Penentuan Vitamin K

41
http://reny-motz.blogspot.com Penentuan Vitamin K pada Tepung, Sereal, Makanan Ringan, Sarapan, dan Makanan yang Dipanggang Menggunakan Metode High Performance Liquid Chromatography (HPLC) ABSTRAK Penentuan vitamin K memerlukan data komposisi makanan wakil untuk yang spesifik. Tujuan dari penenelitian ini untuk menentukan kandungan dari vitamin K (- filokuinon [K1], 2,3-dihydrophylloquinone [dK], dan menaquinone-4 [MK-4]) di dalam tepung, sereal, dan makanan yang dipanggang, termasuk sarapan, yang dilakukan di US. Sampel makanan diperoleh sebagian dari USDA Natl. Makanan dan Nutrient Analysis Program dan yang dianalisa oleh kromatografi cairan kinerja yang tinggi (HPLC). Pada tepung, roti-roti dan serealia sarapan hanya mengandung vitamin K1 dengan jumlah yang terbatas (cakupan: tidak bisa mendeteksi [ND] dalam 11.2 g/100 g), dengan cakupan luas di dK (cakupan: ND kepada 470 g/100 g). Kontrasnya, makanan-makanan yang diproses, seperti sarapan yang cepat saji sandwich-sandwich dan kue bakar, memiliki cakupan yang luas dari K1 (09 sampai 393 g/100 g)dan dK (ND kepada 722 g/100 g). Untuk setiap makanan yang telah dianalisis, konsentrasi-konsentrasi K1 memiliki cakupan yang sempit, sedangkan konsentrasi-konsentrasi dK memiliki cakupan yang luas. Konsentrasi-konsentrasi MK-4 relatif rendah (- 18 sampai 40 g/100 g)

description

ini merupakan suatu artikel tentang vitamin K

Transcript of Penentuan Vitamin K

Page 1: Penentuan Vitamin K

http://reny-motz.blogspot.com

Penentuan Vitamin K pada Tepung, Sereal, Makanan Ringan, Sarapan, dan Makanan yang Dipanggang

Menggunakan Metode High Performance Liquid Chromatography (HPLC)

ABSTRAK

Penentuan vitamin K memerlukan data komposisi makanan wakil untuk yang

spesifik. Tujuan dari penenelitian ini untuk menentukan kandungan dari vitamin K

(-filokuinon [K1], 2,3-dihydrophylloquinone [dK], dan menaquinone-4 [MK-4]) di

dalam tepung, sereal, dan makanan yang dipanggang, termasuk sarapan, yang

dilakukan di US. Sampel makanan diperoleh sebagian dari USDA Natl. Makanan dan

Nutrient Analysis Program dan yang dianalisa oleh kromatografi cairan kinerja yang

tinggi (HPLC). Pada tepung, roti-roti dan serealia sarapan hanya mengandung vitamin

K1 dengan jumlah yang terbatas (cakupan: tidak bisa mendeteksi [ND] dalam 11.2

g/100 g), dengan cakupan luas di dK (cakupan: ND kepada 470 g/100 g). Kontrasnya,

makanan-makanan yang diproses, seperti sarapan yang cepat saji sandwich-sandwich

dan kue bakar, memiliki cakupan yang luas dari K1 (09 sampai 393 g/100 g)dan dK

(ND kepada 722 g/100 g). Untuk setiap makanan yang telah dianalisis, konsentrasi-

konsentrasi K1 memiliki cakupan yang sempit, sedangkan konsentrasi-konsentrasi dK

memiliki cakupan yang luas. Konsentrasi-konsentrasi MK-4 relatif rendah

(- 18 sampai 40 g/100 g) yang dideteksi pada makanan sarapan yang mengandung

keju dan daging. Data ini menyatakan bahwa makanan-makanan yang diproses oleh

pabrik mengandung minyak tanaman sehingga menghasilkan data K1 dan dK yang

besar.

Kata kunci: vitamin K, filokuinon, sereal, tepung, komposisi makanan

Page 2: Penentuan Vitamin K

http://reny-motz.blogspot.com

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Vitamin K adalah suatu vitamin yang dapat larut dalam lemak yang berperan dalam

pembekuan darah dan proses pengerasan kapur vaskuler. Filokuinon, juga yang

dikenal sebagai vitamin K1, terdapat pada sayuran dan hati binatang. Vitamin K1

(filokuinon) adalah satu kofaktor yang terdapat di dalam post-translational modifikasi

karboksilase pada zat kapur protein yang melibatkan proses aktivitas antihemorrhagic.

Transport dan jaringan distribusi dibantu oleh lipoprotein-lipoprotein tanpa adanya

pengangkut yang spesifik pada protein namun ada di dalam kloroplas dari penghasil

zat hijau, yang melembagakan sumber berkenaan dengan aturan makan utama dari

vitamin. Menakuinon-menakuinon berbeda dan prenylated yang lebih tinggi (K2 atau

MKn rangkaian) berasal dari hasil bakteri, selagi MK4 tidak lazimnya dari kelompok

ini tersebut ada bukti dari suatu jaringan yang bukan merupakan hasil bakteri alkilasi

mengarahkan pada yang tidak terlindungi merupakan pemanfaatan dan peran dari

menakuinon-menakuinon di dalam metabolisme vitamin K.

Program Analisa Makanan dan Bahan Gizi (NFNAP), makanan-makanan yang dibuat

sejenis adalah contoh kunci makanan-makanan yang dikonsumsi di Amerika Serikat

sedang dianalisa untuk berbagai wujud-wujud dari vitamin K (Haytowitz, et al, 1996;

Pehrsson, et al, 2000; Peterson,et al, 2002). Sereal dan tepung dipertimbangkan

sebagai makanan yang sedikit mengandung vitamin K (Koivu , et al, 1998), meski

berdasarkan pada suatu batasan angka dari analisis sampel dari studi yang telah

dilakukan sebelumnya, makanan sereal dan tepung yang diproses dengan

pemanggangan mengandung filokuinon dan dihydrophylloquinone dalam beberapa

makanan (Booth , et al, 1995b). Meski produk panggangan bukanlah sumber penting

dari K vitamin, namun produk ini sering di konsumsi dan oleh karena itu, vitamin K

disediakan tambahan pada makanan diet. Tujuan dari studi ini untuk menentukan

Page 3: Penentuan Vitamin K

http://reny-motz.blogspot.com

kadar filokuinon, dihydrophylloquinone, dan MK-4 dari tepung, sereal, dan makanan

panggang di dalam suplai makanan US.

Penentuan kandungan vitamin K pada makanan-makanan tersebut dapat dilakukan

dengan metode High Performance Liquid Chromatography (HPLC) atau

Kromatograpi Cair Kinerja Tinggi. Sistem Kromatografi digunakan untuk

menentukan konsentrasi-konsentrasi dari menaquinone-4, filokuinon dan

dihydrophylloquinone. Lebih lanjut, ada yang ditemukan tanpa tingkat MK-4.

