PENGADILAN TINGGI MEDAN fileRudi Purnomo, S.H, Muhammad Safiuddin Ika Dany Sitepu, S.H beralamat di...
-
Upload
duongthien -
Category
Documents
-
view
234 -
download
0
Transcript of PENGADILAN TINGGI MEDAN fileRudi Purnomo, S.H, Muhammad Safiuddin Ika Dany Sitepu, S.H beralamat di...
P U T U S A N NOMOR: 385/PDT/2013/PT. MDN
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan memutus perkara
perdata pada tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai
berikut dalam perkara gugatan antara:
PT. DARSUM, berkedudukan di Jl. Pemuda No. 11, Kel. Aur,
Kec. Medan Maimun, Kota Medan, yang diwakili Johan
Lie, General Manager dalam hal ini memberi kuasa
kepada : H. Danial Syah, S.H. M.H., Masita Hasibuan, S.H., Bahri Pasaribu, S.H dan Azhar Limbong, S.H, Advokat/Pengacara Penasehat Hukum
berkantor pada Law Office “DANIEL SYAH &
ASSOCIATE” beralamat di Jl. Pemuda No. 18 Medan,
berdasarkan surat kuasa khusus bertanggal 29 Mei
2012, selanjutnya disebut sebagai : Pembanding semula Penggugat;
Lawan:
1. PT. MAJA AGUNG LATEXINDO, berkedudukan di Jl.
Pemuda No. 11, Kel. Aur, Kec. Medan Maimun, Kota
Medan, dalam hal ini memberi kuasa kepada :
OSDIMAN TAMPUBOLON, S.H, CHARDI
TAMPUBOLON, S.H Advokat/dari Advokat OSDIMAN
TAMPUBOLON, S.H & Rekan beralamat kantor di Jl.
Mampang Parapatan No. 56 A Jakarta Selatan,
berdasarkan surat kuasa khusus bertanggal 6 Juli
2012 selanjutnya disebut sebagai : Terbanding I semula Tergugat I;
2. PT. BANK RAKYAT INDONESIA Tbk (Persero) Kantor Pusat
Cq PT. BANK RAKYAT INDONESIA Tbk (Persero)
Kantor Cabang, berkedudukan di Jl. Putri Hijau
Medan, dalam hal ini memberi kuasa kepada :
SWANDY HALIM, S.H, MSc, MIRA AMALIA, S.H, M.H,
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
2
DEASY MARTHANINGSIH HENDAR ASMARA, S.H,
WINCEN ADIPUTRA, S.H Advokat dari Law Firm SWANDY
HALIM & Partners beralamat kantor di Gedung World
Trade Center Lantai 11 Jalan Jenderal Sudirman kav 30
Jakara, berdasarkan surat kuasa khusus bertanggal 19
Juni 2012 selanjutnya disebut sebagai : Terbanding II semula Tergugat II;
3. PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA CQ MENTERI
KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA CQ DIRJEN
KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG (KPKNL),
berkedudukan di Gedung Keuangan Negara Jl.
Diponegoro No. 30 A Medan, dalam hal ini memberi
kuasa kepada : Dr. Indra Surya, S.H, LLM, Didik
Hariyanto, S.H, M.M, Burhanuddin H. Manik, Rizal Alpiani, S.H, Ahmad Rivai, S.E, M.AP, Elita Mariant P, S.H, Randhika Yoga Perdata, S.H, Dina Assriana, S.H, Rudi Purnomo, S.H, Muhammad Safiuddin Ika Dany
Sitepu, S.H beralamat di Gedung Keuangan Negara Unit II
lantai 2 Jalan P. Diponegoro No. 30-A Medan, berdasarkan
surat kuasa khusus bertanggal 17 Juli 2012
selanjutnya disebut sebagai : Terbanding III semula
Tergugat III; Pengadilan Tinggi tersebut;
Setelah membaca berkas perkara tanggal 23 Januari 2013, Nomor
303/Pdt.G/2012/PN.Mdn dan surat-surat yang bersangkutan dengan
perkara tersebut;
TENTANG DUDUK PERKARA Menimbang, bahwa Penggugat dengan Surat gugatan tanggal 29
Mei 2012 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Medan pada tanggal 30 Mei 2012 dalam register Nomor:
303/Pdt.G/2012/PN.Mdn, telah mengajukan gugatan sebagai berikut:
- Bahwa sekitar tahun 2005 Tergugat I ada telah mendapat fasilitas
kredit investasi dari Tergugat II sebesar Rp. 21.092.000.000,- (dua
puluh satu milyar sembilan puluh dua juta rupiah) untuk
dipergunakan refinancing mesin-mesin yang terdiri dari :
1. Kredit investasi refinancing sebesar Rp.10.922.000.000,- (sepuluh
milyar sembilan ratus dua puluh dua juta rupiah) ;
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
3
2. Kredit investasi Baru sebesar Rp.10.170.000.000.- (sepuluh milyar
seratus tujuh puluh juta rupiah) ;
- Bahwa dari fasilitas pinjaman tersebut Tergugat I telah memberikan
agunan Sertipikat Hak Milik No. 500 atas nama Hansen dan Sertipikat
Hak Guna Usaha No. 02 atas nama PT. Darsum (Penggugat) ;
- Bahwa Tergugat I telah melunasi kreditnya kepada Tergugat II atas
fasilitas kredit investasi telah dilunasi sejak bulan Juni 2011 yakni
Kredit Investasi Baru sebesar 10.170.000.000.- (Sepuluh milyar
seratus tujuh puluh juta rupiah) sedangkan Kredit Investasi
refinancing sebesar Rp.10.922.000.000.- (sepuluh milyar Sembilan
ratus dua puluh dua juta rupiah) telah dilunasi sejak bulan April
2011, akan tetapi Tergugat I lalai menarik sertipikat yang menjadi
agunan dari fasilitas kredit tersebut dari Tergugat II yakni : Sertipikat
Hak Milik No.500 atas nama Hansen dan Sertipikat Hak Guna Usaha
No. 02 atas nama PT. Darsum (Penggugat) ;
- Bahwa berdasarkan informasi dari Tergugat I bahwasanya fasilitas
kredit investasi sebesar Rp. 21.092.000.000.- dengan sertipikat
agunan Sertipikat Hak Milik No.500 atas nama Hansen dan Sertipikat
Hak Guna Usaha No.02 atas nama PT. Darsum (Penggugat) telah
dilunasi sejak bulan Juni 2011 yakni Kredit Investasi Baru sebesar
10.170.000.000.- (Sepuluh milyar seratus tujuh puluh juta rupiah)
sedangkan Kredit Investasi refinancing sebesar Rp.10.922.000.000.-
(sepuluh milyar Sembilan ratus dua puluh dua juta rupiah) telah
dilunasi sejak bulan April 2011, akan tetapi Tergugat I lalai menarik
agunan tersebut pada Tergugat II ;
- Bahwa akan tetapi secara sepihak Tergugat II telah mengajukan
permintaan lelangnya kepada Tergugat III atas aset milik Penggugat
tersebut, kemudian Tergugat III telah melaksanakan pengumuman
lelang eksekusi Hak Tanggungan pada Surat Kabar Harian Analisa
hari selasa, 22 Mei 2012 halaman 11 pengumuman Lot 1 sebidang
tanah seluas 575,88 Ha sesuai dengan Sertipikat Hak Guna Usaha
No.2 atas nama PT. Darsum terletak di Desa Tanjung Selamat Kec.
Padang Tualang Kab.Langkat Sumatera Utara ;
- Bahwa pelelangan ini diketahui Penggugat dari adanya pengumuman
lelang eksekusi Hak Tanggungan di Surat Kabar Harian Analisa
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
4
terbitan Medan pada hari selasa tanggal 22 Mei 2012 Halaman 11
yang dibuat oleh Tergugat I dan Tergugat II ;
- Bahwa dari pengumuman tersebut diatas yang diterbitkan di Surat
Kabar Harian Analisa tanggal 22 Mei 2012 harta-harta milik
Penggugat yang terdapat pada pengumuman Lot 1 adalah agunan
kredit investasi yang telah dilunasi oleh Tergugat I berdasarkan
rekening koran ;
- Bahwa perbuatan Tergugat I yang lalai menarik agunan atas harta
milik Penggugat adalah merupakan perbuatan melawan hukum begitu
juga dengan Tergugat II dan Tergugat III tersebut yang melelang harta-
harta atau barang-barang agunan milik Penggugat tersebut adalah
merupakan perbuatan melawan hukum (onrecht matige daad) ;
- Bahwa akibat dari perbuatan melawan hukum Tergugat I, II dan III
tersebut Penggugat telah menderita kerugian baik Moril maupun
Materil yakni sebagai berikut :
Kerugian Materil Bahwa dari tindakan melawan hukum Tergugat I, II dan III tersebut
maka Penggugat telah mengalami kerugian Nilai aset kebun seluas
575,88 Ha sebesar Rp.200.000.000.000- (dua ratus milayar rupiah) ;
Kerugian Moril Penggugat sebagai perusahaan yang ternama yang banyak memiliki
rekan bisnis akan tetapi dengan adanya pengumuman lelang seolah
olah perusahaan Penggugat mengalami ekonomi sulit sehingga
banyak rekan-rekan bisnis Penggugat berusaha menjauhi dan
menghindari Penggugat, kesemuanyai ini tidak dapat dinilai dengan
uang akan tetapi untuk mempermudah perhitungan, maka
Penggugat padai senilai Rp. 100.000.000.000.- ;
- Bahwa kerugian yang dialami Penggugat tersebut layak dan patut
dimohonkan kepada Majelis Hakim untuk menghukum Tergugat I, II
dan III secara tangung renteng membayar ganti rugi kepada
Penggugat ;
- Bahwa untuk efektifnya gugatan Penggugat ini dan dikawatirkan
Tergugat I, II dan III akan melakukan tindakan yang membahayakan
harta kekayaan milik Penggugat dan pengalihan-pengalihan yang
tidak berdasar atas tanah dan bangunan maupun harta lainnya yang
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
5
termasuk harta kekayaan milik Penggugat mohon agar Majelis Hakim
berkenan:
1. Meletakkan sita jaminan atas tanah dan bangunan seluas 575,88
Ha sesuai dengan Sertipikat Hak Guna Usaha No.2 atas nama PT.
DARSUM yang terletak di Desa Tanjung Selamat Kec. Padang
Tualang Kab. Langkat Sumatera Utara ;
2. Meletakkan Sita Jaminan atas 10 (sepuluh) bidang tanah total
seluas 10.140 M2 berikut Bagunan pabrik dan sarana pelengkap
diatasnya, dimana seluruhnya terletak di Desa Puji Mulyo Kec.
Sunggal Kab. Deli Serdang Sumatera Utara (setempat dikenal
dengan Jln. Utama No.98 desa Puji Mulyo, Kec. Sunggal Kab. Deli
Serdang Sumatera Utara) yang terdiri dari :
a. Sertipikat Hak Guna Bangunan No.46 seluas 3.201 M2, SHGB
No.89 seluas 300 m2, SHGB No.90 seluas 206 m2 dan SHGB
No.92 seluas 587 m2 ke empat SHGB atas nama PT. MAJA
AGUNG LATEXINDO ;
b. Sertipikat Hak Milik No.146 seluas 2.625 m2 dan SHM No.309
seluas 1.213 m2 keduanya SHM tersebut atas nama Hansen ;
c. Sertipikat Hak Guna Bangunan No.108 seluas 702 m2 , SHGB
No.109 seluas 318 m2, SHGB No.110 seluas 405 m2 dan SHGB
No.111 seluas 583 m2 keempat SHGB tersebut atas nama PT.
Maja Agung Latexindo ;
3. Meletakkan Sita Jaminan atas mesin-mesin dan peralatan yang
terletak di Jln. Utama No.98, Desa Puji Mulyo Kec. Sunggal Kab.
Deli Serdang Sumatera Utara ;
4. Meletakkan Sita Jaminan atas 3 bidang tanah beserta bangunan
pabrik diatasnya terdiri dari SHGB No.01 seluas 16.040 m2 atas
nama PT. Separindo Hevea Nusantara berkedudukan di Rantau
Prapat, SHM No.5 seluas 7.338 m2 dan SHM No.6 seluas 6.990 m2
kedua SHM tersebut atas nama Hansen seluruh bidang tanah
terletak di Desa Gunung Melayu, Kec. Kualuh Hulu, Kab. Labuhan
Batu Sumatera Utara setempat di kenal dengan Jln. Raya Aek
Kanopan – Rantau Prapat KM 14,5 Desa Gunung Melayu, Kec.
Kualuh Hulu, Kab. Labuhan Batu Sumatera Utara
5. Meletakkan Sita Jaminan atas mesin-mesin dan peralatan yang
terletak di Jln. Raya Aek Kanopan – Rantau Prapat KM 14,5 Desa
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
6
Gunung Melayu, Kec. Kualuh Hulu, Kab. Labuhan Batu Sumatera
Utara ;
6. Meletakkan Sita Jaminan atas sebidang tanah seluas 1.784 m2
beserta bangunan Kantor diatsnya sesuai dengan SHM No.500 atas
nama Hansen yang terletak di Jln. Pemuda atau Jln. Kereta Api
No.11 Kel. Aur, Kec, Medan Maimun Kota Medan Sumatra Utara ;
7. Meletakkan Sita Jaminan atas sebidang tanah seluas 1.116 m2
sesuai dengan SHGB No.878 atas nama LIPINY KUWANTO yang
terletak di Kel. Suka Damai, Kec, Medan Polonia, Kota Medan
Sumatra Utara Setempat dikenal dengan Padang Golf Mansion,
Blok C/A 11, Jln. Padang Golf Polonia, Kel. Suka Damai, Kec.
Medan Polonia, Kota Medan Sumut ;
8. Meletakkan Sita Jaminan atas dua sebidang tanah beserta
bangunan diatasnya yang terdiri dari SHM No.890 seluas 125 m2
dan SHM No.889 seluas 95 m2 kedua SHM tersebut atas nama
Hansen yang terletak di Prof. HM Yamin SH No.40-40A, Kel.Sido
Dadi Kec. Medan Timur Kota Medan Sumut ;
DALAM PROVISI - Bahwa dikhawatirkan Tergugat II dan III akan melakukan
tindakan-tindakan yang akan mempersulit Jalannya Perkara dan
Melakukan tindakan-tindakan yang dapat merugikan Penggugat
maka Penggugat mohon Kepada Majelis Hakim untuk berkenan
mengeluarkan Putusan Provisi sebagai berikut :
Memerintahkan Tergugat II dan III atau Kuasanya atau pihak
yang menerima pengalihan hak dan wewenang darinya untuk
tidak melakukan pelelangan ;
- Bahwa berdasarkan bukti-bukti yang diajukan Penggugat dalam
hal perkara ini merupakan bukti yang sah dan otentik maka
adalah patut dan beralasan bagi Majelis Hakim untuk
menjatuhkan putusan Serta Merta (Bij Vooraad) dalam perkara
ini meskipun ada upaya hukum banding, kasasi ataupun
perlawanan dari Tergugat I, II dan III ;
- Bahwa dikawatirkan Tergugat I, II dan III tidak mau atau lalai
mentaati atau memenuhi putusan perkara ini maka di mohonkan
kepada Majelis Hakim agar menghukum Tergugat I, II dan III
membayar uang paksa (Dwangsom) sebesar Rp.500.000.-/hari
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
7
yang dibayarkan kepada Penggugat secara langsung dihitung
sejak putusan dalam perkara ini berkekuatan hukum tetap ;
- Demikian juga patut dan beralasan hukum Tergugat I, II dan III
dihukum untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam
perkara ini ;
Berdasarkan seluruh uraian dan dalil-dalil gugatan diatas,
dimohonkan kepada Bapak Ketua Pengadilan Negeri Medan
berkenan menentukan suatu hari persidangan seraya memanggil
para pihak yang berperkara agar hadir dipersidangan dan
selanjutnya mengambil putusan yang amarnya berbunyi sebagai
berikut :
DALAM PROVISI : - Memerintahkan Tergugat II dan III atau Kuasanya atau pihak
yang menerima pengalihan hak dan wewenang darinya untuk
tidak melakukan pelelangan ;
DALAM POKOK PERKARA 1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;
2. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang telah
diletakkan ;
3. Menyatakan Tergugat I, II dan III terbukti telah melakukan
perbuatan melawan hukum ;
4. Memerintahkan kepada Tergugat II dan III untuk tidak
melakukan pelelangan atas harta-harta milik Penggugat ;
5. Menghukum Tergugat I, II dan III secara tanggung renteng
membayar secara tunai ganti rugi matril sebesar
Rp.200.000.000.000.- (dua ratus milyar rupiah) dan ganti rugi
moril sebesar Rp.100.000.000.000.- (seratus milyar rupiah)
kepada Penggugat;
6. Menghukum Tergugat I, II dan III untuk mematuhi putusan ini ;
7. Menghukum Tergugat I, II dan III untuk membayar uang paksa
(dwangsom) sebesar Rp.500.000.-/hari apa bila Tergugat I, II
dan III lalai mematuhi putusan ini;
8. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan dengan serta merta
(Bij Vooraad) meskipun ada upaya hukum banding, kasasi
ataupun perlawanan;
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
8
9. Menghukum Tergugat I, II dan III untuk membayar segala
biaya-biaya yang timbul dalam perkara ini;
Atau :
Jika Pengadilan berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-
adilnya (Ex aequo et bono);
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut
Tergugat I memberikan jawaban pada pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa benar pada tahun 2003 (bukan tahun 2005) Pemohonan
Kredit Tergugat I dikabulkan oleh Tergugat II (PT. Bank Rakyat
Indonesia Persero, Tbk Cabang Medan).
