Laporan Akhir Yoga
-
Upload
revanfaredha -
Category
Documents
-
view
240 -
download
4
Transcript of Laporan Akhir Yoga
1
“Tugas Akhir Diagnosa LAN”
Yoga Nurdiana Nugraha
XI Teknik Komputer dan Jaringan
Tahun Pelajaran 2010-2011
2
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas akhir
Diagnosa LAN semester Ganjil dengan sebaik-baiknya.
Tugas ini saya rancang berdasarkan praktek yang telah dilakukan, dimulai
dari praktek Half Duplex, Enkapsulasi dan Dekapsulasi, Handshaking, Flow Control
sampai Addressing. Dan dalam pelaksanaannya tidak ada penyelewengan
sedikitpun.
Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan namun saya
menyadari bahwa tugas iuni masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan tuigas ini.
3
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Half Duplex, Enkapsulasi & Dekapsulasi
Handshaking
Flow Control (Error Detection)
Pengujian IP Address
10 Kegagalan Koneksi
Pengujian IP Address 2
Subnetting menggunakan Teknik CIDR
Subnetting menggunakan Teknik VLSM
Routing
Observasi
4
Half Duplex, Enkapsulasi dan Dekapsulasi
Program Studi : TKJ
Half Duplex, Enkapsulasi dan Dekapsulasi
Nama : Yoga Nurdiana N.
Experimen : Diagnosa LAN Kelas : XI TKJ B
No Exp : 1 Instruktur : Pak Rudi Pak Adi
Tujuan :
- Siswa dapat membuktikan bahwa mode komunikasi yang terjadi di dalam
komputer jaringan yaitu mode komunikasi half-duplex.
- Siswa dapat menganalisa proses enkapsulasi data yang terjadi.
- Siswa dapat menganalisa dan mendeskripsikan protokol – protokol yang bekerja pada
saat enkapsulasi data terjadi.
Pendahuluan :
Apakah yang dimaksud dengan komunikasi data? Komunikasi data adalah pengiriman
data atau informasi dari suatu sumber(disebut source) ke tujuan(disebut destination).
Komunikasi data dapat dilakukan antara dua komputer atau lebih. Komunikasi data dapat
berjalan dengan baik jika mengacu pada aturan atau standar yang direkomendasikan oleh
badan internasional utama yang mengaturnya.
Mode Half Duplex adalah suatu metode komunikasi yang dapat dilakukan dua arah
secara bergantian (tidak bersamaan). Sisi pengirim dapat mengirimkan informasi dan sisi yang
lain dapat berfungsi sebagai penerima. Mode half duplex sering disebut saluran two way
alternate.
Source Destination
5
Alat & Bahan :
1. Komputer/Laptop yang terkoneksi dengan jaringan komputer.
2. Software Wireshark.
3. OS Windows / Linux Ubuntu / Mac OS.
Langkah Kerja :
1. Nyalakan komputer/laptop dan
koneksikan dengan jaringan computer.
2. Install software Wireshark sesuai
dengan sistem operasi yang digunakan.
3. Buka software Wireshark (disini saya
menggunakan os Windows)
4. Dalam menu tersebut pada bagian
Interface List kita pilih interface yang
akan kita analisa proses komunikasi datanya.
5. Lalu akan tampil gambar seperti
disamping ini
6. Dengan begitu proses capturing pada
interface yang sudah dipilih telah
dimulai, buka aplikasi Mozilla Firefox
sebagai contoh.
7. Ketikkan pada address bar
www.google.com
8. Setelah itu tunggu hingga proses selesai (Done).
9. Buka kembali Wireshark dan klik menu Capture dan klik stop.
10. Setelah itu proses capturing data yang tadi terjadi selama kita membuka situs
google.com akan terekam pada wireshark. Lihat gambar dibawah ini.
6
11. Setelah itu pilih satu proses yang akan dianalisa dan catat hasil analisanya.
Hasil Praktek :
Lihat gambar diatas yang ditandai dengan tanda ( ~ ) disitu dapat dilihat bahwa source
beralamatkan IP 172.16.16.51 dan destination beralamatkan IP 64.233.181.104. Disana terjadi
proses request data dari source kepada destination dan lihat tanda dibawahnya lagi. Source
7
berubah menjadi alamat destination awal dan destination berubah menjadi alamat source awal
yang dimana proses pengiriman data request dari source awal telah dikirim oleh destination
yang bertindak sebagai source kedua karena mengirimkan data yang direquest oleh source
awal. Sehinnga dapat disimpulkan bahawa disini terjadi proses komunikasi half duplex karena
proses pengiriman data terjadi secara bergantian setelah source awal yang bertindak sebagai
pengirim request data dan destination sebagai penerima request data lalu kemudian
destination tadi berubah menjadi source yang mengirimkan data request dari source awal
tersebut.
Selain itu dalam komunikasi data
pada jaringan komputer juga terjadi
proses enkapsulasi data yakni proses
perubahan format data menjadi
format data lainnya. Proses
enkapsulasi terjadi pada layer yang
lebih rendah yang menerima data
dari layer yang lebih tinggi lalu
dirubah format datanya agar bisa
dipahami oleh protokol yang ada
pada layer tersebut. Pada awalnya, format data dari Application layer ini berupa Datagram.
Mari kita lihat gambarnya.
Disana kita dapat melihat bahwa protokol yang bekerja yaitu HTTP (hypertext transfer
protocol). Protokol ini bekerja pada Application Layer dalam model referensi TCP/IP. Didalam
layer ini proses pemberian header tidak terjadi karena alamat tujuan sudah ada pada datagram
yang dikirimkan.
Selanjutnya proses enkapsulasi menurun ke layer Transport. Mari kita lihat gambarnya.
8
Pada layer ini format data berubah menjadi segment. Pada layer ini pula terjadi pemberian
header yang bisa kita lihat di
sebelah Transmission Control
Protocol (TCP) yang merupakan
alamat source port dan
destination port. Perlu diingat
kembali bahwa fungsi dari
protokol TCP ini agar menjamin
data yang dikirimkan terjaga
keutuhannya atau terkirim
seutuhnya sehingga apabila pada
saat pengiriman data terjadi error data, maka data akan dikirim kembali hingga data benar-
benar sampai seutuhnya di penerima. Lanjut ke Internet Layer.
Pada layer ini protokol yang
bekerja adalah IP(Internet
Protocol). Pemberian header
dalam layer ini berupa alamat IP
address dari source address dan
destination address. Format data
pada layer ini adalah berupa
paket-paket data. Selanjutnya
proses enkapsulasi terjadi pada DataLink Layer.
9
Pada layer ini format datanya berubah menjadi frame. Paket-paket kemudian melalui layer ini
dan mengalami enkapsulasi menjadi frame-frame denga penambahan header di bagian awal
setiap paket. Informasi header pada frame ini tergantung pada jenis framenya, biasanya berisi
alamat hardware asal dan tujuan
berupa MAC ( Medium Access
Control ) address.
Selanjutanya frame-frame
melalui layer Physical untuk
kemudian diubah menjadi bit-bit.
Setelah meninggalkan layer ini,
bit-bit akan diubah menjadi sinyal
listrik jika menggunakan wireline
dan diubah menjadi intensitas cahaya jika menggunakan laser/infrared.
Lalu ada pula proses dekapsulasi
yang merupakan kebalikan dari
proses enkapsulasi ini.Setelah
informasi/data samapai di host
target (destination) maka proses
kebalikannya atau yang disebut
dekapsulasi tadi. Pada dasarnya
proses dekapsulasi merupakan
proses pelepasasn header satu
persatu dari layer terbawah hingga ke layer paling atas.
10
Analisa Praktek :
Protokol
Versi Protokol
URL yang diketikkan pada address bar
OS yang digunakan ( Windows XP )
Aplikasi Browser
Besar data
11
Analisa dari gambar diatas :
Protokol yang digunakan : HTTP ( Hypertext Transfer Protocol )
Versi protokol HTTP/1.1
Pada bagian host terdapat www.google.co.id yang merupakan alamat
yang saya ketik pada address bar.
Pada bagian User Agent terdapat : Firefox/3.6b2 yang merupakan
aplikasi browser yang digunakan beserta versinya.
Pada bagian User Agent terdapat juga (windows; u; windows NT 5.1; en-
US; rv:1.9.2b2) sesuai dengan yang kita tahu bahwa windows NT 5.1
diapasaran bernama Windows XP dan berarti host itu menggunakan OS
Windows XP saat komunikasi terjadi.
Lihat pada bagian bawah, size data tersebut sebesar 646 bytes, ingat itu
karena ada hubungannya dengan layer selanjutnya.
12
Header yang diberikan pada data Port Sumber & Tujuan
Panjang header (terdapat juga dibagian bawah)
13
Analisa dari gambar diatas :
Protokol yang digunakan : TCP (Transmission Control Protocol )
Header data terletak disebelah tulisan “Transmission Control Protocol”
Terdapat informasi port sumber dan tujuan ( Source Port & Destination
Port )
Panjang header = 20btyes.
Berikut ini daftar list port yang sering digunakan :
7 Echo
19 Chargen
20-21 FTP
22 SSH/SCP
23 Telnet
25 SMTP
42 WINS Replication
43 WHOIS
49 TACACS
53 DNS
67-68 DHCP/BOOTP
69 TFTP
70 Gopher
79 Finger
80 HTTP
88 Kerberos
102 MS Exchange
110 P0P3
113 Ident
119 NNTP (Usenet)
123 NTP
135 Microsoft RPC
137-139 NetBIOS
143 IMAP4
161-162 SNMP
177 XDMCP
179 BGP
201 AppleTalk
264 BGMP
318 TSP
381-383 HP Openview
389 LDAP
411-412 Direct Connect
443 HTTP over SSL
445 Microsoft DS
464 Kerberos
465 SMTP over SSL
497 Retrospect
500 ISAKMP
512 rexec
513 rlogin
514 syslog
515 LPD/LPR
520 RIP
521 RIPng (IPv6)
540 UUCP
14
15
Analisa dari gambar diatas :
Protokol yang digunakan : IP (Internet Protocol ).
Header data terletak disebelah tulisan “Internet Protocol”.
Versi IP adalah IPv4 (Internet Protocol version 4).
Pada bagian bawah terdapat alamat IP sumber dan tujuan (tertera
juga pada header).
Header Length = 20bytes.
Ingat kembali pada awal ukuran data yaitu 646bytes lalu ditambah
header di TCP = 20bytes dan di IP = 20bytes. Maka 646bytes +
20bytes + 20bytes = 686bytes. (sama dengan yang tertera pada
informasi protocol IP diatas).
16
MAC Address sumber & tujuan
EtherType protokol IP
Header Length
17
Analisa dari gambar diatas :
Header Length = 14bytes
Mengapa menggunakan protokol Ethernet II ?
Ethernet II adalah sebuah standar enkapsulasi paket data jaringan berbasis
teknologi Ethernet yang digunakan oleh protokol TCP/IP. Sebuah frame Ethernet II
terdiri atas beberapa field, yakni sebagai berikut:
Preamble
Field Preamble adalah sebuah field yang memiliki panjang 8 byte. 7 byte dari field ini
merupakan susunan angka 0 dan 1 (setiap byte berisi urutan bit 10101010) yang
digunakan untuk melakukan sinkronisasi dengan pihak penerima, sedangkan 1 byte
terakhir yang berisi 10101011 mengindikasikan bahwa frame tersebut adalah
frame pertama. Sehingga, field ini berfungsi untuk melakukan sinkronisasi dengan
pihak penerima dan menandai setiap frame Ethernet.
