PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR...
Transcript of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR...
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA
DIDIK KELAS VII MTs NU BANAT KUDUS PADA MATERI
POKOK OPERASI BILANGAN PECAHAN SEMESTER I
TAHUN AJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
dalam Ilmu Pendidikan Matematika
Oleh
NASIMATUL WARDIYYAH
NIM. 3105345
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2009
ii
ABSTRAK
Nasimatul Wardiyyah (NIM: 3105345). Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII MTs NU Banat Kudus pada Materi Pokok Operasi Bilangan Pecahan Semester I Tahun Ajaran 2009/2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) bagaimana pembelajaran matematika melalui model pembelajaran tutor sebaya pada materi pokok operasi bilangan pecahan peserta didik kelas VII C semester I MTs NU Banat Kudus tahun ajaran 2009/2010. (2) hasil belajar peserta didik kelas VII C MTs NU Banat Kudus pada materi pokok operasi bilangan pecahan.
Penelitian ini menggunakan studi tindakan kelas (classroom action research) pada peserta didik kelas VII C MTs NU Banat Kudus. Dari hasil observasi secara langsung di kelas VII C melalui prasiklus penelitian tindakan kelas dapat diketahui metode yang digunakan oleh guru bidang studi mata pelajaran matematika yang belum secara penuh mengedepankan pembelajaran aktif dan guru cenderung masih menggunakan metode klasikal, guru menerangkan, memberi contoh lalu mengerjakan soal-soal. Sehingga mengakibatkan peserta didik cenderung pasif dalam pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari kesiapan dan keaktifan pada saat pembelajaran berlangsung, hal ini juga tampak dengan adanya hasil belajar yang belum optimal artinya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 6,0. Kesiapan dalam pembelajaran dan keaktifan peserta didik menggambarkan semangat untuk mengikuti pembelajaran. Obyek penelitian ini adalah di MTs NU Banat Kudus dengan populasi peserta didik yang terdiri dari kelas VII 331 peserta didik, kelas VIII 343 peserta didik, kelas IX 326 peserta didik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan satu kelas untuk menerapkan model pembelajaran Tutor Sebaya yaitu kelas VII C yang jumlahnya ada 48 peserta didik.
Setelah dilaksanakan tindakan kelas melalui model pembelajaran tutor sebaya dengan menciptakan suasana pembelajaran aktif maka suasana kelas menjadi hidup, peserta didik menjadi aktif dan hasil belajar maksimal. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap prasiklus, siklus I dan siklus II. Pada tahap prasiklus, ketuntasan belajar mencapai 49% dan rata-rata ulangan harian 57,5. pada siklus I setelah dilaksanakan tindakan kelas ketutasan belajar peserta didik mengalami peningkatan dari 49% menjadi 72,9% dan rata-rata tes siklus I dari 57,5 menjadi 69,8. Sedangkan pada siklus II setelah diadakan evaluasi pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II ketuntasan belajar peserta didik mengalami peningkatan yaitu dapat diprosentasekan menjadi 89,5 % dan rata-rata tes siklus II peserta didik adalah 76,04. Dari tiga tahap tersebut jelas bahwa ada peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran tutor sebaya dengan sebelumnya. Namun dari penelitian tersebut terdapat peserta didik yang dari tahap prasiklus, siklus I dan siklus II mempunyai nilai skor terakhir dan nilai tes akhirnya dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), hal ini disebabkan karena beberapa hal yaitu karena kondisi keluarga yang tidak mendukung dan karena memang daya ingat atau tingkat intelektualitas maupun IQ yang rendah.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa ada peningkatan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran tutor
iii
sebaya. Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada semua pihak (peserta didik, guru, orang tua) untuk dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika. Dorongan belajar juga bisa berasal dari faktor orang tua atau keluarga yang dapat mempengaruhi kondisi psikologi anak.
iv
MOTTO
. . .
⌧
. . .Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya
Allah amat berat siksa-Nya.
(QS. Al-Maidah : 2) 1
1 DEPAG RI, Al-Qur’an Al- Karim dan Terjemahnya, (Senarang: PT. Karya Toha Putra), hlm. 85.
v
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tanggal Tanda Tangan
Hj. Minhayati Shaleh, S.Si, M.Si. __________________ __________________
Pembimbing I
Drs. H. Mat Sholikin, M.Ag.. _________________ __________________
Pembimbing II
vi
PENGESAHAN PENGUJI
Tanggal Tanda Tangan
Ridwan, M. Ag. __________________ ________________
Ketua Sidang
Hj. Minhayati Saleh, S.Si, M.Sc. _________________ ________________
Sekertaris Sidang
Hj. Muntholi’ah, M.Pd. _________________ ________________
Penguji I
Saminanto, S. Pd., M.Sc. _________________ ________________
Penguji II
vii
PERSEMBAHAN
Dengan tidak mengurangi rasa syukurku kepada Allah SWT,
Tuhan semesta seluruh alam.
Kupersembahkan totalitas usaha, karya, dan buah pikiran Skripsi ini untuk:
Ayahanda H. Mc. Thoriq & Ibunda Hj. Shorihah tercinta, yang selalu mendoakan ananda
dan memberikan motivasi serta mengorbankan segalanya demi kesuksesan ananda.
Robbighfir lii waaliwaalidayya warhamhuma kama Robbayaanii shoghiro
Kakak dan adik-adikku tersayang : Mas Zaqy, De’ Mimin dan Nok Nia yang telah
memberikan semangat dan seluruh bantuannya pada diriku untuk mencapai cita-cita.
Kakanda (Achmad Yazid) yang selalu ada dihatiku, yang senantiasa selalu membantuku
dalam segala hal dengan penuh kesabaran, yang selalu mendampingiku dalam suka dan
duka sehingga hari demi hari dapat terlewati dengan penuh makna dan kenangan, serta
tiada lelah memberikan motivasi disaat jiwa ini lemah sehingga dapat terselesaikannya
skripsi ini.
Teman- teman seperjuangan, Arum, Mandik, dan D’ Va, you are the best may friend, ku
bisa selalu lebih baik karenamu. Juga semua teman-teman paket Matematika angkatan
2005 yang telah memberikan dorongan dan membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Teman-teman KMKS IAIN Walisongo tercinta yang telah memberiku banyak pelajaran
hidup.
Teman-teman serta adik-adikku yang ada di kos BPI E-17, yang telah memberikan
motivasi dan membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini
Almamaterku, IAIN Walisongo Semarang
viii
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak
berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi
ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam
referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 15 Desember 2009
Deklarator
Nasimatul Wardiyyah
NIM. 3105345
ix
KATA PENGANTAR
Segenap puja dan puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, dan bimbingan serta kekuatan lahir batin kepada diri
peneliti, sehingga skripsi ini yang merupakan hasil dari sebuah usaha ilmiah dan proses
akademik yang cukup panjang dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.
Sholawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad saw, sosok historis yang membawa proses transformasi dari masa ”uncivilized”
yang gelap gulita ke arah alam yang sangat terang benderang dan berperadaban ini, juga
kepada para keluarga, sahabat serta semua pengikutnya yang setia disepanjang zaman.
Penelitian yang berjudul ”Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII MTs NU Banat Kudus pada Materi
Pokok Operasi Bilangan Pecahan Semester I Tahun Ajaran 2009/2010.” ini pada dasarnya
disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Oleh karena itu, karya ilmiah ini merupakan
kulminasi-formal akademik yang sudah barang tentu tetap disertai akuntabilitas akademik
juga dan bukan hanya untuk memenuhi kewajiban akademik tetapi juga sebagai media untuk
memberikan wacana dan solusi dalam dunia kependidikan.
Cukup terharu rasanya ketika penulis telah menyelesaikan proses akademik dan
penyusunan skripsi ini. Karena dengan media ini penulis telah banyak belajar, berfikir,
berimajinasi, mencurahkan segenap kemampuan dalam hal pemikiran, kreativitas dan
ketelitian untuk memenuhi kebutuhan rasa ingin tahu penulis atas problematika hasil belajar
peserta didik yang rendah dalam mengarungi suatu setting pertempuran intelektualitas yang
cukup menantang sehingga dapat mencari dan menemukan identitas diri sebagai seorang
manusia yang dianugerahi akal oleh Sang Kholiq. Oleh karenanya, penulis semakin sadar
akan berbagai kelemahan, kebodohan dan keterbatasan yang ada dalam diri penulis.
Dalam proses penyusunan penelitian tersebut, peneliti banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkan peneliti ingin
x
mengucapkan terima kasih kepada hamba-hamba Allah yang telah membantu peneliti
sehingga karya sederhana ini bisa menjadi kenyataan, bukan hanya angan dan keinginan
semata. Peneliti ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Prof. DR. H. Abdul Jamil, MA., Rektor IAIN Walisongo Semarang.
2. Prof. DR. H. Ibnu Hadjar, M. ED., Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo.
3. H. Abdul Wahid, M.Ag, Ketua Jurusan Tadris.
4. H. Mursyid, M.Ag., Sekretaris Jurusan Tadris.
5. Hj. Minhayati Shaleh, S.Si, M.Sc., selaku Pembimbing I (Bidang Materi), yang telah
berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan fikirannya serta dengan tekun dan sabar
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Drs. H. Mat sholikin, M.Ag. selaku Pembimbing II (Bidang Metodologi), yang juga
telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan fikirannya serta dengan tekun dan
sabar memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Muhammad Nafi Annury, M.Pd. selaku Wali Studi selama Penulis menuntut ilmu di
IAIN Walisongo Semarang.
8. Dosen Tadris Matematika serta Bapak dan Ibu Dosen yang telah membimbing,
mendidik dan memberikan pencerahan untuk selalu berpikir kritis-edukatif.
9. Hj. Churiyati RF, S.Pd.I. Selaku kepala MTs NU Banat Kudus yang telah
memberikan ijin kepada peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.
10. Nor khusomah, SP. Guru Mata Pelajaran Matematika MTs NU Banat Kudus yang
telah memberikan informasi dan membantu penelitian ini.
11. Kakanda (Achmad Yazid) yang senantiasa selalu membantuku dalam segala hal
dengan penuh kesabaran, tiada lelah memberikan motivasi disaat jiwa ini lemah
sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.
12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, namun tak terlupakan
bantuannya yang turut dalam penyelesaian penelitian ini.
Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain untaian rasa
terima kasih yang tulus seiring doa semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan
mereka dengan sebaik-baik balasan.
Pada akhirnya, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari
kesempurnaan. Namun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
xi
Semarang, 15 Desember 2009
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i
ABSTRAK..................................................................................................................... ii
MOTTO......................................................................................................................... iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................................. v
PENGESAHAN............................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN........................................................................................................... vii
DEKLARASI................................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ix
DAFTAR ISI.................................................................................................................. xii
BAB I : PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Penegasan Istilah...................................................................................... 4
C. Rumusan Masalah................................................................................... 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................ 6
BAB II : LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN............................... 8
A. Landasan Teori....................................................................................... 8
1. Pembelajaran..................................................................................... 8
a. Pengertian..................................................................................... 8
b. Teori‐Teori Pembelajaran............................................................ 9
c. Faktor‐Faktor Yang Mempengaruhi pembelajaran...................... 10
xii
d. Hasil Belajar................................................................................. 13
2. Pembelajaran Matematika................................................................ 16
3. Model Pembelajaran Tutor Sebaya.................................................. 18
4. Tinjauan Materi Pokok Pecahan...................................................... 24
5. Penerapan Model Tutor Sebaya pada Materi................................... 28
B. Kajian Pustaka......................................................................................... 29
C. Kerangka Berpikir.................................................................................... 30
D. Hipotesis Tindakan.................................................................................. 31
BAB III : METODE PENELITIAN.............................................................................. 32
A. Subjek Penelitian……………................................................................ 32
B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................................ 32
C. Kolaborator............................................................................................ 32
D. Prosedur Penelitian......................………………….............................. 32
E. Metode Pengumpulan Data……………………………....................... 39
F. Penyusunan Instrumen............………………………………............... 41
G. Teknik Analisis Data…………………………………………............. 42
H. Indikator Keberhasilan………………………………………............... 44
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………................ 45
A. Gambaran Umum Madrasah...........................………………................ 45
B. Hasil Penelitian Tindakan........................................................................ 47
C. Pembahasan......................................................………………............... 63
BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP................................................ 67
A. Simpulan.................................................................................................. 67
B. Saran....................................................................................................... 67
C. Penutup.................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA
xiii
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar nama peserta didik kelas VII C 2009/2010
2. Daftar nilai ulangan harian materi pecahan tahun pelajaran 2008/2009
3. Daftar nilai pre‐test
4. Soal pre‐test
5. Kunci jawaban soal pre‐test
6. RPP siklus I pertemuan I
7. RPP siklus I Pertemuan II
8. LKS siklus I
9. Kunci jawaban LKS siklus I
10. Soal kuis dan kunci jawabannya
11. Soal tugas rumah (PR) siklus I
12. Kunci jawaban soal tugas rumah PR siklus I
13. Soal evaluasi siklus I
14. Kunci jawaban soal evaluasi siklus I
15. RPP siklus II pertemuan I
16. RPP siklus II pertemuan II
17. LKS siklus II
18. Kunci jawaban LKS siklus II
19. Soal tugas rumah PR siklus II
20. Kunci jawaban tugas rumah PR siklus II
21. Soal evaluasi siklus II
22. Kunci jawaban soal evaluasi siklus II
23. Hasil belajar siklus I
24. Daftar kelompok siklus I
25. Daftar kelompok siklus II
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Era globalisasi membawa manusia dihadapkan pada perubahan-perubahan
yang tidak menentu, terutama perubahan dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi. Hal itu berdampak pada terjadinya perubahan dalam segala aspek
kehidupan diantaranya dalam sistem pendidikan. Perubahan-perubahan dalam
sistem pendidikan sebagaimana yang kita ketahui, misalnya, perubahan dalam
bidang kurikulum. Kurikulum 2004 menjadi KBK (Kurikulum Berbasis
Kompetensi) dan kemudian berubah menjadi KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan), perubahan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) menjadi SKS (Sistem
Kredit Semester). Perubahan tersebut dimaksudkan untuk memenuhi suatu
model dan sistem pendidikan yang dapat menyelesaikan problem pendidikan
terkait dengan era perubahan di bidang ilmu dan teknologi.
Untuk mewujudkan hal tersebut maka dibutuhkan pembaharuan.
Pembaharuan pendidikan yang terencana, terarah, dan berkesinambungan, guna
meningkatkan mutu pendidikan pada komponen-komponen pendidikan, baik
pada tataran konsep yaitu teori belajar, tenaga pengajar, peserta didik, materi,
metode serta komponen-komponen terkait lainnya1. Oleh karena itu, perlu
adanya upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, terutama
peningkatan profesionalisme dan kompetensi guru. Dari sinilah diharapkan
upaya mewujudkan pendidikan yang berkualitas dapat dilaksanakan secara
optimal, sehingga mampu memenuhi ketiga sasaran utama tujuan pendidikan
yaitu aspek kognitif, aspek afektif, aspek psikomotorik.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) menuntut perubahan
paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, khususnya pada jenis dan
jenjang pendidikan formal (persekolahan). Perubahan tersebut harus diikuti oleh
1 Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual ,(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), Cet. 4, hlm. 1.
2
guru yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pembelajaran di sekolah (di
dalam kelas ataupun di luar kelas)2. Pada kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) paradigma pembelajaran berorientasi pada peserta didik dan proses
pembelajaran yang berlangsung tidak hanya mempelajari tentang konsep, teori,
dan fakta tetapi juga aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, guru
harus lebih bijaksana dalam menentukan suatu model ataupun strategi
pembelajaran yang sesuai dengan materi pokok dan kondisi peserta didik.
Mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang diberikan pada
setiap jenjang pendidikan dari mulai pendidikan dasar sampai perguruan tinggi.
Matematika juga merupakan “kendaraan” utama untuk mengembangkan
kemampuan berpikir logis, analisis, sistematis, kritis, kreatif serta kemampuan
bekerja sama3.
Keterampilan matematika tidak didapat dengan sendirinya. Keterampilan
matematika didasarkan atas pemahaman dan latihan yang cukup sehingga tidak
mudah lupa terhadap konsep-konsep dan teorema-teorema yang telah dipelajari.
Guru sebagai penggerak perjalanan belajar dan fasilitator belajar peserta didik,
diharapkan mampu memantau tingkat kesukaran yang dialami peserta didik.
Peningkatan hasil belajar peserta didik yang maksimal, merupakan salah satu
tujuan dari pendidikan. Namun kenyataannya banyak peserta didik yang belum
mampu untuk mencapai hasil belajar yang maksimal sebagaimana harapan
tersebut. Keadaan tersebut dapat terlihat pada kenyataan di lapangan yang
menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik masih rendah salah satunya
dalam pelajaran matematika yang cenderung semakin menurun.
Menurut informasi dari guru yang sudah mengajar bertahun-tahun sampai
saat ini pelajaran matematika masih merupakan sesuatu hal yang dianggap sulit
oleh peserta didik MTs NU Banat Kudus, dari masalah-masalah konsep, rumus-
rumus, maupun penerapannya. Hal ini terbukti dari rata-rata nilai matematika
2 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), Cet. 1, hlm. 2.
3 Daniel Muijs, David Reynolds, Effectif Teaching Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), Cet. 1, hlm. 333.
3
pada ulangan harian masih di bawah kriteria ketuntasan belajar minimal (KKM),
yaitu 60 termasuk dalam materi pokok operasi bilangan pecahan. Hasil ulangan
harian pada materi pokok operasi bilangan pecahan pada tahun sebelumnya
diperoleh rata-rata 57,5. Terutama pada kelas yang tidak unggulan yaitu kelas
VII C di MTs NU Banat Kudus.
Kondisi tersebut terjadi karena selain letak MTs NU Banat Kudus yang
dekat dengan jalan raya, sehingga terlalu bising dengan aktifitas kendaraan dan
itu mengakibatkan konsentrasi peserta didik dalam proses pembelajaran
matematika menjadi terganggu. Peserta didik di MTs NU Banat merasa malas
setiap ada jam pelajaran matematika karena setiap mereka mendengar kata
matematika mereka sudah beranggapan bahwa pelajaran matematika itu sulit
ditambah dengan proses pembelajaran yang cenderung meminimalkan
keterlibatan peserta didik, sehingga peserta didik mengalami kesulitan dalam
memahami konsep-konsep materinya dan mengaplikasikannya ke dalam soal-
soal khususnya terhadap materi pokok operasi bilangan pecahan pada
penjumlahan, pengurangan berpenyebut berbeda. peserta didik masih kesulitan
ketika menyamakan penyebutnya, kemudian operasi pembagian pecahan dan
soal cerita, pada sub bab pembagian pecahan dan soal cerita peserta didik masih
banyak yang kebingungan dalam menyelesaikannya. Sehingga minat untuk
mempelajari matematika pun menjadi kurang, mereka juga segan untuk bertanya
mengenai pelajaran matematika, dan masih banyak peserta didik yang pasif,
kurang kreatif, dan enggan untuk bertanya walaupun ada yang mereka tidak
mengerti. Sering juga ditemui peserta didik lebih senang bertanya kepada teman
dari pada kepada gurunya karena peserta didik merasa takut, enggan, dan malu
sehingga potensi kemampuan peserta didik pun kurang termanfaatkan.
Untuk memahami konsep matematika yang bersifat abstrak dibutuhkan
aktifitas dan kreatifitas yang tinggi dari peserta didik. Oleh sebab itu
pembelajaran harus diarahkan agar dapat membangkitkan kreatifitas peserta
didik tersebut, salah satunya adalah belajar dengan cara berkelompok, dengan
cara tersebut peserta didik dapat berdiskusi satu sama lain, peserta didik dapat
4
bertukar informasi dan peserta didik yang pintar dapat membantu peserta didik
yang kurang pintar.
Bermunculan konsep tentang strategi pembelajaran adalah sebagai revolusi
belajar untuk menciptakan sistem pembelajaran yang efektif, efisien, serta
optimal tutor sebaya merupakan strategi pembelajaran untuk mengajak peserta
didik aktif berpartisipasi dalam belajar.
Berdasarkan uraian tersebut peneliti merasa perlu memunculkan sebuah
model pembelajaran salah satunya adalah penggunaan pembelajaran tutor
sebaya, dimana menurut hemat peneliti, pembelajaran tersebut dapat mengajak
peserta didik berfikir secara langsung dalam proses pembelajaran dengan diskusi
dan menjelaskan secara langsung kepada temannya yang belum paham, sehingga
dengan adanya model pembelajaran tutor sebaya diharapkan pemahaman peserta
didik dalam materi pokok operasi bilangan pecahan ini menjadi lebih baik yang
ditandai dengan hasil belajar yang meningkat.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti ingin melakukan
penelitian dengan judul ”Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII C MTs NU Banat Kudus
pada Materi Pokok Operasi Bilangan Pecahan Semester I Tahun Ajaran
2009/2010”.
B. PENEGASAN ISTILAH
Untuk menghindari kesalahan dalam memprediksi maupun menafsirkan
dari kata-kata yang digunakan pada judul dan untuk mewujudkan kesatuan
berfikir, cara pandang persamaan persesi serta anggapan tentang sesuatu dalam
skripsi ini perlu kiranya diadakan penegasan istilah pada judul di atas:
1. Model Pembelajaran Tutor Sebaya
5
tutor sebaya merupakan bagian dari cooperative learning atau
belajar bersama dengan sumber belajar selain guru, yaitu teman sebaya
yang lebih pandai memberikan bantuan belajar kepada teman-teman
sekelasnya di sekolah dalam suatu kelompok.4 Bantuan belajar oleh teman
sebaya dapat menghilangkan kecanggungan, bahasa teman sebaya lebih
mudah difahami. Dengan teman sebaya tidak ada rasa engan, rendah hati,
malu untuk bertanya maupun minta bantuan.
2. Meningkatkan Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar, belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari
seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan
perilaku yang relatif menetap.5
Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik, sementara menurut Keller, hasil belajar adalah
prestasi aktual yang di tampilkan oleh peserta didik, sedangkan usaha
adalah perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar, ini
berarti bahwa besarnya usaha adalah indikator dari adanya motivasi;
sedangkan hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha yang dilakukan
oleh peserta didik.6 Hasil belajar juga dipengaruhi oleh intelegensi dan
penguasaan awal peserta didik tentang materi yang akan dipelajari.
Meningkatkan hasil belajar adalah suatu usaha untuk mencapai
keberhasilan belajar yang lebih baik dari sebelumnya melalui skill individu
yang telah dimiliki untuk dapat menyelesaikan tindakan atau pekerjaan,
seperti meningkatkan prestasi, aktivitas dan kreativitas belajar peserta
didik. Dalam penelitian ini yang akan ditingkatkan adalah hasil belajar
4 Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik & Menyenangkan,
(Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007), hlm. 139. 5 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesuilitan Belajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1999), hlm. 28. 6 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009), Cet. I, hlm. 6.
6
peserta didik. Yang dimaksud hasil belajar dalam penelitian ini adalah
nilai hasil tes tulis saat pembelajaran matematika pada siklus I dan siklus
II.
3. Operasi Bilangan Pecahan
Pecahan adalah suatu bagian utuh yang dibagi menjadi beberapa
bagian yang sama besar atau bilangan yang digunakan untuk menyebutkan
bagian dari keseluruhan.7
Operasi bilangan pecahan meliputi penjumlahan, pengurangan,
perkalian, pembagian, dan perluasan bilangan pecahan.
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas maka
perumusan masalah dari skripsi ini adalah: Apakah dengan menerapkan model
pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar matematika peserta
didik kelas VII C MTs NU Banat Kudus tahun ajaran 2009/2010 pada materi
pokok operasi bilangan pecahan?
D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan dan manfaat penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah sesuai
dengan latar belakang dan perumusan masalah yang peneliti paparkan, yaitu
sebagai berikut:
1. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian dalam tindakan kelas ini adalah:
Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII C MTs NU Banat
Kudus dalam mata pelajaran matematika khususnya pada materi pokok
operasi bilangan pecahan.
7 Sukino, Wilson simangunsong, Matematika untuk SMP Kelas VII, (Jakarta: Erlangga), hlm.
43.
7
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi peserta didik
1) Tercapainya kompetensi peserta didik di bidang matematika,
khususnya pada materi pokok operasi bilangan pecahan.
