Laporan Etpro Yoga

download Laporan Etpro Yoga

of 43

Transcript of Laporan Etpro Yoga

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Jalan raya adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas. Dengan adanya jalan raya dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan kota pada suatu wilayah . Semakin lancar sarana transportasi pada suatu wilayah, maka semakin pesat pula perkembangan dan pertumbuhan wilayah tersebut. Seiring dengan pertumbuhan lalu lintas yang sangat cepat, diimbangi dengan fasilitas jalan yang memadai baik dengan pembuatan jalan baru, peningkatan jalan, pemeliharaan rutin ataupun pemeliharaan berkala yang sudah ada, maka hubungan antar daerah pun akan semakin lancar. Adapun sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder. Sistem jaringan jalan sekunder disusun berdasarkan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota dan pelayanan distribusi barang/jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan sehingga jalan dapat meningkatkan kegiatan ekonomi di suatu tempat. Selain itu juga, jalan yang menghubungkan antar satu wilayah dengan wilayah lainnya dapat mempermudah mobilisasi sehingga terjalinnya suatu hubungan sosial dalam masyarakat. Ruas jalan Kolonel H. Burlian adalah jalan arteri yang merupakan bagian jalan yang terletak di kota Palembang. Keadaan medan pada umumnya datar sedikit bergelombang. Satuan kerja ini yang merupakan program pelebaran jalan yang didanai oleh APBN dengan konstruksi full design dan diharapkan dengan selesainya satuan kerja ini konstruksi jalan dapat menampung muatan sumbu terberat 10 ton. Ruas jalan Kolonel H. Burlian ini merupakan jalan dengan perkerasan lentur dan perkerasan kaku (komposit). Perkerasan jenis ini jarang digunakan di Indonesia dikarenakan biaya yang relatif tinggi dibandingkan dengan jenis perkerasan lentur. Hal ini yang menyebabkan dibahasnya mengenai pelaksanaan dan perhitungan tebal perkerasan komposit pada proyek pelebaran di jalan Kolonel H. Burlian dalam laporan ini.

1

1.2. Perumusan masalah Permasalahan yang akan dibahas dalam laporan kerja praktek ini adalah : Bagaimana pelaksanaan pelebaran ruas jalan Kolonel H. Burlian Bagaimana perhitungan tebal perkerasan komposit pada proyek pelebaran ruas jalan Kolonel H. Burlian

1.3. Maksud Dan Tujuan Penulisan Tujuan kerja praktek pada proyek pelebaran ruas jalan Kolonel H. Burlian ini adalah untuk melihat bagaimana ilmu-ilmu teori yang dipelajari pada mata kuliah transportasi, diterapkan dilapangan. Adapun maksud dan tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai berikut : a. Mengidentifikasi pelaksanaan pekerjaan pada proyek pelebaran ruas jalan Kolonel H. Burlian. b. Mengidentifikasi permasalahan yang ada pada proyek pelebaran ruas jalan Kolonel H. Burlian. c. Melakukan perhitungan tebal Perkerasan komposit pada proyek peleberan ruas jalan Kolonel H. Burlian. 1.4. Metodelogi Penelitian Pengumpulan data-data ini dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut : 1. Data Primer, meliputi: a. Observasi ( Pengamatan ) Untuk mengetahui pelaksanaan teknis dan non teknis pekerjaan maka dilakukan pengamatan secara langsung di lapangan. b. Interview ( Wawancara ) Dalam pengumpulan data ini dilakukan dialog secara langsung dengan pelaksana proyek, asisten teknik, pengawas lapangan, staff laboratorium, Kontraktor proyek tersebut. 2. Data Sekunder, meliputi: a. Studi Literatur Selain itu juga digunakan buku-buku penunjang maupun data-data proyek yang berhubungan dengan laporan ini, guna melengkapi penulisan laporan ini.

2

1.5. Ruang Lingkup Penulisan Penulisan laporan ini dilakukakan untuk mengetahui prosedur pelaksanaan dilapangan pada proyek pelebaran ruas jalan Kolonel H. Burlian, mulai dari pekerjaan rigid hingga pekerjaan penghamparan aspal. Dan menghitung tebal perkerasan komposit.

3

BAB II GAMBARAN UMUM PROYEK

2.1. Data Proyek Data proyek terdiri dari data umum dan data teknis proyek. Data umum proyek merupakan data identitas proyek sedangkan data teknis proyek merupakan data mengenai perencanaan pekerjaan teknis proyek. Proyek yang dilaksanakan di Jalan Kol. H. Burlian dengan no. Ruas N. 004.11 K. Merupakan ruas kanan jalan Nasional Metropolitan Palembang dengan panjang ruas berdasarkan SK. Men PU NO. 631/kpts/m/2009 tanggal 31 Desember 2009. Sepanjang 5,24 Km dari Km. 5 + 000 (pasar pal. 5) sampai Km.10 + 240 (samping akses airport Sultan Mahmud Badarudin II lama). Jalan Kol. H. Burlian ini adalah salah satu ruas jalan arteri kota Palembang. Dari pusat kota ke airport internasional Sultan Mahmud Badarudin II, akses ke jalan Tanjung Api Api, akses ke lingkar barat jembatan Musi II dan akses ke provinsi Jambi dan sebaliknya.

2.1.1. Data Umum A. Pengguna Jasa 1. Satuan Kerja : Pelaksanaan Jalan Metropolitan Palembang 2. Nama Kegiatan : Pelebaran Jalan Kol. H. Burlian Ruas Kanan. 3. Kepala Satuan Kerja 4. Pejabat Pembuat Komitmen : Ir. Aidil Fiqri, MT : Ir. Rusman, MM

B. Penyedia Jasa (Kontraktor) 1. Nama Kegiatan : Pelebaran Jalan Kol. H. Burlian Ruas Kiri dan Kanan 2. Paket : Pelebaran Jalan Kol. H. Burlian Palembang 4