Destination Address
Field Destination Address adalah sebuah field yang memiliki panjang 6 byte yang
menandakan alamat tujuan ke mana frame yang bersangkutan akan dikirimkan. Alamat
tujuan ini bisa berupa alamat unicast Ethernet, alamat multicast Ethernet, atau alamat
broadcast Ethernet. Alamat unicast Ethernet merupakan alamat fisik Ethernet yang
bersangkutan, yang berupa MAC address, sedangkan alamat broadcast Ethernet
merupakan sebuah alamat yang memiliki semua bitnya diset ke angka 1, sehingga
membentuk pola alamat FF:FF:FF:FF:FF:FF.
Source Address
Field Source address adalah sebuah field yang memiliki panjang 6 byte dan
menunjukkan alamat sumber dari mana frame yang bersangkutan berasal. Alamat ini
umumnya adalah alamat unicast Ethernet.
EtherType
18
Field EtherType adalah sebuah field yang memiliki panjang 2 byte yang
menandakan protokol lapisan tinggi yang terkandung di dalam frame Ethernet yang
bersangkutan. Setelah sebuah kartu jaringan meneruskan frame yang bersangkutan
kepada sistem operasi host tersebut, Nilai dari field ini akan digunakan untuk
meneruskan muatan Ethernet kepada protokol lapisan tinggi yang cocok. Jika tidak
ada protokol lapisan tinggi yang cocok, maka nilai dari field ini akan diabaikan.
Payload
Field Payload untuk sebuah frame Ethernet II berisi sebuah protocol data unit (PDU)
yang dimiliki oleh sebuah protokol lapisan yang lebih tinggi. Ethernet II dapat mengirimkan
data dengan ukuran maksimum 1500 byte. Karena Ethernet memiliki fasilitas untuk
mendeteksi adanya kolisi dalam jaringan, maka dalam frame-frame Ethernet II harus
terdapat payload paling tidak 46 byte. Jika memang payload yang dimiliki oleh protokol
lapisan yang lebih tinggi kurang dari 46 byte, maka data tersebut harus diisi dengan
beberapa bit kosong, agar tetap memiliki panjang 46 byte.
Frame Check Sequence (FCS).
Field Frame Check Sequence (FCS) adalah sebuah field yang ukurannya 4 byte yang
menyediakan verifikasi integritas bit terhadap keseluruhan frame Ethernet II yang
bersangkutan. Field FCS ini juga disebut dengan Cyclic Redundancy Check (CRC). Pihak
pengirim akan menghitung nilai dari FCS dan menempatikan hasilnya di dalam field ini.
Ketika pihak penerima mendapatkan frame yang bersangkutan, pihak penerima tersebut
akan melakukan penghitungan ulang terhadap FCS dengan menggunakan algoritma yang
sama, dan membandingkannya dengan yang terdapat di dalam FCS. Jika kedua nilai
tersebut sama, maka frame yang bersangkutan dianggap valid dan akan diproses oleh pihak
penerima. Jika tidak sama, maka frame tersebut diabaikan, seolah-olah tidak ada frame
yang dikirimkan.
19
Analisa dari gambar diatas :
Mengapa total size data = 700 bytes ?
Total size data yang berubah
menjadi bit-bit.
Besar Frame ke-23 (yang sedang dianalisa)
Besarnya bit data yang tertangkap dan siap dikirim
Protokol yang terdapat pada frame ini
20
Data awal + header TCP + header IP + bentukan (header & trailer )
frame = total data
646 bytes + 20 btes + 20 bytes + 14 bytes = 700 bytes.
Disana kita bisa melihat protokol apa saja yang bekerja pada frame
yang sedang diteliti. Lihat protocols in frame dan terdapat
eth:ip:tcp:http
Bit-bit tersebut nantinya akan disinkronisasi dan kemudian diubah
menjadi sinyal listrik yang berupa tinggi rendahnya tegangan dan
selanjutnya ditransmisikan melalui media.
21
Handshaking
Program Studi : TKJ
Handshaking
Nama : Yoga Nurdiana N.
Experimen : Diagnosa LAN Kelas : XI TKJ B
No Exp : 2 Instruktur : Pak Rudi Pak Adi
Tujuan :
Siswa dapat membuktikan bahwa dalam proses komunikasi data terjadi yang namanya
handshaking
Siswa dapat menganalisa proses handshaking yang terjadi pada komunikasi data
Siswa dapat menjelaskan bagaimana proses handshaking itu terjadi
Pendahuluan :
Handshaking yaitu sesi komunikasi data yang berlangsung dari mulai perencanaan komunikasi
sampa dengan komunikasi tersebut selesai. Proses handshaking, diawali proses prakomunikasi, yaitu
proses pencarian host tujuan (destination) oleh host yangbertindaksebagai pengirim. Proses ini
diakhiri dengan kesepakatan kedua belah pihak untuk melaksanakan pertukaran data (connection
establish), yaitu proses pengiriman informasi berupa request dan tanggapan antara kedua belah
pihak.
Dua proses awal ini (prakomunikasi dan connection establish) dapat disebut proses pembentukan
koneksi. Artinya, untuk melakukan komunikasi, perangkat yang dituju harus menerima koneksi
awalan terlebih dahulu sebelum mengirimkan atau menerima data.
Proses yang dilakukan sebelum pengiraiman data terdiari atas:
a. Pengirim (sender) mengirimkan sinyal sinkronisasi (synchronize) terlebih dahulu ke tujuan.
b. Penerima (receiver) mengirimkan balasan dengan sinyal Negotiate Connection.
c. Penerima mengirimkan synchronize ulang, apa benar pengirim akan mengirimkan data.
d. Pengirim membalas dengan sinyal Acknowledge, artinya sudah sipa untuk mengirimkan
data. Sampai tahap ini, prosesnya telah mencapai status connection establish.
e. Kemudian segemen data dikirim.
f. Proses terakhir terjadi pengiriman kode BYE atau FIN ACK atau 200 OK atau kode lainnya.
Wireshark adalah program yang berfungsi untuk mengetahui kejadian yang terjadi pada saat kita melakukan interaksi dengan internet.Dengan wireshark dapat dilihat proses pengiriman data dari komputer ke web yang dituju.berikut ini adalah analisa hasil dari capture yang dilakukan dengan menggunkan wireshark.
Alat & Bahan :
1. Komputer/Laptop yang terkoneksi dengan jaringan komputer.
2. Software Wireshark.
22
3. OS Windows / Linux Ubuntu / Mac OS.
Langkah Kerja :
1. Nyalakan komputer/laptop dan koneksikan dengan jaringan computer.
2. Install software Throughput (dalam hal ini adalah Wireshark) sesuai dengan
sistem operasi yang digunakan.
3. Aktifkan software Wireshark (disini saya menggunakan OS Windows)
Gambar 1.1
4. Dalam menu tersebut pada bagian Interface List kita pilih interface yang akan
kita analisa proses komunikasi datanya.
5. Lalu akan tampil gambar seperti gambar 1.2 dibawah ini.
Gambar 1.2
6. Dengan begitu proses capturing pada interface yang sudah dipilih telah dimulai.
7. buka aplikasi Browser (dalam hal ini kami menggunakan Google Chrome).
23
8. Ketikkan alamat website pada address bar (dalam hal ini
www.translate.google.com)
9. Setelah itu tunggu hingga proses selesai (Done).
Gambar 1.3
10. Buka kembali Wireshark dan klik menu Capture dan klik stop.
11. Setelah itu proses capturing data yang tadi terjadi selama kita membuka situs
google.com akan terekam pada wireshark.
Hasil Praktek :
Gambar 2.1
24
Diagram handshaking (Google Translate)
PAKET LOCAL KONEKSI REMOTE INFO
15 10.36.132.185 64.233.183.100 harp > http [SYN] Seq=0
Win=16384 Len=0 MSS=1460
17 10.36.132.185
64.233.183.100 http > harp [SYN, ACK]
Seq=0 Ack=1 Win=5720 Len=0 MSS=1420
18 10.36.132.185 64.233.183.100 harp > http [ACK] Seq=1 Ack=1 Win=17040 Len=0
19 10.36.132.185
64.233.183.100 GET / HTTP/1.1
20 10.36.132.185 64.233.183.100 http > harp [ACK] Seq=1
Ack=612 Win=6721 Len=0
21 10.36.132.185 64.233.183.100 [TCP segment of a reassembled PDU]
22 10.36.132.185 64.233.183.100 [TCP segment of a reassembled PDU]
23 10.36.132.185
64.233.183.100 harp > http [ACK]
Seq=612 Ack=2841 Win=17040 Len=0
24 10.36.132.185 64.233.183.100 [TCP segment of a reassembled PDU]
25-33
35-48
50-129
131
133-148
152-160
163
168-170
170 10.36.132.185 64.233.183.100 HTTP/1.1 200 OK
(image/x-icon)
Pra
Komunikasi
Connection
Establish
Closing
25
Pada Prakomunikasi Handshaking, terdapat beberapa proses, yaitu:
o Client mengirimkan sinyal sinkronisasi (synchronize) terlebih dahulu ke
tujuan untuk melakukan request.
Gambar 2.2
Pada gambar 2.2 komputer dengan IP 10.36.132.185 ketika memasukkan
www.translate.google.com maka akan mengirimkan data data ke server dan
juga data tersebut akan dikirim ke DNS untuk diketahui IP nya. Setelah IP
diterjemahkan oleh DNS, maka DNS akan mengirimkan kembali IP google
translate ke komputer yang bertanya. Kemudian setelah dilakukan translasi
dari www.translate.google.com ke 64.233.183.100 yang merupakan IP google
translate maka komputer dengan IP 10.36.132.185 melakukan request ke
destination 64.233.183.100 dengan menggunakan protocol TCP. Penggunaan
TCP karena TCP merupakan protocol yang digunakan untuk melakukan
browsing. Pada Transmission Control Protocol di frame 15 terdapat flag SYN
yang bernilai 1 karena pada saat itu komputer melakukan request sehingga
nilai SYN nya bernilai 1.
Flag SYN (synchronize)
Info from Local
26
o Server mengirimkan balasan dengan sinyal Negotiate Connection.
Gambar 2.3
Setelah Komputer dengan IP 10.36.132.185 (lokal) mengirimkan request ke
destination dengan IP 64.233.183.100 (remote : www.translate.google.com) ,
maka google translate akan mengirimkan balasan kesiapannya untuk
mengirim packet data ke computer lokal yang diminta dengan mengirimkan
sinyal berupa flag SYN (synchronize) dan ACK (Acknowledge) yang bernilai 1
dan meminta konfirmasi kembali ke computer client, apakah dia sudah siap
untuk menerima data darinya.
Acknowledge Info (1)
Synchronize Info (1)
SYN & ACK Info
27
o Client mengirimkan sinyal Acknowledge, artinya sudah siap untuk
menerima data dari server.
Gambar 2.4
Setelah remote (google translate) menyatakan kesiapannya untuk mengirim
data ke client, maka client akan mengirimkan kembali sinyal Acknowledge
yang bernilai 1 tanda sudah siap untuk menerima data dari server.
