PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM...

143
PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM PENERAPAN GAYA KEPEMIMPINAN ISLAM DI RUMAH SAKIT SYARIF HIDAYATULLAH Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) OLEH : YOGA TEGUH GUNTARA NIM: 1110104000024 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/ 2014 M

Transcript of PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM...

Page 1: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM

PENERAPAN GAYA KEPEMIMPINAN ISLAM DI RUMAH SAKIT

SYARIF HIDAYATULLAH

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH :

YOGA TEGUH GUNTARA

NIM: 1110104000024

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/ 2014 M

Page 2: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan
Page 3: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

iii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM

Undergraduate Thesis, July 2014

Yoga Teguh Guntara, ID Number: 1110104000024

Experience Room Head Nurse in Implementing Islamic Leadership Style

A Study at Syarif Hidayatullah Hospital

Xviii + 83 pages + 1 draft + 1 Table + 7 appendixes

ABSTRACT

Islamic leadership style is model of leadership style applied by the Prophet

Muhammad SAW. Islamic leadership style is applied, namely Syura (deliberation), ‘Adl bil

qisth (justice, with equality), dan Hurriyyah al-kalam (freedom of expression) and along with

the values of Islam in the Islamic leadership style.

This research aims to gain an overview of the meaning of meaning Head Nurse

experience in the application of Islamic leadership style. This research is a qualitative one

with descriptive phenomenology design through in-depth interviews. Participants were

occupied as Head Nurse at the Hospital room Syarif Hidayatullah, set directly (purposive)

with the principle of suitability (appropriateness) and sufficiency (adequacy). Retrieval of

data and research conducted during the month of June 2014. Data collected in the form of

recording in-depth interviews and analysis with Collazi method.

This research identified four themes Syura (deliberation);‘Adl bil qisth (justice, with

equality); Hurriyyah al-kalam (freedom of expression) and along with the values of Islam in

the Islamic leadership style. The results of this research can provide a picture of the room

Head Nurse experience in the application of Islamic leadership style at Syarif Hidayatullah

Hospital already skilled leadership during the process, but the application is still not

maximized. Required further research on in-depth exploration of how to get more

comprehensive results from room Head Nurse experience in the application of Islamic

leadership style, as well as subsequent researchers can choose a wider scope and complex so

get more complete data.

Keywords: Experience, Islamic Leadership Style, Room Head Nurse

Reference: 59 (1990-2014)

Page 4: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

iv

FAKULTAS KEDKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Skripsi, Juli 2014

Yoga Teguh Guntara, NIM: 1110104000024

Pengalaman Kepala Perawat Ruangan dalam Penerapan Gaya Kepemimpinan Islam di

Rumah Sakit Syarif Hidayatullah

Xviii + 83 halaman + 1 bagan + 1 Tabel + 7 lampiran

ABSTRAK

Gaya kepemimpinan Islam merupakan model gaya kepemimpinan yang diterapkan

oleh Nabi Muhammad SAW. Gaya kepemimpinan Islam yang diterapkan yaitu Syura

(permusyawaratan), ‘Adl bil qisth (keadilan, disertai kesetaraan), dan Hurriyyah al-kalam

(kebebasan berekspresi) dan disertai dengan nilai-nilai Islam dalam gaya kepemimpinan

Islam.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran makna dari arti pengalaman

Kepala Perawat Ruangan dalam penerapan gaya kepemimpinan Islam. Penelitian ini

merupakan penelitian kualitatif dengan desain fenomenologi deskriptif melalui wawancara

mendalam. Partisipan meliputi yang menjabati sebagai Kepala Perawat Ruangan di Rumah

Sakit Syarif Hidayatullah ditetapkan secara langsung (purposive) dengan prinsip kesesuaian

(appropriateness) dan kecukupan (adequancy). Pengambilan data dan penelitian dilakukan

selama bulan Juni 2014. Data yang dikumpulkan berupa hasil rekaman wawancara mendalam

dan analisis dengan metode Collazi.

Penelitian ini mengidentifikasi empat tema yaitu Syura (Permusyawaratan); Adl bil

qisth (Keadilan, disertai kesetaraan); Hurriah al-kalam (Kebebasan berekspresi); dan Nilai-

nilai Islam dalam gaya kepemimpinan Islam. Hasil penelitian ini dapat memberikan

gambaran kepada Kepala Perawat Ruangan mengenai pengalaman Kepala Perawat Ruangan

dalam penerapan gaya kepemimpinan Islam di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah sudah

terterapkan selama proses kepemimpinannya, akan tetapi dalam penerapannya masih belum

maksimal. Diperlukan penelitian selanjutnya mengenai eksplorasi lebih mendalam mengenai

cara untuk mendapatkan hasil lebih luas dari pengalaman Kepala Perawat Ruangan dalam

penerapan gaya kepemimpinan Islam, serta peneliti selanjutnya dapat memilih ruang lingkup

yang lebih luas dan kompleks sehingga mendapatkan data yang lebih lengkap.

Kata Kunci: Pengalaman, Gaya Kepemimpinan Islam, Kepala Perawat Ruangan

Daftar Bacaan: 59 (1990-2014)

Page 5: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan
Page 6: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

M

Page 7: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan
Page 8: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

viii

RIWAYAT HIDUP

Nama : Yoga Teguh Guntara

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 07 April 1992

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Desa Lundang, Jorong Panampuang Kecamatan Ampek Angkek,

Kab. Agam, Sumatra Barat

No Hp : 0857-1453-6223

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. SD Negeri 11 Bonjol Alam (1998-2004)

2. MTs Swasta Pon-Pes Diniyyah Pasia (2004-2007)

3. MA Swasta Pon-Pes Diniyyah Pasia (2007-2010)

4. S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2010-2014)

Pengalaman Organisasi:

1. Anggota Organisasi Pondok Pesantren Modern Diniyyah (OPPMD) (2007-2008)

2. Sekretaris Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKIK (2012-2013)

3. Anggota Senat Mahasiswa (SEMA) Universitas, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah (2013-2014)

Pengalaman Seminar dan Training :

1. Seminar Nursing as partner Society and delivering Public health 2011

2. Seminar Uji Kompetensi Nasional Perawat: Meningkatkan Peran dan Mutu Profesi

Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012

3. Workshop Keperawatan “Update Diagnosa NANDA, Aplikasi ISDA dan Diagnostic

Reasoning” 2012

4. Training Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) 2013

5. National Leadership Training “World No Tobacco” 2013

6. Kegiatan Advokasi Pelatihan Kader Anti Narkoba Di Perguruan Tinggi melalui

Mahasiswa FISIP DKI Jakarta oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) 2014

Page 9: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

ix

Skripsi Ini Penulis Persembahkan

“Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi dijadikan pena, dan lautan dijadikan tinta, ditambah lagi tujuh lautan sesudah itu, maka belum akan habislah kalimat-kalimat Allah

yang akan dituliskan, sesungguhnya Allah maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. Lukman: 27)

Alhamdulillah…. dengan ridha-Mu ya Allah…..

Amanah ini telah selesai, sebuah langkah usai sudah. Cinta telah ku gapai, namun itu bukan akhir dari perjalanan ku, melainkan awal dari sebuah perjalanan.

Ibu…… Ayah……

Tiada cinta yang paling suci selain kasih sayang ayahanda dan ibundaku Setulus hatimu bunda, searif arahanmu ayah

Doamu hadirkan keridhaan untukku, Petuahmu tuntunkan jalanku Pelukmu berkahi hidupku, di antara perjuangan dan tetesan doa malammu

Dan sebait doa telah merangkul diriku, Menuju hari depan yang cerah Kini diriku telah selesai dalam studiku

Dengan kerendahan hati yang tulus, bersama keridhaan-Mu ya Allah, Kupersembahkan skripsi ini untuk yang termulia, Ayahanda ……

Ibunda …………dan Adik-adikku ……..,

Terima kasih atas cintanya, semoga karya ini dapat mengobati beban kalian walau hanya sejenak, semua jasa-jasa kelian tak kan dapat kulupakan.

Semoga Allah berserta kita semua Untuk tulusnya persahabatan yang telah terjalin, spesial buatnya

Sahabat-sahabatku, …,

Terima kasih…. Semoga persahabatan kita menjadi persaudaraan yang abadi selamanya, Bersama kalian warna indah dalam hidupku, suka dan duka berbaur dalam

kasih, Serta terima kasih kepada semua pihak yang telah menyumbangkan bantuan dan doa dari awal hingga akhir yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Kesuksesan bukanlah suatu kesenangan, bukan juga suatu kebanggaan, Hanya suatu perjuangan dalam menggapai sebutir mutiara keberhasilan…

Semoga Allah memberikan rahmat dan karunia-Nya

Amiin…

Page 10: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

x

KATA PENGANTAR

السالم عليكن ورحمة هللا وبركاته

Puji dan syukur kehadirat Al-Qowy, Dzat yang selalu memberikan rahmat,

hidayah, dan kekuatan kepada penulis, karena hanya dengan izin-Nya penyusunan

skripsi yang berjudul “Pengalaman Kepala Perawat Ruangan dalam Penerapan

Gaya Kepemimpinan Islam di Rumah Sakit Syarif Hidyatullah” dapat

diselesaikan. Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada Khotamul Anbiya’

wal Mursalin Muhammad Ibnu Abdilah SAW.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana

keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Melalui penyusunan skripsi ini,

banyak hal yang telah penulis peroleh terutama dalam menambah pengetahuan

penulis yang berhubungan dengan aplikasi mata kuliah.

Penulis Juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

memberi bantuan, dorongan, dan do’a serta kerjasama. Penulis menyadari tidak

akan mampu membalas jasa-jasa tersebut, hanya lantuanan do’a semoga Ar-

Rahman memberikan balasan dengan khoirul-jaza yang dapat mengantarkan ke

pintu ridho dan Surga-Nya. Terkhusus kepada:

1. Bapak Prof. Dr, Komarudin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. Dr. dr, MK. Tadjudin, Sp. And. selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 11: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

xi

3. Bapak Ns.Waras Budi Utomo, S. Kep, MKM selaku Ketua Program Studi

Ilmu Keperawatan dan Ibu Eni Nuraini Agustini, S.Kep, M.Sc selaku

Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Jamaludin, S. Kp, M. Kep. dan Ibu Maftuhah, M. Kep., PhD selaku

dosen pembimbing skripsi yang meluangkan waktu dan dengan sabar

memberikan arahan, saran, dan perbaikan serta motivasi kepada penulis

selama perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Maulina Handayani, S.Kp., M.Sc, Bapak Jamaludin, S. Kp, M. Kep.

dan Ibu Maftuhah, M. Kep., PhD selaku Dosen Penguji Skripsi, terima

kasih sebesar-besarnya atas saran dan masukan yang membangun demi

kesempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh staf Dosen pengajar dan karyawan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

Ilmunya dan banyak kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepada Orang tua tercinta, Ibunda Delli Yanti dan Ayahanda tercinta

Yurdial Yannu, yang senantiasa memberikan dukungan dan doanya dalam

menyelesaikan perkuliahan dan tugas akhir ini.

8. Kepada Direktur dan Seluruh staf Rumah Sakit Syarif Hidayatullah yang

telah membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk

melakukan penelitian di RS Syarif Hidayatullah

Page 12: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

xii

9. Kepada seluruh Keluarga PSIK, Kakak-Kakak, Adik-Adik, khususnya

teman-teman seperjuangan Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan

2010, yang telah membantu, memotivasi untuk sama-sama berjuang dalam

mencapai cita-cita.

10. Kepada teman-teman SEFTer yang berhati LOGOS senantiasa membantu,

mendukung dan memberikan Doa serta CS3-nya dalam proses pembuatan

skripsi ini Siti Maryam M, Hilma Azmi, Andry Septian S, Laras Ayunda

Pratama, Rustiana, Adelina Vidya, Awalia Bella Rizky P, Siti Nina

Inayah, Nurnafidah, dan Agnes Virgianti L.

Mudah-mudahan segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan

kepada penulis mendapat imbalan dari Allah SWT. Akhirnya penulis

berharap mudah-mudahan tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan

penulis khususnya.

والسالم عليكن ورحمة هللا وبركاته

Ciputat, 10 Juli 2014

Yoga Teguh Guntara

Page 13: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul.............................................................................................. i

Lembar Pernyataan....................................................................................... ii

Abstrak......................................................................................................... iii

Lembar Persetujuan...................................................................................... v

Lembar Pengesahan...................................................................................... vi

Daftar Riwayat Hidup.................................................................................. viii

Persembahan................................................................................................. ix

Kata Pengantar.............................................................................................. x

Daftar Isi....................................................................................................... xiii

Daftar Bagan................................................................................................. xvii

Daftar Tabel.................................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah........................................................................ 5

C. Pertanyaan Penelitian................................................................... 6

D. Tujuan.......................................................................................... 6

E. Manfaat Penelitian....................................................................... 6

1. Bagi Rumah Sakit....................................................................

2.Bagi Kepala Ruangan...............................................................

6

6

Page 14: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

xiv

3.Bagi Perkembangan Institusi Keperawatan..............................

4.Bagi Peneliti..............................................................................

6

6

F. Ruang Lingkup Penelitian............................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengalaman.................................................................................. 8

B. Kepemimpinan............................................................................. 8

1.Pengertian Kepemimpinan........................................................

2.Teori-Teori Kepemimpinan......................................................

3.Gaya Kepemimpinan.................................................................

8

10

12

C. Kepala Perawat Ruangan............................................................. 15

D. Kepemimpinan Islam................................................................... 17

1 Pengertian Kepemimpinan Islam..............................................

2.Rasulullah Muhammad SAW...................................................

3.Gaya Kepemimpinan Islam (Rasulullah)..................................

4.Karakter Pemimpin Islam.........................................................

17

19

22

32

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH

A. Kerangka Konsep......................................................................... 41

B. Definisi Istilah.............................................................................. 42

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian.................................................................. 43

B. Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................... 44

C. Pengumpulan Data....................................................................... 44

D. Informan Penelitian...................................................................... 47

Page 15: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

xv

E. Tehnik Pengumpulan Data........................................................... 48

F. Validasi Data................................................................................ 49

G. Tehnik Analisis Data.................................................................... 52

H. Etika Penelitian............................................................................ 53

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian......................................... 55

B. Hasil Penelitian............................................................................ 55

1.Karakteristik Partisipan.............................................................

2.Hasil Analisis Tematik..............................................................

55

56

Tema 1. Syura (permusyawaratan)............................................

Tema 2. Adl bil qisth (keadilan, disertai kesetaraan).................

Tema 3. Hurriah al-kalam (kebebasan berekspresi)..................

Tema 4. Nilai-nilai Islam dalam gaya kepemimpinan Islam.....

56

58

60

62

BAB VI PEMBAHASAN

A. Interpretasi Hasil Penelitian dan Diskusi..................................... 71

Tema 1. Syura (permusyawaratan)............................................

Tema 2. Adl bil qisth (keadilan, disertai kesetaraan)...............

Tema 3. Hurriah al-kalam (kebebasan berekspresi)..................

Tema 4. Nilai-nilai Islam dalam gaya kepemimpinan Islam....

71

74

76

78

B. Keterbatasan Penelitian................................................................ 81

Page 16: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

xvi

BAB VII PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................... 82

B. Saran............................................................................................. 83

1.Institusi Keperawatan................................................................

2.Peneliti Selanjutnya...................................................................

3.Pelayanan Keperawatan............................................................

83

83

83

Daftar Pustaka

Lampiran

Page 17: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

xvii

DAFTAR BAGAN

Nomor Bagan Judul Bagan Hal

3.1 Konsep pikir 41

Page 18: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

xviii

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Hal

5.1 Matriks Analisis Tematik 65

Page 19: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan

kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain serta bertanggung jawab atas

pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu tujuan (Hasibuan, 2009 dalam

Warouw., dkk, 2013). Pemimpin memiliki kemampuan memberi inspirasi kepada

orang lain untuk berkerjasama sebagai suatu kelompok, agar dapat mencapai suatu

tujuan. Pemimpin mempengaruhi lingkungan dan orang lain untuk tujuan yang

diinginkan (Suarli & Bahtiar, 2010).

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk memberikan pengaruh yang

konstruktif untuk melakukan suatu usaha kooperatif mencapai tujuan yang sudah

direncanakan. Maka, pemimpin itu harus mahir melaksanakan kepemimpinannya, jika

dia ingin sukses dalam melakukan tugas-tugasnya (Kartono, 2011 dalam Warouw.,

dkk, 2013). Kepemimpinan dalam keperawatan yang dipimpin oleh Kepala Perawat

Ruangan merupakan penerapan pengaruh dan bimbingan yang ditujukan kepada staf

keperawatan untuk menciptakan kepercayaan dan ketaatan sehingga timbul kesediaan

melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien

(Putri, 2011).

Kepala Perawat Ruangan merupakan seorang tenaga perawatan profesional

yang diberi tanggung jawab dan wewenang memimpin dalam mengelola kegiatan

pelayanan keperawatan di satu ruang rawat (Depkes, 1994 dalam Simanullang 2013).

Kepala Perawat Ruangan bertanggung jawab untuk memimpin dan mengorganisasi

kegiatan pelayanan dan asuhan keperawatan (Swanburg, 2001).

Page 20: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

2

Pimpinan keperawatan harus mampu memimpin, meminta, meyakinkan,

mendesak dan membujuk stafnya untuk melakukan sesuatu pada kapan klien dan

rekan kerja memerlukan bantuan mereka, tidak berdasarkan atas kesukaan mereka

tetapi pada apa yang seharusnya dilakukan demi tercapainya tujuan asuhan

keperawatan (Putri, 2011).

Kepemimpinan diikuti oleh gaya kepemimpinan. Gaya Kepemimpinan erat

hubungannya dengan kematangan dalam bidang pekerjaan maupun dalam bidang

psikologis, maka dalam memimpin seseorang akan mempunyai gaya yang berbeda-

beda dengan seorang pemimpin lainnya. Selain itu, gaya kepemimpinan seseorang

bukanlah semata-mata bergantung pada watak seorang pemimpin saja, tetapi ada

kecendrungan dari seseorang pemimpin untuk menggunakan gaya kepemimpinan

yang berbeda dalam menghadapi bawahan yang beraneka ragam tingkat

kedewasaannya (Moeljono, 2008).

Islam merupakan agama dan sistem kehidupan yang menghubungkan antara

individu yang menghubungkan antara individu dengan berbagai dimensi kehidupan

ini. Pemimpin dalam Islam tidak sekedar mengarahkan, membawahi, memerintah.

Tapi lebih kepada teladan dan tanggung jawab. Hanya mereka mempunyai intuisi

pemimpin yang bisa melakukannya. Siapa pun yang ingin sukses menjadi pemimpin,

maka sebaiknya ia banyak belajar dari gaya leadership Rasulullah Muhammad SAW

(shallallâhu 'alaihi wa sallam). Bagi beliau, pemimpin itu tidak saja mendireksi,

membawahi, meluruskan tapi lebih dari itu adalah amanah besar, baik kepada

manusia maupun kepada Allah. Power kepemimpinan beliau leadership yang

dibimbing oleh wahyu dan bersinergi dengan kepekaan dan kecerdasan telah

melahirkan keputusan-keputusan yang terarah, terukur dan tepat sasaran (Fathi, 2009).

Page 21: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

3

Nabi Muhammad SAW (shallallâhu 'alaihi wa sallam) memberi teladan

melalui kepemimpinan dengan contoh, selalu selangkah di depan untuk diikuti yang

lain beliau melakukannya tanpa menunjukkan arogansi, tetapi menunjukkan

keberanian tetap rendah hati. Dalam prosesnya beliau, dipandang sebagai manusia

yang memilki integritas tinggi, bersemangat menuntaskan misi dan penuh kasih dalam

membantu pengikutnya menuju jalan yang benar (Noor, 2011).

Beliau, menerapkan tiga gaya kepemimpinan Islam: Syura (permusyawaratan),

‘Adl bil qisth (keadilan, disertai kesetaraan), dan Hurriyyah al-kalam (kebebasan

berekspresi). Ketiga gaya kepemimpinan terapan ini berjalan seiring dengan lima

ajaran yang menegaskan aspek-aspek sistem nilai Islam penting, yaitu: Al-akmal asy-

syakhshi atau integritas pribadi, Tawiyah al-shilah atau perbaikan hubungan,

Fa’iliyyah al-qiyadiyyah atau daya kepemimpinan, Makarim al-akhlaq atau perilaku

etis, dan Tahzib al-akhlaq atau peningkatan moral melalui pengetahuan spiritual.

Karateristik yang ada pada pribadi Nabi Muhammad SAW, melambangkan jenis

kepemimpinan yang harus dimiliki setiap pemimpin. Keagungan kepemipinan Nabi

Muhammad SAW merupakan sumber inspirasi bagi berbagai tipe orang berpengaruh,

baik itu negarawan, raja, komandan dan militer, maupun pemipin politik (Noor, 2011).

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah (Muhammad) itu suri tauladan

yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS Al-Ahzab [33] :21).

Page 22: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

4

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Saipul (2009) didapatkan bahwa

kecendrungan gaya kepemimpinan situasional yang diterapakan di Rumah Sakit Islam

Banyuwangi. Hasil penelitian disertasi yang dilakukan oleh Yuswanto (2013) yang

berjudul Pengembangan Model Kepemimpinan Keperawatan di Rumah Sakit Kelas A

di Indonesia, menunjukkan bahwa dari 5 model kepemimpinan dalam literatur yaitu

model kepemimpinan efektif, tranformasional, transaksional, visioner dan servant

leadership mendukung terbentuknya rancangan model kepemimpinan keperawatan

Indonesia yang dapat merupakan alternatif model kepemimpinan untuk diterapkan

kepala ruang di rumah sakit kelas A di Indonesia.

Hasil penelitian penilaian empiris prinsip-prinsip kepemimpinan Islam oleh

Ahmad dan Ogunsola OK (2011) pada fungsi kepemimpinan seperti yang diadopsi

oleh administrator akademik dalam International Islamic University, Malaysia

didapatkan bahwa, administrator akademik dijiwai dengan prinsip-prinsip

kepemimpinan Islam. Penelitian juga menunjukkan bahwa, pendekatan

kepemimpinan lebih disukai digunakan dalam hubungannya dengan transaksional

alternatif dan gaya transformasional, sedangkan sumber pengetahuan dari Quran dan

Sunnah diberi prioritas tertinggi sebagai sumber pengembangan prinsip-prinsip

kepemimpinan.

Hasil dari studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Rumah Sakit

Syarif Hidayatullah, bahwa Rumah Sakit Syarif Hidayatullah merupakan Rumah

Sakit yang bernuansa Islami sesuai dengan visi dan misi Rumah Sakit. Dalam bidang

keperawatan di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah, terdapat 5 orang Kepala Perawat

Ruangan sebagai pemimpin dalam keperawatan dan 2 orang Supervisi Kepala

Perawat Ruangan.

Page 23: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

5

Berdasarkan dari ulasan diatas, dikarenakan masih belum banyaknya riset atau

penelitian mengenai penerapan atau aplikasi gaya kepemimpinan Islam oleh kepala

perawat ruangan di Rumah Sakit. Maka, peneliti tertarik ingin meneliti tentang

“Pengalaman Kepala Perawat Ruangan dalam Penerapan Gaya Kepemimpinan

Islam di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah”

B. Rumusan Masalah

Kepemimpinan dalam keperawatan merupakan penerapan pengaruh dan

bimbingan yang ditujukan kepada staf keperawatan untuk menciptakan kepercayaan

dan ketaatan sehingga timbul kesediaan melaksanakan tugas dalam rangka mencapai

tujuan bersama secara efektif dan efisien (Putri, 2011). Kepala Perawat Ruangan

bertanggung jawab untuk memimpin dan mengorganisasi kegiatan pelayanan dan

asuhan keperawatan (Swanburg, 2000 dalam Simanullang 2013).

Gaya kepemimpinan Islam yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad SAW

dan nilai-nilai islam yang ditanamkan oleh beliau dapat dijadikan sebagai inspirasi

bagi para pemimpin termasuk pemimpin dalam keperawatan. Sehingga, dengan model

gaya kepemimpinan Rasulullah yaitu: Syura (permusyawaratan), ‘Adl bil qisth

(keadilan, disertai kesetaraan), dan Hurriyyah al-kalam (kebebasan berekspresi) dan

nilai- nilai Islam yang ditanamkan oleh beliau dalam gaya kepemimpinannya dapat

memotivasi dan mempengaruhi lingkungan dan orang lain dan untuk mencapai tujuan

yang diinginkan oleh suatu kelompok atau organisasi (Noor, 2011).

Peneliti ingin meneliti, pengalaman Kepala Perawat Ruangan dalam

penerapan gaya kepemimpinan Islam yang mengandung nilai-nilai Islam seperti yang

diterapkan oleh Nabi Muhammad SAW (shallallâhu 'alaihi wa sallam), di Rumah

Sakit Syarif Hidayatullah.

Page 24: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

6

C. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana pengalaman Kepala Perawat Ruangan dalam penerapan gaya

kepemimpinan Islam di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah ?

D. Tujuan Penelitian

Mengetahui pengalaman Kepala Perawat Ruangan dalam penerapan gaya

kepemimpinan Islam di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit

Hasil penulisan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

mengenai penerapan gaya kepemimpinan Islam yang dapat diterapkan di Rumah

Sakit.

2. Bagi Kepala Perawat Ruangan

Hasil penulisan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

mengenai penerapan gaya kepemimpinan Islam yang dapat diterapkan oleh

Kepala Perawat Ruangan terhadap stafnya di Rumah Sakit.

3. Bagi perkembangan Institusi keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan dalam bidang keperawatan, khususnya Manajemen Dalam

Keperawatan mengenai penerapan gaya kepemimpinan Islam.

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dokumen akademik yang berguna

untuk dijadikan acuan penelitian selanjutnya.

Page 25: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

7

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah yang bertujuan untuk

mengetahui pengalaman Kepala Perawat Ruangan dalam penerapan gaya kepemimpinan

Islam di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah.

Jenis penelitian ini adalah dengan metode pendekatan fenomenologi deskriptif

yang tujuannya untuk memahami dan mendapatkan informasi mendalam dari pengalaman

gaya kepemimpinan Kepala Perawat Ruangan dalam penerapan gaya kepemimpinan

Islam. Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Perawat Ruangan dan Supervisor

Kepala Perawat Ruangan di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah. Penelitian ini dilakukan

pada bulan Juni 2014.

Page 26: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengalaman

Pengalaman merupakan proses melakukan, melihat dan memiliki hal-hal yang

terjadi, keterampilan atau pengetahuan yang didapatkan melalui sesuatu dan lamanya

waktu yang telah dihabiskan melakukan sesuatu pada diri seseorang (www.merriam-

webster.com).

B. Kepemimpinan

1. Pengertian Kepemimpinan

Pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan

kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain serta bertanggung jawab atas

pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu tujuan (Hasibuan, 2009 dalam

Warouw., dkk, 2013). Pemimpin memiliki kemampuan memberi inspirasi kepada

orang lain untuk berkerjasama sebagai suatu kelompok, agar dapat mencapai suatu

tujuan. Pemimpin mempengaruhi lingkungan dan orang lain untuk tujuan yang

diinginkan (Suarli & Bahtiar, 2010).

Kepemimpinan merupakan suatu proses mengenai pengarahan dan usaha

untuk mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan anggota kelompok

(Umar, 2000). Kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi

kelompok demi tercapainya tujuan organisasi (Khoir, 2011). Kepemimpinan

merupakan seni untuk membuat orang lain mengikuti kehendak kita dan

meyakinkan orang lain. Atau dengan kata lain, kepemimpinan adalah proses untuk

mempengaruhi (Manz dan Charles, dalam Dwiwibawa dan Riyanto 2008).

Page 27: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

9

Kepemimpinan memegang peranan sangat penting dalam manajemen

organisasi. Kepemimpinan dibutuhkan manusia karena adanya keterbatasan-

keterbatasan tertentu pada diri manusia. Kepemimpinan didefinisikan ke dalam

ciri-ciri individual, kebiasaan, cara mempengaruhi orang lain, interaksi,

kedudukan dalam organisasi dan persepsi mengenai pengaruh yang sah.

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk

mencapai tujuan yang antusias (David, 1985 dalam Baihaqi 2010).

Menurut Ariani (2003) menjelaskan bahwa kepemimpinan merupakan

proses pemberian pengaruh yang tidak memaksa. Pemimpin mempunyai pengikut

yang secara sukarela melaksanakan tugas-tugasnya dengan keahlian dan

intelektualnya sebagai sumber kekuasaan. Kekuasaan tersebut digunakan untuk

memelihara fleksibilitas dan memperkenalkan perubahan.

Menurut Wahjosumidjo (1987, dalam Tim Pengembang Ilmu Pedidikan

FIP-UPI 2007) menjelaskan bahwa butir-butir pengertian dari berbagai

kepemimpinan pada hakikatnya memberikan makna:

a. Kepemimpinan adalah suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang

berupa sifat-sifat tertentu seperti: kepribadian (personality), kemampuan

(Ability), dan kesanggupan (capability).

b. Kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan (activity) pemimpin yang tidak

dapat dipisahkan dengan kedudukan (posisi) serta gaya dan perilaku pemimpin

itu sendiri.

c. Kepemipinan adalah sebagai proses antar hubungan atau interaksi antara

pemimpin, pengikut dan situasi.

Page 28: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

10

Kepemimpinan adalah tentang kekuasaan. Kekuasaan adalah kapasitas

untuk mempengaruhi, membujuk, dan mengilhami orang lain (Harari, 2005).

Kepemimpinan dalam keperawatan (kepala ruangan) merupakan penerapan

pengaruh dan bimbingan yang ditujukan kepada staf keperawatan untuk

menciptakan kepercayaan dan ketaatan sehingga timbul kesediaan melaksanakan

tugas dalam rangka mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Pimpinan

keperawatan harus mampu memimpin, meminta, meyakinkan, dan mendesak dan

membujuk stafnya untuk melakukan tetapi pada kapan klien dan rekan kerja

memerlukan bantuan mereka, tidak berdasarkan atas kesukaan mereka tetapi pada

apa yang seharusnya dilakukan demi tercapainya tujuan asuhan keperawatan

(Putri, 2011).

Hasil penelitian disertasi yang dilakukan oleh Yuswanto (2013) yang

berjudul Pengembangan Model Kepemimpinan Keperawatan di Rumah Sakit

Kelas A di Indonesia, menunjukkan bahwa dari 5 model kepemimpinan dalam

literatur yaitu model kepemimpinan efektif, tranformasional, transaksional,

visioner dan servant leadership mendukung terbentuknya rancangan model

kepemimpinan keperawatan Indonesia yang dapat merupakan alternatif model

kepemimpinan untuk diterapkan kepala ruang di rumah sakit kelas A di Indonesia.

