PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

165
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN MANDIRI (BIM) DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK USAHA KECIL MENENGAH DI KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2009 SKRIPSI Oleh : ROHMATUL AZIIZAH K7404025 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Transcript of PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

Page 1: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN MANDIRI (BIM)

DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK USAHA KECIL MENENGAH

DI KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR

TAHUN 2009

SKRIPSI

Oleh :

ROHMATUL AZIIZAH

K7404025

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Page 2: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

SURAKARTA

2010

PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN MANDIRI (BIM)

DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK USAHA KECIL MENENGAH

DI KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR

TAHUN 2009

Oleh :

ROHMATUL AZIIZAH

NIM K7404025

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Page 3: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, 27 Januari 2011

Persetujuan Pembimbing,

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Sukirman, M.M Laili Faiza Ulfa, SE.M.M

NIP. 19500617 198203 1 001 NIP. 19780803 200312 2 002

Page 4: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Kamis

Tanggal : 27 Januari 2011

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang

Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd

Sekretaris : Jaryanto, S.Pd., M.Si.

Anggota I : Drs. Sukirman, M.M

Anggota II : Laily Faiza Ulfa, S.E, M.M

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Page 5: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

Skripsi ini telah direvisi sesuai dengan arahan dari Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan

diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd .....................

Sekretaris : Jaryanto, S.Pd., M.Si ........................

Anggota I : Drs. Sukirman, M.M ......................

Page 6: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Anggota II : Laili Faiza Ulfa, SE, M.M ........................

ABSTRAK

Rohmatul Aziizah, K7404025. PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL

(BMT) BINA INSAN MANDIRI (BIM) DALAM PEMBIAYAAN

MUDHARABAH UNTUK USAHA KECIL MENENGAH (UKM) DI

KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN

2009. Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas

Sebelas Maret Surakarta, Oktober 2010.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui latar belakang BMT Bina

Insan Mandiri dalam mengadakan pembiayaan mudharabah, (2) Untuk mengetahui

prosedur permohonan pembiayaan mudharabah yang dilaksanakan di BMT Bina

Insan Mandiri, (3) Untuk mengetahui peranan pemberian pembiayaan mudharabah di

BMT Bina Insan Mandiri terhadap tingkat perkembangan usaha kecil menengah

(UKM) di Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar tahun 2009, (4) Untuk

mengetahui hambatan yang dihadapi oleh BMT Bina Insan Mandiri dalam proses

penyaluran pembiayaan mudharabah kepada pengusaha kecil di Kecamatan

Gondangrejo serta solusi menangani tersebut.

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka penelitian ini menggunakan

metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah

purposive sampling (sampel bertujuan) dan snowball sampling, yaitu sampel yang

diambil tidak ditentukan oleh besarnya sampel melainkan lebih ditekankan terhadap

Page 7: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pemahaman sampel pada permasalahan yang diteliti dan peneliti dapat

mengumpulkan data tanpa rencana, semakin lama semakin menemukan informan

yang paling mengetahui informasi pada akhirnya akan menggali informasi secara

lengkap dan mendalam. Sampel penelitian adalah sejumlah data tertentu sampai dapat

memberikan keterangan dalam pengambilan kesimpulan penelitian.Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah trianggulasi data. Teknik analisis data yang

digunakan adalah model analisis interaktif.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, (1) latar belakang

BMT Bina Insan Mandiri (BIM) dalam mengadakan pembiayaan mudharabah

kepada pengusaha kecil menengah adalah sesuai dengan misi BMT Bina Insan

Mandiri (BIM) sebagai lembaga keuangan mikro syari‟ah yang membantu dan

mendorong kemaslahatan usaha kecil menengah dengan memberikan pembiayaan

sesuai prinsip-prinsip syariah yang bebas dari riba. (2) prosedur permohonan

pembiayaan mudharabah yang dilaksanakan di BMT Bina Insan Mandiri (BIM)

meliputi: Solitisasi, analisis, penyerahan jaminan, persetujuan pembiayaan, perjanjian

dan akad, pencairan pembiayaan, perhitungan bagi hasil, pembayaran angsuran, dan

monitoring. (3) Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembiayaan

mudharabah yang diberikan oleh BMT Bina Insan Mandiri (BIM) dapat

meningkatkan perkembangan usaha kecil menengah di Kecamatan Gondangrejo

dilihat dari semakin bertambahnya nasabah pembiayaan di BMT Bina Insan Mandiri

(BIM) selain itu juga dapat dilihat dari semakin meningkatnya

pendapatan usaha kecil menengah yang mendapat pembiayaan dari BMT Bina Insan

Mandiri (BIM). (4) Hambatan yang dihadapi oleh BMT Bina Insan Mandiri (BIM)

dalam penyaluran pembiayaan mudharabah kepada usaha kecil menengah di

Kecamatan Gondangrejo yaitu: minimnya pengetahuan masyarakat tentang system

bagi hasil yang sesuai syariah. Untuk mengatasi hambatan tersebut pihak BMT Bina

Insan Mandiri (BIM) membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasi mengenai

perbankan syariah. Kejujuran nasabah dalam melaporkan laporan keuangan kepada

BMT Bina Insan Mandiri. Untuk mengatasi hambatan tersebut pihak BMT berusaha

Page 8: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mendatangi nasabah pembiayaan secara terjadwal untuk mengetahui keadaan usaha

yang sesungguhnya. Tidak adanya laporan keuangan dari nasabah yang tersusun rapi

dan jelas. Untuk mengatasi hal ini maka pihak BMT Bina Insan Mandiri (BIM)

meminta para nasabah untuk menyusun laporan keuangannya setiap periode.

Penyimpangan dana oleh nasabah. Untuk mengatasi hal ini dengan meminimalisir

pengeluaran dana pembiayaan untuk konsumsi rumah tangga. Beberapa nasabah

merantau ke luar Jawa. Untuk mengatasi hal tersebut BMT Bina Insan Mandiri (BIM)

membuat perjanjian yang sah dan kuat secara hukum dengan nasabah pembiayaan.

Pembayaran angsuran yang kurang lancar. Untuk mengatasi hambatan-hambatan

tersebut pihak BMT Bina Insan Mandiri (BIM) memberlakukan sanksi berupa denda

keterlambatan bagi nasabah yaitu sebesar 3% apabila nasabah terlambat membayar

angsuran minimal 5 hari setelah jatuh tempo.

MOTTO

... Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan. Maka apabila kamu

telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah urusan yang lain dengan

sungguh- sungguh. Dan hanya pada Tuhanmu-lah hendaknya kamu

berharap.

(Qs. Al-Insyirah, 5-8)

Keimanan yang paling utama adalah kesabaran dan sikap lapang dada.

( Al-Hadits)

Page 9: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hidup adalah proses belajar. Belajar untuk selalu menjadi lebih baik

bukan menjadi sempurna karena kesempurnaan hanya milik Allah.

(Penulis)

Page 10: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang, cinta

kasih dan terima kasih penulis kepada :

Suamiku tercinta Abu Umar Saifullah dan permata hatiku

Muhammad Umar Saifullah yang selalu memberikan do‟a, cinta

dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini dengan lancar.

Umi, umi, umi dan Abi yang telah memberikan do‟a restu dan

dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini dengan lancar.

Bapak Jiman dan Ibu Surati yang telah memberikan dukungan

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar.

Adik-adik ku yang manis Anis, Hanif, Sofi, gapailah cita-cita mu

setinggi langit.

Keluarga besar di Kragan, Matesih, dan Batang.

Almamater UNS.

Page 11: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan

rahmat,hidayah, dan kemudahan dari-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan

dengan baik oleh penulis untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan.

Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan penulisan

skripsi ini dapat diatasi dengan baik karena bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu

atas segala bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini.

3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan

Akuntansi, yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi.

4. Muhtar, Spd. Msi., selaku Pembimbing Akademik penulis yang telah memberikan

dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Drs. Sukirman, M.M., selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,

pengarahan, dorongan, semangat, dengan bijaksana sehingga skripsi ini dapat

selesai dengan lancar..

6. Laili Faiza Ulfa, SE.,M.M., selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dengan baik selama penyusunan skripsi ini.

7. Bapak & ibu dosen pendidikan Akuntansi yang telah memberikan ilmunya selama

menempuh pendidikan di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

8. Staf karyawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah membantu kelancaran dalam urusan administrasi.

Page 13: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9. Mulyoto, Amd., selaku Manajer Umum BMT Bina Insan Mandiri (BIM)

Gondangrejo Karanganyar yang telah memberikan ijin penelitian di BMT Bina

Insan Mandiri dan telah membantu kelancaran penelitian penulis.

10. Seluruh staf karyawan BMT Bina Insan Mandiri Gondangrejo Karanganyar yang

telah membantu kelancaran penulis selama mengadakan penelitian di BMT Bina

Insan Mandiri Gondangrejo Karanganyar.

11. Para pengusaha kecil menengah di Kecamatan Gondangrejo yang telah bersedia

memberikan informasi kepada penulis.

12. Suamiku tercinta dan permata hatiku, kalian adalah anugerah terindah dari Allah

untukku. Senyuman dan cinta dari kalian yang memberi kekuatan bagiku.

13. Umi & Abi atas doa yang tak henti mengalir dan semangat yang tak pernah

padam, karya kecil ini sebagian dari wujud baktiku kepada kalian berdua.

14. Bapak & ibu atas dukungan dan bantuannya mengasuh si kecil selama penulis

menyelesaikan kuliah.

15. Keluarga besar di Batang, Matesih, dan Kauman yang selalu mendoakan penulis,

“kupenuhi janjiku pada kalian”.

16. Teman-teman yang selalu memberikan dorongan, „My Best Prend‟ Ukh Ipuk &

Dek Atong, teman-teman kos Inabah, terutama kamar 11 Dek Asih (terimakasih

sudah jadi basecamp ku).

17. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari

Allah SWT. Amin.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,

namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya

dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.

Page 14: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Surakarta, 05 Desember 2010

Penulis

Page 15: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN........................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iv

HALAMAN ABSTRAK................................................................................. vi

HALAMAN MOTTO..................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... ix

KATA PENGANTAR.................................................................................... x

DAFTAR ISI................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL........................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1

B. Perumusan Masalah..................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian......................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian....................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI....................................................................... 8

A. Tinjauan Pustaka.......................................................................... 8

1. Bank Islam............................................................................. 9

a. Sejarah Perbankan Syariah................................................ 9

b. Pengertian Bank Islam...................................................... 12

c. Peranan Bank Islam........................................................... 12

d. Alasan Adanya Bank Syariah........................................... 14

e. Dasar Falsafah Bank Syariah............................................ 16

f. Ciri-ciri Bank Syariah....................................................... 19

g. Sistem Bunga dengan Sistem Bagi Hasil......................... 20

Page 16: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Koperasi Jasa Keuangan Syariah.......................................... 26

a. Sejarah Koperasi Jasa Keuangan Syariah di Indonesia... 26

b. Pengertian Koperasi Jasa Keuangan Syariah................... 26

c. Badan Hukum dan Struktur Organisasi BMT.................. 29

d. Tujuan dan Ciri-ciri BMT................................................ 32

e. Produk-produk BMT........................................................ 34

f. Peranan dan Prinsip BMT................................................ 37

3. Perjanjian dan Akad.......................`....................................... 41

a. Perjanjian......................................................................... 41

b. Akad................................................................................ 42

4. Pembiayaan Al-Mudharabah................................................ 43

a. Pengertian Al-Mudharabah............................................. 43

b. Rukun Al-Mudharabah.................................................... 44

c. Landasan Syariah............................................................. 45

d. Jenis-jenis Al-Mudharabah.............................................. 48

e. Manfaat dan Resiko Al-Mudharabah............................... 48

5. Kredit..................................................................................... 49

a. Pengertian Kredit............................................................. 49

b. Tujuan dan Fungsi Kredit................................................ 50

c. Jenis-jenis Kredit............................................................. 52

6. Usaha Kecil Menengah.......................................................... 55

a. Pengertian Usaha Kecil Menengah.................................. 55

b. Karakteristik Usaha Kecil Menengah.............................. 56

c. Modal Usaha Kecil Menengah......................................... 58

d. Keunggulan dan Kelemahan Usaha Kecil Menengah...... 58

e. Hambatan Perkembangan Usaha Kecil Menengah.......... 59

B. Hasil Penelitian Yang Relevan.................................................... 60

C. Kerangka Pemikiran.................................................................... 62

BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................... 65

Page 17: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

A. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................... 65

1. Tempat Penelitian.................................................................. 65

2. Waktu Penelitian.................................................................... 65

B. Bentuk dan Strategi Penelitian..................................................... 66

1. Bentuk Penelitian................................................................... 66

2. Strategi Penelitian.................................................................. 68

C. Sumber Data................................................................................. 68

1. Informan................................................................................. 69

2. Arsip dan Dokumen............................................................... 70

3. Observasi................................................................................ 70

4. Foto........................................................................................ 70

5. Kepustakaan........................................................................... 71

D. Teknik Sampling.......................................................................... 71

E. Teknik Pengumpulan Data........................................................... 73

1. Wawancara............................................................................. 73

2. Observasi................................................................................ 75

3. Dokumentasi.......................................................................... 76

4. Foto........................................................................................ 77

F. Validitas Data............................................................................... 77

G. Teknik Analisis Data.................................................................... 78

H. Prosedur Penelitian...................................................................... 81

BAB IV HASIL PENELITIAN.................................................................... 83

A. Deskripsi Lokasi Penelitian......................................................... 83

1. Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Bina Insan Mandiri. 83

a. Identitas Kelembagaan..................................................... 83

b. Sejarah Berdirinya BMT Bina Insan Mandiri.................. 84

c. Visi dan Misi BMT Bina Insan Mandiri.......................... 85

d. Ciri-ciri BMT Bina Insan Mandiri................................... 85

e. Tujuan BMT Bina Insan Mandiri................................... 86

Page 18: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

f. Struktur BMT Bina Insan Mandiri.................................. 86

g. Tugas Masing-masing Bagian.......................................... 88

2. Keanggotaan BMT Bina Insan Mandiri................................. 92

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian.............................................. 93

1. Latar Belakang BMT Bina Insan Mandiri

dalam Memberikan Produk Pembiayaan Mudharabah......... 93

2. Prosedur Pelaksanaan Pemberian Pembiayaan Mudharabah

kepada Nasabah BMT Bina Insan Mandiri............................ 96

a. Produk-produk Usaha BMT Bina Insan Mandiri............. 96

b. Prosedur Pembiayaan di BMT Bina Insan Mandiri......... 100

3. Peranan BMT Bina Insan Mandiri (BIM)

Terhadap Tingkat Perkembangan Usaha Kecil Menengah

di Kecamatan Gondangrejo.................................................... 111

4. Hambatan-hambatan yang Dihadapi oleh

BMT Bina Insan Mandiri dalam Proses Penyaluran

Pembiayaan Mudharabah serta Solusinya............................. 116

C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori.............. 120

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN...................................... 129

A. Kesimpulan.................................................................................. 129

B. Implikasi...................................................................................... 134

1. Implikasi Teoritis................................................................... 134

2. Implikasi Praktis.................................................................... 135

C. Saran............................................................................................. 135

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 137

LAMPIRAN..................................................................................................... 139

Page 19: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbedaan Sistem Bunga dengan Sistem Bagi Hasil 25

Tabel 2. Produk-produk Perbankan Syariah 37

Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian 66

Tabel 4. Jenis-jenis Simpanan BMT Bina Insan Mandiri 98

Tabel 5. Peningkatan Modal Usaha Kecil Menengah 113

Tabel 6. Peningkatan Pendapatan Usaha Kecil Menengah 114

Page 21: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Evaluasi Kegiatan Perbankan Dalam Masyarakat Islam 11

Gambar 2. Struktur Organisasi BMT Standar PINBUK 31

Gambar 3. Alur Kerangka Pemikiran 64

Gambar 4. Skema Model Analisis Data Interaktif 80

Gambar 5. Prosedur Penelitian 82

Gambar 6. Struktur Organisasi BMT Bina Insan Mandiri 87

Gambar 7. Prosedur Pembiayaan BMT Bina Insan Mandiri 104

Gambar 8. Grafik Perkembangan Usaha Kecil Menengah yang Mendapat

Pembiayaan Mudharabah dari BMT Bina Insan Mandiri 115

Page 23: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan perbankan Islam merupakan fenomena yang sangat menarik

bagi kalangan akademisi maupun praktisi dalam 20 tahun terakhir. IMF juga telah

melakukan kajian-kajian atas praktek perbankan Islam sebagai salah satu

alternatif sistem keuangan Internasional yang memberikan peluang sebagai

upaya penyempurnaan sistem keuangan Internasional yang belakangan dirasakan

banyak sekali mengalami goncangan dan ketidakstabilan yang menyebabkan

krisis dan keterpurukan ekonomi akibat lebih dominannya sektor finansial

dibanding sektor riil dalam hubungan perekonomian dunia.

Perkembangan perbankan dengan menggunakan prinsip syari'ah atau lebih

dikenal dengan nama bank syari'ah di Indonesia bukan merupakan hal yang asing

lagi. Mulai awal tahun 1990 telah terealisasi ide tentang adanya bank Islam di

Indonesia, yang merupakan bentuk penolakan terhadap sistem bunga bank atau

dalam Islam dikenal dengan sistem riba. Apalagi dengan dikeluarkannya fatwa

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengenai haramnya bunga bank, maka banyak

masyarakat yang mengalihkan perhatiannya untuk menabung maupun meminjam

di bank syari‟ah, dan meninggalkan bank konvensional. Keputusan masyarakat ini

didasarkan karena adanya sistem yang tidak sesuai syariat Islam yaitu sistem riba

yang diterapkan oleh bank–bank konvensional yang pada dasarnya merugikan para

nasabah, terutama para peminjam dengan adanya pembebanan suku bunga bank

yang tinggi saat pengembalian pinjaman yang sebenarnya memberatkan nasabah

peminjam.

Page 24: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam perkembangannya, nasabah bank–bank syari‟ah tidak hanya berasal

dari kalangan umat Islam saja, tetapi umat agama selain Islam pun mulai ikut

menginvestasikan dananya ke bank–bank syariah. Elyn menyatakan sebagaimana

telah dikutip oleh Edy Wibowo dan Untung Hendy (89: 2005) “Nasabah bank

syari‟ah tidak hanya eksklusif masyarakat beragama Islam saja. Namun, juga

mereka yang beragama lain”. Achmad Baraba (2009: 8) dalam jurnal

penelitiannya menyatakan bahwa “Sampai saat ini jumlah lembaga-lembaga

keuangan Islam diseluruh dunia telah mendekati jumlah 200 lembaga

keuangan syariah (LKS), tersebar baik dinegara berpenduduk muslim

maupun dinegara barat seperti di Inggris, Swiss, Denmark, Perancis dan lain-

lain, juga di Amerika dan Australia dalam bentuk koperasi-koperasi”.

Antusiasme masyarakat terhadap lembaga-lembaga jasa keuangan syari‟ah

semakin meningkat dari tahun ketahun, hal ini dikarenakan bank syari'ah dalam

kegiatan operasionalnya tidak menggunakan sistem bunga seperti yang diterapkan

di bank-bank konvensional, tetapi dalam kegiatan operasionalnya bank syari‟ah

menerapkan sistem anti riba, yaitu tidak menggunakan adanya bunga melainkan

sistem profit sharing and loss sharing atau bagi hasil. Sistem bagi hasil yang

dilaksanakan oleh bank syari‟ah dirasakan lebih adil dan jujur dibandingkan

dengan sistem bunga di bank konvensional.

Minat masyarakat terhadap lembaga–lembaga keuangan syari‟ah ini,

disambut baik oleh berbagai pihak dengan mendirikan berbagai lembaga keuangan

syari‟ah baik yang berskala makro seperti Bank Syariah Mandiri, Bank Rakyat

Indonesia Syariah maupun BNI Syariah, juga yang berskala mikro seperti

Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Pemerintah juga menyambut baik, hal ini

dibuktikan dengan keluarnya undang – undang khusus yang mengatur perbankan

syari‟ah di Indonesia yaitu UU RI No 10 tahun 1998 tentang undang –undang

perbankan syari‟ah sebagai perubahan dari UU No.7 tahun 1992 tentang

perbankan. Dengan keluarnya undang –undang ini semakin mendorong berdirinya

bank–bank syariah dan juga koperasi jasa keuangan syari'ah di Indonesia.

Page 25: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Salah satu lembaga keuangan syari‟ah yang diminati oleh masyarakat adalah

Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). BMT berdiri dengan latar belakang adanya

kenyataan bahwa lembaga keuangan syari‟ah Indonesia yang ada saat ini belum

dapat diakses masyarakat secara luas. BMT merupakan lembaga keuangan mikro

syariah berbentuk koperasi. Saat ini perkembangan BMT selalu meningkat dari

tahun ketahun. Menurut Asosiasi BMT se Indonesia (Absindo, 2008) pada tahun

2002-2004 jumlah BMT ada 879. Tahun 2005-2006 meningkat menjadi 4200

BMT, tahun 2007-2009 mengalami peningkatan yang signifikan menjadi sekitar

8800 BMT.

Peningkatan jumlah Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) ini tidak terlepas dari

adanya kepercayaan masyarakat terhadap sistem pembiayaan yang dijalankan oleh

BMT dan juga produk – produk jasa yang ditawarkan oleh BMT. Selain itu, BMT

lebih fleksibel dalam menjangkau masyarakat kalangan bawah menengah, yaitu

lembaga ekonomi rakyat kecil. Produk yang dimiliki oleh Baitul Maal Wa Tamwil

(BMT) merupakan sarana dalam menjalankan tujuannya, yaitu tujuan di bidang

bisnis dan juga tujuan di bidang sosial. Produk yang ditawarkan di bidang bisnis

tersebut misalkan simpanan dan pembiayaan, selain kedua produk tersebut BMT

juga memiliki produk yang berfungsi dalam bidang sosial, yaitu zakat, infak,

sodaqoh dan wakaf.

Pembiayaan yang diterapkan dalam suatu Baitul Maal Wa Tamwil (BMT)

berdasarkan pada dua prinsip utama yang pertama prinsip syariah yaitu dengan

sistem bagi hasil (profit sharing) dan juga berbasis pada prinsip kebebasan. Zainul

Arifin (2000: 29) menyatakan bahwa “Meskipun mekanisme bagi hasil saat ini

telah menjadi metode unggulan bagi perbankan syariah, namun perlu ditegaskan

bahwa posisi syariah juga berbasis pada prinsip kebebasan berkontrak adalah

fleksibel”. Hal utama yang membedakan antara BMT dengan bank konvensional

adalah cara menghimpun dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat, yaitu

harus sesuai dengan prinsip- prinsip syariah. Skema produk Koperasi Jasa

Keuangan Syariah merujuk pada dua kategori kegiatan ekonomi yaitu produksi

Page 26: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan distribusi. Kegiatan pertama dilaksanakan dengan sistem profit sharing

(mudharabah), sedangkan kegiatan distribusi pemanfaatan hasil–hasil produk

dilakukan melalui sistem jual beli (murabahah) dan juga sewa menyewa (ijarah).

Produk Koperasi Jasa Keuangan Syariah yang dapat digunakan oleh

pengusaha kecil adalah mudharabah, yaitu BMT memberikan dana 100% untuk

kepentingan pengusaha kecil dalam menjalankan usaha atau proyek. Sedangkan

pengusaha memberikan modalnya yaitu berupa tenaga serta keahliannya dalam

menjalankan usaha, laba usaha yang diperoleh akan dibagi berdasarkan rasio atau

nisbah sesuai dengan perjanjian. Sedangkan apabila usaha mengalami kerugian

yang timbul akibat dari hal-hal yang bukan karena kelalaian atau penyelewengan

pengusaha, akan ditanggung oleh Koperasi Jasa Keuangan Syari‟ah, tetapi apabila

kerugian disebabkan oleh kelalaian pengusaha, akan ditanggung oleh pengusaha

sendiri. Dengan pinjaman mudharabah ini, pengusaha kecil tidak disusahkan

dengan bunga dari pinjaman tersebut, karena dalam sistem pembiayaan ini,

diterapkan sistem bagi hasil yaitu pengusaha kecil berkonsentrasi menjalankan

usahanya, supaya tetap berjalan lancar dan laba terus meningkat, sedangkan BMT

akan menerima bagian dari hasil usaha yang dijalankan oleh pengusaha sesuai

dengan perjanjian.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan peneliti diatas,

dan dengan melihat berbagai anggapan masyarakat yang timbul terhadap

pemahaman perbankan syari'ah, dimana dalam hal ini lebih khususnya pada

perihal pembiayaan mudharabah, maka peneliti ingin mengkaji lebih dalam

tentang peranan pembiayaan mudharabah terhadap perkembangan usaha kecil

menengah (UKM) di kecamatan Gondangrejo. BMT Bina Insan Mandiri (BIM)

merupakan salah satu lembaga keuangan syari'ah yang menawarkan pembiayaan

mudharabah tersebut. Untuk lebih mendalami pembiayaan mudharabah di BMT

Bina Insan Mandiri di Gondangrejo tahun 2009, maka peneliti ingin melakukan

penelitian ini dengan judul:

Page 27: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN

MANDIRI (BIM) DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK

USAHA KECIL MENENGAH (UKM) DI KECAMATAN

GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2009.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka penelitian

dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah yang menjadi latar belakang bagi BMT Bina Insan Mandiri dalam

mengadakan pembiayaan mudharabah?

2. Bagaimana tata cara/prosedur permohonan pembiayaan mudharabah yang

dilaksanakan di BMT Bina Insan Mandiri ?

3. Bagaimana peranan pembiayaan mudharabah di BMT Bina Insan Mandiri

terhadap perkembangan usaha kecil menengah (UKM) di kecamatan

Gondangrejo tahun 2008?

4. Hambatan –hambatan apa saja yang dihadapi oleh BMT Bina Insan Mandiri

dalam proses penyaluran pembiayaan mudharabah kepada pengusaha kecil di

Kecamatan Gondangrejo serta solusi apa saja untuk mengatasi hal tersebut?

C. Tujuan Penelitian

Menurut Lexy J.Moleong ( 2002:62 ) “Tujuan penelitian adalah

memecahkan masalah”. Maka secara umum tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui latar belakang BMT Bina Insan Mandiri dalam mengadakan

pembiayaan mudharabah.

2. Untuk mengetahui tata cara/prosedur permohonan pembiayaan mudharabah

yang dilaksanakan di BMT Bina Insan Mandiri.

Page 28: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Untuk mengetahui peranan pemberian pembiayaan mudharabah di BMT Bina

Insan Mandiri terhadap tingkat perkembangan usaha kecil menengah (UKM) di

Kecamatan Gondangrejo.

4. Untuk mengetahui hambatan –hambatan apa saja yang dihadapi oleh BMT Bina

Insan Mandiri dalam proses penyaluran pembiayaan mudharabah kepada

pengusaha kecil di Kecamatan Gondangrejo serta untuk mengetahui solusi

menangani hal tersebut.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis merupakan manfaat yang berhubungan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan secara konsep maupun teori. Manfaat yang ingin

diperoleh dalam penelitian ini adalah :

a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan

tentang akuntansi perbankan syariah.

b. Untuk lebih mendukung teori –teori yang sudah ada sehubungan dengan

masalah pembiayaan mudharabah.

2. Manfaat Praktis

Selain manfaat secara teoritis, penelitian ini juga diharapkan memberikan

manfaat secara praktis, yaitu manfaat yang berkaitan dengan pihak –pihak yang

terkait. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah :

a. Bagi Koperasi Jasa Keuangan Syariah Bina Insan Mandiri

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

mengenai peranan pembiayaan mudharabah.

b. Bagi pihak lain

Page 29: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk praktisi lain yang berkeinginan

memperdalam pengetahuan di bidang akuntansi syariah.

c. Bagi peneliti

Dengan melakukan penelitian ini, peneliti dapat menambah pengetahuan

mengenai pembiayaan mudharabah yang dilaksanakan oleh Koperasi Jasa

Keuangan Syariah.

Page 30: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Untuk memberikan gambaran dasar teoritis yang digunakan dalam

pembentukan kerangka pemikiran, maka peneliti mengajukan beberapa teori yang

relevan dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Marx dan

Goodson dalam Lexy J. Moleong (2000: 35) menyatakan bahwa :

Teori ialah aturan yang menjelaskan proporsi atau seperangkat proporsi yang

berkaitan dengan fenomena alamiah dan terdiri atas representasi simbolik

dari (1) hubungan-hubungan yang dapat diamati diantara kejadian-kejadian

(yang diukur), (2) mekanisme atau struktur yang diduga mendasari

hubungan-hubungan demikian, dan (3) hubungan-hubungan yang

disimpulkan serta mekanisme dasar yang dimaksudkan untuk data dan yang

diamati tanpa adanya manifestasi hubungan empiris apapun secara langsung.

Sedangkan Snelbecker (1974) dalam Lexy J. Moleong (2000: 34)

menjelaskan bahwa “Teori sebagai seperangkat proporsi yang terintegrasi secara

sintaksis (yaitu yang mengikuti aturan tertentu yang dapat dihubungkan secara

logis satu dengan yang lainnya dengan data dasar yang dapat diamati”.

Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan para ahli diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa teori adalah seperangkat aturan untuk menerangkan proporsi

yang berkaitan dengan fenomena-fenomena yang terjadi yaitu kejadian yang ada

dapat dihubungkan secara logis dengan data dasar yang diamati.

Dalam penelitian ini teori-teori relevan yang peneliti gunakan adalah:

Page 31: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

1. Bank Islam

a. Sejarah Perbankan Syariah

Asal mula terjadinya praktek syariah adalah dimulai semenjak Allah SWT

mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai rosul ke dunia, dengan membawa

syariat bagi ummat Islam. Berikut ini akan diterangkan uraian mengenai

berdirinya perbankan syariah.

1) Praktek Perbankan di Zaman Nabi SAW dan Sahabat

Pada zaman Rosulullah Muhammad SAW, praktek-praktek seperti

menerima titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan bisnis dan

konsumsi, serta melakukan pengiriman uang telah lazim digunakan.

Dengan demikian, fungsi –fungsi utama perbankan modern yaitu menerima

deposito, menyalurkan dana, dan melakukan transfer dana telah menjadi

kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia, bahkan sejak

zaman Rosulullah SAW. Adiwarman Karim (2004: 19) menyatakan,

“Fungsi-fungsi bank sudah dipraktikan oleh para sahabat di zaman Nabi

SAW : Menerima simpanan uang, memberikan pembiayaan, dan jasa

transfer uang. Fungsi ini biasanya hanya dilakukan satu orang”.

2) Praktek Perbankan di Zaman Bani Ummayah dan Abbasiyah

Pada zaman Bani Abbasiyah, ketiga fungsi perbankan dilakukan oleh satu

individu. Perbankan mulai berkembang pesat ketika beredar banyak jenis

mata uang pada zaman itu sehingga perlu keahlian khusus untuk

membedakan satu mata uang dengan mata uang yang lain. Hal ini

diperlukan karena setiap jenis mata uang mempunyai kandungan logam

mulia yang berlainan sehingga mempunyai nilai yang berbeda pula. Orang

yang mempunyai keahlian khusus tersebut disebut naqid, sarraf, dan Jihbiz.

