PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL...

12
1 Mahasiswa 2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI SUKA RAYA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh Neli Hartati 1 , Fadli 2 , Rani Refianti 3 Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan MIPA STKIP-PGRI Lubuklinggau ABSTRACT Penelitian ini berjudul “Penerapan Model Student Facilitator And Explaining pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri Suka Raya Tahun Pelajaran 2016/2017”. Permasalahan dalam penelitian adalah apakah hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan model Student Facilitator And Explaining pada pembelajaran matematika kelas VII SMP Negeri Suka Raya tahun pelajaran 2016/2017 secara signifikan tuntas? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri Suka Raya setelah diterapkan model Student Facilitator And Explaining. Jenis penelitian yang digunakan berbentuk eksperimen semu (quasi eksperiment) yang dilaksanakan tanpa adanya kelompok pembanding. Populasinya seluruh kelas VII SMP Negeri Suka Raya tahun pelajaran 2016/2017 berjumlah 191 siswa dengan sampel penelitian diambil secara acak yaitu kelas VII.4 berjumlah 29 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes berbentuk essai yang berjumlah enam butir soal. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji-t satu sampel pada taraf signifikan α = 0,05. Berdasarkan analisis data, dapat disimpulkan hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan model Student Facilitator And Explaining pada pembelajaran matematika kelas VII SMP Negeri Suka Raya tahun pelajaran 2016/2017 secara signifikan tuntas. Nilai rata-rata tes akhir sebesar 74,14 dan persentase jumlah siswa yang tuntas mencapai 79,31%. Kata kunci: Student Facilitator And Explaining, Matematika. A. PENDAHULUAN Pendidikan yang bermutu tidak lepas dari peran guru, yaitu guru berperan sebagai penyampaian materi pelajaran, guru yang mengajara dengan menciptakan situasi dan kondisi belajar yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan tujuan, guru sebagai pembimbing belajar (Sumiati dan Asra, 2007:1). Disamping itu, dengan tanggung jawab profesional pengajar dalam proses pembelajaran, maka dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran setiap guru dituntut untuk selalu menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan program pembelajaran yang akan berlangsung. Tujuannya adalah agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien, yaitu tujuan akhir yang diharapkan dapat dikuasai oleh semua peserta didik. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya seorang guru dalam menentukan keberhasilan belajar mengajar.

Transcript of PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL...

Page 1: PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL JURNAL NELI.pdf · belajar maupun mengerjakan soal latihan. Hal inilah yang memungkinkan

1Mahasiswa

2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI SUKA RAYA

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Oleh

Neli Hartati1, Fadli

2, Rani Refianti

3

Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan MIPA

STKIP-PGRI Lubuklinggau

ABSTRACT

Penelitian ini berjudul “Penerapan Model Student Facilitator And Explaining pada

Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri Suka Raya Tahun Pelajaran

2016/2017”. Permasalahan dalam penelitian adalah apakah hasil belajar matematika siswa

setelah diterapkan model Student Facilitator And Explaining pada pembelajaran matematika

kelas VII SMP Negeri Suka Raya tahun pelajaran 2016/2017 secara signifikan tuntas?

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas

VII SMP Negeri Suka Raya setelah diterapkan model Student Facilitator And Explaining.

Jenis penelitian yang digunakan berbentuk eksperimen semu (quasi eksperiment) yang

dilaksanakan tanpa adanya kelompok pembanding. Populasinya seluruh kelas VII SMP

Negeri Suka Raya tahun pelajaran 2016/2017 berjumlah 191 siswa dengan sampel penelitian

diambil secara acak yaitu kelas VII.4 berjumlah 29 siswa. Pengumpulan data dilakukan

dengan teknik tes berbentuk essai yang berjumlah enam butir soal. Data yang terkumpul

dianalisis menggunakan uji-t satu sampel pada taraf signifikan α = 0,05. Berdasarkan

analisis data, dapat disimpulkan hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan model

Student Facilitator And Explaining pada pembelajaran matematika kelas VII SMP Negeri

Suka Raya tahun pelajaran 2016/2017 secara signifikan tuntas. Nilai rata-rata tes akhir

sebesar 74,14 dan persentase jumlah siswa yang tuntas mencapai 79,31%.