2. Teori-teori Kepemimpinan

Nursalam (2011) menjelaskan berbagai teori-teori kepemimpinan sebagai

berikut:

a. Teori Bakat (Trait Theory)

Teori bakat menentukan bahwa setiap orang adalah pemimpin (pemimpin

dibawa sejak lahir bukan didapatkan) dan mereka mempunyai karakteristik

Page 29: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

11

tertentu yang membuat mereka lebih baik dari orang lain. Teori ini disebut

juga sebagai Great Man Theory.

b. Teori Perilaku

Teori perilaku lebih menekankan pada apa yang dilakukan pemimpin dan

bagaimana seorang manajer menjalankan fungsinya. Perilaku seseorang

dipengaruhi oleh adanya pengalaman bertahun-tahun dalam kehidupannya.

Oleh karena itu, kepribadian seseorang cenderung sangat bervariasi dan

berbeda-beda akan mempengaruhi gaya kepemimpinan yang digunakan.

c. Teori Kontigensi dan Situasional

Teori ini menekankan bahwa manajer yang efektif adalah manajer yang

melaksanakan tugasnya dengan mengkombinasi antara faktor bawaan, perilaku,

dan situasi.

d. Teori Kontemporer

Teori ini menekankan pada keempat komponen penting dalam suatu

pengelolaan, yaitu manajer/pemimpin, staf dan atasan, pekerjaan, serta

lingkungan. Dia menekankan dalam melaksanakan suatu manajemen seorang

pemimpin harus mengintegrasikan keempat unsur tersebut untuk mencapai

tujuan organisasi. Teori kontemporer tersebut juga perlu didukung oleh

motivasi, interaksi, dan teori transfomasi.

e. Teori Interaktif

Menurut Schein (1970, dalam Nursalam 2011) menekankan bahwa staf atau

pegawai adalah manusia sebagai suatu sistem terbuka yang selalu berinteraksi

dengan sekitarnya dan berkembang secara dinamis. Sistem tersebut dianggap

suatu sistem yang terbuka jika terjadi adanya perubahan energi dengan

lingkungan asumsi teori ini sebagai berikut:

Page 30: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

12

1) Manusia memiliki karakteristik yang sangat kompleks. Mereka

mempunyai motivasi yang bervariasi dalam melakukan suatu pekerjaan.

2) Motivasi seseorang tidak tetap, tetapi berkembang sesuai perubahan waktu

3) Tujuan bisa berbeda pada situasi yang berbeda pula

4) Penampilan seseorang dan produktivitas dipengaruhi oleh tugas yang

harus diselesaikan, kemampuan seseorang, pengalaman, dan motivasi.

5) Tidak ada strategi yang paling efektif bagi pemimpin dalam setiap situasi.

3. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan suatu cara bagaimana

seseorang pemimpin mempengaruhi, mengarahkan, memotivasi, dan

mengendalikan bawahannya dengan cara-cara tertentu, sehingga bawahan dapat

menyelesaikan tugas pekerjaannya secara efektif dan efisien (Purwanto, 2006).

Gaya kepemimpinan diartikan sebagai perilaku atau cara yang dipilih dan

dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap, dan

perilaku organisasinya (Nawawi, 2003 dalam Setiawan 2010). Menurut Rivai

(2002, dalam Lingga 2011) ada tiga macam gaya kepemimpinan yang

mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai, yaitu:

a. Gaya Kepemimpinan Otoriter

Kepemimpinan otoriter disebut juga kepemimpinan direktif atau diktator.

Pemimpin memberikan instruksi kepada bawahan, menjelaskan apa yang harus

dikerjakan, selanjutnya karyawan menjalankan tugasnya sesuai dengan yang

diperintahkan oleh atasan. Gaya kepemimpinan ini menggunakan metode

pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan

strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi.

Page 31: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

13

Lippits dan White dalam Nursalam (2011) menggambarkan ciri-ciri

kepemimpinan otoriter:

1) Wewenang mutlak berada pada pimpinan

2) Keputusan dan kebijakan selalu dibuat oleh pimpinan

3) Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan

4) Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para

bawahan dilakukan secara ketat

5) Prakarsa harus selalu berasal dari pimpinan

6) Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran,

pertimbangan atau pendapat

7) Tugas-tugas bawahan diberikan secara instruktif

8) Lebih banyak kritik dari pada pujian

9) Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat

10) Pimpinan menuntut kesetiaan tanpa syarat

11) Cendrung adanya paksaan, ancaman, dan hukuman

12) Kasar dalam bersikap

13) Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pimpinan

b. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Gaya kepemimpinan ini ditandai oleh adanya suatu struktur yang

pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang

kooperatif. Dalam gaya kepemimpinan ini, ada kerjasama antara atasan dengan

bawahan. Dibawah kepemimpinan demokratis bawahan cendrung bermoral

tinggi, dapat berkerja sama, mengutamakan mutu kerja dan dapat

mengerahkan diri sendiri.

Page 32: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

14

Lippits dan White dalam Nursalam (2011) menggambarkan ciri-ciri

kepemimpinan demokratis:

1) Wewenang pimpinan tidak mutlak

2) Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan

3) Keputusan dibuat besama antara pimpinan dan bawahan

4) Komunikasi berlangsung timbal balik

5) Pengawasan dilakuakan secara wajar

6) Prakarsa dapat datang dari bawahan

7) Banyak kesempatan dari bawahan untuk menyampaikan saran dan

pertimbangan

8) Tugas-tugas yang kepada bawahan lebih bersifat permintaan daripada

instruktif

9) Pujian dan kritik seimbang

10) Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas

masing- masing

11) Pemimpin meminta kesetian bawahan dengan wajar

12) Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak

13) Terdapat suasana saling percaya, saling menghormati, dan saling

menghargai

14) Tanggung jawab keberhasilan organisasi ditanggung bersama-sama

c. Gaya Kepemimpinan Bebas (Laisses Faire)

Gaya kepemimpinan ini memberikan kekuasaan penuh pada bawahan, struktur

organisasi bersifat longgar, pemimpin bersifat pasif. Peran utama pimpinan

adalah menyediakan materi pendukung dan berpartisipasi jika diminta

bawahan.

Page 33: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

15

Lippits dan White dalam Nursalam (2011) menggambarkan ciri-ciri

kepemimpinan Bebas (Laisses Faire):

1) Pemimpin melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan

2) Pimpinan hanya lebih banyak dibuat oleh bawahan

3) Kebijakan kebanyakan dibuat oleh bawahan

4) Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahan

5) Hampir tidak ada pengawasan terhadap tingkah laku bawahan

6) Prakarsa selalu berasal dari bawahan

7) Hampir tidak ada pengarahan dari pimpinan

8) Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok

9) Kepentingan pribadi lebih penting dari kepentingan kelompok

10) Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh perorangan.

C. Kepala Perawat Ruangan

Kepala Perawat Ruangan adalah seorang tenaga perawatan professional

yang diberi tanggung jawab dan wewenang memimpin dalam mengelola kegiatan

pelayanan keperawatan di satu ruang rawat (Depkes, 1994 dalam Simanullang

2013). Kepala Perawat Ruangan bertanggung jawab untuk memimpin dan

mengorganisasi kegiatan pelayanan dan asuhan keperawatan (Swanburg, 2000

dalam Simanullang 2013), meliputi :

1. Struktur Organisasi

Struktur Organiasi terdiri dari: struktur, bentuk, dan bagan. Berdasarkan

keputusan Direktur rumah sakit dapat ditetapkan struktur organisasi untuk

menggambarkan pola hubungan antar bagian atau staf atasan baik vertikal

maupun horizontal.

Page 34: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

16

2. Pengelompokan Kegiatan

Setiap organisasi memiliki serangkaian tugas atau kegiatan yang harus

diselesaikan untuk mencapai tujuan. Pengelompokan kegiatan dilakukan untuk

memudahkan pembagian tugas pada perawat sesuai dengan pengetahuan dan

keterampilan yang mereka miliki serta sesuaikan dengan kebutuhan klien.

Metoda penugasan tersebut antara lain : metode fungsional, metode alokasi

klien/keperawatan total, metode tim keperawatan, metode keperawatan primer,

dan metode moduler.

3. Koordinasi Kegiatan

Kepala ruangan sebagai koordinator kegiatan harus menciptakan kerjasama

yang selaras satu sama lain dan saling menunjang untuk menciptakan suasana

kerja yang kondusif. Selain itu, perlu adanya pendelegasian tugas kepada ketua

tim atau perawat pelaksana dalam asuhan keperawatan.

4. Evaluasi Kegiatan

Kegiatan yang telah dilaksanakan perlu dievaluasi untuk menilai apakah

pelaksanaan kegiatan sesuai rencana. Kepala Ruang berkewajiban untuk

memberi arahan yang jelas tentang kegiatan yang akan dilakukan. Untuk itu

diperlukan uraian tugas dengan jelas untuk masing-masing staf dan standar

penampilan kerja.

5. Kelompok Kerja

Kegiatan diperlukan kerjasama antar staf dan kebersamaan dalam kelompok,

hal ini untuk meningkatkan motivasi kerja dan perasaan keterikatan dalam

kelompok untuk meningkatkan kualitas kerja dan mencapai tujuan pelayanan

dan asuhan keperawatan.

Page 35: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

17

Menurut Marquis dan Huston (2010, dalam Simanullang 2013), kepala

ruangan sangat berperan dalam penjadwalan, pengembangan perawat, sosialisasi

perawat, dan mengadakan pelatihan untuk perawat. Kepala Ruangan haruslah

menunjukkan bahwa ia memilki kemampuan bekerja harmonis, bersikap objektif

dalam menghadapi persoalan dalam pelayanan keperawatan melalui pengamatan,

dan objektif juga dalam menghadapi tingkah laku stafnya. Kepala Ruangan harus

peka akan kodrat manusia yang punya kelebihan dan kekurangan, memerlukan

bantuan orang lain dan mempunyai kebutuhan yang bersifat pribadi dan sosial

(Mininjaya, 2004 dalam Simanullang 2013).

D. Kepemimpinan Islam

1. Pengertian Kepemimpinan Islam

Kepemimpinan di dalam Islam adalah suatu hal yang inheren, serta

merupakan salah satu subsistem Islam yang mencakup pengaturan seluruh aspek

kehidupan secara prinsipal. Islam mengatur niat, amal, tujuan sekaligus sumber

kehidupan, otak manusia, kemudian mengatur proses hidup, perilaku dan tujuan

hidup. Dalam Islam seorang pemimpin dan yang dipimpin harus mempunyai

keberanian untuk menegakkan kebenaran yang dilakasanakan melalui prinsip

kepemimpinan, yaitu melaksanakan kewajiban kepemimpinan dengan penuh rasa

tanggung jawab seorang pemimpin dan melaksanakan hak berpartisipasi bagi

yang dipimpin (Feisal, 1995 dalam Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI

2007).

Menurut Shihab dalam Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI (2007)

menjelaskan bahwa Islam menyebutkan kepemimpinan dengan beberapa istilah

nama, diantaranya imamah (imam), imarah (pengatur), dan wilayah (wali), yang

semuanya itu pada hakikatnya adalah amanah (tanggung jawab).

Page 36: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

18

Menurut Celik (2002) kepemimpinan dalam Islam didasarkan pada

kepercayaan dan menekankan ketulusan, integritas dan kasih sayang. Hal ini dianggap

sebagai kontrak psikologis antara pemimpin dan pengikutnya menjamin bahwa ia akan

mencobanya terbaik untuk membimbing mereka, untuk melindungi mereka, dan

memperlakukan mereka dengan adil. Kepemimpinan dalam Islam berakar dalam

keyakinan dan patuh kepada Sang Pencipta (Allah SWT). Ini berpusat pada melayani

Sang Pencipta. Ini berarti bahwa seorang pemimpin muslim bertindak sesuai dengan

perintah dari Sang Pencipta dan Rasul-Nya , dan harus mengembangkan karakter moral

Islam.

Kepemimpinan dalam Islam erat kaitannya dengan model kepemimpinan

yang diterapkan oleh Rasulullah. Rasulullah Muhammad SAW (shallallâhu

'alaihi wa sallam) memberi teladan melalui kepemimpinan dengan contoh, selalu

selangkah di depan untuk diikuti yang lain beliau melakukannya tanpa

menunjukkan arogansi, tetapi menunjukkan keberanian tetap rendah hati. Dalam

prosesnya Nabi Muhammad SAW, dipandang sebagai manusia yang memilki

integritas tinggi, bersemangat menuntaskan misi dan penuh kasih dalam

membantu pengikutnya menuju jalan yang benar (Noor, 2011).

Kepemimpinan dalam Islam merupakan hal pokok bagi kepribadian islami

dan sudah banyak diberi contoh oleh Nabi Muhammad SAW (shallallâhu 'alaihi

wa sallam), yang telah menjadikan dirinya sebagai Da’iyah (seseorang yang

melakukan dakwah) untuk menjadi seorang pemimpin, baik secara de jure

maupun de facto, dalam membimbing orang lain menuju jalan yang lurus

(Ihdinasshiratal mustaqim) (Noor, 2011).

Suatu kepemimpinan dalam Islam, haruslah mempunyai kekuatan iman

atau keyakinan untuk mencapai tujuan, keuletan, dan ketabahan untuk dapat

mencapai berbagai target yang telah dicanangkan melalui beberapa individu yang

Page 37: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

19

berpegang teguh pada ajaran agama mereka dan memahami tugas dan

tanggungjawab yang diamananahkan kepada mereka (Fathi, 2009).

2. Rasulullah Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW (shallallâhu 'alaihi wa sallam) adalah manusia

fenomenal dalam sepanjang sejarah kehidupan dan peradaban manusia. Ia adalah

manusia biasa, namun memiliki keistimewaan-keistimewaan yang langsung

diberikan Allah kepadanya (Gulen, 2002).

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki diantara kamu,

tetapi ia adalah utusan (rasul) Allah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah

Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS Al-ahzab [33]: 40).

Nabi Muhammad lahir 12 Rabi’ul Awwal tahun 570 M, putra Abdullah,

saudagar miskin dari keluarga terhormat dalam suku Quraisy yang berkuasa. Nabi

Muhammad menjadi yatim piatu ketika berumur 6 tahun, kemudian dibesarkan

oleh kakeknya, Abdul Muthalib, lalu pamannya, Abu Thalib. Pada umur 24 tahun

beliau berkerja untuk seorang janda kaya, Khadijah dan kemudian mereka

menikah. Mereka dikaruniai 6 orang anak, tetapi dua putra mereka meninggal

ketika kecil. Menerima wahyu pertama kali di Gua Hira, melalui perantara

malaikat jibril. Allah mengutus Rasulullah untuk membimbing manusia menuju

kebenaran dan membersihkan mereka dari dosa-dosa. Orang-orang yang

dicerahkan oleh Rasulullah menemukan jalan menuju Kehadiran Ilahi dan

mendapat derajat kemanusiaan tertinggi (Adair, 2010).

Page 38: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

20

Rasulullah dikenal sebagai orang yang benar dan jujur bahkan sebelum

Islam datang. Penduduk Mekkah, bahkan kaum kafir sekalipun, menyebutnya Al-

amin (yang dapat dipercaya) (Gulen, 2002). Beliau dalam semua sisi

kehidupannya adalah teladan yang agung dan utama bagi manusia sebab

kesempurnaan dalam segala sesuatu. Inilah sisi yang akan kita paparkan dalam

pasal ini untuk menjelaskan pada kita bahwa tidak ada kesempurnaan bagi

manusia seperti apapun hebatnya dalam segala keadaan kecuali dengan mengikuti

contoh Rasullah. Ini adalah bukti bahawa ia adalah utusan-Nya (Hawwa, 2007).

Menurut Hawwa (2007), Setiap Rasul Allah wajib memiliki empat sifat

asasi berikut ini, sehingga pantas untuk mengemban Risalah Ilahi:

a. Ash-Shidqul Muthlaq atau kejujuran secara mutlak yang tidak rusak dalam

segala kondisi. Sekiranya setiap perkataannya diuji, pastilah sesuai dengan

kenyataan, baik ketika ia berjanji, serius, bercanda, memberi kabar, maupun

ketika bernubuat.

b. Al-Iltizamul Kamil atau komitmen dan sifat amanah yang sempurna dengan

apa yang ia serukan, sebagai wakil Allah. Tugas sebagai Rasul adalah

menyampaikan kepada manusia risalah yang dibebankan oleh Allah kepada

mereka

c. At-Tablighul Kamil atau penyampaian kandungan risalah secara sempurna dan

kontinu, disertai rasa tidak peduli pada kebencian, siksaan, kejahatan, tipu

daya, konspirasi, atau sikap kasar manusia yang menghadapi dakwahnya. Juga,

istiqamah dalam mengerjakan perintah Allah dan tidak menyeleweng dari-

Nya.

Page 39: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

21

d. Al-Aqlul Azhim atau intelegensi yang cemerlang. Manusia tidak tunduk dan

mengikuti orang lain kecuali jika orang tersebut lebih cerdas darinya, agar

mereka merasa tenang bahwa ia tidak membawa mereka pada jalan yang salah.

Tanpa intelegensia yang cemerlang, pengemban risalah juga tidak akan

mampu meyakinkan orang lain akan kebenaran yang ia bawa. Oleh karena itu,

seorang rasul seharusnya adalah seorang yang paling cerdik, paling cerdas,

paling bijak, dan paling sempurna pengetahuannya dibandingkan manusia lain,

sehingga keberadaan dirinya sendiri bisa menjadi bukti kebenaran risalah yang

ia sampaikan.

Menurut Alwi (2009) Nabi Muhammad SAW selalu tersenyum dan ketika

menyendiri beliau selalu bertafakur. Lebih sering melihat kebawah. Tidak pernah

memotong pembicaraan lawan bicaranya dan memperlakukan orang lain sebagai

yang paling mulia dalam padangannya. Dalam kehidupan ditengah kaumnya, Nabi

Muhammad SAW selalu baik hati, riang, dan sopan terhadap semua orang. Rasul

selalu lebih dahulu memberikan salam. Rasulullah tidak suka menjadi pemimpin

yang pasif, tidak mau hanya tinggal duduk saja lalu orang melayaninya. Bagi

beliau kehadirannya untuk melayani, bukan untuk dilayani.

Menurut Al-Aqqad dalam Alwi (2009), sejarah hidup nabi itu sendiri

terdapat suri teladan yang baik. Makna uswatun hasanah ini tidak terbatas dalam

beberapa segi, melainkan dalam segala kehidupan Rasulullah. Seorang pemimpin

dapat mengambil pelajaran dari kepemimpinan Rasulullah.

Page 40: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

22

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah (Muhammad) itu suri tauladan

yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (QS Al-Ahzab[33] :21).

3. Gaya Kepemimpinan Islam (Rasulullah Muhammad SAW)

Islam merupakan agama dan sistem kehidupan yang menghubungkan

antara individu yang menghubungkan antara individu dengan berbagai dimensi

kehidupan ini. Pemimpin dalam Islam tidak sekedar mengarahkan, membawahi,

memerintah. Tapi beliau lebih kepada teladan dan tanggung jawab. Hanya mereka

mempunyai intuisi pemimpin yang bisa melakukannya. Siapa pun yang ingin

sukses menjadi pemimpin, maka sebaiknya ia banyak belajar dari gaya leadership

Rasulullah. Bagi beliau, pemimpin itu tidak saja mendireksi, membawahi,

meluruskan tapi lebih dari itu adalah amanah besar, baik kepada manusia maupun

kepada Allah. Power kepemimpinan beliau leadership yang dibimbing oleh

wahyu dan bersinergi dengan kepekaan dan kecerdasan telah melahirkan

keputusan-keputusan yang terarah, terukur dan tepat sasaran (Fathi, 2009).

Nabi Muhammad SAW, menerapkan tiga gaya kepemimpinan Islam:

Syura (permusyawaratan), ‘Adl bil qisth (keadilan, disertai kesetaraan), dan

Hurriyyah al-kalam (kebebasan berekspresi) (Noor, 2011). Berikut penjelasan dari

setiapnya:

a. Syura (permusyawaratan)

Syura merupakan model dasar pengambilan keputusan, dan dalam melakukan

hal ini Al-quran menyerukan kepada para pemimpin muslim agar

bermusyawarah dengan mereka yang berpengaruh atau yang lebih memiliki

pengetahuan dan lebih paham tentang persoalan yang sedang dihadapi Syura

adalah sebuah metode yang menerapkan musyawarah diantara para pemimpin

Page 41: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

23

dan pengikut mengenai berbagai persoalan penting terutama jika masalahnya

bersifat kritis dan membutuhkan solusi bijak (Noor, 2011).

Gaya kepemimpinan ini tampak jelas dari perintah Al-quran dalam sebuah

surah membahas perintah ini. Nabi Muhammad SAW sendiri diperintah dalam

Al-quran untuk bermusyawarah dengan shahabah (sahabat) beliau mengenai

urusan kenegaraan dan dalam pelaksanaan berbagai urusan umat pada

umumnya. Dalam hal ini, beliau menunjukkan keterbukaan dan keagungan

dalam berurusan dengan berbagai umat dan keyakinan dibawah yuridikasi

beliau. Perlu kiranya disampaikan bahwa Allah SWT (Subhanahu wata'ala)

mewajibkan syura kepada semua hamba-Nya karena Dia telah menyejajarkan

dengan kewajiban beribadah melalui shalat, zakat, dan amal shaleh (Noor,

2011).

“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan

mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputusakan) dengan musyawarah

antara mereka dan mereka menafkahkan sebagian rezki yang kami berikan

kepada mereka” (QS As-Syura [42]: 38).

Menurut Asy-syawi dalam Mohammad (2008), Syura bukanlah demokrasi,

amal ma’ruf nahu munkar pertama kali harus diterapkan dengan tujuan

mencegah kemungkaran yang timbul dari perbuatan penguasa atau dari mereka

yang berkerja untuk kepentingannya. Sebagai pedoman, syura menjadi

kewajiban jika seorang pemimpin memahami ruang lingkup operasi syura

(Noor, 2011) :

Page 42: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

24

1) Semua fungsi administratif dan eksekutif harus menjadi hak prerogatif

pemimpin dalam pengambilan keputusan. Pemimpin yang bertanggung

jawab akan memastikan bahwa ia telah memberikan pertimbangan bijak

atas semua faktor yang relavan sebelum mengambil keputusan.

2) Masalah-masalah penting yang membutuhkan keputusan mendesak harus

dipikirkan oleh pemimpin, tetapi disajikan kepada tim untuk

dipertimbangkan dalam pertemuan tatap muka langsung atau melalui

teleconference dan video conference, seperti pada zaman sekarang.

Hasilnya harusalah berbentuk keputusan atau solusi yang disepakati.

3) Semua halaqah atau anggota tim harus bebas menyetujui, menolak, atau

mengubah usulan pemimpin tanpa merasa terkekang, selama niatnya adalah

untuk memberi manfaat. Ketidakcocokan atau perbedaan apapun tidak

boleh ditumpahkan atau dibawa ke luar ruang rapat.

4) Berbagai kebijakan, keputusan sinergis, dan rencana jangka panjang harus

dirumuskan melalui musyawarah, yang akan memperkuat integritas

pemimpin di mata para pengikutnya.

Tanpa adanya keimanan bahwa syura merupakan mekanisme baru (inovatif)

yang menjauhkan manusia dari perilaku hewani, maka bentuk perdamaian atau

seruan apaun akan sia-sia saja, kita harus meyakini bahwa syura bukanlah

kekayaan ide yang bersifat temporal dalam kehidupan orang mukmin, tetapi ia

adalah way of life yang dibuat untuk dirinya, dan ia akan berupaya untuk

merealisasikannya baik untuk dirinya sendiri ataupun untuk orang lain

(Syahrur, 2003).

Page 43: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

25

Menurut Qumaihah (1990) bahwa musyawarah merupakan pertemuan antara

pemimpin dan bawahan, menurut tema permasalahan, dapat dibagi pada dua

macam:

1). Musyawarah khusus, yaitu musyawarah yang berkenaan dengan masalah-

masalah pribadi. Sebagai contoh, ketika Nabi meminta pedapat sebagian

sahabat tentang masalah Aisyah setelah tersebarnya berita bohong.

2). Musyawarah umum, yaitu musyawarah tentang permasalahan umat atau

orang banyak.

Musyawarah merupakan prinsip dasar dalam kehidupan kaum muslimin yang

harus diterapkan dalam perilaku mereka, dalam berbagai kegiatan kolektif dan

administratif organisasi. Islam mengharuskan pemimpin tersebut mengambil

keputusan sesuai dengan hasil musyawarah para anggota (Fathi, 2009).

Menurut Qumaihah (1990) dalam bermusyawarah akan terjadi tukar menukar

pemikiran. Pemikiran orang banyak tentu akan lebih baik dengan pemikiran

seorang. Paling berbahaya kalau suatu masalah hanya diserahkan kepada satu

orang saja.

Menurut Fathi (2009), Kepemimpinan dalam Islam bukanlah pemberian

kekuasaan yang memungkinkan seorang pemimpin mengembil keputusan

sorang diri dalam berbagai ketetapan dan tidak menyerahkannya kepada para

bawahannya atau orang-orang kepercayaannya yang ahli dalam bidang

masing-masing, akan tetapi Islam telah mengharuskan kaum muslimin untuk

bermusyawarah. tujuan dari nilai musyawarah merupakan kekuatan bagi umat

Islam dan memperkokoh hubungan mereka, mampu menopang kebersamaan

Page 44: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

26

pemikiran dalam kerja kolektif dan saling memahami, serta memperkuat

hubungan persaudaraan.

Menurut Asy-syawi (1997) tujuan syura itu sendiri yakni melahirkan

ketetapan jamaah, agar mencegah pemimpin jangan sampai mengeluarkan

ketetapan-ketetapan penting untuk jamaah secara sendirian. Melindungi

kebebasan berjamaah dalam haknya menentukan nasib dan memelihara

wewenangnya dalam mengatur urusan-urusannya, baik dikerjakan sendiri

maupun dengan perantara orang-orang-orang yag dipilih untuk itu, serta

memelihara haknya dalam membatasi wewenang para pemimpin dengan apa

yang lazim untuk mencegah kesewenang-wenangan mereka. Musyawarah

merupakan watak substanasial kehidupan Islam dan berbagai indikator

istimewa yang dipilih sebagai teladan bagi umat lain. Musyawarah merupakan

sifat yang harus dimiliki dari sekian sifat keteladanan (Quthb, 2008).

b. ‘Adl Bil Qisth (keadilan, disertai kesetaraan)

‘Adl merupakan tonggak kedua kepemimpinan Islam. Pemimpin muslim harus

berurusan dengan berbagai macam orang, tetapi terutama dengan umatnya,

dengan rasa keadilan dan keterbukaan tak peduli apa suku, keyakinan,

kebangsaaan, atau keimanannya. Al-quran memerintahkan kepada kaum

muslim agar bersikap adil dan tidak pandang bulu, bahkan kepada mereka

yang menantang (Noor, 2011).

Page 45: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

27

“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar

penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri

atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa itu) kaya ataupun

miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatanya. Maka janganlah kamu

mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Jika kamu

memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan, menjadi saksi, maka sesungguhnya

Allah adalah Maha teliti segala apa yang kamu kerjakan” (QS An-Nisa’ [4]:

135).

Keadilan bermakna meletakkan sesuatu pada tempatnya, atau meletakkan

sesuatu pada tempat yang tepat, atau menempatkanya dalam perspektif yang

benar. Keadilan juga berarti melakukan sesuatu tanpa melebihi batas seberapa

besar maupun kecilnya. Dalam konteks Islam, hal ini pada puncaknya

mengimplikasikan bahwa Allah SWT, melakukan segala sesuatunya dengan

benar. Nabi Muhammad SAW, dikenal sebagai pemimpin dan hakim yang tak

pernah diragukan lagi. Beliau bertindak penengah pihak-pihak yang bertikai

sehingga hukum dan aturan bisa ditegakkan. Dalam penerapan kesetaraan,

Nabi Muhammad SAW, selalu memberikan hak dan kesempatan yang sama

kepada semua warga tanpa memandang ras, keyakinan, atau asal-usul (Noor,

2011).

Menurut Al Badri (2001), Suatu keadilan yang menjamin hak-hak keadilan

manusia sebagai mahluk yang mulia, mewujudkan kesejahteraan dan

ketenangan jiwa yang lengang dan hakiki, serta kabahagiaan hidup dan

terpelihara urusan mereka. Menurut Muthahhari (2009) mengatakan bahwa

keadilan merupakan persamaan dan penafian terhadap deskriminasi dalam

bentuk apa pun, memandang semua individu secara sama rata, tanpa

Page 46: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

28

melakukan perbedaan dan pengutamaan. Seorang pemimpin tidak

diperkenankan untuk membela dan fanatik terhadap seseorang tertentu dan

membenci yang lain: ia harus mempunyai hubungan yang sama atau sederajat

dengan semua orang, yaitu hubungan yang dilandasi dengan objektifitas dan

keadilan (Fathi, 2009).

Keadilan berarti kesamaan dalam distribusi pendapatan dan kekayaan, tapi

juga kesamaan dalam hak-hak dan kesempatan, serta kesamaan dalam dasar-

dasar bagi penghormatan diri (Rasuanto, 2005). Menurut Muthahhari (2009),

pemeliharaan hak-hak individu dan pemberian hak kepada setiap objek yang

layak menerimanya. Menurut Koehn (2000), keadilan dipikirkan sebagai

mempertahankan atau memulihkan keseimbangan atau proporsional. Orang-

orang mempunyai hak dalam hubungan satu sama lain untuk kedudukan

tertentu yang relatif sama.

c. Hurriyyah Al-kalam (kebebasan berekspresi)

Kebebasan berekspresi merupakan hak yang diberikan kepada siapa saja untuk

menyuarakan kepedulian, persetujuan, atau saran atas suatu persoalan yang

memengaruhi kesejahteraan dirinya atau komunitasnya. Nabi Muhammad

SAW, cakap dalam hal menangani berbagai masalah yang dibawa ke hadapan

beliau. Bahkan sesi halaqah, Nabi mendengarkan pandangan orang lain

dengan sungguh-sungguh, dengan tubuh dicondongkan ke arah orang itu,

sebelum berkomentar, memberi nasihat, dan mengambil keputusan (Noor,

2011).

Kebebasan berekspresi amat erat kaitannya dengan praktik syura, yang

memungkinkan adanya padangan yang setuju dan menentang. Begitulah

praktik syura, memberi kebebasan berekspresi tapi harus sejalan dengan etika

Page 47: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

29

dalam perbedaan pendapat (‘adab al-ikhtilaf) sehingga bisa memunculkan

solusi terbaik, memberi gambaran kepada pemimpin tentang bagaimana cara

menangani perselisihan semacam itu. Di dalamnya terkandung hak asasi

individu, sepanjang hak tersebut tidak melanggar hak orang lain (Noor, 2011).

