PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E PADA TEMA STROKE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR...

9
Penerapan model siklus belajar (learning cycle) 5e pada tema stroke PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E PADA TEMA STROKE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 3 MADIUN Septy Sulistyaningrum 1) , Erman 2) , dan Dyah Astriani 3) 1) Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Sains FMIPA UNESA. E-mail: sulistyaningrum.nyepp@gmail .com 2) Dosen Program Studi Pendidikan Sains FMIPA UNESA. E-mail: [email protected] 3) Dosen Program Studi Pendidikan Sains FMIPA UNESA. E-mail: [email protected] Abstrak Penelitian dilatarbelakangi oleh masih banyak siswa yang kurang berperan aktif dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa di SMP Negeri 3 Madiun rendah. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan keterlaksanaan model pembelajaran siklus belajar (Learning Cycle) pada tema Stroke, hasil belajar dan respon siswa. Jenis penelitian yang dilakukan menggunakan pra eksperimen dengan desain “One Group Pretest – Posttest Design”. Sasaran penelitian yaitu kelas VIII-A yang berjumlah 32 siswa. Penelitian dilaksanakan selama 3 kali pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 5E tema Stroke dapat terlaksana secara keseluruhan dengan kategori sangat baik, hasil belajar siswa pada aspek kognitif meningkat dengan kategori sedang secara signifikan dari pretest ke posttest dengan ketuntasan klasikal sebesar 91%, pada aspek psikomotor menunjukkan bahwa keterampilan psikomotor siswa termasuk dalam kategori baik sekali, sedangkan pada aspek afektif termasuk pada kategori baik. Respon siswa selama kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 5E tema Stroke sangat positif. Kata Kunci: Model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 5E, Hasil belajar, Stroke Abstract The research based of many students which has less active role in the learning so that student learning outcomes at SMP Negeri 3 Madiun are low. Purpose of this research was to describe the learning model cycle study learning cycle in “Stroke”, learning outcomes and student responsibility. Type of this research based the quasi-experiment, the design was "One Group Pretest - Posttest Design", which VIII–A class was the experiment class with 32 students. Results of the research using learning cycle 5E with “Stroke” can be implemented as a whole with a very good category, student learning outcomes in the cognitive aspects increased significantly with the medium category and classical passing grade at 91%, student psychomotoric skills was good categories as well, the affective aspects was good categories. The response of 337

description

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : SEPTY SULISTYANINGRUM

Transcript of PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E PADA TEMA STROKE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR...

Page 1: PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E PADA TEMA STROKE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 3 MADIUN

Penerapan model siklus belajar (learning cycle) 5e pada tema stroke

PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E PADA TEMA STROKE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 3 MADIUN

Septy Sulistyaningrum1) , Erman2), dan Dyah Astriani3)

1) Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Sains FMIPA UNESA. E-mail: sulistyaningrum.nyepp@gmail .com 2) Dosen Program Studi Pendidikan Sains FMIPA UNESA. E-mail: [email protected]

3) Dosen Program Studi Pendidikan Sains FMIPA UNESA. E-mail: [email protected]

AbstrakPenelitian dilatarbelakangi oleh masih banyak siswa yang kurang berperan aktif dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa di SMP Negeri 3 Madiun rendah. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan keterlaksanaan model pembelajaran siklus belajar (Learning Cycle) pada tema Stroke, hasil belajar dan respon siswa. Jenis penelitian yang dilakukan menggunakan pra eksperimen dengan desain “One Group Pretest – Posttest Design”. Sasaran penelitian yaitu kelas VIII-A yang berjumlah 32 siswa. Penelitian dilaksanakan selama 3 kali pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 5E tema Stroke dapat terlaksana secara keseluruhan dengan kategori sangat baik, hasil belajar siswa pada aspek kognitif meningkat dengan kategori sedang secara signifikan dari pretest ke posttest dengan ketuntasan klasikal sebesar 91%, pada aspek psikomotor menunjukkan bahwa keterampilan psikomotor siswa termasuk dalam kategori baik sekali, sedangkan pada aspek afektif termasuk pada kategori baik. Respon siswa selama kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 5E tema Stroke sangat positif.