Kata kunci: Student Facilitator And Explaining, Matematika.

A. PENDAHULUAN

Pendidikan yang bermutu tidak lepas dari peran guru, yaitu guru berperan sebagai

penyampaian materi pelajaran, guru yang mengajara dengan menciptakan situasi dan kondisi

belajar yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan

tujuan, guru sebagai pembimbing belajar (Sumiati dan Asra, 2007:1). Disamping itu, dengan

tanggung jawab profesional pengajar dalam proses pembelajaran, maka dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran setiap guru dituntut untuk selalu menyiapkan segala sesuatu yang

berhubungan dengan program pembelajaran yang akan berlangsung. Tujuannya adalah agar

kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien, yaitu tujuan akhir yang

diharapkan dapat dikuasai oleh semua peserta didik. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya

seorang guru dalam menentukan keberhasilan belajar mengajar.

Page 2: PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL JURNAL NELI.pdf · belajar maupun mengerjakan soal latihan. Hal inilah yang memungkinkan

2

1Mahasiswa

2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

Menurut Daryanto (2011:156) dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua peserta

didik mampu berkosentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap peserta didik terhadap

bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat, ada yang sedang, dan ada yang

lambat. Faktor intelegensi mempengaruhi daya serap siswa terhadap pelajaran yang diberikan

menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai.

Cara belajar yang menarik sangat diminati siswa belakangan ini, karena dengan

begitu pembelajaran yang dianggap sulit akan terasa mudah. Mereka hanya menjelaskan

materi pelajaran dan menyuruh siswa mencatat saja tanpa memberi tahu kegunaannya dalam

kehidupan. Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang sangat penting dalam

keberhasilan program pendidikan di sekolah. Asrori (2009:241) berpendapat bahwa

matematika seringkali dirasakan sulit oleh siswa sehingga cenderung tidak disenangi anak.

Meskipun ada sebagian siswa menyenangi pelajaran matematika tetapi selalu ada siswa yang

menganggap bahwa pelajaran matematika itu menakutkan.

Irlinawati (2013:30) mengatakan bahwa salah satu mata pelajaran yang perlu

mendapat perhatian yang lebih, dalam peningkatan mutu adalah mata pelajaran matematika.

Banyak peserta didik di SMP yang merasa kurang mampu dalam mempelajari matematika,

karena matematika dianggap sulit, dan banyak peserta didik yang tidak menyukainya,

sehingga matematika dianggap sebagai momok bagi mereka.

Berdasarkan observasi di kelas VII SMP Negeri Suka Raya didapatkan bahwa siswa

hanya menerima apa saja yang diberikan oleh guru dan sangat jarang bertanya baik dengan

gurunya maupun dengan teman yang lebih tahu jika mereka mengalami kesulitan baik dalam

belajar maupun mengerjakan soal latihan. Hal inilah yang memungkinkan dapat menyebabkan

rendahnya hasil belajar matematika bagi siswa, dari 191 siswa hanya 78 siswa (40,84%) yang

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 70 sedangkan

113 siswa (59,16%) belum tuntas. Untuk mengatasi permasalahan ini guru sebaiknya lebih

memperhatikan proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran matematika dengan cara

memilih model pembelajaran yang dapat menarik minat siswa agar belajar secara aktif.

Salah satu cara untuk meningkatkan minat siswa agar belajar secara aktif adalah

menggunakan model Student Facilitator And Explaining. Menurut Irlinawati (2013:30-31)

model student facilitator and explaining adalah suatu model pembelajaran dimana peserta

didik belajar mempresentasikan ide atau pendapatnya pada rekan peserta didik yang lain.

Model ini efektif untuk melatih siswa berbicara, untuk menyampaikan ide atau gagasan atau

pendapatnya sendiri.