Kebebasan manusia dalam mengekspresikan pendapatnya tidak diukur dengan

ukuran bahwa pendapatnya itu dapat menunjukkannya pada kebenaran, akan

tetapi dikukr dengan adanya kebebasan orang lain dalam mengekspresikan

pendapatnya. Karena asas kehidupan Islam adalah kebebasan dan kebolehan,

maka manusia dapat mengeskpresikan pendapatnya. Inilah yang kami katakan

sebagai kebebasan mengekspresikan pendapat yang merupakan satu-satunya

jalan kehidupan yang mampu mengungkap konflik-konflik intern dan

pengaruh interaksi timbal balik internal maupun eksternal (Syahrur, 2003).

Kebebasan berekspresi bisa menjadi pendorong hal yang positif atau

katakanlah bisa dijadikan ukuran bagi kemajuan kelompok. Kalau kelompok

ingin maju atau ingin cepat maju, maka kebebasan berekspresi harus dibuka

lebih lebar. Kebebasan itu bukan hanya dalam bentuk jaminan-jaminan

hukum terhadap kebebasan berekspresi itu sendiri, tapi institusi yang mereka

miliki untuk mendukung kebebasan itu (Basyaib, 2006). Menurut Syahrur

(2003) kebebasan berekspresi merupakan kehendak sadar manusia untuk

memilih antara menafikan dan menetaokan sebuah eksistensi dalam kehidupan,

kebebasan seseorang harus diwujudkan berupa pilihan antara “ya” dan “tidak”.

Menurut Asifudin (2004), mengaktualisasi diri, mempunyai need for

achievement tinggi, yang layak diasumsikan sebagai sesuatu yang dapat

memainkan peranan penting bagi terbentuknya manusia unggulan berkenaan

dengan kerja. Hak anggota untuk memperoleh kebebasan berekspresi dan

Page 48: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

30

kewajiban pemimpin untuk terbuka menerima kritik atau pendapat anggotanya

(Chapra, 2006).

Ketiga gaya kepemimpinan terapan ini berjalan seiring dengan lima ajaran

yang menegaskan aspek-aspek sistem nilai Islam penting, yaitu: Al-akmal asy-

syakhshi atau integritas pribadi, Tawiyah al-shilah atau perbaikan hubungan,

Fa’iliyyah al-qiyadiyyah atau daya kepemimpinan, Makarim al-akhlaq atau

perilaku etis, dan Tahzib al-akhlaq atau peningkatan moral melalui pengetahuan

spiritual (Noor, 2011). Dengan penjelasannya masing-masing sebagai berikut:

1) Al-akmal asy-syakhshi (integritas pribadi)

Integritas (akhlaq) merupakan tonggak yang memproyeksikan sisi spiritual

kepemimpinan. Integritas merupakan sebuah prinsip berbasis nilai diletakkan

pada karakter dan keyakinan dan bukannya pada teknik dan teknologi.

Integritas pada dasarnya tercermin pada kemampuan sang pemimpin

memenuhi janji dan menjaga kepercayaan dan Islam menekankan hal ini.

Perjanjian dengan Allah, umat, dan setiap orang yang berinteraksi di dalam

masyarakat manusia plural. Integritas memiliki kekuatan batin besar sebagai

sumbernya. Integritas bergantung pada kemampuan pemimpin dalam

membimbing, mengarahkan, dan memengaruhi orang berdasarkan prinsip

moral dan nilai etis. Sifat seperti itu, yang dilengkapi dengan keshalehan, sifat

bisa dipercaya dan wawasan ke depan, secara bersama-sama membentuk orang

dan cita-cita.

Integritas pribadi merupakan pribadi sebagai suatu keseluruhan yang utuh

tidak terbagi atau juga bukan pribadi yang sebagian saja (Riyanto, 2006).

Menurut Adair dalam Kartakusumah (2006), Integritas menunjukkan

Page 49: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

31

seseorang yang secara utuh berpegang pada kode etik, norma artistik atau

nilai-nilai tertentu, terutama terhadap nilai kebenaran.

2) Tawiyah al-shilah (perbaikan hubungan)

Nabi Muhammad SAW, membagi waktu sehari menjadi tiga dimensi: satu

dimensi untuk Allah SWT (Subhanahu wata'ala), satu dimensi untuk keluarga,

dan satu dimensi untuk diri sendiri. Waktu untuk diri sendiri dibagi lagi

dengan waktu untuk umat. Namun, ketiga dimensi tersebut dilakukan demi

Allah. Beliau tidak melakukan sesuatu untuk diri sendiri sebelum menimbang

kebutuhan umat. Beliau cenderung memilih orang-orang berguna dan

memberikan perhatian lebih kepada mereka yang unggul dalam Din (agama).

Beliau selalu memerhatikan kesejahteraan mereka. Umat manusia diminta

untuk berinteraksi dan meningkatkan hubungan dalam skala global.

3) Fa’iliyyah al-qiyadiyyah (daya kepemimpinan)

Daya berarti memberikan hasil yang dikehendaki. Daya mengisyaratkan

adanya kekuatan atau kemampuan menghasilkan efek yang diinginkan. Ketika

mendorong untuk berpindah dari kegelapan hidup menuju cahaya, tidak cukup

bagi seorang pemimpin hanya menyampaikan pidato-pidato penggugah

semangat. Nabi Muhammad SAW tahu bahwa para pengikutnya akan tergerak

oleh perbuatan dan tindakan nyata, bukan hanya kata-kata. Para pemimpin

besar tahu bahwa mereka akan ditiru. Oleh karena itu, memimpin melalui

teladan berarti bagaiamana pemimpin sejati menciptakan visi, aspirasi, dan

nilai-nilai yang tahan lama. Mereka memberikan bukti objektif komitmen

pribadi. Tujuan dari sebuah kepemimpinan itu sendiri usaha untuk mencapai

tujuan dengan menggunakan daya pengaruh, potensi yang ada baik yang

memimpin maupun yang dipimpin secara bersama-sama, dinamis dan

Page 50: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

32

harmonis. Daya yang ada atau timbul dari seseorang yang ikut membentuk

watak dan kepercayaan orang lain atas perbuatan tersebut (Al-banjari, 2008).

4) Makarim al-akhlaq (perilaku etis)

Etika adalah seperangkat prinsip moral dalam kaitannya dengan apa yang

benar dan salah. Etika mencerminkan karakter individu, kelompok negara

bangsa. Etika mencakup: karakter individu dan aturan-aturan sosial yang

mengatur perilaku manusia. Etika mengimplikasikan kepatuhan pada standar

moral. Dalam situasi organisasi modern, etika merujuk pada ketaatan terhadap

aturan profesional. Etika Islam melampaui dunia materi ke dalam wilayah

moral dan spiritual demi mendapatkan ganjaran dari Allah SWT. Etika Islam

merupakan pemahaman akan benar dan salah untuk dipraktikkan, bukan

sebagai pengetahuan semata. Etika merupakan padanan Akhlak dalam Islam.

5) Tahzib al-akhlaq (peningkatan moral)

Kekuatan inspirasi yang mungkin berasal dari wahyu atau pengetahuan tidak

mengenal batas. Sumber Ilahiah peningkatan atau pengangkatan semangat,

yang menghasilkan peningkatan besar dalam hal standar perilaku sosial politik.

Pengetahuan spiritual diiperoleh dari kitabullah dan diterjemahkan dalam

praktik melalui sunnah nabi. Pemimpin maupun pengikut membutuhkan

pedoman moral untuk menghasilkan perubahan dan kemajuan.

4. Karakter Pemimpin Islam

Karakater dianggap sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap

sebagai ciri atau karaktersitik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang

bersumber dan bentukan-bentukan yang diterima lingkungan (Koesoema, 2007).

Page 51: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

33

Menurut (Fathi, 2009) seorang pemimpin sebagai individu yang menjadi

bagian dari mereka haruslah mempunyai keyakinan atau keimanan yang sama

dengan kelompok yang dipimpinnya, dan mengharuskan dirinya untuk mengikuti

kehendak rakyatnya. Agar semua ini dapat terwujud dengan baik, maka seorang

pemimpin Islam yang baik haruslah mempunyai beberapa karakter dasar yang

menghiasi dirinya. Karakter-karakter tersebut antara lain:

a. Beriman

Enam perkara yang merupakan rukun iman ini, merupakan pokok-pokok yang

menjadi tujuan diutusnya pemimpin pertama Rasulullah. Keimanan seorang

pemimpin tidak dapat dikatakan sempurna kecuali keimanannya itu telah

menyampaikan orang tersebut untuk meyakini keenam masalah pokok tersebut.

Dalam sebuah hadist yang mengisahkan tentang malaikat Jibril, ketika

menghadap kepada Rasulullah dalam wujud seorang badui yang bertanya

kepada beliau tentang Islam, Iman, dan Al-ikhsan atau kebaikan, maka beliau

menjawab tentang Iman, “Hendaknya kamu beriman kepada Allah, para

malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para utusan-Nya, hari akhir, dan hendaknya

kamu beriman dengan qadha’ dan qadar Allah, yang baik dan buruk”. Keenam

tersebut adalah:

1) Beriman kepada Allah

2) Beriman kepada para palaikat

3) Beriman kepada Nabi dan Rasul

4) Beriman kepada kitab-kitab Allah

5) Beriman terhadap hari akhir

6) Beriman kepada Qadha’ dan Qadar Allah

Page 52: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

34

b. Ikhlas

Ikhlas pada hakekatnya merupakan kekuatan Iman dan pergulatan jiwa yang

mendorong pelakunya sebagai pemimpin untuk menjauhkan dirinya dari

mementingkan diri sendiri dan menghindarkannya dari tujuan-tujuan pribadi

atau golongan, dan amal perbuatan yang dilakukannya dan cintanya hanyalah

untuk Allah SWT semata. Ia tidak mengharapkan balasan apa pun dibalik amal

perbuatannya tersebut kecuali dari Allah SWT semata.

Apabila seorang pemimpin selalu berusaha bersungguh-sungguh untuk

mengalahkan godaan-godaan setan, membungkam jiwa yang selalu membujuk

manusia untuk melakukan kejahatan, maka keikhlasan tersebut akan menjadi

etika dan kebiasaannya dalam bekerja, dan bahkan semua perbuatan yang

dilakukannya akan keluar dari dirinya secara ikhlas dan hanya mengharap

ridha Allah SWT.

Dari Abu Umamah dari Rasulullah SAW, bahwasanya beliau bersabda,

“Sesungguhnya Allah tidak menerima amal seseorang kecuali yang dilakukan

dengan ikhlas dan hanya akan mencari ridha-Nya”.

c. Yakin dan Tawakal

Seorang pemimpin hendaknya tidak memandang tawakal kepada Allah SWT

dalam segala tingkah laku dan perbuatanya sebatas kewajiban etis belaka,

melainkan harus menganggapnya sebagai kewajiban agama dan

menjadikannya sebagai bagian dari akidah Islam. Sebagaimana firman Allah:

Page 53: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

35

“Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang

Allah telah memberi nikmat atas keduaya: “Serbulah mereka dengan melalui

pintu gerbang (kota) itu, maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan

menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu

benar-benar orang yang beriman” (QS Al-Ma’idah [5]: 23)

Bertawakal secara mutlak merupakan bagian dari keyakinan seorang

pemimpin yang beriman kepada Allah SWT (Subhanahu wata'ala). Ketika

seorang pemimpin mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan bertawakal

kepada-Nya, dan menyerahkan diri sepenuhnya di hadapan-Nya, maka hal ini

tidak bisa dipahami bahwa tawakal hanyalah kata yang diucapkan mulut, yang

tidak dicerna oleh hati dan tidak dimengerti oleh akal. Atau dengan kata lain

keluar dari hukum sebab akibat, meninggalkan usaha, dan puas dengan segala

keridhaan-Nya dibawah baju tawakkal kepada Allah SWT dan puas dengan

segala keridhaan-Nya di bawah baju tawakkal kepada Allah SWT dan ridha

terhadap ketentuan yang telah ditetapkan-Nya .

d. Berilmu Pengetahuan dan Mau Belajar

Ilmu pengetahuan bagi seorang pemimpin, mau belajar, dan mengajarkan

pengetahuannya kepada orang-orang kepercayaannya merupakan dasar-dasar

kesuksesan seorang pemimpin dalam mewujudkan tugasnya yang telah

ditentukan dan yang dituntut dirinya. Tugas ini akan dapat dilaksanakannya

dengan baik dan dibantu oleh orang-orang kepercayaannya secara bersama-

sama.

Pada prinsipnya, seorang pemimpin bertanggung jawab untuk belajar, melatih

dan mengembangkan kemampuan diri terlebih dahulu, kemudian mentransfer

pengetahuan dan keterampilannya tersebut kepada bawahannya dan para

Page 54: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

36

pengikutnya. Bukti dari pernyataan ini adalah usaha para Nabi dan Rasul, serta

para pengikut mereka untuk selalu memuliakan ilmu, belajar, dan

mengajarkannya kepada orang lain.

“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang

beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut

kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah,

“Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak

mengetahui?” (QS Az-Zumar [39]: 9).

e. At-tarbiyyah atau Berpendidikan atau Berjiwa Pendidik

Pendidikan, seorang pemimpin akan menjadi orang yang adil, dapat dipercaya,

dan bertanggung jawab. Seorang pemimpin haruslah dapat mengantarkan para

pengikutnya mempunyai kepribadian yang benar dalam akidah dan ibadahnya,

sehat badannya, kuat tubuhnya, luas pemikirannya, teratur dalam mencapai

tujuan, selalu menjaga waktunya dan bermanfaat bagi orang lain. Pendidikan

bertumpu pada beberapa prinsip, yang diantaranya adalah:

1) Membangkitkan hati dan menghidupkan jiwa, serta memantapkan poros-

poros penopang akidah.

2) Menancapkan prinsip-prinsip yang positif, memberikan kontribusi, jauh

dari hal-hal yang negatif dan pemborosan.

3) Menancapkan prinsip-prinsip yang positif, memberikan kontribusi, jauh

dari hal-hal yang negatif dan pemborosan.

Page 55: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

37

4) Berusaha terus menerus, memberikan kontribusi yang berkesinambungan,

dan selalu rela berkorban.

f. Al-Hilm (murah hati atau santun)

Bermurah hati atau santun merupakan akhlak yang paling mulia yang harus

menjadi perhiasan seorang pemimpin. Karena murah hati merupakan

keutamaan bagi orang-orang yang berakal. Karena di dalamnya terdapat jiwa

yang selamat, tubuh yang sehat, dan mendatangkan banyak pujian. Imbalan

pertama yang akan diperoleh seorang pemimpin yang bermurah hati adalah

bahwasanya orang-orang akan mendukunganya, mengikutinya, dan setia

terhadapnya.

g. Berkelakuan Baik

Seorang pemimpin merupakan contoh dan teladan. Seseorang yang akan

memegang tumpuk kepemimpinan haruslah sadar dengan kenyataan ini dan

hendaknya kebaikan akhlak ini dijadikan sebagai dasar utama bagi

pengembangan sifatnya yang lain. Apabila seorang pemimpin baik akhlaknya,

maka banyak pengikut dan pendukungnya, serta sedikit musuh dan

penentangnya. Akhlak yang baik merupakan salah satu poros penopang

kemampuan seseorang untuk menjalankan kepemimpinan yang bijak menurut

Islam. Allah SWT berfirman:

Page 56: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

38

“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kajahatan itu) dengan

cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang diantaramu dan antara dia ada

permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia” (QS

Fushshilat [41]: 34).

h. Memiliki Kasih Sayang dan Keramahan

Ar-rahmah adalah keramahan dan kasih sayang. Seorang pemimpin haruslah

mempunyai sifat kasih sayang. Kasih sayang hendaklah menjadi bagian dari

akhlaknya. Seorang pemimpin yang selalu berbuat baik, beramal shaleh, dan

jauh dari kejahatan akan selalu memiliki kebersihan hati dan kesucian jiwa.

Barang siapa yang mempunyai karakter seperti ini, maka hatinya akan selalu

memancarkan kelembutan dan kasih sayang.

Kasih sayang mempunyai pengaruh yang besar bagi ketokohan seorang

pemimpin. Kebengisan, acuh tak acuh, kasar, dan tidak berbelas-kasihan

dalam perilaku seorang pemimpin, akan mengakibatkan keruntuhan kelompok

yang dipimpinnya dan tim kerjanya dengan cepat serta para bawahannya pun

akan menentangnya dan merongrong kekuasanya.

i. Berkeadilan

Pemimpin harus melihat keadilan sebagai salah satu kewajiban dan keharusan,

sebab semua orang mempunyai kedudukan yang sama dihadapannya, sehingga

keadilan haruslah ditegakkan kepada mereka dalam satu derajat dan tingkatan,

mulai dari rakyat jelata hingga para pembesar di antara mereka. Dalam hal ini,

tidak ada tempat untuk memperlakukan seseorang secara istimewa dan

berbeda dengan orang lain. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam firman

Allah melalui ucapan Rasulullah :

Page 57: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

39

“Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah sebagai

mana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka

dan katakanlah: “Aku beriman kepada semua kitab yang diturunkan Allah dan

aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu. Bagi kami amal-amal

kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan

kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nya-lah kembali (kita)”

(QS Asy-Syura [42]: 15).

Seorang pemimpin tidak diperkanankan untuk membela dan fanatik terhadap

seseorang atau satu golongan tertentu dan membenci yang lain, ia harus

mempunyai hubungan yang sama atau sederajat dengan semua orang yang

dilandasi dengan objektifitas dan keadilan.

j. Bersabar dan Mampu Menahan Penderitaan

Sabar merupakan salah satu akhlak dalam diri seseorang, yang dapat mecegah

orang tersebut untuk melakukan perbuatan yang tidak baik dan tidak terpuji.

Sabar merupakan salah satu kekuatan jiwa yang dapat memperbaiki dirinya

dan menopang urusannya. Seorang pemimpin dituntut untuk bisa bersabar

dalam mewujudkan berbagai tujuan dan target-target tertentu, dan mampu

berkerja dalam berbagai situasi dan kondisi, rintangan, dan berbagai, ancaman

yang bertubi-tubi yang mengalangi perjalannnya dalam mewujudkan tujuan-

tujuan dan target-target tersebut. Dalam menghadapi berbagai situasi, kondisi,

Page 58: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

40

rintangan, dan ancaman ini tentulah membutuhkan kesabaran. Sebagai mana

disebutkan dalam firman Allah SWT:

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai

penolongmu, sesunguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS Al-

Baqarah [2]: 153)

Page 59: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

41

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan, Kepala Perawat Ruangan

merupakan pemimpin bagi staf keperawatan lainya di rumah sakit. Sehingga, setiap

pemimpin menerapkan gaya kepemimpinannya masing-masing terhadap staf

bawahannya yang dipimpinnya. Rasulullah merupakan contoh tauladan yang baik dan

sosok pemimpin yang ideal bagi umat manusia, Rasulullah menerapkan tiga gaya

kepemimpinan Islam dan nilai-nilai Islam penting yang dapat di terapkan oleh para

pemimpin terhadap bawahanya. Dibawah ini dijelaskan mengenai kerangka pikir yang

akan dilakukan peneliti di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah.

Bagan 3.1: Konsep Pikir

Pengalaman Kepala Perawat

Ruangan dalam penerapan

gaya kepemimpinan Islam

(Muhammad SAW)

Syura (permusyawaratan)

Hurriyyah al-kalam

(kebebasan berekspresi)

‘Adl bil qisth (keadilan,

disertai kesetaraan)

Nilai- nilai Islam

Page 60: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

42

B. Definisi Istilah

1. Pengalaman: Pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami (dijalani,

dirasai, ditanggung).

2. Kepala perawat ruangan: seorang tenaga perawatan professional yang diberi

tanggung jawab dan wewenang memimpin dalam mengelola kegiatan pelayanan

keperawatan di satu ruang rawat.

3. Kepemimpinan: kemampuan mempengaruhi suatu kelompok kearah pencapaian

tujuan.

4. Gaya kepemimpinan: norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat

seorang tersebut mencoba mempengaruhi orang lain seperti yang ia lihat.

5. Gaya kepemimpinan Islam: suatu pendekatan yang digunakan untuk suksesnya

kepemimpinan sesuai dengan apa yang telah diterapkan dan dicontohkan oleh

Nabi Muhammad SAW dengan berlandaskan nilai-nilai Islam.

Page 61: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

43

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui pendekatan

fenomenologi. Metode pendekatan fenomenologi merupakan proses pembelajaran

serta untuk pembuatan makna dari pengalaman melalui dialog intensif dengan orang-

orang yang memiliki pengalaman terhadap sesuatu.

Tujuannya peneliti adalah untuk memahami arti dari pengalaman yang dialami

oleh informan. Arti ditempuh melalui proses wawancara sederhana dan membutuhkan

kehadiran bijaksana dari partisipan. Pertanyaan yang memandu penelitian

fenomenologi bertanya tentang beberapa pengalaman dari seseorang. Itu memandu

peneliti untuk bertanya kepada informan tentang beberapa pengalaman masa lalu atau

sekarang (Wood, 2006).

Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai penelitian yang memanfaatkan

wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan

perilaku individu atau kelompok bersamaan dengan kondisi yang relevan (Kuswarno,

2009; Moleong, 2010). Pada penelitian ini menggunakan desain fenomenologi

deskriptif dimana peneliti ingin mengeksplorasi, menganalisis, dan mendeksripsikan

fenomena secara khusus. Peneliti mengidentifikasi tiga langkah untuk menelaah

fenomena yaitu : intuiting, analyzing, dan describing (Streubert & Carpenter, 2003).

Intuiting merupakan langkah awal peneliti untuk memulai berinteraksi dan

memahami fenomena yang diteliti (Streubert & Carpenter, 2003). Peneliti menggali

fenomena yang ingin diketahui dari informan mengenai pengalaman Kepala Perawat

Ruangan dalam penerapan gaya kepemimpinan Islam. Pada tahap ini peneliti

Page 62: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

44

menghindari kritik, evaluasi atau opini tentang hal-hal yang disampaikan oleh

partisipan dan menekankan pada fenomena yang diteliti, sehingga mendapat

gambaran yang sebenarnya dari responden. Pada langkah ini, peneliti berperan

sebagai instrument dalam proses pengumpulan data.

Langkah kedua adalah analyzing, pada tahap ini peneliti mengidentifikasi arti

dari fenomena yang telah digali dan mengeksplorasi hubungan serta keterkaitan antara

data dengan fenomena yang ada (Streubert & Carpenter, 2003). Data yang penting

dianalisis secara seksama dengan mengutip pernyataan yang signifikan,

mengkategorikan dan menggali instisari dari data, sehingga peneliti memperoleh

pemahaman terhadap fenomena yang diteliti.

Langkah ketiga adalah phenomenology describing. Peneliti

mengkomunikasikan dan memberikan gambaran tertulis dari elemen kritikal yang

didasarkan pada pengklafikasian dan pengelompokan fenomena. Pada tahap ini,

peneliti mendapat pemahaman yang mendalam tentang fenomena gaya kepemimpinan

Islam, sehingga ditemukan makna dari pengalaman Kepala Ruangan dalam penerapan

gaya kepemimpinan Islam.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah karena

Berdasarkan hasil studi pendahuluan, Rumah Sakit Syarif Hidayatullah merupakan

Rumah Sakit yang mengedepankan nilai-nilai Islam pada visi dan misinya. Penelitian

ini dilakasanakan pada bulan Juni 2014.

C. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

Page 63: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

45

1. Wawancara

Pedoman wawancara mendalam berbentuk pertanyaan dengan alat

pencatat dan tape recorder. Wawancara merupakan percakapan dengan maksud

tertentu antara pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2007).

Wawancara mendalam dapat dilakukan dalam waktu 30-45 menit dan

pewawancara perlu melakukan kontrak waktu serta tempat dengan partisipan

supaya dapat memperoleh jawaban yang valid dan akurat. Peneliti dalam

melakukan wawancara harus bertindak netral, yaitu tidak memihak pada pendapat

dan peristiwa tertentu. Peneliti juga tidak boleh mempengaruhi jawaban dari

partisipan yang diwawancarai. Peneliti sebagai pewawancara hendaknya

mengembangkan kemampuan mendengar yang baik, akurat, dan tepat agar apa

yang didengarnya tepat dan benar sehingga bisa menunjang tujuan penelitian

(Moleong, 2007).

Langkah-langkah yang dipenuhi dalam wawancara fenomenologi

(Kuswarno, 2009):

a. Memberitahu identitas dengan jelas dan tujuan penelitian.

b. Melakukan pencatatan secara cepat dan lengkap selama wawancara

berlangsung.

c. Mengingat pertanyaan dan tidak banyak bicara atau menanggapi pernyataan

yang keluar dari tujuan penelitian.

d. Merekam isi pembicaraan wawancara dalam bentuk tape recorder atau video

sebagai keakuratan data.

e. Membuat jadwal tersendiri bagi masing-masing partispan.

Page 64: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

46

f. Mengecek pertanyaan dengan tingkat pengalaman partisipan dan

menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.

g. Menciptakan suasana yang nyaman dan melakukan wawancara dengan

kemampuan yang baik.

h. Tidak melenceng dari pertanyaan pedoman wawancara namun bisa

dikembangkan saat wawancara berlangsung.

i. Mendengarkan dengan seksama dan menanyakan dengan pertanyaan yang

tepat.

j. Memperlihatkan daftar pertanyaan sebelum wawancara.

k. Antisipasi jika jawaban melenceng dari tujuan penelitian dan mampu

mengendalikan emosi yang meningkat selama wawancara.

l. Mengucapkan terima kasih di akhir wawancara dan meminta kesediaannya

jika hasil wawancara dipublikasikan.

m. Meminta keterserdiaan partisipan jika diperlukan wawancara tambahan.

n. Menanyakan dengan tepat dan bergantung pada partisipan ketika

mendiskusikan makna dari peristiwa yang mereka alami.

2. Observasi

Metode ini merupakan teknik pengumpulan data yang mengharuskan

peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang,

pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan. Dengan

metode ini peneliti mendapat informasi langsung dari informan (Moleong, 2007).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi yang

dibuat dalam bentuk catatan lapangan untuk mencatat hal-hal penting yang

terkaait dengan permasalahan penelitian yang tidak didapatkan dari wawancara.

Catatan berisi kondisi fisik, penampilan diri subjek, sikap, ekspresi verbal maupun

Page 65: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

47

non verbal, hambatan yang muncul, dan kejadian yang terjadi selama wawancara.

Proses ini dilakukan bersamaan dengan wawancara yang sudah direncanakan

(Moleong, 2007; Budiarti, 2010). Peneliti juga perlu berlatih bagaimana

menuliskan hasil observasi secara deskriptif, dan mengembangkan kedisiplinan

mencatat kejadian lapangan secara lengkap dan mendetail (Poerwandari, 2009).

3. Catatan Lapangan (Field Note).

Catatan lapangan menurut Bogdan dan Biken (dalam Moleong, 2007)

adalah catatan yang tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan

dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam

penelitian kualitatif. Catatan itu berupa coretan seperlunya yang sangat

dipersingkat, berisi kata-kata kunci, frasa, pokok-pokok isi, pembicaraan atau

pengamatan, mungkin gambar, sketsa, sosiogram, diagram, dan lain-lain.

Langkah-langkah penulisan catatan lapangan adalah sebagai berikut:

a. Pencatatan awal, dilakukan bersamaan dengan wawancara dengan

menuliskan kata kunci pada buku nota.

b. Pembuatan catatan lengkap setelah pulang dan dilakukan dalam suasana

tenang dan tidak ada gangguan.

c. Langkah ketiga apabila kembali lagi ke lapangan penelitian, hal yang belum

dicatat dan teringat dapat dimasukkan lagi ke catatan lapangan (Moleong,

2007)

D. Informan Penelitian

Pemilihan informan penelitian ini ditetapkan secara langsung (purposive)

dengan prinsip kesesuaian (appropriateness) dan kecukupan (adequancy).

Wawancara mendalam dilakukan untuk menggali data mengenai pengalaman Kepala

Page 66: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

48

Ruangan dalam penerapan gaya kepemimpinan Islam di Rumah Sakit Syarif

Hidayatullah . Dengan kriteria:

1. Terdata sedang menjabati sebagai Kepala Perawat Ruangan di Rumah Sakit Syarif

Hidayatullah

2. Beragama Islam

3. Dapat bekomunikasi dengan baik.

E. Tehnik Pengumpulan Data

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Juni 2014. Pengumpulan data

dilakukan oleh peneliti langsung.

2. Tahap Pengumpulan Data

a. Tahap pesiapan pengumpulan data

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengurus surat izin penelitian,

selanjutnya akan mengadakan pertemuan dengan informan di rumah sakit

untuk menjelaskan tujuan penelitian, kriteria, prosedur, jumlah informan yang

dipilih dan menyesuaikan jadwal.

b. Tahap pelaksanaan pengumpulan data

Dalam memperoleh data yang dibutuhkan sebagai bahan pembuatan laporan

penelitian, ada beberapa teknik, cara, metode yang dilakukan oleh penelitian

kualitatif, yaitu dengan cara mengumpulkan data.

1) Wawancara

Wawancara merupakan sarana untuk mentrasmisikan pengalaman dari

informan pada pewawancara (Holstein dan Gubrium, 1997 dalam

Daymon dan Holloway 2008). Menurut Easterby Smith, Thorpe dan

Lowe dalam Daymon dan Holloway (2008) wawancara adalah metode

Page 67: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

49

yang tepat ketika Anda ingin memahami konstruk-kontrsuk yang

digunakan orang-orang yang diwawancarai sebagai dasar untuk

pendapat dan keyakinan mereka mengenai situasi, isu, atau produk

tertentu. Mann dan Stewart (2000 dalam Daymon dan Holloway, 2008)

menyatakan, sebelumnya sebaiknya perlu menjabarkan tujuan dan

prosedur riset sejelas mungkin, kemudian mengingatkannya terus

selama riset berproses.

Berdasarkan jenisnya, peneliti memakai jenis wawancara tidak

berstruktur (Daymon dan Holloway, 2008) yaitu tidak ada pertanyaan

yang ditentukan sebelumnya, ketika anda memulai wawancara dengan

melontarkan pertanyaan umum terlebih dahulu. Karena wawancara

tidak terstruktur membutuhkan keterlibatan besar partisipan, maka

dalam wawancara, kita perlu menimbang betul bagaimana memotivasi

pertisipan untuk terlibat dlam percakapan dan melanjutkannya.

2) Observasi

Observasi dilakukan sebagai penguat data sebelumnya serta untuk

cross check data dan memperkaya informasi penelitian.

