PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL WAT TAMWIL DENGAN CARA BANTUAN MODAL DENGAN SISTEM AL- QARDHUL HASAN (BENEVOLENT LOAN) (STUDI KASUS DI BMT HARAPAN KITA BANTUL) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : Meutika Azizah NIM.E0006173 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

Page 1: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL WAT

TAMWIL DENGAN CARA BANTUAN MODAL DENGAN SISTEM AL-

QARDHUL HASAN (BENEVOLENT LOAN) (STUDI KASUS DI BMT

HARAPAN KITA BANTUL)

Penulisan Hukum

(Skripsi)

Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan guna

Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

Meutika Azizah

NIM.E0006173

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2010

Page 2: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Dan Penyayang

Page 3: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Penulisan Hukum (Skripsi)

PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL WAT

TAMWIL DENGAN CARA BANTUAN MODAL DENGAN SISTEM AL-

QARDHUL HASAN (BENEVOLENT LOAN) (STUDI KASUS DI BMT

HARAPAN KITA BANTUL)

Oleh

Meutika Azizah

NIM.E0006173

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum

(Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, Oktober 2010

Pembimbing I Pembimbing II

Agus Rianto,SH.,M.Hum Zeny Lutfiyah, S.Ag.,M.Ag

NIP. 196108131989031002 NIP. 197210112005012001

Page 4: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN PENGUJI Penulisan Hukum (Skripsi)

PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL WAT

TAMWIL DENGAN CARA BANTUAN MODAL DENGAN SISTEM AL-

QARDHUL HASAN (BENEVOLENT LOAN) (STUDI KASUS DI BMT

HARAPAN KITA BANTUL)

Oleh

Meutika Azizah

NIM.E0006173

Telah diterima dan dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi)

Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada :

Hari : Jum’at

Tanggal : 29 Oktober 2010

DEWAN PENGUJI

1. Mohammad Adnan S.H.,M.Hum. : ............................................................. NIP. 195407121984031002

Ketua 2. Agus Rianto,SH.,M.Hum : ............................................................. NIP. 196108131989031002

Sekretaris 3. Zeny Lutfiyah, S.Ag.,M.Ag : ............................................................. NIP. 197210112005012001

Anggota

Mengetahui Dekan,

Moh. Jamin, S.H.M.Hum NIP. 196109301986011001

Page 5: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERNYATAAN

Nama : Meutika Azizah

NIM : E0006173

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul

PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL WAT

TAMWIL DENGAN CARA BANTUAN MODAL DENGAN SISTEM AL-

QARDHUL HASAN (BENEVOLENT LOAN) (STUDI KASUS DI BMT

HARAPAN KITA BANTUL) adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan

karya saya dalam penulisan hukum (skripsi) ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan

dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar,

maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan penulisan hukum

(skripsi) dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.

Surakarta, Oktober 2010

yang membuat pernyataan

Meutika Azizah

NIM.E0006173

Page 6: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Meutika Azizah, E.0006173.2010. PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL WAT TAMWIL DENGAN CARA BANTUAN MODAL DENGAN SISTEM AL-QARDHUL HASAN (BENEVOLENT LOAN) (STUDI KASUS DI BMT HARAPAN KITA BANTUL). Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah pelaksanaan sistem Al-qardhul hasan pada BMT Harapan Kita Bantul.

Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris atau sosiologis yang bersifat deskriptif. Sumber data penelitian yang digunakan meliputi bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara dan studi kepustakaan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis kualitatif dengan interaktif model yaitu komponen reduksi data dan penyajian data dilakukan bersama dengan pengumpulan data, kemudian diolah dan dianalisis untuk menjawab permasalahan yang diteliti. Tahap terakhir adalah menarik kesimpulan dari sumber penelitian yang diolah, sehingga pada akhirnya dapat diketahui mengenai keistimewaan dan keutamaan dalam pelaksanaan sistem Al-qardhul Hasan pada BMT Harapan Kita Bantul

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem Al-qardhul hasan memiliki fungsi sosial yang dapat menolong dan meningkatkan derajat orang-orang yang tidak mampu. Jika suatu BMT memiliki Baitul Maal yang kuat maka penerapan Al-qardhul hasan dapat dilaksanakan dengan baik. Ini adalah bentuk kepedulian BMT terutama BMT Harapan Kita terhadap lingkungan masyarakat sekitar. Pelaksanaan sistem Al-qardhul hasan ini dapat dirasakan oleh orang-orang yang tidak mampu tetapi mempunyai profesi, iktikad baik untuk usaha dan dapat dipercaya.

Kata Kunci : BMT , Al-qardhul hasan, Baitul Maal.

Page 7: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRAK

Meutika Azizah, E.0006173.2010. APPLICATION OF SOCIAL FUNCTION (CHARITY) BAITUL MAAL WAT TAMWIL ON WAY TO CAPITAL ASSITANCE SYSTEM AL-QARDHUL HASAN (BENEVOLENT LOAN) (CASE STUDY IN BMT HARAPAN KITA BANTUL). Faculty of Law Sebelas Maret University Surakarta.

This study aims to determine how the implementation of system Al-Qardhul Hasan at BMT Harapan Kita Bantul.

This study is an empirical or sociological law which is descriptive. Sources of research include primary legal materials and secondary legal material. Collection techniques of research sources used are interviews and literature study. In this study, the authors use qualitative analysis techniques with interactive components of the model: data reduction and presentation of data is done in conjunction with data collection, then processed and analyzed to answer the problem under study. The last step is to draw conclusions from research sources are processed, which in turn can be known about privilege and primacy in the implementation of the system Al-Qardhul Hasan.

The result showed that application of Al-qardhul hasan have a social function that can help and improve the degree of people who can not afford if BMT have a strong Baitul Maal, the application of Al-Qardhul hasan can be performed well. This is especially a concern BMT Harapan Kita on the environment surronding communities. Implementation of the system Al-Qardhul hasan can be felt by people who can not afford but have a profession, in a good faith for the bussiness and can be trusted. Keyword : BMT , Al-qardhul hasan, Baitul Maal.

Page 8: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat-

NYA sehingga Penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Penulisan Hukum yang

berjudul “ PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL

WAT TAMWIL DENGAN CARA BANTUAN MODAL DENGAN SISTEM AL-

QARDHUL HASAN (BENEVOLENT LOAN) (STUDI KASUS DI BMT

HARAPAN KITA BANTUL)”. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada

Nabi Muhammad SAW. Penulisan Hukum atau Skripsi merupakan tugas wajib yang

harus diselesaikan oleh setiap mahasiswa untuk melengkapi syarat memperoleh

derajat sarjana dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Pelaksanaan sistem Al-qardhul Hasan pada BMT Harapan Kita menjadi sangat

menarik untuk diteliti karena adanya fungsi sosial yang sangat membantu orang-

orang yang tidak mampu sehingga dapat meningkatkan derajat mereka untuk terbebas

dari jerat kemiskinan. Penerapan sistem Al-qardhul Hasan dalam BMT Harapan Kita

dilaksanakan dengan baik dan berlandaskan syariah Islam yang tertuang dalam Al-

Quran dan Hadits.

Penulis menyadari bahwa terselesainya Penulisan Hukum ini tidak terlepas

dari bantuan baik moril maupun materiil serta doa dan dukungan berbagai pihak, oleh

karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Moh. Jamin, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Mohammad Adnan, S.H., M.Hum., selaku Ketua Bagian Hukum dan

Masyarakat yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Agus Rianto, S.H., M.Hum., selaku Pembimbing I penulisan skripsi yang

telah sabar memberikan bimbingan, saran, kritik, dan motivasi bagi Penulis untuk

menyelesaikan penulisan hukum ini.

Page 9: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

4. Ibu Zeny Lutfiyah, S.Ag.,M.Ag., selaku Pembimbing II dalam Penulisan Hukum

ini yang bersedia menyediakan waktu, pemikiran dan berbagi ilmu dengan

penulis.

5. Bapak Syafrudin Yudo W, S.H.,M.H., selaku pembimbing akademis, atas nasehat

yang berguna bagi penulis selama penulis belajar di Fakultas Hukum UNS.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum UNS yang telah memberikan ilmu

pengetahuan kepada penulis sehingga dapat dijadikan bekal dalam penulisan

skripsi ini.

7. Ketua Bagian PPH Bapak Lego Karjoko S.H., M.Hum., dan Mas Wawan anggota

PPH yang banyak membantu penulis dalam penulisan skripsi ini.

8. Segenap staf Perpustakaan Fakultas Hukum UNS, yang telah membantu

menyediakan bahan referensi yang berkaitan dengan topik penulisan hukum.

9. Bapak Ardian Dwi Yoenanto,S.H.,M.Hum selaku Direktur Utama dari BMT

Harapan Kita di Bantul yang telah memberikan ijin melakukan penelitian di BMT

Harapan Kita.

10. Bapak Izzuddin Yogya selaku Manajer Umum BMT Harapan Kita di Bantul yang

telah memberikan banyak nasehat dan ilmu pengetahuan kepada penulis..

11. Bapak dan Ibu tercinta atas cinta dan kasih sayang, doa, dukungan, semangat dan

segala yang telah diberikan yang tidak ternilai harganya sehingga Penulis dapat

menyelesaikan penulisan hukum ini.

12. My Family, Kakak-kakak penulis, Mas topan dan Mbak Ning, Mas Hasnan yang

selalu membantu dalam urusan finansial, Mbak Resti, Mas Guva, Mbak Rika dan

my little angel Aldhea, terima kasih telah menjadi bagian dari hidupku dan selalu

memberi dukungan.

13. Bapak Gunawan, Bapak Henri karena sudah memberikan kesempatan bekerja

sekaligus mengerjakan skripsi dan teman-teman Customer Service Indosat M2 di

Solo Grandmall ( Siska, Nila, Amel, Mas Tri dan Sofra).

14. Novan Ismanuadji, terima kasih telah menjadi tempat keluh kesah dan juga

tempat bersandar untuk penulis. Terima kasih sudah mengantar ke tempat

Page 10: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

penelitian dengan sabar. Terima kasih karena selalu setia mendampingi penulis.

Terima kasih telah menjadi semangat dalam hidupku.

15. Sahabat-sahabat tercintaku, Fina Maryuana yang selalu setia memberikan

dukungan dan doa untuk kemajuan walaupun jarak memisahkan, Martina

Wulanjari yang setia jadi sahabatku mulai SMP sampai sekarang, teman SMPku

yang selalu memberikan support, fajar, baskara, riantika yang setia menjadi

sahabatku.

16. Anak-anak genx Rembo, Rani terima kasih sudah memberikan tumpangan

menginap selama penelitian di Jogjakarta, Puri terima kasih karena sudah

memberikan koneksi untuk melakukan penelitian, terima kasih sudah setia

mendengar curhatanku, terima kasih sudah membantu dalam proses penulisan,

Linda terima kasih telah memberikan support agar penulis segera menyelesaikan

skripsi, Ade terima kasih buat motivatornya selama ini, buat dukungan sms dan

telepon untuk mengingatkan agar tidak bermalas-malasan dalam mengerjakan

skripsi, Niko terima kasih karena sering mengingatkan agar jangan terlalu

mementingkan pekerjaanku, Anis terima kasih sudah menjadi teman baik,

menjadi motivator pada penulis.

17. Teman-teman kuliah di Fakultas Hukum UNS angkatan ’06.

18. Teman-teman kecilku, Asti Yuniar, Elisabeth Dyah Listiningrum, Septi

Nurlitasari, yang selalu setia dari kecil sampai dewasa ini, terima kasih buat

persahabatan kita.

Demikian semoga penulisan hukum ini dapat memberikan manfaat kepada

semua pihak, baik untuk akademisi, praktisi maupun masyarakat umum.

Surakarta, Oktober 2010

Penulis

Meutika Azizah

Page 11: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN..................................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Perumusan Masalah................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 7

E. Metode Penelitian ................................................................... 8

F. Sistematika Penulisan Hukum ................................................ 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori ....................................................................... 16

1. Tinjauan Umum Mengenai Baitul Maal Wat Tamwil

a. Sejarah Perkembangan Baitul Maal Wat Tamwil........ 16

b. Konsep Dasar Operasional BMT ........................... .... 19

c. Tujuan dan Ciri-ciri BMT ........................................... 21

d. Prinsip dan Produk BMT ............................................ 24

2. Tinjauan Umum Mengenai Al-Qardhul Hasan

a. Pengertian Al-Qardhul Hasan ..................................... 34

Page 12: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

b. Dasar Hukum Al-Qardhul Hasan ............................... 35

c. Manfaat Al-Qardhul Hasan.................................... .... 36

B. Kerangka Pemikiran ................................................................ 38

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Keutamaan dan Keistimewaan Sistem Al-Qardhul

Hasan Pada BMT Harapan Kita Di Bantul ...................... 40

2. Penerapan Sistem Al-Qardhul Hasan Pada BMT

Harapan Kita Di Bantul................................................... 42

B. Pembahasan

1. Keutamaan dan Keistimewaan Sistem Al-Qardhul

Hasan Pada BMT Harapan Kita Di Bantul...................... 52

2. Penerapan Sistem Al-Qardhul Hasan Pada BMT

Harapan Kita Di Bantul................................................... 56

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan ................................................................................ 70

B. Saran....................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Model Analisis Interaktif.......................................................... 14

Gambar 2. Kerangka Pemikiran................................................................... 38

Page 14: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Terjadinya krisis ekonomi di kawasan Asia Tenggara berawal dari

terjadinya devaluasi bath (mata uang Thailand) pada bulan Juli 1997. Krisis ini

tidak hanya membawa kehancuran perekonomian di kawasan Asia Tenggara,

namun juga mempengaruhi pasar saham besar di dunia seperti Hongkong, Eropa,

dan Jepang. Permasalahan mendasar dari krisis keuangan yang berdampak pada

krisis ekonomi ini terutama diakibatkan oleh buruknya kualitas lembaga-lembaga

keuangan yang menerapkan suku bunga sehingga berpotensi melahirkan 3 macam

krisis yaitu krisis keuangan dan moneter, krisis pasar saham dan krisis perbankan

yang semuanya berpengaruh negatif terhadap kehidupan sektor riil (Nurul Huda

dkk, 2008:234).

Pengaruh dari krisis ekonomi ini juga dirasakan di Indonesia. Perekonomian

Indonesia memburuk yang berdampak pada kehidupan masyarakat Indonesia.

Hampir semua sektor mengalami pertumbuhan negatif, kecuali sektor pertanian

dan agrobisnis walaupun hanya mengalami pertumbuhan yang sedikit, itupun

karena pengaruh dari negara kita yang agraris. Krisis yang berawal dari krisis

nilai tukar kemudian diperparah dengan kebijakan moneter seperti penaikkan

suku bunga. Akibatnya banyak pekerja yang di PHK karena perusahaan bangkrut

sehingga menciptakan pengganguran dimana-mana. Masyarakat dihadapkan pada

kelaparan dan kemiskinan.

Peranan sektor perbankan sangat diperlukan untuk membangkitkan kembali

kegiatan ekonomi. Perbankan syariah merupakan alternatif ditengah-tengah

munculnya koreksi perbankan konvensional yang diakibatkan krisis ekonomi.

Oleh karena itu hukum transaksi Islam harus mampu membuktikan diri untuk

mengantarkan perbankan syariah benar-benar sebagai perbankan alternatif. Tidak

Page 15: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

hanya semangat untuk terbebas dari krisis tetapi harus selalu mendasarkan kepada

Al Qur’an dan Hadist yang dapat beradaptasi sesuai dengan dunia perekonomian

modern sekarang ini.

