Penerapan Basis Akuntansi pada Negara OECD.doc

24
1. Latar Belakang Penyebaran Tren Perpindahan Akuntansi Berbasis Kas Menuju Akuntansi Berbasis Akrual Perpindahan penerapan akuntansi berbasis kas ke akuntansi berbasis akrual pada sektor publik dimulai pertama kali oleh Selandia Baru, yang kemudian diikuti oleh negara-negara anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Meningkatnya kebutuhan informasi akuntansi yang semakin lengkap dan menunjang pengambilan keputusan kebijakan publik yang lebih baik menuntut perubahan pada basis akuntansi pemerintah yang digunakan pada negara-negara ini. Akuntansi berbasis kas yang sebelumnya diterapkan dianggap sudah tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan tersebut, sehingga perpindahan kepada akuntansi berbasis akrual menjadi hal yang krusial pada negara-negara tersebut. Kebutuhan tersebut semakin dirasa mendesak dengan penerapan New Public Management pada negara- negara tersebut. Tren reformasi pelayanan publik (salah satunya berupa konsep New Public Management) yang menyebar ke berbagai negara lain diluar anggota OECD menghadapkan negara-negara lainnya yang sedang melakukan reformasi pelayanan publik pada berbagai kebutuhan yang sebelumnya dihadapi oleh negara-negara anggota OECD, yang terlebih dahulu melakukan reformasi pelayanan publik. Perkembangan ekonomi dunia dan berbagai transisi di dalamnya membuat kebanyakan negara di dunia menjadikan negara-negara anggota OECD sebagai model bagi reformasi sistem manajemen belanja publik mereka. 1

description

Latar Belakang, Komparasi, dll

Transcript of Penerapan Basis Akuntansi pada Negara OECD.doc

Page 1: Penerapan Basis Akuntansi pada Negara OECD.doc

1. Latar Belakang Penyebaran Tren Perpindahan Akuntansi Berbasis Kas

Menuju Akuntansi Berbasis Akrual

Perpindahan penerapan akuntansi berbasis kas ke akuntansi berbasis akrual

pada sektor publik dimulai pertama kali oleh Selandia Baru, yang kemudian

diikuti oleh negara-negara anggota Organization for Economic Cooperation and

Development (OECD). Meningkatnya kebutuhan informasi akuntansi yang

semakin lengkap dan menunjang pengambilan keputusan kebijakan publik yang

lebih baik menuntut perubahan pada basis akuntansi pemerintah yang digunakan

pada negara-negara ini. Akuntansi berbasis kas yang sebelumnya diterapkan

dianggap sudah tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan tersebut, sehingga

perpindahan kepada akuntansi berbasis akrual menjadi hal yang krusial pada

negara-negara tersebut. Kebutuhan tersebut semakin dirasa mendesak dengan

penerapan New Public Management pada negara-negara tersebut.

Tren reformasi pelayanan publik (salah satunya berupa konsep New Public

Management) yang menyebar ke berbagai negara lain diluar anggota OECD

menghadapkan negara-negara lainnya yang sedang melakukan reformasi

pelayanan publik pada berbagai kebutuhan yang sebelumnya dihadapi oleh

negara-negara anggota OECD, yang terlebih dahulu melakukan reformasi

pelayanan publik. Perkembangan ekonomi dunia dan berbagai transisi di

dalamnya membuat kebanyakan negara di dunia menjadikan negara-negara

anggota OECD sebagai model bagi reformasi sistem manajemen belanja publik

mereka.

Selain itu, rekomendasi dari berbagai lembaga keuangan internasional juga ikut

menyarankan para debiturnya yang pada umumnya negara-negara berkembang

untuk menerapkan akuntansi berbasis akrual. International Monetary Fund (IMF)

sebagai lembaga kreditur menyusun Government Finance Statistics (GFS) yang

di dalamnya menyarankan kepada negara-negara debiturnya untuk menerapkan

akuntansi berbasis akrual dalam pembuatan laporan keuangan. Alasan

penerapan basis akrual ini karena saat pencatatan sesuai dengan saat terjadinya

arus sumber daya. Sehingga, basis akrual ini menyediakan estimasi yang lebih

tepat atas pengaruh kebijakan pemerintah terhadap perekonomian secara

makro. Selain itu basis akrual menyediakan informasi yang paling komprehensif

1

Page 2: Penerapan Basis Akuntansi pada Negara OECD.doc

karena seluruh arus sumber daya dicatat, termasuk transaksi internal, in-kind

transaction, dan arus ekonomi lainnya.