3. No/Nama Ruas (SK Men.2009): N.004.11K/ Jalan Kol. H. Burlian 4. Lokasi : Kota Palembang 5. Panjang Ruas (SK Men.2009) : 5,24 Km (Km. 5+000 Km.10+240) 6. Panjang Efektif 7. Kontraktor : 5,00 Km : PT. Mekarjaya Abadipratama 8. General Superintendent 9. Nilai Kontrak : Suseno Kornelus, ST : Rp. 27.133.969.000,00 (termasuk PPN 10%) Nilai Kontrak Amd. 01 : Rp. 27.133.969.000,00 (termasuk PPN 10%) 10. Sumber Dana 11. No. Kontrak : APBN Murni TH. 2011 : KU.08.08/PPK.13/ 89/III/2011 No.Kontrak Amd.01 : KU.08.08/PPK.13/ 427/VI/2011 12. Tanggal Kontrak Tanggal Kontrak Amd.01 13. No. SPMK : 09 Maret 2011 : 28 Juni 2011 : KU.08.09/PPK.13/ 91/III/2011 14. Tanggal SPMK 15. Tanggal PCM 16. Waktu pelaksanaan 17. Masa pemeliharaan 18. Rencana PHO Tanggal 19. Rencana FHO Tanggal : 09 Maret 2011 : 15 Maret 2011 : 210 hari kalender : 180 hari kalender : 04 Oktober 2011 : 01 April 2012

C. Konsultan Supervisi 1. Paket Kegiatan : Paket 25: pengawasan Teknik Pelebaran Jalan Kol. H. Burlian Ruas Kiri dan Kanan 5

2. Lokasi 3. Konsultan 4. Supervision Engineer 5. Nilai Kontrak

: Kota Palembang : PT. Seecons : Ir. Nov azami : Rp. 832.892.500,(PPN 10%)

Nilai Kontrak Amd. 01

: Rp. 832.892.500,(PPN 10%)

6. Sumber Dana 7. No.Kontrak

: APBN Murni TH. 2011 : HK.02.03/025/PPKP2JN MP/IV/2011

No. Kontrak Amd. 01

: HK.02.03/025/PPKP2JN MP/IV/2011

8. Tanggal Kontrak Tanggal Kontrak Amd. 01 9. No.SPMK

: 06 April 2011 : 25 Juni 2011 : 033/SPMK/PPK-P2JN MP/ IV/2011

10. Tanggal SPMK 11. Man Month Man month Amd. 01

: 06 April 2011 : 8 (delapan) bulan : 7,2 (tujuh koma dua) bulan

D. Konsultan Perencana 1. Konsultan 2. Team Leader 3. Tahun Perencanaan : CV.Selfira Konsultan : Ir. M. Markus Laopatti : 2010

6

2.1.2

Data Teknis Panjang fungsional Panjang Efektif Lebar Jalan : 5,24 km : 5,0 km : Perkerasan : 2(3 x 3,25) m = (2 x 9,75) m Trotoar Pelebaran dengan Perkerasan Flexible : AC WC AC BC AC Base Agg. A Agg. B : 2 x 1,50 m : t : t : t : t : t = 4,0 cm = 6,0 cm = 12,0 cm = 20,0 cm = 25,0 cm = 50,0 cm

Timb. Pilihan : t (bila diperlukan) Pelebaran dengan Perkerasan Rigid

: Beton fcf 4,25 Mpa : t= 22,0 cm Lean Concrete Timb. Pilihan (bila diperlukan) : t= 10,0 cm : t= 50,0 cm

7

Sumber: Dokumen Kontrak Proyek Gambar 2.1. Peta Lokasi Kegiatan 8

Sumber: Dokumen Kontrak Proyek Gambar 2.2. Denah Lokasi Proyek

9

2.2.

Struktur Organisasi Organisasi adalah suatu pola kerja sama dimana sejumlah orang saling berhubungan, bertemu muka dan terikat dalam suatu tugas yang bersifat kompleks, berhubungan satu dengan yang lainnya dan secara sadar menetapkan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan semula secara sistematis. Struktur organisasi pada proyek pelebaran Jalan Kolonel H. Burlian yang diwakili oleh pihak kontraktor dipimpin oleh seorang pimpinan teknik yang dibantu oleh seorang general superintendent. Pimpinan teknik bertanggung jawab langsung terhadap kemajuan suatu proyek yang dikerjakan. Selain itu, dalam suatu organisasi proyek pimpinan teknik juga dibantu oleh beberapa kepala bidang, seperti Kepala Bidang Teknik, Kepala Bidang Mekanik, Kepala Bidang Keuangan dan Bagian Logistik. Dept.PU Bina Marga Owner

PT. Seecons Konsultan

PT. Mekarjaya Abadipratama Kontraktor

Keterangan : Hubungan kontrak Hubungan fungsional

Gambar 2.3. Struktur Orgaisasi proyek

10

SNVT P2JN Prov.Sumsel

Satker Pelak.Jln.Metropolit an Palembang PPK P2JNMetropolitan Palembang

PPK.13 Jln.Kol.H.Burlian Palembang KONSULTAN PENGAWAS

CORE TEAM

KONTRAKTOR Keterangan: Garis komando ------------Garis Koordinasi

Gambar 2.4. Skema Organisasi Kegiatan (Manajemen Konstruksi)

11

Sumber: Rencana Mutu Kontrak Proyek Gambar 2.5. Struktur Organisasi Pengguna Jasa (Owner)

12

Sumber: Rencana Mutu Kontrak Proyek Gambar 2.6. Struktur Organisasi Penyedia Jasa (Kontraktor)

13

Sumber: Rencana Mutu Kontrak Proyek Gambar 2.7. Struktur Organisasi Penyedia Jasa (Konsultan)

14

2.3. Unsur Pelaksana Proyek Pada proyek Pelebaran Jalan Kol. H. Burlian , terdapat tiga unsur pelaksanaan pembangunan yang masing-masing mempunyai tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang diembannya seperti gambar II.1 . Ketiga unsur tersebut adalah : 1. Pemberi tugas (owner) 2. Konsultan Perencana 3. Kontraktor 4. Pengawas 1. Pemberi Tugas (Owner) Pemilik proyek atau owner adalah orang atau badan yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan pekerjaan pada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan tersebut. Pengguna jasa dapat berupa perseorangan atau lembaga atau instansi pemerintah maupun swasta (Ervianto,2007) Menurut Ervianto (2007 : 44) adapun tugas-tugas dari owner atau pemilik proyek adalah: 1) Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor) 2) Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan oleh penyedia jasa. 3) Memberikan fasilitas yang baik berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan. 4) Menyediakan dana dan membayar kepada pihak penyedia jasa sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebagai bangunan. 5) Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan. 6) Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk yang bertindak atas nama pemilik. 7) Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi). 8) Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh penyedia jasa jika hasilnya telah sesuai dengan apa yang dikehendaki.

