PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

36
Feed and Feeding

description

PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS. Ilmu Makanan : Ilmu yang berhubungan dengan bahan makanan dan zat-zat makanan yang terkandung di dalamnya , dalam hubungannya dengan kesehatan manusia dan hewan Zat makanan : Kombinasi senyawa kimia yang digolongkan menurut sifat - - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

Page 1: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

Feed and Feeding

Page 2: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

Ilmu Makanan : Ilmu yang berhubungan dengan bahan makanan dan zat-zat makanan yang terkandung di dalamnya, dalam hubungannya dengan kesehatan manusia dan hewan

Zat makanan : Kombinasi senyawa kimia yang digolongkan menurut sifat-(nutrien) sifat fisik, kimia dan biologis

BAHAN MAKANAN

PANGAN/FOOD PAKAN/FEEDuntuk manusia untuk hewan

Ransum/diet/ration: susunan bahan makanan/pakan [komposisi tertentu]

Page 3: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

4. Lemak5. Vitamin6. mineral

FUNGSI ZAT MAKANAN DAN SUMBER UTAMANYA DALAM RANSUM AYAM

AIR: merupakan komponen darah dan cairan tubuh, pencernaan, transport makanan dan sisa pencernaan, pengatur suhu

tubuh,

Sumber : air minum, air dalam bahan makanan

PENGGOLONGAN ZAT-ZAT MAKANAN :

1. Air2. Karbohidrat3. Protein

Page 4: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

KARBOHIDRAT( serat kasar + BETN) : - panas, energi, produksi lemak

- Sumber energi mudah dicerna

BETN : sumber energi utama Serat kasar : ayam kurang mampu mencerna serat kasar, berfungsi

mencegah penggumpalan makanan dalam saluran pencernaan

Sumber : jagung, beras, gandum, sorgum dan hasil ikutan pengolahannya: dedak padi dedak gandum/pollard

Starch/pati: biji-bijian dan umbi ---------- sangat fundamentalSugars: buah-buahan dan molases --------- secondary roleCellulose: batang-batang tanaman --------- undigested

Page 5: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

PROTEIN- pertumbuhan dan penggantian jaringan - pembentukan telur, aktivitas sperma- panas, energi, produksi lemak

[Kekurangan energi ----- protein akan dirubah menjadi energi]

Protein atau nitrogenous substances merupakan unsur penting yang membangun organ-organ tubuh mahluk hidup

- Pemberian dan penggunaannya sangat penting- Menjadi subjek-subjek berbagai penelitian

Page 6: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

Protein disusun dari gugus asam amino, yaitu: (1) asam amino esensial, dan (2) asam amino non-esensial

Asam amino asensial ---- karena hewan monogastrik tidak dapat mensintesanya, sehingga harus ditambah dari luar melalui makanan

Asam amino non-esensial ---- karena asam amino ini dapat disintesa oleh hewan dari asam-asam amino lainnya

Sumber :Protein hewani ; tp. ikan, tp. cacing, tp. bekicot / keong mas

tp. pupa, sisa rumah potong, dll.

Page 7: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

Sumber :Protein nabati : bkl. kedelai, bkl. kacang tanah, bkl. Kelapa, dll.

Protein nabatiTidak mengandung asam amino yang lengkap ----- biasanyakekurangan asam amino metionin, lisin, dan triptofan

Protein hewani kebalikannya

dikombinasikan[untuk menghasilkan asam amino yang sesuai dengan kebutuhan]

Contoh: untuk ayam broiler penggunaan bungkil maksimum 49% [menghindari kekurangan asam amino]

Page 8: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

LEMAK - Sumber energi dan Cadangan panas- Pada ternak dideposit dalam bentuk lemak hewan (lemak abdominal,

lemak periveral)- Ketersediaannya dalam pakan unggas kecil (lemak hewan, lemak

nabati)

Sumber : - minyak kelapa, lemak hewan

Karbohidrat dan lemak ---- sumber energi untuk fungsi-fungsi yang vital (bergerak, aktivitas makan, pertukaran panas)