Flag ACK
(Acknowledge)
Info from Client
28
Kemudian segmen data dikirim (connection establish).
Gambar 2.5
Pada gambar 5, menunjukan proses connection establish atau proses komunikasi
datanya. Dimana data dikirim dari www.translate.google.com secara teratur. Terlihat
pada gambar. Pertama-tama server (google) mengirim data HTTP kepada computer
local dengan pertama-tama mengirimkan sinyal ACK bernilai 1 ke client untuk
memastikan bahwa data tersebut bisa sampai ketujuan (client), kemudian server
mulai mengirim data tersebut. Pada gambar terlihat “TCP segment of a reassembled
PDU”, itu artinya TCP mengirim data yang kita request secara bertahap, tidak
disekalikan namun dikirimkan oleh PDU. Komunikasi data ditunjukkan oleh frame
10,11,12,15-33,35-48,50-129,131,133-148,152-160,163,168-171.
Frame 10-83 (!13,!14,!34,!49) GET (GIF89a)
Frame 84-138 (!130,!132) GET (text/javascript)
Pembagian Data
29
Frame 139-157 (!149-!151) GET (application/x-shockwave-flash)
Frame 163-170 (!164-!167) HTTP/1.1 200 OK
Proses terakhir terjadi pengiriman kode BYE atau FIN ACK atau 200 OK atau kode
lainnya.
Gambar 2.6
Ini adalah proses closing dimana artinya proses komunikasi data telah selesai
dilakukan. Biasanya diakhiri oleh server yang mengirimkan data untuk client. Pada
saat mengakhiri komunikasi data selalu ditandai dengan diberikannya sinyal BYE atau
FIN ACK atau 200 OK dsb.
Analisa Praktek :
Pada layer TCP terdapat beberapa flag yang digunakan dalam wireshark:
o Flag URG berfungsi untuk diidentifikasi bahwa bagian dari TCP itu mengandung data yang sangat penting.
Data berupa gambar
icon berhasil dikirim
30
o Flag ACK berfungsi untuk mengetahui apakah data yang dikirimkan sudah diterima atau belum di komputer client
o Flag PSH berfungsi untuk mengindikasi isi dari TCP yang diterima dikomputer client.jika PSH bernilai 1 maka data tidak boleh satu byte pun hilang.jika hilang maka data akan dikirim ulang.
o Flag RST berfungsi untuk mengidentifikasi koneksi yang dibuat akan gagal.Untuk sebuah koneksi TCP yang sedang berjalan (aktif), sebuah segmen dengan flag RST diset ke nilai 1 akan dikirimkan sebagai respons terhadap sebuah segmen TCP yang diterima yang ternyata segmen tersebut bukan yang diminta, sehingga koneksi pun menjadi gagal
o Flag SYN berfungsi untuk mengindikasi bahwa segmen TCP yang bersangkutan mengandung Initial Sequence Number (ISN). Selama proses pembuatan sesi koneksi TCP, Jika melakukan request maka akan memberikan nilai SYN bernilai 1
o Flag FIN berfungsi untuk menandakan bahwa pengirim segmen TCP telah selesai dalam mengirimkan data dalam sebuah koneksi TCP. Ketika sebuah koneksi TCP akhirnya dihentikan (akibat sudah tidak ada data yang dikirimkan lagi), setiap host TCP akan mengirimkan sebuah segmen TCP dengan flag FIN diset ke nilai 1.
Proses Handshaking o Request, Permintaan pengiriman packet data dari local ke remote (dalam hal
ini www.translate.google.com) dengan mengirimkan sinyal flag SYN (synchronize)
o Pemberitahuan Kesiapan Pengiriman data, Proses balasan request yang telah diberikan oleh client sebelumnya kepada server. Sekaligus permohonan konfirmasi siap tidaknya client menerima packet data dengan mengirimkan sinyal flag SYN (synchronize) and ACK (Acknowledge)
o Pemberitahuan Kesiapan Penerimaan data, Proses pengkonfirmasian ulang dari client bahwa dirinya siap menerima data yang akan dikirim oleh server dengan mengirimkan sinyal flag ACK (Acknowledge)
o Proses pengiriman data. Proses tersebut bisa terjadi beberapa kali dalam satu kali sesi handshaking, karena biasanya data yang dikirimkan memiliki banyak bentuk, ada text, images, documents dsb. Semua dikirimkan satu persatu. Apabila data tidak bisa dikirim dalam satu kali kiriman, TCP akan membaginya kedalam beberapa bagian dan akan selalu berusaha agar data tersebut sampai ditujuan.
o Closing, Proses Pengakhiran suatu Komunikasi Data, dimana ditandai dengan adanya flag FIN ACK atau BYE atau 200 OK dsb.
Kesimpulan :
Proses handshaking adalah proses jabat tangan atau negosiasi pada proses pengiriman dan penerimaan data.
Proses handshaking yaitu dari pra komunikasi, connection establish, sampai closing.
31
Flow Control dan Error Control
Program Studi : TKJ
Flow Control dan Error Control
Nama : Yoga Nurdiana N.
Experimen : Diagnosa LAN Kelas : XI TKJ B
No Exp : 3 Instruktur : Pak Rudi Pak Adi
Tujuan :
Siswa dapat membuktikan bahwa dalam proses komunikasi data terjadi yang
namanya handshaking
Siswa dapat menganalisa proses handshaking yang terjadi pada komunikasi data
Siswa dapat menjelaskan bagaimana proses handshaking itu terjadi
Pendahuluan :
Flow Control adalah sebuah proses yang digunakan untuk mengatur rate dari transamisi dta diantara 2 node untuk mencegah pegirimanan data yang terlalu cepat dibanding dengan penermaan data yang lambat. Flow Control utamnya digunakan untuk menghindari bottle neck dengan menyesuaikan data rate atau kecepatan data antara host pengirim dan host penerima. Jadi node yang menerima tidak kelabakan dengan data dari node transmisi karena data yang dikirimkan terlalu cepat. Flow Control akan didukung oleh Congestion Control. Flow Control akan berhasil terjadi jika Congestion Control yang mengatur traffic data juga berhaisl. Ada tiga tipe Flow Control, yaitu :
1. Network Congestion, adalah sebuah mekanisme pencegahan yang menyediakan control terhadap kuantitas transmisi data yang akan masuk ke sebuah device.
2. Windowing Flow Control, adalah sebuah mekanisme yang dugunaan oleh TCP. TCP mengimplementasikan layanan Flow Control yang dimiliki oleh pihak pengirim yang secara terus menerus memantau dan membatasi umlah data yang dikirimkan pada satu waktu. Untuk mencegah pihak penerima menerima Over Buffer.
3. Data Buffer, adalah sebuah mekanisme pencegahan control yang melayani penympanan data yang berlebih.
Error Control adalah satu proses pejaminan paket data sehingga data bisa sampai ditujuan dgn lengkap, tidak rusak dan tidak hilang. Error Control merupakan bagian dari Flow Control. Wireshark adalah program yang berfungsi untuk mengetahui kejadian yang terjadi pada saat kita melakukan interaksi dengan internet.Dengan wireshark dapat dilihat proses pengiriman
data dari komputer ke web yang dituju.berikut ini adalah analisa hasil dari capture yang
dilakukan dengan menggunkan wireshark.
1. Nyalakan komputer/laptop dan koneksikan dengan jaringan computer.
32
2. Install software Throughput (dalam hal ini adalah Wireshark) sesuai dengan
sistem operasi yang digunakan.
3. Aktifkan software Wireshark (disini saya menggunakan OS Windows)
Gambar 1.1
4. Dalam menu tersebut pada bagian Interface List kita pilih interface yang akan
kita analisa proses komunikasi datanya.
5. Lalu akan tampil gambar seperti gambar 1.2 dibawah ini.
Gambar 1.2
6. Dengan begitu proses capturing pada interface yang sudah dipilih telah dimulai.
7. buka aplikasi Browser (dalam hal ini kami menggunakan Google Chrome).
8. Ketikkan alamat website pada address bar (dalam hal ini
www.translate.google.com)
9. Setelah itu tunggu hingga proses selesai (Done).
33
Gambar 1.3
10. Buka kembali Wireshark dan klik menu Capture dan klik stop.
11. Setelah itu proses capturing data yang tadi terjadi selama kita membuka situs
google.com akan terekam pada wireshark.
Hasil Praktek :
- Capturing menggunakan software wireshark.
- Koneksi (Internet) menggunakaninterface :Adapter for generic dialup and VPN
capture.
- Browser yang digunakan adalah Google Chrome.
- Jumlah frame : 52 Frame
- Host IP (komputerkita) : 10.16.132.185
- Remote IP : 64.233.183.100
34
Gambar 2.1
Analisa Praktek :
Gambar 3.1
Ketika proses pengiriman data dari remote kelokal sedang berlangsung, jika ada data yang
hilang maka remote akan memberikan tanda seperti gambar 2.2 bahwa ada segment dari
frame sebelumnya yang hilang. Biasanya bila terjadi error seperti itu, pada wireshark proses
tersebut akan berwarna hitam.
Inilah tanda pertama adanya Error Control dimana Error Control bekerja pada saat ada
kesalahan dalam jalur data, dalam hal ini ada segment yang hilang pada frame tertentu.
35
Gambar 3.2
Setelah computer local mengetahui bahwa ada segment dari frame sebelumya yang hilang
maka computer local akan mengirimkan sinyal acknowledge kepada komputer remote
untuk mengirimkan kembali data yang hilang tersebut, dalam hal ini terjadi pada frame 26.
Setelah sinyal Acknowledge dari computer local diterima oleh computer remote, maka
computer remote akan mengirimkan kembali data yang sebelumnya hilang atau rusak. Bisa
dilihat pada gambar 2.3, pada SEQ/ACK Analysis terdapat bacaan [This is an ACK to the
segment in frame: 26] artinya data yang dikirim sekarang adalah data yang diminta oleh
computer local yang terjadi pada frame 26, karena pada frame 26 computer local meminta
computer remote untuk mengirim kembali data yang hilang atau rusak sebelumnya. Dan
juga pada TCP Analysis flags terdapat bacaan [RTO based on delta from frame:25] artinya
data yang dikirim sekarang adalah data untuk mengganti data pada frame 25 yang diminta
oleh computer local yang hilang.
Disini Error Control bekerja untuk mengembalikan data yang hilang. Hal ini sesuai dengan
fungsi dari error control itu sendiri yaitu menjamin paket data untuk sampai ke penerima
dalam kondisi yang baik atau tidak rusak (tidak hilang). Error control merupakan bagian dari
flow control.
36
Gambar 3.3
Apabila data yang tadi hilang telah berhasil dikirim kembali maka computer local akan
mengirimkan sinyal ACK kembali tanda data tersebut telah berhasil dikirim kembali.
Kesimpulan :
Flow Control : Menjamin sender mengirim segmen sesuai dengan kemampuan pemrosesan receiver.
Congestion Control : Menjamin sender menahan pengiriman data jika traffic network terlalu padat.
Error Control merupaan bagian dari Flow Control.
37
Pengujian IP Address (5 satu network, 5 tidak satu network)
Program Studi : TKJ
Pengujian IP Address
Nama : Yoga Nurdiana N.
