MELALUI METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …

13
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 155 MELALUI METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE) MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKN MATERI PEMILU DI INDONESIA SISWA KELAS VI MI MIFTAHUL HUDA PAKIS KECAMATAN DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh: Istikomah MI Miftahul Huda Pakis, Durenan, Trenggalek Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan prestasi belajar pada siswa Kelas VI Semester I MI Miftahul Huda Pakis Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek tahun 2014/2015 pada materi Pemilu Di Indonesia setelah kepala sekolah secara kolaboratif menerapkan model belajar Student Facilitator And Explaining (SFAE). Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilakukan di MI Miftahul Huda Pakis pada siswa Kelas VI Semester I bidang studi PKn materi pemilu di Indonesia tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 19 siswa. Pengumpulan data dilakukan menggunakan tes, observasi, angket dan catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus I menunjukkan prestasi yang “cukup baik” dengan persentase aktivitas 60,00% yang meningkat menjadi “sangat baik” pada siklus II menjadi 78,75%. Artinya siswa dapat belajar dengan baik setelah diterapkannya metode belajar Student Facilitator and Explaining (SFAE). Sedangkan untuk aktivitas guru pada siklus I menunjukkan prestasi yang “cukup baik” dengan persentase aktivitas 61,25% meningkat menjadi “sangat baik” pada siklus II dengan persentase aktivitas 80,00%. Artinya guru dapat menerapkan metode Student Facilitator and Explaining (SFAE) dengan baik pada pelajaran PKn di Kelas VI. Hal ini berdampak pada perkembangan prestasi belajar siswa yang menunjukkan perkembangan yang signifikan yaitu pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata siklus I sebesar 73,16 siklus II sebesar 84,74 dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 100%, hal ini menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa serta ketuntasan belajar siswa yang sangat baik. Kata kunci: student facilitator and explaining, PKn, Kelas VI Tugas kepala sekolah di tingkat Madrasah Ibtidaiyah bukan sekedar menjadi simbol pemimpin tetapi lebih dari itu, kepala sekolah harus dapat meningkatkan kemajuan pendidikan di lembaganya. Tugas kepala se- kolah akan menjadi tidak tepat jika hanya menghadiri rapat dinas yang dilakukan di tingkat UDPK atau sejenisnya. Kepala seko- lah harus dapat menjadi seorang adminis- trator, supervisor dan motivator bagi guru dan siswa, untuk itu kepala sekolah di MI Miftahul Huda Pakis pada minggu kedua melakukan kegiatan KKG Mini, selain supervisor kelas yang rutin dilakukan pada akhir bulan. Melalui kegiatan ini dijadikan bahan kepala sekolah untuk mengambil kebijakan. Dari hasil KKG mini yang dilaku- kan setiap minggu kedua diketahui bahwa siswa kelas VI mengalami kesulitan dalam pembelajaran PKn, sehingga prestasi belajar siswa menurun. Hasil pengamatan di lapangan juga ditemukan beberapa faktor yang mempenga- ruhinya, yaitu: banyaknya siswa yang pasif baik dalam bertanya maupun dalam menja- wab pertanyaan, model pembelajaran guru yang kurang sesuai dengan situasi dan kon-

Transcript of MELALUI METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …

Page 1: MELALUI METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …

JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 155

MELALUI METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

(SFAE) MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKN MATERI

PEMILU DI INDONESIA SISWA KELAS VI MI MIFTAHUL HUDA

PAKIS KECAMATAN DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK

SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh:

Istikomah

MI Miftahul Huda Pakis, Durenan, Trenggalek

Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan prestasi belajar pada siswa

Kelas VI Semester I MI Miftahul Huda Pakis Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek tahun

2014/2015 pada materi Pemilu Di Indonesia setelah kepala sekolah secara kolaboratif menerapkan

model belajar Student Facilitator And Explaining (SFAE). Jenis penelitian ini adalah penelitian

kualitatif dengan menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilakukan di MI

Miftahul Huda Pakis pada siswa Kelas VI Semester I bidang studi PKn materi pemilu di Indonesia

tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 19 siswa. Pengumpulan data dilakukan

menggunakan tes, observasi, angket dan catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

aktivitas belajar siswa pada siklus I menunjukkan prestasi yang “cukup baik” dengan persentase

aktivitas 60,00% yang meningkat menjadi “sangat baik” pada siklus II menjadi 78,75%. Artinya

siswa dapat belajar dengan baik setelah diterapkannya metode belajar Student Facilitator and

Explaining (SFAE). Sedangkan untuk aktivitas guru pada siklus I menunjukkan prestasi yang “cukup

baik” dengan persentase aktivitas 61,25% meningkat menjadi “sangat baik” pada siklus II dengan

persentase aktivitas 80,00%. Artinya guru dapat menerapkan metode Student Facilitator and

Explaining (SFAE) dengan baik pada pelajaran PKn di Kelas VI. Hal ini berdampak pada

perkembangan prestasi belajar siswa yang menunjukkan perkembangan yang signifikan yaitu pada

hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata siklus I sebesar 73,16 siklus II sebesar 84,74

dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 100%, hal ini menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa

serta ketuntasan belajar siswa yang sangat baik.

Kata kunci: student facilitator and explaining, PKn, Kelas VI

Tugas kepala sekolah di tingkat Madrasah

Ibtidaiyah bukan sekedar menjadi simbol

pemimpin tetapi lebih dari itu, kepala sekolah

harus dapat meningkatkan kemajuan

pendidikan di lembaganya. Tugas kepala se-

kolah akan menjadi tidak tepat jika hanya

menghadiri rapat dinas yang dilakukan di

tingkat UDPK atau sejenisnya. Kepala seko-

lah harus dapat menjadi seorang adminis-

trator, supervisor dan motivator bagi guru

dan siswa, untuk itu kepala sekolah di MI

Miftahul Huda Pakis pada minggu kedua

melakukan kegiatan KKG Mini, selain

supervisor kelas yang rutin dilakukan pada

akhir bulan. Melalui kegiatan ini dijadikan

bahan kepala sekolah untuk mengambil

kebijakan. Dari hasil KKG mini yang dilaku-

kan setiap minggu kedua diketahui bahwa

siswa kelas VI mengalami kesulitan dalam

pembelajaran PKn, sehingga prestasi belajar

siswa menurun.

