PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING...

9

Click here to load reader

Transcript of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING...

Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel56CFB7853CD1FD2FF... · Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar observasi keterlaksanaan

1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E UNTUK

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR FISIKA DAN HASIL

BELAJAR SISWA KELAS X-2 MAN 2 MALANG KOTA BATU

Lucki Winandasari Pebriana,Drs. Asim, M.Pd, Drs. Bambang Tahan S., M.Pd

Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Malang

[email protected]

ABSTRAK

Pembelajaran fisika di kelas X-2 MAN 2 Malang Kota selama ini

cenderung menggunakan metode ceramah dan diskusi kelas, metode praktikum

dan diskusi dengan teman sebaya serta kegiatan pendahuluan di awal

pembelajaran untuk memotivasi siswa belum diterapkan, sehingga kemampuan

aspek psikomotorik belum pernah diamati, dan motivasi belajar fisika siswa

rendah. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar

siswa dan motivasi belajar fisika siswa adalah pembelajaran LC 7E. Tujuan

penelitian ini untuk meningkatkan motivasi belajar fisika dan hasil belajar siswa

kelas X-2 MAN 2 Malang Kota Batu melalui penerapan pembelajaran LC 7E.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Tindakan yang

diberikan adalah penerapan pembelajaran LC 7E. Penelitian dilakukan di kelas

X-2 MAN 2 Malang Kota Batu. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar

observasi keterlaksanaan pembelajaran, rubrik penilaian afektif, rubrik penilaian

psikomorik, dan angket motivasi belajar siswa. Motivasi belajar fisika dan hasil

belajar siswa dikatakan berhasil jika tiap aspek telah mencapai 70% dari skor

maksimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran LC 7E

dapat meningkatkan motivasi belajar fisika dan hasil belajar siswa kelas X-2

MAN 2 Malang Kota Batu. Motivasi belajar siswa yag diukur berdasarkan angket

dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 14,39%, hasil belajar

siswa secara keseluruhan mengalami peningkatan pada siklus I ke siklus II

sebesar 8,90 %.

Kata kunci: pembelajaran LC 7E, motivasi belajar, hasil belajar.

PENDAHULUAN

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru fisika kelas X-2

MAN 2 Malang Kota Batu diperoleh informasi bahwa: (1) siswa memiliki motivasi

yang masih rendah, hal ini terbukti pada saat guru menerangkan hampir 60% masih

belum siap dengan pembelajaran, pada saat guru memberikan pertanyaan kurang

dari 15% yang mengacungkan tangan, siswa tidak perhatian terhadap tugas yang

diberikan oleh guru, tugas yang dikumpulkan juga tidak tepat waktu, suasana kelas

yang tidak kondusif dan ramai saat pembelajaran, siswa juga kurang percaya diri

dalam mengungkapkan ide dalam kegiatan diskusi kelas, (2) guru menggunakan

power point dalam mengajar tetapi kurang menghubungkan pelajaran fisika dengan

fenomena kehidupan sehari-hari, (3) kegiatan praktikum belum pernah dilakukan.

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel56CFB7853CD1FD2FF... · Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar observasi keterlaksanaan

2

Banyak penelitian menunjukkan bahwa pengajaran dengan rekan sebaya (peer

teaching) ternyata lebih efektif dari pada pengajaran oleh guru (Lie, 2002: 30).

Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar fisika

dan hasil belajar siswa adalah pembelajaran LC 7E. Masalah yang akan

dipecahkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Bagaimanakah

penerapan pembelajaran LC 7E dalam rangka meningkatkan motivasi belajar

fisika dan hasil belajar siswa kelas X-2 MAN 2 Malang Kota Batu?, (2)

Bagaimanakah peningkatan motivasi belajar fisika siswa kelas X-2 MAN 2

Malang Kota Batu dalam penerapan pembelajaran LC 7E?, (3) Bagaimanakah

peningkatan hasil belajar siswa kelas X-2 MAN 2 Malang Kota Batu dalam

penerapan pembelajaran LC 7E?.

KAJIAN PUSTAKA

Pembelajaran LC 7E

Learning cycle (LC) merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase)

yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga pebelajar dapat menguasai

kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan

berperanan aktif. LC pada mulanya terdiri dari fase-fase exploration, pengenalan

konsep (concept introduction), dan aplikasi konsep (concept application) (Karplus

dan Their dalam Renner et al, 1988). LC 3 fase saat ini telah dikembangkan

menjadi 5 fase dan 7 fase. Pada LC 7 fase (LC 7E) ini terdiri dari 7 tahap yaitu :

elicit, engagement, exploration, explanation, elaboration, evaluation, dan extand.