Page 3: PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL JURNAL NELI.pdf · belajar maupun mengerjakan soal latihan. Hal inilah yang memungkinkan

3

1Mahasiswa

2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

Peneliti memilih menggunakan model Student Facilitator And Explaining karena

peneliti menganggap penggunaan model ini dapat menjadikan siswa lebih aktif, membuat

suasana kelas lebih menantang, siswa dapat memahami dengan cepat, dan membuat siswa

lebih giat belajar serta dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa. Prasetyo (dalam

Irlinawati, 2013:31) mengatakan bahwa model Student Facilitator And Explaining dapat

meningkatkan antusias, motivasi, keaktifan dan rasa senang siswa. Sehingga sangat cocok

dipilih guru untuk digunakan karena pada model ini suatu cara penguasaan siswa terhadap

beberapa keterampilan diantaranya keterampilan berbicara, keterampilan menyimak dan

keterampilan pemahaman pada materi.

Berdasarkan alasan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Penerapan Model Student Facilitator And Explaining pada Pembelajaran Matematika Siswa

Kelas VII SMP Negeri Suka Raya Tahun Pelajaran 2016/2017”.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut maka rumusan masalah

dalam penelititan ini adalah “Apakah hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan model

Student Facilitator And Explaining pada pembelajaran matematika kelas VII SMP Negeri

Suka Raya tahun pelajaran 2016/2017 secara signifikan tuntas?”. Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri Suka

Raya setelah diterapkan model Student Facilitator And Explaining.

B. LANDASAN TEORI

Model Student Facilitator and Explaining merupakan suatu model yang memberikan

kesempatan kepada siswa atau peserta untuk mempresentasikan ide atau pendapat pada rekan

peserta lainnya. Hal ini selaras dengan yang dikemukakan oleh Suyatno (2009:126) bahwa

model Student Facilitator and Explaining adalah suatu model pembelajaran dimana

siswa/peserta mempresentasikan ide atau pendapat pada rekan peserta lainnya. Sedangkan

Nanang dan Suhana (2010:50) menyatakan bahwa model “Student Facilitator and

Explaining” adalah suatu model pembelajaran dimana peserta didik mempresentasikan

gagasan kepada peserta lainnya.

Wiradnyana (2014:4) mengatakan bahwa model Student Facilitator and Explaining

adalah rangkaian penyajian materi ajar yang diawali dengan menjelaskan melalui

mendemonstrasikan, kemudian diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan

kembali kepada teman-temannya dan diakhiri dengan menyimpulkan ide tau pendapat dari

semua materi kepada siswa.

Page 4: PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL JURNAL NELI.pdf · belajar maupun mengerjakan soal latihan. Hal inilah yang memungkinkan

4

1Mahasiswa

2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model

Student Facilitator and Explaining adalah suatu model pembelajaran yang memberikan

kesempatan kepada siswa/peserta didik untuk mempresentasikan ide, pendapat atau

gagasannya kepada rekan peserta lainnya.

Menurut Uno dan Mohamad (2011:88) langkah-langkah dalam model Student

Facilitator and Explaining adalah sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

b. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi.

c. Memberikan kesempatan siswa/peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya, baik

melalui bagan, peta, konsep maupun yang lainnya.

d. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa.

e. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.

f. Penutup.

Hal ini selaras dengan yang dikemukakan oleh Irlinawati (2013:32) bahwa langkah-

langkah model Student Facilitator and Explaining sebagai berikut:

a. Guru mendemonstrasikan garis-garis besar materi pelajaran

b. Guru memberi kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lain secara bergiliran.

c. Guru menyimpulkan pendapat dari siswa.

d. Guru menerangkan semua materi.

Menurut Suprijono (2009:128) langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model

Student Facilitator and Explaining sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

b. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi.

c. Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya misalnya melalui

bagan/peta konsep.

d. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa.

e. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.

f. Penutup.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan langkah-langkah

pembelajaran dengan model Student Facilitator and Explaining yang akan dilakukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

b. Menyajikan materi yang akan dibahas.

Page 5: PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL JURNAL NELI.pdf · belajar maupun mengerjakan soal latihan. Hal inilah yang memungkinkan

5

1Mahasiswa

2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya tentang

materi pelajaran baik melalui bagan/peta konsep.

d. Menyimpulkan ide/pendapat dari siswa.

e. Menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.

f. Penutup.