Sarapan yang mengandung kebanyakan tepung juga mengandung filokuinon yang

sangat rendah. Secara komparatif, memproses makanan bahwa berisi minyak, seperti

sandwich buat sarapan, kue dadar, wafel-wafel, dan kentang goreng, mempunyai

konsentrasi filokuinon dan dihydrophylloquinone yang jauh lebih tinggi. Makanan

sarapan lain, seperti gandum, dan kue kering juga merupakan sumber yang sesuai

dengan aturan makan dari vitamin K.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana cara menentukan kadar vitamin K pada tepung, sereal, makanan ringan,

sarapan dan makanan yang dipanggang menggunakan metode HPLC?

1.3 Tujuan

Menentukan kadar vitamin K pada tepung, sereal, makanan ringan, sarapan dan

makanan yang dipanggang menggunakan metode HPLC.

1.4 Manfaat

Penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaran

tentang cara menentukan vitamin K pada makanan dengan menggunakna metode

HPLC.

Page 4: Penentuan Vitamin K

http://reny-motz.blogspot.com

BAB II

ISI

2.1 Vitamin

Vitamin merupakan suatu molekul organic yang sangat diperlukan tubuh untuk

memproses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-vitamin tidak dibuat

oleh tubuh manusia dalam jumlah yang cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari

bahan pangan yang dikonsumsi, kecuali vitamin D yang dapat dibuat dalam kulit

asalkan kulit mendapat cukup kesempatan kena sinar matahari.

Dalam bahan pangan hanya terdapat vitamin dalam jumlah yang relative sangat kecil,

yang terdapat dalam bentuk yang berbeda-beda, diantaranya ada yang berbentuk

provitamin atau precursor yang dapat diubah dalam tubuh menjadi vitamin yang aktif,

setelah diserap oleh tubuh, provitamin mengalami perubahan kimia sehingga menjadi

satu atau lebih bentuk yang aktif.

Vitamin adalah molekul organik yang dibutuhkan oleh makhluk hidup dalam jumlah

sedikit untuk kesehatan. Makhluk yang kekurangan salah satu vitamin akan menderita

gejala-gejala penyakit yang berkaitan dengan vitamin tersebut (Anonim a,2008).

Vitamin dibedakan menjadi dua jenis: vitamin yang larut dalam lemak meliputi

vitamin A, D, E dan K dan vitamin yang larut dalam air yang terdiri dari vitamin C

dan B komplek. Vitamin-vitamin yang larut dalam air bergerak bebas dalam badan,

darah dan limfa. Karena sifatnya yang larut dalam air, vitamin mudah rusak dalam

pengolahan dan mudah hilang karena tercuci atau terlarut oleh air, keluar dari bahan.

Vitamin larut air disimpan dalam tubuh hanya dalam jumlah terbatas dan sisanya

dibuang, sehingga untuk mempertahankan saturasi jaringan vitamin larut air perlu

sering dikonsumsi. Meskipundemikian, pemberian vitamin larut air dalam jumlah

Page 5: Penentuan Vitamin K

http://reny-motz.blogspot.com

berlebihan selain merupakan pemborosan, juga mungkin menimbulkan efek yang

tidak diinginkan (Winarno, 2002 dan anonim b, 2008).

Vitamin yang larut dalam lemak banyak terdapat dalam daging ikan, minyak ikan, dan

biji-bijian sumber minyak seperti kacang tanah, kacang kedelai dan sebagainya.

Sekali diserap dalam tubuh, vitamin-vitamin tersebut disimpan dalam hati atau

jaringan-jaringan lemak. Seperti halnya lemak, vitamin memerlukan protein

pengangkut untuk memindahkannya dari satu tempat ke tempat lain. Karena sifatnya

yang tidak larut dalam air, maka vitamin-vitamin tersebut tidak dikeluarkan atau

dieksresikan, akibatnya vitamin ini dapat ditimbun dalam tubuh bila dikonsumsi

dalam jumlah banyak. Jika konsumsi vitamin yang larut dalam lemak berlebih,

kelebihannya dapat disimpan dalam tubuh manusia, sedangkan untuk vitamin yang

larut dalam air akan dikeluarkan (ekskresi). Hal inilah yang membuat kelebihan

vitamin yang larut dalam lemak kadang-kadang dapat menyebabkan gejala keracunan

yang jarang terjadi pada vitamin yang larut dalam air. Sebaliknya, gejala defisiensi

(kekurangan) lebih sering terjadi pada vitamin yang larut dalam air karena vitamin ini

tidak dapat disimpan di dalam jaringan tubuh.

Beberapa vitamin baru aktif setelah mengalami aktivasi in vivo. Aktivasi vitamin larut

air dapat berupa fosforilasi (tiamin, riboflavin, niasin, piridoksin) dan juga dapat

membutuhkan pengikatan dengan nukleotida purin atau pirimidin (riboflavin, niasin).

Vitamin larut air berperan sebagai kofaktor untuk enzim tertentu, sedangkan vitamin

A dan D mempunyai sifat lebih menyerupai interaksi dengan reseptor spesifik

intraselular pada jaringan target.

Vitamin ditemukan di berbagai jenis makanan, buah-buahan, sayur-sayuran, sereal

(biji-bijian), daging, ikan dan produk-produk susu. Kadar vitamin termasuk

penyimpanan dan pengolahannya tergantung dari jenis makanan itu sendiri.

Penyimpanan dan pengolahan yang lama akan mengurangi kadar vitamin di dalam

makanan (Anonim b, 2008).

a. Vitamin yang larut dalam lemak

Page 6: Penentuan Vitamin K

http://reny-motz.blogspot.com

Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E dan K. Untuk beberapa hal,

vitamin ini berbeda dari vitamin yang larut dalam air. Vitamin ini terdapat dalam

lemak dan bagian berminyak dari makanan. Vitamin ini hanya dicerna oleh empedu

karena tidak larut dalam air. Bagian berikut memberikan gambaran terperinci dari

setiap vitamin jenis ini.

Vitamin larut lemak (vitaminA, D,E dan K ) diadsorbsi dengan cara yang kompleks

dan sejalan dengan adsorbsi lemak. Dengan demikian keadaan-keadaan yang

menyebabkan adsorbsi lemak seperti defisiensi asam empedu, ikterus dan enteritis

dapat menyebabkan defisiensi satu atau mungkin semua vitamin golongan ini.

Vitamin larut lemak mempengaruhi permeabilitas atau transport pada berbagai

membran sel dan bekerja sebagai oksidator atau reduktor, koenzim atau inhibitor

enzim. Vitamin A dan D mempunyai aktivitas mirip hormon. Vitamin-vitamin ini

disimpan terutama dihati dan diekskresi melalui feses. Karena metabolismenya sangat

lambat, dosis yang berlebihan dapat menyebabkan efek toksik.