(Johnston dalam Iskandar, 2005).

Cohen dan Clough (dalam Soebagio, 2000) menyatakan bahwa LC 7E

merupakan strategi jitu bagi pembelajaran sains di sekolah menengah karena

dapat dilakukan secara luwes dan memenuhi kebutuhan nyata guru dan siswa.

Dilihat dari dimensi guru, penerapan strategi ini memperluas wawasan dan

meningkatkan kreatifitas guru dalam merancang kegiatan pembelajaran.

Penerapan strategi ini memberi keuntungan sebagai berikut.

1. Meningkatkan motivasi belajar karena pebelajar dilibatkan secara aktif dalam

proses pembelajaran.

2. Membantu mengembangkan sikap ilmiah pebelajar.

3. Pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Secara operasional kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran

dapat dijabarkan sebagai berikut.

Fase Elicit

Fase ini guru berusaha menimbulkan atau mendatangkan pengetahuan

awal siswa. Pada fase ini guru mengetahui sampai dinama pengetahuan awal

siswa terhadap pelajaran yang akan dipelajari dengan memberikan pertanyaan-

pertanyaan yang merangsang mengetahuan awal siswa.

Fase Engagement

Fase ini guru berusaha membangkitkan minat dan keingintahuan siswa

tentang topik yang akan diajarkan, guru mengembangkan minat dan motivasi

siswa dengan menunjukkan demontrasi atau permasalahan sehari-hari.

Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel56CFB7853CD1FD2FF... · Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar observasi keterlaksanaan

3

Fase Exploration

Siswa mengeksplorasi materi dan gagasan baru dalam situasi baru dengan

bimbingan minimal. Situasi baru akan memberikan pengalaman baru yang

memunculkan pertanyaan dan masalah baru. Hal itu akan mendorong munculnya

gagasan-gagasan siswa yang menimbulkan perdebatan dan analisis dari alasan

munculnya gagasan itu. Pengumpulan data dan analisis akan mengarahkan siswa

pada penerimaan maupun penolakan gagasan itu (Yuliati, 2008:49).

Fase Explanation

Fase explanation, guru mendorong siswa untuk menjelaskan konsep

dengan kalimat mereka sendiri, memberikan fakta dan klarifikasi terhadap

penjelasannya, dan mendengarkan penjelasan siswa secara kritis.

Fase Elaboration

Fase ini adalah fase dimana siswa menerapkan konsep atau

keterampilannya pada situasi baru dan memberikan kesemapatan kepada siswa

untuk menyelidiki konsep-konsep tersebut lebih lanjut. Penerapan konsep

tersebut diarahkan pada kehidupan sehari-hari (Yuliati, 2008:50).

Fase Evaluation

Fase ini diisi dengan mengevaluasi seluruh pengalaman belajar siswa.

Aspek yang dievaluasi pada fase ini adalah pengetahuan atau keterampilan,

aplikasi konsep, dan perubahan proses berfikir siswa. Evaluasi dapat dilakukan

secara tertulis pada akhir pembelajaran maupun lisan dalam bentuk pertanyaan

selama belajar (Yuliati, 2008:50).

Fase Extand

Fase ini bertujuan untuk berfikir, mencari menemukan dan menjelaskan

contih penerapan konsep yang telah dipelajari bahkan kegiatan ini dapat

merangsang siswa untuk mencari hubungan konsep yang mereka pelajari dengan

konsep lain yang sudah atau belum mereka pelajari.

Berdasarkan penjelasan tentang pembelajaran LC 7E di atas, maka dapat

diuraikan bahwa penerapan pembelajaran LC 7E adalah suatu penerapan model

pembelajaran LC 7E. Dimana penerapan pembelajaran LC 7E ini merupakan

suatu rangkaian proses pembelajaran yang memiliki 7 fase yaitu: elicit,

engagement, exploration, explanation, elaboration, evaluation, dan extand.

