IMPLEMENTASI MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING MATERI MICROSOFT...

54
IMPLEMENTASI MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING MATERI MICROSOFT EXCEL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, SIKAP DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 2 PATEBON Skripsi Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Oleh Astrilia Sarasati NIM. 5302412048 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Transcript of IMPLEMENTASI MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING MATERI MICROSOFT...

IMPLEMENTASI MODEL STUDENT FACILITATOR

AND EXPLAINING MATERI MICROSOFT EXCEL

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, SIKAP

DAN HASIL BELAJAR SISWA

DI SMP NEGERI 2 PATEBON

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Oleh

Astrilia Sarasati NIM. 5302412048

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

ii

iii

iv

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan

hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah

mereka menyukainya atau tidak (Aldus Huxley).

Mereka berkata setiap orang membutuhkan tiga hal yang akan membuat

mereka berbahagia di dunia ini, yaitu; seseorang untuk dicintai, sesuatu

untuk dilakukan, dan sesuatu untuk diharapkan (Tom Bodett).

PERSEMBAHAN :

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

1. Kedua orang tuaku, Bapak Tarmadi dan Ibu Urip

Udiyati, terima kasih untuk kasih sayangnya dan

senantiasa memberi doa, semangat serta dukungan

disetiap langkah hidupku.

2. Kakak-kakaku, Andreanto dan Aditya Kurniawan yang

telah memberikan motivasi terbesar dalam hidupku

3. Teman-teman PTIK 2012 serta semua pihak yang

memberikan masukan.

4. Teman Q-ta kost terima kasih atas kebersamaannya

5. Almamaterku yang kubanggakan.

vi

ABSTRAK

Sarasati, Astrilia. 2016. Implementasi model student facilitator and explaining berbantuan flash materi Microsoft excel untuk meningkatkan motivasi, sikap, dan hasil belajar siswa di SMP Negeri 2 Patebon. Skripsi, Prodi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dr. H. Muhammad Harlanu, M.Pd ; pembimbing II Drs. Sutarno, M.T

TIK merupakan pelajaran yang dianggap sukar oleh beberapa siswa. Hal ini menjadikan kurangnya motivasi, sikap dan hasil belajar siswa oleh karena itu, perlu adanya inovasi model pembelajaran yang dapat membantu untuk meningkatkan motivasi, sikap dan hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi, sikap dan hasil belajar siswa SMP melalui implementasi model student facilitator and explaining.

Jenis penelitian ini adalah quasi experimental design. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent control group pretest-posttest design. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, kuesioner dan lembar tes pretest&posttest. Data yang diperoleh pada penelitian ini terdiri dari nilai pretest, posttest, lembar observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan t-test dan uji gain.

Hasil analisis data, analisis pertama yaitu hasil motivasi pada kelas eksperimen terdapat meningkatan dari 43,55 menjadi 78,22, besarnya peningkatan memperoleh dari uji gain yaitu 0,61 dengan kategori sedang. Sedangkan hasil sikap belajar kelas eksperimen memperoleh rata-rata 48,75 menjadi 73,12, untuk besarnya peningkatan sikap diperoleh dari uji gain yaitu 0,48 dengan kategori sedang. Hasil perhitungan t-test dari nilai hasil belajar kognitif yaitu t hitung = 6,708 sedangkan t tabel = 1,67 dengan α = 5% dengan dk = 32 + 32 – 2 = 62. Jadi thitung>ttabel, ini berarti hipotesis diterima. Untuk meningkatan hasil belajar kognitif siswa dilihat dari uji gain, untuk uji gain pada kelas eksperimen peningkatan hasil belajar kognitif berkategori sedang sebesar 0,58. persentase skor pada aspek psikomotorik kelas eksperimen sebesar 80,31% sedangkan kelas kontrol 70%. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa implementasi model student facilitator and explaining mampu meningkatkan motivasi, sikap dan hasil belajar siswa SMP Negeri 2 Patebon. Saran berdasarkan keberhasilan pencapaian dari penerapan model student facilitator and explaining dalam proses pembelajaran dapat dijadikan pertimbangan dalam melaksanakan pembelajaran disekolah dan kepada peneliti berikutnya untuk lebih mengembangkan dan mengeksplorasikan kembali penerapan model student facilitator and explaining pada proses pembelajaran berikutnya.

Kata kunci : Student facilitator and explaining, Motivasi, Sikap, dan Hasil Belajar

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Implementasi Model Student Facilitator and Explaining Materi

Microsoft Excel untuk Meningkatkan Motivasi, Sikap, dan Hasil Belajar

Siswa di SMP Negeri 2 Patebon” dengan lancar.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan pihak berupa saran,

bimbingan, maupun petunjuk dan bantuan dalam bentuk lain. Maka penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. H. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

2. Dr. H. Nur Qudus, M.T., Dekan FT UNNES

3. Dr. -Ing. Dhidik Prastiyanto, S.T.,M.T., Ketua Jurusan Teknik Elektro

UNNES

4. Ir. Ulfah Mediaty Arief, M.T., Ketua Prodi PTIK UNNES

5. Dr. H. Muhammad Harlanu, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini dari awal

hingga akhir.

6. Drs. Sutarno, M.T., selaku Dosen Pembimbing 2 yang selalu memberikan

bimbingan dan masukan serta motivasi kepada penulis.

7. Bapak/Ibu dosen Jurusan Teknik Elektro FT yang telah memberikan bekal

ilmu kepada penulis selama kuliah.

viii

8. Drs. Muhammad Sarwono, selaku Kepala SMP N 2 Patebon yang telah

memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

9. Yunis Harwati, S.Kom., selaku guru TIK kelas VIII SMP N 2 Patebon yang

telah memberikan bantuan serta wejangan kepada penulis selama penelitian

10. Bapak dan ibu tercinta yang telah memberikan kasih sayang terbaik dan doa

yang tak henti kepada penulis, serta kakak yang memberikan semangat dan

memberikan motivasi.

11. Teman-temanku seperjuangan PTIK’12, kakak dan adik kelas, terima kasih

atas bantuan kalian selama ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut

membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang

telah membantu.

Semarang, 28 Juli 2016

Penulis

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii

PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................. iii

PERNYATAAN ......................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ................................................................................ vii

DAFTAR ISI .............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Identifikasi Masalah ......................................................................... 5

1.3 Batasan Masalah .............................................................................. 6

1.4 Rumusan Masalah ........................................................................... 7

x

1.5 Tujuan Masalah ............................................................................... 7

1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................... 8

1.7 Penegasan Istilah ............................................................................. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hakekat Belajar ............................................................................... 12

2.2 Hakekat Model Pembelajaran .......................................................... 13

2.3 Model Konvensional ....................................................................... 14

2.4 Model Student Facilitator and Explaining ........................................ 16

2.5 Microsoft Excel ............................................................................... 18

2.6 Motivasi Belajar .............................................................................. 20

2.7 Sikap Belajar ................................................................................... 22

2.8 Hasil Belajar .................................................................................... 25

2.9 Kerangka Berpikir ........................................................................... 28

2.10 Hipotesis ....................................................................................... 30

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................ 31

3.2 Desain Penelitian ............................................................................. 31

3.3 Data yang Diteliti ............................................................................ 32

3.4 Tempat dan Waktu .......................................................................... 32

3.5 Populasi dan Sampel ....................................................................... 33

3.5.1 Populasi ..................................................................................... 33

3.5.2 Sampel ...................................................................................... 34

3.6 Prosedur Penelitian .......................................................................... 36

xi

3.7 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 36

3.7.1 Observasi ................................................................................... 36

3.7.2 Kuesioner .................................................................................. 36

3.7.3 Tes ............................................................................................ 36

3.8 Analisis Instrumen ........................................................................... 37

3.8.1 Analisis Validitas ...................................................................... 37

3.8.2 Analisis Reliabilitas ................................................................... 40

3.8.3 Taraf Kesukaran ........................................................................ 41

3.8.4 Daya Beda ................................................................................. 42

3.9 Analisis Data ................................................................................... 44

3.9.1 Analisis Tahap Awal ................................................................. 44

3.9.1.1 Uji Normalitas ..................................................................... 44

3.9.1.2 Uji Homogenitas .................................................................. 45

3.9.2 Analisis Tahap Akhir ................................................................. 46

3.9.2.1 Uji Hipotesis ........................................................................ 46

3.9.2.2 Uji Gain ............................................................................... 47

3.9.2.3 Analisis Deskriptif Peningkatan Motivasi ............................ 48

3.9.2.4. Analisis Deskriptif Peningkatan Sikap ................................ 49

3.9.2.5 Analisis Deskriptif Hasil Belajar Psikomotorik .................... 50

3.9.2.6 Hasil Angket Peserta Didik .................................................. 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................... 52

