IMPLEMENTASI MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING MATERI MICROSOFT...
-
Upload
nguyenhanh -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of IMPLEMENTASI MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING MATERI MICROSOFT...
IMPLEMENTASI MODEL STUDENT FACILITATOR
AND EXPLAINING MATERI MICROSOFT EXCEL
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, SIKAP
DAN HASIL BELAJAR SISWA
DI SMP NEGERI 2 PATEBON
Skripsi
Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Oleh
Astrilia Sarasati NIM. 5302412048
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan
hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah
mereka menyukainya atau tidak (Aldus Huxley).
Mereka berkata setiap orang membutuhkan tiga hal yang akan membuat
mereka berbahagia di dunia ini, yaitu; seseorang untuk dicintai, sesuatu
untuk dilakukan, dan sesuatu untuk diharapkan (Tom Bodett).
PERSEMBAHAN :
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
1. Kedua orang tuaku, Bapak Tarmadi dan Ibu Urip
Udiyati, terima kasih untuk kasih sayangnya dan
senantiasa memberi doa, semangat serta dukungan
disetiap langkah hidupku.
2. Kakak-kakaku, Andreanto dan Aditya Kurniawan yang
telah memberikan motivasi terbesar dalam hidupku
3. Teman-teman PTIK 2012 serta semua pihak yang
memberikan masukan.
4. Teman Q-ta kost terima kasih atas kebersamaannya
5. Almamaterku yang kubanggakan.
vi
ABSTRAK
Sarasati, Astrilia. 2016. Implementasi model student facilitator and explaining berbantuan flash materi Microsoft excel untuk meningkatkan motivasi, sikap, dan hasil belajar siswa di SMP Negeri 2 Patebon. Skripsi, Prodi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dr. H. Muhammad Harlanu, M.Pd ; pembimbing II Drs. Sutarno, M.T
TIK merupakan pelajaran yang dianggap sukar oleh beberapa siswa. Hal ini menjadikan kurangnya motivasi, sikap dan hasil belajar siswa oleh karena itu, perlu adanya inovasi model pembelajaran yang dapat membantu untuk meningkatkan motivasi, sikap dan hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi, sikap dan hasil belajar siswa SMP melalui implementasi model student facilitator and explaining.
Jenis penelitian ini adalah quasi experimental design. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent control group pretest-posttest design. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, kuesioner dan lembar tes pretest&posttest. Data yang diperoleh pada penelitian ini terdiri dari nilai pretest, posttest, lembar observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan t-test dan uji gain.
Hasil analisis data, analisis pertama yaitu hasil motivasi pada kelas eksperimen terdapat meningkatan dari 43,55 menjadi 78,22, besarnya peningkatan memperoleh dari uji gain yaitu 0,61 dengan kategori sedang. Sedangkan hasil sikap belajar kelas eksperimen memperoleh rata-rata 48,75 menjadi 73,12, untuk besarnya peningkatan sikap diperoleh dari uji gain yaitu 0,48 dengan kategori sedang. Hasil perhitungan t-test dari nilai hasil belajar kognitif yaitu t hitung = 6,708 sedangkan t tabel = 1,67 dengan α = 5% dengan dk = 32 + 32 – 2 = 62. Jadi thitung>ttabel, ini berarti hipotesis diterima. Untuk meningkatan hasil belajar kognitif siswa dilihat dari uji gain, untuk uji gain pada kelas eksperimen peningkatan hasil belajar kognitif berkategori sedang sebesar 0,58. persentase skor pada aspek psikomotorik kelas eksperimen sebesar 80,31% sedangkan kelas kontrol 70%. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa implementasi model student facilitator and explaining mampu meningkatkan motivasi, sikap dan hasil belajar siswa SMP Negeri 2 Patebon. Saran berdasarkan keberhasilan pencapaian dari penerapan model student facilitator and explaining dalam proses pembelajaran dapat dijadikan pertimbangan dalam melaksanakan pembelajaran disekolah dan kepada peneliti berikutnya untuk lebih mengembangkan dan mengeksplorasikan kembali penerapan model student facilitator and explaining pada proses pembelajaran berikutnya.
Kata kunci : Student facilitator and explaining, Motivasi, Sikap, dan Hasil Belajar
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Implementasi Model Student Facilitator and Explaining Materi
Microsoft Excel untuk Meningkatkan Motivasi, Sikap, dan Hasil Belajar
Siswa di SMP Negeri 2 Patebon” dengan lancar.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan pihak berupa saran,
bimbingan, maupun petunjuk dan bantuan dalam bentuk lain. Maka penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. H. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
2. Dr. H. Nur Qudus, M.T., Dekan FT UNNES
3. Dr. -Ing. Dhidik Prastiyanto, S.T.,M.T., Ketua Jurusan Teknik Elektro
UNNES
4. Ir. Ulfah Mediaty Arief, M.T., Ketua Prodi PTIK UNNES
5. Dr. H. Muhammad Harlanu, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini dari awal
hingga akhir.
6. Drs. Sutarno, M.T., selaku Dosen Pembimbing 2 yang selalu memberikan
bimbingan dan masukan serta motivasi kepada penulis.
7. Bapak/Ibu dosen Jurusan Teknik Elektro FT yang telah memberikan bekal
ilmu kepada penulis selama kuliah.
viii
8. Drs. Muhammad Sarwono, selaku Kepala SMP N 2 Patebon yang telah
memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
9. Yunis Harwati, S.Kom., selaku guru TIK kelas VIII SMP N 2 Patebon yang
telah memberikan bantuan serta wejangan kepada penulis selama penelitian
10. Bapak dan ibu tercinta yang telah memberikan kasih sayang terbaik dan doa
yang tak henti kepada penulis, serta kakak yang memberikan semangat dan
memberikan motivasi.
11. Teman-temanku seperjuangan PTIK’12, kakak dan adik kelas, terima kasih
atas bantuan kalian selama ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut
membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang
telah membantu.