Kredit tersebut diberikan dalam bentuk fasilitas kredit investasi
yang terdiri dari :
1. Kredit Investasi Refinancing sebesar Rp 10.922.000.000.
2. Kredit Investasi Baru sebesar Rp 10.170.000.000.
- Bahwa memang benar dalam rangka pemberian kredit tersebut
Tergugat I memberikan agunan Sertifikat tanah Hak Milik (SHM)
no.500 a.n. Hansen dan Sertifikat tanah Hak Guna Usaha (HGU)
no.02 a.n. Pengguat (PT. DARSUM).
- Bahwa memang benar atas hutang-hutang kredit diatas telah
dilunasi Tergugat I yaitu hutang pinjaman Kredit Investasi
Refinancing telah lunas pada bulan April 2011 dan hutang
pinjaman Kredit Investasi Baru telah lunas pada bulan Juni 2011.
- Bahwa meskipun pinjaman kredit investasi itu telah dilunasi oleh
Tergugat I, akan tetapi Tergugat II tidak mau menghapus Hak
Tanggungan atas jaminan pinjaman hutang kredit itu dan tidak
mau pula mengajukan pencoretan Hak Tanggungan pada buku
tanah sertifikat tanah yang menjadi jaminan hutang kepada Kantor
Pertanahan.
- Ketidakmauan Tergugat II melakukan penghapusan atas Hak
Tanggungan padahal hutang yang dijaminkan dengan Hak
Tanggungan sudah hapus (sudah lunas), serta ketidakmauan
Tergugat II mengajukan pencoretan catatan Hak Tanggungan pada
buku tanah sertifikat agunan pada Kantor Pertanahan adalah
perbuatan melawan hukum (onrech matige daat).
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
9
- Bahwa adalah tidak benar Tergugat I melakukan perbuatan
melawan hukum (onrech matige daad) karena lalai menarik
sertifikat agunan dari tangan Tergugat II sebab bagaimana mungkin
Tergugat I menarik sertifikat sedangkan Hak Tanggungan belum
dihapus oleh Tergugat II dan belum diajukan pencoretannya pada
buku tanah sertifikat ke Kantor Pertanahan. Oleh karena itu,
Tergugat I harus dibebaskan dari tuntutan ganti rugi dan tuntutan
perbuatan melawan hukum serta tuntutan untuk membayar uang
paksa (duangsom). Sedangkan tuntutan Penggugat ini lebih tepat
dijatuhkan terhadap para tergugat-tergugat lainnya yang
melakukan perbuatan melawan hukum (onrech matige daad).
- Bahwa memang benar dalil Penggugat yang menyebut bahwa
meskipun pinjaman kredit tersebut telah dilunasi oleh Tergugat I
akan tetapi Tergugat II mengajukan pelelangan kepada Kantor
Tergugat III terhadap barang-barang/ harta benda agunan sertifikat
HGU no.02 milik Penggugat dan SHM no.500 milik Hansen. Hal ini
diketahui Tergugat I dari adanya berita pengumuman lelang
eksekusi Hak Tanggungan yng termuat pada Surat Kabar Harian
“Analisa” terbitan Medan hari Selasa, 22 Mei 2012, hal. 11.
- Bahwa oleh karena hutang pinjaman kredit telah dilunasi maka
menurut hukum tidak ada alasan untuk melakukan pelelangan
atas barang-barang agunan jaminan hutang, oleh karena itu
tuntutan Penggugat dalam Surat Gugatan point 2 yang meminta
penundaan pelaksanaan lelang terhadap barang jaminan PT. MAJA
AGUNG LATEXINDO dalam perkara ini sampai adanya putusan
perkara ini memperoleh kekuatan hukum yang tetap dapat
dibenarkan dan patut untuk dikabulkan.
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut
Tergugat-II memberikan Jawaban pada pokoknya sebagai berikut:
DALAM EKSEPSI ; EKSEPSI DISKUALIFIKASI (DISKUALIFIKASI IN PERSON) Orang Yang Bertindak Untuk dan Atas Nama PENGGUGAT Tidak Mempunyai Hak Dan Kapasitas Untuk Mewakili PENGGUGAT 1. Bahwa M. Yahya Harahap, S.H. dalam bukunya Hukum Acara
Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
10
Putusan Pengadilan, Penerbit Sinar Grafika, halaman 438,
menyatakan bahwa tergugat dapat mengajukan exceptio in persona,
atas alasan diskualifikasi in person, yakni orang yang mengajukan
gugatan mewakili PENGGUGAT bukan orang yang berhak dan
mempunyai kedudukan hukum untuk itu, sebagaimana dikutip
sebagai berikut :
“Yang bertindak sebagai penggugat, bukan orang yang berhak, sehingga orang tersebut tidak mempunyai hak dan kapasitas untuk menggugat. Dalam kuasa yang demikian, penggugat tidak memiliki persona standi in judicio di depan PN atas perkara tersebut. Misalnya anak di bawah umur, atau orang yang di
bawah perwalian. Perseroan yang belum disahkan sebagai badan
hukum bertindak atas nama perseroan. Atau yang bertindak bukan direksi perseroan berdasarkan Pasal 82 Undang-Undang No. 1
Tahun 1995. Atau, yang bertindak mengajukan gugatan atas nama
yayasan bukan pengurus. Dalam hal demikian, tergugat dapat mengajukan exceptio in persona, atas alasan diskualifikasi in person, yakni orang yang mengajukan gugatan bukan orang yang berhak dan mempunyai kedudukan hukum untuk itu.”
2. Bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 5 Jo Pasal 92 ayat (1) Jo. Pasal 97
ayat (1) Jo. Pasal 98 ayat (1) Undang-Undang No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas (selanjutnya disebut dengan “UUPT”)
jelas diatur bahwa yang berhak dan berwenang mewakili / bertindak
untuk dan atas nama perseroan baik di dalam maupun di luar
pengadilan adalah Direksi.
Pasal 1 angka 5 UUPT, mengatur sebagai berikut : “Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung
jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan
Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta
mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai
dengan ketentuan anggaran dasar.”
Pasal 92 ayat (1) UUPT, mengatur sebagai berikut : “Direksi menjalankan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan
sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.”
Pasal 97 ayat (1) UUPT, mengatur sebagai berikut :
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
11
“Direksi bertanggung jawab atas pengurusan Perseroan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 92 ayat (1).”
Pasal 98 ayat (1) UUPT, mengatur sebagai berikut : “Direksi mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar
pengadilan.”
3. Bahwa oleh karena itu maka yang berhak dan berwenang
mewakili/bertindak untuk dan atas nama PT. DARSUM dalam
mengajukan Gugatan a quo adalah Direktur Utama PT. DARSUM,
sedangkan JOHAN LIE selaku General Manager PT. DARSUM (in
casu PENGGUGAT) sama sekali tidak mempunyai hak dan
kewenangan untuk mewakili/bertindak untuk dan atas nama PT.
DARSUM dalam mengajukan Gugatan a quo. Pihak PENGGUGAT dalam Gugatan a quo dikutip sebagai berikut : “PT. DARSUM, dalam hal ini diwakili oleh JOHAN LIE selaku General ManagerPT. DARSUM berkedudukan di Jln. Pemuda No. 11,
Kel. Alur, Kec. Medan Maimun, Kota Medan, selanjutnya disebut
sebagai ................................................... Penggugat;”
4. Bahwa oleh karena Gugatan a quo telah diajukan oleh orang yang
tidak mempunyai persona standi in judicio untuk mengajukan
Gugatan a quo, maka hal tersebut jelas mengakibatkan Gugatan a
quo mengandung diskualifikasi in person dan oleh karena itu
Gugatan a quo harus dinyatakan tidak dapat diterima (niet
onvankelijke verklaard). 5. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, maka TERGUGAT II
mohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan
mengadili perkara a quo agar berkenan memberikan Putusan dengan
amar Putusan sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI DISKUALIFIKASI (DISKUALIFIKASI IN PERSON) 1) Menerima Eksepsi Diskualifikasi (Diskualifikasi In Person) yang
diajukan oleh TERGUGAT II untuk seluruhnya;
2) Menyatakan Gugatan a quo Tidak Dapat Diterima (Niet
Onvankelijke Verklaard);
3) Menghukum PENGGUGAT untuk membayar biaya perkara.
EKSEPSI PEREMPTORIA
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
12
Lelang Eksekusi atas Aset-aset Jaminan Yang Digugat Oleh PENGGUGAT Telah Dibatalkan Pelaksanaannya Sehingga Pelaksanaan Lelang Eksekusi Dimaksud Tidak Dapat Lagi Diperkarakan/Digugat
6. Bahwa berdasarkan Doktrin M. Yahya Harahap, S.H. dalam bukunya
Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan,
Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, Penerbit Sinar Grafika,
halaman 458, apabila apa yang digugat tersebut telah tersingkir
misalnya permasalahan yang digugat tidak jadi dieksekusi atau telah
dieksekusi, maka terhadap permasalahan tersebut tidak dapat lagi
diperkarakan/digugat.
Doktrin M. Yahya Harahap, S.H. dalam bukunya Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, Penerbit Sinar Grafika, halaman 458 : “Eksepsi yang berisi sangkalan, yang dapat menyingkirkan (set aside)
gugatan karena masalah yang digugat tidak dapat diperkarakan.
Pada exceptio dilatoris, gugatan yang diajukan prematur. Oleh karena
itu, pengajuannya masih tertunda .Sedang pada exceptio peremptoria sangkalan yang diajukan bertujuan untuk menyingkirkan gugatan.Karena apa yang digugat telah tersingkir.”
7. Bahwa yang menjadi pokok permasalahan dalam Gugatan a quo
adalah keberatan PENGGUGAT terhadap pelaksanaan Lelang
Eksekusi yang akan dilaksanakan oleh TERGUGAT II pada tanggal 5
Juni 2012, sebagaimana telah diumumkan oleh TERGUGAT II dalam
harian Analisa tertanggal 22 Mei 2012. Namun demikian pada
kenyataannya Lelang Eksekusi tersebut telah dibatalkan oleh
TERGUGAT III sebagaimana surat Nomor : S-
1095/WKN.02/KNL.01/2012 tertanggal 1 Juni 2012 perihal :
Pembatalan Pelaksanaan Lelang (Bukti TII-1).
8. Bahwa oleh karena Lelang Eksekusi tersebut telah dibatalkan
pelaksanaannya, maka telah terbukti bahwa yang menjadi pokok
permasalahan dalam Gugatan a quo telah tersingkir. Dengan
demikian Gugatan a quo yang pada pokoknya mempermasalahkan
Lelang Eksekusi yang akan dilaksanakan oleh TERGUGAT II pada
tanggal 5 Juni 2012 berdasarkan hukum tidak dapat lagi
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
13
diperkarakan/digugat atau dengan kata lain Gugatan a quo harus
disingkirkan/dihentikan.
9. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, maka TERGUGAT II
mohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan
mengadili perkara a quo agar berkenan memberikan Putusan dengan
amar Putusan sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI PEREMPTORIA 1) Menerima Eksepsi Peremptoria yang diajukan oleh TERGUGAT II
untuk seluruhnya;
2) Menyatakan bahwa Lelang Eksekusi yang rencananya akan
dilaksanakan oleh TERGUGAT II pada tanggal 5 Juni 2012 tidak
dapat lagi diperkarakan/digugat karena Lelang Eksekusi tersebut
telah dibatalkan pelaksanaannya;
3) Menyatakan Gugatan a quo tidak dapat diterima (Niet
Onvankelijke Verklaard);
4) Menghukum PENGGUGAT untuk membayar biaya perkara.
EKSEPSI LITIS PENDENTIS Gugatan Dalam Perkara No.303/Pdt.G/2012/PN.Mdn. di Pengadilan Negeri Medan Mempunyai Substansi yang pada Intinya Sama Dengan Gugatan Dalam Perkara No. 05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn.di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Medan
10. Bahwa M. Yahya Harahap, S.H. dalam bukunya Hukum Acara
Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan
Putusan Pengadilan, Penerbit Sinar Grafika, halaman 461,
menyatakan bahwa apabila terdapat gugatan yang sama dengan
gugatan di pengadilan lainnya, maka terhadap gugatan tersebut
dapat diajukan eksepsi litis pendentis, di mana tujuan dari eksepsi
litis pendentis tersebut adalah untuk mencegah adanya putusan
pengadilan yang saling bertentangan terhadap perkara yang sama.
Doktrin M. Yahya Harahap, S.H. dalam bukunya Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, Penerbit Sinar Grafika, halaman 461 : “Sengketa yang digugat penggugat, sama dengan perkara yang
sedang diperiksa oleh Pengadilan.Disebut juga eksepsi sub-judice
yang berarti gugatan yang diajukan masih tergantung (aanhanging)
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
14
atau masih berlangsung atau sedang berjalan pemeriksaannya di
Pengadilan (under judicial consideration). Misalnya sengketa yang
digugat sama dengan perkara yang sedang diproses dalam
lingkungan peradilan lain. Umpamanya A menggugat B atas sebidang
tanah, PN mengabulkan gugatan.Lantas B mengajukan
banding.Bersamaan dengan itu B juga mengajukan gugatan kepada
PTUN. Dalam kasus tersebut, A dapat mengajukan exceptio litis
pendentis di PTUN yang menyatakan gugatan B sama dengan perkara
yang sedang berjalan proses pemeriksaannya di Pengadilan banding
lingkungan peradilan umum.”
11. Bahwa yang menjadi pokok permasalahan dalam Gugatan
No.303/Pdt.G/2012/PN.Niaga.Mdn. adalah keberatan PENGGUGAT
terhadap tindakan TERGUGAT I yang dianggap lalai menarik harta
milik PENGGUGAT yang dijadikan jaminan utang TERGUGAT I
kepada TERGUGAT II oleh karena PENGGUGAT merasa bahwa
TERGUGAT I telah melunasi utangnya kepada TERGUGAT II. Di
samping itu PENGGUGAT juga keberatan terhadap pelaksanaan
Lelang Eksekusi atas aset-aset PENGGUGAT yang dijadikan jaminan
utang TERGUGAT I kepada TERGUGAT II untuk memenuhi utang
yang didalikan oleh PENGGUGAT telah dilunasi oleh TERGUGAT I
tersebut.