Hasil pengamatan di lapangan juga

ditemukan beberapa faktor yang mempenga-

ruhinya, yaitu: banyaknya siswa yang pasif

baik dalam bertanya maupun dalam menja-

wab pertanyaan, model pembelajaran guru

yang kurang sesuai dengan situasi dan kon-

Page 2: MELALUI METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …

156 Istikomah, Melalui Metode Student Facilitator and Explaining (SFAE)...

disi siswa, dan tidak adanya penilaian terha-

dap tugas. Selanjutnya dari hasil wawancara

menunjukkan bahwa siswa Kelas VI MI

Miftahul Huda Pakis pada umumnya meng-

anggap matapelajaran PKn itu membosankan

karena penuh dengan bacaan dan peristiwa-

peristiwa yang terjadi pada masa lampau.

Selain itu, siswa menganggap matapelajaran

PKn adalah pelajaran yang tidak penting,

sehingga menjadikan siswa pasif dalam

pembelajaran dan hasil belajarnya kurang

baik. (Prasodjo, 2003).

Dengan demikian, upaya yang dapat

mengatasai permasalah tersebut salah

satunya dengan memvariasikan model

pembelajaran yaitu menggunakan model

pembelajaran Student Facilitator and Ex-

plaining (SFAE). Model pembelajaran Stu-

dent Facilitator and Explaining (SFAE)

merupakan salah satu dari tipe model

pembelajaran kooperatif. Di dalam kelas

kooperatif siswa belajar bersama dalam

kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari

4-6 orang siswa yang sederajat tetapi

heterogen, kemampuan, jenis kelamin, su-

ku/ras, dan satu sama lain saling

membantu. Model Student Facilitator and

Explaining (SFAE) memberikan kesempat-

an kepada siswa atau peserta untuk mem-

presentasikan ide atau pendapat pada rekan

peserta lainnya. Selain itu, siswa diajak

untuk dapat menjelaskan kepada siswa lain

dengan mengeluarkan ide-ide yang ada

dipikirannya sehingga dapat lebih

memahami materi tersebut. Model pem-

belajaran ini digunakan oleh pendidik

dengan maksud meminta peserta didik un-

tuk berperan menjadi narasumber terhadap

temannya di kelas. Dengan demikian, pe-

neliti tertarik menggunakan model pem-

belajaran Student Facilitator and Explain-

ing (SFAE) dalam proses pembelajaran

PKn dengan pertimbangan model pembe-

lajaran Student Facilitator and Explaining

(SFAE) efektif untuk melatih siswa ber-

bicara menyampaikan ide/gagasan atau

pendapatnya sendiri. Model ini merupakan

model yang mudah, guna memperoleh

keaktifan kelas secara keseluruhan dan

tanggungjawab secara individu. Model ini

memberikan kesempatan kepada setiap sis-

wa untuk bertindak sebagai seorang “pe-

ngajar/penjelas materi dan seorang yang

memfasilitasi proses pembelajaran”

terhadap siswa lain. Dengan model ini, sis-

wa yang selama ini tidak mau terlibat akan

ikut serta dalam pembelajaran secara aktif.

(Usman, 2000).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis

penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

dilakukan di MI Miftahul Huda Pakis pada

siswa Kelas VI Semester I bidang studi PKn

materi Pemilu di Indonesia tahun pelajaran

2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 19

siswa. Lokasi penelitian adalah di MI

Miftahul Huda Pakis. Pengumpulan data

dilakukan menggunakan tes, observasi, ang-

ket, dan catatan lapangan. Desain penelitian

yang digunakan terdiri dari 2 siklus, tiap

siklus meliputi: planning (perencanaan), ac-

tion (pelaksanaan), observation (pengamat-

an) dan reflection (refleksi). Tiap siklus

dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang

ingin dicapai. Permasalahan yang belum da-

pat dipecahkan dalam siklus pertama

direfleksikan bersama tim peneliti dalam

suatu pertemuan kolaborasi, untuk mencari

penyebabnya, selanjutnya peneliti meren-

canakan berbagai langkah perbaikan untuk

diterapkan dalam siklus II. Teknik analisis

data yang digunakan adalah analisis data

Page 3: MELALUI METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …

JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 157

kualitatif yang bersifat linear (mengalir)

maupun bersifat sirkuler.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Siklus Pertama

Refleksi Awal

Kegiatan KKG Mini rutin dilaksana-

kan pada minggu ke-2, tanggal 14 September

2014. KKG Mini dilaksanakan dengan tujuan

untuk menghimpun permasalahan dan

kemajuan pendidikan di madrasah. Salah

satu masukan yang menjadi perhatian

peneliti sebagai kepala sekolah adalah

adanya penurunan mionat dan prestasi

belajar PKn di kelas VI. Padahal kelas VI

sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan

pendidikan di madrasah.

Selanjutnya peneliti melakukan ke-

giatan pra tindakan yang dimulai pada tang-

gal 18 September 2014. Hasil observasi yang

dilakukan oleh peneliti dan hasil kajian studi

dokumentasi pembelajaran guru Kelas VI

dan buku hasil analisis evaluasi pembelajaran

guru Kelas VI diketahui bahwa prestasi

belajar siswa pada mata pelajaran PKn

khususnya materi Pemilu Di Indonesia

sangat rendah. Dari hasil obeservasi ini se-

perti yang tercantum dalam catatan penelitian

pada lampiran 1 diduga bahwa penyebab

utama rendahnya prestasi belajar siswa

adalah penerapan metode pembelajaran yang

tidak tepat, sehingga tidak mampu

meningkatkan minat aktivitas belajar siswa.

