Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle “5e” Terhadap ...

12
1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE “5E” TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GETASAN SEMESTER I TAHUN AJARAN 2014/2015 Ika Thakarina, Kriswandani S.Si, M.Pd., Inawati Budiono S.Pd, MA Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana, Jl Diponegoro no 52-60 Salatiga, Indonesia. Email : [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran learning cycle 5E terhadap keaktifan belajar dan hasil belajar siswa kelas IX SMP Negeri 3 Getasan semester I tahun ajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian quasai eksperimen. Desain penelitian ini menggunakan Pretest- Postest Group Design. Pengambilan sampel dilakukan secara Claster Randum Sampling. Subyek penelitian adalah siswa kelas IX A dan siswa kelas IX B SMP Negeri 3 Getasan tahun ajaran 2014/2015. Kelas IX A berjumlah 31 anak sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas IX B berjumlah 30 anak sebagai kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa memperoleh nilai signifikan 0,017<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh penggunaan model pembelajar Learning Cycle “5E” terhadap keaktifan belajar siswa kelas IX SMP Negeri 3 Getasan Semester I Tahun Ajaran 2014/2015. Rata-rata keaktifan belajar siswa kelas eksperimen adalah 141,53, sedangkan keaktifan belajar siswa kelas kontrol adalah 129,16. Perhitungan analisis hasil belajar menunjukkan nilai signifikan 0,031 < 0,05. Rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen 60,121 sedangkan hasil belajar siswa kelas kontrol adalah 46,833. Terlihat dari rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Learning Cycle “5E” terhadap hasil belajar siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Getasan Semester I Tahun Ajaran 2014/2015. Kata Kunci : model pembelajaran learning cycle 5E, keaktifan belajar , hasil belajar.

Transcript of Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle “5e” Terhadap ...

Page 1: Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle “5e” Terhadap ...

1

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE “5E”

TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA

KELAS IX SMP NEGERI 3 GETASAN SEMESTER I

TAHUN AJARAN 2014/2015

Ika Thakarina, Kriswandani S.Si, M.Pd., Inawati Budiono S.Pd, MA

Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Kristen Satya Wacana, Jl Diponegoro no 52-60 Salatiga, Indonesia.

Email : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran

learning cycle 5E terhadap keaktifan belajar dan hasil belajar siswa kelas IX

SMP Negeri 3 Getasan semester I tahun ajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini

adalah penelitian quasai eksperimen. Desain penelitian ini menggunakan Pretest-

Postest Group Design. Pengambilan sampel dilakukan secara Claster Randum

Sampling. Subyek penelitian adalah siswa kelas IX A dan siswa kelas IX B SMP

Negeri 3 Getasan tahun ajaran 2014/2015. Kelas IX A berjumlah 31 anak

sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas IX B berjumlah 30 anak sebagai kelas

kontrol. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa

memperoleh nilai signifikan 0,017<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada

pengaruh penggunaan model pembelajar Learning Cycle “5E” terhadap

keaktifan belajar siswa kelas IX SMP Negeri 3 Getasan Semester I Tahun Ajaran

2014/2015. Rata-rata keaktifan belajar siswa kelas eksperimen adalah 141,53,

sedangkan keaktifan belajar siswa kelas kontrol adalah 129,16. Perhitungan

analisis hasil belajar menunjukkan nilai signifikan 0,031 < 0,05. Rata-rata hasil

belajar siswa pada kelas eksperimen 60,121 sedangkan hasil belajar siswa kelas

kontrol adalah 46,833. Terlihat dari rata-rata hasil belajar kelas eksperimen

lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh

model pembelajaran Learning Cycle “5E” terhadap hasil belajar siswa Kelas IX

SMP Negeri 3 Getasan Semester I Tahun Ajaran 2014/2015.

Kata Kunci : model pembelajaran learning cycle 5E, keaktifan belajar , hasil

belajar.

Page 2: Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle “5e” Terhadap ...