Ini merupakan cikal bakal pertukaran uang (money changer). Menurut

Page 32: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Adiwarman Karim (2004: 20) “Persamaan antara jihbiz dan bank adalah

sama-sama melakukan fungsi-fungsi berikut ini : to accept deposits, to

channel financing, to transfer money. Perbedaan : Jihbiz dilakukan oleh

individu, sedangkan bank di kelola individu”. Kemajuan praktek perbankan

di zaman ini ditandai dengan adanya saq (cek) yang beredar luas sebagai

media pembayaran. Dalam hal ini uang dapat di transfer dari satu negara ke

negara lainnya tanpa memindahkan secara fisik uang tersebut. Dalam

sejarah perbankan Islam, Sayf Al-Dawlan Al-Hamdani yang tercatat sebagai

orang pertama yang menerbitkan cek untuk keperluan kliring antar Baghdad

(Irak) dan Aleppo (Spanyol sekarang).

3) Praktek Perbankan di Eropa

Perkembangan selanjutnya, kegiatan Jihbiz yang dilakukan secara individu

kemudian dilakukan oleh suatu institusi yaitu bank. Ketika bangsa Eropa

mulai menjalankan praktek perbankan, persoalan yang timbul adalah

transaksi yang dilakukan menggunakan instrumen bunga yang dalam

pandangan fiqih adalah riba, dan oleh karenanya haram. Transaksi ini mulai

merebak pada masa kepemimpinan Raja Henry VIII. Tahun 1545 Raja

Henry VIII memperbolehkan bunga meskipun tetap mengharamkan riba

dengan syarat bunga tidak boleh berlipat ganda.

4) Perbankan Syariah Modern

Mengingat bahwa dalam Islam bunga bank adalah riba dan hukumnya

haram, maka mulai timbul gagasan dari negara-negara Islam untuk

mendirikan lembaga keuangan alternatif yang sesuai dengan syariat Islam.

Malaysia merupakan negara pertama yang berupaya mendirikan bank tanpa

sistem bunga. Tetapi pada pertengahan tahun 40-an usaha ini mengalami

kegagalan. Pada tahun 50-an, Pakistan juga mendirikan suatu lembaga

perkreditan tanpa bunga, di suatu wilayah pedesaan di negara

tersebut.

Page 33: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pendirian bank yang paling sukses dan inovatif adalah yang dilakukan

oleh Mesir pada tahun 1963, dengan berdirinya Mid Ghamr Local Saving

Bank. Pada tahun 1967 Mesir mengalami kekacauan politik sehingga tidak

menguntungkan perekonomian pada saat itu dan pada akhirnya Mid Ghamr

mengalani kemunduran, dan operasionalnya diambil alih oleh National of

Egypt dan Bank Sentral Mesir. Akibatnya bank ini melakukan

operasionalnya berdasarkan bunga juga. Pada tahun 1971, masa rezim Sadat,

konsep nirbunga dibangkitkan kembali dengan mendirikan Nasser Social

Bank yang bertujuan untuk menjalankan kembali bisnis perbankan tanpa

bunga, berdasarkan konsep yang telah dilakukan Mid Ghamr.

Perbankan syariah telah mengalami perkembangan yang cukup pesat dan

menyebar ke banyak negara, bahkan negara-negara barat. The Islamic Bank

International of Denmark tercatat sebagai bank syariah pertama yang

beroperasi di Eropa, yakni pada tahun 1983 di Denmark. Saat ini, bank-bank

besar dari Negara-negara Barat seperti Citibank, ANZ Bank, Chase

Manhattan Bank dan Jardine Fleming telah pula membuka Islamic window

agar dapat memberikan jasa-jasa perbankan yang sesuai dengan syariat

Islam.

1. Individu

(Nabi/sahabat) melakukan satu fungsi

2. Jihbiz

Seorang sahabat melakukan ketiga fungsi

2. Jihbiz

Seorang sahabat melakukan ketiga fungsi

3. Bank

Sebuah institusi melakukan ketiga fungsi perbankan (diadopsi oleh

masyarakat Eropa abad pertengahan, namun kegiatannya mulai dengan

basis bunga

Page 34: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 1. Evaluasi Kegiatan Perbankan Dalam Masyarakat Islam

(Sumber Adiwarman Karim, 2004: 22)

b. Pengertian Bank Islam

Bank Islam sering disebut juga Bank Syariah. Bank Syariah adalah bank

yang beroperasi berdasarkan pada prinsip-prinsip syariat Islam, yaitu Al-Qur‟an

dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Bank Islam adalah lembaga keuangan dimana

operasional dan produk-produknya terbebas dari sistem bunga atau riba. Bank

Syariah merupakan lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan

pembiayaan dan jasa-jasa perbankan lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta

peredaran uang yang operasionalnya disesuaikan dengan syariat Islam. Pengertian

Bank Syariah menurut M. Syafi‟i Antonio dan Kernaen Perwataatmadja (1997: 1)

menyatakan bahwa ada dua pengertian, yaitu Bank Islam dan Bank yang

beroperasi dengan prinsip-prinsip syariat Islam

Bank Islam adalah (1) bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip

syariah Islam, (2) bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada

ketentuan-ketentuan Al-Qur‟an dan Al Hadist. Sementara bank yang

beroperasi sesuai prinsip syariah Islam adalah bank yang dalam

beroperasinya itu mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya

menyangkut tata cara bermuamalat secara Islam. Dalam tata cara

bermuamalah itu dijauhi praktik-praktik yang dikhawatirkan mengandung

unsur-unsur riba untuk diisi dengan kegiatan-kegiatan investasi atas dasar

bagi hasil dan pembiayaan perdagangan.

c. Peranan Bank Syariah

Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang

merupakan revisi terhadap Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992, semakin

memperkokoh landasan bagi perkembangan Bank Syariah di Indonesia. Undang-

Undang No 10 Tahun 1998 mengakui keberadaan dan berfungsinya Bank Syariah

dimana prinsip bermuamalah berdasarkan syariah Islam.

4. Bank Syariah Modern

Page 35: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dengan adanya Bank syariah diharapkan dapat memberikan sumbangan

terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui produk-produk jasa yang

ditawarkan oleh Bank Syariah. Diharapkan melalui produk-produk jasa Bank

Syariah, hubungan antara bank syariah dengan para nasabahnya tidak lagi sebagai

kreditor dan debitor melainkan terbangun suatu hubungan kemitraan.

Berdasarkan pada pendapat yang dikemukakan oleh Muhammad (2002: 16-

17) secara khusus peranan Bank Syariah dapat terwujud melalui aspek-aspek

sebagai berikut :

1) Menjadi perekat nasionalisme baru

2) Memberdayakan ekonomi ummat dan beroperasi secara transparan

3) Memberikan return yang lebih baik

4) Mendorong penurunan spekulasi di pasar keuangan

5) Mendorong pemerataan pendapatan

6) Peningkatan efisiensi mobilisasi dana

7) Uswatun hasanah implementasi moral dalam penyelenggaraan usaha

bank.

Peranan –peranan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Menjadi perekat nasionalisme baru

Bank syari‟ah menjadi fasilitator aktif bagi terbentuknya jaringan usaha

ekonomi kerakyatan. Sehingga tidak terjadi kesenjangan antara golongan

ekonomi bawah dan golongan ekonomi atas.

2) Memberdayakan ekonomi ummat dan beroperasi secara transparan

Pengelolaan bank syari‟ah didasarkan pada visi ekonomi kerakyatan, dan

upaya ini terwujud jika ada mekanisme operasi yang transparan.

3) Memberikan return yang lebih baik

Bank syari‟ah harus dapat memberikan return (keuntungan) yang lebih baik

kepada investor, dibandingkan return yang diberikan oleh bank konvensional.

Disamping itu, nasabah pembiayaan akan memberikan bagi hasil sesuai

Page 36: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan keuntungan yang diperolehnya. Oleh karena itu, pengusaha harus

bersedia memberikan keuntungan yang tinggi kepada bank syari'ah.

4) Mendorong penurunan spekulasi di pasar keuangan

Bank syari'ah mendorong terjadinya transaksi-transaksi produktif dari dana

masyarakat. Dengan demikian, spekulasi dapat ditekan.

5) Mendorong pemerataan pendapatan

Dengan penyaluran dana Zakat, Infak dan Shadaqah (ZIS) yang dikumpulkan

oleh bank syari'ah melalui pembiayaan Qordhul Hasan, dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi, sehingga terjadi pemerataan pendapatan di

masyarakat.

6) Peningkatan efisiensi mobilisasi dana

Dengan adanya produk-produk bank syari'ah seperti al-mudharabah al-

muqayyadah, berarti terjadi kebebasan bank melakukan investasi atas dana

yang diserahkan oleh investor. Maka, bank syari'ah sebagai financial

arranger, bank memperoleh komisi atau bagi hasil, bukan karena spread

bunga.

7) Uswatun hasanah implementasi moral dalam penyelenggaraan usaha bank.

Karena prinsip beroperasinya berdasarkan prinsip syari'ah, maka bank-bank

syari'ah hendaknya memposisikan diri sebagai uswatun hasanah (contoh yang

baik) dalam implementasi moral dan etika bisnis yang benar atau

melaksanakan etika dan moral agama dalam aktivitas ekonomi.

d. Alasan Adanya Bank Syariah

Perbankan syariah didirikan berdasarkan pada alasan filosofi maupun

praktik. Alasan filosofi berdirinya Bank Syariah adalah karena adanya larangan

Page 37: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengambilan riba dalam hukum Islam, baik dalam transaksi keuangan maupun non

keuangan. Secara praktik, karena sistem perbankan berbasis bunga atau perbankan

konvensional mengandung beberapa kelemahan. Menurut pendapat Muhammad

(2002: 7), kelemahan-kelemahan tersebut sebagai berikut:

1) Transaksi berbasis bunga melanggar keadilan atau kewajaran bisnis

2) Tidak fleksibelnya sistem transaksi berbasis bunga, menyebabkan

kebangkrutan;

3) Komitmen bank untuk menjaga keamanan uang deposan berikut bunganya

membuat kecemasan bagi bank untuk mengembalikan pokok dan bunga

nasabah;

4) Sistem transaksi berbasis bunga menghalangi munculnya inovasi oleh usaha

kecil;

5) Dalam sistem bunga, bank tidak akan tertarik dalam kemitraan usaha

kecuali bila ada jaminan kepastian pengembalian modal dan pendapatan

bunga mereka.

Dengan penjelasan sebagai berikut :

1) Transaksi berbasis bunga melanggar keadilan atau kewajaran bisnis;

Dalam bisnis, hasil perusahaan tidak dapat dipastikan selalu untung.

Terkadang perusahaan mengalami kerugian, padahal disisi lain perusahaan

berkewajiban membayar bunga atas pinjaman kepada bank sesuai dengan

kesepakatan awal. Meskipun perusahaan untung, bisa jadi bunga yang harus

dibayarkan melebihi keuntungannya. Hal ini jelas bertentangan dengan

norma keadilan dalam Islam.

2) Tidak fleksibelnya sistem berbasis bunga, menyebabkan kebangkrutan;

Hal ini menyebabkan hilangnya potensi produktif masyarakat secara

keseluruhan, selain itu pengangguran juga semakin meningkat. Lebih dari

itu, beban hutang yang harus ditanggung debitor menyulitkan upaya

pemulihan ekonomi dan memperparah penderitaan seluruh masyarakat.

Page 38: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Komitmen bank untuk menjaga keamanan uang deposan berikut bunganya

membuat kecemasan bagi bank untuk mengembalikan pokok dan bunga

nasabah;

Demi menjamin keamanan , bank konvensional hanya mau memberikan

pinjaman modal kepada pengusaha-pengusaha yang benar-benar sudah

mapan atau mereka yang sanggup menjamin keamanan pinjamannya. Sisa

uangnya disimpan dalam bentuk surat berharga pemerintah. Sementara bagi

usaha-usaha kecil atau orang yang tidak dapat memberikan jaminan atas

pinjamannya akan kesulitan mendapatkan pinjaman bagi modal usahanya.

Hal ini menyebabkan tidak seimbangnya pendapatan dan kesejahteraan, dan

bertentangan dengan prinsip Islam.

4) Sistem transaksi berbasis bunga menghalangi munculnya inovasi oleh usaha

kecil;

Bagi usaha yang sudah mapan, dapat mengambil resiko untuk mencoba

teknik dan produk baru karena mereka mempunyai cadangan dana sebagai

sandaran apabila ternyata ide baru tersebut tidak berhasil. Sebaliknya, usaha

kecil tidak berani mencoba berinovasi bagi usahanya, karena itu berarti

mereka harus menambah modal usaha, sedangkan untuk meminjam modal

ke bank mereka harus memberikan jaminan dan membayar bunga atas

pinjaman tersebut. Apabila gagal, tidak ada jalan lain mereka harus tetap

membayar pinjaman berikut bunganya, meskipun usaha mereka mengalami

kerugian. Jadi, bunga merupakan rintangan bagi pertumbuhan ekonomi dan

memperburuk keseimbangan pendapatan.

5) Dalam sistem bunga, bank tidak akan tertarik dalam kemitraan usaha

kecuali bila ada jaminan kepastian pengembalian modal dan pendapatan

bunga mereka.

Page 39: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Setiap rencana bisnis yang diajukan kepada bank konvensional selalu diukur

dengan kriteria ini. Sehingga, bank tidak mempunyai insentif untuk

membantu suatu usaha yang tidak dapat memberikan jaminan atas pinjaman

modalnya.

e. Dasar Falsafah Bank Syariah

Islam memandang bahwa bumi dan segala isinya merupakan amanah dari

Allah kepada manusia sebagai khalifah di muka bumi, yang dipergunakan sebesar-

besarnya bagi kesejahteraan umat manusia. Untuk mencapai tujuan yang suci ini,

Allah tidak meninggalkan manusia sendirian tetapi diberikannya petunjuk melalui

para rasul-Nya. Dalam petunjuk ini Allah memberikan segala sesuatu yang

dibutuhkan manusia, baik aqidah, akhlak, maupun syari'ah.

Syari'ah Islam sebagai suatu syari'ah yang dibawa Rosul terakhir mempunyai

keunikan tersendiri, Islam bukan hanya komprehensif (merangkum seluruh aspek

kehidupan baik ibadah maupun muamalah) tetapi juga universal (dapat diterapkan

dalam setiap waktu dan tempat sampai hari kiamat). Sifat-sifat istimewa ini

mutlak diperlukan sebab tidak akan ada syari'ah lain untuk menyempurnakannya

(M. Syafi‟I Antonio, 2000: 5).

Setiap lembaga keuangan syari'ah memiliki falsafah berbuat kebajikan di

dunia maupun di akhirat untuk memperoleh keridhoan Allah. Oleh karena itu, agar

kegiatan lembaga keuangan syari'ah tidak menyimpang dari tuntunan agama ada

beberapa aspek yang harus dihindari. Muhammad (2002: 75) mengemukakan

aspek-aspek yang harus dihindari tersebut diantaranya:

a. Menjauhkan diri dari unsur riba, caranya:

1) Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan di muka secara pasti

keberhasilan suatu usaha (QS.Luqman: 34)

2) Menghindari penggunaan sistem prosentase untuk pembebanan biaya

terhadap hutang atau pemberian imbalan terhadap simpanan yang

mengandung unsur-unsur melipatgandakan secara otomatis hutang/

simpanan tersebut hanya karena berjalannya waktu (QS.Ali Imron: 130)

Page 40: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Menghindari penggunaan sistem perdagangan/ penyewaan barang ribawi

dengan imbalan barang ribawi lainnya dengan memperoleh kelebihan baik

kuantitas maupun kualitas (HR. Muslim Bab Riba N0 1551 s/d 1567)

4) Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan di muka tambahan

terhadap hutang yang bukan atas prakarsa yang mempunyai hutang secara

sukarela (HR.Muslim Bab Riba 1569 s/d 1572).

b. Menerapkan sistem bagi hasil dan perdagangan, dengan mengacu pada Al-

Qur‟an surat al-Baqarah ayat 275 dan An-Nisa ayat 29, bahwa setiap transaksi

kelembagaan syari'ah harus dilandasi dengan sistem bagi hasil dan

perdagangan.

1) QS. Al-Baqarah 275 :

Artinya;

“Orang-orang yang makan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti

berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran penyakit gila . Keadaan

mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata ,

sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah

menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah

sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti , maka

baginya apa yang telah diambilnya dahulu dan urusannya kepada Allah.

Orang yang kembali , maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka;

mereka kekal di dalamnya.”

Page 41: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) QS. An-Nisa‟ :29

Artinya ;

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta

sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang

berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

membunuh dirimu, sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu.”

Dari kedua ayat diatas dapat disimpulkan bahwa pada kegiatan muamalah

harus berlaku prinsip ada barang/jasa uang dengan barang, sehingga akan

mendorong produksi barang/jasa, mendorong kelancaran arus barang/jasa,

sehingga dapat dihindari adanya penyalahgunaan kredit, spekulasi dan inflasi.

f. Ciri-ciri Bank Syari'ah

Bank syari'ah memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan bank konvensional,

adapun ciri-ciri bank syari'ah antara lain(Warkum Sumitro, 2004:19) :

a) Beban biaya yang disepakati bersama pada waktu akad perjanjian diwujudkan

dalam bentuk jumlah nominal, bersifat fleksibel, dan hanya dikenakan sampai

batas waktu sesuai dalam kesepakatan

b) Penggunaan prosentase dalam hal kewajiban untuk melakukan

pembayaran selalu dihindari, karena prosentase bersifat melekat pada sisa

hutang meskipun batas waktu perjanjian telah berakhir

c) Didalam kontrak –kontrak pembiayaan proyek, bank syari'ah tidak

menerapkan perhitungan pinjaman berdasarkan keuntungan yang pasti

ditetapkan dimuka

d) Pergerakan dana masyarakat dalam bentuk deposito tabungan penyimpan

dianggap sebagai titipan (al-wadi’ah) sedangkan bagi bank dianggap sebagai

amanat dalam penyertaan dana terhadap proyek-proyek yang dibiayai oleh

Page 42: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syari'ah sehingga pada

penyimpanan tidak dijanjikan imbalan yang pasti

e) Dewan Pengawas Syari'ah (DPS) bertugas untuk mengawasi operasional bank

dari sudut syari'ah

f) Bank Islam tidak menerapkan jual beli atau sewa menyewa uang dari mata

uang yang sama

g) Adanya pos pendapatan berupa “Rekening Pendapatan Non Halal” sebagai

hasil transaksi dengan bank konvensional

h) Produk-produk bank Islam selalu menngunakan istilah bahasa arab, misalnya

al-murabahah, al-mudharabah dan sebagainya

i) Adanya produk khusus yang tidak terdapat di bank konvensionl yaitu kredit

tanpa beban yang murni bersifat sosial, dimana nasabah tidak ada kewajiban

untuk mengembalikannya

j) Fungsi kelembagaan bank syari'ah selain menjembatani antara pihak pemilik

modal (kreditor) dengan pihak yang membutuhkan modal (debitor), juga

mempunyai fungsi khusus yaitu fungsi amanah, artinya berkewajiban menjaga

dan bertanggungjawab atas keamanan dana yang disimpan dan siap sewaktu-

waktu apabila dana diambil pemiliknya.

g. Sistem Bunga dengan Sistem Bagi Hasil

Secara leksikal bunga adalah terjemahan dari kata interest. Secara istilah,

bunga diartikan bahwa : ”interest is a change for a financial loan, usually a

percentage of the amount loaned”. Bunga adalah tanggungan pada pinjaman uang,

yang biasanya dinyatakan dalam prosentase dari uang yang dipinjamkan.

Unsur utama yang diharamkan dalam Islam ialah bunga atau riba. Kata riba

berasal dari kata ziyadah yang berarti tumbuh, menambah, atau berlebih. Menurut

Imam Sarakhzi, memperjelas bahwa riba adalah tanbahan yang disyaratkan dalam

transaksi bisnis tanpa adanya padanan (iwad) yang dibenarkan atas penambahan

tersebut. Adapun pengertian riba menurut Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah yang

dimaksud riba adalah tambahan uang atas modal yang diperoleh dengan cara yang

Page 43: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tidak dibenarkan syari‟at, baik tambahan itu berjumlah sedikit maupun berjumlah

banyak baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam meminjam.

Larangan riba telah ditegaskan oleh Allah SWT dalam Al-qur‟an dan

dijelaskan oleh nabi Muhammad SAW dalam hadist-hadistnya. Keharaman riba

dijelaskan dalam Al-Qur‟an Qs. Al-Baqarah (2) : 275-279, Qs. Ali Imran (3) :

103, Qs. An-Nisa‟ (4) : 161 dan Qs. Ar-Ruum (30) : 39 dan beberapa hadits ysng

diriwayatkan secara shohih.

Qs. Al-Baqarah (2) : 275-279 :

Page 44: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Arti Qs. Al-Baqarah : 275

“Orang-orang yang makan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti

berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran penyakit gila . Keadaan

mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata ,

sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah

menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah

sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti , maka

baginya apa yang telah diambilnya dahulu ; dan urusannya kepada Allah.

Orang yang kembali , maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka;

mereka kekal di dalamnya.”

Arti Qs. Al-Baqarah : 276

“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah . Dan Allah tidak

menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa

.”

Arti Qs. Al-Baqarah :277

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh,

mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi

Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak mereka

bersedih hati.”

Arti Qs. Al-Baqarah : 278

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan

sisa riba jika kamu orang-orang yang beriman.”

Page 45: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Arti Qs. Al-Baqarah :279

“Maka jika kamu tidak mengerjakan , maka ketahuilah, bahwa Allah dan

Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat , maka bagimu

pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak dianiaya.”

Qs. Ar-Rum (30) : 39

Artinya :

“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada

harta manusia, maka riba itu tidak akan bertambah disisi Allah. Dan apa

yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai

keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang

melipatgandakan(pahala).”

Qs. An-Nisaa‟ (4) : 161

Artinya :

“Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah

dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang

Page 46: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang

kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.”

Sedangkan hadist yang menerangkan tentang hukum riba sebagaimana yang

ditulis oleh Abu Bakr Jabir Al-Jazairi, yaitu :

a. Diriwayatkan oleh semua penulis. Sunan At-Tirmidzi mensahihkannya, yaitu :

“Allah melaknat pemakan riba, orang yang memberi makan dengan riba, dua

orang saksinya, dan penulisnya (sekretarisnya).”

b. Diriwayatkan oleh Ahmad dengan sanad shahih :

“Satu dirham riba yang dimakan seseorang dengan sepengetahuannya, itu lebih

berat dosanya daripada tiga puluh enam berbuat zina.”

Sedangkan jenis-jenis riba menurut Ibnu Hajar Al-Haitsami dibedakan

menjadi ( Az-Zawajir ’ala Iqtiraaf Al-Kabaair :205)

1. Riba Qardh

Riba Qardh yaitu suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang

disyaratkan terhadap yang berhutang (mudharib)

2. Riba Jahiliyah

Riba Jahiliyah yaitu hutang dibayar lebih dahulu dari pokoknya karena si

peminjam tidak mampu membayar hutangnya pada waktu yang ditetapkan.

3. Riba Fadhl

Riba Fadhl adalah pertukaran barang antar barang sejenis dengan kadar atau

takaran yang berbeda, sedangkan barang yang dipertukarkan itu termasuk

dalam jenis barang ribawi.

4. Riba Nasi’ah

Page 47: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Riba nasi’ah muncul karena adanya perbedaan, perubahan, atau tambahan

antara yang diserahkan saat ini dan yang diserahkan kemudian.

Mengacu pada banyaknya ayat-ayat Al-Qur‟an dan hadist tentang larangan

riba, maka dalam operasionalnya bank syari‟ah maupun BMT tidak menerapkan

bunga atas pinjaman, karena bunga pinjaman tersebut disamakan dengan riba yaitu

tambahan atas pokok pinjaman yang harus dibayarkan kepada bank. Dalam

operasionalnya bank syari‟ah maupun Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) untuk

memperoleh keuntungan menggunakan sistem bagi hasil dengan nasabah yang

mengajukan permohonan pembiayaan kepada bank. Bagi hasil ini disesuaikan

dengan keuntungan yang diperoleh nasabah selama menjalankan usahanya, yaitu

pihak bank selaku pemilik modal (shohibul maal) dan nasabah sebagai pelaku atau

pengelola usaha (mudharib). Menurut Jannes Situmorang (2009: 3) dalam jurnal

penelitiannya yang berjudul Kaji Tindak Peran Koperasi dan UKM Sebagai

Lembaga Keuangan Alternatif menyatakan bahwa, ”Sistem bagi hasil adalah

pola pembiayaan keuntungan maupun kerugian BMT dengan anggota

penyimpan berdasarkan perhitungan yang disepakati bersama.”

Hal yang membedakan antara lembaga keuangan syari'ah dengan lembaga

keuangan non-syari'ah adalah terletak pada pengembalian dan pembagian

keuntungan yang diberikan oleh nasabah kepada lembaga keuangan dan atau yang

diberikan oleh lembaga keuangan kepada nasabah, hal tersebut memunculkan

adanya bunga dan bagi hasil. Dalam sistem operasional lembaga keuangan non-

syari‟ah, ketika nasabah membayar angsuran kepada bank, nasabah harus

membayar bunga bank sebesar yang telah ditentukan oleh bank sebelumnya,

sedangkan pihak bank tidak memperhatikan apakah usaha yang dijalankan

nasabahnya mengalami keuntungan atau kerugian, yang terpenting nasabah

membayar angsuran secara rutin sesuai dengan jangka waktu yang telah

ditentukan. Perbedaan antara sistem bunga dengan sistem bagi hasil yang

Page 48: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diterapkan dalam perbankan Islam, secara mendasar persoalan tersebut dapat

dikaji dari berbagai sisi, sebagaimana tertera dalam tabel.

Tabel 1. Perbedaan Sistem Bunga dengan Sistem Bagi Hasil

Sistem Bunga

Sistem Bagi Hasil

Penentuan besarnya

hasil

Sebelumnya Sesudah berusaha, sesudah ada

untungnya

Yang ditentukan

sebelumnya

Bunga, yaitu sebesar nilai

rupiah

Menyepakati proporsi

pembagian untung untuk

masing-masing pihak

Apabila terjadi

kerugian

Ditanggung nasabah saja Ditanggung kedua pihak,

nasabah dan lembaga

Dihitung dari mana? Dari dana yang

dipinjamkan, fixed, tetap

Dari untung yang diperoleh,

belum tentu besarnya

Titik perhatian

proyek atau usaha

Besarnya bunga yang harus

dibayar nasabah atau pasti

diterima bank

Keberhasilan proyek atau

usaha, menjadi perhatian

bersama: nasabah dan lembaga

Berapa besarnya? Pasti (%) kali jumlah

pinjaman yang telah pasti

diketahui

Proporsi (%) kali jumlah

untung yang belum diketahui =

belum diketahui

Status hukum Berlawanan dengan

QS.Luqman : 34

Melaksanakan QS. Luqman :

34

(Sumber Adiwarman Karim, 2004: 35)

2. Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah

a. Sejarah Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah di Indonesia

Page 49: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pendirian lembaga keuangan yang berbasis syari'ah tidak terlepas dari

keprihatinan para ulama pada praktek riba yang dilakukan oleh perbankan

konvensional dengan menerapkan sistem bunga, selain itu juga minimnya

pengetahuan masyarakat terutama masyarakat muslim terhadap hukum bunga bank

konvensional. Usaha pendirian bank syari'ah tidak dapat dilepaskan dari Paket

Kebijaksanaan Oktober atau lebih dikenal dengan sebutan Pakto yang dikeluarkan

pemerintah tentang liberisasi perbankan.

Pada tanggal 19-22 Agustus 1990 di Cisarua Bogor diadakan lokakarya para

ulama untuk membahas pendirian bank Islam. Pada pertemuan itu dibahas

mengenai hukum bunga bank, apakah termasuk riba atau tidak, dari pertemuan

tersebut dihasilkan rekomendasi pendirian bank Islam. Pada tanggal 22-25

Agustus 1990 diselenggaarakan Munas MUI IV di Jakarta, sebagai tindak lanjut

dari lokakarya di Cisarua Bogor. Hasil Munas tersebut adalah rekomendasi

pendirian bank Islam. Kemudian pada tanggal 27 Agustus 1991 tim pembentukan

perbankan MUI bertemu dengan Presiden Soeharto di Bina Graha Jakarta.

Dari hasil pertemuan-pertemuan tersebut, maka Ikatan Cendikiawan Muslim

Indonesia (ICMI) berinisatif mendirikan lembaga keuangan berbasis syari'ah

dengan skala yang kecil dan dengan modal yang kecil pula. Lembaga ini kemudian

disebut dengan Baitul Maal Wa Tamwil.

b. Pengertian Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah

Dalam perkembangannya koperasi jasa keuangan syari'ah lazim disebut

dengan nama Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). Baitul Maal Wa Tamwil (BMT)

adalah lembaga keuangan yang operasionalnya menggunakan prinsip syari'ah atau

berdasarkan aturan yang terdapat dalam Al-Qur‟an dan Al-Hadist. Secara prinsip

BMT memiliki sistem operasional yang tidak jauh berbeda dengan sistem

operasional BPR Syari'ah, hanya ruang lingkup dan produk yang dihasilkan

berbeda. Operasional perbankan syari'ah semakin luas dengan disahkannya

Page 50: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Undang-undang No 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang membuka kesempatan

bagi siapa saja yang akan mendirikan bank atau lembaga keuangan syari'ah

maupun yang ingin mengkonversi dari sistem konvensional menjadi sistem

syari'ah yang sekaligus menghapus pasal 6 PP No 72/1992 yang melarang dual

system.

Seiring dengan itu, maka berbagai lembaga keuangan syari'ah baik bank

amupun non bank mulai berkembang di Indonesia, baik yang dikelola secara

formal maupun informal. Berkaitan dengan bentuk dan struktur lembaga keuangan

non bank, maka berdirilah Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) yang mendasarkan

prinsip kerjanya pada syari'ah Islam. Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) berdiri

sebagai salah satu alternatif terhadap persoalan pertentangan antara bunga bank

dengan riba. BMT adalah lembaga keuangan syari'ah informalyang didirikan

sebagai pendukung dalam meningkatkan kualitas usaha ekonomi usaha mikro atau

usaha kecil menengah berlandaskan sistem syari'ah Islam.

Menurut Syaikh Mahmud Syalthut dalam Adiwarman Karim (2004: 7)

“Syari'ah adalah kata bahasa Arab yang secara harfiah berarti jalan yang ditempuh

atau garis yang mestinya dilalui”. Sedangkan secara terminologi definisi syari'ah

adalah “Peraturan-peraturan dan hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh Allah,

atau telah digariskan pokok-pokoknya dan dibebankan kepada kaum muslimin

supaya mematuhinya, supaya syari'ah ini diambil oleh orang Islam sebagai

penghubung diantaranya dengan Allah dan diantaranya dengan manusia”.

Menurut Heri Sudarsono (2003: 84), menyatakan bahwa:

Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal dan

baitul tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan

dan penyaluran dana yang non profit, seperti; zakat, infaq dan shadaqah.

Sedangkan baitul tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana

komersil. Usaha-usaha tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari

BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil

menengah dengan berlandaskan syari'ah.

