PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR...

145
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII MTs NU BANAT KUDUS PADA MATERI POKOK OPERASI BILANGAN PECAHAN SEMESTER I TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Matematika Oleh NASIMATUL WARDIYYAH NIM. 3105345 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2009

Transcript of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR...

i  

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA

DIDIK KELAS VII MTs NU BANAT KUDUS PADA MATERI

POKOK OPERASI BILANGAN PECAHAN SEMESTER I

TAHUN AJARAN 2009/2010

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

dalam Ilmu Pendidikan Matematika

Oleh

NASIMATUL WARDIYYAH

NIM. 3105345

FAKULTAS TARBIYAH 

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO 

SEMARANG 

2009

ii  

ABSTRAK

Nasimatul Wardiyyah (NIM: 3105345). Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII MTs NU Banat Kudus pada Materi Pokok Operasi Bilangan Pecahan Semester I Tahun Ajaran 2009/2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) bagaimana pembelajaran matematika melalui model pembelajaran tutor sebaya pada materi pokok operasi bilangan pecahan peserta didik kelas VII C semester I MTs NU Banat Kudus tahun ajaran 2009/2010. (2) hasil belajar peserta didik kelas VII C MTs NU Banat Kudus pada materi pokok operasi bilangan pecahan.

Penelitian ini menggunakan studi tindakan kelas (classroom action research) pada peserta didik kelas VII C MTs NU Banat Kudus. Dari hasil observasi secara langsung di kelas VII C melalui prasiklus penelitian tindakan kelas dapat diketahui metode yang digunakan oleh guru bidang studi mata pelajaran matematika yang belum secara penuh mengedepankan pembelajaran aktif dan guru cenderung masih menggunakan metode klasikal, guru menerangkan, memberi contoh lalu mengerjakan soal-soal. Sehingga mengakibatkan peserta didik cenderung pasif dalam pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari kesiapan dan keaktifan pada saat pembelajaran berlangsung, hal ini juga tampak dengan adanya hasil belajar yang belum optimal artinya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 6,0. Kesiapan dalam pembelajaran dan keaktifan peserta didik menggambarkan semangat untuk mengikuti pembelajaran. Obyek penelitian ini adalah di MTs NU Banat Kudus dengan populasi peserta didik yang terdiri dari kelas VII 331 peserta didik, kelas VIII 343 peserta didik, kelas IX 326 peserta didik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan satu kelas untuk menerapkan model pembelajaran Tutor Sebaya yaitu kelas VII C yang jumlahnya ada 48 peserta didik.

Setelah dilaksanakan tindakan kelas melalui model pembelajaran tutor sebaya dengan menciptakan suasana pembelajaran aktif maka suasana kelas menjadi hidup, peserta didik menjadi aktif dan hasil belajar maksimal. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap prasiklus, siklus I dan siklus II. Pada tahap prasiklus, ketuntasan belajar mencapai 49% dan rata-rata ulangan harian 57,5. pada siklus I setelah dilaksanakan tindakan kelas ketutasan belajar peserta didik mengalami peningkatan dari 49% menjadi 72,9% dan rata-rata tes siklus I dari 57,5 menjadi 69,8. Sedangkan pada siklus II setelah diadakan evaluasi pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II ketuntasan belajar peserta didik mengalami peningkatan yaitu dapat diprosentasekan menjadi 89,5 % dan rata-rata tes siklus II peserta didik adalah 76,04. Dari tiga tahap tersebut jelas bahwa ada peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran tutor sebaya dengan sebelumnya. Namun dari penelitian tersebut terdapat peserta didik yang dari tahap prasiklus, siklus I dan siklus II mempunyai nilai skor terakhir dan nilai tes akhirnya dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), hal ini disebabkan karena beberapa hal yaitu karena kondisi keluarga yang tidak mendukung dan karena memang daya ingat atau tingkat intelektualitas maupun IQ yang rendah.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa ada peningkatan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran tutor

iii  

sebaya. Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada semua pihak (peserta didik, guru, orang tua) untuk dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika. Dorongan belajar juga bisa berasal dari faktor orang tua atau keluarga yang dapat mempengaruhi kondisi psikologi anak.

iv  

MOTTO

. . .

. . .Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya

Allah amat berat siksa-Nya.

(QS. Al-Maidah : 2) 1

                                                            1 DEPAG RI, Al-Qur’an Al- Karim dan Terjemahnya, (Senarang: PT. Karya Toha Putra), hlm. 85. 

v  

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tanggal Tanda Tangan

Hj. Minhayati Shaleh, S.Si, M.Si. __________________ __________________

Pembimbing I

Drs. H. Mat Sholikin, M.Ag.. _________________ __________________

Pembimbing II

vi  

PENGESAHAN PENGUJI

Tanggal Tanda Tangan

Ridwan, M. Ag. __________________ ________________

Ketua Sidang

Hj. Minhayati Saleh, S.Si, M.Sc. _________________ ________________

Sekertaris Sidang

Hj. Muntholi’ah, M.Pd. _________________ ________________

Penguji I

Saminanto, S. Pd., M.Sc. _________________ ________________

Penguji II

vii  

PERSEMBAHAN

Dengan tidak mengurangi rasa syukurku kepada Allah SWT,

Tuhan semesta seluruh alam.

Kupersembahkan totalitas usaha, karya, dan buah pikiran Skripsi ini untuk:

Ayahanda H. Mc. Thoriq & Ibunda Hj. Shorihah tercinta, yang selalu mendoakan ananda

dan memberikan motivasi serta mengorbankan segalanya demi kesuksesan ananda.

Robbighfir lii waaliwaalidayya warhamhuma kama Robbayaanii shoghiro

Kakak dan adik-adikku tersayang : Mas Zaqy, De’ Mimin dan Nok Nia yang telah

memberikan semangat dan seluruh bantuannya pada diriku untuk mencapai cita-cita.

Kakanda (Achmad Yazid) yang selalu ada dihatiku, yang senantiasa selalu membantuku

dalam segala hal dengan penuh kesabaran, yang selalu mendampingiku dalam suka dan

duka sehingga hari demi hari dapat terlewati dengan penuh makna dan kenangan, serta

tiada lelah memberikan motivasi disaat jiwa ini lemah sehingga dapat terselesaikannya

skripsi ini.

Teman- teman seperjuangan, Arum, Mandik, dan D’ Va, you are the best may friend, ku

bisa selalu lebih baik karenamu. Juga semua teman-teman paket Matematika angkatan

2005 yang telah memberikan dorongan dan membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Teman-teman KMKS IAIN Walisongo tercinta yang telah memberiku banyak pelajaran

hidup.

Teman-teman serta adik-adikku yang ada di kos BPI E-17, yang telah memberikan

motivasi dan membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini

Almamaterku, IAIN Walisongo Semarang

viii  

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak

berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi

ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam

referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 15 Desember 2009

Deklarator

Nasimatul Wardiyyah

NIM. 3105345

ix  

KATA PENGANTAR

Segenap puja dan puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, dan bimbingan serta kekuatan lahir batin kepada diri

peneliti, sehingga skripsi ini yang merupakan hasil dari sebuah usaha ilmiah dan proses

akademik yang cukup panjang dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.

Sholawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Agung

Muhammad saw, sosok historis yang membawa proses transformasi dari masa ”uncivilized”

yang gelap gulita ke arah alam yang sangat terang benderang dan berperadaban ini, juga

kepada para keluarga, sahabat serta semua pengikutnya yang setia disepanjang zaman.

Penelitian yang berjudul ”Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII MTs NU Banat Kudus pada Materi

Pokok Operasi Bilangan Pecahan Semester I Tahun Ajaran 2009/2010.” ini pada dasarnya

disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Oleh karena itu, karya ilmiah ini merupakan

kulminasi-formal akademik yang sudah barang tentu tetap disertai akuntabilitas akademik

juga dan bukan hanya untuk memenuhi kewajiban akademik tetapi juga sebagai media untuk

memberikan wacana dan solusi dalam dunia kependidikan.

Cukup terharu rasanya ketika penulis telah menyelesaikan proses akademik dan

penyusunan skripsi ini. Karena dengan media ini penulis telah banyak belajar, berfikir,

berimajinasi, mencurahkan segenap kemampuan dalam hal pemikiran, kreativitas dan

ketelitian untuk memenuhi kebutuhan rasa ingin tahu penulis atas problematika hasil belajar

peserta didik yang rendah dalam mengarungi suatu setting pertempuran intelektualitas yang

cukup menantang sehingga dapat mencari dan menemukan identitas diri sebagai seorang

manusia yang dianugerahi akal oleh Sang Kholiq. Oleh karenanya, penulis semakin sadar

akan berbagai kelemahan, kebodohan dan keterbatasan yang ada dalam diri penulis.

Dalam proses penyusunan penelitian tersebut, peneliti banyak mendapatkan bantuan,

bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkan peneliti ingin

x  

mengucapkan terima kasih kepada hamba-hamba Allah yang telah membantu peneliti

sehingga karya sederhana ini bisa menjadi kenyataan, bukan hanya angan dan keinginan

semata. Peneliti ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Prof. DR. H. Abdul Jamil, MA., Rektor IAIN Walisongo Semarang.

2. Prof. DR. H. Ibnu Hadjar, M. ED., Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.

3. H. Abdul Wahid, M.Ag, Ketua Jurusan Tadris.

4. H. Mursyid, M.Ag., Sekretaris Jurusan Tadris.

5. Hj. Minhayati Shaleh, S.Si, M.Sc., selaku Pembimbing I (Bidang Materi), yang telah

berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan fikirannya serta dengan tekun dan sabar

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Drs. H. Mat sholikin, M.Ag. selaku Pembimbing II (Bidang Metodologi), yang juga

telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan fikirannya serta dengan tekun dan

sabar memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Muhammad Nafi Annury, M.Pd. selaku Wali Studi selama Penulis menuntut ilmu di

IAIN Walisongo Semarang.

8. Dosen Tadris Matematika serta Bapak dan Ibu Dosen yang telah membimbing,

mendidik dan memberikan pencerahan untuk selalu berpikir kritis-edukatif.

9. Hj. Churiyati RF, S.Pd.I. Selaku kepala MTs NU Banat Kudus yang telah

memberikan ijin kepada peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.

10. Nor khusomah, SP. Guru Mata Pelajaran Matematika MTs NU Banat Kudus yang

telah memberikan informasi dan membantu penelitian ini.

11. Kakanda (Achmad Yazid) yang senantiasa selalu membantuku dalam segala hal

dengan penuh kesabaran, tiada lelah memberikan motivasi disaat jiwa ini lemah

sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.

12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, namun tak terlupakan

bantuannya yang turut dalam penyelesaian penelitian ini.

Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian rasa

terima kasih yang tulus seiring doa semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan

mereka dengan sebaik-baik balasan.

Pada akhirnya, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari

kesempurnaan. Namun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

xi  

Semarang, 15 Desember 2009

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i

ABSTRAK..................................................................................................................... ii

MOTTO......................................................................................................................... iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................................. v

PENGESAHAN............................................................................................................. vi

PERSEMBAHAN........................................................................................................... vii

DEKLARASI................................................................................................................. viii

KATA PENGANTAR.................................................................................................... ix

DAFTAR ISI.................................................................................................................. xii

BAB I : PENDAHULUAN......................................................................................... 1

A. Latar Belakang......................................................................................... 1

B. Penegasan Istilah...................................................................................... 4

C. Rumusan Masalah................................................................................... 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................ 6

BAB II : LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN............................... 8

A. Landasan Teori....................................................................................... 8

1. Pembelajaran..................................................................................... 8

a. Pengertian.....................................................................................  8 

b. Teori‐Teori Pembelajaran............................................................  9 

c. Faktor‐Faktor Yang Mempengaruhi pembelajaran......................  10 

xii  

d. Hasil Belajar.................................................................................  13 

2. Pembelajaran Matematika................................................................ 16

3. Model Pembelajaran Tutor Sebaya.................................................. 18

4. Tinjauan Materi Pokok Pecahan...................................................... 24

5. Penerapan Model Tutor Sebaya pada Materi................................... 28

B. Kajian Pustaka......................................................................................... 29

C. Kerangka Berpikir.................................................................................... 30

D. Hipotesis Tindakan.................................................................................. 31

BAB III : METODE PENELITIAN.............................................................................. 32

A. Subjek Penelitian……………................................................................ 32

B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................................ 32

C. Kolaborator............................................................................................ 32

D. Prosedur Penelitian......................………………….............................. 32

E. Metode Pengumpulan Data……………………………....................... 39

F. Penyusunan Instrumen............………………………………............... 41

G. Teknik Analisis Data…………………………………………............. 42

H. Indikator Keberhasilan………………………………………............... 44

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………................ 45

A. Gambaran Umum Madrasah...........................………………................ 45

B. Hasil Penelitian Tindakan........................................................................ 47

C. Pembahasan......................................................………………............... 63

BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP................................................ 67

A. Simpulan.................................................................................................. 67

B. Saran....................................................................................................... 67

C. Penutup.................................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA

xiii  

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar nama peserta didik kelas VII C 2009/2010 

2. Daftar nilai ulangan harian materi pecahan tahun pelajaran 2008/2009 

3. Daftar nilai pre‐test 

4. Soal pre‐test 

5. Kunci jawaban soal pre‐test 

6. RPP siklus I pertemuan I 

7. RPP siklus I Pertemuan II 

8. LKS siklus I 

9. Kunci jawaban LKS siklus I 

10. Soal kuis dan kunci jawabannya 

11. Soal tugas rumah (PR) siklus I 

12. Kunci jawaban soal tugas rumah PR siklus I 

13. Soal evaluasi siklus I 

14. Kunci jawaban soal evaluasi siklus I 

15. RPP siklus II pertemuan I 

16. RPP siklus II pertemuan II 

17. LKS siklus II 

18. Kunci jawaban LKS siklus II 

19. Soal tugas rumah PR siklus II 

20. Kunci jawaban tugas rumah PR siklus II 

21. Soal evaluasi siklus II 

22. Kunci jawaban soal evaluasi siklus II 

23. Hasil belajar siklus I 

24. Daftar kelompok siklus I 

25. Daftar kelompok siklus II 

xiv  

26. Hasil belajar siklus II 

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era globalisasi membawa manusia dihadapkan pada perubahan-perubahan

yang tidak menentu, terutama perubahan dalam bidang ilmu pengetahuan dan

teknologi. Hal itu berdampak pada terjadinya perubahan dalam segala aspek

kehidupan diantaranya dalam sistem pendidikan. Perubahan-perubahan dalam

sistem pendidikan sebagaimana yang kita ketahui, misalnya, perubahan dalam

bidang kurikulum. Kurikulum 2004 menjadi KBK (Kurikulum Berbasis

Kompetensi) dan kemudian berubah menjadi KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan), perubahan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) menjadi SKS (Sistem

Kredit Semester). Perubahan tersebut dimaksudkan untuk memenuhi suatu

model dan sistem pendidikan yang dapat menyelesaikan problem pendidikan

terkait dengan era perubahan di bidang ilmu dan teknologi.

Untuk mewujudkan hal tersebut maka dibutuhkan pembaharuan.

Pembaharuan pendidikan yang terencana, terarah, dan berkesinambungan, guna

meningkatkan mutu pendidikan pada komponen-komponen pendidikan, baik

pada tataran konsep yaitu teori belajar, tenaga pengajar, peserta didik, materi,

metode serta komponen-komponen terkait lainnya1. Oleh karena itu, perlu

adanya upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, terutama

peningkatan profesionalisme dan kompetensi guru. Dari sinilah diharapkan

upaya mewujudkan pendidikan yang berkualitas dapat dilaksanakan secara

optimal, sehingga mampu memenuhi ketiga sasaran utama tujuan pendidikan

yaitu aspek kognitif, aspek afektif, aspek psikomotorik.

Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) menuntut perubahan

paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, khususnya pada jenis dan

jenjang pendidikan formal (persekolahan). Perubahan tersebut harus diikuti oleh

1 Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual ,(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), Cet. 4, hlm. 1.

2

guru yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pembelajaran di sekolah (di

dalam kelas ataupun di luar kelas)2. Pada kurikulum tingkat satuan pendidikan

(KTSP) paradigma pembelajaran berorientasi pada peserta didik dan proses

pembelajaran yang berlangsung tidak hanya mempelajari tentang konsep, teori,

dan fakta tetapi juga aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, guru

harus lebih bijaksana dalam menentukan suatu model ataupun strategi

pembelajaran yang sesuai dengan materi pokok dan kondisi peserta didik.

Mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang diberikan pada

setiap jenjang pendidikan dari mulai pendidikan dasar sampai perguruan tinggi.

Matematika juga merupakan “kendaraan” utama untuk mengembangkan

kemampuan berpikir logis, analisis, sistematis, kritis, kreatif serta kemampuan

bekerja sama3.

Keterampilan matematika tidak didapat dengan sendirinya. Keterampilan

matematika didasarkan atas pemahaman dan latihan yang cukup sehingga tidak

mudah lupa terhadap konsep-konsep dan teorema-teorema yang telah dipelajari.

Guru sebagai penggerak perjalanan belajar dan fasilitator belajar peserta didik,

diharapkan mampu memantau tingkat kesukaran yang dialami peserta didik.

Peningkatan hasil belajar peserta didik yang maksimal, merupakan salah satu

tujuan dari pendidikan. Namun kenyataannya banyak peserta didik yang belum

mampu untuk mencapai hasil belajar yang maksimal sebagaimana harapan

tersebut. Keadaan tersebut dapat terlihat pada kenyataan di lapangan yang

menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik masih rendah salah satunya

dalam pelajaran matematika yang cenderung semakin menurun.

Menurut informasi dari guru yang sudah mengajar bertahun-tahun sampai

saat ini pelajaran matematika masih merupakan sesuatu hal yang dianggap sulit

oleh peserta didik MTs NU Banat Kudus, dari masalah-masalah konsep, rumus-

rumus, maupun penerapannya. Hal ini terbukti dari rata-rata nilai matematika

2 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), Cet. 1, hlm. 2.

3 Daniel Muijs, David Reynolds, Effectif Teaching Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), Cet. 1, hlm. 333.

3

pada ulangan harian masih di bawah kriteria ketuntasan belajar minimal (KKM),

yaitu 60 termasuk dalam materi pokok operasi bilangan pecahan. Hasil ulangan

harian pada materi pokok operasi bilangan pecahan pada tahun sebelumnya

diperoleh rata-rata 57,5. Terutama pada kelas yang tidak unggulan yaitu kelas

VII C di MTs NU Banat Kudus.

Kondisi tersebut terjadi karena selain letak MTs NU Banat Kudus yang

dekat dengan jalan raya, sehingga terlalu bising dengan aktifitas kendaraan dan

itu mengakibatkan konsentrasi peserta didik dalam proses pembelajaran

matematika menjadi terganggu. Peserta didik di MTs NU Banat merasa malas

setiap ada jam pelajaran matematika karena setiap mereka mendengar kata

matematika mereka sudah beranggapan bahwa pelajaran matematika itu sulit

ditambah dengan proses pembelajaran yang cenderung meminimalkan

keterlibatan peserta didik, sehingga peserta didik mengalami kesulitan dalam

memahami konsep-konsep materinya dan mengaplikasikannya ke dalam soal-

soal khususnya terhadap materi pokok operasi bilangan pecahan pada

penjumlahan, pengurangan berpenyebut berbeda. peserta didik masih kesulitan

ketika menyamakan penyebutnya, kemudian operasi pembagian pecahan dan

soal cerita, pada sub bab pembagian pecahan dan soal cerita peserta didik masih

banyak yang kebingungan dalam menyelesaikannya. Sehingga minat untuk

mempelajari matematika pun menjadi kurang, mereka juga segan untuk bertanya

mengenai pelajaran matematika, dan masih banyak peserta didik yang pasif,

kurang kreatif, dan enggan untuk bertanya walaupun ada yang mereka tidak

mengerti. Sering juga ditemui peserta didik lebih senang bertanya kepada teman

dari pada kepada gurunya karena peserta didik merasa takut, enggan, dan malu

sehingga potensi kemampuan peserta didik pun kurang termanfaatkan.

Untuk memahami konsep matematika yang bersifat abstrak dibutuhkan

aktifitas dan kreatifitas yang tinggi dari peserta didik. Oleh sebab itu

pembelajaran harus diarahkan agar dapat membangkitkan kreatifitas peserta

didik tersebut, salah satunya adalah belajar dengan cara berkelompok, dengan

cara tersebut peserta didik dapat berdiskusi satu sama lain, peserta didik dapat

4

bertukar informasi dan peserta didik yang pintar dapat membantu peserta didik

yang kurang pintar.

Bermunculan konsep tentang strategi pembelajaran adalah sebagai revolusi

belajar untuk menciptakan sistem pembelajaran yang efektif, efisien, serta

optimal tutor sebaya merupakan strategi pembelajaran untuk mengajak peserta

didik aktif berpartisipasi dalam belajar.

Berdasarkan uraian tersebut peneliti merasa perlu memunculkan sebuah

model pembelajaran salah satunya adalah penggunaan pembelajaran tutor

sebaya, dimana menurut hemat peneliti, pembelajaran tersebut dapat mengajak

peserta didik berfikir secara langsung dalam proses pembelajaran dengan diskusi

dan menjelaskan secara langsung kepada temannya yang belum paham, sehingga

dengan adanya model pembelajaran tutor sebaya diharapkan pemahaman peserta

didik dalam materi pokok operasi bilangan pecahan ini menjadi lebih baik yang

ditandai dengan hasil belajar yang meningkat.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti ingin melakukan

penelitian dengan judul ”Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII C MTs NU Banat Kudus

pada Materi Pokok Operasi Bilangan Pecahan Semester I Tahun Ajaran

2009/2010”.

B. PENEGASAN ISTILAH

Untuk menghindari kesalahan dalam memprediksi maupun menafsirkan

dari kata-kata yang digunakan pada judul dan untuk mewujudkan kesatuan

berfikir, cara pandang persamaan persesi serta anggapan tentang sesuatu dalam

skripsi ini perlu kiranya diadakan penegasan istilah pada judul di atas:

1. Model Pembelajaran Tutor Sebaya

5

tutor sebaya merupakan bagian dari cooperative learning atau

belajar bersama dengan sumber belajar selain guru, yaitu teman sebaya

yang lebih pandai memberikan bantuan belajar kepada teman-teman

sekelasnya di sekolah dalam suatu kelompok.4 Bantuan belajar oleh teman

sebaya dapat menghilangkan kecanggungan, bahasa teman sebaya lebih

mudah difahami. Dengan teman sebaya tidak ada rasa engan, rendah hati,

malu untuk bertanya maupun minta bantuan.

2. Meningkatkan Hasil Belajar 

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah

melalui kegiatan belajar, belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari

seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan

perilaku yang relatif menetap.5

Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,

afektif, dan psikomotorik, sementara menurut Keller, hasil belajar adalah

prestasi aktual yang di tampilkan oleh peserta didik, sedangkan usaha

adalah perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar, ini

berarti bahwa besarnya usaha adalah indikator dari adanya motivasi;

sedangkan hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha yang dilakukan

oleh peserta didik.6 Hasil belajar juga dipengaruhi oleh intelegensi dan

penguasaan awal peserta didik tentang materi yang akan dipelajari.

Meningkatkan hasil belajar adalah suatu usaha untuk mencapai

keberhasilan belajar yang lebih baik dari sebelumnya melalui skill individu

yang telah dimiliki untuk dapat menyelesaikan tindakan atau pekerjaan,

seperti meningkatkan prestasi, aktivitas dan kreativitas belajar peserta

didik.  Dalam penelitian ini yang akan ditingkatkan adalah hasil belajar

4 Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik & Menyenangkan,

(Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007), hlm. 139. 5 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesuilitan Belajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1999), hlm. 28. 6 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2009), Cet. I, hlm. 6.

6

peserta didik. Yang dimaksud hasil belajar dalam penelitian ini adalah

nilai hasil tes tulis saat pembelajaran matematika pada siklus I dan siklus

II. 

3. Operasi Bilangan Pecahan 

Pecahan adalah suatu bagian utuh yang dibagi menjadi beberapa

bagian yang sama besar atau bilangan yang digunakan untuk menyebutkan

bagian dari keseluruhan.7

Operasi bilangan pecahan meliputi penjumlahan, pengurangan,

perkalian, pembagian, dan perluasan bilangan pecahan.

C. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas maka

perumusan masalah dari skripsi ini adalah: Apakah dengan menerapkan model

pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar matematika peserta

didik kelas VII C MTs NU Banat Kudus tahun ajaran 2009/2010 pada materi

pokok operasi bilangan pecahan?

