PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL...
Transcript of PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL...
1Mahasiswa
2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika
PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA
PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI SUKA RAYA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Oleh
Neli Hartati1, Fadli
2, Rani Refianti
3
Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan MIPA
STKIP-PGRI Lubuklinggau
ABSTRACT
Penelitian ini berjudul “Penerapan Model Student Facilitator And Explaining pada
Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri Suka Raya Tahun Pelajaran
2016/2017”. Permasalahan dalam penelitian adalah apakah hasil belajar matematika siswa
setelah diterapkan model Student Facilitator And Explaining pada pembelajaran matematika
kelas VII SMP Negeri Suka Raya tahun pelajaran 2016/2017 secara signifikan tuntas?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas
VII SMP Negeri Suka Raya setelah diterapkan model Student Facilitator And Explaining.
Jenis penelitian yang digunakan berbentuk eksperimen semu (quasi eksperiment) yang
dilaksanakan tanpa adanya kelompok pembanding. Populasinya seluruh kelas VII SMP
Negeri Suka Raya tahun pelajaran 2016/2017 berjumlah 191 siswa dengan sampel penelitian
diambil secara acak yaitu kelas VII.4 berjumlah 29 siswa. Pengumpulan data dilakukan
dengan teknik tes berbentuk essai yang berjumlah enam butir soal. Data yang terkumpul
dianalisis menggunakan uji-t satu sampel pada taraf signifikan α = 0,05. Berdasarkan
analisis data, dapat disimpulkan hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan model
Student Facilitator And Explaining pada pembelajaran matematika kelas VII SMP Negeri
Suka Raya tahun pelajaran 2016/2017 secara signifikan tuntas. Nilai rata-rata tes akhir
sebesar 74,14 dan persentase jumlah siswa yang tuntas mencapai 79,31%.
Kata kunci: Student Facilitator And Explaining, Matematika.
A. PENDAHULUAN
Pendidikan yang bermutu tidak lepas dari peran guru, yaitu guru berperan sebagai
penyampaian materi pelajaran, guru yang mengajara dengan menciptakan situasi dan kondisi
belajar yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan
tujuan, guru sebagai pembimbing belajar (Sumiati dan Asra, 2007:1). Disamping itu, dengan
tanggung jawab profesional pengajar dalam proses pembelajaran, maka dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran setiap guru dituntut untuk selalu menyiapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan program pembelajaran yang akan berlangsung. Tujuannya adalah agar
kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien, yaitu tujuan akhir yang
diharapkan dapat dikuasai oleh semua peserta didik. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya
seorang guru dalam menentukan keberhasilan belajar mengajar.
2
1Mahasiswa
2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika
Menurut Daryanto (2011:156) dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua peserta
didik mampu berkosentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap peserta didik terhadap
bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat, ada yang sedang, dan ada yang
lambat. Faktor intelegensi mempengaruhi daya serap siswa terhadap pelajaran yang diberikan
menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai.
Cara belajar yang menarik sangat diminati siswa belakangan ini, karena dengan
begitu pembelajaran yang dianggap sulit akan terasa mudah. Mereka hanya menjelaskan
materi pelajaran dan menyuruh siswa mencatat saja tanpa memberi tahu kegunaannya dalam
kehidupan. Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang sangat penting dalam
keberhasilan program pendidikan di sekolah. Asrori (2009:241) berpendapat bahwa
matematika seringkali dirasakan sulit oleh siswa sehingga cenderung tidak disenangi anak.
Meskipun ada sebagian siswa menyenangi pelajaran matematika tetapi selalu ada siswa yang
menganggap bahwa pelajaran matematika itu menakutkan.
Irlinawati (2013:30) mengatakan bahwa salah satu mata pelajaran yang perlu
mendapat perhatian yang lebih, dalam peningkatan mutu adalah mata pelajaran matematika.
Banyak peserta didik di SMP yang merasa kurang mampu dalam mempelajari matematika,
karena matematika dianggap sulit, dan banyak peserta didik yang tidak menyukainya,
sehingga matematika dianggap sebagai momok bagi mereka.