2) Hasil belajar peserta didik kelas VII C MTs NU Banat Kudus dalam
pelajaran matematika khususnya pada materi pokok operasi bilangan
pecahan dapat meningkat.
3) Proses pembelajaran yang efektif dari penerapan model
pembelajaran tutor sebaya dalam mata pelajaran matematika
khususnya pada materi pokok operasi bilangan pecahan dapat
diterima.
4) Penerapan model pembelajaran tutor sebaya dapat dikembangkan
atau diterapkan pada peserta didik di kelas-kelas yang lain.
b. Bagi guru
1) Terperolehnya inovasi model pembelajaran matematika dari dan
oleh guru yang menitikberatkan pada penerapan model pembelajaran
tutor sebaya.
2) Menambah wawasan bagi peserta didik atau guru bidang studi
matematika sehingga dalam proses pembelajaran nantinya betul-
betul memperhatikan metode & model pembelajaran, dengan
demikian hasil belajar peserta didik pada bidang studi matematika
dapat tercapai dengan baik.
3) Dengan adanya penelitian ini maka terjalin kerjasama atau
kolaborasi sesama guru mata pelajaran matematika di MTs NU
Banat Kudus.
4) Dapat memberikan sumbangsih dan pengabdian guru dalam turut
serta mencerdaskan kehidupan anak bangsa melalui profesi yang
ditekuninya.
c. Bagi Peneliti
8
1) Menambah wawasan bagi peneliti tentang faktor yang
mempengaruhi hasil belajar peserta didik dalam bidang studi
matematika.
2) Menambah pengetahuan dan keterampilan peneliti tentang tata cara
dan proses penelitian dalam pendidikan.
d. Bagi sekolah
Diperoleh panduan inovatif model pembelajaran matematika dengan
tutor sebaya yang selanjutnya diharapkan dipakai di kelas-kelas lainnya,
baik di MTs NU Banat Kudus maupun sekolah yang lain.
8
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu
proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.1
Menurut Sholeh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid,
memberikan pengertian belajar sebagai berikut:
ا هيف ثدحيف ةقابس ةربى حلع ملعتالم نهذ يف رييغت وه ملعالت نا
ا ديدا جرييغت “Belajar adalah suatu perubahan pada diri orang yang belajar
karena pengalaman di masa lalu, kemudian terjadilah perubahan yang baru”.2
Para ahli telah mencoba menjelaskan pegertian belajar dengan
mengemukakan rumusan/definisi menurut sudut pandang yang berbeda-
beda. Baik bentuk rumusan maupun aspek-aspek yang ditentukan dalam
belajar. Berikut adalah pengertian belajar menurut para ahli:
1) James O. Wittaker
Belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
“learning may be defined as the process by which behavior originates
or is altered through training or experince”.3
1Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya , ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995), hlm.2.
2 Sholeh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, al Tarbiyah wa Thuruqu al Taddrs, juz 1, (Mesir: Dar al-Ma’arif, 1968), hlm. 169.
3 Wasty Soemanto, psikologi pendidikan landasan kerja pemimpin pendidikan , ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998), hlm. 104.
9
2) Dahama dan Bhatnagar
Belajar adalah setiap perubahan tingkah laku yang berlangsung
sebagai pengalaman. Menurut mereka pengalaman belajar adalah
reaksi mental dan fisik terhadap penglihatan, pendengaran dan
perubahan mengenai sesuatu yang dipelajari.4
3) Clifford T. Morgan
“Learning is any relatively permanent change in behaviour that is a
result of past experince,” belajar adalah perubahan tingkah laku yang
relatif tetap yang merupakan hasil pengalaman yang baru.5
4) Witherington
Dalam buku Educational Psychology mengemukakan bahwa belajar
adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri
sebagai suatu pola baru dari refleksi yang berupa kecakapan, sikap,
kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.6
Dari beberapa definisi di atas, istilah yang terdapat pada semua
definisi adalah perubahan dan pengalaman. Dengan demikian, belajar
adalah suatu proses yang menimbulkan atau merubah perilaku,
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap melalui latihan
atau pengalaman.
Beberapa teori tentang belajar yang telah dikemukakan oleh para
ahli psikologi pendidikan. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Teori Vygotsky, yang dikutip oleh Daniel Muijs dan David Reynolds
percaya bahwa interaksi anak dengan orang lain melalui bahasalah
yang paling kuat mempengaruhi tingkat pemahaman konseptual yang
dapat dicapai anak.7 Jadi bagi Vygotsky, cooperation (kerja sama)lah
yang menjadi dasar belajar. Vigotsky sangat percaya bahwa kita dapat
4 Mutadi, pendekatan efektif dalam pembelajaran matematika, ( Semarang: Balai Diklat
Keagamaan Semarang), hlm. 13. 5 Mustaqim, Ilmu Jiwa Kependidikan, (Semarang, 2007), hlm. 36. 6 M. Dalyono, Psikologi pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), hlm. 211. 7 Daniel Muijs, dan David Reynolds, Effective Teaching, terj. Helly Prajitno Soetjipto dan Sri
Mulyantini, (yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 26.
10
belajar dari orang lain baik yang seumur maupun yang lebih tua dan
memiliki tingkat perkembangan yang lebih tinggi.8
2) Teori Gestalt
Perintis dari teori ini adalah Chr. Von Ehrenvels. Kemudian
dikembangkan oleh Max Werrheimer (1880-1943), Kurt Koffka
(1886-1941), dan Wolfgang Kohler (1887-1959). Teori Gestalt
berpendapat bahwa:
a) Pengalaman itu berstruktur yang terbentuk dalam satu
keseluruhan, orang yang belajar perlu mengamati stimulus dalam
keseluruhan yang terorganisir bukan dalam bagian-bagian yang
terpisah.
b) Belajar ialah suatu proses mendapatkan “insight” yaitu
pengamatan atau pemahaman terhadap hubungan antara bagia-
bagian di dalam suatu situasi permasalahan (dalam situasi
problematik).9
3) J. Brunner, yang dikutip oleh M. Dalyono, menjadikan pendapat
Pieget sebagai dasar pemikirannaya bahwa anak harus berperan secara
aktif di dalam kelas. Untuk itu, Brunner memakai cara yang
disebutnya “Discovery Learning” yaitu di mana peserta didik
mengorganisasi bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir.
Prosedur ini berbeda dengan reception learning atau expository
teaching, di mana guru menerangkan semua informasi dan peserta
didik harus mempelajari semua bahan/informasi. Bruner menyebutkan
hendaknya guru harus memberikan kesempatan kepada peserta
didiknya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientist,
historin atau ahli matematika. Biarkanlah para peserta didik kita
menemukan arti bagi diri mereka sendiri, dan memungkinkan mereka
8 Ibid 9 Mustaqim, op.cit., hlm. 73.
11
untuk mempelajari konsep-konsep di dalam bahasa yang dimengerti
mereka.10
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Kemampuan belajar peserta didik sangat menentukan
keberhasilannya dalam proses belajar. Di dalam proses belajar tersebut,
banyak faktor yang mempengaruhinya. Secara global faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar peserta didik dapat dibedakan menjadi:11
1. Faktor Internal
a. Aspek Fisik
Kesehatan dapat mempengaruhi semangat dan intensitas peserta
didik dalam mengikuti palajaran. Untuk memperhatikan kesehatan
jasmani agar tetap bugar, peserta didik sangat dianjurkan
mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi. Selain itu,
peserta didik juga dianjurkan memilih pola istirahat dan olah raga
ringan yang sedapat mungkin terjadwal secara tetap dan
berkesinambungan. Hal ini penting sebab perubahan pola makan-
minum dan istirahat akan menimbulkan reaksi kesehatan yang
negatif dan merugikan semangat mental peserta didik itu sendiri.
b. Aspek Psikologis
1) Intelegensi
Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan
psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri
dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi, sebenarnya
bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas
organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui
bahwa peran otak dalam hubungannya dengan intelegensi
manusia lebih menonjol dari pada peran organ-organ tubuh
10 M. Dalyono, op. cit., hlm. 41. 11 Slameto, op. cit., hlm. 54.
12
lainnya, lantaran otak merupakan ”menara pengontrol” hampir
seluruh aktivitas manusia.
2) Sikap
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (response
tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang,
barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.
3) Bakat
Secara umum bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan
datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti
memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi
sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-
masing. Jadi, secara global bakat itu mirip dengan intelegensi.
Itulah sebabnya seorang anak yang berintelegensi sangat
cerdas (superior) atau cerdas luar biasa (very superior) disebut
juga sebagai talenta child, yakni anak berbakat.
4) Minat
Hilgard memberi rumusan tentang minat adalah sebagai
berikut: “Interest is persisting tendency to pay attention to and
enjoy some activity or content”. Minat adalah kecendrungan
yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena
apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan
minat peserta didik, peserta didik tidak akan belajar dengan
sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Bahan
pelajaran yang menarik minat peserta didik, lebih mudah
dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan
belajar.
5) Motivasi
13
Pengertian dasar motivasi ialah keadaan internal organisme
baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk
berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti
pemasok daya (energizer) untuk bertingkat laku secara terarah.
2. Faktor Eksternal
a. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi,
dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar
seorang peserta didik. Para guru yang selalu menunjukkan sikap
dan prilaku yang simpatik dan memperhatikan suri tauladan yang
baik dan rajin khususnya dalam hal belajar.
b. Lingkungan non Sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah keadaan
udara, suhu udara, cuaca, gedung sekolah dan letaknya, rumah
tempat tinggal keluarga peserta didik dan letaknya, alat-alat belajar
yang digunakan peserta didik. Faktor-faktor ini dipandang turut
menentukan tingkat keberhasilan belajar peserta didik.12
c. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan “tingkat perkembangan mental” yang
lebih baik bila dibanding pada saat pra-belajar.13 Jadi hasil belajar adalah
suatu perolehan dari suatu proses dengan ditandai dengan perubahan.
Menurut Nana Sudjana, Hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman
belajarnya.14 Hasil belajar biasanya mengikuti pelajaran tertentu yang
harus dikaitkan dengan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Hasil
belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika merupakan hasil
12 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hlm.
233. 13 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 250-251. 14 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1999), Cet. 6. hlm. 22.
14
kegiatan dari hasil belajar matematika dalam bentuk pengetahuan sebagai
akibat dari perlakuan atau pembelajaran yang dilakukan peserta didik.
Menurut Bloom, yang dikutip oleh Agus Suprijono, hasil belajar
mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain
kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension
(pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan),
analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis
(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan
evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima),
responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization
(organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi
keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.15
Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu peserta didik dalam
mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat
dibagi menjadi 2 bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal.16
a. Faktor Internal (faktor dari dalam diri sendiri) meliputi:
1) Faktor jasmaniah (fisiologi).
Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik
yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan
sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus
meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Kedua,
kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar
sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. Di dalam menjaga
kesehatan fisik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara
lain makan dan minum yang teratur, olah raga serta cukup tidur.
15 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet. 1. hlm. 6.
16 Indra Munawar, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar”, http://Indramunawar.blogspot.com/2009/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-hasil.html.
15
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini
meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental
seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan
belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil. Faktor
psikologis ini meliputi hal-hal berikut. Pertama, intelegensi.
Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang
berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang.
Kedua, kemauan. Kemauan dapat dikatakan faktor utama
penentu keberhasilan belajar seseorang. Ketiga, bakat. Bakat ini
bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu
bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya
kemampuan seseorang dalam suatu bidang.
b. Faktor Eksternal (faktor dari luar) yang meliputi:
1) Faktor keluarga, meliputi: cara orang tua mendidik, keadaan
ekonomi keluarga, latar belakang kebudayaan, pengertian orang
tua, suasana rumah. Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini
merupakan lingkungan pertama dan utama pula dalam
menentukan keberhasilan belajar seseorang. Suasana lingkungan
rumah yang cukup tenang, adanya perhatian orangtua terhadap
perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya
maka akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya.
2) Faktor sekolah
Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan
keberhasilan belajar peserta didik. Hal yang paling
mempengaruhi keberhasilan belajar para peserta didik disekolah
mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik,
pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang
ditegakkan secara konsekuen dan konsisten
16
3) Faktor masyarakat, yang terdiri dari: kegiatan peserta didik
dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk
kehidupan masyarakat. Seorang peserta didik hendaknya dapat
memilih lingkungan masyarakat yang dapat menunjang
keberhasilan belajar. Masyarakat merupkan faktor ekstern yang
juga berpengaruh terhadap belajar peserta didik karena
keberadaannya dalam masyarakat. Lingkungan yang dapat
menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah, lembaga-
lembaga pendidikan non formal, seperti kursus bahasa asing,
bimbingan tes, pengajian remaja dan lain-lain.17
Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut dapat meningkatkan
hasil belajar seseorang dan dapat mencegah peserta didik dari penyebab-
penyebab terhambatnya pembelajaran.
2. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan
terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik
yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta didik
serta antara peserta didik dengan peserta didik.18
Berdasarkan etimologi kata matematika berarti ilmu yang diperoleh
dengan bernalar. Johnson dan Rising yang dikutip oleh Mutadi, mengatakan
bahwa matematika adalah pola berfikir, pola mengorganisasikan, pembuktian
yang logik, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang
didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan
symbol dan padat, lebih berupa bahasa symbol mengenai ide dari pada
mengenai bunyi.19 Kemudian Kline (1973) dalam bukunya mengatakan pula,
bahwa matematika itu bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat
sempurna karena dirinya sendiri, tetapi dengan adanya matematika itu dapat
17 Ibid 18 Amin Suyitno, Pemilihan Model-Model Pembelajaran dan Penerapannya di SMP, (
Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES , 2007), hlm. 1. 19 Mutadi, op. cit., hlm. 14.
17
membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial,
ekonomi, dan alam.20 Matematika sangat dibutuhkan dan berguna dalam
kehidupan sehari-hari, bagi sains, perdagangan dan industri, karena
matematika menyediakan suatu daya, alat komunikasi yang singkat dan tidak
ambigus. Matematika berfungsi sebagai alat untuk mendiskripsikan dan
memprediksi, maka matematika mencapai kekuatannya melalui simbol-
simbolnya, tata bahasa, dan kaidah bahasa (syntax) pada dirinya, serta
mengembangkan pola berpikir kritis, aksiomatik, logis, dan deduktif..21
Dari berbagai definisi matematika yang sudah disebutkan di atas
terdapat ciri-ciri khusus atau karakteristik yang dapat merangkum pengertian
matematika secara umum. Beberapa karakteristik tersebut adalah:22
a. Memiliki objek kajian abstrak
b. Bertumpu pada kesepakatan
c. Berpola pikir deduktif
d. Memiliki simbol yang kosong dari arti
e. Memperhatikan semesta pembicaraan
f. Konsisten dalam sistemnya
Nesher, yang di kutip oleh Hamzah B. Uno mengonsepsikan
karakteristik matematika terletaka pada kekhususannya dalam
mengkomunikasikan ide matematika melalui bahasa numerik. Dengan bahasa
numerik, memungkinkan seseorang dapat melakukaan pengukuran secara
kuantitatif. Sedangkan sifat kekuantitatifan dari matematika tersebut, dapat
memberikan kemudahan bagi seseorang dalam menyikapi suatu masalah.23
Itulah sebabnya matematika lebih memberikan jawaban yang lebih eksak
dalam memecahkan masalah. Dengan kata lain, belajar matematika yang
lebih tinggi harus didasarkan pada tahap belajar yang lebih rendah. Namun
20 Ibid, hlm. 15 21 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), Ed.1, Cet. 3, hlm.
129. 22 R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di indonesia, ( Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, 2000), hlm. 13. 23 Hamzah B. Uno op. cit., hlm. 130.
18
dalam praktek pembelajarannya, matematika dianggap sebagai sesuatu yang
abstrak, menakutkan dan tidaklah menarik dimata peserta didik. Sehingga hal
ini berakibat pada rendahnya output peserta didik dalam menguasai materi
matematika.24
Pembelajaran matematika adalah upaya memperoleh kemampuan
matematika melalui cara-cara tertentu.25 Pembelajaran matematika
merupakan suatu kegiatan belajar mengajar yang menitik beratkan pada
matematika.
Adapun tujuan pembelajaran matematika disemua jenjang pendidikan
persekolahan adalah:26
a. Tujuan yang bersifat formal
Tujuan yang bersifat formal lebih menekankan kepada penalaran dan
membentuk kepribadian.
b. Tujuan yang bersifat material
Tujuan yang bersifat material lebih menekankan kepada kemampuan
menerapkan matematika dan ketrampilan matematika.
Pembelajaran akan efektif apabila pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat
tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan harapan. Keefektifan
pembelajaran matematika tergantung pada pendekatan (approach) yang
digunakan. Pendekatan pembelajaran matematika adalah upaya memperoleh
kemampuan matematika melalui cara-cara tertentu. Soedjadi membedakan
pendekatan pembelajaran menjadi dua, yaitu:27
a. Pendekatan materi (material approach), yaitu proses penjelasan topik
matematika tertentu menggunakan materi matematika lain,
b. Pendekatan pembelajaran, yaitu proses penyampaian atau penyajian topik
matematika tertentu agar mempermudah siswa memahaminya
24 Mutadi, op. cit., hlm.1. 25 Ibid, hlm. 15. 26 R. Soedjadi, op. cit., hlm. 45. 27 Ibid, hlm. 102.
19
Suatu proses pembelajaran dapat dikatakan efektif bila seluruh
komponen yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran dapat saling
mendukung dalam rangka mencapai tujuan. Adapun komponen-komponen
dalam kegiatan belajar mengajar meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan
belajar mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi.28
3. Model Pembelajaran Tutor Sebaya
Model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah
pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari hasil
belajar yang diharapkan akan cepat dapat dicapai dengan lebih efektif dan
efisien.29 Ada beberapa model pembelajaran yang bisa digunakan guru,
misalnya pembelajaran langsung, pembelajaran kooperatif, pembelajaran
berbasis pada masalah, pembelajaran yang berbasis kompetensi,
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, belajar tuntas, konstruktivisme,
dan sebagainya.
Tutor sebaya merupakan bagian dari cooperative learning atau belajar
bersama, Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi
pengajaran yang melibatkan peserta didik bekerja secara berkolaborasi untuk
mencapai tujuan bersama.30 pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah
usaha untuk meningkatkan partisipasi peserta didik, memfasilitasi peserta
didik dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan
dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
berinteraksi dan belajar bersama-sama yang berbeda latar belakangnya.
Pembelajaran Kooperatif adalah sebuah grup kecil yang bekerjasama
sebagai sebuah tim untuk memecahkan masalah (solve a problem),
melengkapi latihan (complete a task), atau untuk mencapai tujuan tertentu
(accomplish a common goal).31 Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep
28 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), hlm. 41. 29 Amin Suyitno, op. cit., hlm. 1 30 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2007), Cet. 1, hlm. 42. 31 Mutadi , op. cit., hlm. 35.
20
bahwa peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep
yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.32 Kegiatan belajar
bersama dapat membantu dan memacu belajar aktif. Dengan berkelompok
peserta didik dapat berdiskusi dan mengajarkan kepada teman-temannya. Hal
ini memungkinkan peserta didik memperoleh pemahaman dan penguasaan
materi pelajaran.33
Di dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa Allah menyuruh kita untuk
saling menolong atau membantu dalam hal kebaikan, sebagaimana firman-
Nya dalam QS. Al- Ma’idah 2:
. . .
⌧ “. . .Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”.34
Model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekedar
belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran cooperative
learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang
dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model cooperative learning
dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih
efektif.35
Roger dan david Johnson, yang dikutip oleh Agus Suprijono
mengatakan bahwa tidak semua kerja sama bisa dianggap pembelajaran
kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model
pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah:
a. Positive interdependence (saling ketergantungan)
32 Trianto, op. cit., hlm. 41. 33 Melvin L. Silberman, Active Learning 101 cara belajar siswa aktif, (Bandung: Nusamedia
kerjasama Penerbit Nuansa, 2004), Cet.1, hlm.31. 34 DEPAG RI, Al Qur’an Al Karim dan Terjemahnya, (Semarang: PT. Karya Toha Putra ), hlm
85. 35 Agus Supijono, op. cit., hlm. 58
21
b. Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan) c. Face to face promotive interaction (interaksi promotif) d. Interpersonal skill ( komunikasi antar anggota) e. Group processing ( pemrosesan kelompok / evaluasi).36
Pada pembelajaran matematika di kelas, belajar dengan kerja
kelompok adalah kerja yang kooperatif bukan kompetitif, meskipun pada
suatu keadaan khusus, hal tersebut dapat terjadi. Pada kegiatan ini
sekelompok peserta didik belajar dengan porsi utama yaitu mendiskusikan
tugas-tugas matematika yang diberikan gurunya, saling membantu
menyelesaikan tugas atau memecahkan masalah, termasuk mengemukakan
pendapatnya yang dapat dipahami oleh anggota lain sehingga anggota
tersebut dapat meningkatkan kemampuan dirinya.
Tutor sebaya merupakan sumber belajar selain guru, yaitu teman dari
kelas yang lebih tinggi atau teman sekelas, dan keluarganya di rumah.
Sumber belajar yang bukan dari guru tetapi dari orang lain yang lebih
pandai.37 Ada beberapa ahli yang meneliti masalah tutor sebaya diantaranya,
adalah Edward L. Dejnozken dan David E. Kopel dalam American Education
Encyclopedia menyebutkan pengertian tutor sebaya adalah sebagai berikut:
Tutor sebaya adalah sebuah model pembelajaran yang mana peserta didik
mengajar peserta didik lainnya. Ada dua tipe peserta didik mengajar peserta
didik lainnya, tipe pertama adalah pengajar dan pembelajar dari usia yang
sama dan tipe kedua adalah pengajar yang lebih tua usianya dari
pembelajar.38
36 Ibid 37 Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik & Menyenangkan,
(Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007), hlm. 139
38 Akrom, “Penerapan metode Tutor Sebaya dalam upaya mengoptimalkan pemebelajaran mata pelajaran KKPI”, http://smkswadayatmg.wordpress.com/2007/09/27/penerapan-metode-tutor-sebaya-dalam-upaya-mengoptimalkan-pemebelajaran-mata-pelajaran-kkpi/, (diakses pada tanggal 19 November 2009)
22
Muntasir dalam bukunya pengajaran terprogram mengemukakan
bahwa tutor berfungsi sebagai tukang atau pelaksana mengajar, cara
mengajarnya telah disiapkan secara khusus dan terperinci. Fungsi lainnya
adalah dengan adanya tutor sebaya peserta didik yang kurang aktif menjadi
aktif karena tidak malu lagi untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat
secara bebas, sebagaimana diungkapkan oleh M. Saleh Muntasir bahwa
dengan pergaulan antara para tutor dengan murid-muridya mereka dapat
mewujudkan apa yang terpendam dalam hatinya, dan khayalannya. Jadi,
sistem pengajaran dengan tutor sebaya akan membantu peserta didik yang
kurang mampu atau kurang cepat menerima pelajaran dari gurunya. Kegiatan
tutor sebaya bagi peserta didik merupakan kegiatan yang kaya akan
pengalaman yang sebenarnya merupakan kebutuhan peserta didik itu sendiri.
Tutor maupun yang ditutori sama-sama diuntungkan, bagi tutor akan
mendapat pengalaman, sedang yang ditutori akan lebih kreatif dalam
menerima pelajaran.39
Tutor sebaya adalah suatu pembelajaran yang jadi murid dan yang
jadi guru adalah teman sebaya kita atau umurnya itu sebaya. Selain itu ada
juga pengertian lain yaitu Tutor sebaya adalah peserta didik di kelas tertentu
yang memiliki kemampuan di atas rata-rata anggotanya yang memiliki tugas
untuk membantu kesulitan anggota dalam memahami materi ajar. Kalau
biasanya guru adalah lebih tua dan muridnya lebih muda. Dengan
menggunakan metode tutor sebaya diharapkan setiap anggota lebih mudah
dan leluasa dalam menyampaikan masalah yang dihadapi, sehingga peserta
didik yang bersangkutan dapat terpacu semangatnya untuk mempelajari
materi ajar dengan baik.40 Karena dengan bantuan teman sebaya dapat
menghilangkan kecanggungan, bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami.
Dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah hati, malu untuk
bertanya ataupun minta bantuan.