12. Bahwa pokok permasalahan dalam Gugatan
No.303/Pdt.G/2012/PN.Niaga.Mdn. telah terjawab dalam perkara
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) No.
05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn. (Bukti TII-2) di mana TERGUGAT I
telah mengakui jumlah utangnya kepada TERGUGAT II sebagaimana
Daftar Piutang Yang Diakui dari Kreditor Separatis tertanggal 14
Agustus 2012 (Bukti TII-3). 13. Selanjutnya TERGUGAT I telah menawarkan proposal perdamaian
untuk menyelesaikan utangnya kepada TERGUGAT II dengan salah
satu jaminan adalah harta milik PENGGUGAT yang dipermasalahkan
dalam perkara a quo yaitu Sertifikat Hak Guna Usaha No. 02 atas
nama PT. Darsum (in casu PENGGUGAT) sebagaimana Proposal
Perdamaian tanggal 6 Agustus 2012 (Bukti TII-4), di mana terhadap
proposal perdamaian tersebut, PENGGUGAT yang hadir dalam proses
PKPU dimaksud telah memberikan persetujuannya terhadap
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
15
proposal perdamaian dimaksud dan tidak keberatan atas
dimasukkannya aset PENGGUGAT sebagai jaminan utang
TERGUGAT I kepada TERGUGAT II. Hal tersebut jelas membuktikan
bahwa keberatan PENGGUGAT atas tindakan TERGUGAT I yang
dianggap lalai menarik harta milik PENGGUGAT yang dijadikan
jaminan utang TERGUGAT I kepada TERGUGAT II tidak relevan lagi
dipermasalahkan karena sudah disetujui oleh PENGGUGAT dalam
perkara No.05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn. Oleh karena itu
keberatan tersebut tidak perlu diperiksa lagi dalam Gugatan
No.303/Pdt.G/2012/PN.Niaga.Mdn.
14. Bahwa oleh karena telah terbukti dalam perkara
No.05/PKPU/2012/PN/Niaga.Mdn. bahwa TERGUGAT I belum
melunasi utangnya kepada TERGUGAT II maka keberatan
PENGGUGAT terhadap lelang eksekusi atas aset PENGGUGAT yang
dijadikan jaminan utang TERGUGAT I kepada TERGUGAT II dengan
alasan bahwa utang TERGUGAT I kepada TERGUGAT II telah lunas,
tidak relevan lagi untuk dipermasalahkan dalam Gugatan
No.303/Pdt.G/2012/PN.Niaga.Mdn.
15. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas nyata bahwa Gugatan
dalam perkara No.303/Pdt.G/2012/PN.Mdn. di Pengadilan Negeri
Medan mempunyai pokok permasalahan yang telah dijawab dalam
perkara Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) No.
05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn. (Vide Bukti TII-2) di Pengadilan
Niaga pada Pengadilan Negeri Medan. Oleh karena itu untuk
menghindari adanya putusan yang saling bertentangan atas perkara-
perkara tersebut, maka Gugatan dalam perkara
No.303/Pdt.G/2012/PN.Mdn. tidak dapat lagi dilanjutkan
pemeriksaannya atau dengan kata lain Gugatan a quo harus
dihentikan.
16. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas dan demi mewujudkan
azas-azas peradilan yang cepat, efektif dan efisien, maka TERGUGAT
II dengan ini memohon agar Majelis Hakim yang Mulia agar berkenan
untuk menyatakan bahwa Gugatan dalam perkara
No.303/Pdt.G/2012/PN.Mdn.di Pengadilan Negeri Medan tidak dapat
dilanjutkan lagi pemeriksaannya dan berkenan memberikan Putusan
dengan amar Putusan sebagai berikut :
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
16
DALAM EKSEPSI LITIS PENDENTIS 1) Menerima Eksepsi Litis Pendentis yang diajukan oleh
TERGUGAT II untuk seluruhnya;
2) Menyatakan bahwa Gugatan a quo tidak dapat lagi dilanjutkan
pemeriksaannya dan harus dihentikan;
3) Menyatakan Gugatan a quo tidak dapat diterima (Niet
Onvankelijke Verklaard);
4) Menghukum PENGGUGAT untuk membayar biaya perkara.
DALAM POKOK PERKARA Bahwa apa yang diuraikan oleh TERGUGAT II Dalam Eksepsi mohon
juga dianggap sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam
Pokok Perkara ini.
Sebelum menanggapi satu persatu dalil-dalil yang diajukan oleh
PENGGUGAT dalam Gugatan a quo, maka dengan ini TERGUGAT II
menyatakan menolak secara tegas seluruh dalil-dalil gugatan
PENGGUGAT sebagaimana yang terdapat dalam Gugatan a quo,
kecuali dalil-dalil yang secara tegas diakui kebenarannya oleh
TERGUGAT II.
Selanjutnya TERGUGAT II akan menyampaikan Jawaban atas
Gugatan dari PENGGUGAT sebagaimana akan diuraikan di bawah
ini.
TERGUGAT I BELUM MELUNASI UTANGNYA KEPADA TERGUGAT II
17. Bahwa dalil PENGGUGAT pada poin 3 dan 4 halaman 2 Gugatan a
quo, pada pokoknya menyatakan bahwa TERGUGAT I telah melunasi
Kredit Investasi (KI) Baru sebesar Rp. 10.170.000.000,- (sepuluh
milyar seratus tujuh puluh juta Rupiah) pada bulan Juni 2011 dan
Kredit Investasi (KI) Refinancing sebesar Rp. 10.922.000.000,-
(sepuluh milyar sembilan ratus dua puluh dua juta Rupiah) pada
bulan April 2011, akan tetapi TERGUGAT I lalai menarik sertifikat
yang menjadi agunan dari fasilitas kredit tersebut dari TERGUGAT II
yaitu Sertifikat Hak Milik No. 500 atas nama Hansen dan Sertifikat
Hak Guna Usaha No. 02 atas nama PT. Darsum.
18. Bahwa dalil PENGGUGAT tersebut merupakan dalil yang sama sekali
tidak benar, karena pada kenyataannya TERGUGAT I belum
melunasi Kredit Investasi (KI) Baru dan Kredit Investasi (KI)
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
17
Refinancing tersebut kepada TERGUGAT II sebagaimana akan
dijelaskan di bawah ini.
19. Bahwa TERGUGAT II telah memberikan fasilitas kredit kepada
TERGUGAT I sebagaimana terlihat dalam akta-akta yang telah
ditandatangani oleh TERGUGAT I dan TERGUGAT II sebagai berikut :
a) Kredit Investasi sebesar Rp. 21.092.000.000,- (dua puluh satu
milyar sembilan puluh dua juta Rupiah), yang terdiri dari :
- Kredit Investasi Refinancing sebesar Rp. 10.922.000.000,-
(sepuluh milyar sembilan ratus dua puluh dua juta Rupiah).
- Kredit Investasi Baru sebesar Rp. 10.170.000.000,- (sepuluh
milyar seratus tujuh puluh juta Rupiah).
Dengan jangka waktu selama 72 (tujuh puluh dua) bulan
termasuk grace period selama 6 (enam) bulan yang harus sudah
dilunasi pada tanggal 27 Mei 2011 sebagaimana Akta Perjanjian
Kredit Investasi Nomor : 15 tanggal 27 Mei 2005 yang dibuat di
hadapan Syahril Sofyan, SH., Notaris di Medan (selanjutnya
disebut “Akta No. 15 tanggal 27 Mei 2005”) (Bukti TII-5).
Catatan : Fasilitas Kredit Investasi Refinancing dan Kredit Investasi Baru telah jatuh tempo pada tanggal 27 Mei 2011
b) Kredit Modal kerja yang terdiri dari:
- Fasilitas Kredit Modal Kerja 1 sebesar USD 5,191,527,62.-
(lima juta seratus sembilan puluh satu ribu lima ratus dua
puluh tujuh Dollar Amerika Serikat enam puluh dua sen).
- Fasilitas Kredit Modal Kerja 2 sebesar USD 1,146,496,82.-
(satu juta seratus empat puluh enam ribu empat ratus
sembilan puluh enam Dollar Amerika Serikat delapan puluh
dua sen).
Dengan jangka waktu pelunasan selama 12 (dua belas) bulan
terhitung sejak tanggal 15 Oktober 2008 dan harus sudah
dilunasi pada tanggal 15 Oktober 2009 sebagaimana Akta
Persetujuan Perpanjangan Waktu Kredit Modal Kerja Pertama
dan Kredit Modal Kerja Kedua Nomor : 23 tanggal 30 Maret 2009
yang dibuat di hadapan Syahril Sofyan, SH., Notaris di Medan
(selanjutnya disebut “Akta No. 23 tanggal 30 Maret 2009”)
(Bukti TII-6).
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
18
Catatan: Fasilitas Kredit Modal Kerja 1 dan Kredit Modal Kerja 2 telah jatuh tempo pada tanggal 15 Oktober 2009
c) Kredit Modal Kerja Impor sebesar USD 500,000.- (lima ratus ribu
Dollar Amerika Serikat) dengan jangka waktu pelunasan selama
12 (dua belas) bulan terhitung sejak tanggal 15 Oktober 2008
dan harus sudah dilunasi pada tanggal 15 Oktober 2009
sebagaimana Akta Persetujuan Perpanjangan Waktu Kredit Modal
Kerja Impor Nomor : 24 tanggal 30 Maret 2009 yang dibuat di
hadapan Syahril Sofyan, SH., Notaris di Medan (selanjutnya
disebut “Akta No. 24 tanggal 30 Maret 2009”) (Bukti TII-7).
Catatan:Fasilitas Kredit Modal Kerja Impor telah jatuh tempo pada tanggal 15 Oktober 2009
(Perjanjian-perjanjian tersebut di atas selanjutnya disebut
“AktaPerjanjian Kredit”) 20. Bahwa atas seluruh fasilitas kredit yang diberikan oleh TERGUGAT II
kepada TERGUGAT I tersebut, maka TERGUGAT I telah memberikan
jaminan hak tanggungan termasuk namun tidak terbatas Sertifikat
Hak Milik No. 500 atas nama Hansen dan Sertifikat Hak Guna Usaha
No. 02 atas nama PT. Darsum (in casu PENGGUGAT), jaminan
fidusia dan jaminan pribadi sebagai berikut :
Jaminan Hak Tanggungan
1) Sertifikat Hak Tanggungan No. 4602/2003 Peringkat I tanggal
21 Oktober 2003 (Bukti TII-8A) Jo Sertifikat Hak
Tanggungan No. 767/2004 Peringkat II tanggal 10 Februari
2004 (Bukti TII-8B) atas :
- Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 878/Desa Sukadamai,
Kel. Medan Polonia, Kotamadya Medan, Propinsi Sumatera
Utara seluas 1.116 m² atas nama Lipiny Kuwanto (Bukti TII-9);
Dengan Nilai Hak Tanggungan Peringkat I sebesar Rp.
2.200.000.000,- (dua milyar dua ratus juta Rupiah) dan Nilai
Hak Tanggungan Peringkat II sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga
puluh juta Rupiah).
2) Sertifikat Hak Tanggungan No. 4599/2003 Peringkat I tanggal
21 Oktober 2003 (Bukti TII-10A)Jo Sertifikat Hak
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
19
Tanggungan No. 1022/2004 Peringkat II tanggal 24 Februari
2004 (Bukti TII-10B) atas :
- Sertifikat Hak Milik No. 889/Desa Sidodadi, Kec. Medan
Timur, Kotamadya Medan, Propinsi Sumatera Utara seluas
95 m² atas nama Hansen (Bukti TII-11);
- Sertifikat Hak Milik No. 890/Desa Sidodadi, Kec. Medan
Timur, Kotamadya Medan, Propinsi Sumatera Utara seluas
125 m² atas nama Hansen (Bukti TII-12);
Dengan Nilai Hak Tanggungan Peringkat I sebesar Rp.
2.200.000.000,- (dua milyar dua ratus juta Rupiah) dan Nilai
Hak Tanggungan Peringkat II sebesar Rp. 100.000.000,-
(seratus juta Rupiah).
3) Sertifikat Hak Tanggungan No. 1544/2003 Peringkat I tanggal
22 Desember 2003 (Bukti TII-13) atas :
- Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 46/Desa Puji Mulyo,
Kec. Sunggal, Kab. Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara
seluas 3.201 m² atas namaPT. Maja Agung Latexindo (Bukti TII-14);
- Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 89/Desa Puji Mulyo,
Kec. Sunggal, Kab. Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara
seluas 300 m² atas namaPT. Maja Agung Latexindo (Bukti TII-15);
- Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 90/Desa Puji Mulyo,
Kec. Sunggal, Kab. Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara
seluas 206 m² atas namaPT. Maja Agung Latexindo (Bukti TII-16);
- Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 92/Desa Puji Mulyo,
Kec. Sunggal, Kab. Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara
seluas 587 m² atas namaPT. Maja Agung Latexindo (Bukti TII-17);
Dengan Nilai Hak Tanggungan sebesar Rp. 3.321.000.000,-
(tiga milyar tiga ratus dua puluh satu juta Rupiah).
4) Sertifikat Hak Tanggungan No. 1555/2003 Peringkat I tanggal
23 Desember 2003 (Bukti TII-18) atas :
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
20
- Sertifikat Hak Milik No. 146/Desa Puji Mulyo, Kec.
Sunggal, Kab. Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara
seluas 2.625 m² atas nama Hansen (Bukti TII-19);
- Sertifikat Hak Milik No. 309/Desa Puji Mulyo, Kec.
Sunggal, Kab. Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara
seluas 1.213 m² atas nama Hansen (Bukti TII-20);
Dengan Nilai Hak Tanggungan sebesar Rp. 3.941.000.000,-
(tiga milyar sembilan ratus empat puluh satu juta Rupiah).
5) Sertifikat Hak Tanggungan No. 429/2003 Peringkat I tanggal
13 Oktober 2003 (Bukti TII-21A) Jo Sertifikat Hak
Tanggungan No. 552/2003 Peringkat II tanggal 8 Desember
2003 (Bukti TII-21B) atas :
- Sertifikat Hak Milik No. 5/Desa Gunung Melayu, Kec.
Kualuh Hulu, Kab. Labuhan Batu, Propinsi Sumatera
Utara seluas 7.338 m² atas nama Hansen (Bukti TII-22);
- Sertifikat Hak Milik No. 6/Desa Gunung Melayu, Kec.
Kualuh Hulu, Kab. Labuhan Batu, Propinsi Sumatera
Utara seluas 6.990 m² atas nama Hansen (Bukti TII-23);
- Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 1/Desa Gunung
Melayu, Kec. Kualuh Hulu, Kab. Labuhan Batu, Propinsi
Sumatera Utara seluas 16.040 m² atas nama PT. Separindo Hevea Nusantara (Bukti TII-24);
Dengan Nilai Hak Tanggungan Peringkat I sebesar Rp.
5.200.000.000,- (lima milyar dua ratus juta Rupiah) dan Nilai
Hak Tanggungan Peringkat II sebesar Rp. 100.000.000,-
(seratus juta Rupiah).
6) Sertifikat Hak Tanggungan No. 722/2006 Peringkat I tanggal
1 Mei 2006 (Bukti TII-25) atas :
- Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 108/Desa Puji Mulyo,
Kec. Sunggal, Kab. Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara
seluas 702 m² atas nama PT. Maja Agung Latexindo (Bukti TII-26);
- Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 109/Desa Puji Mulyo,
Kec. Sunggal, Kab. Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara
seluas 318 m² atas nama PT. Maja Agung Latexindo (Bukti TII-27);
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
21
- Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 110/Desa Puji Mulyo,
Kec. Sunggal, Kab. Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara
seluas 405 m² atas nama PT. Maja Agung Latexindo (Bukti TII-28);
- Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 111/Desa Puji Mulyo,
Kec. Sunggal, Kab. Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara
seluas 583 m² atas nama PT. Maja Agung Latexindo (Bukti TII-29);
Dengan Nilai Hak Tanggungan sebesar Rp. 1.000.000.000,-
(satu milyar Rupiah).