3) Catatan lapangan

Catatan lapangan dilakukan untuk mencatat kejadian selama

berinterkasi dengan informan, dan untuk memperkaya informasi

penelitian.

F. Validasi Data

Validasi data merupakan suatu proses penentuan apakah suatu wawancara

dalam survei atau observasi yang dilakukan dengan benar dan bebas dari bias

(Hermawan, 2009).

Page 68: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

50

Data penelitian yang diperoleh dalam penelitian kualitatif perlu diuji validitas

dan reliabilitas untuk mengukur keabsahan datanya. Beberapa uji keabsahan dalam

penelitian kualitatif diantaranya: uji credibility, transfersability, dependability, dan

confirmability (Moleong, 2007). Berbagai tekhnik ini dapat dipilih salah satu atau

lebih untuk mecapai keabsahan data. Oleh karena keabsahan ini yang paling tahu

hanya peneliti sendiri, maka peneliti seharusnya menampilkan kejujuran. Manipulasi

data akan membuat data akan membuat keabsahan data menjadi berkurang kadar

keilmiahannya.

1. Kredibilitas

Kredibilitas pada penelitian kualitatif terletak pada keberhasilan

mengeksplorasi masalah dan menjamin bahwa penelitian diidentifikasi dan

dideskripsikan secara akurat (Bungin, 2008).

Langkah-langkah untuk meningkatkatkan kredibilitas penelitian:

a. Memperpanjang cara observasi, agar dapat mengenal responden,

lingkungannya, dan kegiatannya sekaligus mengecek informasi dari responden

dan membangun kepercayaan responden.

b. Pengamatan terus menerus, agar penelitian dapat dilakukan dengan cermat,

terinci, mendalam, dan berfokus pada hal yang sedang diteliti.

c. Triangulasi, pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang

lain di luar data sebagai pengecekan atau pembanding data tersebut, dapat

berupa pengumpulan data dari berbagai sumber.

d. Peer debriefing yaitu membicarakan masalah penelitian dengan orang lain

dalam bentuk diskusi atau tanya jawab tentang hasil yang diperoleh baik

dengan teman sejawat maupun dengan orang yang ahli dalam bidang kualitatif.

Page 69: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

51

e. Mengadakan member check, yaitu mengklarifikasi dan mengulangi setiap

akhir wawancara supaya tidak ada data yang berbeda (Bungin, 2008;

Endraswara, 2006).

Penelitian ini yang dilakukan oleh peneliti menggunakan kredibilitas

peer debrifieng dan triangulasi. Pertama, peneliti mengumpulkan data yang akan

dibuatkan transkrip, setelah itu transkrip data yang sudah selesai dibicarakan dan

didiskusikan ke pembimbing tentang hal-hal yang dialami partisipan. Kedua,

peneliti memanfaatkan catatan lapangan yang dibuat ketika wawancara

berlangsung.

2. Dependabilitas

Dependabilitas merupakan konsistensi, atau setidaknya ada kesamaan

hasil bila dilakukan oleh peneliti lain.

Untuk menguji hal ini dilakukan:

a. Pengamatan oleh dua orang atau lebih terhadap fenomena

b. Cheking data dilakukan dengan mencari data dari orang lain

c. Audit trail dimana pembimbing memeriksa proses

Pada penelitian ini peneliti membuat transkrip data secara singkat,

maksud, tujuan, proses, dan hasil penelitian. Peneliti menggunakan audit trail

dimana pembimbing sebagai auditor eksternal untuk menguji keakuratan data

melalui pemeriksaan data mentah (catatan lapangan, hasil rekaman, foto, dan

dokumen).

3. Konfirmabilitas

Konfirmabilitas mengandung pengertian bahwa hasil penelitian dapat

dibuktikan kebenarannya yakni sesuai dengan data yang dikumpulkan dalam

laporan lapangan dan mendapat persetujuan dari pihak-pihak lain terhadap

Page 70: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

52

pandangan, pendapat, dan penemuan seseorang (Streubert & carpenter, 2003).

Dalam melakukan uji konfirmabilitas hampir sama dengan melakukan uji

defendabilitas sehingga pengujian ini bisa dilakukan bersama (Budiarti, 2010).

Pada penelitian ini, hasil penelitian dikoreksi oleh pembimbing untuk menjamin

apakah hasil temuan itu benar-benar dari data, menelusuri data mentah yang

dibuat peneliti, dan menelaah dalam melakukan keabsahan data (Octavia, 2013).

4. Transferabilitas

Transfersabilitas diartikan sejauh mana hasil penelitian dapat

diterapkan atau diberlakukan pada orang lain dan di tempat lain pula (Moleong,

2007; Budiarti, 2010). Hasil penelitian kualitatif memiliki standar transferabilitas

tinggi bilamana pembaca memahami gambaran yang jelas tentang konteks dan

fokus penelitian (Bungin, 2008). Peneliti dalam hal ini tidak melakukan proses

Transferabilitas, dikarenakan sulitnya dalam pelaksanaanya.

G. Tehnik Analisis Data

Proses analisa data kualitatif dilakukan setelah pengumpulan data selesai dari

setiap partisipan. Pada penelitian ini menggunakan tekhnik analisa menurut Collazi

(1978 dalam Streubert & Carpenter, 2003), dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Peneliti mendeskripsikan tentang fenomena yang diteliti, yaitu pengalaman

Kepala Ruangan dalam gaya kepemimpinan Islam.

2. Mengumpulkan deskripsi fenomena yaitu melalui pendapat atau gambaran yang

disampaikan pada wawancara dengan Kepala Ruangan.

3. Membaca data secara keseluruhan yang telah disampaikan partisipan, kemudian

membuat kata kunci dan catatan penting yang kemudian diberi tanda.

4. Membaca transkrip secara berulang-ulang dan menemukan catatan penting atau

kata kunci untuk membuat tema.

Page 71: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

53

5. Mengatur kumpulan makna yang telah dirumuskan ke dalam kelompok tema

dengan membuat kategori-kategori.

6. Peneliti kemudian menggabungkan tema yang memiliki kesamaan arti dalam

bentuk klaster tema.

7. Menuliskan hasil analisis dalam bentuk deskriptif, dimana peneliti merangkai

tema yang ditemukan selama proses analisis data dan menuliskannya dalam

bentuk deskripsi yang terkait pengalaman dan pengetahuan Kepala Ruangan

tentang gaya kepemimpinan Islam.

8. Peneliti menemui partisipan untuk melakukan validasi data. Validasi dilakukan

untuk mengklarifikasi data hasil penelitian yang telah disusun sesuai dengan

pengalaman partispan.

9. Menggabungkan data hasil validasi ke dalam deskripsi analisis setelah dilakukan

validasi (Streubert & Carpenter, 2003).

H. Etika Penelitian

Penelitian yang dilakukan telah mendapatkan izin dari Direktur Utama Rumah

Sakit Syarif Hidayatullah melalui surat pengantar dari Pembantu Dekan bidang

Akademik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Peneliti melindungi hak-hak

calon informan untuk mengambil keputusan sendiri dalam hal berpartisipasi pada

penelitian ini maupun tidak berpartisipasi, tidak ada paksaan informan untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini.

Kerahasiaan untuk menjaga rasa aman dan nyaman informan dibuat dengan

lembar persetujuan (informed consent). Dengan informed consent tersebut informan

memahami tentang penelitian yang dilakukan dan menyatakan setuju untuk

berpartispasi di dalam penelitian (Dempsey, 2002 dalam Firanika 2010).

Page 72: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

54

Formulir persetujuan yang diberikan untuk pasrtisipan berisi tentang

penjelasan: tujuan penelitian, kemungkinan resiko dan ketidaknyamanan, manfaat

penelitian, persetujuan mendapat jawaban dari informan, persetujuan partisipan dapat

mengundurkan diri kapan saja dan jaminan anominitas serta kerahasiaan (Pollit &

Hungler, 2001 dalam Firanika 2010).

Penggunaan alat perekam seperti tape recorder dilakukan setelah mendapat

persetujuan dari informan dan telah dijelaskan tujuan penggunaannya.

Page 73: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

55

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Rumah Sakit Syarif Hidayatullah adalah rumah sakit swasta yang telah melayani

masyarakat sejak tahun 1961. Berawal dari sebuah klinik kecil di lingkungan UIN

(IAIN) yang kemudian berkembang menjadi Rumah Sakit swasta pratama di tahun 2007.

Lokasi Rumah Sakit sangat strategis terletak di Jl. Ir. H. Juanda No.95, Pisangan, Ciputat

Timur-Tangerang Selatan, Indonesia. Rumah Sakit Syarif Hidayatullah merupakan

Rumah Sakit swasta bernuansa Islam yang mengedepankan nilai-nilai Islam pada visi

dan misinya. Gedung Rumah Sakit yang terdiri dari 5 lantai, Lantai 1 terdapat pelayanan

administrasi, UGD, laboratorium, apotik dan lainnya. Lantai 2 terdapat pelayanan rawat

jalan poli umum, gigi, THT, penyakit dalam, paru dan rawat inap. Lantai 3 terdapat

rawat inap. Lantai 4 terdapat rawat inap kebidanan dan ruang operasi. Lantai 5 terdapat

perkantoran karyawan Rumah Sakit.

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Partisipan

Sebanyak enam partisipan berpartisipasi dalam penelitian ini. Semua partispan

berkerja di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah. Adapun karakteristik dari partisipan

sebagai berikut:

Partisipan pertama (P1) Ibu S, menjabati sebagai Supervisor Mutu Asuhan

Keperawatan mengatur rawat inap lantai 2,3 dan 4.

Page 74: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

56

Partisipan kedua (P2) Ibu A, menjabati sebagai Kepala Ruangan Rawat Inap lantai 2

dan 3 dengan mengepalai 24 orang anggota staf.

Partisipan ketiga (P3) Ibu Y, menjabati sebagai Kepala Ruangan Kebidanan lantai 4

dengan mengepalai 8 orang anggota staf.

Partisipan keempat (P4) Ibu B, menjabati sebagai Supervisor Pengembangan

Keperawatan mengatur di SDM (Sumber Daya Manusia), Diklat (Pendidikan dan

Pelatihan), UGD (Unit Gawat Darurat) dan HCU (High Care Unit).

Partisipan kelima (P5) Bapak C, menjabati sebagai Kepala Ruangan Unit Gawat

Darurat (UGD) dengan mengepalai 12 orang anggota staf.

Partisipan keenam (P6) Ibu F, Wakil Kepala Ruangan Ruang Operasi (OK) dengan

mengepalai 4 orang anggota staf.

2. Hasil Analisis Tematik

Hasil analisis tematik ini menjelaskan empat tema yang didapatkan pada

penelitian ini. Berbagai tema yang ditemukan terkait pengalaman Kepala Perawat

Ruangan dalam penerapan gaya kepemimpinan Islam sebagai berikut: a) Syura

(Permusyawaratan); b) Adl bil qisth (Keadilan, disertai kesetaraan); c) Hurriah al-

kalam (Kebebasan berekspresi); d) Nilai-nilai Islam dalam gaya kepemimpinan Islam.

Tema 1. Syura (Permusyawaratan)

Makna syura atau permusyawaratan bagi Kepala Perawat Ruangan sangat

beragam. Pertanyaan dalam wawancara ini adalah terkait dengan pengalaman Anda

dalam mengelola dan memimpin keperawatan, dapatkah Anda menceritakan

pengalaman Anda dengan gaya kepemimpinan Islam Syura (permusyawaratan)?.

Page 75: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

57

Makna syura yang didapatkan dari hasil wawancara ini meliputi 1) Langsung

bertemu; 2) Sharing (Berbagi); 3) Seperti cerita; 4) Memberikan kesempatan

bertanya; 5) Terbuka; 6) Mencapai mufakat.

1) Langsung bertemu

Makna syura diungkapkan oleh salah satu partisipan dari enam partisipan

bahwa syura itu sama dengan langsung bertemu, seperti ungkapan partisipan

berikut ini:

“Pasien juga Sugi langung coaching, ketemu. Trus ke perawatnnya juga sama.

Jadi misalkan ada perawat atapun staf saya, yang merasa terlihat tampak kurang

bersemangat, saya langsung ketemu. Kita panggil. Panggipun berdua aja,

kendalanya apa...” (P1)

2) Sharing (Berbagi) kapan berikut ini

Dua dari enam partisipan memaknai syura sebagai sebuah sharing (berbagi),

seperti seperti ungkapan salah satu partisipan berikut ini:

“Kita berbagi ya, kalo yang namanya musyawarah itu kan kita berbagi, berbagi

pendapat, kita sharing gitu...” (P2)

“...adakah pendapat-pendapat yang bisa kita tampung, kalau masalah sharing-

sharing”(P6)

3) Seperti cerita

Salah satu partisipan memahami dan memaknai syura merupakan suatu

proses seperti cerita, adapun ungkapannya partisipan sebagai berikut:

“Musyawarah itu kan menurut saya, kaya model cerita ya, curhat ya...” (P3)

4) Memberikan Kesempatan Bertanya

Salah satu partisipan memahami syura sebagai proses untuk memberikan

kesempatan bertanya, seperti ungkapan partisipan berikut ini:

“Kalau musyawarah biasanya sebelum melakukan program kerja, membuat

program kerja biasanya saya menanyakan dulu ke temen-temen kebutuhan

pelatihannya itu apa?” (P4)

Page 76: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

58

5) Terbuka

Salah satu partisipan memahami gaya kepemimpinan syura sebagai gaya

kepemimpinan terbuka, adapun ungkapan partisipan tersebut sebagai berikut:

“Gaya kepemimpinan saya ngomong lebih seneng terbuka...”(P5)

6) Mencapai mufakat

Salah satu partisipan memaknai syura sebagai suatu cara untuk mencapai

mufakat, seperti ungkapan partisipan berikut:

“Ya musyawarah untuk mencapai mufakat ya, dengan rapat, ngikutin semua anak

buahnya, kumpulin dan ditampung, adakah pendapat-pendapat yang bisa kita

tampung...” (P6)

Tema 2. Adl bil qisth (Keadilan, disertai kesetaraan)

Hasil dari wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti kepada semua

partispian didapatkan beberapa makna Adl bil qisth (Keadilan, disertai kesetaraan).

Pertanyaan dalam wawancara ini adalah terkait dengan pengalaman Anda dalam

mengelola dan memimpin keperawatan, dapatkah Anda menceritakan pengalaman

Anda dengan gaya kepemimpinan Islam Adl bil qisth (Keadilan, disertai kesetaraan)?.

Makna yang didapatkan meliputi: 1) Sama rata; 2) Tidak ada perbedaan; 3)

Membandingkan hal yang diutamakan; 4) Memberikan kepada yang lebih pantas; 5)

Tidak pilih kasih; 6) Saling berbagi.

1) Sama rata

Empat dari enam partispian memaknai Adl bil qisth sebagai sesuatu yang

sama rata,seperti ungkapan salah satu partisipan berikut ini:

“Adilnya saya itu ya pendekatan, kalo ya pendakatan, kalo yang kedua ya apa

yang kita tetapkan ya kita jalankan gitu. Jadi semuanya ngikutin gitu, g keluar

jalur.. Jadi semua rata gitu...” (P1)

“Eee..untuk pengalaman yang adil ya, kalau adil itu berarti harus semuanya rata

ya, kan tidak ada anak kakak, anak tiri, anak asuh dan anak kandung istilahnya

seperti itu” (P2)

Page 77: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

59

“Adilnya yaitu misalkan orang dijadwal, salah satu enak aja shifnya, atau milih

temen siapa g bisa. Saya pukul sama rata semua. Demi stabilitas di UGD saat

dinas gitu”(P5)

“...ya berbagi temen satu lagi dua kali, jangan dia dia terus yang di on call gitu.

Adil itu kan berlaku sama rata, g yang pilih kasih, sama rata” (P6)

2) Tidak ada perbedaan

Dua dari enam partisipan memaknai Adl bil qisth sebagai suatu perbuatan

tidak ada perbedaan, seperti salah satu ungkapan partisipan berikut ini:

“...Jadi, memang harus bener-bener bisa memposisikan adil itu harus, ya kan.

Tidak ada perbedaan antara si A si B. Ooh saya suka dengan si A jadi saya harus

mendekati si A, tidak seperti itu” (P2)

“Kalau menurut saya tidak membeda-bedakan, tidak pilih kasih, semua sama

dimata saya. Semua temen sejawat saya...” (P5)

3) Membandingkan hal yang diutamakan

Makna Adl bil qisth dipahami oleh salah satu partisipan sebagai bentuk

membandingkan hal yang diutamakan, seperti ungkapan partisipan sebagai berikut:

“Dalam sebulan itu, misalkan dia ada request tiga kali, yang satu request cuman

dua kali, aku perbandingin kan maksudnya biar aku adil gitu, salah satu aja yang

paling penting mana dia, nah itu yang diutamakan” (P3)

4) Memberikan kepada yang lebih pantas

Salah satu partispan memahami dan memaknai Adl bil qisth sebagai suatu

upaya memberikan kepada yang lebih pantas, berikut ungkapan dari partisipan:

“Dalam penjadwalan asistensi itu saya harus berusaha untuk adil, untuk adil

disini adalah ada yang asisten berat, bagus seperti dokter Dini malam sampai jam

12 malam. Saya memberikan kepada orang-orang yang sekiranya itu kuat” (P4)

5) Tidak pilih kasih

Dua dari partisipan memahami makna dari Adl bil qisth sebagai suatu

perbuatan yang tidak pilih kasih, sebagaimana ungkapan partisipan berikut:

“Kalau menurut saya tidak membeda-bedakan, tidak pilih kasih, semua sama

dimata saya. Semua temen sejawat saya” (P5)

Page 78: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

60

“Adil itu kan berlaku sama rata, g yang pilih kasih, sama rata. Dalam pembagian

shift...” (P6)

6) Saling berbagi.

Salah satu partispian memaknai dan memahami dari Adl bil qisth sebagai

suatu saling berbagi, seperti ungkapan partisipan sebagai berikut:

“Kalau adil misalkan dari on call. Kalau on call dapet fee kan?. Ya kita berbagi

aja, bapak ini sudah pernah on call berapa kali, misalkan hari ini dia sudah on

call dua kali, ya berbagi temen satu lagi dua kali, jangan dia dia terus yang di on

call gitu...” (P6)

Tema 3. Hurriah al-kalam (Kebebasan berekspresi)

Berbagai makna Hurriah al-kalam bagi Kepala Perawat Ruangan sangat

beragam. Pertanyaan dalam wawancara ini adalah terkait dengan pengalaman Anda

dalam mengelola dan memimpin keperawatan, dapatkah Anda menceritakan

pengalaman Anda dengan gaya kepemimpinan Hurriah al-kalam (kebebasan

berekspresi)?. Makna yang didapatkan meliputi 1) Mengeluarkan pendapat bebas; 2)

Ada yang boleh dilakukan ada yang tidak boleh dilakukan; 3) Mengarah yang ke

positif; 4) Aktualisasi diri; 5) Keterbukaan; 6) Mengutarakan langsung.

1) Mengeluarkan Pendapat Bebas

Dua dari enam partisipan memaknai Hurriah al-kalam sebagai sesuatu cara

mengeluarkan pendapat bebas, seperti ungkapan salah satu partisipan berikut:

“Kebebasan ekspresi dalam brieffing ya itu, bisa mengeluarkan pendapat bebas,

bisa mengkritik, mengkritik dalam arti,ee.. pelayanan kita gimana, masukannya,

ataupun atasannya atau pun fasilitas disini. Membuka care aja, ayo kita perbaiki

bareng-bareng” (P1)

“Kalo ada misalkan ada pendapat atau sesuatu yang mengganjal yang tidak suka

dari cara saya, atau apa silahkan ngomong saya lebih seneng karna apa, kalo

selama itu kritikannya bagus dan membangun kenapa tidak gitu” (P5)

Page 79: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

61

2) Ada yang boleh dilakukan ada yang tidak boleh dilakukan

Salah satu partisipan memahami Hurriah al-kalam merupakan sesuatu ada

hal yang boleh dilakukan ada yang tidak boleh dilakukan, seperti ungkapan

berikut:

“Kebebasan berekspresi, kalau rawat inap kan yang penting gini ya, kalau

misalkan kebebasan berekspresi kita kan mau ngapain aja, gitu kan ya. Aaa kan

kita kan disini ada hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakuakan”(P2)

3) Mengarah kepada yang positif

Salah satu partisipan mendapatkan makna dari Hurriah al-kalam sebagai

cara mengarahkan kepada yang positif, seperti ungkapan salah satu partisipan

berikut:

“Akhirnya sekarang ekspresinya itu yang full itu aku arahin ke arah-arah yang

positif” (P3)

4) Aktualisasi diri

Makna Hurriah al-kalam oleh salah satu partisipan merupakan sebuah

aktualisasi diri, seperti ungkapan partisipan berikut:

“Memang kalo untuk aktualisasi diri itu, saya itu suka menjadi pusat perhatian

gitu lho. Dalam artian apa. Keperawatan adalah seni, seni dimana seni itu bisa

berubah-ubah...”(P4)

5) Keterbukaan

Hurriah al-kalam dimaknai oleh salah satu partisipan sebagai suatu cara

untuk keterbukaan, seperti ungkapan partisipan berikut:

“Ada tempatnya, ada waktunya ada wadahnya. Tempatnya yaitu pas rapat unit

ada misalkan kalo memang mau berpendapat g mesti harus nunggu rapat unit,

penggil saya, ketemu sama saya. Kita berdua ngobrol, apa yang menjadi ganjalan,

apa pendapat anda, saya terima orangnya terbuka, selama itu untuk kemajuan

UGD dan kebaikan kita bersama ya, itu aja sih sama saya” (P5)

Page 80: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

62

6) Mengutarakan Langsung

Salah satu partisipan memahami dan memaknai Hurriah al-kalam sebagai

cara untuk mengutarakan langsung, seperti ungkapan salah satu partisipan berikut:

“Ke temen-temen yang sudah berkeluarga, mereka ada masalah langsung

utarakan, gitu. Kalau misalkan yang diserahin ke saya belum ada jawaban mereka

bakal utarakan lagi pas rapat YKM, kan ada supervisor ada manajer, nah nanti

mereka minta jawaban” (P6)

Tema 4. Nilai-nilai Islam dalam gaya kepemimpinan Islam

Hasil dari wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti kepada semua

partispian didapatkan beberapa makna nilai-nilai Islam dalam gaya kepemimpinan

Islam oleh Kepala Perawat ruangan. Pertanyaan dalam wawancara ini adalah terkait

dengan pengalaman Anda dalam mengelola dan memimpin keperawatan, dapatkah

Anda menceritakan pengalaman Anda dengan dengan nilai- nilai Islam yang

ditanamkan di dalam gaya kepemimpinan Islam ?. Makna yang didapatkan meliputi:

1) Kekeluargaan; 2) Melakukan pendekatan kepada staf; 3) Menciptakan kerukunan

dan kenyamanan; 4) Berdoa sebelum memulai kegiatan; 5) Menjadi contoh yang baik;

6) Berakhlak baik

1) Kekeluargaan

Dua dari enam partisipan memaknai nilai Islam dalam gaya kepemimpinan

Islam yaitu kekeluargaan, seperti ungkapan partisipan berikut:

“Sugi selalu bilang ke temen-temen anggaplah pasien seperti keluarga kita sendiri,

Sugi selalu saya bilang begitu. Kalau udah seperti itu InsyaAllah dari ramah,

sopan, tanggung jawab semunya. Dari hati dulu. Jangan karna tugas” (P1)

“Jadi dia masuk kesini itu dengan polos ibarat kertas putih. Bisa aja disini coret-

coretnya seperti apa tergantung si atasannya ini. Gimana membawa dan

membimbing temen-temennya gitu. Ya.. pengennya ya itulah menciptakan suasana

kekeluargaan” (P3)

Page 81: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

63

2) Melakukan Pendekatan kepada staf

Salah satu partisipan memaknai nilai Islam dalam gaya kepemimpinan

Islam yaitu melakukan pendekatan kepada staf, seperti ungkapan partisipan

berikut:

“...Jadi kan kita mendekati, apa sih kekurangannya apa sih yang bisa yang belum

bisa ya. Kalau misalkan gini kalau orang baru, pasti kita harus mendekati dia, kita

harus melakukan pendekatan, biar dia juga tidak merasakan saya selalu baru,

saya ini selalu disuruh-suruh” (P2)

3) Menciptakan kerukunan dan kenyamanan

Makna nilai Islam dalam gaya kepemimpinan Islam oleh salah satu

partisipan adalah menciptakan kerukunan dan kenyamanan, seperti ungkapan

partisipan berikut:

“Menurut aku ya, kerukunan kali ya, terus menjadi kan sesuana kerja itu jadi

nyaman, kemudian hubungan silaturahmi g hanya sebatas partner kerja ya, tapi

jadinya saudara gitu, kekeluargaan. Jadi istilahnya menganggap tempat kerja ini

rumah kedua ya” (P3)

4) Berdoa sebelum memulai kegiatan

Salah satu partisipan memahami dan memaknai nilai Islam dalam gaya

kepemimpinan Islam yaitu dalam bentuk berdoa sebelum memulai kegiatan, seperti

ungkapan partisipan berikut:

“Kita jangan lupa kalau mau memulai itu berdoa ya. Berdoa pada saat operan

shift. Misalkan kita ucapkan Bismillah ya. Tapi saya membudayakan temen-temen

berdoa sebelum kegiatan. Lalu kalau saya misalkan ada temen yang berbuat salah

ya, salah kembalikan lagi mau berkerja semaunya sendiri. Saya bilang berkerja itu

amanah, ada Allah yang mengawasi kalian” (P4)

5) Menjadi contoh yang baik

Partisipan memaknai nilai Islam dalam gaya kepemimpinan Islam yaitu

untuk menjadi contoh yang baik, seperti ungkapan berikut:

Page 82: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

64

“Saya sebagai kepala ruangan saya harus lebih dari pada mereka kan, dari segi

kedisipilinan, trus kinerja, pengetahuan otomatiskan terus menggali kan ya.

Sekarang gini, pemimpinnya seperti itu, gimana mau ditiru sama anak buahnya

kan, diri kita nya dulu harus bener, kalo pengen di ikutin sama temen-temen

sejawatnya. Saya nya dulu harus bener, gitu. Karna dengan sendirinya kita punya

tanggang jawab . Kita ditunjuk jadi kepala ruangan, kita punya beban, kita pnya

tanggung jawab, punya kewajiban juga” (P5)

6) Memilki akhlak baik

Salah satu partisipan memahami dan memaknai nilai Islam dalam gaya

kepemimpinan Islam yaitu untuk memilki akhlak baik, seperti ungkapan berikut:

“Untuk seorang Kepala Ruangan ya berlaku adil, apa namanya ya...jujur dan

terbuka. Terbuka atas masukan temen-temen. Terbuka atas apa masalah yang

datang. Berfikir positif aja. Kalau misalkan kita ada masalah, kita rumat puyeng

gimana malah puyeng sendiri hehe. Lalu sabar” (P6)

Tabel berikut ini menjelaskan sintesa dari hasil wawancara :

Page 83: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

65

Tabel 5.1 Matriks Analisis Tematik

No Statement

Sub Kategori Kategori Tema

1 Pasien juga Sugi langung coaching,

ketemu. Trus ke perawatnnya juga

sama. Jadi misalkan ada perawat atapun

staf saya, yang merasa terlihat tampak

kurang bersemangat, saya langsung

ketemu. Kita panggil. Panggipun berdua

aja, kendalanya apa.

Melakukan syura dengan metode langsung

kepada individunya, pada saat individu

tersebut tampak kurang semangat atau ada

masalah.

Langsung bertemu

Syura (Permusyawaratan)

Dilakukan pada saat salah satu

anggotanya sedang mangalami suatu

masalah

2 Kita berbagi ya, kalo yang namanya

musyawarah itu kan kita berbagi,

berbagi pendapat, kita sharing gitu.

Melakukan syura dengan cara sharing atau

berbagi pengalaman dan masalah kepada

teman-teman sejawatnya.

Sharing (Berbagi)

Syura (Permusyawaratan)

Dilakukan secara rutin pada setiap

operan shift kerja perawat

3 Musyawarah itu kan menurut saya, kaya

model cerita ya, curhat ya.

Melakukan syura seperti cerita, tidak

hanya dengan berkumpul secara formal,

tapi cerita juga di luar perkumpulan formal

agar teman-temannya merasa nyaman.

Seperti Cerita

Syura (Permusyawaratan)

Hal ini dilakukan lebih nyaman pada

saat di luar pertemuan-pertemuan

formal agar pendekatan lebih baik

4 Kalau musyawarah biasanya sebelum

melakukan program kerja, membuat

program kerja biasanya saya

menanyakan dulu ke temen-temen

kebutuhan pelatihan itu apa?.

Melakukan syura dengan menanyakan

dahulu kepada bawahan dari setiap

membuat program kerja

Memberikan

Kesempatan

Bertanya

Syura (Permusyawaratan)

Dilakukan pada saat ada pembuatan

rencana program kerja perawat maka

dikumpulkan para staf untuk

pembahasannya untuk membuat

keputusan

5 Gaya kepemimpinan saya ngomong

lebih seneng terbuka.

Melakukan syura dengan keterbukaan

antara atasan dengan bawahan dalam

penyampaian masalah

Terbuka

Syura (Permusyawaratan)

Dilakukan pada saat pertukaran shift

kerja perawat dan dibahas secara

terbuka dari permasalahan yang ada

dilapangan

Page 84: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

66

6 Ya musyawarah untuk mencapai

mufakat ya, dengan rapat, ngikutin

semua anak buahnya, kumpulin dan

ditampung, adakah pendapat-pendapat

yang bisa kita tampung,

Melakukan syura demi untuk mencapai

mufakat (kesamaan pendapat) dari setiap

permasalahan yang dihadapi.

Mencapai Mufakat

Syura (Permusyawaratan)

Dilakukan hal ini pada ketika rapat

formal untuk pembahasan perkerjaan

dilapangan

7 Adilnya saya itu ya pendekatan, kalo ya

pendekatan, kalo yang kedua ya apa

yang kita tetapkan ya kita jalankan gitu.

Jadi semuanya ngikutin gitu, g keluar

jalur.. Jadi semua rata gitu.

Melakukan „Adl bil qisth pada saat

pembagian jadwal dinas dan cuti pada

bawahan, dengan membuat request jadwal.

Sama Rata

„Adl bil qisth (Keadilan, disertai

kesetaraan)

Dilakukan ketika para stafnya sedang

ada permasalahan dengan melakukan

pendekatan secara personal untuk lebih

mengetahui permasalahan secara rinci

sehingga dapat diperlakukan adil sesuai

fakta yang ada

8 Jadi, memang harus bener-bener bisa

memposisikan adil itu harus, ya kan.