Planning (Perencanaan)

Persiapan yang perlu dilakukan sebe-

lum pelaksanaan tindakan ini adalah: (a)

Menyusun rencana pembelajaran dengan

menggunakan metode Student Facilitator

and Explaining (SFAE); (b) Menyusun pe-

tunjuk kegiatan siswa; (c) Melaksanakan

kegiatan penelitian; dan (d) Penilaian hasil

kegiatan penelitian

Action (Pelaksanaan)

Dalam kegiatan proses pembelajaran

ini guru dan siswa melaksanakan kegiatan

dengan langkah-langkah sebagai berikut.

Pertemuan 1

1) Peneliti selaku kepala sekolah bersama

guru Kelas VI bapak Khozinuddin, S.Pd,

memasuki ruang Kelas VI.

2) Sebelum memulai pelajaran guru dan

siswa terlebih dahulu berdoa

3) Selanjutnya guru bersama siswa menya-

nyikan lagu Garuda Pancasila.

4) Pada awal pembelajaran guru memotivasi

siswa bahwasannya tanpa disadari oleh

siswa, jiwa dan semangat seorang guru

sudah ada pada diri siswa.

5) Guru mengajak siswa untuk berperan

sebagai guru melalui kegiatan narasumber

untuk teman sebaya.

6) Guru menyampaikan kompentenasi dan

tujuan yang dicapai oleh siswa

7) Guru menyampaikan materi pembelajaran

8) Guru selanjutnya membuka amplop kecil

berwarna putih. Dalam amplop terdapat

beberapa permasalahan yang harus dipe-

cahkan oleh siswa.

9) Untuk memudahkan kegiatan pembela-

jaran guru meminta siswa untuk berkum-

pul sesuai dengan kelompok masing-ma-

sing. Masing-masing amplop berisi per-

masalahan sebagai berikut:

Amati gambar berikut!

a) Apa yang dapat kamu amati dari

gambar diatas?

Page 4: MELALUI METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …

158 Istikomah, Melalui Metode Student Facilitator and Explaining (SFAE)...

b) Buatlah 5 pertanyaan yang

berhubungan dengan gambar diatas?

c) Apakah yang dimaksud dengan

demokratis?

d) Apa tujuan diadakan pemilu di

Indonesia?

e) Jelaskan azas yang digunakan dalam

pemilu?

10) Pada saat yang bersamaan Ibu Sulatmi

selaku pengamat dalam penelitian mela-

kukan kegiatan pengamatan baik untuk

aktivitas guru atau siswa.

11) Siswa telah selesai melakukan kegiatan

diskusi, kemudian selanjutnya perwakilan

kelompok mengambil kartu di depan kelas

secara acak. Bagi kelompok yang

mendapat gambar bintang mendapat gilir-

an pertama untuk menjadi narasumber,

sedangkan kelompok yang lain menggali

informasi sebanyak-banyaknya atas hasill

temuan pada LKS 1. Pada saat narasumber

mengalami kesulitan saat menjawab

pertanyaan atau sanggahan dari kelompok

lain, bisa mengatakan “lewat”.

12) Kegiatan diskusi klasikal telah selesai

dilakukan. Ada beberapa pertanyaan yang

belum berhasil dijawab oleh kelompok

yang menjadi fasilitator and explaining,

untuk itu guru perlu memberikan

penguatan dan jawaban pada siswa.

13) Untuk megetahui daya serap siswa pada

materi yang disampaikan guru memberi-

kan tugas individu.

14) Pembelajaran berakhir. Guru menginfor-

masikan kepada siswa bahwa pekerjaan

rumah akan dibahas pada pertemuan

berikutnya.

Pertemuan 2

1) Peneliti bersama guru Kelas VI memasuki

ruang Kelas VI.

2) Sebelum memulai pelajaran guru dan

siswa terlebih dahulu

3) Pada awal pembelajaran guru memotivasi

siswa bahwasannya tanpa disadari oleh

siswa, jiwa dan semangat seorang guru

sudah ada pada diri siswa.

4) Guru mengajak siswa untuk berperan

sebagai guru melalui kegiatan narasumber

untuk teman sebaya.

5) Guru menyampaikan kompentenasi dan

tujuan yang dicapai oleh siswa

6) Guru menyampaikan materi pembelajaran

7) Guru selanjutnya membuka amplop kecil

berwarna putih. Dalam amplop terdapat

beberapa permasalahan yang harus

dipecahkan oleh siswa.

8) Untuk memudahkan kegiatan pembelajar-

an guru meminta siswa untuk berkumpul

sesuai dengan kelompok masing-masing.

Kelompok yang terbentuk sesuai dengan

format pembentukan kelompok pada

lampiran 4. Masing-masing amplop berisi

permasalahan sebagai berikut:

a) Sebutkan tahun-tahun pemilihan

umum di Indonesia!

b) Sebtukan tiga tahapan dalam pemilu

tahun 2004!

c) Sebutkan persyaratan calon presiden

dan wakil presiden!

d) Sebutkan daftar presiden RI!

e) Sebutkan tugas dan wewenang KPU

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden!

9) Pada saat yang bersamaan Ibu Sulatmi

selaku pengamat dalam penelitian

melakukan kegiatan pengamatan baik

untuk aktivitas guru atau siswa.

10) Siswa selesai melakukan kegiatan diskusi,

kemudian selanjutnya perwakilan

kelompok mengambil kartu di depan kelas

secara acak. Bagi kelompok yang

mendapat gambar bintang mendapat gilir-

an pertama untuk menjadi nara sumber,

sedangkan kelompok yang lain menggali

informasi sebanyak-banyaknya atas hasil

Page 5: MELALUI METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …

JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 159

temuan pada LKS 2. Pada saat narasumber

mengalami kesulitan saat menjawab

pertanyaan atau sanggahan dari keompok

lain, bisa mengatakan “lewat”.