Menurut Djamarah dan Zain (2010:78) setiap model mempunyai sifat masing-

masing, baik mengenai kelebihan-kelebihannya maupun mengenai kelemahan-kelemahannya,

begitu juga dengan model Student Facilitator and Explaining. Menurut Wiradnyana (2014:4)

model Student Facilitator and Explaining mempunyai kelebihan yaitu efektif untuk melatih

siswa berbicara untuk menyampaikan ide atau gagasan atau pendapatnya sendiri..Model

Student Facilitator and Explaining juga mempunyai kelemahan yaitu adanya pendapat yang

sama sehingga hanya sebagian saja yang tampil.

C. METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (quasi eksperiment) yang

dilaksanakan pada satu kelas eksperimen tanpa adanya kelompok pembanding (kelompok

kontrol). Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretes dan postes

group (Arikunto, 2010:124). Variabel penelitian ini adalah: model Student Facilitator And

Explaining (variabel bebas) dan hasil belajar matematika siswa (variabel terikat).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri Suka Raya

tahun pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari enam kelas.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel kelompok acak (random

sampling), yaitu dilakukan dengan cara pengundian dengan menggunakan gulungan kertas

kecil-kecil bertuliskan kelas VII1 sampai dengan kelas VII

6. Kemudian peneliti mengambil

gulungan kertas satu buah yang menjadi nomor subjek sampel penelitian. Adapun sampel

penelitian ini adalah kelas VII.4 berjumlah 29 siswa.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik tes. Teknik tes diberikan

untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa. Tes dalam penelitian dilakukan sebanyak

dua kali, yaitu sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) materi yang diajarkan. Tes yang

digunakan adalah tes berbentuk esai berjumlah enam butir soal. Pre-test dilakukan untuk

mengetahui kemampuan awal siswa sebelum dilakukan pembelajaran Student Facilitator And

Explaining, sedangkan post-test dilakukan untuk mengukur pencapaian siswa setelah

pembelajaran menggunakan model Student Facilitator And Explaining. Analisis data

Page 6: PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL JURNAL NELI.pdf · belajar maupun mengerjakan soal latihan. Hal inilah yang memungkinkan

6

1Mahasiswa

2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

dilakukan untuk mengetahui hipotesis diterima atau ditolak, maka data diuji dengan

menggunakan t-tes.

D. HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Hasil Pre-test (Tes Awal)

Pre-test dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan

pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran tipe Student Facilitator

And Explaining. Soal pre-test yang digunakan berbentuk essai yang terdiri dari enam butir

soal tentang operasi hitung bilangan pecahan. Pre-test dilakukan pada tanggal 25 Juli 2016

yang diikuti oleh 29 siswa.

Berdasarkan hasil perhitungan data per-test (Lampiran C), rekapitulasi analisis data

hasil pre-test dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 1

Rekapitulasi Hasil Pre-Test

No Kategori Keterangan

1 Nilai terendah 10

2 Nilai tertinggi 43

3 Nilai rata-rata 26,34

4 Simpangan baku 9,61

5 Jumlah siswa yang tuntas 0 siswa dari 29 siswa

Berdasarkan tabel 1 diperoleh data bahwa seluruh siswa mendapat nilai kurang dari 70

(belum tuntas) dan rata-rata x nilai secara keseluruhan sebesar 26,34 dengan simpangan

baku 9,61. Jadi secara deskriptif, dapat dikatakan bahwa kemampuan awal siswa sebelum

penerapan model Student Facilitator And Explaining termasuk kategori belum tuntas.

2. Deskripsi Hasil Post-test (Tes Akhir)

Kemampuan akhir siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar

siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model Student Facilitator

And Explaining, suatu hasil belajar berada pada kategori tuntas ketika nilai siswa telah

mencapai KKM. Post-test dalam penelitian ini dilakukan pada tanggal 03 Agustus 2016 yang

diikuti oleh 29 siswa di kelas yang telah ditentukan sebagai sampel yaitu kelas VII.4. Soal

post-test yang digunakan berbentuk essai yang terdiri dari enam butir soal tentang operasi

hitung bilangan pecahan.

Berdasarkan hasil perhitungan data post-test (Lampiran C) rekapitulasi hasil tes akhir

siswa dapat dilihat dari tabel 4.2.