Perkembangan ekonomi syariah menjadi salah satu yang membuat

perekonomian berbasis Islam menjadi sorotan dunia terutama di tengah-tengah

berbagai skandal finansial yang terjadi di berbagai belahan dunia. Di Indonesia

sendiri, penggunaan ekonomi syariah telah timbul sebagai salah satu ekonomi

alternatif terutama paska krisis moneter yang menghantam Indonesia satu dekade

yang lalu (Bismar Nasution, ”Hukum Ekonomi Syariah Dalam Regulasi

Nasional”. Suara Uldilang. Vol.3, No. XII)

Fenomena penerapan prinsip syariah dalam lembaga keuangan semakin

berkembang pesat, tidak hanya di perbankan tetapi juga lembaga keuangan bukan

bank (LKBB). Di sektor lembaga keuangan bank dikenal dengan perbankan

syariah, sedanagkan pada lembaga keuangan bukan bank dengan mengacu pada

penjelasan Pasal 49 huruf i Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang

Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama,

terdiri atas lembaga keuangan mikro syariah, asuransi syariah, reasuransi syariah,

reksadana syariah, obligasi syariah dan surat berharga berjangka menengah

syariah, sekuritas syariah, pembiayaan syariah, pegadaian syariah, dana pensiun

lembaga keuangan syariah, dan bisnis syariah. Baitul Maal Wat Tanwil (BMT)

tercangkup dalam istilah lembaga keuangan mikro syariah. Keberadaan BMT ini

diharapkan dapat memberikan kontribusi yang nyata dalam pengembangan sektor

ekonomi riil, terlebih bagi kegiatan usaha yang belum memenuhi segala

persyaratan untuk mendapatkan pembiayaan dari lembaga perbankan syariah

(Khotibul Umam, 2009:42).

Belakangan ini Baitul Mal wat tamwil (BMT) mulai popular di

perbincangkan oleh insan perekonomian terutama dalam perekonomian Islam.

Sejak krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia tahun 1997, BMT telah mulai

Page 16: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

tumbuh menjadi altrenatif pemulihan kondisi perekonomian di Indonesia. Istilah-

istilah itu biasanya dipakai oleh sebuah lembaga khusus (dalam sebuah

perusahaan atau instansi) yang bertugas menghimpun dan menyalurkan ZIS

(zakat, infaq, shadaqah) dari para pegawai atau karyawannya. Kadang istilah

tersebut dipakai pula untuk sebuah lembaga ekonomi berbentuk koperasi serba

usaha yang bergerak di berbagai lini kegiatan ekonomi umat, yakni dalam

kegiatan sosial, keuangan (simpan-pinjam), dan usaha pada sektor riil

(http://kiamifsifeui.wordpress.com/2008/04/18/essay-1-perkembangan-dan-

prospek-bmt tanggal 13 Agustus 2010).

Dalam realitasnya, operasional bank syariah belum dapat secara optimal

menjangkau sektor ekonomi riil di tingkat akar rumput (gross root). Hal demikian

karena ternyata bank syariah sebagai lembaga intermediasi keuangan dalam

menjalankan fungsinya menyalurkan dana kepada masyarakat berupa

memberikan pembiayaan masih mensyaratkan adanya jaminan yang itu

sebenarnya tidak mudah dipenuhi oleh nasabah, khususnya nasabah kecil. Di sisi

lain fakta menunjukkan bahwa operasional bank syariah juga terbatas di wilayah

perkotaan, sedangkan pelaku sektor ekonomi riil sebagian besar berada di desa-

desa. Dengan demikian layanan yang diberikan oleh bank syariah belum dapat

menjangkau sektor ekonomi riil secara optimal. Kondisi tersebut menjadi latar

belakang munculnya lembaga-lembaga keuangan mikro yang sudah menjangkau

hingga pedesaan, yang dikenal dengan sebutan BMT (Khotibul Umam, 2009:43).

BMT is an Islamic micro finance institution, established by individual or

group initiatives to help micro and medium entrepreneurs, especially in villages

or traditional markets, operationally based on Shariah principles and

cooperation. BMT is an unique Islamic micro finance institution established by

Indonesian moslems to abolish ceti or rentenir in Indonesian moslem societies by

providing many financing schemes for helping micro and medium entrepreneurs

yang artinya BMT adalah lembaga keuangan mikro syariah yang didirikan oleh

Page 17: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

individu atau kelompok untuk membantu pengusaha mikro atau pengusaha

menengah, khususnya di desa-desa atau di pasar tradisional dengan landasan

operasional berdasarkan prinsip syariah. BMT adalah lembaga keuangan mikro

Islam yang unik, yang didirikan oleh umat Islam Indonesia untuk menghapus

rentenir pada masyrakat muslim Indonesia dengan menyediakan skema

pembiayaan yang dapat membantu pengusaha mikro dan menengah ( Journal

International of Islamic Economic Journal, published by Islamic Economic

Department FIAI UII, No.1, Vol.1, 2007)

Kemiskinan adalah permasalahan yang dihadapi pemerintah dan sampai

sekarang masih dapat kita rasakan. Departemen sosial mencatat penduduk yang

termasuk miskin berjumlah 76 juta KK (Kepala Keluarga) dan di bawah miskin

berjumlah 20 KK (Kepala Keluarga). Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa

kemiskinan itu mendekati kekufuran jadi harus diperangi. Maka dengan adanya

BMT, usaha untuk memerangi kemiskinan juga termasuk dalam salah satu produk

penyaluran dana yang disebut Al-qardhul hasan.

Mengoptimalkan dana Al-qardhul Hasan mempunyai fungsi sosial (socio

economical benefits). Pada Baitul Maal Wat Tanwil terdapat jenis pembiayaan

yang dinamakan qardhul hasan (benevolent loan/pinjaman kebajikan), yaitu

pembiayaan yang disalurkan tanpa imbalan apapun. Dana qardhul hasan

bersumber dari pendapatan non halal (seperti bunga), denda, zakat, infaq dan

shadaqah. Pembiayaan Al-qardhul hasan berupa fasilitas pembiayaan yang

diberikan atas dasar kewajiban untuk tujuan saling tolong-menolong dimana

pihak peminjam hanya dituntut untuk mengembalikan pokok pinjaman, tanpa

dikenakan tambahan maupun margin keuntungan, terkecuali peminjam sukarela

melebihkan pembayarannya. Dana ini bisa digunakan untuk membiayai

peningkatan ekonomi dhuafa berupa modal kerja. Terutama pada para nasabah

sektor menengah ke bawah yang masih sulit untuk mendapatkan bantuan dan

pinjaman dari bank karena dianggap tidak bankable, seperti modal dagang kecil-

Page 18: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

kecilan, jual sayur keliling, servis sepatu dan kegiatan sejenisnya. Apabila hal ini

bisa dikelola dengan baik, maka akan menciptakan efek pada skala makro

ekonomi. Pemberdayaan ekonomi umat skala kecil dengan konsep community

empowerment (pemberdayaan masyarakat) merupakan solusi tepat mengatasi

kemiskinan di masyarakat. Dari penjelasan di atas, jelaslah bahwa Baitul Maal

Wat Tanwil memiliki prinsip filosofis dan basis operasional yang terintegrasi

dengan nilai-nilai sosial dan aktifitas ekonomi. Hampir semua tokoh-tokoh

pemerhati sosial kemasyarakatan sepakat bahwa kemiskinan yang meningkat

berdampak pada peningkatan angka kriminalitas, semakin rendahnya tingkat

pendidikan dan kesehatan, dapat melahirkan radikalisasi atas kebijakan negara

dan bahkan dapat menciptakan fundamentalisme dalam bergama. Pemerintah

harus punya komitmen yang kuat untuk segera mengatasi maslah kemiskinan

bangsa ini. Marilah pemerintah untuk mulai menghadirkan bank syariah sebagai

salah satu kunci utama pemecah masalah ini

(http://www.karimsyah.com/imagescontent/article/20050923150928, diakses 10

Januari 2010).

Dari latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah

dengan Judul Skripsi: “PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA

BAITUL MAAL WAT TAMWIL DENGAN CARA BANTUAN MODAL

SISTEM AL-QARDHUL HASAN (BENEVOLENT LOAN) (STUDI KASUS

DI BMT HARAPAN KITA BANTUL)”

Page 19: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan hal yang penting di dalam suatu penelitian.

Bertitik tolak dari uraian latar belakang masalah, maka perlu dirumuskan suatu

permasalahan yang disusun secara sistematis, agar sasaran yang hendak dicapai

menjadi jelas, tegas, terarah, dan memudahkan pemahaman terhadap masalah

yang diteliti sehingga penelitian ini mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun

masalah-masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Apa keutamaan dan keistimewaan dari sistem Alqardhul Hasan (Benevolent

Loan) yang diterapkan pada BMT Harapan Kita Di Bantul?

2. Bagaimana bentuk penerapan Alqardhul Hasan (Benevolent Loan) pada BMT

Harapan Kita Di Bantul?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian harus mempunyai tujuhan yang jelas sehinngga dapat memberikan

arah dalam penelitian tersebut. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini

adalah:

1. Tujuan Obyektif

a. Untuk mengetahui keutamaan dan keistimewaan sistem Al-qardhul Hasan

pada BMT Harapan Kita sehingga bersifat membantu atau menolong umat

muslim.

b. Untuk mengetahui bentuk penerapan sistem Al-qardhul Hasan di BMT

Harapan Kita.

2. Tujuan Subyektif

a. Untuk memberikan jawaban atas masalah yang diteliti dan menambah

pengetahuan penulis tentang penerapan sistem Al-qardhul Hasan di BMT

Page 20: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Harapan Kita.

b. Untuk memperoleh data-data sebagai bahan penulisan hukum guna

memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar kesarjanaan dalam

jurusan Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

c. Sebagai cara untuk menerapkan serta mendalami teori dan ilmu

pengetahuan yang telah diperoleh selama menempuh kuliah di Fakultas

Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Dalam setiap penelitian yang diharapkan dapat memberikan manfaat dan

kegunaan yang dapat diambil dalam penelitian tersebut. Adapun manfaat yang

diharapkan sehubungan dengan penelitian ini adalah

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan sumbangan pemikiran dan suatu gambaran yang lebih nyata

mengenai penerapan sistem Al-qardhul Hasan pada Baitul Maal Wat

Tamwil di BMT Harapan Kita.

b. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan serta pemikiran

yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan hukum pada

umumnya serta ilmu hukum dan masyarakat pada khususnya mengenai

penerapan sistem Al-qardhul Hasan pada Baitul Maal Wat Tamwil

terutama di BMT Harapan Kita.

c. Hasil penelitian ini akan bermanfaat pada pengembangan hukum dan

masyarakat, khususnya dalam hukum transaksi keuangan Islam.

d. Hasil penelitian ini akan dapat digunakan sebagai teaching materials pada

mata kuliah hukum transaksi keuangan Islam, serta mata kuliah lain yang

Page 21: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

terkait serta memberikan kegunaan untuk pengembangan ilmu hukum.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir penulis sehingga dapat

mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu hukum yang

diperoleh.

b. Meningkatkan wawasan dalam pengembangan pengetahuan bagi peneliti

akan permasalahan yang diteliti, dan dapat dipergunakan sebagai bahan

masukan dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang berminat pada hal

yang sama.

c. Untuk melatih penulis dalam mengungkapkan permasalahan tertentu

secara sistematis dan berusaha memecahkan permasalahan yang ada

tersebut dengan metode ilmiah.

d. Memberikan masukan serta pengetahuan bagi para pihak yang

berkompeten dan terkait langsung dengan penelitian ini.

E. Metode Penelitian

Suatu penelitian haruslah menggunakan metode yang tepat sesuai dengan

tujuan yang hendak dicapai oleh penulis. Sedangkan dalam penentuan metode

mana yang akan dipergunakan, penulis harus cermat agar metode nanti tepat dan

sesuai, sehingga untuk mendapatkan hasil dengan kebenaran yang dapat

dipertanggungjawabkan dapat tercapai. Peran dari metode penelitian dan

pengembangan ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut:

1. Menambah kemampuan para ilmuwan untuk mengadakan atau melaksanakan

penelitian secara lebih baik atau lebih lengkap.

2. Memberikan kemungkinan yang lebih besar, untuk meneliti hal- hal yang

belum diketahui

Page 22: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

3. Memberikan kemungkinan yang lebih besar, untuk melakukan penelitian

interdisipliner.

4. Memberikan pedoman untuk mengorganisasikan serta mengintegrasikan

pengetahuan mengenai masyarakat.

Dengan demikian maka metodologi penelitian merupakan suatu unsur yang

mutlak harus ada di dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan

(Soerjono Soekanto, 2008: 7).

Berdasarkan hal tersebut, penulis dalam penelitian menggunakan metode

penulisan antara lain sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Mengacu pada perumusan masalah dan ditinjau dari tujuan penelitian

hukum, dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian empiris.

Penelitian hukum empiris adalah penelitian yang menggunakan data primer

sebagai data utama, dimana penulis langsung terjun ke lokasi. Dalam hal ini

penulis ingin mengkaji mengenai penerapan sistem Al-qardhul Hasan pada

BMT Harapan Kita yang beralamat di Jalan Srandakan, km 6, Mangiran,

Trimurti, Srandakan Yogyakarta.

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah deskriptif, yaitu

suatu penelitian yang memberikan data seteliti mungkin tentang manusia,

keadaan atas gejala- gejala lain. Maksud penelitian bersifat deskriptif adalah

untuk mempertegas hipotesa- hipotesa agar dapat membantu dalam

memperkuat teori atau dalam kerangka menyusun teori baru (Soerjono

Soekanto, 2006:10). Dalam penelitian ini penulis menggambarkan penerapan

Al-qardhul Hasan pada BMT Harapan Kita.

Page 23: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

3. Pendekatan penelitian.

Sehubungan dengan tipe penulisan yang digunakan yakni penelitian

empiris, maka di dalam penelitian hukum terdapat pendekatan yang penulis

gunakan yaitu kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang

digunakan oleh penulis dengan mendasarkan data-data yang digunakan

responden secara lisan atau tulisan, dan juga perilakunya yang nyata diteliti

dan dipelajari sebagai suatu yang utuh (Soerjono Soekanto, 2006:250).

Pendekatan kualitatif ini penulis gunakan karena beberapa pertimbangan,

antara lain:

a. Metode ini mampu menyesuaikan secara lebih mudah untuk berhadapan

dengan kenyataan.

b. Metode ini lebih peka dan lebih mudah menyesuaikan diri dengan banyak

penajaman dengan pola-pola nilai yang dihadapi (Lexy J.Moleong,

2007:9-10).

4. Lokasi Penelitian.

Lokasi penelitian ditetapkan dengan tujuan agar ruang lingkup

permasalahan yang akan diteliti lebih sempit dan terfokus, sehingga penelitian

yang dilakukan lebih terarah. Dalam penelitian ini, penulis memilih lokasi

penelitian pada BMT Harapan Kita di Jalan Srandakan km 6, Mangiran,

Trimurti, Srandakan, Bantul Yogyakarta.

5. Jenis Data.

Data adalah hasil dari penelitian baik berupa fakta-fakta atau angka-

angka yang dapat dijadikan bahan untuk dijadikan suatu sumber informasi,

sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu

keperluan. Jenis data yang dipergunakan penulis dalam penelitian ini adalah :

a. Data Primer adalah data yang diperoleh atau keterangan yang diperoleh

Page 24: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

secara langsung dari lapangan yang menjadi obyek penelitian atau

diperoleh secara langsung dari responden-responden berupa keterangan

atau fakta-fakta (Soerjono Soekanto,2006:12). Yaitu berupa hasil

wawancara dengan pihak yang berkompeten di BMT Harapan Kita.

b. Data Sekunder adalah data yang didapat dari keterangan-keterangan yang

diperoleh secara tidak langsung melalui studi-studi kepustakaan, dokumen

resmi, buku-buku, hasil penelitian yang berujud laporan, buku harian dan

sumber-sumber tertulis lainnya (Soerjono Soekanto, 2006 : 12).