Page 51: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan oleh para ahli diatas, maka

dapat peneliti simpulkan bahwa BMT merupakan lembaga keuangan ekonomi

rakyat yang pengelolaannya berdasarkan prinsip-prinsip syari'ah atau aturan-aturan

yang terdapat dalam Al-Qur‟an dan Al-Hadist, yang berupaya mengembangkan

usaha-usaha produktif dan investasi untuk mendukung kegiatan ekonomi

masyarakat kecil dengan sistem bagi hasil sebagai usaha mengentaskan

kemiskinan.

BMT merupakan suatu lembaga terpadu yang memadukan antara Baitul

Maal sebagai lembaga sosial dan Baitul Tamwil sebagai lembaga bisnis. Menurut

pendapat Jannes Situmorang dalam jurnal penelitian yang berjudul Kaji Tindak

Peningkatan Peran Koperasi dan UKM Sebagai Lembaga Keuangan Alternatif

menyatakan, ”BMT memiliki dua fungsi yaitu : Pertama, Baitul Maal

menjalankan fungsi untuk memberi santunan kepada kaum miskin dengan

menyalurkan dana ZIS (Zakat, Infaq, Shodaqoh) kepada yang berhak; Kedua,

Baitul Tamwil menjalankan fungsi menghimpun simpanan dan membiayai

kegiatan ekonomi rakyat dengan menggunakan Sistem Syariah”. BMT

menerapkan fungsi utama koperasi sebagai badan usaha ekonomi kerakyatan dan

sosial dengan landasan syari'ah atau aturan-aturan agama Islam. M. Dawam

Rahardjo dalam Heri Sudarsono (2003: 84, “Secara kelembagaan BMT

didampingi oleh Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK). PINBUK sebagai

lembaga primer karena mengemban misi yang lebih luas, yaitu menumbuhkan

usaha kecil”.

Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) merupakan lembaga hasil prakarsa

masyarakat yang telah berkembang menjadi bank syari'ah berskala mikro. Sebagai

lembaga keuangan syari'ah mikro yang bersentuhan langsung dengan kehidupan

masyarakat kecil, maka BMT mempunyai tugas penting dalam mengemban misi

ke-Islaman dalam segala aspek kehidupan masyarakat. Keberhasilan Baitul Maal

Wa Tamwil tidak hanya sekedar keberhasilan dalam bidang bisnis, akan tetapi

keberhasilan suatu Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) terlihat juga pada

Page 52: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perhatiaannya terhadap pengelolaan masalah zakat, infaq dan shadaqah.

Kebanyakan strategi yang diterapkan oleh Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) untuk

mempertahankan eksistensinya adalah peningkatan sumber daya manusia melalui

pendidikan formal maupun non formal, tidak menggunakan strategi pemasaran

yang bersifat local oriented, melakukan berbagai inovasi pengembangan produk,

meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat pengguna jasa, pengembangan

aspek paradikmatik, menganggap sesama BMT sebagai partner dalam rangka

mengentaskan ekonomi masyarakat serta mengadakan evaluasi bersama guna

memberikan peluang bagi BMT untuk lebih kompetitif.

c. Badan Hukum dan Struktur Organisasi BMT

Adapun bentuk badan hukum Baitul Maal Wa Tamwil diakui sebagai

koperasi jasa keuangan syari'ah melalui Keputusan Menteri Koperasi dan UKM

tahun 2004. Dalam prakteknya BMT dapat didirikan dalam bentuk Kelompok

Swadaya Masyarakat atau Koperasi (Heri Sudarsono, 2003: 93), yaitu:

1) KSM adalah Kelompok Swadaya Masyarakat dengan mendapat Surat

Keterangan Operasional dari PINBUK

2) Koperasi Serba Usaha atau Koperasi Simpan pinjam Syari'ah (KSP-S)

3) Lembaga Pengembangan Swadaya Masyarakat (LPSM) yang diberikan

wewengan oleh BI untuk membina KSM dan memberikan sertifikat kepada

KSM

4) MUI, ICMI, BMI, telah menyiapkan LPSM yang bernama PINBUK yang

dalam kepengurusannya mengikutsertakan DMI, IPHI, Pejabat Tinggi

Negara yang terkait, BUMN dan lain-lain.

BMT didirikan dengan modal awal sebesar Rp 20.000.000,00 atau lebih.

Akan tetapi jika terdapat kekurangan modal, dapat dimulai dengan modal awal

sebesar Rp 10.000.000,00 bahkan bisa juga dengan menggunakan modal hanya

sebesar Rp 5.000.000,00. Pendirian BMT harus terdiri dari antara 20 sampai 44

Page 53: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

orang, hal ini diperlukan supaya masyarakat setempat merasa memiliki BMT

tersebut.

Dalam rangka memperlancar tugas BMT, maka dalam sebuah BMT harus

mempunyai struktur organisasi yang mendeskripsikan alur kerja yang harus

dilakukan oleh semua personil yang ada didalam BMT tersebut. Struktur

organisasi yang terdapat dalam BMT antara lain mencakup Musyawarah Anggota

Pemegang Simpanan Pokok, Dewan Syari'ah, Pembina Manajemen, Manajer,

Pemasaran, Kasir, dan Pembukuan. Adapun tugas dari masing-masing struktur

diatas adalah sebagai berikut: Musyawarah Anggota Pemegang Simpanan Pokok

memegang kekuasaan tertinggi didalam memutuskan kebijakan-kebijakan makro

BMT. Dewan Syari'ah, bertugas mengawasi dan menilai operasional BMT.

Pembina Manajemen, bertugas membina jalannya BMT dalam merealisasikan

programnya. Manajer bertugas menjalankan amanat musyawarah anggota BMT

dan memimpin BMT dalam merealisir program-programnya. Sedangkan

pemasaran bertugas untuk mensosialisasikan dan mengelola produk-produk BMT.

Kasir bertugas melayani nasabah dan pembukuan bertugas untuk melakukan

pembukuan atas asset dan omset BMT.

Dalam struktur organisasi standar PINBUK, Musyawarah Anggota

Pemegang Simpanan Pokok melakukan koordinasi dengan Dewan Syari'ah dan

Pembina Manajemen dalam mengambil kebijakan-kebujakan yang akan

dilaksanakan oleh manajer. Manajer memimpin keberlangsungan maal dan tamwil.

Tamwil terdiri dari pemasaran, kasir dan pembukuan. Bentuk struktur organisasi

BMT berdasarkan standar dari PINBUK dapat diilustrasikan dalam gambar berikut

(Heri Sudarsono,2003: 87-88):

Page 54: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

------------------------------------------------------

------------------------------------------------------

Keterangan : ------------------------------------ Garis Koordinasi

Garis Komando

Gambar 2. Struktur Organisasi BMT Standar PINBUK

Musyawarah Anggota Pemegang Simpanan Pokok

Dewan Syari'ah

Dewan Syari'ah

Dewan Pengurus

Manajer

Maal

Tamwil

Pemasaran Kasir Pembukuan

Anggota dan Nasabah

Page 55: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sumber : PINBUK (Heri Sudarsono, 2003: 87-88)

d. Tujuan dan Ciri-ciri BMT

Koperasi Jasa Keuangan syari'ah merupakan lembaga yang tepat untuk

menampung dana umat Islam dalam bentuk zakat, infaq, shadaqah dan untuk

membantu umat Islam untuk berinvestasi. Adapun tujuan dibentuknya koperasi

jasa keuangan syari'ah adalah (http://myquran,org/Arsip/bmt.ppt, 30 November

2009) :

1) Mewujudkan ekonomi umat yang produktif dan berkesinambungan.

2) Menciptakan peluang lapangan pekerjaan dalam rangka pencapaian

sasaran pembangunan ekonomi.

3) Memperluas kesempatan berusaha serta menumbuhkan wirausaha yang

mandiri

4) Membangun lembaga mikro yang kuat tatanan kelembagaannya dengan

menciptakan sumber daya manusia yang handal, terdidik dan terampil.

Achmad Baraba (2009: 4) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul Prinsip

Dasar Operasional Perbankan Syari‟ah menyatakan bahwa fungsi bank syari‟ah

adalah :

Sebagai penerima amanah untuk melakukan investasi atas dana-dana yang

dipercayakan oleh pemegang rekening investasi/ deposan atas dasar

prinsip bagi hasil sesuai dengan kebijakan investasi bank.

Sebagai pengelola investasi atas dana yang dimiliki oleh pemilik dana/

shahibul maal sesuai dengan arahan investasi yang dikehendaki oleh

pemilik dana (dalam hal ini bank bertindak sebagai manajer investasi).

Sebagai penyedia jasa lalu lintas pembayaran dan jasa-jasa keuangan

lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

Sebagai pengelola fungsi sosial seperti pengelolaan dana zakat, infaq,

shadaqah dan penerimaan serta penyaluran dana kebajikan.

Secara umum sasaran yang dilaksanakan oleh koperasi jasa keuangan

syari'ah adalah pengusaha kecil dan sektor informal, serta masyarakat lain yang

Page 56: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menghadapi masalah dalam hal permodalan, sedangkan menurut penilaian

koperasi jasa keuangan syari‟ah prospek usaha yang mereka kembangkan layak

untuk menerima sumbangan modal dari pihak ketiga atau pihak perbankan. Dalam

penyaluran pembiayaan suatu usaha tentunya jangka waktu pembiayaan juga perlu

diperhitungkan. Adapun jangka waktu pembiayaan yang dilakukan oleh koperasi

jasa keuangan syari'ah pada umumnya adalah:

1. Jangka pendek, kurang dari satu tahun

2. Jangka menengah, satu sampai tiga tahun

3. Jangka panjang, lebih dari tiga tahun

Dalam memberikan kredit atau pembiayaan kepada nasabah koperasi jasa

keuangan syari'ah juga memberlakukan adanya suatu agunan atau jaminan atas

pinjaman yang diberikan kepada nasabah. Jaminan yang diutamakan pada

dasarnya adalah usaha yang di biayai oleh pembiayaan sendiri. Namun, dalam

beberapa hal memungkinkan disyaratkan adanya supporting collateral yang

berupa jaminan kebendaan atau barang yang dibiayai oleh bank atau jaminan

lainnya apabila diperlukan, misalnya berupa avalist, personel guarantee, dan

lainnya.

Sebagai lembaga keuangan mikro syari'ah, BMT juga memiliki ciri-ciri yang

merupakan identitas bagi BMT. Ciri-ciri yang dimiliki BMT dibedakan menjadi

dua, yaitu :

1. Ciri-ciri Utama

a) Berorientasi bisnis, untuk mencari laba bersama, dan meningkatkan

pemanfaatan ekonomi paling banyak untuk anggota masyarakat

b) Bukan lembaga sosial, tetapi BMT bermanfaat untuk mengefektifkan

pengumpulan serta penyaluran zakat, infaq, dan shadaqah yang berguna

bagi kesejahteraan orang banyak.

c) BMT ditumbuhkan dari bawah berlandaskan peran serta masyarakat di

sekitarnya.

Page 57: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d) Milik bersama masyarakat bawah dengan orang kaya di sekitar BMT,

bukan milik perorangan atau orang dari luar masyarakat.

2. Ciri-ciri Khusus

a) Staf dan karyawan BMT bertindak proaktif, tidak menunggu tetapi

menjemput bola bahkan berebut bola, baik untuk menghimpun dana

anggota maupun untuk pembiayaan.

b) Calon pengelola (manajer) yang dipilih harus memiliki aqidah yang lurus,

komitmen tinggi pada pengembangan ekonomi ummat, amanah, jujur,

dan jika memungkinkan minimal lulusan D3 atau S1

c) Kantor dibuka dalam waktu tertentu yang diterapkan sesuai dengan

kebutuhan pasar

d) BMT mengadakan pendampingan usaha anggota-anggotanya

e) Manajemen BMT adalah professional Islami, misalkan administrasi

keuangan dilakukan dengan standar akuntansi keuangan Indonesia yang

disesuaikan dengan prinsip akuntansi syari'ah.

e. Produk-produk BMT

Ciri-ciri produk yang ditawarkan oleh BMT (Heri Sudarsono, 2003: 83)

yaitu:

1. Sesuai dengan kebutuhan anggota/mitra.

2. Secara administrasi mudah, tetapi tidak mengabaikan prinsip kehati-

hatian.

3. Semua produk dan jasa BMT harus sesuai dengan ketentuan dan prinsip-

prinsip syari'ah.

Page 58: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. BMT mengelola dua sumber keuangan sesuai dengan fungsinya yaitu

sebagai Baitul Maal yang mengelola dana ZISWAF dan fungsi Baitul

Tamwil yang mengelola bisnisnya.

5. Eksistensi BMT sangat ditentukan oleh adanya “trust” atau kepercayaan

dari pendiri, pengurus dan anggotanya.

Produk-produk yang dihasilkan oleh bank syari‟ah maupun Baitul Maal Wa

Tamwil (BMT) adalah sebagai berikut :

1) Murabahah (Pembiayaan dengan Marjin)

Dalam produk ini, bank memberikan barang (modal kerja dan berjangka

pendek) yang dibutuhkan nasabah dan menjualnya kepada nasabah dengan

harga beli ditambah ongkos pembelian dan keuntungan bagi penjual. Harga

pokoknya sama-sama diketahui kedua belah pihak.

2) Ba’i Bitsaman Ajil (Transaksi Jual Beli dengan Harga Tangguh)

Dalam konsep ini, harga barang yang dijual kepada nasabah telah

memperhatikan pembayaran yang akan dilakukan. Kemudian baik secara

angsuran maupun tangguh bayar, harga disepakati kedua belah pihak dan

tidak dibenarkan diubah meskipun keadaan ekonomi berubah. Biasanya

berupa produk investasi jangka panjang. Produk ini dapat dibedakan menjadi

dua yaitu salam dan istishna’. Salam yaitu pembelian barang dengan

pembayaran dimuka dan barang diserahkan kemudian. Sedangkan Istishna’

adalah pembelian barang melalui pesanan dan diperlukan proses untuk

pembuatannya sesuai dengan pesanan pembeli dan pembayaran dilakukan

dimuka sekaligus atau secara bertahap.

3) Mudharabah

Page 59: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Adalah kerjasama bank dengan pihak pengusaha yang dipercaya. Bank

memberikan dana 100% untuk usahanya, pengusaha memberikan tenaga dan

keahliannya. Laba atau rugi akan dibagi berdasarkan rasio atau nisbah

tertentu sesuai kesepakatan. Kerugian yang timbul sebagai akibat dari

sesuatu hal yang bukan karena kelalaian atau penyelewengan dari pengusaha

akan ditanggung bank, sedangkan kerugian akibat kesalahan pengusaha akan

ditanggung pengusaha sendiri.

4) Musyarakah

Musyarakah hampir sama dengan pola mudharabah, bedanya dana untuk

usaha tidak hanya disediakan oleh bank tetapi juga oleh pengusaha. Usaha

dibiayai dan dikelola oleh kedua belah pihak, pihak bank dan juga pihak

pengusaha atau pihak lain yang disepakati bersama. Laba atau rugi dibagi

antara pihak bank dengan pihak pengusaha sesuai kesepakatan atau sesuai

kontribusi modal masing-masing pihak.

5) Jasa bank lainnya

Produk-produk Bank Syari‟ah lainnya sama dengan produk-produk bank

konvensional lainnya, misalnya L/C (Al-Kafalah), Bank Garansi, Transfer,

Safe Deposit (Al-Wadiah), Transaksi Valas, Penyewaaan (Al-Ijarah),

Leasing (Ba’i Al Ta’jin), Agent (Al-Wakalah), Gadai (Al-Rahn)

6) Penghasilan berupa fee, komisi, provisi dari produk ini akan jatuh ke

perusahaan. Tidak menjadi bagian bagi hasil penabung atau depositor.

7) Al-Qordhul Hasan (Pembiayaan Kebajikan)

Produk ini hanya bisa diberikan jika pihak bank syari‟ah telah menerima

zakat, infaq, shadaqah dari masyarakat yang penempatannya tidak

mengharapkan bagi hasil dan dana tersebut dikelola oleh bank untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Page 60: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8) Al-Wadi’ah

Al-Wadi’ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari suatu pihak kepada

pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan

dikembalikan kapan saja si penyimpan menghendaki. Mengacu pada

pengertian “Yad Ad Dhamanah” bank sebagai penerima simpanan dapat

menerapkan prinsip Al-Wadi’ah untuk tujuan Current Account (giro) dan

atau Saving Account (tabungan berjangka). Sebagai konsekuensi dari Yad Ad

Dhamanah, semua keuntungan yang dihasilkan dari dana titipan tersebut

adalah milik bank (demikian juga penanggung kerugian), sebagai imbalan si

penyimpan mendapat jaminan keamanan akan hartanya, demikian juga

fasilitas-fasilitas giro lainnya. Meskipun demikian bank sebagai penerima

titipan sekaligus sebagai pihak yang telah memanfaatkan dana tersebut, tidak

dilarang untuk memberikan semacam insentif berupa bonus dengan catatan

tidak diisyaratkan sebelumnya serta jumlahnya tidak ditetapkan dalam

bilangan nominal atau prosentase secara tetap, tetapi betul-betul

kebijaksanaan dewan direksi.

Dari uraian diatas maka produk perbankan Islam dalam prakteknya dapat

diringkas sebagai berikut :

Tabel 2. Produk-produk Perbankan Syariah

Produk /Jasa Prinsip Syari’ah

Giro Wadiah yadhamanah

Tabungan Wadiah yadhamanah mudharabah

Deposito / rekening investasi bebas Mudharabah

Rekening investasi tidak bebas

penggunaan Mudharabah muqayyadah

Piutang Murabahah Murabahah tidak tunai

Investasi Mudharabah Mudharabah

Investasi Musyarakah Musyarakah

Investasi assets untuk disewakan Ijarah

Page 61: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pengadaan barang untuk dijual atau

dipakai sendiri

Salam atau istishna‟

Bank garansi Kafalah

Transfer, inkaso, L/C, dll. Wakalah

Safe deposit box Wadiah amanah

Surat berharga Mudharabah

Jual beli valas (non speculative motive) Sharf

Sumber : Muhammad, 2002 : 34

f. Peranan dan Prinsip BMT

Peranan koperasi jasa keuangan syari'ah bagi perekonomian ummat sangat

penting terutama bagi perkembangan usaha mikro. Hal ini dikarenakan adanya

hambatan operasional Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan bank umum syari'ah

yang lain, dalam menjangkau usaha masyarakat kecil dan menengah, sehingga

keberadaan koperasi jasa keuangan syari'ah, sangat penting dalam pengembangan

sektor usaha mikro. Adapun peranan koperasi jasa keuangan syari'ah menurut Heri

Sudarsono (2003: 85) adalah sebagai berikut:

1. Menjauhkan masyarakat dari praktek ekonomi non syari'ah

Hal ini dapat dilakukan dengan cara aktif melakukan sosialisasi kepada

masyarakat tentang pentingnya sistem ekonomi Islam. Cara ini dapat

dilakukan melalui pelatihan-pelatihan mengenai cara-cara bertransaksi

Islami, misalnya agar suatu transaksi memiliki bukti maka dilarang

melakukan kecurangan dalam menimbang barang, jujur terhadap konsumen

dan sebagainya.

2. Melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil menengah

Dalam melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil menengah, Baitul

Maal Wa Tamwil harus bersikap aktif menjalankan fungsi sebagai lembaga

keuangan mikro, misalnya dengan jalan pendampingan, pembinaan,

penyuluhan dan pengawasan terhadap usaha-usaha nasabah atau masyarakat

umum yang dibiayainya.

3. Melepaskan ketergantungan kepada rentenir

Ketergantungan masyarakat kepada rentenir disebabkan oleh kemampuan

rentenir untuk memenuhi keinginan masyarakat dalam memenuhi dana yang

dibutuhkan masyarakat dengan segera. Oleh karena itu, Baitul Maal Wa

Tamwil (BMT) harus mampu melayani kebutuhan masyarakat dengan lebih

Page 62: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

baik, sebagai contoh selalu tersedia dana setiap hari, birokrasi yang

sederhana dan lain sebagainya.

Secara garis besar, hubungan ekonomi berdasarkan syari'ah Islam ditentukan

oleh lima konsep dasar Aqad. Bersumber dari kelima konsep dasar inilah dapat

ditentukan operasional produk-produk lembaga keuangan syari'ah dan lembaga

keuangan non syari'ah. Menurut Muhammad (2005: 87) kelima konsep dasar

tersebut adalah:

1) Prinsip Simpanan Murni (al-Wadi’ah)

2) Prinsip Bagi Hasil ( Syirkah)

3) Prinsip Jual Beli (at-Tijarah)

4) Prinsip Sewa (al-Ijarah)

5) Prinsip Jasa/Fee (al-Ajr walumullah)

Dengan penjelasannya sebagai berikut :

1) Prinsip Simpanan Murni (al-Wadi’ah)

Merupakan fasilitas yang diberikan oleh lembaga keuangan syari'ah untuk

memberikan kesempatan kepada pihak yang kelebihan dana untuk

menyimpan dananya dalam bentuk simpanan al-Wadi’ah. Fasilitas al-

Wadiah diberikan untuk tujuan investasi guna mendapatkan keuntungan

seperti halnya giro dan tabungan.

2) Prinsip Bagi Hasil ( Syirkah)

Merupakan suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha

antara penyedia dana dengan pengelola dana. Pembagian hasil usaha ini

dapat terjadi antara bank dengan penyimpan dana, maupun antara bank

dengan penerima dana. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini adalah

mudharabah dan musyarakah. Prinsip mudharabah dapat dipergunakan

Page 63: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sebagai dasar untuk produk pendanaan (tabungan dan deposito) maupun

pembiayaan, sedangkan musyarakah lebih banyak untuk pembiayaan atau

penyertaan.

3) Prinsip Jual Beli (at-Tijarah)

Merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual beli, yaitu bank

akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat

nasabah sebagai agen bank untuk melakukan pembelian barang atas nama

bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga

sejumlah harga beli ditambah keuntungan (margin). Implikasinya dapat

berupa : Murabahah, Salam dan Istishna’.

4) Prinsip Sewa (al-Ijarah)

Prinsip ini secara garis besar terbagi menjadi dua jenis: (1) Ijarah, sewa

murni (operating lease). Bank dapat membeli terlebih dahulu barang yang

dibutuhkan nasabah kemudian menyewakan dalam waktu yang disepakati

bersama. (2) Bai al takjiri atau ijarah al muntahiya bit tamlik merupakan

penggabungan sewa dan beli, yaitu si penyewa mempunyai hak untuk

memiliki barang pada akhir masa sewa (financial lease).

5) Prinsip Jasa/Fee (al-Ajr walumullah)

Meliputi seluruh jasa layanan non pembiayaan yang diberikan oleh bank.

Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini antara lain Bank Garansi,

Kliring, Inkaso, Jasa, Transfer dan lain-lain.

Menurut Syarif Arbi (2003: 211) menyatakan bahwa prinsip-prinsip syari'ah

yang dilaksanakan yaitu:

1. Prinsip Bagi Hasil

2. Prinsip Pengambilan Keuntungan

3. Prinsip Sewa

4. Prinsip Simpanan

5. Prinsip Pengambilan Fee

Page 64: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. Prinsip Biaya Administrasi

Prinsip-prinsip syari'ah tersebut dapat peneliti jelaskan sebagai berikut:

1. Prinsip Bagi Hasil

Bagi hasil merupakan suatu perkumpulan, dimana terjadi persekutuan dua

pihak dalam suatu usaha, dimana keuntungan dan kerugian dari usaha

tersebut akan ditanggung bersama.

2. Prinsip Pengambilan Keuntungan

Pengambilan keuntungan dalam Islam dilakukan dengan cara jual beli dan

perdagangan/niaga, sehingga dari kegiatan tersebut terjadi proses pertukaran

barang dengan uang.

3. Prinsip Sewa

Penerapan prinsip sewa pada bank syari'ah terlihat pada pemberian kredit

dalam pemilikan asset untuk mendirikan atau mengembangkan suatu usaha.

4. Prinsip Simpanan

Dalam prinsip simpanan pada bank syari'ah, pihak yang menerima simpanan

tidak bertanggungjawab terhadap kerusakan maupun kehilangan barang yang

di simpan atau di titipkan, selama kerusakan atau kehilangan itu bukan

karena keteledoran atau kelalaian pihak yang menerima titipan tersebut.

5. Prinsip Pengambilan Fee

Pada perbankan syari'ah juga mengenal adanya produk pengambilan manfaat

yang berupa fee dari nasabah dan pihak ketiga, atas jasa yang diberikannya.

Fee yang diterima oleh bank syari'ah diwujudkan dalam bentuk yang disebut

dengan produk al kafalah dan al wakalah.

Page 65: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. Prinsip Biaya Administrasi

Biaya yang dikenakan oleh bank syari'ah pada saat memberikan bantuan di

bidang sosial dalam bentuk pinjaman lunak, tanpa pembagian hasil

melainkan hanya pengembalian pokok pinjaman.

3. Perjanjian dan Akad

a. Perjanjian

Perjanjian adalah salah satu bentuk perikatan. Pengertian dari perikatan

sendiri adalah suatu hubungan hukum antara dua pihak atau lebih, yaitu pihak

pertama mempunyai kewajiban memenuhi sesuatu yang menjadi hak pihak lain.

Kewajiban yang dibebankan kepada debitur(peminjam) dalam perjanjian,

memberikan hak kepada kreditur untuk menuntut pelaksanaan prestasi dalam

perikatan yang lahir dari perjanjian tersebut. Jika debitur tidak melaksanakan

perjanjian yang telah disepakati tersebut, maka kreditur berhak menuntut

pelaksanaan kembali perjanjian yang belum, tidak sepenuhnya atau tidak sama

sekali dilaksanakan atau telah dilaksanakan secara bertentangan atau tidak sesuai

dengan yang telah disepakati bersama, dengan atau tidak disertai dengan

penggantian berupa bunga, kerugian, dan biaya yang telah dikeluarkan oleh

kreditur.

Pasal 1313 KUH Perdata memberikan definisi tentang perjanjian yaitu suatu

perjanjian adalah suatu perbuatan dimana seseorang atau beberapa orang

mengikatkan diri untuk sesuatu hal terhadap seseorang atau beberapa orang

lainnya. Syarat-syarat sahnya perjanjian dapat kita temukan dalam ketentuan Pasal

1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang berbunyi :

Untuk sahnya perjanjian-perjanjian, diperlukan empat syarat :

1) Kesepakatan mereka yang mengikat dirinya;

2) Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;

Page 66: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Suatu pokok persoalan tertentu;

4) Suatu sebab yang tidak terlarang .

Dari ketentuan diatas, bahwa dalam melakukan sebuah perikatan yaitu perlu

adanya kesepakatan diantara kedua belah pihak, faham atas apa yang telah

dilakukan pada perjanjian tersebut, dan melakukan suatu perjanjian yang tidak

dilarang oleh hukum yang berlaku di Indonesia.

b. Akad

Menurut fiqih muamalah, membagi perjanjian atau akad menjadi dua bagian

yaitu : akad tabarru’ dan akad tijarah atau mu’awadah. Mengacu pada

pendapatnya Adiwarman Karim (2004: 58) dari kedua akad tersebut dapat peneliti

kemukakan sebagai berikut :

a. Akad Tabarru‟

Akad tabarru‟ adalah segala macam perjanjian yang menyangkut non-profit

(transaksi nirlaba). Transaksi ini pada hakikatnya bukan transaksi bisnis

untuk mencari keuntungan komersial. Akad tabarru‟ ditujukan untuk tolong-

menolong dalam rangka berbuat kebaikan. Dalam akad tabarru‟ pihak yang

berbuat kebaikan tersebut tidak berhak untuk mendapatkan imbalan apapun

dari pihak lainnya, kecuali imbalan tersebut hanya dari Allah SWT bukan

dari manusia.

b. Akad Tijarah

Akad tijarah adalah segala macam perjanjian yang menyangkut for profit

transaction. Akad ini dilakukan dengan tujuan mencari keuntungan, karena

bersifat komersil.

4. Pembiayaan Al-Mudharabah

a. Pengertian Al-Mudharabah

Page 67: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Al-Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau berjalan.

Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang

memukul kakinya dalam menjalankan usaha. Muhammad (2005: 106) berpendapat

bahwa :

Qirad atau mudharabah adalah kerjasama antara pemilik modal atau uang

dengan pengusaha pemilik keahlian atau keterampilan atau tenaga dalam

pelaksanaan unit-unit ekonomi atau proyek usaha.

Sedangkan Adiwarman Karim (2004: 93) menyatakan bahwa :

Al-Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua atau lebih pihak dimana

pemilik modal (shahib al-maal) mempercayakan sejumlah modal kepada

pihak pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan

dalam panduan kontribusi 100% modal kas dari shahib al-maal dan keahlian

mudharib.

Zainul Arifin (2000: 202) menyatakan bahwa :

Mudharabah adalah akad yang dilakukan antara pihak pemilik modal

dengan mudharib (pengelola), dimana keuntungan disepakati di awal untuk

dibagi bersama dan kerugian ditanggung oleh pemilik modal.

Ach. Syaiful Hidayat A. (2009:4) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul

Penerapan Akuntansi Syari‟ah Pada Koperasi BMT Sarana Dakwah Muslim

Malang, menyatakan bahwa :

Mudharabah adalah kerjasama bank dengan pihak pengusaha yang

diyakini. Bank memberikan dana 100% untuk usahanya, pengusaha

memberikan tenaga dan keahliannya. Laba atau Rugi usaha akan dibagi.

Berdasarkan rasio atau nisbah tertentu sesuai kesepakatan. Kerugian

yang timbul akibat dari suatu hal yang bukan karena kelalaian atau

penyelewengan pengusaha akan ditanggung bank, sedangkan kerugian

karena kesalahan pengusaha akan ditanggung pengusaha sendiri.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

mudharabah adalah perjanjian kerjasama antara dua pihak, pihak pertama (shahib

al maal) menyediakan 100% modal, sedangkan pihak kedua (mudharib) sebagai

pemilik keahlian dan keterampilan menjadi pengelola. Keuntungan dari kerjasama

Page 68: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ini dibagi sesuai dengan akad perjanjian dan apabila terjadi kerugian atas usaha

yang dijalankan, maka kerugian tersebut menjadi tanggungjawab bersama.

b. Rukun Al-Mudharabah

Faktor-faktor yang harus ada (rukun) dalam akad mudharabah menurut

Adiwarman Karim (2004: 193) adalah :

1. Pelaku (pemilik modal maupun pelaksana usaha),

2. Objek mudharabah (modal dan kerja),

3. Persetujuan kedua belah pihak (ijab-qabul),

4. Nisbah keuntungan

Rukun dalam akad mudharabah sama dengan rukun dalam akad jual-beli

ditambah satu faktor tambahan, yakni nisbah keuntungan. Faktor pertama, dalam

akad mudharabah harus ada minimal dua pelaku yaitu pemilik modal sebagai

obyek mudharabah yang menyerahkan modalnya, dan pelaksana usaha yang

menyerahkan keahlian atau keterampilannya sebagai obyek mudharabah.

Persetujuan kedua pihak, merupakan konsekuensi dari prinsip an-taraddin minkum

(sama-sama rela). Disini kedua belah pihak harus secara rela bersepakat untuk

mengikatkan diri dalam akad mudharabah, bila kedua belah pihak telah

menyetujui perjanjian-perjanjian dan tugas yang harus dilaksanakan oleh masing-

masing, maka langkah selanjutnya adalah membicarakan nisbah keuntungan.