2. Isu akuntansi berbasis akrual di berbagai negara.

IMF dalam makalah yang berjudul ”Transition to Accrual Accounting”

menyimpulkan beberapa isu terkait dengan penerapan basis akrual. Diantara isu

tersebut adalah:

a. Perumusan kebijakan akutansinya.

Basis kas yang hanya mencatat transaksi penerimaan dan pembayaran

kas secara relatif akan mudah dioperasikan. Pengakuan dan

pengukuran/penilaian atas transaksi yang semakin kompleks

menyebabkan persyaratan kemampuan teknis dan judgement yang lebih

tinggi karena mengandung risiko kesalahan dan salah saji yang tinggi.

Kebijakan akuntansi suatu negara, dengan demikian,haruslah

disinkronisasikan dengan kebijakan internasional untuk mengurangi risiko

seperti itu. Isu utamanya adalah bahwa pemerintah perlu memfokuskan

pada materi pilihan kebijakan akuntansi mana yang paling tepat yang

konsisten dengan standar akuntansinya.

b. Ada gap dengan standar internasional.

Standar akuntansi pemerintah internasional yang diterbitkan oleh The

International Public Sector Accounting Standards Board (IPSASB)

dirancang untuk memfasilitasi penerapan umum pelaporan keuangan

pemerintah dengan kualitas yang tinggi yang dapat diperbandingkan

secara internasional. Namun demikian, masih terdapat jarak atau gap

antara standar internasional dengan standar yang dikembangkan suatu

negara. Pemerintah suatu negara perlu memformulasikan standarnya

sendiri atau pedoman atas aspek tertentu yang standar internasionalnya

belum final.

c. Informasi kas dalam kerangka kerja akrual.

Penerapan basis akuntansi menuju basis akrual bukan berarti

menghilangkan basis kas, tetapi pengelolaan kas merupakan bagian yang

integral dari kerangka manajemen keuangan berbasis akrual. Basis

akrual yang modern mempunyai fungsi-fungsi untuk mendukung basis

akuntansi dan pelaporan secara kas.

2

Page 3: Penerapan Basis Akuntansi pada Negara OECD.doc

d. Sinkronisasi antara akuntansi akrual dengan anggaran.

Sering diargumentasikan bahwa konsep akuntansi dan anggaran

haruslah disamakan agar terdapat basis yang jelas dan transparan dalam

pembandingan antara apa yang direncanakan pemerintah dan hasil

keuangan yang aktual. Namun demikian, pertanyaannya adalah apa

perbedaan antara basis akuntansi akrual dan basis akrual dalam

anggaran? Akuntansi berkaitan dengan pelaporan transaksi ex post,

sementara anggaran merupakan perencanaan ex ante dalam basis

akrual. Secara teknik, pemerintah dapat saja menerapkan basis akuntansi

akrual tanpa membuat perubahan kerangka penganggaran yang berbasis

kas, dan, dengan demikian, dalam pelaporan akuntansi berbasis akrual,

pertanggungjawaban anggaran berbasis kas akan tetap disusun. Sebagai

contoh, negara seperti Amerika Serikat dan Perancis menerapkan

pelaporan berbasis akrual tanpa mengadopsi anggaran berbasis akrual,

sementara Selandia Baru menerapkan basis akrual secara simultan pada

akuntansi dan penganggarannya.

e. Klasifikasi anggaran dan akun standar.

Apabila pemerintah menerapkan basis akrual pada akuntansi dan

anggarannya secara simultan, akun standar dan klasifikasi anggaran

sebaiknya disamakan, akan tetapi jika pemerintah menerapkan basis

akrual hanya pada akuntansi dengan masih menerpkan basis kas pada

anggarannya, akan ada perbedaan antara akun standar dan klasifikasi

anggaran. Namun demikian, akun standar tetap akan mencakup

laporanlaporan yang berbasis akrual maupun kas.

f. Neraca awal

Neraca awal dari penerapan basis akrual harus didukung dengan

informasi dan penjelasan yang cukup untuk kepentingan audit. Pada titik

ini, kegiatan tersebut akan merupakan proses yang memakan waktu dan

sangat riskan. Konsep materialitas mungkin dapat digunakan untuk

membuat pertimbangan-pertimbangan tentang aset dan kewajiban mana

yang harus dijadikan perhatian utama selama penerapan basis akrual.

g. Proses keuangan yang tersentralisasi atau terdesentralisasi

Pertimbangan proses keuangan yang lebih detail tentang sentralisasi atau

desentralisasi menyangkut apakah tingkat kementerian atau agency

3

Page 4: Penerapan Basis Akuntansi pada Negara OECD.doc

(satuan kerja) dipersyaratkan melaporkan secara harian operasinya atau

tidak. Jika ya, pemerintah perlu melakukan penilaian skala dan

kompleksitas transaksi yang tercakup dalam identifikasi dan pengukuran

atas transaksi dan saldo-saldo rekening basis akrual. Untuk negara

sedang berkembang, kendala kapasitas seperti itu tidak mungkin dicapai

dalam jangka pendek.

h. Konsolidasi

Apapun – sentralisasi atau desentralisasi - yang akan diterapkan oleh

pemerintah, konsolidasi laporan untuk pemerintah secara keseluruhan

tetap merupakan titik penting sehingga identifikasi akun entitas untuk

kepentingan eliminasi dapat dilakukan. Sistem dan prosedur harus

dirancang agar tercapai efisiensi.