Experimen : Diagnosa LAN Kelas : XI TKJ B No Exp : 4 Instruktur : Pak Rudi
Pak Adi
Tujuan :
Siswa mengerti bagaimana cara mengetahui range dari suatu network
Siswa mengetahui cara menentukan Network Address, Broadcast Address, dan
Available Address
Siswa mengetahui host mana saja yang berada dalam satu network
Pendahuluan :
Selain address yang dipergunakan untuk pengenal host, ada beberapa jenis address yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk pengenal host. Address tersebut adalah : Network Address.
Address ini digunakan untuk mengenali suatu network pada jaringan Internet. Misalkan untuk host dengan IP Address kelas B 167.205.9.35. Tanpa memakai subnet, network address dari host ini adalah 167.205.0.0. Address ini didapat dengan membuat seluruh bit host pada 2 segmen terakhir menjadi 0. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi routing pada Internet. Router cukup melihat network address (167.205) untuk menentukan kemana paket tersebut harus dikirimkan. Contoh untuk kelas C, network address untuk IP address 202.152.1.250 adalah 202.152.1.0. Analogi yang baik untuk menjelaskan fungsi network address ini adalah dalam pengolahan surat pada kantor pos. Petugas penyortir surat pada kantor pos cukup melihat kota tujuan pada alamat surat (tidak perlu membaca seluruh alamat) untuk menentukan jalur mana yang harus ditempuh surat tersebut. Pekerjaan "routing" suratsurat menjadi lebih cepat. Demikian juga halnya dengan router di Internet pada saat melakukan routing atas paket-paket data. Broadcast Address.
Address ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network. Seperti diketahui, setiap paket IP memiliki header alamat tujuan berupa IP Address dari host yang akan dituju oleh paket tersebut. Dengan adanya alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang memproses paket tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya. Bagaimana jika suatu host ingin mengirim paket kepada seluruh host yang ada pada networknya ? Tidak efisien jika ia harus membuat replikasi paket sebanyak jumlah host tujuan. Pemakaian
38
bandwidth akan meningkat dan beban kerja host pengirim bertambah, padahal isi paket-paket tersebut sama. Oleh karena itu, dibuat konsep broadcast address. Host cukup mengirim ke alamat broadcast, maka seluruh host yang ada pada network akan menerima paket tersebut. Konsekuensinya, seluruh host pada network yang sama harus memiliki address broadcast yang sama dan address tersebut tidak boleh digunakan sebagai IP Address untuk host tertentu. Jadi, sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima paket : pertama adalah IP Addressnya yang bersifat unik dan kedua adalah broadcast address pada network tempat host tersebut berada. Address broadcast diperoleh dengan membuat seluruh bit host pada IP Address menjadi 1. Jadi, untuk host dengan IP address 167.205.9.35 atau 167.205.240.2, broadcast addressnya adalah 167.205.255.255 (2 segmen terakhir dari IP Address tersebut dibuat berharga 11111111.11111111, sehingga secara desimal terbaca 255.255). Jenis informasi yang dibroadcast biasanya adalah informasi routing. Netmask.
Adalah address yang digunakan untuk melakukan masking / filter pada proses pembentukan routing supaya kita cukup memperhatikan beberapa bit saja dari total 32 bit IP Address. Artinya dengan menggunakan netmask tidak perlu kita memperhatikan seluruh (32 bit) IP address untuk menentukan routing, akan tetapi cukup beberapa buah saja dari IP address yg kita perlu perhatikan untuk menentukan kemana packet tersebut dikirim. Kaitan antara host address, network address, broadcast address & network mask sangat erat sekali - semua dapat dihitung dengan mudah jika kita cukup paham mengenai bilangan Biner. Jika kita ingin secara serius mengoperasikan sebuah jaringan komputer menggunakan teknologi TCP/IP & Internet, adalah mutlak bagi kita untuk menguasai konsep IP address tersebut. Konsep IP address sangat penting artinya bagi routing jaringan Internet. Kemampuan untuk membagi jaringan dalam subnet IP address penting artinya untuk memperoleh routing yang sangat effisien & tidak membebani router-router yang ada di Internet. Mudah-mudahan tulisan awal ini dapat membuka sedikit tentang teknologi / konsep yang ada di dalam Internet.
Langkah Kerja :
1. Klik Kanan pada Icon Local Areaa connection pada toolbar, lalu klk “open Network Connection”
2. Lalu Klik kanan pada Local Area Connection, lalu klik properties
39
3. Lalu Sorot Internet Protocol lalu klik properties.
4. Lalu atur IP address dan subnet Masknya
Hasil Pengamatan :
IP yang berada dalam 1 network
Host 192.168.100.2/27 melakukan Ping ke Host dengan IP 192.168.100.1/27 Hasilnya sebagai berikut :
Host 192.168.0.2 /26 melakukan Ping ke Host dengan IP 192.168.0.1/26 Hasilnya sebagai berikut :
Host 111.131.141.130/25 melakukan Ping ke Host dengan IP
111.131.141.129/25 Hasilnya sebagai berikut :
Host 200.201.220.2/24 melakukan Ping ke Host dengan IP 200.201.220.1/24 Hasilnya sebagai berikut :
Host 172.32.32.17/28 melakukan Ping ke Host dengan IP 172.32.32.18/28 Hasilnya sebagai berikut :
IP yang tidak Berada dalam 1 Network
Host 172.32.32.33/28 melakukan Ping ke Host dengan IP 172.32.32.17/28 Hasilnya sebagai berikut :
Host 172.32.32.33/28 melakukan Ping ke Host dengan IP 172.32.33.18/28 Hasilnya sebagai berikut :
Host 172.32.32.50/28 melakukan Ping ke Host dengan IP 172.32.33.18/28 Hasilnya sebagai berikut :
Host 172.32.32.33/28 melakukan Ping ke Host dengan IP 172.32.34.1/28 Hasilnya sebagai berikut :
Host 172.32.32.33/28 melakukan Ping ke Host dengan IP 172.32.100.1/28 Hasilnya sebagai berikut :
Kesimpulan :
Sebuah IP dengan IP lain, bisa berada dalam suatu network yang sama apabila memiliki network address yang sama.
Ip Address yang berada dalam satu Network masih dapat saling berhubungan satu sama lain.
10 Kegagalan Koneksi
Program Studi : TKJ
10 Kegagalan Koneksi
Nama : Yoga Nurdiana N.
Experimen : Diagnosa LAN Kelas : XI TKJ B No Exp : 5 Instruktur : Pak Rudi
Pak Adi
Tujuan :
Siswa dapat memahami konsep dari IP address
Siswa dapat mengetahui IP mana saja yang berada dalam satu network.
Siswa dapat mengetahui jawaban-jawaban dari perintah ping.
Pendahuluan :
Range Network adalah panjang network secara logika yang terdiri atas tiga komponen, yaitu
Network Address, Available Address/Usable Address, dan Broadcast Address.
Network Address dan Broadcast Address tidak dapat digunakan sebagai alamat pada host. Hal ini
dikarenakan keduanya mewakili network secara keseluruhan dalam komunikasiya.
-Network Address
-fungsi : untuk mewakili network ketika “penerimaan” paket data. Apabila paket data dikirimkan ke alamat ini maka asumsinya paket data ini dikirimkan ke seluruh network, bukan hanya ke satu host saja. -posisi : address paling awal dari suatu range network -Broadcast Address
-fungsi : mewakili network ketika “pengiriman” paket data. Jika paket data dikirimkan dari alamat
ini, host penerima akan mendeteksi bahwa pengirimnya bukan satu host, melainkan dari satu
network.
-posisi : address paling akhir dari suatu range network
Kedua alamat ini tidak dapat diberikan kepada host. Kalaupun dipaksakan untuk diberikanmaka
system akan menolak untuk menerapkannya.
- Available Address adalah sekumpulan Alamat IP yang diterapkan sebagai alamat host.
-fungsi : digunakan untuk pengalamatan pada host.
-posisi : address yang berada ditengah-tengah dalam suatu range network diantara Network
Address dan Broadcast Address
Alat dan Bahan:
2 buah PC (Tower atau Laptop) yang sudah terinstall OS (dalam hal ini PC1=Windows 7 dan PC2=Windows XP)
Kabel UTP (CrossOver)
Alat tulis
Langkah Kerja:
Hidupkan PC (semuanya).
Hubungkan Kabel UTP/RJ45 ke kedua PC tersebut sehingga saling berhubungan.
Periksa apakah Kabel UTP/RJ45 sudah benar-benar terkoneksi ke kedua PC tersebut.
Apabila sudah, kedua PC buka “Control Panel” → “Network and Internet Connections”
→ “Network Connections” → Double Klick pada “Local Area Network” → Pada “This
connection uses the following items” pilih “Internet Protocol (TCP/IP)” → “Properties”
→ Apabila sudah muncul Window baru pilih “Use the following IP Address” →
Settinglah semuanya sesuai yang diperintahkan.
Lakukan percobaan dengan melakukan pengecekan menggunakan “Command Prompt”
dengan cara Win+R → cmd, atau “Start” → “Program Files” → “Accesorries” →
“Command Prompt” → hingga muncul Window baru. Lalu lakukan pengecekan untuk
mencari kesalahan kegagalan koneksi/command ping.
Amati apa yang terjadi, apabila hasilnya berupa “reply” dari PC lain berarti host tersebut
berada dalam satu network. Tetapi yang dicari sekarang adalah kegagalan koneksi, jadi
cari respon ping selain “Reply”
Ambil Screenshotnya.
Buat laporannya.
Hasil Pengamatan: PC dengan IP
172.168.64.6/28 melakukan Ping ke PC ddengan IP 172.168.64.2/28, dengan hasil :
Lalu Kedua Masking dari Masing-masing PC tersebut diganti menjadi /30 (172.168.64.6/30 172.168.64.2/30), dengan jawaban”Request Time Out” dan “Destination Host Unreachable”, Seperti gambar Berikut :
Lalu PC dengan IP 172.168.64.6/30 diganti IPnya dengan 172.168.64.1/30, dan kedua PC tersebut kembali Tersambung
Lalu Ketika sedang terkoneksi kabel yang menghubungkan kedua PC tersebut dicabut, lalu muncul jawaban “Hardware error” (pada PC 1) dan “General Failure” (pada PC 2).
(pc 1) (pc2)
Lalu saya mencoba melakukan koneksi kembali secara Peer-to-Peer dengan PC pertama memiliki IP Address 172.16.16.254/24 dan PC kedua memiliki IP Address 172.16.16.240/24. Dan melalui PC 2 saya melakukan perintah Pinging dengan perintah “ping 172.16.16.254 –j”, dan muncul jawaban “Bad option specified”
Pada praktek lain, saya mencoba melakukan ping dari PC1 dengan IP 192.168.1.1/24 ke PC2 dengan IP Address 192.168.1.20/24 dengan memasukan perintah “ping 192.168.1.20 –l 65500 –f”, dan muncul jawaban “Packet needs to be fragmented but DF set”.
Kemudian saya melakukan proses pinging lagi dari PC1 dengan IP 192.168.1.1/24 ke PC2 dengan IP Address 192.168.1.20/24 dengan memasukan perintah “ping 192.168.1.20 -6”, dan muncul jawaban “Ping request could not find host 192.168.1.20. please check the name and try again”.
Lalu saya melakukan proses pinging lagi dari PC1 dengan IP 192.168.1.1/24 ke PC2 dengan IP Address 192.168.1.20/24 dengan
memasukan perintah “ping –s 65500 192.168.1.20”, dan muncul jawaban “Bad value for option –s, valid range is from 1-4.”.