Motivasi Belajar Fisika

Menurut Djamarah (2002:62) motivasi merupakan faktor yang

menentukan dan berfungsi menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan

pebelajar. Dari pernyataan tersebut motivasi dapat menentukan baik tidaknya

dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar kesuksesan, tampak gigih, tidak

mau menyerah, giat membaca buku untuk meningkatkan prestasinya dalam

belajar. Sebaliknya mereka yang motivasinya rendah akan terlihat tampak acuh,

mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, suka mengganggu

kelas, sering meninggalkan pelajaran. Sehingga berakibat banyak mengalami

kesulitan dalam belajar. Akhirnya motivasi mempunyai arti yang sangat penting

dalam belajar, fungsi motivasi yang terpenting adalah sebagai pendorong

timbulnya aktivitas, sebagai pengarah, dan sebagai penggerak untuk melakukan

suatu pekerjaan.

Berdasarkan uraian diatas, maka disimpulkan bahwa motivasi belajar

adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk

Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel56CFB7853CD1FD2FF... · Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar observasi keterlaksanaan

4

mengadakan perubahan tingkah laku. Dalam penelitian ini variabel-variabel

motivasi yang diamati dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Aspek Motivasi dan Indikatornya

No Variabel Indikator

1 Attention

(perhatian

terhadap

pelajaran)

a. rasa senang terhadap pelajaran

b. perhatian terhadap tugas

c. ketepatan waktu menyelesaikan tugas

d. ketenangan di dalam kelas

2 Relevance

(keterkaitan)

a. kegunaan materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-

hari

b. keterkaitan materi dengan disiplin ilmu lainnya

3

Confidence

(percaya diri)

a. keyakinan akan keberhasilan memahami pelajaran

b. keyakinan terhadap kebenaran materi pelajaran

c. keyakinan dapat memahami pelajaran

d. percaya diri mengemukakan pendapat dalam diskusi

4

Satisfication

(kepuasan)

a. kepuasan terhadap hasil belajar

b. kesediaan membantu teman yang belum bisa

c. kesenagan dalam belajar

d. kepuasan setiap mengikuti pelajaran

(Sumber: Dasianto,2009)

Hasil Belajar Siswa

Hasil dari aktivitas belajar ditandai dangan adanya proses perubahan dari

belum mampu ke arah sudah mampu, dan proses perubahan itu terjadi selama

jangka waktu tertentu (Winkel, 2009). Hasil belajar berkaitan dengan kemampuan

siswa dalam menyerap dan memahami bahan kajian yang diajarkan. Hasil belajar

dapat diukur dari indikator: (1) daya serap terhadap bahan pelajaran yang

diajarkan mencapai prestasi yang tinggi, baik individu maupun kelompok, (2)

perilaku yang digunakan dalam tujuan pembelajaran khusus telah dicapai siswa,

baik individu maupun kelompok. Dimyati dan Mudjiono (2006: 20) menjelaskan

hasil belajar mencakup tiga hal, yaitu perubahan tingkah laku sebagai akibat dari

proses belajar, kemampuan aktual yang dapat diukur secara langsung dan

perubahan tingkah laku di ranah kognitif dan afektif.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (classroom action

research). Tindakan ditekankan pada penerapan model pembelajaran LC 7E untuk

meningkatkan motivasi belajar fisika dan hasil belajar siswa kelas X-2 MAN 2

Malang Kota Batu dengan materi pembelajaran adalah Listrik Dinamis. Subjek

penelitian adalah siswa kelas X-2 MAN 2 Malang Kota Batu yang berjumlah 34

siswa terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Kehadiran peneliti

pada tindakan pembelajaran ini sebagai pengajar atau guru dibantu dengan dua

orang observer.

Tahapan penelitian dilakukan dengan menggunakan siklus yang terdiri

dari perencanaan, tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi. Penelitian tindakan

kelas dilaksanakan dalam 2 siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan

perubahan yang ingin dicapai. Pada tahap awal dilakukan studi pendahuluan untuk

mengidentifikasi permasalahan. Proses identifikasi masalah dilakukan dengan

Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel56CFB7853CD1FD2FF... · Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar observasi keterlaksanaan

5

observasi kelas dan wawancara dengan guru kelas. Dengan berpatokan pada hasil

studi pendahuluan ini, perencanaan penelitian tindakan kelas dirancang dan

dilaksanakan sesuai prosedur penelitian tindakan kelas.

Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan

pembelajaran, format catatan lapangan, RPP, LKS, rubrik kemampuan kognitif,

afektif, psikomotorik siswa, dan angket motivasi belajar fisika siswa.