39 Ibid 40 Sawali Suhesetya, “Diskusi Kelompok Terbimbing Metode Tutor Sebaya”,
http://sawali.info/2007/12/29/diskusi-kelompok-terbimbing-tutor-sebaya/ hlm. 2.(di akses hari selasa, tanggal 17 November 2009).
23
Untuk menghidupkan suasana kompetitif, setiap kelompok harus terus
dipacu untuk menjadi kelompok yang terbaik. Oleh karena itu, selain
aktivitas anggota kelompok, peran ketua kelompok atau tutor sangat besar
pengaruhnya terhadap keberhasilan kelompok dalam mempelajari materi ajar
yang disajikan. Manfaat peran tutor sebaya antara lain:
1. Memberikan pengaruh positif, baik dalam pendidikan dan sosial pada
guru, dan tutor sebaya.
2. Merupakan cara praktis untuk membantu secara individu dalam
membaca
3. Pencapaian kemampuan membaca dengan bantuan tutor sebaya hasilnya
bisa menjadi di luar dugaan (lebih baik).
4. Jumlah waktu yang dibutuhkan peserta didik untuk membaca akan
meningkat.
5. Mempererat hubungan antara sesama peserta didk.
6. Bagi tutor, merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang tanggung
jawab dalam mengemban suatu tugas serta melatih kesabaran,41
Seorang tutor hendaknya memiliki kriteria:
a. memiliki kemampuan akademis di atas rata-rata peserta didik satu kelas.
b. mampu menjalin kerja sama dengan sesama peserta didik.
c. memiliki motivasi tinggi untuk meraih prestasi akademis yang baik.
d. memiliki sikap toleransi dan tenggang rasa dengan sesama.
e. memiliki motivasi tinggi untuk menjadikan kelompok diskusinya sebagai
yang terbaik.
f. bersikap rendah hati, pemberani, dan bertanggung jawab, dan
g. suka membantu sesamanya yang mengalami kesulitan.42
Menurut Hisyam zaini (2002:60) mengatakan bahwa metode belajar
yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain. Oleh karena
itu, pemilihan model pembelajaran tutor sebaya sebagai strategi pembelajaran
41 Hamsa, “Metode Tutor Sebaya”, http://alief-hamsa.blogspot.com/2009/05/metode-tutor-
sebaya.html., hlm. 2 (diakses pada hari selasa, 17 november 2009) 42 Sawali Suhesetya, op. cit., hlm. 2.
24
akan sangat membantu peserta didik di dalam mengajarkan materi kepada
teman-temannya.43
Apabila model pembelajaran tutor sebaya ini diterapkan, maka
langkah-langkahnya adalah:
a. Pilih materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari peserta
didik secara mandiri. Materi pelajaran dibagi dalam sub-sub materi
(segmen materi).
b. Bagilah para peserta didik menjadi kelompok-kelompok kecil yang
heterogen, sebanyak sub-sub materi yang akan disampaikan guru. Para
peserta didik yang pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak
sebagai tutor sebaya.
c. Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari sub-sub materi.
Setiap kelompok dipandu oleh peserta didik yang pandai sebagai tutor
sebaya.
d. Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan, baik di dlam kelas
maupun di luar kelas.
e. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materisesuai
tugasnya yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber
utama.
f. Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara berurutan
sesuai dengan urutan sub materi, beri kesimpulan dan klarifikasi
seandainya ada pemahaman peserta didik yang perlu diluruskan.
Beberapa studi menemukan keuntungan dan kekurangan dari metode
tutor sebaya, keuntungan tutor sebaya, antara lain:44
a. Tutoring sebaya menghilangkan ketakutan yang sering disebabkan oleh
perbedaan umur, status, dan latar belakang antara peserta didik dengan
guru. Antar peserta didik lebih mudah kerja sama dan komunikasi.
b. Lebih mungkin terjadi pembelajaran personal, antara teman dengan
teman.
43 Amin Suyitno, op. cit., hlm. 6.
44 Paul Suparno, op. cit., hlm 140.
25
c. Si tutor sendiri akan mendapatkan pengertian lebih dalam dan juga
menaikkan harga dirinya karena mampu membantu teman.
d. Tutor teman akan lebih sabar dari pada guru terhadap peserta didik yang
lamban dalam belajar.
e. Lebih efektif dari pada pembelajaran biasa karena peserta didik yang
lemah akan dibantu tepat pada kekuranganny. Dan peserta didik yang
lemah dapat terus terang memberi tahu tutornyamana yang belum jelas,
tanpa malu-malu.
Sedangkan kekurangan metode tutor sebaya adalah:
a. Peserta didik yang dipilih menjadi tutor dan prestasinya baik belum tentu
mempunyai hubungan baik dengan peserta didik yang lain.
b. Peserta didik yang dipilih menjadi tutor belumtentu bisa menyampaikan
materi dengan baik.
4. Tinjauan Meteri Pokok Pecahan
Pecahan merupakan salah satu materi pokok yang diberikan pada
kelas VII semester 1. Materi pecahan yang dibahas disini adalah operasi
hitung pada pecahan.
Pecahan adalah bilangan yang menggambarkan bagian dari suatu
keseluruhan, bagian dari suatu daerah, bagian suatu benda, atau bagian dari
suatu himpunan. Apabila membagi suatu bilangan cacah dengan suatu
bilangan asli, maka pembagian itu disebut suatu pecahan.45
Secara umum pecahan dapat dinyatakan dalam bentuk ab dengan a,b €
Z dan b ≠ 0, a disebut pembilang, dan b disebut penyebut. Operasi pada
pecahan yang akan dibahas di sini meliputi penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian, serta perluasan dari operasi pecahan46
45 ST. Negoro & B. Harahap, Ensiklopedia Matematika, (Bogor Selatan: Ghalia Ind onesia,
2005), hlm 248. 46 Sukino, Wilson Simangunsong, Matematika untuk SMP Kelas VII, (Jakarta: Erlangga),
hlm. 43
26
1. Penjumlahan dan Pengurangan pecahan.
a. Bila penyebut sama:
Contoh (1) : 15
+ 35
1 35
45
(2) : 45
‐ 25
= 4 -25
= 25
b. Bila Penyebut Berbeda :
Contoh (3) : 23
+ 45
=…
KPK dari 3 dan 5 adalah 15
23
+ 45
= 2 ×53 ×5
+ 4 ×35 ×3
= 1015
+ 1215
= 2415
=1 915
Untuk menjumlahkan atau mengurangkan pecahan-pecahan
dengan penyebut berbeda, nyatakan dalam pecahan-pecahan yang
berpenyebut sama dulu dengan cara mancar KPK-nya (kelipatan
persekutuan terkecil).
ac
+ bc
= a bc
Jumlahkan pembilang (penjumlahan
pecahan) atau kurangkan pembilang
(pengurangan pecahan), dengan a,
b, c € Z dan c ≠ 0.
ac ‐ b
c = a -b
c
27
Contoh (4) : 38
- 12
=…
KPK dari 8 dan 2 adalah 8
58
- 12
= 5 ×18 ×1
– 1 ×42 ×4
= 5 8
- 48
= 5 - 48
= 18
2. Perkalian Pecahan
a. Berpenyebut Sama
Contoh (5) : 56
× 36
= 5 ×362 = 15
24
b. Berpenyebut berbeda
Contoh (6) : 23
× 57
= 2 × 53 ×7
= 1021
3. Pembagian Pecahan
a. Berpenyebut Sama
Jika ab dan
cb adalah sembarang pecahan dengan b ≠ 0, maka
ab
: cb
= ac → a
b : c
b = a
b × b
c = a
c
Jika ab dan
cd adalah sembarang pecahan, maka :
ab
× cd
= a ×c b ×d
= acbd
(pembilang dikalikan pembilang, penyebut dikalikan penyebut)
Jika ac × b
c = a ×b
c2 = abc2
Pembilang dikalikan pembilang dan penyebut dikalikan penyebut
atau
dikuadratkan, dengan c ≠ 0
28
Contoh (7) : 67
: 27
= 62
=
b. Berpenyebut berbeda
Contoh (8) : 35
: 79
= 2745
: 3545
= 35
× 97
= 2735
4. Perluasan Materi Operasi Bilangan Pecahan
Soal cerita yang berkaitan dengan bilangan pecahan
Untuk menyelesaikan bentuk soal cerita yang berkaitan dengan bilangan
pecahan, dilakukan beberapa langkah-langkah sebagai berikut.
1) Pahami soal cerita dengan menuliskan apa yang diketahui dan apa
yang ditanyakan.
2) Pilihlah konsep yang tepat dengan bentuk soal cerita yang telah di
pahaminya.
3) Lakukan penyelesaian sesuai dengan contohnua yang terdapat pada
materi konsep operasi bilangan pecahan.
5. Penerapan Tutor Sebaya pada Materi Pokok Operasi Bilangan Pecahan
Diskripsi penerapan model pembelajaran tutor sebaya pada materi
pokok operasi bilangan pecahan:
Pembagian pecahan berpenyebut tidak sama dapat dilakukan
dengan menyamakan penyebutnya terlebih dahulu atau dikalikan
dengan invers (kebalikan) perkalian. ab adalah invers (kebalikan)
perkalian dari ba, karena
ab ×
ba 1 dan sebaliknya.
ab
: cd
= adbd
: acbd
= adbc
= ab
× dc
29
Sebelum masuk pada tahap pertama guru mengadakan tes (pre-test)
untuk mengetahui kemampuan peserta didik serta untuk mencari peserta didik
yang pandai dalam kelas tersebut untuk dijadikan sebagai tutor.
Tahap I
Guru memotivasi peserta didik dengan cara tanya jawab masalah kehidupan
sehari-hari yang berkaitan dengan bilangan pecahan (pengertian pecahan,
contoh dalam kehidupan sehari-hari).
Tahap II
Guru membagi peserta didik dalam kelompok heterogen yang beranggotakan
5-6 orang dan menetapkan satu peserta didik sebagai tutor sebaya
(berdasarkan hasil pre-test). Kemudian guru membagikan LKS yang berisikan
tentang konsep dan permasalahan operasi hitung pada bilangan pecahan untuk
didiskusikan secara kelompok.
Tahap III
Guru berkeliling mengawasi jalannya diskusi dan membantu peserta didik
yang mengalami kesulitan menyelesaikan tugas kelompoknya.
Pada tahap ini guru mendorong siswa untuk bertanya.
Tahap IV
Guru meminta tutor masing-masing kelompok untuk mendemonstrasikan
hasil diskusinya di depan kelas.
Tahap V
Guru membimbing peserta didik untuk menyimpulkan dan membuat
ringkasan materi pada operasi bilangan pecahan.
Tahap VI
Guru memberikan tugas rumah dan evaluasi untuk mengetahui tingkat
pemahaman peserta didik pada operasi bilangan pecahan.
Dengan langkah-langkah tersebut diharapkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran matematika dengan model pembelajaran tutor sebaya pada
materi pokok operasi bilangan pecahan akan betul-betul bermanfaat bagi
peserta didik dan pembelajaran lebih bermakna. Serta dapat menumbuhkan
30
pemahaman untuk melengkapi penguasaan pelajaran matematika yang
diterima secara lebih di sekolah.
B. Kajian Pustaka
Setelah penulis melakukan penelusuran terhadap skripsi yang ada, sudah
ada penelitian yang mirip dengan judul yang penulis kaji. Di antara judul yang
dijadikan kajian dalam skripsi ini adalah skripsi yang ditulis oleh Endang
Sukasih, dengan judul ‘”Meningkatkan Hasil Belajar Pokok Bahasan
Penjumlahan dan Pengurangan Dengan Cara Menyimpan atau Meminjam
Melalui Implementasi Model Pembelajaran Tutor Sebaya Dalam Diskusi
Kelompok Kecil Pada Sisiwa Kelas II SD Supriyadi Semarang Tahun Pelajaran
2005/2006”.47 Dalam kesimpulannya ditulis bahwa dengan model tutor sebaya
dapat meningkatkan hasil belajar matematika sampai 85 % dan peserta didik
semakin aktif.
Hasil penelitian yang ditulis oleh Hajar Puji Kurniawati dalam skripsinya
yang berjudul ”Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Kartu Sortir dan Tutor
Sebaya Dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X Semester
1 SMA KOLOMBO Sleman Yogyakarta Tahun Pelajaran 2006/2007”.48 Dalam
kesimpulanya ditulis, terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar
Kimia siswa yang menerapkan strategi pembelajaran aktif kartu sortir dengan
hasil belajar Kimia peserta didik yang menerapkan strategi pembelajaran aktif
tutor sebaya.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nara Solikhah, dalam skripsinya
yang berjudul ”Penerapan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah dengan
Bantuan Tutor Sebaya dalam Pembelajaran Matematika di SMP 5 Depok
47 Endang Sukasih, Meningkatkan Hasil Belajar Pokok Bahasan Penjumlahan dan
Pengurangan dengan Cara Menyimpan atau Meminjam Melalui Implementasi Model Pembelajaran Tutor Sebaya dalam Diskusi Kelompok Kecil Pada Siswa Kelas II SD Supriyai Semarang Tahun Pelajaran2005/2006, prodi matematika, fakultas tarbiyah, UNNES, 2006.
48 Hajar Puji Kurniawati, Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Kartu Sortir dan Tutor Sebaya Dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X Semester 1 SMA KOLOMBO Sleman Yogyakarta Tahun Pelajaran 2006/2007, prodi kimia, fakultas tarbiyah, UNNES, 2007.
31
Yogyakarta”.49 Mengungkapkan bahwa dengan pembelajaran matematika yang
menggunakan model pembelajaran pemecahan masalah dengan bantuan tutor
sebaya terbukti lebih baik di banding dengan pemecahan masalah tanpa bantuan
tutor sebaya.
Berdasarkan beberapa penelitian tersebut, sebagai bahan perbandingan
yang sudah teruji keshahihannya. Maka peneliti akan mengambil judul
“Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Peserta Didik Kelas VII C MTs NU Banat Kudus pada Materi Pokok
Operasi Bilangan Pecahan Semester I Tahun Ajaran 2009/2010”. Maksudnya
yaitu bagaimana penerapan pembelajaran model pembelajaran tutor sebaya
dalam menyelesaikan soal pecahan untuk meningkatkan hasil belajar, sehingga
pembelajaran di kelas menjadi lebih aktif dan bermakna bagi peserta didik dalam
mendapatkan pengalaman belajar yang mempengaruhi keberhasilan belajar.
Melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti diharapkan
menjadi salah satu alternatif dalam pemecahan masalah khususnya penyelesaian
soal pecahan pada pelajaran matematika.
C. Kerangka Berpikir
Para peserta didik MTs NU Banat Kudus yang masih randah dalam
pembelajaran, hal ini terlihat dari hasil ulangan peserta didik yang masih berada
di bawah KKM MTs NU Banat Kudus yaitu 6,0. Akan tetapi masih ada harapan
untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pelajaran matematika.
Untuk meningkatkan kemampuan tersebut, harus dimulai dari kelas-kelas
dibawahnya yaitu sejak kelas VII. Jadi muncullah masalah yang mendesak untuk
dipecahkan yaitu: (1) Bagaimana mempercepat pencapaian kompetensi dasar
peserta didik kelas VII C MTs NU Banat Kudus pada pelajaran matematika? ;
(2) bagaimana meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII C MTs NU
Banat Kudus dalam pelajaran matematika khususnya pada materi pokok operasi
49 Nara Solikhah, Penerapan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah dengan Bantuan
Tutor Sebaya dalam Pembelajaran Matematika di SMP 5 Depok Yogyakarta, prodi matematika, fakultas tarbiyah, UNNES, 2007.
32
bilangan pecahan?. Untuk menjawab permasalahan tersebut, maka secara
kolaboratif guru pengajar kelas VII C MTs NU Banat Kudus bersepakat untuk
menerapkan model pembelajaran tutor sebaya.
Model pembelajaran tutor sebaya pada proses pembelajaran yang
diterapkannya dapat mencapai hasil yang lebih apabila peserta didik terdorong
untuk melakukannya. Proses pembelajaran dengan memberikan penguatan,
motivasi, diaplikasikan dengan kehidupan sehari-hari serta pemberikan penilaian
mendorong peserta didik untuk lebih giat belajar. Dengan demikian peserta didik
tidak beranggapan lagi bahwa pelajaran matematika sukar dan menakutkan,
namun pada akhirnya apa yang mereka pikirkan dalam belajar matematika untuk
meningkatkan prestasi belajar peserta didik, termasuk meningkatkan aktivitas
dan kreativitas belajar dapat tercapai oleh peserta didik.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka penelitian di atas, maka
dapat dirumuskan hipotesis tindakan penelitian, dengan model pembelajaran
tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII C MTs NU
Banat Kudus pada sub materi pokok operasi bilangan pecahan.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. SUBJEK PENELITIAN
Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas VII C
MTs NU Banat Kudus tahun pelajaran 2009/2010 dengan jumlah peserta didik
sebanyak 48 anak, yang semuanya perempuan. Hasil belajar peserta didik MTs
NU Banat Kudus masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai ulangan
harian peserta didik pada materi pokok operasi bilangan pecahan tahun 2008-
2009 adalah 57,5.
B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 1 sampai dengan
21 November 2009. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender
akademik sekolah dan silabus pembelajaran mata pelajaran matematika kelas
VII semester gasal. Adapun yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah di
MTs NU Banat yang beralamat di Jl. KHR. Asnawi No. 30 Kudus.
C. KOLABORATOR
Kolaborator dalam Pelaksanaan Tindakan Kelas (PTK) adalah orang
yang membantu mengumpulkan data-data tentang penelitian yang sedang
digarap. Kolaborator dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Dalam hal ini
peneliti sudah paham mengenai materi yang akan diajarkan.
D. POSEDUR PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dalam
bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR).1 Penelitian tindakan
kelas adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan
1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), Cet. 13, hlm. 93.
34
nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan
memecahkan masalah.2 PTK dapat diartikan sebagai upaya atau tindakan yang
dilakukan oleh guru atau peneliti untuk memecahkan masalah pembelajaran
melalui kegiatan penelitian. Upaya ini dilakukan dengan cara merubah kebiasaan
(misalnya metode, strategi, media) yang ada dalam kegiatan pembelajaran,
perubahan tindakan yang baru ini diharapkan dapat meningkatkan proses dan
hasil pembelajaran. Pada umumnya PTK dibagi kedalam dua jenis, yakni (1)
PTK individual, yakni guru sebagai peneliti, dan (2) PTK kolaborasi, yakni guru
bekerjasama dengan orang lain, orang lain ini sebagai peneliti sekaligus
pengamat.3
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kolaborasi, dimana
guru bertugas melakukan tindakan dan peneliti melakukan pengamatan terhadap
berlangsungnya proses tindakan.4 Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas
diperlukan lebih dari satu siklus atau minimal dua siklus. Karena siklus-siklus
dalam PTK saling terkait dan berkelanjutan, maka peneliti dalam melakukan
penelitian materi pokok operasi bilangan pecahan menggunakan dua siklus.
Masing-masing siklus mencakup empat tahap kegiatan yaitu perencanaan
(planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi
(reflecting). Setiap siklus dilaksanakan sesuai perubahan yang ingin dicapai.
Sebagaimana langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
Pra siklus
Pada kegiatan pra siklus ini akan dilihat kegiatan pembelajaran satu
tahun pelajaran yang lalu. Dalam pelaksanaan pembelajaran pada pra siklus ini
juga akan diukur dengan indikator penelitian yaitu akan dilihat hasil belajar dari
peserta didik. Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk membandingkan
2 Djunaidy Ghony, Penelitian Tindakan Kelas, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hlm. 8. 3 Wahidmurni dan Nur Ali, Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama dan Umum Dari
Teori Menuju Praktik Disertai Contoh Hasil Penelitian, (Malang: UIN Malang Press, 2008), Cet. 2. hlm. 15
4 M. Saekan Muchih, dkk, Classroom Action Research, ( Semarang: Rasail Media Group, 2009), Cet. 1, hlm. 54.
35
keberhasilan pembelajaran menggunakan model pembelajaran tutor sebaya pada
siklus 1 dan siklus 2.
Sebelum peneliti melaksanakan siklus, terlebih dahulu diadakan pre test
yaitu untuk mengetahui sejauhmana kemampuan peserta didik dalam memahami
materi yang telah diajarkan sebelumnya (pecahan dan lambangnya, serta
perbandingan, bentuk desimal, dan permil). Nilai dari pre-test akan digunakan
sebagai skor awal dalam menentukan tutor sebaya, dan sebagai dasar untuk
pelaksanaan siklus pertama.
Siklus I
Pelaksanaan siklus I direncanakan dalam dua kali pertemuan dan pada
akhir pertemuan kedua dilakukan tes evaluasi hasil belajar.
1) Perencanaan (planning)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut :
a) Peneliti mengidentifikasi kesulitan peserta didik pada materi pokok
pecahan kemudian peneliti mencari apa penyebab peserta didik kurang
aktif saat pembelajaran matematika berlangsung.
b) Berkolaborasi dengan guru, peneliti menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) tutor sebaya untuk pertemuan 1 dan pertemuan 2.
Materi pada siklus pertama ini adalah penjumlahan dan pengurangan
bilangan pecahan.
c) Peneliti menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) pada materi pokok
operasi bilangan pecahan (penjumlahan dan pengurangan pecahan)
beserta kunci jawabannya.
d) Peneliti menyusun soal kuis beserta kunci jawabannya.
e) Peneliti menyiapkan tugas rumah beserta kunci jawabannya.
f) Peneliti merancang pembentukan kelompok (melihat dari hasil pre-tes).
g) Peneliti menyiapkan soal evaluasi beserta kunci jawabannya.
h) Peneliti menyiapkan lembar pengamatan dan pendokumentasian.
2) Pelaksanaan (action)
36
Pada tahap ini merupakan pelaksanaan terhadap perencanaan
pembelajaran yang telah disiapkan. Tahap tindakan pada siklus I berlangsung
selama 2 kali pertemuan. Dalam tindakan kelas ini dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut.
Tindakan siklus I pertemuan I antara lain:
a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b) Guru memotivasi peserta didik dengan cara tanya jawab masalah
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan bilangan pecahan
(pengertian dan contoh bilangan pecahan), bilangan senilai yang dicari
dengan kelipatan persekutuan terkecil).
c) Guru memilih materi yang memungkinkan untuk dipelajari peserta didik
secara mandiri, yaitu pada materi pokok operasi bilangan pecahan, yang
dibagi dalam bab-bab materi (segman materi).
d) Guru membagi peserta didik dalam kelompok heterogen yang
beranggotakan 6 orang dan menetapkan satu peserta didik sebagai ketua
sekaligus sebagai tutor (berdasarkan hasil pre-test)
e) Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) yang berisikan
permasalahan untuk menemukan konsep dan menyelesaikan soal-soal
yang berkaitan dengan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan
pecahan untuk didiskusikan secara berkelompok.
f) Guru berkeliling membantu peserta didik yang mengalami kesulitan
menyelesaikan tugas kelompoknya.
g) Guru meminta perwakilan/tutor dari masing-masing kelompok untuk
mendemonstrasikan hasil diskusinya di depan kelas.
h) Guru membimbing peserta didik untuk membuat kesimpulan materi yang
telah disampaikan.
i) Guru membubarkan kelompok yang dibentuknya dan peserta didik
kembali ke tempat duduknya masing-masing.
j) Guru memberikan tugas / pekerjaan rumah (PR) secara individual kepada
peserta didik.
37
Tindakan siklus I pertemuan II antara lain:
a) Guru melakukan apersepsi untuk mengingatkan peserta didik tentang
materi sebelumnya.
b) Guru memeriksa tugas rumah (PR) yang diberikan pada pertemuan
pertama, dan dikumpulkan.
c) Guru memberikan kuis, sebagai pemantapan peserta didik sebelum
diadakan tes.
d) Guru mengadakan tes evaluasi materi penjumlahan dan pengurangan
pecahan.
e) Guru berkeliling mengawasi jalannya tes.
f) Hasil tes peserta didik dikumpulkan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan pembelajaran yang dilakukan. Hasil tersebut dianalisis
untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada sebagai bahan
pertimbangan dalam upaya perbaikan.
3) Pengamatan (observation)
Tahap pengamatan dilaksanakan sewaktu proses pembelajaran
berlangsung.
a) Peneliti mengawasi aktivitas peserta didik ketika diskusi kelompok dan
keberhasilan peserta didik dalam melaksanakan tugas.
b) Mengamati aktivitas peserta didik saat mengisi LKS.
c) Mengamati dan mencatat peserta didik yang aktif, berani bertanya
kepada guru, atau berani menjawab pertanyaan dari teman yang belum
paham dan berani mengerjakan tugas di papan tulis.
d) Pengamatan pada guru kelas dalam menjalankan RPP.