Berdasarkan observasi di kelas VII SMP Negeri Suka Raya didapatkan bahwa siswa
hanya menerima apa saja yang diberikan oleh guru dan sangat jarang bertanya baik dengan
gurunya maupun dengan teman yang lebih tahu jika mereka mengalami kesulitan baik dalam
belajar maupun mengerjakan soal latihan. Hal inilah yang memungkinkan dapat menyebabkan
rendahnya hasil belajar matematika bagi siswa, dari 191 siswa hanya 78 siswa (40,84%) yang
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 70 sedangkan
113 siswa (59,16%) belum tuntas. Untuk mengatasi permasalahan ini guru sebaiknya lebih
memperhatikan proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran matematika dengan cara
memilih model pembelajaran yang dapat menarik minat siswa agar belajar secara aktif.
Salah satu cara untuk meningkatkan minat siswa agar belajar secara aktif adalah
menggunakan model Student Facilitator And Explaining. Menurut Irlinawati (2013:30-31)
model student facilitator and explaining adalah suatu model pembelajaran dimana peserta
didik belajar mempresentasikan ide atau pendapatnya pada rekan peserta didik yang lain.
Model ini efektif untuk melatih siswa berbicara, untuk menyampaikan ide atau gagasan atau
pendapatnya sendiri.
3
1Mahasiswa
2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika
Peneliti memilih menggunakan model Student Facilitator And Explaining karena
peneliti menganggap penggunaan model ini dapat menjadikan siswa lebih aktif, membuat
suasana kelas lebih menantang, siswa dapat memahami dengan cepat, dan membuat siswa
lebih giat belajar serta dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa. Prasetyo (dalam
Irlinawati, 2013:31) mengatakan bahwa model Student Facilitator And Explaining dapat
meningkatkan antusias, motivasi, keaktifan dan rasa senang siswa. Sehingga sangat cocok
dipilih guru untuk digunakan karena pada model ini suatu cara penguasaan siswa terhadap
beberapa keterampilan diantaranya keterampilan berbicara, keterampilan menyimak dan
keterampilan pemahaman pada materi.
Berdasarkan alasan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Penerapan Model Student Facilitator And Explaining pada Pembelajaran Matematika Siswa
Kelas VII SMP Negeri Suka Raya Tahun Pelajaran 2016/2017”.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut maka rumusan masalah
dalam penelititan ini adalah “Apakah hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan model
Student Facilitator And Explaining pada pembelajaran matematika kelas VII SMP Negeri
Suka Raya tahun pelajaran 2016/2017 secara signifikan tuntas?”. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri Suka
Raya setelah diterapkan model Student Facilitator And Explaining.
B. LANDASAN TEORI
Model Student Facilitator and Explaining merupakan suatu model yang memberikan
kesempatan kepada siswa atau peserta untuk mempresentasikan ide atau pendapat pada rekan
peserta lainnya. Hal ini selaras dengan yang dikemukakan oleh Suyatno (2009:126) bahwa
model Student Facilitator and Explaining adalah suatu model pembelajaran dimana
siswa/peserta mempresentasikan ide atau pendapat pada rekan peserta lainnya. Sedangkan
Nanang dan Suhana (2010:50) menyatakan bahwa model “Student Facilitator and
Explaining” adalah suatu model pembelajaran dimana peserta didik mempresentasikan
gagasan kepada peserta lainnya.
Wiradnyana (2014:4) mengatakan bahwa model Student Facilitator and Explaining
adalah rangkaian penyajian materi ajar yang diawali dengan menjelaskan melalui
mendemonstrasikan, kemudian diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan
kembali kepada teman-temannya dan diakhiri dengan menyimpulkan ide tau pendapat dari
semua materi kepada siswa.
4
1Mahasiswa
2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model
Student Facilitator and Explaining adalah suatu model pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa/peserta didik untuk mempresentasikan ide, pendapat atau
gagasannya kepada rekan peserta lainnya.
Menurut Uno dan Mohamad (2011:88) langkah-langkah dalam model Student
Facilitator and Explaining adalah sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi.
c. Memberikan kesempatan siswa/peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya, baik
melalui bagan, peta, konsep maupun yang lainnya.
d. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa.
e. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.
f. Penutup.