Nisbah keuntungan merupakan rukun yang khas dalam akad mudharabah, yang

tidak ada dalam akad jual beli. Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak

diterima oleh kedua belah pihak.

c. Landasan Syari'ah

Landasan syari'ah al-Mudharabah lebih mencerminkan pada tujuan

melakukan usaha. Hal ini tampak pada ayat-ayat al-qur‟an dan al-hadist berikut:

1) Al-Qur‟an

Page 69: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam menjalankan pembiayaan mudharabah perlu adanya aturan yang

melandasi dari kegiatan tersebut, diantaranya

a) QS. Al-Muzammil :20

Artinya :

”Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri kurang

dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan

segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah

menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu

sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka

Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah

dari Al Qur'an. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-

orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari

sebagian karunia Allah, dan orang-orang yang lain lagi berperang di

jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah dari Al-Qur'an dan

dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman

kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu

perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh nya di sisi Allah

sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan

mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Yang menjadi argumen dari QS. Al-Muzammil: 20 adalah adanya kata

yadhribun yang sama dengan kata mudharabah yang berarti melakukan

suatu perjalanan.

Page 70: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

QS. Al-Jumu‟ah : 10

Artinya ;

”Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka

bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak

supaya kamu beruntung.”

Ayat tersebut menerangkan bahwa Allah menghalalkan umat manusia untuk

mencari rizki yang sudah diberikan kepadanya dan memanfaatkan untuk

kesejahteraan umat manusia.

b) QS. Al-Baqarah : 198

Artinya ;

“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia dari Tuhanmu. Maka

apabila kamu telah bertolak dari 'Arafat, berdzikirlah kepada Allah di

Masy'arilharam. Dan berdzikirlah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya

kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk

orang-orang yang sesat.”

Ketiga ayat diatas ( QS. Muzammil: 20, QS. Al-Jumu‟ah: 10 dan QS. Al-

Baqarah: 198) sama-sama mendorong manusia untuk melakukan upaya

perjalanan usaha.

2) Al-Hadist

Page 71: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Selain dalam Al-Qur‟an juga ditegaskan dalam hadist yang diriwayatkan

oleh Thabrani berikut :

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib

jika memberikan dan kepada mitra usahanya secara mudharabah, ia

mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni

lembah yang berbahaya, atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan

tersebut, yang bersangkutan bertanggungjawab atas dana tersebut.

Disampaikannya syarat-syarat tersebut kepada Rosulullah SAW dan

Rosulullah SAW memperbolehkannya.

Dari hadist tersebut menegaskan bahwa dalam pemberian dana pembiayaan

mudharabah harus digunakan syarat-syarat yang disepakati bersama dan kedua

belah pihak yaitu pihak yang memberi dana (shahibul maal) dan pihak penerima

dana (mudharib) harus mentaati syarat-syarat tersebut.

Dalam sistem ekonomi Islam tidak mengenal adanya bunga, karena hal

tersebut dianggap sebagai riba dan dihukumi haram. Dasar hukum larangan

menggunakan riba atau bunga telah tercantum dalam Al-Qur‟an, menurut

Muhammad (2005: 107) yaitu :

a) Doktrin kerjasama dalam ekonomi Islam dapat menciptakan kerja

produktif sehari-hari dari masyarakat. (QS. 2 : 190)

b) Meningkatkan kesejahteraan dan mencegah kesengsaraan sosial. (QS. 3: 105;

QS. 5: 3; QS.9: 71,105)

c) Mencegah penindasan ekonomi dan distribusi kekayaan yang tidak merata (

QS.69: 25-37; QS.89:17-20; QS.107:1-7)

d) Melindungi kepentingan ekonomi lemah (QS.4: 5-10; 74-76;QS.89:17-26)

e) Membangun organisasi yang berprinsip syarikat, sehingga terjadi proses yang

kuat membantu yang lemah (QS. 43: 32)

f) Pembagian kerja atau spesialisasi berdasarkan saling ketergantungan serta

pertukaran barang dan jasa karena tidak mungkin berdiri sendiri (QS. 92: 8-

10; QS. 96: 6)

d. Jenis-jenis Al Mudharabah

Mengacu pada pendapat Adiwarman Karim (2004: 200) secara umum, al-

mudharabah terbagi menjadi dua jenis yaitu:

Page 72: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Mudharabah Muthlaqah

Mudharabah Muthlaqah adalah bentuk kerjasama antara shahibul maal dan

mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi

jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. Pemilik dana (shahibul maal)

memberikan otoritas dan hak sepenuhnya kepada mudharib untuk

menginvestasikan atau memutar uangnya.

2. Mudharabah Muqayyadah

Mudharabah Muqayyadah (restricted mudharabah atau specified

mudharabah) adalah kerjasama usaha dimana mudharib dibatasi dengan

jenis usaha, waktu, dan tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali

mencerminkan kecenderungan umum shahibul maal dalam memasuki jenis

usaha.

Menurut Zainul Arifin (2000: 203) berpendapat bahwa “Mudharabah

muqayyadah adalah akad yang dilakukan antara pemilik modal (shahibul maal)

kepada pengelola usaha (mudharib) untuk usaha yang ditentukan oleh pemilik

modal, dimana keuntungan disepakati di awal untuk dibagi bersama dan kerugian

ditanggung oleh pemilik modal (shahibul maal) “.

e. Manfaat dan Resiko Al-Mudharabah

1) Manfaat Al-Mudharabah

Manfaat pembiayaan mudharabah, menurut pendapat Muhammad( 2002:

105) adalah :

a) Bank akan mengalami peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan

usaha nasabah meningkat;

b) Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan

secara tetap, tetapi disesuaikan dengan pendapatan atau hasil usaha bank

sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative spread;

c) Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow atau

arus kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah;

d) Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang

benar-benar halal, aman, dan menguntungkan karena keuntungan yang

konkret dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan;

e) Prinsip bagi hasil mudharabah berbeda dengan prinsip bunga tetap

dimana bank akan menagih penerima pembiayaan (nasabah) satu jumlah

bunga tetap pun keuntungannya yang dihasilkan oleh nasabah, sekalipun

merugi dan terjadi krisis moneter.

Page 73: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Resiko Al-Mudharabah

Resiko al-mudharabah, terutama pada penerapannya dalam pembiayaan,

relatif tinggi (Muhammad, 2002: 105) diantaranya :

a) Side streaming, nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang

disebut dalam kontrak;

b) Lalai dan kesalahan yang disengaja;

c) Penyembunyian keuntungan oleh nasabah yang tidak jujur.

5. Kredit

a. Pengertian Kredit

Pengertian kredit dalam arti luas diartikan sebagai kepercayaan. Begitu juga

dalam bahasa latin kredit berarti crede artinya percaya. Maksud dari percaya bagi

si pemberi kredit adalah ia percaya kepada si penerima kredit bahwa kredit yang

disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai dengan perjanjian. Sedangkan bagi

yang menerima kredit merupakan penerimaan kepercayaan sehingga mempunyai

kewajiban untuk membayar sesuai jangka waktu yang disepakati dalam perjanjian.

Menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 :

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam

antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi

utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan

pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara

bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk

mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu

dengan imbalan atau bagi hasil.

Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa kredit atau pembiayaan dapat

berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang, misal bank

membiayai kredit untuk pembelian rumah atau mobil. Kemudian adanya

Page 74: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kesepakatan antara bank (kreditur) dengan nasabah penerima kredit (debitur),

bahwa mereka sepakat sesuai perjanjian yang telah dibuat. Dalam perjanjian kredit

tercakup hak dan kewajiban masing-masing pihak, termasuk jangka waktu serta

bunga yang disepakati bersama. Demikian pula dengan masalah transaksi apabila

debitur ingkar janji terhadap perjanjian yang telah dibuat bersama.

b. Tujuan dan Fungsi Kredit

Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuan

pemberian kredit tersebut tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan.

Adapun tujuan utama pemberian kredit antara lain :

1) Mencari keuntungan

Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut.

Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank

sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada

nasabah. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank. Jika bank

yang terus menerus menderita kerugian, maka besar kemungkinan bank

tersebut akan dilikuidasi.

2) Membantu usaha nasabah

Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan

dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana

tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas

usahanya.

3) Membantu pemerintah

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak

perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti

adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor. Keuntungan bagi

pemerintah dengan menyebarkan pemberian kredit adalah :

Page 75: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a) Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank;

b) Membuka kesempatan kerja baru, dalam hal ini digunakan untuk kredit

pembangunan usaha baru atau perluasan usaha, perusahaan akan

membutuhkan tenaga kerja baru sehingga dapat menarik tenaga kerja

dan mengurangi pengangguran.;

c) Meningkatkan jumlah barang dan jasa, bahwa sebagian besar kredit

yang disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah dan jasa yang beredar

di masyarakat;

d) Menghemat devisa negara, terutama untuk produk-produk yang

sebelumnya diimpor dan apabila sudah dapat diproduksi di dalam negeri

dengan fasilitas kredit yang ada jelas akan dapat menghemat devisa

negara;

e) Meningkatkan devisa negara, apabila produk dari kredit yang di biayai

untuk keperluan ekspor.

Kemudian disamping tujuan diatas suatu fasilitas kredit memiliki fungsi

sebagai berikut :

1) Untuk meningkatkan daya guna uang

Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika

uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna.

Dengan diberikannya kredit, uang tersebut menjadi berguna untuk

menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit.

2) Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Dalam hal ini yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah

ke wilayah lainnya, sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan

memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang

dari daerah lainnya.

3) Untuk meningkatkan daya guna barang

Page 76: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk

mengolah barang yang tidak berguna atau bermanfaat.

4) Sebagai alat stabilitas ekonomi

Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi

karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah

barang-barang yang diperlukan oleh masyarakat. Kredit dapat pula

membantu dalam mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri

sehingga meningkatkan devisa negara.

c. Jenis-jenis Kredit

Kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk

masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat

dari berbagai segi, antara lain :

1) Dilihat dari Segi Kegunaan

(a) Kredit Investasi

Digunakan untuk perluasan usaha atau pengembangan proyek atau

keperluan rehabilitasi. Contoh kredit investasi misalnya untuk

membangun pabrik atau membeli mesin-mesin. Dari penggunaan mesin

tersebut pemakainnya untuk suatu periode yang relatif lama.

(b) Kredit Modal Kerja

Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam

operasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk

membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya

yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.

Page 77: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Dilihat dari Segi Tujuan Kredit

(a) Kredit Produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau

investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.

Sebagai contoh kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan

mengahasilkan barang, kredit petanian akan menghasilkan produk

pertanian atau kredit pertambangan akan menghasilkan bahan tambang

atau kredit industri lainnya.

(b) Kredit Konsumtif

Kredit yang digunakan untuk konsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini

tidak ada penambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang

untuk digunakan oleh seseorang atau badan usaha. Sebagai contoh kredit

untuk perumahan, kredit mobil pribadi, kredit motor.

(c) Kredit Perdagangan

Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli

barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan

barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada agen-agen

atau supplier perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah

besar.

3) Dilihat dari Segi Jangka Waktu

(a) Kredit Jangka Pendek

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau

paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal

kerja. Contoh untuk peternakan misalnya kredit peternakan ayam.

Page 78: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(b) Kredit Jangka Menengah

Jangka kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun,

biasanya untuk investasi. Sebagai contoh kredit untuk pertanian seperti

jeruk atau peternakan kambing.

(c) Kredit Jangka Panjang

Merupakan kredit yang pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka

panjang waktu pengembaliannya diatas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya

kredit untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa

sawit, atau manufaktur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit

perumahan.

4) Dilihat dari Segi Jaminan

(a) Kredit dengan Jaminan

Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat

berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang.

Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan

yang diberikan si calon debitur.

(b) Kredit Tanpa Jaminan

Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang

tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan

karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama ini.

5) Dilihat dari Segi Sektor Usaha

(a) Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor

perkebunan dan pertanian rakyat.

Page 79: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(b) Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya untuk

peternakan ayam dan jangka panjang untuk peternakan kambing atau

sapi.

(c) Kredit industri, yaitu untuk membiayai industri kecil, menengah, atau

besar.

(d) Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayai biasanya dalam

jangka panjang, seperti tambang emas, minyak, dan timah.

(e) Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun

sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk

para mahasiswa.

(f) Kredit profesi, diberikan kepada para professional seperti dosen, dokter,

dan pengacara.

6. Usaha Kecil Menengah

a. Pengertian Usaha Kecil Menengah

Dalam perekonomian Indonesia, sektor usaha kecil menengah memegang

peranan yang sangat penting terutama bila dikaitkan dengan jumlah tenaga kerja

yang mampu diserap olehnya. Usaha kecil memiliki nilai strategis bagi

pembangunan bangsa, juga sebagai upaya meratakan hasil pembangunan yang

telah dicapai. Usaha kecil mendominasi kegiatan usaha, misalnya sektor pertanian

lebih dari 99% kegiatan usaha dilakukan oleh pengusaha kecil. Di sektor

perdagangan lebih dari 98%, di sektor transportasi lebih dari 97% dan di sektor

pengolahan jasa-jasa lain masing-masing lebih dari 98%.

Usaha kecil menengah (UKM) menurut surat edaran Bank Indonesia

No.26/1/UKK tanggal 29 Mei 1993 perihal Kredit Usaha Kecil (KUK) adalah

usaha yang memiliki total asset minimum Rp 600 juta (enam ratus juta rupiah)

Page 80: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tidak temasuk tanah dan rumah yang ditempati. Pengertian usaha kecil menengah

ini meliputi perseorangan, badan usaha swasta dan koperasi, sepanjang asset yang

dimiliki tidak melebihi nilai Rp 600 juta.

Berdasarkan UU No 9/1995 tentang Usaha Kecil Menengah, yang dimaksud

usaha kecil menengah adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam

memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan seperti

kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Pandji Anoraga dan

Djoko Sudantoko (2002: 225), menyatakan bahwa ”Usaha kecil menengah yang

dimaksud disini meliputi usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional. Adapun

usaha kecil informal adalah berbagai usaha yang belum terdaftar, belum tercatat,

dan belum berbadan hukum, antara lain petani penggarap, industri rumah tangga,

pedagang asongan, pedagang keliling, pedagang kaki lima, dan pemulung.

Sedangkan usaha kecil tradisional adalah usaha yang menggunakan alat produksi

sederhana yang telah digunakan secara turun temurun, dan atau berkaitan dengan

seni dan budaya.”

b. Karakteristik Usaha Kecil Menengah

Kriteria usaha kecil menengah sangat berbeda-beda, tergantung pada fokus

permasalahan yang dituju dan instansi yang berkaitan dengan sektor ini. Secara

umum karakteristik usaha kecil menengah menurut pendapat Pandji Anoraga &

Djoko Sudantoko (2002: 25) dapat peneliti kemukakan sebagai berikut:

1) Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti

kaidah dan administrasi pembukuan standar. Kadangkala pembukuan tidak

di-up to date, sehingga sulit untuk menilai kerja usahanya.

2) Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat

tinggi.

3) Modal terbatas.

4) Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih sangat

terbatas.

5) Skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit mengharapkan untuk

mampu menekan biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang.

Page 81: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6) Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diversifikasi pasar sangat

terbatas.

7) Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal sangat

rendah, mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya. Untuk

mendapatkan dana di pasar modal, sebuah perusahaan harus mengikuti

sistem administrasi standard dan harus transparan.

Sedangkan kriteria usaha kecil menurut Undang-Undang No 9 Tahun 1995

sebagai berikut :

1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00 (Dua ratus juta

rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau ;

2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu

miliar rupiah);

3) Milik Warga Negara Indonesia;

4) Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan

yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak

langsung dengan usaha menengah atau usaha besar;

5) Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan

hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

Menurut Undang-Undang No 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil, disebutkan

bahwa “Usaha Menengah dan Usaha Besar adalah kegiatan ekonomi yang

mempunyai kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar

daripada kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan Usaha Kecil”. Sedangkan

menurut Instruksi Presiden Republik Indonesia No 10 tahun 1999 tentang

Pemberdayaan Usaha Menengah, disebutkan bahwa “Usaha Menengah adalah

usaha produktif yang berskala menengah dan memenuhi kriteria kekayaan bersih

lebih besar dari Rp 200.000.000,00 (Dua ratus juta rupiah) diluar tanah dan

bangunan tempat usaha atau yang memiliki penjualan maksimum Rp

10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)”.

Dari pengertian diatas dapat diketahui unsur-unsur usaha menengah yaitu:

1) Usaha menengah merupakan usaha produktif yang berskala menengah.

2) Usaha menengah merupakan kegiatan usaha yang bergerak dibidang ekonomi.

Page 82: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Kriteria usaha menengah adalah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

lebih besar daripada kekayaan bersih dan hasil penualan tahunan usaha kecil

c. Modal Usaha Kecil Menengah (UKM)

Beberapa alternatif yang dapat dilakukan usaha kecil untuk mendapatkan

pembiayaan atau modal dasar maupun untuk langkah-langkah pengembangan

usahanya menurut Pandji Anoraga dan Djoko Sudantoko (2002, 228), yaitu

”Melalui kredit perbankan, pinjaman lembaga keuangan bukan bank, modal

ventura, pinjaman dari dana penyisihan sebagai laba Badan Hukum Milik Negara

(BUMN), hibah, dan jenis-jenis pembiayaan lainnya”.

Usaha Kecil dan Menengah dalam perkembangannya memiliki sasaran

utama, antara lain :

1) Meningkatkan pendapatan rakyat

2) Meningkatkan produksi pangan, barang, dan jasa. Khusus untuk pangan

dengan cara membentuk stock pangan nasional yang ditunjang dengan

sistem distribusi modern.

3) Membangun skenario ekonomi berbasis IPTEK, dengan prioritas industri

maju ditunjang industri ikutan lainnya.

4) Membina dan mengembangkan UKM kabupaten atau kota untuk

mewujudkan pengusaha lapisan menengah baru.

d. Keunggulan dan Kelemahan Usaha Kecil Menengah

Setiap usaha bisnis mengandung potensi benefit dan biaya, sedangkan usaha

kecil memiliki beberapa potensi dan keunggulan kompetitif. Mengacu pada

pendapat dari Pandji Anogara & Djoko Sudantoko (2002: 229) bahwa :

1) Usaha kecil beroperasi menyebar di seluruh pelosok dengan berbagai ragam

bidang usaha.

Page 83: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Usaha kecil beroperasi dengan investasi modal untuk aktiva tetap pada

tingkat yang rendah.

3) Sebagian besar usaha kecil dapat dikatakan padat karya (labor intensive)

yang disebabkan penggunaan teknologi sederhana.

Kebanyakan usaha kecil menengah untuk memenuhi permintaan (aggregate

demand) yang terjadi di daerah regionalnya. Bisa jadi orientasi produksi usaha

kecil menengah tidak terbatas pada orientasi produk melainkan sudah mencapai

taraf orientasi konsumen. Untuk itu diperlukan suatu keputusan manajerial yang

menuntut kejelian tinggi. Dengan penyebaran usaha kecil menengah, minimal

dapat menekan kesenjangan desa-kota dan mengatasi masalah urbanisasi.

Sebagian besar modal usaha kecil menengah terserap pada kebutuhan modal kerja.

Karena yang dipertaruhkan kecil, implikasinya usaha kecil menengah memiliki

kebebasan yang tinggi untuk masuk atau keluar dari pasar. Dengan demikian,

kegiatan produksi dapat dihentikan sewaktu-waktu jika kondisi perekonomian

yang dihadapi kurang menguntungkan. Konsekuensi lain dari rendahnya nilai

aktiva tetap adalah mudah meng-up to date-kan produknya. Sebagai akibatnya

akan memiliki derajat imunitas yang tinggi terhadap gejolak perekonomian

internasional.

Prosentase nilai tambah pada tenaga kerja usaha kecil menengah relatif

tinggi. Dengan demikian, distribusi pendapatan dapat tercapai. Selain itu,

keunggulan lain dari usaha kecil menengah terdapat pada hubungan yang erat

antara pemilik dengan karyawannya, sehingga jarang terjadi pemutusan hubungan

kerja (PHK). Keadaan ini menunjukkan bahwa usaha kecil menengah memiliki

fungsi sosial ekonomi.

Kelemahan usaha kecil menengah adalah investasi awal dapat saja

mengalami kerugian. Beberapa resiko diluar kendali pemilik, seperti perubahan

mode, peraturan pemerintah, persaingan, dan masalah tenaga kerja dapat

menghambat kelancaran usaha. Beberapa usaha kecil menengah juga

Page 84: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menghasilkan pendapatan yang tidak teratur, pemilik bahkan terkadang tidak

mendapatkan profit.

e. Hambatan Perkembangan Usaha Kecil Menengah

Menurut pendapat Pandji Anoraga & Djoko Sudantoko (2002: 231),

menyatakan bahwa hambatan-hambatan yang sering dialami oleh usaha kecil

menengah antara lain :

1) Keterbatasan dana dan kemampuan yang mengakibatkan peluang ekspor

tidak dapat dimanfaatkan secara optimal oleh industri kecil.

2) Hambatan perkembangan industri kecil adalah modal kerja yang terbatas

dan barang yang diproduksi kurang laku.

3) Kendala usaha kecil menengah dalam mengembangkan potensinya.

4) Pengetahuan dan kemampuan manajemen yang sangat lemah

5) Ketidakmampuan mengelola usaha dan kekurangan modal

6) Ketidakmampuan manajemen

7) Kendala pengembangan usaha kecil menengah dapat disebabkan faktor

kemampuan yang bersifat alamiah (mental dan budaya kerja), tingkat

pendidikan SDM, keterbatasan keterampilan dan keahlian, keterbatasan

modal dan informasi pasar.

Sampai saat ini industri kecil belum memiliki bentuk organisasi yang

mampu untuk menghadapi perubahan dengan cepat karena stuktur organisasi

internalnya masih sederhana dan masih dominannya keterlibatan pemilik dalam

segala kegiatan usaha. Untuk memperbaiki situasi tersebut diperlukan peningkatan

kemampuan personil yaitu komunikasi, kerja kelompok, inovasi leadership dan

kemampuan manajerial yaitu kepemimpinan dan penerapan manajemen fungsional

serta gaya kerja, baik secara mutlak maupun tambahan dalam mencapai

kompetitas secara spesifik maupun global. Kendala mendapatkan pendanaan

disebabkan oleh tidak dimilikinya pembukuan dan catatan-catatan rugi atau laba

serta penjualan dan kelengkapan administrasi secara umum, sehingga pihak

pemberi dana mengalami kesulitan dalam menilai kekayaan usaha kecil menengah

tersebut.

Page 85: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian dari teori-teori atau temuan

dari bahan penelitian lain yang turut mendasari penyusunan penelitian ini.

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan

yaitu :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Patimatu Jahra (2002) di salah satu BMT di

Kota Banjarmasin yang berjudul “Profil Usaha BMT Ukhuwah di Kota

Banjarmasin” menyimpulkan bahwa BMT mempunyai andil yang sangat besar

bagi pemberdayaan dan pengembangan usaha kecil. Keberadaan BMT di kota

Banjarmasin sangat dirasakan oleh nasabahnya terutama dalam hal membantu

pembiayaan modal usaha dan meningkatkan penghasilan dan kualitas hidup

masyarakat semakin membaik.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Riski Agus Winarto (2005) di Bank Muamalat

Cabang Surakarta yang berjudul “Pelaksanaan Prinsip Bagi Hasil Dalam

Prosedur Penyaluran Dana untuk Produk Pembiayaan Mudharabah”

menyimpulkan bahwa Bank Muamalat Cabang Surakarta telah melaksanakan

prinsip bagi hasil dalam prosedur penyaluran dana untuk produk pembiayaan

mudharabah sesuai dengan syariah. Proses pembiayaan mudharabah di Bank

Muamalat Cabang Surakarta melalui beberapa proses, diantaranya solitisasi,

analisis, persetujuan, pencairan biaya, perhitungan bagi hasil, pembayaran

angsuran dan monitoring. Pembiayaan mudharabah ini diutamakan kepada

nasabah guna memberikan bantuan investasi atau modal kerja yang bersifat

halal dan sesuai dengan syariah.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Narita Indriany (2006) di BMT An-Nuur

Kutoarjo yang berjudul “Pengembangan Usaha Melalui Pembiayaan

Mudharabah pada Usaha Kecil “ menyimpulkan bahwa dengan adanya

pembiayaan mudharabah dapat meningkatkan kualitas ekonomi usaha kecil,

menambah permodalan sehingga dapat melanjutkan usahanya dengan lancar,

Page 86: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

meskipun perkembangan usaha kecil tersebut tidak meningkat tajam tetapi

dapat meningkat sedikit demi sedikit.

Dari penelitian-penelitian diatas terdapat kesamaan dengan penelitian yang

akan peneliti lakukan, yaitu sama-sama mengungkapkan tentang sejauhmana

peranan BMT dalam membantu permodalan bagi usaha kecil menengah.

Sedangkan perbedaan penelitian dengan penelitian-penelitian diatas adalah adanya

perbedaan hasil penelitian yang dilakukan Patimatu Jahra (2002) yang berjudul

“Profil Usaha BMT Ukhuwah di Kota Banjarmasin” yang berfokus pada

peningkatan kualitas hidup masyarakat, sedangkan penelitian yang akan peneliti

lakukan hanya berfokus pada peningkatan modal usaha bagi usaha kecil menengah

melalui produk pembiayaan mudharabah.

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan arah penalaran untuk bisa sampai kepada

pemberian jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Menyusun kerangka

pemikiran berarti juga membuat argument yang rasional terhadap teori-teori yang

digunakan untuk menjawab masalah. Kerangka pemikiran secara sistematis dalam

penulisan ini adalah sebagai berikut.

Al-Mudharabah adalah suatu bentuk kemitraan antara pihak yang

memberikan dana yaitu pihak Koperasi Jasa Keuangan Syariah (shahibul maal)

dengan pihak yang menerima dana pembiayaan tersebut yaitu nasabah (mudharib).

Kerjasama ini dilandasi dengan adanya kesepakatan antara kedua belah pihak

(akad). Hal tersebut guna memperjelas jumlah bagi hasil yang disepakati bersama

dan ditentukan pada saat perjanjian. Pada pembiayaan al-mudharabah, pihak

nasabah menerima dana pembiayaan tersebut sebesar 100% dari pihak bank selaku

shahibul maal. Dalam pembiayaan al-mudharabah bank tidak menggunakan

sistem bunga pada saat nasabah mengembalikan pinjaman, tetapi sistem yang

digunakan adalah bagi hasil (profit sharing).

Page 87: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penerimaan modal dari Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah akan digunakan

sebagai modal usaha bagi nasabah. Dari aktivitas usaha tersebut pasti akan

mendatangkan suatu keuntungan walaupun tidak menutup kemungkinan akan

mengalami kerugian. Apabila usaha yang dijalankan oleh nasabah pembiayaan

mendapatkan keuntungan, maka laba yang diperoleh dibagi secara proporsional

sesuai dengan akad yang sudah disepakati bersama sebelumnya. Tetapi apabila

mengalami kerugian, maka rugi tersebut akan ditanggung oleh pihak Koperasi Jasa

Keuangan Syari'ah secara keseluruhan, jika kerugian tersebut bukan disebabkan

oleh kelalaian mudharib. Namun, apabila kerugian disebabkan oleh kelalaian

mudharib, kerugian tersebut harus ditanggung oleh mudharib sendiri.

Setelah proses transaksi pembiayaan berjalan, kemungkinan akan terjadi

beberapa hambatan. Hambatan tersebut biasanya berasal dari nasabah (mudharib).

Hambatan tersebut dapat terjadi pada saat menjalankan perjanjian (akad) atau pada

saat pengembalian pokok pembiayaan melalui angsuran oleh nasabah. Adanya hal

tersebut maka Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah berusaha untuk mengatasi

masalah tersebut dengan cara melakukan musyawarah dengan berbagai pihak yang

terkait.

Page 88: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERJANJIAN

BAGI HASIL

KEAHLIAN/ MODAL 100%

KETERAMPILAN

Nasabah

(Mudharib)

KJKS

(Shahibul Maal)

PROYEK /USAHA

Page 89: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Nisbah X % Nisbah Y %

Pengembalian

Modal Pokok Pinjaman

Gambar 3. Kerangka Pemikiran

Laporan Keuangan

Nasabah

Pembagian Keuntungan

MODAL

USAHA

Pengembangan Usaha Kecil

Page 90: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk melaksanakan

penelitian dalam usaha menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik-

teknik serta alat-alat tertentu berdasarkan peristiwa ilmiah.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian merupakan sumber diperolehnya data yang dibutuhkan

dari masalah yang akan diteliti. Peneliti akan melakukan penelitian di BMT BINA

INSAN MANDIRI yang beralamat di desa Ceplukan, Wonorejo, Gondangrejo,

Karanganyar. Alasan peneliti melakukan penelitian di BMT BINA INSAN

MANDIRI (BIM) Gondangrejo, yaitu :

1. Merupakan Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah yang melakukan salah satu

usahanya yaitu pemberian pembiayaan mudharabah.

2. Tersedianya bermacam data yang akurat untuk mendukung kelancaran peneliti

dalam melakukan pengumpulan data yang dibutuhkan bagi penelitian ini.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan data penelitian mengenai

peranan BMT Bina Insan Mandiri (BIM) dalam pengembangan usaha kecil

menengah di kecamatan Gondangrejo tahun 2009. Penelitian ini direncanakan

selama 6 (enam) bulan terhitung mulai penyusunan proposal sampai dengan

penyusunan laporan hasil penelitian yang diawali dari bulan Oktober 2009 sampai

dengan bulan Maret 2010.

Page 91: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

3. Tabel Jadwal Penelitian

Tabel 3. Jadwal Penelitian

Kegiatan 2009 2010

Okt Nov Des Jan Feb Mar

1. Persiapan Penelitian

Penyusunan proposal

Ijin penelitian

2. Pelaksanaan Penelitian

Pengumpulan data

Analisis data

3.Penyusunan Laporan

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Dalam suatu penelitian ilmiah, metode memegang peranan yang sangat

penting, karena keberhasilan suatu penelitian sangat ditentukan oleh ketepatan

metode/cara yang digunakan. Winarno Surakhmad (2004: 131) menyatakan bahwa

“Metode merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan,

misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik

serta alat-alat tertentu”. Hadari Nawawi (1993: 61) menyatakan bahwa “Metode

adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan”.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode penelitian yang

digunakan adalah metode penelitian deskriptif, karena peneliti bertujuan untuk

melakukan penyelidikan dengan menggambarkan dan memaparkan keadaaan

obyek dan subyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak

Page 92: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

nyata atau sebagaimana mestinya. Menurut Sukmadinata (2003: 94) “penelitian

kualitatif merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

(menggambarkan), menganalisa fenomena-fenomena, peristiwa, aktivitas sosial

secara alamiah dari sudut perspektif partisipan penelitian kualitatif." Penelitian

kualitatif menurut Lexy J. Moleong (2000: 3) yang mengutip pendapat Bogdan

dan Taylor mengemukakan sebagai berikut “Metode kualitatif adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. Sedangkan Moh. Nazir (1999:

63) berpendapat bahwa:

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok

manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran ataupun

suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian deskriptif

adalah untuk membuat suatu deskripsi, gambaran ataupun lukisan secara

sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat dan hubungan

antara fenomena yang diselidiki.

