester atau glikosida daripada senyawa bebas.

Fungsi senyawa fenolik adalah terlibat dalam transport elektron pada

proses fotosintesis, terlibat dalam pengaturan aktifitas enzim tertentu, pemacu

pertumbuhan, insektisida dan mempunyai aktifits anti inflamasi.

Page 13: kimia bahan alam

III. PROSEDUR KERJA

III.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Alat yang digunakan dalam pemeriksaan kandungan metabolit sekunder

ini adalah botol, tabung reaksi besar, tabung reaksi kecil, pipet tetes, spritus, plat

tetes, lumpang dan stamfer, penangas air, corong.

3.1.2 Bahan

Bahan yang digunakan yaitu sampel atau simplisia tanaman ( Rubus

moluccana, Ficus fistulosa,), pasir, aquadest, kapas, metanol, etanol 70%,

kloform, kloroform amoniak 0,05 N, asam klorida pekat, besi III klorida, serbuk

Mg, norit, reagen Mayer, reagen Liebermann-Burchard (asam anhidrat + asam

sulfat pekat).

III.2 Cara Kerja

3.2.1 Uji alkaloid ( Metode Culvenor-Fitzgerald)

Dilakukan dengan metode Culvenor-Fitzgerald yaitu, 4 gram sampel

segar dihaluskan di dalam lumpang dengan menambahkan sedikit pasir

kemudian tambahkan 10 ml kloroform, setelah digiling halus tambahkan 10 ml

kloroform amoniak 0,05 N, gerus perlahan dan saring larutan dengan saringan

kapas, masukkan 10 tetes asam sulfat 2 N, kocok perlahan biarkan memisah,

ambil lapisan atas (bagian atas) pindahkan ke tabung reaksi lain kemudian

tambahkan beberapa tetes pereaksi Mayer (K2HgI4). Reaksi positif dengan

terbentuknya kabut putih hingga gumpalan putih

3.2.2 Uji steroid, terpenoid, saponin dan senyawa fenol ( Metoda Simes)

Dilakukan dengan metode Simes dan kawan-kawan yang telah

dimodifikasi dimana 4 gram sampel segar dipotong halus, didihkan dengan

dalam 25 ml etanol selama 15 menit, saring dalm keadaan panas, biarkan seluruh

etanol menguap sampai kering. Tambahkan kloform dan air suling (1:1)

sebanyak 5 ml masing-masingnya didalam tabung reaksi, kocok biarkan

terbentuk 2 lapisan. Beberapa tetes lapisan air dimasukkan kedalam plat tetes,

kemudian tambahkan pereaksi FeCl3. Terbentuknya warna biru menandakan

Page 14: kimia bahan alam

senyawa adanya fenolik. Kemudian ambil sisa lapisan air yang lain, pindahkan

ke tabung reaksi yang lain lalu kocok. Jika terbentuk busa atau gelembung yang

tidak hilang dalam 15 menit maka menandakan positif saponin. Ambil lapisan

kloroform saring dengan pipet yang berisi norit dan kapas, tampung dalam 3

lobang plat tetes, kemudian keringkan. Pada lobang pertama tambahkan anhidrat

asetat, yang kedua tambahkan asam sulfat dan yang ketiga tambahkan anhidrat

asetat + asam sulfat. Jika timbul warna merah berarti positif terpenoid, dan jika

timbul warna hijau atau biru berarti positif steroid.

3.2.3 Uji Flavonoid (Sianidin Test)

4 gram sampel segar dipotong halus, didihkan dalam 25 ml etanol ,

saring selagi panas. Filtrat yang didapat diuapkan sampai setengahnya,

kemudian tambahkan HCl pekat 0,1 ml dan serbuk Mg. Adanya flavonoid

ditandai dengan timbulnya warna merah

Page 15: kimia bahan alam

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

Dari percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut

: Rubus molucana postif mengandung fenolik. Ficus fistulosa REINW positif

mengandung fenolik, dan flavonoid. Melastoma malabathricum positif

mengandung flavonoid, steroid, terpenoid dan saponin.

IV.2 Pembahasan

Pada praktikum yang telah dilakukan, sampel yang digunakan adalah

simplisia yang berasal dari tumbuhan yang yang didapat pada Kuliah Lapangan

di HPPB Universitas Andalas, Padang Sumatera Barat.

Pada tanaman disebutkan bahwa Rubus moluccana mengandung senyawa

aktif fenolik yang ditunjukan dengan perubahan warna biru gelap setelah

ditambahkan pereaksi. Hal ini tidak sesuai dengan hasil yang diperoleh pada

literatur bahwasannya tanaman tersebut mengandung senyawa fenolik dan

terpenoid. Hal itu terjadi karena adanya kesalahn yang mungkin disebabkan

kesalahan dalam menambahkan pereaksi atau kesalahan dalam pengerjaannya.

Pada tanaman Ficus fistulosa REINW untuk pengujian fenolik dan

flavonoid, terlihat adanya perubahan yang terbentuk dari pereaksi yang

ditambahkan yaitu segera berubah warna biru untuk fenolik dan warna merah

muda untuk flavonoid. Hal ini menandakan bahwa tanaman ini mengandung

kedua senyawa tersebut. Untuk pengujian senyawa aktif terpenoid, steroid dan

saponin didapatkan hasil yang negatif.