Tidak ada perbedaan antara si A si B.

Ooh saya suka dengan si A jadi saya

harus mendekati si A, tidak seperti itu.

Melakukan „Adl bil qisth tidak melihat dari

individunya, adil itu tidak hanya dalam

perlakuan tapi juga dalam pengambilan

keputusan.

Tidak Ada

Perbedaan

„Adl bil qisth (Keadilan, disertai

kesetaraan)

Melakukan hal ini dengan melihat

dahulu secara keseluruhan dari

permasalahan yang ada dan

mendapatkan informasi yang akurat dari

masalah

9 Dalam sebulan itu, misalkan dia ada

request tiga kali, yang satu request

cuman dua kali, aku perbandingin kan

maksudnya biar aku adil gitu, salah satu

aja yang paling penting mana dia, nah

itu yang diutamakan

Melakukan „Adl bil qisth untuk

membandingkan mana keperluan yang

lebih utama pada saat pemberian request

jadwal dinas.

Membandingkan hal

yang diutamakan

„Adl bil qisth (Keadilan, disertai

kesetaraan)

Hal ini dilakukan pada ketika

pembagian jadwal shift kerja perawat

dengan memberlakukan memberikan

kesempatan request jadwal kerja shift

terlebih dahulu

Page 85: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

67

10 Dalam penjadwalan asistensi itu saya

harus berusaha untuk adil, untuk adil

disini adalah ada yang asisten berat,

bagus seperti dokter Dini malam sampai

jam 12 malam. Saya memberikan

kepada orang yang sekiranya itu kuat.

Melakukan „Adl bil qisth pada saat

pemberian jadwal asistensi dokter,

diberikan kepada yang lebih layak dan kuat

menerima tugas tersebut.

Memberikan kepada

yang lebih pantas

„Adl bil qisth (Keadilan, disertai

kesetaraan)

Dilakukan hal ini pada ketika dilakukan

pembagian jadwal shift kerja perawat

11 Kalau menurut saya tidak membeda-

bedakan, tidak pilih kasih, semua sama

dimata saya. Semua temen sejawat saya.

Melakukan „Adl bil qisth pada saat

pemberian sanksi hukuman pada saat

melakukan kesalahan dan pemilihan

anggota setiap shift kerja.

Tidak Pilih Kasih

„Adl bil qisth (Keadilan, disertai

kesetaraan)

Dilakukan ketika dilakukan dalam

pengambilan suatu keputusan

12 Kalau adil misalkan dari on call. Kalau

on call dapet fee kan?. Ya kita berbagi

aja, bapak ini sudah pernah on call

berapa kali, misalkan hari ini dia sudah

on call dua kali, ya berbagi temen satu

lagi dua kali, jangan dia dia terus yang

di on call gitu.

Melakukan „Adl bil qisth pada saat

pembagian tugas kerja di lapangan, dengan

saling berbagi sama rata.

Saling Berbagi

„Adl bil qisth (Keadilan, disertai

kesetaraan)

Dilakukan dalam pembagian tugas kerja

berdasarkan banyak tugas yang sudah

dilakukan

13 Kebebasan ekspresi dalam brieffing ya

itu, bisa mengeluarkan pendapat bebas,

bisa mengkritik, mengkritik dalam

arti,ee.. pelayanan kita gimana,

masukannya, ataupun atasannya atau

pun fasilitas disini. Membuka care aja,

ayo kita perbaiki bareng-bareng.

Melakukan Hurriah al-kalam disaaat ada

rapat membahas tentang pelayanan dan

lainnya.

Mengeluarkan

Pendapat Bebas

Hurriah al-kalam (Kebebasan

berekspresi)

Dilakukan pada saat briefing pertukaran

shift kerja perawat

14 Kebebasan berekspresi, kalau rawat

inap kan yang penting gini ya, kalau

misalkan kebebasan berekspresi kita

kan mau ngapain aja, gitu kan ya. Aaa

kan kita kan disini ada hal yang boleh

dilakukan dan tidak boleh dilakuakan.

Melakukan Hurriah al-kalam, boleh bebas

dalam melakukan tindakan, asalkan sesuai

dengan aturan dan SOP yang ada.

Ada yang boleh

dilakukan ada yang

tidak boleh

dilakukan

Hurriah al-kalam (Kebebasan

berekspresi)

Dilakukan pada saat kegiatan kerja

lapangan langsung perawat dalam

tindakan kerjanya

Page 86: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

68

15 Akhirnya sekarang ekspresinya itu yang

full itu aku arahin ke arah-arah yang

positif.

Melakukan Hurriah al-kalam dengan

mengarahkan kepada hal yang positif

Mengarahkan

kepada yang positif

Hurriah al-kalam (Kebebasan

berekspresi)

Dilakukan ketika ada salah satu

anggotanya yang belum bisa

mengontrol dirinya pada saat berkerja

dilakukanlah pengarahan berbasis bebas

yang beretika

16 Memang kalo untuk aktualisasi diri itu,

saya itu suka menjadi pusat perhatian

gitu lho. Dalam artian apa. Keperawatan

adalah seni, seni dimana seni itu bisa

berubah-ubah.

Melakukan Hurriah al-kalam merupakan

aktualisasi diri dalam melakukan tindakan

keperawatan, karena keperawatan itu seni.

Aktuaslisasi diri

Hurriah al-kalam (Kebebasan

berekspresi)

Dilakukan untuk menunjukkan

kemampuan diri dalam berkerja

17 Ada tempatnya, ada waktunya ada

wadahnya. Tempatnya yaitu pas rapat

unit ada misalkan kalo memang mau

berpendapat g mesti harus nunggu rapat

unit, penggil saya, ketemu sama saya.

Kita berdua ngobrol, apa yang menjadi

ganjalan, apa pendapat anda, saya

terima orangnya terbuka, selama itu

untuk kemajuan UGD dan kebaikan kita

bersama ya, itu aja sih sama saya

Melakukan Hurriah al-kalam selama

sesuai dengan situasi dan kondisi, dan

diterima terbuka atas semua pendapat dan

kritikan

Keterbukaan

Hurriah al-kalam (Kebebasan

berekspresi)

Dilakukan dengan langsung

menyampaikan permasalahan dan

pendapat kepada Kepala Ruangan jika

ada masalah

18 Ke temen-temen yang sudah

berkeluarga, mereka ada masalah

langsung utarakan, gitu. Kalau misalkan

yang diserahin ke saya belum ada

jawaban mereka bakal utarakan lagi pas

rapat YKM, kan ada supervisor ada

manajer, nah naanti mereka minta

jawaban.

Melakukan Hurriah al-kalam dengan

memberikan kesempatan untuk

mengutarakan langsung dari problem-

problem yang ada

Mengutarakan

langsung

Hurriah al-kalam (Kebebasan

berekspresi)

Dilakukan dengan penyampaian

langsung dan dilanjutkan pembahasan

masalah disebuah rapat dengan atasan

Page 87: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

69

19 Sugi selalu bilang ke temen-temen

anggaplah pasien seperti keluarga kita

sendiri, Sugi selalu saya bilang begitu.

Kalau udah seperti itu InsyaAllah dari

ramah, sopan, tanggung jawab

semunya. Dari hati dulu. Jangan karna

tugas

Melakukan dari nilai-nilai Islam dalam

berprilaku etis dengan menganggap staf

dan pasien seperti keluarga sendiri

sehingga muncul sifat-sifat yang baik.

Kekeluargaan

Nilai-nilai Islam dalam Gaya

Kepemimpinan Islam

Dilakukan penerapan ini kepada seluruh

staf, pasien dan keluarganya

20 Jadi kan kita mendekati, apa sih

kekurangannya apa sih yang bisa yang

belum bisa ya. Kalau misalkan gini

kalau orang baru, pasti kita harus

mendekati dia, kita harus melakukan

pendekatan, biar dia juga tidak

merasakan saya selalu baru, saya ini

selalu disuruh-suruh

Melakukan dari nilai-nilai Islam dalam

bentuk melakukan pendekatan untuk

perbaikan hubungan agar setiap

anggotanya baik yang baru dan yang lama

saling mengayomi satu sama lainnya

Melakukan

Pendekatan kepada

staf

Nilai-nilai Islam dalam Gaya

Kepemimpinan Islam

Dilakukan kepada staf baru khususya

agar nyaman dalam perkerjaan dan

tercipta hubungan yang baik dengan

seluruh staf yang ada

21 Menurut aku ya, kerukunan kali ya,

terus menjadi kan sesuana kerja itu jadi

nyaman, kemudian hubungan

silaturahmi g hanya sebatas partner

kerja ya, tapi jadinya saudara gitu,

kekeluargaan. Jadi istilahnya

menganggap tempat kerja ini rumah

kedua ya.

Melakukan dari nilai-nilai Islam dengen

menciptakan kerukunan antar atasan dg

staf dan sesama staf

Menciptakan

kerukunan dan

Kenyamanan

Nilai-nilai Islam dalam Gaya

Kepemimpinan Islam

Dilakukan dalam setiap kegiatan

diperkerjaan agar setiap orang nyaman

dengan perkerjaannya

22 Kita jangan lupa kalau mau memulai itu

berdoa ya. Berdoa pada saat operan

shift. Misalkan kita ucapkan Bismillah

ya. Tapi saya membudayakan temen-

temen berdoa sebelum kegiatan. Lalu

kalau saya misalkan ada temen yang

berbuat salah ya, salah kembalikan lagi

Melakukan dari nilai-nilai Islam dengan

selalu berdoa sebelum memulai kerja

Berdoa Sebelum

Memulai Kegiatan

Nilai-nilai Islam dalam Gaya

Kepemimpinan Islam

Dilakukan pada ketika pergantian shift

kerja perawat dan tindakan keperawatan

Page 88: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

70

mau berkerja semaunya sendiri. Saya

bilang berkerja itu amanah, ada Allah

yang mengawasi kalian.

23 Saya sebagai kepala ruangan saya harus

lebih dari pada mereka kan, dari segi

kedisipilinan, trus kinerja, pengetahuan

otomatiskan terus menggali kan ya.

Sekarang gini, pemimpinnya seperti itu,

gimana mau ditiru sama anak buahnya

kan, diri kita nya dulu harus bener, kalo

pengen di ikutin sama temen-temen

sejawatnya. Saya nya dulu harus bener,

gitu. Karna dengan sendirinya kita

punya tanggang jawab . Kita ditunjuk

jadi kepala ruangan, kita punya beban,

kita pnya tanggung jawab, punya

kewajiban juga.

Melakukan dari nilai-nilai Islam dengan

menjadi contoh yang baik dahulu kepada

anggotanya dan selalu selangkah lebih

depan dari pada bawahannya.

Menjadi Contoh

yang Baik

Nilai-nilai Islam dalam Gaya

Kepemimpinan Islam

Dilakukan oleh Kepala ruangan sendiri

selaku pemimpin bagi para anggotanya

dalam setiap tindakan dan perilakunya

agar menjadi contoh

24 Untuk seorang Kepala Ruangan ya

berlaku adil, apa namanya ya...jujur dan

terbuka. Terbuka atas masukan temen-

temen. Terbuka atas apa masalah yang

datang. Berfikir positif aja. Kalau

misalkan kita ada masalah, kita rumat

puyeng gimana malah puyeng sendiri

hehe. Lalu sabar.

Melakukan dari nilai-nilai Islam dengan

mengedepankan akhlak-akhlak prilaku

yang baik dalam setiap perkerjaannya

Memiliki akhlak

Baik

Nilai-nilai Islam dalam Gaya

Kepemimpinan Islam

Menerapkan dan mengarahkan staf

untuk memilki perilaku yang baik

dalam setiap kondisi perkerjaan

Page 89: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

71

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Interpretasi Hasil Penelitian dan Diskusi

Gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan suatu cara bagaimana seseorang

pemimpin mempengaruhi, mengarahkan, memotivasi, dan mengendalikan bawahannya

dengan cara-cara tertentu, sehingga bawahan dapat menyelesaikan tugas pekerjaannya

secara efektif dan efisien (Purwanto, 2006). Penelitian ini diangkat empat tema, memiliki

sub tema dan kategori makna tertentu. Tema tersebut teridentifikasi berdasarkan tujuan

penelitian. Berikut penjelasan secara rinci untuk masing-masing tema yang didapatkan

dari penelitian ini:

Tema 1. Syura (Permusyawaratan)

Syura memiliki makna yang begitu luas, yang mencakup dari penilaian dan

pemahaman seseorang. Pada penelitian ini makna syura dipersepsikan bervariasi oleh

para partisipan. Hasil penelitian ini terdapat berbagai makna syura berdasarkan

pengalaman yang diterapkan oleh Kepala Perawat Ruangan. Makna syura atau

permusyawaratan bagi Kepala Perawat Ruangan sangat beragam. Makna syura meliputi

langsung bertemu, sharing (Berbagi), seperti cerita, memberikan kesempatan bertanya,

terbuka dan mencapai mufakat.

Syura merupakan model dasar pengambilan keputusan, dan dalam melakukan hal

ini Al-quran menyerukan kepada para pemimpin muslim agar bermusyawarah (Noor,

2011). Tanpa adanya keimanan bahwa syura merupakan mekanisme baru (inovatif) yang

menjauhkan manusia dari perilaku hewani, maka bentuk perdamaian atau seruan apapun

Page 90: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

72

akan sia-sia saja, kita harus meyakini bahwa syura bukanlah kekayaan ide yang bersifat

temporal dalam kehidupan orang mukmin, tetapi ia adalah way of life yang dibuat untuk

dirinya, dan ia akan berupaya untuk merealisasikannya baik untuk dirinya sendiri

ataupun untuk orang lain (Syahrur, 2003).

Dalam penelitian ini didapatkan bermacam-macam makna dari syura berdasarkan

pengalaman dari Kepala Perawat Ruangan seperti langsung bertemu. Dalam hal ini

didapatkan bahwa salah satu dari partisipan memaknai syura dalam penerapannya

dengan metode bertemu langsung dengan para staf dan pasien secara langsung dalam

menghadapi masalah yang sedang dihadapi. Karena menurut Ibu S yang mengelola rawat

inap lantai 2,3 dan 4, penerapan syura dengan bertemu langsung ini lebih baik dan dalam

menggali masalah yang ada, sehingga mudah didapatkan solusi dari masalah tersebut.

Hal ini sejalan dengan teori yang disampaikan oleh Qumaihah (1990) bahwa

musyawarah merupakan pertemuan antara pemimpin dan bawahan, menurut tema

permasalahan, dapat dibagi pada dua macam:

1. Musyawarah khusus, yaitu musyawarah yang berkenaan dengan masalah-masalah

pribadi. Sebagai contoh, ketika Nabi meminta pedapat sebagian sahabat tentang

masalah Aisyah setelah tersebarnya berita bohong.

2. Musyawarah umum, yaitu musyawarah tentang permasalahan umat atau orang

banyak.

Musyawarah merupakan prinsip dasar dalam kehidupan kaum muslimin yang

harus diterapkan dalam perilaku mereka, dalam berbagai kegiatan kolektif dan

administratif organisasi. Islam mengharuskan pemimpin tersebut mengambil keputusan

sesuai dengan hasil musyawarah para anggota (Fathi, 2009).

Page 91: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

73

Dua dari enam partisipan yaitu Ibu A dan Ibu F memaknai syura sebagai sharing

atau berbagi, dalam hal ini sharing saling bertukar pikiran segala hal seperti pendapat

dan masalah-masalah lainnya yang terjadi dilapangan. Hal ini sejalan dengan teori yang

disampaikan oleh Qumaihah (1990) dalam bermusyawarah akan terjadi tukar menukar

pemikiran. Pemikiran orang banyak tentu akan lebih baik dengan pemikiran seorang.

Paling berbahaya kalau suatu masalah hanya diserahkan kepada satu orang saja. Menurut

Fathi (2009), Kepemimpinan dalam Islam bukanlah pemberian kekuasaan yang

memungkinkan seorang pemimpin mengembil keputusan sorang diri dalam berbagai

ketetapan dan tidak menyerahkannya kepada para bawahannya atau orang-orang

kepercayaannya yang ahli dalam bidang masing-masing, akan tetapi Islam telah

mengharuskan kaum muslimin untuk bermusyawarah.

Ibu Y memahami dan memaknai syura sebagai seperti cerita atau curhat, karena

menurutnya dengan model seperti cerita ini agar bawahannya atau sejawatnya yang lain

dapat mengeluarkan pendapat dan mengutarakan masalah dengan lebih nyaman. Hal ini

sejalan dengan Fathi (2009), dimana tujuan dari nilai musyawarah merupakan kekuatan

bagi umat Islam dan memperkokoh hubungan mereka, mampu menopang kebersamaan

pemikiran dalam kerja kolektif dan saling memahami, serta memperkuat hubungan

persaudaraan.

Menurut partisipan yang berbeda syura dimaknai sebagai sesuatu yang terbuka

dan untuk mencapai mufakat. Syura yaitu mengeluarkan ketetapan-ketetapan bersama,

mengeluarkan ketetapan mengenai urusan-urusan yang bersifat umum. Hal terbuka ini

sejalan dengan tujuan syura itu sendiri yakni melahirkan ketetapan jamaah, agar

mencegah pemimpin jangan sampai mengeluarkan ketetapan-ketetapan penting untuk

jamaah secara sendirian. Melindungi kebebasan berjamaah dalam haknya menentukan

nasib dan memelihara wewenangnya dalam mengatur urusan-urusannya, baik dikerjakan

Page 92: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

74

sendiri maupun dengan perantara orang-orang-orang yag dipilih untuk itu, serta

memelihara haknya dalam membatasi wewenang para pemimpin dengan apa yang lazim

untuk mencegah kesewenang-wenangan mereka (Asy-syawi, 1997). Musyawarah

merupakan watak substanasial kehidupan Islam dan berbagai indikator istimewa yang

dipilih sebagai teladan bagi umat lain. Musyawarah merupakan sifat yang harus dimiliki

dari sekian sifat keteladanan (Quthb, 2008). Allah berfiman, untuk memerintahkan dalam

melakukan musyawarah:

“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan mendirikan

shalat, sedang urusan mereka (diputusakan) dengan musyawarah antara mereka dan

mereka menafkahkan sebagian rezki yang kami berikan kepada mereka” (QS As-Syura

[42]: 38).

Berdasarkan dari hasil penelitian ini, menurut peneliti penerapan gaya

kepemimpinan Islam model syura oleh Kepala Perawat Ruangan selama memimpin dan

mengelola keperawatan sudah terterapkan dalam proses kepemimpinannya, akan tetapi

dalam penerapannya belum maksimal.

Tema 2. Adl bil qisth (Keadilan, disertai kesetaraan)

Keadilan bermakna meletakkan sesuatu pada tempatnya, atau meletakkan sesuatu

pada tempat yang tepat, atau menempatkanya dalam perspektif yang benar. Keadilan

juga berarti melakukan sesuatu tanpa melebihi batas seberapa besar maupun kecilnya

(Noor, 2011). Menurut Al Badri (2001), Suatu keadilan yang menjamin hak-hak keadilan

manusia sebagai mahluk yang mulia, mewujudkan kesejahteraan dan ketenangan jiwa

yang lengang dan hakiki, serta kabahagiaan hidup dan terpelihara urusan mereka.

Page 93: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

75

Empat dari enam orang partisipan memaknai adil berdasarkan pegalamannnya

dilapangan sebagai memperlakukan sesuatu atau seseorang dengan sama rata. Salah satu

partisipan memaknai adil sebagai memperlakukan sesuatu dengan tidak ada perbedaan

satu sama lainnya. Partisipan lainnya memaknai adil sebagai suatu tindakan yang tidak

pilih kasih. Hal pernyataan antara partisipan memperlakukan sama rata, tidak ada

perbedaan dan tidak pilih kasih memiliki suatu makna yang sama. Ketiga pernyataan dari

partisipan ini sejalan dengan pernyataan Muthahhari (2009) mengatakan bahwa keadilan

merupakan persamaan dan penafian terhadap deskriminasi dalam bentuk apa pun,

memandang semua individu secara sama rata, tanpa melakukan perbedaan dan

pengutamaan. Seorang pemimpin tidak diperkenankan untuk membela dan fanatik

terhadap seseorang tertentu dan membenci yang lain: ia harus mempunyai hubungan

yang sama atau sederajat dengan semua orang, yaitu hubungan yang dilandasi dengan

objektifitas dan keadilan (Fathi, 2009).

Berbicara pengutamaan tadi hal ini bertolak belakang atau tidak sejalan dengan

pernyataan partisipan Ibu Y yang memahami dan memaknai adil berdasarkan

pengalamannya sebagai untuk membandingkan hal yang utama dalam menetapkan

keputusan bagi stafnya. Dalam hal ini partisipan menerapkan adil disertai dengan

kesetaraan dengan mencontohkan dalam hal memberikan mana yang lebih utama dan

lebih penting menurut Kepala Perawat Ruangan dalam pembagian request cuti libur

untuk seluruh stafnya. Jika tidak dilakukan hal tersebut akan mengakibatkan ketidak

seimbangan dalam pembagian jadwal kerja staf perawat. Dan keputusan mutlak diambil

oleh Kepala Ruangan selaku pemimpin bagi para stafnya.

Salah satu partisipan yaitu Ibu B berdasarkan pengalamannya dalam mengelola

pengambangan keperawatan, SDM, diklat, UGD dan HCU memaknai adil sebagai

memberikan kepada yang lebih pantas, dalam hal ini partisipan mencontohkan yang

Page 94: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

76

pernah diterapkan yaitu penjadwalan asistensi dokter yag diberikan kepada yang lebih

pantas untuk mengemban tugas tersebut. Hal ini sesuai dengan pengertian keadilan

menurut Muthahhari (2009), pemeliharaan hak-hak individu dan pemberian hak kepada

setiap objek yang layak menerimanya.

Partisipan Ibu F memahami makna adil sebagai untuk saling berbagi antar staf

dalam pembagian tugas. Saling berbagi dalam tugas agar tercipta keseimbangan antara

satu dan lainnya. Hal ini sepaham dengan Koehn (2000), keadilan dipikirkan sebagai

mempertahankan atau memulihkan keseimbangan atau proporsional. Orang-orang

mempunyai hak dalam hubungan satu sama lain untuk kedudukan tertentu yang relatif

sama. Allah berfirman, dimana Dia memerintahkan kepada kita untuk berbuat adil:

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi

kepada kaum kerabat.” (QS An-Nahl [16]: 90)

Berdasarkan dari hasil penelitian ini, didapatkan sangat beragam makna dari adil

disertai dengan kesetaraan oleh Kepala Perawat Ruangan. Dalam hal ini penerapan

model gaya kepemimpinan Islam Adl bil qisth sudah terterapkan oleh Kepala Perawat

Ruangan cukup baik selama proses kepemimpinannya terhadap stafnya.

“Dan hendaknya kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang

berlaku adil.” (QS Al-Hujurat [49]: 9).

Tema 3. Hurriah al-kalam (Kebebasan berekspresi)

Kebebasan berekspresi merupakan hak yang diberikan kepada siapa saja untuk

menyuarakan kepedulian, persetujuan, atau saran atas suatu persoalan yang

memengaruhi kesejahteraan dirinya atau komunitasnya (Noor, 2011). Kebebasan

berekspresi merupakan ruang bersama (melting pot) sekaligus ruang proses (melting

Page 95: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

77

process), bagi pengolahan berbagai pendapat dan ide yang terkumpul di dalamnya

(Syahrur, 2003)

Salah satu partisipan memakanai hurriah al-kalam sebagai sesuatu untuk

mengutarakan secara langsung dari permasalaan yang ada. Disaat yang sama dua dari

enam partisipan memahami makna terhadap hurriah al-kalam yaitu mengeluarkan

pendapat yang bebas. Hal ini juga sejalan dengan Syahrur (2003), Kebebasan manusia

dalam mengekspresikan pendapatnya tidak diukur dengan ukuran bahwa pendapatnya itu

dapat menunjukkannya pada kebenaran, akan tetapi diukur dengan adanya kebebasan

orang lain dalam mengekspresikan pendapatnya. Karena asas kehidupan Islam adalah

kebebasan dan kebolehan, maka manusia dapat mengeskpresikan pendapatnya. Inilah

yang kami katakan sebagai kebebasan mengekspresikan pendapat yang merupakan satu-

satunya jalan kehidupan yang mampu mengungkap konflik-konflik intern dan pengaruh

interaksi timbal balik internal maupun eksternal (Syahrur, 2003).

Berbeda dengan makna yang ditemukan oleh partisipan lainnya, yaitu memahami

makna hurriah al-kalam sebagai sesuatu ada yang boleh dilakukan ada yang tidak boleh

dilakukan. Hal ini seiring dengan pendapat Syahrur (2003), Kebebasan berekspresi

merupakan kehendak sadar manusia untuk memilih antara menafikan dan menetapkan

sebuah eksistensi dalam kehidupan, kebebasan seseorang harus diwujudkan berupa

pilihan antara “ya” dan “tidak” atau boleh dan tidak boleh.

Partisipan lainnya memaknai hurriah al-kalam sebagai sesuatu mengarahkan ke

yang positif. Hal ini sejalan menurut Basyaib (2006), kebebasan berekspresi bisa menjadi

pendorong hal yang positif atau katakanlah bisa dijadikan ukuran bagi kemajuan

kelompok. Kalau kelompok ingin maju atau ingin cepat maju, maka kebebasan

berekspresi harus dibuka lebih lebar. Kebebasan itu bukan hanya dalam bentuk jaminan-

Page 96: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

78

jaminan hukum terhadap kebebasan berekspresi itu sendiri, tapi institusi yang mereka

miliki untuk mendukung kebebasan itu (Basyaib, 2006).

Dua dari parsipan memaknai hurriah al-kalam sebagai sebuah aktualisasi diri

dan keterbukaan. Hal ini sejalan dengan pendapat, aktualisasi diri meliputi

pengembangan diri, mengembangkan potensi dan keterampilan baru (Dewi, 2007).

Menurut Asifudin (2004), mengaktualisasi diri, mempunyai need for achievement tinggi,

yang layak diasumsikan sebagai sesuatu yang dapat memainkan peranan penting bagi

terbentuknya manusia unggulan berkenaan dengan kerja. Hak anggota untuk

memperoleh kebebasan berekspresi dan kewajiban pemimpin untuk terbuka menerima

kritik atau pendapat anggotanya (Chapra, 2006).

Peneliti menilai berdasarkan dari hasil penelitian ini, Kepala Perawat Ruangan

dengan model gaya kepemimpinan Islam hurriah al-kalam sudah terterapkan akan tetapi

dalam penerapannya masih belum maksimal dan masih butuh proses lebih lanjut.

Tema 4. Nilai-nilai Islam dalam gaya kepemimpinan Islam.

Lima ajaran yang menegaskan aspek-aspek sistem nilai Islam penting, yaitu: Al-

akmal asy-syakhshi atau integritas pribadi, Tawiyah al-shilah atau perbaikan hubungan,

Fa’iliyyah al-qiyadiyyah atau daya kepemimpinan, Makarim al-akhlaq atau perilaku etis,

dan Tahzib al-akhlaq atau peningkatan moral melalui pengetahuan spiritual (Noor, 2011).

Hasil penelitian ini didapatkan masing-masing dari penerapan nilai-nilai Islam dalam

gaya kepemimpinan Islam berdasarkan yang diterapkan oleh Kepala Perawat Ruangan.

Salah satu partisipan memaknai nilai Islam dalam gaya kepemimpina Islam

dalam bentuk kekeluargaan. Dalam hal ini partisipan menerapkan dan mengajarkan nilai

ini kepada stafnya dalam praktek agar menganggap pasien dan sejawat seperti layaknya

keluarga sendiri. Hal ini sejalan dengan makna Al- akmal asy-syakhshi atau integritas

Page 97: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

79

pribadi, Integritas bergantung pada kemampuan pemimpin dalam membimbing,

mengarahkan, dan memengaruhi orang berdasarkan prinsip moral dan nilai etis.

Kepala Perawat Ruangan dalam hal ini mempengaruhi para stafnya dengan

sebuah nilai etis yaitu dengan menganggap teman sejawat dan pasien sebagai layaknya

keluarga sendiri. Sifat seperti itu, yang dilengkapi dengan keshalehan, sifat bisa

dipercaya dan wawasan ke depan, secara bersama-sama membentuk orang dan cita-cita

(Noor, 2011). Integritas pribadi merupakan pribadi sebagai suatu keseluruhan yang utuh

tidak terbagi atau juga bukan pribadi yang sebagian saja (Riyanto, 2006). Menurut Adair

dalam Kartakusumah (2006), Integritas menunjukkan seseorang yang secara utuh

berpegang pada kode etik, norma artistik atau nilai-nilai tertentu, terutama terhadap nilai

kebenaran.

Dua partisipan lainnya memaknai nilai-nilai Islam dalam gaya kepemimpinan

Islam ini yaitu melakukan pendekatan kepada staf dan menciptakan kerukunan dan

kenyamanan. Dalam hal ini Kepala Ruangan menerapkan berdasarkan dilapangan dalam

bentuk seperti pendekatan kepada staf yang baru agar tidak merasa yang asing

dibandingkan dengan staf yang sudah berkerja lama dan berusaha menyatukan keduanya.

Begitu juga dengan menciptakan kerukunan dan kenyamanan agar silaturahmi

terwujudkan sehingga berkerja tidak hanya sebatas partner kerja bahkan jauh lebih

seperti saudara. Hal ini sejalan dengan salah satu nilai Islam dalam gaya kepemimpinan

Islam yaitu Tawiyah al-shilah atau perbaikan hubungan seperti yang dicontohkan oleh

Nabi Muhammad SAW, membagi waktu sehari menjadi tiga dimensi: satu dimensi untuk

Allah SWT (Subhanahu wata'ala), satu dimensi untuk keluarga, dan satu dimensi untuk

diri sendiri. Waktu untuk diri sendiri dibagi lagi dengan waktu untuk umat (Noor, 2011).

Page 98: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

80

Partispan lain menerapkan dalam hal yang berbeda dari nilai-nilai Islam dalam

gaya kepemiminan Islam yakni dalam bentuk meminta stafnya berdoa dalam setiap akan

memulai suatu kegiatan. Hal ini sejalan dengan nilai Islam yaitu Tahzib al-akhlaq atau

peningkatan moral kekuatan inspirasi yang mungkin berasal dari wahyu atau

pengetahuan tidak mengenal batas. Sumber Ilahiah peningkatan atau pengangkatan

semangat, yang menghasilkan peningkatan besar dalam hal standar perilaku (Noor, 2011).

Salah satu partisipan menerapkan nilai Islam dalam gaya kepemimpinan Islam

yaitu menjadi contoh yang baik untuk stafnya, dimana dalam hal ini Kepala Perawat

Ruangan selalu berupaya memulai mendisiplinkan diri dengan datang tepat waktu dan

peningkatan kinerja. Hal ini sejalan dengan nilai Islam yaitu Fa’iliyyah al-qiyadiyyah

atau daya kepemimpinan.

