Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning ......Melalui model pembelajaran Learning...

22
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI DAN KOMUNIKASI (TIK) KELAS VIII (Studi Kasus : SMP N 7 Salatiga) ARTIKEL ILMIAH Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Komputer Oleh: Dara Ika Sari Nim: 702010106 Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen SatyaWacana Salatiga Oktober 2014

Transcript of Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning ......Melalui model pembelajaran Learning...

Page 1: Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning ......Melalui model pembelajaran Learning Cycle 5E siswa dilatih untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan cara kerja

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR

(LEARNING CYCLE) 5E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI DAN KOMUNIKASI

(TIK) KELAS VIII

(Studi Kasus : SMP N 7 Salatiga)

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan Kepada

Fakultas Teknologi Informasi

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh:

Dara Ika Sari

Nim: 702010106

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen SatyaWacana

Salatiga

Oktober 2014

Page 2: Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning ......Melalui model pembelajaran Learning Cycle 5E siswa dilatih untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan cara kerja

ii

Page 3: Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning ......Melalui model pembelajaran Learning Cycle 5E siswa dilatih untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan cara kerja

iii

Page 4: Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning ......Melalui model pembelajaran Learning Cycle 5E siswa dilatih untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan cara kerja

iv

Page 5: Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning ......Melalui model pembelajaran Learning Cycle 5E siswa dilatih untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan cara kerja

v

Page 6: Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning ......Melalui model pembelajaran Learning Cycle 5E siswa dilatih untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan cara kerja

vi

Page 7: Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning ......Melalui model pembelajaran Learning Cycle 5E siswa dilatih untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan cara kerja

1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR

(LEARNING CYCLE) 5E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI DAN KOMUNIKASI

(TIK) KELAS VIII

(Studi Kasus : SMP N 7 Salatiga)

1) Dara Ika Sari

2) Adriyanto J. Gundo, S.Si., M.Pd.

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email : 1)

[email protected])

[email protected]

Abstract

Learning Cycle 5E models were selected in this study because it is a model of student

centered learning, making the learner as a subject not merely as an object which only receives

information from the teacher. Previous learning learning model used is still using conventional

methods or learning to use the lecture method, so that with these methods students tend to be easily

bored and easily forgotten because the only student-centered learning teacher (teacher centered).

Therefore, the research conducted by applying the model Learning Cycle 5E. The results showed the

learning outcomes and student activity using the Learning Cycle 5E models of higher grade than that

using conventional methods. This is evidenced by the final results of student learning in the amount of

84.22 in the experimental class, whereas in the control class is 70.90. Comparison of the activity of

the students in the experimental class and the control class also there is a difference, that in the

experimental class is higher than in the control class. This is evidenced by the results obtained value

is equal to 85.88% in the experimental class, and 59.15% in the control classes. Through the

Learning Cycle 5E models of student activity becomes more active that impact on student learning

outcomes, so it can be concluded that the 5E Learning Cycle models can improve student learning

outcomes.

Keyword : Learning Cycle 5E, Study Result, Study Activity

Abstrak

Pada umumnya penggunaan model pembelajaran dalam dunia pendidikan hanya

menggunakan pembelajaran konvensional dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, sehingga

menjadikan siswa sebagai subjek dalam menerima informasi dari pengajar. Hal ini membuat siswa

sulit untuk menerima dan memahami pelajaran dengan baik karena pembelajaran hanya berpusat pada

guru (teacher centered) dan pembelajaran terlalu monoton yang membuat siswa mudah bosasehingga

berdampak pada hasil belajar siswa. Mengatasi hal tersebut upaya yang dilakukan yaitu mengganti

model pembelajaran sebelumnya dengan model pembelajaran Learning Cycle 5E.. Melalui model

pembelajaran Learning Cycle 5E siswa dilatih untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan

cara kerja kelompok dan mengekspresikan kemampuan mereka dengan ide-ide baru. Hasil penelitian

menunjukkan hasil belajar dan aktivitas siswa dengan menggunakan model pembelajaran Learning

Cycle 5E lebih tinggi daripada kelas yang menggunakan metode konvensional. Hal ini ditunjukan

dengan hasil akhir belajar siswa yaitu sebesar 84.22 di kelas eksperimen, sedangkan di kelas kontrol

sebesar 70.90. Perbandingan aktivitas siswa di kelas eksperimen maupun kelas kontrol juga terdapat

perbedaan, bahwa di kelas eksperimen lebih tinggi daripada di kelas kontrol. Hal ini ditunjukan

dengan hasil nilai yang didapatkan yaitu sebesar 85.88% di kelas eksperimen, dan 59.15% di kelas

kontrol. Melalui model pembelajaran Learning Cycle 5E aktivitas siswa menjadi lebih aktif yang

berdampak pada hasil belajar siswa, sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Learning

Cycle 5E dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata kunci : Siklus Belajar 5E, Hasil Belajar, Aktivitas Belajar

1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer,

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Page 8: Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning ......Melalui model pembelajaran Learning Cycle 5E siswa dilatih untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan cara kerja

2

1. Pendahuluan

Proses pendidikan di sekolah merupakan hal yang paling pokok untuk dilakukan

oleh setiap peserta didik. Proses yang dilakukan peserta didik akan sangat

berpengaruh terhadap perencanaan tujuan pendidikan. Belajar adalah kegiatan yang

berproses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.

Pengalaman ini terjadi melalui interaksi antara individu dengan lingkungannya [1].

Peserta didik harus diberdayakan agar mau dan mampu untuk memperkaya

belajarnya (learning to do) dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungan fisik

dan sosialnya, sehingga mampu membangun pemahaman dan pengetahuannya

terhadap dunia sekitar (learning to know). Diharapkan hasil interaksi dengan

lingkungannya dapat membangun jati diri (learning to be). Kesempatan berinteraksi

dengan berbagai individu maupun kelompok individu yang bervariasi akan

membentuk kepribadiannya untuk memahami kemajemukan dan melahirkan sikap-

sikap positif dan toleran terhadap keanekaragaman dan perbedaan hidup (learning to

live together). Berdasarkan pengertian belajar dapat diketahui bahwa melalui proses

belajar peserta didik dapat mengalami perubahan, baik dalam pengetahuan maupun

perilakunya. Proses belajar tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut

Muhibbinsyah faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan

menjadi tiga macam yaitu, faktor internal, dan faktor eksternal [2].