7) Sertifikat Hak Tanggungan No. 120/2006 Peringkat I tanggal
4 Mei 2006 (Bukti TII-30) atas :
- Sertifikat Hak Guna Usaha No. 2/Desa Tanjung Selamat,
Kec. Padang Tualang, Kab. Langkat, Propinsi Sumatera
Utara seluas 575,88 Ha atas nama PT. Darsum (in casu PENGGUGAT) (Bukti TII-31);
Dengan Nilai Hak Tanggungan sebesar Rp. 14.129.000.000,-
(empat belas milyar seratus dua puluh sembilan juta Rupiah).
8) Sertifikat Hak Tanggungan No. 6468/2005 Peringkat I tanggal
14 September 2005 (Bukti TII-32A)Jo Sertifikat Hak
Tanggungan No. 7011/2008 Peringkat II tanggal 31 Juli
2008(Bukti TII-32B) atas :
- Sertifikat Hak Milik No. 500/Desa Aur, Kec. Medan
Maimun, Kota Medan, Propinsi Sumatera Utara seluas
1.784 m² atas nama Hansen (Bukti TII-33); Dengan Nilai Hak Tanggungan Peringkat I sebesar
Rp. 23.031.000.000,- (dua puluh tiga milyar tiga puluh satu
juta Rupiah) dan Nilai Hak Tanggungan Peringkat II sebesar
Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar Rupiah).
9) Jaminan Fidusia
- Sertifikat Jaminan Fidusia No. W2-1866
HT.04.06.TH.2003/STD tertanggal 10 Oktober 2003
dengan Obyek 13 unit separator, 8 unit TangkiLatex, 3 unit mesin genset, 5 unit mesin separator LTC, 1 Unit Balancing Bowl senilai Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh
milyar Rupiah) (Bukti TII-34);
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
22
- Sertifikat Jaminan Fidusia No. W2-2424
HT.04.06.TH.2003/STD tertanggal 15 Desember 2003
dengan Objek Persediaan danStock Barang Dagangan senilai Rp. 3.931.000.000,- (tiga milyar sembilan ratus tiga
puluh satu juta Rupiah) (Bukti TII-35);
- Sertifikat Jaminan Fidusia No. W2-2425
HT.04.06.TH.2003/STD tertanggal 15 Desember 2003
dengan Objek Mesin-mesin dan peralatan pabrik sarung tangan karet milik PT. Maja Agung Latexindo senilai Rp.
32.657.000.000,- (tiga puluh dua milyar enam ratus lima
puluh tujuh juta Rupiah) (Bukti TII-36);
- Sertifikat Jaminan Fidusia No. W2-2426
HT.04.06.TH.2003/STD tertanggal 15 Desember 2003
dengan Objek Piutang dagang atas nama PT. Maja Agung Latexindo senilai Rp. 3.328.209.000,- (tiga milyar tiga
ratus dua puluh delapan juta dua ratus sembilan ribu
Rupiah) (Bukti TII-37).
- Sertifikat Jaminan Fidusia No. W2-3176
HT.04.06.TH.2007/STD tertanggal 8 November 2007
dengan Objek Mesin-mesin dan peralatan pabrik sarung tangan karet milik PT. Maja Agung Latexindo senilai Rp.
10.641.000.000,- (sepuluh milyar enam ratus empat puluh
satu juta Rupiah)(Bukti TII-38).
10) Jaminan Pribadi Akta Jaminan Pribadi No. 51 tanggal 31
Maret 2005 atas nama Hansen yang dibuat di hadapan
Syahril Sofyan, SH, Notaris di Medan (Bukti TII-39).
21. Bahwa dalam perkembangannya ternyata TERGUGAT I tidak
melaksanakan kewajibannya untuk melakukan pembayaran sesuai
dengan yang telah disepakati dalam Akta Perjanjian Kredit, di mana
hal tersebut telah mengakibatkan terjadinya tunggakan pembayaran
baik pokok, bunga maupun denda. Sehubungan dengan adanya
tunggakan tersebut maka TERGUGAT II telah menyampaikan surat-
surat peringatan kepada TERGUGAT I sebagai berikut :
- Surat No. B.436-RPK/RPS/02/2011 tertanggal 25 Februari 2011
perihal : Peringatan Pertama (Bukti TII-40), di mana dalam surat
tersebut TERGUGAT II telah memperingatkan TERGUGAT I agar
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
23
dapat menyelesaikan seluruh kewajibannya paling lambat tanggal
7 Maret 2011 (selanjutnya disebut “Surat Peringatan I”) - Surat No. B.511-RPK/RPS/03/2011 tanggal 07 Maret 2011
perihal : Peringatan Kedua (Bukti TII-41), di mana dalam surat
tersebut TERGUGAT II telah memperingatkan TERGUGAT I agar
dapat menyelesaikan seluruh kewajibannya paling lambat tanggal
15 Maret 2011 (selanjutnya disebut “Surat Peringatan II”) - Surat No. B.1078-RPK/RPS/05/2011 tanggal 02 Mei 2011 perihal
: Peringatan Ketiga (Bukti TII-42), di mana dalam surat tersebut
TERGUGAT II telah memperingatkan TERGUGAT I agar dapat
menyelesaikan seluruh kewajibannya paling lambat tanggal 13
Mei 2011 (selanjutnya disebut “Surat Peringatan III”) 22. Bahwa meskipun TERGUGAT II telah berkali-kali memperingatkan
TERGUGAT I untuk menyelesaikan tunggakan pembayaran kepada
TERGUGAT II, namun demikian sampai dengan jatuh temponya
seluruh fasilitas kredit, TERGUGAT I tetap tidak mempunyai itikad
baik untuk melakukan pembayaran sesuai dengan Akta Perjanjian
Kredit.
23. Bahwa adapun tunggakan utang TERGUGAT I kepada TERGUGAT II
per 31 Januari 2012 adalah sebagai berikut :
Fasilitas Kredit Investasi Refinancing : - Tunggakan Pokok : Rp. 0,- - Tunggakan Bunga dan Denda : Rp. 549.972.149,- +
Sub Total : Rp. 549.972.149,- Catatan: Tunggakan bunga dan denda masih terutang dan belum
dibayar Fasilitas Kredit Investasi Baru : - Tunggakan Pokok : Rp. 0,- - Tunggakan Bunga dan Denda : Rp. 881.386.134,- +
Sub Total : Rp. 881.386.134,- Catatan : Tunggakan bunga dan denda masih terutang dan belum
dibayar Fasilitas Kredit KMK-1 : - Tunggakan Pokok : USD 5,191,527.- - Tunggakan Bunga dan Denda : USD 1,460,042.- +
Sub Total : USD 6,651,569.-
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
24
Catatan: Baik tunggakan pokok maupun tunggakan bunga dan denda masih terutang dan belum dibayar
Fasilitas Kredit KMK-2 - Tunggakan Pokok : USD 946,789,- - Tunggakan Bunga dan Denda : USD 210,108.- +
Sub Total : USD 1,156,897.- Catatan : Baik tunggakan pokok maupun tunggakan bunga dan
denda masih terutang dan belum dibayar Fasilitas Kredit PJI-KMKI : - Tunggakan Pokok : USD 0.- - Tunggakan Bunga dan Denda : USD 16,631.- +
Sub Total : USD 16,631.- Catatan : Tunggakan bunga dan denda masih terutang dan belum
dibayar TOTAL SELURUH KEWAJIBAN : Rp. 1.431.358.283,- dan USD 7,825,097.-
24. Bahwa adanya tunggakan kewajiban TERGUGAT I kepada
TERGUGAT II tersebut telah pula diakui oleh TERGUGAT I dalam
proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) TERGUGAT
I dengan register Perkara No. 05/PKPU/2012/PN.Niaga.Mdn. di
Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Medan sebagaimana Daftar
Piutang Yang Diakui – Kreditur Separatis tertanggal 14 Agustus 2012
(Vide Bukti TII-3) di mana TERGUGAT I telah mengakui bahwa per
tanggal 13 Juli 2012 tunggakan kewajiban TERGUGAT I kepada
TERGUGAT II adalah sebesar Rp.1.464.277.712,-(satu milyar empat ratus enam puluh empat juta dua ratus tujuh puluh tujuh ribu tujuh ratus dua belas Rupiah) dan USD 7,683,503.- (tujuh juta enam ratus delapan puluh tiga ribu lima ratus tiga Dollar Amerika Serikat) dengan perincian sebagai berikut :
Fasilitas Kredit Investasi Refinancing : - Tunggakan Pokok : Rp. 0,- - Tunggakan Bunga dan Denda : Rp. 558.921.181,- +
Sub Total : Rp. 558.921.181,- Catatan : Tunggakan bunga dan denda masih terutang dan belum
dibayar
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
25
Fasilitas Kredit Investasi Baru : - Tunggakan Pokok : Rp. 0,- - Tunggakan Bunga dan Denda : Rp. 905.356.531,- +
Sub Total : Rp. 905.356.531,- Catatan: Tunggakan bunga dan denda masih terutang dan
belum dibayar Fasilitas Kredit KMK-1 : - Tunggakan Pokok : USD 5,097,527,- - Tunggakan Bunga dan Denda : USD 1.694.235.,- +
Sub Total : USD 6,791,762.- Catatan : Baik tunggakan pokok maupun tunggakan bunga dan
denda masih terutang dan belum dibayar Fasilitas Kredit KMK-2 - Tunggakan Pokok : USD 758.789,- - Tunggakan Bunga dan Denda : USD 116.321,- +
Sub Total : USD 875,110.- Catatan: Baik tunggakan pokok maupun tunggakan bunga dan
denda masih terutang dan belum dibayar Fasilitas Kredit PJI-KMKI : - Tunggakan Pokok : USD 0,- - Tunggakan Bunga dan Denda : USD 16,631,- +
Sub Total : USD 16,631.- Catatan : Tunggakan bunga dan denda masih terutang dan belum
dibayar TOTAL SELURUH KEWAJIBAN : Rp. 1.464.277.712,- dan USD 7,683,503.-
25. Bahwa adapun pengakuan TERGUGAT I tersebut telah pula diterima
dengan baik oleh PENGGUGAT karena PENGGUGAT yang ikut dalam
proses PKPU TERGUGAT I sama sekali tidak mempermasalahkan
ataupun keberatan terhadap pengakuan utang TERGUGAT I kepada
TERGUGAT II tersebut.
26. Bahwa dari perincian tersebut di atas jelas terbukti bahwa Kredit
Investasi (KI) Baru dan Kredit Investasi (KI) Refinancing yang
didalilkan oleh PENGGUGAT telah dibayar lunas oleh TERGUGAT I
kepada TERGUGAT II, sama sekali tidak benar karena faktanya masih terdapat tunggakan bunga dan denda atas fasilitas Kredit
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
26
Investasi (KI) Baru dan Kredit Investasi (KI) Refinancing serta Kredit Modal Kerja Investasi (KMKI) yang belum dibayar lunas oleh TERGUGAT I kepada TERGUGAT II. Sedangkan untuk fasilitas kredit KMK-1 dan KMK-2 jelas masih terdapat tunggakan baik pokok, bunga maupun denda.
27. Bahwa oleh karena masih adanya tunggakan kewajiban TERGUGAT I
kepada TERGUGAT II yang berasal dari semua fasilitas kredit
sebagaimana dijelaskan di atas maka sudah sepatutnya apabila
Majelis Hakim Yang Mulia menolak dalil PENGGUGAT pada poin 3
dan 4 halaman 2 dalam Gugatan a quo yang menyatakan bahwa
TERGUGAT I telah melunasi utangnya kepada TERGUGAT II yang
berasal dari Kredit Kredit Investasi (KI) Baru dan Kredit Investasi (KI)
Refinancing.
Aset-aset Yang Dijadikan Jaminan Utang TERGUGAT I Kepada TERGUGAT II Menjadi Jaminan Untuk Seluruh Fasilitas Kredit
28. Bahwa berdasarkan Pasal 14 Akta No. 15 tanggal 27 Mei 2005 Jo.
Pasal 15 Akta No. 23 tanggal 30 Maret 2009 Jo. Pasal 16 Akta No. 24
tanggal 30 Maret 2009 yang kesemuanya dibuat di hadapan Syahril
Sofyan, SH., Notaris di Medan, aset-aset yang dijadikan jaminan utang TERGUGAT I kepada TERGUGAT II termasuk namun tidak terbatas pada Sertifikat Hak Milik No. 500 atas nama Hansen (Vide Bukti TII-33) dan Sertifikat Hak Guna Usaha No. 02 atas nama PT. Darsum (Vide Bukti TII-31) adalah merupakan aset jaminan bersama untuk seluruh fasilitas kredit TERGUGAT I kepada TERGUGAT II yaitu Fasilitas Kredit Modal Kerja Investasi (KMKI), Fasilitas Kredit Investasi (KI) Baru, Fasilitas Kredit Investasi (KI) Refinancing, Kredit Modal Kerja 1 (KMK-1) dan Kredit Modal Kerja 2 (KMK-2) dan bukan terpilah-pilah bahwa aset tertentu hanya untuk menjamin fasilitas kredit tertentu saja. Hal ini terbukti dari dicantumkannya seluruh aset-aset jaminan tersebut dalam seluruh akta perjanjian kredit.
29. Bahwa seandainya terdapat satu atau lebih fasilitas kredit yang
sudah lunas, QUOD NON, hal ini tidak berarti bahwa ada aset
jaminan yang harus dikembalikan kepada TERGUGAT I oleh karena
seluruh aset-aset jaminan tersebut menjadi jaminan bersama-sama
untuk seluruh fasilitas kredit. Apabila ada satu saja fasilitas kredit
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
27
yang belum lunas, maka seluruh aset jaminan akan tetap dipegang
oleh TERGUGAT II untuk menjamin pelunasan fasilitas kredit yang
belum lunas tersebut. Dalam perkara a quo terbukti bahwa tidak ada
satu pun fasilitas kredit yang sudah dilunasi oleh TERGUGAT I.
30. Bahwa oleh karena itu sangat berdasar hukum apabila TERGUGAT II
masih memegang aset-aset jaminan yang menjadi jaminan utang
TERGUGAT I kepada TERGUGAT II dan sangat berdasar hukum
apabila TERGUGAT I tidak menarik Sertifikat Hak Milik No. 500 atas
nama Hansen (Vide Bukti TII-31) dan Sertifikat Hak Guna Usaha No.
02 atas nama PT. Darsum (Vide Bukti TII-29) yang dijadikan jaminan
utang TERGUGAT I kepada TERGUGAT II.
31. Bahwa oleh karena telah terbukti bahwa TERGUGAT I belum
melunasi seluruh kewajibannya kepada TERGUGAT II dan Sertifikat
Hak Milik No. 500 atas nama Hansen (Vide Bukti TII-33) dan
Sertifikat Hak Guna Usaha No. 02 atas nama PT. Darsum (Vide Bukti TII-31) yang dijadikan jaminan utang TERGUGAT I kepada
TERGUGAT II adalah merupakan aset jaminan bersama untuk
seluruh fasilitas kredit TERGUGAT I kepada TERGUGAT II yaitu
Fasilitas Kredit Modal Kerja Investasi (KMKI), Fasilitas Kredit
Investasi (KI) Baru, Fasilitas Kredit Investasi (KI) Refinancing, Kredit
Modal Kerja 1 (KMK-1) dan Kredit Modal Kerja 2 (KMK-2), maka
TERGUGAT I jelas tidak dapat menarik Sertifikat Hak Milik No. 500
atas nama Hansen (Vide Bukti TII-33) dan Sertifikat Hak Guna
Usaha No. 02 atas nama PT. Darsum (Vide Bukti TII-31) dan dengan
demikian tindakan TERGUGAT I yang tidak menarik aset-aset yang
dijadikan jaminan utang TERGUGAT I kepada TERGUGAT II
termasuk aset milik PENGGUGAT tidak dapat dikatakan sebagai
suatu perbuatan melawan hukum sebagaimana dalil PENGGUGAT
pada poin 3 halaman 3 Gugatan a quo.
32. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas maka sangatlah berdasar
hukum apabila Majelis Hakim Yang Mulia menolak dalil
PENGGUGAT pada poin 3 halaman 3 Gugatan a quo tersebut.
Lelang Eksekusi Yang Dilakukan oleh TERGUGAT II Atas Aset-aset Milik PENGGUGAT Yang Dijadikan Jaminan Utang TERGUGAT I Kepada TERGUGAT II TIDAK DAPAT DIKATEGORIKAN SEBAGAI PERBUATAN MELAWAN HUKUM
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
28
33. Bahwa dalil PENGGUGAT dalam poin 2 dan 3 pada halaman 3
Gugatan a quo, pada pokoknya menyatakan bahwa tindakan
TERGUGAT II yang melakukan penjualan melalui lelang eksekusi
atas aset milik PENGGUGAT yang dijadikan jaminan utang
TERGUGAT I kepada TERGUGAT II adalah merupakan perbuatan
melawan hukum.
34. Bahwa dalil PENGGUGAT tersebut jelas merupakan dalil yang sama
sekali tidak benar dan tidak berdasar hukum, karena dari fasilitas-
fasilitas kredit yang telah diterima oleh TERGUGAT I belum ada satu
pun yang dibayar lunas sebagaimana yang telah TERGUGAT II
jelaskan dalam butir 18 s/d 25 di atas.
35. Bahwa tindakan TERGUGAT I yang tidak melakukan pembayaran
lunas utangnya kepada TERGUGAT II walaupun utang tersebut telah
jatuh waktu dan dapat ditagih jelas tidak sesuai dengan Akta
Perjanjian Kredit bahkan merupakan kejadian kelalaian sebagaimana
yang diatur dalam bagian pelanggaran atas ketentuan pemberian
kredit (even of default) Pasal 9 huruf a, huruf h, huruf k Akta No. 15
tanggal 27 Mei 2005 Jo. Pasal 7 huruf a, huruf g, huruf k Akta No.
23 tanggal 30 Maret 2009 Jo. Pasal 8 huruf a, huruf g, dan huruf k
Akta No. 24 tanggal 30 Maret 2009 yang kesemuanya dibuat di
hadapan Syahril Sofyan, SH., Notaris di Medan.
Pasal 9 huruf a, huruf h, huruf k Akta No. 15 tanggal 27 Mei 2005, mengatur sebagai berikut : “Dengan tidak memandang perjanjian tentang pembayaran angsuran
dan menghentikannya, BANK berhak menghentikan perjanjian kredit
yang telah diadakan dengan DEBITUR dan seluruh hutang DEBITUR
dengan seketika atau pada waktu yang ditentukan oleh BANK dapat
ditagih dengan tidak perlu minta dihentikan atau diancam lagi dalam
hal-hal yang disebutkan dalam Pasal 11 dan 12 dari syarat model SU-
BANK, dan yang berikut dibawah ini, antara lain :
a. Angsuran hutang pokok, bunga serta kewajiban-kewajiban lain tidak dipenuhi sebagaimana mestinya oleh DEBITUR.
b. .... ;
c. .... ;
d. .... ;
e. .... ;
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
29
f. .... ;
g. .... ;
h. Jika DEBITUR tidak memenuhi salah satu kewajibannya sebagaimana yang ditetapkan dalam perjanjian kredit dan/atau peraturan-peraturan yang lazim digunakan atau yang akan diperlukan oleh BANK kemudian.
i. .... ;
j. ... ;
k. Jika menurut pertimbangan BANK, kekayaan DEBITUR sangat menurun atau merosot nilainya, atau usaha DEBITUR mengalami kemunduran, sehingga tidak memungkinkan untuk dapat membayar lunas utangnya kepada BANK.
Pasal 7 huruf a, huruf g, huruf k Akta No. 23 tanggal 30 Maret 2009 Jo.Pasal 8 huruf a, huruf g, dan huruf kAkta No. 24 tanggal 30 Maret 2009, mengatur sebagai berikut : “Dengan tidak memandang perjanjian tentang pembayaran angsuran
dan menghentikannya, Bank berhak menghentikan perjanjian kredit
yang telah diadakan dengan Debitur dan seluruh hutang Debitur
dengan seketika atau pada waktu yang ditentukan oleh Bank dapat
ditagih dengan tidak perlu minta dihentikan atau diancam lagi dalam
hal-hal yang disebutkan dalam pasal 11 dan 12 syarat Model SU-
BANK, dan yang berikut dibawah ini :
a. Jika DEBITUR tidak memenuhi salah satu kewajibannya sebagaimana yang ditetapkan dalam perjanjian kredit dan/atau peraturan-peraturan yang lazim digunakan atau yang akan diberlakukan oleh BANK;
b. .... ; c. .... ; d. .... ; e. .... ; f. .... ; g. Jika menurut pertimbangan BANK, kekayaan DEBITUR
sangat menurun atau merosot nilainya, atau usaha DEBITUR mengalami kemunduran, sehingga tidak memungkinkan untuk dapat membayar lunas hutangnya kepada BANK;
h. .... ;
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
30
i. .... ; j. ... ; k. Angsuran hutang pokok, bunga serta kewajiban-kewajiban
lain tidak dipenuhi sebagaimana mestinya oleh DEBITUR. 36. Bahwa oleh karena tindakan TERGUGAT I merupakan kejadian
kelalaian sebagaimana yang diatur dalam bagian pelanggaran atas
ketentuan pemberian kredit (even of default) Pasal 9 huruf a, huruf h,
huruf k Akta No. 15 tanggal 27 Mei 2005 Jo. Pasal 7 huruf a, huruf
g, huruf k Akta No. 23 tanggal 30 Maret 2009 Jo. Pasal 8 huruf a,
huruf g, dan huruf k Akta No. 24 tanggal 30 Maret 2009 yang
kesemuanya dibuat di hadapan Syahril Sofyan, SH., Notaris di
Medan, maka melalui surat Ref. No. 002/LF/MAJA/II/2012
tertanggal 23 Februari 2012, perihal : Tanggapan Surat PT. Maja
Agung Latexindo No. 034/MAL/II/12/OFF tertanggal 14 Februari
2012 dan Pernyataan Default serta Somasi (Bukti TII-43) TERGUGAT
II telah menyatakan TERGUGAT I berada dalam keadaan
wanprestasi/default dengan segala akibat hukumnya.
37. Bahwa berdasarkan Pasal 6 Jo. Pasal 20 ayat (1) huruf a UU No.4
Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-
Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah (selanjutnya disebut “UUHak Tanggungan”) dan Pasal 15 ayat (2) dan (3) UU No.42 Tahun 1999
tentang Jaminan Fidusia (selanjutnya disebut “UU Jaminan Fidusia”), diatur bahwa dalam hal Debitor (in casuTERGUGAT I)
cidera janji, maka TERGUGAT II selaku pemegang jaminan hak
tanggungan dan jaminan fidusia mempunyai hak untuk
menjual/mengeksekusi jaminan-jaminan yang merupakan Obyek
Hak Tanggungan dan Objek Jaminan Fidusia tersebut (termasuk
namun tidak terbatas pada aset milik PENGGUGAT yang dijadikan
jaminan utang TERGUGAT I kepada TERGUGAT II) atas
kekuasaannya sendiri melalui pelelangan umum tanpa harus melalui
gugatan di Pengadilan terlebih dahulu dan selanjutnya mengambil
pelunasan piutangnya dari hasil penjualan/eksekusi tersebut.
Pasal 6 UUHT mengatur sebagai berikut : “Apabila debitor cidera janji, pemegang hak tanggungan pertama
mempunyai hak untuk menjual obyek Hak Tanggungan atas
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
31
kekuasaan sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil
pelunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut”.
Pasal 20 ayat (1) UUHT mengatur sebagai berikut : (1) Apabila debitor cidera janji, maka berdasarkan:
a. hak pemegang Hak Tanggungan pertama untuk menjual obyek
Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
b. titel eksekutorial yang terdapat dalam sertipikat Hak
Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2),
obyek Hak Tanggungan dijual melalui pelelangan umum
menurut tata cara yang ditentukan dalam peraturan perundang-
undangan untuk pelunasan piutang pemegang Hak Tanggungan
dengan hak mendahulu dari pada kreditor-kreditor lainnya.
Pasal 15 ayat (2) dan (3) UU Jaminan Fidusia mengatur sebagai berikut : (2) Sertifikat Jaminan Fidusia sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
(3) Apabila debitor cidera janji, Penerima Fidusia mempunyai hak
untuk menjual Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia atas
kekuasaannya sendiri.
38. Bahwa oleh karena TERGUGAT I telah berada dalam keadaan
wanprestasi/default dengan segala akibat hukumnya dan
TERGUGAT II mempunyai hak untuk melakukan lelang eksekusi
atas aset-aset yang dijadikan jaminan utang TERGUGAT I kepada
TERGUGAT II termasuk namun tidak terbatas pada aset milik
PENGGUGAT yang dijadikan jaminan utang TERGUGAT I kepada
TERGUGAT II sebagaimana diatur dalam Pasal 6 Jo. Pasal 20 ayat (1)
huruf a UUHT dan Pasal 15 ayat (2) dan (3) UU Jaminan Fidusia,
maka TERGUGAT II telah mengajukan permohonan lelang eksekusi
atas aset-aset yang dijadikan jaminan utang TERGUGAT I kepada
TERGUGAT II tersebut (termasuk Sertifikat Hak Milik No. 500 atas
nama Hansen (Vide Bukti TII-33) dan Sertifikat Hak Guna Usaha
No. 02 atas nama PT. Darsum (Vide Bukti TII-30) kepada Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Medan sebagaimana surat-
surat sebagai berikut :
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
32
- Surat No. B.668-RPK/RPS/03/2012 tanggal 26 Maret 2012
perihal : Permohonan Lelang Eksekusi Agunan (Bukti TII-44)
- Surat No. B.669-RPK/RPS/03/2012 tanggal 26 Maret 2012
perihal : Permohonan Lelang Eksekusi Agunan (Bukti TII-45)
- Surat No. B.893-RPK/RPS/04/2011 tanggal 20 April 2012
perihal: Perincian Harga Limit (Bukti TII-46).
39. Bahwa selanjutnya melalui surat No. B.877-RPK/RPS/04/12 tanggal
20 April 2012 perihal : Permohonan Dispensasi Lelang (Bukti TII-47),
TERGUGAT II telah mengajukan permohonan dispensasi lelang
kepada Kepala Kantor Wilayah II Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara Medan agar aset-aset yang akan dilelang dapat dilaksanakan
di KPKNL Medan, di mana permohonan TERGUGAT II tersebut telah
disetujui oleh Kepala Kantor Wilayah II Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara Medan melalui surat Nomor : S-403/WKN.02/2012 tanggal
26 April 2012 perihal : Permohonan Dispensasi Lelang (Bukti TII-48).
40. Bahwa selanjutnya TERGUGAT III melalui surat Nomor : S-
0942/WKN.02/KNL.01/2012 tanggal 4 Mei 2012 perihal : Jadwal
Lelang telah menetapkan jadwal lelang atas aset-aset yang akan
dilelang tersebut pada tanggal 5 Juni 2012 (Bukti TII-49).
Sehubungan dengan jadwal pelaksanaan lelang tersebut maka
melalui Surat No. 006/LF/MAJA/V/2012 tertanggal 22 Mei 2012
perihal : Pemberitahuan Pelaksanaan Lelang Eksekusi (Bukti TII-50)
TERGUGAT II telah memberitahukan kepada TERGUGAT I dan
PENGGUGAT jadwal pelaksanaan lelang yang telah ditetapkan oleh
TERGUGAT III. Di samping itu TERGUGAT II juga telah
mengumumkan lelang eksekusi tersebut melalui selebaran pada
tanggal 7 Mei 2012 (Pengumuman I) (Bukti TII-51) dan melalui
harian Analisa pada tanggal 22 Mei 2012 (Pengumuman II) (Bukti TII-52).
41. Bahwa namun demikian pelaksanaan lelang tersebut telah
dibatalkan oleh TERGUGAT III sebagaimana surat Nomor : S-
1095/WKN.02/KNL.01/2012 tertanggal 1 Juni 2012 perihal :
Pembatalan Pelaksanaan Lelang (VideBukti TII-1).
42. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas telah terbukti bahwa
tindakan TERGUGAT II yang melaksanakan lelang eksekusi atas
aset-aset milik PENGGUGAT yang dijadikan jaminan utang
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
33
TERGUGAT I kepada TERGUGAT II “TIDAK DAPAT DIKATEGORIKAN SEBAGAI PERBUATAN MELAWAN HUKUM”,
MELAINKAN TINDAKAN TERGUGAT II TERSEBUT SUDAH SESUAI DENGAN KETENTUAN HUKUM KHUSUSNYA PASAL 6 JO. PASAL 20 AYAT (1) HURUF A UU HAK TANGGUNGAN DAN PASAL 15 AYAT (2) DAN (3) UU JAMINAN FIDUSIA. Oleh karena itu sangat
berdasar hukum apabila Majelis Hakim Yang Mulia menolak dalil
PENGGUGAT poin 2 dan 3 pada halaman 3 Gugatan a quo yang pada
pokoknya menyatakan bahwa tindakan TERGUGAT II yang
melakukan lelang eksekusi atas aset milik PENGGUGAT yang
dijadikan jaminan utang TERGUGAT I kepada TERGUGAT II adalah
merupakan perbuatan melawan hukum.
Tuntutan Ganti Kerugian Yang Diajukan oleh PENGGUGAT Tidak Berdasar Hukum Dan HARUS DITOLAK
43. Bahwa pada butir 3 dan 4 halaman 3 Posita dan butir 6 Petitum
dalam Gugatan a quo, PENGGUGAT telah meminta ganti kerugian
kepada TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III secara
tanggung renteng sebagai berikut :
a. Kerugian Materiil sebesar Rp. 200.000.000.000,- (dua ratus milyar
rupiah)
b. Kerugian Immateriil sebesar Rp. 100.000.000.000,- (seratus
milyar rupiah)
44. Bahwa TERGUGAT II menolak dengan tegas tuntutan ganti kerugian
yang diajukan oleh PENGGUGAT tersebut dengan dasar dan alasan
sebagai berikut :
- Dalam perkara a quo, sama sekali tidak terbukti bahwa
TERGUGAT II telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum
sebagaimana telah TERGUGAT II uraikan dalam butir 34 s/d butir
42 di atas.
- Dalam perkara a quo juga tidak terbukti ada kerugian yang
diderita oleh PENGGUGAT. Oleh karena itu PENGGUGAT tidak
mempunyai dasar hukum sama sekali untuk meminta ganti
kerugian kepada TERGUGAT II.
- Di samping itu PENGGUGAT juga tidak dapat memberikan
perincian disertai bukti-bukti yang akurat mengenai kerugian-
kerugian yang didalilkannya.
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
34
45. Bahwa oleh karena tuntutan kerugian yang diajukan oleh
PENGGUGAT dalam Gugatan a quo sama sekali tidak jelas dan sama
sekali tidak berdasar hukum, maka sudah sepatutnya apabila
Majelis Hakim Yang Mulia menolak permohonan ganti kerugian yang
diajukan oleh PENGGUGAT tersebut untuk seluruhnya.
Permohonan Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) yang diajukan oleh PENGGUGAT tidak berdasar hukum
46. Bahwa TERGUGAT II menolak secara tegas dalil PENGGUGAT pada
butir 5 halaman 3 s/d 5 Posita dan butir 3 Petitum dalam Gugatan a
quo tentang permohonan sita jaminan (Conservatoir Beslag) terhadap
aset-aset yang dijadikan jaminan utang TERGUGAT I kepada
TERGUGAT II, karena permohonan sita jaminan (conservatoir beslag)
yang diajukan oleh PENGGUGAT tersebut sama sekali tidak
beralasan dan tidak mempunyai dasar hukum yang jelas.