Page 9: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

VITAMINPertumbuhan, kesehatan, asimilasi mineral, daya tetas, fertilitas, nafsu

makan, pencernaan, pembentukan tulang dan bulu

Sumber : tepung hijauan, jagung, feed suplement

MINERALPembentukan kerangka, pembentukan kerabang, menjaga mengatur

kenetralan tubuh

Sumber : tepung ikan, susu skim, tp. tulang, tp. kulit kerang, tp. kerabang, tp kapur (CaCO3), Dikalsium Phosfat

(DCP), feed suplement

Mineral Calcium (Ca) dan Phosphorus (P) --- sangat sedikit tersedia pada bahan makanan asal nabati

Mineral trace elements: manganese, iron, copper, cobalt, iodine dan zinc

Page 10: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

Feed suplement : bahan berupa zat makanan yang ditambahkan ke dalam ransum, contoh : asam-asam amino, mineral mikro,

vitamin

Feed additive : bahan bukan zat makanan yang ditambahkan ke dalam ransum, contoh : coccidiostat, antibiotik, antioksidan,

probiotik

Zat Toxic: perlu diwaspadai ---- pemberian bahan tersebut pada unggas harus hati-hati (dibatasi, diolah)

Contoh: hydrocyanic acid pada ubi kayu segar ; gossypol pada biji kapas dan bungkil biji kapas ; dan

beberapaalkaloids pada biji leguminosa tertentu

Page 11: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

KEBUTUHAN ENERGI DAN PROTEIN PADA AYAM

Broiler Layer

Starter Finisher starter grower Layer

Energi Metabolis (kkal/kg) 3200 3200 2900 2900 2850

Protein (%) 23 20 20 15 18

Penyusunan Ransum Unggas (Ayam)

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menyusun ransum:1. Umur (starter, grower, layer) dan tipe ayam (berat, medium, ringan)2. Bahan-bahan pakan yang tersedia3. Tabel-tabel berisi informasi tentang kandungan zat-zat makanan

serta rekomendasi kebutuhan akan zat-zat makanan untuk setiap fase umur dan tujuan produksi Tabel: Scott (1982, dst), National Research Council/NRC, Hartadi dll., Hasil Analisis Laboratorium

Syarat lain: - Serat kasar maksimum 7% - Lemak maksimum 8%

Page 12: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

KOMPOSISI ZAT-ZAT MAKANAN DALAM BAHAN MAKANAN UNTUK UNGGAS (BERDASARKAN KERING UDARA), SCOTT (1976)

Bahan MakananEM

(kkal/kg) Protein LemakSerat Kasar Ca

Fosfor

Total Tersedia

Bungkil Kacang Kedelai 2240 45 0,9 6 0,32 0,67 0,29

Bungkil Kelapa 1540 21 1,8 15 0,20 0,60 0,20

Dedak Padi 1630 12 13 12 0,12 1,50 0,21

Dedak Gandum 1300 15 4 10 0,14 1,10 0,32

Jagung Kuning 3370 8,6 3,9 2 0,02 0,30 0,10

Minyak Kelapa 8600 0 100 0 0 0 0

Tepung Ikan 3080 61 9 1 5,50 2,80 2,80

Tepung Tulang - - - - 24 24 -

Kalsium Karbonat/CaCO3 - - - - 40 - -

Page 13: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

METODE PENYUSUNAN RANSUM

1. Trial and error method : Dihitung secara coba-coba sampai didapat kandungan zat makanan (terutama protein dan energi) sesuai kebutuhan

2. Menggunakan paket program (linear programing, mixit, excel)

No Bahan pakan Ransum (%)Starter Grower Layer

1 Jagung kuning 56 67 642 Dedak padi 8 11 3,53 Bungkil kedelai 12 1 5,5

4 Bungkil kelapa 10 9 6,55 Tepung ikan 12 10 13,56 Tepung kulit kerang 1,85 1,85 6,757 Premix 0,15 0,15 0,15

Total 100 100 100Protein kasar 20 15 18

Energi Metabolis (kkal/kg) 2900 2900 2900

Contoh:Susunan RansumAyam Petelur

Page 14: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

3. Square method / metode bujur sangkar, hanya digunakan untuk dua macam bahan, dengan syarat kandungan zat salah satu bahan lebih rendah dan yang lain lebih tinggi dari pada kandungan zat tersebut dalam ransum yang akan disusun.