D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan dan manfaat penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah sesuai

dengan latar belakang dan perumusan masalah yang peneliti paparkan, yaitu

sebagai berikut:

1. Tujuan penelitian

  Tujuan penelitian dalam tindakan kelas ini adalah:

Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII C MTs NU Banat

Kudus dalam mata pelajaran matematika khususnya pada materi pokok

operasi bilangan pecahan.

7 Sukino, Wilson simangunsong, Matematika untuk SMP Kelas VII, (Jakarta: Erlangga), hlm.

43.

7

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi peserta didik

1) Tercapainya kompetensi peserta didik di bidang matematika,

khususnya pada materi pokok operasi bilangan pecahan.

2) Hasil belajar peserta didik kelas VII C MTs NU Banat Kudus dalam

pelajaran matematika khususnya pada materi pokok operasi bilangan

pecahan dapat meningkat.

3) Proses pembelajaran yang efektif dari penerapan model

pembelajaran tutor sebaya dalam mata pelajaran matematika

khususnya pada materi pokok operasi bilangan pecahan dapat

diterima.

4) Penerapan model pembelajaran  tutor sebaya dapat dikembangkan

atau diterapkan pada peserta didik di kelas-kelas yang lain.

b. Bagi guru

1) Terperolehnya inovasi model pembelajaran matematika dari dan

oleh guru yang menitikberatkan pada penerapan model pembelajaran

tutor sebaya.

2) Menambah wawasan bagi peserta didik atau guru bidang studi

matematika sehingga dalam proses pembelajaran nantinya betul-

betul memperhatikan metode & model pembelajaran, dengan

demikian hasil belajar peserta didik pada bidang studi matematika

dapat tercapai dengan baik.

3) Dengan adanya penelitian ini maka terjalin kerjasama atau

kolaborasi sesama guru mata pelajaran matematika di MTs NU

Banat Kudus.

4) Dapat memberikan sumbangsih dan pengabdian guru dalam turut

serta mencerdaskan kehidupan anak bangsa melalui profesi yang

ditekuninya.

c. Bagi Peneliti

8

1) Menambah wawasan bagi peneliti tentang faktor yang

mempengaruhi hasil belajar peserta didik dalam bidang studi

matematika.

2) Menambah pengetahuan dan keterampilan peneliti tentang tata cara

dan proses penelitian dalam pendidikan.

d. Bagi sekolah

Diperoleh panduan inovatif model pembelajaran matematika dengan

tutor sebaya yang selanjutnya diharapkan dipakai di kelas-kelas lainnya,

baik di MTs NU Banat Kudus maupun sekolah yang lain.

8

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Landasan Teori

1. Belajar

a.  Pengertian Belajar

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu

proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi

dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.1

Menurut Sholeh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid,

memberikan pengertian belajar sebagai berikut:

ا هيف ثدحيف ةقابس ةربى حلع ملعتالم نهذ يف رييغت وه ملعالت نا

ا ديدا جرييغت “Belajar adalah suatu perubahan pada diri orang yang belajar

karena pengalaman di masa lalu, kemudian terjadilah perubahan yang baru”.2

Para ahli telah mencoba menjelaskan pegertian belajar dengan

mengemukakan rumusan/definisi menurut sudut pandang yang berbeda-

beda. Baik bentuk rumusan maupun aspek-aspek yang ditentukan dalam

belajar. Berikut adalah pengertian belajar menurut para ahli:

1) James O. Wittaker

Belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku

ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.

“learning may be defined as the process by which behavior originates

or is altered through training or experince”.3

1Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya , ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995), hlm.2.

2 Sholeh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, al Tarbiyah wa Thuruqu al Taddrs, juz 1, (Mesir: Dar al-Ma’arif, 1968), hlm. 169.

3 Wasty Soemanto, psikologi pendidikan landasan kerja pemimpin pendidikan , ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998), hlm. 104.

9

2) Dahama dan Bhatnagar

Belajar adalah setiap perubahan tingkah laku yang berlangsung

sebagai pengalaman. Menurut mereka pengalaman belajar adalah

reaksi mental dan fisik terhadap penglihatan, pendengaran dan

perubahan mengenai sesuatu yang dipelajari.4

3) Clifford T. Morgan

“Learning is any relatively permanent change in behaviour that is a

result of past experince,” belajar adalah perubahan tingkah laku yang

relatif tetap yang merupakan hasil pengalaman yang baru.5

4) Witherington

Dalam buku Educational Psychology mengemukakan bahwa belajar

adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri

sebagai suatu pola baru dari refleksi yang berupa kecakapan, sikap,

kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.6

Dari beberapa definisi di atas, istilah yang terdapat pada semua

definisi adalah perubahan dan pengalaman. Dengan demikian, belajar

adalah suatu proses yang menimbulkan atau merubah perilaku,

pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap melalui latihan

atau pengalaman.

Beberapa teori tentang belajar yang telah dikemukakan oleh para

ahli psikologi pendidikan. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Teori Vygotsky, yang dikutip oleh Daniel Muijs dan David Reynolds

percaya bahwa interaksi anak dengan orang lain melalui bahasalah

yang paling kuat mempengaruhi tingkat pemahaman konseptual yang

dapat dicapai anak.7  Jadi bagi Vygotsky, cooperation (kerja sama)lah

yang menjadi dasar belajar. Vigotsky sangat percaya bahwa kita dapat

4 Mutadi, pendekatan efektif dalam pembelajaran matematika, ( Semarang: Balai Diklat

Keagamaan Semarang), hlm. 13. 5 Mustaqim, Ilmu Jiwa Kependidikan, (Semarang, 2007), hlm. 36. 6 M. Dalyono, Psikologi pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), hlm. 211. 7 Daniel Muijs, dan David Reynolds, Effective Teaching, terj. Helly Prajitno Soetjipto dan Sri

Mulyantini, (yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 26.

10

belajar dari orang lain baik yang seumur maupun yang lebih tua dan

memiliki tingkat perkembangan yang lebih tinggi.8  

2) Teori Gestalt

Perintis dari teori ini adalah Chr. Von Ehrenvels. Kemudian

dikembangkan oleh Max Werrheimer (1880-1943), Kurt Koffka

(1886-1941), dan Wolfgang Kohler (1887-1959). Teori Gestalt

berpendapat bahwa:

a) Pengalaman itu berstruktur yang terbentuk dalam satu

keseluruhan, orang yang belajar perlu mengamati stimulus dalam

keseluruhan yang terorganisir bukan dalam bagian-bagian yang

terpisah.

b) Belajar ialah suatu proses mendapatkan “insight” yaitu

pengamatan atau pemahaman terhadap hubungan antara bagia-

bagian di dalam suatu situasi permasalahan (dalam situasi

problematik).9

3) J. Brunner, yang dikutip oleh M. Dalyono, menjadikan pendapat

Pieget sebagai dasar pemikirannaya bahwa anak harus berperan secara

aktif di dalam kelas. Untuk itu, Brunner memakai cara yang

disebutnya “Discovery Learning” yaitu di mana peserta didik

mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir.

Prosedur ini berbeda dengan reception learning atau expository

teaching, di mana guru menerangkan semua informasi dan peserta

didik harus mempelajari semua bahan/informasi. Bruner menyebutkan

hendaknya guru harus memberikan kesempatan kepada peserta

didiknya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientist,

historin atau ahli matematika. Biarkanlah para peserta didik kita

menemukan arti bagi diri mereka sendiri, dan memungkinkan mereka

8 Ibid 9 Mustaqim, op.cit., hlm. 73.

11

untuk mempelajari konsep-konsep di dalam bahasa yang dimengerti

mereka.10

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Kemampuan belajar peserta didik sangat menentukan

keberhasilannya dalam proses belajar. Di dalam proses belajar tersebut,

banyak faktor yang mempengaruhinya. Secara global faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar peserta didik dapat dibedakan menjadi:11

1. Faktor Internal

a. Aspek Fisik

Kesehatan dapat mempengaruhi semangat dan intensitas peserta

didik dalam mengikuti palajaran. Untuk memperhatikan kesehatan

jasmani agar tetap bugar, peserta didik sangat dianjurkan

mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Selain itu,

peserta didik juga dianjurkan memilih pola istirahat dan olah raga

ringan yang sedapat mungkin terjadwal secara tetap dan

berkesinambungan. Hal ini penting sebab perubahan pola makan-

minum dan istirahat akan menimbulkan reaksi kesehatan yang

negatif dan merugikan semangat mental peserta didik itu sendiri.

b. Aspek Psikologis

1) Intelegensi

Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan

psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri

dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi, sebenarnya

bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas

organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui

bahwa peran otak dalam hubungannya dengan intelegensi

manusia lebih menonjol dari pada peran organ-organ tubuh

10 M. Dalyono, op. cit., hlm. 41. 11 Slameto, op. cit., hlm. 54.

12

lainnya, lantaran otak merupakan ”menara pengontrol” hampir

seluruh aktivitas manusia.

2) Sikap

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (response

tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang,

barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.

3) Bakat

Secara umum bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki

seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan

datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti

memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi

sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-

masing. Jadi, secara global bakat itu mirip dengan intelegensi.

Itulah sebabnya seorang anak yang berintelegensi sangat

cerdas (superior) atau cerdas luar biasa (very superior) disebut

juga sebagai talenta child, yakni anak berbakat.

4) Minat

Hilgard memberi rumusan tentang minat adalah sebagai

berikut: “Interest is persisting tendency to pay attention to and

enjoy some activity or content”. Minat adalah kecendrungan

yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa

kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena

apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan

minat peserta didik, peserta didik tidak akan belajar dengan

sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Bahan

pelajaran yang menarik minat peserta didik, lebih mudah

dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan

belajar.

5) Motivasi

13

Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organisme

baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk

berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti

pemasok daya (energizer) untuk bertingkat laku secara terarah.

2. Faktor Eksternal

a. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi,

dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar

seorang peserta didik. Para guru yang selalu menunjukkan sikap

dan prilaku yang simpatik dan memperhatikan suri tauladan yang

baik dan rajin khususnya dalam hal belajar.

b. Lingkungan non Sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah keadaan

udara, suhu udara, cuaca, gedung sekolah dan letaknya, rumah

tempat tinggal keluarga peserta didik dan letaknya, alat-alat belajar

yang digunakan peserta didik. Faktor-faktor ini dipandang turut

menentukan tingkat keberhasilan belajar peserta didik.12

c. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan “tingkat perkembangan mental” yang

lebih baik bila dibanding pada saat pra-belajar.13 Jadi hasil belajar adalah

suatu perolehan dari suatu proses dengan ditandai dengan perubahan.

Menurut Nana Sudjana, Hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman

belajarnya.14 Hasil belajar biasanya mengikuti pelajaran tertentu yang

harus dikaitkan dengan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Hasil

belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika merupakan hasil

12 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hlm.

233. 13 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 250-251. 14 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

1999), Cet. 6. hlm. 22.

14

kegiatan dari hasil belajar matematika dalam bentuk pengetahuan sebagai

akibat dari perlakuan atau pembelajaran yang dilakukan peserta didik.

Menurut Bloom, yang dikutip oleh Agus Suprijono, hasil belajar

mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain

kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension

(pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan),

analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis

(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan

evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima),

responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization

(organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi

keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.15

Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu peserta didik dalam

mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat

dibagi menjadi 2 bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal.16

a. Faktor Internal (faktor dari dalam diri sendiri) meliputi:

1) Faktor jasmaniah (fisiologi).

Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik

yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan

sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus

meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Kedua,

kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar

sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. Di dalam menjaga

kesehatan fisik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara

lain makan dan minum yang teratur, olah raga serta cukup tidur.

15 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet. 1. hlm. 6.

16 Indra Munawar, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar”, http://Indramunawar.blogspot.com/2009/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-hasil.html.

15

2) Faktor psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini

meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental

seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan

belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil. Faktor

psikologis ini meliputi hal-hal berikut. Pertama, intelegensi.

Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang

berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang.

Kedua, kemauan. Kemauan dapat dikatakan faktor utama

penentu keberhasilan belajar seseorang. Ketiga, bakat. Bakat ini

bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu

bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya

kemampuan seseorang dalam suatu bidang.

b. Faktor Eksternal (faktor dari luar) yang meliputi:

1) Faktor keluarga, meliputi: cara orang tua mendidik, keadaan

ekonomi keluarga, latar belakang kebudayaan, pengertian orang

tua, suasana rumah. Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini

merupakan lingkungan pertama dan utama pula dalam

menentukan keberhasilan belajar seseorang. Suasana lingkungan

rumah yang cukup tenang, adanya perhatian orangtua terhadap

perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya

maka akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya.

2) Faktor sekolah

Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan

keberhasilan belajar peserta didik. Hal yang paling

mempengaruhi keberhasilan belajar para peserta didik disekolah

mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik,

pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang

ditegakkan secara konsekuen dan konsisten

16

3) Faktor masyarakat, yang terdiri dari: kegiatan peserta didik

dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk

kehidupan masyarakat. Seorang peserta didik hendaknya dapat

memilih lingkungan masyarakat yang dapat menunjang

keberhasilan belajar. Masyarakat merupkan faktor ekstern yang

juga berpengaruh terhadap belajar peserta didik karena

keberadaannya dalam masyarakat. Lingkungan yang dapat

menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah, lembaga-

lembaga pendidikan non formal, seperti kursus bahasa asing,

bimbingan tes, pengajian remaja dan lain-lain.17

Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut dapat meningkatkan

hasil belajar seseorang dan dapat mencegah peserta didik dari penyebab-

penyebab terhambatnya pembelajaran. 

 

2. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan

terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik

yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta didik

serta antara peserta didik dengan peserta didik.18

Berdasarkan etimologi kata matematika berarti ilmu yang diperoleh

dengan bernalar. Johnson dan Rising yang dikutip oleh Mutadi, mengatakan

bahwa matematika adalah pola berfikir, pola mengorganisasikan, pembuktian

yang logik, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang

didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan

symbol dan padat, lebih berupa bahasa symbol mengenai ide dari pada

mengenai bunyi.19 Kemudian Kline (1973) dalam bukunya mengatakan pula,

bahwa matematika itu bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat

sempurna karena dirinya sendiri, tetapi dengan adanya matematika itu dapat

17 Ibid 18 Amin Suyitno, Pemilihan Model-Model Pembelajaran dan Penerapannya di SMP, (

Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES , 2007), hlm. 1. 19 Mutadi, op. cit., hlm. 14.

17

membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial,

ekonomi, dan alam.20 Matematika sangat dibutuhkan dan berguna dalam

kehidupan sehari-hari, bagi sains, perdagangan dan industri, karena

matematika menyediakan suatu daya, alat komunikasi yang singkat dan tidak

ambigus. Matematika berfungsi sebagai alat untuk mendiskripsikan dan

memprediksi, maka matematika mencapai kekuatannya melalui simbol-

simbolnya, tata bahasa, dan kaidah bahasa (syntax) pada dirinya, serta

mengembangkan pola berpikir kritis, aksiomatik, logis, dan deduktif..21

Dari berbagai definisi matematika yang sudah disebutkan di atas

terdapat ciri-ciri khusus atau karakteristik yang dapat merangkum pengertian

matematika secara umum. Beberapa karakteristik tersebut adalah:22

a. Memiliki objek kajian abstrak

b. Bertumpu pada kesepakatan

c. Berpola pikir deduktif

d. Memiliki simbol yang kosong dari arti

e. Memperhatikan semesta pembicaraan

f. Konsisten dalam sistemnya

Nesher, yang di kutip oleh Hamzah B. Uno mengonsepsikan

karakteristik matematika terletaka pada kekhususannya dalam

mengkomunikasikan ide matematika melalui bahasa numerik. Dengan bahasa

numerik, memungkinkan seseorang dapat melakukaan pengukuran secara

kuantitatif. Sedangkan sifat kekuantitatifan dari matematika tersebut, dapat

memberikan kemudahan bagi seseorang dalam menyikapi suatu masalah.23

Itulah sebabnya matematika lebih memberikan jawaban yang lebih eksak

dalam memecahkan masalah. Dengan kata lain, belajar matematika yang

lebih tinggi harus didasarkan pada tahap belajar yang lebih rendah. Namun

20 Ibid, hlm. 15 21 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), Ed.1, Cet. 3, hlm.

129. 22 R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di indonesia, ( Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan

Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, 2000), hlm. 13. 23 Hamzah B. Uno op. cit., hlm. 130.

18

dalam praktek pembelajarannya, matematika dianggap sebagai sesuatu yang

abstrak, menakutkan dan tidaklah menarik dimata peserta didik. Sehingga hal

ini berakibat pada rendahnya output peserta didik dalam menguasai materi

matematika.24

Pembelajaran matematika adalah upaya memperoleh kemampuan

matematika melalui cara-cara tertentu.25 Pembelajaran matematika

merupakan suatu kegiatan belajar mengajar yang menitik beratkan pada

matematika.

Adapun tujuan pembelajaran matematika disemua jenjang pendidikan

persekolahan adalah:26

a. Tujuan yang bersifat formal

Tujuan yang bersifat formal lebih menekankan kepada penalaran dan

membentuk kepribadian.

b. Tujuan yang bersifat material

Tujuan yang bersifat material lebih menekankan kepada kemampuan

menerapkan matematika dan ketrampilan matematika.

Pembelajaran akan efektif apabila pembelajaran yang memungkinkan

peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat

tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan harapan. Keefektifan

pembelajaran matematika tergantung pada pendekatan (approach) yang

digunakan. Pendekatan pembelajaran matematika adalah upaya memperoleh

kemampuan matematika melalui cara-cara tertentu. Soedjadi membedakan

pendekatan pembelajaran menjadi dua, yaitu:27

a. Pendekatan materi (material approach), yaitu proses penjelasan topik

matematika tertentu menggunakan materi matematika lain,

b. Pendekatan pembelajaran, yaitu proses penyampaian atau penyajian topik

matematika tertentu agar mempermudah siswa memahaminya

24 Mutadi, op. cit., hlm.1. 25 Ibid, hlm. 15. 26 R. Soedjadi, op. cit., hlm. 45. 27 Ibid, hlm. 102.

19

Suatu proses pembelajaran dapat dikatakan efektif bila seluruh

komponen yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran dapat saling

mendukung dalam rangka mencapai tujuan. Adapun komponen-komponen

dalam kegiatan belajar mengajar meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan

belajar mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi.28

3. Model Pembelajaran Tutor Sebaya

Model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah

pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari hasil

belajar yang diharapkan akan cepat dapat dicapai dengan lebih efektif dan

efisien.29 Ada beberapa model pembelajaran yang bisa digunakan guru,

misalnya pembelajaran langsung, pembelajaran kooperatif, pembelajaran

berbasis pada masalah, pembelajaran yang berbasis kompetensi,

pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, belajar tuntas, konstruktivisme,

dan sebagainya.

Tutor sebaya merupakan bagian dari cooperative learning atau belajar

bersama, Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi

pengajaran yang melibatkan peserta didik bekerja secara berkolaborasi untuk

mencapai tujuan bersama.30 pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah

usaha untuk meningkatkan partisipasi peserta didik, memfasilitasi peserta

didik dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan

dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada peserta didik untuk

berinteraksi dan belajar bersama-sama yang berbeda latar belakangnya.

Pembelajaran Kooperatif adalah sebuah grup kecil yang bekerjasama

sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah (solve a problem),

melengkapi latihan (complete a task), atau untuk mencapai tujuan tertentu

(accomplish a common goal).31 Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep

28 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,

2006), hlm. 41. 29 Amin Suyitno, op. cit., hlm. 1 30 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi

Pustaka, 2007), Cet. 1, hlm. 42. 31 Mutadi , op. cit., hlm. 35.

20

bahwa peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep

yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.32 Kegiatan belajar

bersama dapat membantu dan memacu belajar aktif. Dengan berkelompok

peserta didik dapat berdiskusi dan mengajarkan kepada teman-temannya. Hal

ini memungkinkan peserta didik memperoleh pemahaman dan penguasaan

materi pelajaran.33

Di dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa Allah menyuruh kita untuk

saling menolong atau membantu dalam hal kebaikan, sebagaimana firman-

Nya dalam QS. Al- Ma’idah 2:

. . .

⌧  “. . .Dan  tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan

dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”.34

Model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekedar

belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran cooperative

learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang

dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model cooperative learning

dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih

efektif.35

Roger dan david Johnson, yang dikutip oleh Agus Suprijono

mengatakan bahwa tidak semua kerja sama bisa dianggap pembelajaran

kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model

pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah:

a. Positive interdependence (saling ketergantungan)

32 Trianto, op. cit., hlm. 41. 33 Melvin L. Silberman, Active Learning 101 cara belajar siswa aktif, (Bandung: Nusamedia

kerjasama Penerbit Nuansa, 2004), Cet.1, hlm.31. 34 DEPAG RI, Al Qur’an Al Karim dan Terjemahnya, (Semarang: PT. Karya Toha Putra ), hlm

85. 35 Agus Supijono, op. cit., hlm. 58

21

b. Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan) c. Face to face promotive interaction (interaksi promotif) d. Interpersonal skill ( komunikasi antar anggota) e. Group processing ( pemrosesan kelompok / evaluasi).36

Pada pembelajaran matematika di kelas, belajar dengan kerja

kelompok adalah kerja yang kooperatif bukan kompetitif, meskipun pada

suatu keadaan khusus, hal tersebut dapat terjadi. Pada kegiatan ini

sekelompok peserta didik belajar dengan porsi utama yaitu mendiskusikan

tugas-tugas matematika yang diberikan gurunya, saling membantu

menyelesaikan tugas atau memecahkan masalah, termasuk mengemukakan

pendapatnya yang dapat dipahami oleh anggota lain sehingga anggota

tersebut dapat meningkatkan kemampuan dirinya.

Tutor sebaya merupakan sumber belajar selain guru, yaitu teman dari

kelas yang lebih tinggi atau teman sekelas, dan keluarganya di rumah.

Sumber belajar yang bukan dari guru tetapi dari orang lain yang lebih

pandai.37 Ada beberapa ahli yang meneliti masalah tutor sebaya diantaranya,

adalah Edward L. Dejnozken dan David E. Kopel dalam American Education

Encyclopedia menyebutkan pengertian tutor sebaya adalah sebagai berikut:

Tutor sebaya adalah sebuah model pembelajaran yang mana peserta didik

mengajar peserta didik lainnya. Ada dua tipe peserta didik mengajar peserta

didik lainnya, tipe pertama adalah pengajar dan pembelajar dari usia yang

sama dan tipe kedua adalah pengajar yang lebih tua usianya dari

pembelajar.38

36 Ibid 37 Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik & Menyenangkan,

(Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007), hlm. 139

38 Akrom, “Penerapan metode Tutor Sebaya dalam upaya mengoptimalkan pemebelajaran mata pelajaran KKPI”, http://smkswadayatmg.wordpress.com/2007/09/27/penerapan-metode-tutor-sebaya-dalam-upaya-mengoptimalkan-pemebelajaran-mata-pelajaran-kkpi/, (diakses pada tanggal 19 November 2009)

22

Muntasir dalam bukunya pengajaran terprogram mengemukakan

bahwa tutor berfungsi sebagai tukang atau pelaksana mengajar, cara

mengajarnya telah disiapkan secara khusus dan terperinci. Fungsi lainnya

adalah dengan adanya tutor sebaya peserta didik yang kurang aktif menjadi

aktif karena tidak malu lagi untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat

secara bebas, sebagaimana diungkapkan oleh M. Saleh Muntasir bahwa

dengan pergaulan antara para tutor dengan murid-muridya mereka dapat

mewujudkan apa yang terpendam dalam hatinya, dan khayalannya. Jadi,

sistem pengajaran dengan tutor sebaya akan membantu peserta didik yang

kurang mampu atau kurang cepat menerima pelajaran dari gurunya. Kegiatan

tutor sebaya bagi peserta didik merupakan kegiatan yang kaya akan

pengalaman yang sebenarnya merupakan kebutuhan peserta didik itu sendiri.

Tutor maupun yang ditutori sama-sama diuntungkan, bagi tutor akan

mendapat pengalaman, sedang yang ditutori akan lebih kreatif dalam

menerima pelajaran.39

Tutor sebaya adalah suatu pembelajaran yang jadi murid dan yang

jadi guru adalah teman sebaya kita atau umurnya itu sebaya. Selain itu ada

juga pengertian lain yaitu Tutor sebaya adalah peserta didik di kelas tertentu

yang memiliki kemampuan di atas rata-rata anggotanya yang memiliki tugas

untuk membantu kesulitan anggota dalam memahami materi ajar. Kalau

biasanya guru adalah lebih tua dan muridnya lebih muda. Dengan

menggunakan metode tutor sebaya diharapkan setiap anggota lebih mudah

dan leluasa dalam menyampaikan masalah yang dihadapi, sehingga peserta

didik yang bersangkutan dapat terpacu semangatnya untuk mempelajari

materi ajar dengan baik.40 Karena dengan bantuan teman sebaya dapat

menghilangkan kecanggungan, bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami.

Dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah hati, malu untuk

bertanya ataupun minta bantuan.

39 Ibid 40 Sawali Suhesetya, “Diskusi Kelompok Terbimbing Metode Tutor Sebaya”,

http://sawali.info/2007/12/29/diskusi-kelompok-terbimbing-tutor-sebaya/ hlm. 2.(di akses hari selasa, tanggal 17 November 2009).

23

Untuk menghidupkan suasana kompetitif, setiap kelompok harus terus

dipacu untuk menjadi kelompok yang terbaik. Oleh karena itu, selain

aktivitas anggota kelompok, peran ketua kelompok atau tutor sangat besar

pengaruhnya terhadap keberhasilan kelompok dalam mempelajari materi ajar

yang disajikan. Manfaat peran tutor sebaya antara lain:

1. Memberikan pengaruh positif, baik dalam pendidikan dan sosial pada

guru, dan tutor sebaya.

2. Merupakan cara praktis untuk membantu secara individu dalam

membaca

3. Pencapaian kemampuan membaca dengan bantuan tutor sebaya hasilnya

bisa menjadi di luar dugaan (lebih baik).

4. Jumlah waktu yang dibutuhkan peserta didik untuk membaca akan

meningkat.

5. Mempererat hubungan antara sesama peserta didk.

6. Bagi tutor, merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang tanggung

jawab dalam mengemban suatu tugas serta melatih kesabaran,41

Seorang tutor hendaknya memiliki kriteria:

a. memiliki kemampuan akademis di atas rata-rata peserta didik satu kelas.

b. mampu menjalin kerja sama dengan sesama peserta didik.

c. memiliki motivasi tinggi untuk meraih prestasi akademis yang baik.

d. memiliki sikap toleransi dan tenggang rasa dengan sesama.

e. memiliki motivasi tinggi untuk menjadikan kelompok diskusinya sebagai

yang terbaik.

f. bersikap rendah hati, pemberani, dan bertanggung jawab, dan

g. suka membantu sesamanya yang mengalami kesulitan.42

Menurut Hisyam zaini (2002:60) mengatakan bahwa metode belajar

yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain. Oleh karena

itu, pemilihan model pembelajaran tutor sebaya sebagai strategi pembelajaran

41 Hamsa, “Metode Tutor Sebaya”, http://alief-hamsa.blogspot.com/2009/05/metode-tutor-

sebaya.html., hlm. 2 (diakses pada hari selasa, 17 november 2009) 42 Sawali Suhesetya, op. cit., hlm. 2.

24

akan sangat membantu peserta didik di dalam mengajarkan materi kepada

teman-temannya.43

Apabila model pembelajaran tutor sebaya ini diterapkan, maka

langkah-langkahnya adalah:

a. Pilih materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari peserta

didik secara mandiri. Materi pelajaran dibagi dalam sub-sub materi

(segmen materi).

b. Bagilah para peserta didik menjadi kelompok-kelompok kecil yang

heterogen, sebanyak sub-sub materi yang akan disampaikan guru. Para

peserta didik yang pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak

sebagai tutor sebaya.

c. Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari sub-sub materi.

Setiap kelompok dipandu oleh peserta didik yang pandai sebagai tutor

sebaya.

d. Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan, baik di dlam kelas

maupun di luar kelas.

e. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materisesuai

tugasnya yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber

utama.

f. Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara berurutan

sesuai dengan urutan sub materi, beri kesimpulan dan klarifikasi

seandainya ada pemahaman peserta didik yang perlu diluruskan.

Beberapa studi menemukan keuntungan dan kekurangan dari metode

tutor sebaya, keuntungan tutor sebaya, antara lain:44

a. Tutoring sebaya menghilangkan ketakutan yang sering disebabkan oleh

perbedaan umur, status, dan latar belakang antara peserta didik dengan

guru. Antar peserta didik lebih mudah kerja sama dan komunikasi.

b. Lebih mungkin terjadi pembelajaran personal, antara teman dengan

teman.

43 Amin Suyitno, op. cit., hlm. 6.

44 Paul Suparno, op. cit., hlm 140.

25

c. Si tutor sendiri akan mendapatkan pengertian lebih dalam dan juga

menaikkan harga dirinya karena mampu membantu teman.

d. Tutor teman akan lebih sabar dari pada guru terhadap peserta didik yang

lamban dalam belajar.

e. Lebih efektif dari pada pembelajaran biasa karena peserta didik yang

lemah akan dibantu tepat pada kekuranganny. Dan peserta didik yang

lemah dapat terus terang memberi tahu tutornyamana yang belum jelas,

tanpa malu-malu.

Sedangkan kekurangan metode tutor sebaya adalah:

a. Peserta didik yang dipilih menjadi tutor dan prestasinya baik belum tentu

mempunyai hubungan baik dengan peserta didik yang lain.

b. Peserta didik yang dipilih menjadi tutor belumtentu bisa menyampaikan

materi dengan baik.

4. Tinjauan Meteri Pokok Pecahan

Pecahan merupakan salah satu materi pokok yang diberikan pada

kelas VII semester 1. Materi pecahan yang dibahas disini adalah operasi

hitung pada pecahan.

Pecahan adalah bilangan yang menggambarkan bagian dari suatu

keseluruhan, bagian dari suatu daerah, bagian suatu benda, atau bagian dari

suatu himpunan. Apabila membagi suatu bilangan cacah dengan suatu

bilangan asli, maka pembagian itu disebut suatu pecahan.45

Secara umum pecahan dapat dinyatakan dalam bentuk ab dengan a,b €

Z dan b ≠ 0, a disebut pembilang, dan b disebut penyebut. Operasi pada

pecahan yang akan dibahas di sini meliputi penjumlahan, pengurangan,

perkalian, dan pembagian, serta perluasan dari operasi pecahan46

45 ST. Negoro & B. Harahap, Ensiklopedia Matematika, (Bogor Selatan: Ghalia Ind onesia,

2005), hlm 248. 46 Sukino, Wilson Simangunsong, Matematika untuk SMP Kelas VII, (Jakarta: Erlangga),

hlm. 43

26

1. Penjumlahan dan Pengurangan pecahan.

a. Bila penyebut sama:

Contoh (1) : 15

+ 35

1 35

45

(2) : 45

‐ 25

= 4 -25

= 25

b. Bila Penyebut Berbeda :

Contoh (3) : 23

+ 45

=…

KPK dari 3 dan 5 adalah 15

23

+ 45

= 2 ×53 ×5

+ 4 ×35 ×3

= 1015

+ 1215

= 2415

=1 915

Untuk menjumlahkan atau mengurangkan pecahan-pecahan

dengan penyebut berbeda, nyatakan dalam pecahan-pecahan yang

berpenyebut sama dulu dengan cara mancar KPK-nya (kelipatan

persekutuan terkecil).

ac

+ bc

= a bc

Jumlahkan pembilang (penjumlahan

pecahan) atau kurangkan pembilang

(pengurangan pecahan), dengan a,

b, c € Z dan c ≠ 0.

ac ‐ b

c = a -b

c

27

Contoh (4) : 38

- 12

=…

KPK dari 8 dan 2 adalah 8

58

- 12

= 5 ×18 ×1

– 1 ×42 ×4

= 5 8

- 48

= 5 - 48

= 18

2. Perkalian Pecahan

a. Berpenyebut Sama

Contoh (5) : 56

× 36

= 5 ×362 = 15

24

b. Berpenyebut berbeda

Contoh (6) : 23

× 57

= 2 × 53 ×7

= 1021

3. Pembagian Pecahan

a. Berpenyebut Sama

Jika ab dan

cb adalah sembarang pecahan dengan b ≠ 0, maka

ab

: cb

= ac → a

b : c

b = a

b × b

c = a

c

Jika ab dan

cd adalah sembarang pecahan, maka :

ab

× cd

= a ×c b ×d

= acbd

(pembilang dikalikan pembilang, penyebut dikalikan penyebut)

Jika ac × b

c = a ×b

c2 = abc2

Pembilang dikalikan pembilang dan penyebut dikalikan penyebut

atau

dikuadratkan, dengan c ≠ 0

28

Contoh (7) : 67

: 27

= 62

=

b. Berpenyebut berbeda

Contoh (8) : 35

: 79

= 2745

: 3545

= 35

× 97

= 2735

4. Perluasan Materi Operasi Bilangan Pecahan

Soal cerita yang berkaitan dengan bilangan pecahan

Untuk menyelesaikan bentuk soal cerita yang berkaitan dengan bilangan

pecahan, dilakukan beberapa langkah-langkah sebagai berikut.

1) Pahami soal cerita dengan menuliskan apa yang diketahui dan apa

yang ditanyakan.

2) Pilihlah konsep yang tepat dengan bentuk soal cerita yang telah di

pahaminya.

3) Lakukan penyelesaian sesuai dengan contohnua yang terdapat pada

materi konsep operasi bilangan pecahan.

5. Penerapan Tutor Sebaya pada Materi Pokok Operasi Bilangan Pecahan

Diskripsi penerapan model pembelajaran tutor sebaya pada materi

pokok operasi bilangan pecahan:

Pembagian pecahan berpenyebut tidak sama dapat dilakukan

dengan menyamakan penyebutnya terlebih dahulu atau dikalikan

dengan invers (kebalikan) perkalian. ab adalah invers (kebalikan)

perkalian dari ba, karena

ab ×

ba 1 dan sebaliknya.

ab

: cd

= adbd

: acbd

= adbc

= ab

× dc

29

Sebelum masuk pada tahap pertama guru mengadakan tes (pre-test)

untuk mengetahui kemampuan peserta didik serta untuk mencari peserta didik

yang pandai dalam kelas tersebut untuk dijadikan sebagai tutor.

Tahap I

Guru memotivasi peserta didik dengan cara tanya jawab masalah kehidupan

sehari-hari yang berkaitan dengan bilangan pecahan (pengertian pecahan,

contoh dalam kehidupan sehari-hari).

Tahap II

Guru membagi peserta didik dalam kelompok heterogen yang beranggotakan

5-6 orang dan menetapkan satu peserta didik sebagai tutor sebaya

(berdasarkan hasil pre-test). Kemudian guru membagikan LKS yang berisikan

tentang konsep dan permasalahan operasi hitung pada bilangan pecahan untuk

didiskusikan secara kelompok.

Tahap III

Guru berkeliling mengawasi jalannya diskusi dan membantu peserta didik

yang mengalami kesulitan menyelesaikan tugas kelompoknya.

Pada tahap ini guru mendorong siswa untuk bertanya.

Tahap IV

Guru meminta tutor masing-masing kelompok untuk mendemonstrasikan

hasil diskusinya di depan kelas.

Tahap V

Guru membimbing peserta didik untuk menyimpulkan dan membuat

ringkasan materi pada operasi bilangan pecahan.

Tahap VI

Guru memberikan tugas rumah dan evaluasi untuk mengetahui tingkat

pemahaman peserta didik pada operasi bilangan pecahan.

Dengan langkah-langkah tersebut diharapkan bahwa pelaksanaan

pembelajaran matematika dengan model pembelajaran tutor sebaya pada

materi pokok operasi bilangan pecahan akan betul-betul bermanfaat bagi

peserta didik dan pembelajaran lebih bermakna. Serta dapat menumbuhkan

30

pemahaman untuk melengkapi penguasaan pelajaran matematika yang

diterima secara lebih di sekolah.

B. Kajian Pustaka

Setelah penulis melakukan penelusuran terhadap skripsi yang ada, sudah

ada penelitian yang mirip dengan judul yang penulis kaji. Di antara judul yang

dijadikan kajian dalam skripsi ini adalah skripsi yang ditulis oleh Endang

Sukasih, dengan judul ‘”Meningkatkan Hasil Belajar Pokok Bahasan

Penjumlahan dan Pengurangan Dengan Cara Menyimpan atau Meminjam

Melalui Implementasi Model Pembelajaran Tutor Sebaya Dalam Diskusi

Kelompok Kecil Pada Sisiwa Kelas II SD Supriyadi Semarang Tahun Pelajaran

2005/2006”.47 Dalam kesimpulannya ditulis bahwa dengan model tutor sebaya

dapat meningkatkan hasil belajar matematika sampai 85 % dan peserta didik

semakin aktif.

Hasil penelitian yang ditulis oleh Hajar Puji Kurniawati dalam skripsinya

yang berjudul ”Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Kartu Sortir dan Tutor

Sebaya Dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X Semester

1 SMA KOLOMBO Sleman Yogyakarta Tahun Pelajaran 2006/2007”.48 Dalam

kesimpulanya ditulis, terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar

Kimia siswa yang menerapkan strategi pembelajaran aktif kartu sortir dengan

hasil belajar Kimia peserta didik yang menerapkan strategi pembelajaran aktif

tutor sebaya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nara Solikhah, dalam skripsinya

yang berjudul ”Penerapan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah dengan

Bantuan Tutor Sebaya dalam Pembelajaran Matematika di SMP 5 Depok

47 Endang Sukasih, Meningkatkan Hasil Belajar Pokok Bahasan Penjumlahan dan

Pengurangan dengan Cara Menyimpan atau Meminjam Melalui Implementasi Model Pembelajaran Tutor Sebaya dalam Diskusi Kelompok Kecil Pada Siswa Kelas II SD Supriyai Semarang Tahun Pelajaran2005/2006, prodi matematika, fakultas tarbiyah, UNNES, 2006.

48 Hajar Puji Kurniawati, Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Kartu Sortir dan Tutor Sebaya Dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X Semester 1 SMA KOLOMBO Sleman Yogyakarta Tahun Pelajaran 2006/2007, prodi kimia, fakultas tarbiyah, UNNES, 2007.

31

Yogyakarta”.49 Mengungkapkan bahwa dengan pembelajaran matematika yang

menggunakan model pembelajaran pemecahan masalah dengan bantuan tutor

sebaya terbukti lebih baik di banding dengan pemecahan masalah tanpa bantuan

tutor sebaya.

Berdasarkan beberapa penelitian tersebut, sebagai bahan perbandingan

yang sudah teruji keshahihannya. Maka peneliti akan mengambil judul

“Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Peserta Didik Kelas VII C MTs NU Banat Kudus pada Materi Pokok

Operasi Bilangan Pecahan Semester I Tahun Ajaran 2009/2010”. Maksudnya

yaitu bagaimana penerapan pembelajaran model pembelajaran tutor sebaya

dalam menyelesaikan soal pecahan untuk meningkatkan hasil belajar, sehingga

pembelajaran di kelas menjadi lebih aktif dan bermakna bagi peserta didik dalam

mendapatkan pengalaman belajar yang mempengaruhi keberhasilan belajar.

Melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti diharapkan

menjadi salah satu alternatif dalam pemecahan masalah khususnya penyelesaian

soal pecahan pada pelajaran matematika.

C. Kerangka Berpikir

Para peserta didik MTs NU Banat Kudus yang masih randah dalam

pembelajaran, hal ini terlihat dari hasil ulangan peserta didik yang masih berada

di bawah KKM MTs NU Banat Kudus yaitu 6,0. Akan tetapi masih ada harapan

untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pelajaran matematika.

Untuk meningkatkan kemampuan tersebut, harus dimulai dari kelas-kelas

dibawahnya yaitu sejak kelas VII. Jadi muncullah masalah yang mendesak untuk

dipecahkan yaitu: (1) Bagaimana mempercepat pencapaian kompetensi dasar

peserta didik kelas VII C MTs NU Banat Kudus pada pelajaran matematika? ;

(2) bagaimana meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII C MTs NU

Banat Kudus dalam pelajaran matematika khususnya pada materi pokok operasi

49 Nara Solikhah, Penerapan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah dengan Bantuan

Tutor Sebaya dalam Pembelajaran Matematika di SMP 5 Depok Yogyakarta, prodi matematika, fakultas tarbiyah, UNNES, 2007.

32

bilangan pecahan?. Untuk menjawab permasalahan tersebut, maka secara

kolaboratif guru pengajar kelas VII C MTs NU Banat Kudus bersepakat untuk

menerapkan model pembelajaran tutor sebaya.

Model pembelajaran tutor sebaya pada proses pembelajaran yang

diterapkannya dapat mencapai hasil yang lebih apabila peserta didik terdorong

untuk melakukannya. Proses pembelajaran dengan memberikan penguatan,

motivasi, diaplikasikan dengan kehidupan sehari-hari serta pemberikan penilaian

mendorong peserta didik untuk lebih giat belajar. Dengan demikian peserta didik

tidak beranggapan lagi bahwa pelajaran matematika sukar dan menakutkan,

namun pada akhirnya apa yang mereka pikirkan dalam belajar matematika untuk

meningkatkan prestasi belajar peserta didik, termasuk meningkatkan aktivitas

dan kreativitas belajar dapat tercapai oleh peserta didik.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka penelitian di atas, maka

dapat dirumuskan hipotesis tindakan penelitian, dengan model pembelajaran

tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII C MTs NU

Banat Kudus pada sub materi pokok operasi bilangan pecahan.

 

 

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. SUBJEK PENELITIAN

Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas VII C

MTs NU Banat Kudus tahun pelajaran 2009/2010 dengan jumlah peserta didik

sebanyak 48 anak, yang semuanya perempuan. Hasil belajar peserta didik MTs

NU Banat Kudus masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai ulangan

harian peserta didik pada materi pokok operasi bilangan pecahan tahun 2008-

2009 adalah 57,5.

B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 1 sampai dengan

21 November 2009. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender

akademik sekolah dan silabus pembelajaran mata pelajaran matematika kelas

VII semester gasal. Adapun yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah di

MTs NU Banat yang beralamat di Jl. KHR. Asnawi No. 30 Kudus.

C. KOLABORATOR

Kolaborator dalam Pelaksanaan Tindakan Kelas (PTK) adalah orang

yang membantu mengumpulkan data-data tentang penelitian yang sedang

digarap. Kolaborator dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Dalam hal ini

peneliti sudah paham mengenai materi yang akan diajarkan.

D. POSEDUR PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dalam

bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR).1 Penelitian tindakan

kelas adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan

1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,

2006), Cet. 13, hlm. 93.

34

nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan

memecahkan masalah.2 PTK dapat diartikan sebagai upaya atau tindakan yang

dilakukan oleh guru atau peneliti untuk memecahkan masalah pembelajaran

melalui kegiatan penelitian. Upaya ini dilakukan dengan cara merubah kebiasaan

(misalnya metode, strategi, media) yang ada dalam kegiatan pembelajaran,

perubahan tindakan yang baru ini diharapkan dapat meningkatkan proses dan

hasil pembelajaran. Pada umumnya PTK dibagi kedalam dua jenis, yakni (1)

PTK individual, yakni guru sebagai peneliti, dan (2) PTK kolaborasi, yakni guru

bekerjasama dengan orang lain, orang lain ini sebagai peneliti sekaligus

pengamat.3

Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kolaborasi, dimana

guru bertugas melakukan tindakan dan peneliti melakukan pengamatan terhadap

berlangsungnya proses tindakan.4 Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas

diperlukan lebih dari satu siklus atau minimal dua siklus. Karena siklus-siklus

dalam PTK saling terkait dan berkelanjutan, maka peneliti dalam melakukan

penelitian materi pokok operasi bilangan pecahan menggunakan dua siklus.

Masing-masing siklus mencakup empat tahap kegiatan yaitu perencanaan

(planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi

(reflecting). Setiap siklus dilaksanakan sesuai perubahan yang ingin dicapai.

Sebagaimana langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai

berikut:

Pra siklus

Pada kegiatan pra siklus ini akan dilihat kegiatan pembelajaran satu

tahun pelajaran yang lalu. Dalam pelaksanaan pembelajaran pada pra siklus ini

juga akan diukur dengan indikator penelitian yaitu akan dilihat hasil belajar dari

peserta didik. Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk membandingkan

2 Djunaidy Ghony, Penelitian Tindakan Kelas, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hlm. 8. 3 Wahidmurni dan Nur Ali, Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama dan Umum Dari

Teori Menuju Praktik Disertai Contoh Hasil Penelitian, (Malang: UIN Malang Press, 2008), Cet. 2. hlm. 15

4 M. Saekan Muchih, dkk, Classroom Action Research, ( Semarang: Rasail Media Group, 2009), Cet. 1, hlm. 54.

35

keberhasilan pembelajaran menggunakan model pembelajaran tutor sebaya pada

siklus 1 dan siklus 2.

Sebelum peneliti melaksanakan siklus, terlebih dahulu diadakan pre test

yaitu untuk mengetahui sejauhmana kemampuan peserta didik dalam memahami

materi yang telah diajarkan sebelumnya (pecahan dan lambangnya, serta

perbandingan, bentuk desimal, dan permil). Nilai dari pre-test akan digunakan

sebagai skor awal dalam menentukan tutor sebaya, dan sebagai dasar untuk

pelaksanaan siklus pertama.

Siklus I

Pelaksanaan siklus I direncanakan dalam dua kali pertemuan dan pada

akhir pertemuan kedua dilakukan tes evaluasi hasil belajar.

1) Perencanaan (planning)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut :

a) Peneliti mengidentifikasi kesulitan peserta didik pada materi pokok

pecahan kemudian peneliti mencari apa penyebab peserta didik kurang

aktif saat pembelajaran matematika berlangsung. 

b) Berkolaborasi dengan guru, peneliti menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) tutor sebaya untuk pertemuan 1 dan pertemuan 2.

Materi pada siklus pertama ini adalah penjumlahan dan pengurangan

bilangan pecahan.

c) Peneliti menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) pada materi pokok

operasi bilangan pecahan (penjumlahan dan pengurangan pecahan)

beserta kunci jawabannya.

d) Peneliti menyusun soal kuis beserta kunci jawabannya.

e) Peneliti menyiapkan tugas rumah beserta kunci jawabannya.

f) Peneliti merancang pembentukan kelompok (melihat dari hasil pre-tes).

g) Peneliti menyiapkan soal evaluasi beserta kunci jawabannya.

h) Peneliti menyiapkan lembar pengamatan dan pendokumentasian.

2) Pelaksanaan (action)

36

Pada tahap ini merupakan pelaksanaan terhadap perencanaan

pembelajaran yang telah disiapkan. Tahap tindakan pada siklus I berlangsung

selama 2 kali pertemuan. Dalam tindakan kelas ini dilakukan langkah-

langkah sebagai berikut.

Tindakan siklus I pertemuan I antara lain:

a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b) Guru memotivasi peserta didik dengan cara tanya jawab masalah

kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan bilangan pecahan

(pengertian dan contoh bilangan pecahan), bilangan senilai yang dicari

dengan kelipatan persekutuan terkecil).

c) Guru memilih materi yang memungkinkan untuk dipelajari peserta didik

secara mandiri, yaitu pada materi pokok operasi bilangan pecahan, yang

dibagi dalam bab-bab materi (segman materi).

d) Guru membagi peserta didik dalam kelompok heterogen yang

beranggotakan 6 orang dan menetapkan satu peserta didik sebagai ketua

sekaligus sebagai tutor (berdasarkan hasil pre-test)

e) Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) yang berisikan

permasalahan untuk menemukan konsep dan menyelesaikan soal-soal

yang berkaitan dengan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan

pecahan untuk didiskusikan secara berkelompok.

f) Guru berkeliling membantu peserta didik yang mengalami kesulitan

menyelesaikan tugas kelompoknya.

g) Guru meminta perwakilan/tutor dari masing-masing kelompok untuk

mendemonstrasikan hasil diskusinya di depan kelas.

h) Guru membimbing peserta didik untuk membuat kesimpulan materi yang

telah disampaikan.

i) Guru membubarkan kelompok yang dibentuknya dan peserta didik

kembali ke tempat duduknya masing-masing.

j) Guru memberikan tugas / pekerjaan rumah (PR) secara individual kepada

peserta didik.

37

Tindakan siklus I pertemuan II antara lain:

a) Guru melakukan apersepsi untuk mengingatkan peserta didik tentang

materi sebelumnya.

b) Guru memeriksa tugas rumah (PR) yang diberikan pada pertemuan

pertama, dan dikumpulkan.

c) Guru memberikan kuis, sebagai pemantapan peserta didik sebelum

diadakan tes.

d) Guru mengadakan tes evaluasi materi penjumlahan dan pengurangan

pecahan.

e) Guru berkeliling mengawasi jalannya tes.

f) Hasil tes peserta didik dikumpulkan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan pembelajaran yang dilakukan. Hasil tersebut dianalisis

untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada sebagai bahan

pertimbangan dalam upaya perbaikan.