47. Bahwa mengenai sita jaminan (conservatoir beslag) diatur dalam
pasal 227 ayat (1) HIR yang berbunyi sebagai berikut :
“Jika ada persangkaan yang beralasan, bahwa seorang yang berutang, selagi belum dijatuhkan keputusan atasnya atau selagi
putusan yang mengalahkannya belum dapat dijalankan, mencari akal
akan menggelapkan atau membawa barangnya baik yang tidak tetap maupun yang tetap dengan maksud akan menjauhkan barang itu dari penagih utang, maka atas surat permintaan orang
yang berkepentingan ketua pengadilan negeri dapat memberi perintah,
supaya disita barang itu untuk menjaga hak orang yang memasukkan
permintaan itu, dan kepada peminta harus diberitahukan akan
menghadap persidangan pengadilan negeri yang pertama sesudah itu
untuk memajukan dan menguatkan gugatannya.“
48. Bahwa di samping itu M. Yahya Harahap, S.H. dalam bukunya
Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan,
Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, Penerbit Sinar Grafika,
halaman 285, menyatakan bahwa tujuan utama penyitaan adalah
agar harta kekayaan milik tergugat : - Tidak dipindahkan kepada orang lain melalui jual-beli atau
penghibahan, dan sebagainya
- Tidak dibebani dengan sewa-menyewa atau diagunkan kepada
pihak ketiga
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
35
49. Bahwa selanjutnya M. Yahya Harahap, S.H. dalam bukunya Hukum
Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan,
Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, Penerbit Sinar Grafika,
halaman 340, menyatakan bahwa “untuk menjamin pemenuhan
pembayaran tuntutan ganti rugi yang diajukan penggugat
berdasarkan wanprestasi atau PMH, dapat meminta kepada
pengadilan agar diletakkan sita jaminan terhadap barang milik tergugat”
50. Bahwa selanjutnya berdasarkan Doktrin Hukum M. Yahya Harahap,
SH., dalam bukunya Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan
Persidangan Penyitaan, Pembuktian dan Putusan Pengadilan
halaman 299, diatur bahwa pengabulan dan pelaksanaan sita dalam suatu perkara hanyalah terbatas terhadap harta kekayaan tergugat dan tidak boleh melampaui terhadap harta kekayaan pihak ketiga. Doktrin Hukum M. Yahya Harahap, SH., dalam bukunya Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan Persidangan Penyitaan, Pembuktian dan Putusan Pengadilan halaman 299
“... proses penyelesaian perkara, hanya mengikat kepada para pihak
pengugat dan tergugat. Tidak boleh merugikan pihak ketiga atau pihak
lain yang tidak terlibat sebagai pihak dalam perkara yang
bersangkutan.
Sehubungn dengan itu, pengabulan dan pelaksanaan sita dalam suatu perkara:
- hanya terbatas terhadap harta kekayaan tergugat, dan
- tidak boleh melampaui terhadap harta kekayaan pihak ketiga.”
51. Bahwa selanjutnya berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI
Nomor 394 K/Pdt/1984 tanggal 31 Mei 1985 dinyatakan bahwa
terhadap tanah dan bangunan yang sudah dijadikan jaminan utang kepada BANK (in casu TERGUGAT I) tersebut tidak dapat dikenakan sita jaminan (conservatoir beslag). Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor 394 K/Pdt/1984 tanggal 31 Mei 1985
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
36
“barang yang sudah dijadikan jaminan hutang kepada Bank, tidak
dapat dikenakan sita jaminan/conservatoir beslag.”
52. Bahwa berdasarkan Pasal 227 ayat (1) HIR maupun doktrin hukum
dari M. Yahya Harahap, S.H. dalam bukunya Hukum Acara Perdata
tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan
Pengadilan, Penerbit Sinar Grafika, halaman 285 dan 340 dan 299
serta berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor 394
K/Pdt/1984 tanggal 31 Mei 1985, jelas bahwa sita jaminan (conservatoir beslag) tidak dapat diterapkan pada aset yang sudah dijadikan jaminan kepada BANK dan penerapannya hanya terbatas pada harta kekayaan milik tergugat (bukan milik penggugat) dan tidak boleh melampaui terhadap harta kekayaan pihak ketiga.
53. Bahwa pada butir 5 halaman 3 s/d 5 Posita dan butir 3 Petitum
dalam Gugatan a quo ternyata yang dimohonkan sita jaminan (conservatoir beslag) oleh PENGGUGAT adalah aset yang semuanya sudah dijadikan jaminan utang kepada TERGUGAT II, di samping itu aset-aset tersebut antara lain adalah milik PENGGUGAT sendiri (in casu PT. DARSUM) dan milik Pihak Ketiga yang bukan pihak dalam perkara a quo yaitu milik HANSEN, LIPINY KUWANTO dan PT. SEPARINDO HEVEA NUSANTARA, yaitu :
1) Sertifikat Hak Guna Usaha No. 2/Desa Tanjung Selamat, Kec.
Padang Tualang, Kab. Langkat, Propinsi Sumatera Utara seluas
575,88 Ha atas nama PENGGUGAT (in casu PT. DARSUM) (Vide Bukti TII-31) yang telah dijaminkan kepada TERGUGAT II berdasarkan Sertifikat Hak Tanggungan No. 120/2006 tanggal 4 Mei 2006 (Vide Bukti TII-30);
2) Tanah beserta bangunan pabrik dan sarana pelengkap
diatasnya, di mana seluruhnya terletak di Desa Puji Mulyo, Kec.
Sunggal Kab. Deli Serdang Sumatera Utara (setempat dikenal
dengan Jl. Utama No. 98 Desa Puji Mulyo, Kec. Sunggal, Kab.
Deli Serdang, Sumatera Utara) yang terdiri dari :
a. Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 46 seluas 3.201 m2 (Vide Bukti TII-14), SHGB No. 89 seluas 300 m2 (Vide Bukti TII-15), SHGB No. 90 seluas 206 m2 (Vide Bukti TII-16) dan
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
37
SHGB No. 92 seluas 587 m2 (Vide Bukti TII-17), keempat
SHGB tersebut tercatat atas nama PT. MAJA AGUNG
LATEXINDO dan telah dijaminkan kepada TERGUGAT II berdasarkan Sertifikat Hak Tanggungan No. 1544/2003 tanggal 22 Desember 2003 (Vide Bukti TII-13);
b. Sertifikat Hak Milik No. 146 seluas 2.625 m2 (Vide Bukti TII-19) dan SHM No. 309 seluas 1.213 m2 (Vide Bukti TII-20) di
mana keduanya tercatat atas nama PIHAK KETIGA (in casu HANSEN) dan telah dijaminkan kepada TERGUGAT II berdasarkan Sertifikat Hak Tanggungan No. 1545/2003 tanggal 23 Desember 2003 (Vide Bukti TII-18);
c. Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 108 seluas 702 m2 (Vide Bukti TII-26), SHGB No. 109 seluas 318 m2 (Vide Bukti TII-27), SHGB No. 110 seluas 405 m2 (Vide Bukti TII-28) dan
SHGB No. 111 seluas 583 m2 (Vide Bukti TII-29) di mana
keempatnya tercatat atas nama PT. MAJA AGUNG
LATEXINDO dan telah dijaminkan kepada TERGUGAT II berdasarkan Sertifikat Hak Tanggungan No. No. 722/2006 tanggal 1 Mei 2006 (Vide Bukti TII-25);
3) 3 (tiga) bidang tanah beserta bangunan pabrik yang terletak di
Desa Gunung Melayu, Kec. Kualuh Hulu, Kab. Labuhan Batu,
Sumatera Utara setempat dikenal dengan Jl. Raya Aek Kanopan
– Rantau Prapat KM 14,5 Desa Gunung Melayu, Kec. Kualuh
Hulu, Kab. Labuhan Batu, Sumatera Utara, terdiri dari :
- Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 1 seluas 16.040 m²
tercatat atas nama PIHAK KETIGA (in casu PT. SEPARINDO HEVEA NUSANTARA) (Vide Bukti TII-24)
- Sertifikat Hak Milik No. 5 seluas 7.338 m2 (Vide Bukti TII-22)
dan SHM No. 6 seluas 6.990 m2 (Vide Bukti TII-23) di mana
keduanya tercatat atas nama PIHAK KETIGA (in casu HANSEN).
Ketiga bidang tanah beserta bangunan pabrik tersebut telah dijaminkan kepada TERGUGAT II berdasarkan Sertifikat Hak Tanggungan No. 429/2003 Peringkat I tanggal 13 Oktober 2003 (Vide Bukti TII-21A) Jo Sertifikat Hak Tanggungan No.
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
38
552/2003 Peringkat II tanggal 8 Desember 2003 (Vide Bukti TII-21B);
4) Sebidang tanah seluas 1.784 m2 beserta bangunan kantor
diatasnya sesuai dengan SHM No. 500 yang terletak di Jl.
Pemuda atau Jl. Kereta Api No. 11 Kel. Aur, Kec. Medan
Maimun, Kota Medan, Sumatera Utara tercatat atas nama PIHAK KETIGA (in casu HANSEN) (Vide Bukti TII-33) yang telah dijaminkan kepada TERGUGAT II berdasarkan Sertifikat Hak Tanggungan No. 6468/2005 Peringkat I tanggal 14 September 2005 (Vide Bukti TII-32A) Jo Sertifikat Hak Tanggungan No. 7011/2008 Peringkat II tanggal 31 Juli 2008 (Vide Bukti TII-32B)
5) Sebidang tanah seluas 1.116 m2 sesuai dengan SHGB No. 878
yang terletak di Kel. Suka Damai, Kec. Medan Polonia, Kota
Medan, Sumatera Utara setempat dikenal dengan Padang Golf
Mansion, Blok C/A 11, Jl. Padang Golf Polonia, Kel. Suka
Damai, Kec. Medan Polonia, Kota Medan, Sumatera Utara
tercatat atas nama PIHAK KETIGA (in casu LIPINY KUWANTO) (Vide Bukti TII-9) yang telah dijaminkan kepada TERGUGAT II berdasarkan Sertifikat Hak Tanggungan No. 4602/2003 Peringkat I tanggal 21 Oktober 2003 (Vide Bukti TII-8A) Jo Sertifikat Hak Tanggungan No. 767/2004 Peringkat II tanggal 10 Februari 2004 (Vide Bukti TII-8B);
6) Dua bidang tanah beserta bangunan diatasnya yang terdiri dari
SHM No. 890 seluas 125 m2 (Vide Bukti TII-12) dan SHM No. 889
seluas 95 m2 (Vide Bukti TII-11) keduanya terletak di PROf. HM.
Yamin, SH No. 40-40A, Kel. Sidodadi, Kec. Medan Timur, Kota
Medan, Sumatera Utara yang tercatat atas nama PIHAK KETIGA (in casu HANSEN) dan telah dijaminkan kepada TERGUGAT II berdasarkan Sertifikat Hak Tanggungan No. 4599/2003 Peringkat I tanggal 21 Oktober 2003 (Vide Bukti T II-10A) Jo Sertifikat Hak Tanggungan No. 1022/2004 Peringkat II tanggal 24 Februari 2004 (Vide Bukti TII-10B);
7) Mesin-mesin dan peralatan yang terletak di Jl. Utama No. 98,
Desa Puji Mulyo, Kec. Sunggal, Kab. Deli Serdang, Sumatera
Utara;
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
39
8) Mesin-mesin dan peralatan yang terletak di Jl. Raya Aek
Kanopan – Rantau Prapat KM 14,5 Desa Gunung Melayu, Kec.
Kualuh Hulu, Kab. Labuhan Batu, Sumatera Utara;
Seluruh mesin-mesin dan peralatan tersebut telah dijaminkan kepada TERGUGAT II berdasarkan sertifkat-sertifikat Jaminan Fidusia sebagai berikut :
- Sertifikat Jaminan Fidusia No. W2-1866
HT.04.06.TH.2003/STD tertanggal 10 Oktober 2003
(VideBukti TII-34);
- Sertifikat Jaminan Fidusia No. W2-2424
HT.04.06.TH.2003/STD tertanggal 15 Desember 2003
(VideBukti TII-35);
- Sertifikat Jaminan Fidusia No. W2-2425
HT.04.06.TH.2003/STD tertanggal 15 Desember 2003
(VideBukti TII-36);
- Sertifikat Jaminan Fidusia No. W2-2426
HT.04.06.TH.2003/STD tertanggal 15 Desember 2003
(VideBukti TII-37);
- Sertifikat Jaminan Fidusia No. W2-3176
HT.04.06.TH.2007/STD tertanggal 8 November
2007(VideBukti TII-38).
54. Bahwa berdasarkan fakta tersebut di atas jelas bahwa syarat-syarat
permohonan sita jaminan (conservatoir beslag) tidak terpenuhi
karena aset-aset yang dimohonkan Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) oleh PENGGUGAT seluruhnya sudah dijaminkan kepada TERGUGAT II. Di samping itu aset-aset tersebut antara lain adalah aset milik PENGGUGAT sendiri (in casu PT. DARSUM) dan milik PIHAK KETIGA yang bukan pihak dalam perkara a quo yaitu milik HANSEN, LIPINY KUWANTO dan PT. SEPARINDO HEVEA NUSANTARA.
55. Bahwa oleh karena aset-aset yang dimohonkan sita jaminan
(conservatoir beslag) oleh PENGGUGAT adalah : - Merupakan aset-aset yang sudah dijadikan jaminan utang kepada
TERGUGAT II;
- Merupakan aset-aset yang antara lain milik PENGGUGAT sendiri
(in casu PT. DARSUM) dan milik Pihak Ketiga yang bukan pihak
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
40
dalam perkara a quo yaitu milik HANSEN, LIPINY KUWANTO dan
PT. SEPARINDO HEVEA NUSANTARA;
maka terhadap aset-aset tersebut jelas tidak dapat diletakkan sita
jaminan (conservatoir beslag). Oleh karena itu permohonan sita
jaminan (conservatoir beslag) yang diajukan oleh PENGGUGAT pada
butir 5 halaman 3 s/d 5 Posita dan butir 3 Petitum dalam Gugatan a
quo jelas sangat tidak berdasar dan tidak dapat dibenarkan dan oleh
karenanya sangat patut dan berdasar hukum apabila Majelis Hakim yang Mulia menolak Permohonan Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) yang diajukan oleh PENGGUGAT tersebut untuk seluruhnya.
DALAM PROVISI ;
56. Bahwa M. Yahya Harahap, S.H. dalam bukunya Hukum Acara
Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan
Putusan Pengadilan, Penerbit Sinar Grafika, halaman 884,
menyatakan sebagai berikut :
“Diatur dalam Pasal 180 HIR, Pasal 191 RBG. Disebut juga
provisionele beschikking, yakni keputusan yang bersifat sementara
atau interim award (temporary disposal) yang berisi tindakan
sementara menunggu sampai putusan akhir mengenai pokok perkara
dijatuhkan. Dengan demikian, putusan provisi tidak boleh mengenai materi pokok perkara, tetapi hanya terbatas mengenai tindakan sementara berupa larangan melanjutkan suatu kegiatan, misalnya melarang meneruskan pembangunan di
atas tanah terperkara dengan ancaman hukuman membayar uang
paksa.”