11) Kegiatan diskusi klasikal telah selesai

dilakukan. Ada beberapa pertanyaan yang

belum berhasil dijawab oleh kelompok

yang menjadi fasilitator and explaining.

Untuk itu guru perlu memberikan

penguatan dan jawaban pada siswa.

12) Untuk megetahui daya serap siswa pada

materi yang disampaikan guru memberi-

kan tugas individu.

13) Pembelajaran berakhir. Guru menginfor-

masikan kepada siswa bahwa pada

pertemuan berikutnya akan diadakan uji

kompetensi.

Observation (Pengamatan)

Berdasarkan observasi di Kelas VI

dapat direkam hal-hal sebagai berikut: (a)

Bagi Kelas VI MI Miftahul Huda Pakis

Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek,

siswa-siswa tampak lebih siap untuk meng-

ikuti pelajaran, perhatian siswa terhadap

pelajaran meningkat. Indikator observasi

adalah kebanyakan siswa aktif dalam menya-

jikan tugas kelompok, cukup banyak yang

mengacungkan tangan tetapi frekuensi siswa

untuk bertanya masih kurang, sudah banyak

siswa yang mampu mengerjakan tugas tepat

waktu, akan tetapi siswa masih sulit

berkomunkasi dengan bahasa yang mudah

dipahami oleh teman sebaya. Dari aktivitas

belajar yang diberikan oleh siswa diperoleh

persentase rata-rata sebesar 60,00% dan

termasuk dalam kategori aktivitas “cukup

baik”; (b) Dari segi guru dapat diberikan

hasil sebagai berikut: (1) Guru lebih mudah

dalam menyampaikan materi karena guru

tidak terlalu banyak menerangkan konsep.

Dalam hal ini guru hanya memberikan

penjelasan hal-hal yang pokok; (2) Materi

yang disampaikan sesuai dengan sasaran

yang diinginkan; (3) Guru lebih mudah

dalam mengarahkan proses belajar mengajar;

(4) Akan tetapi guru masih sulit menjadi

fasilitator dan motivator secara merata,

karena guru dalam penguasaan metode

pembelajaran belum optimal, sehingga waktu

yang dipergunakan dalam menerapkan

metode ini tidak sesuai dengan alokasi waktu

yang disediakan. Dari aktivitas guru ini

memperoleh rata-rata aktivitas sebesar

61,25% dan termasuk dalam kriteria “cukup

baik“.

Secara umum, hasil dari observasi

dan catatan peneliti selama kegiatan

penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa

penerapan model belajar Student Facilitator

And Explaining (SFAE) berdampak positif

terhadap peningkatan prestasi belajar siswa

Kelas VI Semester I MI Miftahul Huda Pakis

Kecamatan Durenan pada bidang studi PKn

materi Pemilu Di Indonesia. Gambaran

perkembangan prestasi belajar siswa disaji-

kan dalam Tabel 1.

Tabel 1 Nilai Hasil Ulangan Siswa Setelah Diberi

Tindakan Perbaikan Pembelajaran pada Siklus I

No

Nama Siswa Nilai Ketuntasan

T TT 1 Fauzan Maskur 70 T 2 Ahmad Fajar Fahlavi 100 T 3 Ahmad Minhajul Gowin 70 T 4 Ainina Elok

Prasetyowati 70 T

5 Aringga Wahyu Fitratama

60 TT

6 Dicky Restu Priansyah 70 T 7 Engga Habibur

Rohman 70 T

8 Fajar Ahmad Mubarok 100 T 9 Kusnia Fitriani 80 T

10 Litazyida Aula Putrid 70 T 11 M. Agung Badrus

Sholeh 60 TT

12 M. Fany Muzakky 60 TT 13 M. Khasan 60 TT 14 M. Khusen 100 T 15 M. Reyhan 70 T 16 M. Reza 80 T 17 M. Sholeh Ibrahim 70 T

Page 6: MELALUI METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …

160 Istikomah, Melalui Metode Student Facilitator and Explaining (SFAE)...

18 Selvi Tri Hidayanti 60 TT 19 Zakya Jihan Nabila 70 T

Jumlah 1390 14 5 %Rata-Rata 73.16 73.68 26.32

(Sumber: Data Diolah Dari Nilai Evaluasi 1)

Refleksi

Dari hasil observasi ditemukan kele-

mahan-kelemahan sebagai berikut: (a) Guru

kurang dalam memotivasi siswa; (b) Tek-

nik bertanya yang disampaikan oleh guru

masih kurang baik,sehingga kemampuan

siswa untuk menjawab pertanyaan yang si-

fatnya memprediksi, mengobservasi mau-

pun menjelaskan suatu fenomena masih

sangat rendah; dan (c) Dalam forum dis-

kusi masih sedikit siswa yang terlibat aktif.

Dengan adanya kendala pembelajar-

an yang muncul pada siklus I, maka prestasi

belajar yang dicapai siswa tidak maksimal,

yaitu hanya mencapai ketuntasan belajar

sebesar 73,68% masih jauh dari ketuntasan

belajar yang diharapkan sebesar 85,00%.

Untuk masih diperlukan tindakan perbaikan

pembelajaran pada siklus selanjutnya.

Siklus Kedua

Planning (Perencanaan)

Pada siklus kedua ini perencanaannya

secara garis besar sama dengan siklus satu,

yang beda adalah pada materi kegiatan yang

membahas tentang pemilu di Indonesia.

Selain itu berdasarkan pada temuan siklus I,

maka langkah perencanaannya perlu

tambahan yang meliputi: (a) Memperbaiki

teknik bertanya pada guru; (b) Mengurangi

dominasi guru; (c) Memotivasi siswa agar

aktif dalam kegiatan diskusi.

Action (Pelaksanaan)

Pada siklus II pelaksanaan tindakan-

nya secara garis besar sama dengan siklus I

dengan adanya perbaikan mengurangi domi-

nasi guru, memperbaiki teknik bertanya dan

memotivasi siswa agar lebih aktif dalam

kegiatan diskusi.