Untuk tanaman Melastoma malabathricum, diperoleh hasil yang positif

untuk senyawa flavonoid, Steroid, Terpenoid dan Saponin. Terjadinya

perubahan warna merah sampai merah muda yang menandakan bahwa tanaman

tersebut positif mengandung flavonoid. Untuk pengujian steroid dan terpenoid

didapatkan hasil yang positif juga dengan adanya perubahan warna biru setelah

ditambahkan asam sulfat pekat. Hal ini sesuai dengan literatur yang menjelaskan

bahwa tumbuhan ini mengandung senyawa aktif steeroid dan terpenoid. Pada

pengujian saponin, didapatkan hasil yang positif karena terdapat busa setelah

dikocok selama kurang lebih 15 menit.

Page 16: kimia bahan alam

V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

1. Percobaan dilakukan untuk mengetahui senyawa aktif yang terdapat pada

suatu tumbuhan. Senyawa aktif atau kandungan kimia yang terdapat dalam

suatu tumbuhan ini merupakan salah satu nilai penunjang pada tumbuhan

yang dapat diguakan untuk obat atau bahan baku obat. Senyawa aktif ini

merupakan hasil metabolisme sekunder dari tumbuhan itu sendiri dimana

penyebaran dan jumlahnya dalam tiap bagian tumbuhan tidak sama.

2. Tumbuhan Rubus moluccana pada percobaan yang telah dilakukan

dihasilkan senyawa kimia yaitu senyawa fenolik.

3. Ficus fistulosa REINW pada percobaan yang telah dilakukan mengandung

senyawa yaitu fenolik dn flavonoid.

4. Melastoma malabathricum mengandung senyawa flavonoid, steroid,

terpenoid dan saponin pada pengujian yang telah dilakukan.

V.2 Saran

Adapun untuk percobaan selanjutnya, disarankan kepada praktikan agar :

1. Memahami prosedur kerja sebelum melakukan percobaan

2. Lebih hati-hati dlam melakukan percobaan apalagi pada saat menambahkan

reagen atau pelarut.

3. Pada saat menambahkan asam, sebaiknya dilakukan dilemari asam.

4. Menggunakan pipet tetes yang berbeda intuk masing-masing pereaksi agar

pereaksi tidak terkontaminasi dengan zat lain.

5. Lebih teliti dalam melihat dan menyimpulkan hasil percobaan.

Page 17: kimia bahan alam

DAFTAR PUSTAKA

Djamal, R. “Kimia Bahan Alam, Prinsip-Prinsip Dasar Isolasi dan Identifikasi”,

Universitas Baiturrahmah, Padang: 2010.

Djamal, R. “Fitokimia, FMIPA Universitas Andalas”, padang, 1988.

Djamal,R. “tertumbuhan sebagai sumber bahan obat universitas

andalas”,padang,1988

https://www.google.com/search?q=rubus%20moluccanus

%20herbarium&psj=1&bav=on.2,or.r_cp.r_qf.&bvm=bv.47883778,d.bmk&biw=1024&

bih=499&um=1&ie=UTF-

8&hl=en&tbm=isch&source=og&sa=N&tab=wi&ei=dAC6UYTUDY_qrQea-ICYDA

http://eol.org/data_objects/16003807

https://www.google.com/search?q=melastoma%20malabathricum

%20herbarium&psj=1&bav=on.2,or.r_cp.r_qf.&bvm=bv.47883778,d.bmk&biw=1024&bi

h=499&um=1&ie=UTF-

8&hl=en&tbm=isch&source=og&sa=N&tab=wi&ei=9gC6UdjMCcW-rgejjoGQAg

http://tamansafari.com/flora/preview.php?id=45

http://www.proseanet.org/florakita/browser.php?docsid=803

https://www.google.com/webhp?source=search_app#sclient=psy-

ab&q=jurnal+penelitian+kandungan+kimia+ficus+fistulosa&oq=jurnal+penelitian+

kandungan+kimia+ficus+fistulosa&gs_l=hp.3...19554.20865.15.21214.7.7.0.0.0.5.

699.2284.2-4j5-

2.6.0...0.0.0..1c.1.17.hp.kU2TJDVWqpo&psj=1&bav=on.2,or.r_cp.r_qf.&bvm=bv.

47883778,d.bmk&fp=9f6291dc184e406b&biw=1024&bih=462

http://rmbr.nus.edu.sg/nis/bulletin2010/2010nis091-097.pdf

Kementerian Negara Riset dan Teknologi RI, 2001

Depkes RI, 1995

Robinson, 1995

Page 18: kimia bahan alam

Lampiran 1

Tabel Hasil Percobaan

Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut :

No Famili SpesiesUji Metabolit Sekunder

Alk Flv Ste Ter Sap Fen

1 Rosaceae Rubus moluccana - - - - - +

2 Moraceae Ficus fistulosa

REINW

- + - - - +

3 Melastomaceae Melastoma

malabathricum

- + + + + -

Ket : Alk : Alkaloid

Flv : Flavonoid

Ste : Steroid

Ter : Terpenoid

Sap : Saponin

Fen : Fenolik

(+) : positif

(-) : negatif

Page 19: kimia bahan alam

Lampiran 2

1. Rubus moluccana

Page 20: kimia bahan alam

2. Ficus fistulosa REINW

Page 21: kimia bahan alam

3.Melastoma malabathricum

Page 22: kimia bahan alam