Contoh : diperlukan suatu ransum untuk ayam buras dengan kandungan protein 15%, bahan pakan yang dimiliki adalah dedak padi

yang mengandung protein 8% dan konsentrat dengan kandungan protein 36%. Berapa banyak masing-masing

bahan diperlukan untuk membuat 100 kg ransum :

8

36

21 (36-15) bag. dedak padi

7 (15-8) bag. konsentrat

15

Konsentrat = 7/28 x 100 = 25 kgDedak padi = 21/28 x100 = 75 kg

Page 15: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI RANSUM

1. Faktor genetik : bobot badan, strain, jenis kelamin

2. Temperatur

3. Kandungan energi ransum

4. Kandungan Serat Kasar dalam ransum

5. Status kesehatan ayam

6. Palatabilitas ransum

7. Adanya cekaman/stress

Page 16: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

FUNGSI NUTRIEN/ZAT MAKANAN

Nutrien yang dicerna digunakan untuk menjalankan fungsi esensial dalam

tubuh yaitu hidup pokok (metabolisme, mengatur suhu tubuh, pergerakan

minimal, mengganti dan memperbaiki sel/jaringan) serta untuk produksi

(pertumbuhan, penggemukan, produksi telur)

Hidup pokok :

Kebutuhan untuk hidup pokok didefinisikan sebagai: Kombinasi beberapa

nutrien yang dibutuhkan unggas untuk menjalankan fungsi tubuhnya tanpa

terjadi pertambahan, atau pengurangan bobot badan maupun aktivitas

produktif

Page 17: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan hidup pokok :

Fakstor eksternal : dapat dikendalikan sampai batas tertentu melalui pengelolaan dan pemberian fasilitas :

- Aktivitas - Keadaan cuaca- Status kesehatan dan adanya stress

Faktor internal :- Ukuran tubuh- Temperamen- Tingkat produksi- Variasi antar individu

Pertumbuhan :

Definisi : pertambahan ukuran tulang, otot, organ dalam dan bagian lain tubuh Þ Merupakan proses normal sebelum dan sesudah menetas hingga mencapai

dewasaÞ Pertumbuhan dipengaruhi oleh tingkat konsumsi ransumÞ Kebutuhan nutrien diengaruhi oleh : umur, jenis kelamin, bangsa, laju

pertumbuhan, status kesehatan

Page 18: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

Umur

Dibandingan dengan ayam yang lebih tua, umumnya ayam muda :1. Mengkonsumsi ransum per unit bobot badan lebih tinggi2. Memanfaatkan ransum lebih efesien3. Membutuhkan protein, energi, vitamin dan mineral perunit bobot badan

lebih banyak4. Membutuhkan ransum yang padat gizi dan mudah dicerna5. Lebih sensitif terhadap defesiensi nutrien

Bangsa

Bangsa ayam yang besar tumbuh lebih cepat dari pada bangsa yang lebih kecil dan memerlukan lebih banyak nutrien

Jenis Kelamin

1. Ayam ♂ tumbuh lebih cepat daripada ayam ♀ dan memerlukan lebih banyak nutrien

2. Ayam ♂ yang tidak dikastrasi lebih efisien memanfaatkan ransum untuk pertambahan bobot badan dari pada ayam ♀

3. Bobot badan dewasa ayam ♂ lebih tinggi daripada ♀4. Ayam ♀ lebih cepat mencapai dewasa kelamin daripada ayam ♂

Page 19: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

Laju Pertumbuhan

Intensif breeding mengarahkan agar ayam pedaging tumbuh dengan cepat dan dapat dipasarkan pada usia dini disertai dengan penyesuaian ransum

