Penerapan Atap Sunda pada Rancangan Kantor Dinas …

9
Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur © Jurusan Arsitektur Itenas | No. 13 | Vol. 4 Februari 2020 Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur 1 Penerapan Atap Sunda pada Rancangan Kantor Dinas Kesehatan Kota Bandung dan PMI Widya Ardianti Rudiana Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Itenas, Bandung Email: [email protected] ABSTRAK Kota Bandung sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, memiliki perkembangan yang begitu pesat dan selalu berupaya meningkatkan fasilitas infrastuktur untuk meningkatkan roda perekonomian demi mencapai kehidupan yang lebih baik. Sebagai upaya meningkatkan fasilitas infrastruktur maka direncanakan Gedung Perkantoran berupa Gedung Kantor Dinas Kesehatan dan PMI. Gedung Kantor Dinas Kesehatan dan PMI ini berada di daerah strategis karena tidak jauh dari pusat Kota Bandung. Lokasi Gedung Perkantoran ini berada di Jl. Citarum No. 34 Kota Bandung, Jawa Barat. Untuk menginterpretasikan kearifan lokal Budaya Sunda Gedung Dinas Kesehatan dan PMI, dirancang dengan tema Arsitektur Tradisional Sunda. Pemilihan tema Arsitektur Tradisional Sunda adalah untuk mengangkat dan melestarikan Budaya Sunda pada bidang arsitektur. Penerapan tema Arsitektur Tradisional Sunda pada Kantor Dinas Kesehatan dan PMI sebagai pendukung upaya pemerintah dalam melestarikan budaya Sunda di era serba modern pada saat ini dan untuk memperkuat karakter Kantor Dinas Kesehatan dan PMI yang berada di tatar Sunda khususnya kota Bandung sebagai Ibu Kota Jawa Barat. Tema Arsitektur Tradisional Sunda pada bangunan diterapkan pada atap bangunan Gedung Dinas Kesehatan dan PMI. Jenis atap sunda yang dipilih adalah Julang Ngapak, karena bentukanya yang simetris terkesan formal dan megah. Kata kunci: Arsitektur Tradisional Sunda, Atap Sunda, Gedung Perkantoran. ABSTRACT Bandung City as the Capital of West Java Province, has developed so rapidly and is always working to improve infrastructure facilities to improve the economy in order to achieve a better life. As an effort to improve infrastructure facilities, Office Buildings are planned to be in the form of Health Office Offices and PMI. The Health Office and PMI office building is in a strategic area because it is not far from the center of Bandung. The location of this office building is located at Jl. Citarum No. 34 Bandung City, West Java. To interpret the local wisdom of the Sundanese Culture Health Office Building and PMI, designed with the theme of Traditional Sundanese Architecture. The selection of Sundanese Traditional Architecture theme is to elevate and preserve Sundanese Culture in the field of architecture. The application of the theme of Traditional Sundanese Architecture in the Office of Health and PMI as a supporter of the government's efforts in preserving Sundanese culture in the modern era at this time and to strengthen the character of the Office of Health and PMI in the Sunda tatar, especially in the city of Bandung as the capital of West Java. The Sundanese Traditional Architecture theme of the building was applied to the roof of the Health Office Building and PMI. Sundanese roof type chosen is Julang Ngapak, because the symmetrical shape is formal and majestic. Keywords: Sundanese Traditional Architecture, Roof Sundanese, Building Office,

Transcript of Penerapan Atap Sunda pada Rancangan Kantor Dinas …

Page 1: Penerapan Atap Sunda pada Rancangan Kantor Dinas …

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur © Jurusan Arsitektur Itenas | No. 13 | Vol. 4

Februari 2020

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 1

Penerapan Atap Sunda pada Rancangan Kantor Dinas

Kesehatan Kota Bandung dan PMI

Widya Ardianti Rudiana

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Itenas, Bandung

Email: [email protected]

ABSTRAK

Kota Bandung sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, memiliki perkembangan yang begitu pesat

dan selalu berupaya meningkatkan fasilitas infrastuktur untuk meningkatkan roda perekonomian

demi mencapai kehidupan yang lebih baik. Sebagai upaya meningkatkan fasilitas infrastruktur

maka direncanakan Gedung Perkantoran berupa Gedung Kantor Dinas Kesehatan dan PMI.