Menurut Suharsimi Arikunto (2003: 309) “Penelitian deskriptif merupakan

penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status dari

suatu gejala yang ada yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat

penelitian dilakukan”. Sedangkan Abdurrahmad Fathoni (2006: 97) menjelaskan

bahwa “Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengadakan

pemeriksaan dan pengukuran terhadap gejala tertentu”. Menurut Hadari Nawawi

dan Mimi Martini (1996: 73) menyatakan bahwa “Metode deskriptif dapat

diartikan sebagai suatu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki, dengan

menggambarkan ataupun melukiskan objek penelitian pada saat sekarang,

berdasarkan fakta-fakta yang tampak nyata atau sebagaimana adanya”.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu cara

dalam meneliti suatu kelas peristiwa pada masa sekarang yang berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang sedang diamati. Selain itu

penelitian deskriptif kualitatif mempunyai beberapa karakteristik: berlatar

belakang alamiah, mengandalkan manusia atau orang sebagai obyek penelitian,

Page 93: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

memanfaatkan data-data kualitatif, menggunakan analisa secara induktif,

mengarahkan sasaran penelitian pada usaha menemukan teori dasar yang bersifat

deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi kajian pada

fokus tertentu, rancangan penelitiannya bersifat sementara, dan hasil penelitiannya

dapat bersifat sementara, serta hasil penelitian tersebut dapat diterima semua

pihak.

2. Strategi Penelitian

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tunggal terpancang,

dimana peneliti hanya mengkaji suatu masalah saja dan pengumpulan data yang

lebih terarah berdasarkan tujuan mengenai pengembangan usaha melalui

pembiayaan mudharabah pada usaha kecil menengah (UKM) di Kecamatan

Gondangrejo tahun 2009. Jadi strategi tunggal terpancang yang digunakan dalam

penelitian ini mengandung pengertian sebagai berikut tunggal artinya hanya ada

satu ruang lingkup untuk lokasi penelitian yaitu di BMT Bina Insan Mandiri

(BIM). Sedangkan terpancang dalam tujuan penelitian ini, maksudnya bahwa apa

yang harus diteliti dibatasi pada aspek-aspek yang sudah dipilih sebelum

melaksanakan penelitian, yaitu untuk mengetahui sejauhmana peranan BMT Bina

Insan Mandiri dalam pembiayaan mudharabah untuk menunjang permodalan dan

mendukung perkembangan bagi usaha kecil menengah di Kecamatan

Gondangrejo.

C. Sumber Data

Sumber data merupakan hal yang sangat penting karena penelitian yang

dapat menghasilkan suatu pemahaman dengan kesimpulan yang tepat sangat

tergantung pada data yang lengkap, benar dan sahih. Sumber data juga sangat

penting dalam menentukan ketepatan ilmiah hasil penelitian, selain itu penentuan

jenis sumber data yang sesuai akan menentukan ketepatan dan kekayaan data atau

Page 94: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

informasi yang akan dikumpulkan dan juga validitasnya. Sumber data merupakan

segala sesuatu yang digunakan sebagai pelengkap data dalam suatu penelitian.

Menurut Loflan dalam Lexy (2000: 112), “Sumber data utama dalam

penelitian kualitatif adalah kata-kata, tindakan, selebihnya adalah tambahan seperti

dokumen yang lain”. Winarno Surakhmad (2004: 163) mengatakan bahwa:

Sumber data dibedakan antara sumber data primer dan sumber data

sekunder. Sumber primer adalah sumber asli, sumber tangan pertama

penyelidik, dan sumber sekunder berisi data dari tangan kedua (atau dari

tangan yang kesekian), yang bagi penyelidik tidak mungkin berisi data seasli

sumber primer.

H.B. Sutopo (2006: 62) mengatakan bahwa “Sumber data dalam

penelitian kualitatif terdiri dari beragam jenis, bisa berupa orang, peristiwa, tempat

atau lokasi, benda serta dokumen atau arsip”. Dari pengertian tersebut dapat

diuraikan bahwa macam-macam sumber data antara lain adalah sebagai berikut :

1. Informan

Dalam penelitian kualitatif, posisi informan sangat penting peranannya

sebagai individu yang memiliki informasi. Untuk memperoleh data-data yang

diperlukan dalam penelitian kualitatif salah satu cara yang dapat ditempuh adalah

dengan menggunakan teknik wawancara kepada informan. Informan yang

dimaksud dapat terdiri dari pelaku aktivitas, pengamat, orang yang secara

langsung mengelola atau merencanakan sesuatu, kelompok sasaran program atau

kegiatan atau bahkan hanya sekedar sebagai penerima informasi secara tidak

langsung yang memungkinkan untuk mengakses informasi yang dimiliki oleh

informan sesuai dengan kebutuhan peneliti, sehingga peneliti dapat secara lentur

dan kritis dalam memahami beragam informasi yang penting dan secara langsung

berdampak pada kemantapan kualitas penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

Informan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seseorang yang berhubungan

dan sangat mengetahui permasalahan yang sedang dikaji oleh peneliti serta

bersedia memberikan informasi kepada peneliti berupa kata-kata. Informan dalam

Page 95: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penelitian ini antara lain, pimpinan manajer, karyawan, dan pengusaha kecil

menengah (UKM) yang mendapat pembiayaan mudharabah dari BMT Bina Insan

Mandiri.

2. Arsip dan Dokumen

Dalam suatu penelitian, keberadaan dokumen sangat mendukung untuk

mengumpulkan data yang diperlukan oleh peneliti. H.B. Sutopo (2006: 61)

menjelaskan bahwa “Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang

bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu”. Dokumen atau arsip

merupakan sumber data sekunder atau tambahan yang berupa sumber tertulis yang

berhubungan dengan peristiwa atau aktivitas tertentu. Walaupun hanya sebagai

sumber data sekunder, namun tidak bisa diabaikan begitu saja, karena sumber data

tersebut sangat berguna bagi peneliti untuk membantu melengkapi informasi yang

diperlukan oleh peneliti dalam rangka memecahkan masalah dalam penelitian.

Sumber data tersebut dapat berupa arsip-arsip atau sejarah perkembangan

Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah BMT Bina Insan Mandiri yang relevan dan

menunjang penelitian.

Arsip-arsip tersebut bermanfaat untuk membandingkan data yang diperoleh

melalui wawancara dengan dokumen yang ada, sehingga dokumen dan arsip

merupakan sumber data yang sangat diperlukan dan membantu proses

pengumpulan data dalam penelitian.

3. Observasi

Melakukan pengamatan secara langsung dan mendengarkan penjelasan yang

diberikan oleh narasumber, yaitu karyawan BMT Bina Insan Mandiri Gondangrejo

serta para pengusaha kecil menengah yang mendapat pembiayaan mudharabah

dari BMT Bina Insan Mandiri.

4. Foto

Page 96: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Foto merupakan salah satu jenis sumber data dalam penelitian kualitatif,

karena foto menghasilkan data-data deskriptif yang cukup berharga dan sering

digunakan untuk menelaah segi-segi subjektif dan hasilnya sering dianalisis secara

induktif. Bogdan dan Biklen dalam Lexy J. Moleong (2000:114) menjelaskan

“Ada dua jenis foto yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif, yaitu foto

yang dihasilkan orang dan foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri”. Foto yang

digunakan sebagai sumber data adalah foto-foto yang berkaitan dengan tujuan

penelitian, serta kondisinya bisa dimanfaatkan sebagai sumber data. Foto-foto

yang dihasilkan sebagai sumber data berupa aktivitas-aktivitas di BMT Bina Insan

Mandiri Gondangrejo serta aktivitas-aktivitas para pengusaha kecil di tempat

usaha mereka..

5. Kepustakaan

Bersumber dari buku-buku yang berkaitan dengan perbankan syari'ah,

jurnal-jurnal penelitian, dan karya ilmiah lainnya.

D. Teknik Sampling (Cuplikan)

Teknik sampling berkaitan dengan pembatasan jumlah dan jenis dari

sumber-sumber data yang akan digunakan dalam suatu penelitian. Teknik

sampling merupakan suatu bentuk khusus atau proses bagi pemusatan dalam

penelitian yang mengarah pada seleksi dengan menggunakan pertimbangan

berdasar konsep teoritis yang digunakan. Teknik sampling yang digunakan adalah

teknik purposive sampling.

Menurut Prof. Dr. S.Nasution,M.A (1975: 145) menyatakan bahwa,

Sampel yang purposif adalah sampel yang dipilih secara cermat sehingga

relevan dengan desain penelitian. Peneliti akan berusaha agar dalam sampel

itu terdapat wakil-wakil dari segala lapisan populasi. Dengan demikian

diusahakan agar sampel itu memiliki ciri-ciri yang esensial dari populasi

sehingga dapat dianggap cukup representatif. Ciri-ciri yang esensial, apa

yang harus diwakili, bergantung pada penelitian atau pertimbangan atau

Page 97: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

judgment peneliti. Itu sebab purposive sampling ini disebut juga judgment

sampling.

Pengambilan sampel penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini,

menggunakan teknik purposive sampling (sampel bertujuan), yaitu sampel tidak

ditekankan pada jumlah, melainkan ditekankan pada kekayaan informasi yang

dimiliki oleh informan sebagai sumber data. Cara pengambilan sampel didasarkan

pada karakteristik-karakteristik tertentu yang sesuai dengan tujuan penelitian,

karena sampel tidak dimaksudkan untuk generalisasi. Peneliti tidak menentukan

jumlah sampel, tetapi menentukan informasi sebanyak mungkin yang diperoleh

dari berbagai sumber. Menurut Lexy J.Moleong (2000: 165) ciri-ciri dari

purposive sampling adalah :

1. Rancangan sampel yang muncul : Sampel tidak dapat ditentukan atau ditarik

terlebih dahulu.

2. Pemilihan sampel yang berurutan: Tujuannya yaitu untuk memperoleh

variasi sebanyak-banyaknya hanya akan dapat dicapai apabila pemilihan

satuan sampel dilakukan jika satuan sebelumnya sudah dijaring atau

dianalisis. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel: Pada mulanya setiap

sampel dapat sama kegunaannya. Namun, sesudah makin banyak informasi

yang masuk dan semakin mengembangkan hipotesis kerja, akan nyata bahwa

sampel dipilih atas dasar fokus penelitian.

3. Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan: kuncinya disini adalah

jika sudah terjadi pengulangan informasi, maka penarikan sampel sudah

dihentikan.

Untuk memperoleh data yang rinci diperlukan informan yang mengetahui

permasalahan yang sedang diteliti. Dalam menentukan informan, peneliti

menggunakan teknik bola salju (snowball sampling). HB Sutopo (2002: 57)

mengemukakan bahwa :

Snowball sampling merupakan cara pemilihan informan pada waktu di lokasi

penelitian, yang kemudian berdasarkan petunjuk informan tersebut peneliti

menemukan informan baru dan seterusnya berganti informan lainnya yang

tidak terencana sebelumnya, sehingga diharapkan akan mendapatkan data

lengkap dan mendalam.

Page 98: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Teknik ini akan memungkinkan peneliti untuk memilih informan yang

dipandang paling mengerti dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang

mantap. Pilihan informan mungkin dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan

dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data, disamping untuk memperoleh

kedalaman studi dalam konteks tertentu. Menurut Bogdan dan Bikle, dalam

Bambang Sumardjoko (2004: 21) menyatakan bahwa “Cuplikan semacam ini

disebut interval sampling, karena keputusan dapat diambil begitu peneliti

mempunyai suatu pemikiran umum yang muncul mengenai apa yang sedang

dipelajari, dengan siapa berbicara, kapan melakukan observasi yang tepat atau time

sampling, dan berapa jumlah serta macam dokumen yang diteliti.

E. Teknik Pengumpulan Data

Beragam sumber data yang telah didapatkan oleh peneliti menuntut cara atau

teknik pengumpulan data tertentu yang sesuai dengan sumber data untuk

mendapatkan data-data yang diperlukan dalam menjawab permasalahan yang

dikemukakan peneliti. Untuk itu diperlukan teknik dan alat pengumpulan data

yang tepat sehingga memungkinkan tercapainya pemecahan masalah secara valid

dan reliabel. Menurut Goetz dan LaComte dalam H.B.Sutopo (2006: 66)

menyatakan bahwa, “Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara

umum dapat dikelompokkan menjadi dua cara yaitu metode yang bersifat

interaktif dan non interaktif”. Pengumpulan data dalam penelitian ini

menggunakan metode interaktif yaitu dengan melakukan observasi secara

langsung melalui wawancara dengan para narasumber, sedangkan metode non

interaktif meliputi observasi, dan mencatat dokumen maupun arsip.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Wawancara

Sumber data yang sangat penting dalam suatu penelitian kualitatif adalah

manusia sebagai narasumber atau informan. Menurut Lexy J. Moleong (2000:

Page 99: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135), “Wawancara adalah percakapan yang dilakukan dengan maksud tertentu dan

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan

orang yang diwawancarai memberikan jawaban atas pertanyaan itu”.

Maksud dalam melakukan wawancara, seperti yang ditegaskan oleh Lincoln

dan Guba dalam Lexy J. Moleong (2000: 134) adalah :

a. Mengkonstruksikan mengenai orang, kejadian-kejadian, kegiatankegiatan,

organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian, dan kebulatan;

b. Merekonstruksikan kebulatan-kebulatan sedemikian rupa sebagai sesuatu yang

dialami masa lalu;

c. Memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang telah diharapkan untuk

dialami pada masa yang akan datang;

d. Memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh dari

orang lain baik dari manusia maupun bukan manusia;

e. Memverifikasi, mengubah, serta memperluas konstruksi-konstruksi yang

dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.

Pembagian jenis wawancara juga dikemukakan oleh Guba dan Lincoln

sebagaimana dikutip oleh Lexy J. Moleong (2000: 137) adalah :

1. Wawancara oleh tim panel

2. Wawancara tertutup dan Wawancara terbuka

3. Wawancara riwayat secara lisan

4. Wawancara terstruktur dan tidak terstruktur

Berdasarkan jenis-jenis wawancara diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Wawancara oleh Tim Panel

Wawancara oleh tim berarti wawancara yang dilakukan tidak hanya oleh satu

orang, tetapi wawancara dua orang atau lebih terhadap seseorang yang

diwawancarai. Sedangkan wawancara panel yaitu satu pewawancara dapat saja

berhadapan dengan dua orang atau lebih yang diwawancarai sekaligus.

2. Wawancara Tertutup dan Wawancara Terbuka

Wawancara tertutup merupakan wawancara pihak yang diwawancarai tidak

mengetahui atau tidak menyadari bahwa mereka diwawancarai. Sedangkan

wawancara terbuka adalah suatu wawancara pihak yang diwawancarai

Page 100: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai serta mengetahui tujuan

wawancara tersebut.

3. Wawancara Riwayat Secara Lisan

Wawancara ini dimaksudkan untuk mengungkapkan riwayat tertentu, pihak

yang diwawancarai bicara secara terus menerus dan pewawancara sekali-kali

mengajukan pertanyaan.

4. Wawancara Terstruktur dan Tak Terstruktur

Wawancara terstruktur adalah suatu wawancara pewawancara menetapkan

sendiri pertanyaan yang akan diajukan. Pertanyaan-pertanyaan disusun secara

ketat. Sedangkan wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara yang

digunakan untuk menemukan informasi yang tidak baku. Responden biasanya

terdiri dari mereka yang mempunyai pengetahuan dan mendalami serta

memahami informasi yang dibutuhkan.

Dalam penelitian ini, peneliti sebagai pewawancara menggunakan teknik

wawancara terstruktur yang pokok-pokok pertanyaan telah diatur secara terstruktur

dibuat kerangka dan garis besarnya sebelum berada di lapangan penelitian

sehingga pertanyaan dan jawaban lebih terarah pada pokok-pokok penelitian.

Data yang dikumpulkan melalui wawancara adalah tentang:

1. Prosedur permohonan pembiayaan mudharabah BMT Bina Insan Mandiri

Gondangrejo bagi pengusaha kecil menengah.

2. Peranan pembiayaan mudharabah dari BMT Bina Insan Mandiri (BIM)

Gondangrejo terhadap perkembangan usaha kecil menengah di Kecamatan

Gondangrejo tahun 2008.

3. Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh BMT Bina Insan Mandiri dalam

proses penyaluran pembiayaan mudharabah kepada usaha kecil menengah dan

solusi untuk menanganinya.

2. Observasi

Page 101: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Nasution (1996: 63) menyatakan bahwa, “Observasi dilakukan secara

langsung, terfokus dan selektif”. Teknik observasi digunakan untuk menggali data

dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda dan rekaman

gambar. Menurut H.B Sutopo (2006: 75) bahwa “Observasi dapat dilakukan secara

langsung maupun tidak langsung”. Teknik ini dilakukan dengan pengamatan

secara langsung terhadap objek yang diteliti dan mencatat fenomena yang

diselidiki dengan menggunakan penglihatan dan pendengaran peneliti secara

langsung.

Observasi merupakan salah satu cara penelitian ilmiah yang paling sesuai di

bidang ilmu sosial. Dengan metode ini dapat diketahui mengenai lingkungan

tempat penelitian dilaksanakan. Lexy J.Moleong (2000:126) menyatakan bahwa

“Pengamatan memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan, dihayati oleh

subyek, sehingga memungkinkan peneliti menjadi sumber data pengamatan,

memungkinkan adanya pembentukan pengetahuan yang diketahui bersama, baik

dari pihak peneliti maupun dari pihak subyek penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti mengadakan pengamatan langsung terhadap

kondisi fisik Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah BMT Bina Insan Mandiri (BIM)

Kecamatan Gondangrejo, aktivitas kerja pengurus dan pegawai, serta sarana dan

prasarana yang ada didalamnya. Pengamatan juga dilakukan terhadap aktivitas

para pengusaha kecil menengah yang menjadi nasabah BMT Bina Insan Mandiri.

Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dilakukan secara berulang-ulang dengan

harapan data yang diperoleh akan lebih valid.

3. Dokumentasi

Untuk mendapatkan data-data yang berupa arsip sejarah, visi, misi dan

perkembangan Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah BMT Bina Insan Mandiri secara

lengkap dan relevan, serta mendukung dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

teknik pengumpulan data yang berupa dokumentasi. Guba dan Lincoln dalam

Lexy J.Moleong (2000: 161) mengatakan bahwa :

Page 102: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dokumentasi adalah setiap bahan yang tertulis ataupun film, selain dari

pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk

keperluan pengujian suatu peristiwa atau penyajian akunting yang akan

dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik.

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang bersumber dari arsip dan

dokumen yang ada. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Hadari Nawawi (1985:

133) sebagai berikut “Teknik ini adalah cara mengumpulkan data melalui

peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku

tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan

dengan masalah penyelidikan”. Tujuan penggunaan dokumentasi ini adalah untuk

memperoleh data yang bersifat notulis sehingga apa-apa yang belum tergali

melalui teknik wawancara dan observasi dapat tergali melalui dokumen yang ada.

Data yang dikumpulkan melalui dokumentasi adalah data tentang :

1. Sejarah singkat berdirinya BMT Bina Insan Mandiri Gondangrejo

2. Struktur organisasi BMT Bina Insan Mandiri

3. Prosedur permohonan pembiayaan mudharabah

4. Perkembangan usaha kecil menengah di Kecamatan Gondangrejo

4. Foto

Foto sering digunakan dalam penelitian kualitatif karena dapat membantu

dalam pengumpulan data-data, terutama untuk memperjelas deskripsi berbagai

situasi dan perilaku subjek yang diteliti. Namun, foto bukan merupakan teknik

utama dalam pengumpulan data penelitian kualitatif. H.B.Sutopo mengatakan

bahwa “…cara perekaman ini bukan sebagai teknik khusus pengumpulan data

tetapi hanya untuk menjamin kelengkapan catatan lapangan”.

F. Validitas Data

Page 103: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan

penelitian, harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya artinya setiap peneliti

harus bisa memilih dan menentukan suatu cara yang tepat untuk mengembangkan

validitas data yang diperoleh. Validitas data atau kesahihan data merupakan

kebenaran dari suatu penelitian. Menurut H.B. Sutopo (2006: 92) bahwa,

“Validitas data merupakan jaminan bagi kemantapan simpulan dan tafsir makna

sebagai hasil penelitian”.

Dalam penelitian kualitatif terdapat beberapa cara yang dapat dipilih untuk

mengembangkan validitas data penelitian, akan tetapi dalam penelitian ini peneliti

menggunakan cara trianggulasi untuk memeriksa kesahihan atau kebenaran data.

Menurut Lexy J.Moleong (2000: 178), “Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data itu untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”. Selanjutnya

Patton dalam H.B Sutopo (2006: 92-98) menyatakan bahwa ada empat macam

teknik trianggulasi, yaitu:

a. Trianggulasi sumber, yaitu trianggulasi dengan mengarahkan peneliti agar

dalam mengumpulkan data wajib menggunakan beragam sumber data yang

tersedia.

b. Trianggulasi metode, yaitu trianggulasi yang dilakukan dengan

mengumpulkan data sejenis tetapi dengan teknik atau metode pengumpulan

data yang berbeda.

c. Trianggulasi peneliti, yaitu hasil penelitian baik berupa data ataupun simpulan

mengenai bagian tertentu ataupun keseluruhannya bisa diuji validitasnya dari

beberapa peneliti.

d. Trianggulasi teori, yaitu trianggulasi dengan menggunakan perspektif lebih

dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis trianggulasi sumber dan

trianggulasi metode. Dalam trianggulasi sumber peneliti menggunakan beberapa

sumber data untuk mengumpulkan data dengan permasalahan yang sama atau

sejenis tetapi data yang dikumpulkan diambil dari beberapa sumber data yang

berbeda. Untuk menguji keabsahan data yang diperoleh melalui sumber data, maka

Page 104: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

peneliti melakukannya dengan cara membandingkan hasil wawancara informan

yang satu dengan informan lainnya. Adapun trianggulasi metode adalah cara yang

dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data sejenis tetapi menggunakan teknik

atau metode pengumpulan data yang berbeda, yaitu dilakukan dengan cara

membandingkan hasil wawancara dengan sumber data, hasil pengamatan peneliti

dan isi dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dengan demikian

diharapkan akan dapat diperoleh mutu yang bagus dari keseluruhan proses

pengumpulan data penelitian ini, sehingga data yang diperoleh menjadi valid dan

teruji keabsahannya.

G. Teknik Analisis Data

Patton dalam Lexy J. Moleong (2000: 103) menyatakan bahwa, “Analisis

data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola,

kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat

dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data”.

Langkah-langkah dalam analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

mengikuti teknik analisis interaktif. Mathew B. Miles dan A. Michel Huberman

dalam H.B. Sutopo (2006: 113) menyatakan bahwa, “Dalam proses analisis data

terdapat tiga komponen utama yang harus benar-benar dipahami oleh setiap

peneliti kualitatif. Tiga komponen tersebut adalah (1) reduksi data, (2) sajian data,

(3) penarikan simpulan serta verifikasi”. Adapun kegiatannya sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah komponen utama dalam analisis data yang

merupakan proses menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, dan

mengabstraksikan data dari semua jenis informasi yang diperoleh dilapangan.

H.B. Sutopo (2006: 114) menyatakan bahwa, “Reduksi data adalah bagian dari

proses analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang

hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga narasi

Page 105: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sajian data dan simpulan-simpulan dari unit-unit permasalahan yang telah dikaji

dalam penelitian dapat dilakukan”. Data yang diperoleh di lapangan di tulis

dalam bentuk uraian atau laporan yang terperinci. Laporan tersebut kemudian

direduksi, dirangkum dan dipilah-pilah hal yang pokok, difokuskan pada hal-

hal yang dianggap penting kemudian dicari pola dari temanya, sehingga laporan

lapangan yang dianggap sebagai data mentah disingkatkan, data disusun lebih

sistematis, ditonjolkan pada pokok-pokok permasalahan yang penting agar

lebih mudah untuk dikendalikan. Data yang direduksi dapat memberikan

gambaran yang lebih tajam dan mempermudah peneliti dalam pengambilan data

kembali jika diperlukan.

2. Penyajian Data

Alur penting yang kedua dari kegiatan analisis adalah penyajian data.

Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun dan memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Penyajian data mengacu pada perumusan masalah yang telah dirumuskan

sebagai pertanyaan dalam penelitian, dengan demikian narasi yang disajikan

merupakan deskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk menceritakan dan

menjawab setiap permasalahan yang ada. Cara penyajian data yang baik adalah

dengan menggunakan suatu cara analisis kualitatif yang valid, yaitu dengan

menggunakan matrik, grafik, jaringan, dan bagan.

3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Penarikan kesimpulan adalah bagian dari suatu kegiatan konfigurasi yang

utuh. Kemudian kesimpulan-kesimpulan tersebut diverifikasi selama penelitian

berlangsung atau dapat dijelaskan, bahwa data yang telah terkumpul yang

diperoleh dari lapangan, dicari temanya atau dicari makna-makna yang sering

muncul, disimpulkan kemudian data tersebut harus diuji kebenarannya,

kekokohannya, kecocokannya atau validitasnya. Sedangkan verifikasi data

Page 106: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

setelah data tersebut disimpulkan dimaksudkan agar data yang disajikan lebih

mantap teruji kebenarannya. Agar lebih jelasnya proses analisis data dalam

penelitian ini dapat dilihat pada analisis model interaktif berikut ini

Gambar 4. Skema Model Analisis Data Interaktif

(Sumber H.B. Sutopo, 2006:120)

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan tahapan-tahapan dalam penelitian dari awal

sampai akhir. Kegiatan penelitian ini dimulai dari mengurus perizinan,

penyusunan proposal, pelaksanaan penelitian di lapangan, analisis data, dan

penyusunan laporan serta penggandaan. Adapun prosedur dalam penelitian ini

terdiri dari beberapa tahap kegiatan yaitu :

1. Tahap Pra Lapangan/ Persiapan

Pengumpulan

Data

Reduksi Data

Sajian Data

Penarikan

Simpulan/Verifikasi

Page 107: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pada tahap ini dilakukan mulai dari penyusunan rancangan penelitian,

memilih judul untuk laporan penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan

menilai keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informasi, serta

menyiapkan perlengkapan penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan sering disebut dengan tahap lapangan, yaitu peneliti

menggali data dan sumber data yang relevan dengan tujuan penelitian.

3. Tahap Analisis Data

Tahap analisis data merupakan usaha yang dilakukan untuk menemukan

tema yang relevan dengan masalah penelitian.

4. Tahap Penulisan Laporan

Tahap ini, peneliti menyusun dan menulis laporan setelah menganalisis data

.

5. Tahap Perbanyakan Laporan

Setelah menyusun dan menulis laporan, kemudian peneliti mengadakan atau

memperbanyak laporan.

Untuk lebih jelasnya dapat dibuat bagan prosedur penelitian sebagai berikut :

Penyusunan

Laporan Penarikan

Kesimpulan

Page 108: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Persiapan

Pelaksanaan

Pengumpulan

Data dan

Analisis Awal

Analisis

Akhir

Penulisan

Laporan

laporan

Perbanyak

Laporan

laporan

Page 109: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah BMT Bina Insan Mandiri

a. Identitas Kelembagaan

1. Nama Lembaga : KJKS “BINA INSAN MANDIRI”

2. Tanggal Berdiri : 25 Maret 2006

3. Nomor Akta Pendirian : 002/KSU-BIM/III/2006

4. Nomor Badan Hukum : 180.518/08/tahun 2006

5. Nomor TDP : 113426500385

6. Nomor NPWP : 21.009.112.0-526.000

7. Alamat Lengkap : 1.Kantor Pusat : Ceplukan RT 02/17,

Wonorejo, Gondangrejo, Karanganyar

Telp (0271) 858022

2.Kantor Cabang : Komplek Ruko Jeruksawit

Blok6, Jeruksawit, Gondangrejo

Karanganyar

Telp (0271) 2007559

Page 110: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

b. Sejarah Berdirinya BMT Bina Insan Mandiri

Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah Bina Insan Mandiri (BIM) didirikan pada

tangal 25 Maret 2006 dan merupakan lembaga keuangan mikro syari‟ah dibawah

pembinaan Dinas Perindag Koperasi dan UMKM Kabupaten Karanganyar dengan

SK Bupati Karanganyar No 180.518/08/tahun 2006 dan berbadan hukum Koperasi

Jasa Keuangan Syari'ah (KJKS). Pada awal berdirinya Koperasi Jasa Keuangan

Syari'ah Bina Insan Mandiri memiliki anggota 20 orang yang merupakan pendiri

sekaligus sebagai anggota tetap koperasi, dengan menyetorkan uang masing-

masing sebesar Rp 3.000.000,00, maka terkumpul modal awal Koperasi Jasa

Keuangan Syari'ah Bina Insan Mandiri (BIM) sebesar + Rp 60.000.000,00. Seiring

dengan berjalannya waktu sampai tahun 2009 ini, jumlah calon anggota yang juga

merupakan nasabah Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah Bina Insan Mandiri telah

mencapai 1148 orang dengan keuntungan mencapai Rp 6.000.000.000,00.

Lembaga ini bergerak dalam sektor jasa keuangan syari‟ah, meliputi pengelolaan

Baitul Maal yakni menerima dan menyalurkan dana-dana Zakat, Infaq, dan

Shodaqoh serta dana-dana sosial lainnya. Adapun usaha pokok BMT Bina Insan

Mandiri (BIM) adalah pengelolaan Baitul Tamwil yakni pengelolaan dana-dana

simpanan dan investasi anggota serta penyaluran pembiayaan berdasarkan pola

dan prinsip-prinsip syari‟ah.

Untuk mendukung kegiatan kerja Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah Bina

Insan Mandiri (BIM) memiliki dua kantor strategis yaitu kantor pusat di Jalan

Desa Wonorejo sebagai pintu masuk warga Kecamatan Gondangrejo menuju Kota

Solo. Sedangkan kantor cabang beralamat di Jalan Solo-Plupuh yakni di wilayah

timur Kecamatan Gondangrejo. Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah Bina Insan

Mandiri (BIM) saat ini sedang membangun kantor baru lagi yang nantinya akan

Page 111: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dijadikan kantor pusat di Jalan Solo-Purwodadi tepatnya di sebelah Ponpes Imam

Bukhori dengan anggaran + Rp 700.000.000,00.

c. Visi dan Misi Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah BMT Bina Insan Mandiri

1. Visi

Visi Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah Bina Insan Mandiri (BIM) adalah

terwujudnya Lembaga Keuangan Mikro Syari‟ah yang profesinal, sehat,

kuat, dan sesuai dengan prinsip-prinsip muamalah syari‟ah.

2. Misi

Misi yang dijalankan Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah Bina Insan Mandiri

(BIM) adalah untuk mewujudkan Lembaga Keuangan Mikro Syari‟ah yang

professional dalam membangun dan mengembangkan kehidupan

perekonomian masyarakat yang amanah, adil, makmur, dan sejahtera atas

dasar prinsip-prinsip syari‟ah dalam rangka mengharap keridhoan Allah

SWT.

d. Ciri -ciri Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah BMT Bina Insan Mandiri

BMT Bina Insan Mandiri mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Berorientasi bisnis, untuk mencari laba bersama, dalam meningkatkan

pemanfaatan ekonomi paling banyak bagi anggota dan lingkungannya.