Hal ini selaras dengan yang dikemukakan oleh Irlinawati (2013:32) bahwa langkah-
langkah model Student Facilitator and Explaining sebagai berikut:
a. Guru mendemonstrasikan garis-garis besar materi pelajaran
b. Guru memberi kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lain secara bergiliran.
c. Guru menyimpulkan pendapat dari siswa.
d. Guru menerangkan semua materi.
Menurut Suprijono (2009:128) langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model
Student Facilitator and Explaining sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi.
c. Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya misalnya melalui
bagan/peta konsep.
d. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa.
e. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.
f. Penutup.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan langkah-langkah
pembelajaran dengan model Student Facilitator and Explaining yang akan dilakukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Menyajikan materi yang akan dibahas.
5
1Mahasiswa
2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika
c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya tentang
materi pelajaran baik melalui bagan/peta konsep.
d. Menyimpulkan ide/pendapat dari siswa.
e. Menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.
f. Penutup.
Menurut Djamarah dan Zain (2010:78) setiap model mempunyai sifat masing-
masing, baik mengenai kelebihan-kelebihannya maupun mengenai kelemahan-kelemahannya,
begitu juga dengan model Student Facilitator and Explaining. Menurut Wiradnyana (2014:4)
model Student Facilitator and Explaining mempunyai kelebihan yaitu efektif untuk melatih
siswa berbicara untuk menyampaikan ide atau gagasan atau pendapatnya sendiri..Model
Student Facilitator and Explaining juga mempunyai kelemahan yaitu adanya pendapat yang
sama sehingga hanya sebagian saja yang tampil.
C. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (quasi eksperiment) yang
dilaksanakan pada satu kelas eksperimen tanpa adanya kelompok pembanding (kelompok
kontrol). Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretes dan postes
group (Arikunto, 2010:124). Variabel penelitian ini adalah: model Student Facilitator And
Explaining (variabel bebas) dan hasil belajar matematika siswa (variabel terikat).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri Suka Raya
tahun pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari enam kelas.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel kelompok acak (random
sampling), yaitu dilakukan dengan cara pengundian dengan menggunakan gulungan kertas
kecil-kecil bertuliskan kelas VII1 sampai dengan kelas VII
6. Kemudian peneliti mengambil
gulungan kertas satu buah yang menjadi nomor subjek sampel penelitian. Adapun sampel
penelitian ini adalah kelas VII.4 berjumlah 29 siswa.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik tes. Teknik tes diberikan
untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa. Tes dalam penelitian dilakukan sebanyak
dua kali, yaitu sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) materi yang diajarkan. Tes yang
digunakan adalah tes berbentuk esai berjumlah enam butir soal. Pre-test dilakukan untuk
mengetahui kemampuan awal siswa sebelum dilakukan pembelajaran Student Facilitator And
Explaining, sedangkan post-test dilakukan untuk mengukur pencapaian siswa setelah
pembelajaran menggunakan model Student Facilitator And Explaining. Analisis data
6
1Mahasiswa
2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika
dilakukan untuk mengetahui hipotesis diterima atau ditolak, maka data diuji dengan
menggunakan t-tes.
D. HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Hasil Pre-test (Tes Awal)
Pre-test dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan
pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran tipe Student Facilitator
And Explaining. Soal pre-test yang digunakan berbentuk essai yang terdiri dari enam butir
soal tentang operasi hitung bilangan pecahan. Pre-test dilakukan pada tanggal 25 Juli 2016
yang diikuti oleh 29 siswa.
Berdasarkan hasil perhitungan data per-test (Lampiran C), rekapitulasi analisis data
hasil pre-test dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 1
Rekapitulasi Hasil Pre-Test
No Kategori Keterangan
1 Nilai terendah 10
2 Nilai tertinggi 43
3 Nilai rata-rata 26,34
4 Simpangan baku 9,61
5 Jumlah siswa yang tuntas 0 siswa dari 29 siswa
Berdasarkan tabel 1 diperoleh data bahwa seluruh siswa mendapat nilai kurang dari 70
(belum tuntas) dan rata-rata x nilai secara keseluruhan sebesar 26,34 dengan simpangan
baku 9,61. Jadi secara deskriptif, dapat dikatakan bahwa kemampuan awal siswa sebelum
penerapan model Student Facilitator And Explaining termasuk kategori belum tuntas.