Kata Kunci: Model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 5E, Hasil belajar, Stroke

AbstractThe research based of many students which has less active role in the learning so that student learning outcomes at SMP Negeri 3 Madiun are low. Purpose of this research was to describe the learning model cycle study learning cycle in “Stroke”, learning outcomes and student responsibility. Type of this research based the quasi-experiment, the design was "One Group Pretest - Posttest Design", which VIII–A class was the experiment class with 32 students. Results of the research using learning cycle 5E with “Stroke” can be implemented as a whole with a very good category, student learning outcomes in the cognitive aspects increased significantly with the medium category and classical passing grade at 91%, student psychomotoric skills was good categories as well, the affective aspects was good categories. The response of students during teaching and learning activities with 5E learning cycle model with “Stroke” very positive.

Keywords: 5E Learning cycle model, Learning Outcomes, Stroke

PENDAHULUAN

Jumlah penderita stroke semakin meningkat dari hari ke hari, bukan hanya menyerang penduduk usia tua tapi juga dialami oleh kelompok usia muda dan produktif. Stroke merupakan penyebab utama kematian pada semua umur, dengan proporsi 15,4%. Setiap 7 orang meninggal di Indonesia, 1 diantaranya disebabkan karena stroke. Menurut data kementerian kesehatan, di Indonesia setiap 1000 orang, 8 orang diantaranya terkena stroke dan angka penderita hipertensi di Jawa Timur mencapai 275.000 jiwa yang mana memiliki faktor resiko stroke. Stroke di Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun sejak Februari sampai April 2013 menunjukkan angka rata-rata penderita mencapai 40 pasien per bulan (Wibowo, 2013).

Banyaknya penderita stroke dalam kehidupan sehari-hari menjadi menarik untuk dipelajari dan dapat digunakan sebagai tema baru dalam pembelajaran IPA terpadu di sekolah. Stroke mencakup berbagai bidang kajian IPA, meliputi sistem peredaran darah dalam Biologi, tekanan pada zat cair dalam Fisika dan zat adiktif dalam Kimia. Pembelajaran IPA terpadu merupakan pendekatan yang menggabungkan antara berbagai bidang kajian IPA, yaitu Fisika, Kimia, dan Biologi dalam satu kesatuan.

Pembelajaran IPA terpadu dapat dikemas dengan tema atau topik tertentu. Tema atau topik tersebut dapat berupa suatu fenomena atau berita yang dibahas dari berbagai sudut pandang atau disiplin ilmu yang bersifat kontekstual, mudah dipahami dan dikenal peserta didik,

337

Page 2: PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E PADA TEMA STROKE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 3 MADIUN

Jurnal Pendidikan Sains e-Pensa. Volume 02 Nomor 02 Tahun 2014, 337-342. ISSN: 2252-7710

sehingga siswa dapat melihat hubungan yang bermakna antar konsep-konsep bidang kajian IPA tersebut.

Pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Madiun sudah diajarkan oleh satu guru, meskipun demikian belum ditemukan suatu hubungan kebermaknaan antar konsep-konsep bidang kajian. IPA di kelas VIII diajarkan oleh guru yang mempunyai latar belakang pendidikan biologi sehingga ketika materi biologi guru mengajar dengan baik. Pada materi pelajaran IPA tentang bidang fisika dan kimia guru menyampaikan pelajaran dengan pengetahuan yang terbatas. Hal tersebut didukung dengan proses pembelajaran yang hanya mendengarkan penjelasan guru tanpa dituntut untuk menjelaskan pengetahuan yang telah siswa peroleh. Penyampaian materi dari guru hanya satu arah tanpa memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat aktif dalam membangun pengetahuannya sehingga siswa cenderung pasif.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA di SMP Negeri 3 Madiun, diketahui bahwa terdapat Kompetensi Dasar (KD) yakni KD 1.6 membahas tentang sistem peredaran darah dan hubungannya dengan kesehatan, KD 4.4: mendeskripsikan sifat/pengaruh zat adiktif dan psikotropika, serta KD 5.5: menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang diperoleh masih belum maksimal yaitu sebesar 63% siswa yang nilainya memenuhi Kriteria Kelulusan Minimum (KKM). Hasil belajar siswa perlu ditingkatkan, sehingga dilakukan suatu pembelajaran yang membuat materi pada KD-KD tersebut menjadi bermakna dan dapat diterima oleh siswa. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memadukan KD-KD tersebut menjadi sebuah tema yaitu Stroke.