Vitamin A

Vitamin A pada umumnya stabil terhadap panas, asam, dan alkali. Sayangnya

mempunyai sifat yang sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan rusak bila

dipanaskan pada suhu tinggi bersama udara, sinar dan lemak yang sudah tengik.

Sebagian besar sumber vitamin A adalah karoten yang banyak terdapat dalam bahan-

bahan nabati. Tubuh manusia mempunyai kemampuan mengubah sejumlah besar

karoten menjadi vitamin A. Sayuran, buah – buahan yang berwarna hijau atau kuning

biasanya banyak mengandung karoten. Ada hubungan langsung antara derajat

kehijauan sayuran dengan kadar karoten. Semakin hijau daun tersebut semakin tinggi

kadar karotennya, sedang daun – daunan yang pucat seperti selada dan kol miskin

kadar karoten. Wortel, ubi jalar dan waluh kaya akan karoten. Vitamin A juga

terdapat pada mentega, telur, hati dan daging, dan terdapat dalam beberapa bentuk

misalnya retinol (vitamin A1) dan 3-tehidroretinol (vitamin A2). Asam retinoat

( retionin,isotretionin ) merupkan hasil oksidasi grup alkohol dari retinol.

Kelebihan vitamin A dalam tubuh dapat disimpan dalam hati, terutama dalam sel – sel

parenkim, yaitu dalam bentuk butir – butir lemak yang berisi campuran rantai – rantai

Page 7: Penentuan Vitamin K

http://reny-motz.blogspot.com

ester retinil (retinil palmitat, retinil stearat, dan retinil oleat). Sebelum dilepaskan

sebagai vitamin A, ester – ester tersebut mengalami hidrolisis menjadi retinol, tetapi

dalam drah retinol teriokat pada protein spesifik yang disebut Retinol Binding Protein

(RBP) dan diangkut ke jaringan – jaringan tepi seperti mata, usus serta kelenjar ludah.

Terlalu banyak vitamin A dapat menyabakan hipervitaminosis, suatu keadaan

keracunan yang disebabkan oleh terlalu banyaknya konsumsi vitamin A, yaitu bila

mengkonsumsi 75.000 sampai 500.000 SI (45 sampai 300 mg β-karoten) setiap hari

untuk jangka waktu beberapa bulan.

Defisiensi vitamin A seperti xeroftalmia, adalah keadaan bila orang mengalami

kekurangan vitamin A, mula – mula konjungtiva mata menagalami keratinisasi,

kemudian korneanya juga terpengaruh. Bila tidak diobati dapat menyebabkan

kebutaan. Vitamin A berperan menjaga agar kornea mata selalu sehat. Bila

kekurangan vitamin A, sel epitel akan mengeluarkan keratin, yaitu protein yang tidak

larut dalam air sehingga sel –sel membran akan kering dan mengeras.

Keracunan vitamin A terjadi pada saat protein yang mengikatnya telah terpenuhi

sehingga vitamin A yang bebas dapat menyerang sel-sel tubuh. Hal ini biasanya dapat

terjadi jika seseorang menggunakan suplemen. Gejala-gejalanya adalah mual, muntah,

nyeri pada perut, diare dan kehilangan berat badan. Sistem syaraf dan otot juga bisa

dipengaruhi, menyebabkan gejala seperti kehilangan nafsu makan, sifat mudah marah,

lelah, susah tidur, gelisah, sakit kepala dan lemah otot.

Vitamin D

Vitamin D merupakan vitamin yang larut dalam lemak, yang dapat disintesis oleh

manusia dan hewan. Laju sintesis vitamin D dalam kulit tergantung jumlah sinar

matahari yang diterima serta konsentrasi pigmen di kulit. Vitamin tersebut kemudian

diaktifkan oleh sinar matahari dan diangkut ke berbagai alat tubuh untuk

dimanfaatkan atau disimpan di dalam hati. Karena itu konsumsi vitamin D tidak

terlalu penting dalam pemenuhan kebutuhan vitamin D secara keseluruhan.

Perana vitamin D sangat penting bagi metabolisme kalsium dan fosfor. Dengan

adanya vitamin D, absorpsi kalsium oleh alat pencernaan akan diperbaiki, kalsium

Page 8: Penentuan Vitamin K

http://reny-motz.blogspot.com

dan fosfor dimobilisasi, pengeluaran dan keseimbangan mineral dalam darah ikut

dikendalikan. Vitamin D dari makanan yang dikonsumsi diserap bersama- sama

lemak dan masuk ke dalam saluran darah melalui dinding usus kecil jejunum dan

ileum dan diangkut ke dalam chylomicron melalui sirkulasi limpa.

Gejala kekurangan : Penyebab kekurangan vitamin D sama dengan gejala kekurangan

kalsium. Tulang tidak dapat mengeras dengan cara biasa.Tulang dapat menjadi lemah

seperti halnya tulang bengkok akibat berat badan.Kekurangan vitamin D dapat juga

menyebabkan kelainan bentuk dan rasa nyeri pada lengan dan tungkai, punggung,

torax (rongga dada) dan panggul. Kekurangan vitamin D juga merusak sistem syaraf

dan otot, yang menyebabkan kekejangan otot.

Kelebihan vitamin D menyebabkan peningkatan konsentrasi kalsium didalam darah.

Kalsium dapat membentuk batu ginjal. Kadar kalsium yang tinggi di dalam darah juga

dapat menyebabkan pembuluh darah mengeras, yang sangat berbahaya bagi arteri

pada hati dan paru-paru dan dapat berakibat fatal. Gejala tambahan dari keracunan

vitamin D adalah kehilangan nafsu makan, sakit kepala, lemah, lelah, dahaga yang

berlebihan, sifat lekas marah dan lesu (Anonim c, 2008).

Vitamin E

Vitamin E merupakan salah satu faktor yang larut dalam lemak dan diperlukan dalam

proses reproduksi tikus. Karena itu vitamin E disebut juga vitamin antisteriditas.

Vutamin E tahan terhadap suhu tinggi serta asam, tetapi karena karena bersifat

antioksidan, maka vitamin E mudah teroksidasi terutama bila ada lemak yang tengik,

timah dan garam besi serta mudah rusak oleh sinar ultara violet.

Vitamin E antara lain didapat dalam telur, susu, daging, buah-buahan, kacang-

kacangan dan sayur- sayuran misalnya selada dan bayam. Vitamin E membantu

menstabilkan membran sel, mengatur reaksi oksidasi dan melindungi vitamin A.

Dalam peranannya sebagai anti oksidan, vitamin E mempunyai pengaruh besar

terhadap sel, seperti sel darah merah dan sel darah putih yang melewati paru-paru.