2

PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua

jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi,

bahkan matematika diajarkan ditaman kanak-kanak secara informal

(Susanto,2013). Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa agar dapat

menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari

dan dalam mempelajari ilmu pengetahuan lainnya. Matematika mempunyai peran

penting dalam dunia pendidikan sehingga dibutuhkan guru yang kreatif dalam

memilih model pembelajaran sehingga siswa mudah memahami konsep

pembelajarannya. Hasil belajar menurut (Hamalik, 2010: 155) menyatakan bahwa

terjadinya perubahan pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk

perubahan pengetahuan sikap dan ketrampilan. Hal ini didukung oleh Nawani

dalam Susanto (2013) yang menyatakan bahwa hasil belajar sebagai tingkat

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang

dinyatakan dengan skor yang diperoleh dari hasil tes. Keberhasilan ini dapat

dilihat dari hasil belajar siswa yang berupa nilai atau dapat ditentukan dengan

melihat keaktifan siswa selama mengikuti proses belajar mengajar karena

keaktifan siswa menjadi unsur amat penting dalam menentukan kesuksesan

belajar, Budiningsih (2005). Hal ini juga ditekankan oleh Warsono dan Hariyanto

(2012: 12) bahwa keaktifan belajar siswa ialah keterlibatan siswa secara aktif

dalam proses pembelajaran. Keaktifan belajar siswa dalam melakukan kegiatan

pembelajaran memungkinkan siswa berinteraksi aktif dengan lingkungan dan

kelompoknya sebagai media untuk mengembangkan kemampuannya, Djamariah

(2010). Mengukur keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dikelompokkan

menjadi delapan indikator, diantaranya : visual, lisan, mendengar, membaca,

menulis, menggambar, motorik, mental, dan emosional (Hamalik, 2008).

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika di Kelas IX

SMP Negeri 3 Getasan pada tanggal 12 juli 2014 dan penyebaran angket

keaktifan belajar menyatakan bahwa partisipasi siswa aktif dalam pembelajaran

di kelas cenderung masih kurang, siswa yang tidak memperhatikan guru saat

mengajar, berbicara dengan teman, melalum, ramai sendiri dan sulit utuk diajak

Page 3: Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle “5e” Terhadap ...

3

berdiskusi dalam pemecahan masalah. Kegiatan pembelajaran di kelas tidak

berjalan dengan baik karena pembelajaran didominasi oleh guru masih tinggi yang

mengakibatkan siswa belum memahami materi yang diajarkan dan kecenderungan

siswa malas mempelajarinya sendiri dan takut untuk bertanya jika masih belum

jelas.

Berkenaan dengan ini, dibutuhkan suatu pendekatan kontruktivistik yaitu

guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa saat mengalami kesulitan

dalam kegiatan belajar. salah satu model yang berorientasi pada pendekatan

kontuktivistik adalah model pembelajaran Learning Cycle 5 fase atau lebih

dikenal dengan Learning Cycle 5E. Hal ini, sangat membantu siswa untuk

berkesempatan dalam mengoptimalkan cara belajar dan mengembangkan daya

nalar siswa sehingga membantu siswa untuk menemukan hal baru (Wena,2011).