6. Sumber Data.

Sumber data dalam penelitian merupakan subjek dimana data yang

diperlukan dalam penelitian diperoleh. Sumber data adalah tempat

diketemukan data. Adapun data dari penelitian diperoleh dari dua sumber

yaitu:

a. Sumber data primer, merupakan sumber data yang berupa keterangan dari

pihak-pihak yang terkait secara langsung dengan permasalahan yang

diteliti (Soerjono Soekanto,2006:12). Dalam hal ini, sumber data primer

merupakan data yang diperoleh secara langsung di lokasi penelitian dari

pihak yang berwenang dalam memberikan keterangan secara langsung

mengenai permasalahan yang diteliti. Yang menjadi sumber data primer

dari penelitian ini adalah pegawai BMT Harapan Kita yang

bertanggungjawab terhadap operasional di BMT tersebut.

b. Sumber data sekunder, yaitu sumber data yang secara tidak langsung

memberikan keterangan yang bersifat mendukung sumber data primer.

Dalam hal ini dapat diperoleh melalui bahan dokumen, peraturan

perundang-undangan, karya ilmiah dan literatur-literatur yang mendukung

(Soerjono Soekanto, 2006:12). Sumber data sekunder yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah :

Page 25: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

a) Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000,

tanggal 1 April 2000

b) Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 08/DSN-MUI/IV/2000,

tanggal 13 April 2000

c) Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 09/DSN-MUI/MUI/IV/2000,

tanggal 13 April 2000

d) Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian.

e) Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan atas

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama.

f) Peraturan Perundang-undangan Nomor 9 Tahun 1995 Tentang

Pelaksanaan Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi.

g) Peraturan Menteri Negara Koperasi Nomor 35 Tahun 2007 Tentang

Koperasi Jasa Keuangan Syariah.

h) Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang berisi penjelasan mengenai

bahan hukum primer, yang terdiri dari buku, artikel, karya ilmiah,

majalah, makalah, koran, dan lainnya yang berkaitan dengan penelitian

ini.

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan teknik untuk mengumpulkan data

dari salah satu atau beberapa sumber data yang ditentukan. Untuk

memperoleh data-data yang lengkap dan relevan, maka penulis menggunakan

teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Wawancara, merupakan cara memperoleh data dengan jalan melakukan

tanya jawab secara mendalam dengan sumber data primer, yaitu pihak-

pihak yang berkompeten di BMT Harapan Kita dan para nasabah.

Page 26: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

b. Studi Kepustakaan, adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara

mengumpulkan dokumen-dokumen, buku-buku dan bahan pustaka lainnya

yang berkaitan dengan pembahasan penelitian.

8. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan langkah selanjutnya untuk mengolah hasil

penelitian menjadi suatu laporan. Analisis data adalah proses

pengorganisasian dan pengurutan data dalam pola, kategori dan uraian dasar ,

sehingga akan dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja

seperti yang disarankan oleh data (Lexy J. Moeleong, 1993).

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis kualitatif

dengan model interaktif yaitu komponen reduksi data dan penyajian data

dilakukan bersama dengan pengumpulan data, kemudian setelah data

terkumpul maka tiga komponen tersebut berinteraksi dan bila kesimpulan

dirasakan kurang, maka perlu ada verifikasi dan penelitian kembali

mengumpulkan data lapangan (H.B. Sutopo, 2002: 95).

Menurut H.B. Sutopo, ketiga komponen tersebut adalah:

a. Reduksi Data

Merupakan proses seleksi, penyederhanaan, dan abstraksi dari data

(fieldnote).

b. Penyajian Data

Merupakan suatu realita organisasi informasi yang memungkinkan

kesimpulan penelitian dapat dilakukan, sajian data dapat meliputi berbagai

jenis matriks, gambar atau skema, jaringan kerja, kaitan kegiatan dan juga

tabel.

Page 27: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

c. Kesimpulan atau Verifikasi

Dalam pengumpulan data peneliti harus sudah memahami arti berbagai hal

yang ditemui, dengan melakukan pencatatan-pencatatan, peraturan-

peraturan, pola-pola, pertanyaan-pertanyaan, konfigurasi-konfigurasi yang

mungkin, arahan sebab akibat, dan berbagai preposisi kesimpulan yang

diverifikasi.

Teknik analisis kualitatif model interaktif dapat digambarkan dalam bentuk

rangkaian yang utuh antara ketiga komponen diatas (reduksi data, penyajian data,

serta penarikan kesimpulan dan verifikasinya) sebagai berikut:

Gambar 1. Model Analisis Interaktif

Ketiga komponen tersebut (proses analisis interaktif) dimulai pada

waktu pengumpulan data penelitian, peneliti membuat reduksi data dan sajian

data. Setelah pengumpulan data selesai, tahap selanjutnya peneliti mulai

melakukan usaha menarik kesimpulan dengan memverifikasikan berdasarkan

apa yang terdapat dalam sajian data. Aktivitas yang dilakukan dengan siklus

antara komponen-komponen tersebut akan didapat data yang benar-benar

mewakili dan sesuai dengan masalah yang diteliti.

Page 28: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

F. Sistematika Penulisan Hukum

Untuk mempermudah pemahaman dan memberikan gambaran secara

menyeluruh mengenai sistematika penulisan hukum yang sesuai dengan

aturan dalam penulisan hukum, maka penulis menjabarkannya dalam

sistematika penulisan hukum sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan

sistematika penulisan hukum.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi mengenai kerangka teori yang terdiri dari tinjauan

umum tentang Baitul Maal Wat Tanwil, tinjauan umum tentang Al-

Qardhul Hasan; serta kerangka pemikiran.

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai bentuk penerapan Al-qardhul Hasan

(Benevolent Loan) pada BMT Harapan Kita di Bantul; serta

keutamaan dan keistimewaan dari sistem Al-qardhul Hasan

(Benevolent Loan) yang diterapkan pada BMT Harapan Kita di

Bantul.

BAB IV : PENUTUP

Bab ini terbagi dalam dua bagian, yaitu simpulan dan saran terkait

dengan permasalahan yang diteliti.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 29: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Umum Mengenai Baitul Maal Wat Tamwil.

a. Sejarah Perkembangan Baitul Maal Wat Tamwil.

Jika kita menengok sejarah BMT, sebenarnya di masa Rasulullah

dan sahabat tidak dikenal istilah BMT, yang diketahui saat itu adalah

Baitul Maal, yakni lembaga keuangan dan kekayaan negara yang

dibentuk dan dijalankan oleh Pemerintahan Islam waktu itu. Baitul

Maal berfungsi sebagaimana Departemen Keuangan saat ini yaitu

menjadi petugas pemungut pajak dan pendapatan negara lainnya. Di

masa Rasulullah dan sahabat sampai pemerintahan khilafah islamiyah,

penerimaan pendapatan negara sangat beragam, antara lain kharaj,

jizyah, dam, ghanimah, dan termasuk zakat, infaq dan shodaqoh.

Pada masa Rasulullah SAW, Baitul Mal lebih mempunyai

pengertian sebagai pihak (al-jihat) yang menangani setiap harta benda

kaum muslimin, baik berupa pendapatan maupun pengeluaran. Saat itu

Baitul Mal belum mempunyai tempat khusus untuk menyimpan harta,

karena saat itu harta yang diperoleh belum begitu banyak. Kalaupun

ada, harta yang diperoleh hampir selalu habis dibagi bagikan kepada

kaum muslimin serta dibelanjakan untuk pemeliharaan urusan mereka.

Rasulullah SAW senantiasa membagikan ghanimah dan seperlima

bagian darinya (al-akhmas) setelah usainya peperangan, tanpa

menunda-nundanya lagi. Dengan kata lain, beliau segera

menginfakkannya sesuai peruntukannya masing-masing.

Page 30: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Masa Khalifah Abu Bakar Ash Shidiq, Abu Bakar dikenal sebagai

Khalifah yang sangat wara’ (hati-hati) dalam masalah harta. Bahkan

pada hari kedua setelah beliau dibai’at sebagai Khalifah, beliau tetap

berdagang dan tidak mau mengambil harta umat dari Baitul Mal untuk

keperluan diri dan keluarganya. Diriwayatkan oleh lbnu Sa’ad (w. 230

H/844 M), penulis biografi para tokoh muslim, bahwa Abu Bakar yang

sebelumnya berprofesi sebagai pedagang membawa barang-barang

dagangannya yang berupa bahan pakaian di pundaknya dan pergi ke

pasar untuk menjualnya. Di tengah jalan, ia bertemu dengan Umar bin

Khaththab. Umar bertanya, “Anda mau kemana, hai Khalifah?” Abu

Bakar menjawab, “Ke pasar.” Umar berkata, “Bagaimana mungkin

Anda melakukannya, padahal Anda telah memegang jabatan sebagai

pemimpin kaum muslimin?” Abu Bakar menjawab, “Lalu dari mana

aku akan memberikan nafkah untuk keluargaku?” Umar berkata,

“Pergilah kepada Abu Ubaidah (pengelola Baitul Maal), agar ia

menetapkan sesuatu untukmu.” Keduanya pun pergi menemui Abu

Ubaidah, yang segera menetapkan santunan (ta’widh) yang cukup

untuk Khalifah Abu Bakar, sesuai dengan kebutuhan seseorang secara

sederhana, yakni 4000 dirham setahun yang diambil dan Baitul Mal.

Pada Masa Khalifah Umar bin Khathab, selama memerintah Umar

bin Khathab tetap memelihara Baitul Mal secara hati-hati, menerima

pemasukan dan sesuatu yang halal sesuai dengan aturan syariat dan

mendistribusikannya kepada yang berhak menerimanya. Dalam salah

satu pidatonya, yang dicatat oleh lbnu Kasir (700-774 H/1300-1373

M), penulis sejarah dan musafir, tentang hak seorang Khalifah dalam

Baitul Mal, Umar berkata, “Tidak dihalalkan bagiku dari harta milik

Allah ini melainkan dua potong pakaian musim panas dan sepotong

pakaian musim dingin serta uang yang cukup untuk kehidupan sehari-

Page 31: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

hari seseorang di antara orang-orang Quraisy biasa, dan aku adalah

seorang biasa seperti kebanyakan kaum muslimin.

Kondisi yang sama juga berlaku pada masa Utsman bin Affan.

Namun, karena pengaruh yang besar dan keluarganya, tindakan

Usman banyak mendapatkan protes dari umat dalam pengelolaan

Baitul Mal. Dalam hal ini, lbnu Sa’ad menukilkan ucapan Ibnu Syihab

Az Zuhri (51-123 H/670-742 M), seorang yang sangat besar jasanya

dalam mengumpulkan hadis, yang menyatakan, “Usman telah

mengangkat sanak kerabat dan keluarganya dalam jabatan-jabatan

tertentu pada enam tahun terakhir dari masa pemerintahannya. Ia

memberikan khumus (seperlima ghanimah) kepada Marwan yang

kelak menjadi Khalifah ke-4 Bani Umayyah, memerintah antara 684-

685 M dari penghasilan Mesir serta memberikan harta yang banyak

sekali kepada kerabatnya dan ia (Usman) menafsirkan tindakannya itu

sebagai suatu bentuk silaturahmi yang diperintahkan oleh Allah SWT.

Ia juga menggunakan harta dan meminjamnya dari Baitul Mal sambil

berkata, ‘Abu Bakar dan Umar tidak mengambil hak mereka dari

Baitul Mal, sedangkan aku telah mengambilnya dan membagi-

bagikannya kepada sementara sanak kerabatku.’ Itulah sebab rakyat

memprotesnya.

Pada masa pemerintahan Ali bin Abi Talib, kondisi Baitul Mal

ditempatkan kembali pada posisi yang sebelumnya. Ali, yang juga

mendapat santunan dari Baitul Mal, seperti disebutkan oleh lbnu Kasir,

mendapatkan jatah pakaian yang hanya bisa menutupi tubuh sampai

separo kakinya, dan sering bajunya itu penuh dengan tambalan. Ketika

Dunia Islam berada di bawah kepemimpinan Khalifah Bani Umayyah,

kondisi Baitul Mal berubah. Al Maududi menyebutkan, jika pada masa

sebelumnya Baitul Mal dikelola dengan penuh kehati-hatian sebagai

Page 32: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

amanat Allah SWT dan amanat rakyat, maka pada masa pemerintahan

Bani Umayyah Baitul Mal berada sepenuhnya di bawah kekuasaan

Khalifah tanpa dapat dipertanyakan atau dikritik oleh rakyat.

Sejarah BMT ada di Indonesia, dimulai tahun 1984 dikembangkan

mahasiswa ITB di Masjid Salman yang mencoba menggulirkan

lembaga pembiayaan berdasarkan syari’ah bagi usaha kecil. Kemudian

BMT lebih di berdayakan oleh ICMI sebagai sebuah gerakan yang

secara operasional ditindaklanjuti oleh Pusat Inkubasi Bisnis Usaha

Kecil (PINBUK). BMT adalah lembaga keuangan mikro yang

dioperasikan dengan prinsip bagi hasil (syari’ah),

menumbuhkembangkan bisnis usaha mikro dan kecil dalam rangka

mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum

fakir miskin. Secara konseptual, BMT memiliki dua fungsi : Baitul

Tamwil (Bait = Rumah, at Tamwil = Pengembangan Harta) –

melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan

investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan

kecil terutama dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang

pembiayaan kegiatan ekonominya. Baitul Maal (Bait = Rumah, Maal

= Harta) – menerima titipan dana zakat, infak dan shadaqah serta

mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan pertaturan dan

amanahnya (http://www.khilafah1924.org/index.php?option=com,

diakses tanggal 13 Agustus 2010).

b. Konsep Dasar Operasional Baitul Maal Wat Tamwil.

Munculnya banyak lembaga keunagan yang beroperasi

berdasarkan prinsip syariah termasuk BMT dalam tiga tahun terakhir,

merupakan fenomena aktual yang menarik untuk dicermati. Ini bisa

dijadikan awal yang baik untuk diterimanya sistem ekonomi yang

berlandaskan syariah di tengah masyarakat dengan tingkat peradaban

Page 33: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

yang sudah maju seperti sekarang ini. Fenomena tersebut sekaligus

menjawab atas keraguan sementara pihak terhadap otentitas ajaran

Islam yang tercermin dalam ayat-ayat Alquran yang telah selesai

diwahyukan Allah SWT.

Islam dalam menentukan suatu larangan terhadap aktivitas

duniawiyah tentunya mempunyai hikmah tersendiri di dalamnya,

dimana hikmah itu akan memberikan kemaslahatan, ketenangan dan

keselamatan hidup di dunia dan di akhirat. Namun demikian, Islam

tidak melarang begitu saja kecuali di sisi lain ada alternatif

konseptional maupun operasional diberikannya, misalnya saja

larangan terhadap riba. Alternatif yang diberikan Islam dalam rangka

menghapuskan riba dalam praktik muamalah yang dilakukan manusia

melalui dua jalan. Jalan pertama dalam bentuk shadaqah atau Al-

qardhul hasan (pinjaman kebaikan) yang merupakan solusi bagi siapa

saja yang melakukan aktifitas riba untuk keperluan biaya hidup

ataupun usaha dalam skala mikro. Sedangkan jalan kedua sistem

perbankan Islam yang di dalamnya menyangkut penghimpunan dana

melalui tabungan mudharabah, deposito (musyarakah), dan giro

(wadiah) yang kemudian disalurkan malalui pinjaman dengan prinsip

bagi hasil (Qordhowi, 1989:25)

BMT berasaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 serta

berlandaskan syariah Islam, keimanan, keterpaduan (kaffah),

kekeluargaan/koperasi, kebersamaan, kemandirian, dan

profesionalisme. Secara Hukum BMT berpayung pada koperasi tetapi

sistem operasionalnya tidak jauh berbeda dengan Bank Syari’ah. Oleh

karena berbadan hukum koperasi, maka BMT harus tunduk pada

Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian dan

Peraturan Pemrintah Nomor 9 tahun 1995 tentang pelaksanaan usaha

Page 34: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

simpan pinjam oleh koperasi. Juga dipertegas oleh Peraturan Menteri

Negara Koperasi Nomor 35 Tahun 2007 tentang Koperasi Jasa

keuangan syari’ah. Undang-undang tersebut sebagai payung berdirinya

BMT/ Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah (http://hendrakholid.net

diakses tanggal 9 Agustus 2010)

c. Tujuan Dan Ciri-ciri Baitul Maal Wat Tamwil.