3. Komparasi penerapan basis akuntansi di negara-negara anggota OECD

Tahapan atau fase yang diterapkan oleh berbagai negara anggota OECD dalam

melakukan transformasi akuntansi sektor publik dari basis kas ke basis akrual

tidaklah sama. Langkah-langkah transformasi dan berbagai modifikasi dilakukan

negara-negara tersebut dengan menyesuaikannya terhadap karakteristik dan

kondisi kesiapan masing-masing. Secara ringkas, komparasi penerapan

akuntansi berbasis akrual pada negara-negara anggota OECD dapat terlihat dari

tabel berikut ini.

No Nama Negara

Akuntansi

Individual Untuk

departemen /

Lembaga

Laporan

Konsolidasian

Akrual

Penganggaran

Akrual

1.Amerika Serikat Sejak tahun

anggaran 1998

Sejak tahun

anggaran 1998

Beberapa

2.Australia Sejak tahun

anggaran 1995

Sejak tahun

anggaran 1997

Sejak tahun

anggaran 2000

3.Austria Tidak Tidak Akrual yang

dimodifikasi

4.Belgia Beberapa Tidak Akrual yang

dimodifikasi

4

Page 5: Penerapan Basis Akuntansi pada Negara OECD.doc

No Nama Negara

Akuntansi

Individual Untuk

departemen /

Lembaga

Laporan

Konsolidasian

Akrual

Penganggaran

Akrual

5.

Belanda Sekat tahun 1994 Sedang

dikenalkan

Untuk lembaga-

lembaga sejak

1997. Sedang

dikenalkan

akrual penuh.

6.

Republik Ceko Tidak Tidak Tidak, tapi akan

dikenalkan

akrual yang

dimodifikasi.

7.

Denmark Beberapa Beberapa Sedang

dikenalkan

penganggaran

akrual penuh

8.Finlandia Sejak tahun

anggaran 1998

Sejak tahun

anggaran 1998

Ya.

9.Yunani Beberapa Ya ESA 95. yang

dimodifikasi

10.

Hungaria Laporan nasis

kas didukung

dengan informasi

akrual

Tidak Tidak, tapi akan

dikenakan

akrual yang

dimodifikasi

11.Islandia Sejak tahun

anggaran 1992

Sejak tahun

anggaran 1992

Sejak tahun

anggaran 1998

12.

Republik Irlandia Laporan basis

kas, didukung

dengan infomasi

akrual

Tidak Akrual yang

dimodifikasi

13. Republik Korea Sedang

dikenalkan akrual

Tidak Sedang

dikenalkan

5

Page 6: Penerapan Basis Akuntansi pada Negara OECD.doc

No Nama Negara

Akuntansi

Individual Untuk

departemen /

Lembaga

Laporan

Konsolidasian

Akrual

Penganggaran

Akrual

penuh. anggaran akrual

penuh

14.

Jerman Laporan Kas,

didukung dengan

informasi akrual

Tidak Dalam

persiapan.

15. Italia Ya Ya Ya

16. Jepang Ya Dikenalkan Tidak

17.Inggris Sejak tahun

anggaran 2000

Sejak tahun

anggaran 2006

Sejak tahun

2002

18. Luksemburg Tidak Tidak ya

19.Kanada Sejak tahun

anggaran 2002

Sejak tahun

anggaran 2002

Ya

20. Meksiko Tidak Tidak Tidak

21.Selandia Baru Sejak tahun

anggaran 1992

Sejak tahun

anggaran 1992

Sejak tahun

anggaran 1995

22. Norwegia Tidak Tidak Tidak

23.

Perancis Sedang

dikenalkan

Beberapa, akrual

penuh sedang

dikenalkan.

Dimaksudkan

untuk berpindah

ke akrual basis

modifikasian

24.

Polandia Beberapa Beberapa Tidak, tetapi

akan dikenalkan

akrual yang

dimodifikasi

25.

Portugal Ya Tidak Sedang

dikenalkan

tambahan

informasi akrual.