Setelah itu saya melakukan proses pinging lagi dari PC1 dengan IP 192.168.1.1/24 ke PC2 dengan IP Address 192.168.1.20/24 dengan memasukan perintah “ping 192.168.1.20 –j 6789”, dan muncul jawaban “Bad parameter 6789”.
Kemudian saya melakukan proses pinging lagi dari PC1 dengan IP 192.168.1.1/24 ke PC2 dengan IP Address 192.168.1.20/24 dengan memasukan perintah “ping –n 10”, dan muncul jawaban “IP Address must be specified”.
Dan Kemudian saya melakukan proses pinging lagi dari PC1 dengan IP 192.168.1.1/24 ke PC2 dengan IP Address 192.168.1.20/24 dengan memasukan perintah “ping 192.168.1.20 -l”, dan muncul jawaban “Value must be supplied for option -l”.
Pada Praktek lain ketika tidak sedang terkoneksi saya mencoba melakukan ping dari PC dengan IP 192.168.64.1/30 ke IP 192.168.64.2/30, dan muncul Jawaban “PING: Transmi t Failure. General Failure”
Analisa:
Macam-macam jawaban dari kesalahan Ping :
Request Time Out Terjadi karena kesalahan koneksi, bisa karena IPnya yang salah, Kabelnya yang tidak benar, atau Network Interface Cardnya yang rusak.
Destination Host Unreachable Terjadi karena berada dalam network yang berbeda atau tidak terkoneksi dengan baik.
Hardware Error Terjadi karena ada hardware yang error, biasanya kalau bukan karena kabelnya bisa juga karena NICnya.
General Failure Terjadi karena adanya pemutusan hubungan secara paksa pada saat proses pengiriman-penerimaan data (dalam proses ping disebut buffer)
Transmit Failure. General Failure. Terjadi pada saat pencobaan ping pada host yang terhubung kedalam sebuah network namun tidak sedang terkoneksi.
Bad option specified Terjadi karena pemasukan perintah “ping [IP Address] –j” karena perintah “-j” digunakan untuk melepaskan rute sumber sepanjang daftar host. Dan biasanya digunakan untuk IPv6.
Packet needs to be fragmented but DF set Terjadi karena pemasukan perintah “ping 192.168.1.20 –l 65500 –f” , yang artiya bahwa kita mencoba mengirim buffer ke destination host 192.168.1.20 dengan ukuran 65500 bytes sekaligus melakukan pengesetan Don’t Fragment pada flag packet yang dikirim, tapi yang terjadi pada praktek ini adalah bahwa packet yang
dikirim menginginkan untuk didefrag sedangkan DF (Don’t Defrag) telah diset maka akhirnya terjadi kesalahan koneksi.
Ping request could not find host …. please check the name and try again Pada praktek ini terjadi karena memasukan command “ping 192.168.1.20 -6” sehingga muncul jawaban “Ping request could not find host 192.168.1.20. please check the name and try again”. Hal ini terjadi karena option “-6” hanya digunakan untuk IPv6 sedangkan dalam hal ini saya menggunakna IPv4. Sehingga koneksi gagal.
Bad value for option –s, valid range is from (…-…) Tejadi karena memasukan nilai yang tidak sesuai dengan criteria optionnya. Dalam hal ini saya memasukan perintah “ping –s 65500 192.168.1.20” sehingga muncul jawaban “Bad value for option –s, valid range is from 1-4.”. Seharusnya saya memasukan nilai dari angka 1-4. Karena option muncul jawaban “Bad value for option –s, valid range is from 1-4.”. karena option “-s” digunakan untuk me-timestamp untuk setiap loncatan count.
Bad parameter …. Terjadi karena memasukan value yang sebenarnya tidak perlu dimasukan, karena tidak dibutuhkan oleh command. Dalam hal ini saya memasukan perintah ping 192.168.1.20 –j 6789”
Address must be specified Terjadi karena tidak memasukan IP Address pada command yang dimasukan.
Value must be supplied for option –l. Terjadi karena tidak memasukan value didepan command yang sebenarnya dibutuhkan oleh command tersebut.
Kesimpulan :
Macam-macam jawaban dari kesalahan Ping : Request Time Out Destination Host Unreachable Hardware Error General Failure Transmit Failure. General Failure. Bad option specified Packet needs to be fragmented but DF set Ping request could not find host …. please check the name and try again Bad value for option –s, valid range is from 1-4 Bad parameter …. Address must be specified Value must be supplied for option -l
Setiap host yang dapat terhubung kedalam sebuah jaringan, maka jawaban dari respon ping adalah “Reply form…”.
Ada berbagai hal yang dapat mengakibatkan kegagalan koneksi, diantaranya kesalahan IP
Address, Kabelnya yang tidak benar, NIC-nya yang tidak benar, Spesifikasi networknya
berbeda dsb.
Pengujian IP Address 2 (Subnetting)
Program Studi : TKJ
Pengujian IP Address 2
Nama : Yoga Nurdiana N. Experimen : Diagnosa LAN Kelas : XI TKJ B
No Exp : 4 Instruktur : Pak Rudi Pak Adi
Tujuan :
Siswa mengerti bagaimana cara mengetahui range dari suatu network
Siswa mengetahui cara menentukan Network Address, Broadcast Address, dan Available
Address
Siswa mengetahui host mana saja yang berada dalam satu network
Pendahuluan :
Selain address yang dipergunakan untuk pengenal host, ada beberapa jenis address yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh digunakan untuk pengenal host. Address tersebut adalah : Network Address.
Address ini digunakan untuk mengenali suatu network pada jaringan Internet. Misalkan untuk host dengan IP Address kelas B 167.205.9.35. Tanpa memakai subnet, network address dari host ini adalah 167.205.0.0. Address ini didapat dengan membuat seluruh bit host pada 2 segmen terakhir menjadi 0. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan informasi routing pada Internet. Router cukup melihat network address (167.205) untuk menentukan kemana paket tersebut harus dikirimkan. Contoh untuk kelas C, network address untuk IP address 202.152.1.250 adalah 202.152.1.0. Analogi yang baik untuk menjelaskan fungsi network address ini adalah dalam pengolahan surat pada kantor pos. Petugas penyortir surat pada kantor pos cukup melihat kota tujuan pada alamat surat (tidak perlu membaca seluruh alamat) untuk menentukan jalur mana yang harus ditempuh surat tersebut. Pekerjaan "routing" suratsurat menjadi lebih cepat. Demikian juga halnya dengan router di Internet pada saat melakukan routing atas paket-paket data. Broadcast Address.
Address ini digunakan untuk mengirim/menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu network. Seperti diketahui, setiap paket IP memiliki header alamat tujuan berupa IP Address dari host yang akan dituju oleh paket tersebut. Dengan adanya alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang memproses paket tersebut, sedangkan host lain akan mengabaikannya. Bagaimana jika suatu host ingin mengirim paket kepada seluruh host yang ada pada networknya ? Tidak efisien jika ia harus membuat replikasi paket sebanyak jumlah host tujuan. Pemakaian bandwidth akan meningkat dan beban kerja host pengirim bertambah, padahal isi
paket-paket tersebut sama. Oleh karena itu, dibuat konsep broadcast address. Host cukup mengirim ke alamat broadcast, maka seluruh host yang ada pada network akan menerima paket tersebut. Konsekuensinya, seluruh host pada network yang sama harus memiliki address broadcast yang sama dan address tersebut tidak boleh digunakan sebagai IP Address untuk host tertentu. Jadi, sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima paket : pertama adalah IP Addressnya yang bersifat unik dan kedua adalah broadcast address pada network tempat host tersebut berada. Address broadcast diperoleh dengan membuat seluruh bit host pada IP Address menjadi 1. Jadi, untuk host dengan IP address 167.205.9.35 atau 167.205.240.2, broadcast addressnya adalah 167.205.255.255 (2 segmen terakhir dari IP Address tersebut dibuat berharga 11111111.11111111, sehingga secara desimal terbaca 255.255). Jenis informasi yang dibroadcast biasanya adalah informasi routing. Netmask.
Adalah address yang digunakan untuk melakukan masking / filter pada proses pembentukan routing supaya kita cukup memperhatikan beberapa bit saja dari total 32 bit IP Address. Artinya dengan menggunakan netmask tidak perlu kita memperhatikan seluruh (32 bit) IP address untuk menentukan routing, akan tetapi cukup beberapa buah saja dari IP address yg kita perlu perhatikan untuk menentukan kemana packet tersebut dikirim. Kaitan antara host address, network address, broadcast address & network mask sangat erat sekali - semua dapat dihitung dengan mudah jika kita cukup paham mengenai bilangan Biner. Jika kita ingin secara serius mengoperasikan sebuah jaringan komputer menggunakan teknologi TCP/IP & Internet, adalah mutlak bagi kita untuk menguasai konsep IP address tersebut. Konsep IP address sangat penting artinya bagi routing jaringan Internet. Kemampuan untuk membagi jaringan dalam subnet IP address penting artinya untuk memperoleh routing yang sangat effisien & tidak membebani router-router yang ada di Internet. Mudah-mudahan tulisan awal ini dapat membuka sedikit tentang teknologi / konsep yang ada di dalam Internet.
Langkah Kerja :
Atur Ip address 2 buah PC dengan masking yang sama.
Lalu coba uji koneksi dengan perintah ping.
Lagu ganti masking sehingga kedua ip tersebut tidak satu network.
Kemudian ganti salah satu IP agar kembali menjadi satu network.