Vitamin K

Page 9: Penentuan Vitamin K

http://reny-motz.blogspot.com

Vitamin K disebut juga vitamin koagulasi. Dikenal dua jenis vitamin K alam yaitu

vitamin K1 (filokuinon=fitonadion) dan vitamin K2 ( senyawa menakuinon ), dan satu

jenis vitamin K sintetik vitamin K1, yang digunakan untuk pengobatan , terdapat pada

kloroplas sayuran berwarna hijau dan buah-buahan. Vitamin K2 disintesis oleh bakteri

usus terutama oleh bakteri Gram-positif. Vitamin K sintetik yaitu K3 ( manadion )

merupakan derivat naftokuinon, dengan aktivitas yang mendekati vitamin K alam.

Derivatnya yang larut dalam air, menadion natrium diposfat, didalam tubuh

diubahnya menjadi manadion.

Kebanyakan sumber vitamin K didalam tubuh adalah hasil sintesis oleh bakteri di

dalam sistem pencernaan. Sistem pencernaan dari manusia mengandung bakteri yang

dapat mensintesis vitamin K, yang sebagian diserap dan disimpan didalam hati.

Tubuh perlu mendapat tambahan vitamin K dari makanan. Sumber vitamin K dalam

makanan adalah hati, sayur-sayuran berwarna hijau yang berdaun banyak, sayuran

sejenis kubis (kol) dan susu.

Vitamin K larut dalam lemak dan tahan panas, tetapi mudah rusak oleh radiasi, asam

dan alkali. Vitamin K sangat penting bagi pembentukan protrombin. Kadar

protrombin yang tinggi di dalam darh mengindikasikan baiknya daya penggumpalan

darah. Vitamin K juga dibutuhkan untuk pembentukan tulang. Jika vitamin K tidak

terdapat dalam tubuh, darah tidak dapat membeku. Hal ini dapat menyebabkan

penyakit hemoragik. Bagaimanapun, jarang terjadi kekurangan vitamin K: hanya bayi

yang mudah mengalami hal tersebut. Hal ini karena sistem pencernaan bayi yang baru

lahir masih steril dan tidak mengandung bakteri yang dapat mensintesis vitamin K, air

susu ibu mengandung hanya sejumlah kecil vitamin K. Untuk itu bayi diberi sejumlah

vitamin K saat lahir (winarno, 2002 dan anonim, 2008).

Keracunan vitamin K terjadi hanya pada orang yang menerima pengganti vitamin K

larut air. Gejala-gejalanya adalah hemolisis sel darah merah, penyakit kuning dan

kerusakan otak.

b. Vitamin yang larut dalam air.

Page 10: Penentuan Vitamin K

http://reny-motz.blogspot.com

Vitamin yang tergolong larut dalam air adalah vitamin C dan vitamin - vitamin B

kompleks

Vitamin C

Vitamin C selain bersifat larut dalam air, merupakan vitamin yang mudah rusak,

mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar, alkali, enzim serta

oksidator. Oksidasi akan terhambat bila vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam atau

pada suhu rendah.

Vitamin C dapat berbentuk sebagai asam L-askorbat dan asam L-dehidroaskorbat.

Asam askorbat sangat mudah teroksidasi secara reversibel menjadi asam L-

dehidroaskorbat. Asam L-dehidroaskorbat secara kimia sangat labil dan dapat

mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam L-diketogulonat yang tidak memiliki

keaktifan vitamin C lagi. Asam askorbat dengan rumus C6H8O6 memiliki rumus

bangun sebagai berikut :

Gambar 2.1. asam askorbat

Peranan utama vitamin C adalah dalam pembentukan kolagen intraseluler. Kolagen

merupakan senyawa protein yang banyak terdapat dalam tulang rawan, kulit bagian

dalam tulang, dentin dan vascular endothelium. Asam askorbat sangat penting

peranannya dalam proses hidroksilasi dua asam amino prolin dan lisin menjadi

hidroksi prolin dan hidroksilisin. Kolagen dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan

gigi dan juga untuk membentuk jaringan bekas luka. Vitamin C juga meningkatkan

ketahanan tubuh terhadap infeksi dan membantu tubuh menyerap zat besi.

Page 11: Penentuan Vitamin K

http://reny-motz.blogspot.com

Sumber utama vitamin C berasal dari sayuran dan buah – buahan. Jeruk, nenas,

berries, jambu, brokoli, bayam, dan kubis mengandung vitamin C bermutu tinggi.

Konsumsi vitamin C per hari untuk anak dan orang dewasa antara 20 – 30 mg, sedang

untuk ibu mengandung dan menyusui perlu ditambah 20 mg. Kekurangan vitamin C

akan menyebabkan sariawan atau skorbut.

Vitamin B Kompleks

Kelompok vitamin B termasuk dalam kelompok vitamin B kompleks yang meliputi

tiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), niasin (asam nikotinat, niasinamida),

piridoksin (vitamin B6), asam pantotenat, biotin, folasin (asam folat dan turunan

aktifnya, serta sianokobalamin (vitamin B12).

1) Tiamin (Vitamin B1)

Tiamin dikenal juga sebagai vitamin B1. bentuk murninya adalah tiamin hidroklorida.

Dalam makanan tiamin ditemukan dalam bentuk bebas atau dalam bentuk kompleks

dengan protein atau kompleks protein fosfat. Bentuk yang terikat akan segera terpisah

setelah terserap di duodenum atau jejunum. Tiamin merupakan bagian dari TPP, yaitu

koenzim yang dibutuhkan untuk metabolisme energi.

Sumber tiamin yang baik adalah biji-bijian seperti beras pecah kulit. Daging babi juga

merupakan sumber yang sangat baik untuk tiamin. Kekurangan tiamin akan

menyebabkan polyneuritis, yang disebabkan terganggunya transmisi syaraf, atau

jaringan syaraf menderita kekurangan energi. Beri-beri merupakan penyakit

kekurangan tiamin. Beri-beri dapat merusak sistem syaraf dan keracunan otot.

2) Riboflavin (Vitamin B2)

Vitamin B2 disebut riboflavin. Riboflavin larut dalam air memberi warna fluoresens

kuning-kehijauan. Riboflavin sangat mudah rusak oleh cahaya dan sinar ultra violet

tetapi tahan terhadap panas, oksidator, dan asam.

Riboflavin merupakan bagian dari dua enzim yaitu riboflavin fosfat yang juga disebut

flavin mononukleotida (FMN) dan flavin adenosin dinukleotida (FAD). Keduanya

Page 12: Penentuan Vitamin K

http://reny-motz.blogspot.com

merupakan bentuk aktif riboflavin yang berperan sebagai koenzim dalam berbagai

proses metabolisme.

Sumber riboflavin terutama berasal dari hasil ternak. Hati, ginjal dan jantung

mengandung riboflavin dalam jumlah yang tinggi. Kekurangan riboflavin dapat

menyebabkan gejala seperti iritasi, kulit merah dan keretakan kulit dekat dengan sudut

mata dan bibir seperti halnya sensitivitas yang berlebihan terhadap sinar

(photophobia) . Hal ini dapat juga menyebabkan keretakan pada sudut mulut

(cheilosis).

