PENETAPAN INDEKS PEMBUSAAN

download PENETAPAN INDEKS PEMBUSAAN

of 7

Transcript of PENETAPAN INDEKS PEMBUSAAN

  • 8/10/2019 PENETAPAN INDEKS PEMBUSAAN

    1/7

    PENETAPAN INDEKS PEMBUSAAN

    LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI 2

    PENETAPAN INDEKS PEMBUSAAN

    Disusun Oleh :

    Kelompok 3C

    Ogy Goesgiantoro (10060309086)

    Nurazaniah Rakhmadewi (10060309087)

    Nina Nurwila (10060309088)

    Siska Hotimah (10060309089)

    Eldi Ali Rakhman (10060309090)

    Tanggal praktikum : Selasa, 6 Desember 2011

    Tanggal laporan : Selasa, 13 Desember 2011

    Asisten Kelompok:

    Muhammad Fajar Daud S.Farm

    LABORATORIUM FARMASI UNIT B

    PROGRAM STUDI FARMASI

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

    2011

    PENETAPAN INDEKS PEMBUSAAN

    I. Tujuan

    Dapat memahami cara penetapan indeks pembusaan simplisia serta dapat mengetahui

    manfaat dari penetapan indeks pembusaan.

    II. Teori Dasar

    Banyak bahan tumbuhan obat yang mengandung saponin, yaitu senyawa yang dapat

    menyababkan timbulnya busa yang dapat bertahan lama ketika bahan tumbuhan tersebut

    direbus dalam air dan kemudian dikocok. Kemampuan pembusaan dari rebusan air dari bahantumbuhan dan eksraknya diukur denga istilah indeks pembusaan.

    http://ogygoesgiantoro.blogspot.com/2013/02/penetapan-indeks-pembusaan.htmlhttp://ogygoesgiantoro.blogspot.com/2013/02/penetapan-indeks-pembusaan.html
  • 8/10/2019 PENETAPAN INDEKS PEMBUSAAN

    2/7

    Gambar 1.

    Struktur Kimia Saponin

    Karakteristik saponin selain menimbulkan busa pada saat dikocok dalam air adalah

    saponin membentuk larutan koloid dalam air, memiliki rasa pahit, rasa yang tajam, dan pada

    umumnya dapat mengiritasi mukosa. Saponin juga dapat merusak sel darah merah danbersifat racun (toksik) terutama untuk hewan berdarah dingin, sehinngah banyak digunakan

    sebagai racun ikan. Saponin yang beracun sering disebut dengan sapotoxin. Sapotoxin

    menyebabkan gangguan perut yang parah dan toksisitasnya timbul karena terbentuknya suatu

    senyawa saat bereaksi dengan lesitin yang mempunyai komponen utama dari sebagian besar

    lamak pada sel hewan. Hal ini dapat memicu timbulnya gangguan saraf pusat dan jantung.

    Saponin ada pada seluruh tanaman dengan konsentrasi tinggi pada bagian-bagian

    tertentu dan dipengaruhi oleh varietas tanaman dan tahap pertumbuhan. Fungsi dalam

    tumbuh-tumbuhan tidak diketahui, mungkin sebagai bentuk penyimpanan karbohidrat, atau

    merupakan waste product dari metabolisme tumbuh tumbuhan. Kemungkinan lain adalah

    sebagai pelindung terhadap serangan serangga (Liener IE. (ed). Toxic constituents of plant

    foodstuffs. Academic Press, New York, 1969. Diakses tanggal 18 Oktober 2010).

    Sifat-sifat Saponin adalah sebagai berikut :

    1. Mempunyai rasa pahit.

    2. Dalam larutan air membentuk busa yang stabil.

    3. Menghemolisa eritrosit.

    4. Merupakan racun kuat untuk ikan dan amfibi.

    5. Membentuk persenyawaan dengan kolesterol dan hidroksisteroid lainnya.

    6. Sulit untuk dimurnikan dan diidentifikasi.

    7. Berat molekul relatif tinggi, dan analisis hanya menghasilkan formula empiris yang mendekati(Liener IE. (ed). Toxic constituents of plant foodstuffs. Academic Press, New York, 1969.

    Diakses tanggal 18 Oktober 2010.

    Saponin merupakan racun yang dapat menghancurkan butir darah atau hemolisis pada

    darah. Saponin bersifat racun bagi hewan berdarah dingin dan banyak diantaranya digunakan

    sebagai racun ikan. Saponin yang bersifat keras atau racun biasa disebut sebagai Sapotoksin.