26. Republik Slovakia Tidak Tidak Tidak, tetapi

6

Page 7: Penerapan Basis Akuntansi pada Negara OECD.doc

No Nama Negara

Akuntansi

Individual Untuk

departemen /

Lembaga

Laporan

Konsolidasian

Akrual

Penganggaran

Akrual

akan dikenalkan

akrual yang

dimodifikasi

27.Spanyol Akruan yang

dimodifikasi

Akrual yang

dimodifikasi

Basis kas yang

dimodifikasi

28.

Swedia Sejak 1994 Sejak 1994 Sedang

dikenalkan

akrual penuh.

29.

Swiss Ya Tidak Sedang

dikenalkan

akrual penuh

30. Turki Tidak Tidak Tidak

4. Praktek Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di Beberapa Negara

a. Selandia Baru

Kondisi sistem manajemen di Selandia Baru pada awal tahun 1980-an

didominasi oleh kontrol input yang tersentralisasi, yaitu ditetapkannya

instruksi-instruksi menyangkut masalah perbendaharaan dan manual

pelayanan publik, adanya keharusan untuk menggunakan penyedia barang

dan jasa (supplier) tertentu yang telah ditentukan (adanya monopoli) dalam

pengadaan akomodasi, kendaraan, komputer, dsb. Upaya-upaya manajemen

dan audit pun diarahkan untuk menjamin agar kontrol-kontrol seperti itu

dipahami dan dilaksanakan. Seluruh uang negara dikelola oleh Departemen /

Kantor Perbendaharaan (Treasury) di dalam rekening bank konsolidasian.

Mengacu pada instruksi dari Treasury, departemen-departemen mengajukan

voucher pembayaran (semacam SPM atau surat perintah membayar) kepada

kantor perbendaharaan yang kemudian mengorganisasikan pembayaran, dan

melaporkan transaksi dalam laporan pemerintah.

7

Page 8: Penerapan Basis Akuntansi pada Negara OECD.doc

Pengolaan anggaran lebih ditekankan pada pembatasan alokasi anggaran

(apropriasi) belanja untuk tujuan program yang kurang tegas. Apropriasi

menginformasikan tentang penerima anggaran, aktivitas pemerintah, atau

jenis pengeluaran (contoh, belanja modal, belanja pegawai, belanja bantuan

sosial, dsb). Hal-hal di atas menimbulkan lingkungan kerja yang kurang

menyenangkan bahkan keputusasaan bagi para pegawai, pejabat dan

menteri.

Saat ini, Selandia Baru merupakan salah satu negara yang paling sukses

dalam menerapkansistem akuntansi berbasis akrual di sektor publiknya.

Tingkat perubahan ( the degree of change) dalammanajemen sektor publik di

Selandia Baru dilalui dengan cepat dan sangat inovatif.

Pemerintahmereformasi hampir di semua lini pemerintahan, mulai dari

pelaksana (para pejabat pengelola keuangandan akuntan negara), sistem

yang digunakan, hingga ke budaya yang dianut di setiap lembaga

negara,yang dituangkan dalam Public Finance Act 1989.

Keberhasilan Selandia Baru dalam menerapkan Akuntansi berbasis akrual

pada sektor publiknya dipengaruhi oleh beberapa hal penting, anatara lain

sebagai berikut.

1) Key people, adalah orang-orang yang berperan penting dalam proses

reformasi keuangan yangdilakukan. Orang-orang tersebut terdiri dari

politisi di dewan, bendahara negara di kementerian (treasury), dan

pejabat penyusun laporan keuangan (financial management support

service).

2) Axial principles, mencakup pemikiran konseptual dan penerapan ide-ide

dan pengetahuan teoritis kedalam prinsip yang disepakati dan

digunakan dalam praktik. Komitmen dalam menjalankan panduanyang

telah disepakati membuat proses yang dijalankan menjadi lebih

komprehensif dibandingkan dinegara-negara lainnya. Komitmen tersebut

berupa peniadaan intervensi politis selama adopsi sistemakuntansi

akrual dilakukan serta pemberian insentif yang tepat dan sesuai bagi

pelaksana keuangannegara untuk memacu kinerja dan tercapainya

efektifitas di sektor public

3) Communicating ideas, merupakan penggunaan beragam sarana dalam

penyampaian ide, informasi,dan rencana agar memperoleh timbal balik

8

Page 9: Penerapan Basis Akuntansi pada Negara OECD.doc

yang positif dari semua pelaksana keuangan negara selamaproses

reformasi keuangan dilakukan. Interaksi yang terjadi selama prosesnya

juga semakin meluastidak hanya melibatkan orang-orang dalam suatu

atau antar organisasi pemerintah, tetapi juga telahmelibatkan orang-

orang di tataran international level (seperti OECD, IMF, dan Bank

Dunia), national level (seperti antar kementerian dan antar partai di

parlemen), community level (seperti organisasiformal dan informal di

masyarakat), organizational/institutional level (seperti lembaga

pengawaskeuangan negara dan organisasi akuntan), dan sub-

organizational/sub-institutional level (seperti antarunit-unit kerja di

berbagai lembaga negara).