4.1.1. Analisis Tahap Awal ................................................................ 52

xii

4.1.1.1 Uji Normalitas ..................................................................... 52

4.1.1.2 Uji Homogenitas .................................................................. 53

4.1.2 Analisis Tahap Akhir ................................................................. 53

4.1.2.1 Uji Normalitas ..................................................................... 53

4.1.2.2 Uji Homogenitas .................................................................. 54

4.1.2.3 Uji Hipotesis ........................................................................ 55

4.1.2.4 Uji Gain ............................................................................... 58

4.1.2.4 Analisis Deskriptif Peningkatan Motivasi ............................ 60

4.1.2.5 Analisis Deskriptif Peningkatan Sikap ................................. 61

4.1.2.6 Analisis Deskriptif Hasil Belajar Psikomotorik .................... 62

4.1.2.7 Hasil Angket Peserta Didik .................................................. 65

4.2 Pembahasan ..................................................................................... 66

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ......................................................................................... 72

5.2 Saran ............................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 75

LAMPIRAN ................................................................................................ 78

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

3.1 Hasil analisis validitas ujicoba soal tes .................................................. 38

3.2 Hasil analisis validitas angket motivasi ................................................. 39

3.3 Hasil analisis validitas angket sikap ....................................................... 39

3.4 Hasil analisis tingkat kesukaran soal ...................................................... 42

3.5 Hasil analisis daya pembeda soal ........................................................... 43

3.6 Kriteria motivasi ................................................................................... 49

3.7 Kriteria sikap ........................................................................................ 50

3.8 Kriteria Psikomotorik ............................................................................ 51

4.1 Hasil uji normalitas nilai pretest ............................................................ 53

4.2 Hasil uji homogenitas nilai pretest ......................................................... 53

4.3 hasil homogenitas nilai posttest ............................................................. 54

4.4 Hasil analisis uji hipotesis motivasi ....................................................... 55

4.5 Hasil analisis uji hipotesis sikap ............................................................ 56

4.6 Hasil analisis uji hipotesis hasil belajar kognitif .................................... 57

4.7 Hasil uji gain motivasi ........................................................................... 58

xiv

4.8 Hasil uji gain sikap ................................................................................ 59

4.9 Skor rata-rata hasil belajar kognitif ........................................................ 60

4.10 Hasil uji gain hasil belajar kognitif ....................................................... 60

4.11 Hasil analisis data observasi motivasi .................................................. 61

4.12 Hasil analisis data observasi sikap ....................................................... 62

4.13 Hasil analisis persentase skor aspek psikomotorik .............................. 63

4.14 Hasil rata-rata tiap aspek psikomotorik kelas eksperimen .................... 64

4.15 Hasil rata-rata tiap aspek psikomotorik kelas kontrol ........................... 64

4.16 Hasil angket peserta didik .................................................................... 65

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Kerangka berfikir .................................................................................. 29

3.1 Prosedur penelitian ................................................................................ 35

4.1 Grafik hasil uji gain motivasi belajar .................................................... 58

4.2 Grafik hasil uji gain sikap belajar .......................................................... 59

4.3 Grafik peningkatan motivasi .................................................................. 61

4.4 Grafik peningkatan sikap ....................................................................... 62

4.5 Grafik nilai rata-rata psikomotorik ....................................................... 63

4.6 Grafik hasil rata-rata skor tiap aspek psikomotorik ............................... 65

4.7 Grafik hasil angket ................................................................................ 66

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Uji normalitas hasil pretest siswa ............................................ 78

Lampiran 2. Uji homogenitas hasil pretest siswa ......................................... 80

Lampiran 3. Uji normalitas hasil posttest siswa ........................................... 81

Lampiran 4. Uji homogenitas hasil posttest siswa ........................................ 83

Lampiran 5. Uji hipotesis motivasi siswa .................................................... 84

Lampiran 6. Uji hipotesis sikap siswa ......................................................... 86

Lampiran 7. Uji hipotesis hasil belajar kognitif siswa .................................. 88

Lampiran 8. Uji gain hasil motivasi belajar siswa ........................................ 90

Lampiran 9. Uji gain hasil sikap belajar siswa ............................................. 91

Lampiran 10. Uji gain hasil belajar kognitif siswa ....................................... 92

Lampiran 11. Rekaptulasi hasil observasi motivasi ...................................... 93

Lampiran 12. Rekaptulasi hasil observasi sikap .......................................... 95

Lampiran 13. Rekaptulasi hasil angket motivasi .......................................... 97

Lampiran 14. Rekaptulasi hasil angket sikap .............................................. 101

Lampiran 15. Validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda .... 103

xvii

Lampiran 16. Validitas, reliabilitas ujicoba angket motivasi ......................... 104

Lampiran 17. Validitas, reliabilitas ujicoba angket sikap ............................. 105

Lampiran 18.Pedoman penilaian ranah psikomotorik .................................. 106

Lampiran 19. Pedoman penilaian motivasi ................................................. 107

Lampiran 20. Pedoman penilaian sikap ....................................................... 108

Lampiran 21. Kisi-kisi angket motivasi model SFAE .................................. 109

Lampiran 22. Kisi-kisi angket motivasi metode konvensional .................... 113

Lampiran 23. Kisi-kisi angket sikap model SFAE ....................................... 116

Lampiran 24. Kisi-kisi angket sikap metode konvension ............................. 119

Lampiran 25. Rekaptulasi psikomotorik kelas eksperimen ......................... 121

Lampiran 26. Rekaptulasi psikomotorik kelas kontrol ................................ 122

Lampiran 27. Silabus pembelajaran TIK ..................................................... 123

Lampiran 28. Rencana pelaksanaan pembelajaran ...................................... 124

Lampiran 29. Lembar kerja siswa ............................................................... 132

Lampiran 30. Kisi-kisi ujicoba soal ............................................................ 133

Lampiran 31. Soal ujicoba .......................................................................... 134

Lampiran 32. Kunci jawaban ujicoba soal ................................................... 138

xviii

Lampiran 33. Perhitungan daya beda soal .................................................. 139

Lampiran 34. Perhitungan tingkat kesukaran soal ....................................... 140

Lampiran 35. Perhitungan reliabilitas soal ................................................... 141

Lampiran 36. Perhitungan reliabilitas angket motivasi ............................... 142

Lempiran 37. Perhitungan reliabilitas angket sikap ..................................... 143

Lampiran 38. Perhitungan validitas soal ...................................................... 144

Lampiran 39. Hasil tes ujicoba soal ............................................................. 145

Lampiran 40. Kisi-kisi soal pretest dan posttest ........................................... 146

Lampiran 41. Lembar soal pretest dan posttest ............................................ 147

Lampiran 42. Kunci jawaban soal pretest dan posttest ................................. 150

Lampiran 43. Data nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontol .............. 151

Lampiran 44. Data nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol ........... 152

Lampiran 45. Surat penelitian ..................................................................... 153

Lampiran 46. Dokumentasi ......................................................................... 154

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu aspek penting yang harus dimiliki oleh setiap

manusia serta faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia sebagai

transformasi ilmu pengetahuan. Pendidikan memiliki peran penting dalam

kehidupan bangsa karena pendidikan merupakan kekuatan Negara untuk

menciptakan generasi penerus yang mampu membimbing dan mengarahkan

bangsanya lebih maju terutama pada era globalisasi saat ini. Hal ini guru dapat

memanfaatkan teknologi yang ada dengan mencari referensi model pembelajaran,

dan guru mampu menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakter

siswa.