Model pembelajaran Learning Cycle 5E, didalamnya siswa mengembangkan

pemahaman konsep secara langsung dan bertahap. Pembelajaran ini siswa teribat

langsung dan berinteraksi dalam lingkungan saat proses pembelajaran. Model

pembelajaran Learning Cycle 5E yakni memiliki 5 fase diantaranya: (1) fase

Engagement (Pembangkit minat) merupakan tahap awal pada pembelajaran

Learning Cycle 5E. Tahap ini guru berusaha membangkitkan dan

mengembangkan minat serta keingintahuan siswa tentang topik yang akan

diajarkan. (2) Fase Exploration (Eksplorasi) merupakan tahap yang dibentuk

kelompok-kelompok kecil yang diberikan kesempatan untuk bekerja sama

(berdiskusi) pada kelompok kecil tanpa pembelajaran langsung dari guru. Dalam

kelompok ini siswa didorong untuk membuat hipotesis baru, mencoba alternatif

pemecahan dengan teman sekelompok, serta melakukan dan mencatat pengamatan

ide-ide atau pendapat dalam berdiskusi. (3) Fase Explanation (Penjelasan) yakni

guru mendorong siswa untuk menjelaskan suatu konsep dengan kalimat sendiri

atau dengan pemikiran siswa sendiri, guru meminta bukti dan klarifikasi atas

penjelasan siswa. (4) Fase Elaboration (Elaborasi), yaitu siswa menerapkan atau

mengaplikasikan konsep dan ketrampilan yang sudah dipelajari dalam kelompok

diskusi. Bertujuan untuk siswa lebih mempelajarinya secara bermakna. (5) Fase

Evaluation (Evaluasi) tahap ini guru dapat mengamati pengetahuan atau

Page 4: Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle “5e” Terhadap ...

4

pemahaman siswa dalam menanamkan konsep baru. Siswa melakukan evaluasi

dengan cara melakukan pengajuan pertanyaan dan mencari jawaban yang

menggunakan observasi, bukti, dan penjelasan yang diperoleh sebelumnya.

Berdasarkan permasalahan diatas dapat dirumuskan: (1). Apakah ada pengaruh

model pembelajaran Learning Cycle “5E” terhadap keaktifan belajar siswa Kelas

IX SMP Negeri 3 Getasan Semester I Tahun Ajaran 2014/2015, (2). Apakah ada

pengaruh model pembelajaran Learning Cycle “5E” terhadap Hasil Belajar

Siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Getasan Semester I Tahun Ajaran 2014/2015.

Rumusan tersebut bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak ada pengaruh model

pembelajaran Learning Cycle “5E” terhadap keaktifan belajar dan hasil belajar

siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Getasan Semester I Tahun Ajaran 2014/2015. Hal

ini menarik penulis untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model

Pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap Keaktifan Belajar dan Hasil Belajar

Siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Getasan Semester I Tahun Ajaran 2014/2015”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperimen. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model

pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap keaktifan belajar dan hasil belajar

siswa. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri 3 Getasan

semester I tahun ajaran 2014/2015. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas

IX A sebagai kelas eksperimen dan kelas IX B sebagai kelas kontrol yang diambil

secara cluster randum sampling (Sugiyono, 2011). Jumlah siswa untuk kelas

ekperimen adalah 31 siswa dan kelas kontrol adalah 30 siswa. Desain penelitian

ini menggunakan Pretest-Posttest Group Design untuk mengetahui nilai awal

kemampuan siswa sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan

(Sugiyono, 2010). Prosedur penelitian ini terbagi menjadi tiga tahapan yaitu : (1)

tahap perencanaan, tahap ini menyangkut kegiatan-kegiatan sebelum dilaksanakan

penelitian diantaranya melakukan pengajuan judul, penyusunan proposal skripsi,

mengurus surat perizinan penelitian, penyusunan instumen penelitian. (2) tahap

penelitian merupakan pelaksanaan pembelajaran di sekolah . (3) tahap

Page 5: Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle “5e” Terhadap ...

5

Penyelesaian merupakan kegiatan setelah dilakukan penelitian terhadap data yang

diperoleh. Tahap ini dilakukan untuk menjawab semua rumusan masalah serta

memperoleh kesimpulan akhir yang didapatkan berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung pada bulan Juli- Agustus 2014.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini ialah dengan tes, observasi,

angket, dan dokumentasi. Instumen data penelitian ini dengan nilai pretest yang

diambil dari hasil tes kenaikan kelas dan angket keaktifan belajar siswa untuk

melihat kondisi awal sebelum diberikan perlakuan. Data penelitian selanjutnya

berupa soal tes esai yang diberikan setelah diberikan pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran Learning Cycle “5E” pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol setelah diberikan pembelajaran secara konvensional. Setelah

keduanya diberikan posttest, maka diberikannya angket keaktifan belajar siswa

untuk mengetahui tingkat keaktifan belajar siswa saat proses pembelajaran

berlangsung.