Menurut hasil wawancara pada salah satu guru TIK di SMP Negeri 7 Salatiga,

penerapan pembelajaran yang di sekolah masih menggunakan metode konvensional

atau ceramah. Selama proses pembelajaran berlangsung banyak siswa yang tidak

memperhatikan guru ketika menjelaskan, dan jika guru bertanya apa yang telah

disampaikan hanya beberapa siswa yang mau menanggapi, kebanyakan siswa

bingung dan diam saja bahkan ada yang tidak memperhatikan sama sekali. Siswa juga

cenderung tidak tertarik mengikuti pelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas

siswa dalam menerima pembelajaran sangat rendah yang menyebabkan pemahaman

terhadap matari pelajaran tidak memenuhi standar ketuntasan yang berlaku. Hal ini

terjadi karena sistem pembelajaran terlalu monoton sehingga siswa menjadi mudah

bosan bahkan lupa materi yang diajarkan.

Ketentuan tingkat Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) untuk kelas VIII yang

terdapat di SMPN 7 Salatiga adalah ≥ 72. Hasil rata-rata belajar siswa dari 100 %,

hanya 30 % belum memenuhi standar. Hal tersebut ditunjukan bahwa 10 siswa yang

dapat mencapai KKM dari 27 siswa di dalam kelas. Mengatasi hal tersebut, upaya

yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah

dengan mengganti model pembelajaran sebelumnya menjadi model pembelajaran

yang dapat membuat siswa lebih aktif dan lebih mudah memahami materi pelajaran,

karena pembelajaran sebelumnya tidak memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap hasil belajar siswa.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu Learning Cycle 5E

atau disebut juga model pembelajaran siklus belajar [1]. Pada model pembelajaran ini

siswa dilatih untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan cara kerja kelompok

dan mengekspresikan kemampuan mereka dengan ide-ide baru. Selain memilih

metode pembelajaran, menggunakan media pembelajaran juga merupakan salah satu

hal yang penting agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik. Media yang

digunakan adalah video pembelajaran. Penggunaan video pembelajaran dilakukan

karena pada proses pembelajaran siswa bukan hanya menerima materi melalui tulisan-

tulisan saja, melainkan juga dapat menerima pengetahuan lebih daripada tulisan

seperti gambar, suara, dan video [3]. Video pembelajaran yang digunakan dalam

penelitian ini hanya sebagai alat bantu dalam mengajar, karena dengan video

Page 9: Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning ......Melalui model pembelajaran Learning Cycle 5E siswa dilatih untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan cara kerja

3

pembelajaran siswa lebih tertarik untuk memperhatikan apa yang akan disampaikan

oleh guru.

2. Kajian Pustaka

Penelitian yang telah dilakukan oleh Nina Agustyaningrum tentang

Implementasi Model Pembelajaran Learning Cycle 5e Untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas IX B Smp Negeri 2 Sleman

menyimpulkan bahwa penerapan pembelajaran yang dilakukan mengalami

peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dengan persentase yang dicapai pada siklus I

yaitu 56,50% berada pada kategori sedang dan persentase yang dicapai pada siklus II

yaitu 69,21% berhasil mencapai kategori tinggi. Artinya indikator keberhasilan yang

ditetapkan dalam penelitian ini telah dipenuhi [4].

Penelitian lain dilakukan oleh Ika Elizaa Cholistyana tentang Pengaruh Model

Learning Cycle 5E Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sistem Ekskresi.

Penelitian tersebut menjelaskan bahwa terdapat pengaruh signifikan model Learning

Cycle 5E pada konsep sistem ekskresi. Hal tersebut dapat terjadi karena dengan

menggunakan model Learning Cycle 5E didalam diri siswa telah terjadi belajar yang

lebih bermakna, dengan demikian hal ini yang menjadikan siswa lebih menyukai

pembelajaran dan dapat memahami materi [5].

Pada dua penelitian terdahulu tersebut persamaan dengan penelitian yang

dilakukan saat ini yaitu menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E,

sedangkan perbedaannya yaitu pada penelitian terdahulu tidak menggunakan media

dalam menyampaikan materi. Penelitian yang dilakukan saat ini menggunakan video

pembelajaran untuk membuat siswa lebih tertarik dan mudah mengingat materi

pelajaran.

Model pembelajaran. Model dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang

digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Model mengajar dapat

dipahami sebagai kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan

prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan

pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman

bagi perencanaan para guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran [6].

Dari penjelasan model pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa, model

pembelajaran adalah menggambarkan penyelenggaraan proses belajar mengajar dari

awal hingga akhir yang tersusun secara sistematis dengan prosedur yang berbeda.

Siklus belajar (Learning Cycle) 5E merupakan suatu model pembelajaran sains

berbasis kontruktivis, dan suatu rangkaian-rangkaian tahapan (fase) yang diorganisasi

sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus

dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperanan aktif. Fase-fase tersebut meliputi

(1) fase engage (mengajak), (2) fase explore (menyelidiki), (3) fase explain

(menjelaskan), (4) fase extend (memperluas), (5) fase evaluate (menilai). Fase engage

(mengajak) adalah fase pengenalan terhadap pelajaran yang akan dipelajari yang

sifatnya memotivasi atau mengaitkannya dengan hal-hal yang membuat siswa lebih

berminat untuk mempelajari konsep dan memperhatikan guru dalam mengajar. Fase

explore (menyelidiki) adalah fase yang membawa siswa untuk memperoleh

pengetahuan dengan pengalaman langsung yang berhubungan dengan konsep yang

akan dipelajari. Fase explain (menjelaskan) adalah fase yang didalamnya berisi

ajakan atau dorongan terhadap siswa untuk menjelaskan konsep-konsep dan definisi-

definisi awal yang mereka dapatkan ketika fase ekplorasi dengan menggunakan kata-

kata mereka sendiri, selanjutnya guru menjelaskan konsep dan definisi yang lebih

formal untuk menghindari perbedaan konsep yang dipahami oleh siswa. Fase extend

Page 10: Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning ......Melalui model pembelajaran Learning Cycle 5E siswa dilatih untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan cara kerja

4

(memperluas) adalah fase yang tujuannya ingin membawa siswa untuk menggunakan

definisi-definisi, konsep-konsep, dan keterampilan-keterampilan yang telah dimiliki

siswa dalam situasi baru melalui kegiatan seperti praktikum lanjutan dan problem

solving. Fase evaluate (menilai) adalah fase penilaian terhadap seluruh pembelajaran

dan pengajaran [1].

Dari pendapat para ahli diatas bahwa yang dimaksud dengan Learning Cycle 5E

adalah tahapan siklus belajar agar siswa dituntun secara aktif dalam proses

pembelajaran, sehingga siswa tidak hanya berpusat kepada guru untuk mencapai

kemampuan belajarnya melainkan dapat mengembangkan dan meluangkan pendapat

yang mereka punya. Kelima tahapan tersebut digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1. Model Pembelajaran Learning Cycle 5E [7]

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

apresiasi dan keterampilan yang mencakup kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Namun secara keseluruhan hasil belajar bukan hanya aspek potensi kemanusiaan

saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan

sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah,

melainkan komprehensif [8].