Hasil Pengamatan
Praktek 1
IP PC 1
IP PC 2
Ping 172.31.12.4 ke 172.31.12.67 dengan masking /24 :
Kedua masking diganti dengan / 28 :
IP PC 1
IP PC 2
Perintah Ping ketika kedua masking diganti :
Salah satu IP PC diganti menjadi satu network :
Perintah Ping keika salah satu IP PC telah diganti menjadi satu network :
Praktek 2
IP PC 1
IP PC 2
Ping 172.25.10.5 172.25.10.55 dengan masking /26 :
Kedua masking diganti dengan /27 :
IP PC 1
IP PC 2
Perintah ping ketikan kedua masking diganti :
Salah satu IP PC diganti menjadi satu network :
Perintah Ping keika salah satu IP PC telah diganti menjadi satu network :
Praktek 3
IP PC 1
IP PC 2
Ping 21.22.23.24 21.22.24.25 dengan masking /17 :
Kedua masking diganti dengan /28 :
IP PC 1
IP PC 2
Perintah ping ketikan kedua masking diganti :
Salah satu IP PC diganti menjadi satu network :
Perintah Ping ketika salah satu IP PC telah diganti menjadi satu network :
Praktek 4
IP PC 1
IP PC 2
Ping 192.16.26.37/21 192.16.27.37 dengan masking /21 :
Kedua masking diganti dengan /26 :
IP PC 1
IP PC 2
Perintah ping ketikan kedua masking diganti :
Salah satu IP PC diganti menjadi satu network :
Perintah Ping ketika salah satu IP PC telah diganti menjadi satu network :
Praktek 5
IP PC 1
IP PC 2
Ping darri 128.64.32.67 128.64.32.120 dengan masking /25 :
Kedua masking diganti dengan /27 :
IP PC 1
IP PC 2
Perintah ping ketikan kedua masking diganti :
Salah satu IP PC diganti menjadi satu network :
Perintah Ping ketika salah satu IP PC telah diganti menjadi satu network :
Praktek 6
IP PC 1
IP PC 2
Ping dari 32.64.123.37 32.64.50.37 dengan masking /17 :
Kedua masking diganti dengan / 21:
IP PC 1
IP PC 2
Perintah ping ketikan kedua masking diganti :
Salah satu IP PC diganti menjadi satu network :
Perintah Ping ketika salah satu IP PC telah diganti menjadi satu network :
Praktek 7
IP PC 1
IP PC 2
Ping dari 172.16.16.2 172.16.16.25 dengan masking /27 :
Kedua masking diganti dengan /28 :
IP PC 1
IP PC 2
Perintah ping ketikan kedua masking diganti :
Salah satu IP PC diganti menjadi satu network :
Perintah Ping ketika salah satu IP PC telah diganti menjadi satu network :
Praktek 8
IP PC 1
IP PC 2
Ping dari 101.103.104.107 101.103.105.108 dengan masking /18 :
Kedua masking diganti dengan /28 :
IP PC 1
IP PC 2
Perintah ping ketika kedua masking diganti :
Salah satu IP PC diganti menjadi satu network :
Perintah Ping ketika salah satu IP PC telah diganti menjadi satu network :
Praktek 9
IP PC 1
IP PC 2
Ping dari 128.36.7.252 128.36.7.2 dengan masking /24 :
Kedua masking diganti dengan /29 :
IP PC 1
IP PC 2
Perintah ping ketikan kedua masking diganti :
Salah satu IP PC diganti menjadi satu network :
Perintah Ping ketika salah satu IP PC telah diganti menjadi satu network :
Praktek 10
IP PC 1
IP PC 2
Ping dari 123.45.6.6 123.45.6.17 dengan masking /27 :
Kedua masking diganti dengan /29 :
IP PC 1
IP PC 2
Perintah ping ketikan kedua masking diganti :
Salah satu IP PC diganti menjadi satu network :
Perintah Ping ketika salah satu IP PC telah diganti menjadi satu network :
KESIMPULAN
Dua buah IP address dapat saling berhubungan jika kedua IP tersebut berada dalam satu network.
Setiap masking memiliki jumlah anggota IP yang berbeda-beda, semakin kecil maskingnya semakin banyak jumlah anggota IP nya.
Subnetting Menggunakan Teknik CIDR
Program Studi : TKJ
Subnetting Menggunakan Teknik CIDR
Nama : Yoga Nurdiana N.
Experimen : Diagnosa LAN Kelas : XI TKJ B
No Exp : 7 Instruktur : Pak Rudi Pak Adi
Tujuan
Siswa mengetahui bagaimana melakukan subnetting menggunakan teknik CIDR
Siswa mengetahui step-by-step dalam melakukan subnetting menggunakan teknik CIDR
Siswa bisa mengimplementasikan subnetting menggunakan teknik CIDR
Pendahuluan
CIDR (Classless Inter-Domain Routing) adalah metodologi pengalokasian IP address dan routing paket-paket Internet. CIDR diperkenalkan pada tahun 1993 untuk menggantikan arsitektur pengalamatan sebelumnya dari desain classful network di internet dengan tujuan untuk memperlambat pertumbuhan tabel routing pada router di Internet, dan membantu memperlambat cepatnya exhausting dari IPv4 address.
IP Address dapat digambarkan terdiri dari dua kelompok bit pada address.
Bagian paling penting adalah network address yang mengidentifikasi seluruh jaringan atau
subnet dan bagian yang paling signifikan adalah host identifier, yang menyatakan sebuah
interface host tertentu pada jaringan. Divisi ini digunakan sebagai dasar lalu lintas routing
antar jaringan IP dan untuk kebijakan alokasi alamat. Desain classful network untuk
IPv4 berukur network address sebagai satu atau lebih kelompok 8-bit, menghasilkan blok
Kelas A, B, atau C alamat. Classless Inter-Domain Routing mengalokasikan ruang alamat
untuk penyedia layanan Internet dan end user pada bit batas alamat apapun, bukannya
pada segmen 8-bit. Dalam IPv6, bagaimanapun, host identifier memiliki ukuran tetap yaitu
64-bit oleh konvensi, dan subnet yang lebih kecil tidak pernah dialokasikan kepada
pengguna akhir.
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Address berkelas.
Alat dan Bahan
Alat Tulis
Langkah Kerja
Kerjakan soal yang diberikan.
Pertanyaan :
Tentukan Alokasi IP Address setiap subnet!
1) 192.168.16.0/20 dengan 64 host dan 4 subnetwork
2) 192.168.4.0/22 dengan 10 host dan 5 subnetwork
3) 192.168.8.0/21 dengan 32 host dan 8 subnetwork
4) 192.168.64.0/23 dengan 60 host dan 4 subnetwork
5) 192.168.48.0/23 dengan 48 host dan 8 subnetwork
Hasil Pengamatan
Jawaban: 1. 192.168.16.0/20 dengan 64 host dan 4 subnetwork
- Range network awal
192.168.16.0 s/d 192.16.31.255
Jumlah IP awal = 2 pangkat 12 = 4096
-Panjang subnetwork
Panjang subnet = jumlah host awal = 4096 = 1024 IP
Subnet 4
Jadi tiap subnet panjangnya adalah 1024 IP dan setara dengan masking : /22
-Alokasi IP Address tiap subnet
1) 192.169.16.0/22 - 192.169.19.255/22
2) 192.169.20.0/22 - 192.169.23.255/22
3) 192.169.24.0/22 - 192.169.27.255/22
4) 192.169.28.0/22 - 192.169.31.255/22
2. 192.168.4.0/22 dengan 10 host dan 5 subnetwork
- Range network awal
192.168.4.0 s/d 192.16.7.255
Jumlah IP awal = 2 pangkat 10 = 1024
-Panjang subnetwork
Panjang subnet = jumlah host awal = 1024 = 128 IP
Subnet 8
Jadi tiap subnet panjangnya adalah 128 IP dan setara dengan masking : /25
-Alokasi IP Address tiap subnet
1) 192.168.4.0/25 - 192.168.4.127/25
2) 192.168.4.128/25 - 192.168.4.255/25
3) 192.168.5.0/25 - 192.168.5.127/25
4) 192.168.5.128/25 - 192.168.5.255/25
5) 192.168.6.0/25 - 192.168.6.127/25
6) 192.168.6.128/25 - 192.168.6.255/25
7) 192.168.7.0/25 - 192.168.7.127/25
8) 192.168.7.128/25 - 192.168.7.255/25
3. 192.168.8.0/21 dengan 32 host dan 8 subnetwork
- Range network awal
192.168.8.0 s/d 192.16.15.255
Jumlah IP awal = 2 pangkat 11 = 2048
-Panjang subnetwork
Panjang subnet = jumlah host awal = 2048 = 256 IP
Subnet 8
Jadi tiap subnet panjangnya adalah 256 IP dan setara dengan masking : /24
-Alokasi IP Address tiap subnet
1) 192.168.8.0/24 - 192.168.8.255/24
2) 192.168.9.0/24 - 192.168.9.255/24
3) 192.168.10.0/24 - 192.168.10.255/24
4) 192.168.11.0/24 - 192.168.11.255/24
5) 192.168.12.0/24 - 192.168.12.255/24
6) 192.168.13.0/24 - 192.168.13.255/24
7) 192.168.14.0/24 - 192.168.14.255/24
8) 192.168.15.0/24 - 192.168.15.255/24
4. 192.168.64.0/23 dengan 60 host dan 4 subnetwork
- Range network awal
192.168.64.0 s/d 192.16.65.255
Jumlah IP awal = 2⁹ = 512
-Panjang subnetwork
Jumlah subnet = jumlah host awal = 512 = 8 IP
Jumlah Host tiap Subnet 64
Jadi jumlah subnet yang dialokasikan adalah 8 subnet dan masing-masing memiliki masking : /26
-Alokasi IP Address tiap subnet
1) 192.168.64.0/26 - 192.168.64.63/26
2) 192.168.64.64/26 - 192.168.64.127/26
3) 192.168.64.128/26 - 192.168.64.191/26
4) 192.168.64.192/26 - 192.168.64.255/26
5) 192.168.65.0/26 - 192.168.65.63/26
6) 192.168.65.64/26 - 192.168.65.127/26
7) 192.168.65.128/26 - 192.168.65.191/26
8) 192.168.65.192/26 - 192.168.65.255/26
5. 192.168.48.0/23 dengan 48 host dan 8 subnetwork
- Range network awal
192.168.48.0 s/d 192.16.49.255
Jumlah IP awal = 2⁹ = 512
-Panjang subnetwork
Jumlah subnet = jumlah host awal = 512 = 8 IP
Jumlah Host tiap Subnet 64
Jadi jumlah subnet yang dialokasikan adalah 8 subnet dan masing-masing memiliki masking : /26
-Alokasi IP Address tiap subnet
1) 192.168.48.0/26 - 192.168.48.63/26
2) 192.168.48.64/26 - 192.168.48.127/26
3) 192.168.48.128/26 - 192.168.48.191/26
4) 192.168.48.192/26 - 192.168.48.255/26
5) 192.168.49.0/26 - 192.168.49.63/26
6) 192.168.49.64/26 - 192.168.49.127/26
7) 192.168.49.128/26 - 192.168.49.191/26
8) 192.168.49.192/26 - 192.168.49.255/26
Kesimpulan
Subnetting menggunakan teknik CIDR dibilang cukup mudah, tetapi banyak host yang terbuang sia-sia karena hanya terfokus pada satu masking.
Alokasi IP Address pada CIDR memiliki masking yang sama.
Subnetting Menggunakan Teknik VLSM
Program Studi : TKJ
Subnetting Menggunakan Teknik VLSM
Nama : Yoga Nurdiana N.
Experimen : Diagnosa LAN Kelas : XI TKJ B No Exp : 8 Instruktur : Pak Rudi
Pak Adi
Tujuan
Siswa mengetahui bagaimana melakukan subnetting menggunakan teknik VLSM
Siswa mengetahui step-by-step dalam melakukan subnetting menggunakan teknik VLSM
Siswa bisa mengimplementasikan subnetting menggunakan teknik VLSM
Pendahuluan
Metode VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu untuk mengatasi kekurangan IP Address dan dilakukannya pemecahan Network ID guna mengatasi kekerungan IP Address tersebut. Network Address yang telah diberikan oleh lembaga IANA jumlahnya sangat terbatas, biasanya suatu perusahaan baik instansi pemerintah, swasta maupun institusi pendidikan yang terkoneksi ke jaringan internet hanya memilik Network ID tidak lebih dari 5 – 7 Network ID (IP Public). Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan network-nya dapat memenuhi persyaratan.
routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi mengenai notasi prefix
untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol : RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya,
bahan bacaan lanjut protocol routing : CNAP 1-2), semua perangkat router yang digunakan
dalam jaringan harus mendukung metode VLSM yang menggunakan algoritma penerus
packet informasi.