15

2. Konsultan Perencana Konsultan perencana adalah orang atau badan yang membuat perencanaan bangunan secara lengkap baik bidang arsitektur, sipil dan bidang lain yang melekat erat membuat sebuah sistem bangunan (Ervianto,2007) Dalam melaksanakan proyek pelebaran jalan Kol. H. Burlian Palembang ini yang bertindak sebagai konsultan perencana adalah Bapak Ir. M. Markus Laopatti. Menurut Ervianto (2007 : 45) adapun hak dan kewajiban dari konsultan perencana secara umum adalah : 1. Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana, rencana kerja dan syarat-syarat, hitungan struktur, rencana anggaran biaya. 2. Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa dan pihak kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan. 3. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal yang kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja dan syarat-syarat. 4. 5. Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan. Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.

3.

Kontraktor Kontraktor adalah badan pelaksana konstruksi yang secara kontraktual disepakati, ditunjuk dan ditetapkan untuk melakukan pemborongan pekerjaan konstruksi. Dalam proyek ini yang bertindak sebagai kontraktor adalah PT. Mekarjaya Abadipratama Menurut Ervianto (2007 : 47) Hak dan kewajiban dari kontraktor adalah : 1. Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, peraturan dan syaratsyarat, risalah penjelasan pekerjaan (aanvulling) dan syarat-syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh penggunan jasa. 2. Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa. 3. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam peraturan untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat. 4. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan, bulanan. 16

5. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikannya sesuai ketetapan yang berlaku.

4. Pengawas Konsultan pengawas adalah perusahaan / badan yang di tunjuk pengguna jasa untuk membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan pembangunan mulai awal hingga berakhirnya pekerjaan tersebut (Ervianto,2007). Pengawas dalam proyek pelebaran jalan Kolonel H. Burlian Palembang adalah Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kota Palembang. Menurut Ervianto (2007 : 46) adapun tugas-tugas dari konsultan pengawas adalah : 1. 2. Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan. Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam pelaksanaan pekerjaan. 3. 4. Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan. Mengoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran informasi antara berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar. 5. Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta menghindari pembengkakan biaya. 6. Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai hasil akhir sesuai kualitas, kuantitas serta waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan. 7. 8. Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor. Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang berlaku. 9. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan). dan menhitung adanya kemungkinan pekerjaan

10. Menyiapakan tambah/kurang.

17

2.4. Persyaratan Umum, Administrasi dan Teknis Proyek 2.4.1. Persyaratan Umum Persyaratan umum dari proyek merupakan persyaratan yang harus dipatuhi antara pemilik proyek dan kontraktor yang memuat hal-hal umum mengenai peraturan pelaksanan, rencana kerja, dan syarat-syarat penawaran yang dibuat dalam bentuk-bentuk pasal. 2.4.2. Persyaratan Administrasi Persyaratan administrasi meliputi dua hal yaitu persyaratan dalam penawaran dan Persyaratan dalam pelaksanaan pekerjaan. 2.4.3. Persyaratan Teknis Persyaratan teknis merupakan persyaratan yang menyangkut ruang lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan yaitu pelebaran jalan Kol. H. Burlian Palembang.

2.5. Sistem Hubungan Kerja Pelaksana Proyek 1. Antara Pemilik Proyek dengan Konsultan Pengawas Hubungan antara Pemilik Proyek dengan Konsultan Pengawas mempunyai ikatan kontrak. Konsultan Pengawas bertanggung jawab wajib melaporkan kemajuan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas. Pemberi tugas memberi imbalan atas jasa pengawasan yang dilakukan oleh Konsultan Pengawas.

2. Antara Pemilik Proyek dengan Kontraktor Pelaksana Hubungan antara Pemilik Proyek dengan Kontraktor Pelaksana mempunyai ikatan kerja kontrak. Untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana yang disarankan oleh Pemilik Proyek, kontraktor memerlukan biaya sesuai dengan perjanjian dalam kontrak yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Biaya dapat diberikan oleh Pemberi Tugas dengan system pembayaran sesuai dengan ketentuan yang termuat di dalam kontrak yang telah ditandatangani.

18

3. Antara Konsultan Pengawas dan Kontraktor Pelaksana Hubungan antara kedua belah pihak mempunyai ikatan kerja peraturan pelaksanaan pekerjaan. Konsultan Pengawas mempunyai tugas untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang dikerjakan oleh Kontraktor, sedangkan Kontraktor dapat mengkonsultasikan masalah-masalah yang timbul di lapangan dengan Konsultan Pengawas.

19

BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN 4.1 Info Umum Proyek pekerjaan pelebaran jalan ruas kanan jalan Kol. H. Barlian Palembang ini direncanakan pada tahun 2009 dan mulai dilaksanakan pada tanggal 10 maret 2011 dengan nilai kontrak Rp. 27.113.969.000,00 dan target panjang konstruksi 5,24 Km. Proyek ini direncanakan selama 210 hari kalender dan masa pemeliharaan 180 hari kalender. Hal yang diamati saat datang di lokasi kerja praktek pada lintasan jalan Kol. H. Barlian adalah kondisi jalan yang sempit. Total volume kendaraan yang melintas sudah tidak tertampung lagi sehingga sering terjadi kemacetan lalu lintas. Hal ini ditambah dengan kendaraan dengan bebanbeban yang besar seperti truk container karena memang jalan ini digunakan sebagai jalan akses antar kota atau menuju pelabuhan peti kemas di Boom Baru. Selain itu, arus kendaraan meningkat dalam satuan LHR dari tahun ke tahunnya. Untuk mengantisipasi tingkat pelayanan dan kapasitas jalan yang semakin berkurang di jalan Kol. H. Barlian Palembang, maka dengan itu pemerintah melalui Direktorat Jendral Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III Palembang, melakukan Peningkatan Jalan Kol. H. Barlian Palembang. Dengan adanya proyek ini diharapkan kapasitas jalan meningkat, kemacetan berkurang, sehingga tingkat kenyamanan pun tercapai. Pekerjaan peningkatan jalan yaitu pekerjaan yang mencakup penambahan mutu kualitas jalan perkerasan lama dengan tebal perkerasan baru yang disesuaikan, serta penambahan lajur lalu-lintas yang diperlukan dalam rancangan peningkatan jalan yang telah direncana.