Diketahui model pembelajaran sudah banyak dikembangkan oleh para

ahli, namun disekolah–sekolah masih saja menggunakan model atau metode

pembelajaran yang lama. Bukan karena tidak mau mengikuti perkembangan

zaman, namun pada hakekatnya model pembelajaran diterapkan untuk

menyesuaikan dengan karakter siswa pada lingkungan sekolah. Jika penerapakan

model pembelajaran yang digunakan pada kegiatan belajar dengan baik dan

efisien kepada siswa maka akan berdampak pada hasil belajar siswa yang baik,

namun sebaliknya jika penerapan model pembelajaran tidak baik sesuai dengan

karakter siswa maka hasil belajar akan berpengaruh. Jadi, penerapakan model

pembelajaran banyak macamnya namun kembali lagi pada kesesuaian dengan

karakter siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

2

Salah satu yang sering dialami oleh pendidik dalam kegiatan pembelajaran

adalah menentukan metode atau model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi

lingkungan kegiatan belajar mengajar. Permasalahan yang terjadi pada proses

pembelajaran khusunya mata pelajaran TIK adalah memilih model pembelajran.

Berdasarkan pengamatan selama Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP

Negeri 2 Patebon selama tiga bulan, masih banyak siswa yang kesulitan dalam

memahami mata pelajaran TIK dan merasa bosan dengan metode pembelajaran

yang digunakan, maka guru harus dapat memilih secara tepat model pembelajaran

yang sesuai untuk memperoleh keberhasilan dalam suatu kegiatan belajar. Metode

pembelajaran yang diterapkan di SMP Negeri 2 Patebon pada mata pelajaran TIK

masih menggunakan metode pembelajaran konvensional dengan pendekatan

ceramah, tugas, dan praktikum sederhana. Siswa masih terpusat informasi pada

guru yang memberikan informasi dalam proses belajar. Berdasarkan pengamatan

pelaksanaan pembelajaran konvensional, siswa hanya sebagai audien (pendengar)

ketika guru menjelaskan materi, hal tersebut menimbulkan memahaman siswa

terhadap materi kurang dan siswa cenderung tidak lama untuk mengingat materi

yang telah disampaikan oleh guru. Siswa yang memiliki kecerdasan tinggi akan

mendonimasi lebih aktif, sedangkan siswa yang memiliki kecerdasan rendah akan

diam dan enggan untuk bertanya kepada guru terhadap kesulitan yang dihadapi

siswa.

Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh pada Senin, 25 Januari 2016

dari guru mata pelajaran TIK di SMP Negeri 2 Patebon, yang menyatakan bahwa

guru tidak dapat mengetahui seberapa besar siswa memahami materi yang telah

3

disampaikan, karena siswa sendiri masih kurang termotivasi untuk mengikuti

kegiatan belajar menggunakan metode konvensional dengan pendekatan ceramah.

Siswa merasa bosan dan jenuh, ini mengakibatkan pada sikap siswa yang tidak

memperdulikan materi dan guru yang sedang menerangkan saat proses

pembelajaran. Siswa yang asyik berbicara sendiri dengan teman sebangkunya

selama proses pembelajaran dan respon pada mata pelajaran seperti halnya

menunda mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, dan siswa cepat menyerah

dalam mengerjakan soal yang menurut mereka sulit dan tidak ingin berusaha

terlebih dahulu untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Hal ini berdampak

pada hasil belajar TIK yang masih dibawah standar minimal.

Berdasarkan hasil pencatatan dokumen pada Senin, 25 Januari 2016 yaitu

pencatatan nilai ulangan akhir semester I siswa kelas VIII pada mata pelajaran

TIK diperoleh hasil belajar dibawah KKM yang ditentukan oleh sekolah. Nilai

rata-rata ulangan akhir semester I siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Patebon

adalah 73,12 dengan KKM 76. Siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM

adalah 51,7%.

Berdasarkan fakta-fakta tersebut, diperlukan suatu solusi pembelajaran

yang dapat menciptakan pembelajaran yang inovatif dan interaktif yang

melibatkan peran aktif siswa saat mengikuti pembelajaran TIK serta

memantapkan dalam pemahaman dan penguasaan siswa dalam pembelajaran TIK.

Jadi, model pembelajaran yang diharapkan dapat membantu siswa dalam

meningkatkan motivasi, sikap dan hasil belajar. Model student facilitator and

explaining adalah model pembelajaran yang mampu memberdayakan siswa

4

“bagaimana guru mampu menyajikan atau mendeminstrasikan materi didepan

siswa lalu memberikan mereka kesempatan untuk menjelaskan kepada teman-

temannya” (Huda, 2013:228). Salah satu model pembelajaran yang relevan

diterapkan untuk meningkatkan motivasi, sikap dan hasil belajartersebut adalah

model student facilitator and explaining.

Model student facilitator and explaining merupakan salah satu model yang

inovatif. Model pembelajaran ini merupakan salah satu solusi dalam pengelolaan

kelas yang berbasis siswa aktif, memacu motivasi dan meningkatkan daya serap

siswa dengan melakukan demonstrasi. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan

terkait dengan pembelajaran student facilitator and explaining diantaranya :

1) Ni Pt. Eka Ariyanti (2014) menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan

pehamanan konsep IPA antara siswa yang mengikuti model pembelajaran

SFAE dan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional pada

kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan rendah.

2) Rully Marcelina (2013) menyimpulkan bahwa proses pembelajaran melalui

model pembelajaran Student facilitator and explaining berbantuan mind

mapping membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa yang diikuti dengan adanya peningkatan

hasil belajar fisika siswa.

3) Abdul Aziz (2015) menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran

student facilitator and explaining pada kelas X SMA Negeri 10 Purworejo

dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar fisika.

5

4) Istikomah (2016) menyimpulkan bahwa melalui pembelajaran student

facilitator and explaining berimbas pada perkembangan prestasi belajar siswa

yang menunjukkan perkembangan yang signifikan.

5) Indah Lestari (2014) menyimpulkan hak ini menunjukkan terdapat pengaruh

model pembelajaran SFE (Student Facilitator and Explaining) terhadap hasil

belajar IPA siswa kelas V SD Gugus 1 Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan.

Penelitian-penelitian yang dilakukan di atas memberikan penguatan bahwa

model student facilitator and explaining memberikan dampak positif dalam

proses pembelajaran dari sisi motivasi, sikap dan hasil belajar siswa. Model

student facilitator and explaining bisa dijadikan alternative solusi yang

ditawarkan dalam mengatasi permasalahan hasil belajar siswa SMP Negeri 2

Patebon. Selain itu model student facilitator and explaining dalam pembelajaran

TIK dapat meningkatkan motivasi dan sikap siswa. Berdasarkan latar belakang

diatas merupakan dasar penulis dalam melakukan penelitian dengan judul

“Implementasi Model Student Facilitator and Explaining Materi Microsoft Excel

untuk Meningkatkan Motivasi, Sikap, dan Hasil Belajar Siswa di SMP Negeri 2

Patebon” .