Gedung Kantor Dinas Kesehatan dan PMI ini berada di daerah strategis karena tidak jauh dari

pusat Kota Bandung. Lokasi Gedung Perkantoran ini berada di Jl. Citarum No. 34 Kota Bandung,

Jawa Barat. Untuk menginterpretasikan kearifan lokal Budaya Sunda Gedung Dinas Kesehatan

dan PMI, dirancang dengan tema Arsitektur Tradisional Sunda. Pemilihan tema Arsitektur

Tradisional Sunda adalah untuk mengangkat dan melestarikan Budaya Sunda pada bidang

arsitektur. Penerapan tema Arsitektur Tradisional Sunda pada Kantor Dinas Kesehatan dan PMI

sebagai pendukung upaya pemerintah dalam melestarikan budaya Sunda di era serba modern

pada saat ini dan untuk memperkuat karakter Kantor Dinas Kesehatan dan PMI yang berada di

tatar Sunda khususnya kota Bandung sebagai Ibu Kota Jawa Barat. Tema Arsitektur Tradisional

Sunda pada bangunan diterapkan pada atap bangunan Gedung Dinas Kesehatan dan PMI. Jenis

atap sunda yang dipilih adalah Julang Ngapak, karena bentukanya yang simetris terkesan formal

dan megah.

Kata kunci: Arsitektur Tradisional Sunda, Atap Sunda, Gedung Perkantoran.

ABSTRACT

Bandung City as the Capital of West Java Province, has developed so rapidly and is always

working to improve infrastructure facilities to improve the economy in order to achieve a better

life. As an effort to improve infrastructure facilities, Office Buildings are planned to be in the form

of Health Office Offices and PMI. The Health Office and PMI office building is in a strategic area

because it is not far from the center of Bandung. The location of this office building is located at

Jl. Citarum No. 34 Bandung City, West Java. To interpret the local wisdom of the Sundanese

Culture Health Office Building and PMI, designed with the theme of Traditional Sundanese

Architecture. The selection of Sundanese Traditional Architecture theme is to elevate and preserve

Sundanese Culture in the field of architecture. The application of the theme of Traditional

Sundanese Architecture in the Office of Health and PMI as a supporter of the government's efforts

in preserving Sundanese culture in the modern era at this time and to strengthen the character of

the Office of Health and PMI in the Sunda tatar, especially in the city of Bandung as the capital of

West Java. The Sundanese Traditional Architecture theme of the building was applied to the roof

of the Health Office Building and PMI. Sundanese roof type chosen is Julang Ngapak, because the

symmetrical shape is formal and majestic.

Keywords: Sundanese Traditional Architecture, Roof Sundanese, Building Office,

Page 2: Penerapan Atap Sunda pada Rancangan Kantor Dinas …

Widya Ardianti Rudiana

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 2

1. PENDAHULUAN

Gedung perkantoran merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan fasilitas infrastruktur dalam

meningkatan roda perekonomian yang lebih baik. Pekerjaan utama dalam perkantoran adalah kegiatan

penanganan informasi dan kegiatan manajemen ataupun pengambilan keputusan berdasarkan

informasi yang telah tersedia. Maka dari itu hal tesebut akan menjadikan variasi ukuran kantor yang

berbeda-beda berdasarkan manajemen, struktur organisasi dan teknologinya. Sehingga dalam

merencanakan bangunan gedung perkantoran ini perlu perencanaan yang baik dan matang ditinjau dari

segi keamanan, biaya, kegunaan, bentuk, arsitektural, struktural ataupun jasa yang tersedia. Pada

umumnya ruang kerja pada bangunan gedung perkantoran tidak dapat berpindah-pindah karena telah

dilengkapi dengan ruang-ruang fasilitas penunjang seperti ruang mesin, ruang arsip, kantin dan ruang

fasilitas penunjang lainnya. Maka dari itu keamanan dan kenyamanan dalam bangunan gedung

perkantoran ini perlu diperhatikan dengan baik.

Lokasi juga dapat memengaruhi gaya atau tema dari kantor yang akan dibangun. Bangunan kantor

pemerintahan harus terletak pada lokasi yang strategis keberadaanya dan berada di area yang aman

dan memiliki kemudahan akses. Kebanyakan kantor dibangun pada lokasi yang akan mengalami

kemajuan. Lokasi yang strategis, dekat dengan pusat pemerintahan, pusat bisnis, dan fasilitas publik

lainnya dapat memberikan kemudahan tamu dalam mengakses aktivitas lain di luar kantor.

Perencanaan gedung perkantoran dibuat karena perkembangan Kota Bandung yang begitu pesat dan

juga diikuti dengan banyaknya investai yang masuk baik dari dalam maupun dari luar negeri.