Page 7: PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL JURNAL NELI.pdf · belajar maupun mengerjakan soal latihan. Hal inilah yang memungkinkan

7

1Mahasiswa

2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

Tabel 2

Rekapitulasi Hasil Post-Test

No Kategori Keterangan

1 Nilai terendah 57

2 Nilai tertinggi 86

3 Nilai rata-rata 74,14

4 Simpangan baku 8,88

5 Jumlah siswa yang tuntas 23 siswa dari 29 siswa

Dari tabel 2 diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan

70 (tuntas) sebanyak 23 siswa (79,31%) dan rata-rata nilai secara keseluruhan sebesar 74,14

dengan simpangan baku 8,88. Jadi secara deskriptif, dapat dikatakan bahwa hasil kemampuan

akhir siswa setelah penerapan model Student Facilitator And Explaining termasuk kategori

tuntas.

Jika dibandingkan dengan tes awal, maka terdapat peningkatan rata-rata nilai sebesar

47,80 dan peningkatan persentase jumlah siswa yang tuntas sebesar 79,31%. Perbandingan

nilai rata-rata dan ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada grafik 4.1 berikut ini:

Grafik Peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis adalah proses pembuktian menguji kebenaran hipotesis terhadap

hasil penelitian. Hipotesis yang diujikan dalam penelitian ini adalah “hasil belajar matematika

siswa kelas VII SMP Negeri Suka Raya tahun pelajaran 2016/2017 setelah penerapan model

Student Facilitator And Explaining secara signifikan tuntas”. Pada tahap ini analisis yang

dilakukan dalam pengujian hipotesis adalah:

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Rata-rata Ketuntasanbelajar

Tes awal

Tes akhir

74,14

26,34

79,31%

0%

Page 8: PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL JURNAL NELI.pdf · belajar maupun mengerjakan soal latihan. Hal inilah yang memungkinkan

8

1Mahasiswa

2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data hasil tes siswa berdistribusi

normal atau tidak. Untuk mengetahui kenormalan data, digunakan uji normalitas data dengan

uji kecocokan 2 (chi-kuadrat). Berdasarkan ketentuan perhitungan statistik mengenai uji

normalitas data dengan taraf signifikan α = 0,05, jika hitung2 < tabel

2 maka data berdistribusi

normal dan jika hitung2 > tabel

2 maka data tidak berdistribusi normal.

Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran C), hasil uji nomalitas data post-test

menunjukkan nilai hitung2 post-test sebesar 3,8809. Data post-test ini kurang dari pada nilai

tabel2 (11,070). Berdasarkan kriteria ketentuan pengujian normalitas dapat dikatakan bahwa

data post-test berdistribusi normal pada taraf signifikan α = 0,05.

b. Uji-t

Hipotesis penelitian yang diuji adalah hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP

Negeri Suka Raya tahun pelajaran 2016/2017 setelah penerapan model Student Facilitator

And Explaining secara signifikan tuntas. Rumusan hipotesis statistik dalam penelitian ini

adalah :

H0 = Rata-rata hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika dengan

menggunakan model Student Facilitator And Explaining kurang dari sama dengan 70

(µ < 70).

Ha = Rata-rata hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika dengan

menggunakan model Student Facilitator And Explaining lebih dari 70 (µ > 70).

Kriteria pengujiannya adalah jika t hitung < t tabel maka H0 terima dan Ha ditolak, dan

jika t hitung t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima pada taraf signifikasi yaitu 𝛼= 0,05 dan dk

= n-1. Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran C), hasil uji hipotesis untuk data post-test

dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 3

Rekapitulasi Hasil Uji-t

Data t hitung dk t tabel Kesimpulan

Post-test 2,51 28 1,701 Ha diterima dan H0 ditolak

Pada tabel 3 hasil analisis uji-t post-test menunjukkan bahwa thitung (2,51) ttabel

(1,701) dalam hal ini dapat dikatakan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima artinya rata-rata hasil

belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan model

Student Facilitator And Explaining lebih dari 70. Dengan demikian hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini dapat diterima kebenarannya, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil

Page 9: PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL JURNAL NELI.pdf · belajar maupun mengerjakan soal latihan. Hal inilah yang memungkinkan

9

1Mahasiswa

2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri Suka Raya tahun pelajaran 2016/2017 setelah

penerapan model Student Facilitator And Explaining secara signifikan tuntas.