Pertemuan 1

1) Peneliti bersama guru Kelas VI memasuki

ruang Kelas VI.

2) Sebelum memulai pelajaran guru dan

siswa berdoa terlebih dahulu

3) Selanjutnya guru bersama siswa menya-

nyikan lagu Indonesia Raya

4) Pada awal pembelajaran guru memotivasi

siswa bahwasannya tanpa disadari oleh

siswa, jiwa dan semangat seorang guru

sudah ada pada diri siswa.

5) Guru mengajak siswa untuk berperan

sebagai guru melalui kegiatan narasumber

untuk teman sebaya.

6) Guru menyampaikan kompentenasi dan

tujuan yang dicapai oleh siswa

7) Guru menyampaikan materi pembelajaran

8) Guru selanjutnya membuka amplop kecil

berwarna putih. Dalam amplop terdapat

beberapa permasalahan yang harus dipe-

cahkan oleh siswa.

9) Untuk memudahkan kegiatan pembela-

jaran guru meminta siswa untuk berkum-

pul sesuai dengan kelompok masing-

masing. Kelompok yang terbentuk sesuai

dengan format pembentukan kelompok

pada lampiran 4. Masing-masing amplop

berisi permasalahan sebagai berikut:

a) Sebutkan tugas dan wewenang KPU

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden!

b) Apa saja larangan-larangan pada

pelaksanaan kampanye?

10) Pada saat yang bersamaan Ibu Sulatmi

selaku pengamat dalam penelitian mela-

kukan kegiatan pengamatan baik untuk

aktivitas guru atau siswa.

11) Siswa telah selesai melakukan kegiatan

diskusi, kemudian selanjutnya perwakilan

kelompok mengambil kartu di depan kelas

secara acak. Bagi kelompok yang

mendapat gambar bintang mendapat

Page 7: MELALUI METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …

JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 161

giliran pertama untuk menjadi narasum-

ber, sedangkan kelompok yang lain meng-

gali informasi sebanyak-banyaknya atas

haisl temuan pada LKS 1. Pada saat

narasumber mengalami kesulitan saat

menjawab pertanyaan atau sanggahan dari

keompok lain, bisa mengatakan “lewat”.

12) Kegiatan diskusi klasikal telah selesai

dilakukan. Ada beberapa pertanyaan yang

belum berhasil dijawab oleh kelompok

yang menjadi fasilitator and explaining.

Untuk itu guru perlu memberikan

penguatan dan jawaban pada siswa

13) Untuk megetahui daya serap siswa pada

materi yang disampaikan guru memberi-

kan tugas individu

14) Pembelajaran berakhir. Guru menginfor-

masikan kepada siswa bahwa pekerjaan

rumah akan dibahas pada peretamuan

berikutnya.

Pertemuan 2

1) Peneliti bersama guru Kelas VI memasuki

ruang Kelas VI.

2) Sebelum memulai pelajaran guru dan

siswa berdoa terlebih dahulu.

3) Pada awal pembelajaran guru memotivasi

siswa bahwasannya tanpa disadari oleh

siswa, jiwa dan semangat seorang guru

sudah ada pada diri siswa.

4) Guru mengajak siswa untuk berperan

sebagai guru melalui kegiatan narasumber

untuk teman sebaya.

5) Guru menyampaikan kompentenasi dan

tujuan yang dicapai oleh siswa

6) Guru menyampaikan materi pembelajaran

7) Guru selanjutnya membuka amplop kecil

berwarna putih. Dalam amplop terdapat

beberapa permasalahan yang harus dipe-

cahkan oleh siswa.

8) Untuk memudahkan kegiatan pembelajar-

an guru meminta siswa untuk berkumpul

sesuai dengan kelompok masing-masing.

Kelompok yang terbentuk sesuai dengan

format pembentukan kelompok pada

lampiran 4. Masing-masing amplop berisi

permasalahan sebagai berikut:

a) Sebutkan aturan-aturan dalam pemi-

lihan Kepala Daerah!

b) Sebutkan aturan Peraturan Pemerintah

(PP) yang berhubungan dengan pemi-

lu!

9) Pada saat yang bersamaan Ibu Sulatmi

selaku pengamat dalam penelitian mela-

kukan kegiatan pengamatan baik untuk

aktivitas guru atau siswa.

10) Siswa telah selesai melakukan kegiatan

diskusi, kemudian selanjutnya perwakilan

kelompok mengambil kartu di depan kelas

secara acak. Bagi kelompok yang

mendapat gambar bintang mendapat gilir-

an pertama untuk menjadi nara sumber,

sedangkan kelompok yang lain menggali

informasi sebanyak-banyaknya atas hasil

temuan pada LKS 4. Pada saat narasumber

mengalami kesulitan saat menjawab

pertanyaan atau sanggahan dari keompok

lain, bisa mengatakan “lewat”.

11) Kegiatan diskusi klasikal telah selesai

dilakukan. Ada beberapa pertanyaan yang

belum berhasil dijawab oleh kelompok

yang menjadi fasilitator and explaining.

Untuk itu guru perlu memberikan

penguatan dan jawaban pada siswa

12) Untuk megetahui daya serap siswa pada

materi yang disampaikan guru memberi-

kan tugas individu

13) Pembelajaran berakhir. Guru menginfor-

masikan kepada siswa bahwa pada perte-

muan berikutnya akan diadakan uji

kompetensi.