2. Modal awal Rp 60.000.000,00 dari 20 orang anggota tetap

3. Memberikan pembiayaan kepada para anggota/nasabah relatif kecil, tergantung

perkembangan modal.

4. Bukan lembaga sosial tetapi dapat dimanfaatkan untuk mengefektifkan

penggunaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf bagi kesejahteraan masyarakat.

Page 112: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5. Calon manajer diutamakan yang berakidah, mempuyai komitmen tinggi pada

pengembangan ekonomi dan diutamakan lulusan D3 dan S1.

6. Dalam pelaksanaan operasionalnya, menjemput berbagai simpanan

mudharabah, demikian pula terhadap masalah pembiayaan, tidak hanya

menunggu.

7. Manajemennya profesional dan islami.

e. Tujuan Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah BMT Bina Insan Mandiri

Tujuan Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah Bina Insan Mandiri (BIM) ini

didirikan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan program pemberdayaan ekonomi khususnya di kalangan usaha

kecil menengah, dengan sistem syari'ah.

2. Meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan lingkungan pada

umumnya.

3. Mendorong kehidupan ekonomi syari'ah dalam mendorong kegiatan usaha

kecil menengah khususnya dan perekonomian Indonesia pada umumnya.

4. Meningkatkan semangat, peran serta anggota dan masyarakat dalam kegiatan

Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah.

5. Menumbuhkan usaha-usaha produktif bagi anggota.

f. Struktur Organisasi Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah BMT Bina Insan

Mandiri

Dalam menjalankan aktivitas usahanya, suatu lembaga atau organisasi

memerlukan manajemen yang rapi dan terencana sehingga aktivitas lembaga

tersebut berjalan sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Salah

satunya adalah dengan adanya struktur organisasi yang jelas di dalam lembaga

tersebut, sehingga diketahui tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing

bagian, hal ini juga akan mempermudah kinerja masing-masing bagian di lembaga

tersebut.

Page 113: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Adapun bentuk struktur organisasi pada Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah

BMT Bina Insan Mandiri (BIM) adalah sebagai berikut :

.

RAT

Dewan Pengurus

Manajer Umum

Operasional Kantor Cabang Marketing/

Pemasaran

Teller/

Kasir

Accounting Landing

Dewan Pengawas

Funding Manajer

Marketing/

Pemasaran

Operasional

Page 114: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 6. Struktur Organisasi BMT Bina Insan Mandiri

Sumber : Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah BMT Bina Insan Mandiri (BIM)

Susunan pengurus BMT Bina Insan Mandiri adalah sebagai berikut :

1. Dewan Pengurus :

a. Ketua : Mulyono

b. Sekretaris : Sarjono, Amd

c. Bendahara : Sugito, SH

2. Dewan Pengawas

a. Ketua : Sakidi, SE. MSi

b. Anggota : Poniman, SS

3. Pengelola

a. Kantor Pusat :

1) Manajer Utama : Mulyoto, Amd

2) Marketing : Suryatmo, SE

Danang Agung Junianto, Amd

3) Accounting : Murniyati, SE

4) Kasir : Yuli Dwi Rinawati, SE

b. Kantor Cabang :

ANGGOTA/ NASABAH

Landing Funding Accounting Teller/ Kasir

Page 115: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Manajer : Sudino, SE

2) Marketing : Purnomo, SE

3) Accounting : Nur Sumaryati, Shi

4) Kasir : Anita Muyasaroh, SE

g. Tugas Masing-masing Bagian

Penjelasan mengenai masing-masing bagian beserta tugas dan tanggung

jawabnya di BMT Bina Insan Mandiri adalah sebagai berikut :

a. Dewan Pengurus

Dewan Pengurus BMT Bina Insan Mandiri terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan

Bendahara. Adapun tugas mereka adalah :

1) Ketua

Ketua bertugas memimpin rapat dan menandatangani surat-surat berharga

dan surat lain yang berkaitan dengan penyelenggaraan keuangan lembaga.

2) Sekretaris

Sekretaris bertugas membuat dan memelihara berita acara yang asli dan

lengkap dari rapat anggota dan rapat pengurus.

3) Bendahara

Bendahara bertugas sebagai pelaksana harian lembaga di bawah bimbingan

dan pengawasan pengurus.

b. Dewan Pengawas

Dewan Pengawas bertugas memberikan fatwa-fatwa agama terutama yang

menyangkut produk-produk BMT.

c. Pengelola

Page 116: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Manajer Umum

Manajer Umum bertugas memimpin jalannya BMT, sehingga sesuai dengan

tujuan dan kebijakan umum yang digariskan oleh Dewan Pengurus yaitu :

a) Memimpin dan mengelola BMT sehingga tercapai tujuan BMT;

b) Bertanggung jawab terhadap operasional BMT khususnya dalam

hubungan dengan pihak ekstern BMT .

c) Bertanggung jawab terhadap kegiatan BMT

2) Manajer Cabang

Tugas manajer cabang mengawasi personalia karyawan dan kegiatan di

Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah kemudian melaporkannya kepada manajer

utama.

Tugas pokok manajer cabang ;

a) Menyelenggarakan daftar hadir.

b) Membuat kartu pegawai untuk tiap karyawan

c) Menyelenggarakan penilaian karyawan

d) Memberikan saran dan himbauan, opini, pendapat maupun cara

pemecahannya

3) Marketing

Tugas dan tanggung jawab bagian marketing adalah :

a) Mengatur, mengkoordinasi, dan mengawasi semua aktivitas yang

berhubungan dengan pembiayaan dan simpanan.

b) Mencari sumber-sumber dana dengan melihat kemungkinan dan peluang

dana yang dapat dihimpun dari pihak ketiga.

c) Mencari calon anggota pembiayaan baru dan usaha-usaha anggota yang

potensial untuk diberikan pembiayaan.

Page 117: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d) Mengamati setiap pembiayaan nasabah, dengan memantau dan

memberikan pembinaan serta mengusahakan agar pelunasannya sesuai

dengan perjanjian (akad) yang telah disepakati.

e) Melakukan penagihan kepada anggota-anggota yang mendapatkan

pembiayaan apabila terlambat membayar setoran kepada BMT secara

arif, mendidik dan efektif.

f) Mengikuti perkembangan proses permohonan pembiayaan anggota

terutama dalam pemeriksaan kelengkapan dokumen permohonan

pembiayaan.

g) Bertindak sebagai komite pembiayaan dalam upaya pengambilan

keputusan pembiayaan

h) Membuat usulan pembiayaan dan mempresentasikannya di depan komite

pembiayaan

i) Melakukan monitoring, evaluasi dan review terhadap kualitas portofolio

pembiayaan yang telah diberikan kepada nasabah, dalam rangka

pengamanan atas setiap pembiayaan yang telah diberikan dan

mengklasifikasikan kedalam pembiayaan lancar, kurang lancar, dan

macet

j) Menganalisa dan memberikan nasehat-nasehat lebih dini kepada

peminjam kurang lancar dan diragukan, memberikan solusi agar usahanya

lebih berhasil dan mampu membayar cicilan dan bagi hasilnya kepada

BMT.

k) Menyusun strategic-planing dan selaku marketing atau solitisasi nasabah

baik dalam rangka penghimpunan sumber dana maupun alokasi

pemberian pembiayaan secara efektif dan terarah.

4) Accounting

Tugas accounting adalah :

Page 118: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a) Menyiapkan Laporan Bulanan Umum (LBU) yang terdiri dari neraca,

laporan rugi/laba, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan

laporan lainnya.

b) Memastikan kebenaran data-data tersebut sebelum dimasukkan ke dalam

sistem LBU.

c) Menyusun Laporan Bulanan Umum (LBU)

d) Membuat rekapitulasi gaji karyawan

e) Membuat laporan pembiayaan dan simpanan

f) Membuat laporan keuangan tiap tahunnya.

5) Kasir

Tugas dan tanggung jawab kasir adalah :

a) Menerima transaksi cash maupun non cash.

b) Memonitor kerapihan file-file di bagian kas.

c) Memonitor semua keperluan di bagian kas.

d) Menyimpan duplikat kunci-kunci kas.

e) Membuat perincian uang tunai kas besar.

f) Menjaga kebersihan dan kerapihan ruang counter dan ruangan kas.

g) Mengatur dan memelihara saldo/posisi uang kas yang ada

2. Keanggotaan BMT Bina Insan Mandiri

Anggota BMT Bina Insan Mandiri dibagi menjadi dua, yaitu :

1) Anggota

Anggota BMT Bina Insan Mandiri berjumlah 20 orang yang sekaligus

merupakan pendiri BMT Bina Insan Mandiri, dengan status sebagai anggota

tetap BMT Bina Insan Mandiri, memiliki hak suara dalam Rapat Anggota

Tahunan (RAT) dan mendapatkan pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU)

diakhir tahun. Anggota BMT Bina Insan Mandiri ini tidak dapat dilimpahkan

Page 119: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kepada orang lain dan tidak dapat mengundurkan diri kecuali dengan alasan

tertentu, misalnya karena kematian atau menarik semua setoran awal sebagai

anggota. Setoran awal untuk menjadi anggota adalah Rp 3.000.000,00.

2) Calon Anggota

Calon anggota BMT Bina Insan Mandiri adalah nasabah baru BMT Bina

Insan Mandiri. Saat ini calon anggota BMT Bina Insan Mandiri berjumlah

1148 orang, baik nasabah simpanan maupun nasabah pembiayaan. Calon

anggota ini tidak berhak mendapatkan Sisa Hasil Usaha (SHU) diakhir tahun

dan tidak memiliki hak suara dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT). Untuk

menjadi calon anggota BMT Bina Insan Mandiri setoran awalnya Rp

25.000,00. Jumlah nasabah BMT Bina Insan Mandiri selalu mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun, yang menunjukkan perubahan signifikan

sebagai hasil dari usaha yang dilakukan oleh BMT Bina Insan Mandiri.

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian

1. Latar Belakang BMT Bina Insan Mandiri dalam Memberikan Produk

Pembiayaan Mudharabah

Al-Mudharabah adalah perjanjian kerja sama usaha antara dua pihak yaitu

pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal (100%) sedangkan

pihak kedua menjadi pengelola dengan menyerahkan tenaga/ keahliannya.

Keuntungan dari pembiayaan ini dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan

dalam kontrak atau perjanjian. Sedangkan apabila mengalami kerugian akan

Page 120: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ditanggung oleh pihak pemilik modal selama kerugian tersebut bukan akibat

kelalaian pengelola, tetapi apabila kerugian tersebut dikarenakan kelalaian

pengelola, maka akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak pengelola.

Pembiayaan berdasarkan prinsip syari'ah adalah penyediaan uang atau

tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

antara BMT dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk

mengembalikan modal atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan

imbalan atau bagi hasil. Pembiayaan atau kredit merupakan aktivitas BMT dari sisi

aktiva yaitu pinjaman yang diberikan untuk mendapatkan penghasilan.

Pembiayaan merupakan alokasi dana yang dimiliki BMT untuk disalurkan kepada

nasabah pembiayaan yang membutuhkan tambahan modal untuk meningkatkan

usahanya, dan menjadi sumber pendapatan bagi pihak BMT dengan mendapatkan

keuntungan atau bagi hasil dari usaha tersebut

Produk pembiayaan mudharabah merupakan produk pembiayaan yang

sangat ideal khususnya bagi usaha kecil menengah, disebabkan pembiayaan ini

mudah didapatkan oleh pengusaha kecil menengah, dengan syarat-syarat

pengajuan pembiayaan yang mudah, dan pengusaha sama sekali tidak dibebankan

dengan bunga pinjaman yang tinggi pada saat mengangsur setoran modal

pinjaman, karena dalam sistem syari'ah tidak mengenal adanya bunga bank tetapi

bank atau BMT akan mendapatkan keuntungan dari bagi hasil dengan usaha yang

dikelola nasabah yang mendapat pembiayaan mudharabah tersebut. Hal ini sesuai

dengan yang telah disampaikan oleh Pak Mulyoto (manajer utama) pada

wawancara tanggal 16 Desember 2009 :

Sebagai dampak dari krisis ekonomi global saat ini, banyak usaha kecil

menengah yang mengalami gulung tikar dan kesulitan mendapatkan modal.

Oleh karena itu, BMT Bina Insan Mandiri sebagai lembaga keuangan

syari'ah berusaha memberikan jalan keluar yang terbaik bagi usaha kecil

menengah terutama di Kecamatan Gondangrejo dengan memberikan

pinjaman yang sesuai syari'ah dan bebas dari riba. Salah satunya adalah

pembiayaan mudharabah, karena melalui pembiayaan ini kami dapat

membantu para pengusaha kecil menengah untuk menjalankan usahanya

Page 121: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kembali, lagipula dari pembiayaan mudharabah ini menguntungkan bagi

pihak nasabah maupun pihak kami sendiri (BMT Bina Insan Mandiri ).

Pada prakteknya, BMT Bina Insan Mandiri (BIM) Gondangrejo dalam

memberikan pembiayaan kepada nasabah disesuaikan dengan kebutuhan nasabah

terhadap penggunaan dana pembiayaan yang diajukan kepada BMT Bina Insan

Mandiri. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Ibu Murniyati (akuntan

pusat), pada wawancara tanggal 18 Desember 2009 :

BMT Bina Insan Mandiri memiliki produk pembiayaan sangat beragam,

maka ketika ada nasabah yang akan mengajukan permohonan pembiayaan

kepada pihak BMT, kami menyesuaikan dengan keinginan nasabah tentang

tujuan dari pembiayaan yang diajukan oleh nasabah tersebut. Pihak BMT

hanya memberikan informasi mengenai jenis-jenis pembiayaan dan

memberikan arahan, jenis pembiayaan yang cocok dengan kebutuhan

nasabah.

Sebagai contoh, jika seorang nasabah datang ke BMT Bina Insan Mandiri

untuk mengajukan permohonan untuk mendapatkan pembiayaan, maka pihak

BMT Bina Insan Mandiri akan menanyakan terlebih dahulu tujuan dari

penggunaan dana pembiayaan tersebut. Misalkan dana pembiayaan tersebut

digunakan untuk tambahan modal kerja, maka pihak BMT Bina Insan Mandiri

menyarankan pembiayaan yang paling sesuai adalah pembiayaan mudharabah

atau musyarakah, tetapi apabila nasabah menginginkan dana pembiayaan tersebut

untuk keperluan pembelian peralatan kerja, maka pihak BMT Bina Insan Mandiri

menyarankan untuk mengajukan pembiayaan dengan akad murabahah, akan

berbeda apabila tujuan nasabah mengajukan pembiayaan untuk keperluan

pendidikan anak, maka pihak BMT Bina Insan Mandiri menganjurkan untuk

pembiayaan dengan akad ijarah. Hal tersebut juga ditegaskan oleh Pak Sudino

(manajer cabang) pada wawancara tanggal 17 Desember 2009 :

Jenis kredit atau pembiayaan disesuaikan dengan kebutuhan nasabah, pihak

BMT Bina Insan Mandiri akan mengarahkan jenis pembiayaan yang sesuai

dengan tujuan nasabah. Misalkan, toko ABC menginginkan untuk tambahan

modal tokonya, maka pihak BMT Bina Insan Mandiri akan mengarahkan

pembiayaan yang sesuai yaitu dengan pembiayaan mudharabah. Tetapi

Page 122: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

apabila nasabah menginginkan pembiayaan untuk pembelian mesin baru,

maka pihak BMT Bina Insan Mandiri mengarahkan jenis pembiayaan yang

sesuai yaitu dengan pembiayaan murabahah, dan apabila tujuan nasabah

mengajukan pembiayaan untuk pendidikan anak, pihak BMT Bina Insan

Mandiri menyarankan untuk pembiayaan ijarah.

Selama ini untuk menjadi nasabah BMT Bina Insan Mandiri (BIM) tidak

sulit, dikarenakan pihak BMT Bina Insan Mandiri tidak membedakan antara

muslim dan non muslim. Hal tersebut sesuai yang telah disampaikan oleh Pak

Mulyoto (manajer pusat) pada wawancara tanggal 10 Desember 2009 bahwa :

“Tidak semua nasabah BMT Bina Insan Mandiri beragama Islam, namun

mayoritas nasabah beragama Islam, ada juga yang non muslim, tetapi hanya

sebagai nasabah simpanan, untuk nasabah pembiayaan diutamakan yang muslim,

karena menyangkut kehalalan usahanya nanti.”

BMT Bina Insan Mandiri (BIM) dalam upaya memperkenalkan dan

menyalurkan produk pembiayaan, salah satunya melalui promosi kepada

masyarakat. Tujuan dari promosi tersebut agar supaya masyarakat mengetahui

produk-produk simpanan maupun pembiayaan di BMT Bina Insan Mandiri

sehingga mereka mempunyai kemauan untuk menyimpan dana maupun meminjam

dana di BMT Bina Insan Mandiri. Hal ini sesuai dengan yang telah disampaikan

Pak Suryatmo (marketing landing) pada wawancara tanggal 18 Desember 2009 :

Pihak BMT Bina Insan Mandiri dalam rangka memperkenalkan produk-

produk usahanya supaya masyarakat mengetahui keberadaan kami dan

bagaimana produk-produk kami, salah satunya adalah dengan promosi,

misalnya di forum pengajian masjid-masjid, pertemuan warga(RT),

membuat spanduk-spanduk dijalan raya, membuat MMT untuk kios-kios

yang menjadi nasabah kami, dan juga menjadi sponsor berbagai even seperti

acara milad, tabligh akbar dan sebagainya.

Alasan pihak BMT Bina Insan Mandiri (BIM) lebih mengutamakan

pembiayaan bagi usaha kecil, dikarenakan sesuai dengan misi BMT Bina Insan

Mandiri yaitu sebagai lembaga keuangan mikro syari'ah yang membantu dan

mendorong kemaslahatan usaha kecil menengah dengan memberikan pembiayaan

Page 123: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sesuai prinsip-prinsip syari'ah yang bebas riba, dan melihat sebagian besar

masyarakat bergerak di bidang ekonomi kecil menengah yang memiliki modal

terbatas tetapi memiliki potensi untuk berkembang maju, apabila usaha-usaha kecil

tersebut mengalami gulung tikar maka akan semakin

menambah jumlah angka pengangguran serta kemiskinan ditengah-tengah

masyarakat di Kecamatan Gondangrejo khususnya dan rakyat Indonesia pada

umumnya. Oleh karena itu, dengan adanya pembiayaan mudharabah dari BMT

Bina Insan Mandiri, diharapkan dapat membantu permodalan bagi usaha kecil

menengah, membuka lapangan kerja yang mampu menyerap tenaga kerja dan

mengurangi pengangguran di wilayah Kecamatan Gondangrejo dan ikut berperan

serta dalam pembangunan ekonomi bangsa Indonesia yang saat ini sedang bangkit

kembali setelah mengalami krisis ekonomi berkepanjangan, sehingga terwujud

perekonomian bangsa yang stabil demi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat

Indonesia.

2. Prosedur Pelaksanaan Pemberian Pembiayaan Mudharabah kepada Nasabah

BMT Bina Insan Mandiri

a. Produk-produk Usaha BMT Bina Insan Mandiri

Sebelum membahas mengenai prosedur pembiayaan di BMT Bina Insan

Mandiri (BIM), perlu diketahui terlebih dahulu mengenai produk-produk usaha

BMT Bina Insan Mandiri. BMT Bina Insan Mandiri mempunyai dua pokok usaha

yang terdiri dari produk simpanan dan produk pembiayaan.

1) Produk Simpanan

Produk simpanan yang terdapat pada usaha BMT Bina Insan Mandiri

(BIM) terdiri dari :

a. Simpanan Berjangka

Page 124: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Simpanan berjangka merupakan jenis simpanan pada BMT yang

penarikannya sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan (3 bulan, 6

bulan,12 bulan ). Dalam simpanan berjangka ini BMT Bina Insan Mandiri

menggunakan prinsip/akad mudharabah muthlaqah, yaitu nasabah

memperbolehkan pihak BMT untuk melakukan berbagai macam usaha

yang tidak melanggar prinsip syari'ah Islam dengan sistem bagi hasil

antara pihak nasabah dengan pihak BMT. Untuk membuka simpanan

berjangka di BMT Bina Insan Mandiri dimulai dengan setoran awal

sebesar Rp 1.000.000,00 dengan nisbah bagi hasil antara 40% sampai

60%.

b. Simpanan Mudharabah

Simpanan mudharabah adalah simpanan pemilik dana, penyetoran dan

penarikannya dapat dilakukan sesuai dengan perjanjian yang telah

disepakati sebelumnya. Simpanan mudharabah di BMT Bina Insan

Mandiri menggunakan prinsip mudharabah muthlaqah, artinya nasabah

memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada BMT untuk melakukan

berbagai macam usaha yang tidak melanggar syari'ah Islam. Pada

simpanan mudharabah ini tidak diberikan bunga sebagai pembentukan

laba bagi BMT, tetapi diberikan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang

telah disepakati bersama. Variasi jenis simpanan yang menggunakan akad

mudharabah dapat dikembangkan menjadi :

1) Simpanan Hari Raya (Idul Fitri dan Idul Qurban)

2) Simpanan Haji

3) Simpanan Pendidikan Anak

4) Simpanan Insan Mandiri

Adapun jenis-jenis simpanan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4. Jenis-jenis Simpanan BMT Bina Insan Mandiri

Page 125: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

NO JENIS NISBAH

(BMT :

NASABAH)

Setoran Awal

Minimum

(Rp)

Setoran

Selanjutnya

minimal (Rp)

1 Simpanan Berjangka :

1 bulan

3 bulan

6 bulan

12 bulan

55% : 45%

50% : 50%

45% : 55%

40% : 60%

1.000.000,00

1.000.000,00

1.000.000,00

1.000.000,00

-

-

-

2 Simpanan Mudharabah 65% : 35% 25.000,00 10.000,00

Sumber : KJKS BMT Bina Insan Mandiri

Untuk menjadi calon anggota atau nasabah di BMT Bina Insan Mandiri

Gondangrejo tidak sulit, nasabah harus memenuhi persyaratan yang ditentukan

oleh bank. Adapun persyaratan permohonan simpanan di BMT Bina Insan Mandiri

sebagai berikut :

a. Mengisi formulir permohonan simpanan sebagai nasabah, yang sudah

disediakan oleh pihak BMT.

b. Menyerahkan fotocopy kartu identitas diri (KTP/SIM)

c. Untuk simpanan mudharabah, setoran awal minimal Rp 25.000,00 dan

selanjutnya minimal sebesar Rp 10.000,00, sedangkan untuk simpanan

berjangka setoran awal sebesar Rp 1.000.000,00

2) Produk Pembiayaan

Produk pembiayaan BMT Bina Insan Mandiri terdiri dari :

a. Pembiayaan Mudharabah

Mudharabah adalah akad kerjasama suatu usaha antara dua pihak, pihak

pertama (shahib al-mal) menyediakan seluruh modal (100%), sedangkan

pihak kedua (mudharib) menyerahkan keahlian dan tenaganya serta

Page 126: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bertindak sebagai pengelola usaha tersebut, apabila mengalami kerugian

yang bukan disebabkan kelalaian mudharib, akan ditanggung oleh BMT,

tetapi apabila kerugian disebabkan kesalahan mudharib, ditanggung

mudharib sendiri, sedangkan keuntungan dari usaha dibagi sesuai

kesepakatan bersama yang telah tertuang dalam kontrak perjanjian

dengan nisbah bagi hasil. Nisbah bagi hasil yang diterapkan di BMT Bina

Insan Mandiri (BIM) biasanya sebesar 35% untuk mudharib sedangkan

65% untuk BMT. Pembiayaan jenis ini yang memberikan keuntungan

paling besar kepada BMT (antara 1,5% sampai 2,5% dari keuntungan).

b. Pembiayaan Musyarakah

Pembiayaan Musyarakah adalah pembiayaan berdasarkan akad kerjasama

antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, masing-masing

pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan

dan resiko akan ditanggung bersama-sama sesuai dengan kesepakatan.

Dalam pembiayaan ini juga menggunakan nisbah bagi hasil. Nisbah bagi

hasil yang diterapkan di BMT Bina Insan Mandiri untuk pembiayaan ini

tidak ditentukan, tergantung kepada kesepakatan kedua belah pihak

c. Pembiayaan Murabahah

Pembiayaan Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan

tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam hal ini harga jual tidak

boleh berubah selama masa perjanjian. Keuntungan yang diambil oleh

pihak BMT biasanya berkisar antara 2% sampai 4%

d. Pembiayaan Ijarah (sewa)

Kontrak/perjanjian yang melibatkan suatu barang(sebagai harga) dengan

jasa atau manfaat atas barang lainnya, dalam hal ini penyewa dapat juga

diberi opsi untuk memiliki barang yang disewakan tersebut padasaat

pembayaran sewa selesai, dan kontrak ini disebut al-ijarah wa iqtina’

Page 127: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

atau al-Ijarah Mutahiyah bi Tamlik (IMB), yaitu akad perjanjian sewa

yang terjadi antara BMT Bina Insan Mandiri (sebagai pemilik barang)

dengan nasabah (sebagai penyewa) dengan cicilan sewanya sudah

termasuk cicilan harga pokok barang tersebut.

e. Pembiayaan Qordul Hasan

Pembiayaan Qordhul Hasan adalah pembiayaan kebajikan, yaitu

pembiayaan atas dasar kesepakatan antara BMT dengan nasabah yang

mewajibkan nasabah untuk mengembalikan pinjaman sebesar pokok

pinjamannya setelah jangka waktu tertentu, tanpa tambahan dan tidak

diperkenankan untuk dipersyaratkan dalam perjanjian, tetapi apabila

nasabah ingin memberikan tambahan atas kemampuan sendiri tanpa

diminta/tanpa ada perjanjian dengan pihak BMT, hal tersebut

diperbolehkan. Dana untuk pembiayaan qordhu hasan ini berasal dari

zakat, infaq, shodaqoh (ZIS) serta dana-dana kebajikan lainnya.

b. Prosedur Pembiayaan di Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah BMT Bina Insan

Mandiri (BIM)

Pembiayaan dalam istilah konvensional adalah pemberian kredit, sedangkan

dalam istilah syari'ah atau agama, kredit dinamakan pembiayaan, pengertiannya

hampir sama dengan kredit yaitu aktivitas menyalurkan dana yang terkumpul di

bank atau lembaga keuangan kepada masyarakat atau nasabah, pemilik dana

memilih usaha yang akan dibiayai dan menentukan nasabah mana yang akan

dibiayai agar diperoleh jenis usaha yang produktif dan menguntungkan serta

dikelola oleh nasabah yang jujur dan bertanggung jawab.

Keberadaan kegiatan penyaluran dana atau pembiayaan yang diberikan oleh

BMT Bina Insan Mandiri kepada masyarakat terutama anggotanya, tentunya

sangat berperan dalam membantu permodalan sektor perekonomian informal

seperti usaha kecil menengah sehingga berperan serta dalam menumbuhkan

Page 128: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perekonomian rakyat. BMT Bina Insan Mandiri mempunyai persyaratan khusus

untuk menganalisis para nasabah dalam hal pembiayaan mudharabah, hal ini

seperti yang diungkapkan oleh Pak Mulyoto (manajer utama) pada wawancara

tanggal 16 Desember 2009 sebagai berikut :

Hal yang pertama kali yang harus dilakukan nasabah apabila akan

mengajukan pembiayaan di BMT Bina Insan Mandiri adalah dengan mengisi

formulir permohonan yang disediakan oleh pihak BMT, kemudian

melengkapi formulir tersebut dengan syarat-syarat yang telah ditentukan

BMT Bina Insan Mandiri. Data nasabah yang masuk akan segera dianalisa

dan bagian marketing segera melakukan survey ke tempat tinggal, tempat

usaha, dan jaminan yang dimiliki oleh nasabah dengan tujuan untuk

mengetahui kebenaran data-data yang diajukan oleh nasabah. Jika data

nasabah tersebut diakui kebenarannya oleh BMT Bina Insan Mandiri, maka

akan segera dirapatkan oleh komite pembiayaan yang terdiri dari manajer

dan marketing, apabila pengajuan pembiayaan melalui kantor cabang, harus

dirapatkan juga dengan manajer pusat dan marketing pusat. Komite tersebut

yang akan meloloskan atau tidaknya permohonan dari nasabah. Apabila

permohonan disetujui oleh komite pembiayaan, maka komite akan segera

membuatkan akad perjanjian pembiayaan dengan nasabah yang mengajukan

pembiayaan, dan apabila kedua pihak telah bersepakat maka BMT Bina

Insan Mandiri akan mencairkan dana pembiayaan. Tetapi, apabila

permohonan nasabah tidak disetujui oleh komite, akan segera dibuatkan

surat keputusan yang langsung diberikan kepada nasabah beserta

pengembalian berkas-berkas milik nasabah. Dana tersebut diberikan kepada

nasabah setelah dilakukan akad, untuk nasabah baru diharuskan untuk

membuka rekening di BMT Bina Insan Mandiri dahulu sebagai bukti

keikutsertaan sebagai calon anggota BMT Bina Insan Mandiri. Setelah dana

cair, maka pihak BMT melakukan monitoring terhadap usaha nasabah.

Adapun persyaratan khusus berkaitan dengan dokumen-dokumen yang harus

dilengkapi oleh nasabah pada saat akan mengajukan permohonan pembiayaan di

BMT Bina Insan Mandiri Gondangrejo, sebagai berikut :

1. Menjadi anggota Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah BMT Bina Insan Mandiri

2. Mengisi lembar permohonan yang telah disediakan oleh BMT Bina Insan

Mandiri

Page 129: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dengan mencantumkan identitas pemohon pembiayaan, besarnya jumlah

permohonan pembiayaan, jangka waktu angsuran, analisis kekayaan, dan

kelayakan usaha.

3. Melengkapi data-data aspek legalitas, diantaranya :

Fotocopy KTP suami dan istri

Fotocopy kartu keluarga

Fotocopy surat nikah 2 lembar

Fotocopy surat-surat jaminan

Fotocopy surat ijin usaha

Surat-surat persetujuan istri/suami

4. Mempunyai usaha yang jelas (halal dan sah secara hukum)

5. Bersedia untuk di survey tempat usaha, tempat tinggal, dan jaminan

6. Bersedia mematuhi aturan yang berlaku di Koperasi Jasa Keuangan

Syari'ah BMT Bina Insan Mandiri .

Sedangkan prosedur pembiayaan yang terjadi di BMT Bina Insan Mandiri

adalah sebagai berikut :

1. Anggota/ mitra mengisi formulir di kantor BMT Bina Insan Mandiri (BIM)

yang telah disediakan.

2. Melampirkan fotocopy Kartu Tanda Penduduk Suami Istri, fotocopy Kartu

Keluarga, fotocopy Surat Nikah 2 Lembar, fotocopy surat ijin usaha, fotocopy

Agunan/Jaminan 2 Lembar.

3. Untuk nasabah lama, petugas dari BMT Bina Insan Mandiri diharapkan segera

melakukan konsultasi dengan komite yang terdiri dari manajer, marketing,

apabila nasabah pembiayaan berasal dari kantor cabang, maka melibatkan

manajer pusat dan marketing pusat, setelah itu melakukan penilaian dan

memberi keputusan tidak lebih dari 3 hari.