Semarang, 28 Juli 2016
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii
PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................. iii
PERNYATAAN ......................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ................................................................................ vii
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ......................................................................... 5
1.3 Batasan Masalah .............................................................................. 6
1.4 Rumusan Masalah ........................................................................... 7
x
1.5 Tujuan Masalah ............................................................................... 7
1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................... 8
1.7 Penegasan Istilah ............................................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hakekat Belajar ............................................................................... 12
2.2 Hakekat Model Pembelajaran .......................................................... 13
2.3 Model Konvensional ....................................................................... 14
2.4 Model Student Facilitator and Explaining ........................................ 16
2.5 Microsoft Excel ............................................................................... 18
2.6 Motivasi Belajar .............................................................................. 20
2.7 Sikap Belajar ................................................................................... 22
2.8 Hasil Belajar .................................................................................... 25
2.9 Kerangka Berpikir ........................................................................... 28
2.10 Hipotesis ....................................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ................................................................................ 31
3.2 Desain Penelitian ............................................................................. 31
3.3 Data yang Diteliti ............................................................................ 32
3.4 Tempat dan Waktu .......................................................................... 32
3.5 Populasi dan Sampel ....................................................................... 33
3.5.1 Populasi ..................................................................................... 33
3.5.2 Sampel ...................................................................................... 34
3.6 Prosedur Penelitian .......................................................................... 36
xi
3.7 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 36
3.7.1 Observasi ................................................................................... 36
3.7.2 Kuesioner .................................................................................. 36
3.7.3 Tes ............................................................................................ 36
3.8 Analisis Instrumen ........................................................................... 37
3.8.1 Analisis Validitas ...................................................................... 37
3.8.2 Analisis Reliabilitas ................................................................... 40
3.8.3 Taraf Kesukaran ........................................................................ 41
3.8.4 Daya Beda ................................................................................. 42
3.9 Analisis Data ................................................................................... 44
3.9.1 Analisis Tahap Awal ................................................................. 44
3.9.1.1 Uji Normalitas ..................................................................... 44
3.9.1.2 Uji Homogenitas .................................................................. 45
3.9.2 Analisis Tahap Akhir ................................................................. 46
3.9.2.1 Uji Hipotesis ........................................................................ 46
3.9.2.2 Uji Gain ............................................................................... 47
3.9.2.3 Analisis Deskriptif Peningkatan Motivasi ............................ 48
3.9.2.4. Analisis Deskriptif Peningkatan Sikap ................................ 49
3.9.2.5 Analisis Deskriptif Hasil Belajar Psikomotorik .................... 50
3.9.2.6 Hasil Angket Peserta Didik .................................................. 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................... 52
4.1.1. Analisis Tahap Awal ................................................................ 52
xii
4.1.1.1 Uji Normalitas ..................................................................... 52
4.1.1.2 Uji Homogenitas .................................................................. 53
4.1.2 Analisis Tahap Akhir ................................................................. 53
4.1.2.1 Uji Normalitas ..................................................................... 53
4.1.2.2 Uji Homogenitas .................................................................. 54
4.1.2.3 Uji Hipotesis ........................................................................ 55
4.1.2.4 Uji Gain ............................................................................... 58
4.1.2.4 Analisis Deskriptif Peningkatan Motivasi ............................ 60
4.1.2.5 Analisis Deskriptif Peningkatan Sikap ................................. 61
4.1.2.6 Analisis Deskriptif Hasil Belajar Psikomotorik .................... 62
4.1.2.7 Hasil Angket Peserta Didik .................................................. 65
4.2 Pembahasan ..................................................................................... 66
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ......................................................................................... 72
5.2 Saran ............................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 75
LAMPIRAN ................................................................................................ 78
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
3.1 Hasil analisis validitas ujicoba soal tes .................................................. 38
3.2 Hasil analisis validitas angket motivasi ................................................. 39
3.3 Hasil analisis validitas angket sikap ....................................................... 39
3.4 Hasil analisis tingkat kesukaran soal ...................................................... 42
3.5 Hasil analisis daya pembeda soal ........................................................... 43
3.6 Kriteria motivasi ................................................................................... 49
3.7 Kriteria sikap ........................................................................................ 50
3.8 Kriteria Psikomotorik ............................................................................ 51
4.1 Hasil uji normalitas nilai pretest ............................................................ 53
4.2 Hasil uji homogenitas nilai pretest ......................................................... 53
4.3 hasil homogenitas nilai posttest ............................................................. 54
4.4 Hasil analisis uji hipotesis motivasi ....................................................... 55
4.5 Hasil analisis uji hipotesis sikap ............................................................ 56
4.6 Hasil analisis uji hipotesis hasil belajar kognitif .................................... 57
4.7 Hasil uji gain motivasi ........................................................................... 58
xiv
4.8 Hasil uji gain sikap ................................................................................ 59
4.9 Skor rata-rata hasil belajar kognitif ........................................................ 60
4.10 Hasil uji gain hasil belajar kognitif ....................................................... 60
4.11 Hasil analisis data observasi motivasi .................................................. 61
4.12 Hasil analisis data observasi sikap ....................................................... 62
4.13 Hasil analisis persentase skor aspek psikomotorik .............................. 63
4.14 Hasil rata-rata tiap aspek psikomotorik kelas eksperimen .................... 64
4.15 Hasil rata-rata tiap aspek psikomotorik kelas kontrol ........................... 64
4.16 Hasil angket peserta didik .................................................................... 65
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Kerangka berfikir .................................................................................. 29
3.1 Prosedur penelitian ................................................................................ 35
4.1 Grafik hasil uji gain motivasi belajar .................................................... 58
4.2 Grafik hasil uji gain sikap belajar .......................................................... 59
4.3 Grafik peningkatan motivasi .................................................................. 61
4.4 Grafik peningkatan sikap ....................................................................... 62
4.5 Grafik nilai rata-rata psikomotorik ....................................................... 63
4.6 Grafik hasil rata-rata skor tiap aspek psikomotorik ............................... 65
4.7 Grafik hasil angket ................................................................................ 66
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Uji normalitas hasil pretest siswa ............................................ 78
Lampiran 2. Uji homogenitas hasil pretest siswa ......................................... 80
Lampiran 3. Uji normalitas hasil posttest siswa ........................................... 81
Lampiran 4. Uji homogenitas hasil posttest siswa ........................................ 83
Lampiran 5. Uji hipotesis motivasi siswa .................................................... 84
Lampiran 6. Uji hipotesis sikap siswa ......................................................... 86
Lampiran 7. Uji hipotesis hasil belajar kognitif siswa .................................. 88
Lampiran 8. Uji gain hasil motivasi belajar siswa ........................................ 90
Lampiran 9. Uji gain hasil sikap belajar siswa ............................................. 91
Lampiran 10. Uji gain hasil belajar kognitif siswa ....................................... 92
Lampiran 11. Rekaptulasi hasil observasi motivasi ...................................... 93
Lampiran 12. Rekaptulasi hasil observasi sikap .......................................... 95
Lampiran 13. Rekaptulasi hasil angket motivasi .......................................... 97
Lampiran 14. Rekaptulasi hasil angket sikap .............................................. 101
Lampiran 15. Validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda .... 103
xvii
Lampiran 16. Validitas, reliabilitas ujicoba angket motivasi ......................... 104
Lampiran 17. Validitas, reliabilitas ujicoba angket sikap ............................. 105
Lampiran 18.Pedoman penilaian ranah psikomotorik .................................. 106
Lampiran 19. Pedoman penilaian motivasi ................................................. 107
Lampiran 20. Pedoman penilaian sikap ....................................................... 108
Lampiran 21. Kisi-kisi angket motivasi model SFAE .................................. 109
Lampiran 22. Kisi-kisi angket motivasi metode konvensional .................... 113
Lampiran 23. Kisi-kisi angket sikap model SFAE ....................................... 116
Lampiran 24. Kisi-kisi angket sikap metode konvension ............................. 119
Lampiran 25. Rekaptulasi psikomotorik kelas eksperimen ......................... 121
Lampiran 26. Rekaptulasi psikomotorik kelas kontrol ................................ 122
Lampiran 27. Silabus pembelajaran TIK ..................................................... 123
Lampiran 28. Rencana pelaksanaan pembelajaran ...................................... 124
Lampiran 29. Lembar kerja siswa ............................................................... 132
Lampiran 30. Kisi-kisi ujicoba soal ............................................................ 133
Lampiran 31. Soal ujicoba .......................................................................... 134
Lampiran 32. Kunci jawaban ujicoba soal ................................................... 138
xviii
Lampiran 33. Perhitungan daya beda soal .................................................. 139
Lampiran 34. Perhitungan tingkat kesukaran soal ....................................... 140
Lampiran 35. Perhitungan reliabilitas soal ................................................... 141
Lampiran 36. Perhitungan reliabilitas angket motivasi ............................... 142
Lempiran 37. Perhitungan reliabilitas angket sikap ..................................... 143
Lampiran 38. Perhitungan validitas soal ...................................................... 144
Lampiran 39. Hasil tes ujicoba soal ............................................................. 145
Lampiran 40. Kisi-kisi soal pretest dan posttest ........................................... 146
Lampiran 41. Lembar soal pretest dan posttest ............................................ 147
Lampiran 42. Kunci jawaban soal pretest dan posttest ................................. 150
Lampiran 43. Data nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontol .............. 151
Lampiran 44. Data nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol ........... 152
Lampiran 45. Surat penelitian ..................................................................... 153
Lampiran 46. Dokumentasi ......................................................................... 154
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu aspek penting yang harus dimiliki oleh setiap
manusia serta faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia sebagai
transformasi ilmu pengetahuan. Pendidikan memiliki peran penting dalam
kehidupan bangsa karena pendidikan merupakan kekuatan Negara untuk
menciptakan generasi penerus yang mampu membimbing dan mengarahkan
bangsanya lebih maju terutama pada era globalisasi saat ini. Hal ini guru dapat
memanfaatkan teknologi yang ada dengan mencari referensi model pembelajaran,
dan guru mampu menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakter
siswa.