4) Contextual determinants, adalah kondisi atau peristiwa yang relevan dan

berpengaruh dalam prosesreformasi yang dilakukan di Selandia Baru.

Peristiwa-peristiwa tersebut antara lain:

Krisis ekonomi di periode 1970an.

Pemilihan umum 1984 yang mengangkat David Lange sebagai

Perdana Menteri denganmembawa gagasan ekonomi baru di

tengah krisis keuangan yang menerpa Selandia Baru

Political will para politisi yang mendukung reformasi yang

dilakukan

Sistem politik di Selandia Baru yang dijalankan dengan sistem

satu kamar (one legislative chamber ) sehingga segala rencana

yang disusun pemerintah dan dimasukkan ke dewan

untuk disetujui tidak memerlukan waktu yang relatif lama,

sehingga sering diartikan bahwa proses yang dijalankan antara

legislatif dan pemerintah essentially non-negotiable

5) Ethos, merepresentasikan ide dimana orang-orang dari organisasi-

organisasi yang berbeda saling bekerja sama dengan sikap terbuka

untuk melakukan reformasi dalam pemerintahan. Hubungan kerjasama

yang terjadi seperti antara perdana menteri David Lange dan para

bendahara negara dikementerian dan lembaga negara lainnya.

Hubungan tersebut menimbulkan simpati dari para pegawaipemerintah

dimana mereka merasa dilibatkan dan memiliki peran dalam reformasi

yang sedangdijalankan. Hal ini berbanding terbalik dengan yang terjadi

9

Page 10: Penerapan Basis Akuntansi pada Negara OECD.doc

di periode-periode sebelumnya sehinggadisebut sebagai bureaucratic

revolution

6) Knowledge, mencakup theoritical knowledge, experiential knowledge ,

dan precedents. Theoritical knowledge merupakan filosofi managerial

dan pemahaman ekonomi yangdiperoleh dari beragam literatur. Sebagai

contoh, pemerintah membuat keseimbangan antarakebijakan ekonomi

makro dan mikro yang berasal dari beragam literatur sebagai asal

muasalreformasi sistem dan manajemen yang dilakukan.

Experiential knowledge, mengacu kepada pengetahuan dan

pengalaman yang diperoleh daribeberapa orang. Sebagai contoh,

pemahaman mengenai masalah yang dihadapi oleh parapegawai

pemerintah dan tata kelola yang dijalankan diperoleh melalui akumulasi

pengalamandari lembaga-lembaga pemerintah dari beberapa periode

yang lalu.

Precedents, merepresentasikan waktu dan kebergunaan di masa lalu.

Contohnya adalahpenerapan akuntansi akrual bukan pertama kalinya

diterapkan di Selandia Baru di periode1980an tersebut. Hal tersebut

pernah dipakai dalam penyusunan neraca keuangan pemerintahdi tahun

1922-1940. Penelusuran lalu dilakukan dan ditemukan bahwa masalah

yang terjadidalam pelaporan keuangan saat itu adalah akuntansi

berbasis kas yang digunakan tidak dapatmerefleksikan keuntungan atau

kerugian dari suatu aktivitas yang dilakukan, dan terdapatkeragaman

praktik akuntansi di berbagai organisasi pemerintah saat itu.

7) Innovation, merupakan ukuran terhadap metode atau pendekatan baru

yang digunakan. Dalamkonteks Selandia Baru, tekanan yang diperoleh

pemerintah akibat krisis keuangan di tahun 1970anmengharuskan

adanya inovasi yang belum pernah dilakukan guna mengatasi krisis

tersebut dalamwaktu singkat, dan berhasil dilakukan dalam

kepemimpinan perdana menteri David Lange.

b. Hongkong

Hong Kong menjadi wilayah otonom (Hong Kong sejak 1 Juli 1997 telah

diserahkan kembali ke Cina oleh pemerintah Inggris dan oleh pemerintah

Cina dijadikan sebagai daerah otonom) pertama bekaskoloni jajahan Inggris

di Asia yang mengadopsi akuntansi akrual di sektor publiknya. Pemerintah

10

Page 11: Penerapan Basis Akuntansi pada Negara OECD.doc

negara ini merasa bahwa Hong Kong harus mengikuti praktik terbaik dalam

tata kelola keuangannya di sektorpublik berdasarkan prinsip akuntansi yang

dianut banyak negara di dunia saat ini.