Pembahasan

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukan dalam penelitian ini yaitu “Apakah

hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan model Student Facilitator And Explaining

pada pembelajaran matematika kelas VII SMP Negeri Suka Raya tahun pelajaran 2016/2017

secara signifikan tuntas?”. Berdasarkan analisis data pre-test dapat dilihat bahwa tidak ada

siswa yang mendapatkan nilai lebih dari 70 (tuntas), analisis tersebut dapat diamati melalui

rekapitulasi hasil pre-test yang berdasarkan perhitungan di (lampiran C) dan dapat

disimpulkan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri Suka Raya sebelum

penerapan model Student Facilitator And Explaining secara signifikan belum tuntas.

Setelah diberikan pre-test dan diketahui hasil belajar siswa pada materi operasi hitung

bilangan pecahan belum tuntas maka dapat dilanjutkan dengan menerapkan model Student

Facilitator And Explaining yang dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Sebelum proses

pembelajaran, terlebih dahulu peneliti mengiformasikan kepada siswa cara belajar yang akan

ditempuh dengan menggunakan model Student Facilitator And Explaining. Model ini adalah

suatu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mempresentasikan ide, pendapat atau gagasannya kepada rekan peserta lainnya. Model

Student Facilitator And Explaining dapat melatih siswa berbicara untuk menyampaikan ide

atau gagasan atau pendapatnya sendiri..

Pada awal pertemuan pertama yang dilakukan pada tanggal 27 Juli 2016, guru

memeriksa kesiapan siswa kemudian memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan

tentang pentingnya mempelajari materi operasi hitung penambahan dan pengurangan

pecahan. Selanjutnya menjelaskan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar

dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model Student

Facilitator And Explaining.

Pada pertemuan pertama siswa mengalami sedikit hambatan seperti masih ada siswa

tidak berani mengungkapkan pendapatnya dan masih malu-malu karena kurang percaya diri.

Tetapi hal itu tidak terjadi lama, hambatan yang terjadi pada pertemuan pertama tidak lagi

terjadi pada pertemuan-pertemuan berikutnya karena peneliti memberikan arahan kepada

siswa jika belum bisa memberikan pendapatnya maka dapat dibantu oleh siswa yang

lainnya. Kemudian siswa merasa tertarik dengan pembelajaran model Student Facilitator

And Explaining. Pada pertemuan hanya sedikit siswa yang dapat memberikan ide atau

Page 10: PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL JURNAL NELI.pdf · belajar maupun mengerjakan soal latihan. Hal inilah yang memungkinkan

10

1Mahasiswa

2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

pendapatnya dari peta konsep yang disiapkan oleh guru. Hal ini disebabkan masih banyak

siswa yang belum mengerti dan memahami materi pelajaran serta belum terbiasa dengan

penerapan model Student Facilitator And Explaining. Pada pertemuan ini dari 29 siswa yang

mengikuti pembelajaran hanya ada 7 siswa yang dapat mengemukan pendapat atau idenya

dalam pembelajaran di kelas.

Pada pertemuan kedua yang dilakukan pada tanggal 30 Juli 2016 terjadi peningkatan

dibandingkan dengan pertemuan pertama. Siswa lebih aktif dalam mengikuti

pembelajaran. Siswa dapat menyesuaikan dengan model pembelajaran Student Facilitator

And Explaining, siswa mulai senang dengan kegiatan mengkonstruksi pengetahuan dalam

bentuk memberi dan menerima, kemudian siswa mulai sadar dan aktif dalam

menjalankan cara-cara model pembelajaran tersebut untuk mengembangkan pengetahuan.

Pada pertemuan ini hanya sebagian siswa sudah berani mengemukakan pendapat dan idenya

tentang operasi hitung perkalian dan pembagian pecahan. Namun masih ada beberapa siswa

yang masih bingung dan tidak mengerti dalam memahami materi dan pembelajaran dengan

model Student Facilitator And Explaining. Pada pertemuan ini ada 13 siswa yang dapat

mengemukan pendapatnya dari total 29 siswa.