4.2. Rencana Pekerjaan Rencana pekerjaan menurut gambar pekerjaan , antara lain : 1. Penyiapan badan jalan 2. Timbunan 3. Patching 4. Pelebaran perkerasan dan bahu jalan 20

5. Penghamparan dan pemadatan lapis pondasi agregat A dan B 6. Pelaksanaan lapis resap pengikat 7. Pengujian hasil pekerjaan 8. Pelaksanaan drainase 9. Pelaksanaan shear wall

4.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan kerja praktek ini dilaksanakan selama kurang lebih 60 hari, pada proyek tersebut difokuskan pada tinjauan pelaksanaan, penggunaan serta perhitungan pengopersian alat-alat berat.

4.4. Mobilisasi Pekerjaan mobilisasi meliputi penyiapan lahan dan berbagai fasilitas pendukungnya. Pelaksanaan pekerjaan meliputi: pengukuran, pembuatan papan nama proyek, gudang material, barak pekerja, pengiriman peralatan dan personil. Sebelum dilaksanakan pekerjaan mobilisasi, terlebih dahulu dilakukan penentuan lokasi base camp serta disiapkan semua perizinan yang dibutuhkan untuk memulai pelaksanaan pekerjaan. Jadwal pelaksanaan pekerjaan mobilisasi baik fasilitas pendukung, personil, dan alat berat harus diatur dan dilaksanakan secara bertahap dan disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan. Demobilisasi juga dilaksanakan secara bertahap sampai pekerjaan selesai.

4.5. Pemakaian Alat-alat Berat Adapun alat-alat berat yang digunakan pada saat pekerjaan : 1. Dump truck, digunakan sebagai alat pengangkut material seperti pasir, dan batuan untuk proyek tersebut. 2. Ready mixed truck, digunakan sebagai cor beton pada pengerjaan struktur beton. 3. Water tank truck, digunakan pada saat pembersihan pada struktur beton. 4. 5. Asphalt Sprayer, digunakan pada saat penyemprotan lapisan perekat. Asphalt finisher, berfungsi sebagai penghampar aspal. 21 tanah,

6. Tandem roller, digunakan pada penggilasan permukaan yang agak halus. 7. 8. Pneumatic tire roller, digunakan pada pekerjaan penggilasan lapisan aspal. Compressor, berfungsi sebagai pemampat udara yang digunakan dalam pembersihan area pekerjaan dari debu maupun sampah ringan lainnya. 9. Bulldozer, berfungsi sebagai loading tanah ke dump truck

10. Excavator, berfungsi untuk menggali, memuat, mengangkat material dan membuat saluran air atau pipa tanpa harus berpindah-pindah tempat. 11. Motor Grader, berfungsi sebagai pemadatan dan membersihkan sisa-sisa batu hasil dari pengerukan 12. Jack hammer, berfungsi sebagai mengangkat aspal yang rusak hingga kedalaman tertentu 13. Cold miling (CMM), berfungsi sebagai mengangkat aspal yang rusak pada permukaan aspal 14. Motor Grader, berfungsi alat berat yang dapat dipakai dalam berbagai variasi dalam pekerjaan konstruksi grading atau pembentuk permukaan

22

4.6. Lingkup Pekerjaan

23

4.6.1. Pekerjaan Perkerasan Komposit Konstruksi perkerasan komposit merupakan kombinasi antara perkerasan kaku dan perkerasan lentur yang dapat berupa perkerasan lentur diatas perkerasan kaku atau perkerasan kaku diatas perkerasan lentur. Berdasarkan jenis konstruksi perkerasan diatas, untuk proyek pelebaran ruas jalan Kolonel H. Burlian tersebut menggunakan konstruksi perkerasan Komposit.

4.6.2. Pekerjaan perkerasan kaku 4.6.2.1Pekerjaan persiapan a. Penyedia Tenaga Kerja atau SDM Pekerjaan ini dilaksanakan untuk mengecek kesiapan SDM sebelum pelaksanaan di lapangan dilakukan. Agar Pelaksanaan pekerjaan dapat mencapai kondisi maksimum, dengan kata lain proyek dapat memenuhi target. b. Persiapan dan Pemeriksaan Alat Dilapangan Pekerjaan ini dilaksanakan untuk mempersiapkan dan mengecek kesiapan alat sebelum di pergunakan, agar pada saat pelaksanaan dilapangan tidak terjadi hal-hal yang dapat mengganggu proses pekerjaan. Hasil dari langkah persiapan dan pengecekan alat menghasilkan alat dapat digunakan dengan jumlah, kondisi dan tidak terdapat masalah saat pelaksanaan. c. Penentuan volume beton Penentuan volume beton dilakukan dengan perhitungan kebutuhan area yang direncanakan akan di cor. Hasil dari langkah perhitungan volume

beton mengahasilkan volume kebutuhan yang akan dicor sebelum kemudian dilakukan pengecoran, dan keadaan dilapangan sudah sesuai dengan mutu dan target pengecoran. d. Pemasangan Patok ( stake out ) Pekerjaan pemasangan patok yang digunakan terbuat dari kayu kaso yang ditancapkan di atas pekerjaan wet lean concrete yang di atasnya dipasang tali benang sejajar lalu lintas dengan tinggi permukaan tali 24

benang 22 cm dari permukaan wet lean concrete sepanjang jalur pengecoran dengan jarak interval antar patok adalah 10 meter. Hasil dari langkah pemasangan patok mengahasilkan ukuran lebar, panjang yang akan dicor sebelum kemudian dilakukan pengecoran, dan pemasangan patok di lapangan sudah sesuai dengan ukuran dan diharapkan mutu rencana akan tercapai. e. Pemasangan Acuan Setelah dipasang patok, kemudian dipasang bekisting yang terbuat dari Baja setinggi 22 cm sejajar arah lalu lintas. Patok dan bekisting

hanya bersifat sementara, dengan kata lain jika pengecoran telah selesai dilakukan dan didapatkan elevasi yang diinginkan maka patok dapat dicabut dan bekisting dapat dibongkar. Hasil dari langkah pemasangan acuan mengahasilkan ukuran tebal yang akan dicor sebelum kemudian dilakukan pengecoran, dan pemasangan acuan di lapangan sudah sesuai dengan ukuran dan diharapkan mutu rencana akan tercapai.