Persiapan penerapan akuntansi akrual di Hong Kong telah dimulai sejak

tahun 2003 dan 2004. Dengan diberlakukannya sistem yang baru ini,

pemerintah berharap bahwa setiap pejabat negara tidak akan dapat

menghindar daritanggung jawab untuk membuat pelaporan keuangan dan

tidak lagi dapat mengemukakan alasan bahwa mereka tidak memiliki

pengendalian atas biaya yang ada di departemen mereka. Tekanan

penerapan akrual itu sendiri telah mulai digaungkan sejak tahun 1999 oleh

para akuntan profesional. Mereka berpendapat bahwa dengan penerapan

sistem akuntansi akrual di sektor publik, khususnya pemerintah,selain dapat

menyediakan informasi yang lebih komprehensif, para akuntan juga dapat

juga denganmudah berpindah atau bertukar pengalaman dari sektor bisnis ke

sektor publik. Dengan adanya sistem yang sama maka tentunya kedua sektor

tersebut dapat saling melengkapi satu dengan yang lainnya.

Masalah yang dihadapi kemudian adalah sistem akuntansi akrual akan

memberikan dampak yangsangat besar terhadap sistem, pelaksana, dan

budaya yang telah berjalan sejak lama. Penerapan system yang baru tersebut

tentunya akan membutuhkan biaya yang secara signifikan cukup besar, baik

untuk menyiapkan hardware maupun software yang akan digunakan. Untuk

pelaksana, tentunya akan tidak mudah dan cepat dalam menyiapkan para

akuntan pemerintah agar dapat memahami sistem akrual denganbaik.

Sedangkan dampak terhadap budaya, tentunya akan berpengaruh signifikan

terhadap budaya dihampir seluruh departemen pemerintah karena selama ini

departemen-departemen tersebut bekerja layaknya pusat biaya.

Kekhawatiran terbesar dari para pejabat pemerintah dari diberlakukannya

sistem akrual tersebutadalah sistem tersebut akan mengungkap seluruh

kewajiban terselubung (hidden liabilities) yang dimilikioleh pemerintah.

Namun para akuntan di organisasi profesional akuntan di Hong Kong

memberikan keyakinan bahwa kekhawatiran tersebut tidaklah perlu karena

pemerintah Hong Kong juga memiliki asset terselubung (hidden assets) yang

nilainya melebihi nilai kewajiban tersebut. Beberapa aset yang nilainya sangat

signifikan antara lain bandara, jaringan kereta api massal, dan saham atau

11

Page 12: Penerapan Basis Akuntansi pada Negara OECD.doc

properti yang dimiliki oleh pemerintah. Penerapan akuntansi akrual secara

penuh akan membawa pada penilaian kembali atasaset yang ada ataupun

belum di masukkan ke dalam dalam neraca pemerintah. Hal tersebut

tentunya akanberujung pada meningkatnya akuntabilitas sektor publik dan

tersedianya informasi yang lebih kaya atas sumber daya yang dimiliki oleh

pemerintah.

c. Nepal

Proses institusionalisasi akuntansi berbasis akrual di Nepal diawali di tahun

1987 dimana pemerintahmulai menyusun kode, klasifikasi, dan format untuk

pelaksanaannya di seluruh instansi pemerintah danmulai diberlakukan di

tahun 1989 pada beberapa proyek pembangunan yang didanai oleh bantuan

danpinjaman internasional. Namun dari catatan pemerintah, tidak ada bukti

bahwa proyek yang dijalankan tersebut telah selesai dan memberikan hasil,

tetapi fakta yang ditemukan bahwa uji coba sistem akuntansiakrual tersebut

dihentikan beberapa bulan kemudian, yang menjadi penanda dari

ketidakberhasilan upaya akrualisasi yang coba dilakukan.

Beberapa faktor yang kemudian dianggap sebagai penyebab kegagalan

upaya akrualisasi tersebutantara lain adalah kurangnya sumber daya

manusia yang mampu menguasai pelaksanaan sistem akuntansiberbasis

akrual tersebut, serta kesiapan sarana dan prasarana yang tidak memadai di

seluruh instansipemerintah saat itu. Selain itu, kebanyakan akuntan

pemerintah tidak dilibatkan dalam upaya yang telahdilakukan karena

sebagian besar tugas dan pekerjaan mereka dikerjaan oleh konsultan dan

staf dariorganisasi internasional yang membawa proyek akrualisasi akuntansi

ke pemerintah Nepal.