Reproduksi

Þ Pemberian ransum untuk produksi memenuhi kebutuhan untuk produksi telur (jumlah dan bobot), kualitas, daya tetas, pengendalian molting serta mengeram

Þ Kebutuhan untuk petelur komersil meliputi kebutuhan untuk hidup pokok, pertumbuhan ayam dara dan pembentukan telur (ayam dengan kemampuan produksi tinggi memerlukan lebih banyak nutrien)

Þ Petelur pembibit memerlukan vitamin, A, D, E, B12, riboplavin, asam panthotenat, niacin dan Mn lebih banyak daripada ayam petelur komersil

Page 20: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

Penggunaan Nutrien

Nutrien digunakan melalui salah satu diantara dua proses metabolik berikut :1. Anabolik : adalah proses dimana molekul-molekul nutrien digunakan

sebagai building block unutk mensistesis molekul-molekul kompleks, reaksi-reaksi anabolik bersifat endergonic dan memerlukan input energi

2. Katabailisme : adalah proses oksidasi nutrien dengan membebaskan sejumlah energi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tubuh saat itu, reaksi ini bersifat exergonic

Page 21: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

Penentuan Kebutuhan Akan Nutrien

Kebutuhan nutrien ditentukan dengan cara menemukan jumlah minimal yang harus disediakan agar fungsi fisiologis berkembang maksimal (atau didasarkan pada pertimbangan faktor ekonomis seperti pertumbuhan, efesiensi penggunaan ransum, produksi telur, daya tetas)

Þ Feeding trial dengan beberapa level nutrien yang bersangkutan sampai didapat suatu level yang tidak lagi menghasilkan peningkatan pada variable yang diukur

Þ Kebutuhan nutrien dinyatakan :1. Jumlah kebutuhan per hari ransum yang diberikan selama 24 jam

jumlahnya tertentu2. Konsentrasi dalam ransum (%, ICU, ppm) ransum disediakan tanpa

dibatasiÞ Kebutuhan zat-zat makanan untuk unggas pada berbagai fase umur dan

tujuan pemeliharaan : tabel NRC, National Academy of sciences

Page 22: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

Hubungan Antara Nutrien Dengan Faktor Lain

1. Faktor genetik Þ Kemampuan memetabolis energi dan mencerna zat makanan tertentuÞ Kebutuhan nutrien untuk hidup pokokÞ Kemampuan mendefositkan nutrien untuk pertumbuhan dan produksi

telurÞ Respon terhadap metabolit dan anti nutrien tertentu

2. Penyakit dan Stress :Þ Ayam mampu beradaptasi terhadap stress kronis yang ringanÞ Kehadiran parasit dalam saluran pencernaan meningkatkan kebutuhan

akan vitamin BÞ Coccidiosis, Infectious Bronchitis dan Infeksi Mycoplasma meningkatkan

kebutuhan akan Vitamin A

Page 23: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

3. Kualitas Telur

Þ Kualitas kerabang : pemberian antibiotik berpengaruh terhadap pigmentasi warna kerabang, ketebalan kerabang dipengaruhi oleh Ca, P dan Vitamin D

Þ Kualitas albumen : pemberian NH4Cl dapat meningkatkan nilai HU, namun dapat menurunkan ketebalan kerabang karena pH darah juga turun

Þ Defisiensi vitamin A menimbulkan blood spot pada yolkÞ Bobot telur dipengaruhi oleh kecukupan protein, asam-asam amino

dan asam linoleat

Page 24: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

Hubungan Timbal Balik Antar Nutrien

a. Imbangan Energi : Proteinb. Interaksi antara Ca, P dan Vitamin Dc. Hubungan antara niacin dan tryptophand. Hubungan antara cholin, methionin, asam folat dan vitamin B12 dalam

metabolisme reaksi transmetilasi gugus metile. Peranan vitamin E, Selenium dan cystine dalam mencegah penyakit

exudative diathesis dan muscular dystrophy f. Chelation effect asam amino dan mineral tertentu dalam transportasi

nutrien tertentug. Hubungan timbal balik antara Cu dengan Zn, Zn dengan Cd, Cu dengan

Mo serta Se dengan arsenikh. Hubungan timbal balik antara lysine dengan arginine, leucine dan

isoleucin dengan valine, ketidakseimbangan dan antagonisme asam-asam amino tertentu.