57. Bahwa selanjutnya M. Yahya Harahap, S.H. dalam bukunya Hukum
Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan,
Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, Penerbit Sinar Grafika,
halaman 885, menyatakan bahwa agar gugatan provisi memenuhi
syarat formil maka :
a. Harus memuat dasar alasan permintaan yang menjelaskan
urgensi dan relevansinya
b. Mengemukakan dengan jelas tindakan sementara apa yang harus
diputuskan
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
41
c. Gugatan dan permintaan tidak boleh menyangkut pokok perkara
58. Bahwa pada halaman 5 dalam Gugatan a quo PENGGUGAT telah
memohon Putusan Provisi sebagai berikut :
“Bahwa dikhawatirkan TERGUGAT II dan III akan melakukan
tindakan-tindakan yang akan mempersulit jalannya perkara dan
melakukan tindakan-tindakan yang dapat merugikan Penggugat maka
Penggugat mohon kepada Majelis Hakim untuk berkenan
mengeluarkan Putusan Provisi sebagai berikut:
Memerintahkan Tergugat II dan III atau Kuasanya atau pihak yang
menerima pengalihan hak dan wewenang darinya untuk tidak
melakukan pelelangan”
59. Bahwa mengenai permohonan provisi yang diajukan oleh PENGGUGAT tersebut, jelas merupakan permohonan yang sama sekali tidak berdasar hukum dan sudah seharusnya ditolak karena :
a) selain permohonan provisi dimaksud tidak memenuhi syarat
formil, hak untuk mengajukan upaya hukum juga adalah
merupakan hak asasi dari TERGUGAT II yang tidak dapat
dibatasi, dilarang ataupun dihalang-halangi;
b) Lelang Eksekusi dimaksud merupakan eksekusi Hak
Tanggungan dan Jaminan Fidusia dengan titel eksekutorial yang
sama dengan putusan pengadilan yang telah berkekuatan
hukum tetap (inkracht van gewijsde) yang tidak dapat ditunda
dan dihalang-halangi pelaksanaannya.
c) Tuntutan provisi sudah menyangkut pokok perkara karena juga
dimintakan dalam butir 2 dan butir 5 Petitum Dalam Pokok
Perkara, sehingga jelas bertentangan dengan prinsip permohonan
putusan provisi tidak boleh mengenai materi pokok perkara
(Vide doktrin hukum M. Yahya Harahap, S.H. dalam bukunya
Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan,
Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, Penerbit Sinar Grafika,
halaman 884).
60. Bahwa oleh karena permohonan provisi yang diajukan oleh
PENGGUGAT pada halaman 5 bagian posita dan petitum dalam
Gugatan a quo sama sekali tidak berdasar hukum karena
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
42
PENGGUGAT sama sekali tidak memberikan penjelasan apa yang
menjadi dasar dari tuntutan provisi tersebut dan juga tidak
menjelaskan apa urgensi dan relevansi diajukannya tuntutan provisi
dimaksud, di samping itu tuntutan provisi tersebut juga sangat tidak
jelas dan tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku, maka sangat berdasar hukum apabila Majelis Hakim yang
Mulia menolak tuntutan Provisi yang diajukan oleh PENGGUGAT
tersebut untuk seluruhnya.
PUTUSAN SERTA MERTA ;
61. Bahwa TERGUGAT II secara tegas menolak permohonan
PENGGUGAT pada halaman 5 Posita dan butir 9 Petitum dalam
Gugatan a quo yang telah memohon putusan serta merta, karena
dalam permohonan putusan serta merta yang diajukan oleh
PENGGUGAT tersebut tidak didasarkan pada bukti surat otentik dan
putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (inkracht van
gewijsde) yang mempunyai hubungan dengan pokok gugatan yang
diajukan.
62. Bahwa berdasarkan butir 4 huruf a dan f SEMA No. 3 Tahun 2000
tentang Putusan Serta Merta (Uitvoerbaar Bij Voorraad) dan
Provisionil diatur bahwa ketua pengadilan negeri, ketua pengadilan
agama, para hakim pengadilan negeri dan hakim pengadilan agama
UNTUK TIDAK MENJATUHKAN putusan serta merta, kecuali dalam
hal antara lain Gugatan didasarkan pada bukti otentik dan putusan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (inkracht van
gewijsde) yang mempunyai hubungan dengan pokok gugatan yang
diajukan.
Butir 4 huruf a dan f SEMA No. 3 Tahun 2000 tentang Putusan Serta Merta (Uitvoerbaar Bij Voorraad) dan Provisionil
“Selanjutnya, Mahkamah Agung memberikan petunjuk, yaitu ketua
pengadilan negeri, ketua pengadilan agama, para hakim pengadilan
negeri dan hakim pengadilan agama tidak menjatuhkan Putusan Serta
Merta, kecuali dalam hal-hal sebagai berikut:
a. Gugatan didasarkan pada bukti surat otentik atau surat tulisan
tangan (hand schrift) yang tidak dibantah kebenaran tentang isi
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
43
dan tandatangannya, yang menurut undang-undang tidak
mempunyai kekuatan bukti.
f. Gugatan berdasarkan putusan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap (inkracht van gewijsde) dan mempunyai hubungan
dengan pokok gugatan yang diajukan.”
63. Bahwa berdasarkan bukti-bukti yang diajukan oleh PENGGUGAT
jelas Gugatan a quo sama sekali tidak didukung oleh bukti-bukti
yang otentik, bahkan PENGGUGAT tidak dapat membuktikan bahwa
dasar dari diajukannya Gugatan a quo adalah adanya suatu putusan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (inkracht van
gewijsde) dan mempunyai hubungan dengan pokok perkara. Oleh
karena itu sangat berdasar hukum apabila Majelis Hakim yang Mulia
menolak permohonan putusan serta merta yang diajukan oleh
PENGGUGAT tersebut.
Permohonan DWANGSOM (Uang Paksa) Tidak Berdasar Hukum dan HARUS DITOLAK
64. Bahwa TERGUGAT II menolak dengan tegas dalil PENGGUGAT
halaman 5 Posita dan butir 8 Petitum Gugatan a quo yang meminta
kepada Majelis Hakim untuk menghukum TERGUGAT I, TERGUGAT
II dan TERGUGAT III untuk membayar uang Dwangsom (uang paksa)
sebesar Rp. 500.000,- per hari yang dihitung sejak perkara a quo
berkekuatan hukum tetap apabila TERGUGAT I, TERGUGAT II dan
TERGUGAT III lalai mematuhi Putusan dalam Perkara a quo.
65. Bahwa permohonan dwangsom/uang paksa yang diajukan oleh
PENGGUGAT tersebut sama sekali tidak berdasar hukum dan oleh
karena itu permohonan dwangsom/uang paksa tersebut sudah
seharusnya ditolak, karena dalam Perkara a quo tidak terbukti
adanya Perbuatan Melawan Hukum yang telah dilakukan oleh
TERGUGAT II.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka TERGUGAT II dengan ini memohon dengan hormat kepada Yang Mulia Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan yang mengadili perkara a quo agar berkenan untuk memberikan putusan dengan amar sebagai berikut : DALAM EKSEPSI : DALAM EKSEPSI DISKUALIFIKASI (DISKUALIFIKASI IN PERSON)
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
44
1) Menerima Eksepsi Diskualifikasi (Diskualifikasi In Person) yang
diajukan oleh TERGUGAT II untuk seluruhnya;
2) Menyatakan Gugatan a quo Tidak Dapat Diterima (Niet Onvankelijke
Verklaard);
3) Menghukum PENGGUGAT untuk membayar biaya perkara.
DALAM EKSEPSI PEREMPTORIA 1) Menerima Eksepsi Peremptoria yang diajukan oleh TERGUGAT II
untuk seluruhnya;
2) Menyatakan bahwa Lelang Eksekusi yang rencananya akan
dilaksanakan oleh TERGUGAT II pada tanggal 5 Juni 2012 tidak
dapat lagi diperkarakan/digugat karena Lelang Eksekusi tersebut
telah dibatalkan pelaksanaannya;
3) Menyatakan Gugatan a quo tidak dapat diterima (Niet Onvankelijke
Verklaard);
4) Menghukum PENGGUGAT untuk membayar biaya perkara.
DALAM EKSEPSI LITIS PENDENTIS 1) Menerima Eksepsi Litis Pendentis yang diajukan oleh TERGUGAT II
untuk seluruhnya;
2) Menyatakan bahwa Gugatan a quo tidak dapat lagi dilanjutkan
pemeriksaannya dan harus dihentikan;
3) Menyatakan Gugatan a quo tidak dapat diterima (Niet Onvankelijke
Verklaard);
4) Menghukum PENGGUGAT untuk membayar biaya perkara.
DALAM PROVISI : - Menolak Permohonan Provisi dari PENGGUGAT untuk seluruhnya. DALAM POKOK PERKARA : 1. Menolak Gugatan yang diajukan PENGGUGAT untuk seluruhnya;
2. Menghukum PENGGUGAT untuk membayar biaya perkara.
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut
Tergugat-III memberikan Jawaban pada pokoknya sebagai berikut:
DALAM PROVISI : 1. Bahwa Tergugat III menolak dengan tegas dalil/alasan posita gugatan
Penggugat pada halaman 5 (lima) yang pada pokoknya memerintahkan
agar Tergugat II dan Tergugat III atau Kuasanya atau pihak yang
menerima pengalihan hak dan wewenang darinya untuk tidak
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
45
melakukan penjualan lelang atas objek gugatan a quo sampai putusan
dalam perkara ini mempunyai kekuatan hukum tetap. Dalam
gugatannya, Penggugat sama sekali tidak memberikan alasan serta
dasar hukum apa pun yang mendasari permohonan provisi dimaksud,
maka sangat logis apabila permohonan provisi yang diajukan
Penggugat tidak dipertimbangkan dan dapat dikesampingkan oleh
Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara a quo.
2. Bahwa Tergugat III dengan tegas menolak dalil atau alasan Penggugat
dalam gugatannya yang pada pokoknya menyatakan bahwa putusan
ini dapat dijalankan dengan serta merta (Uitvoerbaar Bij Vooraad)
walaupun ada upaya hukum perlawanan, banding atau kasasi
3. Bahwa berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung No. 4 Tahun
2001 Tentang Permasalahan Putusan Serta Merta (Uitvoerbaar Bij
Vooraad) dan Provisionil dengan tegas dinyatakan bahwa “Setiap kali akan melaksanakan putusan serta merta (Uitvoerbaar Bij Vooraad) harus disertai dengan penetapan sebagaimana diatur dalam butir 7 SEMA No. 3 Tahun 2000 yang menyebutkan : Adanya pemberian jaminan yang nilainya sama dengan nilai/obyek eksekusi sehingga tidak menimbulkan kerugian pada pihak lain apabila ternyata dikemudian hari dijatuhkan putusan yang membatalkan putusan Pengadilan Tingkat Pertama. Bahwa dalam permohonan Provisi yang dimintakan
tersebut, Pengugat tidak memberikan jaminan yang nilainya sama
dengan nilai/obyek eksekusi.
DALAM POKOK PERKARA : 1. Bahwa Tergugat III dengan tegas menolak seluruh dalil-dalil
Penggugat, kecuali terhadap hal-hal yang diakui secara tegas
kebenarannya.
2. Bahwa Tergugat III tidak akan menjawab dalil/alasan yang
dikemukakan oleh Penggugat yang tidak berkaitan dengan tugas dan
wewenang Tergugat III. Dan apa yang dilakukan oleh Tergugat III
dalam hal proses pelaksanaan lelang telah sesuai dengan ketentuan
dan peraturan yang berlaku maka tindakan hukum yang dilakukan
oleh Tergugat III adalah sah menurut hukum yang berlaku.
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
46
3. Bahwa yang menjadi alasan diajukannya gugatan oleh Penggugat di
dalam surat gugatannya adalah sebagai berikut :
a. Penggugat mendalilkan dirinya sebagai pemilik sah atas Sertifikat
Hak Guna Usaha No. 02 atas nama PT. Darsum;
b. Selanjutnya sekitar tahun 2005, Tergugat I ada telah mendapatkan
fasilitas kredit investasi dari Tergugat II sebesar Rp.
21.092.000.000,- (dua puluh satu milyar sembilan puluh dua juta
rupiah);
c. Bahwa dari fasilitas pinjaman tersebut Tergugat I telah memberikan
agunan Sertifikat Hak Milik No. 500 atas nama Hansen dan
Sertifikat Hak Guna Usaha No. 02 atas nama PT. Darsum;
d. Bahwa Penggugat mendalilkan dalam gugatannya bahwa secara
sepihak Tergugat II telah mengajukan permintaan lelangnya kepada
Tergugat III atas aset milik Penggugat tersebut, kemudian Tergugat
II telah melaksanakan pengumuman lelang eksekusi Hak
Tanggungan pada Surat Kabar Harian Analisa hari Selasa, 22 mei
2010 halaman 11 pengumuman Lot 1 (satu) sampai dengan Lot 6
(enam) sebidang tanah seluas 575,88 Ha sesuai dengan Sertifikat
Hak Guna Usaha No. 02 atas nama PT. Darsum terletak di Desa
Tanjung Selamat Kec. Padang Tualang, Kab. Langkat, Sumatera
Utara;
e. Bahwa perbuatan Tergugat I yang lalai menarik agunan atas harta
milik Penggugat adalah merupakan perbuatan melawan hukum
begitu juga dengan Tergugat II dan Tergugat III tersebut yang
melelang harta-harta atau barang-barang agunan milik Penggugat
Tersebut adalah merupakan perbuatan melawan hukum (onrecht
matige daad).
f. Bahwa akibat dari perbuatan melawan hukum Tergugat I, Tergugat
II dan Tergugat III tersebut Penggugat menuntut ganti rugi secara
materiil sebesar Rp. 200.000.000.000,- (dua milyar rupiah) dang
anti rugi moril sebesar Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar
rupiah) secara tanggung renteng.
4. Bahwa dalil/alasan gugatan Penggugat adalah tidak benar dan tidak
berdasarkan hukum sama sekali sehingga Tergugat III dengan tegas
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
47
menolak menolak seluruh dali/alasan Penggugat kecuali terhadap apa
yang diakui secara tegas kebenarannya.
5. Bahwa dapat Tergugat III tegaskan, permintaan lelang oleh Tergugat II
atas beberapa objek perkara tersebut adalah berdasarkan Pasal 14
ayat (1), (2) dan (3) Undang-Undang Hak Tanggungan Nomor 4 Tahun
1996 pada pokoknya menyatakan bahwa sertifikat hak tanggungan
yang memuat irah-irah dengan kata-kata “Demi Keadilan Berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa”, mempunyai kekuatan eksekutorial yang
sama dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum. Berkenaan dengan hal tersebut, pelaksanaan eksekusi hak
tanggungan merupakan sebagai lembaga parate eksekusi yang
mempunyai kekuatan yang sama dengan putusan hakim pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum. Adapun ketentuan tersebut
merupakan perwujudan dari kemudahan yang disediakan kepada
kreditor pemegang hak tanggungan dalam melaksanakan eksekusi hak
tanggungan. (vide Penjelasan atas Undang-undang Hak Tanggungan
No. 4 Tahun 1996 angka 9).
6. Bahwa Tergugat III tegaskan pula, berpedoman pada Undang-Undang
Hak Tanggungan Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan serta
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 tanggal 23 April
2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang, rencana lelang yang
dilaksanakan adalah Lelang Eksekusi Hak Tanggungan dan bukan
merupakan lelang melalui kompetensi Pengadilan Negeri/Lelang
Eksekusi Pengadilan. Lelang eksekusi hak tanggungan tidak
memerlukan perintah dari Ketua Pengadilan untuk melakukan
penjualan objek hak tanggungan melalui pelelangan umum, kreditor
pemegang hak tanggungan (dalam hal ini adalah Tergugat II, selaku
pemegang hak tanggungan yang terakhir) yang mempunyai
kewenangan yang diberikan oleh undang-undang dapat langsung
mengajukan permintaan kepada Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan
Negara dan Lelang untuk melakukan penjualan objek tanggungan
terhadap debitur yang telah melakukan cidera janji.
7. Bahwa dapat Tergugat III tegaskan kembali, tindakan Tergugat III di
dalam melaksanakan pelelangan a quo didasarkan oleh adanya Surat
Permohonan Lelang Eksekusi Agunan No. B.669-RPK/RPS/03/2012
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
48
tanggal 26 Maret 2012 dari PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk. (Tergugat
II).