Di awal tahun 1990, pemerintah lalu mencanangkan upaya perbaikan

terhadap sistem akuntansidi negara tersebut. Dengan bantuan dari Bank

Dunia dan Asian Development Bank (ADB), pemerintahmengeluarkan tiga

rekomendasi perbaikan: penggunaan peralatan teknologi informasi,

pengadopsianstandar internasional, dan perubahan menuju akuntansi

berbasis akrual secara menyeluruh. Namun upayatersebut kembali mendapat

sandungan karena ketidak mampuan seluruh pihak untuk membuat suatu

technical assistance yang memadai untuk dapat diterapkan oleh seluruh

instansi pemerintah. Hal inimenimbulkan tekanan publik yang besar kepada

12

Page 13: Penerapan Basis Akuntansi pada Negara OECD.doc

pemerintah karena telah banyak upaya yang telahdilakukan dalam proses

perbaikan tata kelola keuangan pemerintah namun selalu menemui

kegagalandalam uji coba dan pelaksanaannya. Kondisi tersebut tersebut

tentunya telah menelan biaya yang begitubesar dan telah menguras dana

pemerintah yang sebagian besar di danai dari pinjaman luar negeri. Selainitu,

di saat yang sama terjadi konflik dalam negeri (Konflik Maoist) yang juga turut

memperparah kondisikeuangan pemerintah karena konflik tersebut telah

menghambat penarikan pendapatan pemerintah daribeberapa daerah.

Klimaks dari berbagai kejadian tersebut adalah semakin membengkaknya

jumlahpinjaman pemerintah dari luar negeri, dari sebesar 56% (dari total

penerimaan pemerintah) di awal tahun1990, hingga mendekati 70% di awal

milenium baru.

Semakin besarnya jumlah utang yang harus ditanggung pemerintah membuat

pemerintah saat itumenjadi semakin tidak independen terhadap lembaga-

lembaga donor internasional sehingga tidak memiliki kemampuan untuk

menolak segala agenda yang coba diterapkan di dalam negeri. Perhatian

utama dari setiap lembaga donor adalah berhasilnya setiap proyek dan

program yang dijalankan daripinjaman yang telah diberikan kepada negara.

Hal ini seperti sebuah investasi bagi lembaga donor tersebut karena tentunya

mereka berhadap adanya return dari pinjaman yang telah mereka berikan.

Apabila ditarik ke ranah akuntansi, maka hampir seluruh lembaga donor akan

meminta kepada negara untuk mengikuti aturan dan sistem mereka. Selain

itu, mereka akan meminta laporan akuntansi untuk proyek yang sedang dan

telah dijalankan terhadap penggunaan dana pinjaman yang mereka

berikan.Informasi tersebut tentunya hanya akan berguna bagi mereka bila

aturan dan sistem yang berlaku di negara sesuai dengan yang mereka anut,

yang dalam hal ini adalah sistem akuntansi berbasis akrual.Namun kemudian,

tekanan dari lembaga-lembaga internasional tersebut tidak dibarengi dengan

langkah nyata dalam membantu pemerintah untuk turut menyiapkan sarana

dan prasarana yang perlu dalamimplementasi akuntansi berbasis akrual.

Kondisi tersebut bagaikan membiarkan pemerintah untuk berjalan sendiri di

tengah tekanan yang harus ditanggung.

Tekanan besar yang diterima pemerintah, tidak hanya dari lembaga-lembaga

donor internasional tetapi juga dari khalayak publik di dalam negeri akibat

13

Page 14: Penerapan Basis Akuntansi pada Negara OECD.doc

kegagalan dalam penerapan akuntansi berbasisakrual di tahun-tahun

sebelumnya, yang kemudian mendorong pemerintah untuk segara melakukan

perubahan sistem akuntansi di tahun-tahun mendatang. Melalui kerja sama

dengan para akuntan publik dinegara tersebut, pemerintah berharap bahwa

penerapan akuntansi berbasis akrual dapat segera terlaksanadengan baik.

Kebanyakan akuntan publik (yang bekerja untuk perusahaan bisnis)

berpendapat bahwaakuntansi berbasis akrual akan menjadi alat yang dapat

meningkatkan kualitas dan kuantitas informasiakuntansi pemerintah. Selain

itu, adopsi terhadap sistem akuntansi berbasis akrual telah menjadi trenglobal

di banyak negara saat itu.