Sistem operasional dari BMT tidak jauh beda dengan Bank Syariah,

maka tujuan dibentuknya BMT juga sama dengan Bank Syariah,

yaitu:

1) Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalah secara

Islam, agar terhindar dari praktik-praktik riba atau jenis-jenis

usaha/ perdgangan lain yang mengandung gharar (tipuan), dimana

jenis-jenis usaha tersebut selain dilarang dalam Islam, juga telah

menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan ekonomi umat.

2) Untuk menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi, dengan

jalan meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak

terjadi kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal (orang

kaya) dengan pihak yang membutuhkn dana (orang miskin).

3) Untuk meningkatkan kualitas hidup umat, dengan jalan membuka

peluang berusaha yang lebih besar terutama kepada kelompok

miskin, yang diarahkan kepada kegiatan usaha yang produktif,

menuju terciptanya kemandirian berusaha.

4) Untuk membantu menanggulangi masalah kemiskinan, yang pada

umumnya merupakan progam utama dari negara-negara yang

sedang berkembang. Upaya dalam mengentaskan kemiskinan ini

berupa pembinaan nasabah yang lebih menonjol sifat kebersamaan

dari siklus usaha yang lengkap seperti progam pembinaan

Page 35: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

pengusaha, pembinaan pedagang perantara, program

pengembangan modal kerja dan program usaha bersama ( Warkum

Sumitra, 2004:22)

5) Menumbuhsuburkan dakwah Islam untuk menyadarkan umat

bahwa sistem ekonomi yang berlandaskan syariah merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dalam ajaran Islam yang harus

diwujudkan dalam operasional nyata di lapangan sebagai salah

satu bentuk ibadah yang memiliki derajat dan tanggungjawab yang

seimbang dengan ibadah-ibadah lainnya.

6) Mengerahkan pengumpulan dan pengalokasian dana ZIS dan

simpanan-simpanan secara efisien sesuai dengan karakteristik

penyaluran kedua sumber dana tersebut atas dasar Syariah dan

dukungan manajemen modern ( Jamal Lulail Yunus, 2009:120)

Baitul Maal Wat Tamwil yang beroperasi berdasarkan prinsip-

prinsip syariah menurut ketentuan Al Qur’an dan Al Hadits, memiliki

ciri-ciri itu antara lain:

1) Berorientasi bisnis, mencari laba bersama, meningkatkan

pemanfaatan ekonomi paling banyak untuk anggota dan

lingkungannya.

2) Penggunaan persentase dalam hal kewajiban untuk melakukan

pembayaran selalu dihindarkan, karena presentase bersifat melekat

pada sisa utang meskipun batas waktu perjanjian telah berakhir.

Sistem persentase memungkinkan beban bunga semakin tinggi,

yang apabila nasabah terlambat membayar beban bunga menjadi

berlipat ganda. Lebih-lebih apabila nasabah tidak mampu

mengembalikan pinjaman itu karena sesuatu hal, secara terus

menerus nasabah terbebani bunga yang pada akhirnya bisa terjadi

Page 36: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

jumlah bunga jauh lebih besar daripada jumlah pokok pinjaman.

Akibat penerapan bunga berdasarkan persentase seperti ini jelas

mempunyai maksud yang sama dengan bunga berbunga

(compound interest), karena setiap bunga yang sudah jatuh

temponya dan nasabah tidak mampu lagi membayar akan tetapi

diperhitungakan sebagai bagian utang yang otomatis dan secara

terus menerus dikenakan bunga. Hal ini sangat menjerat peminjam

yang pada umumnya posisi ekonominya lebih lemah.

3) Bukan lembaga sosial, tetapi dapat dimanfaatkan untuk

mengefektifkan penggunaan zakat, infaq dan sadaqah bagi

kesejahteraan orang banyak.

4) Milik bersama masyarakat kecil bawah dan dari lingkungan BMT

itu sendiri, bukan milik orang seorang.

5) BMT mengadakan kegiatan keagamaan (pengajian) rutin secara

berkala yang waktu dan tempatnya ditentukan (biasanya madrasah,

mushalla atau masjid). Setelah kegiatan keagamaan biasanya

dilanjutkan dengan perbincangan bisnis dari anggota atau nasabah

BMT.

6) Manajemen BMT adalah profesional dan agamis: Manajer BMT

berpendidikan minimal D3, dilatih pertama kali 2 minggu oleh

Pusdiklat PINBUK Administrasi pembukuan dan prosedur ditata

dengan sistem manajemen keuangan yang rapi dan sesuai standar

(ilmiah). Proaktif bersilaturrahmi “menjemput bola”,

beranjangsana dan berinisiatif dalam prakarsa.

Page 37: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

d. Prinsip dan Produk Baitul Maal Wat Tamwil.

Baitul Maal wat Tamwil sebenarnya merupakan dua kelembagaan

yang menjadi satu, yaitu lembaga Baitul Maal dan lembaga Baitul

Tamwil. Prinsip dari Baitul Maal adalah :

1) Produk Penghimpun Dana

Dalam produk penghimpunan dana ini, Baitul Maal menerima

dan mencari dana berupa zakat, infaq, dan shadaqah. Baitul Maal

juga menerima dana berupa sumbangan, hibah, ataupun wakaf

serta dana yang bersifat sosial.

2) Produk Penyaluran Dana

Penyaluran dana-dana yang bersumber dari dana-dana Baitul

Maal harus bersifat spesifik, terutama dana yang bersumber dari

zakat, karena dana zakat ini sarana penyalurannya sudah

ditetapkan secara tegas dalam Al-Qur’an, yaitu kepada faqir,

miskin, amilin,mua’laf, fisabilillah, ghorimin, hamba sahaya dan

mushafir. Sedangkan dana di luar zakat digunakan untuk

pengembangan usaha orang-orang miskin, pembangunan lembaga

pendidikan, masjid maupun biaya-biaya operasional kegiatan

sosial lainnya.

Baitul Tamwil tidak jauh berbeda dengan prinsip-prinsip yang

digunakan oleh Bank Islam. Ada 3 prinsip yang dapat

dilaksanakan oleh BMT dalam fungsinya sebagai Baitul Tamwil

yaitu prinsip bagi hasil, prinsip jual beli dengan mark-up

(keuntungan) dan prinsip non profit.

Page 38: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Adapun mengenai produk inti dari BMT (sebagai Baitul

Tanwil) adalah sebagai penghimpun dana dan penyalur dana.

Produk-produknya adalah :

1) Al-Wadiah

Salah satu prinsip yang digunakan dalam penghimpunan dana

dengan prinsip titipan. Yaitu perjanjian antara pemilik barang

(termasuk uang) dengan penyimpan (termasuk bank) di mana

pihak penyimpan bersedia untuk menyimpan dan menjaga

keselamatan barang atau uang yang dititipkan kepadanya. Jadi al-

wadiah itu merupakan titipan murni yang dipercayakan oleh

pemiliknya dan setiap saat dapat diambil jika pemiliknya

menghendaki.

Dasar Hukum al-wadiah adalah

a) Al-Qur’an

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan

amanat (titipan), kepada yang berhak menerimanya.”(QS.

An-Nisa’:58)

“Jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka

hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanat (utangnya),

hendaklah ia bertakwa kepada Tuhannya.” (QS. Al-Baqarah

283)

b) Al-Hadits

Dari Ibnu Umar berkata, bahwasanya Rasulullah SAW, telah

bersabda: “Tiada kesempurnaan iman bagi orang yang tidak

beramanah, tiada shalat bagi yang tak bersuci.” (HR.

Thabrani)

Page 39: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Berkata Rasulullah SAW: “Sampaikanlah (tunaikanlah)

amanat kepada yang berhak menerimanya dan jangan

membalas dengan khianat kepada orang yang telah

menghianatimu.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

Terdapat dua jenis al-wadiah :

a) Al-wadiah Amanah.

Pihak penyimpan tidak bertanggungjawab terhadap kerusakan

atau kehilangan barang yang disimpan, yang tidak diakibatkan

oleh perbuatan atau kelalaian penyimpan. Jenis ini mempunyai

karakteristik sebagai berikut:

(1) Harta atau benda yang dititipkan tidak boleh dimanfaatkan

dan digunakan oleh penerima titipan.

(2) Penerimaan titipan hanya berfungsi sebagai penerima

amanah yang bertugas dan berkewajiban untuk menjaga

barang yang dititipkan tanpa mengambil manfaat.

(3) Sebagai konpensasi, penerima titipan diperkenankan untuk

membebankan biaya (fee) kepada yang menitipkan

(Gemala Dewi, 2004:83).

b) Al-wadiah Dhamanah.

Pihak penyimpan dengan atau tanpa izin pemilik barang dapat

memanfaatkan barang yang dititipkan dan bertanggungjawab

atas kerusakan atau kehilangan barang yang disimpan. Semua

manfaat dan keberuntungan yang diperoleh dalam penggunaan

barang tersebut menjadi hak penyimpan (Warkum Sumitra,

2004:32). Ciri-ciri nya sebagai berikut:

Page 40: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

(1) Harta atau benda yang dititipkan diperbolehkan untuk

dimanfaatkan penyimpan.

(2) Apabila ada hasil dari pemanfaatan benda titipan, maka

hasil tersebut akan menjadi hak daripenyimpan. Tidak ada

kewajiban dari penyimpan untuk memberikan hasil tersebut

kepada penitip debgai pemilik benda.

2) Al-Mudharabah

Akad yang sesuai dengan prinsip investasi. Yaitu perjanjian

antara pemilik modal (uang atau barang) dengan pengusaha.

Dimana pemilik modal bersedia membiayai sepenuhnya suatu

proyek/usaha dan pengusaha setuju untuk mengelola proyek

tersebut dengan pembagian hasil sesuai perjanjian. Pemilik modal

sebagai deposan di BMT berperan sebagai investor murni. Pemilik

modal tidak dibenarkan ikut dalam pengeloalaan usaha, tetapi

diperbolehkan membuat usulan dan melakukan pengawasan.

Apabila usaha yang dibiayai mengalami kerugian, maka kerugian

ditanggung sepenuhnya oleh pemilik modal, kecuali kerugian

terjadi karena penyelewengan atau penyalahgunaan pengusaha

(Warkum Sumitra, 2004:34).

“Mudharabah is a very potent tool for removing interest from

society by providing in interest free tool for skill utilization and

ecspecially can helping mobilizing resources of society by

employing them as mudarib while Bank will provide the finance

and lso bear the chances to profit and loss, which is absent in

interest based financing for venture capital” yang artinya

mudharabah adalah alat yang ampuh untuk menghapus bunga dari

pandangan masyarakat, sebagai alat untuk membantu dalam

Page 41: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

memobilisasi sumber daya alam, dengan cara memperkerjakan

mereka sebagai mudarib sedangkan bank (dalam hal ini BMT)

akan menyediakan pembiayaan dan menanggung laba rugi (Journal

International of Islamic Banking Of Economic, Islamic Law and

Law World Paper No. 07-05)

Dasar hukum Al-Mudharabah adalah

a) Al-Qur’an

”Dan sebagian dari mereka orang-orang yang berjalan

dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT.”(QS. Al-

Muzamil:20)

”Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu di

muka bumi dan carilah karunia Allah SWT.” (QS. Al-Jum’ah

10)

”Tidak ada dosa (halangan) bagimu untuk mencari karunia

dari Tuhanmu.” (QS. Al-Baqarah 198)

b) Al-Hadits

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwasanya ”Sayyidina Abbas

jikalau memberikan dana ke mitra usahanya secara

mudharabah, ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa

mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau

membeli ternak yang berparu-paru basah, jika menyalahi

peraturan maka yang bersangkutan bertanggungjawab atas

dana tersebut. Disampaikanlah syarat-syarat tersebut ke

Rasulullah Saw, dan dia pun memperkenankannya.” (Hadis

dikutip oleh Imam Alfasi dalam majma azzawaid)

Page 42: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Dari Suhaib r.a bahwa Rasulullah SAW, bersabda: ”tiga

perkara didalamnya terdapat keberkatan, yaitu menjual

dengan pembayaran secara kredit, muqaradhah (nama lain

dari Mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung

untuk keperluan rumah dan bukan untuk dijual”. (HR.Ibnu

Majah)

Secara garis besar, mudharabah terbagi menjadi dua jenis:

a) Mudharabah Muthlaqah (General Investment).

Dalam prinsip ini hal utama yang menjadi cirinya adalah

pemilik dana (Shahibul Mall) tidak memberikan batasan-

batasan atas dana yang diinvestasikannya atau dengan kata

lain. Pengelola dana/pengusaha/mudharib diberi wewenang

penuh mengelola tanpa terikat waktu, tempat, jenis usaha dan

jenis pelayanannya. Aplikasi perbankan yang sesuai dengan

akad ini adalah tabungan dan deposito berjangka.

b) Mudharabah Muqayyadah.

Pada jenis akad ini, pemilik modal memberikan batasan atas

dana yang diinvestasikannya. Pengusaha hanya bisa mengelola

dana tersebut sesuai dengan batasan jenis usaha, tempat dan

waktu tertentu saja.

3) Al-Musyarakah

Yaitu perjanjian kerjasama antara dua pihak atau lebih pemilik

modal (uang atau barang) untuk membiayai suatu usaha.

Keuntungan dari usaha tersebut dibagi sesuai dengan persetujuan

antara pihak-pihak tersebut, yang tidak harus sama dengan pangsa

modal masing-masing pihak. Dalam hal ini terjadi kerugian, maka

Page 43: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

pembagian kerugian dilakukan sesuai pangsa modal masing-

masing.

Al-Musyarakah adalah bentuk pembiayaan berdasarkan akad

kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu,

masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan

ketentuan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama

sesuai dengan kesepakatan (Fatwa Dewan Syariah Nasional No.

08/DSN-MUI/IV/2000, tanggal 13 April 2000).

Al-Musyarakah lebih dikenal dengan sebutan syarikat

merupakan gabungan pemegang saham untuk membiayai suatu

proyek, keuntungan dari proyek tersebut dibagi menurut presentase

yang disetujui, dan seandainya proyek tersebut mengalami

kerugian, maka beban kerugian tersebut ditanggung bersama oleh

pemegang saham secara proposional.

"Musyarakah is encourages partnership with a recognized

party. Most of unkown profit of business will be determined

accurately, and major share of profit will go to bank and finally to

its depositors unlike interest based banking when only determined

interest rate goes to bank and its creditors. All this activity will

help in removing the black economy and idle resources to use and

shared with small savers of economy, reducing level of population

below poverty line" yang artinya Musyarakah adalah mendorong

kemitraan dengan pihak yang diakui. Sebagian besar keuntungan

usaha akan ditentukan secara akurat, dan bagian utama dari

keuntungan akan digunakan oleh bank dan akhirnya ke penabung

tidak seperti perbankan berbasis bunga ketika hanya tingkat suku

bunga ditentukan oleh bank. Semua kegiatan ini akan membantu

dalam menghilangkan keburukan dalam perekonomian sehingga

Page 44: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

dapat berbagi dengan nasabah dengan tingkat ekonomi rendah dan

mengurangi tingkat penduduk di bawah garis kemiskinan (Journal

International of Islamic Banking Of Economic, Islamic Law and

Law World Paper No. 07-05).

Dasar hukum Al-musyarakah:

a) Al-Qur’an

”Jikalau saudara-saudara itu lebih dari seorang, maka mereka

bersekutu dalam sepertiga itu.” (Al-Nisa’:12)

”Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang

berkongsi itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian

lain kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal yang

saleh.” (QS. Shad 24)

b) Al-Hadist

Dalam hadis kudsi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah

bahwa Rasulullah Saw, telah bersabda: “Allah Swt telah

berfirman Aku menyukai dua pihak yang sedang berkongsi

selama salah satu dari keduanya tidak menghianati yang lain,

seandainya berkhianat maka Aku keluar dari penyertaan

tersebut.” (HR. Abu Daud).