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud hasil

belajar adalah sebuah hasil yang didapatkan oleh siswa dalam proses pembelajaran

di kelas, dan hasil tersebut dapat berbentuk seperti nilai dari hasil tes kemampuan

yang didapatkan selama belajar maupun perubahan pengetahuan seperti perubahan

sikap dan tingkah laku.

Aktivitas belajar adalah kegiatan fisik maupun mental, yaitu berbuat dan

berpikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan[9].

Melalui penjelasan aktivitas belajar diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas

belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan siswa dalam menyikapi proses

pembelajaran didalam kelas, kegiatan tersebut dapat berupa respon siswa kepada

guru saat mengikuti pembelajaran.

Video Pembelajaran adalah media pembelajaran yang didalamnya sudah

terdapat audio dan visual pembelajarannya. Teknologi audio-visual merupakan cara

menghasilkan atau menyampaikan materi menggunakan mesin-mesin mekanis dan

elektronik, untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual [10].

Dari pendapat para ahli diatas, yang dimaksud dengan video pembelajaran

adalah suatu media yang digunakan untuk menyampaikaikan informasi tidak hanya

berupa tulisan, namun didalamnya sudah terdapat audio visual.

Page 11: Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning ......Melalui model pembelajaran Learning Cycle 5E siswa dilatih untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan cara kerja

5

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif

menggunakan quasi eksperimen dengan desain Nonequivalent Control Group Design.

Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya saja

pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara

random (acak). Penelitian ekesperimen berguna untuk menyelidiki hubungan antara

sebab dan akibat, karena dari permasalahan yang terjadi pada penelitian ini adanya

suatu hubungan sebab akibat pada pembelajaran siswa yang menyebabkan dampak

pada hasil belajar mereka [11]. Bentuk desain penelitian dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1.

Nonequivalent Control Group Design. [11]

O1 X O2

O3 O4

Keterangan:

01 : Pre-test untuk kelompok eksperimen.

02 : Post-test untuk kelompok eksperimen.

0₃ : Pre-test untuk kelompok kontrol.

04 : Post-test untuk kelompok kontrol.

X : Perlakuan

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7

Salatiga. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII B sebagai

kelompok eksperimen, dan kelas kontrol yaitu siswa kelas VIII E. Adapun tahapan

pelaksanaan penelitian ini digambarkan pada gambar 1 berikut.

Gambar 2. Tahap-Tahap Penelitian [12]

Tahap pertama yaitu tahap persiapan. Pada tahap ini persiapan yang dilakukan

yaitu observasi, mengidentifikasi masalah, dan studi pustaka. Sebelum menetapkan

permasalahan yang akan dibahas akan dilakukan observasi di lapangan terlebih dahulu.

Tahap Persiapan : Observasi,

Mengidentifikasi Masalah, dan Studi

Pustaka

Tahap Pelaksanaan : Tes Kemampuan

Awal, Pemberian Perlakuan, dan Tes

Kemampuan Akhir

Tahap Pengolahan Data dan Hasil

Penelitian : Analisa Data, Menarik

Kesimpulan, dan Pembuatan Laporan

Page 12: Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning ......Melalui model pembelajaran Learning Cycle 5E siswa dilatih untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan cara kerja

6

Observasi dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran disekolah yang akan

dijadikan tempat penelitian. Hal ini juga dilakukan untuk mengetahui kondisi, perilaku

dan pemahaman siswa terhadap materi yang diterapkan di sekolah. Hasil observasi

tersebut digunakan untuk menentukan identifikasi masalah, selanjutnya mencari studi

pustaka dan menentukan model pembelajaran yang akan digunakan sesuai kebutuhan.

Pemberian materi ditentukan oleh guru yang bersangkutan sesuai dengan materi

yang diterapkan di sekolah. Perlakuan yang akan diberikan juga sesuai dengan model

pembelajaran yang akan digunakan yaitu model Learning Cycle 5E untuk kelas

eksperimen dan metode konvensional untuk kelas kontrol.

Tahap kedua yaitu tahap pelaksanaan. Pada tahap ini meliputi tes kemampuan

awal, treatment, dan tes kemampuan akhir. Tes kemampuan awal dilakukan untuk

mementukan sampel yang akan digunakan. Teknik pengambilan sampel dilakukan

berdasarkan rekomendasi dari guru yang bersangkutan dan berdasarkan hasil pretest yang

telah diberikan. Hasil pretest menunjukan bahwa kelas yang akan dijadikan kelas

eksperimen harus bernilai rendah daripada kelas kontrol. Nilai pretest kelas VIII B yang

berjumlah 27 siswa sebesar 67.01, sedangkan nilai pretest kelas VIII E yang berjumlah 26

siswa sebesar 68.23. Berdasarkan hasil pretest tersebut bahwa yang menjadi kelas

eksperimen adalah kelas VIII B, dan kelas VIII E yang menjadi kelas kontrol.

Setelah tes kemampuan awal (pretest) dilakukan, selanjutnya memberikan perlakuan

(treatment) pada kedua kelas eksperimen dan kontrol. Treatment yang digunakan selama

proses pembelajaran yaitu menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E untuk

kelas eksperimen, dan metode konvensional untuk kelas kontrol. Selanjutnya adalah

memberikan tes kemampuan akhir (posttest) pada kelas eksperimen dan kontrol untuk

mengetahui hasil akhir belajar siswa setelah menerapkan treatment.

Proses pembelajaran di kelas disesuaikan dengan RPP yang telah dirancang bersama

guru dan menyesuaikan dengan model pembelajaran yang digunakan. Selain menilai dari

hasil belajar siswa, lembar observasi juga digunakan untuk teknik pengumpulan data.

Lembar observasi digunakan dengan tujuan untuk melihat partisipasi dan aktivitas siswa

dalam proses pembelajaran, dan juga untuk mengetahui adanya pengaruh model

pembelajaran yang akan diterapkan. Aktivitas siswa yang dilakukan didalam kelas

menunjukan kegiatan yang menjadikan siswa lebih aktif dengan penerapan model yang

digunakan.

Tahap ketiga yaitu tahap tahap pengolahan data dan hasil penelitian. Pada

tahap ini meliputi analisa data, menarik kesimpulan, dan pembuatan laporan. Tahap

analisa data dilakukan untuk mengolah data atau hasil yang didapatkan selama penelitian.