    Kematian pada ikan, mungkin disebabkan oleh gangguan pernafasan. Ikan yang mati karena

    racun saponin, tidak toksik untuk manusia bila dimakan. Tidak toksiknya untuk manusia

    dapat diketahui dari minuman seperti bir yang busanya disebabkan oleh saponin. Contoh

    glikosida lain adalah tioglikosida dan bensiltioglikosida. Bila dihidrolisa dengan enzim

    menghasilkan tiosianat, isotiosianat dan bensilsianat yang merupakan racun dan mempunyai

  • 8/10/2019 PENETAPAN INDEKS PEMBUSAAN

    3/7

    sifat antitiroid. Zat-zat toksik tersebut ada pada bawang, selada air, kacang-kacangan, seperti

    kacang tanah, kacang kedele dan juga pada macam-macam kol. Toksisitasnya mungkin

    karena dapat merendahkan tegangan permukaan (surface tension).Dengan hidrolisa lengkap

    akan dihasilkan sapogenin (aglikon) dan karbohidrat (hexose, pentose dan saccharic acid)

    (Liener IE. (ed). Toxic constituents of plant foodstuffs. Academic Press, New York, 1969.Diakses tanggal 18 Oktober 2010). Berdasarkan atas sifat kimiawinya, saponin dapat dibagi

    dalam dua kelompok :

    1. Steroids dengan 27 C atom.

    2. Triterpenoids, dengan 30 C atom.

    Saponin diklasifikasikan menjadi 2 yaitu : saponin steroid dan saponin triterpenoid.

    Saponin steroid tersusun atas inti steroid (C 27) dengan molekul karbohidrat. Steroid saponin

    di hidrolisis menghasilkan suatu aglikon yang dikenal sebagai saraponin. Tipe saponin ini

    memiliki efek anti jamur. Pada binatang menunjukkan penghambatan aktifitas otot polos.

    Saponin steroid diekskresikan setelah konjugasi dengan asam glukoronida dan digunakan

    sebagai bahan baku pada proses biosintesis dari obat kortikosteroid. Contoh senyawa saponin

    steroid diantaranya adalah Asparagosides (Asparagus officinalis), Avenocosides (Avena

    sativa), Disogenin (Dioscorea floribunda dan Trigonella foenum graceum). Saponin

    triterpenoid tersusun atas inti triterpenoid dengan molekul karbohidrat. Di hidrolisis

    menghasilkan suatu aglikon yang disebut sapogenin. Ini merupakan suatu senyawa yang

    mudah dikristalkan lewat asetilasi sehingga dapat dimurnikan. Tipe saponin ini adalah

    turunan-amyirine. Contoh senyawa triterpen steroid adalah Asiaticoside (Centella asiatica),

    Bacoside (Bacopa monneira), Cyclamin (Cyclamen persicum) (Liener IE. (ed). Toxic

    constituents of plant foodstuffs. Academic Press, New York, 1969. Diakses tanggal 18

    Oktober 2010).Pada praktikum penetapan indeks pembusaan ini simplisia yang digunakan yaitu daun

    saga (Abrus precatorius).

    - Nama Simplisia : Daun Saga

    - Nama Latin Simplisia :Abrus Folium

    - Nama Latin Tumbuhan :Abrus pracatorius

    Gambar 2. Daun saga

    Saga (Abrus precatorius) termasuk jenis tumbuhan perdu dengan pokok batang

    berukuran kecil dan merambat pada inang membelit beli ke arah kiri. Daunnya majemuk,berbentuk bulat telur serta berukuran kecil-kecil. Daun Saga menyerupai daun tamarindus

  • 8/10/2019 PENETAPAN INDEKS PEMBUSAAN

    4/7

    indica dengan bersirip ganjil dan memiliki rasa agak manis (biasa disebut Saga Manis). Saga

    mempunyai buah polong berisi biji-biji yang berwarna merah dengan titik hitam mengkilat

    dan licin. Biji Saga mengandung zat racun yang disebut abrin, sehingga tidak dapat

    dimanfaatkan untuk pembibitan. Sedang bunganya berwarna ungu muda dengan bentuk

    menyerupai kupu-kupu, dalam dukungan tandan bunga. Tumbuhan ini banyak tumbuh secaraliar di hutan-hutan, ladang-ladang atau sengaja dipelihara di pekarangan. Saga dapat tumbuh

    dengan baik pada daerah dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter di atas permukaan

    laut. Daun saga memiliki khasiat antiinflamasi, diuretik, antitusif, parasitisida.