Sehingga dibutuhkan ruang kerja yang layak dan memadai, sementara itu kebutuhan ruang kerja

semakin banyak yang tidak diimbangi dengan lahan yang tersedia di Kota Bandung, sehingga

mengakibatkan perlunya direncanakan tata ruang kerja secara vertikal guna melaksanakan kegiatan

aktivitas perekonomian di Kota Bandung.

2. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANGAN

2.1 Metode Pendekatan Perancangan

Metoda yang digunakan dalam perencanaan dan perancangan adalah deskiptif analisis, yaitu dengan

mengumpulkan, menganalisis dan menyimpulkan data yang diperlukan dan berkaitan dengan masalah.

Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data yang berkaitan dengan permasalahan yang

diangkat. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder.

Pemecahan yang digunakan dalam merancang bangunan kantor ini adalah dengan cara:

a. Memahami karakteristik, potensi, dan kendala yang ada pada tapak sehingga desain bersifat solutif

bagi permasalahan ataupun potensi yang ada pada tapak;

b. Studi banding, dengan mempelajari bangunan lain yang kurang lebih memiliki jenis fungsi yang

sama;

c. Memahami kondisi kawasan site lokasi sehingga dapat diketahui kendala-kendala dan potensi yang

dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperoleh solusi yang terbaik dan menciptakan suatu

perpaduan yang harmonis tanpa mengurangi nilai-nilai yang berlaku di dalamnya;

d. Penerapan zoning (privat, semi-privat, publik, semi-publik, servis) berdasarkan kebutuhan,

sirkulasi, dan konsep ruang dengan ditunjang dari beberapa teori yang terkait.

2.2 Identifikasi Lokasi

Nama Proyek : Kantor Dinas Kesehatan dan Kantor PMI

Sifat Proyek : Fiktif

Pemilik : Pemerintah dan Swasta

Page 3: Penerapan Atap Sunda pada Rancangan Kantor Dinas …

Rancangan Kantor Dinas Kesehatan Kota Bandung dan PMI dengan Penerapan Atap Sunda

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 3

Sumber Dana : Pemerintah dan Swasta

Lokasi : Jl. Citarum No. 34, Cihapit, Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa

Barat 40114

KDB : 70%

KLB : 1,4

KDH (minimum) : 20%

GSB : Jalan utama 12m

Berdasarkan Gambar 1. Peta diatas lokasi tapak termasuk kedalam Zona Perdagangan dan Jasa

menurut Perda RDTR Kota Bandung tahun 2011-2035. Dengan persebaran area–area pemukiman

padat penduduk di sekeliling lokasi tapak.

3. HASIL RANCANGAN

3.1 Elaborasi Tema

Tema Perancangan yang diterapkan yaitu Arsitektur Tradisional Sunda. Menurut Marcos Pollio

Vitruvius, Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas,

arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level

makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lanskap, hingga ke level mikro yaitu

desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses

perancangan tersebut [1].

Budaya Sunda adalah budaya yang tumbuh dan hidup dalam masyarakat Sunda. Jadi tema yang

dimaksud adalah sebuah proses merancang bangunan dengan menerapkan nilai–nilai budaya Sunda

kedalam desain Kantor Dinas Kesehatan Kota Bandung. Penerapan Arsitektur Tradisional Sunda pada

bangunan dapat dilihat pada Gambar 2.

Suku Sunda memiliki ragam jenis rumah adat yang secara garis besar berjumlah enam. Nama rumah

adat suku sunda diambil dari nama-nama atap sunda. Macam-macam rumah adat Suku Sunda yaitu

rumah adat Jolopong, rumah adat Parahu Kumureb, rumah adat Julang Ngapak, rumah adat Tagog

Anjing, rumah adat Capit Gunting, dan rumah adat Badak Heuay. Setiap nama dari Rumah Adat

Sunda diambil dari bahasa suku tersebut dan sebagian besar berkaitan dengan bentuk dari desain

rumah adatnya. Contohnya, rumah adat Badak Heuay dimana kata ‘badak’ berarti hewan badak dan

‘heuay’ artinya menguap, nama rumah adat tersebut terinspirasi dari bentuknya yang menyerupai

badak yang sedang menguap [2].

Gambar 1. Peta peruntukan lahan

Sumber : Peta RTRW/RDTR Kota Bandung 2011 - 2035

Page 4: Penerapan Atap Sunda pada Rancangan Kantor Dinas …

Widya Ardianti Rudiana

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 4

Publik

Privat

e

Servis

ce

3.2 Zoning dan Sirkulasi Tapak

Secara garis besar, tapak dibagi menjadi 3 massa bangunan yaitu bangunan Dinas Kesehatan, PMI dan

Penunjang (Masjid dan Kantin). Zona pada site dibagi menjadi 3 zona yaitu zona publik, zona private

dan zona servis. Pembagian zona pada tapak bertujuan untuk mempermudah penentuan area pada

tapak yang akan dibangun. Gambar 3.