Observasi (Pengamatan)

Berdasarkan observasi di Kelas VI

dapat direkam hal-hal sebagai berikut: (a)

Pada siklus II aktivitas siswa menunjukkan

Page 8: MELALUI METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …

162 Istikomah, Melalui Metode Student Facilitator and Explaining (SFAE)...

perubahan yang cukup berarti. Siswa sudah

tidak canggung lagi saat mempresentasikan

hasil diskusi kelompoknya. Frekuensi per-

tanyaan siswa merata tidaklagi didominasi

oleh kelompok tertentu. Komunikasi antar

siswa sudah berjalan secara aktif dan

komunikatif sehingga interaksi belajar siswa

mampu mendorong aktivitas belajar yang

aktif dan konsdusif. Dari aktivitas belajar

yang diberikan oleh siswa diperoleh persen-

tase rata-rata sebesar 78,75% dan termasuk

dalam kategori aktivitas “baik”; dan (b) Dari

segi guru diperoleh hasil bahwa guru mampu

menerapkan metode pembelajaran yang

dirancang oleh peneliti. Dari aktivitas guru

ini diperoleh rata-rata aktivitas sebesar

80,00% dan termasuk dalam kriteria “baik“.

Secara umum, hasil dari observasi

dan catatan peneliti selama kegiatan pene-

litian berlangsung, menunjukkan bahwa

penerapan model belajar Student Facilitator

And Explaining (SFAE) berdampak positif

terhadap peningkatan prestasi belajar siswa

Kelas VI Semester I MI Miftahul Huda Pakis

Kecamatan Durenan pada bidang studi PKn

materi Pemilu Di Indonesia. Untuk

memperoleh gambaran perkembangan pres-

tasi belajar siswa peneliti tampilkan tabulasi

data berikut ini.

Tabel 2 Nilai Hasil Ulangan Siswa Setelah Diberi

Tindakan perbaikan Pembelajaran pada Siklus II

No Nama Siswa Nilai Ketuntasa

n T TT

1 Fauzan Maskur 100 T 2 Ahmad Fajar Fahlavi 100 T 3 Ahmad Minhajul Gowin 70 T 4 Ainina Elok Prasetyowati 80 T 5 Aringga Wahyu Fitratama 70 T 6 Dicky Restu Priansyah 80 T 7 Engga Habibur Rohman 80 T 8 Fajar Ahmad Mubarok 70 T 9 Kusnia Fitriani 90 T 10 Litazyida Aula Putrid 100 T 11 M. Agung Badrus Sholeh 100 T 12 M. Fany Muzakky 80 T

No Nama Siswa Nilai Ketuntasa

n T TT

13 M. Khasan 70 T 14 M. Khusen 100 T 15 M. Reyhan 80 T 16 M. Reza 100 T 17 M. Sholeh Ibrahim 80 T 18 Selvi Tri Hidayanti 80 T 19 Zakya Jihan Nabila 80 T

Jumlah 1610 19 0

%Rata-Rata 84.7

4 100.0 0.00

(Sumber: Data Diolah Dari Evaluasi 2)

Refleksi

Dari hasil observasi sudah ditemukan

adanya beberapa peningkatan, yaitu: (a)

Teknik bertanya kepada guru meningkat

lebih baik; (b) Motivasi siswa dalam dis-

kusi meningkat; dan (c) Dominasi guru da-

lam pembelajaran berkurang. Dengan

demikian, maka kendala yang muncul pada

siklus I dapat teratasi secara baik pada

siklus II. Hal ini berpengaruh pada per-

kembangan prestasi belajar siswa yang

mampu mencapai ketuntasan belajar yang

telah direncanakan oleh peneliti sebesar

100,00%, sehingga penelitian ini berkahir

pada siklus II

Penerapan Metode Belajar Student Facili-

tator and Explaining (SFAE) pada Mata

Pelajaran PKn

Dalam menerapkan metode belajar

kooperatif model SFAE, peneliti membagi

siswa Kelas VI yang berjumlah 19 siswa

menjadi 6 kelompok. Pembagian kelompok

berdasarkan hasil ulangan harian siswa.

Pada siklus I, untuk memotivasi siswa

guru meminta salah satu siswa untuk me-

mimpin rekan yang lain menyanyikan lagu

“Pemilihan Umum”. Kemudian guru mem-

berikan penjelasan mengenai materi yang a-

kan dipelajari. Guru membagikan lembar

kerja siswa untuk didiskusikan bersama

Page 9: MELALUI METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …

JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 163

kelompoknya.

Tabel 3 Perkembangan Aktivitas Guru dalam Menerapkan Metode SFAE

No. Aspek Penilaian Siklus I

Jumlah

Siklus II Jumlah

P1 P2 P1 P2 1 Memberitahukan SK, KD dan Indikator 2 2 4 3 3 6 2 Apersepsi & motivasi 3 3 6 2 4 6 3 Penyajian sesuai dengan urutan materi 2 3 5 3 3 6 4 Penguasaan terhadap materi pembelajaran 2 3 5 3 3 6 5 Menggunakan metode diskusi 2 2 4 4 2 6 6 Memberikan bimbingan kepada siswa sebagai fasilitator 2 2 4 3 4 7 7 Memberikan perhatian yang sama kepada semua siswa 2 2 4 3 3 6 8 Kemampuan menumbuhkan suasana belajar yang aktif, nyaman dan

menyenangkan 3 3 6 3 4 7

9 Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu 3 3 6 4 4 8 10 Bersama dengan siswa merefleksikan kegiatan belajar 2 3 5 3 3 6

Jumlah 49 64 Rata-Rata 61.25 80

Tabel 4 Perkembangan Aktivitas Guru dalam Menerapkan Metode SFAE

No Aktivitas Siklus I

Jumlah Siklus II

Jumlah P1 P2 P1 P2

1 LKS dan modul 2 2 4 3 3 6 2 Mengikuti kegiatan belajar dengan tertib 3 3 6 2 3 5 3 Aktif dalam kegiatan belajar 2 2 4 3 3 6 4 Mencatat / merangkum materi yang disampaikan 2 3 5 3 3 6 5 Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru 2 2 4 4 2 6 6 Berbicara dengan sopan dan menggunakan kata- kata yang baik 2 2 4 3 4 7 7 Mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru 2 2 4 3 3 6 8 Aktif dalam kegiatan diskusi kelompok 3 3 6 3 4 7 9 Menggunakan pakaian / seragam bersih dan rapi 3 3 6 4 4 8

10 Mengerjakan PR 2 3 5 3 3 6 Jumlah 48 63

Rata-Rata 60 78.75

Dalam kegiatan diskusi ini guru

menempatkan diri sebagai mediator dan fa-

silitator pembelajaran. Guru berusaha me-

rangsang komunikasi antar siswa dalam

kelompok dengan memberikan pertanyaan

kepada masing-masing anggota kelompok

sesuai dengan soal pada lembar kerja, se-

hingga semua siswa termotivasi untuk mem-

berikan ide atau gagasannya. Selanjutnya

guru meminta kelompok diskusi untuk mem-

presentasikan hasil diskusinya di depan

kelas. Kelompok yang mempresentasikan

hasil diskusinya dipilih secara undian.