3) Pengamatan (observation)

Tahap pengamatan dilaksanakan sewaktu proses pembelajaran

berlangsung.

a) Peneliti mengawasi aktivitas peserta didik ketika diskusi kelompok dan

keberhasilan peserta didik dalam melaksanakan tugas.

b) Mengamati aktivitas peserta didik saat mengisi LKS.

c) Mengamati dan mencatat peserta didik yang aktif, berani bertanya

kepada guru, atau berani menjawab pertanyaan dari teman yang belum

paham dan berani mengerjakan tugas di papan tulis.

d) Pengamatan pada guru kelas dalam menjalankan RPP. 

4) Refleksi (reflection)

a) Menganalisis hasil pengamatan untuk memberikan simpulan sementara

terhadap pelaksanaan pengajaran pada siklus I.

b) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada pelaksnaan

kegiatan penelitian dalam siklus II.

38

c) Mencatat kekurangan-kekurangan pada siklus I, terutama tentang

aktivitas peserta didik dalam mengerjakan tugasnya secara kelompok

maupun individual.

Siklus II

1) Perencanaan (planning)

Setelah merefleksikan dari hasil siklus I, dilanjutkan ke siklus II. Siklus

II juga direncanakan dalam dua kali pertemuan. Dan ditindaklanjuti dari

perencanaan sebagai berikut:

a) Berkolaborasi dengan guru menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) untuk pertemuan 3 dan pertemuan 4. Materi pada

pertemuan 3 dan pertemuan 4 adalah perkalian, pembagian, dan

perluasan operasi bilangan pecahan.

b) Berkolaborasi dengan guru membuat lembar kerja siswa (LKS),

pembentukan kelompok (berdasarkan hasil tes siklus I),

c) Peneliti menyusun tugas rumah (PR), beserta kunci jawabannya.

d) Menyiapkan lembar evaluasi dan pendokumentasian.

e) Menyiapkan daftar nilai tes siklus I peserta didik yang akan dijadikan

sebagai dasar pembagian kelompok belajar dimana peserta didik yang

pandai disebar secara merata ke dalam masing-masing kelompok belajar

yang bertugas sebagai tutor.

2) Pelaksanaan/tindakan (action)

Tindakan merupakan pelaksanaan terhadap perencanaan pembelajaran

yang telah disiapkan. Tahap tindakan pada siklus II berlangsung selama 2 kali

pertemuan. dalam tindakan kelas ini dilakukan langkah-langkah sebagai

berikut.

Tindakan siklus II pertemuan I antara lain:

a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

b) Guru melakukan apersepsi untuk mengingatkan peserta didik tentang

materi sebelumnya.

39

c) Guru membagi peserta didik dalam kelompok heterogen yang

beranggotakan 6 peserta didik (berdasarkan hasil / niali tes pada siklus I)

dengan peserta didik yang pandai disebar pada masing-masing kelompok

dan bertugas sebagai tutor sebaya.

d) Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) yang berisikan tentang

permasalahan untuk menemukan konsep dan menyelesaikan soal-soal

yang berkaitan dengan operasi perkalian, pembagian, dan perluasan

bilangan pecahan untuk didiskusikan secara berkelompok.

e) Beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas

dan kelompok yang lain menanggapi serta menghargai pendapat peserta

didik.

f) Guru membimbing peserta didik dan menyimpulkan hasil diskusi.

g) Guru membimbing peseta didik untuk membuat ringkasan materi yang

telah disampaikan.

h) Guru membubarkan kelompok belajarnya dan kembali ke tempat

duduknya masing-masing.

i) Guru memberikan tugas rumah (PR).

Tindakan siklus II pertemuan II antara lain:

a) Guru melakukan apersepsi untuk mengingatkan siswa tentang materi

sebelumnya.

b) Guru memeriksa tugas rumah (PR) yang diberikan pada siklus II

pertemuan pertama, dan dikumpulkan.

c) Guru memberikan kuis silus II, sebagai pemantapan peserta didik

sebelum diadakan tes.

d) Guru mengadakan tes siklus II materi perkalian, pembagian, dan

perluasan operasi pecahan

e) Guru berkeliling mengawasi jalannya tes.

3) Pengamatan (observation)

Tahap pengamatan dilaksanakan saat proses belajar mengajar

berlangsung. Dan evaluasi dilakukan dengan pemberian tes tertulis diakhir

siklus.

40

4) Refleksi (reflection)

Refleksi merupakan analisis hasil pengamatan dan hasil tes. Pada siklus

II ini diharapkan dapat memenuhi indikator penelitian yang telah ditetapkan

sehingga hasil belajar matematika peserta didik kelas VIIC MTs NU Banat

Kudus dapat meningkat.

Refleksi dilakukan meliputi seluruh kegiatan penelitian sejak dari siklus I

sampai siklus II. Kegiatan pada siklus II merupakan perbaikan siklus I.

Berdasarkan hasil tes siklus II pada pembelajaran matematika, jika sudah

memenuhi indikator penelitian yang telah ditetapkan maka penelitian

dihentikan, seandainya belum memenuhi indikator penelitian yang telah

ditetapkan maka penelitian dilanjutkan ke siklus III. Hasil tes kemampuan

peserta didik dianalisis sesuai dengan target pencapaian penelitian.

E. Metode Pengumpulan Data

1. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari dua sumber yakni peserta

didik dan guru.

a. Data dari peserta didik digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil

belajar dalam proses belajar mengajar matematika.

b. Data dari guru digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan

metode tutor sebaya dalam penggunaannya pada materi pokok operasi

bilangan pecahan dan hasil belajar peserta didik dalam proses

pembelajaran matematika.

2. Jenis data

Dalam pelaksanaan tindakan kelas ini, peneliti menggunakan 2 jenis

data yang dapat dikumpulkan peneliti, yaitu:

a. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat. Data

kualitatif pada penelitian ini yaitu data tentang pelaksanaan pembelajaran

oleh guru yang berupa lembar pengamatan.

b. Data kuantitatif (nilai hasil belajar peserta didik) yang dapat dianalisis

secara deskriptif. Data kuantitatif pada penelitian ini terdiri dari:

41

1) Data tentang hasil evaluasi belajar peserta didik

2) Data tentang keaktifan dan kinerja peserta didik. 5

3. Cara pengambilan data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode untuk

pengambilan data, yaitu:

a. Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang –

barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti

menyelidiki benda – benda tertulis seperti buku – buku, majalah,

dokumen, peraturan – peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan

sebagainya.6 Melalui metode ini peneliti mengumpulkan data mengenai

daftar sasaran penelitian, yaitu daftar nama peserta didik kelas VIIC MTs

NU Banat Kudus. Peneliti juga mengumpulkan berbagai bahan kajian

yang dapat digunakan sebagai dasar pelaksanaan penelitian ini, yakni

berupa gambar-gambar saat proses pembelajaran.

b. Tes

Tes adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk

mendapatkan jawaban-jawaban yang diharapkan baik secara tertulis,

lisan atau secara perbuatan.7 Teknik ini dilaksanakan untuk mendapatkan

data kuantitatif mengenai peningkatan hasil belajar matematika pada

peserta didik kelas VII C setelah penerapan model tutor sebaya

dilaksanakan pada materi pokok operasi bilangan pecahan. Tes yang

dilakukan adalah tes tertulis.

c. Observasi Terbuka

Observasi terbuka ialah apabila sang pengamat atau observer

melakukan pengamatannya dengan mengambil kertas pensil, kemudian

5 Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hlm. 131.

6 Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 158. 7 Nana Sudjana, dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru

Algesindo, 2007), hlm. 100

42

mencatat segala sesuatu yang terjadi di kelas.8 Tujuan pencatatan ini

adalah untuk mp-enggambarkan situasi kelas selengkapnya sehingga

urutan kejadian tercatat semuanya. Pencatatan dari observasi terbuka ini

disesuaikan dengan selera pengamat, asal dilakukan sefaktual mungkin

dan tanpa penafsiran subjektif dari pengamat.9 Observasi digunakan

untuk mengetahui tahap-tahap kegiatan/aktivitas peserta didik dalam

pembelajaran matematika.

F. Penyusunan Instrumen

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangkan dari Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar materi bilangan pecahan berikut ini:

Tabel 1. Standar kompetensi dan kompetensi dasar materi pokok bilangan

pecahan. 10

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Bilangan

Memahami sifat-sifat

operasi hitung bilangan dan

penggunaannya dalam

pemecahan masalah

Melakukan operasi hitung bilangan

pecahan.

Dalam penelitian ini peneliti mengambil indikator pada operasi hitung

bilangan pecahan yang meliputi:

a. Operasi hitung penjumlahan pada bilangan pecahan

b. Operasi hitung pengurangan pada bilangan pecahan

c. Operasi hitung perkalian pada bilangan pecahan

d. Operasi hitung pembagian pada bilangan pecahan serta pemecahan

masalah pada soal-soal perluasan operasi pecahan

8 Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Rosdakarya,

2005), hlm. 110. 9 Ibid., hlm. 111. 10 Depag RI, Standar Isi Madrasah Tsanawiyah, hlm.107

43

Penyusunan RPP disesuaikan dengan langkah-langkah penerapan pada

pembelajaran tutor sebaya yang dititikberatkan pada enam komponen pada

model pembelajaran tutor sebaya.

2. Lembar Kerja (LK)

Pada penyusunan Lembar Kerja, peneliti menggunakan buku

panduan/paket Matematika untuk SMP kelas VII terbitan Erlangga.

3. Tugas Rumah

Tugas rumah disusun dengan menggunakan panduan buku Matematika

untuk SMP kelas VII terbitan Erlangga dan buku pelajaran Matematika

Bilingual untuk SMP/MTs kelas VII terbitan Yrama Widya.

4. Tes evaluasi

Untuk tes evaluasi disesuaikan dengan soal-soal yang terdapat dalam

buku paket matematika sebagai rujukan peneliti.

G. Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan merupakan analisis yang mampu

mendukung tercapainya tujuan dari kegiatan penelitian, berdasarkan tujuan dasar

yang ingin dicapai yaitu peningkatan hasil belajar peserta didik dalam materi

pokok operasi bilangan pecahan.

1. Pengumpulan Data

Untuk menganalisis data yang telah terkumpul, dilakukan analisis

hasil yang telah dicapai peserta didik dalam tes evaluasi. Data observasi

penelitian diberikan dengan pemberian nilai berupa angka yang dikategorikan

dengan kurang, cukup, baik, dan sangat baik. Pada tindakan tiap siklus

masing-masing dua kali pertemuan kemudian diberi perlakuan kegiatan yang

meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

2. Hasil observasi

Hasil evaluasi siklus peserta didik

Untuk mengetahui kemampuan kognitif peserta didik dalam

menyelesaikan soal – soal, dianalisis dengan cara menghitung rata – rata nilai

ketuntasan belajar secara klasikal.

44

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis melalui tes

evaluasi peserta didik pada akhir pembelajaran siklus. Dari data hasil tes

peserta didik pada tiap siklus akan diketahui hasil persentase ketuntasan

belajar peserta didik. Selanjutnya dari data tersebut diperoleh pada tiap siklus

dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan menghitung percentages

correction.

Analisis data kuantitatif terdiri atas proses analisis untuk mengetahui

tes hasil belajar peserta didik. Seseorang dikatakan tuntas belajar secara

individu jika telah mencapai nilai 60.

Rumus dan kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Ketuntasan Individu

Ketuntasan belajar individu dihitung dengan menggunakan analisis

deskriptif prosentase, yaitu:

S = RN

x 100

Keterangan:

S = Nilai ketuntasan belajar secara individual.

R = Jumlah jawaban benar tiap peserta didik.

N = Jumlah item soal.11

Dikatakan tuntas belajar jika peserta didik memperoleh nilai lebih dari

atau sama dengan KKM yang ada yaitu ≥ 60.

b. Ketuntasan Klasikal

Data yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik dapat menentukan

belajar klasikal menggunakan analisis diskriptif prosentase, dengan

perhitungan:

P = S N

× 100%

Keterangan:

P = Persentase ketuntasan belajar

S = Jumlah peserta didik yang mencapai tuntas belajar

11 M.Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT

Rosdakarya, 2000), Cetakan Kesembilan, hlm. 112.

45

N = Jumlah keseluruhan peserta didik

Indikator keberhasilan ketuntasan belajar klasikal ditentukan jika rata –

rata nilai yang diperoleh lebih dari nilai KKM dan minimal 75% dari

jumlah peserta didik dikelas tersebut mendapatkan nilai minimal 60.

H. INDIKATOR KEBERHASILAN

Indikator kinerja yang menjelaskan keberhasilan adalah meningkatnya

hasil belajar peserta didik kelas VII C MTs NU Banat Kudus pada materi pokok

operasi bilangan pecahan.

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata hasil

belajar peserta didik ≥ 60 dengan ketuntasan klasikal ≥ 75%.12 yang berarti

bahwa ≥ 75% dari jumlah peserta didik memperoleh nilai ≥ 60.

12 Asep Jihad, Pengembangan Kurikilum, Matematika(Tinjauan Teoritis dan Historis),

(Bandung: Multi Pressindo, 2008), hlm. 112.

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM MADRASAH

1. Sejarah Berdirinya Madrasah NU Banat Kudus

Madrasah Tsanawiyah NU Banat Kudus (MTs NU Banat Kudus)

yang diselenggarakan oleh yayasan pendidikan banat (YPB) sebagai badan

hukum penyelenggara MTs NU Banat Kudus yang didirikan oleh

sekelompok ulama’ dan tokoh masyarakat muslim di Kudus Jawa Tengah

yang sadar dan menaruh perhatian terhadap keadaan dan perkembangan

didang pendidikan umat islam dan bangsa indonesia pada umumnya,

tepatnya pada tanggal 2 Januari 1957 oleh Yayasan Pendidikan Banat

Kudus dengan akte notaris nomor: 45/81 dengan tokoh KH. Masdain Amin

(Adik Hadlrotusy Syeh KHM. Arwani Amin).

Yayasan ini berdasarkan pancasila berazazkan Islam Ala Ahlussunah

Waljamaah dan bertujuan membangun dan memajukan masyarakat

Indonesia terutama pelajar putri dalam bidang pendidikan agar menjadi

warga negara yang cakap dan terampil serta bertanggung jawab terhadap

agama, bangsa, negara, dan cita-cita awal berdirinya membekali wanita-

wanita Islam berpengetahuan Islam yang amali dan mampu memimpin

wanita-wanita Islam untuk hidup maju bersama masyarakat yang lain,

melangkah untuk memenuhi tuntutan-tuntutan yang zamani dan mampu

berkompetisi positif dengan lembaga-lembaga lain yang siap melaksanakan

program pengembangan baik fisik maupun non fisisk.1

2. Letak Geografis

1 Churiyati RF, Profil MTs NU Banat Kudus Tahun Ajaran 2009/2010, hlm. 3. ( yang

diperoleh pada hari kamis tanggal 1 November 2009).

47

MTs NU Banat Kudus yang beralamat lengkap di Jl. KHR. Asnawi

No. 30 Kudus, Kelurahan Damaran, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus.

Bisa diakses pada website: www.banatnukudus.or.id, E-mail:

[email protected].

Adapun batas-batas lokasinya adalah:

a. Sebelah Utara : - Sekolah RAUDLOTUL ATHFAL (RA) Banat

- NU Kudus dan Madrasah Qudsiyyah.

b. Sebelah Selatan : Perempatan Jember

c. Sebelah Timur : Menara Kudus

d. Sebelah Barat : SMP, SMA Muhammadiyah Kudus

Dari letak geografis di atas dapat dilihat bahwa MTs NU Banat menempati

lokasi yang sangat strategi, dan tempatnya dekat dengan masjid menara

Kudus. Karena letaknya di kota dan dekat dengan jalan raya sehingga

mudah dijangkau.

3. Keadaan Guru dan Peserta Didik

Para guru yang mengajar di MTs NU Banat Kudus ini berjumlah 52

guru. Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda mulai sarjana

sampai diploma. Sedangkan jumlah peserta didik berdasarkan data

2009/2010 adalah 1000 peserta didik. Dengan rincian kelas VII 331 peserta

didik, kelas VIII 343 peserta didik, dan kelas IX 326 peserta didik.

4. Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah NU Banat Kudus

a. Visi Madrasah

48

Unggul dalam prestasi, Terjaga dalam mutu dan kwalitas, Terpadu

dalam ilmu umum dan ilmu agama, Tebimbing dalam akhlaq terpuji,

Terbina dalam nuansa Islami.

b. Misi Madrasah

Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi kwalitas, baik

akademik, moral maupun sosial sehingga mampu menyiapkan dan

mengembangkan SDM berkwalitas dibidang IMTAQ dan IPTEK dalam

rangka mewujudkan Baldatun Thoyyibatun Warobbun Ghofur.

c. Tujuan Madrasah

Membekali peserta didik agar:

1) Mampu memahami ilmu agama dan umum.

2) Mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan

sehari-hari sehingga terwujud generasi muslim yang mar’atus

sholihah berakhlaq mulia.

3) Memiliki ilmu keterampilan sebagai bekal hidup di masyarakat.

4) Mampu berkomunikasi sosial dengan modal bahasa asing praktis

(Bahasa Arab dan Inggris).

5) Mampu memahami ilmu-ilmu yang dibutuhkan untuk melanjutkan

pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.2

B. HASIL PENELITIAN TINDAKAN

1. Pra Siklus

2 Ibid, hlm. 7.

49

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari wawancara (1 November

2009) dengan Ibu Nor Khusomah, S.Pd. Selaku guru matematika kelas VII

MTs NU Banat Kudus menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran

matematika belum mampu mengaplikasikan model pembelajaran dengan

menggunakan metode tutor sebaya, guru masih masih sering menggunakan

metode ceramah, pemberian contoh, dan mengerjakan soa-soal, sehingga

peserta didik cenderung pasif dan kurang mempunyai pengalaman belajar

dalam pembelajaran. Sehingga peserta didik kurang menyukai pelajaran

matematika dan menyebabkan hasil belajar rendah. Sebelum melakukan

siklus, peneliti mengumpulkan data awal berupa daftar nama peserta didik

(lampiran 1) dan nilai awal yang akan dijadikan perbandingan pada siklus

selama penelitian di MTs NU Banat Kudus. Nilai awal ini diambil dari rata-

rata nilai ulangan harian peserta didik kelas VII C materi pokok Bilangan

pecahan tahun ajaran 2008/2009 terlampir (lampiran 2).

2. Siklus I

Penelitian yang telah dilakukan telah diperoleh data-data yang dapat

diuraikan sebagai berikut.

a. Pelaksanaan tindakan

Tabel 1. Jadwal pelaksanaan siklus I

Hari/Tanggal Waktu Pertemuan

ke-

Materi

Selasa, 3

November 2009

1 x 40’ I • Pre-Test

Ahad,

8 November 2009

2 x 40’ 2 • Penjumlahan dan

pengurangan bilangan

pecahan

Selasa, 10 1 x 40’ 3 • Evaluasi Siklus I

50

November 2009

Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut.

Pertemuan I

Pertemuan I dilaksanakan pada:

Hari/tanggal : Selasa, 3 November 2009

Waktu : 11.00-11.40

Materi : Pre-Test

Kegiatan pembelajaran diawali oleh guru dengan mengucapkan

salam, peserta didik menjawab salam dan dilanjutkan membaca basmalah

untuk mengawali pembelajaran. Kemudian guru melakukan absensi. Pada

kegiatan ini terdapat tiga peserta didik yang tidak hadir dikarenakan sakit,

peserta didik tersebut adalah Dhurra Ayu Tsalasila, Fachriatul Ummah,

dan Luthfa Umi Azizah. Setelah melakukan absensi guru mengingatkan

peserta didik bahwa pada pertemuan pertama ini akan dilaksanakan

ulangan sekaligus sebagai Pre-test. Peserta didik diberi kesempatan oleh

guru untuk membuka kembali buku atau catatan mereka selama 5 menit

untuk dipelajari. Ketika waktu untuk belajar dirasa sudah cukup, guru

meminta peserta didik untuk menutup dan memasukkan bukunya ke dalam

tas. Guru membagikan soal pre-test kepada peserta didik, guru meminta

peserta didik agar bekerja sendiri, tidak boleh bekerja sama. Guru

memberikan batas waktu dalam mengerjakan soal pre-test selama 30

menit. Suasana kelas menjadi hening dan peserta didik tampak serius

dalam mengerjakan soal-soal pre-test. Keseriusan peserta didik dalam

mengerjakan soal-soal pre-test dapat dilihat pada gambar berikut:

51

Gambar I. Pelaksanaan pre- test

Sekitar pukul 11.25 WIB guru bertanya kepada peserta didik, “anak-

anak sudah selesai belum? Kalau sudah bisa dikumpulkan di depan.”

Anak- anak menjawab, “ belum bu, masih kurang sedikit” guru memberi

toleransi waktu 5 menit lagi. Setelah batas waktu yang telah ditentukan

selesai, guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan pekerjaannya

yang kemudian di koreksi bersama secara silang. Guru meminta peserta

didik untuk bergantian maju menjawab soal-soal pre-test, yang kemudian

didiskusikan bersama. Guru mendata nilai peserta didik dengan

memanggil namanya satu persatu (lampiran3).

Guru menyuruh peserta didik untuk mempelajari materi tentang

operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan dirumah sebagai bahan

pembelajaran pada pertemuan selanjutnya (pertemuan ke-2). Lalu

dilanjutkan guru memberi semangat kepada peserta didik untuk semakin

giat dalam belajar. Dan guru mengakhiri pembelajaran dengan bacaan

hamdalah bersama kemudian guru mengucapkan salam dan peserta didik

dengan serempak menjawabnya.

Peneliti dan guru kemudian berdiskusi untuk menentukan dan

pembentukan kelompok yang berdasarkan nilai pre-test. Peserta didik

52

kelas VII C ini dibagi menjadi 8 kelompok. Masing-masing kelompok

terdiri dari 6 peserta didik.(lampiran 24)

Pertemuan II

Pertemuan II dilaksanaan pada:

Hari/Tanggal : Ahad, 8 November 2009

Waktu : 10.20-11.40 WIB

Materi : Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan

bilangan pecahan

Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, dengan

serempak peserta didik menjawab salam dan dilanjutkan membaca

basmalah untuk memulai pembelajaran, kemudian guru melakukan

absensi, dengan bertanya “ apa hari ini ada yang tidak masuk?” salah satu

dari peserta didik menjawab “ada, bu,? 3 anak.” kemudian guru melihat

buku jurnal yang ada di atas meja guru dan mencatat nama-nama yang

tidak masuk di dalam buku absen yang dibawa guru. Kemudian guru

melakukan appersepsi materi sebelumnya yaitu pengertian pecahan,

pecahan senilai, menyamakan pecahan dengan KPK. kemudian guru

menulis beberapa soal di depan kemudian guru menyuruh peserta didik

untuk maju kedepan mengerjakan soal tersebut. Guru hanya ingin

mengetahui apakah peserta didik masih ingat dengan materi yang sudah

diajarkan sebelumnya apa tidak. Setelah melakukan appersepsi, guru

menjelaskan model pembelajaran tutor sebaya. Kemudian guru

mengumumkan pembagian kelompok, dan sekaligus menunjuk satu

peserta didik untuk menjadi tutor sebaya pada masing-masing kelompok.

Guru meminta peserta didik untuk langsung berpindah tempat sesuai

kelompoknya masing-masing. Suasana kelas menjadi gaduh saat peserta

didik mencari tempat dan anggota kelompoknya.

Setelah suasana tenang, guru membagikan LKS (Lembar Kerja

Siswa),(lampiran 8). Sebelum peserta didik berdiskusi guru menjelaskan

53

cara kerja yang akan dilakukan masing-masing kelompok dan

menjelaskan tugas tutor dalam masing-masing kelompok. Guru memberi

waktu 30 menit untuk berdiskusi.

Gambar 2. Peserta didik saling berdiskusi LKS siklus I

Pada pembelajaran ini guru tidak menjelaskan materi kepada peserta

didik karena mereka belajar sendiri melalui handout yang telah diberikan.

Suasana mulai tenang saat peserta didik mulai serius berdiskusi

mengerjakan LKS. Ketika diskusi dalam kelompok, guru senantiasa

mengawasi jalannya diskusi dan membantu kelompok yang menemukan

kesulitan saat melengkapi LKS. Ada kelompok yang bertanya, yaitu

kelompok 4 “Bu, yang nomor 7 pada penjumlahan berpenyebut berbeda

ini maksudnya gimana?“. Kemudian guru mendatangi kelompok 4

tersebut dan memberikan pengarahan. Maksudnya, “pada gambar A itu

menunjukkan pecahan berapa? bu , lalu yang gambar C? bu, itu

berarti gambar A dan gambar C pecahannya senilai. Begitu juga gambar B

dan D, jadi kalau dijumlahkan

( = ) + ( = ) = . Beberapa peserta didik sudah mulai aktif

bertanya jika ada yang belum dipahami, tetapi masih banyak juga yang

masih takut untuk bertanya. Seperti yang terjadi pada kelompok 3 dan

kelompok 7, mereka kesulitan dalam menyimpulkan. Sehingga tutor dalam

54

kelompok tersebut kebingungan dan tidak bisa mengatasi. Kemudian guru

mendatangi kelompok tersebut dan memberi pengarahan.