Page 25: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi Ransum :[ Ayam makan untuk memenuhi kebutuhan energi]

• Temperatur Lingkungan• Faktor Genetik• Keseimbangan Nutrien• Laju Pertumbuhan• Status Kesehatan• Bentuk Fisik Ransum• Ukuran Tubuh• Tingkat Produksi Telur

Pengukuran Efesiensi Ransum

EPR = konsumsi ransum / pertambahan bobot badan x 100% konsumsi ransum / produksi telur x 100%

Konversi ransum = pertambahan bobot badan / konsumsi ransum produksi telur / konsumsi ransum

(ket : dalam satuan dan jangka waktu yang sama)

Page 26: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

Kebutuhan Energi

Jumlah energi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan bagi pertumbuhan atau produksi telur pada tingkat yang cukup tinggi untuk mendapatkan keuntungan ekonomis maksimal

Energi yang dikonsumsi digunakan untuk : • Aktivitas jantung• Menjaga tekanan darah dan tonus otot• Mentransmisi impuls syaraf• Transportasi ion melalui membran sel • Proses reabsorpsi dalam ginjal• Sintesis protein dan lemak• Produksi telur

Page 27: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

Defesiensi Energi

Þ Defesiensi energi tidak memperlihatkan gejala spesifik seperti pada defesiensi vitamin atau mineral sehingga sulit untuk dikenali dan baru tampak setelah berlangsung cukup lama

Þ Akibat defesiensi :• Pertumbuhan terhambat/kerdil• Kehilangan jaringan • Produksi telur rendah

Zat Makanan Sumber Energi

1. Karbohidrat : murah, sangat mudah dicerna, diserap dan ditransformasi menjadi lemak tubuh, tahan disimpan lama

2. Lemak : jumlah penggunaan terbatas3. Protein : mahal

Page 28: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

Þ Kandungan energi dalam ransum sangat mempengaruhi jumlah konsumsi, sehingga keseimbangan antara energi dengan zat-zat makanan lain terutama asam-asam aminno (protein) sangat penting

Þ Kebutuhan seekor ayam akan energi ditentukan oleh laju metabolik , yang dipengaruhi oleh ;1. Bangsa atau strain2. Aktivitas3. Ritme diurnal4. Temperatur lingkungan5. Tipe ransum

- Energi tinggi : protein tinggi- Energi tinggi : protein rendah- Energi rendah : protein tinggi- Energi rendah : protein rendah

6. Tingkat produksi

Page 29: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

Nilai Energi Pakan :

Þ Energi pakan dinilai berdasarkan kemampuannya untuk menyediakan energi bagi ternak

Þ Energi dibutuhkan dalam jumlah besar dibandingkan dengan zat-zat makanan lainnya sehingga seringkali menjadi faktor pembatas dalam produksi karena merupakan komponen biaya ransum tertinggi

Þ Unit energi :- Kalori / calori : banyaknya energi yang diperlukan untuk menigkatkan

temperatur 1 gram air sebesar 10C (14,5 – 15,5 0C)- Kilokalori / kilocalories = 1000 kalori untuk 1 kg air- Nilai energi ransum dinyatakan dalam kkal/kg

Page 30: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

SISTEM PENGUKURAN ENERGI PADA AYAM

GROSS ENERGY (GE)

Urinary Energy

Fecal Energy DIGESTIBLE ENERGY (DE)

TRUE METABOLIZABLE ENERGY (TME)

APPARENT METABOLIZABLE ENERGY (AME)

Metabolic and endogeneous energy lossesHeat Increment

NET ENERGY (NE)

NET ENERGY MAINTENANCE (NEm)- Basal metabolic rate- Activity- Body temperature regulation