Diketahui model pembelajaran sudah banyak dikembangkan oleh para
ahli, namun disekolah–sekolah masih saja menggunakan model atau metode
pembelajaran yang lama. Bukan karena tidak mau mengikuti perkembangan
zaman, namun pada hakekatnya model pembelajaran diterapkan untuk
menyesuaikan dengan karakter siswa pada lingkungan sekolah. Jika penerapakan
model pembelajaran yang digunakan pada kegiatan belajar dengan baik dan
efisien kepada siswa maka akan berdampak pada hasil belajar siswa yang baik,
namun sebaliknya jika penerapan model pembelajaran tidak baik sesuai dengan
karakter siswa maka hasil belajar akan berpengaruh. Jadi, penerapakan model
pembelajaran banyak macamnya namun kembali lagi pada kesesuaian dengan
karakter siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
2
Salah satu yang sering dialami oleh pendidik dalam kegiatan pembelajaran
adalah menentukan metode atau model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi
lingkungan kegiatan belajar mengajar. Permasalahan yang terjadi pada proses
pembelajaran khusunya mata pelajaran TIK adalah memilih model pembelajran.
Berdasarkan pengamatan selama Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP
Negeri 2 Patebon selama tiga bulan, masih banyak siswa yang kesulitan dalam
memahami mata pelajaran TIK dan merasa bosan dengan metode pembelajaran
yang digunakan, maka guru harus dapat memilih secara tepat model pembelajaran
yang sesuai untuk memperoleh keberhasilan dalam suatu kegiatan belajar. Metode
pembelajaran yang diterapkan di SMP Negeri 2 Patebon pada mata pelajaran TIK
masih menggunakan metode pembelajaran konvensional dengan pendekatan
ceramah, tugas, dan praktikum sederhana. Siswa masih terpusat informasi pada
guru yang memberikan informasi dalam proses belajar. Berdasarkan pengamatan
pelaksanaan pembelajaran konvensional, siswa hanya sebagai audien (pendengar)
ketika guru menjelaskan materi, hal tersebut menimbulkan memahaman siswa
terhadap materi kurang dan siswa cenderung tidak lama untuk mengingat materi
yang telah disampaikan oleh guru. Siswa yang memiliki kecerdasan tinggi akan
mendonimasi lebih aktif, sedangkan siswa yang memiliki kecerdasan rendah akan
diam dan enggan untuk bertanya kepada guru terhadap kesulitan yang dihadapi
siswa.
Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh pada Senin, 25 Januari 2016
dari guru mata pelajaran TIK di SMP Negeri 2 Patebon, yang menyatakan bahwa
guru tidak dapat mengetahui seberapa besar siswa memahami materi yang telah
3
disampaikan, karena siswa sendiri masih kurang termotivasi untuk mengikuti
kegiatan belajar menggunakan metode konvensional dengan pendekatan ceramah.
Siswa merasa bosan dan jenuh, ini mengakibatkan pada sikap siswa yang tidak
memperdulikan materi dan guru yang sedang menerangkan saat proses
pembelajaran. Siswa yang asyik berbicara sendiri dengan teman sebangkunya
selama proses pembelajaran dan respon pada mata pelajaran seperti halnya
menunda mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, dan siswa cepat menyerah
dalam mengerjakan soal yang menurut mereka sulit dan tidak ingin berusaha
terlebih dahulu untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Hal ini berdampak
pada hasil belajar TIK yang masih dibawah standar minimal.
Berdasarkan hasil pencatatan dokumen pada Senin, 25 Januari 2016 yaitu
pencatatan nilai ulangan akhir semester I siswa kelas VIII pada mata pelajaran
TIK diperoleh hasil belajar dibawah KKM yang ditentukan oleh sekolah. Nilai
rata-rata ulangan akhir semester I siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Patebon
adalah 73,12 dengan KKM 76. Siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM
adalah 51,7%.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut, diperlukan suatu solusi pembelajaran
yang dapat menciptakan pembelajaran yang inovatif dan interaktif yang
melibatkan peran aktif siswa saat mengikuti pembelajaran TIK serta
memantapkan dalam pemahaman dan penguasaan siswa dalam pembelajaran TIK.
Jadi, model pembelajaran yang diharapkan dapat membantu siswa dalam
meningkatkan motivasi, sikap dan hasil belajar. Model student facilitator and
explaining adalah model pembelajaran yang mampu memberdayakan siswa
4
“bagaimana guru mampu menyajikan atau mendeminstrasikan materi didepan
siswa lalu memberikan mereka kesempatan untuk menjelaskan kepada teman-
temannya” (Huda, 2013:228). Salah satu model pembelajaran yang relevan
diterapkan untuk meningkatkan motivasi, sikap dan hasil belajartersebut adalah
model student facilitator and explaining.
Model student facilitator and explaining merupakan salah satu model yang
inovatif. Model pembelajaran ini merupakan salah satu solusi dalam pengelolaan
kelas yang berbasis siswa aktif, memacu motivasi dan meningkatkan daya serap
siswa dengan melakukan demonstrasi. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan
terkait dengan pembelajaran student facilitator and explaining diantaranya :
1) Ni Pt. Eka Ariyanti (2014) menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan
pehamanan konsep IPA antara siswa yang mengikuti model pembelajaran
SFAE dan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional pada
kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan rendah.
2) Rully Marcelina (2013) menyimpulkan bahwa proses pembelajaran melalui
model pembelajaran Student facilitator and explaining berbantuan mind
mapping membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa yang diikuti dengan adanya peningkatan
hasil belajar fisika siswa.
3) Abdul Aziz (2015) menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
student facilitator and explaining pada kelas X SMA Negeri 10 Purworejo
dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar fisika.
5
4) Istikomah (2016) menyimpulkan bahwa melalui pembelajaran student
facilitator and explaining berimbas pada perkembangan prestasi belajar siswa
yang menunjukkan perkembangan yang signifikan.
5) Indah Lestari (2014) menyimpulkan hak ini menunjukkan terdapat pengaruh
model pembelajaran SFE (Student Facilitator and Explaining) terhadap hasil
belajar IPA siswa kelas V SD Gugus 1 Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan.
Penelitian-penelitian yang dilakukan di atas memberikan penguatan bahwa
model student facilitator and explaining memberikan dampak positif dalam
proses pembelajaran dari sisi motivasi, sikap dan hasil belajar siswa. Model
student facilitator and explaining bisa dijadikan alternative solusi yang
ditawarkan dalam mengatasi permasalahan hasil belajar siswa SMP Negeri 2
Patebon. Selain itu model student facilitator and explaining dalam pembelajaran
TIK dapat meningkatkan motivasi dan sikap siswa. Berdasarkan latar belakang
diatas merupakan dasar penulis dalam melakukan penelitian dengan judul
“Implementasi Model Student Facilitator and Explaining Materi Microsoft Excel
untuk Meningkatkan Motivasi, Sikap, dan Hasil Belajar Siswa di SMP Negeri 2
Patebon” .
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan sejumlah aspek permasalahan yang
muncul sehubungan dengan penelitian. Berdasarkan latar belakang masalah
diatas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :
(1) Pada saat pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) guru
belum menerapkan model pembelajaran yang bervariasi.