4.6.2.2 Pekerjaan pemasangan plastik lembaran Permukaan Lean Concrete dilapisi plastik lembaran agar faktor air semen beton fcf 4,25 MPa tidak terserap oleh Lean Concrete yang dapat mengakibatkan berkurangnya kekuatan beton dan menjadikan koefisien gaya gesek antara wet lean concrete dengan rigid sama dengan 1,3.

Lebar Plastik

Overlap

Lebar Plastik

Gambar 4.1. Pola Pemasangan plastik kedap air di atas Lean Concrete pada Proyek Pelebaran Ruas Kanan Jalan Kol. H. Barlian Palembang 25

4.6.2.3 Penulangan Tujuan dasar distribusi penulangan baja adalah bukan untuk mencegah terjadinya retak pada pelat beton tetapi untuk membatasi lebar retakan yang timbul pada daerah dimana beban terkonsentrasi agar tidak terjadi pembelahan pelat beton pada daerah retak tersebut, sehingga kekuatan pelat tetap dapat dipertahankan. Pada proyek pelebaran ruas kanan jalan Kol. H. Barlian ini terdiri dari 6 lajur dan 2 arah6

/

2

UD sehingga menggunakan metoda pekerasan beton

semen bersambung dengan tulangan. Terdapat 3 jenis penulangan dalam metoda perkerasan ini, yaitu : a. Batang pengikat atau Tie Bar Batangan pengikat dalam Hendarsin, (2008) adalah potongan baja yang diprofilkan yang dipasang pada sambungan lidah-alur dengan maksud untuk mengikat pelat agar tidak bergerak horizontal. Pengikat di pasang memanjang dengan jarak antar tie bar adalah 600 mm. Diameter tie bar sendiri 16mm dengan panjang 700 mm. Batangan pengikat ini bisa dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Sambungan Lidah Alur

b. Sambungan Muai atau Ruji Sambungan Muai dalam Hendarsin, (2008) adalah berupa baja tulangan polos maupun profil, yang digunakan sebagai sarana penyambung/pengikat. Fungsi dari dowel itu sendiri sebagai penyalur beban pada sambungan, yang dipasang dengan separuh panjang terikat dan

26

separuh panjang dilumasi atau dicat untuk memberikan kebebasan bergeser. Jarak antar dowel sejauh 10m dengan diameter 22mm. Sambungan muai dapat dilihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 Sambungan muai

a. Tulangan Anyaman Tulangan anyaman adalah baja tulangan ulir, yang digunakan sebagai tulangan utama dalam struktur tebal perkerasan. Fungsi dari wer mess itu sendiri sebagai pemberi kekuatan terhadap gaya tarik dari beban diatasnya, yang dipasang dalam arah memanjang dan melintang. Jarak antar tulangan inti sejauh 25cm dengan diameter 12mm serta panjang tulangan inti 3,5m x 10m. Cara menyambung antar tulangan inti ini dengan menggunakan las yang sebelumnya ditumpukkan terlebih dahulu baru kemudian di las. Tulangan anyaman ini dapat dilihat pada gambar 4.4.

Gambar 4.4 Tulangan Anyaman 27

4.6.2.4 Pengecoran Rigid Pavement Dalam melakukan proses pengecoran/penghamparan beton fcf 4,25 MPa pengecekan harus selalu dilakukan baik dalam pengecekan elevasi, acuan dan lantai kerja. Langkah pengerjaan itu sendiri dihampar dari jarak terjauh terlebih dahulu hal ini dimaksudkan agar proses penghamparan berlangsung dengan efektif. Hasil dari langkah pengecoran di atas menghasilkan beton fcf 4,25 MPa Rigid Pavement yang berfungsi sebagai beton struktur. Namun apabila terjadi kekeliruan dari segi pengukuran dimensi serta cetakan, maka akan dapat menurunkan mutu beton tersebut. a. Pekerjaan penghamparan Beton fcf 4,25 MPa Beton fcf 4,25 MPa dialirkan dari Truck Concrete Mixer berkapasitas 6 m3 kemudian dihamparkan secara manual menggunakan cangkul dengan ketebalan Beton fcf 4,25 MPa setebal 22 cm hingga semua permukaan tertutup rata oleh beton. Penghamparan rigid dapat dilihat pada gambar 4.5.

Gambar 4.5 Pengahamparan rigid b. Pekerjaan pemadatan fcf 4,25 MPa Alat yang digunakan yaitu satu unit Concrete Vibrator. Concrete Vibrator ditusuk-tusukan pada campuran beton fcf 4,25 MPa setelah penghamparan beton mencapai ketinggian 22 cm. Concrete Vibrator ditusuk-tusukan hingga butiran agregat saling mengisi rongga- rongga udara yang kosong antar agregat pada beton agar kepadatan campuran beton merata dan tidak ada rongga lagi didalamnya. 28

Pemadatan Rigid dapat dilihat pada gambar 4.6.

Gambar 4.6 Pemadatan Rigid Pekerjaan perataan fcf 4,25 MPa Alat yang digunakan yaitu alat yang dibuat sendiri berupa ruskam yang panjangnya sesuai dengan lebar area yang. sedang di cor pada permukaan beton fcf 4,25 MPa diratakan sambil dipadatkan dengan menggunakan ruskam panjang yang diletakkan terbentang dan ditarik memanjang. Perataan Rigid dapat dilihat pada gambar 4.7.

c.

Gambar 4.7 Perataan Rigid

d. Pekerjaan pengkasaran permukaan (Grooving) Alat yang digunakan pada pekerjaan pengkasaran permukaan beton fcf 4,25 MPa yaitu sikat kawat dengan lebar 100 cm, jarak antar kawat 10 mm, masing-masing untaian terdiri dari serat - serat kawat. Sikat 29

terdiri dari dua baris untaian kawat yang diatur selang seling. Pengkasaran permukaan beton fcf 4,25 Mpa yaitu dengan cara dibuat garis-garis halus melintang arah lalu-lintas sepanjang permukaan beton dimaksudkan untuk mencegah terjadinya slip pada ban kendaraan. Pengkasaran permukaan (Grooving) dapat dilihat pada gambar 4.8.

Gambar 4.8 Hasil Grooving

e.