Setelah waktu selesai sesuai kesepakatan, guru menyuruh tiap

kelompok mengumpulkan hasil diskusinya. Peserta didik mengumpulkan

LKS yang sudah dilengkapi dan itu sebagai nilai kelompok.

Guru meminta perwakilan dari kelompok untuk mendemonstrasikan

hasil diskusi mereka. Akan tetapi belum ada peserta didik atau kelompok

lain yang berani untuk maju di depan kelas untuk mendemonstrasikan

hasil diskusinya. kemudian guru menunjuk kelompok 5, kemudian dengan

agak terpaksa tutor dalam kelompok 5 tersebut mau maju tapi masih malu

dan takut. Peserta didik atau kelompok yang lain diminta untuk

menanggapi hasil kerja temannya di depan kelas, saat guru menyuruh

peserta didik untuk menanggapi hasil tulisan di depan, juga belum ada

peserta didik yang spontan berani menanggapinya. Kemudian guru

memberi sedikit umpan dengan berkata “kalo ada yang berani menanggapi

atau bertanya, maka akan diberikan nilai plus pada kelompoknya,” baru

salah satu dari kelompok 1 yang bernama Silma Yasari berani menanggapi

dan bertanya. Bu hasil dari = kok itu kan salah,

kemudian guru berkata, “ ya coba Silma maju dibetulkan!” lalu silma

maju dan menulis jawabannya = = guru memberikan

motivasi pada mbak Silma ya bagus!!

55

Gambar 3. Peserta didik memprosentasikan hasil diskusiny

Setelah semua peserta didik mulai paham materi penjumlahan dan

pengurangan bilangan pecahan, para peserta didik dibimbing guru untuk

menarik beberapa kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari. Guru

kurang memotivasi peserta didik untuk lebih aktif, tapi guru lebih banyak

menjelaskan. Saat pembelajaran akan selesai, guru memberikan tugas

rumah kepada peserta didik, sebelum mengakhiri pembelajaran guru

mengingatkan peserta didik bahwa pertemuan berikutnya akan diadakan

evaluasi atau ulangan dengan materi yang telah diajarkan pada pertemuan

hari ini. Setelah itu guru mengakhiri pembelajaran dengan bacaan

hamdalah “Alhamdulillahi robbil alamin” bersama dilanjutkan guru

mengucapkan salam dan peserta didik serempak menjawabnya.

Pertemuan III

Pertemuan III dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal : Selasa, 10 November 2009

Waktu : 10.20-11.00 WIB

Materi : Evaluasi operasi penjumlahan dan pengurangan

pecahan

Guru membuka pelajaran dengan salam dan membaca basmalah

bersama, guru menyapa peserta didik dan absensi. Pada pertemian ini

semua peserta didik hadir. Guru mengingatkan kembali bahwa hari ini

56

akan dilakukan ulangan harian atau evaluasi materi pada pertemuan

sebelumnya yaitu operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan.

Sebelum guru membagikan soal evaluasi guru meminta peserta didik

untuk mengumpulkan tugas rumah yang diberikan pada pertemuan

sebelumnya. Lalu guru memberikan 2 soal kuis (lampiran 10) dengan

menulis soalnya di depan, sebagai pemantapan peserta didik sebelum

melakukan evaluasi. Pada saat itu tidak ada yang mau maju dan akhir nya

guru menunjuk satu orang untuk maju mengerjakan soal kuis tersebut,

tidak lama kemudian salah satu peserta didik maju untuk mengerjakan

soal kuis yang kedua. Guru bersama-sama peserta didik mengoreksi

bersama jawaban yang ada didepan. Setelah selesai guru meminta peserta

didik untuk memasukkan buku matematikanya ke dalam tas masing-

masing, kemudian guru membagikan lembar soal evaluasi.

Suasana kelas terlihat tenang saat peserta didik mulai mengerjakan

soal evaluasi. Peserta didik diberi waktu 20 menit untuk mengerjakan soal

evaluasi.

Gambar 4. Peserta didik mengerjakan evaluasi siklus I

Setelah waktu yang ditentukan selesai, peserta didik disuruh

mengumpulkan hasil pekerjaan evaluasi mereka. Guru mengakhiri

pelajaran dengan bacaan hamdalah dan salam.

57

b. Hasil Pengamatan dan evaluasi

Hasil pengamatan yang didapatkan oleh peneliti pada siklus pertama,

adalah sebagai berikut.

1) Hasil pengamatan peserta didik dalam pembelajaran

a) Peserta didik belum terbiasa belajar secara berkelompok, sehingga

diskusi dalam kelompok belum terlihat hidup. Akibatnya

pelaksanaan pembelajaran matematika dengan model tutor sebaya

belum terlaksana sebagaimana mestinya.

b) Peserta didik masih takut untuk bertanya maupun mengungkapkan

pendapat. Hanya baru 3 peserta didik saja yang sudah aktif jika

diberi umpan oleh guru.

c) Peserta didik belum bisa memaksimalkan waktu yang diberikan

untuk menyelesaikan tugas.

2) Hasil pengamatan aktivitas guru

a) Guru aktif memantau kegiatan peserta didik di dalam kelas,

dengan berkeliling saat peserta didik mengerjakan tugas.

b) Guru memberikan umpan kepada peserta didik agar peserta didik

aktif.

c) Guru selalu memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

bertanya, berpendapat, maupun komentar.

d) Guru kurang memotivasi peserta didik untuk belajar.

c. Refleksi

Dari hasil pengamatan pembelajaran tersebut dan hasil diskusi

antara peneliti dengan kolaborator ada beberapa hal tindakan yang akan

dilakukan pada tahap berikutnya yaitu siklus II untuk memperbaiki dan

meningkatkan hasil belajar terkait dengan pelaksanaan pembelajaran

58

matematika dengan menggunakan model pembelajaran tutor sebaya yang

membawa dampak pada prestasi belajar. Tindakan tersebut yaitu:

1. Berusaha lebih baik dalam memotivasi peserta didik untuk aktif dalam

mengerjakan tugas bersama dengan kelompok ataupun dalam diskusi.

2. Pada saat pembelajaran berlangsung kontak pandang guru terhadap

peserta didik tidak hanya tertuju pada seorang saja, tetapi menyeluruh.

3. Pembentukan kelompok belajar perlu ada perombakan anggota yaitu

dengan cara penyebaran peserta didik yang pandai merata semua di

semua kelompok belajar, sehingga diharapkan hasil pekerjaan

kelompok belajar baik berupa penemuan konsep maupun latihan soal-

soal dapat terselesaikan dengan baik dan lancar dari masing-masing

kelompok.

4. Memaksimalkan pembelajaran melalui model pembelajaran tutor

sebaya dengan memperhatikan konsep-konsep yang penting dalam

operasi bilangan pecahan dan pembelajaran lebih kontekstual.

5. Memberikan waktu untuk praktik langsung dan bertanya berkaitan

topik materi pelajaran.

6. Meningkatkan pengelolaan kegiatan pembelajaran di dalam kelas.

d. Evaluasi siklus I

Evaluasi pada siklus I ini dilakukan pada hari Selasa, tanggal 10

November 2009 dengan durasi waktu 20 menit. Pada evaluasi siklus I ini

guru memberikan soal evaluasi berjumlah 10 soal pilihan ganda. Adapun

hasil tes evaluasi siswa pada siklus I dapat dilihat pada lembar lampiran

13.

3 Siklus II

Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa tujuan penelitian

sudah tercapai, akan tetapi masih belum signifikan. Maka dilanjutkan pada

siklus II. Hal-hal yang belum sempurna di siklus I diperbaiki di siklus II.

a. Pelaksanaan Tindakan

Tabel 2. Jadwal pelaksanaan siklus I

59

Hari/Tanggal Waktu Pertemuan

ke-

Materi

Ahad,

15 November

2009

2 x 40’ 1 • Operasi perkalian

pecahan

• Operasi pembagian

pecahan dan

perluasan pecahan.

Selasa,

17 November

2009

1 x 40’ 2 • Evaluasi perkalian,

pembagian, dan

perluasan pada

pecahan.

Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut.

Pertemuan I

Pertemuan I dilaksanaan pada:

Hari/Tanggal : Ahad, 15 November 2009

Waktu : 10.20-11.40 WIB

Materi : Operasi perkalian, pembagian, perluasan pecahan.

Guru masuk kelas, lalu guru mengucapkan salam dengan

serempak peserta didik menjawab salam dari guru dan kemudian

disambung dengan membaca basmalah bersama, hal itu selalu dilakukan

peserta didik setiap mau memulai pembelajaran. Guru melakukan absensi

dengan bertanya kepada salah satu dari peserta didik yang duduk di

depan meja guru, “hari ini siapa yang tidak masuk?” mbak anisa salma

menjawab” Silvi Andriyani (sakit) dan Karina Widya armelia (ijin) bu!.

Setelah absensi guru melakukan appersepsi tentang materi sebelumnya,

dengan guru bertanya, “bagaimana cara mencari penjumlahan dan

pengurangan pecahan dengan penyebut berbeda?”, peserta didik

menjawab dengan bersama tapi tidak begitu jelas, kemudian guru

menyuruh peserta didik untuk tunjuk jari yang mau menjawab pertanyaan

dari guru. Ada 5 anak yang tunjuk jari mereka adalah Hanif Fauziyah,

60

Nidaan Khofiyya, Nurul Imaroh, Himmatul Elma, dan Anisa Salma. Tapi

guru hanya menunjuk satu orang yaitu Himmatul Elma, kemudian

dijawab pertanyaan itu, “ dengan cara menyamakan penyebutnya terlebih

dahulu dengan mencari KPKnya.” Guru memberi motivasi “ya bagus!”.

Guru memberikan umpan lagi dengan bertanya,” apa ada yang

berpendapat lain? Peserta didik diam dan kemudian guru menyimpulkan,

benar jawaban dari mbak Himma kalau mau mencari penjumlahan atau

pengurangan yang berpenyebut berbeda harus disamakan dahulu

penyebutnya dengan cara mencari KPKnya.

Setelah melakukan appersepsi, guru membagi peserta didik

menjadi 8 kelompok yang heterogen, dan guru menunjuk satu orang

untuk menjadi tutor sebaya pada masing-masing kelompok. pembagian

kelompok tersebut berdasarkan pada hasil evaluasi siklus I (lampiran 23).

Guru menyuruh peserta didik untuk berkelompok pada kelompoknya

masing-masing. Peserta didik sudah terlihat lebih cepat dan tidak lagi

saling berebut tempat dalam berkelompok dengan kelompoknya masing-

masing. Setelah suasana kelas tertib dan sudah pada kelompoknya

masing-masing guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada

masing-masing kelompok (lampiran 17), di dalam LKS tersebut

kelompok diminta untuk bisa menemukan konsep perkalian, pembagian,

dan menyelesaikan soal cerita pada perluasan pecahan. Di dalam masing-

masing kelompok tersebut terdapat satu tutor yang bertugas sebagai ketua

kelompok sekaligus sebagai pengajar apabila ada teman dalam

kelompoknya yang mengalami kesulitan atau belum paham. Guru

mengawasi jalannya diskusi, pada saat peneliti berkeliling memperhatikan

aktifitas diskusi kelompok 6 bertanya pada peneliti, “ bu maksudnya

pernyataan Berapa sisi tegaknya, berapa sisi datarnya, berapa luas

daerahnya, itu gimana bu?” peneliti menjawab, “ itu maksudnya kalian

disuruh memperhatikan gambar yang ada kemudian kalian amati sisi

tegaknya itu menunjukkan pecahan berapa? ,

sisi datarnya? ,

61

lalu luasnya? Panjang x lebar

= sisi datar x sisi tegak

= x

=

=

ya pintar, berarti luas daerah pada gambar itu ya sama dengan luas persegi

panjang karena daerah yang diarsir tersebut berbentuk persegi panjang.

Peneliti bertanya “bagaimana sudah paham?” sudah bu, terima kasih..!

kata kelompok 6.

Gambar 5. Diskusi LKS pada siklus II

Setelah selesai mendiskusikan LKS mereka dalam kelompok

masing-masing, guru meminta tutor perwakilan dari masing-masing

kelompok untuk maju memprosentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

62

Gambar 6. Tutor dari kelompok 2 sedang menulis hasil diskusinya.

Pada pertemuan kali ini peserta didik sudah mulai aktif dan

berani memberi komentar maupun pendapat pada hasil pekerjaan

temannya. Ketika guru meminta tutor dari masing-masing kelompok

memprosentasikan hasil diskusinya di depan, kelompok lain juga sangat

memperhatikan dan sudah aktif menanggapi atau bertanya. Setelah selesai

guru meberikan klarifikasi sedikit tentang tanggapan-tanggapan peserta

didik yang keliru sekaligus memberikan kesimpulan tentang materi

pekalian, pembagian, dan perluasan pada pecahan. Saat disuruh

menyimpulkan pun mereka serempak menyimpulkan pembelajaran

dengan semangat. Dan guru sudah baik dalam memberikan motivasi

belajar kepada peserta didik. Sebelum pembelajaran diahkiri, guru

memberikan tugas rumah. Dan pembelajaran diakhiri dengan bacaan

hamdalah kemudian guru salam, peserta didik menjawab dengan

serempak.

Pertemuan II

Pertemuan II dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal : Selasa, 17 November 2009

Waktu : 10.20-11.00 WIB

Materi : Evaluasi operasi perkalian, pembagian, perluasan

pecahan

63

Guru membuka pelajaran dengan salam dan membaca basmalah

bersama, guru menyapa peserta didik dan absensi. Pada pertemuan ini

semua peserta didik hadir. Guru mengingatkan kembali bahwa hari ini

akan dilakukan ulangan harian atau evaluasi materi pada pertemuan

sebelumnya yaitu operasi operasi perkalian, pembagian, perluasan

pecahan

. Setelah selesai guru bertanya kepada peserta didik, “apa kalian

suadah siap untuk ulangan?” kalau sudah siap semua buku harap

dimasukkan ke dalam tas. Kemudian guru membagikan lembar soal

evaluasi.

Suasana kelas terlihat tenang saat peserta didik mulai mengerjakan

soal evaluasi. Peserta didik diberi waktu 25 menit untuk mengerjakan

soal evaluasi.

Gambar 7. Peserta didik mengerjakan evaluasi siklus II

Bel berbunyi waktunya istirahat dan itu juga pertanda jam pelajaran

matematika berakhir. Guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan

hasil hasil pekerjaannya. Guru mengakhiri pembelajaran dengan bacaan

hamdalah dan salam yang kemudian dijawab serentak oleh peserta didik.

e. Pengamatan

64

Pelaksanaan tindakan siklus II yang teramati oleh peneliti adalah

sebagai berikut.

1) Hasil pengamatan aktivitas peserta didik

a) Peserta didik sudah banyak yang berani bertanya kepada guru,

pada siklus ke dua ini ada 8 peserta didik yang sudah mulai aktif

bertanya atau mengemukakan pendapat dan berkomentar atas

pendapat peserta didik lain.

b) Kemajuan peserta didik yang ditunjukkan dengan meningkatnya

prestasi belajar mereka.

2) Hasil pengamatan aktivitas guru

a) Sebagaimana biasanya, guru selalu memantau kegiatan peserta

didik, mengecek dan memperhatikan peserta didik, dan

mendorong agar peserta didik selalu lebih baik dari sebelumnya.

b) Guru senantiasa mendorong peserta didik untuk aktif dan tidak

takut dalam mengemukakan pendapat.

f. Refleksi

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari penelitian

menunjukkan bahwa pada siklus II pembelajaran sudah baik dari siklus

sebelumnya. Target meningkatnya hasil belajar peserta didik ditandai

dengan rata-rata hasil belajar peserta didik di atas 60 dengan ketuntasan

belajar 75% sudah tercapai pada siklus II. Sehingga peneliti dan guru

memutuskan tidak diadakan siklus berikutnya.

g. Evaluasi siklus II

Evaluasi pada siklus II ini dilakukan pada hari Selasa tanggal 17

November 2009 dengan durasi waktu 25 menit. Soal evaluasi ini

berjumlah 10 soal yang semuanya pilihan ganda.

C. PEMBAHASAN 

1. Prasiklus

65

Prasiklus didapat berdasarkan hasil wawancara dengan guru

matematika kelas VII C MTs NU Banat Kudus Ibu Nor Khusomah, SP.

Beliau mengatakan bahwa dalam pembelajaran matematika masih

menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas, sehingga peserta didik

kurang aktif dan masik takut dan malu dalam bertanya atau berpendapat

tentang materi yang belum di pahami. Pada prasiklus masih banyak terdapat

peserta didik yang memperoleh nilai di bawah KKM yang ditetapkan

Madrasah, yaitu 6,0. Pada daftar nilai peserta didik tahun ajaran 2008/2009

terdapat 26 peserta didik tidak tuntas belajar dari 51 peserta didik. Ini berarti

ketuntasan klasikal hanya mencapai 49%. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada

tabel berikut:

No. Pelaksanaan Siklus Rata-rata Ketuntasan klasikal

1. Prasiklus 57.5 49%

Table 3. hasil belajar prasiklus

2. Siklus I

Pada siklus I terlihat peserta didik belum begitu aktif dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran, mereka masih terlihat malu saat bertanya maupun

mengeluarkan pendapat saat pelajaran berlangsung. Dari hasil pengamatan

pada siklus I ini menunjukkan bahwa peserta didik belum dapat

menyesuaikan diri terhadap kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan

langkah-langkah pembelajaran tutor sebaya jadi pelaksanaan pembelajaran

tutor sebaya belum bisa sepenuhnya diaplikasikan.

Hasil belajar peserta didik pada siklus I yang diperoleh sudah

mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil belajar pada

prasiklus. Dari rata-rata kelas pada prasiklus yaitu 57,5 meningkat menjadi

69,8. Sedangkan pada ketuntasan klasikal dari 49% sudah meningkat menjadi

72,9%. Pada siklus I dari 48 peserta didik yang tidak tuntas belajar berjumlah

13 peserta didik. Dan ketuntasan klasikal mencapai 72,9%. Ini berarti bahwa

ketuntasan klasikal belum memenuhi indikator pencapaian yaitu 75%. Jadi

perlu perbaikan dan dilanjutkan pada siklus II.

66

Adapun hasil nilai evaluasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

No. Pelaksanaan Siklus Rata-rata Ketuntasan klasikal

1 Prasiklus 57.5 49%

2 Siklus 1 69,8 72,9%

Tabel 3. Perbandingan hasil evaluasi prasiklus dan siklus I

3. Siklus II

Pada pembelajaran siklus II peserta didik sudah terlihat aktif dibandingkan

pada prasiklus dan siklus I. Pada siklus II peserta didik sudah berani untuk

menyampaikan pendapat terhadap suatu pembahasan materi yang sedang

dipelajari, bertanya tentang materi yang belum dipahami, maupun memberikan

komentar terhadap hasil pekerjaan temannya yang ditulis atau diprosentasikan di

depan yang dirasa masih kurang tepat. Pada siklus II ini peserta didik sudah

mulai terbiasa bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok maupun

berdiskusi. Peserta didik terlihat lebih semangat dalam menyelesaikan soal-soal

yang diberikan guru.

Dalam menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan pada bilangan

pecahan, prosentase nilai yang diraih kelas sebanyak 72,9% dan nilai rata-rata

yang dicapai 69,8. Maka dapat dikatakan bahwa pada siklus I dengan materi

pokok penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan belum mencapai

ketuntasan klasikal yaitu sebesar 75%. Maka perlu adanya siklus lanjutan serta

perbaikan dari refleksi siklus I.

Ketidakberhasilan siklus I terjadi karena adanya beberapa faktor yaitu guru

terlalu cepat dalam menjelaskan materi pelajaran serta kurang memberikan

bimbingan dan motivasi kepada peserta didik. Dari pengamatan yang telah

dilakukan secara menyeluruh oleh peneliti tampak bahwa proses pembelajaran

masih kurang lancar. Kesiapan peserta didik di kelas belum maksimal saat

disuruh mendemonstrasikan hasil diskusinya di depan kelas. Untuk itu perlu

dilakukan perbaikan dalam melaksanakan tindakan pembelajaran dikelas.

67

Kemudian peneliti melanjutkan pada siklus II dengan bahasan operasi perkalian

dan pembagian serta perluasan materi pada bilangan pecahan.

Kekurangan dalam siklus I harus menjadi bahan pertimbangan yang penting

bagi guru pada saat penyusunan siklus II. Sebab siklus II merupakan

penyempurnaan dari siklus I. Dan siklus II harus lebih baik dari pada siklus I.

Pada siklus II guru sudah lebih memperhatikan dan memberi bimbingan

yang lebih baik khususnya pada peserta didik yang belum tuntas pada siklus I.

Siklus II ketuntasan klasikal yang dicapai adalah 89,5% dengan nilai rata-rata

76,04. Banyaknya peserta didik yang sudah tuntas ada 43 peserta didik. Ini

berarti pada siklus II sudah mencapai indikator pencapaian.

Setelah observasi selesai dilaksanakan peneliti bersama guru mitra

sebagai kolaborator dalam Penelitian Tindakan Kelas dikelas VIIC MTs NU

Banat Kudus, kemudian mengadakan diskusi berkaitan dengan pelaksanaan

kegiatan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran tutor sebaya pada

tahap siklus II.

Hasil diskusi tersebut berkaitan pembahasan hasil tindakan dari tahap

prasiklus, siklus I dan siklus II yaitu:

Hasil tes akhir juga menunjukkan peningkatan dari tahap prasiklus, siklus

1 dan siklus 2 .

Tabel 4

Perbandingan Rata-Rata Tes Akhir pada Tahap Prasiklus, Siklus 1 dan

Siklus II

No. Pelaksanaan Siklus Rata-rata Ketuntasan klasikal

1 Prasiklus 57.5 49%

2 Siklus 1 69,8 72,9%

3 Siklus 2 76,04 89,5%

Kesimpulan dari proses pembelajaran siklus II adalah hasil tes belajar

peserta didik pada materi pokok operasi bilangan pecahan, yaitu peserta didik

yang memperoleh nilai ≥ 60 adalah 76%. Hal ini disebabkan guru dalam

menyampaikan materi sudah baik dan mengulangi pembelajaran jika peserta

68

didiknya belum jelas. Peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran karena

peserta didik dilibatkan secara langsung. Dengan demikian ada peningkatan dari

tahap prasiklus, siklus I sampai siklus II. Oleh karena itu hipotesis tindakan dapat

tercapai. Hal ini menandakan bahwa indikator keberhasilan dalam pembelajaran

telah tercapai pula.

67

BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

Berdasarkan deskripsi data dan analisis penelitian tentang meningkatkan

hasil belajar matematika pada materi pokok operasi bilangan pecahan melalui

model pembelajaran tutor sebaya peserta didik kelas VII C semester I MTs NU

Banat Kudus dari bab I sampai bab IV, maka pada akhir skripsi ini dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan model

pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas

VII C semester I MTs NU Banat Kudus tahun ajaran 2009/2010 pada materi

pokok operasi bilangan pecahan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan

niali skor test akhir dari masing-masing siklus yang dapat dilihat dari perolehan

skor yang diprosentasikan melalui pengamatan tentang hasil belajar peserta didik

dengan indikator keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran. Untuk

prosentase peningkatan hasil belajar peserta didik pada proses pembelajaran

matematika materi pokok operasi bilangan pecahan di MTs NU Banat Kudus dari

pra siklus, siklus I, dan siklus II, yaitu 49%, 72,9%, 89.5%. dan juga dapat dilihat

dari nilai rata-rata pada masing-masing siklus yaitu pra siklus 57,5, meningkat

menjadi 69,8 pada siklus I, meningkat 76,04 pada siklus II. Peningkatan nilai test

diatas telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 6,0.

B. SARAN

Mengingat pentingnya metode pembelajaran tutor sebaya untuk

meningkatkan semangat belajar peserta didik, peneliti mengharapkan beberapa

hal yang berhubungan dengan masalah tersebut diatas sebagai berikut.

68

a. Untuk Guru Matematika

1. Hendaknya dalam proses belajar mengajar, guru harus benar-benar paham

menyiapkan pembelajaran dengan sebaik mungkin, agar materi

tersampaikan secara maksimal.

2. Hendaknya pembelajaran dirancang sedemikian rupa dan memperkaya

variasi mengajar. Hal ini untuk mengantisipasi kejenuhan yang dialami

oleh peserta didik. Dan selalu memantau perkembangannya terutama dari

perilaku, pemikiran dan pemahaman terhadap materi yang diajarkan.

3. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran

tutor sebaya pada mata pelajaran matematika agar dapat dilakukan tidak

hanya sampai pada selesainya penelitian ini saja, akan tetapi dilanjutkan

dan dilaksanakan secara kontinue sebagai program untuk meningkatkan

semangat dan mengurangi kejenuhan pada waktu melaksanakan

pembelajaran.

b. Pihak sekolah

1. Hendaknya seluruh pihak sekolah mendukung dalam kegiatan

pembelajaran yang berlangsung.

2. Memfasilitasi proses pembelajaran dengan melengkapi sarana dan

prasarana yang dibutuhkan.

3. Kepada semua pihak sekolah terutama para guru, sudah seharusnya

meningkatkan kompetensi termasuk kompetensi profesional serta

membekali diri dengan pengetahuan yang luas, karena sesungguhnya

kompetensi yang dimiliki oleh guru sangat mempengaruhi keberhasilan

proses pembelajaran, yang akhirnya akan dapat menghasilkan siswa yang

berprestasi, berbudi pekerti luhur, dan berakhlaqul karimah yang mampu

berdampak positif pada perkembangan dan kemajuan sekolah.

69

C. PENUTUP

Dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini, peneliti tak lupa

mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas Rahmat,

Taufiq dan Hidayah-Nya.

Peneliti menyadari adanya kekurangan dan kelemahan yang ada dalam

skripsi ini, oleh karena itu saran dan kritik dari berbagai pihak tetap peneliti

harapkan. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi peneliti pada khususnya dan

pembaca pada umumnya.

Akhirnya tak lupa peneliti sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu sepenuhnya dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga amal

ibadahnya diterima oleh Allah SWT. Amin.

DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesuilitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta,

1999. Akrom, “Penerapan metode Tutor Sebaya dalam upaya mengoptimalkan pemebelajaran mata

pelajaran KKPI”, http://smkswadayatmg.wordpress.com/2007/09/27/penerapan-metode-tutor-sebaya-dalam-upaya-mengoptimalkan-pemebelajaran-mata-pelajaran-kkpi/, (diakses pada tanggal 19 November 2009).

Abdul Sholeh Aziz, Abdul Aziz Abdul Majid, al Tarbiyah wa Thuruqu al Taddrs, juz 1,

Mesir: Dar al-Ma’arif, 1968. Arikunto, Suharsimi, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta,

2006, Cet. 13

B. Uno, Hamzah, Model Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008, Ed.1, Cet. 3. Churiyati RF, Profil MTs NU Banat Kudus Tahun Ajaran 2009/2010, ( yang diperoleh pada

hari kamis tanggal 1 November 2009). Dalyono,M, Psikologi pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997. Djamarah Syaiful Bahri, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta,

2006. Ghony, Djunaidy, Penelitian Tindakan Kelas, Malang: UIN Malang Press, 2008. Hamsa, “Metode Tutor Sebaya”, http://alief-hamsa.blogspot.com/2009/05/metode-tutor-

sebaya.html., hlm. 2 (diakses pada hari selasa, 17 november 2009) Jihad Asep, Pengembangan Kurikilum, Matematika (Tinjauan Teoritis dan Historis),

Bandung: Multi Pressindo, 2008. Kurniawati, Hajar Puji, Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Kartu Sortir dan Tutor

Sebaya Dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X Semester 1 SMA KOLOMBO Sleman Yogyakarta Tahun Pelajaran 2006/2007, prodi kimia, fakultas tarbiyah, 2007.

Muchih Saekan M, dkk., Classroom Action Research, Semarang: Rasail Media Group, 2009. Mudjiono, Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Muijs, Daniel dan David Reynolds, Effectif Teaching Teori dan Aplikasi, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2008, Cet. 1.

Munawar Indra, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar”,

http://Indramunawar.blogspot.com/2009/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-hasil.html

Muslich Mansur, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual ,Jakarta: PT.

Bumi Aksara, 2008. Mustaqim, Ilmu Jiwa Kependidikan, Semarang: 2007.

Mutadi, pendekatan efektif dalam pembelajaran matematika, Semarang: Balai Diklat

Keagamaan Semarang. Negoro, ST, & B. Harahap, Ensiklopedia Matematika, Bogor Selatan: Ghalia Indonesia,

2005. Purwanto, M. Ngalim, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT

Rosdakarya, 2000, Cet 9. RI DEPAG, Al Qur’an Al Karim dan Terjemahnya, Semarang: PT. Karya Toha Putra. _________, Standar Isi Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: Direktur Jendral Pendidikan Islam,

2006. R. Soedjadi, R, Kiat Pendidikan Matematika di indonesia, Jakarta: Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, 2000.

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995.

Silberman, Melvin L, Active Learning 101 cara belajar siswa aktif, Bandung: Penerbit

Nusamedia kerjasama Penerbit Nuansa, 2004), Cet.1. Soemanto, Wasty, psikologi pendidikan landasan kerja pemimpin pendidikan, Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 1998 Solikhah, Nara Penerapan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah dengan Bantuan Tutor

Sebaya dalam Pembelajaran Matematika di SMP 5 Depok Yogyakarta, prodi matematika, fakultas tarbiyah, 2007.

Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

1999, Suhesetya, Sawali, “Diskusi Kelompok Terbimbing Metode Tutor Sebaya”,

http://sawali.info/2007/12/29/diskusi-kelompok-terbimbing-tutor-sebaya/ (di akses hari selasa, tanggal 17 November 2009).

Sukasih, Endang, Meningkatkan Hasil Belajar Pokok Bahasan Penjumlahan dan Pengurangan dengan Cara Menyimpan atau Meminjam Melalui Implementasi Model Pembelajaran Tutor Sebaya dalam Diskusi Kelompok Kecil Pada Siswa Kelas II SD

Supriyai Semarang Tahun Pelajaran2005/2006, prodi matematika, fakultas tarbiyah, UNNES, 2006.

Sukino, dan Wilson simangunsong, Matematika untuk SMP Kelas VII, Jakarta: Erlangga. Suparno, Paul, Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik & Menyenangkan,

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007. Suprijono,Agus, Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2009, Cet. I. Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.

Suyitno, Amin, Pemilihan Model-Model Pembelajaran dan Penerapannya di SMP,

Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES , 2007. Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi

Pustaka, Cet.1, 2007, Cet. 1. Wahidmurni dan Nur Ali, Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama dan Umum Dari

Teori Menuju Praktik Disertai Contoh Hasil Penelitian, Malang: UIN Malang Press, 2008, Cet. 2.

. Wiriaatmadja, Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT Rosdakarya, 2005.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nasimatul Wardiyyah

NIM : 3105345

Tempat Tanggal Lahir : Kudus, 2 September 1987

Nama Orang Tua

Ayah : H. MC. Thoriq

Ibu : Hj. Shorihah

Alamat asal : Ds. Kauman Menara Kudus

Riwayat pendidikan : 1. RA NU Banat Kudus Lulus tahun 1993

2. MI NU Banat Kudus Lulus tahun 1999

3. Mts. NU Banat Kudus Lulus tahun 2002

4. MA NU Banat Kudus Lulus tahun 2005

5. IAIN Walisongo Semarang Masuk tahun 2005

Lampiran 1

DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS VII C

MTs NU BANAT KUDUS

TAHUN AJARAN 2009/ 2010

No NIS NAMA

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

8513

8515

8516

8548

8553

8559

8566

8571

8581

8590

8591

8595

8597

8599

8601

8602

8606

8607

8614

8620

8649

8651

8655

8675

8679

Anis Khumaidah

Anisa Salama

Anisatul Fu’adiyyah

Dhurra Ayu Tsalatsia

Diana Nurul Aini

Dyah Ayu Sekar Melati

Eni Rohmah

Fachriatul Ummah NB

Faukhil Wardah

Fitria Dwi Puspita Sari

Fitria Khoirin Nida

Hajar Amimah

Hanif Fauziyah

Harisatul Qoyyimah

Hilma Furaidha

Himmatul Elma

Ikmila Saniyal Muna

Imamatul Qudsiyah

Irma Rohmawati

Karina Widya Armelia

Luthfa Umi Azizah

Mafa Idatus Sholikah

Marwatunnisa Al- Mubaroka

Nada Alifatul Muna

Naela Nabila

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

35.

36.

37.

38.

39.

40.

41.

42.

43.

44.

45.

46.

47.

48.

8681

8688

8694

8695

8718

8725

8733

8738

8742

8744

8752

8753

8754

8755

8756

8763

8767

8771

8774

8781

8783

8802

8810

Naili Izzatul Khoirina

Nazih Silvia

Nida Adzkiya

Nidaan Khofiyya

Nurul Imaroh

Rida Luthfiana Wakhidah

Rizki Astiananda

Roffany Haznati Parwakar

Salma Fitria

Saylin Nichlah Fachriyah

Silma Yasari

Silvi Andriyani

Silviana Camellia Dewi

Sima Cindy Masyhuri

Siska Septya Ariana

Siti Umi Ulfa Latifah

Syarifa Rahma Amalia

Teti Mualifah

Tirza Luthfia Lailitsari Agus

Ulfatul Muzakkiyah

Uli Irbah

Wulan Jari Husnul Khotimah

Zahrotul ‘Uyuni

Lampiran 2

DAFTAR NILAI ULANGAN HARIAN MATERI PECAHAN

TAHUN AJARAN 2008/ 2009

MTs NU BANAT KUDUS

(Pra Siklus)

No INDUK NAMA NILAI Ket.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

8142

8144

8145

8149

8152

8164

8167

8180

8192

8195

8201

8203

8213

8219

8228

8230

8232

8239

8247

8253

8272

8274

8292

8298

Alfiulin Nikmah

Alfia Firyal Farhana Zul

Aliya Rahmawati

Aminah Sania

Ana Nafisatul Muflichah

Arina Zulfa

Ashfa Hidyah

Churriyatul Aziziyah

Dian Ayu Mutmainnah

Dina Wachidatus Salamah

Eka Fitriani

Elsa Kurnia Ni’mah

Fachrida Achmad

Farah Maulida

Fikriyah Melinda Sari

Fitri Utami Juliyanti

Fitriana Falikhatin Nihaya

Hardiani Amalia

I’anatunniswah

Ika Novita

Khodijatus Surur

Khoirin Nur Laili

Lubaba

Lusiana

42

52

62

50

40

67

60

68

53

62

67

61

47

64

65

57

55

53

63

60

60

66

52

62

Tidak Tuntas

Tidak Tuntas

Tuntas

Tidak Tuntas

Tidak Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tidak Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tidak Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tidak Tuntas

Tidak Tuntas

Tidak Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tidak Tuntas

Tuntas

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

35.

36.

37.

38.

39.

40.

41.

42.

43.

44.

45.

46.

47.

48.

49.

50.

51.

8301

8304

8309

8312

8314

8319

8331

8333

8340

8363

8370

8379

8384

8416

8418

8422

8427

8429

8433

8442

8452

8458

8470

8480

8484

8485

8486

Luthfatul Khoirul Ummah

Malikhatuz Zahroh

Maulida Ulya

Maulidina Aulia Dewi

Maurizca Salsabilla Rifa

Melisa Mariyam Jamilah

Nahila Salsabila

Naila Sulma

Nailin Nafisah

Noor Aini

Nor Hidayah

Nurul Firda Fatkhiyati. RD

Nurul Risna Chasanah

Shifa’ul Jannah Furoda

Sholikhah Zida Sakinatul

Siti Khodriyah

Soraya Inaratud Dujja

Suci Ariani Khumairo’

Syifa Alifatul Firdaus

Uus Safitri

Usrotul Yumna

Vina Azizatul Khusni

Wilda Siddatul Farokha

Zuhaidatun Nubailah

Zulia Ulfa

Zuliana Choirun Nisa’

Zuliatun

58

40

60

55

73

57

53

73

59

63

43

47

54

61

66

70

50

65

58

55

62

46

58

61

52

42

60

Tidak Tuntas

Tidak Tuntas

Tuntas

Tidak Tuntas

Tuntas

Tidak Tuntas

Tidak Tuntas

Tuntas

Tidak Tuntas

Tuntas

Tidak Tuntas

Tidak Tuntas

Tidak Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tuntas

Tidak Tuntas

Tuntas

Tidak Tuntas

Tidak Tuntas

Tuntas

Tidak Tuntas

Tidak Tuntas

Tuntas

Tidak Tuntas

Tidak Tuntas

Tuntas

Rata-rata 57.5

Ketuntasan Klasikal 49%

• Rata-rata = n

f∑ = 292951

= 57.5

Di mana,

∑ f : Jumlah nilai

n : Jumlah peserta didik

Rata-rata pada tahap prasiklus mencapai 57.5, pada tahap ini berarti belum mencapai indikator

keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 60.

• P = S

N × 100 %

P = 25 51

× 100%

P = 49 %

Keterangan:

P = Persentase ketuntasan belajar

S = Jumlah peserta didik yang mencapai tuntas belajar

N = Jumlah total peserta didik

Dan ketuntasan klasikal 49 %, ini juga berarti belum mencapai indikator yang telah ditentukan yaitu 75%

Lampiran 3

NILAI PRE- TEST KELAS VII C

MTs NU BANAT KUDUS

No NIS NAMA NILAI

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

8513

8515

8516

8548

8553

8559

8566

8571

8581

8590

8591

8595

8597

8599

8601

8602

8606

8607

8614

8620

8649

8651

8655

8675

8679

8681

Anis Khumaidah

Anisa Salama

Anisatul Fu’adiyyah

Dhurra Ayu Tsalatsia

Diana Nurul Aini

Dyah Ayu Sekar Melati

Eni Rohmah

Fachriatul Ummah NB

Faukhil Wardah

Fitria Dwi Puspita Sari

Fitria Khoirin Nida

Hajar Amimah

Hanif Fauziyah

Harisatul Qoyyimah

Hilma Furaidha

Himmatul Elma

Ikmila Saniyal Muna

Imamatul Qudsiyah

Irma Rohmawati

Karina Widya Armelia

Luthfa Umi Azizah

Mafa Idatus Sholikah

Marwatunnisa Al- Mubaroka

Nada Alifatul Muna

Naela Nabila

Naili Izzatul Khoirina

80

100

80

70

70

60

70

60

50

50

60

50

60

70

100

90

100

80

70

60

50

60

50

90

100

100

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

35.

36.

37.

38.

39.

40.

41.

42.

43.

44.

45.

46.

47.

48.

8688

8694

8695

8718

8725

8733

8738

8742

8744

8752

8753

8754

8755

8756

8763

8767

8771

8774

8781

8783

8802

8810

Nazih Silvia

Nida Adzkiya

Nidaan Khofiyya

Nurul Imaroh

Rida Luthfiana Wakhidah

Rizki Astiananda

Roffany Haznati Parwakar

Salma Fitria

Saylin Nichlah Fachriyah

Silma Yasari

Silvi Andriyani

Silviana Camellia Dewi

Sima Cindy Masyhuri

Siska Septya Ariana

Siti Umi Ulfa Latifah

Syarifa Rahma Amalia

Teti Mualifah

Tirza Luthfia Lailitsari Agus

Ulfatul Muzakkiyah

Uli Irbah

Wulan Jari Husnul Khotimah

Zahrotul ‘Uyuni

80

60

70

80

50

60

70

80

80

70

50

80

100

90

60

70

60

100

90

70

80

90

Lampiran 4

SOAL PRE- TEST

Berilah tanda silang pada a, b, c, atau d untuk jawaban yang benar!

1. Pecahan-pecahan berikut senilai dengan 45 , kecuali…

a. 8

10 c. 16

25

b. 1215

d. 2025

2. Dari pernyataan-pernyataan berikut:

i. 27

< 29 iii. 5

8 < 4

9

ii. 35

< 67 iv. 2

7 < 3

8

Yang benar adalah…

a. Hanya (i) dan (ii)

b. Hanya (i) dan (iv)

c. Hanya (ii) dan (iii)

d. Hanya (ii) dan (iv)

3. Pecahan 56

, 23

dan 57 dalam urutan naik adalah…

a. 23

, 57

, dan 56 c.

57

, 56

, dan 23

b. 23

, 56

, dan 57 d.

56

, 57

, dan 23

4. Hubungan yang benar untuk pecahan 34

56

, dan 12

adalah…

a. 34

< 56

< 12 c.

56

< 34

< 12

Hari/ Tanggal :

Nama :

Kelas :

b. 12

< 34

< 56 d.

34

< 12

< 56

5. Bentuk decimal dari 7

40 adalah…

a. 0,025 c. 0,25

b. 0, 175 d. 1,75

6. Bentuk pecahan yang paling sederhana dari 0,085 adalah…

a. 1720

c. 17

20

b. 1740

d. 17

40

7. Pecahan 58

dinyatakan dalam bentuk permil menjadi…

a. 12,5 % c. 125 %

b. 62,5 % d. 625 %

8. 16 23

% dinyatakan dalam bentuk pecahan menjadi…

a. 16 c. 7

10

b. 1

6 d.

710

9. Sebuah bambu mempunyai panjang 20 m, berapakah panjang 25 bagian bambu?

a. 5 meter c. 7 meter

b. 6 meter d. 8 meter

10. 397

bila diubah dalam bentuk campuran menjadi…

a. 5 c. 5

b. 5 d. 5

Lampiran 5

LEMBAR JAWAB SOAL PRE-TEST

1. C : Pecahan 45 senilai dengan

45

= 810

= 1215

= 1620

= 2025

2. D : ( i) 27

< 29

= 1863

< 1463

) ( Salah )

( ii ) 35

< 67

= 2135

< 3035

( Betul )

( iii ) 58

< 49

= 4572

< 3272

( Salah )

( iv ) 27

< 38

= 1656

< 2156

( Betul )

3. A : 56

= 3542

, 23

= 2842

, 57

= 3042

, Jadi jika diurutkan naik menjadi 23

, 57

, 56

karena 23

< 57

< 56

4. B : 34

= 912

, 56

= 10 , 12

= 612

, Jadi 12

< 34

< 56

5. B : Bentuk decimal dari 7

4 = 7 × 25

40 × 25 = 175

1000 = 0,175

6. C : 0,085 85

1000 , 85 : 5

1000 : 5 = 17

200

7. D : 58 x 1000 % = 5000

8 % = 625 %

8. A : 16 23 % = 50

3 % = 50

3 x 1

100 = 50

3 = 1

6

9. D : Panjang bambu 20 meter, panjang 25 bagian bambu,

25 x 20 = 8 meter

10. C : 397

= 39 : 7 = 5, sisa 4, jadi, 397

= 5 47

Lampiran 6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PADA SIKLUS I

PERTEMUAN PERTAMA

Nama Sekolah : MTs NU Banat Kudus

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VII / Gasal

Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit

Standar Kompetensi :1.Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya

dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar :1.1.Melakukan operasi hitung bilangan pecahan

Indikator :1.1.1. Mampu menyelesaikan operasi hitung penjumlahan pada

bilangan pecahan

1.1.2. Mampu menyelesaikan operasi hitung pengurangan pada

bilangan pecahan

1.1.3. Mampu menyelesaikan operasi hitung perkalian pada

bilangan pecahan

1.1.4. Mampu menyelesaikan operasi hitung pembagian pada bilangan

pecahan serta pemecahan masalah pada soal-soal perluasan

operasi pecahan

(Indikator 1& 2)

I. Tujuan pembelajaran

- Dengan melakukan pengamatan dan diskusi bersama, peserta didik dapat

menyelesaikan operasi hitung bilangan pecahan pada penjumlahan pecahan.

- Dengan melakukan pengamatan dan diskusi bersama, peserta didik dapat

menyelesaikan operasi hitung bilangan pecahan pada pengurangan pecahan.

II. Materi ajar : operasi bilangan pecahan

- Penjumlahan dan pengurangan pecahan

Apabila penyebut pada pecahan sama, maka ac + bc =

a + bc

atau ac - bc =

a ‐ bc

Jumlahkan

pembilang (penjumlahan pecahan) atau kurangkan pembilang (pengurangan pecahan).

Apabila penyebut berbeda maka, disamakan penyebutnya dahulu dengan cara mencari

KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil) dari masing-masing penyebut. Dengan a, b, c €

Z dan c ≠ 0

III. Model dan Metode Pembelajaran

Model Pembelajaran : Tutor Sebaya

Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya-jawab, diskusi dan pemberian tugas. 

IV. Langkah-langakah pembelajaran

No Kegiatan Pembelajaran Pegorganisasian

Siswa Waktu

Pendahuluan

1. Apersepsi : Tanya jawab tentang pengertian dan

contoh bilangan pecahan. Contoh bilangan senilai

dengan melalui kelipatan persekutuan terkecil (KPK),

sebagai (pra syarat)

K 7 menit

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran K 3 menit

Kegiatan Inti

3. Guru membagi kelompok belajar (tiap kelompok 4-5

peserta didik) berdasarkan hasil pre-tes. Dengan

peserta didik yang pandai disebar ke kelompok untuk

menjadi tutor sebaya.

G 6 menit

4. Guru membagikan lembar kerja pada masing-masing

kelompok belajar untuk didiskusikan.

G 4 menit

5. Kelompok belajar mendiskusikan dan mengerjakan

lembar kerja siswa (LKS) siklus I

G 30 menit

6. Melalui wakilnya atau tutornya, tiap-tiap kelompok

memaparkan hasilnya di depan, disertai dengan

G 15 menit

laporan pekerjaan kelompok belajar

Penutup

7. Guru memberikan simpulan dan klarifikasi seadanya

tentang pemahaman peserta didik yang perlu di

luruskan

K 10 menit

8. Guru memberikan tugas PR yaitu lembar tugas siswa

(LTS) siklus I

I 3 menit

9. Guru membubarkan kelompok belajar dan kembali

duduk seperti semula

K 2 menit

Keterangan : G = Group, K = Klasikal, I = Individu

V. Alat dan sumber belajar

Buku paket matematika SMP kelas VII penerbit Erlangga dan LKS

VI. Penilaian Jenis Tagihan : LKS

Bentuk tagihan : uraian

Contoh dan Soal Instrumen:

Tentukan hasil penjumlahan dan pengurangan bilangan-bilangan berikut: 

1. Penjumlahan

a. 56

53+    = ......................

b. 52

43+ = ......................

 

2. Pengurangan

a. 41

43−    = ...................

b. 83

45−   = ...................

Kudus, 20 Oktober 2009

Guru matematika peneliti

Nor Khusomah, SP Nasimatul Wardiyyah

Mengetahui,

Kepala MTs NU Banat Kudus

Hj. Churyati RF, S.Pd.I

 

 

 

 

Lampiran 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PADA SIKLUS I

PERTEMUAN KEDUA

Nama Sekolah : MTs NU Banat Kudus

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VII / Gasal

Alokasi Waktu : 1 x 40 Menit

Standar Kompetensi :1.Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya

dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar :1.1.Melakukan operasi hitung bilangan pecahan

Indikator :1.1.1. Mampu menyelesaikan operasi hitung penjumlahan pada

bilangan pecahan

1.1.2. Mampu menyelesaikan operasi hitung pengurangan pada

bilangan pecahan

1.1.3. Mampu menyelesaikan operasi hitung perkalian pada

bilangan pecahan

1.1.4. Mampu menyelesaikan operasi hitung pembagian pada

bilangan pecahan serta pemecahan masalah pada soal-soal

perluasan operasi pecahan

(Indikator 1& 2)

I. Tujuan Pembelajaran

- Dengan melakukan pengamatan dan diskusi bersama, peserta didik dapat

menyelesaikan operasi hitung bilangan pecahan pada penjumlahan

- Dengan melakukan pengamatan dan diskusi bersama, peserta didik dapat

menyelesaikan operasi hitung bilangan pecahan pada pengurangan

II. Materi Ajar

- Penjumlahan dan pengurangan pecahan

Apabila penyebut pada pecahan sama, maka ac +

bc =

a + bc

atau ac -

bc =

a ‐ bc

Jumlahkan pembilang (penjumlahan pecahan) atau kurangkan pembilang

(pengurangan pecahan). Apabila penyebut berbeda maka, disamakan penyebutnya

dahulu dengan cara mencari KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil) dari masing-

masing penyebut. Dengan a, b, c € Z dan c ≠ 0

III. Model dan Metode Pembelajaran

Model Pembelajaran : Tutor Sebaya

Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya-jawab, diskusi dan pemberian tugas. 

IV. Langkah-langkah pembelajaran

No Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian

Siswa waktu

Pendahuluan

1. Guru memeriksa dan meminta mengumpulkan jawaban tugas

rumah yang diberikan pada pertemuan pertama.

K 2 menit

2. Guru memberikan soal kuis siklus I, sebagai pemantapan

peserta didik sebelum dilaksanakan tes siklus I,

I 8 menit

kegiatan inti

3. Guru membagikan soal ulangan atau tes siklus I, pada semua

peserta didik.