Data yang akan diolah yaitu data hasil pretest, posttest, dan lembar observasi siswa. Hasil

tes sebelumnya (pretest) akan dibandingkan dengan yang sudah diberikan perlakuan

untuk melihat tingkatan nilai dari kedua kelas, sedangkan hasil data lembar observasi

digunakan untuk melihat perbandingan kedua kelas yang diberikan perlakuan. Setelah

mengolah data, selanjutnya yaitu melakukan penarikan kesimpulan dan membuat laporan

berdasarkan hasil yang diperoleh.

Analisa hasil belajar dalam penelitian ini berupa uji T (Uji Independent sampe T test)

dengan ketentuan nilai harus bernilai normal dan homogen agar hipotesis dalam penelitian dapat

direima. Hasil uji T akan menunjukan apakah dengan penerapan model pembelajaran Learning

Cycle 5E hipotesis diterima atau tidak, karena melalui hasil hipotesis tersebut yang akan

membenarkan atau menolaknya. Analisis perhitungan lembar observasi siswa menggunakan

program pengolah angka, sedangkan analisis hasil belajar siswa diolah menggunakan

program aplikasi pengolah data statistik (SPSS). Tabel indikator lembar observasi siswa

ditunjukan pada tabel 1 berikut.

Page 13: Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning ......Melalui model pembelajaran Learning Cycle 5E siswa dilatih untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan cara kerja

7

Tabel 2. Indikator Lembar Observasi Siswa [13]

No

INDIKATOR

Skor

1 2 3 4

1 Siswa mengikuti proses pembelajaran

2 Siswa memperhatikan dengan sungguh-sungguh

yang disampaikan oleh guru

3 Siswa mendengarkan pertanyaan yang diajukan

oleh guru

4 Siswa mampu memberikan jawaban dari sebuah

pertanyaan

5 Siswa mampu menjawab soal

Tabel 2 yaitu tabel lembar observasi siswa yang bertujuan untuk mengukur kegiatan

siswa didalam kelas. Pemberian skor pada lembar observasi terdiri dari 1,2,3, dan 4. Pada

indikator no 1, skor 1 artinya siswa tidak mengikuti proses pembelajaran, skor 2 artinya siswa

mengikuti proses pembelajaran tetapi tidak sesuai, skor 3 artinya siswa mengikuti proses

pembelajaran tetapi masih bingung, dan skor 4 artinya siswa mengikuti proses pembelajaran.

Pada indikator 2, skor 1 artinya siswa tidak memperhatikan dengan sungguh-sungguh yang

disampaikan oleh guru, skor 2 artinya siswa memperhatikan yang disampaikan oleh guru

tetapi tidak serius, skor 3 artinya siswa memperhatikan yang disampaikan oleh guru tetapi

masih bingung, dan skor 4 artinya siswa memperhatikan yang disampaikan oleh guru. Pada

indikator 3, skor 1 artinya siswa tidak mendengarkan pertanyaan yang diajukan guru, skor 2

artinya siswa mendengarkan pertanyaan tetapi tidak serius, skor 3 artinya siswa

mendengarkan pertanyaan tetapi masih bingung, dan skor 4 artinya siswa mendengarkan

pertnyaan yang diajukan oleh guru. Pada indikator 4, skor 1 artinya siswa tidak mampu

memberikan pertanyan dari sebuah pertanyaan, skor 2 artinya siswa mampu memberikan

jawaban tetapi tidak sesuai dengan pertanyaan, skor 3 artinya siswa mampu memberikan

jawaban tetapi masih membingungkan, dan skor 4 artinya siswa mampu memberikan

jawaban yang sesuai dengan pertanyaan. Pada indikator 5, skor 1 artinya siswa tidak mampu

menjawab soal, skor 2 artinya siswa mampu menjawab soal tetapi tidak sesuai dengan topik,

skor 3 artinya siswa mampu menjawab soal tetapi masih bingung, dan 4 artinya siswa mampu

menjawab soal dengan benar.

Rumus yang digunakan untuk menghitung lembar observasi yaitu sebagai berikut.

Rumus nilai NP = 𝑅

𝑆𝑀 × 100% [13]

Keterangan :

NP : nilai persen yang dicari atau yang diharapkan

R : skor mentah yang diperoleh

SM : skor maksimum

100 : bilangan tetap

Pemberian nilai lembar observasi dilakukan oleh guru yang menjadi observer

selama proses pembelajaran. Lembar observasi siswa dilakukan untuk melihat nilai

perbandingan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model

Learning Cycle 5E dan metode konvensional. Melalui penilaian dengan menggunakan

lembar observasi tersebut apakah dengan menerapkan model pembelajaran model

Learning Cycle 5E siswa juga merasa tertarik mengikuti proses pembelajaran yang

Page 14: Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning ......Melalui model pembelajaran Learning Cycle 5E siswa dilatih untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan cara kerja

8

menjadikan aktivitas siswa lebih aktif. Hasil dari nilai observasi antara kelas eksperimen

dan kelas kontrol tersebut digunakan untuk melihat keberhasilan dari penggunaan model

yang diterapkan.

Kisi-kisi soal digunakan untuk menjadi acuan materi apa saja yang akan di

pelajari oleh siswa. Adapun instrumen soal dapat dilihat melalui tabel 3 dengan kisi-kisi

berikut.

Tabel 3. Kisi-Kisi Soal Tes

No Materi No soal

1 Mengenal perangkat lunak pengolah

angka

1,2

2 Menjelaskan bagian-bagian Microsoft

Excel 2007

3,4,5,6,18,30

3 Menyebutkan menu dan icon pada

Microsoft excel 2007

7,8,9,10,13,14

15,16,17,

4 Menjelaskan fungsi-fungsi pada standard

toolbar,formatting toolbar, dan drawing

toolbar

11,12,19,20,2

1,22,23,

24,25,27,29

Pada tabel 3 merupakan kisi-kisi soal tes yang digunakan untuk mengarah pada

butir soal, soal-soal ini digunakan untuk soal pretest dan posttest, yang bertujuan untuk

mengukur tingkat penguasaan dan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

Instrumen tes ini disusun bersama guru mata pelajaran TIK dan disesuaikan dengan standar kisi-

kisi yang berlaku. Melalui hasil tes tersebut guru dapat melihat pemahaman dan penguasaan

materi yang dimiliki siswa, sehingga memberikan dampak untuk meningkatkan hasil belajar.