Teknik Analisis data hasil penelitian ini menggunakan dua analisis data

yaiti statistik deskreptif dan uji persyaratan. Statistik deskrepsi merupakan

pengumpulan data dari hasil pretest dan postest pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol, karena untuk mengetahui nilai maksimum, minimum, jumlah, rata-rata,

dan standar daviasi kelas eksperimen dan kelas kontrol, yang dilakukan dengan

bantuan SPSS 20 for windows (Sukestiyarno, 2010). Uji persyaratan ini

menggunakan statistik inverensial yang meliputi : (1) Uji Normalitas digunakan

untuk mengetahui normalitas dari data distribusi nilai setiap kelas, yaitu kelas

eksperimen maupun kelas kontrol. Pengujian normalitas dilakukan dengan

bantuan SPSS dengan nilai signifikan lebih besar dari 0,05.(2) Uji homogenitas

bertujuan untuk mengetahui kedua kelas mempunyai variansi yang sama atau

tidak, jika hasil variansi kedua kelas tersebut sama maka kedua kelas dapat

dilanjutkan sebagai subjek penelitian. (3) Uji beda rata-rata bertujuan untuk

melihat besarnya pengaruh yang signifikan sehinggaa dapat menjawab hipotesis.

Page 6: Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle “5e” Terhadap ...

6

HASIL PENELITIAN

A. Kemampuan Awal sebelum diberikan Perlakuan

1. Deskripsi Nilai Pretest

Nilai pretest pada penelitian ini menggunakan nilai tes kenaikan

kelas IX untuk mengetahui keadaan awal kedua kelas. kelas eksperimen

mempunyai skor maksimal 78, minimal 30 dan rata-rata sebesar 58,81,

standar deviasi 9,846 , sedangkan pada kelas kontrol yang berjumlah 30

siswa mempunyai skor maksimal 82, minimal 35 dan rata-rata sebesar

60,57, standar deviasi 10,525. Uji normalitas dilakukan dengan Uji

Shapiro-Wilk dengan menggunakan SPSS 20 for windows diperoleh nilai

sig. untuk kelas eksperimen 0,610 dan untuk kelas kontrol 0,926, sehingga

dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal karena lebih besar dari

taraf signifikan (𝛼) 0,05. Uji homogenitas nilai pretest dilihat berdasarkan

Tabel test of homogeniety of vriances dengan nilai signifikannya yaitu

0,571 > 0,05 sehingga kedua varian yaitu kelas eksperimen dan kelas

kontrol sama atau homogen.

2. Deskripsi Angket Keaktifan Belajar

Analisis keaktifan belajar pada penelitian ini menggunakan angket

keaktifan belajar adalah untuk mengetahui keadaan awal kedua kelas.

Kelas eksperimen mempunyai skor maksimal 156, minimal 98 dan rata-

rata sebesar 131,09 standar deviasi 14,360 sedangkan pada kelas kontrol

yang berjumlah 30 siswa mempunyai skor maksimal 152, minimal 106

dan rata-rata sebesar 127,83 standar deviasi 11,771. Uji normalitas uji

Shapiro-Wilk dengan menggunakan SPSS 20 for windows. Uji

normalitas angket keaktifan diperoleh nilai signifikan untuk kelas

eksperimen 0,077 dan untuk kelas kontrol 0,731 sehingga dapat

disimpulkan bahwa data berdistribusi normal karena lebih besar dari taraf

signifikan (𝛼) 0,05. Uji homogenitas dapat dilihat nilai signifikannya yaitu

0,438 > 0,05 sehingga kedua varian yaitu kelas eksperimen dan kelas

kontrol sama atau homogen. Uji beda rata-rata angket keaktifan belajar

Page 7: Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle “5e” Terhadap ...