Page 130: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Apabila pemohon/nasabah adalah calon anggota baru, setelah mengisi formulir

dan melengkapi persyaratannya, petugas dari BMT BIM segera memastikan

jadwal untuk mensurvey usaha, rumah dan jaminan nasabah tersebut. Pemohon

baru diharapkan untuk membuka simpanan di BMT Bina Insan Mandiri dengan

setoran awal minimal Rp25.000,00. BMT Bina Insan Mandiri tidak mempunyai

ketentuan banyaknya simpanan yang harus dimiliki nasabah apabila akan

mengajukan pembiayaan.

5. Penilaian meliputi :

a. Minimal 3 K : Karakter orangnya, Kemampuan membayarnya dan

Kelangsungan usahanya.

b. Penilaian usaha :

Performance (20%) : Lama berusaha, Reputasi usaha (dari rekanan

bisnis, dari supplier, dari relasi kerja lainnya), Usia, Administrasi Usaha,

Status tempat tinggal, dan Status tempat usaha.

Kapasitas (40%) : Laba, bunga, dana sendiri, perputaran piutang,

perputaran persediaan.

Status Jaminan (40%)

6. Apabila semua dianggap memenuhi syarat, segera konsultasikan dengan komite

kredit yang terdiri dari manajer dan marketing, apabila nasabah berasal dari

kantor cabang, melibatkan manajer pusat dan marketing pusat.

7. Setelah disetujui oleh komite, maka dibuat akad perjanjian terhadap

pembiayaan tersebut antara BMT Bina Insan Mandiri dengan nasabah.

8. Apabila pengajuan pembiayaan tidak disetujui komite, maka dibuatkan surat

keputusan yang langsung diberikan kepada nasabah atau dititipkan kepada

bagian kasir atau karyawan yang berada di kantor, jika sewaktu-waktu nasabah

datang segera disampaikan surat keputusan tersebut beserta berkas-berkas

Page 131: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

persyaratan pengajuan pembiayaan milik nasabah serta mengucapkan

permohonan maaf.

9. Apabila pengajuan pembiayaan mendapatkan persetujuan dari komite, maka

dana pembiayaan akan segera dicairkan, dan nasabah untuk berikutnya

mengangsur pokok pembiayaan serta menyerahkan bagi hasil dari pendapatan

usaha yang dijalankan nasabah sesuai perjanjian.

10. Pihak BMT melakukan monitoring dan apabila nasabah pembiayaan

mengalami kendala dalam menjalankan usahanya, maka pihak BMT akan

memberikan berbagai saran dan solusi agar usaha tersebut dapat berjalan lancar

kembali.

Page 132: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 7. Prosedur Pembiayaan di BMT Bina Insan Mandiri Gondangrejo

Sumber : Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah BMT Bina Insan Mandiri

Dalam melaksanakan penyaluran pembiayaan, BMT Bina Insan Mandiri

(BIM) menetapkan adanya kualifikasi-kualifikasi tertentu yang dijalankan untuk

melaksanakan kegiatan pembiayaan yang sehat. Sebelum BMT mencairkan dana

pembiayaan, pihak BMT Bina Insan Mandiri melakukan survey terhadap tempat

tinggal, usaha, dan juga jaminan dari nasabah, terkadang rumah, usaha, dan

jaminan tidak berada di satu tempat, meskipun demikian pihak BMT Bina Insan

Nasabah Datang

Konsultasi Bgn

Marketing

Memungkinkan Tidak

Memungkinkan

Mengisi

Formulir dan

Persyaratan

Analisa Survey

Layak

Rapat Komite

Tidak Layak Batal

Pencairan Dana

Page 133: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Mandiri tetap melakukan survey terhadap ketiga hal tersebut. Selain itu, survey

juga dilakukan untuk mengetahui bagaimana karakter, kapasitas, kemampuan

keuangan dan juga hambatan-hambatan yang dihadapi oleh calon nasabah

pembiayaan tersebut.

Dengan adanya kualifikasi yang diterapkan oleh BMT Bina Insan Mandiri,

pada dasarnya BMT Bina Insan Mandiri telah menjalankan prinsip 6 keyakinan C,

yaitu :

a) Character

Pemberian kredit bagi peminjam atas dasar kepercayaan, yaitu adanya dari

pihak BMT bahwa peminjam mempunyai sifat-sifat yang positif dan

kooperatif.

b) Capacity

Penilaian ini ditujukan kepada calon debitur untuk mengetahui kemampuan

dalam hal melunasi kewajiban dari kegiatan usaha yang selama ini mereka

lakukan.

c) Capital

Modal sendiri yang dimiliki oleh debitur sangat diperlukan.

d) Collateral

Kondisi barang jaminan yang diserahkan oleh peminjam sebagai jaminan

atas kredit yang diterimanya.

e) Condition of Economy

Merupakan situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain

yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat maupun untuk

pada waktu tertentu yang dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari

perusahaan yang memperoleh kredit/pinjaman.

f) Constraint

Page 134: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Batasan-batasan atau hambatan-hambatan yang tidak memungkinkan

seseorang melakukan bisnis di suatu tempat.

Adapun dokumen-dokumen yang digunakan dalam pengeluaran kas dari

pembiayaan meliputi:

a. Akad Pembiayaan

Dokumen ini berupa akad pembiayaan yang berisi perjanjian untuk nasabah

dengan pihak BMT Bina Insan Mandiri.

b. Formulir Permohonan Pembiayaan

Formulir permohonan pembiayaan ini berisi permohonan pembiayaan, data diri

pemohon dan data kekayaan yang saat ini dimiliki pemohon.

c. Surat Pernyataan Kesanggupan Memenuhi Kewajiban

Dokumen ini berisi pernyataan kesanggupan untuk memenuhi kewajiban

sehubungan dengan akad pembiayaan yang dilakukan di BMT Bina Insan

Mandiri

d. Realisasi Pembiayaan

Pada dokumen realisasi pembiayaan ini, berisi besarnya pembiayaan,

margin/bagi hasil.

e. Kartu Angsuran Pembiayaan

Dokumen kartu angsuran pembiayaan digunakan apabila peminjam melakukan

angsuran pembiayaan di BMT Bina Insan Mandiri.

f. Permohonan Simpanan

Dokumen ini berisi permohonan untuk menjadi nasabah di BMT Bina Insan

Mandiri. Peminjam sebelum mengajukan permohonan pembiayaan harus

mempunyai simpanan terlebih dahulu di BMT Bina Insan Mandiri.

Page 135: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

g. Catatan yang Digunakan :

1) Laporan harian kas

Laporan harian kas ini dibuat oleh bagian penagihan angsuran dari para

nasabah. Laporan tersebut berisi jumlah angsuran, margin/bagi hasil.

2) Kas kredit

Kas kredit diisi oleh bagian pembukuan yang digunakan untuk mencatat

jumlah yang dikeluarkan untuk pemberian pembiayaan.

3) Buku kas

Untuk mencatat setiap terjadinya transaksi yang berpengaruh terhadap kas

digunakan buku kas. Saldo kas akan berkurang apabila terjadi pengeluaran

kas.

4) Buku kredit

Untuk mencatat setiap terjadinya pembiayaan diperlukan buku kredit.

Pencatatan yang dilaksanakan di dalam buku kredit berdasarkan jenis

pembiayaan.

5) Rekapitulasi kredit

Catatan yang berupa rekapitulasi kredit ini merupakan rekap/ penjumlahan

dari buku kredit, dari rekap tersebut dapat diketahui total kredit untuk hari

ini, bulan ini sampai dengan tahun ini.

6) Ikhtisar kredit dan pelunasan

Catatan yang berupa ikhtisar kredit digunakan untuk mencatat saldo awal

sampai saldo akhir dari hasil angsuran yang dilakukan nasabah.

BMT Bina Insan Mandiri (BIM) juga mempunyai ketentuan, apabila

nasabah mengajukan pembiayaan melalui kantor cabang, maka besarnya

pembiayaan tidak boleh melebihi Rp 5.000.000,00. Apabila besarnya permohonan

Page 136: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

di bawah Rp 5.000.000,00, hanya dirapatkan intern kantor cabang, tetapi apabila

pengajuan pembiayaan diatas Rp 5.000.000,00, harus melalui persetujuan manajer

pusat. Hal tersebut sebagaimana di sampaikan Bapak Sudino (manajer cabang)

pada wawancara tanggal 17 Desember 2009

Untuk kami yang berada di kantor cabang, apabila nasabah mengajukan

pembiayaan di bawah Rp 5.000.000,00, maka hanya kami rapatkan secara

intern di kantor cabang, tetapi apabila permohonan pembiayaan diatas Rp

5.000.000,00, harus mendapatkan persetujuan kantor pusat. Tetapi, pada

dasarnya semua prosedur permohonan pembiayaan di kantor cabang sama

dengan di kantor pusat.

BMT Bina Insan Mandiri (BIM) juga memiliki ketentuan mengenai jaminan

yang digunakan sebagai agunan oleh nasabah, yaitu barang jaminan yang

diberikan kepada pihak BMT Bina Insan Mandiri, nilainya sebesar 150% dari

pinjaman. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Pak Mulyoto (manajer

utama) dalam wawancara tanggal 16 Desember 2009 :

Dalam pengajuan permohonan pembiayaan, pihak nasabah diharuskan

memberikan barang jaminan kepada pihak BMT Bina Insan Mandiri, baik

berupa sertifikat maupun BPKB kendaraan, hal ini dikarenakan sebagai

upaya untuk mengatasi apabila nasabah melakukan kecurangan atau tidak

dapat mengembalikan pinjaman kepada BMT. Besarnya barang jaminan

tersebut adalah 150% dari pinjamannya, maksudnya apabila nasabah

mengajukan pembiayaan sebesar Rp 100.000.000,00 maka jaminannya

seharga Rp 150.000.000,00 atau lebih, apabila besarnya jaminan hanya

seharga Rp 100.000.000,00 atau kurang maka pihak BMT hanya akan

memberikan pembiayaan kepada nasabah sekitar Rp

50.000.000,00-Rp 60.000.000,00 saja.

Ada beberapa aspek yang harus disepakti antara BMT Bina Insan Mandiri

dengan nasabah dalam melakukan perjanjian atau akad pembiayaan, yaitu :

1. Jangka Waktu

Perjanjian atau akad harus memuat jangka waktu pengembalian angsuran

dari nasabah pembiayaan tersebut.

2. Nisbah

Page 137: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Nisbah merupakan porsi bagi hasil yang ditentukan dalam akad atau

perjanjian yang sudah disepakati antara pihak BMT Bina Insan Mandiri

dengan pihak nasabah

3. Jaminan

Jaminan merupakan agunan yang harus diberikan oleh nasabah-nasabah

pembiayaan kepada pihak BMT dalam upaya melakukan permohonan

pembiayaan.

4. Legalitas atas diri pribadi yang jelas

Data mengenai perusahaan atau biodata nasabah yang mengajukan

permohonan pembiayaan mudharabah, harus sesuai dengan keadaan

sebenarnya.

5. Prospek usaha yang akan datang dan usaha yang sedang berjalan

Prospek atau perkembangan usaha yang dijalankan oleh nasabah yang

mengajukan permohonan pembiayaan, apakah mempunyai prospek yang

baik untuk di masa depan

Hal ini sebagaimana yang dipaparkan oleh Pak Mulyoto (manajer utama)

dalam wawancara pada tanggal 16 Desember 2009 yaitu “Hal-hal yang berkaitan

dengan permohonan pembiayaan mudharabah adalah jumlah permohonan dana

pembiayaan yang dibutuhkan nasabah, nisbah bagi hasil, jangka waktu angsuran

pembiayaan, dan jaminan.”

Dalam pembiayaan mudharabah tidak mengenal adanya sistem bunga, tetapi

adanya nisbah bagi hasil antara BMT pemberi pembiayaan dengan nasabah

pembiayaan. Perhitungan bagi hasil merupakan hal yang membedakan antara bank

konvensional dengan bank syari'ah maupun lembaga keuangan syari'ah lainnya.

Suku bunga bank sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan ketetapan dari Bank

Indonesia (SBBI). Bunga bank di bank konvensional bersifat tetap dan nasabah

Page 138: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

harus mematuhinya, sedangkan pada bank syari‟ah maupun BMT besarnya

keuntungan yang diterima oleh nasabah maupun pihak bank, disesuaikan dengan

nisbah bagi hasil usaha yang telah dilaksanakan oleh nasabah pembiayaan yang

telah disepakati antara kedua belah pihak pada saat terjadinya perjanjian atau akad

pembiayaan. Hal ini sebagaimana telah disampaikan oleh Pak Mulyoto(manajer

utama) pada wawancara tanggal 16 Desember 2009 yaitu “Pendapatan yang

diterima oleh pihak kami memang tidak dapat dipastikan, terkadang banyak

terkadang sedikit, sebab disesuaikan dengan keuntungan yang diperoleh nasabah

yang mengelola usaha tersebut, dan memang seperti itulah prinsip keadilan yang

sesuai dengan syariat Islam.”

Teknik perhitungan bagi hasil terdiri dari dua macam cara sebagai berikut

a. Profit Sharing adalah perhitungan bagi hasil didasarkan pada hasil net dari

hasil pendapatan setelah dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk

memperoleh pembiayaan tersebut.

b. Revenue Sharing adalah perhitungan bagi hasil didasarkan pada total seluruh

pendapatan yang diterima sebelum dikurangi dengan biaya-biaya yang

dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.

Penggunaan sistem tersebut, masing-masing BMT mempunyai kebijakan

sendiri. BMT Bina Insan Mandiri dalam menghitung bagi hasil dengan nasabah

menggunakan teknik profit sharing. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Pak

Sudino (manajer cabang) pada wawancara tanggal 17 Desember 2009:

Pada saat nasabah mengajukan permohonan pembiayaan kepada pihak BMT

dan mendapat persetujuan dari komite, maka pihak BMT segera menentukan

nisbah bagi hasil yang disesuaikan dengan usaha nasabah pembiayaan

tersebut, yang kemudian akan disepakati bersama antara pihak nasabah

dengan pihak BMT. Besarnya perhitungan bagi hasil disesuaikan dengan

kesepakatan sebelumnya, yaitu dengan perhitungan nisbah bagi hasil

dikalikan dengan pendapatan yang diterima setelah dikurangi dengan biaya-

biaya yang dikeluarkan dari usaha yang dijalankan oleh nasabah pembiayaan

Page 139: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tersebut. Dari perhitungan tersebut, maka pihak kami (BMT Bina Insan

Mandiri) dalam menghitung bagi hasil menggunakan teknik profit sharing.

Selain karena teknik profit sharing sesuai dengan prinsip syari'ah Islam yang

berasaskan keadilan, yaitu ketika usaha mengalami keuntungan maupun kerugian

akan ditanggung bersama antara pihak shahibul maal (pemberi dana) dan

mudharib (pengelola), hal lain yang menjadi alasan pihak BMT Bina Insan

Mandiri dalam menerapkan teknik profit sharing adalah sesuai dengan visi dan

misi dari Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah BMT Bina Insan Mandiri dalam upaya

mendorong perkembangan usaha kecil menengah di Kecamatan Gondangejo yaitu

dengan menyalurkan produk-produk pembiayaan yang sesuai dengan syari'ah

Islam dan tidak memberatkan masyarakat.

3. Peranan Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah BMT Bina Insan Mandiri

Terhadap Tingkat Perkembangan Usaha Kecil Menengah di Kecamatan

Gondangrejo

Pada saat krisis moneter melanda bangsa Indonesia, banyak sekali

pengusaha kecil menengah yang gulung tikar karena tidak mempunyai modal

untuk meneruskan usahanya, sedangkan untuk meminjam dana pada bank-bank

konvensional, pengusaha kecil tidak mampu membayar bunga pinjamannya yang

terlalu tinggi, dan kebanyakan bank-bank konvensional tidak mau melirik atau

memberikan pinjaman modal kepada pengusaha kecil menengah karena takut akan

kredit macet dari usaha-usaha kecil tersebut, selain itu pada saat itu banyak sekali

bank-bank yang dilikuidasi karena kredit macet.

Melihat kenyataan tersebut, maka tercetuslah ide untuk mendirikan sebuah

lembaga keuangan dengan prinsip syari'ah yang tidak menerapkan sistem riba atau

bunga bank dalam sistem operasionalnya, tetapi diganti dengan sistem bagi hasil

yang sesuai dengan syari'ah Islam antara bank dengan nasabah. Salah satu produk

dari pembiayaan dengan sistem syari'ah adalah pembiayaan mudharabah.

Pembiayaan mudharabah merupakan salah satu alternatif bagi pengusaha kecil

Page 140: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan mengembangkan usahanya.

Mudharabah merupakan pembiayaan modal kerja untuk perdagangan, jasa serta

investasi khusus yang keuntungannya dibagi berdasarkan nisbah bagi hasil

menurut kesepakatan awal bersama. BMT Bina Insan Mandiri membuka

pembiayaan mudharabah karena melihat banyak pengusaha kecil yang mengalami

gulung tikar, padahal usaha kecil menengah mempunyai potensi untuk

berkembang dan lebih kuat dalam menghadapi krisis ekonomi. Berdasarkan

wawancara dengan para nasabah pengguna pembiayaan mudharabah, pembiayaan

mudharabah membantu permodalan pengusaha kecil menengah di Kecamatan

Gondangrejo.

Sebagaimana informasi yang diperoleh peneliti melalui wawancara dengan

Bapak Marbi pada tanggal 23 Desember 2009 bahwa sebelum mendapat

pembiayaan dari BMT Bina Insan Mandiri, usaha penggilingan padinya dalam

sehari hanya dapat menggiling padi 2 kwintal saja, tetapi setelah mendapat

pembiayaan dari BMT Bina Insan Mandiri (BIM), usaha penggilingan padinya

mengalami peningkatan, yaitu dengan menambah mesin penggilingan padi yang

baru, sehingga dapat meningkatkan produktivitas penggilingan padi serta dapat

menjual beras hasil penggilingan padi lebih banyak dari sebelumnya. Informasi

lain, peneliti peroleh dari hasil wawancara dengan Bu Sari pada tanggal 21

Desember 2009 bahwa toko kelontong yang beliau kelola lebih meningkat

hasilnya setelah mendapat pembiayaan mudharabah dari BMT Bina Insan

Mandiri, yaitu beliau dapat menambah jenis-jenis barang dagangannya, sehingga

keuntungan yang didapatkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut lebih

meningkat.

Manfaat pembiayaan mudharabah juga dirasakan oleh Bapak Joko

berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan peneliti pada tanggal 28 Desember

2009 bahwa usaha air minum isi ulang yang beliau kelola mengalami peningkatan

dari sebelumnya, karena setelah mendapatkan pembiayaan dari BMT Bina Insan

Page 141: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Mandiri, beliau dapat membeli kendaraan untuk berjualan air isi ulang tersebut,

sehingga meningkatkan penghasilan beliau.

Bagi pemilik bengkel kendaraan bermotor, pemberian pembiayaan dari BMT

Bina Insan Mandiri dapat digunakan untuk menambah peralatan bengkel

motornya, sehingga mampu melayani para pelanggan dengan lebih optimal selain

itu juga menambah jenis onderdil yang dijual di bengkel tersebut. Hal ini

sebagaimana disampaikan oleh Pak Sunardi dalam wawancara dengan peneliti

pada tanggal 28 Desember 2009.

Nasabah pembiayaan BMT Bina Insan Mandiri sebagian besar adalah

pengusaha kecil menengah yang bergerak di bidang perdagangan. Hampir 75%

nasabah pembiayaan adalah pedagang, sedangkan sisanya adalah petani, penjahit,

pemilik bengkel dan pegawai.

Tabel 5. Peningkatan Modal Usaha Kecil Menengah Setelah Mendapat

Pembiayaan

No

Nama Nasabah

Modal Usaha

Prosentase

(%)

Page 142: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sumber : Data yang diolah

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa modal usaha para pengusaha kecil

mengalami peningkatan dengan adanya pembiayaan dari BMT Bina Insan

Mandiri. Sebagian besar nasabah pembiayaan mudharabah BMT Bina Insan

Mandiri sudah mempunyai usaha, sehingga modal pembiayaan yang diperoleh dari

BMT Bina Insan Mandiri digunakan untuk menambah modal usaha mereka,

seperti untuk memperluas bangunan tempat usaha, menambah barang dagangan,

membeli alat-alat baru dan sebagainya. Peningkatan modal usaha tersebut tentunya

akan berdampak pada peningkatan pendapatan usaha yang dijalankan oleh nasabah

pembiayaan mudharabah BMT Bina Insan Mandiri yang dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Sebelum

Pembiayaan (Rp)

Sesudah

Pembiayaan (Rp)

1 Ibu Sari 5.000.000 15.000.000 200

2 Ibu Mariyem 7.250.000 20.000.000 175

3 Bp.Joko S. 12.750.000 23.000.000 80

4 Ibu Wahyutri 2.000.000 8.500.000 300

5 Ibu Surati 6.500.000 13.000.000 100

6 Ibu Warsiti 2.450.000 10.000.000 308

7 Bp. Sunardi 2.750.000 12.000.000 336

8 Bp. H. Marbi 25.000.000 45.000.000 80

9 Bp. Widodo 10.000.000 23.000.000 130

10 Bp. Samidi 2.500.000 8.000.000 220

Jumlah 76.200.000 177.500.000 2018

Rata-rata 7.620.000 17.750.000 201,8

Page 143: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 5. Peningkatan Pendapatan Usaha Kecil Menengah Setelah Mendapat

Pembiayaan

No

Nama Nasabah

Pendapatan /bulan

Prosentase

(%) Sebelum

Pembiayaan (Rp)

Setelah

Pembiayaan (Rp)

1 Ibu Sari 4.350.000 8.250.000 89

2 Ibu Mariyem 2.975.000 5.325.000 79

3 Bp. Joko S. 1.950.000 3.250.000 67

4. Ibu Wahyutri 1.685.000 2.725.000 62

5 Ibu Surati 1.745.000 2.750.000 58

6 Ibu Warsiti 975.000 1.625.000 67

7 Bp. Sunardi 1.425.000 2.565.000 80

8 Bp.H. Marbi 2.750.000 5.450.000 98

9 Bp. Widodo 3.125.000 6.050.000 94

10 Bp. Samidi 1.245.000 1.995.000 60

Jumlah 22.225.000 39.985.000 754

Rata-rata 2.222.500 3.998.500 75,4

Sumber : Data yang diolah

Berdasarkan tabel diatas kita dapat mengetahui bahwa pendapatan para

pengusaha kecil menengah mengalami peningkatan setelah mendapatkan

pembiayaan dari BMT Bina Insan Mandiri yaitu rata-rata 75,4% dengan angka

tertinggi 98% dari usaha penggilingan padi Bp. H. Marbi dan angka terendah 58%

dari usaha warung makan Ibu Warsiti. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan

bahwa pemberian pembiayaan mudharabah dari BMT Bina Insan Mandiri

berperan dalam meningkatkan pendapatan usaha kecil menengah di Kecamatan

Gondangrejo

Page 144: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Perkembangan usaha kecil menengah yang mendapat pembiayaan dari BMT

Bina Insan Mandiri juga dapat dilihat dari grafik dibawah ini :

Gambar 8. Grafik Perkembangan Usaha Kecil Menengah yang Mendapatkan

Pembiayaan Mudharabah BMT Bina Insan Mandiri

Berdasarkan grafik diatas perkembangan usaha kecil menemgah yang

mendapat pembiayaan dari BMT Bina Insan Mandiri dari tahun 2006 sampai

dengan tahun 2009 selalu mengalami peningkatan, pada tahun 2007 mengalami

peningkatan sebesar 10% dari tahun 2006, tahun 2008 mengalami peningkatan

20% dari tahun 2007, tahun 2009 mengalami peningkatan 35% dari tahun 2008.

Berdasarkan realisasi pembiayaan tahun 2007 sampai tahun 2009 juga

mengalami peningkatan. Tahun 2007, realisasi pembiayaan yang diberikan kepada

nasabah pembiayaan sebesar Rp 657.848.500,00, pada tahun 2008 meningkat

menjadi Rp 1.161.093.178,00, dan pada tahun 2009 mengalami peningkatan

mencapai Rp 2.995.541.177,00. Berdasarkan wawancara peneliti dengan beberapa

nasabah, peranan pembiayaan mudharabah dari BMT Bina Insan Mandiri sangat

dirasakan terutama oleh pengusaha kecil menengah di Kecamatan Gondangrejo,

karena sangat membantu dalam permodalan usaha mereka sehingga meningkatkan

perkembangan usaha mereka.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

2006 2007 2008 2009

mudharabah

Page 145: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Hambatan-hambatan yang Dihadapi oleh BMT Bina Insan Mandiri dalam

Proses Penyaluran Pembiayaan Mudharabah Serta Solusinya

Dalam upaya pemberian pembiayaan kepada nasabah, BMT Bina Insan

Mandiri (BIM) selama ini tidak mengalami hambatan-hambatan yang berarti, hal

ini dikarenakan nasabah pembiayaan BMT Bina Insan Mandiri tidak mengalami

kendala dalam menjalankan usahanya maupun pengembalian dana pembiayaan

tersebut. Jika pihak nasabah mengalami kendala atau masalah dalam menjalankan

usahanya, maka peranan BMT Untuk melakukan peninjauan kepada nasabah, hal

ini dilakukan agar BMT Bina Insan Mandiri dapat memberikan saran dan

membantu nasabah dalam mengatasi masalah tersebut. Hal ini sebagaimana yang

telah disampaikan oleh Pak Sudino (Manajer Cabang) pada wawancara tanggal 17

Desember 2009 :

Alhamdulillah saat ini kami tidak mengalami hambatan yang terlalu berat,

mungkin hambatannya karena masyarakat daerah Gondangrejo ini

kebanyakan merantau ke luar jawa, jadi mereka mengajukan pembiayaan

disini untuk menambah modal usaha mereka di luar jawa, tetapi rumah dan

jaminan tetap disini, dalam hal inipun kami (pihak BMT Bina Insan

Mandiri) mengutamakan nasabah lama dan sudah terpercaya. Untuk nasabah

yang seperti ini, biasanya nanti dalam membayar angsuran ke BMT

dilimpahkan kepada famili atau kerabatnya, biasanya mereka mentransfer

uang kepada kerabatnya, yang digunakan untuk membayar angsuran kepada

pihak BMT Bina Insan Mandiri. Selain itu, hambatan lainnya dikarenakan

adanya penyimpangan dana oleh nasabah pembiayaan, maksudnya dana

pembiayaan tersebut seharusnya untuk membiayai usaha-usaha produktif,

tetapi ada sebagian nasabah yang menggunakan dana pembiayaan tersebut

untuk kebutuhan konsumtif mereka sehari-hari, jadi dana tersebut habis

untuk konsumtif dan tidak digunakan untuk usaha produktif.

Hal tersebut ditegaskan pula oleh Pak Suryatmo (Marketing Landing) pada

wawancara tanggal 18 Desember 2009 :

Page 146: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hambatan yang dihadapi oleh BMT kami seperti yang dihadapi oleh

kebanyakan BMT maupun lembaga keuangan umumnya, yaitu mengenai

keterlambatan pembayaran angsuran yang dilaksanakan oleh nasabah atau

calon anggota pembiayaan, ya tidak semua calon anggota terlambat

membayar angsuran, hanya sebagian kecil saja, kebanyakan mereka

beralasan karena usahanya sepi atau dana yang akan digunakan untuk

membayar angsuran digunakan untuk kebutuhan mendadak dan alasan

lainnya. Dari pihak BMT berusaha memahami alasan mereka, karena

mengingat sebagian besar mereka adalah pengusaha kecil menengah jadi

kadang lancar, kadang sepi.

Dari wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa hambatan yang dihadapi

oleh BMT Bina Insan Mandiri antara lain :

1. Banyak nasabah yang merupakan perantau

2. Penyimpangan dana oleh nasabah

3. Pembayaran angsuran yang kurang lancar

Sedangkan menurut Pak Mulyoto (manajer utama) dalam wawancara dengan

peneliti pada tanggal 16 Desember 2009, hambatan –hambatan yang dialami oleh

BMT Bina Insan Mandiri :

Memang hambatan yang dialami oleh BMT Bina Insan Mandiri tidak terlalu

berat, kemungkinan besar juga dialami oleh BMT-BMT lain juga,

diantaranya :

1. Minimnya pengetahuan masyarakat mengenai sistem bagi hasil, sehingga

menganggap bahwa meminjam di BMT sama dengan meminjam di bank

konvensional yaitu adanya bunga atas pinjaman tersebut.

2. Kejujuran nasabah dalam melaporkan laporan keuangan kepada BMT,

terkadang untung tetapi dalam laporan dikatakan rugi

3. Sebagian besar penerima pembiayaan adalah pengusaha kecil yang

mencatat laporan laba rugi hanya sederhana atau bahkan tidak ada.

Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, solusi yang dilakukan oleh

BMT Bina Insan Mandiri :

a. Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasi-sosialisasi mengenai

perbankan syari'ah, serta berbagai keuntungan yang diperoleh apabila

menggunakan sistem perbankan syari'ah.

Page 147: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Untuk mengetahui tingkat kejujuran para nasabah mengenai laporan

usahanya, maka pihak BMT mendatangi nasabah pembiayaan tersebut secara

intensif sehingga dapat diketahui tingkat perkembangan usaha yang

sesungguhnya.

c. Memberlakukan sanksi atau denda keterlambatan bagi nasabah, yaitu 3%

dari nilai angsuran apabila keterlambatan lebih dari 5 hari setelah jatuh

tempo waktu pembayaran.

Selain beberapa hambatan tersebut ada beberapa faktor yang mendukung

BMT Bina Insan Mandiri dalam menyalurkan pembiayaan mudhrabah yaitu :

a. Jaringan Kelembagaan yang Baik

Jaringan kelembagaan yang baik sangat dibutuhkan oleh badan usaha dalam

rangka pengembangan usaha, terutama bagi usaha yang berkaitan dengan

nasabah seperti halnya lembaga keuangan. Menurut dokumentasi

BMT Bina Insan Mandiri, menyebutkan ada tiga hal yang menjadi pilar

utama untuk membangun eksistensi BMT, yaitu:

(1) Pengelola dan pengurus yang amanah

(2) Menjalankan BMT secara professional sesuai dengan kaidah-kaidah

manajemen perbankan.

(3) Membangun jaringan seluas-luasnya.

