Peng Kaji An

4
Abdomen, ke regional inguinal, hingga ke daerah kemaluan. Tidak jarang nyeri kolik diikuti dengan keluhan pada organ pencernaan, seperti mual dan muntah. Nyeri kandung kemih dan uretra. Nyeri vesika dirasakan di daerah suprasimfisis. Nyeri ini terjadi akibat overdistensi kandung kemih yang mengalami retensi urine atau terdapat inflamasi pada buli-buli (sistitis interstisialis, tuberculosis, atau sistosominasi). Inflamasi kandung kemih dirasakan sebagai perasaan kurang nyaman di daerah suprapubik. Nyeri dirasakan apabila kandung kemih terisi penuh dan nyeri berkurang pada saat selesai miksi. Tidak jarang pasien sistitis merasakan nyeri yang sangat hebat seperti ditusuk-tusuk pada akhir miksi dan kadang disertai dengan hematuria. Keadaan ini disebut sebagai stranguria. Nyeri kandung kemih dapat disebabkan oleh distensi yang berlebihan atau infeksi kandung kemih. Perasaan ingin kencing, tenesmus (nyeri ketika mengejan), dan disuria terminal (nyeri pada akhir berkemih) sampai dijumpai. Nyeri meatus uretra akan terjadi pada iritasi leher kandung kemih atau uretra yang disebabkan oleh infeksi (uretritis), trauma, atau adanya benda asing dalam traktus urinarus pars inferior. Nyeri testis dan prostat. Nyeri yang dirasakan pada daerah kantong skrotum bisa berasal dari kelainan organ diluar kantong skrotum. Nyeri akut yang disebabkan oleh kelainan organ di kantong testis dapat disebabkan oleh torsio testis atau torsio apendiks testis, epididimitis/orkitis akut, atau trauma testis. Inflamasi akut pada testis atau epididimis menyebabkan peregangan pada kapsulnya sehingga dirasakan sebagai nyeri hebat. KELUHAN MIKSI Keluhan yang dirasakan oleh pasien pada saat miksi meliputi keluhan akibat suatu tanda adanya iritasi, obstruksi, inkontinensia, dan enuresis. Keluhan akibat iritasi meliputi polakisuria, urgensi,

description

pengkajian uretra

Transcript of Peng Kaji An

Abdomen, ke regional inguinal, hingga ke daerah kemaluan. Tidak jarang nyeri kolik diikuti dengan keluhan pada organ pencernaan, seperti mual dan muntah. Nyeri kandung kemih dan uretra. Nyeri vesika dirasakan di daerah suprasimfisis. Nyeri ini terjadi akibat overdistensi kandung kemih yang mengalami retensi urine atau terdapat inflamasi pada buli-buli (sistitis interstisialis, tuberculosis, atau sistosominasi). Inflamasi kandung kemih dirasakan sebagai perasaan kurang nyaman di daerah suprapubik. Nyeri dirasakan apabila kandung kemih terisi penuh dan nyeri berkurang pada saat selesai miksi. Tidak jarang pasien sistitis merasakan nyeri yang sangat hebat seperti ditusuk-tusuk pada akhir miksi dan kadang disertai dengan hematuria. Keadaan ini disebut sebagai stranguria. Nyeri kandung kemih dapat disebabkan oleh distensi yang berlebihan atau infeksi kandung kemih. Perasaan ingin kencing, tenesmus (nyeri ketika mengejan), dan disuria terminal (nyeri pada akhir berkemih) sampai dijumpai. Nyeri meatus uretra akan terjadi pada iritasi leher kandung kemih atau uretra yang disebabkan oleh infeksi (uretritis), trauma, atau adanya benda asing dalam traktus urinarus pars inferior. Nyeri testis dan prostat. Nyeri yang dirasakan pada daerah kantong skrotum bisa berasal dari kelainan organ diluar kantong skrotum. Nyeri akut yang disebabkan oleh kelainan organ di kantong testis dapat disebabkan oleh torsio testis atau torsio apendiks testis, epididimitis/orkitis akut, atau trauma testis. Inflamasi akut pada testis atau epididimis menyebabkan peregangan pada kapsulnya sehingga dirasakan sebagai nyeri hebat. KELUHAN MIKSI Keluhan yang dirasakan oleh pasien pada saat miksi meliputi keluhan akibat suatu tanda adanya iritasi, obstruksi, inkontinensia, dan enuresis. Keluhan akibat iritasi meliputi polakisuria, urgensi, nokturia, dan disuria, sedangkan keluhan obstruksi meliputi hesitansi, harus mengejan saat miksi, pancaran urin melemah, intermitensi, serta urin menetes dan masih terasa ada sisa urin sehabis miksi. GEJALA IRITASI Polakusuria adalah frekuensi berkemih yang lebih dari normal, keadaan ini merupakan keluhan yang paling sering dikeluhkan pasien yang mengalami gangguan system perkemihan. Polakisuria dapat disebabkan oleh produksi urin yang berlebihan seperti pada penyakit-penyakit DM, diabetes insipidus, atau asupan cairan yang berlebihan. Sedangkan menurunnya kapasitas kandung kemih dapat disebabkan karena adanya obstruksi intravesika, menurunnya compliance kandung kemih dan kandung kemih yang mengalami inflamasi akibat benda asing di dalamnya. Urgensi merupakan suatu keadaan dimana merasa sangat ingin kencing sehingga terasa sakit. Keadaan ini adalah akibat hiperiritabilitas dan hiperaktivitas kandung kemih karena inflamasi, terdapat benda asing di dalam kandung kemih, adanya obstruksi intravesika, atau karena kelainan kandung kemih neurogenik. Nokturia adalah polakisuria yang terjadi pada malam hari. Seperti halnya polakisuria, nokturia mungkin disebabkan karena meningkatnya produksi urine atau karena kapasitas kandung kemih yang menurun. Konsumsi banyak air sebelum tidur, apalagi yang mengandung alcohol dan kopi, dapat menyebabkan produksi urine meningkat. Disuria adalah nyeri pada saat miksi, terutama disebabkan karena inflamasi pada kandung kemih atau uretra. Sering kali ini dirasakan paling sakit di sekitar meatus uretra eksternus. Disuria yang terjadi pada awal miksi biasanya berasal dari kelainan pada uretra, sedangkan jika terjadi pada akhir miksi adalah kelainan pada kandung kemih. GEJALA OBSTRUKSI Hesistensi adalah awal keluarnya urine menjadi lebih lama dan sering kali pasien harus mengejan untuk memulai miksi. Setelah urine keluar, pancarannya menjadi lemah tidak jauh, dan kecil, yang biasanya disebabkan oleh obstruksi pada saluran kemih. Intermitensi merupakan keluhan miksi dimana pada pertengahan miksi sering kali miksi berhenti, kemudian memancar lagi, dan keadaan ini terjadi berulang-ulang. Miksi diakhiri dengan perasaan masih terasa ada sisa urine di dalam kandung kemih dan masih ada tetesan-tetasan urine yang keluar. HEMATURIA Hematuria merupakan suatu keadaan didapatkannya sel darah merah di dalam urine. Porsi hematuria yang keluar perlu diperhatiakn, apakah terjadi pada saat awal miksi seluruh proses miksi, atau akhir miksi. Perawat perlu mengkaji mendalam keluhan hematuria, terutama pada pasien hematuuria tanpa adanya rieayat terutama pada saluran kencing, khususnya keluhan hematuria disertai nyeri yang kemungkinan menunjukkan adanya keganasan di saluran kemih. INKONTINENSIA URINE Inkontinensia urine adalah ketidakmampuan seseorang untuk menahan urine yang keluar dari kandung kemih, baik disadari ataupun tidak disadari. Menurut Purnomo (2003), terdapat beberapa macam inkontinensia stress, inkontinensia urgensi, dan inkontinensia paradoksal.