4. Hasil dan Pembahasan

Sebelum melakukan tindakan penelitian, langkah yang diambil yaitu melakukan

wawancara melalui guru TIK di SMP Negeri 7 Salatiga. Hasil wawancara menunjukan

bahwa cara menyampaikan materi yang digunakan di sekolah masih dilakukan secara

konvensional. Penggunaan metode konvensional menyebabkan siswa menjadi pasif

karena hanya berpusat pada guru, sehingga dalam proses pembelajaran tidak berperan

aktif, mudah bosan, dan bahkan ada yang tidak memperhatikan selama proses

pembelajaran. Hal ini yang menyebabkan siswa mudah lupa dan tidak memahami materi

yang disampaikan, sehingga berdampak pada hasil belajar siswa dan tidak memenuhi

standar KKM.

Proses pembelajaran dimulai dengan memberikan soal pretest pada kedua kelas

yang akan dijadikan sampel penelitian. Melalui hasil pretest tersebut kemudian

ditentukan kelas yang akan menjadi kelas eksperimen dan kontrol. Hasil nilai rata-rata

pretest yaitu 70.46 untuk kelas VIII E dan 68.96 untuk kelas VIII B, sehingga dapat

ditentukan bahwa yang menjadi kelas eksperimen adalah kelas VIII B sedangkan kelas

kontrol adalah VIII E. Masing-masing kelas berjumlah 26 siswa pada kelas kontrol dan

27 siswa pada kelas eksperimen.

Setelah menentukan pembagian kelas, kegiatan pembelajaran dimulai dengan

menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E

pada kelas eksperimen dan metode konvensional pada kelas kontrol. Pemberian

perlakuan (treatment) akan diberikan selama dua kali pertemuan pada kelas kontrol dan

kelas eksperimen. Materi yang disampaikan selama proses pembelajaran yaitu

Page 15: Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning ......Melalui model pembelajaran Learning Cycle 5E siswa dilatih untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan cara kerja

9

menggunakan media power point dan video pembelajaran. Adapun tampilan materi yang

akan di berikan pada siswa dapat dilihat pada gambar 2 berikut.

Gambar 2. Tampilan Materi dan Contoh Video Pembelajaran

Gambar 2 adalah contoh materi yang akan digunakan dalam proses penerapan

treatment. Kelas kontrol hanya diberikan materi dengan menggunakan power point,

sedangkan untuk kelas eksperimen menggunakan power point dan video pembelajaran.

Materi yang disampaikan dengan power point mengenai menu dan ikon pada microsoft

excel 2007, dan pembahasan lebih detail akan disampaikan menggunakan video

pembelajaran tersebut. Video pembelajaran digunakan sebagai alat bantu dalam

mengajar dan untuk melihat respon siswa, sehingga siswa merasa tertarik untuk

mengikuti kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Melalui video pembelajaran

inilah cara guru untuk menarik perhatian siswa agar lebih fokus terhadap materi yang

diajarkan dan dapat memahami konsep pembelajaran pada tahap selanjutnya.

Proses pembuatan video pembelajaran menggunakan aplikasi Camtasia Studio.

Camtasia Studio merupakan aplikasi yang digunakan untuk membuat video profesional

dan aktivitas dekstop dengan cepat. Aplikasi ini juga dapat merekam suara dan aktivitas

yang dilakukan oleh dekstop, sehingga proses pembuatan video dapat dilakukan secara

langsung. Tahap pembuatan video yang digunakan ada 2 macam, yang pertama yaitu

materi dengan power point sedangkan yang kedua merekam aktivitas dekstop secara

langsung. Pembuatan pada tahap pertama yaitu sebagai berikut.

1. Penentuan materi yang akan dibahas

2. Memasukan materi dalam power point

3. Record (merekam) suara

Proses pembuatan video tahap kedua yaitu sebagai berikut.

1. Menentukan materi yang akan dibahas

2. Merekam secara langsung aktivitas didalam dekstop

Tahap pertama. Materi yang dibahas pada video pembelajaran yaitu tentang

menu dan icon micrososft excel 2007, dimana sub materi ini mengenai standard toolbar,

format toolbar, dan drawing toolbar. Selanjutnya materi dimasukan kedalam power

point, dan terakhir yaitu merekam suara. Audio pada tahap pertama yaitu merekam suara,

sedangkan visualnya yaitu power point yang akan dijelaskan. Tahap kedua yaitu

merekam suara dan merekam tampilan dekstop secara langsung, sehingga aktivitas

dekstop terlihat dengan jelas.

Setelah sesi membuat rekaman selesai, langkah selanjutnya adalah memasukan

semua rekaman kedalam aplikasi camtasia studio. Tahap pertama adalah awal

pembahasan materi secara singkat, sedangkan tahap kedua adalah pembahasan lebih

detail materi yang dipelajari. Rekaman yang telah dimasukan akan diedit kembali yaitu

memotong yang tidak diinginkan, kemudan memberikan transition pada tiap rekaman.

Page 16: Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning ......Melalui model pembelajaran Learning Cycle 5E siswa dilatih untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan cara kerja

10

Transition pada rekaman ini untuk memberikan jeda pada rekaman selanjutnya.

Rekamannyaa terdiri dari rekaman power point, standard toolbar, format toolbar, dan

drawing toolbar, kemudian digabungkan menjadi satu. Apabila semua rekaman telah

selesai langkah selanjutnya adalah memproduksi video. Produksi video dilakukan dengan

memilih menu produce dan share pada aplikasi camtasia studio kemudian memilih next,

sehingga video yang diingkan telah selesai dibuat.

Perbandingan RPP yang digunakan untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol

hampir sama, seperti isi tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, dan kegiatan

pendahuluan. Namun untuk kelas eksperimen proses pengajaran yang disampaikan

disesuaikan dengan tahapan model pembelajaran Learning Cycle 5E, sedangkan untuk

kelas kontrol proses penyampaian materi hanya menggunakan metode konvensional saja.

Tahap-tahap yang dilakukan pada kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4

berikut.

Tabel 4. Tahap Kegiatan Learning Cycle 5E

Tahap

Kegiatan

Guru Siswa

Engage

1. Guru melakukan sistem pembelajaran seperti

biasa, seperti memberikan salam, dan berdoa.

Selanjutnya guru memberikan apersepsi

seperti mengajukan pertanyaan tentang materi

sebelumnya untuk menggali pengetahuan

awal siswa.

2. Guru menyampaikan materi yang

disampaikan kepada siswa dengan power

point dan video pembelajaran mengenai menu

dan ikon microsoft excel 2007.

1. Siswa dapat

menjawab pertanyaan

yang dilontarkan oleh

guru.

2. Siswa memperhatikan

guru dalam

meyampaikan materi.

Explore 1. Guru membagi siswa dalam bentuk kelompok

menjadi 6 kelompok masing-masing

beranggotakan 4 siswa untuk melakukan

diskusi.

2. Guru menyuruh perwakilan tiap kelompok

untuk maju kedepan kelas.

3. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa

(LKS).

4. Guru berperan sebagai fasilitator dan

memberikan penjelasan sebelum mengisi soal

pada LKS.

1. Siswa membentuk

masing-masing

kelompok.

2. Siswa maju didepan

kelas dan melakukan

praktek.

3. Siswa menerima

LKS.

4. Siswa mendengarkan

guru dalam

menjelaskan soal

yang terdapat dalam

LKS.

Explain 1. Guru memberikan buku paket TIK untuk

membantu pengisian LKS.

2. Guru mengajak siswa untuk menjelaskan

kembali konsep yang mereka dapatkan

melalui tahap sebelumnya menggunakan ide-

ide mereka sendiri dalam pengisian LKS.

3. Guru menjelaskan konsep yang lebih formal

agar siswa tidak memberikan penjelasan

diluar konteks materi yang diajarkan.

1. Siswa menerima buku

paket TIK.

2. Siswa menjelaskan

kembali konsep yang

mereka dapatkan

melalui tahap

sebelumnya

menggunakan ide-ide

mereka sendiri dalam

Page 17: Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning ......Melalui model pembelajaran Learning Cycle 5E siswa dilatih untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan cara kerja

11

pengisian LKS.

3. Siswa mendengarkan

penjelasan guru dan

mengisi LKS secara

teliti.

Extend 1. Guru mengajak siswa untuk

mempresentasikan hasil diskusi.

2. Guru melakukan pemecahan masalah dengan

mengambil kesimpulan.

1. Masing-masing

perwakilan tiap

kelompok

mempresentasikan

hasil diskusi.

2. Siswa mendengarkan

dan memberikan

pendapat kepada

guru.

Evaluate 1. Guru menilai siswa melalui hasil persentasi

yang sudah dilakukan.

2. Guru memberikan soal evaluasi terkait

dengan seluruh pembelajaran

1. Siswa

mempresentasikan

hasil diskusi

2. Siswa mengerjakan

soal evaluasi

Tahap engage. Kegiatan 1 yaitu kegiatan yang dilakukan guru dengan

memberikan pertanyaan, dengan jawaban yang dilontarkan siswa hal ini menimbulkan

adanya interaksi antara guru dan siswa, sehingga menjadikan aktivitas siswa menjadi

aktif selama proses pembelajaran. Apabila ada hal yang belum jelas terkait dengan

penjelasan guru, hal tersebut selanjutnya akan dibahas secara bersama-sama terkait

dengan materi yang akan disampaikan. Selanjutnya pada kegiatan 2 yaitu guru

menyampaikan materi menggunakan video pembelajaran. Melalui video pembelajaran

inilah cara guru untuk menarik perhatian siswa. 2 kegiatan tersebut adalah cara guru

untuk mengajak (engage) siswa dalam proses pembelajaran.

Tahap explore. Tahap ini guru membentuk siswa dalam sebuah kelompok

diskusi. Setelah itu guru menyuruh perwakilan tiap kelompok maju kedepan kelas, siswa

yang lain diharapkan memperhatikan teman kelompoknya agar masing-masing siswa

mempunyai pemikiran tersendiri apa yang telah dipraktekan temannya. Hal ini dilakukan

guru agar siswa dapat menjawab soal pada LKS, karena dengan hal ini siswa telah

mendapatkan pengalaman langsung yang berhubungan dengan konsep yang akan

dipelajari. Aktivitas siswa saat membentuk kelompok dapat dilihat pada gambar 3

berikut.

Gambar 3. Siswa berkumpul pada kelompok masing-masing

Page 18: Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning ......Melalui model pembelajaran Learning Cycle 5E siswa dilatih untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan cara kerja

12

Tahap explain. Pada tahap ini guru memandu siswa melakukan diskusi. Tiap

siswa diharapkan mempunyai catatan sendiri agar dapat menuangkan ide dan pemikiran

masing-masing siswa, sehingga dalam pengisian LKS dijawab berdasarkan hasil diskusi

bersama. Hal ini dilakukan agar dalam proses pembelajaran tiap siswa dapat berperan

secara aktif dalam kerja kelompok. Pengisian LKS yang dilakukan siswa dapat dilihat

pada gambar 4 berikut.

Gambar 4. Proses Diskusi Kelompok

Tahap extend. Setelah berdiskusi dan soal-soal di LKS telah terjawab, kegiatan 1

yaitu guru akan menunjuk masing-masing perwakilan dalam setiap kelompok untuk maju

kedepan kelas dan mempresentasikan hasil diskusi mereka. Hal ini dilakukan untuk

melatih siswa dalam memahami dan menghafal apa yang mereka dapatkan. Setelah

semua kelompok mempresentasikan hasil diskusi, guru melanjutkan pada kegiatan 2.

Pada kegiatan 2 ini guru agar siswa dapat memberikan respon untuk menyelidiki

bersama, sehingga dapat memecahkan masalah, menyimpulkan, dan mengambil

keputusan bersama mengenai soal yang terdapat pada LKS tersebut.

Tahap evaluate. Tahap ini guru menilai seluruh pembelajaran melalui presentasi

kelompok. Selanjutnya untuk meyakinkan siswa telah memahami seluruh materi, guru

memberikan pertanyaan kembali kepada siswa hal yang belum jelas. Apabila siswa telah

memahami konsep pembelajaran yang telah dilaksanakan, kemudian guru akan

memberikan soal evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang

diajarkan.

Melalui beberapa tahap yang diatas bahwa tahap yang membuat siswa lebih aktif

yaitu tahap explain, dimana tahap ini dapat menjadikan siswa dapat meluangkan

kemampuan satu sama lain dalam memberikan pendapat. Hal ini ditiunjukan dengan

kegiatan siswa berdebat secara aktif selama proses diskusi bersama temannya, sehingga

interaksi tanya jawab antara guru dan siswa maupun siswa ke siswa sesuai dengan baik

dalam proses pembelajaran.

Temuan unik selama proses penerapan model Learning Cycle 5E yaitu siswa

menjadi bersemangat mengikuti kerja kelompok dan saling rebutan dalam

mempresentasikan hasil diskusi didalam kelas. Pengguaan video juga menjadikan siswa

lebih tertarik memperhatikan materi yang disampaikan dan menjadikan antusias rasa

ingin tahu siswa terhadap tahap pembelajaran selanjutnya. Hal ini ditunjukan dengan

kegiatan siswa didalam kelas yaitu siswa tampak lebih senang dan bersemangat ketika

akan memutarkan video.