7

menggunakan uji independent sampel t-test bertujuan untuk mengetahui

perbedaan rata-rata angket keaktifan belajar. Uji beda rata-rata keaktifan

belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini. Berdasarkan hasil F hitung

levene test sebesar 0,438 analisis uji t-test dengan nilai t = 0,969 dan

signifikan 0,337 > 0,05. Perbedaan rata-rata 3,263 maka ada perbedaan

rata-rata keaktifan belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini

menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan keaktifan belajar siswa.

B. Kemampuan setelah diberikan Perlakuan

1. Deskripsi Angket Keaktifan Belajar

Hasil keaktifan belajar pada kelas kontrol dan kelas eksperimen

setelah mendapat perlakuan model pembelajaran Learning Cycle 5E

dengan bantuan SPSS 20 for windows bahwa kelas eksperimen dengan

jumlah siswa 31 mempunyai skor maksimal 163, skor minimal 111, dan

rata-rata sebesar 141,53 dan standar deviasinya 13,803. Kelas kontol

dengan jumlah siswa 30 mempunyai skor maksimal 159, skor minimal

108, dan rata-rata sebesar 129,16 dan standar deviasinya 11.560.

Penentuan kelas intrval kelas dalam keaktifan belajar menurut Supranto

(2008) yakni dengan menggunakan rumus =Nilai maksimum −Nilai minimun

banyaknya kategori.

Tabel 1. Keaktifan Belajar

Kelas Interval Kategori Jml siswa Prosentase (%)

Ekperimen 109-126 Rendah 5 16,2%

127-144 Sedang 13 41.9%

145-163 Tinggi 13 41.9%

Kontrol 109-126 Rendah 8 27%

127-144 Sedang 19 63%

145-163 Tinggi 10 10%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa keaktifan siswa pada

kelas eksperimen terdapat 5 siswa dalam kategori keaktifan belajar rendah,

13 siswa dalam kategori sedang, dan 13 siswa dalam kategori keaktifan

belajar tinggi. Keaktifan pada kelas kontrol terdapat 8 siswa dalam

kategori keaktifan belajar rendah, 19 siswa dalam kategori sedang, dan 3

siswa dalam kategori keaktifan belajar tinggi. Berdasarkan perhitungan uji

Page 8: Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle “5e” Terhadap ...

8

normalitas yang menggunakan uji Shapiro-Wilk dapat diperoleh nilai sig

untuk kelas eksperimen 0,157 dan kelas kontrol 0,312 sehingga dapat

disimpulkan data berdistribusi normal karena lebih besar dari taraf

sigifikan (𝛼) = 0,05. Berdasarkan perhitungan diperoleh dalam tabel test of

homogeneity of Variances nilai signifikan lebih dari 0,05 yaitu 0,385

menyatakan bahwa varian kelas eksperimen dan kelas kontrol sama atau

homogen. Hasil perhitungan keaktifan belajar pada penelitian ini

dilakukan dengan Uji t yang bantuan SPSS versi 20 menggunakan

independent sampel t-test bertujuan untuk mengetahui perbedaan rata-rata

keaktifan belajar yang mendapat perlakuan menggunakan model

pembelajaran Learning Cycle 5E dengan siswa yang melakukan

pembelajaran sacara konvensional.