3) Niasin

Vitamin ini sangat sedikit larut dalam air dingin, dan hanya larut sebagian dalam air

panas, tahan terhadap alkali, asam, panas, cahaya dan oksidasi. Niasin sangat mudah

diserap oleh usus kecil. Niasin berperan dalam reaksi enzimatik dalam tubuh atau

metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, yaitu NAD dan NADP. Niasin memiliki

keunikan diantara vitamin B karena tubuh dapat membentuknya dari asam amino

triptofan. Niasin membantu kesehatan kulit, sistem syaraf dan sistem pencernaan.

Kekurangan niasin yang parah setelah beberapa bulan mengakibatkan Pellagra

(penyakit kekurangan niacin), menunjukkan gejala seperti dermatitis, diare dan

dementia . Gejala kekurangan niacin lainnya adalah kehilangan nafsu makan, lemah,

pusing dan kebingungan mental. Kulit dapat menunjukkan gejala dermatitis simetrik

bilateral, khususnya pada daerah yang terkena sinar matahari langsung.

4) Piridoksin (Vitamin B6)

Vitamin B6 terdiri dari kelompok piridina yang banayak kesamaannya satu dengan

yang lain, yaitu piridoksin, piridoksal, dan piridoksamina. Vitamin B6 bersifat larut

dalam air dan relatif sangat stabil terhadap panas dan asam. Piridoksal akan rusak

dalam larutan alkali. Dari tiga bentuk vitamin B6, piridoksinlah yang paling tahan

terhadap pengaruh pengolahan dan penyimpanan.

Vitamin B6 berperan dalam metabolisme asam amino dan asam lemak. Vitamin B6

membantu tubuh untuk mensintesis asam amino nonesensial. Selain itu juga berperan

Page 13: Penentuan Vitamin K

http://reny-motz.blogspot.com

dalam produksi sel darah merah. Sumber utama vitamin B6 adalah daging, unggas dan

ikan. Kekurangan vitamin B6 menyebabkan gejala kulit rusak, syaraf motorik

terganggu dan kelainan darah.

5) Asam Pantotenat

Asam pantotenat merupakan bagian dari koenzim A, secara komersial ditemukan

dalam bentuk garam kalsium, larut dalam air, agak manis, dan stabil dalam

pemasakan yang normal. Koenzim ini berperan untuk membawa molekul dalam

proses pemecahan glukosa, asam lemak dan metabolisme energi.

Sumber asam pantotenat banyak terdapat dalam royal jelly. Kekurangan asam

pantotenat pada manusia jarang terjadi. Kekurangan asam pantetonat ditandai dengan

muntah-muntah.

6) Biotin

Biotin merupakan koenzim dari berbagai enzim yang ikut berpartisipasi dalam proses

karboksilasi, dekarboksilasi, dan reaksi deaminasi. Biotin memainkan peranan penting

dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.

Sumber biotin terutama terdapat dalam saluran pencernaan karena mikroflora mampu

membuatnya dalam jumlah yang cukup banyak. Di samping itu, jeroan, kuning telur

dan khamir banyak mengandung biotin.

Kekurangan biotin jarang terjadi, tetapi dapat muncul pada pasien rumah sakit yang

menggunakan infus. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti kehilangan nafsu

makan, mual, depresi, kelemahan dan kelelahan. Dosis tambahan biotin diberikan

pada pasien untuk mencegah defisiensi.

7) Vitamin B12

Page 14: Penentuan Vitamin K

http://reny-motz.blogspot.com

Vitamin B12 adalah suatu vitamin yang sangat kompleks molekulnya, yang

mengandung sebuah atom kobalt yang terikat mirip dengan besi terikat dalam

hemoglobin atau magnesium dalam klorofil. Vitamin B12 dikenal sebagai kobalamina

atau sianokobalamina.

Vitamin B12 berperan dalam menjaga sel-sel berfungsi normal terutama sel-sel saluran

pencvernaan, sistem syaraf dan sumsum tulang. Vitamin B12 juga memelihara lapisan

yang mengelilingi dan melindungi serat syaraf dan mendorong pertumbuhan

normalnya. Selain itu juga berperan dalam aktifitas dan metabolisme sel-sel tulang.

Vitamin B12 banyak didapat dari hasil ternak terutama dalam hati. Beberapa produk

nabati yang mengandung Vitamin B12 adalah oncom dari bungkil kacang tanah, dan

produk fermentasi kedelai seperti tempe, tauco dan kecap. .

Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan kekurangan darah (anemia), yang

sebenarnya disebabkan oleh kekurangan folat. Tanpa vitamin B12, folat tidak dapat

berperan dalam pembentukan sel-sel darah merah. Gejala kekurangan lainnya adalah

sel-sel darah merah menjadi belum matang (immature), yang menunjukkan sintesis

DNA yang lambat. Kekurangan vitamin B12 dapat juga mempengaruhi sistem syaraf,

berperan pada regenerasi syaraf peripheral, mendorong kelumpuhan. Selain itu juga

dapat menyebabkan hipersensitif pada kulit.

8) Folasin

Folasin atau asam folat terdiri dari tiga komponen yang terikat menjadi satu gugusan

pteridina, asam para amino benzoat, dan asam glutamat. Asam folat larut dalam air,

mudah dioksidasi dalam larutan asam, dan peka terhadap sinar matahari.

Asam folat banyak terdapat di dalam bahan makanan baiuk dalam bentuk bebas

maupun konjugasi. Hati, ginjal, khamir dan sayur-sayuran gelap banayak

mengandung asam folat. Kekurangan asam folat dapat terjadi karena konsumsi rendah

atau karena mengalami penyakit saluran pencernaan. Kekurangan asam folat ditandai

dengan anemia,jumlah sel darah merah berkurang.

2.2 Kromatografi Cair kinerja Tinggi atau HPLC (High Performance Liquid

Chromatography)

Page 15: Penentuan Vitamin K

http://reny-motz.blogspot.com

Prinsip kerja dari HPLC adalah sebagai berikut, dengan bantuan pompa fasa gerak

cair dialirkan melalui kolom ke detektor. Cuplikan dimasukkan ke dalam aliran fasa

gerak dengan cara penyuntikan. Di dalam kolom terjadi pemisahan komponen-

komponen campuran. Karena perbedaan kekuatan interaksi antara solut-solut

terhadap fasa diam.

Solut-solut yang kurang kuat interaksinya dengan fasa diam akan keluar dari kolom

lebih dulu. Sebaliknya, solut-solut yang kuat berinteraksi dengan fasa diam maka

solut-solut tersebut akan keluar dari kolom lebih lama. Setiap komponen campuran

yang keluar kolom dideteksi oleh detektor kemudian direkam dalam bentuk

kromatogram. Kromatogram HPLC serupa dengan kromatogram pada kromatografi

gas. Seperti pada kromatografi gas, jumlah peak menyatakan jumlah komponen

sedangkan luas peak menyatakan konsentrasi komponen dalam campuran. Komputer

dapat digunakan untuk mengontrol kerja sistem HPLC dan mengumpulkan serta

mengolah data hasil pengukuran HPLC.