Kendala dan kekurangan yang ditemui dalam penelitian ini adalah kurangnya

fasilitas lab komputer yang mendukung proses penelitian. Hal ini berdampak pada tahap

kegiatan explore, dimana siswa hanya menggunakan 3 komputer dalam satu kelas

sehingga pengisan LKS tidak dapat terjawab secara keseluruhan. Mengatasi hal tersebut

Page 19: Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning ......Melalui model pembelajaran Learning Cycle 5E siswa dilatih untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan cara kerja

13

fasilitas atau komputer yang digunakan harus menyesuaikan dengan jumlah siswa

didalam kelas. Apabila dalam satu kelas berjmlah 27 siswa dan dibagi menjadi 4-5 dalam

satu kelompok, maka harus disediakan berjumlah 9 komputer atau laptop. Jadi tiap

siswa dapat bekerja sama dan mempunyai tugas masing-masing, sehingga tidak ada yang

tinggal diam dalam sebuah kelompok.

Langkah yang dilakukan pada kelas kontrol yaitu guru melakukan sistem

pembelajaran seperti biasanya seperti memberi salam dan berdoa, namun proses

pembelajarannya berbeda dengan kelas eksperimen. Penyampaian materi menggunakan

media power point namun tidak menggunakan video pembelajaran. Metode yang

digunakan pada kelas kontrol adalah metode konvensional atau metode ceramah, jadi

selama proses pembelajaran guru hanya melakukan ceramah dalam menjelaskan materi.

Setelah semua kelas diberikan treatment, selanjutnya kedua kelas tersebut

diberikan posttest. Pemberian posttest dilakukan dengan tujuan melihat perbandingan

peningkatan hasil belajar yang didapatkan setelah penenerapan treatment.

Penggunaan model pembelajaran Learning Cycle 5E menjadikan aktivitas siswa

lebih tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa dapat

mencapai KKM. Peningkatan hasil belajar terjadi karena dalam proses pembelajaran

aktivitas siswa tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran. Interaksi antara siswa dan

guru, maupun siswa ke siswa yang lain jadi lebih aktif, kegiatan siswa yang biasanya

hanya bingung dan diam saja selama proses pembelajaran mulai memperhatikan

pembelajaran. Kegiatan tersebut yang menjadikan siswa lebih memahami materi yang

diajarkan.

Pengisian lembar observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung untuk

melihat perbandingan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perbandingan hasil dari

kedua kelas tersebut digunakan untuk melihat apakah penggunaan model Learning Cycle

5E dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Hasil observasi aktivitas

belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4.Hasil persentase lembar observasi siswa

No

Indikator

Kelas

Selisih Eksperimen Kontrol

1 Siswa mengikuti proses pembelajaran 86.93 % 58.62 % 28.31 %

2 Siswa memperhatikan dengan sungguh-

sungguh yang disampaikan oleh guru

88.54 % 60.78 % 27.76 %

3 Siswa mendengarkan pertanyaan yang

diajukan oleh guru

93.42 % 70.64 % 26.95 %

4 Siswa mampu memberikan jawaban

dari sebuah pertanyaan

87.30 % 66.78 % 28.93 %

5 Siswa mampu menjawab soal 90.12 % 63.97 % 21.70 %

Jumlah 85.88. % 59.15 % 26.73 %

Kriteria persentase yang digunakan untuk lembar observasi aktivitas siswa secara

keseluruhan adalah sebagai berikut [13].

25 % ≤ nilai ≤ 45 % : aktivitas siswa kurang

45 % ≤ nilai ≤ 65 % : aktivitas siswa cukup baik

65 % ≤ nilai ≤ 85 % : aktivitas siswa baik

85 % ≤ nilai ≤ 100 % : aktivitas siswa sangat baik

Page 20: Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning ......Melalui model pembelajaran Learning Cycle 5E siswa dilatih untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan cara kerja

14

Tabel 4 menunjukan bahwa terdapat perbedaan aktivitas siswa pada kelas

eksperimen maupun kelas kontrol. Perbedaan tersebut ditunjukan dengan hasil tiap

indikator yang diperoleh pada kedua kelas, menunjukan bahwa aktivitas siswa pada kelas

eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Kelas eksperimen menunjukan jumlah nilai

persentase sebesar 85.88%, sehingga aktivitas siswa pada kelas eksperimen berkriteria

sangat baik. Kelas kontrol nilai persentase sebesar 59.15%, sehingga aktivitas siswa

dikategorikan berkriteria cukup baik. Kedua kelas tersebut mempunyai selisih 26.73%,

sehingga selisih antara kedua kelas tersebut sangat berjauhan.

Skor presentase lembar observasi yang diperoleh dihitung dengan menggunakan

bantuan program aplikasi pengolah angka. Perbedaan persentase lembar observasi siswa

pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol tersebut menunjukan bahwa aktifitas

belajar siswa kelas yang menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E lebih

tinggi dari pada kelas kontrol dengan metode konvensional. Artinya penerapan model

Learning Cycle 5E tersebut dapat menjadikan aktivitas siswa lebih aktif dalam menerima

pelajaran.

Peningkatan hasil belajar siswa juga dilihat dari hasil pretest dan posttest.

Pengujian tersebut dilakukan uji Independent sample t-test yang digunakan untuk

membandingkan nilai rata-rata kedua kelas. Pada uji T syaratnya yaitu nilai harus

bernilai normal dan homogen agar .

Hasil uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data yang

dianalisa berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data variabel yang digunakan

adalah teknik Kolmogorov-Smirnov. Hasil nilai pretest dan posttest kelas eksperimen dan

kelas kontrol menunjukan bahwa nilai siswa berdistribusi normal.

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kedua kelas yang diteliti memiliki

varians yang sama. Hasil pengujian yang didapatkan menunjukan bahwa data dari kedua

kelas tersebut memiliki varians yang sama atau homogen. Setelah melakukan

perhitungan, apabila kedua kelas bernilai normal dan homogen, artinya syarat uji

Independent sample t-test terpenuhi. Hasil nilai rata-rata pretest posttest kelas eksperimen

dan kelas kontrol dapat dilihat pada gambar 5 berikut ini.

Gambar 5. Hasil belajar kelas eksperimen dan kontrol

Gambar 5 adalah hasil uji T yang ditunjukan dengan grafik nilai siswa secara

keseluruhan, dimana hasil tersebut digunakan untuk melihat peningkatan pretest dan

Rata-rata Pretest Rata-rata posttest

Kelas_Kontrol 68,23 70,9

Kelas_Eksperimen 67,01 84,22

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

HASIL BELAJAR

Page 21: Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning ......Melalui model pembelajaran Learning Cycle 5E siswa dilatih untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan cara kerja

15

posttest dari kelas kontrol dan eksperimen. Hasil pretest dan posttest terdapat

peningkatan setelah setelah kedua kelas diberi perlakuan (treatment). Hasil uji T tersebut

menunjukan bahwa terjadi peningkatan pada kelas eksperimen menggunakan model

Learning Cycle 5E daripada kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional.