2. Deskripsi Hasil Post-test (Tes Akhir)
Kemampuan akhir siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar
siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model Student Facilitator
And Explaining, suatu hasil belajar berada pada kategori tuntas ketika nilai siswa telah
mencapai KKM. Post-test dalam penelitian ini dilakukan pada tanggal 03 Agustus 2016 yang
diikuti oleh 29 siswa di kelas yang telah ditentukan sebagai sampel yaitu kelas VII.4. Soal
post-test yang digunakan berbentuk essai yang terdiri dari enam butir soal tentang operasi
hitung bilangan pecahan.
Berdasarkan hasil perhitungan data post-test (Lampiran C) rekapitulasi hasil tes akhir
siswa dapat dilihat dari tabel 4.2.
7
1Mahasiswa
2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika
Tabel 2
Rekapitulasi Hasil Post-Test
No Kategori Keterangan
1 Nilai terendah 57
2 Nilai tertinggi 86
3 Nilai rata-rata 74,14
4 Simpangan baku 8,88
5 Jumlah siswa yang tuntas 23 siswa dari 29 siswa
Dari tabel 2 diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan
70 (tuntas) sebanyak 23 siswa (79,31%) dan rata-rata nilai secara keseluruhan sebesar 74,14
dengan simpangan baku 8,88. Jadi secara deskriptif, dapat dikatakan bahwa hasil kemampuan
akhir siswa setelah penerapan model Student Facilitator And Explaining termasuk kategori
tuntas.
Jika dibandingkan dengan tes awal, maka terdapat peningkatan rata-rata nilai sebesar
47,80 dan peningkatan persentase jumlah siswa yang tuntas sebesar 79,31%. Perbandingan
nilai rata-rata dan ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada grafik 4.1 berikut ini:
Grafik Peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis adalah proses pembuktian menguji kebenaran hipotesis terhadap
hasil penelitian. Hipotesis yang diujikan dalam penelitian ini adalah “hasil belajar matematika
siswa kelas VII SMP Negeri Suka Raya tahun pelajaran 2016/2017 setelah penerapan model
Student Facilitator And Explaining secara signifikan tuntas”. Pada tahap ini analisis yang
dilakukan dalam pengujian hipotesis adalah:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Rata-rata Ketuntasanbelajar
Tes awal
Tes akhir
74,14
26,34
79,31%
0%
8
1Mahasiswa
2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data hasil tes siswa berdistribusi
normal atau tidak. Untuk mengetahui kenormalan data, digunakan uji normalitas data dengan
uji kecocokan 2 (chi-kuadrat). Berdasarkan ketentuan perhitungan statistik mengenai uji
normalitas data dengan taraf signifikan α = 0,05, jika hitung2 < tabel
2 maka data berdistribusi
normal dan jika hitung2 > tabel
2 maka data tidak berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran C), hasil uji nomalitas data post-test
menunjukkan nilai hitung2 post-test sebesar 3,8809. Data post-test ini kurang dari pada nilai
tabel2 (11,070). Berdasarkan kriteria ketentuan pengujian normalitas dapat dikatakan bahwa
data post-test berdistribusi normal pada taraf signifikan α = 0,05.
b. Uji-t
Hipotesis penelitian yang diuji adalah hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP
Negeri Suka Raya tahun pelajaran 2016/2017 setelah penerapan model Student Facilitator
And Explaining secara signifikan tuntas. Rumusan hipotesis statistik dalam penelitian ini
adalah :
H0 = Rata-rata hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika dengan
menggunakan model Student Facilitator And Explaining kurang dari sama dengan 70
(µ < 70).
Ha = Rata-rata hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika dengan
menggunakan model Student Facilitator And Explaining lebih dari 70 (µ > 70).