Daya berarti memberikan hasil yang dikehendaki. Daya mengisyaratkan adanya

kekuatan atau kemampuan menghasilkan efek yang diinginkan, tidak cukup bagi seorang

pemimpin hanya menyampaikan pidato-pidato penggugah semangat. Para pemimpin

besar tahu bahwa mereka akan ditiru. Oleh karena itu, memimpin melalui teladan berarti

bagaiamana pemimpin sejati menciptakan visi, aspirasi, dan nilai-nilai yang tahan lama.

Mereka memberikan bukti objektif komitmen pribadi (Noor, 2011). Tujuan dari sebuah

kepemimpinan itu sendiri usaha untuk mencapai tujuan dengan menggunakan daya

pengaruh, potensi yang ada baik yang memimpin maupun yang dipimpin secara

bersama-sama, dinamis dan harmonis. Daya yang ada atau timbul dari seseorang yang

ikut membentuk watak dan kepercayaan orang lain atas perbuatan tersebut (Al-banjari,

2008).

Partispan yang berbeda dalam pengalamannya terhadap nilai Islam dalam gaya

kepemimpinan Islam yaitu berakhlak yang baik dengan berlandaskan etika. Hal ini

sejalan dengan nilai Islam dalam gaya kepemimpinan Islam yaitu Makarim al-akhlaq

Page 99: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

81

atau perilaku etis. Etika adalah seperangkat prinsip moral dalam kaitannya dengan apa

yang benar dan salah. Etika mencerminkan karakter individu dan kelompok Etika

mengimplikasikan kepatuhan pada standar moral. Dalam situasi organisasi modern, etika

merujuk pada ketaatan terhadap aturan profesional. Etika Islam melampaui dunia materi

ke dalam wilayah moral dan spiritual demi mendapatkan ganjaran dari Allah SWT. Etika

Islam merupakan pemahaman akan benar dan salah untuk dipraktikkan, bukan sebagai

pengetahuan semata. Etika merupakan padanan akhlak dalam Islam (Noor, 2011).

Berdasarkan dari hasil penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa penerapan

nilai-nilai Islam dalam gaya kepemimpinan Islam oleh Kepala Perawat Ruangan sudah

terterapkan dengan sangat baik, dan hal ini harus tetap dipertahankan dan ditingkatkan.

B. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan pengalaman proses penelitian didapatkan beberapa keterbatasan

dalam penelitian. Keterbatasan tersebut antara lain:

1. Lamanya mendapatkan perizinan waktu untuk melakukan penelitian dari pihak

Rumah Sakit.

2. Wawancara dilakukan disela-sela kesibukan partisipan dalam bertugas.

Partispan merupakan sebagai Kepala Perawat Ruangan, dimana sebagai

pemimpin bagi anggota stafnya yang membimbing, mengawasi dan juga

sebagai pelaksana keperawatan kepada pasien langsung, sehingga waktu yang

diperlukan untuk bertemu masih kurang.

3. Partisipan yang didapatkan sedikit sehingga diambil partisipan dari 4 orang

kepala perawat ruangan dan 2 orang supervisor keperawatan.

4. Penelitian penerapan gaya kepemimpinan Islam yang serupa belum banyak

dilakukan membuat peneliti kekurangan referensi, sehingga dalam proses

melakukan pembahasan belum begitu lengkap dan detail.

Page 100: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

82

BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan arti pengalaman Kepala Perawat

Ruangan dalam penerapan gaya kepemimpinan Islam. Tema yang diangkat ada empat

yaitu 1) Syura (Permusyawaratan); 2) Adl bil qisth (Keadilan, disertai kesetaraan); 3)

Hurriah al-kalam (Kebebasan berekspresi); 4) Nilai-nilai Islam dalam gaya

kepemimpinan Islam.

Makna syura bagi Kepala Perawat Ruangan yaitu meliputi, langsung bertemu,

sharing (Berbagi), seperti cerita, memberikan kesempatan bertanya, terbuka dan

mencapai mufakat. Makna makna Adl bil qisth (Keadilan, disertai kesetaraan) oleh

Kepala Perawat ruangan yang meliputi sama rata, tidak ada perbedaan,

membandingkan hal yang diutamakan, memberikan kepada yang lebih pantas, tidak

pilih kasih dan saling berbagi.

Makna Hurriah al-kalam bagi Kepala Perawat Ruangan sangat beragam.

Makna Hurriah al-kalam meliputi mengeluarkan pendapat bebas, ada yang boleh

dilakukan ada yang tidak boleh dilakukan, mengarah yang ke positif, aktualisasi diri,

keterbukaan dan mengutarakan Langsung. Makna nilai-nilai Islam dalam gaya

kepemimpinan Islam oleh Kepala Perawat ruangan yang meliputi, kekeluargaan,

melakukan pendekatan kepada staf, menciptakan kerukunan dan kenyamanan, berdoa

sebelum memulai kegiatan, menjadi contoh yang baik dan berakhlak baik.

Page 101: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

83

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, gaya kepemimpinan Islam sudah

diterapkan oleh Kepala Perawat Ruangan Rumah Sakit Syarif Hidayatullah terhadap

anggota stafnya yang dipimpin, akan tetapi dalam pelakasanaanya masih belum

maksimal terutama pada aspek syura (permusyawaratan) dan hurriah al-kalam

(kebebasan berekspresi) . Dan hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan Islam

diaplikasikan dalam kemanajerialan dan kepemimpinan keperawatan di rumah sakit

dengan makna-makna yang mereka pahami, akan tetapi hanya saja belum mengetahui

jenis dan nama gaya kepemimpinan apa yang diterapkan tersebut.

B. Saran

1. Institusi Keperawatan

Hasil penelitian ini bagi pendidikan keperawatan dapat menjadi landasan

dalam mengembangkan keilmuan keperawatan terkhususnya manajemen

keperawatan dan dapat mengembangkan kompetensi pembelajaran pada

mahasiswa mengenai pengalaman Kepala Perawat Ruangan dalam penerapan gaya

kepemimpinan Islam.

2. Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya dapat menjadi bahan referensi dan pertimbangan

serta perlu adanya pengeksplorasian lebih dalam, mengenai cara untuk

mendapatkan hasil lebih luas dari pengalaman Kepala Perawat Ruangan dalam

penerapan gaya kepemimpinan Islam.

3. Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini bagi pelayanan keperawatan dapat menambah dan

memperkaya perkembangan ilmu kemanajerialan dan kepemimpinan keperawatan

mengenai penerapan gaya kepemimpinan Islam oleh Kepala Perawat Ruangan di

Rumah Sakit.

Page 102: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

Daftar Pustaka

Adair, Jhon. (2010). Kepemimpinan Muhammad. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Ahmad, K & Ogunsola O.K. (2011). An empirical assessment of Islamic leadership

principles, International Journal of Commerce and Management, Vol. 21 Iss: 3,

pp.291 – 318. http://www.emeraldinsight.com/journals.htm?articleid=1949666 diunduh

pada 20 Maret 2014

Al Badri, Abdul Aziz. (2001). Hidup Sejahtera Dalam Naungan Islam. Jakarta: Gema Insani

Al-Banjari, Rachmad Ramadhana. (2008). Prophetic Leadership: Membentuk Kepribadian

Para Pemimpin Berbasis Spiritualitas, Menumbuhkan Potensi dan Karisma

Kenabian dalam Diri Para Pemimpin. Yogyakarta: Penerbit Diva Press

Alwi, H. (2009). Uswatun Hasanah Meneladani Rasul Meraih Cinta Allah. Jakarta: Penerbit

Hikmah

Asifudin, Ahmad Janan (2004). Etos Kerja Islami. Surakarta: Muhammadiah University

Press

Asy-syawi, Taufiq. (1997). Syura Bukan Demokrasi. Jakarta: Gema Insani Press

Basyaib, Hamid. (2006). Membela Kebebasan : Percakapan Tentang demokrasi Liberal.

Jakarta: Freedom Institute

Budiarti, A. (2010). Pengalaman Seksualitas Perempuan Selama Masa Kehamilan.

http://journal.ui.ac.id/index.php/jkepi/article/view/2417/1863 diunduh pada 14

Desember 2013

Bungin, Burhan. (2008). Penelitian Kualitatif “Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan

Ilmu Sosial Lainnya”. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Celik. G, Yalan. (2002). Fethullah Gullen As A Servant Leader.

www.fethullahgulenconference.org/dallas/proceedings/GCelik%26YAlan.pdf

diunduh pada 29 Oktober 2013

Chapra, M Umer. (2006). Islam dan Tantangan Ekonomi. Jakarta: Gema Insani

Daymon, C & Holloway Immy. (2008). Metode-metode Riset Kualitaif: dalam Public

Relations dan Marketing Communications. Yogyakarta : Penerbit Bentang

Dewi, Rani Anggraeni. (2007). Menjadi Manusia Holistik. Jakarta: Penerbit Hikmah

Dwiwibawa, F.R & Riyanto T. (2008). Siap Jadi Pemimpin?: Latihan Dasar Kepemimpinan.

Yogyakarta : Penerbit Kanisius

Page 103: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

Fathi, Muhammad. (2009). The Art Of Leadership in Islam: Meneladani Kepemimpinan Nabi

& Khulafa Rasyidin. Jakarta: KHALIFA

Firanika, Rayuni. (2010). Aspek Budaya dalam Pemberian ASI Ekslusif di Kelurahan Bulalak

Kota Bogor Tahun 2010. Skripsi S1 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Gulen, F. (2002). Versi Terdalam: Kehidupan Rasul Allah Muhammad SAW. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada

Harari, O. (2005). The Leadership Secrets of Colin Powell: Sebuah Paradigma Baru

Kepemimpinan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Hawwa, S. (2007). Ar-rasul Shallallahu„alaihi wa sallam. Jakarta: Gema Insani Press

Hermawan, A. (2009). Penelitian Bisnis: Paradigma Kuantitatif. Jakarta: Penerbit Grasindo

Kartakusumah, Berliana. (2006). Pemimpin Adiluhung: Genelogi Kepemipinan Kontemporer.

Jakarta: PT Mizan Republika

Khoir, A M. (2011). Pengaruh Kepemimpinan Kepala Ruangan Terhadap Motivasi Kerja

Perawat Pelaksana Di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.

http://www.gobookee.org/get_book.php?u= diunduh pada 22 Oktober 2013-11-11

Koehn, Daryl. (2000). Landasan Etika Profesi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Koesoema, D. (2007). Pendidikan Karakter. Jakarta : PT Grasindo

Kresno, S. (2006). Aplikasi Penelitian Kualitaif Dalam Pemantauan Dan Evaluasi Program

Kesehatan. Jakarta: FKM UI

Kuswarno, Prof. Dr. Engkus. (2009). Metodologi Penelitian Komunikasi Fenomenologi.

Bandung: Widya Padjajaran

Lingga, R (2011). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29271/1/Appendix.pdf diunduh pada 25 Oktober 2013.

Moeljono, D. (2008). More About Beyond Leadership 12 Konsep Kepemimpinan. Jakarta :

PT Gramedia Pustaka Utama

Mohammad, H. (2008). 44 Teladan kepemimpinan Muhammad. Jakarta: Gema Insani Press.

Moleong, Prof. Dr. Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Muthahhari, M. (2009). Keadilan Ilahi: Asas Pandangan Dunia Islam. Bandung: Penerbit

Mizan

Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan; Aplikasi pada praktek perawatan profesional.

Jakarta: Salemba Medika.

Page 104: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

Noor, I. (2011). Manajemen Kepemimpinan Muhammad: Mencontoh Teladan Kepemimpinan

Rasul Untuk Kesempurnaan Manajemen Modern. Bandung: PT Mizan Pustaka

Octavia, Rafita. (2013). Studi Fenomenologi: Pengalaman Suami Menghadapi Istri yang

Memasuki Masa Menopause di Kelurahan Pisangan. Skripsi Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan.

Pawito. (2008). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: PT LkiS Pelangi Aksara

Yogyakarta

Purwanto, D. (2006). Komunikasi Bisnis Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Poerwandari, E. Kristi. (2009). Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia.

Jakarta: LPSP3 UI.

Putri, S B. (2011). Hubungan Gaya Kepemimpin Kepala Ruangan Dengan Stres Kertja

Perawat Pelaksana Di ICU RSUP DR. M. DJAMIL Padang tahun 2010.

http://repository.unand.ac.id/18134/1/HUBUNGAN%20GAYA%20KEPEMIMPIN

AN%20KEPALA%20RUANGAN%20DENGAN%20STRES%20KERJA%20PER

AWAT%20PELAKSANA%20DI%20ICU%20RSUP%20DR.%20M.%20DJAMIL

%20PADANG%20TAHUN%202010.pdf diunduh pada 26 November 2013

Qumaihah, Jabir. (1990). Beroposisi Menurut Islam. Jakarta : Gema Insani Press

Quthb, Sayyid. (2008). Tafsir Fi Zhilalil Qur‟an Jild 10. Jakarta: Gema Insani Press

Raco, J.R. (2010). Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya.

Jakarta: PT Grasindo

Rasuanto, Bur. (2005). Keadilan Sosial: Pandangan Deontologis Rawls dan Habermas, Dua

Teori Filsafat Politik Modern. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Riyanto,Theo. (2006). Jadikan Dirimu Bahagia. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Saipul. (2009). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja (Studi pada pegawai

Rumah Sakit Islam Banyuwangi).

http://digilib.umm.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jiptummpp-gdl-s1-

2009-saipul0461-16713&PHPSESSID=42d6ee65b827a38f44956092d28ba985

diunduh pada 26 November 2013

Salusu, J. (2004). Pengambilan Keputusan Stratejik: Untuk Organiasi Publik dan Organisasi

Nonproit. Jakarta: Grasindo

Setiawan, RB. (2010). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Pada PT.

PLN (Persero) Kantor Wilayah Sumatra Utara. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19465/5/Chapter%20I.pdf. Diunduh pada 26 November 2013

Streubert, Helen J & Dona Rinaldi carpenter, (1999). Qualitative Research in Nursing. 2nd

ed. Lippincot.

Suarli &dan Bahtiar, Y. (2010). Manajemen Keperawatan. Jakarta: Erlangga

Page 105: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

Simanullang, M H. (2013). Analisis Peran Kepala Ruangan dalam Pelaksanaan Fungsi

Manajemen Keperawatan; Persepsi Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap

Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan.

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/39138 diunduh pada 19 November

2013

Swansburg, Russel C. 2001. Pengantar Kepemimpinan dan manajemen keperawatan untuk

perawat klinis. Jakarta: EGC

Syahrur, Muhammad. (2003). Tirani Islam: Genealogi Masyarakat dan Negara. Yogyakarta:

Penerbit LkiS Yogyakarta

Taufiq, A M. (2004). Praktik Manajemen Berbasis Al-quran. Jakarta: Gema Insani Press

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. (2007). Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan.

Bandung: PT Imperial Bhakti Utama

Umar, H. (2000). Business An Introduction. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Warouw, H. Hana Yulianti M. Hendry P. (2013). Hubungan Kepemimpinan Kepala Ruangan

Menurut Persepsi Perawat Terhadap Motivasi Kerja Perawat Pelaksana Di Ruang

Intalasi Rawat Inap F BLU RSUP PROF. Dr. R.D Kandou Manado.

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/2185 diunduh pada 22 Oktober

2013

Wood, Geri Lobiondo, Judith Haber. (2006). Nursing Research Methods and Critical

Appraisal for Evidence-Based Practice. United Stated of America: Mosby Elsevier

Yuswanto, Tri Johan Agus. (2013). Pengembangan Model Kepemimpinan Keperawatan Di

Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Kelas A Di Indonesia.

http://www.fik.ui.ac.id/content/promosi-doktor-tri-johan-agus-yuswanto diunduh

pada 26 November 2013

_________________. (2014). An Encyclopedia Britannica Company. http://www.merriam-

webster.com/dictionary/experience diunduh pada 12 Mei 2014

Page 106: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan
Page 107: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan
Page 108: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan
Page 109: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

PENJELASAN TENTANG PENELITIAN

Pengalaman Kepala Perawat Ruangan dalam Penerapan Gaya Kepemimpinan

Islam di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah

Partisipan yang saya hormati,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Yoga Teguh Guntara

NIM : 1110104000024

Adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, akan melakukan penelitian tentang “Pengalaman Kepala

Perawat Ruangan dalam Penerapan Gaya Kepemimpinan Islam di Rumah Sakit

Syarif Hidayatullah”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi dan menggali secara

mendalam pengalaman Kepala Perawat Ruangan dalam penerapan gaya

kepemimpinan Islam. Selain itu, penelitian ini merupakan bagian dari persyaratan

untuk menyelesaikan Program Pendidikan S1 saya di Program Studi Ilmu

Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Besar harapan saya agar Anda bersedia menjadi partisipan dalam penelitian

saya dan mengungkapkan pengalaman serta pendapat terkait penelitian yang akan

dilakukan. Penelitian ini akan dilakukan dalam bentuk wawancara selama kurang

lebih 30-45 menit dan bila dibutuhkan informasi tambahan sekiranya dimohon

kesediaan Anda untuk wawancara tambahan.

A. Prosedur Penelitian

Apabila Anda bersedia berpasrtisipasi dalam penelitian ini, Anda diminta

menandatangani lembar persetujuan ini. Prosedur selanjutnya adalah:

1. Anda diminta mengisi identitas yang terdapat di lembar biodata.

2. Peneliti akan melakukan wawancara dengan Anda selama kurang lebih 30-45

menit.

Page 110: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

3. Bila diperlukan wawancara tambahan, diharapakan kesediaan waktu

partisipan di lain waktu.

4. Partisipan diperkenankan mengundurkan diri bila dirasa tidak nyaman atau

keberatan ketika dilakukan penelitian.

B. Kewajiban partisipan

Sebagai subyek penelitian, Anda berkewajiban mengikuti aturan dan petunjuk

penelitian seperti yang tertulis diatas, bila belum jelas dapat bertanya langsung

kepada peneliti.

C. Kerahasiaan

Semua informasi yang berkaitan dengan identitas responden akan dirahasiakan

dan hanya akan diketahui oleh peneliti. Hasil penelitian akan dipublikasikan

tanpa identitas asli partisipan.

D. Informasi tambahan

Anda dapat menanyakan hal yang belum jelas sehubungan dengan penelitian ini

atau mengenai kontrak waktu dan tempat untuk dilakukan wawanncara, Anda

dapat menghubungi saya Yoga Teguh Guntara pada no hp. 085714536223

Page 111: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN

Kepada Yth,

Partisipan Bapak/Ibu

Di tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Yoga Teguh Guntara

NIM : 1110104000024

Status : Mahasiswa Ilmu Keperawatan UIN Jakarta

Dengan ini memohon kepada Bapak/Ibu untuk bersedia menjadi partisipan pada

penelitian yang saya lakukan yang berjudul “PENGALAMAN KEPALA PERAWAT

RUANGAN DALAM PENERAPAN GAYA KEPEMIMPINAN ISLAM DI

RUMAH SAKIT SYARIF HIDAYATULLAH”

Demikian Saya sampaikan, atas perhatian dan ketersediaan Bapak/Ibu saya ucapkan

terimakasih.

Hormat Saya,

Yoga Teguh Guntara

Page 112: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

LEMBAR PERSETUJUAN

Setelah membaca surat permohonan dan mendapat penjelasan tentang

penelitian yang akan dilakukan, saya dapat memahami tujuan, manfaat, dan prosedur

penelitian yang akan dilakukan. Saya mengerti dan yakin bahwa peneliti akan

menghormati hak-hak dan kerahasiaan saya sebagai partsipan. Dengan penuh

kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak manapun, saya bersedia menandatangani

lembar persetujuan untuk menjadi partisipam pada penelitian ini.

Jakarta, ……………....2014

Tanda Tangan dan Nama Jelas Responden

Page 113: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM BAGI PARTISIPAN

Pengalaman Kepala Perawat Ruangan dalam Penerapan Gaya Kepemimipinan

Islam di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah

A. Petujuk Umum

1. Tahap perkenalan

2. Ucapkan terima kasih kepada informan atas kesediaan dan waktu yang telah

diluangkan untuk pelaksanaan wawancara

3. Menjelaskan maksud dan tujuan

4. Mengisi identitas partisipan

5. Membuat kontrak dan waktu

B. Petunjuk Wawancara Mendalam

a. Wawancara dilakukan oleh seorang pewawancara

b. Informan bebas menyampaikan pendapat, pengalaman, saran dan

komentar

c. Pendapat, pengalaman, saran dan komentar informan sangat bernilai

d. Tidak ada jawaban yang benar atau salah

e. Semua pendapat, pengalaman, saran dan komentar akan dijamin

kerahasiaannya

f. Peneliti akan merekam semua hasil wawancara dengan tape recorder

untuk membantu pencatatan hasil wawancara dan menggunakan sebuah

catatan sebagai field note untuk membantu percakapan agar tidak ada

pernyataan yang terlewat dari partisipan

Page 114: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

C. Identitas Pewawancara

Pewawancara :

Tanggal wawancara :

Waktu wawancara :

Tempat wawancara :

D. Identitas Partisipan

1. Nama Partisipan :

2. Tanggal lahir/Umur :

3. Jenis Kelamin :

4. Perkerjaan/Jabatan :

5. No Tlpn/Hp :

E. Pertanyaan Wawancara

1. Terkait dengan pengalaman Anda dalam mengelola dan memimpin

keperawatan, dapatkah Anda menceritakan pengalaman Anda dengan gaya

kepemimpinan Islam Syura (permusyawaratan) ?

2. Terkait dengan pengalaman Anda dalam mengelola dan memimpin

keperawatan, dapatkah Anda menceritakan pengalaman Anda dengan gaya

kepemimpinan Islam ‘Adl bil qisth (keadilan, disertai kesetaraan) ?

3. Terkait dengan pengalaman Anda dalam mengelola dan memimpin

keperawatan, dapatkah Anda menceritakan pengalaman Anda dengan gaya

kepemimpinan Islam Hurriyyah al-kalam (kebebasan berekspresi) ?

4. Terkait dengan pengalaman Anda dalam mengelola dan memimpin

keperawatan, dapatkah Anda menceritakan pengalaman Anda dengan nilai-

nilai Islam yang ditanamkan di dalam gaya kepemimpinan Islam ?

Page 115: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

F. Fase wawancara

No Kegiatan Respon sasaran Waktu

1. Pra Interaksi

- Memberi Salam

- Memperkenalkan diri, kontrak

waktu.

- Menjelaskan tujuan, prosedur

penelitian

- Mengisi lembar identitas dan

informed consent

- Memastikan kondisi ibu hamil

saat ini

- Menjawab salam

- Mendengarkan dengan atensi

dan memberi respon

- Mengisi lembar identitas dan

informed consent

10menit

2. Interaksi (Wawancara)

1. Terkait dengan pengalaman Anda

dalam mengelola dan memimpin

keperawatan, dapatkah Anda

menceritakan pengalaman Anda

dengan gaya kepemimpinan Islam

Syura (permusyawaratan) ?

2. Terkait dengan pengalaman Anda

dalam mengelola dan memimpin

keperawatan, dapatkah Anda

menceritakan pengalaman Anda

dengan gaya kepemimpinan Islam

‘Adl bil qisth (keadilan, disertai

kesetaraan) ?

3. Terkait dengan pengalaman Anda

dalam mengelola dan memimpin

keperawatan, dapatkah Anda

Mendengarkan pertanyaan,

menceritakan pengalaman yang

Kepala Perawat Ruangan Ketahui

25menit

Page 116: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

menceritakan pengalaman Anda

dengan gaya kepemimpinan Islam

Hurriyyah al-kalam (kebebasan

berekspresi) ?

4. Terkait dengan pengalaman Anda

dalam mengelola dan memimpin

keperawatan, dapatkah Anda

menceritakan pengalaman Anda

dengan nilai- nilai Islam yang

ditanamkan di dalam gaya

kepemimpinan Islam ?

3. Terminasi

- Memvalidasi apa yang telah

disampaikan

- Membuat kotrak waktu dan

tempat bila diperlukan

wawancara tambahan

- Mengucapkan terimakasih atas

kesediaan waktunya.

- Mengucapkan salam

- Merespon apa yang

disampaikan

- Menjawab salam

10

menit

Page 117: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

LEMBAR OBSERVASI

Subjek :

Tanggal :

Waktu : sd

Tempat :

Catatan Lapangan

1. Proses atau kegiatan selama wawancara berlangsung

2. Kondisi tempat wawancara atau lingkungan kerja

3. Benda yang ada disekitar subjek

4. Penampilan informan saat wawancara

5. Sikap, mimik, intonasi, respon nonverbal informan saat wawancara

6. Orang yang berada sekitar informan

7. Gangguan khusus selama wawancara

8. Interaksi sosial informan pada lingkungan (Atasan, staf bawahan, pasien dan

keluarga pasien)

Page 118: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

Transkrip Percakapan

Subjek : Ny. Sugi Astuti (P1)

Tanggal : Selasa, 3 Juni 2014

Waktu : 10.05 am sd 10.37 am

Tempat : Ruang Praktek dr. Saraf lantai 2 RS Syarif Hidayatullah

Jabatan : Supervisor Asuhan Keperawatan

1. Terkait dengan pengalaman Anda dalam mengelola dan memimpin

keperawatan, dapatkah Anda menceritakan pengalaman Anda dengan gaya

kepemimpinan Islam Syura (permusyawaratan) ?

R1: “Kalau saya kebetulan kan pegang dirawat inap ya, rawat inap lantai 2,3 dan 4.

Kalau dari saya sendiri lebih condong ke praktek lapangannya, di banding teori,

kalau saya. Jadi pendekatannya lebih gampang. Kalau keteori biasanya lebih cocokin

sama prakteknya biasanya beda. Kalau kita berpatokan sama teori, biasanya temen-

temen lebih cendrung kurang masuk. Karna kondisi pasien terutama. Apalagi rawat

inap itu unik. Pasien minta ini lah, sedangkan secara teori kan harus seperti ini,

seperti ini, seperti itu. Pasiennnya yang unik, mungkin yang permintaannya

banyaklah dari keluhanlah, dari masalah keluargalah, jadi saya diterapkan ke sistim

lapangan. Pasien juga Sugi langung coacnhing, ketemu. Trus ke perawatnnya juga

sama. Jadi misalkan ada perawat atapun staf saya, yang merasa terlihat tampak

kurang bersemangat, saya langsung ketemu. Kita panggil. Panggipun berdua aja,

kendalanya apa. Misalkan ya intinya kendala dilapangan apa, yang bikin g semangat

atau apa. Jadi satu individu saya tarik. Tapi juga saya lakukan brieffing, brieffing

rutin. brieffingnya seminggu dua kali biasanya. Lainnya mah langsung ketemu satu-

satu, kalau menemukan ada kendala. Kalau g semangat bisanya di observasi dulu. Ini

mengganggu perkerjaan apa enggak. Kadang orang g mood itu bukan berarti g

semangat ya. Cuman raut mukanya aja, mungkin kita ingetin aja, “ayoo senyuum”

seperti itu. Tapi kalo udah menggau pelayanan langsung ketemu”

P: “Penyelesaian masalah dengan musyawarah tadi itu bagaimana?

R1: “Pertama kita itu ketemuan sama perawat. Pertama kita pendekatan dulu.

Pendekatan ke personal itu, biar dia mau bener-bener mau cerita. Karna g semua

Page 119: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

perawat itu masalahnya kerjaan. Misal pribadi kalau memang masalah pribadi selama

saya bisa bantu ya kita bantu. Selama kita g boleh masuk ke situ,masalah rumah

tangga kan misalnya, kita bantu motivasi. Tapi kalau mengenai perkerjaan,

kendalanya apa. kalau kendalanya itu tim. Timnya yah. satu tim itu ternyata g cocok.

Kita upayakan untuk ganti tim. Tapi dengan satu syarat, untuk selanjutnya harus

berubah. Metodenya satu persatu sama brieffingnya seminggu dua kali, g tiap hari.

Karna kalau tiap hari menurut saya kurang mengena. Karna g semua perawat itu mau

cerita di depan umumkan”.

P: “Hal apa yang disampaikan dalam brieffing?”

R1: “Pertama motivasi, yang kedua ha-hal yang tidak dilakukan sesuai prosedur.

Prosedur di kita kan banyak. Namanya orang kan perubahan kan g lurus terus.

Kadangkan suka belok. Prosedurnya harus begini, melenceng dikit kita lurusin.

Brieffing biasanya rawat inap per 15 menit, maksimal 30 menit kalau banyak

pertanyaan”

2. Terkait dengan pengalaman Anda dalam mengelola dan memimpin

keperawatan, dapatkah Anda menceritakan pengalaman Anda dengan gaya

kepemimpinan Islam ‘Adl bil qisth (keadilan, disertai kesetaraan) ?

R1: “Kalau saya sistem nya usaha sebaik mungin. Sebaik mungkin dalam arti adil.

Misalkan jadwal aja ya. Karna kan cendrung orang merasa, ini g adil itu g adil. Saya

bikin ada request. Request jadwal, seperti itu. Itu pun request ada batas waktunya.

Misalkan buka tanggal 21, tutup tanggal 25. Diatas 25 saya g terima. Udah.

Kepakatan diluar itu , Sugi g mau lagi. Ataupun cuti juga sama. Gantian shift juga

sama, kalau memang aturannya harus seperti ini dia g lakuin ya langsung ada

punishmentnya misalkan dia presentasi.”

P: “Kalau ada problem antar staf, bagaimana penerapan adil itu sendiri berdasarkan

pengalamannya?”

R1: “kadang kan kita melihat sekilas itu, saya bilang kadang g sesuai. Tadi kembali

ke yang awal. Sugi brieffing, g kena Sugi masuk satu persatu. Kadang miss

komunikasi soalnya. Makanya sekarang Alhamdulillah rawat inap stabil. Kalau

masalah paling ya, kalo temen-temen tim ya. Karna kan masing-masing orang punya

prinsip yang berbeda-beda tapi, ya tujuannya sama. Misalkan satu tim itu ada empat

orang atau tiga orang. Yang satu orangnya menage waktunya pinter ngatur-ngatur

pasien. Yang satu mungkin prinsipinya kurang cepet tapi teliti, kan berbeda ya. Yang

Page 120: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

satu yang penting cepet kelar. Tiga orang berbeda itu kan saling ini ya, yang satu

pengen cepet, yang satu lambat, tapi kan tujuannya sama. Ya itu aja sih, biasanya

tim. Adilnya saya itu ya pendekatan, kalo ya pendakatan, kalo yang kedua ya apa

yang kita tetapkan ya kita jalankan gitu. Jadi semuanya ngikutin gitu, g keluar jalur..