Pekerjaan pemeliharaan (curing) Tindakan perawatan beton dimaksudkan untuk memberi semen berhidrasi dengan kecepatan tertentu, dimana temperatur yang terjadi tidak menyebabkan penguapan air pencampur secara berlebihan. Selain karena temperatur tinggi, air pencampur juga bisa hilang karena panas matahari dan hembusan angin. Bila perawatan kurang baik, kerugian yang akan terjadi tidak hanya terhadap kekuatan beton, tapi juga terhadap keawetan, kekedapan terhadap air, ketahanan terhadap aus, serta stabilitas dimensi struktur. Perawatan beton dilakukan minimal selama 7 hari untuk beton biasa, dan minimal 3 hari untuk beton berkekuatan awal tinggi. Selain minimal 3 hari, beton yang mempunyai sifat kekuatan awal yang tinggi harus dibasahi sampai kuat tekannya mencapai 70% dari kekuatan rancangan beton berumur 28 hari. Pada proyek pelebaran ruas kanan jalan Kol. H. Barlian Palembang proses curring dilakukan dengan cara menyiramkan air di atas permukaan beton.

30

4.6.3. Pekerjaan Lapisan Permukaan Prime coat atau disebut juga lapis resap pengikat adalah peleburan aspal cair pada permukaan agregat base yang belum beraspal. Lokasi pekerjaan ini sepanjang jalan yang akan dilapisi pekerjaan Lapis Aus Aspal beton (ACWC). Alat yang digunakan untuk menyemprotkan prime coat yaitu Asphalt Sprayer dimana tiap 1 m dikeluarkan 0,4-1,3 Prime Coat. Dimana aspal yang digunakan lebih banyak 60% dari pada kerosene yang hanya 40%. Pekerjaan lapis resap pengikat dapat dilihat pada gambar 4.9.

Gambar 4.9 Pekerjaan lapis resap pengikat (prime coat)

4.6.4. Pekerjaan Pengaspalan Lokasi pekerjaan ini berada diatas pekerjaan Rigid Pavement namun sebelum pekerjaan ini dilakukan terlebih dahulu dilakukan pekerjaan lapis resap pengikat (Prime Coat) terlebih dahulu. Urutan kerja : 1. Material aspal beton dibawa dengan menggunakan dump truck yang berkapasitas 5m3 dengan suhu aspal tidak boleh lebih dari 130C - 165C dan tidak boleh dibawa 100C diambil dari asphalt mixing plant yang berada di Jalan Soekarno Hatta dan dibawa menuju lokasi pekerjaan sejauh 2 km. 2. Material aspal yang dibawa dump truck dituang ke colbin (bak) finisher, yang kemudian dihampar sesuai dengan kepadatan yang telah diatur yaitu setebal 4cm.

31

3.

Setelah material aspal dihampar dengan menggunakan asphalt finisher dilanjutkan dengan proses pemadatan dengan menggunakan tandem roller selama 4x passing yang suhu awalnya 100C-110C dan pemadatan selanjutnya menggunakan pneumatic tire roller selama 12x passing yang suhunya harus 90C-100C. Urutan proses pengaspalan dapat dilihat pada gambar 4.10 , 4.11 , 4.12.

Gambar 4.10 Penghamparan melalui asphalt finisher

Gambar 4.11 Pemadatan menggunakan Tandem Roller

Gambar 4.12 Pemadatan menggunakan Pneumatic Tire Roller

32

Gambar. 4.13. setelah di padatkan

4.7.

Permasalahan dalam Pelaksanaan Beberapa faktor yang dapat memperhambat kegiatan proyek antara lain : a. Kurangnya kesadaran pengguna jalan pada saat pekerjaan proyek berlangsung. b. c. Keterlambatan pengiriman material pesanan ke lokasi proyek. Kerusakan peralatan (plant breakdown)

Hal yang diamati saat datang di lokasi kerja praktek pada lintasan jalan Kol. H. Barlian adalah kondisi jalan yang sempit. Total volume kendaraan yang melintas sudah tidak tertampung lagi sehingga sering terjadi kemacetan lalu lintas. Hal ini ditambah dengan kendaraan dengan bebanbeban yang besar seperti truk container karena memang jalan ini digunakan sebagai jalan akses antar kota atau menuju pelabuhan peti kemas di Boom Baru. Selain itu, arus kendaraan meningkat dalam satuan LHR dari tahun ke tahunnya. Untuk mengantisipasi tingkat pelayanan dan kapasitas jalan yang semakin berkurang di jalan Kol. H. Barlian Palembang, maka dengan itu pemerintah melalui Direktorat Jendral Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional III Palembang, melakukan Peningkatan Jalan Kol. H. Barlian Palembang.

33

Dengan adanya proyek ini diharapkan kapasitas jalan meningkat, kemacetan berkurang, sehingga tingkat kenyamanan pun tercapai. Pekerjaan peningkatan jalan yaitu pekerjaan yang mencakup penambahan mutu kualitas jalan perkerasan lama dengan tebal perkerasan baru yang disesuaikan, serta penambahan lajur lalu-lintas yang diperlukan dalam rancangan peningkatan jalan yang telah direncanakan.

34

BAB IV TINJAUAN PERHITUNGAN

Tinjauan perhitungan yang akan dilakukan didalam proyek ini adalah menghitung tebal perkerasan beton (rigid pavement) bersambung dengan tulangan. Dan juga tebal perkerasan lentur pada permukaan diatas perkerasan beton.Dengan menggunakan data yang didapat dari persamaan-persamaan, tabel-tabel, dan gambargambar yang ada bab III. Selain data-data tersebut perhitungan menggunakan datadata CBR tanah, kuat tarik lentur beton fcf umur 28 hari,serta lalu lintas harian yang didapat dari hasil pengujian laboratorium dan survey pada lokasi proyek. Proyek ini merupakan pekerjaan pelebaran jalan (ruas kanan Kol. H. Barlian Palembang). Pada lokasi proyek tidak ada perubahan alinyemen horizontal, dengan perhitungan sebagai berikut:

1. Perhitungan tebal Rigid Pavement ( Perkerasan Kaku ) DATA : CBRtanah dasar Umur Rencana Faktor pertumbuhan lalulintas pertahun (i) Faktor keamanan beban (Fkb) = 4,412 % = 20 tahun = 7,01 % = 1,1 Faktor pertumbuhan lalulintas (R) = 41,75 (tabel 3 Pd T-