Analisis data pada penelitian ini sebagaimana dalam Moleong (2005:248),

yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Data yang diperoleh

dari wawancara, catatan lapangan yang ditulis dalam rekaman data yang

dipersiapkan. Data yang diperoleh disederhanakan melalui seleksi pemfokusan

dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Data yang

sudah diklasifikasikan dan disederhanakan, dideskripsikan dalam bentuk kata-kata

yang bermakna. Data yang telah diorganisir ditarik kesimpulan dalam bentuk

pernyataan kalimat yang singkat dan mengandung pengertian luas.

Data penelitian ini dikumpulkan dengan tiga cara yakni lembar observasi

(untuk keterlaksanaan pembelajaran), rubrik (untuk penilaian afektif dan

psikomotorik), dan angket (untuk motivasi belajar). Keterlaksanaan model

pembelajaran bersifat kualitatif (berbentuk kalimat yang menjelaskan aktivitas

siswa dan guru). Sedangkan motivasi belajar dan hasil belajar kuantitatif (berupa

angka).

PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

Paparan Data

Setelah semua proses pengumpulan dan analisis data, maka diperoleh hasil

penelitian. Pada penelitian kali ini, hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk

kolom ringkas yang berisi tentang semua informasi dari hasil observasi. Kolom

ringkas laporan berikut ini merupakan jawaban dari masalah yang sudah

dirumuskan pada bab sebelumnya.

Tabel 4.1 Data Keterlaksanaan Pembelajaran LC 7E Siklus I dan Siklus II

TTahap pembelajaran Siklus I

(%)

Siklus II

(%)

Kenaiakan

(%)

E Elicit 56,25 84,37 28,12

Engagement 54,68 75,78 21,10

Eksploration 64,58 81,25 16,67

Eksplanation 62,50 90,62 28,12

Elaboration 62,50 75,00 12,50

Evaluation 52,50 78,75 26,25

Extand 62,50 81,25 18,75

Rata-rata 59,36 81,00 21,64

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel56CFB7853CD1FD2FF... · Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar observasi keterlaksanaan

6

Tabel 4.2 Data Motivasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

Aspek Motivasi Siklus I (%) Siklus II (%) Kenaikan (%)

Attention 70,00 80,15 10,15

Relevance 64,30 81,30 17,00

Convidence 67,00 80,70 13,70

Satisfaction 63,50 80,20 16,70

Rata-rata 66,20 80,59 14,39

Tabel 4.3 Presentase Hasil Belajar Kelas X-2 Siklus I dan Siklus II

Hasil Belajar Rata- Rata Nilai Siswa

Siklus I

Siklus II

Peningkatan

Kognitif Tes kemampuan kognitif 76.50 78,47 1,97

Nilai tugas 75,25 78,26 3,01

Afektif Keaktifan merespon dalam

presentasi dan diskusi

2,09 3,03 1,30

Kekompakan kelompok

dalam presentasi dan

diskusi

1.85 3,15 1,00

Keseriusan dalam

mengikuti pelajaran

Kerjasama kelompok

2,47

1,85

3,47

3,32

1,47

Psikomotorik Cara merangkai/

menggunakan alat

1,76 3,29 1,53

Ketelitian/ kecermatan

pengamatan

1,91 2,94 1,03

Kebersihan dan kerapian 2,26 3,29 1,03

Pembahasan

Keterlaksanaan Pembelajaran LC 7E

Keterlaksanaan pembelajaran LC 7E meliputi tahap elicit, engagement,

exploration, explanation, elaboration, evaluation, dan extand. Secara umum,

model pembelajaran LC 7E pada siklus I terlaksana dengan persentase sebesar

59,36% dengan kriteria cukup, sedangkan pada siklus II sudah terlaksana dengan

persentase 81,00% dengan kriteria baik. Peningkatan disebabkan karena guru

telah melaksanakan pembelajaran tanpa ragu-ragu dan lebih percaya diri, guru

telah mampu memotivasi siswa dalam belajar dan memberikan bimbingan yang

menyeluruh pada semua kelompok. Pembelajaran konstektual yang diterapkan

guru dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa untuk menemukan sesuatu yang

diinginkannya melalui pengamatan secara langsung. Disamping itu siswa diberi

kesempatan untuk memecahkan masalah secara mandiri dengan berkelompok

melalui kegiatan pengamatan objek secara langsung. Cohen dan Cloug (dalam

Fajaroh dan Dasna, 2003) menyatakan bahwa siklus belajar merupakan strategi

jitu bagi pembelajaran sains di sekolah menengah, karena dapat dilakukan secara

luwes dan memenuhi kebutuhan nyata guru dan siswa. Dilihat dari dimensi guru,

penerapan strategi ini memperluas wawasan dan meningkatkan kreativitas guru

dalam merancang kegiatan pembelajaran. Sedangkan ditinjau dari dimensi siswa

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel56CFB7853CD1FD2FF... · Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar observasi keterlaksanaan