Beberapa senyawa organik mudah terurai (labil) pada pemanasan. Cuplikan yang labil

(terurai) pada pemanasan tidak dapat dianalisis dengan cara kromatografi gas.

Kromatografi cairan kinerja tinggi atau HPLC dapat menganalisis cuplikan yang labil

karena HPLC dilakukan pada suhu kamar. Selain itu HPLC tidak terbatas pada

senyawa organik saja tapi pada senyawa anorganik juga. Keuntungan lainnya, HPLC

dapat menganalisis cuplikan yang mempunyai berat molekul tinggi atau titik didihnya

sangat tinggi seperti polimer.

Kromatografi cairan kinerja tinggi atau HPLC merupakan pengembangan

kromatografi kolom konvensional. Dengan HPLC, ukuran partikel pengisi kolom

diperkecil untuk menambah luas permukaan tempat terjadinya pemisahan. Untuk

mengalirkan fasa gerak secara cepat digunakan pompa bertekanan tinggi. Dalam

HPLC, fasa gerak cair dialirkan dengan bantuan pompa ke detektor. Larutan cuplikan

disuntikan ke dalam aliran fasa gerak dan terjadi pemisahan di dalam kolom. Ukuran

solut meninggalkan kolom bergantung pada kekuatan interaksi antara solut dengan

fasa diam.

Page 16: Penentuan Vitamin K

http://reny-motz.blogspot.com

Kromatografi cairan kinerja tinggi dapat dikelompokkan menjadi 5 jenis berdasarkan

mekanisme retensinya. Kelima jenis HPLC meliputi kromatografi adsorbs, partisi,

fasa terikat, penukar ion, dan ekslusi ukuran. Jenis-jenis HPLC tersebut mempunyai

kekhasan dalam hal penerapan analisis (Hendayana, 2006).

2.3 Kandungan Vitamin K dalam Tepung dan Sereal

2.3.1 Penyiapan Cuplikan

Kira-kira sebanyak 10 g sampel yang berupa bubuk/tepung, atau 100 g dari cairan

ditimbang dengan teliti dan dimasukan kedalam suatu tabung. Bubuk atau tepung

dilarutkan dalam 15 mL air hangat (kurang dari 40oC). Ditambahkan larutan fosfat 50

mL kemudian lipase sebanyak 10 g. Tabung yang telah berisi campuran diatas

disentrifugasi selama 7 menit.

Sampel-sampel kemudian di inkubasi pada 37 0C selama 120 menit, dan di shaker tiap

20 menit agar campuran homogen. Dilanjutkan dengan penambahan alcohol sebanyak

10 mL, potassium karbonat sebanyak 1 g dan kemudian diaduk. Ditambahkan heksan

30 mL dan pada masing-masing tabung di shaker selama 7 menit, kemudian

disentrifugasi selama 1000 putaran per menit untuk 10 menit.

Untuk menentukan kadar vitamin K1 yang ada dalam formula suplemen, 0,5 mL fase

heksan diambil dan dimasukkan kedalam botol vial. Selain untuk menentukan kadar

vitamin K pada level-level endogen, 5 mL adalah pemulihan (pada tingkatan ini,

ekstrak dapat terjaga pada suhu < 4 0C dibawah nitrogen untuk 24 jam jika

diperlukan). Sebelum dilakukan analisa kromatografi, heksan dipindahkan dibawah

nitrogen dan residu yang dihasilkan dilarutkan kembali kedalam metanol (1,00 mL).

2.3.2 Analisis HPLC

Sistem Kromatografi digunakan untuk menentukan konsentrasi-konsentrasi dari

menaquinone-4, filokuinon dan dihydrophylloquinone. Derivatnya berpijar dari

Page 17: Penentuan Vitamin K

http://reny-motz.blogspot.com

kuinon-kuinon yang disuntik adalah dalam-talian yang dihasilkan yang menggunakan

kolom reaktor ( 20 ×50 juta) yang dikeringkan kemudian direaksikan dengan seng

(200 mesh). Panjang gelombang eksitasi adalah 244 nm dan panjang gelombang

emisi/ pancaran adalah 430 nm. Fase gerak terdiri dari 2 bahan pelarut. Bahan

Pelarut/solvent A adalah metanol dengan 10 mM ZnCl2, 5 mM asam cuka dengan 5

natrium asetat mM disiapkan sebelumnya. Bahan Pelarut/solvent B adalah klorid

metilena. Untuk melakukan prosedur elusi gradien yang berikut : (1) pompa suatu

90:10 (-A:B) campuran pada 0,60 mL/min dari suntikan untuk pertama 1150 min; (2)

pada 1150 min, mengubah laju alir itu kepada 0,80 mL/min dan komposisi kepada

70:30 ( A:B); (3) pada 1950 min, mengubah komposisi itu untuk 90:10 ( A:B); (4)

pada 2350 min, mengubah laju alir itu kepada 060 mL/min; dan (5) pada 240 min,

berakhir siklus.

Kurva standar disiapkan dari masing-masing suntikan. Fluoresensi menyatakan MK4,

filokuinon, dan dihydrophylloquinone, yang bersifat linear dengan keserongan dari

garis yang membagi dua bagian. Oleh karena itu, kalibrasi titik tunggal dilakukan

secara terus menerus sehingga akan menghasilkan keserongan dari garis nol.

Kuantitas yang dicapai oleh perbandingan yang langsung dari rasio luas puncak

(MK4, dan filokuinon atau dihydrophylloquinone) diturunkan dari patokan kalibrasi

kepada yang dihasilkan oleh contoh. Pengintegrasian puncak dan kalkulasi-kalkulasi

konsentrasi dilaksanakan menggunakan Waters Millennium32 perangkat lunak, versi

320.

Konsentrasi filokuinon dan dihidrofilokuinon dari beras, roti dan pasta dipaparkan

dalam table I. .Tidak ada MK-4 yang dideteksi pada sample, yang mana diharapkan,

MK-4 memberikan yang terbatas pada jaringan binatang (Booth dan Suttie 1998).

Konsentrasi dari variasi filokuinon memberikan suatu yang bisa tidak mendeteksi

(ND) dalam beras, pasta, bagels, dan jagung tortillas pada 460 g/ 100 g di dalam roti.

Remah-remah roti yang dibumbui mempunyai filokuinon konsentrasi yang lebih

tinggi dibandingkan dengan roti yang tawar dengan jumlah remah-remah sedikit,

karena dengan mengeringkan tumbuh-tumbuhan bumbu yang terkandung pada roti

tersebut maka roti tersebut lebih kaya akan filokuinon (Booth dan Suttie 1998). Roti

yang lain mempunyai konsentrasi filokuinon lebih rendah (06 ke 112 g/100 g).