6
(2) Siswa tidak berani bertanya kepada guru menegnai materi yang tidak
dipahami sehingga siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.
(3) Tingkat pemahaman sisw terhadap materi masih rendah.
(4) Motivasi belajar TIK siswa kelas VIII belumoptimal ditunjukkan dengan
siswa masih menganggap sulit terhadap mata pelajaran TIK.
(5) Sikap siswa yang menunda mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, cepat
menyerah dalam mengerjakan tugas dan tidak berusaha untuk memecahkan
masalah dari tugas yang dihadapi.
(6) Masih rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran TIK.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mempersempit
ruang lingkup permasalahan yang akan dikaji lebih lanjut. Sesuai dengan judul
penelitian, peneliti membatasi permasalahan yang akan dijadikan sebagai bahan
penelitian. Batasan masalah tersebut antara lain :
(1) Penelitian ini berfokus pada implementasi model pembelajaran student
facilitator and explaining materi Microsoft excel untuk meningkatkan
motivasi, sikap dan hasil belajar siswa.
(2) Penelitian ini mengukur motivasi, sikap, hasil belajar psikomotorik siswa
terhadap proses pembelajaran dengan cara lembar pengamatan.
(3) Lembar angket untuk mengetahui respon terhadap model pembelajaran
(4) Subyek penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2
Patebon.
7
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas dapat
dirumuaskan masalah sebagai berikut :
(1) Apakah implementasi model student facilitator and explaining dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa SMP Negeri 2 Patebon?
(2) Apakah implementasi model student facilitator and explaining dapat
meningkatkan sikap belajar siswa SMP Negeri 2 Patebon?
(3) Apakah implementasi model student facilitator and explaining dapat
meningkatkan hasil belajar siswa SMP Negeri 2 Patebon?
1.5 Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, tujuan dari
penelitan ini adalah :
(1) Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa SMP Negeri 2 Patebon
melalui implementasi model student facilitator and explaining.
(2) Untuk mengetahui peningkatan sikap belajar siswa SMP Negeri 2 Patebon
melalui implementasi model student facilitator and explaining.
(3) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa SMP Negeri 2 Patebon
melalui implementasi model student facilitator and explaining.
8
1.6 Manfaat Penelitian
Secara teoritis dan praktis, hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat
antara lain :
(1) Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan untuk pengembangan keterampilan artikel
sehingga dapat dipakai sebagai referensi dalam penelitian lebih lanjut. Hasil
penelitian ini secara teoritis dapat memberikan pengetahuan tentang alternatif
pembelajaran mengenai implementasi model student facilitator and
explaining untuk meningkatkan motivasi, sikap dan hasil belajar siswa di
SMP Negeri 2 Patebon khususnya materi Microsoft excel.
(2) Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para guru bidang studi
TIK khususnya dan guru bidang studi lainnya. Para guru semakin kreatif
dalam menerapkan model pembelajaran yang akan menjadi bahan ajar untuk
menarik perhatian siswa, agar siswa tidak jenuh dengan model pembelajaran
konvensional saja. Penelitian yang diselenggarakan diharapkan bermanfaat
bagi :
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengalaman diri sebagai calon pendidik
agar dapat dijadikan modal mengajar dikemudian hari.
9
b. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kemudahan bagi siswa
dalam memahami materi Microsoft Excel dan meningkatkan motivasi,
sikap dan hasil belajar siswa
c. Bagi Guru
Penelitian ini dapat memberikan wawasan baru tentang pentingnya
memilih dan menerapkan suatu model pembelajaran yang efektif untuk
kegiatan pembelajaran dan meningkatkan motivasi, sikap dan hasil
belajar siswa pada setiap materi TIK.
d. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapakan dapat memberi informasi dan masukan dalam
penggunaan model pembelajaran berbantuan media yang mampu
meningkatkan kualitas pembelajaran TIK di sekolah.
1.7 Penegasan Istilah
Penegasan istilah diperlukan untuk memudahkan dan menghindari salah
tafsir atau salah pengertian terhadap skripsi ini, akan lebih jelas apabila penulisan
memberikan pengertian dan batasan pada beberapa istilah yang digunakandalam
skripsi ini, sebagai berikut :
1. Model Student Facilitator and Explaining
Model student facilitator and explaining merupakan salah satu jenis model
pembelajaran komunikatif. Strategi pembelajaran student facilitator and
explaining diawali dengan serangkaian penyajian materi ajar yang dijelaskan
secara terbuka oleh pendidik, dan memberikan kesempatan kepada siswa
10
untuk menjelaskan kembali kepada rekan-rekannya, dan diakhiri dengan
penyampaian semua materi kepada siswa (Huda, 2013 : 228)
2. Microsoft Excel
Microsoft excel merupakan materi yang dipelajari oleh siswa SMP Kelas
VIII Semester II pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK). Materi tersebut dalam kompetensi dasar membuat dokumen pengolah
angka sederhana.
3. Motivasi Belajar
Motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan
memelihara perilaku seseorang secara terus menerus (Rifa’I dan Anni : 2012).
Untuk membangun siswa agar mempunyai motivasi yang tinggi, pendidik
perlu mempunyai strategi dalam pelaksanaannya. Strategi untuk membangun
motivasi peserta didik diantaranya membangkitkan minat belajar, mendorong
rasa ingin tahu, menggunakan variasi metode penyajian yang menarik,
membantu peserta didik dalam merumuskan tujuan belajar.
4. Sikap Belajar
Sikap belajar pada umumnya diartikan sebagai sesuatu keterampilan,
kecenderungan seseorang untuk bertindak secara tertentu dalam hal tersebut
juga. Trow mendefinisikan sikap sebagai suatu kesiapan mental atau
emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat (Trow: 2008-
144). Berdasarkam pendapat para pakar, peneliti mengambil suatu kesimpulan
bahwa yang dimaksud dengan sikap adalah sesuatu hal yang dipelajari,
memiliki kesiapan yang mengandung kepercayaan atau keyakinan kita
11
terhadap orang lain. Jadi siswa yang memiliki sikap belajar yang lebih baik
akan memperoleh hasil yang lebik baik pula.
5. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik
setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan
perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari (Rifa’I, 2012:69).
Menurut Benyamin S. Bloom, sebagaimana dikutip oleh Rifa.i (2012:70),
menyampaikan tiga taksonomi yang disebut ranah belajar, yaitu ranah kognitif
(Cognitive Domain), ranah afektif (affective Domain), ranah psikomotorik
(psychomotoric). Hasil belajar ranah kognitif diukur dengan tes, sedangkan
ranah afektif dan ranah psikomotorik diukur dengan hasil pengamatan
(observasi).
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hakekat Belajar
Manusia hidup untuk belajar. Belajar merupakan proses penting bagi
perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang
dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Konsep tentang belajar telah banyak
didefinisikan oleh pakar psikologi, salah satunya Gagne (1997 : 3) menyatakan
bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang
berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan itu tidak berasal dari
proses pertumbuhan. Dalam belajar, terdapat beberapa konsep, konsep belajar
mengajar mengandung dua unsur utama yaitu :
(1) Belajar, berkaitan dengan perubahan perilaku. Untuk mengukur apakah
seseorang telah belajar maka diperlukan perbandingan antara perilaku
sebelumnya dan setelah melakukan kegiatan belajar.
(2) Perubahan perilaku karena belajar bersifat relative permanent. Lamanya
perubahan perilaku yang terjadi pada diri seorang sukar diukur (Anni : 2012).