Stroke merupakan tema yang memadukan KD-KD dengan model keterpaduan webbed (jaring laba-laba). Pembelajaran terpadu tipe webbed adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang dikembangkan menjadi subtema dengan memperlihatkan keterkaitan dengan bidang studi lain. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu (Fogarty, 1991).

Peningkatan hasil belajar yang dilakukan selain mengajarkan materi secara tematik juga dengan memberikan variasi pada kegiatan belajar dan mengajar berupa penerapan suatu model pembelajaran. Model pembelajaran yang dimaksud merupakan model yang memiliki karakteristik berbasis pada paradigma pembelajaran kostruktivisme dan menuntut siswa untuk berperan secara aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu model yang dimaksud adalah model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 5E yang terdiri dari 5 tahap

yaitu tahap Engagement, Exploration, Explanation, Elaboration, dan Evaluation.

Stroke merupakan tema tentang sistem peredaran darah, zat adiktif dan tekanan. Materi-materi yang diajarkan berisikan tentang pengetahuan yang harus dibangun sendiri oleh siswa (construct), seperti yang diungkapkan Carin (1993) yang menyatakan bahwa model pembelajaran learning cycle adalah model pembelajaran yang berorientasi pada model pembelajaran konstruktivis.

Berdasarkan uraian diatas tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran, mendeskripsikan hasil belajar siswa, dan respon siswa terhadap kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan model siklus belajar (learning cycle) 5E pada tema stroke untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SMP Negeri 3 Madiun.

METODEPenelitian ini merupakan penelitian pra eksperimen dengan desain yang digunakan adalah “One Group Pretest – Posttest Design”. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Madiun. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun tahun ajaran 2013/2014. Subjek yang digunakan sebanyak 32 siswa dalam satu kelas yaitu kelas VIII-A.

Teknik pengumpulan data berupa metode observasi, tes, dan angket. Data pada penelitian ini adalah data pengamatan keterlaksanaan pembelajaran, data berupa hasil belajar aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, serta data angket respon siswa.

Teknik analisis data berupa analisis keterlaksanaan, hasil belajar dan respon siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji normalitas, uji Gain Score, uji-t berpasangan. Uji normalitas digunakan untuk menguji kenormalan data, uji Gain Score untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa, dan uji-t berpasangan untuk mengetahui efektivitas model learning cycle.

HASIL DAN PEMBAHASANAnalisis Keterlaksanaan Pembelajaran

Keterlaksanaan pembelajaran diamati menggunakan instrument lembar pengamatan keterlaksanaan mengacu pada Instruen Penilaian Kinerja Guru (IPKG) dan diamati oleh dua pengamat, satu pengamat dari guru IPA di SMP Negeri 3 Madiun dan satu pengamat dari mahasiswa sains. Hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1.Hasil Pengamatan Keterlaksanaan PembelajaranAspek yang diamati Skor Kategori

Mengelola ruang dan fasilitas pembelajaran

3,75 Baik Sekali

Melaksanakan kegiatan 3,75

Page 3: PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E PADA TEMA STROKE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 3 MADIUN

Penerapan model siklus belajar (learning cycle) 5e pada tema stroke

Aspek yang diamati Skor Kategoripembelajaran

Mengelola interaksi kelas 3,80 Baik SekaliBersikap terbuka dan luwes

serta membantu mengembangkan sikap positif

siswa terhadap belajar.