    III. Alat Dan Bahan

    Tabel 3.1 Alat dan bahan :

    Alat Bahan

    Timbangan analitik

    Beker glass 500 mlPemanas

    Labu takar 100 ml

    Pipet ukur 10 ml

    Stopwatch

    CorongPenggaris

    Tabung reaksi bertutup

    Kertas saring

    Simplisia

    Aquades

    IV. Prosedur

  • 8/10/2019 PENETAPAN INDEKS PEMBUSAAN

    5/7

    No. Tabung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    Rebusan simplisia (ml) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    Aquades (ml) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 -

  • 8/10/2019 PENETAPAN INDEKS PEMBUSAAN

    6/7

    Tabung reaksi ditutup dan dikocok kearah memanjang selama 15 detikdengan

    frekwensi 2 kocokan per detik dan dibiarkan selam 15 menit kemudian diukur tinggi busanya.

    Hasilnya dinilai sebagai berikut :

    Jika tinggi busa pada setiap tabung kurang dari 1 cm, maka indeks busanya kurang dari 100.

    Jika tinggi busa terdapat 1 cm pada suatu tabung, maka volume dekokta (rebusan) bahan

    tumbuhan dalam tabung tersebut digunakan untuk menentukan indeks (sebagai a), akan tetapi

    jika tabung inimerupakan tabung pertama atau keduadari suatu seri, maka harus dilakukan

    pengenceran yang lebih rinci untuk mendapatkan hasil yang akurat.

    Jika tinggi busa pata setiap tabung lebih dari 1 cm, maka indeks busanya lebih dari 1000.

    Dalam hal ini ulangi pengujian dengan menggunakan rangkaian seri baru dari dekoksa untuk

    mendapatkan hasil.

    Indeks pembusaan dihitung dengan menggunakan rumus :

    Dimana : a = volume (ml) dekokta yan digunakan untuk membuat larutan dalam tabung yang

    busanya setinggi 1 cm pada saat diamati.

    V. Data Pengamatan dan Perhitungan

    a. Data pengamatan

    Simplisia daun saga

    Nama simplisia : Daun saga

    Nama latin simplisia :Abri folium

    Nama latin tumbuhan :Abrus precatorius

    Tabel 5.1 Pengenceran pembusaan daun saga :

    No. Tabung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    Tinggi busa (mm) 1 2 3 4 4 15 25 25 10 15

    b. Perhitungan

    Indeks busa = = = 111,11

    VI. Pembahasan

    Pada percobaan penetapan indeks pembusaan, tahap pertama yang harus dilakukan setelah

    mendapatkan simplisia binahong adalah melakukan penimbangan. Simplisia ditimbang

    sebanyak 2 gram. Kemudian, menghaluskan simplisia. Tujuan simplisia dihaluskan adalah

    untuk memperbesar skelarutan. Dimana semakin besar luas permukaan, semakin besar pula

    kelarutan.

    Tahap kedua adalah masukkan simplisia binahong ke dalam gelas kimia yang berisi 100 ml

    aquadest mendidih. Lalu, diamkan selama 30 menit. Setelah, di diamkan selama 30 menit

    simplisia binahong di ekstraksi menggunakan pelarut aquadest. Sebenarnya simplisia ini

    dapat larut dalam etanol, namun dipilihnya aquadest sebagai pelarut, karena keamanannyasaat percobaan dan kemudahan mendapatkannya (Harbone. J. B., 1987. Metode Fitokimia,

  • 8/10/2019 PENETAPAN INDEKS PEMBUSAAN

    7/7

    Penuntun Modern Menganalisa Tumbuhan. Terbitan ke-2. Terjemahan Kosasih

    PAdmawinata Dan Iwang Soediro. ITB Bandung. Diakses tanggal 18 Oktober 2010).

    Ekstraksi adalah penyarian zat-zat aktif dari bagian tanaman obat. Adapun tujuan dari

    ekstraksi, yaitu untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam simplisia.Ekstraksi ini

    didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut dimanaperpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam

    pelarut. Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut organik

    akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat

    aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar

    sel dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan

    zat aktif di dalam dan di luar sel (Sudjadi, Drs., (1986), "Metode Pemisahan", UGM Press,

    Yogyakarta. Diakses tanggal 19 Oktober 2010).

    VII. Kesimpulan

    1. Saponin adalah senyawa yang dapat menyebabkan timbulnya busa yang dapat bertahan lama

    ketika bahan tumbuhan tersebut direbus dalam air dan kemudian dikocok.

    2. Kemampuan pembusaan rebusan air dari bahan tumbuhan dan ekstraknya diukur dengan

    istilah indeks pembusaan.

    3. Saponin memiliki karakteristik berupa buih, mudah larut dalam air dan tidak larut dalam eter,

    dan memiliki rasa pahit menusuk dan menyebabkan bersin serta iritasi pada selaput lendir.

    4. Saponin bersifat racun bagi hewan berdarah dingin dan banyak diantaranya digunakan

    sebagai racun ikan. Saponin yang bersifat keras atau racun biasa disebut sebagai Sapotoksin.