4) Al-Murabahah

Yaitu persetujuan jual beli suatu barang dengan harga sebesar

harga pokok ditambah dengan keuntungan yang disepakati

bersama dengan pembayaran ditangguhkan satu bulan sampai satu

tahun. Persetujuhan tersebut juga meliputi cara pembayaran

sekaligus.

Page 45: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Murabahah akan sangat berguna sekali bagi seseorang yang

membutuhkan barang secara mendesak tetapi kekurangan dana,

pada saat itu ia dianggap kekurangan likuiditas. Ia meminta pada

bank agar membiayai pembelian barang tersebut dan bersedia

menebusnya pada saat diterima. Harga jual pada pemesan adalah

harga beli pokok plus margin keuntungan yang telah disepakati.

Dasar hukum Al-Murabahah:

a) Al-Qur’an

“Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu makan harta

sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan

perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara

kamu.” (QS. Al-Nisa:29)

“Dan Allah SWT, telah menghalalkan jual beli dan

mengharamkan riba.” (QS. Al-Baqarah:275)

b) Al-Hadits

Dari Abu Said al-Hudri bahwa Rasulullah Saw, bersabda:

“sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan dengan dasar

suka sama suka.” (HR. Al-Baihagi, Ibnu Majah,dan Sahih

menurut Ibnu Hiban).

5) Al-Bai’u Bithaman Ajil

Yaitu persetujuhan jual beli suatu barang dengan harga sebesar

harga pokok ditambah dengan keuntungan yang disepakati

bersama. Persetujuhan ini termasuk pula jangka waktu pembayaran

dan jumlah angsuran. Dasar hukum dalam Al-Qur’an dan Al-

Hadits sama dengan dasar hukum Al-Murabahah.

Page 46: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

6) Al-Ijarah

Yaitu perjanjian antara pemilik barang dengan penyewa yang

membolehkan penyewa memanfaatkan barang tersebut dengan

membayar sewa sesuai dengan persetujuhan kedua belah pihak.

Setelah masa sewa berakhir, maka barang akan dikembalikan

kepada pemiliknya.

Ijarah adalah perjanjian yang tetap untuk memanfaatkan

sesuatu dalam waktu tertentu dengan harga yang telah disepakati.

Ijarah juga diterapkan dalam sebagai akad pemindahan hak guna

atas suatu barang atau jasa tertentu melalui pembayaran

sewa/upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas

barang itu sendiri (Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 09/DSN-

MUI/IV/2000, tanggal 13 April 2000).

7) Al-Ta’jiri

Yaitu perjanjian antara pemilik barang dengan penyewa yang

membolehkan penyewa untuk memanfaatkan barang tersebut

dengan membayar sewa sesuai dengan persetujuhan kedua belah

pihak. Setelah berakhir masa sewa, maka pemilik barang menjual

barang tersebut kepada penyewa dengana harga yang disetujui

kedua belah pihak.

Dasar hukum Al-Ijarah dan Al-Ta’jiri adalah

a) Al-Qur’an

”Salah seorang dari kedua wanita itu berkata wahai bapakku

ambillah ia sebagai orang yang bekerja dengan kita karena

sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk

Page 47: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

bekerja adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.” (QS.

Al-Qashas:26)

b) Al-Hadits

Dari Ibnu Umar ra.bahwa Rasulullah telah bersabda

”Berikanlah upah/sewa buruh itu sebelum kering

keringatnya.” (HR. Ibnu Majah)

8) Al-qardhul Hasan

Al-qardhul Hasan adalah pemberian harta kepada orang lain

yang dapat ditagih kembali atau dengan kata lain meminjamkan

tanpa mengharapkan imbalan. Dalam literatur fikih klasik, qardh

dikategorikan dalam akad tathawwui atau akad saling mmbantu

bukan transaksi komersial. Sedangkan aplikasinya dapat berupa

Al-qardhul hasan sebagai bentuk sumbangsih kepada dunia usaha

kecil. Pada prinsipnya Al-qardhul Hasan merupakan pinjaman

dengan tujuhan kebajikan, dimana peminjam hanya perlu

membayar jumlah uang yang dipinjamkan tanpa membayar

tambahan (Gemala Dewi, 2004:96).

2. Tinjauan Umum Mengenai Al-Qardhul Hasan

a. Pengertian Al-qardhul Hasan

Dalam Ensiklopedi Ekonomi dan Perbankan Syariah, qard

menurut arti kata bermakana pinjaman. Sedangkan hasan berarti baik.

Maka qard al hasan adalah merupakan suatu akad perjanjian qard

yang berorientasi sosial untuk membantu meringankan beban

seseorang yang membutuhkan pertolongan. Al-Qard Hasan adalah

suatu akad perjanjian pinjaman lunak yang diberikan atas dasar

kewajiban semata, dengan dasar ta’awun (tolong menolong) kepada

Page 48: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

mereka yang tergolong lemah ekonominya, dimana sipemijam tidak

dituntut untuk mengembalikan apapun kecuali modal pinjaman (Habib

Nazir. 2004: 541)

Al-qardhul hasan, pinjaman kebaikan. Al-qardhul hasan

digunakan untuk membantu keuangan nasabah secara cepat dan

berjangka pendek. Produk ini digunakan untuk membantu usaha kecil

dan keperluan sosial. Dana ini diperoleh dari dana zakat, infaq dan

shadaqah.

Dalam perjanjiannya, suatu BMT sebagai kreditor memberikan

pinjaman kepada pihak (nasabah) dengan ketentuan penerimaan

pinjaman akan mengembalikan pinjaman tersebut pada waktu yang

telah ditentukan dalam perjanjian akad dengan jumlah pengembalian

yang sama ketika pinjaman itu diberikan.

Pada dasarnya Al-qardhul hasan merupakan pinjaman sosial yang

diberikan secara benevolent tanpa ada pengenaan biaya apapun keculi

modal asalnya. Namun sejalan dengan perkembangan dunia ekonomi

keuangan dan perbankan, pinjaman sosial ini tidak mungkin dapat

dilaksanakan tanpa adanya biaya administrasi seperti: biaya materai,

notaris, dan lain-lain, sehingga biaya tersebut menjadi tak terhindar.

Biaya-biaya administrasi tersebut merupakan faktor penunjang,

dimana tidak tercantum dalam nash. Oleh karenanya para ulama

mengambil intrespestasi dari Al-Qur’an dan Al Hadits. Yaitu apabila

suatu kewajiban tidak sempurna kecuali setelah pemenuhan faktor

tertentu, maka pemenuhan faktor tersebut wajib adanya.

b. Dasar Hukum Al-qardhul Hasan

Landasan hukum, akad ini adalah merupakan tawaran dari Allah,

bahwa bagi siapa yang berkehendak membantu meringankan beban

Page 49: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

orang dengan memberi pinjaman yang baik, maka Allah-lah yang

melipatgandakan pengembaliannya. Hal ini tersurat dalam Al-Qur’an:

“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah SWT, pinjaman

yang baik maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya

dengan lipat ganda yang banyak.” (QS. Al Baqarah:245).

Yang dimaksud memberikan pinjaman yang baik kepada Allah

adalah memberikan pinjaman kepada yang sangat membutuhkan

bantuan dengan cara yang baik dengan dasar niat ikhlas karena Allah.

Tawaran yang serupa terulang dengan berupa suruhan langsung dari

Allah setelah suruhan mendirikan shalat dan menunaikan zakat.

“Maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman

kepada Allah SWT, berupa pinjaman yang baik. ”(QS. Al

Muzamil:20).

Kemudian ditambahkan dengan penegasan Rasulullah SAW,

dalam sabdanya: Dari Ibnu Ma’sud bahwa Rasulullah SAW bersabda:

”Tidaklah seorang muslim meminjamkan dua kali kecuali sama

baginya dengan memberi sekali.” (Hadis terdapat dalam Shahih Ibnu

Hibban).

Begitu pula ditegaskan dalam hadis riwayat Imam Muslim sebagi

berikut: ”Barangsiapa telah memebantu saudaranya yang kesulitan /

lemah di dunia, maka Allah akan membantunya di dunia dan akhirat.

Sesungguhnya Allah SWT senantiasa membantu seorang hamba,

selama hamba tersebut membantu saudaranya.” (HR. Muslim)

c. Manfaat Al-qardhul Hasan

Manfaat Al-qardhul hasan antara lain:

1) Al-qardhul hasan merupakan fasilitas kredit kebaikan yang

diberikan secara cuma-cuma. Nasabah hanya berkewajiban

Page 50: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

menanggung biaya materai, biaya notaris dan biaya studi

kelayakan. Besarnya tingkat kepedulian BMT terhadap nasabah

tanpa memandang tingkat ekonominya. BMT memperlakukan

nasabah sebagai mitra usaha yang tidak hanya pertimbangan-

pertimbangan bisnis semata, tetapi juga pertimbangan

kemanusiaan.

2) Memungkinkan nasabah yang sedang dalam kesulitan mendesak

untuk mendapatkan talangan jangka pendek.

3) Adanya misi sosial kemasyarakatan akan meningkatkan citra baik

dalam meningkatkan loyalitas terhadap masyarakat.

4) Memerangi kemiskinan dengan membina golongan ekonomi

lemah dan tertindas melalui bantuan hibah yang diarahkan secara

produktif. Dananya bisa diperoleh dari pinjaman lunak tanpa

bunga yaitu al-qardhul hasan yang dananya diperoleh dari zakat

(Warkum Sumitra, 2004:35).

Page 51: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 2. Bagan Kerangka Berfikir

Keterangan :

Semakin berkembangnya kemajuan perekonomian, membuat lembaga

keuangan menjadi dominan. Lembaga keuangan menjadi salah sau faktor

penggerak dalam membantu kelancaran pembangunan nasional. Bukan hanya

lembaga keuangan perbankan tetapi juga lembaga keuangan bukan bank.

Lembaga keuangan bukan bank ini banyak dipilih masyarakat sebagai alat

Keutamaan Sistem Al-Qardhul Hasan

Bentuk Penerapan Di BMT Harapan Kita Bantul

Memberantas Kemiskinan

Baitul Mal Wat Tamwil

Sistem Al-Qardhul Hasan

Penerapan Di BMT

Page 52: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

penghimpun dana yang dapat menunjang segala kegiatan ekonomi yang

dilakukan oleh masyarakat. Lembaga Keuangan non Bank yang saat ini

berkembang adalah BMT. BMT sanagat dekat dengan masyrakat terutama

masyarakat dengan ekonomi kecil, yang merakyat sehingga masyarakatpun

menyambut baik dengan keberadan BMT. BMT juga mendapatkan

kepercayaan dari masyarakat karena sesuai dengan prinsip dasar hukum Islam

atau prinsip hukum Islam dimana prinsip hukum Islam sangat menghargai

usaha.

Produk dari BMT pun bermacam-macam, terutama produk dari Baitul

Tamwilnya. Salah satunya adalah Al-qardhul hasan yaitu pinjaman lunak

yang nantinya pengembalian jumlahnya sama dengan jumlah ketika

meminjam dan tidak dibebankan biaya apapun. Sehingga dalam penerapan Al-

qardhul hasan diharapkan dapat membantu kaum miskin yang nantinya dapat

dimanfaatkan untuk usaha sehingga meningkatkan penghasilan, kelayakan

hidup dan kesejahteraan masyarakat.

Page 53: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 40

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Keutamaan dan Keistimewaan Sistem Al-Qardhul Hasan Pada BMT

Harapan Kita Bantul

Dalam aspek syariah, qardh hukum nya mubah/ boleh. Yang didasarkan

atas asas saling tolong menolong dalam kebaikan yakni dengan mencari

rezeki yang halal. Seperti hadits riwayat Bukhari : “Barangsiapa yamg

mengambil harta orang lain (berhutang) dengan maksud akan membayarkan

(membantunya) dan barangsiapa yang mengambil (berhutang) dengan

maksud merusaknya (tidak mengembalikan), maka Allah akan merusaknya.”

Dari Abu Hurairah ra : “Barangsiapa yang telah melepaskan saudaranya

yang muslim satu dari kesusahan-kesusahan di dunia. Maka Allah SWT akan

melepaskan daripada satu kesusahan di hari akhir.”

Sifat BMT Harapan Kita adalah bersifat sosial dengan pengelolaan

dana masyarakat mikro yang berlandaskan syariah sesuai kesepakatan kedua

belah pihak dituangkan dalam akad perjanjian. BMT juga bersifat bisnis yang

berorientasi pada keuangan terbuka dan terpadu untuk kesejahteraan Anggota

dan masyrakat. BMT Harapan Kita memiliki kantor kas di 3 Kecamatan

sebagai bentuk pengembangan kewilayahan. Kantor kas yang pertama

bertempat di Jalan Srandakan KM 6,5 Desa Sapuangin, Kelurahan Trimurti,

Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta. Kantor kas kedua bertempat di Jalan Panjangan KM 1 Desa

Bergan, Kelurahan Wijirejo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, Propinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta. Kantor kas ketiga bertempat di Jalan Samas

KM 21 Desa Kergen, Kelurahan Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten

Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Page 54: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Berdasarkan wawancara yang telah penulis lakukan dengan Bapak Izzuddn

Yogya selaku Direktur BMT Harapan Kita yang hari Selasa, tanggal 31

Agustus 2010, pukul 11.00 sampai dengan selesai, keutamaan dan

keistemawaan sistem Al-qardhul Hasan pada BMT Harapan Kita :

1. Al-qardhul hasan merupakan pinjaman kebaikan yang bertujuan untuk

membantu meringankan beban orang yang membutuhkan, dalam hal ini

penerapan di BMT Harapan Kita dengan keistimewaan fungsi sosialnya

ditujukan kepada :

a. Untuk Orang Sakit

Pemberian pinjaman Al-qardhul hasan kepada orang yang sakit,

memang berdasarkan/ sesuai dengan tujuan Al-qardhul hasan. Orang

sakit yang tidak mampu membayar pengobatan sangat membutuhkan

bantuan dan sifatnya mendesak. Karena saat itu juga uang digunakan

untuk pengobatan dan proses kesembuhan sehingga pinjaman Al-

qardhul hasan dapat diproses lebih cepat.

b. Untuk Orang Yang Ingin Membangun Rumah.

Gempa pada tanggal 27 Mei 2006 yang menguncang Daerah

Istimewa Yogyakarta, dan daerah Bantul yang paling parah

kerusakannya. Ini juga salah satu faktor pemberian pinjaman Al-

qardhul hasan yang dilakukan BMT Harapan Kita kepada orang yang

ingin membangun rumah.

Dengan niat ingin membantu orang-orang yang sangat

membutuhkan, yangn menjadi korban gempa di Bantul,tujuan Al-

qardhul hasan dapat terpenuhi.Dan juga dapat menjadi sumbangsih

besar terhadap bangkitnya orang-orang dari bencana gempa.

Page 55: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

c. Untuk Orang-orang Yang Melakukan Usaha Kecil

Salah satu keutamaan dari akad Al-qardhul hasan, pinjaman ini

memang ditujukan orang yang tidak mampu tetapi memang

mempunyai profesi, baik itu berdagang, atau usaha kecil lainnya.

Dalam penerapan di BMT Harapan Kita, peminjam adalah orang

yang tadinya sudah meminjam dana dari BMT Harapan Kita dalam

akad yang berbeda, misalnya Murabahah. Tetapi dalam kenyataannya,

usaha kecil peminjam mengalami pailit jadi jenis akad diubah menjadi

Al-qardhul hasan, dengan tujuan dapat meringankan beban yang

ditanggung oleh peminjam. Pihak BMT Harapan Kita melakukan

survey, untuk mengetahui keadaan dari nasabah, sehingga tahu

keadaan sebenarnya bahwa usahanya mengalami pailit.