3,80 Baik Sekali

Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam

pembelajaran IPA3,46 Baik

Melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar

4,00 Baik Sekali

Kesan umum kinerja guru/calon guru

3,7 Baik Sekali

Berdasarkan Tabel 1 di atas, dapat dilihat bahwa skor keterlaksanaan pembelajaran pada tiap aspek lebih dari 3,1, sehingga mencapai kriteria baik dan baik sekali. Skor rata-rata keterlaksanaan pembelajaran secara keseluruhan sebesar 3,76 dengan kategori baik sekali sehingga penerapan model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 5E pada tema stroke berlangsung secara efektif.

Analisis Hasil belajar siswaInstrumen yang digunakan berupa soal pretest dan posttest untuk aspek kognitif, lembar observasi berupa rubrik untuk aspek afektif dan psikomotor. Hasil belajar siswa aspek kognitif dapat dilihat pada tabel 2 berikut:

Tabel 2:Data Hasil Belajar Kognitif

No Jenis tesPersentase

Tuntas Tidak Tuntas 1 Pretest 3,1% 96,9% 2 Posttest 90,6% 9,4%

Data hasil belajar aspek kognitif siswa diperoleh dari hasil tes objektif yang diberikan sebelum proses belajar mengajar (pretest) untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan setelah proses belajar mengajar (posttest) untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 5E tema Stroke sehingga akan diperoleh tingkat ketuntasan siswa dan ketuntasan belajar kelas (ketuntasan klasikal). Berdasarkan (Mulyasa, 2007) secara individual siswa dikatakan tuntas jika mendapat nilai ≥ 75 dan berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SMP Negeri 3 Madiun sebesar 75, sedangkan kelas dianggap tuntas belajar jika terdapat ≥ 85% siswa yang tuntas.

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan dari pretest ke posttest. Pada pretest pesentase ketuntasan siswa belum mencapai 85% dan persentase ketuntasan siswa pada posttest setelah diterapkan model pembelajaran siklus belajar (learning

cycle) 5E melebihi 85% sehingga telah mencapai ketuntasan secara klasikal.

Kualitas peningkatan hasil belajar siswa pretest dan posttest siswa, dihitung menggunakan uji gain ternormalisasi. Data gain ternormalisasi berdasarkan klasifikasi dapat dilihat pada tabel 3. Hasil perhitungan gain ternormalisasi (N-gain) yang diperoleh siswa termasuk dalam klasifikasi sedang (Hake, 1999) dengan perolehan rata-rata 0,6.

Tabel 3:Data Gain Ternormalisasi Berdasarkan Klasifikasi

No Kategori Jumlah siswa Persentase 1 Tinggi 6 18,75% 2 Sedang 26 81,25% 3 Rendah 0 0,00%

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa hanya sedikit siswa yang mendapatkan peningkatan hasil belajar dalam kategori tinggi. Secara umum peningkatan hasil belajar siswa dalam kategori sedang dan terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dan posttest. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran IPA tema stroke dengan menggunakan model siklus belajar (learning cycle) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.Selain data kognitif, peneliti juga mengambil data aspek psikomotor. Data ini diperoleh dengan metode observasi yang dilakukan oleh 2 orang pengamat. Aspek yang dinilai dari kemampuan psikomotor siswa yaitu kemampuan merekatkan manset Automatic Blood Pressure Monitor pada lengan (Aspek 1) dan mengukur tekanan darah dan denyut nadi menggunakan Automatic Blood Pressure Monitor (Aspek 2). Persentase siswa berdasarkan kategori pada pengamatan aspek psikomotor dapat dilihat pada gambar 1.