NET ENERGY PRODUCTION (NEp)- Eggs- Growth- Feather

Page 31: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

Model Pertumbuhan

Tubuh Keseluruhan:Þ Pertumbuhan ditandai dengan adanya

pertambahan bobot badan, dengan kurva pertumbuhan berbentuk S, pertumbuhan relatif berhenti / bobot badan mulai stabil pada saat dewasa tubuh

Þ Bobot badan dewasa ditentukan oleh strain dan jenis kelamin pada strain yang sama (sexual dimorphism)

Bagian-bagian Tubuh :Þ Pertambahan bobot bada unggas terdiri atas pertambahan bobot masing-

masing bagian tubuh dan laju pertumbuhan setiap bagian tubuh berbedaÞ Bobot saluran pencernaan dan bagian organ dalam lain secara proposional

menurun sejalan dengan pertumbuhanÞ Bobot otot dan lemak meningkat sejalan dengan pertumbuhan

Maximum growth rate

Mature body weight

Age when maximum rate of growth occurs

Age

Bod

y w

eigh

t

Page 32: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

Fisiologi PertumbuhanÞ Pertambahan jumlah dan ukuran masing-masing sel

Komponen pertumbuhan :

1. Peningkatan bobot otot (protein dan air)2. Peningkatan ukuran kerangka untuk menunjang pertumbuhan otot

(mineral terutama kalsium)3. Peningkatan penimbunan lemak pada jaringan adipose (trigliserida dan

sedikit air)4. Peningkatan ukuran bulu, kulit dan organ dalam (pada strain ayam

pedaging pertumbuhannya sangat sedikit)

Page 33: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

Pertumbuhan Otot :

- Peningkatan ketebalan dan panjang serabut otot (jumlahnya telah ditentukan sebelum ayam menetas)

- Penebalan otot disebabkan oleh terjadinya pembelahan dan perbanyakan myofibril, sedangkan penambahan sarcomere pada ujung-ujung myofibril menyebabkan serabut otot memanjang

- Serabut otot ayam jantan lebih tebal dari pada betina- Serabut otot ayam pedaging pertumbuhan cepat lebih tebal dari pada

ayam yang tumbuh lambat- Pertumbuhan otot identik dengan penimbunan protein, defesiensi protein

akan menghambat laju pertumbuhan- Interaksi kopleks antara hormon-hormon dalam tubuh mempengaruhi laju

pertumbuhan otot

Page 34: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

Pertumbuhan Tulang

ÞFungsi tulang : 1. Membentuk kerangka yang kompak untuk menunjang otot-otot tubuh, 2. Penyimpanan cadangan Ca dan P ÞTerdiri dari dua fase matriks : - Ca dan P keras dan kaku

- Serabut organik fleksibleÞ Pertumbuhan memanjang tulang terjadi pada bagian growth plate : sel-sel

pada growth plate (osteoblast) mensintesis dan mensekresikan osteoid (kolagen kaya protein) yang membentuk matriks tempat absorpsi ion-ion Ca dan P yang kemudian membentuk kristal

Þ Osteoclast mereabsorpsi mineral dan fase organik sehingga ukuran tulang membesar dan berfungsi sebagai cadangan metabolically active Ca

Þ Pertumbuhan tulang dipengaruhi oleh : faktor genetik, hormon, kecukupan vitamin A dan D

Þ Kelainan akibat pertumbuhan abnormal tulang : spondylolisthesis, deformasi tulang kaki, dyschondroplasia, rickets

Page 35: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

Pertumbuhan Lemak

Þ Terjadi dibeberapa bagian tubuh, ditimbun pada jaringan adipose yang membentuk bantalan trigliserida berakumulasi dalam sel-sel jaringan adipose (adipocytes)

Þ Asam-asam lemak diderivasi langsung dari makanan atau disintesis dalam hati dengan gluksa sebagai prekusor berbeda dengan mamalia

Þ Berfungsi sebagai cadangan energi dan insulasi tubuhÞ Pada defesiensi energi lemak dari jaringan adipose dimobilisasi dengan

bantuan hormon glukagon.

Page 36: PENGANTAR ILMU MAKANAN TERNAK UNGGAS

TERIMA KASIH