4) Refleksi (reflection)
a) Menganalisis hasil pengamatan untuk memberikan simpulan sementara
terhadap pelaksanaan pengajaran pada siklus I.
b) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada pelaksnaan
kegiatan penelitian dalam siklus II.
38
c) Mencatat kekurangan-kekurangan pada siklus I, terutama tentang
aktivitas peserta didik dalam mengerjakan tugasnya secara kelompok
maupun individual.
Siklus II
1) Perencanaan (planning)
Setelah merefleksikan dari hasil siklus I, dilanjutkan ke siklus II. Siklus
II juga direncanakan dalam dua kali pertemuan. Dan ditindaklanjuti dari
perencanaan sebagai berikut:
a) Berkolaborasi dengan guru menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) untuk pertemuan 3 dan pertemuan 4. Materi pada
pertemuan 3 dan pertemuan 4 adalah perkalian, pembagian, dan
perluasan operasi bilangan pecahan.
b) Berkolaborasi dengan guru membuat lembar kerja siswa (LKS),
pembentukan kelompok (berdasarkan hasil tes siklus I),
c) Peneliti menyusun tugas rumah (PR), beserta kunci jawabannya.
d) Menyiapkan lembar evaluasi dan pendokumentasian.
e) Menyiapkan daftar nilai tes siklus I peserta didik yang akan dijadikan
sebagai dasar pembagian kelompok belajar dimana peserta didik yang
pandai disebar secara merata ke dalam masing-masing kelompok belajar
yang bertugas sebagai tutor.
2) Pelaksanaan/tindakan (action)
Tindakan merupakan pelaksanaan terhadap perencanaan pembelajaran
yang telah disiapkan. Tahap tindakan pada siklus II berlangsung selama 2 kali
pertemuan. dalam tindakan kelas ini dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut.
Tindakan siklus II pertemuan I antara lain:
a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b) Guru melakukan apersepsi untuk mengingatkan peserta didik tentang
materi sebelumnya.
39
c) Guru membagi peserta didik dalam kelompok heterogen yang
beranggotakan 6 peserta didik (berdasarkan hasil / niali tes pada siklus I)
dengan peserta didik yang pandai disebar pada masing-masing kelompok
dan bertugas sebagai tutor sebaya.
d) Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) yang berisikan tentang
permasalahan untuk menemukan konsep dan menyelesaikan soal-soal
yang berkaitan dengan operasi perkalian, pembagian, dan perluasan
bilangan pecahan untuk didiskusikan secara berkelompok.
e) Beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas
dan kelompok yang lain menanggapi serta menghargai pendapat peserta
didik.
f) Guru membimbing peserta didik dan menyimpulkan hasil diskusi.
g) Guru membimbing peseta didik untuk membuat ringkasan materi yang
telah disampaikan.
h) Guru membubarkan kelompok belajarnya dan kembali ke tempat
duduknya masing-masing.
i) Guru memberikan tugas rumah (PR).
Tindakan siklus II pertemuan II antara lain:
a) Guru melakukan apersepsi untuk mengingatkan siswa tentang materi
sebelumnya.
b) Guru memeriksa tugas rumah (PR) yang diberikan pada siklus II
pertemuan pertama, dan dikumpulkan.
c) Guru memberikan kuis silus II, sebagai pemantapan peserta didik
sebelum diadakan tes.
d) Guru mengadakan tes siklus II materi perkalian, pembagian, dan
perluasan operasi pecahan
e) Guru berkeliling mengawasi jalannya tes.
3) Pengamatan (observation)
Tahap pengamatan dilaksanakan saat proses belajar mengajar
berlangsung. Dan evaluasi dilakukan dengan pemberian tes tertulis diakhir
siklus.
40
4) Refleksi (reflection)
Refleksi merupakan analisis hasil pengamatan dan hasil tes. Pada siklus
II ini diharapkan dapat memenuhi indikator penelitian yang telah ditetapkan
sehingga hasil belajar matematika peserta didik kelas VIIC MTs NU Banat
Kudus dapat meningkat.
Refleksi dilakukan meliputi seluruh kegiatan penelitian sejak dari siklus I
sampai siklus II. Kegiatan pada siklus II merupakan perbaikan siklus I.
Berdasarkan hasil tes siklus II pada pembelajaran matematika, jika sudah
memenuhi indikator penelitian yang telah ditetapkan maka penelitian
dihentikan, seandainya belum memenuhi indikator penelitian yang telah
ditetapkan maka penelitian dilanjutkan ke siklus III. Hasil tes kemampuan
peserta didik dianalisis sesuai dengan target pencapaian penelitian.
E. Metode Pengumpulan Data
1. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari dua sumber yakni peserta
didik dan guru.
a. Data dari peserta didik digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil
belajar dalam proses belajar mengajar matematika.
b. Data dari guru digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan
metode tutor sebaya dalam penggunaannya pada materi pokok operasi
bilangan pecahan dan hasil belajar peserta didik dalam proses
pembelajaran matematika.
2. Jenis data
Dalam pelaksanaan tindakan kelas ini, peneliti menggunakan 2 jenis
data yang dapat dikumpulkan peneliti, yaitu:
a. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat. Data
kualitatif pada penelitian ini yaitu data tentang pelaksanaan pembelajaran
oleh guru yang berupa lembar pengamatan.
b. Data kuantitatif (nilai hasil belajar peserta didik) yang dapat dianalisis
secara deskriptif. Data kuantitatif pada penelitian ini terdiri dari:
41
1) Data tentang hasil evaluasi belajar peserta didik
2) Data tentang keaktifan dan kinerja peserta didik. 5
3. Cara pengambilan data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode untuk
pengambilan data, yaitu:
a. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang –
barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda – benda tertulis seperti buku – buku, majalah,
dokumen, peraturan – peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan
sebagainya.6 Melalui metode ini peneliti mengumpulkan data mengenai
daftar sasaran penelitian, yaitu daftar nama peserta didik kelas VIIC MTs
NU Banat Kudus. Peneliti juga mengumpulkan berbagai bahan kajian
yang dapat digunakan sebagai dasar pelaksanaan penelitian ini, yakni
berupa gambar-gambar saat proses pembelajaran.
b. Tes
Tes adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk
mendapatkan jawaban-jawaban yang diharapkan baik secara tertulis,
lisan atau secara perbuatan.7 Teknik ini dilaksanakan untuk mendapatkan
data kuantitatif mengenai peningkatan hasil belajar matematika pada
peserta didik kelas VII C setelah penerapan model tutor sebaya
dilaksanakan pada materi pokok operasi bilangan pecahan. Tes yang
dilakukan adalah tes tertulis.
c. Observasi Terbuka
Observasi terbuka ialah apabila sang pengamat atau observer
melakukan pengamatannya dengan mengambil kertas pensil, kemudian
5 Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hlm. 131.
6 Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 158. 7 Nana Sudjana, dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2007), hlm. 100
42
mencatat segala sesuatu yang terjadi di kelas.8 Tujuan pencatatan ini
adalah untuk mp-enggambarkan situasi kelas selengkapnya sehingga
urutan kejadian tercatat semuanya. Pencatatan dari observasi terbuka ini
disesuaikan dengan selera pengamat, asal dilakukan sefaktual mungkin
dan tanpa penafsiran subjektif dari pengamat.9 Observasi digunakan
untuk mengetahui tahap-tahap kegiatan/aktivitas peserta didik dalam
pembelajaran matematika.
F. Penyusunan Instrumen
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangkan dari Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar materi bilangan pecahan berikut ini:
Tabel 1. Standar kompetensi dan kompetensi dasar materi pokok bilangan
pecahan. 10
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Bilangan
Memahami sifat-sifat
operasi hitung bilangan dan
penggunaannya dalam
pemecahan masalah
Melakukan operasi hitung bilangan
pecahan.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil indikator pada operasi hitung
bilangan pecahan yang meliputi:
a. Operasi hitung penjumlahan pada bilangan pecahan
b. Operasi hitung pengurangan pada bilangan pecahan
c. Operasi hitung perkalian pada bilangan pecahan
d. Operasi hitung pembagian pada bilangan pecahan serta pemecahan
masalah pada soal-soal perluasan operasi pecahan
8 Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Rosdakarya,
2005), hlm. 110. 9 Ibid., hlm. 111. 10 Depag RI, Standar Isi Madrasah Tsanawiyah, hlm.107
43
Penyusunan RPP disesuaikan dengan langkah-langkah penerapan pada
pembelajaran tutor sebaya yang dititikberatkan pada enam komponen pada
model pembelajaran tutor sebaya.
2. Lembar Kerja (LK)
Pada penyusunan Lembar Kerja, peneliti menggunakan buku
panduan/paket Matematika untuk SMP kelas VII terbitan Erlangga.
3. Tugas Rumah
Tugas rumah disusun dengan menggunakan panduan buku Matematika
untuk SMP kelas VII terbitan Erlangga dan buku pelajaran Matematika
Bilingual untuk SMP/MTs kelas VII terbitan Yrama Widya.
4. Tes evaluasi
Untuk tes evaluasi disesuaikan dengan soal-soal yang terdapat dalam
buku paket matematika sebagai rujukan peneliti.
G. Teknik Analisis Data
Metode analisis yang digunakan merupakan analisis yang mampu
mendukung tercapainya tujuan dari kegiatan penelitian, berdasarkan tujuan dasar
yang ingin dicapai yaitu peningkatan hasil belajar peserta didik dalam materi
pokok operasi bilangan pecahan.
1. Pengumpulan Data
Untuk menganalisis data yang telah terkumpul, dilakukan analisis
hasil yang telah dicapai peserta didik dalam tes evaluasi. Data observasi
penelitian diberikan dengan pemberian nilai berupa angka yang dikategorikan
dengan kurang, cukup, baik, dan sangat baik. Pada tindakan tiap siklus
masing-masing dua kali pertemuan kemudian diberi perlakuan kegiatan yang
meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
2. Hasil observasi
Hasil evaluasi siklus peserta didik
Untuk mengetahui kemampuan kognitif peserta didik dalam
menyelesaikan soal – soal, dianalisis dengan cara menghitung rata – rata nilai
ketuntasan belajar secara klasikal.
44
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis melalui tes
evaluasi peserta didik pada akhir pembelajaran siklus. Dari data hasil tes
peserta didik pada tiap siklus akan diketahui hasil persentase ketuntasan
belajar peserta didik. Selanjutnya dari data tersebut diperoleh pada tiap siklus
dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan menghitung percentages
correction.
Analisis data kuantitatif terdiri atas proses analisis untuk mengetahui
tes hasil belajar peserta didik. Seseorang dikatakan tuntas belajar secara
individu jika telah mencapai nilai 60.
Rumus dan kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Ketuntasan Individu
Ketuntasan belajar individu dihitung dengan menggunakan analisis
deskriptif prosentase, yaitu:
S = RN
x 100
Keterangan:
S = Nilai ketuntasan belajar secara individual.
R = Jumlah jawaban benar tiap peserta didik.
N = Jumlah item soal.11
Dikatakan tuntas belajar jika peserta didik memperoleh nilai lebih dari
atau sama dengan KKM yang ada yaitu ≥ 60.
b. Ketuntasan Klasikal
Data yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik dapat menentukan
belajar klasikal menggunakan analisis diskriptif prosentase, dengan
perhitungan:
P = S N
× 100%
Keterangan:
P = Persentase ketuntasan belajar
S = Jumlah peserta didik yang mencapai tuntas belajar
11 M.Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT
Rosdakarya, 2000), Cetakan Kesembilan, hlm. 112.
45
N = Jumlah keseluruhan peserta didik
Indikator keberhasilan ketuntasan belajar klasikal ditentukan jika rata –
rata nilai yang diperoleh lebih dari nilai KKM dan minimal 75% dari
jumlah peserta didik dikelas tersebut mendapatkan nilai minimal 60.
H. INDIKATOR KEBERHASILAN
Indikator kinerja yang menjelaskan keberhasilan adalah meningkatnya
hasil belajar peserta didik kelas VII C MTs NU Banat Kudus pada materi pokok
operasi bilangan pecahan.
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata hasil
belajar peserta didik ≥ 60 dengan ketuntasan klasikal ≥ 75%.12 yang berarti
bahwa ≥ 75% dari jumlah peserta didik memperoleh nilai ≥ 60.
12 Asep Jihad, Pengembangan Kurikilum, Matematika(Tinjauan Teoritis dan Historis),
(Bandung: Multi Pressindo, 2008), hlm. 112.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM MADRASAH
1. Sejarah Berdirinya Madrasah NU Banat Kudus
Madrasah Tsanawiyah NU Banat Kudus (MTs NU Banat Kudus)
yang diselenggarakan oleh yayasan pendidikan banat (YPB) sebagai badan
hukum penyelenggara MTs NU Banat Kudus yang didirikan oleh
sekelompok ulama’ dan tokoh masyarakat muslim di Kudus Jawa Tengah
yang sadar dan menaruh perhatian terhadap keadaan dan perkembangan
didang pendidikan umat islam dan bangsa indonesia pada umumnya,
tepatnya pada tanggal 2 Januari 1957 oleh Yayasan Pendidikan Banat
Kudus dengan akte notaris nomor: 45/81 dengan tokoh KH. Masdain Amin
(Adik Hadlrotusy Syeh KHM. Arwani Amin).
Yayasan ini berdasarkan pancasila berazazkan Islam Ala Ahlussunah
Waljamaah dan bertujuan membangun dan memajukan masyarakat
Indonesia terutama pelajar putri dalam bidang pendidikan agar menjadi
warga negara yang cakap dan terampil serta bertanggung jawab terhadap
agama, bangsa, negara, dan cita-cita awal berdirinya membekali wanita-
wanita Islam berpengetahuan Islam yang amali dan mampu memimpin
wanita-wanita Islam untuk hidup maju bersama masyarakat yang lain,
melangkah untuk memenuhi tuntutan-tuntutan yang zamani dan mampu
berkompetisi positif dengan lembaga-lembaga lain yang siap melaksanakan
program pengembangan baik fisik maupun non fisisk.1
2. Letak Geografis
1 Churiyati RF, Profil MTs NU Banat Kudus Tahun Ajaran 2009/2010, hlm. 3. ( yang
diperoleh pada hari kamis tanggal 1 November 2009).
47
MTs NU Banat Kudus yang beralamat lengkap di Jl. KHR. Asnawi
No. 30 Kudus, Kelurahan Damaran, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus.
Bisa diakses pada website: www.banatnukudus.or.id, E-mail:
Adapun batas-batas lokasinya adalah:
a. Sebelah Utara : - Sekolah RAUDLOTUL ATHFAL (RA) Banat
- NU Kudus dan Madrasah Qudsiyyah.
b. Sebelah Selatan : Perempatan Jember
c. Sebelah Timur : Menara Kudus
d. Sebelah Barat : SMP, SMA Muhammadiyah Kudus
Dari letak geografis di atas dapat dilihat bahwa MTs NU Banat menempati
lokasi yang sangat strategi, dan tempatnya dekat dengan masjid menara
Kudus. Karena letaknya di kota dan dekat dengan jalan raya sehingga
mudah dijangkau.
3. Keadaan Guru dan Peserta Didik
Para guru yang mengajar di MTs NU Banat Kudus ini berjumlah 52
guru. Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda mulai sarjana
sampai diploma. Sedangkan jumlah peserta didik berdasarkan data
2009/2010 adalah 1000 peserta didik. Dengan rincian kelas VII 331 peserta
didik, kelas VIII 343 peserta didik, dan kelas IX 326 peserta didik.
4. Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah NU Banat Kudus
a. Visi Madrasah
48
Unggul dalam prestasi, Terjaga dalam mutu dan kwalitas, Terpadu
dalam ilmu umum dan ilmu agama, Tebimbing dalam akhlaq terpuji,
Terbina dalam nuansa Islami.
b. Misi Madrasah
Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi kwalitas, baik
akademik, moral maupun sosial sehingga mampu menyiapkan dan
mengembangkan SDM berkwalitas dibidang IMTAQ dan IPTEK dalam
rangka mewujudkan Baldatun Thoyyibatun Warobbun Ghofur.
c. Tujuan Madrasah
Membekali peserta didik agar:
1) Mampu memahami ilmu agama dan umum.
2) Mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan
sehari-hari sehingga terwujud generasi muslim yang mar’atus
sholihah berakhlaq mulia.
3) Memiliki ilmu keterampilan sebagai bekal hidup di masyarakat.
4) Mampu berkomunikasi sosial dengan modal bahasa asing praktis
(Bahasa Arab dan Inggris).
5) Mampu memahami ilmu-ilmu yang dibutuhkan untuk melanjutkan
pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.2
B. HASIL PENELITIAN TINDAKAN
1. Pra Siklus
2 Ibid, hlm. 7.
49
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari wawancara (1 November
2009) dengan Ibu Nor Khusomah, S.Pd. Selaku guru matematika kelas VII
MTs NU Banat Kudus menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran
matematika belum mampu mengaplikasikan model pembelajaran dengan
menggunakan metode tutor sebaya, guru masih masih sering menggunakan
metode ceramah, pemberian contoh, dan mengerjakan soa-soal, sehingga
peserta didik cenderung pasif dan kurang mempunyai pengalaman belajar
dalam pembelajaran. Sehingga peserta didik kurang menyukai pelajaran
matematika dan menyebabkan hasil belajar rendah. Sebelum melakukan
siklus, peneliti mengumpulkan data awal berupa daftar nama peserta didik
(lampiran 1) dan nilai awal yang akan dijadikan perbandingan pada siklus
selama penelitian di MTs NU Banat Kudus. Nilai awal ini diambil dari rata-
rata nilai ulangan harian peserta didik kelas VII C materi pokok Bilangan
pecahan tahun ajaran 2008/2009 terlampir (lampiran 2).
2. Siklus I
Penelitian yang telah dilakukan telah diperoleh data-data yang dapat
diuraikan sebagai berikut.
a. Pelaksanaan tindakan
Tabel 1. Jadwal pelaksanaan siklus I
Hari/Tanggal Waktu Pertemuan
ke-
Materi
Selasa, 3
November 2009
1 x 40’ I • Pre-Test
Ahad,
8 November 2009
2 x 40’ 2 • Penjumlahan dan
pengurangan bilangan
pecahan
Selasa, 10 1 x 40’ 3 • Evaluasi Siklus I
50
November 2009
Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut.
Pertemuan I
Pertemuan I dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Selasa, 3 November 2009
Waktu : 11.00-11.40
Materi : Pre-Test
Kegiatan pembelajaran diawali oleh guru dengan mengucapkan
salam, peserta didik menjawab salam dan dilanjutkan membaca basmalah
untuk mengawali pembelajaran. Kemudian guru melakukan absensi. Pada
kegiatan ini terdapat tiga peserta didik yang tidak hadir dikarenakan sakit,
peserta didik tersebut adalah Dhurra Ayu Tsalasila, Fachriatul Ummah,
dan Luthfa Umi Azizah. Setelah melakukan absensi guru mengingatkan
peserta didik bahwa pada pertemuan pertama ini akan dilaksanakan
ulangan sekaligus sebagai Pre-test. Peserta didik diberi kesempatan oleh
guru untuk membuka kembali buku atau catatan mereka selama 5 menit
untuk dipelajari. Ketika waktu untuk belajar dirasa sudah cukup, guru
meminta peserta didik untuk menutup dan memasukkan bukunya ke dalam
tas. Guru membagikan soal pre-test kepada peserta didik, guru meminta
peserta didik agar bekerja sendiri, tidak boleh bekerja sama. Guru
memberikan batas waktu dalam mengerjakan soal pre-test selama 30
menit. Suasana kelas menjadi hening dan peserta didik tampak serius
dalam mengerjakan soal-soal pre-test. Keseriusan peserta didik dalam
mengerjakan soal-soal pre-test dapat dilihat pada gambar berikut:
51
Gambar I. Pelaksanaan pre- test
Sekitar pukul 11.25 WIB guru bertanya kepada peserta didik, “anak-
anak sudah selesai belum? Kalau sudah bisa dikumpulkan di depan.”
Anak- anak menjawab, “ belum bu, masih kurang sedikit” guru memberi
toleransi waktu 5 menit lagi. Setelah batas waktu yang telah ditentukan
selesai, guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan pekerjaannya
yang kemudian di koreksi bersama secara silang. Guru meminta peserta
didik untuk bergantian maju menjawab soal-soal pre-test, yang kemudian
didiskusikan bersama. Guru mendata nilai peserta didik dengan
memanggil namanya satu persatu (lampiran3).
Guru menyuruh peserta didik untuk mempelajari materi tentang
operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan dirumah sebagai bahan
pembelajaran pada pertemuan selanjutnya (pertemuan ke-2). Lalu
dilanjutkan guru memberi semangat kepada peserta didik untuk semakin
giat dalam belajar. Dan guru mengakhiri pembelajaran dengan bacaan
hamdalah bersama kemudian guru mengucapkan salam dan peserta didik
dengan serempak menjawabnya.
Peneliti dan guru kemudian berdiskusi untuk menentukan dan
pembentukan kelompok yang berdasarkan nilai pre-test. Peserta didik
52
kelas VII C ini dibagi menjadi 8 kelompok. Masing-masing kelompok
terdiri dari 6 peserta didik.(lampiran 24)
Pertemuan II
Pertemuan II dilaksanaan pada:
Hari/Tanggal : Ahad, 8 November 2009
Waktu : 10.20-11.40 WIB
Materi : Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
bilangan pecahan
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, dengan
serempak peserta didik menjawab salam dan dilanjutkan membaca
basmalah untuk memulai pembelajaran, kemudian guru melakukan
absensi, dengan bertanya “ apa hari ini ada yang tidak masuk?” salah satu
dari peserta didik menjawab “ada, bu,? 3 anak.” kemudian guru melihat
buku jurnal yang ada di atas meja guru dan mencatat nama-nama yang
tidak masuk di dalam buku absen yang dibawa guru. Kemudian guru
melakukan appersepsi materi sebelumnya yaitu pengertian pecahan,
pecahan senilai, menyamakan pecahan dengan KPK. kemudian guru
menulis beberapa soal di depan kemudian guru menyuruh peserta didik
untuk maju kedepan mengerjakan soal tersebut. Guru hanya ingin
mengetahui apakah peserta didik masih ingat dengan materi yang sudah
diajarkan sebelumnya apa tidak. Setelah melakukan appersepsi, guru
menjelaskan model pembelajaran tutor sebaya. Kemudian guru
mengumumkan pembagian kelompok, dan sekaligus menunjuk satu
peserta didik untuk menjadi tutor sebaya pada masing-masing kelompok.
Guru meminta peserta didik untuk langsung berpindah tempat sesuai
kelompoknya masing-masing. Suasana kelas menjadi gaduh saat peserta
didik mencari tempat dan anggota kelompoknya.
Setelah suasana tenang, guru membagikan LKS (Lembar Kerja
Siswa),(lampiran 8). Sebelum peserta didik berdiskusi guru menjelaskan
53
cara kerja yang akan dilakukan masing-masing kelompok dan
menjelaskan tugas tutor dalam masing-masing kelompok. Guru memberi
waktu 30 menit untuk berdiskusi.
Gambar 2. Peserta didik saling berdiskusi LKS siklus I
Pada pembelajaran ini guru tidak menjelaskan materi kepada peserta
didik karena mereka belajar sendiri melalui handout yang telah diberikan.
Suasana mulai tenang saat peserta didik mulai serius berdiskusi
mengerjakan LKS. Ketika diskusi dalam kelompok, guru senantiasa
mengawasi jalannya diskusi dan membantu kelompok yang menemukan
kesulitan saat melengkapi LKS. Ada kelompok yang bertanya, yaitu
kelompok 4 “Bu, yang nomor 7 pada penjumlahan berpenyebut berbeda
ini maksudnya gimana?“. Kemudian guru mendatangi kelompok 4
tersebut dan memberikan pengarahan. Maksudnya, “pada gambar A itu
menunjukkan pecahan berapa? bu , lalu yang gambar C? bu, itu
berarti gambar A dan gambar C pecahannya senilai. Begitu juga gambar B
dan D, jadi kalau dijumlahkan
( = ) + ( = ) = . Beberapa peserta didik sudah mulai aktif
bertanya jika ada yang belum dipahami, tetapi masih banyak juga yang
masih takut untuk bertanya. Seperti yang terjadi pada kelompok 3 dan
kelompok 7, mereka kesulitan dalam menyimpulkan. Sehingga tutor dalam
54
kelompok tersebut kebingungan dan tidak bisa mengatasi. Kemudian guru
mendatangi kelompok tersebut dan memberi pengarahan.