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan sejumlah aspek permasalahan yang

muncul sehubungan dengan penelitian. Berdasarkan latar belakang masalah

diatas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :

(1) Pada saat pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) guru

belum menerapkan model pembelajaran yang bervariasi.

6

(2) Siswa tidak berani bertanya kepada guru menegnai materi yang tidak

dipahami sehingga siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.

(3) Tingkat pemahaman sisw terhadap materi masih rendah.

(4) Motivasi belajar TIK siswa kelas VIII belumoptimal ditunjukkan dengan

siswa masih menganggap sulit terhadap mata pelajaran TIK.

(5) Sikap siswa yang menunda mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, cepat

menyerah dalam mengerjakan tugas dan tidak berusaha untuk memecahkan

masalah dari tugas yang dihadapi.

(6) Masih rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran TIK.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mempersempit

ruang lingkup permasalahan yang akan dikaji lebih lanjut. Sesuai dengan judul

penelitian, peneliti membatasi permasalahan yang akan dijadikan sebagai bahan

penelitian. Batasan masalah tersebut antara lain :

(1) Penelitian ini berfokus pada implementasi model pembelajaran student

facilitator and explaining materi Microsoft excel untuk meningkatkan

motivasi, sikap dan hasil belajar siswa.

(2) Penelitian ini mengukur motivasi, sikap, hasil belajar psikomotorik siswa

terhadap proses pembelajaran dengan cara lembar pengamatan.

(3) Lembar angket untuk mengetahui respon terhadap model pembelajaran

(4) Subyek penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2

Patebon.

7

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas dapat

dirumuaskan masalah sebagai berikut :

(1) Apakah implementasi model student facilitator and explaining dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa SMP Negeri 2 Patebon?

(2) Apakah implementasi model student facilitator and explaining dapat

meningkatkan sikap belajar siswa SMP Negeri 2 Patebon?

(3) Apakah implementasi model student facilitator and explaining dapat

meningkatkan hasil belajar siswa SMP Negeri 2 Patebon?

1.5 Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, tujuan dari

penelitan ini adalah :

(1) Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa SMP Negeri 2 Patebon

melalui implementasi model student facilitator and explaining.

(2) Untuk mengetahui peningkatan sikap belajar siswa SMP Negeri 2 Patebon

melalui implementasi model student facilitator and explaining.

(3) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa SMP Negeri 2 Patebon

melalui implementasi model student facilitator and explaining.

8

1.6 Manfaat Penelitian

Secara teoritis dan praktis, hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat

antara lain :

(1) Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan untuk pengembangan keterampilan artikel

sehingga dapat dipakai sebagai referensi dalam penelitian lebih lanjut. Hasil

penelitian ini secara teoritis dapat memberikan pengetahuan tentang alternatif

pembelajaran mengenai implementasi model student facilitator and

explaining untuk meningkatkan motivasi, sikap dan hasil belajar siswa di

SMP Negeri 2 Patebon khususnya materi Microsoft excel.

(2) Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para guru bidang studi

TIK khususnya dan guru bidang studi lainnya. Para guru semakin kreatif

dalam menerapkan model pembelajaran yang akan menjadi bahan ajar untuk

menarik perhatian siswa, agar siswa tidak jenuh dengan model pembelajaran

konvensional saja. Penelitian yang diselenggarakan diharapkan bermanfaat

bagi :

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengalaman diri sebagai calon pendidik

agar dapat dijadikan modal mengajar dikemudian hari.

9

b. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kemudahan bagi siswa

dalam memahami materi Microsoft Excel dan meningkatkan motivasi,

sikap dan hasil belajar siswa

c. Bagi Guru

Penelitian ini dapat memberikan wawasan baru tentang pentingnya

memilih dan menerapkan suatu model pembelajaran yang efektif untuk

kegiatan pembelajaran dan meningkatkan motivasi, sikap dan hasil

belajar siswa pada setiap materi TIK.

d. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapakan dapat memberi informasi dan masukan dalam

penggunaan model pembelajaran berbantuan media yang mampu

meningkatkan kualitas pembelajaran TIK di sekolah.

1.7 Penegasan Istilah

Penegasan istilah diperlukan untuk memudahkan dan menghindari salah

tafsir atau salah pengertian terhadap skripsi ini, akan lebih jelas apabila penulisan

memberikan pengertian dan batasan pada beberapa istilah yang digunakandalam

skripsi ini, sebagai berikut :

1. Model Student Facilitator and Explaining

Model student facilitator and explaining merupakan salah satu jenis model

pembelajaran komunikatif. Strategi pembelajaran student facilitator and

explaining diawali dengan serangkaian penyajian materi ajar yang dijelaskan

secara terbuka oleh pendidik, dan memberikan kesempatan kepada siswa

10

untuk menjelaskan kembali kepada rekan-rekannya, dan diakhiri dengan

penyampaian semua materi kepada siswa (Huda, 2013 : 228)

2. Microsoft Excel

Microsoft excel merupakan materi yang dipelajari oleh siswa SMP Kelas

VIII Semester II pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK). Materi tersebut dalam kompetensi dasar membuat dokumen pengolah

angka sederhana.

3. Motivasi Belajar

Motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan

memelihara perilaku seseorang secara terus menerus (Rifa’I dan Anni : 2012).

Untuk membangun siswa agar mempunyai motivasi yang tinggi, pendidik

perlu mempunyai strategi dalam pelaksanaannya. Strategi untuk membangun

motivasi peserta didik diantaranya membangkitkan minat belajar, mendorong

rasa ingin tahu, menggunakan variasi metode penyajian yang menarik,

membantu peserta didik dalam merumuskan tujuan belajar.

4. Sikap Belajar

Sikap belajar pada umumnya diartikan sebagai sesuatu keterampilan,

kecenderungan seseorang untuk bertindak secara tertentu dalam hal tersebut

juga. Trow mendefinisikan sikap sebagai suatu kesiapan mental atau

emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat (Trow: 2008-

144). Berdasarkam pendapat para pakar, peneliti mengambil suatu kesimpulan

bahwa yang dimaksud dengan sikap adalah sesuatu hal yang dipelajari,

memiliki kesiapan yang mengandung kepercayaan atau keyakinan kita

11

terhadap orang lain. Jadi siswa yang memiliki sikap belajar yang lebih baik

akan memperoleh hasil yang lebik baik pula.

5. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik

setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan

perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari (Rifa’I, 2012:69).

Menurut Benyamin S. Bloom, sebagaimana dikutip oleh Rifa.i (2012:70),

menyampaikan tiga taksonomi yang disebut ranah belajar, yaitu ranah kognitif

(Cognitive Domain), ranah afektif (affective Domain), ranah psikomotorik

(psychomotoric). Hasil belajar ranah kognitif diukur dengan tes, sedangkan

ranah afektif dan ranah psikomotorik diukur dengan hasil pengamatan

(observasi).

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hakekat Belajar

Manusia hidup untuk belajar. Belajar merupakan proses penting bagi

perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang

dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Konsep tentang belajar telah banyak

didefinisikan oleh pakar psikologi, salah satunya Gagne (1997 : 3) menyatakan

bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang

berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan itu tidak berasal dari

proses pertumbuhan. Dalam belajar, terdapat beberapa konsep, konsep belajar

mengajar mengandung dua unsur utama yaitu :

(1) Belajar, berkaitan dengan perubahan perilaku. Untuk mengukur apakah

seseorang telah belajar maka diperlukan perbandingan antara perilaku

sebelumnya dan setelah melakukan kegiatan belajar.

(2) Perubahan perilaku karena belajar bersifat relative permanent. Lamanya

perubahan perilaku yang terjadi pada diri seorang sukar diukur (Anni : 2012).