I 2 menit

4. Guru mengawasi jalannya pelaksanaan ulangan / tes siklus I,

yang dikerjakan secara individu.

K 20 menit

5. Guru mengumpulkan hasil ulangan atau tes siklus I setelah

selesai dikerjakan dengan waktu yang sudah di tentukan.

K 3 menit

Penutup

6. Guru membimbing / menginformasikan cara belajar yang

baik, untuk diterapkan pada siklus II.

K 5 menit

Keterangan : K = Klasikal, I = Individu

V. Alat dan sumber belajar

- Buku paket matematika SMP Kelas VII dan referensi lain.

VI. Penilaian

Jenis Tagihan : Evaluasi

Bentuk tagihan : pilihan ganda, tes tertulis

Contoh dan Soal Instrumen : terlampir

Kudus, 20 Oktober 2009

Guru matematika Peneliti

Nor Khusomah, S.P Nasimatul Wardiyyah

Mengetahui,

Kepala MTs NU Banat Kudus

Hj. Churyati Rf, S.Pd.I

 

 

 

Lampiran

Sub Poko

Hari / Ta

Nama K

Kelas / Se

PENJUM

A

Dari gam

1. g

2. g

3. ji

ja

KESIMP

n 8

L

ok Bahasan

anggal

Kelompok

emester

MLAHAN B

Di

A

mbar diatas,

ambar A me

ambar B me

ika gambar A

adi, gambar A

PULAN : .....

....

LEMBAR

: P

: …

: 1.

2.

3.

: V

BERPENYE

gabung

enunjukkan m

enunjukkan m

A dan B di g

A + gambar

+

....................

...................

R KEGIAT

Penjumlahan

………………

.

.

.

VII / Gasal

EBUT SAM

B

model pecah

model pecah

gabungkan m

r B = gamba

=

....................

....................

TAN SISW

dan Pengur

………………

MA

han

han

maka menjad

ar C

....................

....................

WA SIKLU

angan Pecah

………..

4.

5.

6.

di gambar C

....................

....................

US I

han

C

Gb.1

...................

...................

NB : Un

PENJUM

Dari gam

1. G

2. G

3. G

4. G

5. A

6. A

7. Ji

Ja

KESIMP

D

ntuk pengu

berpenyebu

MLAHAN D

A

D

C

mbar di atas

Gambar A me

Gambar B me

Gambar C me

Gambar D me

Apakah gamb

Apakah gamb

ika gambar C

adi, (gambar

(

PULAN : .....

DI ganti

urangan be

ut sama

DENGAN P

Di gabung

enunjukkan

enunjukkan

enunjukkan

enunjukkan

bar A dan ga

bar B dan ga

C dan gamba

r A = gamba

=

....................

rpenyebut

PENYEBUT

B

D

model pecah

model pecah

model pecah

model pecah

ambar C sam

ambar D sam

ar D digabun

ar C) + (gam

) + (

....................

Di ganti

sama kons

T BERBEDA

han

han

han

han

ma? ..............

ma? ..............

ngkan maka

mbar B = gam

=

....................

epnya sam

A

E

....................

....................

akan menja

mbar D) = ga

) =

....................

a dengan p

Gb. 2

....................

...................

di gambar E

ambar E

....................

penjumlaha

E.

....

an

..............

..............

NB: U

p

Lengkap

3. Penju

a. 53

=

=

2. Pengur

a. 43−

=

=

...................

...................

Untuk pe

enjumlahan

pilah titik-titi

umlahan

56

53+

.........

.........

+

..........

angan

41

.........

.........

..........

...................

...................

engurangan

n berpenyeb

ik di bawah i

....................

....................

berpeny

but beda.

ini,

....................

....................

yebut bed

  52

43+

= .......

.......

+

= ..........

b. 83

45−

= .......

.......

= ..........

....................

....................

da konsep

....................

.....

pnya sam

....................

ma denga

...

an

Lampiran

KU

Penj1. G

2. G

3. JiJa

KES

Penj

1. G

2. G

3. G

4. G

5. A

6. A

7. Ji

Ja

KES

n 9

UNCI JAW

jumlahan BGambar A me

Gambar B me

ika gambar Aadi, gambar

SIMPULAN

jumlahan d

Gambar A me

Ganbar B me

Gambar C me

Gambar D me

Apakah gamb

Apakah gamb

ika gambar C

adi, (gambar

(

SIMPULAN

WABAN L

Berpenyebutenunjukkan

enunjukkan

A dan gambaA + gamba

+

N : Apabila opembilanuntuk ope

engan peny

enunjukkan

nunjukkan m

enunjukkan m

enunjukkan

bar A dan ga

bar B dan ga

C dan gamba

r A = gamba

=

N : Untuk meharus me

LEMBAR

t Sama model pecah

model pecah

ar B digabunar B = gam

=

operasi pada ngnya bisa laerasi pengur

+ =

- =

yebut berbed

model pecah

model pecah

model pecah

model pecah

ambar C sam

ambar D sam

ar D digabun

ar C) + (gamb

) + (

enjumlahkanncari pecaha

R KERJA

han

han

ngkan maka mbar C

pecahan yanangsung dijurangan pada

da

han

han

han

han

ma ? Ya

ma ? Ya

ngkan akan m

bar B = gam

=

n pecahan-pean senilainya

SISWA (L

menjadi gam

ng berpenyeumlahkan. Da

pecahan.

menjaadi gam

mbar D) = ga

) =

ecahan denga dulu denga

LKS) SIKL

mbar C

ebut sama, man itu juga b

mbar E

ambar E

gan penyebutan penyebut

LUS I

maka berfungsi

t berbeda

SOA1. P

a

b

2. P

a

b

AL Penjumlahan

a. +

b. +

Pengurangan

a. =

b. =

sama(meterkecil))

n

= =

= +

n

=

=

nyamakan p).

=

=

=

penyebut mel

=

lalui KPK(kkelipatan persekutuan

Lampiran

Sub Pok

Hari / Ta

Kelas / S

SOAL

Tentuka

1. 532 +

= …

= …

= …

KUNCI

1

2

n 10

kok Bahasan

anggal

Semester

an hasil penj

431

83+

…………

…………

…………

JAWABAN

. 83

532 ++

. 611

375 −−

S

n : P

: …

: V

jumlahan d

N

431 = +

41

− = -

SOAL KU

Penjumlahan

………………

VII C / Gasa

dan pengura

+ + =

- - =

UIS SIKLU

n dan Pengu

……………

al

angan berik

2. 5

=

=

=

=

US I

urangan Pe

…………..

kut !

41

611

37

−−

= .................

= .................

= .................

= = 5

ecahan

.....

.....

....

5

Lampiran 11

SOAL TUGAS RUMAH (PR) SISWA SIKLUS I

Sub Pokok Bahasan : Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan

Hari / Tanggal : ……………………………………..

Nama : ……………………………………..

Kelas / Semester : VII / Gasal

Nilai : ……………………………………..

Selesaikan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan berikut !

1. 94

52+ 5.

65

87−

= ……… = ………

= ……… = ………

2. 1061

85+ 6.

32

87−

= ……… = ………

= ……… = ………

3. 85

512 + 7.

232

654 −

= ……… = ………

= ……… = ………

4. 325

533 + 8.

213

435 −

= ……… = ………

= ……… = ………

~ SELAMAT MENGERJAKAN ~

Lampiran

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

n 12

KUNC

+ =

+ →

+ →

+ →

=

=

CI JAWAB

+ =

→ + =

+ =

→ +

=

=

BAN TUG

=

= +

=

=

=

=

=

GAS RUM

=

=

= =

=

MAH (PR)

=

SIKLUS II

Lampiran 13

SOAL EVALUASI SIKLUS I

Sub pokok bahasan : Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan

Hari/ Tanggal :……………..

Waktu :……………..

Nama :……………..

Kelas/ Semester : VII C / Gasal

1. Nilai dar 5 23

- 1 24 adalah…

a. 2 112

c. 4 16

b. 4 112

d. 8 16

2. Hasil dari 35

+ 14 adalah…

a. 49 c.

1720

b. 320

d. 1920

3. Nilai dari1 12

- 48

+ 34 adalah…

a. 1 68 c. 1 3

8

b. 1 14 d. 2 1

6

4. Bila P + 25

= 715

, maka P =…

a. 115

c. 510

b. 515

d. 110

5. 4 25

+ R = 7 12 , maka R =…

a. 2 110

c. 3 110

b. 2 25 d. 3 3

5

6. Hasil dari 4 25

+ 37 =…

a. 4 2935

c. 17035

b. 3 6335

d. 15935

7. Bila 2 12

- Q 1 13 , maka Q =…

a. 2 56 c. 2 1

6

b. 1 56 d. 1 1

6

8. Hasil dari 9 56

- 2 12

- 3 79 adalah…

a. 3 918

c. 2 1918

b. 3 1018

d. 2 1718

9. Nilai dari 5 29

+ 6 14

+ 4 512

adalah…

a. 15 3036

c. 15 3236

b. 15 2936

d. 15 3136

10. Hasil dari 3 56

- 38 adalah…

a. 2 2548

c. 2 2248

b. 3 2548

d. 3 2248

Lampiran 14

KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI SIKLUS I

1. C : 5 23

- 1 24 = ( 5 - 1 ) ( 2

3- 2

4 ) = 4 ( 8 - 6

12 ) = 4 4

12 = 4 1

6

2. C : 35

+ 14 = 12

20 + 5

20 = 17

2

3. A : 1 12

- 48

+ 34 = 3

2- 4

8+ 3

4 = 12

8- 4

8+ 6

4 = 14

8 = 1 6

8

4. A : P + 25

= 715

P = 715

‐ 25 = 7 ‐ 6

15 = 1

15

5. C : 4 25

+ R = 7 12 R = 7 1

2+ = 4 2

5 = ( 7 - 4 ) ( 1

2 + 2

5 ) = 3 ( 5 - 4

10 ) =

3 ( 110

)

6. A : 4 25

+ 37 = 22

5 + 3

7 = 154 + 15

35 = 169

35 = 4 29

35

7. D : 2 12

- Q = 1 13 Q = 2 1

2 ‐ 1 1

3 = 5

2 ‐ 4

3 = 15 - 8

6 = 7

6 = 1 1

6

8. B : 9 56

- 2 12

- 3 79 = 59

6- 5

2 - 34

9 = 177 - 45 - 68

18 = 64

18 = 3 10

18

9. C : 5 29

+ 6 14

+ 4 512

= ( 5 + 6 + 4 ) ( 29

+ 14

+ 512

) = 15 ( 8 + 9 + 1536

) = 15

3236

10. D : 3 56

- 38 = 23

6 - 3

8 = 184 - 18

48 = 166

48 = 3 22

48

Lampiran 15

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PADA SIKLUS II

PERTEMUAN PERTAMA

Nama Sekolah : MTs NU Banat Kudus

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VII / Gasal

Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit

Standar Kompetensi :1.Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya

dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar :1.1.Melakukan operasi hitung bilangan pecahan dan

Indikator :1.1.1. Mampu menyelesaikan operasi hitung penjumlahan pada

bilangan pecahan

1.1.2. Mampu menyelesaikan operasi hitung pengurangan pada

bilangan pecahan

1.1.3. Mampu menyelesaikan operasi hitung perkalian pada

bilangan pecahan

1.1.4. Mampu menyelesaikan operasi hitung pembagian pada

bilangan pecahan, serta pemecahan masalah pada soal

perluasan operasi pecahan.

(Indikator 3&4)

I. Tujuan pembelajaran

- Dengan melakukan pengamatan dan diskusi bersama, peserta didik dapat

menyelesaikan operasi hitung bilangan pecahan pada perkalian pecahan.

- Dengan melakukan pengamatan dan diskusi bersama, peserta didik dapat

menyelesaikan operasi hitung bilangan pecahan pada pembagian pecahan dan

pemecahan masalah pada perluasan operasi peahan.

II. M

-

-

-

III. M

M

Materi ajar : o

Perkalian p

Per

Pem

dik

Jik

pec

pen

Pembagian

Jika ab dan cd

bc = ac

Pembagian

penyebutn

adalah inv

Jadi, a b :

cd

Perluasan

Soal cerita

Untuk men

dilakukan

a. Paham

ditany

b. Pilihla

c. Lakuk

operas

Model dan M

Model Pembe

operasi bilan

pecahan

rkalian peca

mbilang dik

kuadratkan, d

ka perkalian p

cahan, maka

nyebut dikal

n pecahan cd adalah semb

n pecahan be

ya terlebih d

ers (kebalika

cd = ad

bd : cbbd

operasi peca

a yang berka

nyelesaikan

beberapa lan

mi soal ceri

yakan.

ah konsep ya

kan penyeles

si bilangan p

Metode Pemb

elajaran : T

ngan pecahan

ahan dengan

kalikan pemb

dengan c ≠ 0

pecahan den

a: ab×

cd =

ikan penyeb

barang pecah

erpenyebut ti

dahulu atau

an) perkalian

= ad bc = ab

ahan

itan dengan

bentuk soal

ngkah-langk

ita dengan

ang tepat den

saian sesuai

pecahan.

belajaran

Tutor Sebaya

n

n penyebut

bilang dan

0.

ngan penyeb

a x cb x d = ac

bd

but). Dengan

han dengan b,

idak sama d

dikalikan d

n dari ba, kar

ab x

dc

bilangan pe

l cerita yang

kah sebagai b

menuliskan

ngan bentuk

dengan cont

a

sama, jika

penyebut

ut berbeda ab

(pembilan

n b, d ≠ 0.

d ≠ 0, maka

dapat dilakuk

dengan inver

rena ab × ab

cahan.

g berkaitan d

berikut.

apa yang

k soal cerita y

toh yang ter

ac ×

bc =

dikalikan p

ab dan

cd adala

ng dikalikan

ab : cd = ac

kan dengan

rs (kebalikan

ab = 1 dan seb

dengan bilan

diketahui d

yang telah d

dapat pada m

a x bc2 =

ac

penyebut ata

ah sembaran

n pembilan

ab : cd = ab

menyamaka

n) perkalian

baliknya.

ngan pecahan

dan apa yan

i pahaminya

materi konse

abc2

au

ng

g,

x

an ab.   

n,

ng

a.

ep

Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya-jawab, diskusi dan pemberian tugas. 

IV. Metode pembelajaran

Konvensional, Tanya Jawab, dan Tutor Sebaya

V. Langkah-langakah pembelajaran

No Kegiatan Pembelajaran Pegorganisasian

Siswa Waktu

Pendahuluan

1. Apersepsi : Tanya jawab tentang materi yang sudah

diajarkan sebelumnya(penjumlahan dan pengurangan

pecahan).

K 5 menit

2. Penyampaian tujuan pembelajaran K 2 menit

Kegiatan Inti :

4. Guru membagi peserta didik ke dalam beberapa

kelompok heterogen yang setiap kelompok terdiri dari

6 peserta didik,(berdasarkan daftar ranking nilai siklus

I), dengan peserta didik yang pandai disebar secara

merata pada kelompok belajarnya dan bertugas

sebagai tutor sebaya.

G 5 menit

6. Guru membagi Lembar Kerja Siswa(LKS) yang

berisikan tentang permasalahan untuk memahami

konsep dan menyelesaikan soal-soal yang berkaitan

dengan operasi perkalian, pembagian, dan perluasan

bilangan pecahan untuk didiskusikan secara

berkelompok. Tutor dalam kelompok bertugas untuk

mengajari teman yang masih belum bisa atau

menglami kesulitan.

G 40 menit

7. Melalui wakilnya atau tutor sebaya tiap-tiap

kelompok memaparkan hasil pekerjaannya di depan,

disertai laporan pekerjaan kelompok belajar.

12 menit

Penutup

8. Guru memberikan simpulan atau penjelasan sedikit K 10 menit

dan klarifikasi jika ada pemahaman peserta didik yang

keliru atau salah untuk diluruskan.

9. Guru memberikan tugas PR yaitu lembar tugas siswa

(LTS) siklus II.

I 4 menit

10. Guru membubarkan kelompok belajarnya dan

kembali duduk seperti semula.

K 2 menit

Keterangan : G = Group, K = Klasikal, I = Individu

VI. Alat dan sumber belajar

Buku paket matematika SMP kelas VII

VII. Penilaian

Jenis Tagihan : LKS

Bentuk tagihan : uraian, tes tertulis

Contoh dan Soal Instrumen :

1. Hasil dari ⎟⎠⎞

⎜⎝⎛+⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛ ×

312:

433

323

416 = ….............

2. Ateng menerima gaji Rp. 400.000 setiap bulannya. Sebelum menerima gaji ia

mendapat potongan 3

40 dari gajiannya. Benar gaji yang ia terima setelah dipotong

adalah ..............

Kudus, 20 Oktober 2009

Guru matematika Peneliti

Nor Khusomah, S.P Nasimatul Wardiyyah

Mengetahui

Kepala MTs NU Banat Kudus

Hj. Churyati RF, S.Pd.I

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran 16

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PADA SIKLUS II

PERTEMUAN KEDUA

Nama Sekolah : MTs NU Banat Kudus

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VII / Gasal

Alokasi Waktu : 1 x 40 Menit

Standar Kompetensi :1.Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya

dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar :1.1.Melakukan operasi hitung bilangan pecahan

Indikator : 1.1.1. Mampu menyelesaikan operasi hitung penjumlahan

pada bilangan pecahan

1.1.2. Mampu menyelesaikan operasi hitung pengurangan pada

bilangan pecahan

1.1.3. Mampu menyelesaikan operasi hitung perkalian pada

bilangan pecahan

1.1.4. Mampu menyelesaikan operasi hitung pembagian pada

bilangan pecahan serta pemecahan masalah pada soal-soal

perluasan operasi pecahan

(Indikator 3&4)

I. Tujuan pembelajaran

- Dengan melakukan pengamatan dan diskusi bersama, peserta didik dapat

menyelesaikan operasi hitung bilangan pecahan pada perkalian pecahan

- Dengan melakukan pengamatan dan diskusi bersama, peserta didik dapat

menyelesaikan operasi hitung bilangan pecahan pada pembagian pecahan

II. Mate

-

-

-

I. Mod

Mod

eri Ajar

Perkalian p

Perkal

Pembi

dikuad

Jika p

pecaha

dikalik

Pembagian

Jika ab dan

ab x

bc = ac

Pembagian

penyebutn

adalah inv

Jadi, a b :

cd

Perluasan

Soal cerita

Untuk men

dilakukan

a. Paham

ditany

b. Pilihla

c. Lakuk

operas

del dan Meto

del Pembelaja

pecahan

lian pecaha

ilang dikali

dratkan, den

perkalian pec

an, maka: ab

kan penyebu

n pecahan

n cd adalah se

n pecahan be

ya terlebih d

ers (kebalika

cd = ad

bd : cbbd

operasi peca

a yang berka

nyelesaikan

beberapa lan

mi soal ceri

yakan.

ah konsep ya

kan penyeles

si bilangan p

ode Pembelaj

aran : T

an dengan p

kan pembil

ngan c ≠ 0.

cahan denga

ab×

cd = a x c

b x d =

ut). Dengan

embarang pec

erpenyebut ti

dahulu atau

an) perkalian

= ad bc = ab

ahan

itan dengan

bentuk soal

ngkah-langk

ita dengan

ang tepat den

saian sesuai

pecahan.

ajaran

Tutor Sebaya

penyebut sa

lang dan pe

an penyebut

= acbd (pemb

b, d ≠ 0.

cahan dengan

idak sama d

dikalikan d

n dari ba, ka

ab x

dc

bilangan pe

l cerita yang

kah sebagai b

menuliskan

ngan bentuk

dengan cont

a

ama, jika

enyebut

t berbeda ab d

bilang dikali

b, d ≠ 0, mak

dapat dilakuk

dengan inver

arena ab × ab

cahan.

g berkaitan d

berikut.

apa yang

k soal cerita y

toh yang ter

ac ×

bc =

dikalikan p

dan cd adala

kan pembila

ka ab : cd = ac

kan dengan

rs (kebalikan

ab = 1 dan seb

dengan bilan

diketahui d

yang telah d

dapat pada m

a x bc2 =

ac

penyebut ata

ah sembaran

ang, penyebu

a ab : cd

menyamaka

n) perkalian

baliknya.

ngan pecahan

dan apa yan

i pahaminya

materi konse

abc2

au

ng

ut

=

an ab.   

n,

ng

a.

ep

Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya-jawab, diskusi dan pemberian tugas. 

II. Langkah-langkah pembelajaran

No Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian

Siswa waktu

Pendahuluan

1. Guru memeriksa dan meminta tugas rumah (PR) pertemuan

pertama siklus II kepada peserta didik untuk dikumpulkan.

K 2 menit

2. Guru membagikan soal ulangan atau tes siklus II, pada

semua peserta didik.

I 3 menit

Kegiatan Inti

3. Peserta didik mengerjakan ulangan atau tes siklus II dan guru

mengawasi jalannya pelaksanaan ulangan / tes siklus II, yang

dikerjakan secara individu.

K 30 menit

4. Guru mengumpulkan hasil ulangan atau tes siklus II setelah

selesai dikerjakan dengan waktu yang sudah di tentukan.

K 3 menit

Penutup

5. Guru membimbing / menginformasikan cara belajar yang

baik,

K 2 menit

Keterangan : K = Klasikal, I = Individu

III. Alat dan sumber belajar

- Buku paket matematika SMP Kelas VII, referensi lain sebagai pendukung

IV. Penilaian

Jenis Tagihan : Evaluasi

Bentuk tagihan : pilihan ganda, tes tertulis

Contoh dan Soal Instrumen : terlampir

Kudus, 20 Oktober 2009

Guru matematika Peneliti

Nor Khusomah, S.P Nasimatul Wardiyyah

Mengetahui

Kepala MTs NU Banat Kudus

Hj. Churyati Rf, S.Pd.I.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran 17

LEMBAR KEGIATAN SISWA SIKLUS 2

Sub pokok bahasan : Perkalian, pembagian dan perluasan operasi pecahan

Hari/tanggal :

Nama/kelompok : 1. 4.

2. 5..

3. 6

Kelas/semester : VIIC/Gasal

Perkalian Pecahan

Gb.1

Perhatikan gambar1 diatas.!

1.) Bangun tersebut merupakan persegi dengan panjang sisi 1 satuan

Sisi datarnya dibagi menjadi...............................bagian yang sama

Sisi tegaknya dibagi menjadi…………………..bagian yang sama

2.) Perhatikan daerah yang diarsir, apa bentuknya?...............................

3.) Nyatakan dalam bentuk pecahan,

• Berapa sisi tegaknya?.................

• Berapa sisi datarnya?..................

• Berapa luas daerahnya?..............

4.) Amati sekali lagi bentuk gambar 1

• Persegi tersebut, terbagi menjadi berapa bagian yang sama?...........

• Berarti, setiap bagian menyatakan pecahan?.........

• Menyatakan pecahan berapakah daerah yang diarsir?............

5.) Jadi berapakah hasil luas daerahnya?...........

Kesimpulan: ……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………….....

       

       

       

Pembagi

G

G

Amati ga

1.) Meny

2.) Meny

3.) Apab

Kesimpu

………………

.

………………

Perluasa

1.) Ateng

poton

………

………

ian pecahan

Gambar (i)

Gambai (ii)

ambar 2

yatakan peca

yatakan peca

bila gambar (

ulan:……………

……………………

……………………

an Operasi P

g menerima

ngan dari

……………………

……………………

n

ahan berapak

ahan berapak

(i) dibagi ga

……………………

……………………

……………………

Pecahan

gaji Rp. 400

i gajiannya.

……………………

……………………

kah gambar

kah gambar

mbar (ii) ma

…………………

……………………

……………………

0.000 setiap

Benar gaji y

……………………

……………………

(i)?.............

(ii)?............

aka gambar (

……………………

……………………

……………………

bulannya. S

yang ia terim

……………………

……………………

(i) pecah me

……………………

…………………

…………………

Sebelum men

ma setelah dip

……………………

……………………

enjadi berapa

……………………

……………………

……………………

nerima gaji i

potong adala

……………………

……………………

Gb.2

a bagian?.......

……………………

……………………

……………………

a mendapat

ah………………

………………..

……………….

...

….

….