Kelompok yang tidak terpilih memberikan

tanggapan. Peneliti selaku observer melaku-

kan pengamatan pada terhadap jalannya

pembelajaran. Pada akhir pembelajaran guru

memberikan reward berupa pujian dan koin

kepada siswa yang aktif.

Pada siklus II peran guru banyak

sebagai fasilitator, siswa tampal lebih antu-

sias dalam mengikuti pembelajaran. Pem-

berian reward berupa koin dan lagu yang

dinyanyikan dalam pembelajaran mampu

memotivasi siswa untuk selalu aktif dalam

kegiatan pembelajaran di kelas.

Dari tabel di atas dengan diterapkan-

nya metode belajar kooperatif model SFAE

Page 10: MELALUI METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …

164 Istikomah, Melalui Metode Student Facilitator and Explaining (SFAE)...

mampu menghidupkan aktivitas belajar sis-

wa Kelas VI MI Miftahul Huda Pakis pada

mata pelajaran PKn. Hal ini dapat dilihat dari

hasil obervasi yang dilakukan oleh peneliti

yang menunjukkan peningkatan yang

signifikan yaitu persentase aktivitas guru

pada siklus I mencapai 61,25% termasuk

dalam kriteria “cukup baik” meningkat

menjadi 80,00% termasuk dalam kriteria

“sangat baik”. Hal ini membuktikan bahwa

langkah-langkah yang telah direncanakan

oleh peneliti mampu diterima dan

dilaksanakan dengan baik oleh guru Kelas

VI. Dengan meningkatkan aktivitas guru

tentu berimbas pada peningkatan aktivitas

belajar siswa yaitu pada siklus I persentase

aktivitas siswa mencapai 60,00% dalam

kriteria “cukup baik” meningkat menjadi

78,75% dalam kriteria “baik”. Hal ini

membuktikan siswa mau dan mampu mene-

rapkan metode belajar yang diterapkan oleh

guru dengan baik, untuk melihat perkem-

bangan aktivitas belajar siswa tiap siklus

dapat disajikan dalam Gambar 1.

(Sumber: Data Diolah Dari Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa)

Gambar 1 Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa

Tabel 5 Perkembangan Prestasi belajar Siswa

No Nama Siswa Nilai Ketuntasan %

Nilai Ketuntasan %

T TT T TT 1 Fauzan Maskur 70 T 100 T 2 Ahmad Fajar Fahlavi 100 T 100 T 3 Ahmad Minhajul Gowin 70 T 70 T 4 Ainina Elok Prasetyowati 70 T 80 T 5 Aringga Wahyu Fitratama 60 TT 70 T 6 Dicky Restu Priansyah 70 T 80 T 7 Engga Habibur Rohman 70 T 80 T 8 Fajar Ahmad Mubarok 100 T 70 T 9 Kusnia Fitriani 80 T 90 T

10 Litazyida Aula Putrid 70 T 100 T 11 M. Agung Badrus Sholeh 60 TT 100 T 12 M. Fany Muzakky 60 TT 80 T 13 M. Khasan 60 TT 70 T 14 M. Khusen 100 T 100 T 15 M. Reyhan 70 T 80 T 16 M. Reza 80 T 100 T 17 M. Sholeh Ibrahim 70 T 80 T 18 Selvi Tri Hidayanti 60 TT 80 T 19 Zakya Jihan Nabila 70 T 80 T

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

Siklus I Siklus II

61.25

80.00

60.00

78.75

Aktivitas Guru

Aktivitas Siswa

Page 11: MELALUI METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …

JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 165

Jumlah 1390 14 5 1610 19 0 %Rata-Rata 73.16 73.68 26.32 84.74 100.00 0.00

Dari data pada Tabel 5 diperoleh nilai

rata-rata siklus I sebesar 73,16; siklus II

sebesar 84,74 dengan ketuntasan belajar

siswa sebesar 100% pada akhir siklus II.

Dengan melihat hasil yang terus naik pada

tiap siklus maka penelitian ini dapat

dikatakan berhasil dengan baik. Peningkatan

hasil prestasi belajar siswa tiap siklus dapat

digambarkan dalam Gambar 2. Pada akhir

siklus II, peneliti melalui guru Kelas VI

menyebarkan angket yang berisi 10 butir

pernyaataan untuk mengetahui respon siswa

setelah diterapkannya metode belajar ko-

operatif model Student Facilitator and

Explaining (SFAE). Dari hasil rekapitulasi

respon siswa diketahui bahwa siswa

merespon sangat positif penerapan metode

pembelajaran yang dirancang oleh peneliti,

dengan hasil respon 95,53% dapat dilihat

pada Tabel 6.