14-2003) Freeway dan jalan arteri (tabel 4 Pd T-14-2003) 6 lajur 2 arah T-14-2003) (tabel 2 Pd

Koefisien distribusi Kuat tarik lentur beton (fcf) umur 28 hari

= 0,4

= 4,25 Mpa

35

TABEL 1. JUMLAH SUMBU BERDASARKAN JENIS DAN BEBANNYAJumlah Jumlah Kendaraan sumbu per kendara an RD RB RGD RGB (bh) (bh) (bh) BS (ton) (6) JS (bh) (7) BS (ton) (8) JS (bh) (9) BS (ton) (10) JS (bh) (11) Jumlah sumbu JSKNH STRT STRG STdRG Konfigurasi beban sumbu Jenis Kendaraan

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

MP Bus Truck 2 as kc

1 3 2

1 5 4

-

-

14304 6819 3176

2 2

13638 6352

0 3 2 4

0 6819 3176 3176 344 1198 4 4 4 13717

0 5 0 0 8 0 0 0 0

0 6819 0 0 344 0 0 0 0 7163

0 0 0 0 0 14 14 0 0

0 0 0 0 0 198 4 0 0 202

Truck 2 as bsr Truck 2 as Td Truck Gandeng

5 6 6

8 14 14

5

5

344 198 4

2 2 4

688 396 16

5 6 6 5 5

Total

21090

RD=roda depan, RB=roda belakang, RGD=roda gandeng depan, RGB=roda gandeng belakang, BS=berat sumbu, JS= jumlah sumbu, STRT=sumbu tunggal roda tunggal, STRG=sumbu tunggal roda ganda, STdRG=sumbu tandem roda ganda

Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga (JSKN) selama umur rencana (20 tahun) JSKN = 365 x JSKNH x R JSKN = 365 x 21090 x 41,75 JSKN = 32,14 1.E+07

JSKN rencana = C x JSKN = 0,4 x 32,14 1.E+07 = 12,86 1.E+07

Digunakan : Lapis pondasi CBR efektif TAKSIRAN tebal (tanpa bahu beton) Plat tebal Lebar Panjang 0,23 m 2x 3,5 m 10 m 10 cm lean concrete 32,5 % 23 cm (gmb. 3.13) (gmb. 3.14)

36

TABEL.2 REPETISI SUMBU RENCANABeban Jenis sumbu Sumbu (ton) (1) (2) 6 5 STRT 4 3 2 Total 8 STRG Total STdRG Total Komulatif 14 5 Jumlah sumbu (3) 202 352 3176 6819 3176 13725 344 6819 7163 202 202 21090 Proporsi Beban (4) 0.01 0,03 0,23 0,50 0,23 1,00 0,05 0,95 1,00 1,00 1,00 0,00 Proporsi sumbu (5) 0,65 0,65 0,65 0,65 0,65 0,65 0,34 0,34 0,34 0,01 0,01 1,00 Lalulintas rencana x 107 (6) 12,86 12,86 12,86 12,86 12,86 12,86 12,86 12,86 12,86 12,86 12,86 12,86 Repetisi terjadi x 107 (7)=4*5*6 0,08 0,25 1,92 4,17 1,92 8,34 0,22 4,15 4,37 0,12 0,12 12,83

TABEL.3 ANALISA FATIK DAN EROSI (23cm)Jenis Sumbu Beban sumbu kN Bbn renc per roda kN Repetisi Terjadi x 107 Faktor tegangan dan erosi Analisa Fatik Repetisi ijin (1) (2) 60 50 STRT 40 30 20 Total (3) 33 27,50 22,00 16,50 11,00 279,00 (4) 0,08 0,25 1,92 4,17 1,92 8,34 TE = 0,84 FRT = 0,20 FE = 2,08 (5) (6) 6x105 TT TT TT TT Persentase rusak (7) 13,3 0 0 0 0 Analisa Erosi Repetisi ijin (8) 8x106 3x107 TT TT TT Persentase rusak (9)=(4)*10 0/(8) 1,0 0,8 0 0 0

STRG 80 50 Total 22,00 13,75 35,75 0,21 4,16 4,37

TE = 1,38 FRT = 0,32 FE = 2,69 TT TT 0 0 TT TT 0 0

STdRG 140 Total Komulatif 12,83 19,25 19,25 0,12 0,12

TE = 1,16 FRT = 0,27 FE = 2,80 TT 0 TT 0

13.3< 100

1,8 < 100

TE=tegangan ekivalen, FRT=factor rasio tegangan, FE=factor erosi, TT+tidak terbatas

% rusak fatik lebih kecil 100% maka tebal plat 23 cm

ok 37

TABEL.3 ANALISA FATIK DAN EROSI (22cm)Analisa Jenis Sumbu Beban sumbu kN Bbn renc per roda kN Repetisi Terjadi x 107 Faktor tegangan dan erosi Fatik Persentase rusak Analisa Erosi Persent Repetisi ijin ase rusak (9)=(4) (8) *100/( 8) 0 0 0 0 0 TT TT TT TT TT 0 0 0 0 0

Repetisi ijin

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7) (4)x100/(6) TT TT

60 50 STRT 40 30 20 Total

33 27,50 22,00 16,50 11,00 279,00

0,62 0,059 1,79 0,159 1,79 4,418 TE = 0,974 TE = 0,59 FRT = 0,13 FE = 1,806

TT TT TT

STRG

80 50

22,00 13,75 35,75

0 1,77 1,77

FRT = 0,22 FE = 2,406

TT 2,9x107

0 61

TT 1,5x106

0 11,8

Total

TE = 0,966 STdRG 140 Total Komulatif 19,25 19,25 0,54 0,54 61 < 100 11,8< 100 FRT = 0,22 FE = 2,544 TT 0 TT 0

TE=tegangan ekivalen, FRT=factor rasio tegangan, FE=factor erosi, TT=tidak terbatas

Jadi = % rusak fatik lebih kecil 100% maka tebal plat 22 cm

ok !!!

PENULANGAN BETON SEMEN BERSAMBUNG DENGAN TULANGAN Koef gesek plat beton dan pondasi Kuat tarik ijin baja Gravitasi Berat isi beton = 1,5 = 240 Mpa = 9,81 m/detik2 = 2.400 kg/m3 (tabel 3.2)

i.