Setelah waktu selesai sesuai kesepakatan, guru menyuruh tiap
kelompok mengumpulkan hasil diskusinya. Peserta didik mengumpulkan
LKS yang sudah dilengkapi dan itu sebagai nilai kelompok.
Guru meminta perwakilan dari kelompok untuk mendemonstrasikan
hasil diskusi mereka. Akan tetapi belum ada peserta didik atau kelompok
lain yang berani untuk maju di depan kelas untuk mendemonstrasikan
hasil diskusinya. kemudian guru menunjuk kelompok 5, kemudian dengan
agak terpaksa tutor dalam kelompok 5 tersebut mau maju tapi masih malu
dan takut. Peserta didik atau kelompok yang lain diminta untuk
menanggapi hasil kerja temannya di depan kelas, saat guru menyuruh
peserta didik untuk menanggapi hasil tulisan di depan, juga belum ada
peserta didik yang spontan berani menanggapinya. Kemudian guru
memberi sedikit umpan dengan berkata “kalo ada yang berani menanggapi
atau bertanya, maka akan diberikan nilai plus pada kelompoknya,” baru
salah satu dari kelompok 1 yang bernama Silma Yasari berani menanggapi
dan bertanya. Bu hasil dari = kok itu kan salah,
kemudian guru berkata, “ ya coba Silma maju dibetulkan!” lalu silma
maju dan menulis jawabannya = = guru memberikan
motivasi pada mbak Silma ya bagus!!
55
Gambar 3. Peserta didik memprosentasikan hasil diskusiny
Setelah semua peserta didik mulai paham materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan pecahan, para peserta didik dibimbing guru untuk
menarik beberapa kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari. Guru
kurang memotivasi peserta didik untuk lebih aktif, tapi guru lebih banyak
menjelaskan. Saat pembelajaran akan selesai, guru memberikan tugas
rumah kepada peserta didik, sebelum mengakhiri pembelajaran guru
mengingatkan peserta didik bahwa pertemuan berikutnya akan diadakan
evaluasi atau ulangan dengan materi yang telah diajarkan pada pertemuan
hari ini. Setelah itu guru mengakhiri pembelajaran dengan bacaan
hamdalah “Alhamdulillahi robbil alamin” bersama dilanjutkan guru
mengucapkan salam dan peserta didik serempak menjawabnya.
Pertemuan III
Pertemuan III dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Selasa, 10 November 2009
Waktu : 10.20-11.00 WIB
Materi : Evaluasi operasi penjumlahan dan pengurangan
pecahan
Guru membuka pelajaran dengan salam dan membaca basmalah
bersama, guru menyapa peserta didik dan absensi. Pada pertemian ini
semua peserta didik hadir. Guru mengingatkan kembali bahwa hari ini
56
akan dilakukan ulangan harian atau evaluasi materi pada pertemuan
sebelumnya yaitu operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan.
Sebelum guru membagikan soal evaluasi guru meminta peserta didik
untuk mengumpulkan tugas rumah yang diberikan pada pertemuan
sebelumnya. Lalu guru memberikan 2 soal kuis (lampiran 10) dengan
menulis soalnya di depan, sebagai pemantapan peserta didik sebelum
melakukan evaluasi. Pada saat itu tidak ada yang mau maju dan akhir nya
guru menunjuk satu orang untuk maju mengerjakan soal kuis tersebut,
tidak lama kemudian salah satu peserta didik maju untuk mengerjakan
soal kuis yang kedua. Guru bersama-sama peserta didik mengoreksi
bersama jawaban yang ada didepan. Setelah selesai guru meminta peserta
didik untuk memasukkan buku matematikanya ke dalam tas masing-
masing, kemudian guru membagikan lembar soal evaluasi.
Suasana kelas terlihat tenang saat peserta didik mulai mengerjakan
soal evaluasi. Peserta didik diberi waktu 20 menit untuk mengerjakan soal
evaluasi.
Gambar 4. Peserta didik mengerjakan evaluasi siklus I
Setelah waktu yang ditentukan selesai, peserta didik disuruh
mengumpulkan hasil pekerjaan evaluasi mereka. Guru mengakhiri
pelajaran dengan bacaan hamdalah dan salam.
57
b. Hasil Pengamatan dan evaluasi
Hasil pengamatan yang didapatkan oleh peneliti pada siklus pertama,
adalah sebagai berikut.
1) Hasil pengamatan peserta didik dalam pembelajaran
a) Peserta didik belum terbiasa belajar secara berkelompok, sehingga
diskusi dalam kelompok belum terlihat hidup. Akibatnya
pelaksanaan pembelajaran matematika dengan model tutor sebaya
belum terlaksana sebagaimana mestinya.
b) Peserta didik masih takut untuk bertanya maupun mengungkapkan
pendapat. Hanya baru 3 peserta didik saja yang sudah aktif jika
diberi umpan oleh guru.
c) Peserta didik belum bisa memaksimalkan waktu yang diberikan
untuk menyelesaikan tugas.
2) Hasil pengamatan aktivitas guru
a) Guru aktif memantau kegiatan peserta didik di dalam kelas,
dengan berkeliling saat peserta didik mengerjakan tugas.
b) Guru memberikan umpan kepada peserta didik agar peserta didik
aktif.
c) Guru selalu memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya, berpendapat, maupun komentar.
d) Guru kurang memotivasi peserta didik untuk belajar.
c. Refleksi
Dari hasil pengamatan pembelajaran tersebut dan hasil diskusi
antara peneliti dengan kolaborator ada beberapa hal tindakan yang akan
dilakukan pada tahap berikutnya yaitu siklus II untuk memperbaiki dan
meningkatkan hasil belajar terkait dengan pelaksanaan pembelajaran
58
matematika dengan menggunakan model pembelajaran tutor sebaya yang
membawa dampak pada prestasi belajar. Tindakan tersebut yaitu:
1. Berusaha lebih baik dalam memotivasi peserta didik untuk aktif dalam
mengerjakan tugas bersama dengan kelompok ataupun dalam diskusi.
2. Pada saat pembelajaran berlangsung kontak pandang guru terhadap
peserta didik tidak hanya tertuju pada seorang saja, tetapi menyeluruh.
3. Pembentukan kelompok belajar perlu ada perombakan anggota yaitu
dengan cara penyebaran peserta didik yang pandai merata semua di
semua kelompok belajar, sehingga diharapkan hasil pekerjaan
kelompok belajar baik berupa penemuan konsep maupun latihan soal-
soal dapat terselesaikan dengan baik dan lancar dari masing-masing
kelompok.
4. Memaksimalkan pembelajaran melalui model pembelajaran tutor
sebaya dengan memperhatikan konsep-konsep yang penting dalam
operasi bilangan pecahan dan pembelajaran lebih kontekstual.
5. Memberikan waktu untuk praktik langsung dan bertanya berkaitan
topik materi pelajaran.
6. Meningkatkan pengelolaan kegiatan pembelajaran di dalam kelas.
d. Evaluasi siklus I
Evaluasi pada siklus I ini dilakukan pada hari Selasa, tanggal 10
November 2009 dengan durasi waktu 20 menit. Pada evaluasi siklus I ini
guru memberikan soal evaluasi berjumlah 10 soal pilihan ganda. Adapun
hasil tes evaluasi siswa pada siklus I dapat dilihat pada lembar lampiran
13.
3 Siklus II
Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa tujuan penelitian
sudah tercapai, akan tetapi masih belum signifikan. Maka dilanjutkan pada
siklus II. Hal-hal yang belum sempurna di siklus I diperbaiki di siklus II.
a. Pelaksanaan Tindakan
Tabel 2. Jadwal pelaksanaan siklus I
59
Hari/Tanggal Waktu Pertemuan
ke-
Materi
Ahad,
15 November
2009
2 x 40’ 1 • Operasi perkalian
pecahan
• Operasi pembagian
pecahan dan
perluasan pecahan.
Selasa,
17 November
2009
1 x 40’ 2 • Evaluasi perkalian,
pembagian, dan
perluasan pada
pecahan.
Deskripsi pelaksanaan tindakan pembelajaran adalah sebagai berikut.
Pertemuan I
Pertemuan I dilaksanaan pada:
Hari/Tanggal : Ahad, 15 November 2009
Waktu : 10.20-11.40 WIB
Materi : Operasi perkalian, pembagian, perluasan pecahan.
Guru masuk kelas, lalu guru mengucapkan salam dengan
serempak peserta didik menjawab salam dari guru dan kemudian
disambung dengan membaca basmalah bersama, hal itu selalu dilakukan
peserta didik setiap mau memulai pembelajaran. Guru melakukan absensi
dengan bertanya kepada salah satu dari peserta didik yang duduk di
depan meja guru, “hari ini siapa yang tidak masuk?” mbak anisa salma
menjawab” Silvi Andriyani (sakit) dan Karina Widya armelia (ijin) bu!.
Setelah absensi guru melakukan appersepsi tentang materi sebelumnya,
dengan guru bertanya, “bagaimana cara mencari penjumlahan dan
pengurangan pecahan dengan penyebut berbeda?”, peserta didik
menjawab dengan bersama tapi tidak begitu jelas, kemudian guru
menyuruh peserta didik untuk tunjuk jari yang mau menjawab pertanyaan
dari guru. Ada 5 anak yang tunjuk jari mereka adalah Hanif Fauziyah,
60
Nidaan Khofiyya, Nurul Imaroh, Himmatul Elma, dan Anisa Salma. Tapi
guru hanya menunjuk satu orang yaitu Himmatul Elma, kemudian
dijawab pertanyaan itu, “ dengan cara menyamakan penyebutnya terlebih
dahulu dengan mencari KPKnya.” Guru memberi motivasi “ya bagus!”.
Guru memberikan umpan lagi dengan bertanya,” apa ada yang
berpendapat lain? Peserta didik diam dan kemudian guru menyimpulkan,
benar jawaban dari mbak Himma kalau mau mencari penjumlahan atau
pengurangan yang berpenyebut berbeda harus disamakan dahulu
penyebutnya dengan cara mencari KPKnya.
Setelah melakukan appersepsi, guru membagi peserta didik
menjadi 8 kelompok yang heterogen, dan guru menunjuk satu orang
untuk menjadi tutor sebaya pada masing-masing kelompok. pembagian
kelompok tersebut berdasarkan pada hasil evaluasi siklus I (lampiran 23).
Guru menyuruh peserta didik untuk berkelompok pada kelompoknya
masing-masing. Peserta didik sudah terlihat lebih cepat dan tidak lagi
saling berebut tempat dalam berkelompok dengan kelompoknya masing-
masing. Setelah suasana kelas tertib dan sudah pada kelompoknya
masing-masing guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada
masing-masing kelompok (lampiran 17), di dalam LKS tersebut
kelompok diminta untuk bisa menemukan konsep perkalian, pembagian,
dan menyelesaikan soal cerita pada perluasan pecahan. Di dalam masing-
masing kelompok tersebut terdapat satu tutor yang bertugas sebagai ketua
kelompok sekaligus sebagai pengajar apabila ada teman dalam
kelompoknya yang mengalami kesulitan atau belum paham. Guru
mengawasi jalannya diskusi, pada saat peneliti berkeliling memperhatikan
aktifitas diskusi kelompok 6 bertanya pada peneliti, “ bu maksudnya
pernyataan Berapa sisi tegaknya, berapa sisi datarnya, berapa luas
daerahnya, itu gimana bu?” peneliti menjawab, “ itu maksudnya kalian
disuruh memperhatikan gambar yang ada kemudian kalian amati sisi
tegaknya itu menunjukkan pecahan berapa? ,
sisi datarnya? ,
61
lalu luasnya? Panjang x lebar
= sisi datar x sisi tegak
= x
=
=
ya pintar, berarti luas daerah pada gambar itu ya sama dengan luas persegi
panjang karena daerah yang diarsir tersebut berbentuk persegi panjang.
Peneliti bertanya “bagaimana sudah paham?” sudah bu, terima kasih..!
kata kelompok 6.
Gambar 5. Diskusi LKS pada siklus II
Setelah selesai mendiskusikan LKS mereka dalam kelompok
masing-masing, guru meminta tutor perwakilan dari masing-masing
kelompok untuk maju memprosentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
62
Gambar 6. Tutor dari kelompok 2 sedang menulis hasil diskusinya.
Pada pertemuan kali ini peserta didik sudah mulai aktif dan
berani memberi komentar maupun pendapat pada hasil pekerjaan
temannya. Ketika guru meminta tutor dari masing-masing kelompok
memprosentasikan hasil diskusinya di depan, kelompok lain juga sangat
memperhatikan dan sudah aktif menanggapi atau bertanya. Setelah selesai
guru meberikan klarifikasi sedikit tentang tanggapan-tanggapan peserta
didik yang keliru sekaligus memberikan kesimpulan tentang materi
pekalian, pembagian, dan perluasan pada pecahan. Saat disuruh
menyimpulkan pun mereka serempak menyimpulkan pembelajaran
dengan semangat. Dan guru sudah baik dalam memberikan motivasi
belajar kepada peserta didik. Sebelum pembelajaran diahkiri, guru
memberikan tugas rumah. Dan pembelajaran diakhiri dengan bacaan
hamdalah kemudian guru salam, peserta didik menjawab dengan
serempak.
Pertemuan II
Pertemuan II dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Selasa, 17 November 2009
Waktu : 10.20-11.00 WIB
Materi : Evaluasi operasi perkalian, pembagian, perluasan
pecahan
63
Guru membuka pelajaran dengan salam dan membaca basmalah
bersama, guru menyapa peserta didik dan absensi. Pada pertemuan ini
semua peserta didik hadir. Guru mengingatkan kembali bahwa hari ini
akan dilakukan ulangan harian atau evaluasi materi pada pertemuan
sebelumnya yaitu operasi operasi perkalian, pembagian, perluasan
pecahan
. Setelah selesai guru bertanya kepada peserta didik, “apa kalian
suadah siap untuk ulangan?” kalau sudah siap semua buku harap
dimasukkan ke dalam tas. Kemudian guru membagikan lembar soal
evaluasi.
Suasana kelas terlihat tenang saat peserta didik mulai mengerjakan
soal evaluasi. Peserta didik diberi waktu 25 menit untuk mengerjakan
soal evaluasi.
Gambar 7. Peserta didik mengerjakan evaluasi siklus II
Bel berbunyi waktunya istirahat dan itu juga pertanda jam pelajaran
matematika berakhir. Guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan
hasil hasil pekerjaannya. Guru mengakhiri pembelajaran dengan bacaan
hamdalah dan salam yang kemudian dijawab serentak oleh peserta didik.
e. Pengamatan
64
Pelaksanaan tindakan siklus II yang teramati oleh peneliti adalah
sebagai berikut.
1) Hasil pengamatan aktivitas peserta didik
a) Peserta didik sudah banyak yang berani bertanya kepada guru,
pada siklus ke dua ini ada 8 peserta didik yang sudah mulai aktif
bertanya atau mengemukakan pendapat dan berkomentar atas
pendapat peserta didik lain.
b) Kemajuan peserta didik yang ditunjukkan dengan meningkatnya
prestasi belajar mereka.
2) Hasil pengamatan aktivitas guru
a) Sebagaimana biasanya, guru selalu memantau kegiatan peserta
didik, mengecek dan memperhatikan peserta didik, dan
mendorong agar peserta didik selalu lebih baik dari sebelumnya.
b) Guru senantiasa mendorong peserta didik untuk aktif dan tidak
takut dalam mengemukakan pendapat.
f. Refleksi
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari penelitian
menunjukkan bahwa pada siklus II pembelajaran sudah baik dari siklus
sebelumnya. Target meningkatnya hasil belajar peserta didik ditandai
dengan rata-rata hasil belajar peserta didik di atas 60 dengan ketuntasan
belajar 75% sudah tercapai pada siklus II. Sehingga peneliti dan guru
memutuskan tidak diadakan siklus berikutnya.
g. Evaluasi siklus II
Evaluasi pada siklus II ini dilakukan pada hari Selasa tanggal 17
November 2009 dengan durasi waktu 25 menit. Soal evaluasi ini
berjumlah 10 soal yang semuanya pilihan ganda.
C. PEMBAHASAN
1. Prasiklus
65
Prasiklus didapat berdasarkan hasil wawancara dengan guru
matematika kelas VII C MTs NU Banat Kudus Ibu Nor Khusomah, SP.
Beliau mengatakan bahwa dalam pembelajaran matematika masih
menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas, sehingga peserta didik
kurang aktif dan masik takut dan malu dalam bertanya atau berpendapat
tentang materi yang belum di pahami. Pada prasiklus masih banyak terdapat
peserta didik yang memperoleh nilai di bawah KKM yang ditetapkan
Madrasah, yaitu 6,0. Pada daftar nilai peserta didik tahun ajaran 2008/2009
terdapat 26 peserta didik tidak tuntas belajar dari 51 peserta didik. Ini berarti
ketuntasan klasikal hanya mencapai 49%. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
tabel berikut:
No. Pelaksanaan Siklus Rata-rata Ketuntasan klasikal
1. Prasiklus 57.5 49%
Table 3. hasil belajar prasiklus
2. Siklus I
Pada siklus I terlihat peserta didik belum begitu aktif dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran, mereka masih terlihat malu saat bertanya maupun
mengeluarkan pendapat saat pelajaran berlangsung. Dari hasil pengamatan
pada siklus I ini menunjukkan bahwa peserta didik belum dapat
menyesuaikan diri terhadap kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan
langkah-langkah pembelajaran tutor sebaya jadi pelaksanaan pembelajaran
tutor sebaya belum bisa sepenuhnya diaplikasikan.
Hasil belajar peserta didik pada siklus I yang diperoleh sudah
mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil belajar pada
prasiklus. Dari rata-rata kelas pada prasiklus yaitu 57,5 meningkat menjadi
69,8. Sedangkan pada ketuntasan klasikal dari 49% sudah meningkat menjadi
72,9%. Pada siklus I dari 48 peserta didik yang tidak tuntas belajar berjumlah
13 peserta didik. Dan ketuntasan klasikal mencapai 72,9%. Ini berarti bahwa
ketuntasan klasikal belum memenuhi indikator pencapaian yaitu 75%. Jadi
perlu perbaikan dan dilanjutkan pada siklus II.
66
Adapun hasil nilai evaluasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
No. Pelaksanaan Siklus Rata-rata Ketuntasan klasikal
1 Prasiklus 57.5 49%
2 Siklus 1 69,8 72,9%
Tabel 3. Perbandingan hasil evaluasi prasiklus dan siklus I
3. Siklus II
Pada pembelajaran siklus II peserta didik sudah terlihat aktif dibandingkan
pada prasiklus dan siklus I. Pada siklus II peserta didik sudah berani untuk
menyampaikan pendapat terhadap suatu pembahasan materi yang sedang
dipelajari, bertanya tentang materi yang belum dipahami, maupun memberikan
komentar terhadap hasil pekerjaan temannya yang ditulis atau diprosentasikan di
depan yang dirasa masih kurang tepat. Pada siklus II ini peserta didik sudah
mulai terbiasa bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok maupun
berdiskusi. Peserta didik terlihat lebih semangat dalam menyelesaikan soal-soal
yang diberikan guru.
Dalam menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan pada bilangan
pecahan, prosentase nilai yang diraih kelas sebanyak 72,9% dan nilai rata-rata
yang dicapai 69,8. Maka dapat dikatakan bahwa pada siklus I dengan materi
pokok penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan belum mencapai
ketuntasan klasikal yaitu sebesar 75%. Maka perlu adanya siklus lanjutan serta
perbaikan dari refleksi siklus I.
Ketidakberhasilan siklus I terjadi karena adanya beberapa faktor yaitu guru
terlalu cepat dalam menjelaskan materi pelajaran serta kurang memberikan
bimbingan dan motivasi kepada peserta didik. Dari pengamatan yang telah
dilakukan secara menyeluruh oleh peneliti tampak bahwa proses pembelajaran
masih kurang lancar. Kesiapan peserta didik di kelas belum maksimal saat
disuruh mendemonstrasikan hasil diskusinya di depan kelas. Untuk itu perlu
dilakukan perbaikan dalam melaksanakan tindakan pembelajaran dikelas.
67
Kemudian peneliti melanjutkan pada siklus II dengan bahasan operasi perkalian
dan pembagian serta perluasan materi pada bilangan pecahan.
Kekurangan dalam siklus I harus menjadi bahan pertimbangan yang penting
bagi guru pada saat penyusunan siklus II. Sebab siklus II merupakan
penyempurnaan dari siklus I. Dan siklus II harus lebih baik dari pada siklus I.
Pada siklus II guru sudah lebih memperhatikan dan memberi bimbingan
yang lebih baik khususnya pada peserta didik yang belum tuntas pada siklus I.
Siklus II ketuntasan klasikal yang dicapai adalah 89,5% dengan nilai rata-rata
76,04. Banyaknya peserta didik yang sudah tuntas ada 43 peserta didik. Ini
berarti pada siklus II sudah mencapai indikator pencapaian.
Setelah observasi selesai dilaksanakan peneliti bersama guru mitra
sebagai kolaborator dalam Penelitian Tindakan Kelas dikelas VIIC MTs NU
Banat Kudus, kemudian mengadakan diskusi berkaitan dengan pelaksanaan
kegiatan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran tutor sebaya pada
tahap siklus II.
Hasil diskusi tersebut berkaitan pembahasan hasil tindakan dari tahap
prasiklus, siklus I dan siklus II yaitu:
Hasil tes akhir juga menunjukkan peningkatan dari tahap prasiklus, siklus
1 dan siklus 2 .
Tabel 4
Perbandingan Rata-Rata Tes Akhir pada Tahap Prasiklus, Siklus 1 dan
Siklus II
No. Pelaksanaan Siklus Rata-rata Ketuntasan klasikal
1 Prasiklus 57.5 49%
2 Siklus 1 69,8 72,9%
3 Siklus 2 76,04 89,5%
Kesimpulan dari proses pembelajaran siklus II adalah hasil tes belajar
peserta didik pada materi pokok operasi bilangan pecahan, yaitu peserta didik
yang memperoleh nilai ≥ 60 adalah 76%. Hal ini disebabkan guru dalam
menyampaikan materi sudah baik dan mengulangi pembelajaran jika peserta
68
didiknya belum jelas. Peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran karena
peserta didik dilibatkan secara langsung. Dengan demikian ada peningkatan dari
tahap prasiklus, siklus I sampai siklus II. Oleh karena itu hipotesis tindakan dapat
tercapai. Hal ini menandakan bahwa indikator keberhasilan dalam pembelajaran
telah tercapai pula.
67
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan deskripsi data dan analisis penelitian tentang meningkatkan
hasil belajar matematika pada materi pokok operasi bilangan pecahan melalui
model pembelajaran tutor sebaya peserta didik kelas VII C semester I MTs NU
Banat Kudus dari bab I sampai bab IV, maka pada akhir skripsi ini dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan model
pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas
VII C semester I MTs NU Banat Kudus tahun ajaran 2009/2010 pada materi
pokok operasi bilangan pecahan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan
niali skor test akhir dari masing-masing siklus yang dapat dilihat dari perolehan
skor yang diprosentasikan melalui pengamatan tentang hasil belajar peserta didik
dengan indikator keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran. Untuk
prosentase peningkatan hasil belajar peserta didik pada proses pembelajaran
matematika materi pokok operasi bilangan pecahan di MTs NU Banat Kudus dari
pra siklus, siklus I, dan siklus II, yaitu 49%, 72,9%, 89.5%. dan juga dapat dilihat
dari nilai rata-rata pada masing-masing siklus yaitu pra siklus 57,5, meningkat
menjadi 69,8 pada siklus I, meningkat 76,04 pada siklus II. Peningkatan nilai test
diatas telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 6,0.
B. SARAN
Mengingat pentingnya metode pembelajaran tutor sebaya untuk
meningkatkan semangat belajar peserta didik, peneliti mengharapkan beberapa
hal yang berhubungan dengan masalah tersebut diatas sebagai berikut.