2. Dalam akad pembiayaan Al-Qardhul hasan yang diterapkan pada BMT

Harapan Kita, jika nasabah mengalami kesulitan pembayaran sehingga

pembayaran melebihi jatuh tempo maka tidak dikenakan denda sedikitpun

pada nasabah. Karena sistem ini bertujuan membantu, BMT pun yakin ada

iktikad baik dari nasabah untuk mengembalikan walaupun melebihi waktu

yang ditentukan.

2. Penerapan Sistem Al-Qardhul Hasan Pada BMT Harapan Kita Di

Bantul.

a. Gambaran Mengenai BMT Harapan Kita.

1) Menurut Peraturan Menteri Nomor 35 Tahun 2007 bahwa Koperasi

Jasa Keuangan Syariah (KJKS) adalah koperasi yang kegiatan

usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi dan simpanan

sesuai pola bagi hasil (syariah).

Page 56: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

2) Kelembagaan BMT Harapan Kita.

b) Identitas Lembaga

(1) Nama : KSPS BMT HARAPAN KITA

(2) Badan Hukum : No. 063/ BH/ XV.I/ VII/ 2008

(3) NPWP : 02.780.672.8-543.000

(4) HO : 660/ DP/ S/ 0182/ II/ 2009

(5) TDP : 504/ DP/ PO/ 074/ II/ 2009

(6) Alamat : Jalan Srandakan KM 6, Sapuangin,

Trimurti, Srandakan, Bantul

(7) No.Telp : 0274 6634774

c) Dewan Pengawas Syariah

(1) Ketua :Ardhian Dwi Yoenanto, SH, M.Hum

(2) Anggota : Izzuddin Yogya, S.T.

d) Dewan Pengawas Manajemen

(1) Ketua : Fajarita Anggraeni, SE

(2) Anggota : Is Endri Akhsan

e) Pengurus

(1) Ketua : Sujito

(2) Sekretaris : Sigit Wahyudi, S.P.d dan Sumarti

(3) Bendahara : Eko Susanti dan Hartono

f) Pengelolaan

(1) Manajer Umum : Izzudin Yogya, S.T

Page 57: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

(2) Marketing : Sucipto Pribadi

(3) Teller : Richa Pribadi

(4) Accounting : Siti Anisah, A.Md

g) Keanggotaan dalam BMT Harapan Kita adalah :

(1) Anggota Biasa adalah setiap warga Negara Indonesia yang

berdomisili di wilayah Kabupaten Bantul yang telah menyatakan

kesanggupan tertulis untuk menjadi anggota dan telah melunasi

simpanan pokok anggota.

(2) Angota Luar Biasa adalah setiap Warga Negara Indonesia atau

koperasi lain yang tinggal di wilayah Republik Indonesia yang

telah menyatakan kesanggupan tertulis untuk menjadi anggota

dan membayar simpanan anggota

(3) Calon Anggota adalah warga masyrakat yang menyatakan

kesanggupan menjadi anggota tetapi belum memberikan

simpanan pokok namun mendapat pelayanan dari koperasi.

3) Modal dan Produk BMT Harapan Kita.

a) Permodalan KSPS BMT Harapan Kita berasal dari :

(1) Simpanan Pokok dan Sukarela Anggota

(2) Simpanan Wajib

(3) Modal Penyertaan

b) Produk BMT Harapan Kita

(1) Produk Simpanan :

(a) Simpanan Mudhorobah

(b) Simpanan Pendidikan

Page 58: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

(c) Simpanan Qurban

(d) Simpanan Haji

(e) Simpanan Walimah/ pernikahan

Sesuai kemampuan serta pendapatan BMT, pada setiap jenis

simpanan akan diberikan Athoya (Bonus) yang akan langsung

dimasukkan ke dalam rekening anggota/mitra dengan

memperhatikan ketentuan yang berlaku.

(2) Produk Pembiayaan.

Sebagai salah satu wadah untuk meningkatkan kualitas usaha

kecil dan menengah maupun masyarakat yang mengalami

kesulitan dalam keuangan/permodalan, BMT Harapan Kita

mempunyai beberapa produk pembiayaan serbagai berikut :

(a) Pembiayaan Mudhorobah

(b) Pembiayaan Murobahah

(c) Pembiayaan Ijaroh

(d) Pembiayaan Musyarokah

(e) Pembiayaan Al-Qardhul Hasan

(3) Progam Kerjasama.

Untuk meningkatkan kualitas baik dari segi liquiditas maupun

kelancaran dalam pengelolaan produk-produk BMT, BMT

Harapan Kita telah membangun kerjasama baik dengan

lembaga keuangan yang lain maupun lembaga sosial

pemerintah/swasta.

Page 59: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

(4) Progam Umum / Sosial.

Sebagai lembaga Baitul Maal, BMT Harapan Kita berusaha

untuk membantu masyarakat dalam meningkatkan/mendukung

kesejahteraan, dengan cara :

(a) Memberikan santunan pendidikan kepada siswa yatim

piatu yang duduk di jenjang SD dan SMP.

(b) Memberikan sumbangan kepada LSM untuk kegiatan

sosial kemasyarakatan.

(c) Menyalurkan zakat, shadaqah dari para donatur kepada

warga masyarakat yang membutuhkan.

4) Program Kerja Dari BMT Harapan Kita.

a) Organisasi

(1) Melaksanakan RAT tutup buku selambat-lambatnya pada

bualan Maret 2010

(2) Rapat pengurus secara rutin

(3) Koordinasi antara pengurus dengan managemen

(4) Koordinasi dan evaluasi bersama pengurus, pengawas, dan

management.

(5) Pembenahan dan pelengkapan sarana dan prasarana.

(6) Pengelolaan Administrasi dan kearsipan

(7) Pembuatan laporan keuangan bulanan.

Realisasi

(1) RAT dilaksanakan tanggal 07 Maret 2010, bertempat di Aula

Balai Desa Trimurti, Srandakan

Page 60: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

(2) Rapat pengurus dilaksanakan secara berkala sedikitnya dua kali

dalam satu semester.

(3) Dilakukan secara berkala setiap satu bulan sekali.

(4) Dilaksanakan secara berkala setiap 3 bulan sekali.

(5) Dilaksanakan setelah adanya ksesepakatan pada saat diadakan

pertemuan berkala.

(6) Dilaksanakan setiap hari pada hari dan jam kerja.

(7) Laporan keuangan bulanan dilaksanakan setiap satu bulan

sekali, laporan keuangan 3 bulanan dilaksanakan setiap 3 bulan

sekali, laporan keuangan tahunan dilaksanakan setiap 1 tahun

sekali.

b) Pendidikan

(1) Meningkatkan pemahaman tentang syariah kepada anggota,

mitra, pengurus, serta management.

(2) Memberikan dukungan kepada anggota dan mitra untuk

meningkatkan kemampuan enterpreneurship.

(3) Mengadakan tilawah/ kultum

(4) Mengikutsertakan management dan pengurus dalam pelatihan-

pelatihan tentang perkoperasian.

Realisasi

(1) Diadakan pada saat briefing maupun acara khusus pendalaman

tentang ekonomi syariah oleh Bapak Ardhian Dwi Yoenanto,

SH, M. Hum di Kantor BMT Harapan Kita.

(2) Dilaksanakan dengan memberikan arahan dan training sesuai

kemampuan dan potensi masing-masing.

Page 61: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

(3) Setiap hari sebelum jam kerja dimulai

(4) Telah terlaksana didikuti 1 orang yang bertempat di Bandung.

c) Permodalan

(1) Meningkatkan simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.

(2) Mengadakan kerjasama permodalan dengan lembaga lain.

(3) Meningkatkan simpanan sukarela.

(4) Modal penyertaan.

Realisasi

(1) Membagikan brosur kepada anggota dan masyarakat,

memebrikan reward, penawaran kerjasama simpanan sukarela.

(2) Corporate pada PT.BPRS BAROKAH DANA SEJAHTERA,

jalan Karangkajen, Yogyakarta dan corporate pada PT.BPRS

HIDAYATULLAH, Jalan Ngasem 52 A, Yogyakarta.

(3) Menyakinkan mitra untuk dapat memberikan kepercayaan

dalam penyimpanan hartanya (uang) kepada BMT Harapan

Kita.

(4) Permodalan dari Deposan dan pihak Komisaris.

d) Usaha

(1) Tamwil (untuk bidang bisnis dari BMT Harapan Kita).

(a) Monitoring perkembangan pembiayaan

(b) Pendataan dan pendampingan wilayah binaan.

(c) Penyelesaian kredit bermasalah.

Page 62: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Realisasi

(a) Musyawarah dan survey nasabah/mitra termasuk

klarifikasi dimana dia tinggal.

(b) Pemantauan secara berkala pada mitra kelompok

kambing Dayu dan Patihan baik dari kesehatan ternak

dan perkembangannya sampai penjualan.

(c) Untuk penyelesaian kredit bermasalah dilakukan dengan

cara : pertama dengan mengirimkan Surat Peringatan ( SP

1) kepada nasabah/mitra, cara kedua melakukan

musyawarah kepada nasabah terhadap permasalahan

kepada BMT, cara terakhir dengan penarikan jaminan

sesuai yang dijaminkan dalam akad/persetujuan.

(2) Maal (untuk bidang sosial dari BMT Harapan Kita)

(a) Santunan anak yatim secara berkala dan pemebrian

sumbangan kepada LSM

(b) Melakukan kerjasama dengan lembaga lain.

(c) Kesiapan dalam pengelolaan Zakat, Infaq dan Shadaqah.

(d) Mengadakan pengajian dengan anak yatim beserta

keluarganya.

Realisasi

(a) Dilaksanakan santunan terhadap anak asuh jenjang SD

dan SMP diberikan setiap 3 bulan sekali dan pemebrian

santunan dikosentrasikan untuk biaya pendidikan.

(b) Kerjasama dengan BMT Artha Sejahtera, BMT Mitrama,

BMT Arta Amanah, BMT Rizki barokah.

Page 63: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

(c) Penerimaan untuk menyalurkan santunan dari perorangan

atau lembaga kepada manak asuh/yatim piatu.

(d) Penyelenggaraan secara kerjasama minimal 2 kali dalam

1 tahun.

e) Program Kesejahteraan

(1) Memberikan asuransi kepada jajaran management.

(2) Mengupayakan dana pensiun bagi jajaran management.

(3) Memberikan gaji bulanan serta beras kepada jajaran

management yang sudah berkeluarga.

(4) Mengadakan rekreasi untuk jajaran management beserta

keluarganya masing-masing.

(5) Memberikan bingkisan hari raya kepada anggota, pengurus,

dan jajaran management.

(6) Memberikan santunan kepada anggota yang sakit dan

meninggal dunia.

Realisasi.

(1) Pemberian asuransi belum dapat direalisasikan.

(2) Dana pensiun belum dapat terealisaikan.

(3) Pemberian gaji bulanan kepada setiap karyawan pada akhir

bulan dan sekaligus pemberian beras untuk kesejahteraan

karyawan yang sudah berkeluarga.

(4) Telah dilaksanakan agenda Family Gathering di obyek wisata

Kyai Langgeng dan Borobudur pada tanggal 10 januari 2010.

Pada tahun sebelumnya juga terlaksana rekreasi.

Page 64: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

(5) Bingkisan diberikan setiap hari raya idhul Fitri tahun 1430 dan

tahun 1431.

b. Penerapan Al-qardhul hasan di BMT Harapan Kita Bantul.

Dalam pembiayaan sistem Al-qardhul hasan, syarat paling utama

untuk dapat memenuhi akad ini adalah jika nasabah/mitra itu mempunyai

profesi dan dapat dipercaya, maka akad Al-qardhul hasan dapat segera

dilaksanakan. Harus mempunyai profesi karena nantinya dana Al-qardhul

hasan dikembangkan untuk usaha, sehingga tidak hanya bertujuan

membantu tetapi juga meningkatkan derajat dari peminjam. Syarat lain,

dapat dipercaya yaitu dengan maksud bahwa nasabah nantinya dapat

berusaha untuk mengembalikan jumlah dana yang dipinjam sehingga dana

yang dikembalikan itu dapat dihunakan untuk membantu lagi orang-orang

yang membutuhkan. Jadi dana Al-qardhul hasan dapat digunakan untuk

meratakan bentuk fungsi sosial dari dana Al-qardhul hasan ( hasil

wawancara dengan Bapak Izzuddin Yogya selaku direktur BMT Harapan

Kita pada tanggal 31 Agustus 2010 pukul 11.00 ).

Jika suatu BMT sudah mempunyai Baitul Maal yang kuat maka

sudah dapat dipastikan akan mempunyai salah satu produk sosial yang

dinamakan Al-qardhul hasan yang penggunaan memang untuk kegiatan-

kegiatan yang membantu meringankan beban orang yang membutuhkan

terutama orang yang tidak mampu. Di BMT Harapan kita, sumber dana

Al-qardhul hasan dari Baitul Maal itu sendiri dan juga mengambil

kekayaan dari BMT. Baitul Maal terdiri dari zakat, infaq, dan shadaqah

yang di percayakan kepada BMT Harapan Kita, sehingga dana itu dapat

digunakan dalam bentuk Al-qardhul hasan.

Proses pengembalian dana dari sistem Al-qardhul hasan yang

diterapkan di BMT Harapan Kita berjalan dengan baik. Tidak ada

Page 65: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

permasalahan dalam proses pengembalian, misalnya saja nasabah tidak

mengembalikan dana itu. Sejauh ini, jika nasabah mengalami keberatan

dalam pengembalian, pihak BMT Harapan kita melakukan survey sejauh

mana dana itu digunakan. Jika nasabah telat dalam melakukan

pembayaran angsuran, dalam akad Al-qardhul hasan ini BMT Harapan

Kita tidak memungut denda, bila benar-benar nasabah tidak ada uang

tetapi berniat membayar maka denda tidak perlu diterapkan. Ini menjadi

salah satu kebaikan dari produk Al-qardhul hasan yang diterapkan di

BMT Harapan Kita.

B. Pembahasan

1. Keutamaan Dan Keistimewaan Sistem Al-Qardhul Hasan Pada BMT

Harapan Kita Di Bantul.

a. Keitimewaan Sistem Al-Qardhul Hasan Pada BMT Harapan Kita Di

Bantul.

1) Fungsi Sosial Pada Penerapan Al-qardhul hasan di BMT Harapan

Kita.

Adanya fungsi sosial pada penerapan Al-qardhul hasan adalah

salah satu keistimewaan dari produk ini dibandingkan dengan produk

yang lain. Fungsi sosial ini dapat dijadikan sarana untuk membantu

rakyat yang tidak mampu dalam mengentaskan kemiskinan.

Fungsi sosial pada penerapan al-qardhul hasan pada BMT

Harapan Kita Bantul yaitu apabila dalam proses pembiayaan Al-

qardhul hasan, nasabah tidak mampu mengembalikan uang yang

dipinjam, maka nantinya nasabah dibolehkan untuk tidak

mengembalikan. Pihak BMTpun melakukan survey lebih detail lagi

Page 66: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

mengenai keberadaan dari nasabah itu sendiri, sehingga ada alasan

yang jelas yang memperkuat nasabah untuk tidak mengembalikan.

2) Keistimewaan Sistem Al-qardhul hasan

Al-qardhul hasan adalah pemberian harta kepada orang lain yang

dapat ditagih kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa

mengharapkan imbalan. Dalam aplikasinya bahwa produk Al-qardhul

hasan merupakan bentuk sumbangsih kepada masyarakat tidak mampu

dan dunia usaha kecil.

Kata qardh ini kemudian diadopsi menjadi credo (romawi),

credit (Inggris), dan kredit (Indonesia). Objek dari pinjaman qardh

biasanya uang atau alat tukar ainnya, yang merupakan transaksi

pinjaman murni tanpa bunga ketika peminjam mendapatkan uang tunai

dari pemilik dana (dalam hal ini BMT) dan hanya mengembalikan

pokok utang pada waktu tertentu di masa yang akan datang. Peminjam

dalam prakarsa sendiri dapat mengembalikan lebih besar sebagai

ucapcan terima kasih ( Acarya, 2007: 38).