Jadi semua rata gitu. G cuti ya g cuti semua. Kecuali ada hal-hal yang tertentu, orang

tua meninggal atau emergensi, itu beda lagi. Jadi g ada perawat ini saya spesialkan

gitu, saya samain”

3. Terkait dengan pengalaman Anda dalam mengelola dan memimpin

keperawatan, dapatkah Anda menceritakan pengalaman Anda dengan gaya

kepemimpinan Islam Hurriyyah al-kalam (kebebasan berekspresi) ?

R1: “Ya itu,Sugi itu, membebaskan, kita doa, kita kan operan dines ya disitu, temen-

temen itu ya bebas berekspresi, namanya doa ada yang sebelum berdoa itu apa

namanya, ada pengawalan atau yang memimpin. Jadi g ada harus begini, harus

begini, enggak. Selama doanya masih sesuai sama standar ya g apa-apa. Kebebasan

ekspresi dalam brieffing ya itu, bisa mengeluarkan pendapat bebas, bisa mengkritik,

mengkritik dalam arti,ee.. pelayanan kita gimana, masukannya, ataupun atasannya

atau pun fasilitas disini. Membuka care aja, ayo kita perbaiki bareng-bareng. Atau

pun kita ada rapat unit sebulan sekali, itu pertemuan semunya. jadi kita semuanya

dibahas disitu, dan itu secara tertulis dari hasil brieffingnya itu. Setiap kita brieffing

itu tertulis, begitu pun rapat. Masalah temen-temen atau ini itu”

P: “Kalau ada permasalahan antar staf itu bagaimana cara menanggapinya?”

R1: “Sugi cari tau dulu masalahnya itu apa, biasanya dua orang itu tujuannya sama

cuman beda persepsi aja, biasanya salah satu ini sulit menceritakan, ini sulit cerita

duluan yang satu jangan ganggu dulu, suruh mendengarkan. Setelah selesai ya yang

satu menceritakan. Jadi saya ambil jalan tengahnya. Jadi maksudnya saya

menengahin tujuannya cuma satu ini, seperti itu sih sebenarnya akhirnya nanti

ketemu”

Page 121: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

4. Terkait dengan pengalaman Anda dalam mengelola dan memimpin

keperawatan, dapatkah Anda menceritakan pengalaman Anda dengan nilai-

nilai Islam yang ditanamkan di dalam gaya kepemimpinan Islam ?

R1: “Nilai Islam apa ya, mungkin termasuk sopan ya, ramah itu pertama. Terus hati

ke hati baik temen-temen maupun dengan pasien. Karna kita g cuma membantu

orang tapi dengan hati. Trus yang pasti juga tegas. Tegas juga harus perlu ya. Tapi

yang utama hati sih. Jadi, Sugi selalu bilang ke temen-temen anggaplah pasien seperti

keluarga kita sendiri, Sugi selalu saya bilang begitu. Kalau udah seperti itu

InsyaAllah dari ramah, sopan, tanggung jawab semunya. Dari hati dulu. Jangan karna

tugas saja.”

P: “trus apalagi mbak kira-kira?”

R1: “Doa. Doa kita ya itu kita udah menerapkan ke pasien baca doa, itu udah ke

pasien semunya jalan.

Page 122: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

Transkrip Percakapan

Subjek : Ny. Agustina Merdeka Wati (P2)

Tanggal : Selasa, 3 Juni 2014

Waktu : 10.40 am sd 11.15 am

Tempat : Ruang Praktek dr. Saraf lantai 2 RS Syarif Hidayatullah

Jabatan : Kepala Ruangan Rawat Inap Lantai 2 dan 3 RS Syarif Hidayatullah

1. Terkait dengan pengalaman Anda dalam mengelola dan memimpin

keperawatan, dapatkah Anda menceritakan pengalaman Anda dengan gaya

kepemimpinan Islam Syura (permusyawaratan) ?

R2: “Aaa..kalau saya sih untuk gaya kepemimpinan musyawarah itu emang perlu ya,

karna kan setiap sesuatu hal itu untuk memutuskan segala sesuatu kita tidak bisa

dengan sepihak. Misalkan ada kasus-kasus tertentu bahawa ada masalah yang terjadi

karnakan menurut saya itu rawat inap itu unik, jadi g hanya datang langsung pulang,

seperti itu. Pasien itu datang dirawat beberapa hari paling minimalkan satu, dua hari

itu minimal ya, jadi segala sesuatunya kita harus dimusyawarahkan. Kan

musyawarah itu penting ya jadi, kita juga tidak ada untuk kepemimpinan itu yah?

bawahan itu harus mengikuti atasan memang kita harus, cuman kita juga harus

sharing ya, kendalanya dimana siih,seperti itu”

P: “Seandainya ada permasalahan dari proses musyawarah itu sendiri, cara Anda

mengelola masalah ini bagaimana?”

R2: “kita sih, pasti ada untuk selisih pendapat dan sebagainya itu ada, cumankan

kita harus cari permasalahannya itu apa sih? Kan kita setiap permasalahannya itu

pasti ada jalan penyelesaiaanya, makanya kita untuk mengadakan musyawarah

seperti itu. Kalau dirawat inap itu kita, kalau dinas malem jadi kita selalu tanya apa

yang terjadi, jadi disitu misalkan kalau ada-ada masalah kita g hanya, untuk

menyelasaikan itu g hanya satu, dua orang, jadi dari pendapat satu ke pendapat yang

lain”

P: “Dalam bermusyawarah itu yang mengambil keputusan itu siapa?”

R2: “Untuk mengambil keputusan, tetep saya sebagai kepala ruangan, seperti itu.

Cuman, kita kan juga harus mempertimbangkan, temen-temen yang ada dibawah

Page 123: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

saya, seperti itu. Bagaimana siih keinginan mereka, kita juga harus mendengarkan.

Misalkan ada masalah. Jadi kita tidak mendengar itu satu pihak, seperti itu. Tapi

keputusan pastinya ada di saya, seperti itu. Membutuhkan proses memang, walaupun

disaat musyawarah itu, masalah belum ini ya, masih belum selesai, seperti itu.

Bagaimana sih? Ooh permasalahan itu bagaimana, itu harus saya yang berfikir

sendiri baru nanti saya konfirmasi ke temen-temen, gitu. Karna kan setiap kita di

dalam ruang lingkup kalau manajemen ya, dari atasan ke bawahan pasti ada

perselisihan. Apalagi kalau rawat inap itu kita stafnya banyak ya, beda kalau

misalkan kita office, kalau ada masalah, biasanya distu-situ aja. Kalau kita di

perawatan itu kan bukan hanya kalau manajemen pasti antar manajemen, karna kalau

rawat inap itu denga pasien dan dengan yang sebagainya, seperti itu”

P: “Dari proses bermusyawarah itu bagaimana ibu gambaran penerapannya?”

R2: “Kalau saya sih yang sudah berjalan ya, karna kebetulan saya menjabat kepala

ruang dari 2012. Eee..disitu, jadi setiap orang berhak untuk mengeluarkan apa itu

pendapat dia, yah seperti itu. Jadi saya memberikan kebebasan untuk temen-temen

saya mengeluarkan apa sih yang ada dipikiran mereka, apasih yang ada dibenak

mereka, jadi kita semuanya itu keluar, jadi maksudnya g orang-orang tertentu ini

yang mengeluarkan pendapat. Kan kasian dari orang yang baru sampai orang yang

lama, pasti saya minta pendapatnya. Jadi, tidak ada itu namanya anak baru yang g

berhak apa-apa disitu, ga ada. Jadi, dari yang baru sampe yang lama itu berhak

mengeluarkan semuanya. Karna kan untuk prosesnya, kita sama-sama belajar disini,

kan kita g harus yang lama disini pinter kan?, kan tidak seperti itu. Bisakan baru kita

mengambil pengalaman dari yang baru kita mengambil pengalamannya, iya kan. Kita

berbagi ya, kalo yang namanya musyawarah itu kan kita berbagi, berbagi pendapat,

kita sharing gitu. Musyawarahkan g harus masalahnya apa itu terjadi, kan tidak harus

seperti itu. “Jadi kan bagaimana temen-temen?” Seperti itu kan setuju apa tidaknya,

seperti itu”

Page 124: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

2. Terkait dengan pengalaman Anda dalam mengelola dan memimpin

keperawatan, dapatkah Anda menceritakan pengalaman Anda dengan gaya

kepemimpinan Islam ‘Adl bil qisth (keadilan, disertai kesetaraan) ?

R2: “Eee..untuk pengalaman yang adil ya, kalau adil itu berarti harus semuanya rata

ya, kan tidak ada anak kakak, anak tiri, anak asuh dan anak kandung istilahnya

seperti itu. Jadi memang kalau menurut saya kalau seorang pemimpin itu kan amanah

ya, kalau menurut Islam, itu kan amanah. Jadi, memang harus bener-bener bisa

memposisikan adil itu harus, ya kan. Tidak ada perbedaan antara si A si B. Ooh saya

suka dengan si A jadi saya harus mendekati si A, tidak seperti itu. Jadi kita itu lihat,

kalau memang untuk adil itu bukan hanya untuk perlakuan tapi untuk mengambil

keputusan juga, ya kan, kalau untuk adil. Pastinya kalau memang kalau orang ini

bersalah apa sih prosesnya, bagaimana untuk kesalahan tersebut. Jadi, memang harus

sesuai g harus ada pilhan-pilihan, kalau memang salah ya salah. Jadi ga ada namanya

“yang ini lho yang bener ini salah” g ada yang seperti itu”

P: “Manajemen konflik dari penerapan adil ini bagaimana berdasarkan

pengalamanya?”

R2: “Kalau kita dirawat inap itu kan kita ada tim tergantung dari kesalahannya, kalau

misalkan untuk di rawat inap itu. Eee..kalau misalkan kesalahanya ternyata

kesalahannya itu untuk individu, ya kita ke individu tersebut ya, memang salah. Kita

proses, ini salahnya seperti apa sih, harus dia apain. Tapi, misalkan kesalahannya itu

satu tim, kita harus semuanya, jadi g harus menyalahkan si A, kan kita kan kalau

dirawat inap itu kita ada PJ, ada middle, ada yang baru ya. Jadi kita tiga, untuk

koposisinya tiga. Tergantung kesalahannya itu. Kalau memang semuanya itu kan

yang paling bawah itu kan g semuanya tau kan si baru, jadi beberapa mungkin ada

yang tidak tau. Kan bisa ke PJ, jadi bs nanya kesalahannya ini dimana, kita tanyakan

kesalahannya ini dimana apa sudah ngomong ke PJ nya dulu, seperti itu kan

bertanggung jawab untuk semunya. Jadi, tergantung kesalahan nya untuk terjadinya

konflik. Maka tergantung konfliknya ini individu apa kesemuanya. Karna kan ada

yang memang terjadi, oh PJ nya ini sudah mengingatkan, ini kan SOPnya sudah

seperti ini ini ini. Ternyata yang baru tidak mengikuti berarti kan PJ ini kan sudah

berusaha mengingatkan. Berarti kan itu kesalahan individu ya. Kalau misalkam

masalah itu terjadi didalam satu tim, kan kita harus lihat dulu masalahnya ini dimana

sih, miss nya dimana, seperti itu.”

P: “Pendekatan yang Anda lakukan itu seprti apa?”

Page 125: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

R2: “Kalau pendekatan pasti , kan kita kan setiap, seperti yang saya bilang kan rawat

inap itu unik, jadi kita ini tidak bisa, tanpa mereka saya juga tidak akan seperti ini.

Pastinya seperti itu. Jadi kan kita mendekati, apa sih kekurangannya apa sih yang

bisa yang belum bisa ya. Kalau misalkan gini kalau orang baru, pasti kita harus

mendekati dia, kita harus melakukan pendekatan, biar dia juga tidak merasakan saya

selalu baru, saya ini selalu disuruh-suruh, yaa.. karna kita kan semuanya sama-sama

berarti. Baik yang baru ini harus melakukan pendekatan,. Biar yang baru juga seperti

yang lama. Yang lama juga bisa mengajari yang baru jadi kita sama-sama

mengayomi. Kan harus selalu ada pendekatan, kalau misalkan tidak ada pendekatan,

yang baru dia akan tetep akan seperti itu, yang lama juga pinter hanya untuk dirinya

sendiri, ya kan. kalau kita pendekatan itu kalau kita misalkan kita langsung semunya,

kan kita g tau kekurangannya dia ini diamana sih, dia ini yang g bisa apa, yang belum

bisa apa, dia kendalanya dimana, ada masalaha apa engga?. Ka kalo misalkan kita

berkerja karna, kalau misalkan kita ada masalah ni... itu kan bisa terbawa di tempat

kerja, biasa seperti itu. Jadi, kita harus tau oohh si ini ni lagi ada masalah, jadi

kitakan harus ada pendekatan seperti itu. karna kan, kalau kita ada masalah pasti

mempengaruhi mood, ya kan. Sedangkan kalau kita disini melayani customer ya,

pasien itu kan cutomer, kalau menurut kita, jadinya kita g harus sesuka kita, pasien

ini orang lho, ini nyawa, itu bukan barang, seperti itu. Jadi, kalau misalkan ada

masalah di rumah, jangan samapi dibawa ke tempat kerja”

3. Terkait dengan pengalaman Anda dalam mengelola dan memimpin

keperawatan, dapatkah Anda menceritakan pengalaman Anda dengan gaya

kepemimpinan Islam Hurriyyah al-kalam (kebebasan berekspresi) ?

R2: “Kebebasan berekspresi, kalau rawat inap kan yang penting gini ya, kalau

misalkan kebebasan berekspresi kita kan mau ngapain aja, gitu kan ya. Aaa kan kita

kan disini ada hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakuakan. Tetapi,

kebebasan misalkan, saya punya pengalaman di satu tempat, misalkan ya dari anak

buah, misalkan seperti itu. Satu tempat. Boleh dibawa kesini selama itu baik , seperti

itu. Selama itu baik ya silahkan, silahkan aja, yang penting kita tidak menyalahi

aturan, seperti itu. Karna kan kalau kita kerja di pelayanan itu ada SOP, jadi bebas

berkeskpresi itu tetep bebas, maksudnya dalam berkerja yaa. Kecuali dalam

mengeluarkan pendapat kan itu bebas, tetapi kalau itu untuk berkerja, yang penting

kita berkerja ini tidak keluar dari SOP, karenakan kita ada SOP disetiap pelayanan itu

Page 126: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

ya. Jadi sesuai prosedur, seperti itu. Kalau dalam untuk berkerja. Karna untuk

perawat itu tindakan ya masa ya, karna manusia itu punya nyawa, itu kan bukan

barang ya, jadinya pasien itu punya nyawa harus bebas berekspresi g harus dibanting-

banting. Kecuali komputer ya kan, kita mau berekspresi apa, kita mau bikin media

apa kita silahkan, beda yang seperti itu. Misalkan, “kita punya cara baru nih, pakai

infus kita g pake alat-alat ini lho, pasang infus itu begini”. Ya kalau sesuai prosedur

silahkan silahkan yang penting sesuai prosedur silahkan”

4. Terkait dengan pengalaman Anda dalam mengelola dan memimpin

keperawatan, dapatkah Anda menceritakan pengalaman Anda dengan nilai-

nilai Islam yang ditanamkan di dalam gaya kepemimpinan Islam ?

R2: “Eee..kalau kan nilai Islam kan, ajaran Islam itu, kalau pemimpin itu amanah ya

kan, pemimpin itu apa ya?. Pemimpin itu harus punya sifat yang adil, ee...yang jujur,

eee..yang bijaksana, terus apalagi ya. Eee..tegas sih tegas, tapi harus tegas dalam

ngambil keputusan, itu tegas. Jadi pemimpin itu amanat. Karna kan kalau dibilang

amnaah itu beratkan sebenarnya. Amanah itu kan semua mewakili semua”

Page 127: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

Transkrip Percakapan

Subjek : Ny. Siska Yuliasnita (P3)

Tanggal : Selasa, 3 Juni 2014

Waktu : 11.25 am sd 12.05 am

Tempat : Ruang Praktek dr. THT lantai 2 RS Syarif Hidayatullah

Jabatan : Kepala Ruangan Kebidanan Lt 4 Rs Syarif Hidayatullah

1. Terkait dengan pengalaman Anda dalam mengelola dan memimpin

keperawatan, dapatkah Anda menceritakan pengalaman Anda dengan gaya

kepemimpinan Islam Syura (permusyawaratan) ?

R3: “Tergantung masalahnya ya, kalo memang masalahnya itu membawa

kebersamaan, maksudnya rame-rame ya mungkin kita selesaikan ngumpulnya

bareng-bareng. Hmmm... dan membahasnya ya fokus permasalahannya dan mungkin

itu sifatnya formal ya, kita dalam satu ruangan mungkin khusus, eee.. duduk bareng

rame-rame membahas permasalahannya, tapi kalo misalkan permasalahannya itu

sifatnya pribadi, biasanya aku manggil orang itu, jadi empat mata face to face lah

ngomong dan itu hanya keep silent lah aku sama yang bersangkutan aja yang tau, itu,

jadi tergantung masalahnya”

P: “Manajaemen konflik dalam proses bermusyawarah itu bagaimana?”

R3: “Kalau itu memang itu bisa diperbaiki dengan teguran konfliknya, misalkan ada

contoh ada kesalahan terapi, misalkan. Keasalahan terapi dokter kita selesaikan

bareng-bareng kita tanya apa sih masalahnya, kendalanya dilapangan itu apa

misalkan begitu. Misalkan ada yang ngomong pasien lagi rame itu, jadi kita kurang

fokus, jadi injeksinya salah misalkan gitu. Kita kasih solusi, disaat rame itu apa yang

harus benar-benar diperhatikan. Dan munculah saat itu, kita dinas, sekali dinas dua

orang, kita terpecah biasanya , di lantai 4 itu ada ruang tindakan bersalin sama ruang

perawatan. Misalkan ada tindakan di ruang bersalin, mau g mau g mau satu bidan

stand by di ruang tindakan, nah yang satu dilantai 4. Itukan muncul masalah banyak

itu, kalo yang satunya g fokus ada aja yang konfliklah, disitu kita pecahkan. Gimana

misalkan gitu, ternyata ada solusi kita minta bantuan ke unit lain yang memang

Page 128: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

sekiranya bisa membantu, contohnya perawat yang sedang tidak ada pasien, bisa

ditarik ke lantai 4, salah satunya sih seperti itu”

P: “Dalam pengambilan keputusan dalam bermusyawarah itu siapa dan bagaimana?

R3: “Yah tergantung kasus, kalau masalahnya itu tidak membawa, tidak membawa,

tidak terlalu memberikan masalah kepada pasien bianya sih keputusan aku ambil

sendiri sebagai kepala ruangan. Tapi kalau memang itu masalahnya sudah menyebar

sampai ada komplain pasien, yah itu biasa nya ke atasan juga samapai manager.. Itu

kalau yang sudah menimbulkan komplain pasien secara tertulis ya, kalau tidak

tertima gitu. Musyawarah itu kan menurut saya, kaya model cerita ya, curhat ya.

Maksudnya musyawarah itu belum tentu ada masalah dulu baru kita musyawarah,

jadi kalau prinsip saya, hmm.. ada saat-saatnya kita ajak ngobrol temen-temen,

ngobrol itu bukan hanya masalah atau ngobrolin pasien. Jadi kadang aku ada ngambil

saat-saatnya, hmm... ngobrol santai, misalkan masalah hobi atau apa yang tren

sekarang, biasakan kalo bidan cewek-cewek biasalah, jadi atau mungkin ngobrolin

apa, nanti ada ujung-ujungnya ada menggali-menggali. Misalkan ”gimana dinas sama

ini ini, sama kakaknya gini gini?” jadi awalnya ngobrol ngobrol santai. Misalkan

sebelum operan tukeran dinas malam ke pagi. Dateng-dateng ya g langsung fokus

gini, Ngobrol santai tujuan aku, bikin temen-temen aku nyaman di tepat kerja, sebisa

mungkin dia menyukai perkerjaannya, sebisa mungkin kesana pasti akan baik, dia

mengerjakannya dengan enjoy ya. InsyaAllah masalah sih sedikitlah kalau memang

dia seneng menyukai perkerjaanya ya, suasana kernyanya nyaman, dianya fokus g

ada tekanan. Dan disini memang aku tipe orang yang g terlalu kaku, tapi aku bisa

fleksibel. Kadang sebagai atasan yang memang disaaat dia salah ya aku agak keras,

tapi sebagai temen ya sebagai temen. Dan cara aku negur juga yang langsung dikasih

hukuman, engga. Tapi aku kembalikan, “Seandaianya kamu jadi pasien mau g

digituin?” Jadi dia berfikir ulangkan. Dan musyawarah itu bukan harus ada masalah

baru kita kumpul. Misalkan kita kemana jalan bareng-bareng diluar kerjaan, itu salah

satu musyawarah ya, nanti ditengah-ditengah ditambah aku selipin ngomogin

masalah ini, “Untuk ningkatin pasien lantai 4, coba temen-temen ada ide g?” gitu.

Jangan ditunggu ada masalah dulu, ntar yang ada pecah, kaya bom meledak mas, ya

kan. Kecil-kecil ditumpuk-tumpuk, booom!. Rata-rata disini banyak begitu hal-hal

kecil distu kita menyelesaikannya dari hal kecil. Dari ngobrol santai kan biasanya ada

nih kendalanya apasih “ iya nih ka, ada gini gini!” gitu. Makanya aku menerapkan itu

walaupun sebagai kepala ruangan, bisa juga sebagai temen, bisa juga sebagai partner

Page 129: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

kerja, bisa juga sebagai tempat curhat, bisa juga sebagai kakak, kebetulan umurku

klebih tua dari yang lain-lain. Bisa juga sebagai ibu, karena ada juga yang dari

perantauan. Jadi menasehati musyawarah g hanya disaat ada masalah disaat ada

konflik, prisnsip saya gitu. Saya orangnya fleksibel aja, disaat ada masalah saya

tegas. saya orang nya g suka ditakuti tapi senengnya disegani, naah gitu punya

prinsip. Jadi pemimpin jangan ditakukati tapi disegani. Kan beda ya, berwibawa dia”

2. Terkait dengan pengalaman Anda dalam mengelola dan memimpin

keperawatan, dapatkah Anda menceritakan pengalaman Anda dengan gaya

kepemimpinan Islam ‘Adl bil qisth (keadilan, disertai kesetaraan) ?

R3: “Hal kecil aja ya, ini kaya jadwal. Jadwal memang, ya namanya jadwal kita pola

tiga shift. Kan kalau kebidanan itu. Kalau tiga shift ya bermacem-macem sebenarnya

di unit lainnya itu g boleh rquest jadwal. “Misalkan tanggal sekian aku pengen libur”

gitu. Tapi aku memberikan ya itu kelongaran ke temen-temen memang karna aku

bukan langsung masuk sini bukan langsung jadi kepala ruangan. Tapi aku sebagai

staf biasa, dan menjadi kepala ruangan itu setelah aku dines disini 4 tahun. Aku jadi

kepala ruangan baru 2 tahun. 4 tahun itu aku merasakan yang aku menjadi staf biasa.

Yang mana susahnya kita dines malem, ya merasain lah kaya temen-temen. Makanya

aku juga yang g terlalu kaku. Aku izin kan request, tapi aku batesin. Misalkan

requestnya ada tiga. Nah disini kan ada 9 orang, pasti banyak kan, ada bentrok

apalagi yang namanya udah punya keluarga, pengen tanggal merah libur. Kan bisa

dilihat kan mas. Ada kita bisa melihat, misalkan itu bentrok dengan temen yang lain.

Aku liat dulu keperluannya apa. Dalam sebulan itu, misalkan dia ada request tiga

kali, yang satu request cuman dua kali, aku perbandingin kan maksudnya biar aku

adil gitu, salah satu aja yang paling penting mana dia, nah itu yang diutamakan. Jadi

jangan melihat ini kayanya orangnya g neko-neko nih, jadi aku acc. G gitu juga.

Kadang ada yang g di acc, ngomel-ngomel lah sama saya. Terserah, aku terserah

dibelakang ngomong apa yang menurut aku ini udah adil. Maksudnya aku utamakan

lah yang lebih penting. Kalo misalkan bikin jadwal ya, utamakan yang lebih penting,

terus memikirkan dari misalkan dia bulan sebelumnya udah cuti atau bulan ini

ngambil cuti lagi. Ya sama boleh juga, ganti dengan temen-temen lain”

P: “Manajemen konflik dalam penerapan adil ini bagaimana?”

R3: “Itu sih aku pernah nglamain juga ya jadi sebenar sih itu hal sepele sih mas, yang

satu nya sifat egois, yang satu nya g mau ngalah, g ketemukan?. Aku panggil

dudukin bareng, kita g menjudge dulu mereka dua-duanya salah, tapi kita suruh

Page 130: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

ngobrol dulu versinya yang egois sama versi yang g mau ngalah, dari situ ya pasti

aku mengambil kesimpulan dan aku juga mencari data g yang dari omongan ini aja,

aku juga nyari data dari orang lain yang memang sekiranya ada hubungannya si

kasus mereka ini. Dan itu g hanya dari ya katanya-katanya ya, kalo dari itu pasti udah

ditambahinlah dari satu jadi tiga. Dan aku tipe orang yang memang g gampang

percaya sama yang katanya-katanya. Aku lebih bagus lagi nyari dari data secara

objektifnya. Jadi, dudukin bareng, kronologisnya sepertinya apa dari versinya

ini..keputusan di saya memang, nah disitu saya ngambil keputusan juga sesuai

dengan data yang ada secara objektif ya, bukan subjektif, itu. Awalnya aku diberikan

secara lisan. Nah dari situ aku evaluasi, bisanya aku kasih waktu, jangka waktu satu

minggu, dua minggu. Kalau misalkan g ada perubahan, mau g mau saya panggil lagi.

Ada yang secara lisan bisa, ada yang secara tertulis”

P: “Jadi adil itu, menggali dari permasalahannya terlebih dahulu ?

R3: “Permasalahannya terlebih dahulu dan kita juga harus sudah tau dulu, data

permasalahannya itu secara objektifnya, bukan secara subjektif ya, kalau subjektif

katanya-katanya itu masih bisa salah. Kalau objektifkan secara faktanya ya kan. Dari

situ kita bisa menyimpulkan, kesimpulannya. Ya kalau memang dua-duanya salah ya

mau g mau kita tegur dulu secara lisan keduanya kasih pengarahan segala macem,

nanti dievaluasi, kalau masih begitu juga mau g mau secara tertulis, kalau masih juga

kita ajukan ke SDM, biasanya kena SP atau segala macem”

3. Terkait dengan pengalaman Anda dalam mengelola dan memimpin

keperawatan, dapatkah Anda menceritakan pengalaman Anda dengan gaya

kepemimpinan Islam Hurriyyah al-kalam (kebebasan berekspresi) ?

R3: “Kebebasan ekspresi kebetulan aku punya anak buah yang masih gadis orangnya

itu, apa ya suka jalan kemana-mana, ya kayanya g cocok jadi bidan. Jadi

pergaulannya itu bener-bener bebas. Aku sih pernah sempat aku panggil gitu ya. Aku

kasih arahan. Aku ngerti di usia mu itu memang seperti itu. Ekspresinya mungkin

emosi, ekpresi sikap attitude ya segala macem. Terlalu vulgar seusianya dia dan dia

anak gadis. Ngumpul sana sini, tapi aku arahkan. Kalau disaat kita masuk kerja

apalagi kita profesi bidan ya harus disesuaikan. G apa-apa kalau full ekspresinya itu

positif, monggo aku persilahkan. Akhirnya memang awalnya dia g bisa nahan, waah

terlalu ini banget dari attitudenya sikapnya hampir negatif ya. Aku amatin aku

panggil sekali kasih pengarahan ini-ini. Dia ngerasanya enggak, karna menurut dia

Page 131: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

itu biasa aja gitu kan. “ahh..emang aku begini kok” tapi kan yang ngasih penilaian

kan orang lain, yang ngasih masukan kan orang lain, ya kita bercermin dari diri kita

memang bagus, cermin itu g bisa ngomong kecuali kita yang ngasih masukan.

Alhamdulillah deh mau dia dikasih masukan dia mau, rubah sedikit-sedikit. Akhirnya

sekarang ekspresinya itu yang full itu aku arahin ke arah-arah yang positif. Misalkan

ada seminar. Aku comot dia jadi moderator, jadi ngobrolnya itu jadi seneng, setiap

ada penyuluhan kita memang ada program-program ada penyuluhan di lantai tiga itu

untuk pasien ke bidanan aku comot dia juga. Akhirnya dia ngomongnya jadi mulai

terlatih-terlatih ya. Jadi kreasinya yang terlalu vulga itu disini aku arahin ke arah-arah

yang positig. Memang istilahnya itu muncul di umum ya itu kaya senam hamil aku

sertakan dia sebagai pengajar senam hamil, ya memang dia hobinya ngomong, jai

aku arahin ke arah yang positif lah. Dan Alhamdulillah sekarang sudah bagus, dan

banyak dicari orang-orang kalau kita lagi ada panitia apa “aku mau dong ama yang

ini, aku mau dong sama dia” gitu. Jadi sekarang dia sudah terkenalnya dengan yang

postifnya, sampai direktur pun melihat, “ohh si ini bagus juga ya, jadi ini ini” gitu.

Makanya sekarang seperti itu. Malah jadi contoh temen-temen”

P:“Bagaimana mbak siska memberikan kebebasan untuk menyampaikan

pendapatnya saat kegiatan operan shift itu seperti apa?”

R3: “ya karna temen-temen menganggapku ya apa ya, g takut sih kayanya sepertinya

segan sama saya. Jadi, setiap ada sesuatu memang hal-hal. Misalkan ada hal-hal kecil

yang dilapangan itu membikin kerikil-kerikil tanpa ditanya pun mereka sudah

menyampaikan ke aku. Misalkan ada masalah dengan unit lain. Jadi dia langsung

menyampaikan tanpa aku ada masalah g? Mereka sudah menyampaikan dengan

sendirinya, karna ya itu ya, coaching, aku ngobrol g disaat ada masalaha. Mungkin

mereka sudang menggap saya sudah nyaman kali untuk menyampaikan sesuatu yang

g perlu disembunyikan. Karna memang memang tipe akunya ya gitu. Ngobrol setiapa

ada masalah, kadang aku bilang ada sekecil apapun masalah tolong lah disampaikan,

jangan sampai menumpuknumpuk masalah itu jadi besar, jadi bom waktu. Kalau

udah jadi bom waktu ya susah, jadi ya temen-temen dengan sendirinya, bahkan kalau

di rumah pun, aku kan shiftnya pagi aja, kalau dirumah pun suka laporan walaupun

aku suka mengecek jadi sistem aku g di rumah sakit nmengecakannya itu selalu di

rumah aku bbm temen yang dines siapa? Bermaslah g? Ada kendala g ? awalaupun

kepala ruangannya g ada. Biasanya ada yang meng backup. Aku g lepas tanggung

jawab. Selalu di follow up selalu di kontrol walaupun aku ada dirumah, jadi g lepas

Page 132: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

kalau ada yang komplain aku dulu yang tau. Jadi jangan aku tau dari orang lain ya.