68
a. Untuk Guru Matematika
1. Hendaknya dalam proses belajar mengajar, guru harus benar-benar paham
menyiapkan pembelajaran dengan sebaik mungkin, agar materi
tersampaikan secara maksimal.
2. Hendaknya pembelajaran dirancang sedemikian rupa dan memperkaya
variasi mengajar. Hal ini untuk mengantisipasi kejenuhan yang dialami
oleh peserta didik. Dan selalu memantau perkembangannya terutama dari
perilaku, pemikiran dan pemahaman terhadap materi yang diajarkan.
3. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
tutor sebaya pada mata pelajaran matematika agar dapat dilakukan tidak
hanya sampai pada selesainya penelitian ini saja, akan tetapi dilanjutkan
dan dilaksanakan secara kontinue sebagai program untuk meningkatkan
semangat dan mengurangi kejenuhan pada waktu melaksanakan
pembelajaran.
b. Pihak sekolah
1. Hendaknya seluruh pihak sekolah mendukung dalam kegiatan
pembelajaran yang berlangsung.
2. Memfasilitasi proses pembelajaran dengan melengkapi sarana dan
prasarana yang dibutuhkan.
3. Kepada semua pihak sekolah terutama para guru, sudah seharusnya
meningkatkan kompetensi termasuk kompetensi profesional serta
membekali diri dengan pengetahuan yang luas, karena sesungguhnya
kompetensi yang dimiliki oleh guru sangat mempengaruhi keberhasilan
proses pembelajaran, yang akhirnya akan dapat menghasilkan siswa yang
berprestasi, berbudi pekerti luhur, dan berakhlaqul karimah yang mampu
berdampak positif pada perkembangan dan kemajuan sekolah.
69
C. PENUTUP
Dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini, peneliti tak lupa
mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas Rahmat,
Taufiq dan Hidayah-Nya.
Peneliti menyadari adanya kekurangan dan kelemahan yang ada dalam
skripsi ini, oleh karena itu saran dan kritik dari berbagai pihak tetap peneliti
harapkan. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi peneliti pada khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Akhirnya tak lupa peneliti sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu sepenuhnya dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga amal
ibadahnya diterima oleh Allah SWT. Amin.
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesuilitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta,
1999. Akrom, “Penerapan metode Tutor Sebaya dalam upaya mengoptimalkan pemebelajaran mata
pelajaran KKPI”, http://smkswadayatmg.wordpress.com/2007/09/27/penerapan-metode-tutor-sebaya-dalam-upaya-mengoptimalkan-pemebelajaran-mata-pelajaran-kkpi/, (diakses pada tanggal 19 November 2009).
Abdul Sholeh Aziz, Abdul Aziz Abdul Majid, al Tarbiyah wa Thuruqu al Taddrs, juz 1,
Mesir: Dar al-Ma’arif, 1968. Arikunto, Suharsimi, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta,
2006, Cet. 13
B. Uno, Hamzah, Model Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008, Ed.1, Cet. 3. Churiyati RF, Profil MTs NU Banat Kudus Tahun Ajaran 2009/2010, ( yang diperoleh pada
hari kamis tanggal 1 November 2009). Dalyono,M, Psikologi pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997. Djamarah Syaiful Bahri, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta,
2006. Ghony, Djunaidy, Penelitian Tindakan Kelas, Malang: UIN Malang Press, 2008. Hamsa, “Metode Tutor Sebaya”, http://alief-hamsa.blogspot.com/2009/05/metode-tutor-
sebaya.html., hlm. 2 (diakses pada hari selasa, 17 november 2009) Jihad Asep, Pengembangan Kurikilum, Matematika (Tinjauan Teoritis dan Historis),
Bandung: Multi Pressindo, 2008. Kurniawati, Hajar Puji, Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Kartu Sortir dan Tutor
Sebaya Dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X Semester 1 SMA KOLOMBO Sleman Yogyakarta Tahun Pelajaran 2006/2007, prodi kimia, fakultas tarbiyah, 2007.
Muchih Saekan M, dkk., Classroom Action Research, Semarang: Rasail Media Group, 2009. Mudjiono, Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Muijs, Daniel dan David Reynolds, Effectif Teaching Teori dan Aplikasi, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2008, Cet. 1.
Munawar Indra, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar”,
http://Indramunawar.blogspot.com/2009/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-hasil.html
Muslich Mansur, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual ,Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2008. Mustaqim, Ilmu Jiwa Kependidikan, Semarang: 2007.
Mutadi, pendekatan efektif dalam pembelajaran matematika, Semarang: Balai Diklat
Keagamaan Semarang. Negoro, ST, & B. Harahap, Ensiklopedia Matematika, Bogor Selatan: Ghalia Indonesia,
2005. Purwanto, M. Ngalim, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT
Rosdakarya, 2000, Cet 9. RI DEPAG, Al Qur’an Al Karim dan Terjemahnya, Semarang: PT. Karya Toha Putra. _________, Standar Isi Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: Direktur Jendral Pendidikan Islam,
2006. R. Soedjadi, R, Kiat Pendidikan Matematika di indonesia, Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, 2000.
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995.
Silberman, Melvin L, Active Learning 101 cara belajar siswa aktif, Bandung: Penerbit
Nusamedia kerjasama Penerbit Nuansa, 2004), Cet.1. Soemanto, Wasty, psikologi pendidikan landasan kerja pemimpin pendidikan, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1998 Solikhah, Nara Penerapan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah dengan Bantuan Tutor
Sebaya dalam Pembelajaran Matematika di SMP 5 Depok Yogyakarta, prodi matematika, fakultas tarbiyah, 2007.
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1999, Suhesetya, Sawali, “Diskusi Kelompok Terbimbing Metode Tutor Sebaya”,
http://sawali.info/2007/12/29/diskusi-kelompok-terbimbing-tutor-sebaya/ (di akses hari selasa, tanggal 17 November 2009).
Sukasih, Endang, Meningkatkan Hasil Belajar Pokok Bahasan Penjumlahan dan Pengurangan dengan Cara Menyimpan atau Meminjam Melalui Implementasi Model Pembelajaran Tutor Sebaya dalam Diskusi Kelompok Kecil Pada Siswa Kelas II SD
Supriyai Semarang Tahun Pelajaran2005/2006, prodi matematika, fakultas tarbiyah, UNNES, 2006.
Sukino, dan Wilson simangunsong, Matematika untuk SMP Kelas VII, Jakarta: Erlangga. Suparno, Paul, Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik & Menyenangkan,
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007. Suprijono,Agus, Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009, Cet. I. Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.
Suyitno, Amin, Pemilihan Model-Model Pembelajaran dan Penerapannya di SMP,
Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES , 2007. Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi
Pustaka, Cet.1, 2007, Cet. 1. Wahidmurni dan Nur Ali, Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama dan Umum Dari
Teori Menuju Praktik Disertai Contoh Hasil Penelitian, Malang: UIN Malang Press, 2008, Cet. 2.
. Wiriaatmadja, Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT Rosdakarya, 2005.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nasimatul Wardiyyah
NIM : 3105345
Tempat Tanggal Lahir : Kudus, 2 September 1987
Nama Orang Tua
Ayah : H. MC. Thoriq
Ibu : Hj. Shorihah
Alamat asal : Ds. Kauman Menara Kudus
Riwayat pendidikan : 1. RA NU Banat Kudus Lulus tahun 1993
2. MI NU Banat Kudus Lulus tahun 1999
3. Mts. NU Banat Kudus Lulus tahun 2002
4. MA NU Banat Kudus Lulus tahun 2005
5. IAIN Walisongo Semarang Masuk tahun 2005
Lampiran 1
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS VII C
MTs NU BANAT KUDUS
TAHUN AJARAN 2009/ 2010
No NIS NAMA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
8513
8515
8516
8548
8553
8559
8566
8571
8581
8590
8591
8595
8597
8599
8601
8602
8606
8607
8614
8620
8649
8651
8655
8675
8679
Anis Khumaidah
Anisa Salama
Anisatul Fu’adiyyah
Dhurra Ayu Tsalatsia
Diana Nurul Aini
Dyah Ayu Sekar Melati
Eni Rohmah
Fachriatul Ummah NB
Faukhil Wardah
Fitria Dwi Puspita Sari
Fitria Khoirin Nida
Hajar Amimah
Hanif Fauziyah
Harisatul Qoyyimah
Hilma Furaidha
Himmatul Elma
Ikmila Saniyal Muna
Imamatul Qudsiyah
Irma Rohmawati
Karina Widya Armelia
Luthfa Umi Azizah
Mafa Idatus Sholikah
Marwatunnisa Al- Mubaroka
Nada Alifatul Muna
Naela Nabila
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
8681
8688
8694
8695
8718
8725
8733
8738
8742
8744
8752
8753
8754
8755
8756
8763
8767
8771
8774
8781
8783
8802
8810
Naili Izzatul Khoirina
Nazih Silvia
Nida Adzkiya
Nidaan Khofiyya
Nurul Imaroh
Rida Luthfiana Wakhidah
Rizki Astiananda
Roffany Haznati Parwakar
Salma Fitria
Saylin Nichlah Fachriyah
Silma Yasari
Silvi Andriyani
Silviana Camellia Dewi
Sima Cindy Masyhuri
Siska Septya Ariana
Siti Umi Ulfa Latifah
Syarifa Rahma Amalia
Teti Mualifah
Tirza Luthfia Lailitsari Agus
Ulfatul Muzakkiyah
Uli Irbah
Wulan Jari Husnul Khotimah
Zahrotul ‘Uyuni
Lampiran 2
DAFTAR NILAI ULANGAN HARIAN MATERI PECAHAN
TAHUN AJARAN 2008/ 2009
MTs NU BANAT KUDUS
(Pra Siklus)
No INDUK NAMA NILAI Ket.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
8142
8144
8145
8149
8152
8164
8167
8180
8192
8195
8201
8203
8213
8219
8228
8230
8232
8239
8247
8253
8272
8274
8292
8298
Alfiulin Nikmah
Alfia Firyal Farhana Zul
Aliya Rahmawati
Aminah Sania
Ana Nafisatul Muflichah
Arina Zulfa
Ashfa Hidyah
Churriyatul Aziziyah
Dian Ayu Mutmainnah
Dina Wachidatus Salamah
Eka Fitriani
Elsa Kurnia Ni’mah
Fachrida Achmad
Farah Maulida
Fikriyah Melinda Sari
Fitri Utami Juliyanti
Fitriana Falikhatin Nihaya
Hardiani Amalia
I’anatunniswah
Ika Novita
Khodijatus Surur
Khoirin Nur Laili
Lubaba
Lusiana
42
52
62
50
40
67
60
68
53
62
67
61
47
64
65
57
55
53
63
60
60
66
52
62
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
8301
8304
8309
8312
8314
8319
8331
8333
8340
8363
8370
8379
8384
8416
8418
8422
8427
8429
8433
8442
8452
8458
8470
8480
8484
8485
8486
Luthfatul Khoirul Ummah
Malikhatuz Zahroh
Maulida Ulya
Maulidina Aulia Dewi
Maurizca Salsabilla Rifa
Melisa Mariyam Jamilah
Nahila Salsabila
Naila Sulma
Nailin Nafisah
Noor Aini
Nor Hidayah
Nurul Firda Fatkhiyati. RD
Nurul Risna Chasanah
Shifa’ul Jannah Furoda
Sholikhah Zida Sakinatul
Siti Khodriyah
Soraya Inaratud Dujja
Suci Ariani Khumairo’
Syifa Alifatul Firdaus
Uus Safitri
Usrotul Yumna
Vina Azizatul Khusni
Wilda Siddatul Farokha
Zuhaidatun Nubailah
Zulia Ulfa
Zuliana Choirun Nisa’
Zuliatun
58
40
60
55
73
57
53
73
59
63
43
47
54
61
66
70
50
65
58
55
62
46
58
61
52
42
60
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Rata-rata 57.5
Ketuntasan Klasikal 49%
• Rata-rata = n
f∑ = 292951
= 57.5
Di mana,
∑ f : Jumlah nilai
n : Jumlah peserta didik
Rata-rata pada tahap prasiklus mencapai 57.5, pada tahap ini berarti belum mencapai indikator
keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 60.
• P = S
N × 100 %
P = 25 51
× 100%
P = 49 %
Keterangan:
P = Persentase ketuntasan belajar
S = Jumlah peserta didik yang mencapai tuntas belajar
N = Jumlah total peserta didik
Dan ketuntasan klasikal 49 %, ini juga berarti belum mencapai indikator yang telah ditentukan yaitu 75%
Lampiran 3
NILAI PRE- TEST KELAS VII C
MTs NU BANAT KUDUS
No NIS NAMA NILAI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
8513
8515
8516
8548
8553
8559
8566
8571
8581
8590
8591
8595
8597
8599
8601
8602
8606
8607
8614
8620
8649
8651
8655
8675
8679
8681
Anis Khumaidah
Anisa Salama
Anisatul Fu’adiyyah
Dhurra Ayu Tsalatsia
Diana Nurul Aini
Dyah Ayu Sekar Melati
Eni Rohmah
Fachriatul Ummah NB
Faukhil Wardah
Fitria Dwi Puspita Sari
Fitria Khoirin Nida
Hajar Amimah
Hanif Fauziyah
Harisatul Qoyyimah
Hilma Furaidha
Himmatul Elma
Ikmila Saniyal Muna
Imamatul Qudsiyah
Irma Rohmawati
Karina Widya Armelia
Luthfa Umi Azizah
Mafa Idatus Sholikah
Marwatunnisa Al- Mubaroka
Nada Alifatul Muna
Naela Nabila
Naili Izzatul Khoirina
80
100
80
70
70
60
70
60
50
50
60
50
60
70
100
90
100
80
70
60
50
60
50
90
100
100
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
8688
8694
8695
8718
8725
8733
8738
8742
8744
8752
8753
8754
8755
8756
8763
8767
8771
8774
8781
8783
8802
8810
Nazih Silvia
Nida Adzkiya
Nidaan Khofiyya
Nurul Imaroh
Rida Luthfiana Wakhidah
Rizki Astiananda
Roffany Haznati Parwakar
Salma Fitria
Saylin Nichlah Fachriyah
Silma Yasari
Silvi Andriyani
Silviana Camellia Dewi
Sima Cindy Masyhuri
Siska Septya Ariana
Siti Umi Ulfa Latifah
Syarifa Rahma Amalia
Teti Mualifah
Tirza Luthfia Lailitsari Agus
Ulfatul Muzakkiyah
Uli Irbah
Wulan Jari Husnul Khotimah
Zahrotul ‘Uyuni
80
60
70
80
50
60
70
80
80
70
50
80
100
90
60
70
60
100
90
70
80
90
Lampiran 4
SOAL PRE- TEST
Berilah tanda silang pada a, b, c, atau d untuk jawaban yang benar!
1. Pecahan-pecahan berikut senilai dengan 45 , kecuali…
a. 8
10 c. 16
25
b. 1215
d. 2025
2. Dari pernyataan-pernyataan berikut:
i. 27
< 29 iii. 5
8 < 4
9
ii. 35
< 67 iv. 2
7 < 3
8
Yang benar adalah…
a. Hanya (i) dan (ii)
b. Hanya (i) dan (iv)
c. Hanya (ii) dan (iii)
d. Hanya (ii) dan (iv)
3. Pecahan 56
, 23
dan 57 dalam urutan naik adalah…
a. 23
, 57
, dan 56 c.
57
, 56
, dan 23
b. 23
, 56
, dan 57 d.
56
, 57
, dan 23
4. Hubungan yang benar untuk pecahan 34
56
, dan 12
adalah…
a. 34
< 56
< 12 c.
56
< 34
< 12
Hari/ Tanggal :
Nama :
Kelas :
b. 12
< 34
< 56 d.
34
< 12
< 56
5. Bentuk decimal dari 7
40 adalah…
a. 0,025 c. 0,25
b. 0, 175 d. 1,75
6. Bentuk pecahan yang paling sederhana dari 0,085 adalah…
a. 1720
c. 17
20
b. 1740
d. 17
40
7. Pecahan 58
dinyatakan dalam bentuk permil menjadi…
a. 12,5 % c. 125 %
b. 62,5 % d. 625 %
8. 16 23
% dinyatakan dalam bentuk pecahan menjadi…
a. 16 c. 7
10
b. 1
6 d.
710
9. Sebuah bambu mempunyai panjang 20 m, berapakah panjang 25 bagian bambu?
a. 5 meter c. 7 meter
b. 6 meter d. 8 meter
10. 397
bila diubah dalam bentuk campuran menjadi…
a. 5 c. 5
b. 5 d. 5
Lampiran 5
LEMBAR JAWAB SOAL PRE-TEST
1. C : Pecahan 45 senilai dengan
45
= 810
= 1215
= 1620
= 2025
2. D : ( i) 27
< 29
= 1863
< 1463
) ( Salah )
( ii ) 35
< 67
= 2135
< 3035
( Betul )
( iii ) 58
< 49
= 4572
< 3272
( Salah )
( iv ) 27
< 38
= 1656
< 2156
( Betul )
3. A : 56
= 3542
, 23
= 2842
, 57
= 3042
, Jadi jika diurutkan naik menjadi 23
, 57
, 56
karena 23
< 57
< 56
4. B : 34
= 912
, 56
= 10 , 12
= 612
, Jadi 12
< 34
< 56
5. B : Bentuk decimal dari 7
4 = 7 × 25
40 × 25 = 175
1000 = 0,175
6. C : 0,085 85
1000 , 85 : 5
1000 : 5 = 17
200
7. D : 58 x 1000 % = 5000
8 % = 625 %
8. A : 16 23 % = 50
3 % = 50
3 x 1
100 = 50
3 = 1
6
9. D : Panjang bambu 20 meter, panjang 25 bagian bambu,
25 x 20 = 8 meter
10. C : 397
= 39 : 7 = 5, sisa 4, jadi, 397
= 5 47
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PADA SIKLUS I
PERTEMUAN PERTAMA
Nama Sekolah : MTs NU Banat Kudus
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII / Gasal
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
Standar Kompetensi :1.Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya
dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar :1.1.Melakukan operasi hitung bilangan pecahan
Indikator :1.1.1. Mampu menyelesaikan operasi hitung penjumlahan pada
bilangan pecahan
1.1.2. Mampu menyelesaikan operasi hitung pengurangan pada
bilangan pecahan
1.1.3. Mampu menyelesaikan operasi hitung perkalian pada
bilangan pecahan
1.1.4. Mampu menyelesaikan operasi hitung pembagian pada bilangan
pecahan serta pemecahan masalah pada soal-soal perluasan
operasi pecahan
(Indikator 1& 2)
I. Tujuan pembelajaran
- Dengan melakukan pengamatan dan diskusi bersama, peserta didik dapat
menyelesaikan operasi hitung bilangan pecahan pada penjumlahan pecahan.
- Dengan melakukan pengamatan dan diskusi bersama, peserta didik dapat
menyelesaikan operasi hitung bilangan pecahan pada pengurangan pecahan.
II. Materi ajar : operasi bilangan pecahan
- Penjumlahan dan pengurangan pecahan
Apabila penyebut pada pecahan sama, maka ac + bc =
a + bc
atau ac - bc =
a ‐ bc
Jumlahkan
pembilang (penjumlahan pecahan) atau kurangkan pembilang (pengurangan pecahan).
Apabila penyebut berbeda maka, disamakan penyebutnya dahulu dengan cara mencari
KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil) dari masing-masing penyebut. Dengan a, b, c €
Z dan c ≠ 0
III. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Tutor Sebaya
Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya-jawab, diskusi dan pemberian tugas.
IV. Langkah-langakah pembelajaran
No Kegiatan Pembelajaran Pegorganisasian
Siswa Waktu
Pendahuluan
1. Apersepsi : Tanya jawab tentang pengertian dan
contoh bilangan pecahan. Contoh bilangan senilai
dengan melalui kelipatan persekutuan terkecil (KPK),
sebagai (pra syarat)
K 7 menit
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran K 3 menit
Kegiatan Inti
3. Guru membagi kelompok belajar (tiap kelompok 4-5
peserta didik) berdasarkan hasil pre-tes. Dengan
peserta didik yang pandai disebar ke kelompok untuk
menjadi tutor sebaya.
G 6 menit
4. Guru membagikan lembar kerja pada masing-masing
kelompok belajar untuk didiskusikan.
G 4 menit
5. Kelompok belajar mendiskusikan dan mengerjakan
lembar kerja siswa (LKS) siklus I
G 30 menit
6. Melalui wakilnya atau tutornya, tiap-tiap kelompok
memaparkan hasilnya di depan, disertai dengan
G 15 menit
laporan pekerjaan kelompok belajar
Penutup
7. Guru memberikan simpulan dan klarifikasi seadanya
tentang pemahaman peserta didik yang perlu di
luruskan
K 10 menit
8. Guru memberikan tugas PR yaitu lembar tugas siswa
(LTS) siklus I
I 3 menit
9. Guru membubarkan kelompok belajar dan kembali
duduk seperti semula
K 2 menit
Keterangan : G = Group, K = Klasikal, I = Individu
V. Alat dan sumber belajar
Buku paket matematika SMP kelas VII penerbit Erlangga dan LKS
VI. Penilaian Jenis Tagihan : LKS
Bentuk tagihan : uraian
Contoh dan Soal Instrumen:
Tentukan hasil penjumlahan dan pengurangan bilangan-bilangan berikut:
1. Penjumlahan
a. 56
53+ = ......................
b. 52
43+ = ......................
2. Pengurangan
a. 41
43− = ...................
b. 83
45− = ...................
Kudus, 20 Oktober 2009
Guru matematika peneliti
Nor Khusomah, SP Nasimatul Wardiyyah
Mengetahui,
Kepala MTs NU Banat Kudus
Hj. Churyati RF, S.Pd.I
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PADA SIKLUS I
PERTEMUAN KEDUA
Nama Sekolah : MTs NU Banat Kudus
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII / Gasal
Alokasi Waktu : 1 x 40 Menit
Standar Kompetensi :1.Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya
dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar :1.1.Melakukan operasi hitung bilangan pecahan
Indikator :1.1.1. Mampu menyelesaikan operasi hitung penjumlahan pada
bilangan pecahan
1.1.2. Mampu menyelesaikan operasi hitung pengurangan pada
bilangan pecahan
1.1.3. Mampu menyelesaikan operasi hitung perkalian pada
bilangan pecahan
1.1.4. Mampu menyelesaikan operasi hitung pembagian pada
bilangan pecahan serta pemecahan masalah pada soal-soal
perluasan operasi pecahan
(Indikator 1& 2)
I. Tujuan Pembelajaran
- Dengan melakukan pengamatan dan diskusi bersama, peserta didik dapat
menyelesaikan operasi hitung bilangan pecahan pada penjumlahan
- Dengan melakukan pengamatan dan diskusi bersama, peserta didik dapat
menyelesaikan operasi hitung bilangan pecahan pada pengurangan
II. Materi Ajar
- Penjumlahan dan pengurangan pecahan
Apabila penyebut pada pecahan sama, maka ac +
bc =
a + bc
atau ac -
bc =
a ‐ bc
Jumlahkan pembilang (penjumlahan pecahan) atau kurangkan pembilang
(pengurangan pecahan). Apabila penyebut berbeda maka, disamakan penyebutnya
dahulu dengan cara mencari KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil) dari masing-
masing penyebut. Dengan a, b, c € Z dan c ≠ 0
III. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Tutor Sebaya
Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya-jawab, diskusi dan pemberian tugas.
IV. Langkah-langkah pembelajaran
No Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian
Siswa waktu
Pendahuluan
1. Guru memeriksa dan meminta mengumpulkan jawaban tugas
rumah yang diberikan pada pertemuan pertama.
K 2 menit
2. Guru memberikan soal kuis siklus I, sebagai pemantapan
peserta didik sebelum dilaksanakan tes siklus I,
I 8 menit
kegiatan inti
3. Guru membagikan soal ulangan atau tes siklus I, pada semua
peserta didik.
I 2 menit
4. Guru mengawasi jalannya pelaksanaan ulangan / tes siklus I,
yang dikerjakan secara individu.
K 20 menit
5. Guru mengumpulkan hasil ulangan atau tes siklus I setelah
selesai dikerjakan dengan waktu yang sudah di tentukan.
K 3 menit
Penutup
6. Guru membimbing / menginformasikan cara belajar yang
baik, untuk diterapkan pada siklus II.
K 5 menit
Keterangan : K = Klasikal, I = Individu
V. Alat dan sumber belajar
- Buku paket matematika SMP Kelas VII dan referensi lain.