Faktor-faktor yang memberikan kontribusi terhadap proses dan hasil
belajar adalah kondisi internal dan eksternal peserta didik. Kondisi internal
mencakup kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh, kondisi psikis seperti
kemampuan intelektual, emosional; dan kondisi social, seperti kemampuan
bersosialisasi dengan lingkungan. Oleh karena itu kesempurnaan dan kualitas
kondisi internal yang dimiliki oleh peserta didik akan berpengaruh terhadap
kesiapan, proses, dan hasil belajar. Sama kompleksnya pada kondisi internal
13
adalah kondisi eksternal yang ada dilingkungan peserta didik. Beberapa faktor
eksternal seperti variasi dan tingkat kesulitan materi belajar (stimulus) yang
dipelajari (direspon), tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, dan budaya
belajar masyarakat akan mempengauhi kesiapan, proses dan hasil belajar (Rifa’I,
2012 : 80-81).
2.2 Hakekat Model Pembelajaran
Model pembelajaran atau pengajaran merupakan strategi-strategi
pengajaran preskriptif yang membantu mencapai tujuan-tujuan (Huda, 2013 : 73).
Menurut Joyce and Weill (2009:7), sebagaimana dikutip oleh Huda (2013 : 73),
menyatakan “Models of Teaching are really models of learning. As we helps
students acquire information, ideas, skill, values, ways of thingking, and means of
expressing themselves, we are also teaching them how to learn”. Artinya, model
pembelajaran merupakan model belajar. Dengan model tersebut guru dapat
membantu siswa mendapatkan atau memperoleh informasi, ide, keterampilan,
cara berfikir, dan mengekspresikan ide diri sendiri. Selain itu, model belajar juga
mengajarkan bagaimana mereka belajar.
Model-model pembelajaran atau pengajaran dirancang untuk tujuan-tujuan
tertentu. Pengajaran konsep-konsep informasi, cara-cara berfikir, studi nilai-nilai
sosial, dan sebagainya. Dengan meminta siswa untuk terlibat aktif dalam tugas-
tugas kognitif dan sosial tertentu. Sebagian model terpusat pada penyampaian
guru, sementara sebagian yang lain berusaha fokus pada respon siswa dalam
mengerjakan tugas dan posisi-posisi siswa sebagai partner dalam proses
pembelajaran. Akan tetapi, semua model tersebut menekankan bagaimana
14
membantu siswa belajar mengkontruksi pengetahuan belajar bagaimana cara
belajar yang mencakup belajar dari sumber-sumber yang sering kali dianggap
pasif, seperti belajar dari ceramah, film, tugas membaca, dan sebagainya (Huda,
2013 : 73-74).
Menurut Kardi yang dikutip oleh Hendhy (2015) menyatakan bahwa
model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus, yaitu :
(1) Raisonal teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangannya
(2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai)
(3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil, dan
(4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai.
Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajarn adalah suatu
perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
suatu pembelajaran di dalam kelas maupun tutorial serta menentukan perangkat
pembelajaran untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujaun
pembelajaran.
2.3 Metode Konvensional
Metode konvensional merupakan pembelajaran yang lebih terpusat pada
guru dari pada kemampuan siswa. Pembelajaran konvensional dalam praktiknya
cenderung mengacu pada pandangan behavioristik. Pembelajaran dengan
15
pendekatan konvensional merupakan pendekatan pembelajaran di kelas yang
bersifat tradisional. Adapun metode pembelajaran yang sering diterapkan dalam
pembelajaran dengan pendekatan konvensional antara lain adalah metode
ceramah, tanya jawab, dan penugasan.
Kelebihan dari metode konvensional ini adalah efesiensi waktu dan
tenaga, mudah dilaksankan, dan pengaturan kelas tidak sulit, karena siswa sudah
terbiasa dengan metode pembelajaran konvensional. Dan kelemahannya metode
pembelajaran ini, yaitu kurangnya interaksi antara siswa dengan guru, siswa
dengan siswa, pengembangan ide-ide dari pemikiran siswa sangat berkurang dan
tidak tersalurkan dengan baik.
Untuk mengatasi kelemahan yang ada pada metode pembelajaran
konvensional, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain adalah :
(1) tidak hanya menggunakan kemampuan verbal dalam mengajar, tetapi juga
menggunakan alat bantu seperti media atau alat peraga, (2) menyelingi pelajaran
dengan beberapa permainan yang berkaitan dengan materi pembelajaran, (3)
menerapkan langkah-langkah yang sesuai dengan panduan, (4) mengikutsertakan
siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa menjadi aktif, misalnya dengan
tanya jawab antara peserta didik dengan guru.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode konvensional
mempunyai keunggulan dibandingkan metode yang lain tetapi juga dianggap
mempunyai banyak kelemahan. Salah satunya adalah dominasi guru dalam proses
pembelajaran dan pembelajaran yang bersifat satu arah sehingga keaktifan siswa
tergolong rendah. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, model konvensional
16
biasanya divariasi dengan model atau metode yang lain atau ditambah dengan
penggunaan media pembelajaran untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.
Oleh karena itu, penggunaan model, metode atau media pembelajaran yang lain
selain metode konvensional bukanlah yang tidak mungkin, bahkan dianjurkan.
2.4 Model Student Facilitator and Explaining
Model student facilitator and explaining adalah model pembelajaran yang
mana guru mampu manyajikan atau mendemonstrasikan materi di depan siswa
kemudian memberikan kesempatan untuk menjelaskan kepada teman-temannya.
Jadi, model student facilitator and explaining merupakan rangkaian penyajian ajar
yang diawali dengan penjelasan secara terbuka, memberi kesempatan kepada
siswa untuk menjelaskan kembali kepada rekan-rekannya, dan diakhiri dengan
penyampaian semua materi kepada siswa (Huda, 2013 : 228).
Sintak tahap-tahap strategi student facilitator and explaining adalah
sebagai berikut :
(1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
(2) Guru mendemonstrasikan atau menyajikan garis-garis besar materi
pembelajaran
(3) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada siswa
lainnya, misalnya melalui bagan atau peta konsep. Hal ini bisa dilakukan
secara bergiliran atau acak
(4) Guru menyimpulkan idea atau pendapat siswa
(5) Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu
(6) Penutup
17
Kelebihan dari model student facilitator and explaining yaitu : (1)
Membuat materi yang disajikan lebih jelas dan konkret, (2) Melatih siswa untuk
menjadi guru, karena siswa diberi kesempatan untuk mengulang penjelasan guru
yang telah di dengar, (3) Memacu motivasi siswa untuk menjadi yang terbaik
dalam menjelaskan materi ajar, (4) Mengetahui kemampuan siswa dalam
menyampaikan idea tau gagasan.
Sedangkan kelemahan dari model student facilitator and explaining yaitu :
(1) Siswa pemalu sering kali sulit untuk mendemonstrasikan apa yang
diperintahkan oleh guru, (2) Tidak semua siswa memiliki kesempata yang sama
untuk melakukannya(menjelaskan kembali kepada teman-temannya karea
keterbatasan waktu pembelajaran), (3) Timbul rasa yang kurang sehat antar siswa
yang satu dengan yang lain, (4) Siswa yang malas mungkin akan menyerahkan
bagian pekerjaannya pada teman yag pandai.
Untuk mengatasi kelemahan yang ada pada model student facilitator and
explaining, terdapat beberapa cara yang dilakukan, diantaranya adalah : (1)
Mengupayakan dengan memotivasi siswa agar tidak pemalu, (2) siswa yang tidak
mendapat kesempatan untuk maju harus mendengarkan temannya
mempresentasikan idea atau gagasan serta mengajukan pertanyaan-pertanyaan, (3)
Guru menuntut siswa untuk berinteraksi dan bekerjasama dengan baik antar
kelompok, (4) Guru mengawasi siswa supaya tidak hanya teman yang pandai saja
yang mengerjakan.