Lampiran

KU

Perkalia

   

   

   

1.) Sisi d

Sisi t

2.) Bentu

3.) - Sisi

- Sisi

- Lua

4.) - Terb

- Set

- Yan

5.) Hasil

Kesimpu

Pembagi

1.) Meny

n 18

UNCI JAW

an Pecahan

   

   

   

datarnya diba

tegaknya dib

uknya perseg

i tegaknya ad

i datarnya ad

as daerahnya

bagi menjad

iap bagian m

ng diarsir me

l luas daerah

ulan: Hasil

penyeb

ian Pecahan

yatakan peca

Untu

0sela

Jika dcamp

WABAN L

agi menjadi

bagi menjadi

gi panjang

dalah

dalah

a adalah x

di 12 bagian

menyatakan p

enyatakan p

hnya: x

kali pecah

but dan pemb

n

ahan

uk sembarang

alu berlaku:

dalam perkapuran harus d

LEMBAR

4 bagian yan

3 bagian ya

x

yang sama

pecahan

ecahan

=

han diperole

bilang deng

g bilangan p

× =

alian pecahandinyatakan s

R KERJA S

ng sama

ang sama

eh dengan

gan pembilan

pecahan da

n terdapat pesebagai peca

SISWA (L

cara menga

ng.

an denga

ecahan campahan biasa

LKS) SIKL

alikan peny

an b ≠ 0 dan

puran, maka

LUS 2

yebut denga

n d ≠

pecahan

an

2.) Meny

3.) :

Kesimpu

Perluasa

Gaji aten

Sebelum

x 400

Jadi setia

yatakan peca

= 3 bagia

ulan: Memb

kebalik

an Operasi P

ng Rp. 400.0

menerima g

0.000 = Rp.

ap bulan Ate

a : b

ahan

an

agi dengan s

kan bilangan

Pecahan

00 perbulan

gaji ateng me

30.000

eng menerim

= a x , den

sebuah bilan

n itu. Secara

.

endapat poto

ma gaji sebesa

ngan b = 0

ngan sama ar

umum ditul

ongan ma

ar Rp. 400.0

rtinya dengan

is

aka gaji aten

000 – Rp. 30

n mengalika

ng harus dipo

.000 = Rp. 3

an dengan

otong

370.000,-

Lampiran 19

SOAL TUGAS RUMAH (PR) SISWA SIKLUS II

Sub Pokok Bahasan : Perkalian, Pembagian, dan perluasan operasi pecahan

Hari / Tanggal : ……………………………………..

Nama : ……………………………………..

Kelas / Semester : VII / Gasal

Selesaikan operasi hitungan perkalian, pembagian, dan perluasan operasi pecahan berikut !

1. 125

x 52

4. 54

: 31

= ………… = …………

= ………… = …………

2. 107

x 851 5. :

= ………… = …………

= ………… = …………

3. 733 x

532 6.

525 :

512

= ………… = …………

= ………… = …………

7. Bila 217

524 =+ n , maka nilai =n …

………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………….

21

212

8. Pada sebuah toko kain tersedia kain sepanjang 2130 m, kemudian laku terjual

434 m.

berapakah sisa kain tersebut…

………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………….

9. Tersedia kain sepanjang X meter dibagikan kepada 5 orang maing-masng mendapatkan

bagian kain sepanjang 413 m. berapakah nilai X = …

………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………….

10. Hasil dari432:

32

521 ⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛ − = …

………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………….

Lampiran

K

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9. X : 5

10. (

n 20

KUNCI JA

=

=

+ n =

=

5 = → X

) :

AWABAN

=

=

=

=

=

→ n =

=

X : 5 = →

→ (

=

TUGAS R

=

= =

=

=

=

=

= =

→ X = =

) : = (

=

RUMAH (

=

= =

= =

n =

=

=

( ) :

(PR) SISW

=

= :

WA SIKLU

=

= ×

US II

Lampiran 21

SOAL EVALUASI SISWA PADA SIKLUS II

Sub Pokok Bahasan : Perkalian, Pembagian, dan perluasan operasi pecahan

Hari / Tanggal : ……………………………………..

Waktu : 25 Menit

Nama : ……………………………………..

Kelas / Semester : VII / Gasal

Berilah tanda silang pada a, b, c, atau d untuk jawaban yang benar !

1. Hasil dari 21

x 313 = ……

a. 322 b.

312 c.

321 d.

311

2. Bila P x 212

53= , maka P = ……

a. 314 b.

614 c.

324 d.

214

3. Hasil bagi pecahan 53

: 2 = ……

a. 103

b. 53

c. 106

d. 511

4. Bila P : 51

= 21

, maka P = ……

a. 21

b. 52

c. 51

d. 101

5. Bila 215  : P =

51

, maka P = ……

a. 2125 b.

7µ_v•_²Ç_M$®±¢Œ³9À_SøO_•_õo_j>X_±³∙ŠÔ(ëÔ_ ©¨,<à‐Lý¢[É5ù_oónµ_¹Àõ  6?J_Ó¿ø ák

  |…ÕRòäð¶ön_ §É‘ Ÿ©_M¼Aã_gåÑ<44èOK‐jM„ Û_Ë~f©Eã__éÞ_∙Ô|+§Úµ´Ú”z$q_6–

?x€2xÁ_ÆsYZþ©?Š5o_Ú _Iáý7BÙ_rÇ?“çl__®ÐË £“×‐_jjž_±ŽÑu__ø’ãR‰_b_>E°sÐ,iË7QÔ’3ÇZé¼+«x

wUÒwxfKsc_ù  „Ä_±Ói_ ʸ£u_½ãO_Z=üz•‐½”×M9B_êU_/~ÓÜ2–

_ Oð¶__ˆüs$*‹fuc_B0_‚¬ù__Åh_n_ù,w¿ö_‹ÿ_G=gü_ÿ_‘SQÿ_°µÇþËZ Ä_Å«©|Ô%´X×Ë_îÜžØ9ãèk/àçü

Šš ý…®?öZ_' Ãïù_üÿ_a_ÿ_“Õ¿_ ÉSð_×Pÿ_Ñ_ª|>ÿ_‘ßÇ¿ö_ ù=[ñGü•?_ýu_ý_)_«ñ›þD˜?ì!_ó5ßMþ¢O÷

Oò®_ã7ü‰0 ØB_ækÐé Æü)ÿ_’c¡ÿ_×'ÿ_Ñ Z¾ÿ_‘_ÿö_¶ÿ_ÑK_ÃBÏMøU¢Mu¼B7_åp Ÿ1¸ç©ö®‡ÁñÉ_‚

´_¤FŽHôëutq‚¤F ‚;__Ü¢Š(_šñ¿ˆ[Ã~_yí“ÍÔnXÂ92Lü/_ñ×ð©<_áÕðLJa²/æÝÈL÷“žL³7,Ä÷ô_ÀW;¥_øL~!Ükl

wèú_k[_GË‐Áÿ_Y  õÇAø_^‡@_Ï<VðI<αÅ_—

wc€ª_I'°ˉ“¾!øÊ__øžkµf____œg²_÷±êÝOàfffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff52006f006f007400

200045006e0074007200790000000000000000000000000000000000000000000000000000000000

0000000000000000000000000000000016000500ffffffffffffffff0200000002ce020000000000c000000

000000046000000000000000000000000d076ae9d8692ca0103000000000300000000000001004f00

6c0065000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000

0000000000000000000000000000000000000000a000201ffffffffffffffffffffffff0000000000000000000

00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000001400000000000000010

043006f006d0070004f0062006a000000000000000000000000000000000000000000000000000000

00000000000000000000000000000000000000000000120002010100000004000000ffffffff00000000

00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000100000066000000

0000000003004f0062006a0049006e0066006f0000000000000000000000000000000000000000000

000000000000000000000000000000000000000000000000000000012000200ffffffffffffffffffffffff000

00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000003000000060

0000000000000feffffff02000000fefffffffeffffff05000000060000000700000008000000090000000a00

0000fefffffffeffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff

ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff

ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff

ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff

ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff

ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff

ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff

ffffffffffffff010000020800000000000000000000000000000040eaee030a000023000bf00c000000d10

101000000030300000000230022f10c000000aa03004c000fbf03000100feff030a0000ffffffff02ce0200

00000000c000000000000046170000004d6963726f736f6674204571756174696f6e20332e30000c00

00004453204571756174696f6e000b0000004571756174696f6e2e3300f439b2710000000000000000

0000000000000011f004000000010000000f0004f05000000002020af00800000300040000000a0000

23000bf00c000000d10101000000030300000000230022f10c000000aa030054000fbf030080008000

0010f0040000002d00000000ffffffff030000000400000001000000ffffffff00000000000000009503000

04604000086010000010009000003c300000003001c00000000000500000009020000000005000000

020101000000050000000102ffffff00050000002e0118000000050000000b0200000000050000000c0

2e00340031200000026060f001a00ffffffff000010000000c0ffffffbaffffff000300009a0300000b000000

26060f000c004d617468547970650000c00008000000fa0200001000000000000000040000002d0100

00050000001402000201020500000013020002e9021c000000fb0280fe00000000000090010000000

00402001054696d6573204e657720526f02004f006c00650050007200650073003000300030000000

00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000

180002010300000005000000ffffffff0000000000000000000000000000000000000000000000000000

0000000000000000000004000000ae010000000000004500710075006100740069006f006e0020004

e0061007400690076006500000000000000000000000000000000000000000000000000000000000

0000000000020000200ffffffffffffffffffffffff00000000000000000000000000000000000000000000000

00000000000000000000000000b0000003e000000000000000000000000000000000000000000000

00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000

0000000000000000000000000ffffffffffffffffffffffff00000000000000000000000000000000000000000

00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000

00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000

0000000000000000000000000000000ffffffffffffffffffffffff00000000000000000000000000000000000

00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000006d616e00d89ff377e19ff

3772020f577580e6698040000002d01010008000000320a8e031b0201000000327908000000320a6c

01150201000000317908000000320a60023a000200000032370a00000026060f000a00ffffffff010000

0000001c000000fb021000070000000000bc02000000000102022253797374656d0000580e6698000

00a0021008a0100000000ffffffff5cf31200040000002d01020004000000f0010100030000000000f377

2020f577db16662d040000002d0102001c00000002007dc12200000000000000d015160064c415000

0000000030101030a0a010288320002883700030e0000010288310000010288320000000000000001

02022253797374656d002ddb16662d00000a0021008a0100000000010000005cf31200040000002d0

1010004000000f0010200030000000000f879080000001c00000002007dc1330000000000000070111

600347b160000000000030101030a0a01030e00000102883300000102883500000002863d00028832

00030e00000102883100000102883200000000000026060f000a00ffffffff0100000000001c000000fb0

21000070000000000bc02000000000102022253797374656d00d37c1366d300000a0021008a010000

000001000000bcf31200040000002d01010004000000f00102000300000000000011f0040000000100

00000f0004f042000001050000050000000d0000004d45544146494c45504943540095030000bafbfff

f8e0100000800950346040000010009000003c300000003001c000000000005000000090200000000

05000000020101000000050000000102ffffff00050000002e0118000000050000000b0200000000050

000000c02e00340031200000026060f001a00ffffffff000010000000c0ffffffbaffffff000300009a030000

0b00000026060f000c004d617468547970650000c00008000000fa0200001000000000000000040000

002d010000050000001402000201020500000013020002e9021c000000fb0280fe000000000000900

1000000000402001054696d6573204e657720526f6d616e00d89ff377e19ff3772020f577580e669804

0000002d01010008000000320a8e031b0201000000327908000000320a6c011502010000003179080

00000320a60023a000200000032370a00000026060f000a00ffffffff0100000000001c000000fb021000

070000000000bc02000000000102022253797374656d0000580e669800000a0021008a0100000000f

fffffff5cf31200040000002d01020004000000f0010100030000000000 c. 4125

d. 4127

6. Hasil dari 212

534

213 ×+ = …

a. 4320 b.

4120 c. 15 d. 14

7. Hasil dari 432:

2017

521 ⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛ − = …

a. 51

b. 41

c. 314

d. 80411

8. Tersedia kain sepanjang Y meter dibagaikan kepada 5 orang masing-masing mendapatkan bagian

kain sepanjang 413 meter, maka nilai Y yaitu…

a. 2116 m b.

4116 m c.

4315 m d.

4115 m

2127

9. Sebuah kantor memberikan kain untuk baju lebaran kepada 12 karyawannyadengan maing-

masing mendaptkan 532 , maka panjang kain ang disediakan oleh kantor itu…

a. 5131 m b.

5231 m c.

5331 m d.

5431 m

10. Seorang ibu memberi kain kedua anak dengan bagian sama 413 meter, dan anak lagi dengan

ukuran sama yaitu 212 meter, maka jumlah kain yang diberikan oleh ibu adalah…

a. 13 m b. 4113 m c.

2113 m d. 14 m

Lampiran 22

LEMBAR KUNCI JAWABAN SOAL EVAUASI PADA SIKLUS II

1. C : 321

35

610

32101

310

21

313

21

=====x

xxx

2. B : P x 212

53= P =

614

625

3255

35

25

35

212

53:

212 =====

xxxx

3. A : 103

2513

21

532:

53

===xxx

4. D : P : 21

51= P =

101

5211

51

21

==xxx

5. B : 2127

255

12511

15

211

51:

211

51:

215

51:

215 ==

××

=×===→+ p

6. C : +=+=⎟⎠⎞

⎜⎝⎛+=⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛ ×+=×+

2070

10115

27

10115

213

25

523

213

212

534

213

1520

30020230

==

7. A : ==−

=⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ −=⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛ −

411:

2011

414:)

201728(

411:

2017

57

432:

2017

211

51

204

114

2011

==×

8. B : Y : 5 = 341

→ Y = 341

x 5 = 4116

4655

413

==×

9. A : 12 x 5131

5156

51312

532 ==×=

10. D : (2 x 341

) + (3 x 221

) = (2 x 4

13) + (3 x

25

) = 4

30262

15426 +

=+ =

144

56=

:

Lampiran 23

DATA HASIL BELAJAR KELAS VII C MTs NU BANAT KUDUS

PADA SIKLUS I

No. NAMA NILAI KETERANGAN 1 ANIS KHUMAIDAH 50 TIDAK TUNTAS 2 ANIS SALAMA 80 TUNTAS 3 ANISATUL FU'ADIYYAH 80 TUNTAS 4 DHURRA AYU TSALATSIA 40 TIDAK TUNTAS 5 DIANA NURUL AINI 40 TIDAK TUNTAS 6 DYAH SEKAR MELATI 80 TUNTAS 7 ENI ROHMAH 90 TUNTAS 8 FACHRIATUL UMMAH NB 60 TUNTAS 9 FAUKHIL WARDAH 50 TIDAK TUNTAS 10 FITRIA DWI PUSPITASARI 80 TUNTAS 11 FITRIA KHOIRINNIDA 70 TUNTAS 12 HAJAR AMIMAH 70 TUNTAS 13 HANIF FAUZIYAH 90 TUNTAS 14 HARISATUL QOYYIMAH 40 TIDAK TUNTAS 15 HILMA FURAIDHA 50 TIDAK TUNTAS 16 HIMMATUL ELMA 90 TUNTAS 17 IKMILA SANIYAL MUNA 90 TUNTAS 18 IMAMATUL QUDSIYAH 80 TUNTAS

19 IRMA ROHMAWATI 40 TIDAK TUNTAS 20 KARINA WIDYA ARMELIA 80 TUNTAS 21 LUTHFA UMI AZIZAH 60 TUNTAS 22 MAFA IDATUS SHOLIKAH 70 TUNTAS 23 MARWATUNNISA AL MUBAROKAH 80 TUNTAS 24 NADA ALIFATUL MUNA 50 TIDAK TUNTAS 25 NAELA NABILA 90 TUNTAS 26 NAILI IZZATUL KHOIRINA 80 TUNTAS 27 NAZIH SILVIA 90 TUNTAS 28 NIDA ADZKIYA 70 TUNTAS 29 NIDAAN KHOFIYYA 80 TUNTAS 30 NURUL IMAROH 90 TUNTAS 31 RIDA LUTHFIANA WAKHIDAH 70 TUNTAS 32 RIZKI ASTIANANDA 50 TIDAK TUNTAS

33 ROFFANY HAZNATU PARWA

KARUNIA 70 TUNTAS 34 SALMA FITRIA 80 TUNTAS 35 SAYLIN NICHLAH FACHRIYAH 60 TUNTAS 36 SILMA YASARI 80 TUNTAS 37 SILVI ANDRIYANI 50 TIDAK TUNTAS 38 SILVIANA CAMELIA DEWI 70 TUNTAS 39 SIMA CINDY MASYHURI 90 TUNTAS 40 SISKA SEPTYA ARIANA 50 TIDAKTUNTAS 41 SITI UMI ULFA LATIFAH 90 TUNTAS 42 SYARIFA RAHMA AMALIA 90 TUNTAS 43 TETI MUALIFAH 80 TUNTAS 44 TIRZA LUTHFIA LAILITSANI AGUSTIN 70 TUNTAS 45 ULFATUL MUZAKKIYAH 70 TUNTAS 46 ULI IRBAH 50 TIDAK TUNTAS 47 WULAN JARI HUSNUL KHOTIMAH 80 TUNTAS 48 ZAHROTUL 'UYUNI 40 TIDAK TUNTAS

JUMLAH 3350

Rata-Rata 69,8 Ketuntasan Klasikal 72,9%

• Rata-rata = ∑ fn

= 335048

= 69,8

Di mana,

∑ f : Jumlah nilai keseluruhan

n : Jumlah peserta didik

Rata-rata pada tahap siklus I mencapai 69,8, pada tahap ini berarti sudah mencapai

indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 60.

• P = S

N × 100

P = 35 48

× 100%

P = 72,9 %

Keterangan:

P = Persentase ketuntasan belajar

S = Jumlah peserta didik yang mencapai tuntas belajar

N = Jumlah total peserta didik

Dan ketuntasan klasikal 72,9%, ini juga berarti belum mencapai indikator yang telah

ditentukan yaitu 75%

Lampiran 24

DAFTAR KELOMPOK SIKLUS I

Kelompok I Kelompok V

Kelompok II Kelompok VI

1. Anisa Salma

2. Imamatul Qudsiyah

3. Silma Yasari

4. Zahrotul ‘Uyuni

5. Nurul Imaroh

6. Hajar Amimah

1. Nazih Silvia

2. Anis Khumaidah

3. Harisatul Qoyyimah

4. Fitria Dwi Puspita Sari

5. Syarifa Rahma Amalia

6. Karina Widya Armelia

1. Sima Cindy Masyhuri

2. Wulan Jari Husnul Khotimah

3. Diana Nurul Aini

4. Marwatunnisa Al- Mubaroka

5. Fitria Khoirin Nida

6. Hanif Fauziyah

1. Hilma Furaidha

2. Anisatul Fu’adiyyah

3. Roffany Haznati Parwakar

4. Dyah Ayu Sekar Melati

5. Nada Alifatul Muna

6. Silviana Camellia Dewi

Kelompok III Kelompok VII

Kelompok IV Kelompok VIII

Lampiran 25

DAFTAR KELOMPOK SIKLUS II

Kelompok 1 Kelompok 2

Kelompok 3 Kelompok 4

Kelompok 5 Kelompok 6

1. Ikmilna Sanial Muna

2. Nida Adzkiya

3. Eni Rohmah

4. Fachriatul Ummah NB

5. Uli Irbah

6. Siska Septya Ariana

1. Tirza Luthfia Lailitsani Agus

2. Saylin Nichlah Fachriyah

3. Nidaan Khofiyya

4. Riski Astiananda

5. Faukhil Wardah

6. Silvi andriyani

1. Naili Izzatul Khoirina

2. Salma Fitria

3. Irma Rohmawati

4. Ulfatul Muzakkiyah

5. Teti Mualifah

6. Luthfa Umi Azizah

1. Himmatul Elma

2. Rida Luthfiana Wakhidah

3. Durra Ayu Tsalatsia

4. Mafa Idatus Sholikah

5. Naela Nabila

6. Siti Umi Ulfa Latifah

1. Nidaa Khofiya

2. Fitria Khoirin Nida

3. Luthfia Umi Azizah

4. Wulan Jari H

5. Diana Nurul Aini

6. Silma Yasari

1. Siti Umi Ulafa Latifah

2. Rida Luthfiana W

3. Silvi Andriyani

4. Tirza Luthfia

5. Anis Khumaidah

6. Fitria Dwi Puspita Sari

1. Naela Nabila

2. Faukhil Wardah

3. Riski Astiananda

4. Sima Cindy M

5. Hajar Amimah

6. Nazih Silvia

1. Syarifa Rahma A

2. Dhurra Ayu Tsalatsia

3. Saylin Nichlah

4. Zahrotul ‘Uyuni

5. Fahriatul Ummah

6. Mafa Idatus Sholikah

1. Hanif Fauziyah

2. Imamatul Qudsiyah

3. Uli Irbah

i l di h

1. Nida Adzkiya

2. Harisatul Qoyyimah

3. Ulfatul M

i k i

Kelompok 7 Kelompok 8

Lampiran 26

DATA HASIL BELAJAR KELAS VII C MTs NU BANAT KUDUS

PADA SIKLUS II

No. NAMA NILAI KETERANGAN 1 ANIS KHUMAIDAH 70 TUNTAS 2 ANIS SALAMA 80 TUNTAS 3 ANISATUL FU'ADIYYAH 100 TUNTAS 4 DHURRA AYU TSALATSIA 60 TUNTAS 5 DIANA NURUL AINI 70 TUNTAS 6 DYAH SEKAR MELATI 70 TUNTAS 7 ENI ROHMAH 80 TUNTAS 8 FACHRIATUL UMMAH NB 50 TIDAK TUNTAS 9 FAUKHIL WARDAH 70 TUNTAS 10 FITRIA DWI PUSPITASARI 80 TUNTAS 11 FITRIA KHOIRINNIDA 70 TUNTAS 12 HAJAR AMIMAH 70 TUNTAS 13 HANIF FAUZIYAH 100 TUNTAS 14 HARISATUL QOYYIMAH 80 TUNTAS 15 HILMA FURAIDHA 70 TUNTAS 16 HIMMATUL ELMA 90 TUNTAS 17 IKMILA SANIYAL MUNA 70 TUNTAS

1. Eni Rohmah

2. Anisa Salma

3. Salma Fitria

4. Karina Widya Armelia

5. Hilma Furaida

6. Irma Rohmawati

1. Roffany Hasnatu P

2. Ikmila Saniyal Muna

3. Nada Alifatul Muna

4. Marwatunnisa Al- M

5. Teti Mualifah

6. Himmamatul Elma

18 IMAMATUL QUDSIYAH 80 TUNTAS 19 IRMA ROHMAWATI 60 TUNTAS 20 KARINA WIDYA ARMELIA 70 TUNTAS 21 LUTHFA UMI AZIZAH 80 TUNTAS 22 MAFA IDATUS SHOLIKAH 100 TUNTAS 23 MARWATUNNISA AL MUBAROKAH 80 TUNTAS 24 NADA ALIFATUL MUNA 50 TIDAK TUNTAS 25 NAELA NABILA 90 TUNTAS 26 NAILI IZZATUL KHOIRINA 70 TUNTAS 27 NAZIH SILVIA 90 TUNTAS 28 NIDA ADZKIYA 80 TUNTAS 29 NIDAAN KHOFIYYA 80 TUNTAS 30 NURUL IMAROH 100 TUNTAS 31 RIDA LUTHFIANA WAKHIDAH 70 TUNTAS 32 RIZKI ASTIANANDA 50 TIDAK TUNTAS 33 ROFFANY HAZNATU PARWA KARUNIA 90 TUNTAS 34 SALMA FITRIA 80 TUNTAS 35 SAYLIN NICHLAH FACHRIYAH 60 TUNTAS 36 SILMA YASARI 80 TUNTAS 37 SILVI ANDRIYANI 50 TIDAK TUNTAS 38 SILVIANA CAMELIA DEWI 70 TUNTAS 39 SIMA CINDY MASYHURI 90 TUNTAS 40 SISKA SEPTYA ARIANA 80 TUNTAS 41 SITI UMI ULFA LATIFAH 90 TUNTAS 42 SYARIFA RAHMA AMALIA 100 TUNTAS 43 TETI MUALIFAH 90 TUNTAS 44 TIRZA LUTHFIA LAILITSANI AGUSTIN 70 TUNTAS 45 ULFATUL MUZAKKIYAH 70 TUNTAS 46 ULI IRBAH 70 TUNTAS 47 WULAN JARI HUSNUL KHOTIMAH 80 TUNTAS 48 ZAHROTUL 'UYUNI 50 TIDAK TUNTAS

JUMLAH 3650

Rata-Rata 76, 04 Ketuntasan Klasikal 89,5%

• Rata-rata = ∑ fn

= 365048

= 76,04

Di mana,

∑ f : Jumlah nilai

n : Jumlah peserta didik

Rata-rata pada tahap siklus II mencapai 76,o4, pada tahap ini berarti sudah mencapai

indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 60.

• P = S

N × 100 %

P = 43 48

× 100%

P = 89,5 %

Keterangan:

P = Persentase ketuntasan belajar

S = Jumlah peserta didik yang mencapai tuntas belajar

N = Jumlah total peserta didik

Dan pada ketuntasan klasikal 89,5 %, pada siklus II ini sudah mencapai indikator yang telah

ditentukan yaitu 75%.