3.3 Zoning Bangunan

Pembagian zona dalam bangunan Dinas Kesehatan dibagi menjadi tiga zona yang meliputi : Zona

publik, zona servis, dan zona privat. Pada lantai semi basement Dinas Kesehatan hanya dibagi 2 zona

yaitu zona publik berupa parkir mobil dan juga zona servis berupa ruangan genset, reservoar bawah,

ruang pompa dan ruang panel. Pada lantai 1 Dinas Kesehatan dibagi menjadi 3 zona yaitu zona publik

yang terdiri dari lobby, receptionist, lounge, dan perpustakaan. Lalu pada zona private terdiri dari

ruang kerja staf, ruang dharmawanita, ruang koperasi, gudang obat, ruang logistik, ruang photocopy

dan gudang arsip utama. Zona servis terdiri dari toilet, ruang panel, pantry dan ruang office boy.

Pengelompokan zona ini dibedakan dengan keterangan warna yang berbeda–beda tiap jenis zonanya.

Gambar 2. Elaborasi Tema

Gambar 3. Pembagian zona dan sistem sirkulasi dalam tapak

Page 5: Penerapan Atap Sunda pada Rancangan Kantor Dinas …

Rancangan Kantor Dinas Kesehatan Kota Bandung dan PMI dengan Penerapan Atap Sunda

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 5

Zona publik ditandai dengan warna biru, zona servis ditandai dengan warna kuning, dan zona privat

ditandai dengan warna merah.

Bangunan Kantor Dinas Kesehatan dirancang 4 lantai dengan 1 lantai semi basement. Lantai dasar

merupakan lantai yang didominasi oleh zona yang bersifat publik karena ditempatkan fasilitas

pendukung berupa perpustakaan, dapat dilihat Gambar 4.

Berbeda dengan lantai lainnya pada lantai 2 pembagian zona bersifat lebih privat karena terdapat

ruang kerja Kepala Dinas Kesehatan, ruang kerja Sekretaris Dinas Kesehatan dan kantor staf. Pada

lantai 3 Dinas Kesehatan terdapat zona privat yang terdiri dari ruang sidang pleno, dan ruang staf.

Zona publik pada lantai 3 terdiri dari coffe break, dan aula. dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 6. Zoning dalam bangunan PMI

Zona sevis

Zona privat

Zona publik

`

`

Gambar 4. Zoning dalam bangunan Dinas Kesehatan

Gambar 5. Zoning dalam bangunan Dinas Kesehatan

Zona sevis

Zona privat

Zona publik

Page 6: Penerapan Atap Sunda pada Rancangan Kantor Dinas …

Widya Ardianti Rudiana

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 6

Selain bangunan Dinas Kesehatan terdapat pula bangunan PMI yang terdiri dari 2 lantai. Lantai

pertama di dominasi oleh zona publik yang terdiri dari ruang pusat pelayanan donor darah, ruang

pemulihan, ruang dokter, ruang periksa Hb, dan ruang tunggu. Pada lantai 2 bangunan PMI terdapat

zona yang bersifat lebih privat karena terdapat Kantor kepala PMI, dan kantor staf selain itu, terdapat

pula aula dan ruang diklat yang berada di lantai kedua, dapat dilihat pada Gambar 6.

3.4 Fasad Bangunan

Desain fasad bangunan kantor ini dipengaruhi oleh analisa tapak yang langsung berkaitan dengan

standar bangunan Kantor Pemerintahan. Fasad utama dihadapkan ke arah utara sebagaiman hasil dari

analisa tapak terkait view yang langsung menghadap ke jalan utama, dapat dilihat pada Gambar 7.

Pada fasad bagian depan bangunan terdapatsecondary skin yang berbentuk vertikal berjajar yang

berfungsi sebagai penangkal cahaya matahari. Bagian depan bangunan juga dicat berwarna abu agar

terkesan lebih formal. Dapat dilihat pada Gambar 8.