18
2.5 Microsoft Excel
Microsoft Excel merupakan materi yang dipelajari oleh siswa SMP kelas
VIII semester 2 pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Materi tersebut termasuk dalam kompetensi dasar menggunakan menu dan ikon
pada perangkat lunak pengolah angka. Program MS. Excel adalah pengolah angka
yang sangat membantu dalam pengolahan data statistic, penerapan rumus-rumus,
pembuatan grafik, dan lain sebagainya (kusyanto, 2010 : 147).
2.5.1 Mengenal berbagai tipe grafik
Grafik dibuat untuk menampilkan data dalam bentuk gambar. Grafik
menyajikan data secara virtual, sehingga lebih menarik dan memudahkan dalam
membandingkan serta membuat keputusan kecenderungan data.
Excel memiliki berbagai macam tipe grafik. Tipe grafik dipilih sesuai
tujuan dari grafik tersebut dibuat. Berikut beberapara tipe grafik :
(1) Grafik tipe kolom
Grafik tipe kolom digunakan untuk membuat perbandingan data
berdasarkan kategori
(2) Grafik tipe garis
Grafik tipe garis digunakan untuk menampilkan kecenderungan data dari
waktu ke waktu.
(3) Grafik tipe pie
Grafim tipe pie digunakan untuk menampilkan besar kontribusi sebuah nilai
data terhadap nilai total.
19
(4) Grafik tipe silinder
Grafik tipe silinder digunakan untuk membuat perbandingan data
berdasarkan kategori.
2.5.2 Mengenal bagian-bagian grafik
Secara umum sebuah grafik terdiri dari bagian-bagaian, yaitu sebagai
berikut :
(1) Judul grafik (8) Judul sumbu kategori
(2) Area grafik (9) Seri data
(3) Area plot (10) Label data
(4) Garis grid (11) Legend
(5) Sumbu nilai (sumbu y) (12) Nilai (x)
(6) Sumbu kategori (sumbu x) (13) Nilai (y)
(7) Judul sumbu nilai
2.5.3 Membuat grafik dengan data yang ada
Langkah-langkah untuk membuat grafik, yaitu sebagai berikut :
(1) Ketiklah tabel data yang akan ditampilkan dalam bentuk grafik. Misl kita
akan membuat grafik jumlah kelulusan siswa SMP Negri 345 Jakarta Utara.
(2) Blok sel awal hingga sel akhir hanya data yang akan ditampilkan dalam
grafik saja yang diblok.
(3) Klik tab insert – pada group chart – pilih column- 2D column - clustered
column. Kotak dialog wizard akan ditampilkan.
20
(4) Perhatikan data pada sumbu x, data yang ditampilkan belum tepat. Klik
kanan pada grafik, pada pop up yang muncul pilih select data. Data kotak
dialog select data source ditampilkan.
(5) Pada bagian horizontal (kategori) axis labels, klik tombol edit. Kotak dialog
axis labels akan ditampilkan.
(6) Tempat kursor pada kotak axis label range, pilih data pada kolom tahun
kemudian klik ok.
2.5.4 Mengatur grafik agar tampilan menjadi menarik
Grafik yang telah dihasilkan dapat dipindah letaknya dengan perintah
drag dan drop menggunakan mouse pada chart area. Tampilan teks atau huruf
pada grafik juga dapat diformat sesuai dengan keinginan kita. Hal ini dilakukan
untuk memperindah tampilan grafik. Lakukand engan klik teks grafik, atau label
sumbu x atau label sumbu y selanjutnya atur jenis huruf atau ukuran huruf
menggunakan tombol Font dan Size pada toolbar formatting. Angka pada skala
sumbu x dan sumbu y juga dapat diatur ukurannya dnegan klik ganda dan
memilih tombol Font pada jendela yang ditampilakan selanjutnya memilih jenis
dan ukuran hurufnya.
2.6 Motivasi Belajar
Mengutip pendapat Sardiman (2011 : 75) dalam keke . mengatakan bahwa
motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar
dan memberi arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
subyek belajar itu dapat dicapai. Lebih lanjut Riduwan (2006 : 210) mengatakan
21
motivasi merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari dalam diri siswa
untuk memberikan kesiapan agar tujaun yang telah ditetapkan tercapai.
Sedangkan belajar merupakan suatu proses yang dilakukan siswa untuk
memperoleh perubahan tingkah laku yang lebih baik dan sebelumnya sebagai
hasil pengalaman siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Indikator motivasi menurut Sardiman (2011 : 83) antara lain sebagai
berikut :
(1) Tekun menghadapi tugas
(2) Ulet menghadapi kesulitan
(3) Menunjakkan minat terhadap bermacam-macam masalah
(4) Lebih senang bekerja mandiri
(5) Cepat bosen pada tugas, atau tugas yang rutin
(6) Dapat mempertahankan pendapatnya
(7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini
(8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal
Biggs dan Tefler mengungkapkan motivasi belajar siswa dapat menjadi
lemah. Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan
kegiatan, sehingga mutu prestasi akan rendah. Oleh karena itu, mutu prestasi
belajar pada siswa perlu diperkuat terus menerus. Dengan tujuan agar siswa
memiliki motivasi belajar yang kuat, sehingga prestasi belajar yang diraihnya
dapat optimal.
22
Terdapat indikator motivasi belajar lain yang dikemukakan oleh Uno
(2008 : 23) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
(1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil
(2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
(3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan
(4) Adanya penghargaan dalam belajar
(5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
(6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif
Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa indikator
untuk menilai motivasi belajar dapat dikategorikan sebagai berikut :
(1) Tekun menghadapi tugas
(2) Ulet menghadapi kesulitan
(3) Menunjukkan minat
(4) Lebih senang bekerja mandiri
(5) Dapat mempertahankan pendapat
(6) Senang mencari dan memecahkan masalah
(7) Adanya hasrat dan keinginan berhasil
(8) Adanya kegiatan yang menarik
2.7 Sikap Belajar
Sikap adalah kecenderungan yang dipelajari dari seorang individu untuk
merespon secara positif atau negative terhadap objek, situasi, konsep atau orang
lain. Menurut Ref. mengatakan bahwa sikap merupakan suatu kecenderungan
untuk mendekat atau menghindar, positif atau negative terhadap berbagai keadaan
23
sosial.sikap juga dapat didefinisikan sebagai suatu predisposisi atau
kecenderungan untuk melakukan suatu respon dengan cara-cara tertentu terhadap
dunia sekitarnya, baik berupa individu maupun objek-objek tertentu. Sikap ini
akan memberikan arah kepada perbuatan atau tindakan seseorang. Tapi hal ini
tidak berarti bahwa semua tindakan atau perbuatan seseorang identik dengan sikap
yang ada pada dirinya. Karena setiap orang mungkin saja melakukan perbuatan-
perbuatan yang sebenarnya bertentangan dengan sikapnya yang sebenarnya.
(Wayan, 1986 : 275).
Sikap belajar pada umumnya diartikan sebagai sesuatu keterampilan,
kecenderungan seseorang untuk bertindak secara tertentu dalam hal tersebut juga.
Trow mendefinisikan sikap sebagai suatu kesiapan mental atau emosional dalam
beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat (Trow, 2008:144). Berdasarkam
pendapat para pakar, peneliti mengambil suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud
dengan sikap adalah sesuatu hal yang di pelajari, memiliki kesiapan yang
mengandung kepercayaan atau keyakinan kita terhadap orang lain. Jadi siswa
yang memiliki sikap belajar yang lebih baik akan memperoleh hasil yang lebik
baik pula. Karena, jika siswa mempunyai kesiapan dan kepercayaan serta yakin
bahwa seseorang itu mampu melaksanakan aktivitasnya maka itu juga yang akan
menjadi kenyatan.