Menurut pendapat penulis atau analisis penulis, keistimewaan

dari produk Al-qardhul hasan yang diterapkan pada BMT Harapan

Kita Bantul adalah sebagai berikut :

a) Produk Al-Qardhul Hasan adalah pinjaman yang ditujukan untuk

orang yang tidak mampu/ orang yang membutuhkan, yang

diterapkan dalam suatu akad/ persetujuan untuk

dikembangkan/untuk usaha dan nantinya dikembalikan dengan

jumlah yang sama, sesuai pengembalian yang ditentukan dalam

jangka waktu tertentu (sesuai dengan kesepakatan) baik

pembayaran dengan angsur atau tunai.

Page 67: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

b) Fungsi sosial menjadi hal yang terpenting dalam keutamaan

penerapan Al-qardhul Hasan, karena ditujukan memang untuk

orang yang tidak mampu yang nantinya dapat berguna untuk

menolong sehingga dapat meningkatkan derajat orang yang tidak

mampu setelah diberikannya bantuan modal dengan sistem Al-

qardhul hasan.

c) Sumber dana diperoleh dari Baitul Maal, yang memang dana

digunakan untuk kepentingan sosial. Dana pada baitul Maal

berasal dari dana nasabah lain berupa zakat, infaq dan shadaqah

yang memang dipercayakan kepada BMT untuk kepentingan sosial

dan BMT Harapan Kita menggunakan sebagai dana Al-Qardhul

hasan dan dana itu juga harus ada persetujuan dari nasabah untuk

menggunakannya. Dana lain berasal dari 5% keuntungan BMT

Harapan Kita yang memang dana itu ditujukan untuk kepentingan

sosial.

b. Keutamaan Sistem Al-Qardhul Hasan Pada BMT Harapan Kita Di Bantul

yaitu :

1) Produk Al-qardhul hasan mempunyai fungsi sosial, bukan berarti dana

itu seenaknya digunakan ataupun tidak dikembalikan sama sekali.

Sesuai dengan akad sudah ada perjanjian pengembalian dalam jangka

waktu tertentu baik angsur atau tunai. Tujuan dari proses

pengembalian ini adalah :

a) Agar nasabah/ mitra yang meminjam mempunyai tanggungjawab

sehingga ada iktikad baik untuk mengembalikan dana yang

dipinjam sesuai persetujuan yang dituangkan dalam akad.

b) Tujuan lain yaitu agar dana dapat bergulir dengan baik. Jika

nasabah mempunyai tanggungjawab untuk mengembalikan

Page 68: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

secara tidak langsung dapat membantu nasabah lain yang

membutuhkan dana al-qardhul hasan. Dana yang dikembalikan

tadi juga berguna untuk kepentingan sosial lain misalnya untuk

menyantuni anak yatim, dan untuk membantu masyarakat lain

yang membutuhkan.

c) Diharapkan dengan pengembalian dana Al-qardhul hasan, orang

yang dipinjami/nasabah/mitra dapat menggunakan dana itu

dengan baik. Semula tujuannya untuk usaha berdagang, ya harus

digunakan sesuai tujuan awal, tidak berpindah tujuan misalnya

untuk makan. BMT Harapan Kita juga melakukan pengawasan

dalam penggunaan dana Al-qardhul hasan karena sebagai wujud

tanggungjawab BMT kepada masyarakat dan tuntunan syariat

Islam.

2) Dengan adanya akad Al-qardhul hasan di BMT Harapan Kita, maka

keutamaan yang lain seperti :

a) Dari sisi BMT sendiri, lewat dana Al-qardhul hasan menjadi

salah satu sarana meningkatkan ibadah/memperbanyak pahala

untuk mencapai ridho Allah SWT.

b) Manfaat dana Al-qardhul hasan dapat lebih terasa karena adanya

kerjasama yang baik antara BMT Harapan Kita dan

nasabah/mitra.

c) Penerapan fungsi sosial dapat dilaksanakan dengan baik dengan

cara bantuan modal dengan dana Al-qardhul hasan, karena dapat

dirasakan oleh orang-orang yang tidak mampu tetapi mempunyai

profesi, iktikad untuk usaha dan dapat dipercaya.

Page 69: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

2. Penerapan Sistem Al-Qardhul Hasan Pada BMT Harapan Kita Di

Bantul.

a. Aspek Teknis.

1) Rukun Pembiayaan Al-Qardhul Hasan :

a) Peminjam/ Nasabah

(1) Nasabah wajib mengembalikan jumlah pokok pinjaman Al-

qardhul hasan pada waktu yang disepakati.

(2) Nasabah dapat memberikan tambahan/sumbangan dengan suka

rela kepada bank selama tidak diperjanjikan dalam akad.

(3) Karakter nasabah harus diketahui dengan jelas.

(4) Adanya harapan dari BMT Harapan Kita bahwa nasabah

mempunyai peluang untuk mengembalikan dana pinjamannya.

(5) BMT Harapan Kita tidak diperbolehkan mempersyaratkan

b) Pemberi Pinjaman/BMT Harapan Kita.

a) BMT Harapan Kita memberikan pinjaman Al-qardhul hasan

untuk kepentingan nasabah berdasarkan kesepakatan.

b) BMT Harapan Kita dapat membebankan biaya administrasi

sehubungan dengan pemberian Al-qardhul hasan. Biaya

administrasi sangat kecil, hampir tidak ada yang memang tanpa

terkait dengan jumlah dan jangka waktu peminjaman.

c) BMT Harapan Kita dapat memperpanjang jangka waktu

penegembalian atau menghapus buku sebagian/seluruh

pinjaman nasabah apabila nasabah tidak dapat mengembalikan

sebagian/seluruhnya kewajiban pada waktu yang telah

disepakati.

Page 70: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

c) Jumlah Dana.

Jumlah Dana pada pembiayaan Al-qardhul hasan tidak dibatasi

berapapun. Jangka waktu pengembalianpun sesuai dengan

kesepakatan pihak BMT Harapan Kita dengan nasabah. Jadi lebih

bersifat fleksibel, yang penting kesepakatan yang tidak

memberatkan dan sesuai kemampuan nasabah.

d) Ijab Qabul.

2) Syarat Pembiayaan Al-Qardhul Hasan.

a) Kerelaan 2 pihak untuk melakukan akad, yaitu antara BMT

Harapan Kita dengan nasabah.

b) Dana yanga akan digunakan ada manfaat dan halal.

c) Nasabah mempunyai profesi.

d) Adanya kepercayaan.

3) Tujuan Pembiayaan.

Inti dari tujuan pembiayaan Al-qardhul hasan adalah dana Al-qardhul

hasan itu ditujukan untuk kegiatan membantu/menolong meringankan

beban orang lain yang membutuhkan.

4) Akad.

a) Tujuan pemberian fasilitas Al-qardhul hasan harus jelas dan sangat

diharapkan tidak terjadi penyimpangan dalam penggunaannya

serta sesuai dengan kondisi real/tidak dibuat-buat.

b) Masa pinjaman dan sistem pengembaliannya harus dicantumkan

dalam akad yang jelas serta adanya penetapan cara pembayaran

angsur/tunai.

Page 71: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

b. Aspek Administrasi.

1) Sumber dana.

Dalam negara Islam, Baitul Maal terbagi menjadi empat :

a) Baitul Maal khusus untuk zakat. Di sini disimpan semua penghasilan

zakat. Baitul Maal ini mempunyai sistem kerja sendiri. Ia bertugas

mengumpulkan dan membagikan zakat kepada beberapa sektor yang

sudah dibatasi sesuai dengan tingkat kebutuhan.

b) Baitul Maal khusus untuk menghimpun hasil jizyah (upeti) dan

kharaj (pajak hasil bumi) yang diambil dari kalangan non muslim

yang hidup berdampingan dengan umat Islam. Imbalannya, mereka

diperlakukan seperti warga muslim biasa. Baik jizyah maupun

kharaj dipungut dari mereka sebagai padanan zakat dan berbagai

shadaqah yang dipungut umat Islam, seperti zakat fitrah. Atas zakat

yang dikeluarkan kaum muslimin wajib menjaga dan mengayomi

mereka tanpa membebaninya dengan wajib militer.

c) Baitul Maal khusus untuk hasil rampasan perang dan barang temuan.

Kebijaksanaan ini diterapkan bagi mereka yang berpendapat bahwa

kedua hal ini tidak dikenai zakat dan tidak pula wajib dibagikan

kepada mereka yang berhak.

d) Baitul Maal khusus untuk barang-barang tidak bertuan, yaitu harta

benda yang tidak jelas pemiliknya. Termasuk juga ke dalam harta

yang tidak ada ahli warisnya (Makhalul Ilmi, 2002:66).

Baitu Maal adalah lembaga keuangan berorientasi sosial keagamaan

yang kegiatan utamanya menampung serta menyalurkan harta

masyarakat berupa zakat, infaq dan shadaqah berdasarkan ketentuan

yang telah ditetapkan dalam Alqur’an dan Hadits. Karena berorientasi

Page 72: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

sosial keagamaan, ia tidak dapat dimanipulasi untuk kepentingan bisnis

atau mencari laba.

Dalam kerangka manajemen BMT, secara fungsional Baitul Maal

berperan dalam beberapa hal yaitu pertama, membantu Baitul Tamwil

dalam menyediakan kas untuk alokasi pembiayaan non komersial Al-

qardhul hasan. Kedua, menyediakan cadangan penyisihan penghapusan

pembiayaan macet akibat kebangkrutan usaha nasabah. Ketiga, dengan

kiprahnya yang nyata dalam usaha-usaha peningkatan bidang

kesejahteraan sosial seperti pemberian bea siswa, santunan kesehatan,

sumbangan pembangunan sarana umum dan dapat membantu Baitul

Tamwil dalam mensukseskan kegiatan promosi produk-produk

penghimpunan dana (funding) dan penyalurannya kepada masyarakat.

Sumber dana Al-qardhul hasan di BMT Harapan Kita adalah dari

Baitul Maal dan 5% keuntungan dari BMT Harapan Kita. Baitul Maal

diperoleh dari zakat, infaq dan shadaqah yang dipercayakan nasabah

kepada BMT Harapan Kita.

2) Pencairan.

Dana pembiayaan al-qardhul hasan akan dicairkan setelah akad

perjanjian ditendatangani. Pencairan tersebut dapat diterima langsung

oleh nasabah.

3) Kewajiban Nasabah.

a) Nasabah wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada

waktu yang telah disepakati bersama.

b) Dalam penggunaan dana oleh nasabah, nasabah diharapkan mau

dibina dalam hal pengelolaan dana.

Page 73: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

c. Proses Pembiayaann Al-Qardhul Hasan Di BMT Harapan Kita.

1) Pengisian Formulir.

Formulir sudah disediakan dari BMT Harapan Kita dan nasabah juga

harus melampirkan :

a) Fotokopi KTP suami dan istri.

b) Fotokopi Kartu Keluarga.

c) Fotokopi Kartu Nikah.

d) Fotokopi rekening listrik.

2) Survey.

Dalam melakukan survey diharapkan BMT Harapan Kita mengetahui

bagaimana kondisi sebenarnya dari nasabah sehingga nanti proses

penggunaan dan pengembalian dana Al-qardhul hasan dapat

dipertanggungjawabkan. Dalam survey ini nantinya yang menentukan

iya dan tidaknya pencairan dana Al-qardhul hasan dapat dilaksanakan.

Tahapan dari survey yaitu :

a) Character

Survey mengenai karakter nasabah sangat diperlukan, apakah

nasabah itu jujur,apakah nasabah itu dapat dipercaya, apakah nasabah

termasuk orang yang baik. Nantinya karakter ini yang menentukan

dalam penggunaan dana Al-qardhul hasan dan tanggungjawab dalam

penggunaan dan pengembalian.

b) Capital

Kemampuan untuk membayar juga sangat penting dalam proses

pembiayaan Al-qardhul hasan. Survey dilakukan untuk mengetahui

Page 74: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

apakah nasabah nantinya memiliki iktikad baik untuk mengembalikan

dan juga kemampuan untuk mengembalikan dana Al-qardhul hasan.

c) Condition

Survey mengenai kondisi ini adalah mengenai kondisi nasabah

yang sebenarnya. Melihat dari kondisi rumahnya, keluarga, kemudian

bagaimana usahanya, penghasilan perbulan berapa, kondisi

lingkungan. Pihak BMT Hapan Kita juga meminta informasi dari

lingkungan sekitar sehingga dapat memperkuat data yang diperoleh.

3) Rapat.

Setelah dilakukan survey mengenai karakter, kemampuan

nasabah dan juga kondisi sebenarnya nasabah, langkah selanjutnya

adalah hasil survey itu di musyawarahkan dalam rapat yang dipimpin

langsung oleh Direktur BMT Harapan Kita. Rapat ini bertujuan untuk

menentukan disepakati atau tidak disepakati proses pembiaayaan Al-

qardhul hasan.

Dalam penerapan di BMT Harapan Kita, dalam tahap rapat ini

biasanya sudah terlihat disepakati atau tidaknya dari proses survey

yang telah dilakukan. Biasanya dalam survey sudah ada kesepakatan

kecil antara BMT Harapan Kita dan nasabah, yang selanjutnya

ditindaklanjuti dalam rapat. Untuk proses pembiayaan Al-qardhul

hasan dalam penerapan di BMT Harapan Kita.

4) Akad.

Survey sudah dilaksanakan dan sudah ada kesepakatan dari rapat

maka tahap selanjutnya adalah pembuatan akad. Kesepaktan-

kesepakatan antara BMT Harapan Kita dan nasabah dituangkan secara

tertulis dalam akad. Sehingga lebih jelas proses pembiayaan Al-

Page 75: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

qardhul hasan dan pengembalian. Ketentuan-ketentuan dalam akad

yang nantinya harus dilaksankan nasabah dan menjadi tanggungjawab

nasabah untuk melaksanakan dengan baik.

5) Pencairan pinjaman.

Proses yang terakhir adalah pencairan dana. Jika dana Al-qardhul

hasan digunakan untuk keperluan orang sakit, maka proses pencairan

dana akan lebih cepat dari proses biasanya karena untuk orang sakit,

dana digunakan secara mendesak dan tidak mungkin ditunda. Untuk

dana Al-qardhul hasan yang lain seperti untuk membangun rumah,

untuk usaha kecil. Biasanya proses pencairan dana hanya

membuntuhkan waktu kurang lebih satu Minggu.

d. Contoh Akad Pembiayaan Al-Qardhul Hasan Di BMT Harapan Kita.

1) Contoh Akad Al-qardhul Hasan.

AQAD Qardhul Hasan

NOMOR : I. 3.09.00539/BMT-HK/ QRH-HSN /III/2009

Bismillahirrohmanirrohim

“ Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba.” (Al-

Baqarah : 275)

(dalam hadits qudsi) “Aku adalah pihak ketiga bagi dua orang yang

melakukan syirkah, selama seorang diantara mereka tidak berkhianat

kepada kawan syarikatnya, apabila diantara mereka ada yang

berkhianat, maka Aku akan keluar dari mereka(tidak melindungi)”

HR Imam Daruquthni dari Abu Hurairah ra.

Pada hari ini Senin, tanggal 30 (tiga puluh) Maret 2009 (dua ribu sembilan), kami yang bertanda tangan di bawah ini :

Page 76: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

1. IZZUDDIN YOGYA, S.T Manager BMT HARAPAN KITA yang berkantor di Jl. Srandakan Km.06 Sapuangin, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Dalam hal ini bertindak dalam jabatannya berdasarkan Surat Keputusan No. I/BMT HK/IX/2008 tertanggal 03 (tiga) September 2008 (dua ribu delapan), sebagai Penerima Kuasa dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama HARTONO. Bendahara Pengurus KSP SYARIAH BMT HARAPAN KITA serta sah mewakili KSP SYARIAH BMT HARAPAN KITA yang berkantor di Jl. Srandakan Km.06 Sapuangin, Pandak, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Selanjutnya di sebut PIHAK PERTAMA

2. Nama : ANANG JUNAIDI, SH

Umur/ tempat/ tgl lahir : Bantul, 18 Mei 1972

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat KTP : Caturharjo,Pandak, Bantul

Alamat Rumah :Caturharjo, Pandak, Bantul.