Kriteria pengujiannya adalah jika t hitung < t tabel maka H0 terima dan Ha ditolak, dan
jika t hitung t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima pada taraf signifikasi yaitu 𝛼= 0,05 dan dk
= n-1. Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran C), hasil uji hipotesis untuk data post-test
dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 3
Rekapitulasi Hasil Uji-t
Data t hitung dk t tabel Kesimpulan
Post-test 2,51 28 1,701 Ha diterima dan H0 ditolak
Pada tabel 3 hasil analisis uji-t post-test menunjukkan bahwa thitung (2,51) ttabel
(1,701) dalam hal ini dapat dikatakan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima artinya rata-rata hasil
belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan model
Student Facilitator And Explaining lebih dari 70. Dengan demikian hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini dapat diterima kebenarannya, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil
9
1Mahasiswa
2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika
belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri Suka Raya tahun pelajaran 2016/2017 setelah
penerapan model Student Facilitator And Explaining secara signifikan tuntas.
Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukan dalam penelitian ini yaitu “Apakah
hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan model Student Facilitator And Explaining
pada pembelajaran matematika kelas VII SMP Negeri Suka Raya tahun pelajaran 2016/2017
secara signifikan tuntas?”. Berdasarkan analisis data pre-test dapat dilihat bahwa tidak ada
siswa yang mendapatkan nilai lebih dari 70 (tuntas), analisis tersebut dapat diamati melalui
rekapitulasi hasil pre-test yang berdasarkan perhitungan di (lampiran C) dan dapat
disimpulkan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri Suka Raya sebelum
penerapan model Student Facilitator And Explaining secara signifikan belum tuntas.
Setelah diberikan pre-test dan diketahui hasil belajar siswa pada materi operasi hitung
bilangan pecahan belum tuntas maka dapat dilanjutkan dengan menerapkan model Student
Facilitator And Explaining yang dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Sebelum proses
pembelajaran, terlebih dahulu peneliti mengiformasikan kepada siswa cara belajar yang akan
ditempuh dengan menggunakan model Student Facilitator And Explaining. Model ini adalah
suatu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mempresentasikan ide, pendapat atau gagasannya kepada rekan peserta lainnya. Model
Student Facilitator And Explaining dapat melatih siswa berbicara untuk menyampaikan ide
atau gagasan atau pendapatnya sendiri..
Pada awal pertemuan pertama yang dilakukan pada tanggal 27 Juli 2016, guru
memeriksa kesiapan siswa kemudian memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan
tentang pentingnya mempelajari materi operasi hitung penambahan dan pengurangan
pecahan. Selanjutnya menjelaskan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar
dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model Student
Facilitator And Explaining.
Pada pertemuan pertama siswa mengalami sedikit hambatan seperti masih ada siswa
tidak berani mengungkapkan pendapatnya dan masih malu-malu karena kurang percaya diri.
Tetapi hal itu tidak terjadi lama, hambatan yang terjadi pada pertemuan pertama tidak lagi
terjadi pada pertemuan-pertemuan berikutnya karena peneliti memberikan arahan kepada
siswa jika belum bisa memberikan pendapatnya maka dapat dibantu oleh siswa yang
lainnya. Kemudian siswa merasa tertarik dengan pembelajaran model Student Facilitator
And Explaining. Pada pertemuan hanya sedikit siswa yang dapat memberikan ide atau
10
1Mahasiswa
2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika
pendapatnya dari peta konsep yang disiapkan oleh guru. Hal ini disebabkan masih banyak
siswa yang belum mengerti dan memahami materi pelajaran serta belum terbiasa dengan
penerapan model Student Facilitator And Explaining. Pada pertemuan ini dari 29 siswa yang
mengikuti pembelajaran hanya ada 7 siswa yang dapat mengemukan pendapat atau idenya
dalam pembelajaran di kelas.
Pada pertemuan kedua yang dilakukan pada tanggal 30 Juli 2016 terjadi peningkatan
dibandingkan dengan pertemuan pertama. Siswa lebih aktif dalam mengikuti
pembelajaran. Siswa dapat menyesuaikan dengan model pembelajaran Student Facilitator
And Explaining, siswa mulai senang dengan kegiatan mengkonstruksi pengetahuan dalam
bentuk memberi dan menerima, kemudian siswa mulai sadar dan aktif dalam
menjalankan cara-cara model pembelajaran tersebut untuk mengembangkan pengetahuan.