3.5 Eksterior Bangunan

Pada eksterior, terdapat dua massa bangunan utama yaitu bangunan Kantor Dinas Kesehatan yang

diletakkan di sebelah kiri site dan Kantor PMI yang diletakkan disebelah kanan site yang dihubungkan

oleh bangunan penunjang berupa masjid dan kantin yang diletakkan di antara massa bangunan Dinas

Kesehatan dan massa bangunan PMI. Bangunan Dinas Kesehatan dibuat simetris dengan penerapan

atap Julang Ngapak, atap bagian tengah bangunan Dinas Kesehatan dibuat lebih tinggi dan formal

Gambar 8. Detail fasad bangunan

Gambar 7. Fasad bangunan

Page 7: Penerapan Atap Sunda pada Rancangan Kantor Dinas …

Rancangan Kantor Dinas Kesehatan Kota Bandung dan PMI dengan Penerapan Atap Sunda

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 7

karena merupakan bangunan utama yang didalamnya terdapat lobby, dan ruang tunggu di lantai 1

kemudian ruang Kantor Kepala Dinas Kesehatan, ruang sekretaris Dinas Kesehatan di lantai 2, dan

ruang rapat pleno di lantai 3. Dapat dilihat pada Gambar 9.

Pada bagian belakang bangunan Dinas Kesehatan terdapat area lapangan upacara yang sifatnya publik

dan berdekatan dengan fasilitas penunjang yaitu masjid dan kantin, dapat dilihat pada Gambar 10.

Terdapat pula fasilitas pendukung pada site yang disediakan untuk pengunjung Kantor Dinas

Kesehatan maupun PMI berupa ruang terbuka hijau dan taman dapat dilihat pada Gambar 11.

3.6 Rancangan Struktur

Penggunaan struktur pada bangunan ini menyesuaikan dengan kecepatan memasang dan kemudahan

dalam pengadaan ke lapangan. Berikut adalah beberapa ketentuan yang ditetapkan dalam desain

Kantor Dinas Kesehatan. Memiliki struktur kolom beton berukuran 55 cm x 55 cm, balok induk beton

Gambar 10. Lapangan upacara, masjid dan kantin

Gambar 11. Area ruang terbuka hijau

Gambar 9. Eksterior bangunan

Page 8: Penerapan Atap Sunda pada Rancangan Kantor Dinas …

Widya Ardianti Rudiana

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 8

berukuran 50 cm / 70 cm, balok anak beton berukuran 35 cm / 50 cm, plat lantai beton dengan

ketebalan 12 cm, pondasi yang digunakan adalah pondasi bor pile, serta struktur atap yang digunakan

yaitu truss. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 12 dan Gambar 13.

4. SIMPULAN

Perancangan Gedung Dinas harus memiliki sifat formal yang ditunjukan dari gubahan yang simetris

dan akses ruang dalam mempermudah pegawai bekerja di dalamnya. Kantor Dinas Kesehatan dan

Kantor PMI yang dirancang dengan penerapan atap sunda diatas lahan dengan luas 11.082 m2 dengan

KDB 40%, KLB 1.6, KDH 25% mampu memenuhi 320 orang pegawai, namun pada ruang sidang

pleno kantor Dinas Kesehatan mampu menampung 90 orang. Kantor Dinas Kesehatan ini difasilitasi

dengan adanya ruang perpustakaan, dan ruang dharma wanita. Sebagai aktivitas penunjang Kantor

Gambar 12. Isometri struktur Dinas Kesehatan

Gambar 13. Isometri struktur PMI

Page 9: Penerapan Atap Sunda pada Rancangan Kantor Dinas …

Rancangan Kantor Dinas Kesehatan Kota Bandung dan PMI dengan Penerapan Atap Sunda

Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur – 9

Dinas Kesehatan dan Kantor PMI terdapat pula masjid dan kantin di bagian luar masing-masing

bangunan. Untuk fasad bangunan yang monumental dikombinasikan dengan atap sunda sebagai ciri

identitas lokal Jawa Barat dengan material rangka atap baja dengan penutup atap Bitumen. Kantor

Dinas Kesehatan dan kantor PMI ini diharapkan dapat mencirikan bangunan yang khas dari daerah

Jawa Barat.

UCAPAN TERIMAKASIH

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada seluruh pihak

yang terlibat dalam penulisan dan pelaksanaan Tugas Akhir ini khususnya kepada pembimbing Bapak

Irfan Sabarilah H. S.T., dan Ibu Utami Ir.M.T., yang telah membantu penulis dalam proses

perancangan. Juga kepada seluruh pihak Kantor Dinas Kesehatan Kota Bandung dan PMI.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Vitrovius Pollio, Marcus. (1486). De Architectura. Roma

[2] https://polarumah.com/rumah-adat-sunda/