Tahapan perihitungan menggunakan VLSM IP Address yang ada dihitung menggunakan CIDR selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM, sebagai contoh :
130.20.0.0/20 Kita hitung jumlah subnet terlebih dahulu menggunakan CIDR, maka didapat 11111111.11111111.11110000.00000000 = /20 Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir subnet adalah 4 maka Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16 Maka blok tiap subnetnya adalah :
Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20 Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20 Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20 Dst … sampai dengan Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20
Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari hasil CIDR yaitu 130.20.32.0 kemudian : - Kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimana nilai 16 diambil dari hasil perhitungan subnet pertama yaitu /20 = (2x) = 24 = 16 - Selanjutnya nilai subnet di ubah tergantung kebutuhan untuk pembahasan ini kita gunakan /24, maka didapat 130.20.32.0/24 kemudian diperbanyak menjadi 16 blok lagi sehingga didapat 16 blok baru yaitu : Blok subnet VLSM 1-1 = 130.20.32.0/24 Blok subnet VLSM 1-2 = 130.20.33.0/24
Blok subnet VLSM 1-3 = 130.20.34.0/24 Blok subnet VLSM 1-4 = 130.20.35.0/24 Dst … sampai dengan Blok subnet VLSM 1-16 = = 130.20.47/24
- Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke 1 dari blok subnet VLSM 1-1 yaitu 130.20.32.0 kemudian kita pecah menjadi 16:2 = 8 blok subnet lagi, namun oktat ke 4 pada Network ID yang kita ubah juga menjadi 8 blok kelipatan dari 32 sehingga didapat :
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.32.0/27 Blok subnet VLSM 2-2 = 130.20.32.32/27 Blok subnet VLSM 2-3 = 130.20.33.64/27 Blok subnet VLSM 2-4 = 130.20.34.96/27 Blok subnet VLSM 2-5 = 130.20.35.128/27 Blok subnet VLSM 2-6 = 130.20.36.160/27 Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.37.192/27 Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.38.224/27
Metode VLSM hampir serupa dengan CIDR hanya blok subnet hasil dari CIDR dapat kita bagi lagi menjadi sejumlah Blok subnet dan blok IP address yang lebih banyak dan lebih kecil lagi.
Alat dan Bahan
Alat Tulis
Langkah Kerja
Kerjakan Soal yang diberikan.
Pertanyaan :
Tentukan Alokasi IP Address setiap subnet!
1. Network : 192.168.0.0/24
Subnet :
A = 20 PC
B = 30 PC
C = 120 PC
D = 10 PC
2. Network : 11.12.0.0/21
Subnet :
A = 300 PC
B = 250 PC
C = 100 PC
D = 20 PC
E = 200 PC
F = 150 PC
3. Network : 172.168.0.0/23
Subnet :
A = 10 PC
B = 20 PC
C = 30 PC
D = 40 PC
Hasil Pengamatan
Jawaban : 1. Network : 192.168.0.0/24
-Definisi Range Network
A = 20 + 2 = 22, IP = 32 IP, Mask = /27 : 255.255.255.224
B = 30 + 2 = 32, IP = 32 IP, Mask = /27 : 255.255.255.224
C = 120 + 2 = 122, IP = 128 IP, Mask = /25 : 255.255.255.128
D = 10 + 2 = 12, IP = 16 IP, Mask = /28 : 255.255.255.240
Jumlah IP = 208
-Urutan Subnetwork
C → B → A → D
-Alokasi IP Address
/24 = 256
C = 192.168.0.0/25 - 192.168.0.127/25
B = 192.168.0.128/27 - 192.168.0.159/27
A = 192.168.0.160/27 - 192.168.0.191/27
D = 192.168.0.192/28 - 192.168.0.207/28
-Sisa
192.168.0.207 - 192.168.0.255 = 48
2. Network : 11.12.0.0/21
-Definisi Range Network
A = 300 + 2 = 302, IP = 512 IP, Mask = /23 : 255.255.254.0
B = 250 + 2 = 252, IP = 256 IP, Mask = /24 : 255.255.255.0
C = 100 + 2 = 102, IP = 128 IP, Mask = /25 : 255.255.255.128
D = 20 + 2 = 22, IP = 32 IP, Mask = /27 : 255.255.255.224
E = 200 + 2 = 202, IP = 256 IP, Mask = /24 : 255.255.255.0
F = 150 + 2 = 152, IP = 256 IP, Mask = /24 : 255.255.255.0
Jumlah IP = 1440
-Urutan Subnetwork
A → B → E → F→ C → D
-Alokasi IP Address
/21 = 2048
A = 11.12.0.0/23 - 11.12.1.255/23
B = 11.12.2.0/24 - 11.12.2.255/24
E = 11.12.3.0/24 - 11.12.3.255/24
F = 11.12.4.0/24 - 11.12.4.255/24
C = 11.12.5.0/25 - 11.12.5.127/25
D = 11.12.5.128/27 - 11.12.5.159/27
-Sisa
11.12.5.160 - 11.12.7.255 = 608
3. Network : 172.168.0.0/23
-Definisi Range Network
A = 10 + 2 = 12, IP = 16 IP, Mask = /28 : 255.255.255.240
B = 20 + 2 = 22, IP = 32 IP, Mask = /27 : 255.255.255.224
C = 30 + 2 = 32, IP = 32 IP, Mask = /27 : 255.255.255.224
D = 40 + 2 = 42, IP = 64 IP, Mask = /26 : 255.255.255.192
Jumlah IP = 144
-Urutan Subnetwork
D → C → B → A
-Alokasi IP Address
/23 = 512
D = 172.168.0.0/26 - 172.168.0.63/26
C = 172.168.0.64/27 - 172.168.0.95/27
B = 172.168.0.96/27 - 172.168.0.127/27
A = 172.168.0.128/28 - 172.168.0.143/28
-Sisa
172.168.0.143 - 172.168.1.255 = 368
(512 – 144 = 368)
Kesimpulan
Subnetting menggunakan teknik VLSM merupakan pengembangan dari teknik CIDR
User bisa melakukan subnetting dengan jumlah host yang diinginkan dengan berbagai variasi
Pada subnetting menggunakan teknik VLSM tidak banyak host yang terbuang sia-sia karena tidak terfokus pada satu masking.
Alokasi IP Address pada CIDR memiliki masking yang berbeda tergantung host yang diinginkan.
Routing
Pogram Study : TKJ
ROUTING
Nama : Yoga Nurdiana N.
EXP : Diagnosa LAN Kelas : XI-TKJ-B
No Exp :9 Instruktur : Rudi Haryadi Adi Setiadi
Tujuan
Siswa dapat mengerti bagaimana cara kerja Router
Siswa memahami bagaimana cara untuk mengkonfigurasikan Router
Siswa memahami bagaimana suatu PC bisa terhubung ke PC lain pada network yang berbeda
menggunakan Router
Siswa dapat membuat tabel routing
Pendahuluan
Routing, adalah sebuah proses untuk meneruskan paket-paket jaringan dari satu jaringan ke jaringan lainnya melalui sebuah internetwork. Routing juga dapat merujuk kepada sebuah metode penggabungan beberapa jaringan sehingga paket-paket data dapat hinggap dari satu jaringan ke jaringan selanjutnya. Untuk melakukan hal ini, digunakanlah sebuah perangkat jaringan yang disebut sebagai router. Router-router tersebut akan menerima paket-paket yang ditujukan ke jaringan di luar jaringan yang pertama, dan akan meneruskan paket yang ia terima kepada router lainnya hingga sampai kepada tujuannya
Routing adalah proses dimana suatu item dapat sampai ke tujuan dari satu lokasi ke lokasi lain. Beberapa contoh item yang dapat di-routing : mail, telepon call, dan data. Di dalam jaringan, Router adalah perangkat yang digunakan untuk melakukan routing trafik.
Router atau perangkat-perangkat lain yang dapat melakukan fungsi routing, membutuhkan informasi sebagai berikut :
Alamat Tujuan/Destination Address – Tujuan atau alamat item yang akan dirouting
Mengenal sumber informasi – Dari mana sumber (router lain) yang dapat dipelajari oleh router dan memberikan jalur sampai ke tujuan.
Menemukan rute – Rute atau jalur mana yang mungkin diambil sampai ke tujuan.
Pemilihan rute – Rute yang terbaik yang diambil untuk sampai ke tujuan.
Menjaga informasi routing – Suatu cara untuk menjaga jalur sampai ke tujuan yang sudah diketahui dan paling sering dilalui.
Tabel Routing
Sebuah router mempelajari informasi routing dari mana sumber dan tujuannya yang kemudian ditempatkan pada tabel routing. Router akan berpatokan pada tabel ini, untuk memberitahu port yang akan digunakan untuk meneruskan paket ke alamat tujuan
Jika jaringan tujuan, terhubung langsung (directly connected) di router, Router sudah langsung mengetahui port yang harus digunakan untuk meneruskan paket.
Jika jaringan tujuan tidak terhubung langsung di badan router, Router harus mempelajari rute terbaik yang akan digunakan untuk meneruskan paket. Informasi ini dapat dipelajari dengan cara :
1. Manual oleh “network administrator” 2. Pengumpulan informasi melalui proses dinamik dalam jaringan.
Mengenal Rute Statik dan Dinamik
Ada dua cara untuk memberitahu router bagaimana cara meneruskan paket ke jaringan yang tidak terhubung langsung (not directly connected) di badan router.
Dua metode untuk mempelajari rute melalui jaringan adalah :
Rute Statik – Rute yang dipelajari oleh router ketika seorang administrator membentuk rute secara manual. Administrator harus memperbarui atau meng”update” rute statik ini secara manual ketika terjadi perubahan topologi antar jaringan (internetwork).
Rute Dinamik – Rute secara Dinamik dipelajari oleh router setelah seorang administrator mengkonfigurasi sebuah protokol routing yang membantu menentukan rute. Tidak seperti rute Statik, pada rute Dinamik, sekali seorang administrator jaringan mengaktifkan rute Dinamik, maka rute akan diketahui dan diupdate secara otomatis oleh sebuah proses routing ketika terjadi perubahan topologi jaringan yang diterima dari “internetwork”.
ALAT DAN BAHAN :
PC atau Laptop yang sudah terinstall OS (dalam hal ini Windows 7)
Aplikasi Rekayasa Jaringan (dalam hal ini menggunakan Packet Tracer)
Alat tulis
Langkah kerja :
Buka atau jalankan aplikasi Cisco Packet tracer atau yang memiliki fungsi yang sama.
Lalu buat seperti gambar berikut
a. TOPOLOGI A
Lalu konfigurasi dari pc 1, router1, router2, dan pc2, agar PC1
danPC2 dapat terkoneksi satu sama lain.