Faktor-faktor yang memberikan kontribusi terhadap proses dan hasil

belajar adalah kondisi internal dan eksternal peserta didik. Kondisi internal

mencakup kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh, kondisi psikis seperti

kemampuan intelektual, emosional; dan kondisi social, seperti kemampuan

bersosialisasi dengan lingkungan. Oleh karena itu kesempurnaan dan kualitas

kondisi internal yang dimiliki oleh peserta didik akan berpengaruh terhadap

kesiapan, proses, dan hasil belajar. Sama kompleksnya pada kondisi internal

13

adalah kondisi eksternal yang ada dilingkungan peserta didik. Beberapa faktor

eksternal seperti variasi dan tingkat kesulitan materi belajar (stimulus) yang

dipelajari (direspon), tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, dan budaya

belajar masyarakat akan mempengauhi kesiapan, proses dan hasil belajar (Rifa’I,

2012 : 80-81).

2.2 Hakekat Model Pembelajaran

Model pembelajaran atau pengajaran merupakan strategi-strategi

pengajaran preskriptif yang membantu mencapai tujuan-tujuan (Huda, 2013 : 73).

Menurut Joyce and Weill (2009:7), sebagaimana dikutip oleh Huda (2013 : 73),

menyatakan “Models of Teaching are really models of learning. As we helps

students acquire information, ideas, skill, values, ways of thingking, and means of

expressing themselves, we are also teaching them how to learn”. Artinya, model

pembelajaran merupakan model belajar. Dengan model tersebut guru dapat

membantu siswa mendapatkan atau memperoleh informasi, ide, keterampilan,

cara berfikir, dan mengekspresikan ide diri sendiri. Selain itu, model belajar juga

mengajarkan bagaimana mereka belajar.

Model-model pembelajaran atau pengajaran dirancang untuk tujuan-tujuan

tertentu. Pengajaran konsep-konsep informasi, cara-cara berfikir, studi nilai-nilai

sosial, dan sebagainya. Dengan meminta siswa untuk terlibat aktif dalam tugas-

tugas kognitif dan sosial tertentu. Sebagian model terpusat pada penyampaian

guru, sementara sebagian yang lain berusaha fokus pada respon siswa dalam

mengerjakan tugas dan posisi-posisi siswa sebagai partner dalam proses

pembelajaran. Akan tetapi, semua model tersebut menekankan bagaimana

14

membantu siswa belajar mengkontruksi pengetahuan belajar bagaimana cara

belajar yang mencakup belajar dari sumber-sumber yang sering kali dianggap

pasif, seperti belajar dari ceramah, film, tugas membaca, dan sebagainya (Huda,

2013 : 73-74).

Menurut Kardi yang dikutip oleh Hendhy (2015) menyatakan bahwa

model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus, yaitu :

(1) Raisonal teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau

pengembangannya

(2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan

pembelajaran yang akan dicapai)

(3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat

dilaksanakan dengan berhasil, dan

(4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat

tercapai.

Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajarn adalah suatu

perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan

suatu pembelajaran di dalam kelas maupun tutorial serta menentukan perangkat

pembelajaran untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujaun

pembelajaran.

2.3 Metode Konvensional

Metode konvensional merupakan pembelajaran yang lebih terpusat pada

guru dari pada kemampuan siswa. Pembelajaran konvensional dalam praktiknya

cenderung mengacu pada pandangan behavioristik. Pembelajaran dengan

15

pendekatan konvensional merupakan pendekatan pembelajaran di kelas yang

bersifat tradisional. Adapun metode pembelajaran yang sering diterapkan dalam

pembelajaran dengan pendekatan konvensional antara lain adalah metode

ceramah, tanya jawab, dan penugasan.

Kelebihan dari metode konvensional ini adalah efesiensi waktu dan

tenaga, mudah dilaksankan, dan pengaturan kelas tidak sulit, karena siswa sudah

terbiasa dengan metode pembelajaran konvensional. Dan kelemahannya metode

pembelajaran ini, yaitu kurangnya interaksi antara siswa dengan guru, siswa

dengan siswa, pengembangan ide-ide dari pemikiran siswa sangat berkurang dan

tidak tersalurkan dengan baik.

Untuk mengatasi kelemahan yang ada pada metode pembelajaran

konvensional, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain adalah :

(1) tidak hanya menggunakan kemampuan verbal dalam mengajar, tetapi juga

menggunakan alat bantu seperti media atau alat peraga, (2) menyelingi pelajaran

dengan beberapa permainan yang berkaitan dengan materi pembelajaran, (3)

menerapkan langkah-langkah yang sesuai dengan panduan, (4) mengikutsertakan

siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa menjadi aktif, misalnya dengan

tanya jawab antara peserta didik dengan guru.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode konvensional

mempunyai keunggulan dibandingkan metode yang lain tetapi juga dianggap

mempunyai banyak kelemahan. Salah satunya adalah dominasi guru dalam proses

pembelajaran dan pembelajaran yang bersifat satu arah sehingga keaktifan siswa

tergolong rendah. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, model konvensional

16

biasanya divariasi dengan model atau metode yang lain atau ditambah dengan

penggunaan media pembelajaran untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.

Oleh karena itu, penggunaan model, metode atau media pembelajaran yang lain

selain metode konvensional bukanlah yang tidak mungkin, bahkan dianjurkan.

2.4 Model Student Facilitator and Explaining

Model student facilitator and explaining adalah model pembelajaran yang

mana guru mampu manyajikan atau mendemonstrasikan materi di depan siswa

kemudian memberikan kesempatan untuk menjelaskan kepada teman-temannya.

Jadi, model student facilitator and explaining merupakan rangkaian penyajian ajar

yang diawali dengan penjelasan secara terbuka, memberi kesempatan kepada

siswa untuk menjelaskan kembali kepada rekan-rekannya, dan diakhiri dengan

penyampaian semua materi kepada siswa (Huda, 2013 : 228).

Sintak tahap-tahap strategi student facilitator and explaining adalah

sebagai berikut :

(1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

(2) Guru mendemonstrasikan atau menyajikan garis-garis besar materi

pembelajaran

(3) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada siswa

lainnya, misalnya melalui bagan atau peta konsep. Hal ini bisa dilakukan

secara bergiliran atau acak

(4) Guru menyimpulkan idea atau pendapat siswa

(5) Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu

(6) Penutup

17

Kelebihan dari model student facilitator and explaining yaitu : (1)

Membuat materi yang disajikan lebih jelas dan konkret, (2) Melatih siswa untuk

menjadi guru, karena siswa diberi kesempatan untuk mengulang penjelasan guru

yang telah di dengar, (3) Memacu motivasi siswa untuk menjadi yang terbaik

dalam menjelaskan materi ajar, (4) Mengetahui kemampuan siswa dalam

menyampaikan idea tau gagasan.

Sedangkan kelemahan dari model student facilitator and explaining yaitu :

(1) Siswa pemalu sering kali sulit untuk mendemonstrasikan apa yang

diperintahkan oleh guru, (2) Tidak semua siswa memiliki kesempata yang sama

untuk melakukannya(menjelaskan kembali kepada teman-temannya karea

keterbatasan waktu pembelajaran), (3) Timbul rasa yang kurang sehat antar siswa

yang satu dengan yang lain, (4) Siswa yang malas mungkin akan menyerahkan

bagian pekerjaannya pada teman yag pandai.

Untuk mengatasi kelemahan yang ada pada model student facilitator and

explaining, terdapat beberapa cara yang dilakukan, diantaranya adalah : (1)

Mengupayakan dengan memotivasi siswa agar tidak pemalu, (2) siswa yang tidak

mendapat kesempatan untuk maju harus mendengarkan temannya

mempresentasikan idea atau gagasan serta mengajukan pertanyaan-pertanyaan, (3)

Guru menuntut siswa untuk berinteraksi dan bekerjasama dengan baik antar

kelompok, (4) Guru mengawasi siswa supaya tidak hanya teman yang pandai saja

yang mengerjakan.