24
Menurut Majid (2008 : 214) secara umum aspek sikap / afektif yang perlu
dinilai dalam proses pembelajaran terhadap berbagai mata pelajaran mencakup
hal-hal berikut :
(1) Penilaian sikap terhadap mata pelajaran
Disini peserta didik perlu memiliki sifat positif terhadap materi pelajaran.
Berawal dari sikap positif inilah yang akan melahirkan minat belajar,
kemudian mudah diberi motivasi serta lebih mudah dalam menyerap materi
pelajaran.
(2) Penilaian sikap terhadap guru
Peserta didik perlu memiliki sikap postif terhadap guru, apabila tidak
memiliki sikap positif akan cenderung mengabaikan apa yang dibelajarkan
oleh gurunya. Shingga peserta didik yang memiliki sikap positif akan mudah
menyerap materi yang diajarkan oleh gurunya.
(3) Penilaian sikap terhadap proses pembelajaran
Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran,
strategi, metodologi serta teknik atau model pembelajaran yang digunakan
oleh guru. Proses pembelajaran yang menarik, nyaman dan menyenangkan
dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik sehingga pencapaian hasil
belajar bisa maksimal. Hal ini kembali kepada guru untuk pandai-pandai
mencari metode yang kira-kira dapat mendorong/merangsang peserta didik
untuk belajar serta mearsa tidak jenuh
(4) Penilaian sikap yang berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan
dengan suatu materi pelajaran
25
Peserta didik harus memiliki sikap yang tepat terhadap suatu kasus/ kejadian
dari suatu materi yang dipelajarinya dengan dilandasi nilai-nilai positif
terhadap kasus/kejadian tersebut. Misal peserta didik mempunyai sikap positif
terhadap upaya sekolah melestarikan lingkungan dengan mengadakan
program penghijauan/kebun sekolah.
(5) Penilaian sikap yang berkaitan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum
yang relevan dengan mata pelajaran.
Peserta didik memiliki sikap positif terhadap berbagai kompetensi setiap
kurikulum yang terus mengalami perkembangan sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa indikator
untuk menilai sikap belajar dapat dikategorikan sebagai berikut :
(1) Sikap terhadap mata pelajaran
(2) Sikap terhadap guru
(3) Sikap terhadap proses belajar
(4) Sikap berkaitan dengan nilai atau norma
(5) Sikap berkaitan dengan kurikulum
2.8 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik
setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-asepk perubahan perilaku
tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh peserta didik. Oleh karena itu
apabila peserta didik mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan
perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam peserta didikan,
26
perubahan perilaku yang harus dicapai oleh peserta didik setalah melaksanakan
kegiatan belajar dirumuskan dalam tujuan peserta didikan (Rifa’i, 2012 : 69).
Menurut Benyamin S. Bloom, sebagaiman dikutip oleh Anni & Rifa’I
(2012 : 70-73), menyampaikan tiga taksonomi yang disebut ranah belajar, yaitu :
(1) Ranah Kognitif (Cognitive Domain)
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan
kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan
(knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis
(analysis), sinesis (synthesis), dan penilaian (evaluation).
(2) Ranah Afektif (Affective Domain)
Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat dan nilai. Kategori
tujuannya mencerminkan hirarkhi yang berentangan dari keinginan untuk
menerima sampai dengan pembentukan pola hidup. Kategori tujaun peserta
didikan afektif adalah penerimaan (receiving), penanggapan (responding),
penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), pembentukan pola
hidup (organization by a value complex).
(3) Ranah Psikomotorik (Psychomotoric Domain)
Ranah psikomotorik berkaitab dengan kemampuan fisik seperti keterampilan
motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Kategori jenis
perilaku untuk ranah psikomotorik, menurut Elizabeth Simpson adalah
persepsi (perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided response),
gerakan terbiasa (mechanism), gerakan kompleks (complex overt),
penyesuaian (adaptation), dan kreativitas (originality).
27
Hasil belajar memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar.
Penelitian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi sejauh mana
keberhasilan seorang siswa dalam belajar. Dari informasi tersebut guru dapat
menganalisis kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan baik untuk keseluruhan
kelas ataupun individu.
Beberapa fungsi hasil belajar adalah sebagai berikut :
(1) Hasil belajar adalah indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah
di kuasi oleh siswa.
(2) Hasil belajar sebagai lambang kepuasan oleh siswa.
Hasil belajar dapat dijadikan sebagai pendorong bagi siswa dalam
meningkatkan mutu ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berdasarkan pendapat dari Bloom bahwa hasil belajar ada 3 ranah, namun
peneliti mengambil ranah kognitif untuk mengukur berapa peningkatan hasil
belajar siswa untuk evaluasi tes. Dimana ranah kognitif ini hanya mengukur hasil
belajar siswa berupa, pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sinesis, dan
penilaian dalam proses pembelajaran yang berbentuk tes. Dan untuk ranah
psikomotorik peneliti menggunakan lembar pengamatan untuk mengamati
praktikum siswa. Sedangkan ranah afektif, terdapat pada aspek sikap. Maka dari
itu penelitian ini untuk mendapatkan data hasil belajar menggunakan ranah
kognitif untuk pretest dan posttest sedangkan ranah psikomotorik untuk
keterampilan dalam praktikum siswa.
28
2.9 Kerangka Berpikir
Berdasarkan latar belakang masalah bahwa proses pembelajaran TIK
dikelas VIII siswa SMP Negeri 2 Patebon masih bersifat konvensional belum ada
variasi, dimana guru masih menggunakan metode ceramah dan tugas-tugas.
Kurang interaktifnya guru tidak bisa menarik motivasi dan sikap siswa untuk
berpartisipasi didalam kelas sehingga menyebabkan siswa merasa bosan dan tidak
bersemangat belajar. Untuk mengatasi hal tersebut, guru perlu memilih model
pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam pelajaran TIK agar siswa
memiliki motivasi, sikap dan hasil belajar yang tinggi. Sikap merupakan perasaan
senang atau tidak senang, perasaan setuju atau tidak setuju terhadap guru, tujuan
pembelajara, materi, dan tugas-tugas serta lainnya. Sedangkan motivasi
merupakan dorongan untuk mengarah kegiatan belajar sehingga tujuan belajar
dapat tercapai. Tanpa adanya motivasi dan sikap, kegiatan belajar tidak akan
maksimal dan hasil belajar tidak tercapai dengan baik.
Guru membangkitkan motivasi siswa, guru memilih model yang tepat
untuk diterapkan dalam pembelajaran TIK dikelas. Model student facilitator and
explaining adalah salah satu contoh model yang dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa. Dimana siswa termotivasi agar mempersiapkan diri terhadap
kegiatan pembelajaran. Hal ini diharapkan untuk meningkatkan motivas dan hasil
belajar dan mengetahui sikap belajar siswa. Adapun kerangka berpikir tersevut
apabila digambarkan sebagai berikut :
29
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
FAKTA 1. Motivasi siswa dalam belajar rendah
2. Sikap siswa dalam belajar kurang baik
3. Hasil belajar siswa belum sesuai dengan harapan guru
Jumlah siswa dalam satu kelas yang banyak, anggapan materi Microsoft excel sulit dan banyak sitilah yang asing
Siswa kurang termotivasi mengikuti pembelajaran yang dirancang guru, sikap siswa dalam proses pembelajaran kurang baik, mengakibatkan hasil belajar siswa rendah.
Perlakuan
Ciri SFE
Implementasi model student facilitator and explaining (SFE)
1. Interaksi untuk menumbuhkan aktivitas siswa 2. Memotivasi siswa 3. Presentasi secara acak 4. Kegiatan menyimpulkan
HASIL 1. Motivasi belajar siswa meningkat 2. Sikap belajar siswa meningkat 3. Hasil belajar siswa meningkat
30
2.10 Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Hipotesis Motivasi
Hipotesis Nihil (Ho)
“Tidak ada peningkatan motivasi belajar siswa melalui implementasi model
student facilitator and explaining”.