Untuk pc1 : Klik pada pc 1 Klik desktop IP Configuration
lalu masukan input seperti gambar berikut :
Untuk Router1 Klik pada router 1 Klik Config lalu pilih
fastethernet 0/1 dan 0/0 untuk mengatur IP dari router dan jangan
lupa untuk menyalakan port status dari router tersebut, lalu untuk
mengatur routing pilih static, seperti gambar berikut :
Untuk Router2 Lakukan hal yang sama dengan router1 :
Lakukan hal yang sama dengan pc1 untuk Konfigurasi PC2 :
b. TOPOLOGI B :
Gambar seperti gambar berikut :
Untuk pc1 : Klik pada pc 1 Klik desktop IP Configuration
lalu masukan input seperti gambar berikut :
Untuk Router1 Klik pada router 1 Klik Config lalu pilih
fastethernet 0/1 dan 0/0 untuk mengatur IP dari router dan jangan
lupa untuk menyalakan port status dari router tersebut, lalu untuk
mengatur routing pilih static, seperti gambar berikut :
Untuk Konfigurasi Router2 lakukan hal yang sama dengan
konfigurasi router1 :
Konfigurasi Router3, lakukan hal yang sama dengan konfigursi
router1 dan 2:
Untuk KOnfigurasi IP pc2 lakukan hal yang sama dengan
pengkonfigurasian pc1 :
c. TOPOLOGI C
Buat Topologi seperti gambar berikut :
Untuk Konfigurasi PC1, 2, 3, dan 4 Klik pada pc Klik desktop IP
Configuration lalu masukan input seperti gambar berikut :
PC1
PC2
PC3
Untuk Router1 Klik pada router 1 Klik Config lalu pilih
fastethernet 0/1 dan 0/0 untuk mengatur IP dari router dan jangan
lupa untuk menyalakan port status dari router tersebut, lalu untuk
mengatur routing pilih static, seperti gambar berikut :
PC4
Untuk konfigurasi router2 dan 3dikarenakan terdiri dari 3 port maka,
gunakan router jenis 2621xm :
Lalu klik pada router tersebut dan matikan router tersebut :
Lalu pilih module NM-1fe-TX
Nyalakan kembali router tersebut :
Lalu klik config :
Untuk konfigurasi IP dan routing Router2 lakukan haal yang sama
dengan konfigurasi router1 :
Untuk konfigurasi IP dan routing Router3 lakukan haal yang sama
dengan konfigurasi router2 :
Hasil Pengamatan
Dari praktek diatas dapat diambil table routing, untuk Topologi A :
No Nama Device IP Address Konfigurasi Routing
1 PC1 10.10.10.1/24 GATEWAY = 10.10.10.2
2 Router1 10.10.10.2/24 12.12.12.0/24 via
11.11.11.2/24 11.11.11.1/24
3 Router2 11.11.11.2/24 10.10.10.0/24 via
11.11.11.1/24 12.12.12.1/24
4 PC2 12.12.12.2/24 GATEWAY = 12.12.12.1/24
Untuk Topologi B, Tabel Routingnya adala sebagai berikut :
No Nama Device IP Address Konfigurasi Routing
1 PC1 20.20.20.1/24 GATEWAY = 20.20.20.2
2 Router1 20.20.20.2/24
40.40.40.0/24 via 30.30.30.2/24
30.30.30.1/24 50.50.50.0/24 via
30.30.30.2/24
3 Router2
30.30.30.2/24 20.20.20.0/24 via
30.30.30.1/24
40.40.40.1/24 50.50.50.0/24 via
40.40.40.2/24
4 Router3 40.40.40.2/24
30.30.30.0/24 via 40.40.40.1/24
50.50.50.1/24 20.20.20.0/24 via
40.40.40.1/24
5 PC2 50.50.50.2/24 GATEWAY =50.50.50.1
Untuk Topologi C Tabel routingnya sebagai berikut :
No Nama Device IP Address Konfigurasi Routing
1 PC1 1.1.1.1/24 Gateway = 1.1.1.2
2 Router1
1.1.1.2/24 3.3.3.0/24 via 2.2.2.2/24
2.2.2.1/24 5.5.5.0/24 via 2.2.2.2/24
6.6.6.0/24 via 2.2.2.2/24
3 PC2 3.3.3.1/24 Gateway = 3.3.3.2
4 Router2
2.2.2.2/24 1.1.1.0/24 via 2.2.2.1/24
3.3.3.2/24 5.5.5.0/24 via 4.4.4.2/24
4.4.4.1/24 6.6.6.0/24 via 4.4.4.2/24
5 Router3
4.4.4.2/24 3.3.3.0/24 via 4.4.4.1/24
5.5.5.1/24 2.2.2.0/24 via 4.4.4.1/24
6.6.6.1/24 1.1.1.0/24 via 4.4.4.1/24
6 PC3 5.5.5.2/24 Gateway = 5.5.5.1
7 PC4 6.6.6.2/24 Gateway = 6.6.6.1
Dari praktek di atas computer yang berada dalam Topologi A dapat terhubung satu
sama lain dengan melakukan pengetesan menggunakan Command Prompt yang ada
pada Packet Tracer itu sendiri:
o PC 1 ke PC 2
o PC 1 ke PC 3
Dari praktek di atas computer yang berada dalam Topologi B dapat terhubung satu
sama lain :
o PC 1 ke PC 2
o PC 1 ke PC 3
Dari praktek di atas computer yang berada dalam Topologi C dapat terhubung satu
sama lain :
o PC 1 ke PC 2
o PC 1 ke PC 3
o PC 1 ke PC 4
o PC 2 ke PC 1
o PC 2 ke PC 3
o PC 2 ke PC 4
o PC 3 ke PC 1
o PC 3 ke PC 2
o PC 3 ke PC 4
o PC 4 ke PC 1
o PC 4 ke PC 2
o PC 4 ke PC 3
Kesimpulan
Gateway digunakan sebagai perantara suatu host untuk menuju Network yang lebih
luas.
Router digunakan sebagai perantara untuk mengirimkan data dari 1 host ke host
lainnya yang berbeda network.
Observasi
Bidang Study : TKJ
OBSERVASI
Nama : Yoga N.N.
Exp : Diagnosa LAN Kelas : XI TKJ B
No. Exp : 10 Instruktur : Pak Rudi Pak Adi
TUJUAN
Siswa dapat melatih jiwa kewirausahaannya.
Siswa dapat meningkatkan kemampuan dalam bidang jaringan computer.
Siswa dapat mengimplementasikan pelajaran jaringan computer yang telah
diajarkan.
PENDAHULUAN
Kami melaksanakan observasi membangun jaringan LAN di Kantor CV. Projaya di jalan inhofftank,
Komplek Jati Permai, Ruko No. 48 Bandung 40243, Telp 022-91751792, Fax 022-5232097. Kantor
operasional : Kantor cabang PT Adira Finance Seluruh Jawa Barat. E-mail :
Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas computer dan perangkat jaringan
lainnya yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Tujuan dari jaringan
computer adalah membagi suymber daya, untuk berkomunikasi, dan akses informasi. Topologi
diartikan sebagai pola hubungan antarhost yang melakukan komunikasi satu sama lain untuk aplikasi
tertentu. Macam topologi ada :
1. Topologi Bus
2. Topologi Star
3. Topologi Ring
4. Topologi Hybrid
Jaringan computer merupakan kumpulan terminal komunikasi (komunikasi personal) yang saling
terintegrasi melalui media fisik tertentu dalam satu kendali teknis untuk keperluan aplikasi
komunikasi tertentu. Jaringan computer sebagai salah satu aplikasi komunikasi data, dapat
mengirimkan informasi dalam bentuk apapun (teks, suara, maupun gambar) dari suatu computer
(host) dengan terlebih dahulu mengubahnya kedalam bentuk digital unutk selanjutnya dikirimkan ke
computer lain yang terhubung secara fisik maupun logika dengan computer lain.
Tujuan dari jaringan komputer adalah:
Membagi sumber daya: contohnya berbagi pemakaian printer, CPU, memori, harddisk
Komunikasi: contohnya surat elektronik, instant messaging, chatting Akses informasi: contohnya web browsing
Agar dapat mencapai tujuan yang sama, setiap bagian dari jaringan komputer meminta dan memberikan layanan (service). Pihak yang meminta layanan disebut klien (client) dan yang memberikan layanan disebut pelayan (server). Arsitektur ini disebut dengan sistem client-server, dan digunakan pada hampir seluruh aplikasi jaringan komputer.
Simbol – symbol perangkat Jaringan Komputer:
ALAT DAN BAHAN
Kabel Belden UTP CAT 5E
Crimping tools
Konektor RJ 45
Switch (TP-Link 5 ports dan D-Link 8 ports)
Clip Kabel
LANGKAH KERJA
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Buatlah Wiring Diagram sesuai dengan struktur bangunan.
3. Gambarkan topology yang akan diimplementasikan pada ruangan.
4. Lakukan instalasi jaringan sesuai dengan topologi yang telah dibuat.
a. Siapakan semua alat dan bahan
b. Letakkan PC yang akan dihubungkan pada tempat yang telah ditentukan
c. Buatlah kabel straight untuk menghubungkan PC dengan Switch
d. Dalam hal ini kami menyusun kabel straight dengan cara, sbb;
Kupas kulit kabel menggunakan crimping tools, ukuran disesuaikan
dengan konektor RJ 45.
Susun warna kabel tersebut sesuai standar, untuk kabel straight
menggunakan standard EIA/TIA 568 B
Pasangkan kabel yang sudah diurutkan ke dalam konektor RJ 45,
pastikan semua kabel telah terhubung.
Setelah tersusun crimp konektor dengan crimping.
Lakukan hal tersebut pada ujung kabel yang lain.
Setelah ke dua ujung kabel dicrimp.
Gunakan LAN tester untuk mencek apakah kabel tersebut telah
tercrimp dengan baik atau tidak.
Buatlah beberapa kabel straight sesuai dengan yang dibutuhkan.
e. Pasang kabel sesuai dengan wiring diagram dan gunakan clip kabel pada
tembok agar kabel tertata dengan benar dan rapi.
f. Tentukan IP address pada setiap computer agar saling terhubung
Host 1 (Server) = 192.168.0.1/24
Host 2 (Client) = 192.168.0.2/24
Host 3 (Client) = 192.168.0.3/24
Host 4 (Client) = 192.168.0.4/24
Host 5 (Client) = 192.168.0.5/24
Host 6 (Client) = 192.168.0.6/24
Host 7 (Client) = 192.168.0.7/24
Host 8 (Client) = 192.168.0.8/24
Host 9 (Client) = 192.168.0.9/24
g. Aktifkan printer sharing dengan cara
Hubungkan printer dengan PC dan pastikan driver printer sudah
terinstall.
Buka control panel >> Printers and Faxes >> klik kanan pada printer
yang akan disharing dan klik sharing…
HASIL PENGAMATAN
Semua instalasi telah selesai dilaksanakan
o Kegiatan pembongkaran kabel yang berada dalam conduit karena sudah tidak
digunakan.
o Kegiatan pengukuran kabel yang akan digunakan.
o Kegiatan crimping dan pemasangan kabel yang digunakan.
o Kegiatan pemasangan clip kabel.
o Kegiatan pengkonfigurasian IP Address dan Printer Sharing.
o Kegiatan pengecekan koneksi.
Computer berhasil terkoneksi satu sama lain.
Printer Sharing telah berhasil diaktifkan
Spesifikasi computer
Nama Device Spesifikasi
Host 1 (Server) Processor : Intel Core 2 Duo RAM : 2GB Harddisk : 120 GB OS : Windows Server 2003 VGA Card : NVIDIA GeForce 8600 GT 256 MB
Host Lainnya Processor : Intel Dual Core RAM : 1GB Harddisk : 120 GB OS : Windows XP Pro VGA Card : Intel GMA 256 MB
BUKTI HASIL OBSERVASI
KESIMPULAN
Dalam mengcrimping kabel pastikan konektor telah tercrimp dengan baik.
Agar kabel tersusun dengan rapi, sebaiknya menggunakan conduit atau clip kabel
yang dipasang ditembok atau dilantai.
Untuk menghubungkan PC dengan switch menggunakan kabel straight.