Nomor KTP : 340206.180572.0001

No Telp/ Hp : (0274) 7878079

Dalam hal ini didampingi, dibantu dan telah mendapatkan persetujuan dari :

Nama : SRI MULYATI

Tempat/ tgl lahir : Bantul, 20 Januari 1982

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat KTP : Caturharjo, Pandak, Bantul.

Nomor KTP : 340206.600182.0002

Selanjutnya di sebut sebagai PIHAK KEDUA

Pihak Pertama dan Pihak Kedua selanjutnya di sebut para pihak yang bertindak sebagaimana tersebut diatas menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut:

(1) Perjanjian ini dilandaskan pada ketaqwaan kepada Allah SWT, saling percaya, ukhuwah islamiyah, dan rasa tanggung jawab.

(2) Berdasarkan formulir pengajuan permohonan pembiayaan Qardhul Hasan pada tanggal 29 Maret 2009 kepada Pihak Pertama.

Page 77: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

(3) Berdasar Surat persetujuan permohonan pembiayaan Qardhul Hasan tanggal 29 Maret 2009 kepada Pihak Kedua.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas para pihak bersepakat untuk mengadakan akad pembiayaan Murabahah dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut.

2) Analisis Contoh Akad Pembiayaan Al-qardhul Hasan Di BMT

Harapan Kita.

(1) Dalam contoh akad ini sudah sesuai dengan rukun akad

pembiayaan Al-qardhul hasan, yaitu :

(a) Peminjam yaitu sebagai pihak kedua bernama ANANG

JUNAIDI, SH telah mendapatkan persetujuan dari SRI

MULYATI.

Tertuang dalam akad sebagai berikut :

Pada hari ini Senin, tanggal 30 (tiga puluh) Maret 2009 (dua ribu sembilan), kami yang bertanda tangan di bawah ini :

1. IZZUDDIN YOGYA, S.T Manager BMT HARAPAN KITA yang berkantor di Jl. Srandakan Km.06 Sapuangin, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Dalam hal ini bertindak dalam jabatannya berdasarkan Surat Keputusan No. I/BMT HK/IX/2008 tertanggal 03 (tiga) September 2008 (dua ribu delapan), sebagai Penerima Kuasa dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama HARTONO. Bendahara Pengurus KSP SYARIAH BMT HARAPAN KITA serta sah mewakili KSP SYARIAH BMT HARAPAN KITA yang berkantor di Jl. Srandakan Km.06 Sapuangin, Pandak, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Selanjutnya di sebut PIHAK PERTAMA

2. Nama : ANANG JUNAIDI, SH

Umur/ tempat/ tgl lahir : Bantul, 18 Mei 1972

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat KTP : Caturharjo,Pandak, Bantul

Alamat Rumah :Caturharjo, Pandak, Bantul.

Page 78: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Nomor KTP : 340206.180572.0001

No Telp/ Hp : (0274) 7878079

Dalam hal ini didampingi, dibantu dan telah mendapatkan persetujuan dari :

Nama : SRI MULYATI

Tempat/ tgl lahir : Bantul, 20 Januari 1982

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat KTP : Caturharjo, Pandak, Bantul.

Nomor KTP : 340206.600182.0002

Selanjutnya di sebut sebagai PIHAK KEDUA

Pihak Pertama dan Pihak Kedua selanjutnya di sebut para pihak yang bertindak sebagaimana tersebut diatas menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut:

(1) Perjanjian ini dilandaskan pada ketaqwaan kepada Allah SWT, saling percaya, ukhuwah islamiyah, dan rasa tanggung jawab.

(2) Berdasarkan formulir pengajuan permohonan pembiayaan Qardhul Hasan pada tanggal 29 Maret 2009 kepada Pihak Pertama.

(3) Berdasar Surat persetujuan permohonan pembiayaan Qardhul Hasan tanggal 29 Maret 2009 kepada Pihak Kedua

(b) Pemberi Pinjaman sebagai pihak pertama BMT Harapan Kita

yang diwakilkan oleh IZZUDIN YOGYA, S.T sebagai

Manager BMT Harapan Kita.

(c) Jumlah Dana juga sudah tertera jelas di contoh akad sebesar

Rp.3.000.000 (tiga juta ribu rupiah).

Page 79: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Tertuang pada Akad Pasal 2 sebagai berikut :

Pasal 2

Jumlah Pembiayaan dan Penggunaan Pembiayaan

(1) Berdasarkan prinsip Qardhul Hasan pihak pertama telah memberi kuasa kepada pihak kedua untuk memanfatkan pinjaman secara jelas sebagai berikut :

a. Penggunaan Pembiayaan : Pembayaran Biaya Rumah Sakit.

b. Jumlah Kebutuhan : Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah)

(2) Pihak Kedua wajib melunasi pembiayaan tersebut sebesar Rp. 3.000.000,00 (tiga juta ribu rupiah).

Barang pada ayat (1) tersebut dipergunakan pihak kedua

untuk keperluan PEMBAYARAN BIAYA RUMAH

SAKIT.

(d) Ijab Qabul sudah dituangkan dalam akad.

(2) Sudah sesuai dengan syarat-syarat akad Al-qardhul hasan yaitu

(a) Adanya kerelaan 2 pihak yang dituangkan dalam akad antara

Anang Juanidi, SH sebagai nasabah dengan Izzuddin Yogya,

S.T sebagai pihak BMT Harapan Kita.

(b) Dana yang akan digunakan ada manfaat dan halal, dalam akad

ini sudah dijelaskan tujuan dari pengunnaan dana yaitu untuk

pembayaran biaya rumah sakit (yang tertuang pada pasal 2).

(3) Pada pasal 5 dijelaskan tentang jangka waktu pembayaran selama

4 bulan dihitung dari ditandatangani akad, jadi tiap bulan pihak

pertama melakukan pembayaran sebesar Rp. 750.000,- selama 4

bulan sampai pelunasan tanggal 30 Juli 2009, sesuai yang

disepakati.

Page 80: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Tertuang dalam Akad pada Pasal 5 sebagai berikut :

Pasal 5

Jangka Waktu Pembiayaan

Pihak kedua wajib melunasi total pembiayaan yang telah diberikan pihak pertama untuk pembelian barang dalam jangka waktu 04 (empat) bulan terhitung sejak tanggal ditandatanganinya akad ini, dan wajib dilunasi selambat-lambatnya pada tanggal 30 (tiga puluh) Juli 2009 (dua ribu sembian).

(4) Pada pasal 6 penjelasan mengenai pembayaran angsuran dan

denda. Penerapan denda tidak bertujuan untuk memberatkan tetapi

untuk tanggungjawab dari nasabah. Dalam penerapan di BMT

Harapan Kita terutama pada akad Al-qardhul hasan, hampir tidak

ada pemungutan denda asalkan ada iktikad baik, niat untuk

membayar dari nasabah.

Tertuang dalam Akad pada Pasal 6 sebagai berikut :

Pasal 6

Pembayaran Angsuran dan Denda

(1) Pihak kedua wajib melunasi pembiayaan tersebut secara tempo setiap bulan sejumlah Rp 3.000.000,00 (tiga juta rupiah).

(2) Pihak Kedua wajib membayar semua pinjaman tersebut paling lambat tanggal 30 (tiga puluh) Juli 2009 (dua ribu sembilan). Apabila karena suatu hal, BMT terpaksa melakukan penagihan ke tempat pihak kedua, maka akan dikenakan biaya tagih Rp. 5,000.00 (Lima ribu rupiah) setiap kali penagihan.

(3) Apabila pihak kedua karena kelalaiannya terlambat melakukan pembayaran angsuran maka dikenakan denda sebesar Rp. 10,000.00 (dua puluh ribu rupiah) yang bersifat final dan wajib dibayarkan kepada pihak pertama untuk dimasukkan ke dana Baitul Maal BMT Harapan Kita.

(5) Pasal 7 menjelaskan biaya-biaya yang dibebankan kepada

nasabah. Biaya-biaya administrasi tersebut merupakan faktor

penunjang, dimana tidak dicantumkan dalam Al-Qur'an, akan

Page 81: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

tetapi akad tersebut tidak akan ada tanpa adanya unsur-unsur

tersebut. Sehingga biaya administrasi dalam Al-qardhul hasan

merupakan persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat

dilaksanakan kontrak. Hal ini untuk menjaga kelestarian lembaga

keuangan Islam dan agar tidak susut nilainya akibat inflasi. Dalam

penerapan biaya ini di BMT Harapan Kita, diminimalkan agar

tidak memberatkan nasabah dan sesuai kesepakatan dari BMT

Harapan Kita dan nasabah. Bahkan dalam penerapan sebenarnya,

nasabahlah yang berinisiatif untuk menambahkan biaya-biaya lain

ini sebagai wujud tanda terima kasih karena proses pembiayaan Al-

qardhul hasan dapat berjalan dengan baik.

Tertuang pada Pasal 7 dalam Akad sebagai berikut :

Pasal 7

Biaya–Biaya

Biaya administrasi, biaya materai, biaya notaris dan biaya-biaya lain yang timbul sehubungan dengan pemberian pembiayaan ini merupakan beban dan harus dibayar oleh Pihak Kedua, yang terdiri dari:

a. Biaya Administrasi Rp 10.000,00(sepuluh rupiah)

b. Biaya Materai Rp 0,00 (nol rupiah)

c. Biaya Provisi Rp 20.000,00 (dua puluh rupiah)

d. Biaya Institusional Fee Rp 10.000,00 +

Jumlah Biaya Rp 40.000,00(empat puluh ribu rupiah)

(6) Menurut pasal 8 pada contoh akad Al-qardhul hasan ini

menjelaskan tentang jaminan. Pada penerapan di BMT Harapan

Kita, jaminan hanya ditujukan pada akad-akad selain akad Al-

qardhul hasan. Pelaksanaan akad Al-qardhul hasan di BMT

Harapan Kita tidak ada jaminan untuk proses ini.

Page 82: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Tertuang dalam Akad pada Pasal 8 :

Pasal 8

Jaminan

Guna menjamin pembayaran kembali pembiayaan ini dan segala biaya lainnya yang dibebankan oleh Pihak pertama kepada Pihak Kedua, dan sebagai bagian yang tidak dapat terpisahkan dari akad ini, maka Pihak Kedua dengan ini memberikan atau menyerahkan jaminan kepada Pihak Pertama sebagaimana tersebut di bawah ini berupa : - (tidak ada)

Sedang asli dokumen tersebut statusnya berada dalam kekuasaan Pihak Pertama, sedang pihak Kedua menyatakan selama kewajiban Pihak Kedua belum selesai, maka Pihak Kedua tidak boleh dan tidak berhak untuk memindahtangankan barang jaminan tersebut.

(7) Untuk memenuhi ketentuan suatu akad maka contoh akad Al-

qardhul hasan yang diterapkan di BMT Harapan Kita, sudah

memenuhi ketentuan suatu akad yaitu dengana adanya :

a) Tujuan pemberian fasilitas Al-qardhul hasan harus jelas dan

sangat diharapkan tidak terjadi penyimpangan dalam

penggunaannya serta sesuai dengan kondisi real. Dalam contoh

akad ini sudah dijelaskan tujuan pengguanaan untuk

pembayaran biaya rumah sakit.

b) Masa pinjaman dan sistem penegembaliannya harus

dicantumkan dalam akad yang jelas serta adanya penetapan

cara pembayaran dengan angsuran atau tunai. ini juga sudah

diterangkan dalan contoh akad sesuai dengan pasal 5 dan pasal

6.

Sesuai dengan proses pembiayaan pada akad Al-qardhul hasan

di BMT Harapan Kita, bahwa pihak pertama sudah memenuhi

prosedur dengan mengajukan formulir pembiayaan Al-qardhul

hasan yang tercantum pada contoh akad Al-qardhul hasan.

Page 83: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 70

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan dan hasil analisis yang di

lakukan maka disimpulkan sebagai berikut:

1. Keutamaan dan keistimewaan dari sistem Al-qardhul hasan yang diterapkan

pada BMT Harapan Kita Bantul.

Bahwa suatu BMT jika mempunyai Baitul Maal yang kuat pasti akan

menerapkan sistem Al-qardhul hasan pada proses pembiayaan BMT tersebut.

BMT Harapan Kita salah satu dari BMT yang mempunyai sumber dana dari

Baitul Maal yang kuat. Sehingga penerapan Al- qardhul hasan dapat

dilakukan dengan baik. Sumber dana memang diambilkan dari Baitul Maal

yang memang berfungsi untuk kepentingan sosial dan kesejahteraan

masyarakat. Dengan penyaluran dana dalam bentuk akad Al-qardhul hasan

yaitu pinjaman yang ditujukan untuk orang tidak mampu/orang yang

membutuhkan, dengan jumlah pengembalian sama dengan jumlah yang

dipinjam.

Keistimewaan dari produk Al-qardhul hasan yang diterapkan di BMT

Harapan Kita adalah produk ini memang sasaran terhadap orang yang tidak

mampu, tetapi juga harus yang mempunyai profesi dan dapat dipercaya. Jadi

nantinya dalam dana Al-qardhul hasan dapat digunakan untuk usaha sehingga

meningkatkan derajat bagi si peminjam.

Keutamaan dari sistem Al-qardhul hasan ini adalah sebagai wujud

kepedulian BMT Harapan Kita terhadap masyarakat sekitar. Karena dana

diambilkan dari Baitul Maal yang memang berorientasi untuk sosial. Dan

diharapkan dengan bantuan modal dengan sistem Al-qardhul hasan dapat

Page 84: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

meringankan beban orang yang membutuhkan dan menjadi ladang

amal/pahala bagi BMT Harapan Kita yang memang mempunyai niat tulus

untuk menolong.

2. Penerapan sistem Al-qardhul hasan pada BMT Harapan Kita

Dalam penerapan proses pembiayaan Al-qardhul hasan melalui 5 tahap yaitu :

a. Pengisian formulir dengan melampirkan fotokopi KTP suami dan istri,

Fotokopi Kartu Keluarga dan fotokopi rekening listrik.

b. Adanya survey yang dilakukan oleh pihak BMT Harapan Kita yaitu

survey mengenai karakter nasabah (carakter), kemampuan nasabah

dalam pengembalian dana (capital) dan kondisi/keadaan sebenarnya

dari nasabah (condition).

c. Tahap selanjutnya adalah rapat. Setelah survey dilakukan, penentuan

disepakati atau tidak terletak pada rapat yang dipimpin langsung oleh

direktur BMT Harapan Kita.

d. Tahap Keempat adalah akad. Setelah adanya kesepakatan maka

kesepakatan itu dituangkan dalam akad.

e. Tahap terakhir adalah pencairan dana.

Page 85: PENERAPAN FUNGSI SOSIAL (CHARITY) PADA BAITUL MAAL ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

B. Saran.

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis maka dapat

disampaikan saran sebagai berikut:

1. Melakukan peningkatan survey terhadap nasabah, tidak hanya nasabah dalam

proses pembiaayan Al-qardhul hasan tetapi juga semua produk pembiayaan di

BMT Harapan Kita, jadi nantinya dana yang digunakan bisa tepat pada niat

pertama penggunaan/ tidak terjadi penyimpangan karena ini juga menjadi

tanggungjawab BMT.

2. Agar meningkatkan penyaluran dana Al-qardhul hasan sehingga dapat

meratakan bantuan modal terhadap oarng yang tidak mampu dan juga

meningkatkan progam-progam sosial agar BMT dapat lebih berguna untuk

masyarakat dan sebagai orientasi ibadah baik dari sisi hubungan manusia

(habluminnaas) dan hubungan dengan Allah (habluminaAllah).