Pemerintah lalu mulai memasuki masa transisi selama lima tahun dalam

proses implementasiakuntansi berbasis akrual di institusi pemerintah di

seluruh negeri. Namun upaya tersebut kemudian lebihbanyak menuai kritik

dari sebagian besar pejabat dan akuntan pemerintah. Mereka berpendapat

bahwa upaya yang dilakukan terlalu tergesa-gesa tanpa mempertimbangkan

kesiapan seluruh aspek penunjangyang ada di negara tersebut. Kelemahan

utama yang ditemukan adalah kurangnya kapasitas akuntanpemerintah untuk

dapat mengerti dan mengimplementasikan sistem tersebut dalam waktu yang

singkat. Banyak akuntan pemerintah berargumen bahwa perlu waktu lebih

dari 20 tahun untuk dapatmengimplementasikan sistem tersebut dengan

sukses. Selain itu, tidaklah mudah untuk memberikanpengetahuan mengenai

sistem akuntansi berbasis akrual kepada para akuntan junior yang tersebar

disangat banyak instansi pemerintah di negara tersebut dan sebagian besar

berada di lokasi yang terpencilyang bahkan, dari awal, telah sulit

mengaplikasikan akuntansi berbasis kas dan kemudian diharuskanuntuk

beralih ke sistem baru yang lebih rumit dari sebelumnya.

Semakin banyaknya bukti yang ditemukan terhadap sulitnya penerapan

akuntansi berbasis akrualdi sektor pemerintah menimbulkan skeptisme dari

lembaga-lembaga donor internasional untuk terusmendorong pemerintah

menerapkan sistem tersebut. Itu menjadi kali pertama dimana pemerintah

Nepal menyaksikan sikap dari lembaga-lembaga donor tersebut dimana

sebelumnya merekalah yang sangatgigih menyuarakan kepada pemerintah

terkait penerapan akuntansi berbasis akrual. Pemerintah jugamulai menyadari

kesalahan terhadap ketergantungan yang sangat besar pada kemampuan

14

Page 15: Penerapan Basis Akuntansi pada Negara OECD.doc

konsultan danstaf dari organisasi internasional dalam penerapan sistem

tersebut, dan mengucilkan peran akuntanpemerintah selama proses

perubahan dari akuntansi berbasis kas ke akrual.

Di akhir tahun 2007, pemerintah dengan bekerja sama dengan Bank Dunia

dan para akuntanpemerintah mulai manjalankan misi untuk mereformasi tata

kelola keuangan negara tersebut kembali kebasis kas yang dulu digunakan

sebelum tahun 1960. Pemerintah mulai mengisi beberapa kelemahan

yangditemukan di masa lalu dengan terus diiringi dengan perbaikan aturan

terhadap sistem akuntansi yangakan diimplementasikan di seluruh instansi.

Sistem akuntansi kas yang digunakan mengacu kepada basiskas dari IPSAS

karena ini dianggap akan sangat membantu pemerintah dalam menyiapkan

jalan gunakembali melakukan reformasi akuntansi di masa depan menuju

sistem akuntansi berbasis akrual.

5. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai

berikut.

a. Kebutuhan penerapan akuntansi sektor publik berbasis akrual pada berbagai

negara di dunia semakin meningkat, hal itu dipengaruhi oleh tuntutan

akuntabilitas dan transparansi pelayanan publik yang semakin baik, dimana

akuntansi berbasis akrual dinilai mampu membantu pemerintah mewujudkan

hal tersebut.

b. Dalam melakukan perpindahan dari akuntansi berbasis kas ke akuntansi

berbasis akrual pada sektor publiknya, pemerintah perlu memerhatikan

beberapa isu penting, antara lain Penyusunan kebijakan akuntansi, gap

dengan standar akuntansi internasional, sinkronisasi antara akuntansi akrual

dan anggaran, klasifikasi anggaran dan akun standar, neraca awal, proses

keuangan yang terdesentralisasi/tidak terdesentralisasi, dan konsolidasi.

c. Terdapat berbagai perbedaan dalam proses transformasi akuntansi sektor

publik berbasis kas ke akuntansi berbasis akrual yang diterapkan berbagai

negara di dunia. Hal itu dipengaruhi dengan karakteristik dan kondisi

kesiapan masing-masing negara.

d. Selandia baru hingga saat ini masih merupakan salah satu model terbaik

dalam transformasi akuntansi sektor publik menggunakan basis akrual.

15

Page 16: Penerapan Basis Akuntansi pada Negara OECD.doc

Keberhasilan Selandia Baru dipengaruhi oleh beberapa kondisi positif yang

ada di negaranya.

e. Nepal dan Hongkong adalah contoh lain dari negara yang menerapkan

akuntansi sektor publik berbasis akrual, dimana keduanya memiliki berbagai

kendala dan kondisi sulit tersendiri yang harus dihadapi dengan cara

berbeda.

16