Berdasarkan Gambar 1 diatas dapat dilihat bahwa hasil belajar aspek psikomotor siswa pada kedua aspek mencapai kategori baik dan baik sekali. Persentase rata-rata keterampilan psikomotor siswa pada aspek 1 sebesar 82,8% dan mencapai kategori baik sekali, sedangkan

339

Gambar 1. Hasil Belajar Aspek Psikomotor berdasarkan kategori

Page 4: PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E PADA TEMA STROKE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 3 MADIUN

Jurnal Pendidikan Sains e-Pensa. Volume 02 Nomor 02 Tahun 2014, 337-342. ISSN: 2252-7710

pada aspek 2 persentase rata-rata keterampilan psikomotor siswa sebesar 81,3% kategori baik sekali.

Hasil belajar yang diamati terdiri dari aspek kognitif, psikomotor dan afektif. Data aspek afektif sikap siswa yang meliputi toleransi, tanggung jawab, disiplin, dan percaya diri pada tiap pertemuan disajikan melalui gambar 2.

Berdasarkan gambar 2 dapat dilihat bahwa skor rata-rata aspek afektif siswa diatas 3,30 sehingga mencapai kategori baik dan baik sekali. Gambar 3 menunjukkan bahwa pada aspek afektif secara umum mengalami peningkatan, penurunan yang sangat kecil terjadi pada sikap toleransi di pertemuan ketiga dan pada sikap percaya diri di pertemuan kedua.

Analisis respon siswaSetelah proses belajar mengajar, siswa diminta untuk

mengisi angket guna mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang telah diterapkan. Respon siswa terhadap pembelajaran termasuk dalam kategori baik dan sangat baik. Dapat dilihat bahwa siswa memberikan respon yang positif terhadap pembelajaran yang telah diterapkan dengan rentang persentase 71,80%-100%.

PembahasanKeterlaksanaan pembelajaran IPA Terpadu tema

Stroke dengan model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 5E mencapai skor rata-rata sebesar 3,76 dengan kategori baik sekali, sehingga penerapan model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 5E pada tema stroke berlangsung secara efektif. Dalam proses pembelajaran tersebut, siswa banyak dilibatkan untuk berperan aktif dalam mengkonstruksi pemahamannya sendiri. Penggunaan model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 5E dapat membantu siswa untuk lebih memahami sesuatu yang bersifat abstrak dengan memodelkan suatu dan menerapkannya pada situasi yang

berbeda, siswa menjadi termotivasi untuk berpikir sehingga siswa akan lebih mudah mengkonstruksi pemahamannya. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Carin (1993) bahwa Learning cycle merupakan model pembelajaran yang berorientasi model pembelajaran konstruktivis. Karena di dalam learning cycle siswa secara individual harus menemukan informasi-informasi kompleks bagi diri sendiri, membangun pengetahuan dari kegiatan, refleksi dan interpretasi pemahaman oleh siswa berdasarkan skemata yang dimilikinya.

Hasil belajar siswa aspek kognitif mengalami peningkatan dari 3,1% siswa yang tuntas pada pretest menjadi 96,9% pada posttest. Peningkatan hasil pembelajaran yang didapatkan oleh siswa merupakan hasil siswa membangun sendiri pengetahuannya dari pengalamannya sendiri dengan lingkungan (Piaget dalam Dahar, 2006). Berdasarkan hasil model learning cycle 5E ini, dapat meningkatkan pengetahuan siswa karena model ini merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered).

Berdasarkan analisis data yang didapatkan, kualitas peningkatan hasil belajar siswa menurut analisis gain ternormalisasi berada dalam kategori sedang, namun berdasarkan perhitungan menggunakan uji-t hasil belajar siswa mengalami perbedaan yang signifikan. Hal tersebut karena pembelajaran menggunakan model siklus belajar (learning cycle) 5E digunakan pertama kali pada materi stroke, sehingga peningkatannya dalam kategori sedang meskipun perbedaan antara pretest dan posttest signifikan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan model learning cycle 5E ini cenderung memiliki dampak yang baik untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini, sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cardak (2008) bahwa model learning cycle 5E dalam pembelajaran berdasarkan pendekatan konstruktivisme memiliki pengaruh yang dapat meningkatkan keberhasilan siswa dalam pembelajaran.