Page 18: Penentuan Vitamin K

http://reny-motz.blogspot.com

Rentang konsentrasi Dihydrophylloquinone untuk tepung, spagheti, remah-remah roti

yang dibumbui, dataran sejenis kue Inggris, bagels, dan Roti Perancis 470 g/100 g

dikategorikan refrigerated biscuits. Tidak ada perbedaan yang signifikan pada

konsentrasi filokuinon atau dihydrophylloquinone diantara roti bakar atau muffin.

Hasil ini sama pada konsentrasi filokuinon dan dihydrophylloquinone pada tepung

dan sereal (Booth , et al, 1995a; Booth , et al, 1995b; Booth , et al, 1996; Koivu , et al,

1998; Bolton-Smith , et al, 2000). Kontrasnya, gandum dan roti putih mempunyai

konsentrasi-konsentrasi filokuinon yang lebih tinggi di dalam studi ini bandingkan

dengan laporan-laporan sebelumnya (Booth , et al, 1995a).

Semua sampel kulit jagung taco dan refrigerated biscuits mempunyai konsentrasi

dihydrophylloquinone yang relative tinggi bila dibandingkan kandungan

filokuinonnya karena penambahan minyak terhidrogen selama proses pabrikasi akan

diubah dengan perumusan kembali (reformulasi) yang dirancang untuk membuang

v:trans asam lemak dari produk-produk makanan. Jagung mempunyai jumlah

filokuinon yang sedikit, seperti pada filokuinon di dalam jagung tortillas (ND).

2.4 Hasil-Hasil dan Pembahasan

Tabel 1. Kandungan Phylloquinone (K1) dan dihydrophylloquinone (dK) dari

roti, beras, dan pasta

Page 19: Penentuan Vitamin K

http://reny-motz.blogspot.com

Konsentrasi filokuinon dan dihidrofilokuinon dari beras, roti dan pasta dipaparkan

dalam table I. .Tidak ada MK-4 yang dideteksi pada sample, yang mana diharapkan,

MK-4 memberikan yang terbatas pada jaringanl binatang (Booth dan Suttie 1998).

Konsentrasi dari variasi filokuinon memberikan suatu yang bisa tidak mendeteksi

(ND) dalam beras, pasta, bagels, dan jagung tortillas pada 460 g/ 100 g di dalam roti.

Remah-remah roti yang dibumbui mempunyai filokuinon konsentrasi yang lebih

tinggi dibandingkan dengan roti yang tawar dengan jumlah remah-remah sedikit,

karena dengan mengeringkan tumbuh-tumbuhan bumbu yang terkandung pada roti

tersebut maka roti tersebut lebih kaya akan filokuinon (Booth dan Suttie 1998). Roti

yang lain mempunyai konsentrasi filokuinon lebih rendah (06 ke 112 g/100 g).

Rentang konsentrasi Dihydrophylloquinone untuk tepung bleaching, spagheti, remah-

remah roti yang dibumbui, dataran sejenis kue Inggris, bagels, dan Roti Perancis 470

g/100 g dikategorikan refrigerated biscuits. Tidak ada perbedaan yang signifikan pada

konsentrasi filokuinon atau dihydrophylloquinone diantara roti bakar atau muffin.

Hasil ini sama pada konsentrasi filokuinon dan dihydrophylloquinone pada tepung

dan sereal (Booth , et al, 1995a; Booth , et al, 1995b; Booth , et al, 1996; Koivu , et al,

1998; Bolton-Smith , et al, 2000). Kontrasnya, gandum dan roti putih mempunyai

konsentrasi-konsentrasi filokuinon yang lebih tinggi di dalam studi ini bandingkan

dengan laporan-laporan sebelumnya (Booth , et al, 1995a).

Semua sampel kulit jagung taco dan refrigerated biscuits mempunyai konsentrasi

dihydrophylloquinone yang relative tinggi bila dibandingkan kandungan

filokuinonnya karena penambahan minyak terhidrogen selama proses pabrikasi akan

diubah dengan perumusan kembali (reformulasi) yang dirancang untuk membuang

v:trans asam lemak dari produk-produk makanan. Jagung mempunyai jumlah

filokuinon yang sedikit, seperti pada filokuinon di dalam jagung tortillas (ND).

Page 20: Penentuan Vitamin K

http://reny-motz.blogspot.com

Tabel 2. Kandungan Phylloquinone (K1), dihydrophylloquinone (dK), dan

menaquinone-4 (MK-4) dari makanan sarapan, makanan ringan, sereal, dan

gandum

Konsentrasi Filokuinon, dihydrophylloquinone, dan menaquinone-4 di dalam sereal,

dan gandum dipaparkan pada tabel 2. Sampel makanan dideteksi sejumlah

menaquinone-4 dengan variasi konsentrasi dari 18 g/ 100 g di dalam bacon dan telor

40 g/100 g di dalam sosis, telor, dan sandwich keju pada restoran cepat saji.

Konsentrasi-konsentrasi filokuinon di dalam makanan sarapan ini bergerak dari ND

untuk krim dari jagung giling kasar gandum dan jagung kepada 211 g/100 g pada

sereal. Konsentrasi filokuinon yang rendah di dalam sereal (Booth , et al, 1993; Booth

, et al, 1995a; Bolton-Smith , et al, 2000) dan makanan dari gandum mentah

mempunyai konsentrasi filokuinon yang lebih tinggi bila dibandingkan makanan dari

Page 21: Penentuan Vitamin K

http://reny-motz.blogspot.com

gandum yang dimasak karena efek pelarutan dengan penambahan air selama

preparasi. Kontrasnya, dari krim jagung dan krim gandum dan jagung tidak dideteksi

sejumlah vitamin K.

Dedak dan granula alami sereal mempunyai konsentrasi filokuinon jauh lebih tinggi

dibanding yang lain berbagai serealia sarapan. Daging babi, telor, dan sandwich keju

dari makanan siap saji mempunyai jumlah filokuinon yang sama dibandingkan

dengan hasil-hasil sebelumnya (Booth , et al, 1995a; Booth , et al, 1996);

bagaimanapun, tidak ada dihydrophylloquinone dideteksi di dalam studi ini, di dalam

kontras kepada laporan-laporan yang sebelumnya (Booth , et al,) Kontrasnya,

konsentrasi dihydrophylloquinone mempunyai suatu cakupan luas pada makanan,

sugestifnya dari divergen penggunaan dan jumlah dari minyak terhidrogen yang

digunakan di dalam pabrikasi proses. Dengan perancangan kembali yang digunakan

untuk menghilangkan minyak yang terhidrogenasi dari produk-produk makanan, dan

konsentrasi dihydrophylloquinone dapat dikurangi dalam makanan tersebut.