Peningkatan tersebut ditunjukan dengan nilai rata-rata pada kelas kontrol yaitu dari 68.23

menjadi 70.90 sedangkan pada kelas eksperimen yaitu dari 67.01 menjadi 84.22,

peningkatan yang terjadi sebesar 17.21% pada kelas eksperimen sedangkan pada kelas

kontrol yaitu sebesar 2.67%. Artinya bahwa hasil belajar siswa dengan penggunaan

model pembelajaram Learning Cycle 5E lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang

menggunakan metode konvensional. Hal ini disebabkan oleh aktivitas siswa menjadi

lebih aktif dengan menggunakan model Learning Cycle 5E.

Hasil akhir dari tabel tersebut menunjukan bahwa penggunaan model

pembelajaran Learning Cycle 5E dapat menjadikan aktivitas siswa menjadi lebih aktif

dan dapat memahami materi pelajaran, sehingga hal tersebut dapat memberikan dampak

untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar ditunjukan melalui

hasil posttest yang diperoleh siswa setelah diberikan treatment.

Model Learning Cycle 5E ini didalamnya terdapat langkah-langkah yang

dilakukan dengan proses pembelajaran lebih terstruktur karena disesuaikan berdasarkan

tahap-tahap yang terstruktur pula. Suatu pembelajaran akan bermakna bila siswa

mengalami aktivitas positif selama pembelajaran tersebut. Aktivitas siswa menunjukan

dengan model Learning Cycle 5E suasana belajar menjadi lebih aktif dan lebih

menyenangkan, siswa dapat ikut serta dalam proses pembelajaran karena tidak terpaku

kepada guru.

Melalui model Learning Cycle 5E dapat menjadikan aktivitas siswa lebih aktif

dan berdampak pada hasil belajar, karena dengan model tersebut menjadikan kondisi

didalam kelas menjadi lebih bervariatif, menambah semangat, dan efektif. Pembelajaran

sebelumnya yang hanya berpusat pada guru dan membuat siswa lebih bosan kini telah

berbubah dengan pembelajaran yang membuat siswa lebih senang dan tertarik. Hasil

belajar yang ditunjukan siswa telah meningkat dengan diterapkannya model Learning

Cycle 5E, dan perbandingan aktivitas siswa di kelas eksperimen lebih tinggi

dibandingkan kelas kontrol. Seluruh uraian yang telah dijabarkan menunjukan bahwa

model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dan

aktivitas siswa juga menjadi lebih aktif dengan menggunakan model tersebut.

4. Simpulan

Penggunaan metode ceramah (konvensional) merupakan metode satu arah yang

berpusat pada guru dalam menyampaikan materi, sehingga kurang efektif dan tidak dapat

membuat siswa berpartisipasi aktif karena hanya mendengarkan ceramah dan penjelasan

dari guru. Hal demikian menjadikan siswa mudah bosan dan mudah lupa materi apa yang

disampaikan. Melalui hasil analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat

disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Learning Cycle 5E pada kelas

eksperimen dapat menjadikan hasil nilai prestasi belajar siswa maksimal. Hal tersebut

dibuktikan melalui nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu dari 67.01 menjadi 84.22 dengan

peningkatan nilai sebesar 17.21%, sedangkan peningkatan nilai rata-rata kelas kontrol

yaitu 68.23 menjadi 70.90 dengan peningkatan nilai sebesar 2.67%.

Ketika proses pembelajaran berlangsung, aktivitas belajar siswa dikelas

eksperimen menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini ditunjukan

bahwa nilai aktivitas di kelas eksperimen sebesar 85.88% yang berkriteria sangat baik,

sedangkan di kelas kontrol nilai aktivitas siswa yang dicapai sebesar 59.15% dan

Page 22: Penerapan Model Pembelajaran Siklus Belajar (Learning ......Melalui model pembelajaran Learning Cycle 5E siswa dilatih untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan cara kerja

16

berkriteria cukup baik. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model

belajar Learning Cycle 5E dapat menjadikan aktivitas siswa lebih tinggi selama proses

pembelajaran. Hal ini berarti bahwa dengan penggunaan model Learning Cycle 5E yang

diterapkan sangat berkaitan dengan aktivitas yang dilakukan siswa di dalam kelas, karena

melalui model tersebut siswa lebih tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran. Melalui

kegiatan siswa yang aktif dalam proses pembelajaran, hal ini yang menyebabkan siswa

lebih paham dan berdampak pada hasil belajar siswa.

Berdasarkan kesimpulan yang didapatkan, saran bagi penelitian selanjutnya dapat

menerapakan model Pembelajaran Learning Cycle 5E atau dengan menggunakan metode

pembelajaran yang lebih beragam.

5. Daftar Pustaka

[1] Dahar, R. W. (2006). Teori-teori Belajar, Erlangga, Jakarta

[2] Ngalim Purwanto. (1984). Psikologi Pendidikan, Bandung: Remadja Karya

[3] Kustandi, Cecep dan Bambang Sutjipto. (2011). Media Pembelajaran Manual dan

Digital. Bogor: Ghalia Indonesia

[4] Nina Agustyaningrum. (2010). Implementasi Model Pembelajaran Learning Cycle

5e Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Ix B Smp

Negeri 2 Sleman

[5] Ika Elizaa Cholistyana. (2014) Pengaruh Model Learning Cycle 5E Terhadap

Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sistem Ekskresi.

[6] Sagala, Syaiful. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. [7] Lorsbach, Anthony W. (2002). The Learning Cycle as A Tool For Planing Science

Instruktion. [online]. Tersedia: http://www. coe. ilstu. edu/

scienceed/lorsbach/257/lrcy.html. Diunduh pada tanggal 15 Agustus 2014 [8] Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung :

Remaja Rosdakarya.

[9] A.M, Sardiman. (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja

Grafindo Persada.

[10] Kustandi, Cecep dan Bambang Sutjipto. (2011). Media Pembelajaran Manual

dan Digital. Bogor: Ghalia Indonesia

[11] Sugiyono. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Penerbit. Bandung : Alfa Beta.

[12] Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : PT Rineka Cipta

[13] Puji Erkanawati. (2009). Penerapan Pembelajaran Dengan Pendekatan

Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam menyelesaikan

Soal-Soal Pokok Bahasan Sistem Persamaan Lenear Dua Variabel Pada Siswa Kelas

VII S Semester I SMP Negeri 2 Kunduran Blora Tahun Pelajaran 2008/2009