7

menurut Fajaroh dan Dasna (2003), penerapan siklus belajar memberi keuntungan

sebagai berikut.

1. Siswa belajar secara aktif, siswa mempelajari materi secara bermakna dengan

bekerja dan berpikir, pengetahuan dikonstruksi dari pengalaman siswa.

2. Informasi baru dikaitkan dengan skema yang telah dimiliki siswa. Informasi baru

yang dimiliki siswa berasal dari interpretasi individu.

3. Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang merupakan

pemecahan masalah.

Motivasi Belajar Fisika Siswa

Sesuai dengan hasil analisis secara deskriptif untuk kriteria tingkat

motivasi siswa terhadap penerapan pembelajaran LC 7E terjadi peningkatan pada

siklus I ke siklus II yaitu sebesar 14,39%. Berdasarkan hasil persentase tersebut

dapat dikatakan bahwa tingkat motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran semakin

meningkat, artinya siswa memberi respon positif terhadap pembelajaran LC 7E.

Dengan demikian ada kemauan dan semangat untuk mengikuti pelajaran yang

nantinya akan berdampak pada hasil belajar siswa. Pernyataan ini sejalan dengan

pernyataan Winkel (1997) yang menyatakan dua hal yaitu jika peserta didik

merasa senang akan bergairah dan bersemangat, sebaliknya peserta didik yang

merasa tidak senang tidak akan bergairah dalam belajar dan akan mengalami

kesulitan. Jika suatu objek dihayati sebagai suatu yang berharga, maka timbullah

perasan senang (positif) dan sebaliknya jika suatu objek dihayati sebagai sesuatu

yang tidak berharga atau tidak bermanfaat, akan timbul perasaan tidak senang

(negatif).

Perhatian siswa muncul didorong oleh rasa ingin tahu, jadi rasa ingin

tahu perlu mendapat rangsangan sehingga siswa akan memberikan perhatian, dan

perhatian tersebut terpelihara selama berlangsungnya pembelajaran, bahkan lebih

lama lagi (Suciati,2001). Indikator perhatian dengan kriteria baik menunjukkan

bahwa siswa mempunyai rasa senang terhadap pelajaran, rasa ingin tahu,

perhatian terhadap tugas, ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas dan

menciptakan ketenangan di kelas.

Keterkaitan menunjukkan adanya hubungan meteri pembelajaran dengan

kebutuhan dan kondisi siswa. Motivasi siswa akan terpelihara apabila mereka

menganggap bahwa apa yang dipelajari memenuhi kebutuhan pribadi, atau

bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang. Indikator keterkaitan, dengan

kriteria baik siswa bisa memahami apa yang dipelajari dalam pembelajaran

dengan baik, memahami keterkaitan materi yang disampaikan dengan apa yang

telah dipelajari, mamahami materi pelajaran sesuai dengan keinginan, mengaitkan

pelajaran dengan kehidupan sehari-hari, kesesuaian metode belajar, perasaan

terdorong dalam belajar, dan kegunaan materi ajar.

Kepercayaan diri merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara

positif dengan lingkungan, konsep tersebut berhubungan dengan keyakinan

pribadi bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk melakukan suatu tugas yang

menjadi syarat keberhasilan. Prinsip yang berlaku dalam hal ini adalah bahwa

motivasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil.

Indikator keyakinan, dengan kriteria baik siswa merasa yakin akan keberhasilan

setelah mengikuti pembelajaran, merasa yakin terhadap materi yang dipelajari,

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel56CFB7853CD1FD2FF... · Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar observasi keterlaksanaan

8

yakin dapat memahami pelajaran dengan baik dan percaya diri yang kuat (Suciati,

2001: 134).