VI. Penilaian
Jenis Tagihan : Evaluasi
Bentuk tagihan : pilihan ganda, tes tertulis
Contoh dan Soal Instrumen : terlampir
Kudus, 20 Oktober 2009
Guru matematika Peneliti
Nor Khusomah, S.P Nasimatul Wardiyyah
Mengetahui,
Kepala MTs NU Banat Kudus
Hj. Churyati Rf, S.Pd.I
Lampiran
Sub Poko
Hari / Ta
Nama K
Kelas / Se
PENJUM
A
Dari gam
1. g
2. g
3. ji
ja
KESIMP
n 8
L
ok Bahasan
anggal
Kelompok
emester
MLAHAN B
Di
A
mbar diatas,
ambar A me
ambar B me
ika gambar A
adi, gambar A
PULAN : .....
....
LEMBAR
: P
: …
: 1.
2.
3.
: V
BERPENYE
gabung
enunjukkan m
enunjukkan m
A dan B di g
A + gambar
+
....................
...................
R KEGIAT
Penjumlahan
………………
.
.
.
VII / Gasal
EBUT SAM
B
model pecah
model pecah
gabungkan m
r B = gamba
=
....................
....................
TAN SISW
dan Pengur
………………
MA
han
han
maka menjad
ar C
....................
....................
WA SIKLU
angan Pecah
………..
4.
5.
6.
di gambar C
....................
....................
US I
han
C
Gb.1
...................
...................
NB : Un
PENJUM
Dari gam
1. G
2. G
3. G
4. G
5. A
6. A
7. Ji
Ja
KESIMP
D
ntuk pengu
berpenyebu
MLAHAN D
A
D
C
mbar di atas
Gambar A me
Gambar B me
Gambar C me
Gambar D me
Apakah gamb
Apakah gamb
ika gambar C
adi, (gambar
(
PULAN : .....
DI ganti
urangan be
ut sama
DENGAN P
Di gabung
enunjukkan
enunjukkan
enunjukkan
enunjukkan
bar A dan ga
bar B dan ga
C dan gamba
r A = gamba
=
....................
rpenyebut
PENYEBUT
B
D
model pecah
model pecah
model pecah
model pecah
ambar C sam
ambar D sam
ar D digabun
ar C) + (gam
) + (
....................
Di ganti
sama kons
T BERBEDA
han
han
han
han
ma? ..............
ma? ..............
ngkan maka
mbar B = gam
=
....................
epnya sam
A
E
....................
....................
akan menja
mbar D) = ga
) =
....................
a dengan p
Gb. 2
....................
...................
di gambar E
ambar E
....................
penjumlaha
E.
....
an
..............
..............
NB: U
p
Lengkap
3. Penju
a. 53
=
=
2. Pengur
a. 43−
=
=
...................
...................
Untuk pe
enjumlahan
pilah titik-titi
umlahan
56
53+
.........
.........
+
..........
angan
41
−
.........
.........
−
..........
...................
...................
engurangan
n berpenyeb
ik di bawah i
....................
....................
berpeny
but beda.
ini,
....................
....................
yebut bed
52
43+
= .......
.......
+
= ..........
b. 83
45−
= .......
.......
−
= ..........
....................
....................
da konsep
....................
.....
pnya sam
....................
ma denga
...
an
Lampiran
KU
Penj1. G
2. G
3. JiJa
KES
Penj
1. G
2. G
3. G
4. G
5. A
6. A
7. Ji
Ja
KES
n 9
UNCI JAW
jumlahan BGambar A me
Gambar B me
ika gambar Aadi, gambar
SIMPULAN
jumlahan d
Gambar A me
Ganbar B me
Gambar C me
Gambar D me
Apakah gamb
Apakah gamb
ika gambar C
adi, (gambar
(
SIMPULAN
WABAN L
Berpenyebutenunjukkan
enunjukkan
A dan gambaA + gamba
+
N : Apabila opembilanuntuk ope
engan peny
enunjukkan
nunjukkan m
enunjukkan m
enunjukkan
bar A dan ga
bar B dan ga
C dan gamba
r A = gamba
=
N : Untuk meharus me
LEMBAR
t Sama model pecah
model pecah
ar B digabunar B = gam
=
operasi pada ngnya bisa laerasi pengur
+ =
- =
yebut berbed
model pecah
model pecah
model pecah
model pecah
ambar C sam
ambar D sam
ar D digabun
ar C) + (gamb
) + (
enjumlahkanncari pecaha
R KERJA
han
han
ngkan maka mbar C
pecahan yanangsung dijurangan pada
da
han
han
han
han
ma ? Ya
ma ? Ya
ngkan akan m
bar B = gam
=
n pecahan-pean senilainya
SISWA (L
menjadi gam
ng berpenyeumlahkan. Da
pecahan.
menjaadi gam
mbar D) = ga
) =
ecahan denga dulu denga
LKS) SIKL
mbar C
ebut sama, man itu juga b
mbar E
ambar E
gan penyebutan penyebut
LUS I
maka berfungsi
t berbeda
SOA1. P
a
b
2. P
a
b
AL Penjumlahan
a. +
b. +
Pengurangan
a. =
b. =
sama(meterkecil))
n
= =
= +
n
=
=
nyamakan p).
=
=
=
penyebut mel
=
lalui KPK(kkelipatan persekutuan
Lampiran
Sub Pok
Hari / Ta
Kelas / S
SOAL
Tentuka
1. 532 +
= …
= …
= …
KUNCI
1
2
n 10
kok Bahasan
anggal
Semester
an hasil penj
431
83+
…………
…………
…………
JAWABAN
. 83
532 ++
. 611
375 −−
S
n : P
: …
: V
jumlahan d
N
431 = +
41
− = -
SOAL KU
Penjumlahan
………………
VII C / Gasa
dan pengura
+ + =
- - =
UIS SIKLU
n dan Pengu
……………
al
angan berik
2. 5
=
=
=
=
US I
urangan Pe
…………..
kut !
41
611
37
−−
= .................
= .................
= .................
= = 5
ecahan
.....
.....
....
5
Lampiran 11
SOAL TUGAS RUMAH (PR) SISWA SIKLUS I
Sub Pokok Bahasan : Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan
Hari / Tanggal : ……………………………………..
Nama : ……………………………………..
Kelas / Semester : VII / Gasal
Nilai : ……………………………………..
Selesaikan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan berikut !
1. 94
52+ 5.
65
87−
= ……… = ………
= ……… = ………
2. 1061
85+ 6.
32
87−
= ……… = ………
= ……… = ………
3. 85
512 + 7.
232
654 −
= ……… = ………
= ……… = ………
4. 325
533 + 8.
213
435 −
= ……… = ………
= ……… = ………
~ SELAMAT MENGERJAKAN ~
Lampiran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
n 12
KUNC
+ =
+ →
+ →
+ →
=
=
→
CI JAWAB
+ =
→ + =
+ =
→ +
=
=
→
→
BAN TUG
=
= +
=
=
=
=
=
GAS RUM
=
=
= =
=
MAH (PR)
=
SIKLUS II
Lampiran 13
SOAL EVALUASI SIKLUS I
Sub pokok bahasan : Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan
Hari/ Tanggal :……………..
Waktu :……………..
Nama :……………..
Kelas/ Semester : VII C / Gasal
1. Nilai dar 5 23
- 1 24 adalah…
a. 2 112
c. 4 16
b. 4 112
d. 8 16
2. Hasil dari 35
+ 14 adalah…
a. 49 c.
1720
b. 320
d. 1920
3. Nilai dari1 12
- 48
+ 34 adalah…
a. 1 68 c. 1 3
8
b. 1 14 d. 2 1
6
4. Bila P + 25
= 715
, maka P =…
a. 115
c. 510
b. 515
d. 110
5. 4 25
+ R = 7 12 , maka R =…
a. 2 110
c. 3 110
b. 2 25 d. 3 3
5
6. Hasil dari 4 25
+ 37 =…
a. 4 2935
c. 17035
b. 3 6335
d. 15935
7. Bila 2 12
- Q 1 13 , maka Q =…
a. 2 56 c. 2 1
6
b. 1 56 d. 1 1
6
8. Hasil dari 9 56
- 2 12
- 3 79 adalah…
a. 3 918
c. 2 1918
b. 3 1018
d. 2 1718
9. Nilai dari 5 29
+ 6 14
+ 4 512
adalah…
a. 15 3036
c. 15 3236
b. 15 2936
d. 15 3136
10. Hasil dari 3 56
- 38 adalah…
a. 2 2548
c. 2 2248
b. 3 2548
d. 3 2248
Lampiran 14
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI SIKLUS I
1. C : 5 23
- 1 24 = ( 5 - 1 ) ( 2
3- 2
4 ) = 4 ( 8 - 6
12 ) = 4 4
12 = 4 1
6
2. C : 35
+ 14 = 12
20 + 5
20 = 17
2
3. A : 1 12
- 48
+ 34 = 3
2- 4
8+ 3
4 = 12
8- 4
8+ 6
4 = 14
8 = 1 6
8
4. A : P + 25
= 715
P = 715
‐ 25 = 7 ‐ 6
15 = 1
15
5. C : 4 25
+ R = 7 12 R = 7 1
2+ = 4 2
5 = ( 7 - 4 ) ( 1
2 + 2
5 ) = 3 ( 5 - 4
10 ) =
3 ( 110
)
6. A : 4 25
+ 37 = 22
5 + 3
7 = 154 + 15
35 = 169
35 = 4 29
35
7. D : 2 12
- Q = 1 13 Q = 2 1
2 ‐ 1 1
3 = 5
2 ‐ 4
3 = 15 - 8
6 = 7
6 = 1 1
6
8. B : 9 56
- 2 12
- 3 79 = 59
6- 5
2 - 34
9 = 177 - 45 - 68
18 = 64
18 = 3 10
18
9. C : 5 29
+ 6 14
+ 4 512
= ( 5 + 6 + 4 ) ( 29
+ 14
+ 512
) = 15 ( 8 + 9 + 1536
) = 15
3236
10. D : 3 56
- 38 = 23
6 - 3
8 = 184 - 18
48 = 166
48 = 3 22
48
Lampiran 15
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PADA SIKLUS II
PERTEMUAN PERTAMA
Nama Sekolah : MTs NU Banat Kudus
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII / Gasal
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
Standar Kompetensi :1.Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya
dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar :1.1.Melakukan operasi hitung bilangan pecahan dan
Indikator :1.1.1. Mampu menyelesaikan operasi hitung penjumlahan pada
bilangan pecahan
1.1.2. Mampu menyelesaikan operasi hitung pengurangan pada
bilangan pecahan
1.1.3. Mampu menyelesaikan operasi hitung perkalian pada
bilangan pecahan
1.1.4. Mampu menyelesaikan operasi hitung pembagian pada
bilangan pecahan, serta pemecahan masalah pada soal
perluasan operasi pecahan.
(Indikator 3&4)
I. Tujuan pembelajaran
- Dengan melakukan pengamatan dan diskusi bersama, peserta didik dapat
menyelesaikan operasi hitung bilangan pecahan pada perkalian pecahan.
- Dengan melakukan pengamatan dan diskusi bersama, peserta didik dapat
menyelesaikan operasi hitung bilangan pecahan pada pembagian pecahan dan
pemecahan masalah pada perluasan operasi peahan.
II. M
-
-
-
III. M
M
Materi ajar : o
Perkalian p
Per
Pem
dik
Jik
pec
pen
Pembagian
Jika ab dan cd
bc = ac
Pembagian
penyebutn
adalah inv
Jadi, a b :
cd
Perluasan
Soal cerita
Untuk men
dilakukan
a. Paham
ditany
b. Pilihla
c. Lakuk
operas
Model dan M
Model Pembe
operasi bilan
pecahan
rkalian peca
mbilang dik
kuadratkan, d
ka perkalian p
cahan, maka
nyebut dikal
n pecahan cd adalah semb
n pecahan be
ya terlebih d
ers (kebalika
cd = ad
bd : cbbd
operasi peca
a yang berka
nyelesaikan
beberapa lan
mi soal ceri
yakan.
ah konsep ya
kan penyeles
si bilangan p
Metode Pemb
elajaran : T
ngan pecahan
ahan dengan
kalikan pemb
dengan c ≠ 0
pecahan den
a: ab×
cd =
ikan penyeb
barang pecah
erpenyebut ti
dahulu atau
an) perkalian
= ad bc = ab
ahan
itan dengan
bentuk soal
ngkah-langk
ita dengan
ang tepat den
saian sesuai
pecahan.
belajaran
Tutor Sebaya
n
n penyebut
bilang dan
0.
ngan penyeb
a x cb x d = ac
bd
but). Dengan
han dengan b,
idak sama d
dikalikan d
n dari ba, kar
ab x
dc
bilangan pe
l cerita yang
kah sebagai b
menuliskan
ngan bentuk
dengan cont
a
sama, jika
penyebut
ut berbeda ab
(pembilan
n b, d ≠ 0.
d ≠ 0, maka
dapat dilakuk
dengan inver
rena ab × ab
cahan.
g berkaitan d
berikut.
apa yang
k soal cerita y
toh yang ter
ac ×
bc =
dikalikan p
ab dan
cd adala
ng dikalikan
ab : cd = ac
kan dengan
rs (kebalikan
ab = 1 dan seb
dengan bilan
diketahui d
yang telah d
dapat pada m
a x bc2 =
ac
penyebut ata
ah sembaran
n pembilan
ab : cd = ab
menyamaka
n) perkalian
baliknya.
ngan pecahan
dan apa yan
i pahaminya
materi konse
abc2
au
ng
g,
x
an ab.
n,
ng
a.
ep
Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya-jawab, diskusi dan pemberian tugas.
IV. Metode pembelajaran
Konvensional, Tanya Jawab, dan Tutor Sebaya
V. Langkah-langakah pembelajaran
No Kegiatan Pembelajaran Pegorganisasian
Siswa Waktu
Pendahuluan
1. Apersepsi : Tanya jawab tentang materi yang sudah
diajarkan sebelumnya(penjumlahan dan pengurangan
pecahan).
K 5 menit
2. Penyampaian tujuan pembelajaran K 2 menit
Kegiatan Inti :
4. Guru membagi peserta didik ke dalam beberapa
kelompok heterogen yang setiap kelompok terdiri dari
6 peserta didik,(berdasarkan daftar ranking nilai siklus
I), dengan peserta didik yang pandai disebar secara
merata pada kelompok belajarnya dan bertugas
sebagai tutor sebaya.
G 5 menit
6. Guru membagi Lembar Kerja Siswa(LKS) yang
berisikan tentang permasalahan untuk memahami
konsep dan menyelesaikan soal-soal yang berkaitan
dengan operasi perkalian, pembagian, dan perluasan
bilangan pecahan untuk didiskusikan secara
berkelompok. Tutor dalam kelompok bertugas untuk
mengajari teman yang masih belum bisa atau
menglami kesulitan.
G 40 menit
7. Melalui wakilnya atau tutor sebaya tiap-tiap
kelompok memaparkan hasil pekerjaannya di depan,
disertai laporan pekerjaan kelompok belajar.
12 menit
Penutup
8. Guru memberikan simpulan atau penjelasan sedikit K 10 menit
dan klarifikasi jika ada pemahaman peserta didik yang
keliru atau salah untuk diluruskan.
9. Guru memberikan tugas PR yaitu lembar tugas siswa
(LTS) siklus II.
I 4 menit
10. Guru membubarkan kelompok belajarnya dan
kembali duduk seperti semula.
K 2 menit
Keterangan : G = Group, K = Klasikal, I = Individu
VI. Alat dan sumber belajar
Buku paket matematika SMP kelas VII
VII. Penilaian
Jenis Tagihan : LKS
Bentuk tagihan : uraian, tes tertulis
Contoh dan Soal Instrumen :
1. Hasil dari ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛+⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛ ×
312:
433
323
416 = ….............
2. Ateng menerima gaji Rp. 400.000 setiap bulannya. Sebelum menerima gaji ia
mendapat potongan 3
40 dari gajiannya. Benar gaji yang ia terima setelah dipotong
adalah ..............
Kudus, 20 Oktober 2009
Guru matematika Peneliti
Nor Khusomah, S.P Nasimatul Wardiyyah
Mengetahui
Kepala MTs NU Banat Kudus
Hj. Churyati RF, S.Pd.I
Lampiran 16
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PADA SIKLUS II
PERTEMUAN KEDUA
Nama Sekolah : MTs NU Banat Kudus
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII / Gasal
Alokasi Waktu : 1 x 40 Menit
Standar Kompetensi :1.Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya
dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar :1.1.Melakukan operasi hitung bilangan pecahan
Indikator : 1.1.1. Mampu menyelesaikan operasi hitung penjumlahan
pada bilangan pecahan
1.1.2. Mampu menyelesaikan operasi hitung pengurangan pada
bilangan pecahan
1.1.3. Mampu menyelesaikan operasi hitung perkalian pada
bilangan pecahan
1.1.4. Mampu menyelesaikan operasi hitung pembagian pada
bilangan pecahan serta pemecahan masalah pada soal-soal
perluasan operasi pecahan
(Indikator 3&4)
I. Tujuan pembelajaran
- Dengan melakukan pengamatan dan diskusi bersama, peserta didik dapat
menyelesaikan operasi hitung bilangan pecahan pada perkalian pecahan
- Dengan melakukan pengamatan dan diskusi bersama, peserta didik dapat
menyelesaikan operasi hitung bilangan pecahan pada pembagian pecahan
II. Mate
-
-
-
I. Mod
Mod
eri Ajar
Perkalian p
Perkal
Pembi
dikuad
Jika p
pecaha
dikalik
Pembagian
Jika ab dan
ab x
bc = ac
Pembagian
penyebutn
adalah inv
Jadi, a b :
cd
Perluasan
Soal cerita
Untuk men
dilakukan
a. Paham
ditany
b. Pilihla
c. Lakuk
operas
del dan Meto
del Pembelaja
pecahan
lian pecaha
ilang dikali
dratkan, den
perkalian pec
an, maka: ab
kan penyebu
n pecahan
n cd adalah se
n pecahan be
ya terlebih d
ers (kebalika
cd = ad
bd : cbbd
operasi peca
a yang berka
nyelesaikan
beberapa lan
mi soal ceri
yakan.
ah konsep ya
kan penyeles
si bilangan p
ode Pembelaj
aran : T
an dengan p
kan pembil
ngan c ≠ 0.
cahan denga
ab×
cd = a x c
b x d =
ut). Dengan
embarang pec
erpenyebut ti
dahulu atau
an) perkalian
= ad bc = ab
ahan
itan dengan
bentuk soal
ngkah-langk
ita dengan
ang tepat den
saian sesuai
pecahan.
ajaran
Tutor Sebaya
penyebut sa
lang dan pe
an penyebut
= acbd (pemb
b, d ≠ 0.
cahan dengan
idak sama d
dikalikan d
n dari ba, ka
ab x
dc
bilangan pe
l cerita yang
kah sebagai b
menuliskan
ngan bentuk
dengan cont
a
ama, jika
enyebut
t berbeda ab d
bilang dikali
b, d ≠ 0, mak
dapat dilakuk
dengan inver
arena ab × ab
cahan.
g berkaitan d
berikut.
apa yang
k soal cerita y
toh yang ter
ac ×
bc =
dikalikan p
dan cd adala
kan pembila
ka ab : cd = ac
kan dengan
rs (kebalikan
ab = 1 dan seb
dengan bilan
diketahui d
yang telah d
dapat pada m
a x bc2 =
ac
penyebut ata
ah sembaran
ang, penyebu
a ab : cd
menyamaka
n) perkalian
baliknya.
ngan pecahan
dan apa yan
i pahaminya
materi konse
abc2
au
ng
ut
=
an ab.
n,
ng
a.
ep
Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya-jawab, diskusi dan pemberian tugas.
II. Langkah-langkah pembelajaran
No Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian
Siswa waktu
Pendahuluan
1. Guru memeriksa dan meminta tugas rumah (PR) pertemuan
pertama siklus II kepada peserta didik untuk dikumpulkan.
K 2 menit
2. Guru membagikan soal ulangan atau tes siklus II, pada
semua peserta didik.
I 3 menit
Kegiatan Inti
3. Peserta didik mengerjakan ulangan atau tes siklus II dan guru
mengawasi jalannya pelaksanaan ulangan / tes siklus II, yang
dikerjakan secara individu.
K 30 menit
4. Guru mengumpulkan hasil ulangan atau tes siklus II setelah
selesai dikerjakan dengan waktu yang sudah di tentukan.
K 3 menit
Penutup
5. Guru membimbing / menginformasikan cara belajar yang
baik,
K 2 menit
Keterangan : K = Klasikal, I = Individu
III. Alat dan sumber belajar
- Buku paket matematika SMP Kelas VII, referensi lain sebagai pendukung
IV. Penilaian
Jenis Tagihan : Evaluasi
Bentuk tagihan : pilihan ganda, tes tertulis
Contoh dan Soal Instrumen : terlampir
Kudus, 20 Oktober 2009
Guru matematika Peneliti
Nor Khusomah, S.P Nasimatul Wardiyyah
Mengetahui
Kepala MTs NU Banat Kudus
Hj. Churyati Rf, S.Pd.I.
Lampiran 17
LEMBAR KEGIATAN SISWA SIKLUS 2
Sub pokok bahasan : Perkalian, pembagian dan perluasan operasi pecahan
Hari/tanggal :
Nama/kelompok : 1. 4.
2. 5..
3. 6
Kelas/semester : VIIC/Gasal
Perkalian Pecahan
Gb.1
Perhatikan gambar1 diatas.!
1.) Bangun tersebut merupakan persegi dengan panjang sisi 1 satuan
Sisi datarnya dibagi menjadi...............................bagian yang sama
Sisi tegaknya dibagi menjadi…………………..bagian yang sama
2.) Perhatikan daerah yang diarsir, apa bentuknya?...............................
3.) Nyatakan dalam bentuk pecahan,
• Berapa sisi tegaknya?.................
• Berapa sisi datarnya?..................
• Berapa luas daerahnya?..............
4.) Amati sekali lagi bentuk gambar 1
• Persegi tersebut, terbagi menjadi berapa bagian yang sama?...........
• Berarti, setiap bagian menyatakan pecahan?.........
• Menyatakan pecahan berapakah daerah yang diarsir?............
5.) Jadi berapakah hasil luas daerahnya?...........
Kesimpulan: ……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………….....
Pembagi
G
G
Amati ga
1.) Meny
2.) Meny
3.) Apab
Kesimpu
…
………………
.
………………
Perluasa
1.) Ateng
poton
………
………
ian pecahan
Gambar (i)
Gambai (ii)
ambar 2
yatakan peca
yatakan peca
bila gambar (
ulan:……………
……………………
……………………
an Operasi P
g menerima
ngan dari
……………………
……………………
n
ahan berapak
ahan berapak
(i) dibagi ga
……………………
……………………
……………………
Pecahan
gaji Rp. 400
i gajiannya.
……………………
……………………
kah gambar
kah gambar
mbar (ii) ma
…………………
……………………
……………………
0.000 setiap
Benar gaji y
……………………
……………………
(i)?.............
(ii)?............
aka gambar (
……………………
……………………
……………………
bulannya. S
yang ia terim
……………………
……………………
(i) pecah me
……………………
…………………
…………………
Sebelum men
ma setelah dip
……………………
……………………
enjadi berapa
……………………
……………………
……………………
nerima gaji i
potong adala
……………………
……………………
Gb.2
a bagian?.......
……………………
……………………
……………………
a mendapat
ah………………
………………..
……………….
...
…
….
….