Menyadari pentingnya membangun jaringan, maka sampai saat ini Koperasi

Jasa Keuangan Syari'ah BMT Bina Insan Mandiri berupaya terus

membangun komunikasi antar kelembagaan, baik antar BMT atau lembaga

lain yang memiliki visi dan misi yang sama terutama dalam membangun

ekonomi ummat. Jaringan kelembagaan bagi BMT memiliki makna yang

strategis terutama dalam hal menjaga likuiditas BMT, meningkatkan kualitas

Sumber Daya Manusia BMT, serta dalam hal advokasi untuk melindungi

kepentingan BMT.

b. Kecepatan Pencairan Dana dalam Proses Pembiayaan

Page 148: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah BMT Bina Insan Mandiri(BIM) selalu

mengupayakan adanya pelayanan yang mudah, cepat dan tepat dalam

menyalurkan pembiayaan kepada nasabah, salah satu bentuk kemudahan

yang diberikan oleh BMT Bina Insan Mandiri adalah memberikan pinjaman

dengan persyaratan yang sangat mudah, tidak berbelit-belit, dalam rangka

memberikan pelayanan yang maksimal kepada nasabah sehingga menjadi

faktor pendukung bagi nasabah untuk tetap mengambil pinjaman dana dan

menyimpan dana di Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah BMT Bina Insan

Mandiri dan tidak beralih ke lembaga keuangan lain.

c. Hubungan Kemitraan Antara BMT Bina Insan Mandiri dengan Nasabah

Hubungan antara Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah BMT Bina Insan

Mandiri(BIM) dengan nasabah bersifat sebagai mitra kerja, sehingga kedua

belah pihak,baik nasabah maupun pihak BMT Bina Insan Mandiri saling

menguntungkan. Pihak BMT dalam memberikan pembiayaan kepada

nasabah akan mendapatkan keuntungan bagi hasil yang diberikan dari

pendapatan usaha yang dijalankan oleh nasabah, sedangkan pihak nasabah

mendapatkan keuntungan yaitu tambahan permodalan dalam menjalankan

usahanya sehingga usaha yang dijalankan oleh nasabah akan mengalami

peningkatan. Dengan adanya hubungan antara BMT dengan nasabah yang

bersifat kemitraan, maka pihak BMT akan melakukan monitoring terhadap

usaha yang dilakukan oleh nasabah yang sifatnya membantu nasabah. Hal

tersebut sebagaimana disampaikan oleh Pak Suryatmo (Marketing Landing)

pada wawancara tanggal 18 Desember 2009 :

Pengawasan secara rutin memang tidak ada, namun jika ada nasabah yang

tidak mengangsur pembiayaan dan bagi hasilnya pada saat jatuh tempo,

biasanya dari pihak kami akan mendatangi nasabah tersebut dan

menanyakan alasannya, apabila nasabah mengalami kendala dalam

usahanya, maka pihak kami akan berusaha memberikan solusi dan

bermusyawarah bersama dengan nasabah tersebut. Pihak kami terkadang

mendatangi para nasabah untuk melakukan silaturahmi.

Page 149: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hal ini juga ditegaskan oleh Pak Mulyoto (Manajer Utama) pada wawancara

tanggal 16 Desember 2009 :

Dari pihak BMT Bina Insan Mandiri memang tidak ada jadwal secara teratur

untuk mengadakan monitoring kepada para nasabah pembiayaan, kami

memonitor perkembangan usaha mereka apabila mereka datang ke BMT

Bina Insan Mandiri untuk mengangsur pembiayaan mereka, biasanya sambil

mengobrol santai kami menanyakan perkembangan dan kendala mereka

dalam menjalankan usahanya. Sekali waktu kami juga mengunjungi tempat

usaha mereka untuk menjalin silaturahim.

Jika suatu saat nasabah mengalami kendala dalam menjalankan usaha maka

permasalahan tersebut dapat diselesaikan secara bersama-sama antara pihak BMT

dengan nasabah, yaitu pihak BMT dalam upaya membantu nasabah hanya sebatas

melakukan konsultasi, memberikan saran dan solusi untuk mengatasi masalah

tersebut, sehingga pihak BMT tidak bersifat ikut campur tangan secara langsung

dalam menentukan kebijakan-kebijakan usaha yang dilakukan oleh nasabah.

C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori

1. Latar belakang Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah BMT Bina Insan Mandiri

dalam Memberikan Pembiayaan Mudharabah.

Lembaga keuangan bank, merupakan lembaga yang memberikan jasa

keuangan yang paling lengkap. Usaha keuangan yang dilakukan oleh lembaga

ini adalah menyalurkan dana dalam bentuk pinjaman dan juga melakukan

penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan atau tabungan.

Menurut Undang-undang No 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana

telah diubah dengan Undang-undang N0 10 Tahun 1998, bahwa bank adalah

badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-

bentuk yang lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Page 150: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sedangkan Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) adalah suatu lembaga yang

didalamnya mencakup dua jenis kegiatan yaitu yang pertama, Baitul Maal yaitu

kegiatan menerima dan menyalurkan dana zakat, infaq, shadaqah. Kedua,

Baitul Tamwil yaitu lembaga yang kegiatannya mengembangkan usaha-usaha

produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas usaha ekonomi pengusaha

kecil menengah bawah dan mikro dengan mendorong melalui pembiayaan

usaha ekonomi produktif.

Usaha penyaluran dana yang dilakukan oleh BMT terbukti lebih mengena

dan dapat meningkatkan kualitas usaha ekonomi pengusaha kecil menengah,

karena sasaran pembiayaan BMT adalah pengusaha kecil menengah,

keberadaan BMT yang dekat dengan masyarakat, mudah di jangkau masyarakat

kecil menengah, serta persyaratan yang mudah dan tidak ada pembebanan

bunga pinjaman. Dalam sistem syari'ah yang merupakan landasan dasar

operasional BMT, tidak mengenal adanya bunga atas pinjaman, karena bunga

dilarang oleh syari'ah Islam dan hukumnya adalah haram. Oleh karena itu,

dalam menjalankan operasional pembiayaan, pada suatu BMT dikenal adanya

sistem bagi hasil, yaitu keuntungan dari usaha yang dijalankan oleh pengusaha

kecil menengah tersebut akan dibagi sesuai dengan nisbah atau prosentase yang

telah disepakati dalam perjanjian antara pihak BMT dengan nasabah

sebelumnya.

Pihak BMT Bina Insan Mandiri lebih mengutamakan pembiayaan bagi

usaha kecil, dikarenakan sesuai dengan visi dan misi BMT Bina Insan Mandiri

yaitu sebagai lembaga keuangan mikro syari'ah yang membantu dan mendorong

kemaslahatan usaha kecil menengah dengan memberikan pembiayaan sesuai

prinsip-prinsip syari'ah yang bebas riba, dan melihat bahwa sebagian besar

masyarakat bergerak di bidang ekonomi kecil menengah yang memiliki modal

terbatas tetapi memiliki potensi untuk berkembang maju, apabila usaha-usaha

kecil tersebut mengalami gulung tikar maka akan semakin menambah jumlah

angka pengangguran dan kemiskinan di masyarakat Kecamatan Gondangrejo

Page 151: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

khususnya dan rakyat Indonesia pada umumnya. Oleh karena itu, dengan

adanya pembiayaan mudharabah dari BMT Bina Insan Mandiri, diharapkan

dapat membantu permodalan bagi usaha kecil menengah di wilayah Kecamatan

Gondangrejo dan ikut berperan serta dalam pembangunan ekonomi bangsa

Indonesia, sehingga tewujud kesejahteraan masyarakat Indonesia.

2. Prosedur Permohonan Pembiayaan Mudharabah yang Dilaksanakan di BMT

Bina Insan Mandiri

Alasan BMT Bina Insan Mandiri dalam memberikan pembiayaan kepada

calon anggota, disesuaikan antara permohonan pembiayaan yang diinginkan

dengan usaha yang akan dilaksanakan oleh calon anggota tersebut, dengan

demikian pihak BMT akan memberikan keterangan lebih lanjut dan akan

mengarahkan pembiayaan yang sesuai dengan usaha yang akan dijalankan oleh

calon anggota. Adapun prosedur pembiayaan di BMT Bina Insan Mandiri

adalah :

a. Solitisasi

Adalah penjelasan oleh pihak BMT kepada nasabah (biasanya dilakukan

oleh pihak marketing BMT), mengenai tata cara pengajuan pembiayaan dan

persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh nasabah apabila akan

mengajukan pembiayaan kepada BMT.

b. Analisis

Adalah analisis yang dilakukan oleh pihak BMT untuk menentukan

kesanggupan nasabah dalam mengembalikan pembiayaan sesuai dengan

persyaratan yang terdapat dalam perjanjian pembiayaan yang sudah

disepakati bersama sebelumnya.

c. Jaminan

Page 152: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam hal ini digunakan sebagai agunan nasabah kepada BMT, jika

nasabah sebagai pelaku usaha melakukan kecurangan dan pada akhirnya

mengalami kerugian maka pihak BMT mempunyai hak untuk mengambil

jaminan tersebut untuk menjadi milik BMT. Hal ini sudah sangat jelas

sesuai dengan ketentuan dalam akad mudharabah, jaminan bisa disertakan

dalam perjanjian akad dalam upaya mendapatkan pembiayaan mudharabah,

sebagai alat meminimalisasi resiko yang akan dialami oleh BMT.

d. Persetujuan pembiayaan

Adalah persetujuan pembiayaan atas permohonan nasabah yang dilakukan

oleh pihak BMT.

e. Perjanjian atau akad

Yaitu kedua belah pihak (BMT Bina Insan Mandiri dan nasabah) saling

membuat kesepakatan akan perihal pembiayaan tersebut. Aspek-aspek yang

mendukung dari perjanjian tersebut adalah jangka waktu pengembalian

angsuran, nisbah bagi hasil antara nasabah sebagai pelaku usaha dengan

pihak BMT sebagai pemberi modal, jaminan yang diberikan kepada pihak

BMT, legalitas nasabah, dan prospek usaha nasabah di masa depan.

f. Pencairan pembiayaan

Yaitu setelah meneliti kelengkapan syarat-syarat dari nasabah, melakukan

survey ketempat tinggal, tempat usaha dan jaminan milik nasabah,

mengadakan rapat dengan komite pembiayaan dan mendapat persetujuan

dari komite pembiayaan, maka pihak BMT akan mencairkan pembiayaan

yang dibutuhkan oleh nasabah sesuai dengan kesepakatan bersama.

g. Perhitungan bagi hasil

Page 153: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Perhitungan bagi hasil adalah perhitungan penerimaan dari nasabah(pelaku

usaha)dengan pihak BMT ( pemberi dana) sesuai dengan nisbah yang telah

disepakati bersama.

h. Pembayaran angsuran

Yaitu angsuran pembiayaan yang harus diberikan oleh nasabah kepada

pihak BMT sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati bersama.

i. Monitoring

Yaitu pihak BMT akan memantau jalannya usaha yang dilakukan oleh calon

anggota, apabila nasabah (calon anggota) mengalami kesulitan dan kendala

dalam menjalankan usahanya, maka pihak BMT akan membantu dengan

memberikan solusi dan saran dalam upaya mengatasi kendala yang dihadapi

nasabah (calon anggota) tersebut sehingga dapat memperbaiki usaha

nasabah (calon anggota ) di masa depan. Lancarnya usaha yang dilakukan

nasabah akan mempengaruhi kedisiplinan nasabah dalam membayar

angsuran pembiayaan kepada BMT.

Teknik perhitungan bagi hasil terdiri dari dua macam cara, yaitu :

a. Profit sharing adalah perhitungan bagi hasil didasarkan pada hasil net dari

hasil pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan

untuk memperoleh pembiayaan tersebut.

b. Revenue Sharing adalah perhitungan bagi hasil yang didasarkan pada total

pendapatan yang diterima sebelum dikurangi dengan biaya-biaya yang

dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut.

Penggunaan sistem perhitungan tersebut, masing-masing BMT

mempunyai kebijakan sendiri. Dalam menerapkan teknik perhitungan bagi

hasil, BMT Bina Insan Mandiri menggunakan teknik profit sharing, yaitu pihak

BMT beranggapan bahwa dengan menggunakan sistem profit sharing

diharapkan dapat membantu nasabah pembiayaan yang sebagian besar adalah

Page 154: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengusaha kecil menengah dengan meringankan pengeluaran atas biaya-biaya

usaha yang telah dijalankan, selain itu system profit sharing adalah system yang

sesuai dengan prinsip syari'ah yang berasas pada keadilan, yaitu ketika usaha

mengalami keuntungan maupun kerugian akan ditanggung bersama antara

BMT sebagai shahibul maal (pemberi dana) dan pengusaha sebagai mudharib

(pengelola), bahkan bisa jadi kerugian dari usaha akan ditanggung sepenuhnya

oleh pihak BMT dengan syarat kerugian tersebut tidak disengaja dan bukan

karena kelalaian pengusaha.

3. Peranan Pembiayaan Mudharabah di BMT Bina Insan Mandiri Terhadap

Perkembangan Usaha Kecil Menengah (UKM)

Keberadaan BMT Bina Insan Mandiri dirasakan sangat membantu para

pengusaha kecil menengah terutama di Kecamatan Gondangrejo. Masyarakat

merasakan bahwa BMT Bina Insan Mandiri sangat berperan bagi kelancaran

usaha mereka dalam meningkatkan permodalan, hal ini dikarenakan prosedur

pembiayaan yang mudah dan tidak berbelit-belit serta pencairan dana yang

cepat, sehingga mereka dapat segera memutarkan modal pembiayaan dari BMT

untuk usaha mereka. Selain itu pembiayaan dari BMT Bina Insan Mandiri

sangat membantu dalam perkembangan usaha mereka. Salah satu produk

pembiayaan yang sangat membantu para pengusaha kecil menengah adalah

pembiayaan mudharabah. Pembiayaan mudharabah ini merupakan salah satu

alternatif bagi pengusaha kecil menengah untuk meningkatkan usahanya,

karena pembiayaan mudharabah ini tidak memberatkan bagi pengusaha kecil

menengah dengan beban bunga pinjaman yang tinggi dan keuntungan maupun

kerugian dari usaha yang dijalankan nasabah akan ditanggung bersama, dan

bisa jadi kerugian dari usaha akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak BMT

Page 155: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Bina Insan Mandiri dengan syarat kerugian tersebut tidak disengaja dan bukan

karena kelalaian pengusaha, apabila kerugian tersebut karena kelalaian

pengusaha, maka akan ditanggung oleh pengusaha sendiri. Dalam pembiayaan

mudharabah tidak mengenal adanya bunga pinjaman, karena hal itu merupakan

riba yang dilarang dalam agama Islam, tetapi dalam pembiayaan mudharabah

dikenal adanya sistem bagi hasil yaitu sesuai dengan nisbah atau prosentase

yang disepakati antara pihak nasabah dengan pihak BMT. Pengusaha kecil

menengah cenderung memilih mengajukan permohonan pembiayaan melalui

BMT karena prosedur peminjamannya tidak berbelit-belit, agunan yang

diberikan kepada pihak BMT tidak memberatkan pengusaha kecil menengah

serta proses pencairan dananya cepat. Dengan adanya pembiayaan

mudharabah, diharapkan dapat membantu perkembangan usaha kecil

menengah, sehingga dapat berjalan dengan lancar, dan apabila usaha kecil

menengah ini dapat berjalan lancar diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup

masyarakat kecil menengah sehingga dapat mendorong laju perekonomian

bangsa Indonesia dan tercapai kesejahteraan serta kemakmuran masyarakat

Indonesia.

Perkembangan usaha kecil menengah(UKM) yang mendapat pembiayaan

dari BMT Bina INsan Mandiri selalu mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun, walaupun tidak meningkat tajam, tetapi usaha kecil menengah tersebut

dapat berjalan lancar. Dengan adanya usaha kecil menengah ini dapat

mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran, karena usaha kecil

menengah yang berkembang saat ini beperan dalam menyerap tenaga kerja

serta membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Perekonomian

bangsa Indonesia sebagian besar bergerak di sektor usaha kecil menengah,

dengan berkembangnya usaha kecil menengah ini diharapkan dapat

membangun kembali perekonomian bangsa Indonesia dan membantu negara ini

untuk bangkit kembali dari krisis ekonomi yang berkepanjangan, sehingga

Page 156: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kemakmuran dan kesejahteraan rakyat dapat tercapai sesuai dengan cita-cita

bangsa ini.

4. Hambatan-hambatan yang Dihadapi Oleh BMT Bina Insan Mandiri dalam

Proses Penyaluran Pembiayaan Mudharabah kepada Usaha Kecil Menengah

dan Solusinya

Dalam melakukan suatu usaha tentunya mengalami berbagai hambatan

yang harus dihadapi oleh suatu lembaga begitu pula dengan BMT Bina Insan

Mandiri. Hambatan-hambatan yang muncul tidak hanya dari internal lembaga,

tetapi juga berasal dari nasabah BMT Bina Insan Mandiri. Hambatan yang

dihadapi oleh Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah BMT Bina Insan Mandiri

dalam pembiayaan mudharabah untuk mengembangkan usaha kecil menengah

di Kecamatan Gondangrejo, yaitu :

1. Minimnya pengetahuan masyarakat mengenai sistem bagi hasil, sehingga

menganggap bahwa meminjam di BMT sama dengan meminjam di bank

konvensional yaitu adanya bunga atas pinjaman tersebut.

2. Kejujuran nasabah dalam melaporkan laporan keuangan kepada BMT,

terkadang untung tetapi dalam laporan dikatakan rugi. Hal ini disebabkan

karena kurangnya monitoring yang dilakukan oleh BMT, sehingga sangat

memungkinkan adanya kecurangan yang dilakukan oleh nasabah.

3. Sebagian besar nasabah pembiayaan adalah pengusah kecil menengah yang

mencatat laporan laba ruginya secara sederhana atau bahkan tidak ada

pencatatan. Sehingga menyulitkan pihak BMT untuk melakukan auditing

terhadap laporan keuangan tersebut.

4. Banyaknya masyarakat yang mengajukan pembiayaan di BMT Bina Insan

Mandiri tetapi digunakan untuk usaha di luar jawa atau merantau. Hal ini

disebabkan keuntungan yang diperoleh dengan membuka usaha diluar jawa

lebih besar daripada dengan usaha yang dikelola di jawa.

Page 157: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5. Penyimpangan dana oleh nasabah. Dana pembiayaan yang diperoleh dari

BMT Bina Insan Mandiri tidak digunakan sebagaimana mestinya, yaitu

untuk pembiayaan usaha produktif, tetapi digunakan untuk kebutuhan

konsumsi sehari-hari.

6. Pembayaran angsuran yang kurang lancar. Karena sebagian besar nasabah

pembiayaan adalah pengusaha kecil menengah, maka keuntungan dari usaha

tidak dapat dipastikan, terkadang untung banyak terkadang mengalami

kerugian. Alasan inilah yang sering digunakan oleh nasabah apabila

terlambat membayar angsuran. Apabila nasabah terlambat membayar

angsuran dapat menyebabkan BMT Bina Insan Mandiri mengalami kesulitan

dalam perputaran pembiayaannya karena jumlah kas BMT Bina Insan

Mandiri dapat berkurang.

Solusi yang dilakukan oleh Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah BMT Bina

Insan Mandiri untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, yaitu :

a. Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasi mengenai

perbankan syari'ah, dan keuntungan-keuntungan yang diperoleh dengan

menggunakan system perbankan syari'ah.

b. Untuk mengetahui tingkat kejujuran nasabah mengenai laporan usahanya,

maka pihak BMT mendatangi nasabah pembiayaan tersebut secara intensif

untuk mengetahui perkembangan usaha yang sesungguhnya.

c. Memberlakukan sanksi atau denda keterlambatan bagi nasabah, yaitu 3%

dari nilai angsuran apabila keterlambatan lebih dari 5 hari setelah jatuh

tempo waktu pembayaran.

Page 158: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan peneliti,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Latar belakang Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah BMT Bina Insan Mandiri

dalam memberikan pembiayaan mudharabah kepada pengusaha kecil

menengah disebabkan sesuai dengan misi dari BMT Bina Insan Mandiri yaitu

sebagai lembaga keuangan mikro syari'ah yang membantu dan mendorong

kemaslahatan usaha kecil menengah dengan memberikan pembiayaan sesuai

prinsip-prinsip syari'ah yang bebas dari riba, dan melihat bahwa sebagian besar

masyarakat bergerak di bidang ekonomi kecil menengah tetapi modal terbatas,

padahal usaha kecil menengah tersebut memiliki potensi besar untuk

berkembang maju, apabila usaha-usaha kecil tersebut mengalami gulung tikar

maka akan semakin menambah jumlah angka pengangguran serta kemiskinan

di tengah masyarakat Kecamatan Gondangrejo khususnya dan rakyat Indonesia

pada umumnya. Oleh karena itu, dengan adanya pembiayaan mudharabah dari

BMT Bina Insan Mandiri, diharapkan dapat membantu permodalan bagi usaha

kecil menengah di wilayah Kecamatan Gondangrejo dan ikut berperan serta

dalam pembangunan ekonomi bangsa Indonesia, sehingga terwujud

kesejahteraan masyarakat Indonesia.

2. Prosedur permohonan pembiayaan di Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah BMT

Bina Insan Mandiri yaitu :

Page 159: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

a. Solitisasi

Adalah penjelasan oleh pihak BMT kepada nasabah (biasanya dilakukan

oleh pihak marketing BMT), mengenai tata cara pengajuan pembiayaan dan

persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh nasabah apabila akan

mengajukan pembiayaan kepada BMT.

b. Analisis

Adalah analisis yang dilakukan oleh pihak BMT untuk menentukan

kesanggupan nasabah dalam mengembalikan pembiayaan sesuai dengan

persyaratan yang terdapat dalam perjanjian pembiayaan yang sudah

disepakati bersama sebelumnya.

c. Jaminan

Dalam hal ini digunakan sebagai agunan nasabah kepada BMT, jika

nasabah sebagai pelaku usaha melakukan kecurangan dan pada akhirnya

mengalami kerugian maka pihak BMT mempunyai hak untuk mengambil

jaminan tersebut untuk menjadi milik BMT. Hal ini sudah sangat jelas

sesuai dengan ketentuan dalam akad mudharabah, jaminan bisa disertakan

dalam perjanjian akad dalam upaya mendapatkan pembiayaan mudharabah,

sebagai alat meminimalisasi resiko yang akan dialami oleh BMT.

d. Persetujuan pembiayaan

Adalah persetujuan pembiayaan atas permohonan nasabah yang dilakukan

oleh pihak BMT.

e. Perjanjian atau akad

Yaitu kedua belah pihak (BMT Bina Insan Mandiri dan nasabah) saling

membuat kesepakatan akan perihal pembiayaan tersebut. Aspek-aspek yang

mendukung dari perjanjian tersebut adalah jangka waktu pengembalian

Page 160: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

angsuran, nisbah bagi hasil antara nasabah sebagai pelaku usaha dengan

pihak BMT sebagai pemberi modal, jaminan yang diberikan kepada pihak

BMT, legalitas nasabah, dan prospek usaha nasabah di masa depan.

f. Pencairan pembiayaan

Yaitu setelah meneliti kelengkapan syarat-syarat dari nasabah, melakukan

survey ketempat tinggal, tempat usaha dan jaminan milik nasabah,

mengadakan rapat dengan komite pembiayaan dan mendapat persetujuan

dari komite pembiayaan, maka pihak BMT akan mencairkan pembiayaan

yang dibutuhkan oleh nasabah sesuai dengan kesepakatan bersama.

g. Perhitungan bagi hasil

Perhitungan bagi hasil adalah perhitungan penerimaan dari nasabah(pelaku

usaha)dengan pihak BMT ( pemberi dana) sesuai dengan nisbah yang telah

disepakati bersama.

h. Pembayaran angsuran

Yaitu angsuran pembiayaan yang harus diberikan oleh nasabah kepada

pihak BMT sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati bersama.

i. Monitoring

Yaitu pihak BMT akan memantau jalannya usaha yang dilakukan oleh calon

anggota, apabila nasabah (calon anggota) mengalami kesulitan dan kendala

dalam menjalankan usahanya, maka pihak BMT akan membantu dengan

memberikan solusi dan saran dalam upaya mengatasi kendala yang dihadapi

nasabah (calon anggota) tersebut sehingga dapat memperbaiki usaha

nasabah (calon anggota ) di masa depan. Lancarnya usaha yang dilakukan

nasabah akan mempengaruhi kedisiplinan nasabah dalam membayar

angsuran pembiayaan kepada BMT.

Page 161: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Peranan Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah BMT Bina Insan Mandiri terhadap

tingkat perkembangan usaha kecil menengah di Kecamatan Gondangrejo

Berdasarkan hasil temuan yang peneliti peroleh dari lapangan, bahwa Koperasi

Jasa Keuangan Syari'ah BMT Bina Insan Mandiri sangat berperan dalam

meningkatkan perkembangan usaha kecil mennegah di Kecamatan

Gondangrejo. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan usaha kecil menengah

yang mengalami peningkatan dari tahun ketahun.

4. Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah

BMT dalam proses penyaluran pembiayaan mudharabah serta solusinya.

1. Minimnya pengetahuan masyarakat mengenai sistem bagi hasil yang sesuai

syari'ah

Pengetahuan masyarakat mengenai sistem bagi hasil memang sedikit sekali,

apalagi untuk masyarakat pedesaan, mereka menganggap bahwa dengan

meminjam di BMT sama saja dengan meminjam di bank-bank konvensional

yaitu adanya bunga atas pinjaman tersebut.

2. Kejujuran nasabah dalam melaporkan laporan keuangan kepada BMT.

Pihak BMT tidak dapat melakukan monitoring setiap hari terhadap usaha

yang dijalankan oleh nasabah pembiayaan, hal ini sangat memungkinkan

bagi nasabah untuk memanipulasi laporan keuangan mereka kepada pihak

BMT.

3. Tidak adanya laporan keuangan dari nasabah yang tersusun rapi dan jelas.

Nasabah pembiayaan BMT sebagian besar adalah pengusaha kecil

menengah, sehingga laporan keuangan yang dibuat masih menggunakan

cara-cara yang sederhana, sehingga dalam pembukuan laporan keuangan

mereka belum tersusun rapi dan sesuai standar akuntansi. Hal ini

Page 162: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menyulitkan pihak BMT dalam melakukan analisis dan audit kelayakan

usaha mereka.

4. Penyimpangan dana oleh nasabah pembiayaan.

Penyimpangan dana akan menjadi penghambat dalam proses penyaluran

pembiayaan karena dana yang seharusnya digunakan sebagai tambahan

modal usaha tidak digunakan sebagaimana mestinya, sehingga dana tersebut

tidak dapat berputar kembali dan tidak menghasilkan keuntungan serta dapat

mengganggu kelancaran pembayaran angsuran ke pihak BMT.

5. Banyak nasabah yang merantau ke luar Jawa

Keadaaan ekonomi yang kurang mapan serta kurangnya lapangan kerja yang

dapat menampung tenaga kerja, menyebabkan banyak masyarakat yang

mengadu nasib diluar jawa, untuk mendapatkan pekerjaan sekaligus

penghasilan dalam rangka memnuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari.

Dalam menambah modal untuk usaha di luar Jawa, banyak masyarakat yang

mengajukan pembiayaan di BMT, karena proses yang mudah, sedangkan

untuk proses pembayaran angsuran mereka mentransfer sejumlah uang

kepada sanak kerabat mereka di Jawa untuk dibayarkan kepada pihak BMT.

6. Pembayaran angsuran yang kurang lancar.

Nasabah pembiayaan BMT sebagian besar adalah pengusaha kecil

menengah, dengan keuntungan yang tidak dapat dipastikan setiap bulannya.

Usaha yang sepi dan kurang lancar sering menjadi alasan bagi nasabah

dalam pembayaran angsuran yang tidak lancar kepada pihak BMT.

Dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut, pihak BMT Bina Insan

Mandiri mempunyai solusi, yaitu :

Page 163: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasi mengenai perbankan

syari'ah, dan keuntungan-keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan

sistem perbankan syari'ah.

e. Untuk mengetahui tingkat kejujuran nasabah mengenai laporan usahanya,

maka pihak BMT mendatangi nasabah pembiayaan tersebut secara terjadwal

sehingga dapat mengetahui perkembangan usaha yang sesungguhnya.

f. Untuk mengetahui laporan keuangan nasabah pembiayaan, BMT Bina Insan

Mandiri (BIM) meminta nasabah untuk menyusun laporan keuangannya

meskipun secara sederhana setiap periodenya.

g. Untuk menghindari penyimpangan dana oleh nasabah, hal ini tergantung

kepada kemampuan nasabah untuk mengendalikan pengeluaran dana

pembiayaan untuk kebutuhan selain usaha mereka.

h. Dalam memberikan dana kepada nasabah yang merantau di luar Jawa, pihak

BMT Bina Insan Mandiri (BIM) membuat perjanjian dengan menggunakan

akta notaris agar perjanjian tersebut kuat di mata hukum.

i. Memberlakukan sanksi atau denda keterlambatan bagi nasabah, yaitu 3%

dari nilai angsuran apabila keterlambatan lebih dari 5 hari setelah jatuh

tempo waktu pembayaran.

B. Implikasi Hasil Penelitian

1. Implikasi Teoritis

Dari hasil penelitian ini menguatkan teori bahwa pinjaman atau pembiayaan

dari Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah atau Baitul Maal Wa Tamwil(BMT) dapat

membantu meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat. Pemberian

pembiayaan atau penyaluran pinjaman dari Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) dapat

digunakan sebagai tambahan modal untuk meningkatkan perkembangan usaha

Page 164: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kecil menengah, sehingga dapat meningkatkan pendapatan yang pada akhirnya

kesejahteraan hidup masyarakat juga meningkat.

2. Implikasi Praktis

Dari hasil penelitian ini, maka Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah BMT Bina

Insan Mandiri harus memberikan pinjaman atau pembiayaan mudharabah kepada

para pengusaha kecil menengah, karena pembiayaan mudharabah adalah

pembiayaan yang paing ideal bagi usaha kecil menengah yang dapat meningkatkan

perkembangan usaha mereka. Selain itu, dalam pemberian pembiayaan

mudharabah, pihak bank atau BMT harus melakukan monitoring terhadap usaha

yang dijalankan oleh pihak nasabah.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah dikemukakan, maka dari

hasil penelitian ini dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut :

1. Kepada Pengelola Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah BMT Bina Insan Mandiri

a. Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah BMT Bina Insan Mandiri, hendaknya

dapat memberikan pinjaman atau pembiayaan kepada nasabah dengan

angsuran yang bersifat fleksibel, sehingga nasabah dapat mengangsur

pembiayaan atau pinjaman dengan lebih mudah.

b. BMT Bina Insan Mandiri hendaknya melakukan monitoring secara teratur

kepada nasabah pembiayaan agar hubungan antara BMT Bina Insan Mandiri

dengan nasabah pembiayaan sebagai mitra kerja terus terjalin dengan baik.

c. Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah BMT Bina Insan Mandiri sebaiknya

meningkatkan jumlah pembiayaan mudharabah sebab produk pembiayaan

Page 165: PERANAN BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) BINA INSAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ini sangat potensil dalam membantu permodalan usaha kecil menengah

untuk mengembangkan usaha mereka.

2. Kepada Anggota atau nasabah Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah BMT Bina

Insan Mandiri

a. Bagi nasabah yang memiliki pinjaman atau menerima pembiayaan

hendaknya mengembalikan pinjaman tepat pada waktunya, sehingga

operasional BMT akan berjalan lancar, karena jika nasabah tidak

mengembalikan pembiayaan tepat pada waktunya dikhawatirkan kas yang

ada di BMT akan berkurang sehingga mengganggu kelancaran operasional

BMT.

b. Sebaiknya pinjaman yang diperoleh dari BMT Bina Insan Mandiri

dipergunakan sebagaimana mestinya yaitu untuk meningkatkan permodalan

usaha, karena jika dana pembiayaan tersebut tidak dipergunakan

sebagaimana mestinya maka dana tersebut tidak akan menghasilkan

keuntungan baik bagi nasabah maupun bagi BMT Bina Insan Mandiri.