Pada pertemuan ini hanya sebagian siswa sudah berani mengemukakan pendapat dan idenya
tentang operasi hitung perkalian dan pembagian pecahan. Namun masih ada beberapa siswa
yang masih bingung dan tidak mengerti dalam memahami materi dan pembelajaran dengan
model Student Facilitator And Explaining. Pada pertemuan ini ada 13 siswa yang dapat
mengemukan pendapatnya dari total 29 siswa.
Pada pertemuan terakhir (pertemuan ketiga) yang dilakukan pada tanggal 01 Agustus
2016, semua siswa dapat menyampaikan pemahamannya mengenai materi diberikan guru
walaupun ada beberapa siswa yang masih belum maksimal aktivitasnya dalam pembelajaran
dikelas. Pada pertemuan ini siswa terlihat lebih semangat saat belajar, mereka saling
berinteraksi, saling membantu dalam hal pelajaran yang disajikan oleh guru sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dilihat dari adanya 26 siswa yang dapat
mengemukan pendapat atau idenya dengan baik sedangkan 3 siswa lainnya sudah mulai berani
mengemukan pendapatnya walaupun masih malu-malu tetapi hasil ini sudah mengalami
perubahan bila dibandingkan pada pertemuan sebelumnya.
Selama proses pembelajaran dengan menggunakan model Student Facilitator And
Explaining, siswa-siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar. Melalui
penerapan model ini siswa dapat menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru karena
model ini menuntut siswa untuk selalu siap dalam menerima dan mengemukakan pendapatnya
tentang materi yang dipelajari melalui bagan atau peta konsep yang disiakan oleh guru. Hal
ini sesuai dengan keunggulan model Student Facilitator And Explaining yaitu melatih siswa
berbicara untuk menyampaikan ide atau gagasan atau pendapatnya sendiri.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa meningkat
walaupun dalam pelaksanaannya model pembelajaran Student Facilitator And Explaining
11
1Mahasiswa
2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika
masih ada kendala yaitu masih siswa yang tidak percaya diri dalam menyampaikan ide atau
pendapatnya kepada teman-teman di kelasnya. Dari total 29 siswa yang ikut tes akhir (post-
test) ada 23 siswa yang tuntas (79,31%) dan 6 siswa (20,69%) yang belum mencapai kriteria
ketuntasan minimal sebesar 70. Selanjutnya hasil uji-t tes akhir menunjukkan thitung (2,51) >
ttabel (1,701) yang artinya bahwa rata-rata hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran
matematika dengan menggunakan model Student Facilitator And Explaining lebih dari 70.
Dengan demikian hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini dapat
diterima kebenarannya, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas
VII SMP Negeri Suka Raya tahun pelajaran 2016/2017 setelah penerapan model Student
Facilitator And Explaining secara signifikan tuntas. Sehingga dapat dinyatakan model Student
Facilitator And Explaining dapat dijadikan alternatif dalam meningkatkan hasil belajar
matematika.
E. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
matematika siswa kelas VII SMP Negeri Suka Raya tahun pelajaran 2016/2017 setelah
penerapan model Student Facilitator And Explaining secara signifikan tuntas. Rata-rata hasil
belajar matematika sebesar 74,14 dan persentase jumlah siswa yang tuntas mencapai 79,31%.
F. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Asrori. 2009. Model pembelajaran. Jakarta: Rineka Aditama
Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta:
Gava Media.
Djamarah dan Zain. 2010. Strategi Belajar - Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Irlinawati, Dewik. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator And Explaining
Pada Perkalian Bilangan Bulat. Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP PGRI
Sidoarjo. Vol. 1, No. 2, September 2013.
Nanang. H & Suhana, C. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama.
Sumiati dan Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
12
1Mahasiswa
2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika
Suyatno. 2009. Menjelajahi Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: masmedia Buana Pustaka
Uno, Hamzah dan Mohamad. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi
Aksara.
Wiradnyana, I Gd A. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Student Facilitator And
Explaining Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas V.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD. Vol: 2 No: 1
Tahun 2014.