Kepuasan merupakan keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan, dan

siswa akan termotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan yang serupa. Untuk

meningkatkan dan memelihara motivasi siswa, guru dapat menggunakan

pemberian penguatan (rainforcement) berupa pujian, pemberian kesempatan dan

sebagainya. Indikator kepuasan menunjukan terjadi peningkatan, dimana di akhir

pembelajaran siswa merasa sangat puas terhadap hasil belajar, senang atas

rainforcement, bersedia untuk membantu teman yang belum berhasil, keinginan

untuk berprestasi, mempunyai kesenangan dalam belajar, kepuasan dalam setiap

mengikuti pelajaran (Suciati, 2001: 34).

Hasil Belajar Fisika Siswa

Pada siklus I hasil belajar siswa masih rendah. Pada aspek kognitif siswa

rata-rata siswa yang mencapai ketuntasan belajar hanya sekitar 67,60% (data

diperiksa pada lampiran 20). Hal ini masih dibawah standar dari sekolah yaitu

minimal 70% rata- rata siswa yang tuntas. Aspek afektif dan psikomotor juga

rendah. Solusi pada siklus II pada aspek afektif yaitu guru menunjuk siswa

secara acak dan bergantian untuk bertanya ataupun memberikan tanggapan. Pada

siklus I hasil belajar siswa rendah sehinggga perlu dilanjutkan ke siklus II.

Pada siklus II hasil belajar siswa yang berupa aspek kognitif sudah

mengalami peningkatan yang signifikan dan rata-rata ketuntasan belajar siswa

sudah mencapai 76,50%. Sedangkan aspek afektif juga mengalami peningkatan

yang besar karena selama proses pembelajaran, siswa menunjukkan keaktifan

dalam setiap tahap di dalam penerapan pembelajaran siklus belajar. Pada aspek

psikomotorik juga mengalami peningkatan besar karena siswa sudah terampil

menggunakan alat. Pada siklus I siswa telah dilatih untuk menggunakan alat

dengan benar.

KESIMPULAN

Penerapan pembelajaran pembelajaran LC 7E melalui tujuh tahapan elicit,

engagement, exploration, explanation, elaboration, evaluation, dan extand pada

siklus I belum terlaksana secara maksimal, yaitu dengan persentase sebesar

59,36%, pada siklus II penerapan pembelajaran tersebut telah terlaksana dengan

persentase sebesar 81,00%. Penerapan pembelajaran LC 7E dapat meningkatkan.

Penerapan pembelajaran LC 7E dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dari

siklus I ke siklus II dengan persentase sebesar 14,39%. Penerapan pembelajaran

LC 7E yang dilakukan pada siklus I dan siklus II terbukti dapat meningkatkan

hasil belajar siswa, meningkatkan hasil belajar kognitif sebesar 1,97%,

peningkatan hasil belajar afektif sebesar 3,24%, hasil belajar psikomotorik dari

siklus I ke siklus II mengalami peningkatan 3,17%.

DAFTAR PUSTAKA

Asy’ary, Muslichhach. 2006. Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-

Masyarakat Dalam Pembelajaran Sains Di Sekolah Dasar. Jakarta:

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel56CFB7853CD1FD2FF... · Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar observasi keterlaksanaan

9

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Direktorak Ketenagaan.

Dasna I, Wayan & Fajaroh, Fauziatul. Pembelajaran dengan Model Siklus Belajar

(Learning Cycle), (Online), http://www.dikmenum.go.id/e-learning,

diakses 18 Agustus 2011.

Iskandar, S. M. 2005. Strategi Pembelajaran Konstruktivistik Dalam Kimia.

Malang: Penerbit UM.

Khairil, 2009. Potensi model perkuliahan genetika di jurusan Biologi FMIPA UM

dalam memberdayakan kemampuan metakognisi, kerja ilmiah dan hasil

belajar kognitif mahasiswa. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Universitas

Negeri Malang.

Lie, A. 2002. Mempraktekkan Cooperative Learning Di Ruang-ruang Kelas.

Jakarta: PT. Gramedia.

Moleong, L. J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Suciati. 2001. Taksonomi Tujuan Instruksional. Jakarta: Proyek Pengembangan

Univesitas Terbuka Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen

Pendidikan Nasional.

Wartono. 2007.Kemampuan/Ketrampilan Dasar Mengajar. Malang: Universitas

Negeri Malang.

Winkel, W. S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.

Yuliati, L. 2008. Model-model Pembelajarn Fisika Teori dan Praktek. Malang:

Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran Universitas Negeri

Malang.