Tabel 2. Hasil Uji Beda Rata-Rata Keaktifan Belajar

Berdasarkan hasil F hitung levene test sebesar 0,767 analisis uji t-test

dengan nilai t 0,385 dan signifikan 0,017 < 0,05. Perbedaan rata-rata berkisar

antara 1,483 -14,551 dengan perbedaan rata-rata 8,017 maka ada perbedaan

rata-rata keaktifan belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini

menunjukkan bahwa ada perbedaan keaktifan belajar siswa, sehingga model

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T df

Sig. (2-

tailed)

Mean Differen

ce

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the Difference

Lower Upper

Keaktifa

n

Equal variances assumed ,767 ,385 2,455 59 ,017 8,017 3,265 1,483 14,551

Equal variances not assumed

2,462 57,824 ,017 8,017 3,256 1,500 14,535

Page 9: Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle “5e” Terhadap ...

9

pembelajaran Learning Cycle 5E berpengaruh terhadap keaktifan belajar

siswa pada kelas IX SMP Negeri 3 Getasan tahun ajaran 2014/2015.

2. Deskripsi Hasi Belajar Nilai Posttest

Hasil nilai posttest pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan

dengan menerapkan model pembelajaran Learning Cycle 5E dan kelas

kontrol dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3. Deskripsi Hasil Posttest

Penentuan interval kelas dalam kategori hasil belajar menurut Supranto (2008)

dengan menggunakan rumus = Nilai maksimum −Nilai minimun

banyaknya kategori.

Tabel 4. Hasil belajar Nilai Posttest

Kelas Interval Kategori Jml siswa Prosentase (%)

Ekperimen 73,5-97,5 Tinggi 6 19%

48,5-72,5 Sedang 19 61%

23,5-46,5 Rendah 5 16%

Kontrol 73,5-97,5 Tinggi 2 6%

48,5-72,5 Sedang 12 40%

23,5-46,5 Rendah 16 54%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa hasil belajar siswa pada kelas

eksperimen terdapat 5 siswa dalam kategori hasil belajar rendah, 19 siswa

dalam kategori sedang, dan 6 siswa dalam kategori tinggi. Kelas kontrol

terdapat 16 siswa dalam kategori hasil belajar rendah, 12 siswa dalam

kategori sedang, dan 2 siswa dalam kategori tinggi. Hal ini dapat dinyatakan

bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas

kontrol. Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan Uji Shapiro-Wilk

sehingga diperoleh nilai Signifikan pada kelas eksperimen 0,962 sedangkan

kelas kontrol 0,018 sehingga dapat disimpulkan data diatas tidak berdistribusi

N Mean Std.

Deviatio

n

Std. Error Min Maxi

1 31 60,121 12,3927 2,2258 36,3 91,3

2 30 46,833 16,5562 3,0227 25,0 97,5

Total 61 53,586 15,9417 2,0411 25,0 97,5

Page 10: Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle “5e” Terhadap ...

10

normal karena nilai signifikan dari kelas kontol lebih kecil dari taraf sigifikan

(𝛼) = 0,05. Uji beda rata-rata yang dilakukan dengan Uji Nonparametric

karena data tidak berdistribusi normal. Perhitungan uji homogenitas dipeoleh

dari tabel test of homogenity of variances nilai sig. lebih dari 0,05 yaitu 0, 187

maka varian dari kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama atau

homogen. Hasil perhitungan nilai posttest pada penelitian ini dilakukan

dengan Uji Nonparametric bantuan SPSS versi 20 menggunakan Uji Mann

Whitney U bertujuan untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil belajar siswa

yang mendapat perlakuan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle

5E dengan siswa yang melakukan pembelajaran sacara konvensional pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 5. Hasil Uji Mann Whitney U Nilai Posttest

Posttest

Mann-Whitney U 317,500

Wilcoxon W 782,500

Z -2,153

Asymp. Sig. (2-tailed) ,031

Berdasarkan Tabel diatas diperoleh nilai signifikan 0,031<0,05 yang

artinya jika nilai signifikan < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa, sehingga model

pembelajaran Learning Cycle 5E berpengaruh terhadap hasil belajar siswa

pada kelas IX SMP Negeri 3 Getasan tahun ajaran 2014/2015.