Hipotesis kerja (Ha)
“Ada peningkatan motivasi belajar siswa melalui implementasi model student
facilitator and explaining”.
2. Hipotesis Sikap
Hipotesis Nihil (Ho)
“Tidak ada peningkatan sikap belajar siswa melalui implementasi model
student facilitator and explaining”.
Hipotesis kerja (Ha)
“Ada peningkatan sikap belajar siswa melalui implementasi model student
facilitator and explaining”.
3. Hipotesis Hasil Belajar
Hipotesis Nihil (Ho)
“Tidak ada peningkatan hasil belajar siswa melalui implementasi model
student facilitator and explaining”.
Hipotesis kerja (Ha)
“Ada peningkatan hasil belajar siswa melalui implementasi model student
facilitator and explaining”.
72
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan,
diperoleh kesimpulan :
1. Model student facilitator and explaining dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa. Berdasarkan observasi yang dilakukan selama 3 hari, didapatkan
peningkatan motivasi siswa yang cukup tinggi pada kelas eksperimen yaitu
43,55%; 58,40% & 78,22%. Peningkatan motivasi juga dapat dilihat dari hasil
analisis data pada uji Gain sebesar 0,61 yang berarti pada kategori sedang
pada kelas eksperimen dan 0,55 yang berarti pada kategori sedang pada kelas
kontrol. Hasil motivasi dapat dilihat dari respon siswa dengan lembar
kuesioner pada kelas eksperimen yaitu 84% ini termasuk dalam kategori
sangat termotivasi.
2. Model student facilitator and explaining dapat meningkatkan sikap belajar
siswa. Hal ini dapat dilihat pada hasil analisis yang telah dilakukan pada
lembar kuesioner dan lembar observasi siswa. Pada lembar kuesioner, kelas
eksperimen mempunyai sikap yaitu 85% ini termasuk dalam kategori sangat
baik. Pada lembar observasi dapat mengetahui seberapa besar peningkatan
sikap belajar siswa yang dilakukan selama 3 hari pelaksanaan penelitian yaitu
48,75%; 60% & 73,12%, dan dari data sikap dapat di analisis dengan uji gain
untuk seberapa besar peningkatan sikap belajar siswa untuk kelas eksperimen
73
menunjukkan sebesar 0,48 yang berarti pada kategori sedang dan kelas kontrol
sebesar 0,34 yang berarti pada kategori sedang.
3. Model pembelajaran student facilitator and explaining dapat meningkatkan
hasil belajar siswa, pada ranah kognitif dapat dilihat pada rata-rata hasil
belajar kelas eksperimen yang mengalami meningkatkan yaitu 57,31 menjadi
82,13 dengan analisis data pada uji Gain 0,54 yang berarti pada kategori
sedang pada kelas eksperimen dan 0,49 yang berarti pada kategori sedang
pada kelas kontrol, dapat dilihat dari rata-rata yaitu 53,72 menjadi 76,22.
Rata-rata persentase nilai ranah psikomotorik pada kelas eksperimen adalah
80,31% dengan kategori baik dan 70% dalam kategori baik pada kelas kontrol.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka peneliti
memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Melalui pembelajaran dengan model Student Facilitator and Explaining siswa
akan terbiasa untuk mengungkapkan idea tau pendapat dalam proses
pembelajaran sehingga siswa termotivasi dengan adanya implementasi model
Student Facilitator and Expalining dapat meningkatkan motivasi belajar.
2. Berdasarkan implementasi model Student Facilitator and Explaining
keberhasilan dalam meningkatkan sikap belajar siswa baik, dalam proses
pembelajaran dapat dijadikan pertimbangan dalam melaksanaka pembelajaran
sekolah terhadap sikap belajar siswa.
74
3. Pihak guru hendaknya menggunakan model pembelajaran Student Facilitator
and Explaining untuk meningkatkan hasil belajar siswa, dapat dilihat dari
penelitian ini pada aspek kognitif yang meningkat dengan penerapan model
Student Facilitator and Explaining.
75
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta:Bumi Akasara.
Ariyanti, Ni Pt. Eka. 2014. Pengaruh Model SFAE dan Motivasi Belajar Terhadap Pemahaman Konsep IPA Siswa. e-Jurnal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Gahesha Vol 2 No. 1. [diakses: Agustus 2016].
Aziz, Abdul. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and
Explaining untuk Meningkatkan Minat dan Motivasi Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 10 Purworejo Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Radiasi Vol. 6 No. 1.Universitas Muhammadiyah Purworejo. [diakses: Agustus 2016]
Chee, Tan Seng & Angela. F.L. Wong. 2003. Teaching anda Learning with
Technology; An Asia-Pacific Perspective. Singapore: Prentice Hall.
Dewi, Kadek Yulli Candra. 2016. Penerapan Model Student Facilitator and Explaining Berbantuan Media Konkret untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa. e-Jurnal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Vol.4 No.1. [diakses: Agustus 2016].
Hake, R. R. 1998. Interactive-engangement VS Traditional methods: A Six-
Thousand Student Survey of Mechanics Test Data for Introductory Physics Courses. American jurnal of physics, 66(1) :64-80.
Hamzah B. Uno. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Istikomah. 2016. Melalui Metode Student Facilitator and Explaining (SFEA) Meningkatkan Prestasi Belajar PKN Materi Pemilu di Indonesia Siswa Kelas VI MI Miftahul Huda Pakis Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal Profesional Vol.5.No.1.
76
Kuswanto, Benny. 2010. Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk SMP/MTs
Kelas VIII. Jakarta: CV Adi Perkasa.
Lestari, Indah. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Student Facilitator and
Explaining Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas V. Jurnal Mimbar PGSD
Universitas Pendidikan Ganesha Vol. 2 No. 1. [diakses: Agustus 2016].
Majid Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Marcelina, Rully. 2014. Penggunaan Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining Berbantuan Mind Mapping untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Lisan dan Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 1 Mojotengah Tahun Pelajaran 2013/2014. Radiasi Vol.4 No.1. [diakses: Agustus 2016].
Nirsam. 2011. Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Facilitator and Explaining (SFAE) pada Siswa Kelas VIIID SMP Negeri 5 Palu. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 1 No. 1. [diakses: Agustus 2016].
Pradhana, Hendhy Risky. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw II
berbantuan Flash untuk Meningkatkan Kompetensi Mengoperasikan Microsoft excel pada Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Bulukerto Kabupaten Wonogiri.Skripsi.
Prihatin, Sri. 2011. Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Indonesia Jaya.
Ratna, Ika Riftiana. 2014. Perbandingan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Ttudent Facilitator and Explaining dengan Model Konvensional (Pada Sub Pokok Bahasan Keliling dan Luas Persegi dan Persegi Panjang Kelas VII SMP Muhammadyah 1 Jember tahun pelajaran 2013/2014). Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika Program Sarjana Universitas Muhammadyah Jember.
77
Rifa’i, Anni. 2012. Psikologi Pendidikan Smarang: Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3.
Sardiman A.M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajagrafindo Persada. -----------. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Sarwono, Johathan. 2006. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudjana, 2005. Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta.
----------. 2010. Statistic untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Trow. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT.Bumi Aksara.
Widoyoko, Eko Putro. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wiratningsih, Ayu. 2014. Pengaruh Student Facilitator and Explaining Berbantuan Peta Konsep terhadap Hasil Belajar PKn Kelas V SD Gugus IGusti Ngurah Rai. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha (Vol 2 No:1). [diakses: Januari 2016].