Lampiran
KU
Perkalia
1.) Sisi d
Sisi t
2.) Bentu
3.) - Sisi
- Sisi
- Lua
4.) - Terb
- Set
- Yan
5.) Hasil
Kesimpu
Pembagi
1.) Meny
n 18
UNCI JAW
an Pecahan
datarnya diba
tegaknya dib
uknya perseg
i tegaknya ad
i datarnya ad
as daerahnya
bagi menjad
iap bagian m
ng diarsir me
l luas daerah
ulan: Hasil
penyeb
ian Pecahan
yatakan peca
Untu
0sela
Jika dcamp
WABAN L
agi menjadi
bagi menjadi
gi panjang
dalah
dalah
a adalah x
di 12 bagian
menyatakan p
enyatakan p
hnya: x
kali pecah
but dan pemb
n
ahan
uk sembarang
alu berlaku:
dalam perkapuran harus d
LEMBAR
4 bagian yan
3 bagian ya
x
yang sama
pecahan
ecahan
=
han diperole
bilang deng
g bilangan p
× =
alian pecahandinyatakan s
R KERJA S
ng sama
ang sama
eh dengan
gan pembilan
pecahan da
n terdapat pesebagai peca
SISWA (L
cara menga
ng.
an denga
ecahan campahan biasa
LKS) SIKL
alikan peny
an b ≠ 0 dan
puran, maka
LUS 2
yebut denga
n d ≠
pecahan
an
2.) Meny
3.) :
Kesimpu
Perluasa
Gaji aten
Sebelum
x 400
Jadi setia
yatakan peca
= 3 bagia
ulan: Memb
kebalik
an Operasi P
ng Rp. 400.0
menerima g
0.000 = Rp.
ap bulan Ate
a : b
ahan
an
agi dengan s
kan bilangan
Pecahan
00 perbulan
gaji ateng me
30.000
eng menerim
= a x , den
sebuah bilan
n itu. Secara
.
endapat poto
ma gaji sebesa
ngan b = 0
ngan sama ar
umum ditul
ongan ma
ar Rp. 400.0
rtinya dengan
is
aka gaji aten
000 – Rp. 30
n mengalika
ng harus dipo
.000 = Rp. 3
an dengan
otong
370.000,-
Lampiran 19
SOAL TUGAS RUMAH (PR) SISWA SIKLUS II
Sub Pokok Bahasan : Perkalian, Pembagian, dan perluasan operasi pecahan
Hari / Tanggal : ……………………………………..
Nama : ……………………………………..
Kelas / Semester : VII / Gasal
Selesaikan operasi hitungan perkalian, pembagian, dan perluasan operasi pecahan berikut !
1. 125
x 52
4. 54
: 31
= ………… = …………
= ………… = …………
2. 107
x 851 5. :
= ………… = …………
= ………… = …………
3. 733 x
532 6.
525 :
512
= ………… = …………
= ………… = …………
7. Bila 217
524 =+ n , maka nilai =n …
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
21
212
8. Pada sebuah toko kain tersedia kain sepanjang 2130 m, kemudian laku terjual
434 m.
berapakah sisa kain tersebut…
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
9. Tersedia kain sepanjang X meter dibagikan kepada 5 orang maing-masng mendapatkan
bagian kain sepanjang 413 m. berapakah nilai X = …
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
10. Hasil dari432:
32
521 ⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛ − = …
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
Lampiran
K
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9. X : 5
10. (
n 20
KUNCI JA
=
→
→
=
→
→
+ n =
=
5 = → X
) :
AWABAN
=
=
→
=
=
=
→ n =
=
X : 5 = →
→ (
=
TUGAS R
=
= =
=
=
=
=
= =
→ X = =
) : = (
=
RUMAH (
=
= =
= =
n =
=
=
( ) :
(PR) SISW
=
= :
WA SIKLU
=
= ×
US II
Lampiran 21
SOAL EVALUASI SISWA PADA SIKLUS II
Sub Pokok Bahasan : Perkalian, Pembagian, dan perluasan operasi pecahan
Hari / Tanggal : ……………………………………..
Waktu : 25 Menit
Nama : ……………………………………..
Kelas / Semester : VII / Gasal
Berilah tanda silang pada a, b, c, atau d untuk jawaban yang benar !
1. Hasil dari 21
x 313 = ……
a. 322 b.
312 c.
321 d.
311
2. Bila P x 212
53= , maka P = ……
a. 314 b.
614 c.
324 d.
214
3. Hasil bagi pecahan 53
: 2 = ……
a. 103
b. 53
c. 106
d. 511
4. Bila P : 51
= 21
, maka P = ……
a. 21
b. 52
c. 51
d. 101
5. Bila 215 : P =
51
, maka P = ……
a. 2125 b.
7µ_v•_²Ç_M$®±¢Œ³9À_SøO_•_õo_j>X_±³∙ŠÔ(ëÔ_ ©¨,<à‐Lý¢[É5ù_oónµ_¹Àõ 6?J_Ó¿ø ák
|…ÕRòäð¶ön_ §É‘ Ÿ©_M¼Aã_gåÑ<44èOK‐jM„ Û_Ë~f©Eã__éÞ_∙Ô|+§Úµ´Ú”z$q_6–
?x€2xÁ_ÆsYZþ©?Š5o_Ú _Iáý7BÙ_rÇ?“çl__®ÐË £“×‐_jjž_±ŽÑu__ø’ãR‰_b_>E°sÐ,iË7QÔ’3ÇZé¼+«x
wUÒwxfKsc_ù „Ä_±Ói_ ʸ£u_½ãO_Z=üz•‐½”×M9B_êU_/~ÓÜ2–
_ Oð¶__ˆüs$*‹fuc_B0_‚¬ù__Åh_n_ù,w¿ö_‹ÿ_G=gü_ÿ_‘SQÿ_°µÇþËZ Ä_Å«©|Ô%´X×Ë_îÜžØ9ãèk/àçü
Šš ý…®?öZ_' Ãïù_üÿ_a_ÿ_“Õ¿_ ÉSð_×Pÿ_Ñ_ª|>ÿ_‘ßÇ¿ö_ ù=[ñGü•?_ýu_ý_)_«ñ›þD˜?ì!_ó5ßMþ¢O÷
Oò®_ã7ü‰0 ØB_ækÐé Æü)ÿ_’c¡ÿ_×'ÿ_Ñ Z¾ÿ_‘_ÿö_¶ÿ_ÑK_ÃBÏMøU¢Mu¼B7_åp Ÿ1¸ç©ö®‡ÁñÉ_‚
´_¤FŽHôëutq‚¤F ‚;__Ü¢Š(_šñ¿ˆ[Ã~_yí“ÍÔnXÂ92Lü/_ñ×ð©<_áÕðLJa²/æÝÈL÷“žL³7,Ä÷ô_ÀW;¥_øL~!Ükl
wèú_k[_GË‐Áÿ_Y õÇAø_^‡@_Ï<VðI<αÅ_—
wc€ª_I'°ˉ“¾!øÊ__øžkµf____œg²_÷±êÝOàfffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff52006f006f007400
200045006e0074007200790000000000000000000000000000000000000000000000000000000000
0000000000000000000000000000000016000500ffffffffffffffff0200000002ce020000000000c000000
000000046000000000000000000000000d076ae9d8692ca0103000000000300000000000001004f00
6c0065000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000
0000000000000000000000000000000000000000a000201ffffffffffffffffffffffff0000000000000000000
00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000001400000000000000010
043006f006d0070004f0062006a000000000000000000000000000000000000000000000000000000
00000000000000000000000000000000000000000000120002010100000004000000ffffffff00000000
00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000100000066000000
0000000003004f0062006a0049006e0066006f0000000000000000000000000000000000000000000
000000000000000000000000000000000000000000000000000000012000200ffffffffffffffffffffffff000
00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000003000000060
0000000000000feffffff02000000fefffffffeffffff05000000060000000700000008000000090000000a00
0000fefffffffeffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff
ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff
ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff
ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff
ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff
ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff
ffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffffff
ffffffffffffff010000020800000000000000000000000000000040eaee030a000023000bf00c000000d10
101000000030300000000230022f10c000000aa03004c000fbf03000100feff030a0000ffffffff02ce0200
00000000c000000000000046170000004d6963726f736f6674204571756174696f6e20332e30000c00
00004453204571756174696f6e000b0000004571756174696f6e2e3300f439b2710000000000000000
0000000000000011f004000000010000000f0004f05000000002020af00800000300040000000a0000
23000bf00c000000d10101000000030300000000230022f10c000000aa030054000fbf030080008000
0010f0040000002d00000000ffffffff030000000400000001000000ffffffff00000000000000009503000
04604000086010000010009000003c300000003001c00000000000500000009020000000005000000
020101000000050000000102ffffff00050000002e0118000000050000000b0200000000050000000c0
2e00340031200000026060f001a00ffffffff000010000000c0ffffffbaffffff000300009a0300000b000000
26060f000c004d617468547970650000c00008000000fa0200001000000000000000040000002d0100
00050000001402000201020500000013020002e9021c000000fb0280fe00000000000090010000000
00402001054696d6573204e657720526f02004f006c00650050007200650073003000300030000000
00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000
180002010300000005000000ffffffff0000000000000000000000000000000000000000000000000000
0000000000000000000004000000ae010000000000004500710075006100740069006f006e0020004
e0061007400690076006500000000000000000000000000000000000000000000000000000000000
0000000000020000200ffffffffffffffffffffffff00000000000000000000000000000000000000000000000
00000000000000000000000000b0000003e000000000000000000000000000000000000000000000
00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000
0000000000000000000000000ffffffffffffffffffffffff00000000000000000000000000000000000000000
00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000
00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000
0000000000000000000000000000000ffffffffffffffffffffffff00000000000000000000000000000000000
00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000006d616e00d89ff377e19ff
3772020f577580e6698040000002d01010008000000320a8e031b0201000000327908000000320a6c
01150201000000317908000000320a60023a000200000032370a00000026060f000a00ffffffff010000
0000001c000000fb021000070000000000bc02000000000102022253797374656d0000580e6698000
00a0021008a0100000000ffffffff5cf31200040000002d01020004000000f0010100030000000000f377
2020f577db16662d040000002d0102001c00000002007dc12200000000000000d015160064c415000
0000000030101030a0a010288320002883700030e0000010288310000010288320000000000000001
02022253797374656d002ddb16662d00000a0021008a0100000000010000005cf31200040000002d0
1010004000000f0010200030000000000f879080000001c00000002007dc1330000000000000070111
600347b160000000000030101030a0a01030e00000102883300000102883500000002863d00028832
00030e00000102883100000102883200000000000026060f000a00ffffffff0100000000001c000000fb0
21000070000000000bc02000000000102022253797374656d00d37c1366d300000a0021008a010000
000001000000bcf31200040000002d01010004000000f00102000300000000000011f0040000000100
00000f0004f042000001050000050000000d0000004d45544146494c45504943540095030000bafbfff
f8e0100000800950346040000010009000003c300000003001c000000000005000000090200000000
05000000020101000000050000000102ffffff00050000002e0118000000050000000b0200000000050
000000c02e00340031200000026060f001a00ffffffff000010000000c0ffffffbaffffff000300009a030000
0b00000026060f000c004d617468547970650000c00008000000fa0200001000000000000000040000
002d010000050000001402000201020500000013020002e9021c000000fb0280fe000000000000900
1000000000402001054696d6573204e657720526f6d616e00d89ff377e19ff3772020f577580e669804
0000002d01010008000000320a8e031b0201000000327908000000320a6c011502010000003179080
00000320a60023a000200000032370a00000026060f000a00ffffffff0100000000001c000000fb021000
070000000000bc02000000000102022253797374656d0000580e669800000a0021008a0100000000f
fffffff5cf31200040000002d01020004000000f0010100030000000000 c. 4125
d. 4127
6. Hasil dari 212
534
213 ×+ = …
a. 4320 b.
4120 c. 15 d. 14
7. Hasil dari 432:
2017
521 ⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛ − = …
a. 51
b. 41
c. 314
d. 80411
8. Tersedia kain sepanjang Y meter dibagaikan kepada 5 orang masing-masing mendapatkan bagian
kain sepanjang 413 meter, maka nilai Y yaitu…
a. 2116 m b.
4116 m c.
4315 m d.
4115 m
2127
9. Sebuah kantor memberikan kain untuk baju lebaran kepada 12 karyawannyadengan maing-
masing mendaptkan 532 , maka panjang kain ang disediakan oleh kantor itu…
a. 5131 m b.
5231 m c.
5331 m d.
5431 m
10. Seorang ibu memberi kain kedua anak dengan bagian sama 413 meter, dan anak lagi dengan
ukuran sama yaitu 212 meter, maka jumlah kain yang diberikan oleh ibu adalah…
a. 13 m b. 4113 m c.
2113 m d. 14 m
Lampiran 22
LEMBAR KUNCI JAWABAN SOAL EVAUASI PADA SIKLUS II
1. C : 321
35
610
32101
310
21
313
21
=====x
xxx
2. B : P x 212
53= P =
614
625
3255
35
25
35
212
53:
212 =====
xxxx
3. A : 103
2513
21
532:
53
===xxx
4. D : P : 21
51= P =
101
5211
51
21
==xxx
5. B : 2127
255
12511
15
211
51:
211
51:
215
51:
215 ==
××
=×===→+ p
6. C : +=+=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛+=⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛ ×+=×+
2070
10115
27
10115
213
25
523
213
212
534
213
1520
30020230
==
7. A : ==−
=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ −=⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛ −
411:
2011
414:)
201728(
411:
2017
57
432:
2017
211
51
204
114
2011
==×
8. B : Y : 5 = 341
→ Y = 341
x 5 = 4116
4655
413
==×
9. A : 12 x 5131
5156
51312
532 ==×=
10. D : (2 x 341
) + (3 x 221
) = (2 x 4
13) + (3 x
25
) = 4
30262
15426 +
=+ =
144
56=
:
Lampiran 23
DATA HASIL BELAJAR KELAS VII C MTs NU BANAT KUDUS
PADA SIKLUS I
No. NAMA NILAI KETERANGAN 1 ANIS KHUMAIDAH 50 TIDAK TUNTAS 2 ANIS SALAMA 80 TUNTAS 3 ANISATUL FU'ADIYYAH 80 TUNTAS 4 DHURRA AYU TSALATSIA 40 TIDAK TUNTAS 5 DIANA NURUL AINI 40 TIDAK TUNTAS 6 DYAH SEKAR MELATI 80 TUNTAS 7 ENI ROHMAH 90 TUNTAS 8 FACHRIATUL UMMAH NB 60 TUNTAS 9 FAUKHIL WARDAH 50 TIDAK TUNTAS 10 FITRIA DWI PUSPITASARI 80 TUNTAS 11 FITRIA KHOIRINNIDA 70 TUNTAS 12 HAJAR AMIMAH 70 TUNTAS 13 HANIF FAUZIYAH 90 TUNTAS 14 HARISATUL QOYYIMAH 40 TIDAK TUNTAS 15 HILMA FURAIDHA 50 TIDAK TUNTAS 16 HIMMATUL ELMA 90 TUNTAS 17 IKMILA SANIYAL MUNA 90 TUNTAS 18 IMAMATUL QUDSIYAH 80 TUNTAS
19 IRMA ROHMAWATI 40 TIDAK TUNTAS 20 KARINA WIDYA ARMELIA 80 TUNTAS 21 LUTHFA UMI AZIZAH 60 TUNTAS 22 MAFA IDATUS SHOLIKAH 70 TUNTAS 23 MARWATUNNISA AL MUBAROKAH 80 TUNTAS 24 NADA ALIFATUL MUNA 50 TIDAK TUNTAS 25 NAELA NABILA 90 TUNTAS 26 NAILI IZZATUL KHOIRINA 80 TUNTAS 27 NAZIH SILVIA 90 TUNTAS 28 NIDA ADZKIYA 70 TUNTAS 29 NIDAAN KHOFIYYA 80 TUNTAS 30 NURUL IMAROH 90 TUNTAS 31 RIDA LUTHFIANA WAKHIDAH 70 TUNTAS 32 RIZKI ASTIANANDA 50 TIDAK TUNTAS
33 ROFFANY HAZNATU PARWA
KARUNIA 70 TUNTAS 34 SALMA FITRIA 80 TUNTAS 35 SAYLIN NICHLAH FACHRIYAH 60 TUNTAS 36 SILMA YASARI 80 TUNTAS 37 SILVI ANDRIYANI 50 TIDAK TUNTAS 38 SILVIANA CAMELIA DEWI 70 TUNTAS 39 SIMA CINDY MASYHURI 90 TUNTAS 40 SISKA SEPTYA ARIANA 50 TIDAKTUNTAS 41 SITI UMI ULFA LATIFAH 90 TUNTAS 42 SYARIFA RAHMA AMALIA 90 TUNTAS 43 TETI MUALIFAH 80 TUNTAS 44 TIRZA LUTHFIA LAILITSANI AGUSTIN 70 TUNTAS 45 ULFATUL MUZAKKIYAH 70 TUNTAS 46 ULI IRBAH 50 TIDAK TUNTAS 47 WULAN JARI HUSNUL KHOTIMAH 80 TUNTAS 48 ZAHROTUL 'UYUNI 40 TIDAK TUNTAS
JUMLAH 3350
Rata-Rata 69,8 Ketuntasan Klasikal 72,9%
• Rata-rata = ∑ fn
= 335048
= 69,8
Di mana,
∑ f : Jumlah nilai keseluruhan
n : Jumlah peserta didik
Rata-rata pada tahap siklus I mencapai 69,8, pada tahap ini berarti sudah mencapai
indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 60.
• P = S
N × 100
P = 35 48
× 100%
P = 72,9 %
Keterangan:
P = Persentase ketuntasan belajar
S = Jumlah peserta didik yang mencapai tuntas belajar
N = Jumlah total peserta didik
Dan ketuntasan klasikal 72,9%, ini juga berarti belum mencapai indikator yang telah
ditentukan yaitu 75%
Lampiran 24
DAFTAR KELOMPOK SIKLUS I
Kelompok I Kelompok V
Kelompok II Kelompok VI
1. Anisa Salma
2. Imamatul Qudsiyah
3. Silma Yasari
4. Zahrotul ‘Uyuni
5. Nurul Imaroh
6. Hajar Amimah
1. Nazih Silvia
2. Anis Khumaidah
3. Harisatul Qoyyimah
4. Fitria Dwi Puspita Sari
5. Syarifa Rahma Amalia
6. Karina Widya Armelia
1. Sima Cindy Masyhuri
2. Wulan Jari Husnul Khotimah
3. Diana Nurul Aini
4. Marwatunnisa Al- Mubaroka
5. Fitria Khoirin Nida
6. Hanif Fauziyah
1. Hilma Furaidha
2. Anisatul Fu’adiyyah
3. Roffany Haznati Parwakar
4. Dyah Ayu Sekar Melati
5. Nada Alifatul Muna
6. Silviana Camellia Dewi
Kelompok III Kelompok VII
Kelompok IV Kelompok VIII
Lampiran 25
DAFTAR KELOMPOK SIKLUS II
Kelompok 1 Kelompok 2
Kelompok 3 Kelompok 4
Kelompok 5 Kelompok 6
1. Ikmilna Sanial Muna
2. Nida Adzkiya
3. Eni Rohmah
4. Fachriatul Ummah NB
5. Uli Irbah
6. Siska Septya Ariana
1. Tirza Luthfia Lailitsani Agus
2. Saylin Nichlah Fachriyah
3. Nidaan Khofiyya
4. Riski Astiananda
5. Faukhil Wardah
6. Silvi andriyani
1. Naili Izzatul Khoirina
2. Salma Fitria
3. Irma Rohmawati
4. Ulfatul Muzakkiyah
5. Teti Mualifah
6. Luthfa Umi Azizah
1. Himmatul Elma
2. Rida Luthfiana Wakhidah
3. Durra Ayu Tsalatsia
4. Mafa Idatus Sholikah
5. Naela Nabila
6. Siti Umi Ulfa Latifah
1. Nidaa Khofiya
2. Fitria Khoirin Nida
3. Luthfia Umi Azizah
4. Wulan Jari H
5. Diana Nurul Aini
6. Silma Yasari
1. Siti Umi Ulafa Latifah
2. Rida Luthfiana W
3. Silvi Andriyani
4. Tirza Luthfia
5. Anis Khumaidah
6. Fitria Dwi Puspita Sari
1. Naela Nabila
2. Faukhil Wardah
3. Riski Astiananda
4. Sima Cindy M
5. Hajar Amimah
6. Nazih Silvia
1. Syarifa Rahma A
2. Dhurra Ayu Tsalatsia
3. Saylin Nichlah
4. Zahrotul ‘Uyuni
5. Fahriatul Ummah
6. Mafa Idatus Sholikah
1. Hanif Fauziyah
2. Imamatul Qudsiyah
3. Uli Irbah
i l di h
1. Nida Adzkiya
2. Harisatul Qoyyimah
3. Ulfatul M
i k i
Kelompok 7 Kelompok 8
Lampiran 26
DATA HASIL BELAJAR KELAS VII C MTs NU BANAT KUDUS
PADA SIKLUS II
No. NAMA NILAI KETERANGAN 1 ANIS KHUMAIDAH 70 TUNTAS 2 ANIS SALAMA 80 TUNTAS 3 ANISATUL FU'ADIYYAH 100 TUNTAS 4 DHURRA AYU TSALATSIA 60 TUNTAS 5 DIANA NURUL AINI 70 TUNTAS 6 DYAH SEKAR MELATI 70 TUNTAS 7 ENI ROHMAH 80 TUNTAS 8 FACHRIATUL UMMAH NB 50 TIDAK TUNTAS 9 FAUKHIL WARDAH 70 TUNTAS 10 FITRIA DWI PUSPITASARI 80 TUNTAS 11 FITRIA KHOIRINNIDA 70 TUNTAS 12 HAJAR AMIMAH 70 TUNTAS 13 HANIF FAUZIYAH 100 TUNTAS 14 HARISATUL QOYYIMAH 80 TUNTAS 15 HILMA FURAIDHA 70 TUNTAS 16 HIMMATUL ELMA 90 TUNTAS 17 IKMILA SANIYAL MUNA 70 TUNTAS
1. Eni Rohmah
2. Anisa Salma
3. Salma Fitria
4. Karina Widya Armelia
5. Hilma Furaida
6. Irma Rohmawati
1. Roffany Hasnatu P
2. Ikmila Saniyal Muna
3. Nada Alifatul Muna
4. Marwatunnisa Al- M
5. Teti Mualifah
6. Himmamatul Elma
18 IMAMATUL QUDSIYAH 80 TUNTAS 19 IRMA ROHMAWATI 60 TUNTAS 20 KARINA WIDYA ARMELIA 70 TUNTAS 21 LUTHFA UMI AZIZAH 80 TUNTAS 22 MAFA IDATUS SHOLIKAH 100 TUNTAS 23 MARWATUNNISA AL MUBAROKAH 80 TUNTAS 24 NADA ALIFATUL MUNA 50 TIDAK TUNTAS 25 NAELA NABILA 90 TUNTAS 26 NAILI IZZATUL KHOIRINA 70 TUNTAS 27 NAZIH SILVIA 90 TUNTAS 28 NIDA ADZKIYA 80 TUNTAS 29 NIDAAN KHOFIYYA 80 TUNTAS 30 NURUL IMAROH 100 TUNTAS 31 RIDA LUTHFIANA WAKHIDAH 70 TUNTAS 32 RIZKI ASTIANANDA 50 TIDAK TUNTAS 33 ROFFANY HAZNATU PARWA KARUNIA 90 TUNTAS 34 SALMA FITRIA 80 TUNTAS 35 SAYLIN NICHLAH FACHRIYAH 60 TUNTAS 36 SILMA YASARI 80 TUNTAS 37 SILVI ANDRIYANI 50 TIDAK TUNTAS 38 SILVIANA CAMELIA DEWI 70 TUNTAS 39 SIMA CINDY MASYHURI 90 TUNTAS 40 SISKA SEPTYA ARIANA 80 TUNTAS 41 SITI UMI ULFA LATIFAH 90 TUNTAS 42 SYARIFA RAHMA AMALIA 100 TUNTAS 43 TETI MUALIFAH 90 TUNTAS 44 TIRZA LUTHFIA LAILITSANI AGUSTIN 70 TUNTAS 45 ULFATUL MUZAKKIYAH 70 TUNTAS 46 ULI IRBAH 70 TUNTAS 47 WULAN JARI HUSNUL KHOTIMAH 80 TUNTAS 48 ZAHROTUL 'UYUNI 50 TIDAK TUNTAS
JUMLAH 3650
Rata-Rata 76, 04 Ketuntasan Klasikal 89,5%
• Rata-rata = ∑ fn
= 365048
= 76,04
Di mana,
∑ f : Jumlah nilai
n : Jumlah peserta didik
Rata-rata pada tahap siklus II mencapai 76,o4, pada tahap ini berarti sudah mencapai
indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 60.
• P = S
N × 100 %
P = 43 48
× 100%
P = 89,5 %
Keterangan:
P = Persentase ketuntasan belajar
S = Jumlah peserta didik yang mencapai tuntas belajar
N = Jumlah total peserta didik
Dan pada ketuntasan klasikal 89,5 %, pada siklus II ini sudah mencapai indikator yang telah
ditentukan yaitu 75%.