18

2.5 Microsoft Excel

Microsoft Excel merupakan materi yang dipelajari oleh siswa SMP kelas

VIII semester 2 pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Materi tersebut termasuk dalam kompetensi dasar menggunakan menu dan ikon

pada perangkat lunak pengolah angka. Program MS. Excel adalah pengolah angka

yang sangat membantu dalam pengolahan data statistic, penerapan rumus-rumus,

pembuatan grafik, dan lain sebagainya (kusyanto, 2010 : 147).

2.5.1 Mengenal berbagai tipe grafik

Grafik dibuat untuk menampilkan data dalam bentuk gambar. Grafik

menyajikan data secara virtual, sehingga lebih menarik dan memudahkan dalam

membandingkan serta membuat keputusan kecenderungan data.

Excel memiliki berbagai macam tipe grafik. Tipe grafik dipilih sesuai

tujuan dari grafik tersebut dibuat. Berikut beberapara tipe grafik :

(1) Grafik tipe kolom

Grafik tipe kolom digunakan untuk membuat perbandingan data

berdasarkan kategori

(2) Grafik tipe garis

Grafik tipe garis digunakan untuk menampilkan kecenderungan data dari

waktu ke waktu.

(3) Grafik tipe pie

Grafim tipe pie digunakan untuk menampilkan besar kontribusi sebuah nilai

data terhadap nilai total.

19

(4) Grafik tipe silinder

Grafik tipe silinder digunakan untuk membuat perbandingan data

berdasarkan kategori.

2.5.2 Mengenal bagian-bagian grafik

Secara umum sebuah grafik terdiri dari bagian-bagaian, yaitu sebagai

berikut :

(1) Judul grafik (8) Judul sumbu kategori

(2) Area grafik (9) Seri data

(3) Area plot (10) Label data

(4) Garis grid (11) Legend

(5) Sumbu nilai (sumbu y) (12) Nilai (x)

(6) Sumbu kategori (sumbu x) (13) Nilai (y)

(7) Judul sumbu nilai

2.5.3 Membuat grafik dengan data yang ada

Langkah-langkah untuk membuat grafik, yaitu sebagai berikut :

(1) Ketiklah tabel data yang akan ditampilkan dalam bentuk grafik. Misl kita

akan membuat grafik jumlah kelulusan siswa SMP Negri 345 Jakarta Utara.

(2) Blok sel awal hingga sel akhir hanya data yang akan ditampilkan dalam

grafik saja yang diblok.

(3) Klik tab insert – pada group chart – pilih column- 2D column - clustered

column. Kotak dialog wizard akan ditampilkan.

20

(4) Perhatikan data pada sumbu x, data yang ditampilkan belum tepat. Klik

kanan pada grafik, pada pop up yang muncul pilih select data. Data kotak

dialog select data source ditampilkan.

(5) Pada bagian horizontal (kategori) axis labels, klik tombol edit. Kotak dialog

axis labels akan ditampilkan.

(6) Tempat kursor pada kotak axis label range, pilih data pada kolom tahun

kemudian klik ok.

2.5.4 Mengatur grafik agar tampilan menjadi menarik

Grafik yang telah dihasilkan dapat dipindah letaknya dengan perintah

drag dan drop menggunakan mouse pada chart area. Tampilan teks atau huruf

pada grafik juga dapat diformat sesuai dengan keinginan kita. Hal ini dilakukan

untuk memperindah tampilan grafik. Lakukand engan klik teks grafik, atau label

sumbu x atau label sumbu y selanjutnya atur jenis huruf atau ukuran huruf

menggunakan tombol Font dan Size pada toolbar formatting. Angka pada skala

sumbu x dan sumbu y juga dapat diatur ukurannya dnegan klik ganda dan

memilih tombol Font pada jendela yang ditampilakan selanjutnya memilih jenis

dan ukuran hurufnya.

2.6 Motivasi Belajar

Mengutip pendapat Sardiman (2011 : 75) dalam keke . mengatakan bahwa

motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar

dan memberi arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh

subyek belajar itu dapat dicapai. Lebih lanjut Riduwan (2006 : 210) mengatakan

21

motivasi merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari dalam diri siswa

untuk memberikan kesiapan agar tujaun yang telah ditetapkan tercapai.

Sedangkan belajar merupakan suatu proses yang dilakukan siswa untuk

memperoleh perubahan tingkah laku yang lebih baik dan sebelumnya sebagai

hasil pengalaman siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Indikator motivasi menurut Sardiman (2011 : 83) antara lain sebagai

berikut :

(1) Tekun menghadapi tugas

(2) Ulet menghadapi kesulitan

(3) Menunjakkan minat terhadap bermacam-macam masalah

(4) Lebih senang bekerja mandiri

(5) Cepat bosen pada tugas, atau tugas yang rutin

(6) Dapat mempertahankan pendapatnya

(7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini

(8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal

Biggs dan Tefler mengungkapkan motivasi belajar siswa dapat menjadi

lemah. Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan

kegiatan, sehingga mutu prestasi akan rendah. Oleh karena itu, mutu prestasi

belajar pada siswa perlu diperkuat terus menerus. Dengan tujuan agar siswa

memiliki motivasi belajar yang kuat, sehingga prestasi belajar yang diraihnya

dapat optimal.

22

Terdapat indikator motivasi belajar lain yang dikemukakan oleh Uno

(2008 : 23) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

(1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil

(2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

(3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan

(4) Adanya penghargaan dalam belajar

(5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

(6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif

Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa indikator

untuk menilai motivasi belajar dapat dikategorikan sebagai berikut :

(1) Tekun menghadapi tugas

(2) Ulet menghadapi kesulitan

(3) Menunjukkan minat

(4) Lebih senang bekerja mandiri

(5) Dapat mempertahankan pendapat

(6) Senang mencari dan memecahkan masalah

(7) Adanya hasrat dan keinginan berhasil

(8) Adanya kegiatan yang menarik

2.7 Sikap Belajar

Sikap adalah kecenderungan yang dipelajari dari seorang individu untuk

merespon secara positif atau negative terhadap objek, situasi, konsep atau orang

lain. Menurut Ref. mengatakan bahwa sikap merupakan suatu kecenderungan

untuk mendekat atau menghindar, positif atau negative terhadap berbagai keadaan

23

sosial.sikap juga dapat didefinisikan sebagai suatu predisposisi atau

kecenderungan untuk melakukan suatu respon dengan cara-cara tertentu terhadap

dunia sekitarnya, baik berupa individu maupun objek-objek tertentu. Sikap ini

akan memberikan arah kepada perbuatan atau tindakan seseorang. Tapi hal ini

tidak berarti bahwa semua tindakan atau perbuatan seseorang identik dengan sikap

yang ada pada dirinya. Karena setiap orang mungkin saja melakukan perbuatan-

perbuatan yang sebenarnya bertentangan dengan sikapnya yang sebenarnya.

(Wayan, 1986 : 275).

Sikap belajar pada umumnya diartikan sebagai sesuatu keterampilan,

kecenderungan seseorang untuk bertindak secara tertentu dalam hal tersebut juga.

Trow mendefinisikan sikap sebagai suatu kesiapan mental atau emosional dalam

beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat (Trow, 2008:144). Berdasarkam

pendapat para pakar, peneliti mengambil suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud

dengan sikap adalah sesuatu hal yang di pelajari, memiliki kesiapan yang

mengandung kepercayaan atau keyakinan kita terhadap orang lain. Jadi siswa

yang memiliki sikap belajar yang lebih baik akan memperoleh hasil yang lebik

baik pula. Karena, jika siswa mempunyai kesiapan dan kepercayaan serta yakin

bahwa seseorang itu mampu melaksanakan aktivitasnya maka itu juga yang akan

menjadi kenyatan.