PEMBAHASAN

Uji banding dua sempel dengan nilai t pada keaktifan belajar siswa

menunjukkan nilai sig. 0,017<0,05 berarti terdapat perbedaan pengaruh yang

signifikan antara keaktifan belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Penggunaan model pembelajaran Learning Cycle 5E berpengaruh terhadap

keaktifan belajar siswa kelas IX SMP Negeri 3 Getasan semester I tahun ajaran

2014/2015. Pembuktian adanya perbedaan keaktifan belajar siswa antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Keaktifan belajar kelas eksperimen yaitu 141,53

sedangkan kelas kontrol yaitu 129,16. Perbedaan rata-rata keaktifan belajar

Page 11: Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle “5e” Terhadap ...

11

siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol mencapai 8,017. Berdasarkan uraian

diatas bahwa ada perbedaan keaktifan belajar siswa sehingga model

pembelajaran Learning Cycle 5E berpengaruh terhadap keaktifan belajar

matematika siswa kelas IX SMP Negeri 3 Getasan , sehingga hipotesis yang

menyatakan “Terdapat pengaruh model pembelajaran Learning Cycle 5E

terhadap keaktifan belajar siswa kelas IX SMP Negeri 3 Getasan Semester I

tahun ajaran 2014/2015”,diterima.

Hasil belajar siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan model

pembelajaran Learning Cycle 5E mempunyai perbedaan yang signifikan. Hal ini

ditunjukkan dengan Uji Mann Whitney U memperoleh signifikan 0,031<0,05

sehingga ada perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Perbedaan nilai rata-rata pada kelas eksperimen 60,121 sedangkan kelas

kontrol 46,838, terlihat jelas bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih

tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Perbedaan nilai rata-rata siswa hanya

mencapai 4,47.

Berdasarkan uraian diatas bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa

sehingga model pembelajaran Learning Cycle 5E berpengaruh terhadap hasil

belajar matematika siswa kelas IX SMP Negeri 3 Getasan, sehingga hipotesis

yang menyatakan “ Terdapat pengaruh model pembelajaran Learning Cycle

5Eterhadap hasil belajar siswa kelas IX SMP Negeri 3 Getasan Semester I tahun

ajaran 2014/2015”, diterima.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa

dengan menerapkan model pembelajaran Learning Cyce 5E berpengaruh terhadap

keaktifan belajar siswa kelas XI SMP Negeri 3 Getasan semester I tahun ajaran

2014/2015. Berdasarkan Uji t-test keaktifan belajar siswa mempunyai nilai

signifikan 0,017<0,05. Penerapan model pembelajaran Learning Cyce 5E

berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas XI SMP Negeri 3 Getasan

semester I tahun ajaran 2014/2015. Berdasarkan uji normalitas hasil belajar nilai

Page 12: Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle “5e” Terhadap ...

12

signifikan kelas eksperimen 0,962 dan kelas kontrol 0,018, sehingga hipotesis

menggunakan Uji Nonparametric menyatakan bahwa nilai Asyp.Sig.(2-tailed)

sebesar 0,031<0,05. Hal ini disimpulkan bahwa dengan menerapkan menerapkan

model pembelajaran Learning Cyce 5E berpengaruh terhadap hasil belajar siswa

kelas XI SMP Negeri 3 Getasan semester I tahun ajaran 2014/2015.

DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, Asri. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Djamariah. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Hamalik, O. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Grafika.

, O.2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara.

Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2011. Statistika untuk Penelitian.Bandung: Alfabeta

Sukestiyarno. 2010. Olah Data Penelitian Berbantuan SPSS. Semarang.UNNES

PRES

Supranto,J. 2008. Statistik: Teori dan Aplokasi. Jakarta: Erlangga.

Susanto, Ahmad.2013. Teori Belajar dan pembelajaran di sekolah Dasar.

Jakarta: PT Kharisma Putra Utama.

Warsono dan Haryanto. 2012. Pembelajaran Aktif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi

Aksara.