(Sumber: Data Diolah Dari Hasil Evaluasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II)

Gambar 2 Perkembangan Prestasi Belajar Siswa

Tabel 6 Hasil Respon Siswa

No Indikator Frekuensi Skor Rata-

rata NA

A B C A B C 1 Apakah kamu merasa metode pembelajaran yang diterapkan guru

sesuai dengan keinginanmu? 17 1 1 34 1 0 35 1.84

2 Apakah kamu merasa mudah belajar IPSsetelah guru menerapkan metode ini?

17 1 1 34 1 0 35 1.84

3 Apakah kamu lebih mudah bekerjasama dengan kelompokmu dengan diterapkannya metode ini?

18 1 0 36 1 0 37 1.95

4 Apakah metode pembelajaran ini mampu meningkatkan motivasi belajarmu?

17 1 1 34 1 0 35 1.84

5 Apakah metode belajar ini mampu melatih kamu untuk berkomunikasi dengan temanmu?

19 0 0 38 0 0 38 2.00

6 Apakan metode belajar ini mampu menumbuhkan keingintahuan kamu pada materi yang diajarkan oleh guru?

18 0 1 36 0 0 36 1.89

7 Apakah kamu merasa tertantang untuk mengembangkan wawasan kamu setelah diterapkannya metode ini?

19 0 0 38 0 0 38 2.00

8 Apakah metode belajar ini mampu meningkatkan rasa tanggung jawab kamu pada diri sendiri dan kelompok belajarmu?

18 0 1 36 0 0 36 1.89

9 Apakah metode belajar ini mampu meningkatkan prestasi belajarmu?

19 0 0 38 0 0 38 2.00

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

Seb.Siklus

Siklus I Siklus II

59.47

73.1684.74

36.84

73.68

100.00

Prestasi Belajar

Ketuntasan

Page 12: MELALUI METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …

166 Istikomah, Melalui Metode Student Facilitator and Explaining (SFAE)...

10 Apakah metode belajar ini mampu menumbuhkan keberanian kamu untuk bertanya/mengeluarkan gagasan?

17 1 1 34 1 0 35 1.84

Jumlah 19.11 Rata-rata 95.53

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1)

Dengan pembentukan kelompok secara he-

terogen menumbuhkan rasa tanggung jawab

dan kebersamaan dalam menyelesaikan se-

tiap tugas yang diberikan oleh guru. Dengan

menumbuhkan kerjasama, komunikasi dan

interaksi yang positif kepada siswa mampu

meningkatkan peran siswa dalam pembe-

lajaran. Dengan demikian, melalui pembela-

jaran Student Facilitator and Explaining

(SFAE) siswa dilatih untuk leluasa menge-

luarkan ide atau gagasan dalam setiap ke-

giatan diskusi kelompok maupun diskusi ke-

las. Pembelajaran lebih menarik lagi dengan

adanya dorongan dari guru berupa pemberian

pujian dan reward berupa pin kepada siswa

yang aktif; (2) Aktivitas belajar siswa pada

siklus I menunjukkan prestasi yang “cukup

baik” dengan persentase aktivitas 60,00%

yang meningkat menjadi “sangat baik” pada

siklus II menjadi 78,75%. Artinya siswa

dapat belajar dengan baik setelah

diterapkannya metode belajar Student Facili-

tator and Explaining (SFAE). Sedangkan

untuk aktivitas guru pada siklus I menun-

jukkan prestasi yang “cukup baik” dengan

persentase aktivitas 61,25% meningkat

menjadi “sangat baik” pada siklus II dengan

persentase aktivitas 80,00%. Artinya guru

dapat menerapkan metode Student Facilita-

tor and Explaining (SFAE) dengan baik pada

pelajaran PKn di Kelas VI. Hal ini berimbas

pada perkembangan prestasi belajar siswa

yang menunjukkan perkembangan yang

signifikan yaitu pada hasil nilai sebelum

siklus diperoleh nilai rata-rata siklus I

sebesar 73,16 siklus II sebesar 84,74 dengan

ketuntasan belajar siswa sebesar 100%

sehingga dari hasil penelitian di atas menun-

jukkan peningkatan hasil belajar siswa serta

ketuntasan belajar siswa yang menunjukan

peningkatan yang sangat baik.

Saran

Saran yang dapat diberikan berdasar-

kan hasil penelitian adalah: (1) Hendaknya

guru dalam mengajar menggunakan metode

atau model belajar yang dapat mempermudah

anak didiknya dalam memahami pokok

bahasan dan sesuai dengan pelajaran; (2)

Memaksimalkan persiapan perangkat

pembelajaran, khususnya LKS yang melibat-

kan kegiatan metode Student Facilitator and

Explaining (SFAE); (3) Memperdalam

pengetahuan yang berkaitan dengan metode

Student Facilitator And Explaining (SFAE);

dan (4) Meningkatkan kualitas kolaborasi an-

tar anggota sehingga masukan atau input dari

para kolaborator bisa lebih meningkatkan

kinerja.

DAFTAR RUJUKAN

Ali, M. 1982. Penelitian Kependidikan Pro-

sedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Dosen FIP IKIP Malang. 1980. Pengantar

Dasar-Dasar Kependidikan Nasional.

Malang: FIP IKIP Malang.

GBPP SLTP Kurikulum 1994 edisi 99. 1994.

Jakarta: Dikmenum,.

Pehardjono. 1995. Pedoman Penyusunan

Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendi-

dikan dan Angka Kredit Pengembang-

an Profesi Guru. Jakarta: Depdikbud.

Prasodjo, B, dkk. 2003. Teori dan Aplikasi

Page 13: MELALUI METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING …

JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 167

PKn untuk Kelas 1 SD. Jakarta:

Yudhistira.

Saputro, M. D. 2002. Pendidikan Menyong-

song Globalisasi. Makalah disajikan

dalam Seminar Nasional Hari Pendi-

dikan Nasional, FIS Nasional, 13 Mei

2002.

Usman, M. U, & Setiawati, L. 2000. Upaya

Mengoptimalkan Kegiatan Belajar

Mengajar. Bandung: Remaja Rosda-

karya.

Walgito, B. 1980. Bimbingan dan Penyuluh-

an di Sekolah, Yogyakarta: Fakultas

Psikologi Unviersitas Gadjah Mada.

Wijaya, C. 2000. Pendidikan Inkuiri Sarana

Pengembangan Mutu Sumber Daya

Manusia. Bandung: Remaja Rosda-

karya.