24

Menurut Majid (2008 : 214) secara umum aspek sikap / afektif yang perlu

dinilai dalam proses pembelajaran terhadap berbagai mata pelajaran mencakup

hal-hal berikut :

(1) Penilaian sikap terhadap mata pelajaran

Disini peserta didik perlu memiliki sifat positif terhadap materi pelajaran.

Berawal dari sikap positif inilah yang akan melahirkan minat belajar,

kemudian mudah diberi motivasi serta lebih mudah dalam menyerap materi

pelajaran.

(2) Penilaian sikap terhadap guru

Peserta didik perlu memiliki sikap postif terhadap guru, apabila tidak

memiliki sikap positif akan cenderung mengabaikan apa yang dibelajarkan

oleh gurunya. Shingga peserta didik yang memiliki sikap positif akan mudah

menyerap materi yang diajarkan oleh gurunya.

(3) Penilaian sikap terhadap proses pembelajaran

Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran,

strategi, metodologi serta teknik atau model pembelajaran yang digunakan

oleh guru. Proses pembelajaran yang menarik, nyaman dan menyenangkan

dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik sehingga pencapaian hasil

belajar bisa maksimal. Hal ini kembali kepada guru untuk pandai-pandai

mencari metode yang kira-kira dapat mendorong/merangsang peserta didik

untuk belajar serta mearsa tidak jenuh

(4) Penilaian sikap yang berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan

dengan suatu materi pelajaran

25

Peserta didik harus memiliki sikap yang tepat terhadap suatu kasus/ kejadian

dari suatu materi yang dipelajarinya dengan dilandasi nilai-nilai positif

terhadap kasus/kejadian tersebut. Misal peserta didik mempunyai sikap positif

terhadap upaya sekolah melestarikan lingkungan dengan mengadakan

program penghijauan/kebun sekolah.

(5) Penilaian sikap yang berkaitan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum

yang relevan dengan mata pelajaran.

Peserta didik memiliki sikap positif terhadap berbagai kompetensi setiap

kurikulum yang terus mengalami perkembangan sesuai dengan kebutuhan.

Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa indikator

untuk menilai sikap belajar dapat dikategorikan sebagai berikut :

(1) Sikap terhadap mata pelajaran

(2) Sikap terhadap guru

(3) Sikap terhadap proses belajar

(4) Sikap berkaitan dengan nilai atau norma

(5) Sikap berkaitan dengan kurikulum

2.8 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik

setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-asepk perubahan perilaku

tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh peserta didik. Oleh karena itu

apabila peserta didik mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan

perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam peserta didikan,

26

perubahan perilaku yang harus dicapai oleh peserta didik setalah melaksanakan

kegiatan belajar dirumuskan dalam tujuan peserta didikan (Rifa’i, 2012 : 69).

Menurut Benyamin S. Bloom, sebagaiman dikutip oleh Anni & Rifa’I

(2012 : 70-73), menyampaikan tiga taksonomi yang disebut ranah belajar, yaitu :

(1) Ranah Kognitif (Cognitive Domain)

Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan

kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan

(knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis

(analysis), sinesis (synthesis), dan penilaian (evaluation).

(2) Ranah Afektif (Affective Domain)

Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat dan nilai. Kategori

tujuannya mencerminkan hirarkhi yang berentangan dari keinginan untuk

menerima sampai dengan pembentukan pola hidup. Kategori tujaun peserta

didikan afektif adalah penerimaan (receiving), penanggapan (responding),

penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), pembentukan pola

hidup (organization by a value complex).

(3) Ranah Psikomotorik (Psychomotoric Domain)

Ranah psikomotorik berkaitab dengan kemampuan fisik seperti keterampilan

motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Kategori jenis

perilaku untuk ranah psikomotorik, menurut Elizabeth Simpson adalah

persepsi (perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided response),

gerakan terbiasa (mechanism), gerakan kompleks (complex overt),

penyesuaian (adaptation), dan kreativitas (originality).

27

Hasil belajar memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar.

Penelitian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi sejauh mana

keberhasilan seorang siswa dalam belajar. Dari informasi tersebut guru dapat

menganalisis kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan baik untuk keseluruhan

kelas ataupun individu.

Beberapa fungsi hasil belajar adalah sebagai berikut :

(1) Hasil belajar adalah indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah

di kuasi oleh siswa.

(2) Hasil belajar sebagai lambang kepuasan oleh siswa.

Hasil belajar dapat dijadikan sebagai pendorong bagi siswa dalam

meningkatkan mutu ilmu pengetahuan dan teknologi.

Berdasarkan pendapat dari Bloom bahwa hasil belajar ada 3 ranah, namun

peneliti mengambil ranah kognitif untuk mengukur berapa peningkatan hasil

belajar siswa untuk evaluasi tes. Dimana ranah kognitif ini hanya mengukur hasil

belajar siswa berupa, pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sinesis, dan

penilaian dalam proses pembelajaran yang berbentuk tes. Dan untuk ranah

psikomotorik peneliti menggunakan lembar pengamatan untuk mengamati

praktikum siswa. Sedangkan ranah afektif, terdapat pada aspek sikap. Maka dari

itu penelitian ini untuk mendapatkan data hasil belajar menggunakan ranah

kognitif untuk pretest dan posttest sedangkan ranah psikomotorik untuk

keterampilan dalam praktikum siswa.

28

2.9 Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang masalah bahwa proses pembelajaran TIK

dikelas VIII siswa SMP Negeri 2 Patebon masih bersifat konvensional belum ada

variasi, dimana guru masih menggunakan metode ceramah dan tugas-tugas.

Kurang interaktifnya guru tidak bisa menarik motivasi dan sikap siswa untuk

berpartisipasi didalam kelas sehingga menyebabkan siswa merasa bosan dan tidak

bersemangat belajar. Untuk mengatasi hal tersebut, guru perlu memilih model

pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam pelajaran TIK agar siswa

memiliki motivasi, sikap dan hasil belajar yang tinggi. Sikap merupakan perasaan

senang atau tidak senang, perasaan setuju atau tidak setuju terhadap guru, tujuan

pembelajara, materi, dan tugas-tugas serta lainnya. Sedangkan motivasi

merupakan dorongan untuk mengarah kegiatan belajar sehingga tujuan belajar

dapat tercapai. Tanpa adanya motivasi dan sikap, kegiatan belajar tidak akan

maksimal dan hasil belajar tidak tercapai dengan baik.

Guru membangkitkan motivasi siswa, guru memilih model yang tepat

untuk diterapkan dalam pembelajaran TIK dikelas. Model student facilitator and

explaining adalah salah satu contoh model yang dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa. Dimana siswa termotivasi agar mempersiapkan diri terhadap

kegiatan pembelajaran. Hal ini diharapkan untuk meningkatkan motivas dan hasil

belajar dan mengetahui sikap belajar siswa. Adapun kerangka berpikir tersevut

apabila digambarkan sebagai berikut :

29

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

FAKTA 1. Motivasi siswa dalam belajar rendah

2. Sikap siswa dalam belajar kurang baik

3. Hasil belajar siswa belum sesuai dengan harapan guru

Jumlah siswa dalam satu kelas yang banyak, anggapan materi Microsoft excel sulit dan banyak sitilah yang asing

Siswa kurang termotivasi mengikuti pembelajaran yang dirancang guru, sikap siswa dalam proses pembelajaran kurang baik, mengakibatkan hasil belajar siswa rendah.