Berdasarkan gambar 1 rata-rata hasil belajar siswa pada ranah psikomotor sudah mencapai kriteria baik sekali. Namun pada aspek psikomotor yaitu merekatkan alat Automatic Blood Pressure Monitor pada lengan dan mengukur tekanan darah dan denyut nadi menggunakan Automatic Blood Pressure Monitor memiliki persentase terendah siswa yaitu sebesar 75% dengan kriteria baik. Hal ini dikarenakan siswa belum mengenal alat dan belum terlatih menggunakan alat tersebut sehingga masih membutuhkan bimbingan dari guru.

Kamdi (2007) menyatakan bahwa pada model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 5E member siswa lebih banyak kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran yaitu dengan melakukan

Gambar 2.Aspek Afektif Siswa pada Tiap Pertemuan

Page 5: PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E PADA TEMA STROKE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 3 MADIUN

Penerapan model siklus belajar (learning cycle) 5e pada tema stroke

percobaan. Berdasarkan angket siswa merasa mudah memahami materi Stroke setelah melakukan percobaan atau kegiatan. Dari pernyataan di atas, percobaan merupakan hal penting agar siswa bisa terlibat secara aktif dalam pembelajaran sehingga materi akan lebih mudah dipahami. Ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hamalik (2009) bahwa siswa dapat memperoleh lebih banyak pengalaman dengan cara keterlibatan secara aktif dan personal, dibandingkan dengan bila mereka hanya melihat materi atau konsep.

Berdasarkan Tabel 4.7 rata-rata hasil belajar afektif siswa mencapai skor 3,30 dengan kriteria baik dan berdasarkan hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran, pada aspek terkait dengan afektif siswa yaitu aspek bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar mencapai kategori baik sekali. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa telah berhasil menumbuhkan sikap toleransi, tanggung jawab, disiplin dan percaya diri.

Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran juga menjadikan siswa menjadi lebih aktif menunjukkan perilaku berkarakter dan keterampilan sosial dengan baik. Keterlibatan siswa secara aktif ini sejalan dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Fajaroh dan Dasna (2007) bahwa tahapan-tahapan dalam learning cycle 5E memberi kesempatan pada siswa berperan aktif menggali konsep dengan cara berinteraksi dengan lingkungan fisik maupun sosial. Model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 5E dapat meningkatkan prestasi dalam ilmu pengetahuan, retensi yang baik terhadap suatu konsep dan sikap siswa Lawson (1995).

Hasil dari angket respon siswa, seluruh siswa menyatakan mereka senang belajar menggunakan model pembelajaran learning cycle 5E sehingga pembelajaran menjadi sangat menarik, serta materi pembelajaran lebih mudah dipahami. Sebanyak 87,50% siswa menyatakan model pembelajaran learning cycle 5E dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan bersifat kontekstual sehingga memberikan motivasi dalam mengikuti pembelajaran, materi yang disampaikan menjadi lebih mudah dimengerti, dan 93,75% siswa menginginkan model pembelajaran learning cycle 5E ini digunakan pada pokok bahasan lain dalam IPA. Secara umum, hasil angket menyatakan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) pada pembelajaran IPA tema Stroke ini positif, hal ini pun diungkapkan Puspitasari (2010) bahwa respon siswa terhadap model pembelajaran learning cycle 5E ini menunjukkan respon yang positif dan dapat diterima oleh siswa sebagai alternatif model pembelajaran.

PENUTUPSimpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1) Pembelajaran menggunakan model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 5E tema Stroke dapat terlaksana secara keseluruhan dengan kategori sangat baik. 2) Hasil belajar siswa pada aspek kognitif setelah diterapkan model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 5E tema Stroke meningkat signifikan dengan kategori sedang dengan ketuntasan klasikal sebesar 91%, keterampilan psikomotor siswa termasuk dalam kategori baik sekali, sedangkan pada aspek afektif termasuk pada kategori baik. 3) Respon siswa selama kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 5E tema Stroke sangat positif

SaranBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang

telah dilakukan, peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut: 1) Bagi guru yang akan menerapkan pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 5E ini, harus dapat merencanakan waktu dengan baik, agar semua tahapan dapat berjalan dengan baik. 2) Perlu pengelolaan kelas yang lebih terencana dan terorganisasi agar dalam pengorganisasian siswa dalam kelompok menjadi maksimal karena dalam pembelajaran yang telah dilakukan, kelas dibagi menjadi dua kelompok besar karena terbatasnya alat dalam melakukan percobaan sehingga proses belajar kurang maksimal. 3) Bagi penelitian selanjutnya, sebaiknya pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 5E tidak hanya pada tema Stroke, namun pada tema lainnya bahkan tidak hanya IPA tapi pelajaran lain juga dapat menggunakan model siklus belajar (learning cycle) 5E. Pada penelitian ini peneliti menggunakan pembelajaran siklus belajar (learning cycle) 5E pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), namun juga dapat diterapkan pada kurikulum 2013.

DAFTAR PUSTAKAArikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta:

Renika Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Cardak, Oesman et al. 2008. Effect Of 5EInstruction Model In Student Success In Primary School 6th

Year Circulatory System Topic. Asia Pacific Forum On Science Learning and Teaching, Volume 9, Issue 2, Article 10, p.l.

341

Page 6: PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E PADA TEMA STROKE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 3 MADIUN

Jurnal Pendidikan Sains e-Pensa. Volume 02 Nomor 02 Tahun 2014, 337-342. ISSN: 2252-7710

Carin, A.A . 1993. Teaching Science Through Discovery . Seventh Edition .New York : Mcmillan Publishing Company.

Dahar, Ratna wilis. 2006. Teori-Teori Belajar Dan Pembelajaran: Bandung. Erlangga

Dimyati, dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Direktorat Pembinaan SMP. 2013. Model Penilaian Pencapaian Kompetensi Peserta Didik Sekolah Menengah Pertama. Jakarta:

Fajaroh, F dan Dasna, I. W. (2007). Pembelajaran dengan Model Siklus Belajar (Learning Cycle). Jurusan Kimia FMIPA UM. Tersedia di: http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/20/pembelajaran-dengan- model-siklus-belajar-learning-cycle/ [12 September 2013]

Hake, R. 1999. Analyzyng Change/Gain Skore. [Online]. Tersedia: http://lits.asu.edu.html. [03 November 2013]

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bandung Bumi Aksara

Ibrahim, Muslimin. 2005. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: Unesa University Press

Iskandar, Srini M. 2011. Pendekatan Pembelajaran Sains Berbasis Konstruktivis. Malang:Bayu Media Publishing

Kamdi, Waras dkk. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif. Malang: UM Press

Lacy, Linda. 2005. Science learning experiences using the 5-E Learning cycle. Missoury: Department Of Elementary And Secondary Education

Lawson, A.E. 1995. Science Teaching and The Development of Thingking. California: Wadsworth Publishing Company.

Mulyasa. 2010. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Puspitasari, A.S. 2010. Profil Pertanyaan Siswa SMP Melalui Penerapan Learning cycle Pada Konsep Ekosistem. Surabaya: Skripsi tidak dipublikasikan

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sukmadinata, Nana. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tim Pengajar Jurusan Sains. 2011. Panduan Ringkas Penulisan Skripsi Prodi Pemndidikan Sains. Surabaya: FMIPA UNESA

Widhy. Purwanti H. 2012. Learning Cycle Sebagai Upaya Menciptakan Pembelajaran Sains Yang Bermakna. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan Dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA. Universitas Negeri Yogyakarta