8. Bahwa sesuai dengan Pasal 16 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 tanggal 23 April 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang dijelaskan bahwa “Penjual/Pemilik Barang
bertanggung jawab terhadap gugatan perdata maupun tuntutan pidana
yang timbul akibat tidak dipenuhinya peraturan perundang-undangan
di bidang lelang”.
9. Bahwa selain itu, sesuai dengan Pasal 16 ayat (3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 tanggal 23 April 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang dijelaskan pula bahwa “Penjual/Pemilik
Barang bertanggung jawab atas tuntutan ganti rugi terhadap kerugian
yang timbul karena ketidakabsahan barang dan dokumen persyaratan
lelang.”
10. Bahwa mengacu pada Pasal 16 Peraturan Menteri Keuangan tersebut,
Tergugat II selaku Penjual/pemohon lelang telah menandatangani
Surat Pernyataan No. B.674-RPK/RPS/03/2012 tanggal 26 Maret
2012 dan No. B.676-RPK/RPS/03/2012 tanggal 26 Maret 2012, yang
salah satu klausulnya menyebutkan pada pokoknya bank akan
bertanggung jawab apabila dikemedian hari terjadi gugatan terhadap
lelang jaminan kredit macet atas nama debitur PT Maja Agung
Latexindo (in casu Tergugat I).
11. Bahwa dengan demikian, tuntutan ganti rugi Penggugat yang
ditujukan kepada Tergugat II tidak tepat, karena sesuai dengan Pasal
16 Peraturan Menteri Keuangan tersebut dan Surat Pernyataan yang
ditandatangani oleh Penjual/Pemohon Lelang, Tergugat II tidak
bertanggung jawab serta sudah selayaknya untuk tidak dilibatkan
dalam gugatan perdata dan tuntutan ganti rugi yang timbul akibat
tidak dipenuhinya peraturan perundang-undangan di bidang lelang.
12. Bahwa berdasarkan Pasal 12 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 tanggal 23 April 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang dengan tegas menyatakan bahwa “Kepala
KPKNL/Pejabat Lelang Kelas II tidak boleh menolak permohonan lelang
yang diajukan kepadanya sepanjang dokumen persyaratan lelang
sudah lengkap dan telah memenuhi legalitas formal subjek dan objek
lelang”.
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
49
13. Bahwa untuk menindaklanjuti permohonan lelang dari Tergugat II
yang telah memenuhi syarat untuk dilakukan lelang, Tergugat III
kemudian menetapkan jadwal pelaksanaan lelang eksekusi hak
tanggungan dengan surat No. S-0942/WKN.02/KNL.01/2012 tanggal
4 Mei 2012.
14. Bahwa berdasarkan Pasal 27c Peraturan Menteri Keuangan No.
93/PMK.06/2010 tanggal 23 April 2010 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Lelang yang pada pokoknya menyatakan pembatalan
lelang sebelum pelaksanaan lelang dapat dilakukan oleh Pejabat
Lelang apabila terdapat gugatan atas rencana pelaksanaan Lelang
Eksekusi berdasarkan Pasal 6 UUHT dari pihak lain selain
debitor/suami atau istri debitor/tereksekusi, maka Tergugat III melalui
Surat Pembatalan Pelaksanaan Lelang No. S-
1095/WKN.02/KNL.01/2012 tanggal 1 Juni 2012 dan Surat
Pernyataan Pembatalan Lelang tanggal 31 Mei 2012 telah
membatalkan pelaksanaan lelang yang rencananya akan dilaksanakan
pada tanggal 5 Juni 2012 dikarenakan adanya gugatan a quo.
15. Bahwa berdasarkan pada ketentuan tersebut di atas dan dimana
Penggugat menyatakan bahwa objek sengketa adalah miliknya, maka
Tergugat III “mensomeer” meminta kepada Penggugat untuk
membuktikan terlebih dahulu dari kebenaran dalil/alasan
gugatannya.
16. Bahwa Tergugat III dengan tegas menolak dalil/alasan yang diajukan
oleh Penggugat dalam gugatan Penggugat yang pada pokoknya
menyatakan “bahwa dari tindakan melawan hukum Tergugat I, II dan
III tersebut maka Penggugat telah mengalami kerugian Nilai aset kebun
seluas 575, 88 Ha sebesar Rp. 200.000.000.000,- (dua ratus milyar
rupiah)”.
17. Bahwa Tergugat III dengan tegas menolak dalil/alasan Penggugat
dalam gugatannya yang menyatakan bahwa “…dengan adanya
pengumuman lelang seolah-olah perusahaan Penggugat mengalami
ekonomi sulit sehingga banyak rekan-rekan bisnis Penggugat berusaha
menjauhi dan menghindari Penggugat, kesemuanya ini tidak dapat
dinilai dengan uang akan tetapi untuk mempermudah perhitungan,
maka penggugat padai senilai Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar
rupiah)”.
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
50
18. Bahwa dalil/alasan tersebut adalah tidak benar dan sudah sepatutnya
ditolak oleh Majelis Hakim yang memeriksa perkara a quo karena jelas
tidak ada satupun perbuatan dari Tergugat III yang merupakan
perbuatan melawan hukum yang merugikan Penggugat dan selain itu,
tuntutan ganti rugi yang diajukan oleh Penggugat tidak didukung
dengan suatu perincian kerugian yang jelas, dan dalam gugatannya
Penggugat tidak menguraikan dari mana perhitungan kerugian
materiil yang dideritanya.
19. Bahwa selain dalil/alasan tersebut di atas, terhadap dalil/alasan
Penggugat tidak benar dan tidak didasari hukum sama sekali karena
tuntutan ganti rugi yang diajukan oleh Penggugat tidak dirinci dan
tanpa berdasarkan pada fakta-fakta hukum yang ada sehingga sudah
sepatutnya ditolak oleh Majelis Hakim.yang memeriksa perkara a quo,
karena berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung tanggal 16 Desember 1970 No. 492 K/Sip/1970 dan Putusan Mahkamah Agung R.I. No.1720 K/Pdt/1986 tanggal 18 Agustus 1988 dengan
tegas dinyatakan bahwa “Setiap tuntutan ganti rugi harus disertai perincian kerugian dalam bentuk apa yang menjadi dasar tuntutannya. Tanpa perincian dimaksud maka tuntutan ganti rugi harus dinyatakan tidak dapat diterima karena tuntutan tersebut tidak jelas/tidak sempurna”.
20. Bahwa permintaan ganti rugi oleh Penggugat tersebut harus ditolak
oleh Majelis Hakim perkara a quo karena sesuai dengan Surat
Pembatalan Pelaksanaan Lelang No. S-1095/WKN.02/KNL.01/2012
tanggal 1 Juni 2012 dan Surat Pernyataan Pembatalan Lelang tanggal
31 Mei 2012 Tergugat III telah membatalkan pelaksanaan lelang,
sehingga belum terjadi peralihan hak yang menimbulkan kerugian bagi
Penggugat.
21. Bahwa Tergugat II dengan tegas menolak dalil atau alasan Penggugat
dalam gugatannya) yang pada pokoknya menyatakan bahwa
Penggugat meminta kepada Majelis Hakim untuk meletakkan sita
jaminan atas objek-objek sengketa.
22. Bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung No. 394 K/Pdt/1984 tanggal 31 Mei 1985 menjelaskan bahwa “barang yang
sudah dijadikan jaminan hutang kepada Bank, tidak dapat dikenakan
sita jaminan’. Dengan demikian objek sengketa yang merupakan
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
51
barang agunan tidak dapat diletakkan sita jaminan sehingga
permohonan sita jaminan Penggugat terhadap objek sengketa harus
ditolak.
23. Bahwa Tergugat III menolak dengan tegas permintaan Penggugat pada
gugatannya halaman 5 (lima) yang pada pokoknya meminta agar
putusan perkara ini dinyatakan dapat dilaksanakan terlebih dahulu
meskipun ada upaya banding, kasasi, atau upaya hukum lainnya
(Uitvoerbaar Bij Vooraad).
24. Bahwa dalil/alasan tersebut adalah tidak benar dan tidak berdasar
sama sekali sehingga sudah sepatutnya ditolak oleh Majelis Hakim
karena berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung No. 4 Tahun
2001 tanggal 20 Agustus 2001 tentang Permasalahan Putusan Serta
Merta (Uitvoerbaar Bij Vooraad) dan Provisionil dengan tegas
dinyatakan bahwa setiap kali akan melaksanakan putusan serta
merta (Uitvoerbaar Bij Vooraad) harus disertai dengan penetapan
sebagaimana yang diatur dalam butir 7 SEMA No.3 Tahun 2000 dan
harus disertai dengan adanya pemberian jaminan yang nilainya sama
dengan nilai/objek eksekusi sehingga tidak menimbulkan kerugian
pada pihak lain apabila ternyata dikemudian hari dijatuhkan
putusan yang membatalkan putusaan Pengadilan Tingkat Pertama.
Dengan demikian jelas bahwa tanpa adanya uang jaminan yang sama
nilainya dengan objek sengketa, maka pelaksanaan putusan serta
merta tidak boleh dijalankan.
Maka, berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, dengan ini
Tergugat III mohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan
yang memeriksa dan mengadili perkara a quo berkenan untuk
memutuskan dengan amar sebagai berikut:
Dalam Provisi :
Menyatakan menolak provisi Penggugat.
Dalam Pokok Perkara :
Menolak gugatan Penggugat seluruhnya atau setidak tidaknya
menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk Verklaard);
Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara yang timbul.
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
52
Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut Pengadilan
Negeri Medan telah menjatuhkan putusan tanggal 23 Januari 2013,
Nomor 303/Pdt.G/2012/PN.Mdn yang amarnya sebagai berikut:
DALAM EKSEPSI : - Mengabulkan Eksepsi Tergugat II ;
DALAM POKOK PERKARA :
- Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima;
- Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar
Rp. 351.000,- (tiga ratus lima puluh satu ribu rupiah);
Menimbang, bahwa berdasarkan Akta Permohonan Banding
Nomor: 12/2013 tanggal 04 Februari 2013 yang dibuat oleh
H. BASTARIAL, S.H, M.H, Panitera Pengadilan Negeri Medan yang
menerangkan bahwa Kuasa Hukum Penggugat telah menyatakan banding Terhadap putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor
303/Pdt.G/2012/PN.Mdn, tanggal 23 Januari 2013 dan telah diberitahu
kepada Terbanding I, semula Tergugat I pada tanggal 11 April 2013, dan
kepada Terbanding II dan Terbanding III semula Tergugat II dan Tergugat
III masing-masing pada tanggal 12 April 2013;
Menimbang, bahwa Pembanding semula Penggugat telah
mengajukan memori banding tanggal 23 Januari 2013 yang diterima di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan tanggal 05 April 2013 dan memori
banding tersebut telah diserahkan kepada Terbanding I, semula Tergugat
I pada tanggal 11 April 2013 dan kepada Terbanding II dan Terbanding III
semula Tergugat II dan Tergugat III masing-masing pada tanggal 12 April
2013;
Menimbang, bahwa Terbanding I semula Tergugat I telah
mengajukan kontra memori banding tanggal 23 Januari 2013 yang
diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 30 Mei
2013 dan hingga perkara ini diputus oleh Hakim Tingkat Banding relas
pemberitahuan kontra memori banding tersebut belum diterima oleh
Pengadilan Tinggi Medan;
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
53
Menimbang, bahwa Terbanding I semula Tergugat I telah
mengajukan Kontra Memori Banding pada tanggal 30 Mei 2013 yang
diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan tanggal 30 Mei 2013;
Menimbang, bahwa Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 15
April 2013 telah memberitahukan kepada Pembanding semula Penggugat
dan pada tanggal 11 April 2013 telah memberitahukan kepada
Terbanding I semula Tergugat I dan pada tanggal 12 April 2013 telah
memberitahukan masing-masing kepada Terbanding II semula Tergugat
II, Terbanding III semula Tergugat III untuk diberi kesempatan
mempelajari berkas perkara dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari
setelah diterimanya pemberitahuan ini;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang, bahwa permohonan banding dari Pembanding semula
Penggugat telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara
serta memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh Undang-Undang
oleh karena itu permohonan banding tersebut secara formal dapat
diterima;
Menimbang, bahwa setelah membaca dan mempelajari dengan
seksama berkas perkara tersebut beserta surat-surat yang terlampir,
salinan resmi putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor
303/Pdt.G/2012/PN.Mdn tanggal 23 Januari 2013, Memori Banding dari
Pembanding semula Penggugat dan Kontra Memori Banding dari
Terbanding I semula Tergugat I, Pengadilan Tinggi dapat menyetujui
pertimbangan dan putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama dalam
perkara tersebut karena pertimbangan tersebut sudah tepat dan benar
dan diambil alih sebagai pertimbangan Pengadilan Tinggi sendiri dalam
memeriksa dan memutus perkara ini;
Menimbang, bahwa oleh karena didalam keberatan Pembanding
semula Penggugat didalam Memori Bandingnya, serta Kontra Memori
Banding dari Terbanding I semula Tergugat I, tidak ada hal yang dapat
melemahkan atau membatalkan putusan Pengadilan Tingkat Pertama
tersebut, karena semuanya telah dipertimbangkan dengan tepat dan
benar oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama, oleh karenanya Memori
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
54
Banding dan Kontra Memori Banding tersebut tidak dipertimbangkan lagi
oleh Pengadilan Tinggi;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas,
maka putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor
303/Pdt.G/2012/PN.Mdn, tanggal 23 Januari 2013 beralasan hukum
untuk dikuatkan;
Menimbang, bahwa oleh karena putusan tingkat pertama
dikuatkan sehingga Pembanding semula Penggugat berada di pihak yang
kalah, maka harus dihukum membayar biaya perkara dalam kedua
tingkat peradilan;
Memperhatikan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1947 jo Undang-
Undang Nomor 49 Tahun 2009, HIR/RBG dan peraturan perundang-
undangan lain yang bersangkutan;
MENGADILI:
------- Menerima permohonan banding dari Pembanding semula Penggugat tersebut;---------------------------------------------------------------
------- Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 23 Januari 2013 Nomor: 303/Pdt.G./2012/PN.Mdn, yang dimohonkan banding;--------------------------------------------------------------
------ Menghukum Pembanding semula Penggugat untuk untuk membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan, yang dalam tingkat banding ditetapkan sejumlah Rp.150.000.- (seratus lima puluh ribu rupiah);----------------------------------------------
Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Tinggi Medan pada hari : SENIN, tanggal 23 JUNI 2014, oleh kami : SAUT H. PASARIBU,S.H Hakim Pengadilan Tinggi Medan
sebagai Hakim Ketua Majelis, SAMA RAJA MARPAUNG, S.H dan
JANNES ARITONANG, S.H,MH masing-masing sebagai Hakim Anggota,
yang ditunjuk berdasarkan Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi
Medan tanggal 20 Desember 2013 Nomor: 385/PDT/2013/PT-MDN,
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN
55
putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada
hari : KAMIS, tanggal 26 JUNI 2014, oleh Hakim Ketua dengan dihadiri
oleh para Hakim Anggota tersebut HERMAN SEBAYANG, S.H. Panitera
Pengganti tanpa dihadiri oleh para pihak yang berperkara maupun
Kuasa Hukumnya;--------------------------------------------------------------------
HAKIM-HAKIM ANGGOTA, HAKIM KETUA MAJELIS,
ttd ttd SAMA RAJA MARPAUNG, S.H SAUT H. PASARIBU,S.H
ttd JANNES ARITONANG, S.H, M.H
PANITERA PENGGANTI,
ttd HERMAN SEBAYANG, S.H.
Biaya : 1. Redaksi Rp. 5.000,-
2. Meterai Rp. 6.000,-
3. Pemberkasan Rp. 139.000,-
Jumlah Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah)
PENGADIL
AN T
INGGI M
EDAN