Tulangan memanjang As = L M g h .(Persamaan 3.2) 2 x fs As = 67335,84 480 As = 169,2 mm2 As min = 220 mm2 Menurut Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen Pd T-14-2003 butir 6.2.3.1, min. Jarak antar tulangan 100mm - 225mm, dan diameter memanjang berkisar antara 12mm - 20mm. Sehingga pakai 12 mm jarak 22,5 cm (503 mm2).

38

ii.

Tulangan melintang As = L M g h .(Persamaan 3.2) 2 x fs As = 36257,76 480 As = 118,5 mm2 As min = 220 mm2 Menurut Pedoman Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen Pd T-14-2003 butir 6.2.3.2, diameter batang ulir tidak lebih kecil dari 12mm, dan jarak maksimum tulangan dari sumbu ke sumbu 75cm. Posisi tulangan melintang dibawah tulangan memanjang maksimal 1/3 h dari permukaan, minimal 65mm. Sehingga pakai 12 mm jarak 22,5 cm (503mm2).

2.Perhitungan tebal lapis perkerasan beton aspal diatas perkerasan kaku.

Diketahui ; Susunan perkerasan beton semen suatu jalan sebagai berikut : Tebal pelat beton semen Tebal pondasi bawah CBR tanah dasar CBR efektif = 23 cm = 10cm = 4,412 % = 32,5 % (gmb. 3.13)

Data LHR pada tahun pembukaan ( 2 jalur, 6 lajur ) sebagai berikut : Mobil penumpang Bus Truck 2 as kecil Truck 2 as besar Truck 3 as Td Truck gandeng = 14304 buah = 6819 buah = 3176 buah = = = 344 buah 198 buah 4 buah 24845 buah

Umur rencana 20 tahun dengan angka pertumbuhan lalu lintas 7,01 %. Diminta menentukan tebal lapis perkerasan beton aspal diatas perkerasan tersebut. 39

Penyelesaian: Dari hasil perhitungan dengan menggunakan prosedur buku , didapatkan tebal lapis tambah beton aspal (Tn) = 23 cm. Tebal efektif perkerasan lama : Tebal efektif pelat beton aspal Tebal efektif pondsai bawah Tebal efektif perkerasan lama (Total) = 23 x 0,70 =10 x 0,20 = 16,1 cm = 2 cm 18,1 cm

Tebal perkerasan beton aspal yang diperlukan : Tr = T To = 23- 18,1 = 4,9 cm

1.

Perbandingan tebal lapis tambah perkerasan beton aspal diatas perkerasan kaku

Tebal Perkerasan PerencanaanLapis tambah AC-WC Rigid Pavement Lean concrete

cm4 22 10

Tebal Perkerasan Perhitungan SendiriLapis tambah AC-WC Rigid Pavement Lean Concrete

cm4,9 23 10

2.

Perhitungan Volume Rigid Pavement dan Lapis Tambah Perkerasan Beton Aspal

Volume Rigid Pavement Diketahui : Panjang rigid per segment Panjang total Rigid = 10 m = 250 m

Lebar Jalan yang dilebarkan = 3,25 m Tinggi Rigid = 23 cm = 0,23 m

40

Volume Rigid Pavement per segment V=pxlxt V = 10 m x 3,25 m x 0,23 m V = 7,475 m3

Volume Total Rigid Pavement V=pxlxt V = 250 m x 3,25 m x 0,23 m V = 186,875 m3

Volume Lapis Tambah Perkerasan Beton Aspal di atas Perkerasan Kaku Diketahui : Panjang Lapis Tambah = 250 m

Lebar Jalan yang dilebarkan = 3,25 m Tinggi Lapis Tambah = 4 cm = 0,04 m

Volume Lapis Tambah Beton Aspal V=pxlxt V = 250 m x 3,25 m x 0,04 m V = 32,5 m3

41

BAB V PENUTUP

Kesimpulan Setelah melakukan berbagai peninjauan di lapangan dan perhitungan terhadap lapis tambah pekerasan beton aspal, maka dapt ditarik kesimpulan : 1) Pekerjaan yang dilakukan dalam pelebaran jalan Kolonel H. Burlian Palembang adalah mobilisasi, pekerjaan tanah dasar ( sub grade ), pengecoran lean concrete, pemasangan plastik membran, penulangan, pengecoran rigid pavement, dan lapis tambah AC-WC ( wearing course ). 2) Pelaksanaan di lapangan banyak terjadi permasalahan, di antaranya kendala utilitas yang berarti selama proyek pekerjaan berlangsung banyak melintasi pipapipa PDAM dan pipa-pipa minyak milik BUMN. Sehingga, rencana awal

kontrak yang seharusnya 210 hari kalender terpaksa tertunda hingga bermingguminggu sampai masalah dengan pihak terkait selesai. 3) Penggunaan Tebal rigid pavement 22 cm dilapangan ternyata memenuhi sesuai dengan hasil perencanaan dan perhitungan,tapi kualitasnya minim sekali. 4) Pelaksanaan pekerjaan di lapangan masih belum efektif dikarenakan kurang terampilnya tenaga kerja, sehingga waktu pelaksanaan pekerjaan kurang efektif, Padahal semestinya dilapangan harus mempunyai pekerja-pekerja yang mumpuni di bidangnya. Hal ini sesuai dengan UU No. 18 tahun 1999 : Tenaga ahli dan tenaga terampil yang berkerja di sektor bersertifikat. jasa konstruksi harus

Saran Pada pekerjaan jalan perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu : 1. Sebelum melaksanakan suatu pekerjaan hendaknya perlu dicek terlebih dahulu alat-alat berat yang akan digunakan agar tidak terjadi penundaan pekerjaan dan bisa diharapkan pekerjaan tersebut bisa selesai tepat waktu tanpa ada masalah dari alat-alat berat yang akan digunakan. 2. Pada saat pengerjaan proyek, sebaiknya dalam melaksanaan suatu pekerjaan harus sesuai pada bidang keahliannya masing-masing. Karena sikap dasar etika terhadap profesi ialah :

42

a. Senantiasa mengutamakan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat b. Senantiasa bekerja sesuai dengan kompetensi c. Senantiasa menyatakan pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan d. Senantiasa menghindari pertentangan kepentingan dalam tugas tanggung jawab e. Senantiasa membangun reputasi berdasarkan kemampuan masingmasing

43