Pada pertemuan terakhir (pertemuan ketiga) yang dilakukan pada tanggal 01 Agustus

2016, semua siswa dapat menyampaikan pemahamannya mengenai materi diberikan guru

walaupun ada beberapa siswa yang masih belum maksimal aktivitasnya dalam pembelajaran

dikelas. Pada pertemuan ini siswa terlihat lebih semangat saat belajar, mereka saling

berinteraksi, saling membantu dalam hal pelajaran yang disajikan oleh guru sehingga

dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dilihat dari adanya 26 siswa yang dapat

mengemukan pendapat atau idenya dengan baik sedangkan 3 siswa lainnya sudah mulai berani

mengemukan pendapatnya walaupun masih malu-malu tetapi hasil ini sudah mengalami

perubahan bila dibandingkan pada pertemuan sebelumnya.

Selama proses pembelajaran dengan menggunakan model Student Facilitator And

Explaining, siswa-siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar. Melalui

penerapan model ini siswa dapat menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru karena

model ini menuntut siswa untuk selalu siap dalam menerima dan mengemukakan pendapatnya

tentang materi yang dipelajari melalui bagan atau peta konsep yang disiakan oleh guru. Hal

ini sesuai dengan keunggulan model Student Facilitator And Explaining yaitu melatih siswa

berbicara untuk menyampaikan ide atau gagasan atau pendapatnya sendiri.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa meningkat

walaupun dalam pelaksanaannya model pembelajaran Student Facilitator And Explaining

Page 11: PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL JURNAL NELI.pdf · belajar maupun mengerjakan soal latihan. Hal inilah yang memungkinkan

11

1Mahasiswa

2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

masih ada kendala yaitu masih siswa yang tidak percaya diri dalam menyampaikan ide atau

pendapatnya kepada teman-teman di kelasnya. Dari total 29 siswa yang ikut tes akhir (post-

test) ada 23 siswa yang tuntas (79,31%) dan 6 siswa (20,69%) yang belum mencapai kriteria

ketuntasan minimal sebesar 70. Selanjutnya hasil uji-t tes akhir menunjukkan thitung (2,51) >

ttabel (1,701) yang artinya bahwa rata-rata hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran

matematika dengan menggunakan model Student Facilitator And Explaining lebih dari 70.

Dengan demikian hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini dapat

diterima kebenarannya, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas

VII SMP Negeri Suka Raya tahun pelajaran 2016/2017 setelah penerapan model Student

Facilitator And Explaining secara signifikan tuntas. Sehingga dapat dinyatakan model Student

Facilitator And Explaining dapat dijadikan alternatif dalam meningkatkan hasil belajar

matematika.

E. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

matematika siswa kelas VII SMP Negeri Suka Raya tahun pelajaran 2016/2017 setelah

penerapan model Student Facilitator And Explaining secara signifikan tuntas. Rata-rata hasil

belajar matematika sebesar 74,14 dan persentase jumlah siswa yang tuntas mencapai 79,31%.

F. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Asrori. 2009. Model pembelajaran. Jakarta: Rineka Aditama

Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta:

Gava Media.

Djamarah dan Zain. 2010. Strategi Belajar - Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Irlinawati, Dewik. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator And Explaining

Pada Perkalian Bilangan Bulat. Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP PGRI

Sidoarjo. Vol. 1, No. 2, September 2013.

Nanang. H & Suhana, C. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama.

Sumiati dan Asra. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

Page 12: PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL JURNAL NELI.pdf · belajar maupun mengerjakan soal latihan. Hal inilah yang memungkinkan

12

1Mahasiswa

2 dan 3 Dosen Prodi Pendidikan Matematika

Suyatno. 2009. Menjelajahi Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: masmedia Buana Pustaka

Uno, Hamzah dan Mohamad. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi

Aksara.

Wiradnyana, I Gd A. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Student Facilitator And

Explaining Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas V.

Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD. Vol: 2 No: 1

Tahun 2014.