Keluahn Disfungsi Seksual Disfungsi seksual pada pria meliputi menurunnya libido, menurunnya kekuatan ereksi, disfungsi ereksi, ejakulasi retrogard (air mani tidak keluar pada saat ejakulasi), tidak pernah merasakan orgasme, atau ejakulasi dini. Penting bagi perawat untuk mencari kata-kata yang sesuai agar kepercayaan dan privasi pasien dapat terjaga.

Riwayat Kesehatan Sebelumnya Perawat menanyakan tentang penyakit-penyakit yang pernah dialami sebelumnya, terutama yang mendukung atau memperberat kondisi gangguan system perkemohan pada pasien saat ini. Contohnya adalah: pernahkah pasien menderita penyakit kencing manis, riwayat kaki bengkak (edema), hipertensi, penyakit kencing batu, kencing berdarah, dan lainnya. Tanyakan pada pasien: apakah sebelumnya pernah dirawat, dengan penyakit apa, apakah pernah mengalami sakit yang berat, dan sebagainya. Perawat perlu mengklarifikasi pengobatan masa lalu, dan penting bagi perawat untuk mengetahui bahwa pasien mengacaukan suatu alergi dengan efek samping obat.

Pengkajian Psikososiospiritual Pengkajian psikologis pasien meliputi beberapa dimensi yang memungkinkan perawat untuk memperoleh persepsi yang jelas mengenai status emosi, kognitif, dan perilaku pasien. Perawat mengumpulkan pemeriksaan awal pasien tentang kapasitas fisik dan intelektual saat ini, yang menentukan tingkat dibutuhkannya pengkajian psikososiospiritual yang saksama. Masalah kesehatan system perkemihan yang bersifat kronis, seperti gagal ginjal terminal, akan memberikan respons maladaptive terhadap konsep diri pasien, sehingga tingkat stress emosional dan mekanisme koping yang digunakan berbeda-beda. Adanya nyeri dari gangguan saluran kemih akan memberikan stimulus pada kecemasan dan ketakutan pada setiap pasien. Resiko pendapatan ekonomi yang rendah berpengaruh terhadap kemampuan penderita dalam memenuhi tingkat kesehatannya. Status pendidikan yang rendah akan memengaruhi persepsi pasien dalam menaggulangi keadaan sakitnya.