Aku follow up langsung kalau ada keputusan aku tindak langsung”

4. Terkait dengan pengalaman Anda dalam mengelola dan memimpin

keperawatan, dapatkah Anda menceritakan pengalaman Anda dengan nilai-

nilai Islam yang ditanamkan di dalam gaya kepemimpinan Islam ?

R3: “Menurut aku ya, kerukunan kali ya, terus menjadi kan sesuana kerja itu jadi

nyaman, kemudian hubungan silaturahmi g hanya sebatas partner kerja ya, tapi

jadinya saudara gitu, kekeluargaan. Jadi istilahnya menganggap tempat kerja ini

rumah kedua ya. Karna dari awal kita misalkan kita ngobrol enak gitu, trus bersifat

adil, bersifat, amanah ya. Itu yang terutama amanah. Karna selain kita membawa

beban dari atas di beri tanggung jawab kita juga fokus ke temen-temen ya istilahnya

bisanya kalo di dalam rumah itu kita emaknya ya, orang tuanya. Jadi dia masuk

kesini itu dengan polos ibarat kertas putih. Bisa aja disini coret-coretnya seperti apa

tergantung si atasannya ini. Gimana membawa dan membimbing temen-temennya

gitu. Ya.. pengennya ya itulah menciptakan suasana kekeluargaan. Karna aku pernah

ngerasain ya awal-awal masuk. Kalo temen dan atasannya g nyaman ya kita kerja

pun g enak, rasanya pengen cepet pulang. G betah gitu ya kasarnya. Dan

Alhamdulillah di unitku memang jarang yang keluar masuk, bidan keluar tidak

perpanjang itu jarang. Karna aku kalau udah mengendus ada seikit masalah nih ya,

apalagi masalah karakter sifat orangnya, karakter sifat kan kita g bisa paksa. Yang

ada kita harus mengarahkan memberikan masukan, memberikan motivasi. Hasilnya

itu apa ya, iyu memang biasanya udah karakter, tapi kita harus ngasih pemahaman

nih ke temen-temen yang lainnya. Bahwa memang orangnya emang seperti itu”

Page 133: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

Transkrip Percakapan

Subjek : Ny. Siti Rohmah Subekti (P4)

Tanggal : Selasa, 3 Juni 2014

Waktu : 12.15 am sd 12.50 am

Tempat : Ruang Praktek dr. THT lantai 2 RS Syarif Hidayatullah

Jabatan : Supervisor Asuhan Keperawatan

1. Terkait dengan pengalaman Anda dalam mengelola dan memimpin

keperawatan, dapatkah Anda menceritakan pengalaman Anda dengan gaya

kepemimpinan Islam Syura (permusyawaratan) ?

R4: “Hmm kebetulan kalau saat ini kan saya di pengembangan keperawatan, ini saya

mengurusin masalah SDM, diklat pelatihan-pelatihan seperti itu, dan juga mengenai

saya pegang rawat jalan UGD sama HCU. Pada saat saya dimusyawarah diantaranya

ya, ada beberapa sebenarnya. Kalau musyawarah biasanya sebelum melakukan

program kerja, membuat program kerja biasanya saya menanyakan dulu ke temen-

temen kebutuhan pelatihan itu apa?. Misal, untuk rawat jalan ini pelatihan yang ini

apa teman-teman yang dibutuhkan gitu. Memang saya punya, sebenarmya saya

punya konsepnya. Misalkan pelatihan ini-ini, saya menanyakan dulu ke temen-temen,

trus temen-temen bilang oya ini-ini, trus saya punya ini juga ni” gitu masukannya.

“Menurut temen-temen yang mana diambil yanga mana?”. “oya gini-gini” akhirnya

seperti itu. Itu yang musyawarahnya. Kemudian juga mengenai jadwal juga sama

sebenarnya. Misalkan, pada saat tertentu kadang temen-temen ada yang butuh, sangat

butuh dan dia mau tukeran dengan temen lainnya yang g bisa, nah misalkan ada yang

saudaranya sakit atau meninggal gitu. Saya minta sama temen-temen yang lain, siapa

nih yang bisa untuk menggantikan temannya yang ini. Kemudian juga kalau misalkan

moment yang pasien juga sama kalau untuk di HCU, kan pemegang pasien itu juga

dengan cara musyawarah, musyawarah disini juga, kalau dia yanag lama berkerja

atau yang berpengalaman otomatis dia megang pasien yang kondisinya jelak, bukan

berarti dia terus, tidak. Tetapi disaat tertentu ada temennya, tetapi dia mendampingi,

gitu. Jadi seperti itu. Itu diantaranya ya. “Saya punya program kerja seperti ini,

menurut temen-temen bagusnya seperti apa, oh seperti ini ini ini” itu enak

Page 134: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

dijalaninnya. “Tapi dialami juga saya bener-bener pengen tau, temen-temen apa ni

yang di bener temen-temen apa”itu juga sama. Kita kumpulkan semuanya disuatu

rapat, dikumpulkan semuanya menurut temen-temen yang bagus yang mana” seperti

itu. Tapi ada kala nya juga saya sudah punya, tinggal temen-temen yang milih gitu”

P: “Dari manajemen konfliknya seperti apa?”

R4: “Kalau manajemen konflik pasti ada ya, setiap. Bahkan kita baru mau bangun

tidur mau ngapain dulu kan konflik nih. Mau mandi dulu, apa mau shalat dulu, itu

kan konflik juga. Ya memang konflik itu memang ada. Tapi menyikapinya saya lebih

ke arah ke ini ya, bagamana temen-temen, kalo temen-temen yang merasakan, seperti

itu. Membalikkan lagi ke temen-temen. Jadi saya g mau yang ikut ngotot. Karna saya

sama-sama dewasa dan saya kerja disini. Kan temen-temen saya kan ada senior,

pastikan mereka pengen dihargain ya, biasanya saya menanyakan yang lebih tua.

Bukan berarti pendapat dia yang selalu bener, tidak. Tetapi menanyakan dulu,

bagaimana pendapatnya, gitu. Tapi kalau misalkan temen-temen pendapatnya si yang

lebih tua itu bagus dan temen-temen oke. Biasanya kita jalankan. Tapi kalo temen-

temen merasakan pendapatnya yang ini juga g bagus, menurut saya juga g bagus, kita

coba bicarakan, kita mencari opsi yang lain gitu. Jadi tidak yang selalu harus dia

yang bener, begitu, tidak. Saya juga g ngerasa “ooh ini harus begini” tidak. Tetep

menanyakan ke temen-temen semunya gitu. Tapi juga ada kalanya juga memang

harus “temen-temen harus mau semuanya ya, saya tunjuk gitu”. “saya ga bisa”

yaudah kamu, gitu. Memang begitu karna mereka g ada kesiapannya tetep harus

seperti itu, walaupun musyawarah mufakat itu ada”

P: “Dalam pengambilan keputusan itu oleh siapa?”

R4: “Kalau penyuluhan, biasanya kita melihat itu, misalkan penyuluhannya

mendadakan ya. Misalkan hari ini sore, misalkan dari UIN sering banget tuh. “Minta

ya besok dari perawata dua” gitu. Itu kan medadak banet, otomastis g mungkin

mengumpulkan temen-temen. Saya liat jadwal lagi. Dan saya telfon biasanya,

“Njeeng..kamu besok jaga ini?” “Aduh saya g bisa” saya cari yang alternatifnya itu

yang kalau saya itu yang udah dihubungi dulu. Saya ngehubungin dan dia

kesediannya dia, kalau memang dia mau yaudah langsung saya tunjuk. Jadi tidak lagi

harus saya mengumpulkan temen-temen, tidak. Kalau sekedar menjaga di hari itu

juga saya ini, tanya dulu sama temen-temen yang jaga.

P: “musyawarah dari pendapat-pendapat bawahannya itu bagaimana?”

Page 135: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

R4: “kalau temen-temen sih seneng aja ya, seneng aja karna. Itu kalau misalkan ada

tugas-tugas luar, mereka saneng. Karna mereka pertama pengalaman lama, trus yang

kedua mereka dapat uang. Saya g terpaku dengan si A. A aja terus, tetapi muter, jadi

temen-temen meraasa bahwa, oh saya belum mendapat kesempatan mungkin di lain

waktu saya mendapat kesempatan. Mereka seneng aja. Cuman memang ada beberapa

waktu kalau memang mendasak banget saya langsung menunjuk “kamu!” gitu.

“Kenapa sih aku?”. Emang ada waktu-waktu tertentu yang mendasak. Katakanlah,

yang waktu itu sama di UIN ada kegiatan apa ya yang perdana mentri Malaysia

datang. Ternyata dikiranya Cuma ambulans doang dan dokternya ternyata perlu

perawat juga. Akhirnya saya telfon, “datang saya, sekarang untuk kesana!”. Jadi

temen-temen gitu langsung. Kalau itu causistik ya. Tapi kalau yang masih ada plan

nya panjang, bisanya kami mengumpulin dulu. Karna memang itu g bisa satu. “Kamu

bisa g ?” enggak. Tetep ada PL (Penunjukan Langsung), tapi kalau saya sih kalau

waktunya masih panjang, biasanya saya mengumpulin temen-temen gitu”.

2. Terkait dengan pengalaman Anda dalam mengelola dan memimpin

keperawatan, dapatkah Anda menceritakan pengalaman Anda dengan gaya

kepemimpinan Islam ‘Adl bil qisth (keadilan, disertai kesetaraan) ?

R4: “Sejauh ini karna setiap hari saya harus membuat daftar, apa namanya, asistensi

karna dokter sehari bisa berubah, ada yang cuti, ada yang dokter yang g praktek, itu

harus bisa memplot setiap hari jadwal bisa berubah. Dalam penjadwalan asistensi itu

saya harus berusaha untuk adil, untuk adil disini adalah ada yang asisten berat, bagus

seperti dokter Dini malam sampai jam 12 malam. Saya memberikan kepada orang-

orang yang sekiranya itu kuat. Kuat disini adalah tidak yang tidak tua banget, tidak

senior banget pulang sampai jam 12 malem kaya nya g mungkin. Iya saya

membertikan kepada yang middle sampai kepada yang junior gitu. Dan mereka

paham untuk itu gitu. Dan biasa saya sampaikan di rapat ini tidak diberikan ke ka

Upi, misalkan, karna memang dia posisi sudah tua. Paling lambat jam 10 ke atas 11

male, sehingga tidak mungkin asisten dokter ini. Dan mereka mau manerima dengan

baik. Trus untuk yang lain juga, asisten yang tadi udah muter ya. Misalkan ada yang

berat besoknya ya nggak. Jadi semunya dapet. Kecuali yang tadi yang sudah tua.

Lalu untuk masalah, cuti dan sebagainya saya juga berusaha untuk adil. Kalau

memang ternyata dalam satu. Lebaran biasanya nih. Cuti itu saya tandain tahun ini

Page 136: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

siapa yang pulang, berarti besok dia tidak dapat jatah untuk pulang, tetapi temennya

yang lain. Kecuali temennya yang lain itu yang dapet jatah itu g pulang”

3. Terkait dengan pengalaman Anda dalam mengelola dan memimpin

keperawatan, dapatkah Anda menceritakan pengalaman Anda dengan gaya

kepemimpinan Islam Hurriyyah al-kalam (kebebasan berekspresi) ?

R4: “Memang kalo untuk aktualisasi diri itu, saya itu suka menjadi pusat perhatian

gitu lho. Dalam artian apa. Keperawatan adalah seni, seni dimana seni itu bisa

berubah-ubah. Misalkan kita merawat pasien dengan bersihkan luka berbeda-beda ya

kan. Mau bagaimana asal prinsipnya steril, mau bagaimana kek yang penting dalam

prinsipnya steril. Itu yang harus tidak boleh di apa-apakan, standarnya begitu. Kalau

untuk diri saya sendiri, aktualisasi diri saya, apa ya namanya, saya suka mengikuti

seminar-seminar untuk pengetahuan diri saya juga. Mungkin saya juga jenuh disini

dan sebagainya dan saya seneng belajar ya. Saya belajar dari temen-temen saya justru

juga. Kadang saya jadi asisten juga gitu, kalau temen-temen merasa kerepotan saya

masuk disitu. Saya masih tetap harus tetep silaturahmi dengan dokternya, karna

bagaimana pun juga mitra. Kami adalah mitra dari dokter, dan hmm..menginginkan

supaya kalau ada kendala apa-apa menyampaikan ke saya sehingga bisa juga

merubah teman-teman dengan biak, gitu lho. Saya menyampaikan bahwa “ooh

temen-temen kurang disini” gitu. Saya kalau asisten dengan cara mereka gitu lho,

tetapi yang tadi saya bilang prisnsipnya tidak ditinggalkan gitu. Asisten silahkan mau

pake apa gitu, tetapi aturan dan SOP dan prinsip itu tidak boleh ditinggalkan”

4. Terkait dengan pengalaman Anda dalam mengelola dan memimpin

keperawatan, dapatkah Anda menceritakan pengalaman Anda dengan nilai-

nilai Islam yang ditanamkan di dalam gaya kepemimpinan Islam ?

R4: “Seperti tadi yang sampaiakan sebenarnya gitu ya. Sebenanya tinggal

menerapkan. Kita itu bagaimana ya, memanusiakan manusia. Istilahnya ya begitu,

jadi kita kalau kepemimpinan yang lain itu kan. “ lo harus seperti ini” tapi kan kalau

kita bagaimana kita bergrooming pun itu ada tatacara nya kan. Bergrooming yang

segar tetapi tidak mencolok, dia itu dandan. Tapi kalau membuat segar untuk

melayani pasien kenapa enggak. Biasanya paling ribet pagi-pagi. Memang halhal

kecil tetapi di poli klinik itu sangat berpengaruh, karna ia bersentuhan langsung

dengan pasien. Kalau dia kucel kumal. Bagaimana mau leyanai pasien dengan baik

gitu. Kita jangan lupa kalau mau memulai itu berdoa ya. Berdoa pada saat operan

Page 137: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

shift. Misalkan kita ucapkan Bismillah ya. Tapi saya membudayakan temen-temen

berdoa sebelum kegiatan. Lalu kalau saya misalkan ada temen yang berbuat salah ya,

salah kembalikan lagi mau berkerja semaunya sendiri. Saya bilang berkerja itu

amanah, ada Allah yang mengawasi kalian. Saya kembalikan lagi ke religi bahwa

eee.. kita boleh bilang enggak tetapi kata Allah iya. Itu kita g ada yang pernah tau.

Kamu salah ternyata kamu bilang saya bener, ternyata-ternyata kata Allah itu

dibukakan oh ya seperti ini, jadi ya temen-temen itu, saya membuka teman-teman

untuk bisa bahwa saya salah itu saya g hukum kamu gitu lho. Maksudnya gini, Si A

itu salah, tetapi laporan ke saya, saya g akan menghukum kamu, tetapi kenapa kamu

bisa salah, ohh ternyata alat kita yang rusak, kan bukan kesalahan dia kan. Tetapi

melalui alat kita yang rusak dia salah, nah itu yang harus dibenerin. Kita g langsung

justifikasi kamu salah, tidak. Tetapi bagaimana ini prosesnya bisa terjadi yuk terjadi

yuk. Nah dengan ada kesalahan temen-temen ini, introspeksi buat saya dan buat

temen-temen juga”

Page 138: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

Transkrip Percakapan

Subjek : Ny. Chandra Irawan (P5)

Tanggal : Selasa, 3 Juni 2014

Waktu : 13.10 am sd 13.35 pm

Tempat : Ruang Poli Umum lantai 2 RS Syarif Hidayatullah

Jabatan : Kepala Perawat Ruangan UGD RS Syarif Hidayatullah

1. Terkait dengan pengalaman Anda dalam mengelola dan memimpin

keperawatan, dapatkah Anda menceritakan pengalaman Anda dengan gaya

kepemimpinan Islam Syura (permusyawaratan) ?

R5: “Untuk UGD ini sebenarnya kan kita personelnya 12 orang, kita sama 3 shift,

pagi, siang sama malam. Nah untuk saya sebagai kepala ruangan, baru ya. Belum

berpengalaman, tapi ya sebelumnya tau lah kepala ruangannya yang sebelumnya

gimana cara kepemimpinannya sebelumnya sama. Jadi ya misalkan kalo kita di UGD

itu sifatnya kekeluargaan, sangat sangat kekeluargaan. Terus untuk semua, teman

sejawat yang di UGD, kita misalkan kalau ada masalah, misalkan contohnya kalau

misalkan di shift g masuk dengan alasan yang kurang bisa dimengerti, biasanya kita

sesuai dengan prosedur ya, peraturannya disini kenakan sanksi, 1 kali, 2 kali, 3 kali

sudah tidak bisa kalu kita kasih dengan atasan. Kalau misalkan masih kita bicarakan,

kita bicarakan empat mata sama yang bersangkutan. “Gmn, kendala apa, atau apa?”

kita bicarakan. Misalkan, hak itu ya dari penyelelsaian masalah terus, kekompakan,

disiplin waktu, kita menerapkan apa kedisplinan tinggi. Misalkan masuk jam 9, kita

kalau di UGD sepuluh menit sebelum dia dinas diwajibkan dia untuk datang. Kalo

dirawat inap kan beda karena pasiennya banyak mereka harus operan dulu kan

perawatnya ke kamar-kamar. Jadi mereka 30 menit sebelumnya. Kalo di UGD kan

operannya singkat karna bed pun g terlalu banyak kan, cuman 7 bed. Jadi lebih

ringanlah. G bebanin seperti di rawat inap. Kita misalkan yang sering telat, kasih

tolransi 2 kali telat, kalau misalkan telat, kalau misalkan lebih sama kena sanksi juga.

Sanksinya kita kenakan denda, yaitu maksudnya efek jera, walaupun g terlalu ini.

“ini kan kalo saya telat, kena denda” ya seperti itu. Terus dalam perkerjaan juga,

misalkan satu tim 3 orang kan, berati pagi 3, siang 3, malam 3. Harus saling mengisi

Page 139: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

tentunya. Jangan yang satu semangat yang satu tidak. Kan kadang-kadang itu bisa

membawa suasananya g enak sama yang rajin orangnya. Jadi, saya terangkan ke

temen-temen untuk saling mengerti , salaing mengisi kekurangan, maksudnya kalau

temen-temen kurang tanggap. Namanya kalo UGD kan harus tanggap darurat ya.

Kalo misalkan ada seperti itu, ada yang laporan ke saya ya biasa, cara penyelesainya,

tegur, bicara empat mata, kasih kesempatan sekali-sekali,masih-masih terpaksa, saya

koordinasi dengan atasan, satya rollling. Kadang-kadang kita di rapat YKM pun, kita

ya berbagi. Ada keluhan apa? Kemarin dilapangan?” mulai dari temen dari satu

shiftnya ada keluhan g?. kita terbuka aja ngobrol semua. Terus kalo misalkan masih

belum, masih seperti itu dan tidak bisa di ingatkan kita rolling, coba rolling dengan

rawat inap, ya seperti itu. Tapi saya pun menawarkan, saya sebagai kepala ruangan

saya harus lebih dari pada mereka kan, dari segi kedisipilinan, trus kinerja,

pengetahuan otomatiskan terus menggali kan ya. Sekarang gini, pemimpinnya seperti

itu, gimana mau ditiru sama anak buahnya kan, diri kita nya dulu harus bener, kalo

pengen di ikutin sama temen-temen sejawatnya. Saya nya dulu harus bener, gitu.

Karna dengan sendirinya kita punya tanggang jawab . Kita ditunjuk jadi kepala

ruangan, kita punya beban, kita pnya tanggung jawab, punya kewajiban juga.

Tanggung jawabnya temen-temen semua. Kita mengawasi terus kewajiban. Kita

mengingatkan mere denga otomatis kita harus lebih lah dari mereka. Dari kejujuran,

beribadah, kita harus mengingatkan seperti itu. Apalagi ini kan rumah sakait yang

bernuansa Islam. Itu sih garis besarnya ya dari saya. Kan tiap bulan ada itu rapat unit.

Boleh dari itu, kita mengutaran masalah untuk kepala ruangan, karena kritikan itu

kalo selama membangaun, buat saya g masalah ya saya senang. Berarti saya di

ingatkan. Jangan nanti saya g di ingatkan saya merasa bener terus. Malah jadi

nantinya sombong. Saya sih terbuka memang ada yang tidak suka dari saya. Gaya

kepemimpinan saya ngomong lebih seneng terbuka. Karna siapa lagi yang mau

mengingatkan selainndari atas dari kita kan. Temen-temen kan yang lebih sering

sama kita”

2. Terkait dengan pengalaman Anda dalam mengelola dan memimpin

keperawatan, dapatkah Anda menceritakan pengalaman Anda dengan gaya

kepemimpinan Islam ‘Adl bil qisth (keadilan, disertai kesetaraan) ?

R5: “Kalau menurut saya tidak membeda-bedakan, tidak pilih kasih, semua sama

dimata saya. Semua temen sejawat saya. Misalkan satu kurang bisa di atur sama di

Page 140: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

hukumnya, ditegur, sanksi sama. Satu begini, satu begini. Saya ke si A misalkan kita

sanksi si B enggak, g begitu saya. Cara pemilihan anggota setiap shift pun saya di

usahakan adil. Itu gimana di jadawalnya kalo misalkan di UGD. Kalo di UGD

personilnya g semuanya seniorkan. Ada senior, middle, dan junior. Kita

kombinasikan. Senior, middle sama junior, tiga orang itu. Jadi g bisa misalkan si A

sama si B pengen barengan terus. Minta ke saya, ya bisa. Saya melihat situasikan. G

bisa mentang-mentang saya deket sama dia. G bisa gitu cara mainnya. Karna yang

saya itukan tekankan keadilan plus kondisi. Situasi di UGD kan g mungkin kalo

misalkan yang saat nantinya ketimpangkan. Adilnya yaitu misalkan orang dijadwal,

salah satu enak aja shifnya, atau milih temen siapa g bisa. Saya pukul rata semua.

Demi stabilitas di UGD saat dinas gitu. Terus semunya kalo ada kesalan ya sama,

kena sanksi”

P: “Kalau ada masalah antar teman sejawatnya bagaimana?

R5: “Saya diliat dulu permasalahannya apa, misalkan satu orang dulu si A saya

panggil ajak ngobrol keterangannya apa, si B saya panggil keteranganya apa

masalahnya apa. Setelah saya analisa, baru kita ketemu setelah saya analisa baru kita

bertemu bersama-sama, sama saya sama si A, si B saksinya atasan saya supervisor.

saya g melihat ini deket sama saya, enggak. Terus dia salah salah benerkan, enggak.

Yang salah tetep salah yang bener tetep bener”

3. Terkait dengan pengalaman Anda dalam mengelola dan memimpin

keperawatan, dapatkah Anda menceritakan pengalaman Anda dengan gaya

kepemimpinan Islam Hurriyyah al-kalam (kebebasan berekspresi) ?

R5: “Ada tempatnya, ada waktunya ada wadahnya. Tempatnya yaitu pas rapat unit

ada misalkan kalo memang mau berpendapat g mesti harus nunggu rapat unit,

penggil saya, ketemu sama saya. Kita berdua ngobrol, apa yang menjadi ganjalan,

apa pendapat anda, saya terima orangnya terbuka, selama itu untuk kemajuan UGD

dan kebaikan kita bersama ya, itu aja sih sama saya. Saya g mau membatasi, saya

orangnya g keras kepala, kalo saya orangnya bener terus, tidak. Makanya saya

menekankan sama temen-temen. Kalo ada misalkan ada pendapat atau sesuatu yang

mengganjal yang tidak suka dari cara saya, atau apa silahkan ngomong saya lebih

seneng karna apa, kalo selama itu kritikannya bagus dan membangun kenapa tidak

gitu. Saya terbuka orangnya, g mau egois. Saya terbuka orangnya, saya g mau egois.

Kalau egois malah jadi bluber ke saya. Kalau bawahan ada inovasi, selama

Page 141: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

inovasinya itu bagus, saya tanggapi dengan senang dengan gembira. Tapi saya saya

liat dulu kemampuan di UGD seperti apa kan. Saya terima pendapatnya tapi

sayakoordinasi dengan atasan, apakah mungkin untuk seperti ini. Kalau seandainya

itu mungkin bagus kan”

4. Terkait dengan pengalaman Anda dalam mengelola dan memimpin

keperawatan, dapatkah Anda menceritakan pengalaman Anda dengan nilai-

nilai Islam yang ditanamkan di dalam gaya kepemimpinan Islam ?

R5: “Ya Adil Jujur, itu kan seorang pemimpin harus mendengar, ya maksudnya

bawahannyalah. Itu sih yang selama ini. Jujur, adil, terius mendengarkan,

komunikasi, mengalir aja. Cuman menurut kita benar temen-temen benar saya

junjung tinggi, maksudnya yaa.. saya orangnya terbuka g otoriter. G harus

gini..gini..tapi saya kan dari atasan harus gini begini.. tapi saya kan harus liat situasi

dahulu, mungkin atasan g tau kondisi UGD seperti apa. Ya dengarkan aja lebih

dahulu. Tapi g makan bulet-buletkan. Saya harus cerna dulu. Yang penting jujur,

adil, kekeluargaan”

Page 142: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

Transkrip Percakapan

Subjek : Ny. Fajria Ramadlani (P6)

Tanggal : Selasa, 9 Juni 2014

Waktu : 13.10 am sd 13.35 pm

Tempat : Ruang Paru lantai 2 RS Syarif Hidayatullah

Jabatan : Kepala Perawat Ruangan OK RS Syarif Hidayatullah

1. Terkait dengan pengalaman Anda dalam mengelola dan memimpin

keperawatan, dapatkah Anda menceritakan pengalaman Anda dengan gaya

kepemimpinan Islam Syura (permusyawaratan) ?

R6: “Kalau dalam mengajukan pendapat tentang, kalau...misalkan kan kita sebagai

Kepala Ruangan gitu, langsung jebret aja dengan keputusan seperti ini ini, tanpa kita

libatkan anak buah ya, tapi kita harus memilah milah mana yang harus di ambil,

mana yang harus di ambil, mana yang harus di nanti nanti gitu kan. Ya musyawarah

untuk mencapai mufakat ya, dengan rapat, ngikutin semua anak buahnya, kumpulin

dan ditampung, adakah pendapat-pendapat yang bisa kita tampung, kalau masalah

sharing-sharing. Kalau masalah itu tidak menjadi di pecahkan kita laporan ke bagian

atasan lagi. Biasanya kita pas YKM, sebulan sekali, sama dengan unit-unit yang lain

juga gitu. Nah disitu, disana ada masalah apa, selama sebulan itu. Berhubungan

dengan temen, atau berhubungan pasien, berhubungan dengan dokter, gitu. Kita

bicarakan. Palingan karana shift-shiftan kan ya, palingan kalau ada masalah mereka

utaran langsung aja ke saya gitu. “Ada masalah nih pasien ini dengan begini ini”

ceritanya ya kan. Nanti kalau misalkan butuh urgent jawaban gitu kan. Kalau saya

kan g bisa langsung kasih keputusan ya. Mungkin untuk kemputsan yang biasa aja

mungkin bisa ya. Tapi kalau keputusan berhubungan dengan manajemen itu kan

harus koordinasi dengan supervisor sama manejer. Harusnya bisa di follow up lagi

gitu. Kalau pengambilan keputusan hak mutlak saya, tapi tergantung kasusunya.

Kasusnya misalkan, operasi alat-alat ini kurang ga ada barangnya, juga saya

koordinasi supervisor logistiknya, juga koordinasi dengan duty supervisornya, gitu

mintak barang ini tolong diadain secepatnya karna ada operasi gitu. Kalau misalkan

ada masalah dengan pasien berhubungan manajemen ataua kaya misalkan pasie itu

Page 143: PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25669/1/Yoga... · Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global 2012 . 3. Workshop Keperawatan

operasi g ada biaya minta keringananan, kan g bisa kan, harus berhubungan dengan

manajemen, g bisa ngambil keputusan.

2. Terkait dengan pengalaman Anda dalam mengelola dan memimpin

keperawatan, dapatkah Anda menceritakan pengalaman Anda dengan gaya

kepemimpinan Islam ‘Adl bil qisth (keadilan, disertai kesetaraan) ?

R6: “Kalau adil lebih ke bawahan ya, ke temen-temenlah bukan bawahan. Temen-

temen sesama OK gitu ka. Kalau adil misalkan dari on call. Kalau on call dapet fee

kan?. Ya kita berbagi aja, bapak ini sudah pernah on call berapa kali, misalkan hari

ini dia sudah on call dua kali, ya berbagi temen satu lagi dua kali, jangan dia dia terus

yang di on call gitu. Adil itu kan berlaku sama rata, g yang pilih kasih, sama rata.

Dalam pembagian shift, karna kebetulan kita cuma berempat, jadi satu shift satu

orang, kalau berlima, satu shift pagi 2 orang, siang 1, malam 1, libur 1. Kalau

misalkan ada request, yaudah bisa cuti selama ada orng yang gantiin”

3. Terkait dengan pengalaman Anda dalam mengelola dan memimpin

keperawatan, dapatkah Anda menceritakan pengalaman Anda dengan gaya

kepemimpinan Islam Hurriyyah al-kalam (kebebasan berekspresi) ?

R6: “Balik lagi ke temen-temen yang sudah berkeluarga, mereka ada masalah

langsung utarakan, gitu. Kalau misalkan yang diserahin ke saya belum ada jawaban

mereka bakal utarakan lagi pas rapat YKM, kan ada supervisor ada manajer, nah

nanti mereka minta jawaban.”

4. Terkait dengan pengalaman Anda dalam mengelola dan memimpin

keperawatan, dapatkah Anda menceritakan pengalaman Anda dengan nilai-

nilai Islam yang ditanamkan di dalam gaya kepemimpinan Islam ?

R6: “Untuk seorang Kepala Ruangan ya berlaku adil, apa namanya ya...jujur dan

terbuka. Terbuka atas masukan temen-temen. Terbuka atas apa masalah yang datang.

Berfikir positif aja. Kalau misalkan kita ada masalah, kita rumat puyeng gimana

malah puyeng sendiri hehe. Lalu sabar, misalkan adala masalah dengan pasien,

masalah dengan dokter. Dokter ini mau jam segini operasinya, dokter ini jam segini

operasinya, sedangkan waktunya mepet kan, mereka marah-marah ya perlu kita

hehe.”