Perlakuan

Ciri SFE

Implementasi model student facilitator and explaining (SFE)

1. Interaksi untuk menumbuhkan aktivitas siswa 2. Memotivasi siswa 3. Presentasi secara acak 4. Kegiatan menyimpulkan

HASIL 1. Motivasi belajar siswa meningkat 2. Sikap belajar siswa meningkat 3. Hasil belajar siswa meningkat

30

2.10 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Hipotesis Motivasi

Hipotesis Nihil (Ho)

“Tidak ada peningkatan motivasi belajar siswa melalui implementasi model

student facilitator and explaining”.

Hipotesis kerja (Ha)

“Ada peningkatan motivasi belajar siswa melalui implementasi model student

facilitator and explaining”.

2. Hipotesis Sikap

Hipotesis Nihil (Ho)

“Tidak ada peningkatan sikap belajar siswa melalui implementasi model

student facilitator and explaining”.

Hipotesis kerja (Ha)

“Ada peningkatan sikap belajar siswa melalui implementasi model student

facilitator and explaining”.

3. Hipotesis Hasil Belajar

Hipotesis Nihil (Ho)

“Tidak ada peningkatan hasil belajar siswa melalui implementasi model

student facilitator and explaining”.

Hipotesis kerja (Ha)

“Ada peningkatan hasil belajar siswa melalui implementasi model student

facilitator and explaining”.

72

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan,

diperoleh kesimpulan :

1. Model student facilitator and explaining dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa. Berdasarkan observasi yang dilakukan selama 3 hari, didapatkan

peningkatan motivasi siswa yang cukup tinggi pada kelas eksperimen yaitu

43,55%; 58,40% & 78,22%. Peningkatan motivasi juga dapat dilihat dari hasil

analisis data pada uji Gain sebesar 0,61 yang berarti pada kategori sedang

pada kelas eksperimen dan 0,55 yang berarti pada kategori sedang pada kelas

kontrol. Hasil motivasi dapat dilihat dari respon siswa dengan lembar

kuesioner pada kelas eksperimen yaitu 84% ini termasuk dalam kategori

sangat termotivasi.

2. Model student facilitator and explaining dapat meningkatkan sikap belajar

siswa. Hal ini dapat dilihat pada hasil analisis yang telah dilakukan pada

lembar kuesioner dan lembar observasi siswa. Pada lembar kuesioner, kelas

eksperimen mempunyai sikap yaitu 85% ini termasuk dalam kategori sangat

baik. Pada lembar observasi dapat mengetahui seberapa besar peningkatan

sikap belajar siswa yang dilakukan selama 3 hari pelaksanaan penelitian yaitu

48,75%; 60% & 73,12%, dan dari data sikap dapat di analisis dengan uji gain

untuk seberapa besar peningkatan sikap belajar siswa untuk kelas eksperimen

73

menunjukkan sebesar 0,48 yang berarti pada kategori sedang dan kelas kontrol

sebesar 0,34 yang berarti pada kategori sedang.

3. Model pembelajaran student facilitator and explaining dapat meningkatkan

hasil belajar siswa, pada ranah kognitif dapat dilihat pada rata-rata hasil

belajar kelas eksperimen yang mengalami meningkatkan yaitu 57,31 menjadi

82,13 dengan analisis data pada uji Gain 0,54 yang berarti pada kategori

sedang pada kelas eksperimen dan 0,49 yang berarti pada kategori sedang

pada kelas kontrol, dapat dilihat dari rata-rata yaitu 53,72 menjadi 76,22.

Rata-rata persentase nilai ranah psikomotorik pada kelas eksperimen adalah

80,31% dengan kategori baik dan 70% dalam kategori baik pada kelas kontrol.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka peneliti

memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Melalui pembelajaran dengan model Student Facilitator and Explaining siswa

akan terbiasa untuk mengungkapkan idea tau pendapat dalam proses

pembelajaran sehingga siswa termotivasi dengan adanya implementasi model

Student Facilitator and Expalining dapat meningkatkan motivasi belajar.

2. Berdasarkan implementasi model Student Facilitator and Explaining

keberhasilan dalam meningkatkan sikap belajar siswa baik, dalam proses

pembelajaran dapat dijadikan pertimbangan dalam melaksanaka pembelajaran

sekolah terhadap sikap belajar siswa.

74

3. Pihak guru hendaknya menggunakan model pembelajaran Student Facilitator

and Explaining untuk meningkatkan hasil belajar siswa, dapat dilihat dari

penelitian ini pada aspek kognitif yang meningkat dengan penerapan model

Student Facilitator and Explaining.

75

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta:Bumi Akasara.

Ariyanti, Ni Pt. Eka. 2014. Pengaruh Model SFAE dan Motivasi Belajar Terhadap Pemahaman Konsep IPA Siswa. e-Jurnal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Gahesha Vol 2 No. 1. [diakses: Agustus 2016].

Aziz, Abdul. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and

Explaining untuk Meningkatkan Minat dan Motivasi Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri 10 Purworejo Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Radiasi Vol. 6 No. 1.Universitas Muhammadiyah Purworejo. [diakses: Agustus 2016]

Chee, Tan Seng & Angela. F.L. Wong. 2003. Teaching anda Learning with

Technology; An Asia-Pacific Perspective. Singapore: Prentice Hall.

Dewi, Kadek Yulli Candra. 2016. Penerapan Model Student Facilitator and Explaining Berbantuan Media Konkret untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa. e-Jurnal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Vol.4 No.1. [diakses: Agustus 2016].

Hake, R. R. 1998. Interactive-engangement VS Traditional methods: A Six-

Thousand Student Survey of Mechanics Test Data for Introductory Physics Courses. American jurnal of physics, 66(1) :64-80.

Hamzah B. Uno. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Istikomah. 2016. Melalui Metode Student Facilitator and Explaining (SFEA) Meningkatkan Prestasi Belajar PKN Materi Pemilu di Indonesia Siswa Kelas VI MI Miftahul Huda Pakis Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek Semester I Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal Profesional Vol.5.No.1.

76

Kuswanto, Benny. 2010. Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk SMP/MTs

Kelas VIII. Jakarta: CV Adi Perkasa.

Lestari, Indah. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Student Facilitator and

Explaining Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas V. Jurnal Mimbar PGSD

Universitas Pendidikan Ganesha Vol. 2 No. 1. [diakses: Agustus 2016].

Majid Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Marcelina, Rully. 2014. Penggunaan Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining Berbantuan Mind Mapping untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Lisan dan Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 1 Mojotengah Tahun Pelajaran 2013/2014. Radiasi Vol.4 No.1. [diakses: Agustus 2016].

Nirsam. 2011. Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Facilitator and Explaining (SFAE) pada Siswa Kelas VIIID SMP Negeri 5 Palu. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 1 No. 1. [diakses: Agustus 2016].

Pradhana, Hendhy Risky. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw II

berbantuan Flash untuk Meningkatkan Kompetensi Mengoperasikan Microsoft excel pada Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Bulukerto Kabupaten Wonogiri.Skripsi.

Prihatin, Sri. 2011. Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Indonesia Jaya.

Ratna, Ika Riftiana. 2014. Perbandingan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Ttudent Facilitator and Explaining dengan Model Konvensional (Pada Sub Pokok Bahasan Keliling dan Luas Persegi dan Persegi Panjang Kelas VII SMP Muhammadyah 1 Jember tahun pelajaran 2013/2014). Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika Program Sarjana Universitas Muhammadyah Jember.

77

Rifa’i, Anni. 2012. Psikologi Pendidikan Smarang: Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3.

Sardiman A.M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajagrafindo Persada. -----------. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Sarwono, Johathan. 2006. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudjana, 2005. Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta.

----------. 2010. Statistic untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Trow. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Widoyoko, Eko Putro. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wiratningsih, Ayu. 2014. Pengaruh Student Facilitator and Explaining Berbantuan Peta Konsep terhadap Hasil Belajar PKn Kelas V SD Gugus IGusti Ngurah Rai. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha (Vol 2 No:1). [diakses: Januari 2016].