Tabel 3. Kandungan Phylloquinone, dihydrophylloquinone, dan menaquinone-4

dari makanan yang dipanggang

Tabel 3 berisi filokuinon dan dihydrophylloquinone data untuk makanan yang

dibakar. Konsentrasi-konsentrasi filokuinon dimulai dari 47 g/100 g di dalam

Page 22: Penentuan Vitamin K

http://reny-motz.blogspot.com

campuran kue untuk 393 g/100 g didalam kue blueberry. Laporan-laporan

sebelumnya untuk sejenis kue blueberry mempunyai konsentrasi filokuinon lebih

rendah dan dihydrophylloquinone (Booth , et al, 1996). Di dalam studi ini, blueberry

merupakan sejenis kue yang mempunyai kandungan paling sedikit dari

dihydrophylloquinone untuk makanan yang dipanggang, lain halnya dengan coklat

chip yang dimasak, dengan 722g dari dihydrophylloquinone/100 g kue. Hasil analisa

Vitamin K dari berbagai kue donat hampir sama dengan laporan-laporan yang

sebelumnya (Booth , et al, 1995a). konsentrasi dari Filokuinon dan

dihydrophylloquinone mempunyai cakupan luas, dari penggunaan yang menyimpang

dan jumlah dari minyak-minyak filokuinon yang kaya akan hydrogenated dan

digunakan di dalam kegiatan pabrik. Di dalam kontras, pi (22:7) yang dibekukan

mempunyai suatu cakupan yang sempit pada setiap jenis makanan. Persiapan tidak

mengubah filokuinon atau dihydrophylloquinone dalam isi makanan-makanan ini.

Dari bunga, menaquinone-4 yang ada sebagian , cara lainnya dimasukkan dalam

keadaan tidak ada wujud yang lain dari vitamin K.Pengujian lebih lanjut

menunjukkan bahwa ramuan-ramuan ini terutama dari lemak babi, berisi produk-

produk yang terbuat dari binatang. Sejauh pengetahuan laporan 1st dari menaquinone-

4 yang baik dibakar. Sehubungan dengan filokuinon dan dihydrophylloquinone isi

dari kerak-kerak pastel membuat dari pemendekan yang berbasis minyak nabati,

menaquinone-4 yang dibuat dengan lemak babi rendah.

Roti, tepung, dan sereal sarapan secara umum dibatasi dari sumber filokuinon atau

dihydrophylloquinone, dengan a cakupan yang sempit untuk setiap makanan yang

diberi, konsisten dengan asumsi sebelumnya (- Booth dan Suttie 1998). Makanan-

makanan yang diproses, seperti sandwich-sandwich sarapan cepat saji, gandum, kue

dadar, wafel-wafel, dan barang-barang yang dibakar, mengandung vitamin K, dengan

cakupan luas dari filokuinon dan dihydrophylloquinone yang berhubungan dengan

suatu makanan. Ada data yang tersedia mengenai aktivitas biologi

dihydrophylloquinone, walaupun 1 studi manusia menyatakan bahwa tidak akan

serupa dengan wujud orangtua nya, filokuinon (- Booth , et al, 2001). Bagaimanapun,

dihydrophylloquinone muncul untuk berfungsi sebagai suatu kofaktor untuk vitamin

K–dependent karboksilase, dan sudah ditunjukkan untuk mendukung vitamin K–

dependent karboksilasi vitamin K–dependent protein-protein melibatkan di dalam

pembekuan/pengentalan. Oleh karena itu, sumber yang berkenaan dengan aturan

Page 23: Penentuan Vitamin K

http://reny-motz.blogspot.com

makan dari dihydrophylloquinone berasal dari arti penting para ahli kesehatan untuk

melibatkan aturan makan konseling vitamin K untuk pasien-pasien di coumadin, atau

yang lain mencegah pembekuan darah lisan berbasis kumarin. Di dalam daging yang

berisi sarapan kerak-kerak makanan-makanan dan pastel bahwa berisi MK-4,

filokuinon dan dihydrophylloquinone untuk dikonsumsi keluarga. Meski a penelitian

terbaru (Geleijnse , et al, 2004) menandai masukan-masukan menakuinon total bahwa

MK-4, dari >33 g/d berpendapat pengaruh yang bersifat melindungi timbulnya dari

penyakit jantung atau bahkan serangan jantung, asosiasi antara masukan MK-4 dan

hasil-hasil fisiologis masih secara relatif tidak dikenal. Lebih lanjut, ada beberapa

penelitian mengungkapkanmasukan MK-4 umum, terutama disebabkan oleh

kekurangan MK-4 yang terdapat pada komposisi makanan.

Page 24: Penentuan Vitamin K

http://reny-motz.blogspot.com

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Roti-roti, beras, dan pasta-pasta merupakan sumber yang miskin akan phyllokuinon

dan dihydrophylloquinone. Lebih lanjut, ada yang ditemukan tanpa tingkat MK-4.

Sarapan yang mengandung kebanyakan tepung juga mengandung filokuinon yang

sangat rendah. Secara komparatif, memproses makanan bahwa berisi minyak, seperti

sandwich buat sarapan, kue dadar, wafel-wafel, dan kentang goreng, mempunyai

konsentrasi filokuinon dan dihydrophylloquinone yang jauh lebih tinggi. Makanan

sarapan lain, seperti gandum, dan kue kering juga merupakan sumber yang sesuai

dengan aturan makan dari vitamin K. Sandwich untuk sarapan yang berisi daging juga

mengandung menaquinone-4. Secara bersama data ini menyarankan bahwa

memproses makanan-makanan yang mengandung filokuinon kaya minyak merupakan

suatu sumber tak diduga untuk filokuinon dan dihydrophylloquinone.

Page 25: Penentuan Vitamin K

http://reny-motz.blogspot.com

Daftar Pustaka

Anonim a, 2008, http://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin.

Anonim b, 2008, http://www.food-info.net/id/vita/fat.htm.

Anonim c, 2008, http://www.food-info.net/id/vita/fat.htm.

Bolton-Smith C, Price RJ, Fenton ST, Harrington DJ, Shearer MJ. 2000. Compila-tion

of a provisional UK database for the phylloquinone (vitamin K1) content of

foods. Br J Nutr 83(4):389–99.

Booth S, Sadowski J, Pennington J. 1995a. Phylloquinone (vitamin K-1) content of

foods in the U.S. Food and Drug Administration’s Total Diet Study. J Agric

Food Chem 43(6):1574–9.

Booth SL, Sadowski JA, Pennington J. 1995b. Phylloquinone (vitamin K-1) con-tent

of foods in the U.S. Food and Drug Administration’s Total Diet Study. J

Agric Food Chem 43:1574–9.

Booth SL, Pennington JA, Sadowski JA. 1996. Dihydro-vitamin K1: primary food

sources and estimated dietary intakes in the American diet. Lipids

31(7):715–20.

Booth SL, Suttie JW. 1998. Dietary intake and adequacy of vitamin K. J Nutr

128(5):785–8.

Davidson K, Booth S, Dolnikowski G, Sadowski J. 1996. Conversion of vitamin K-1

to 2’,3’-dihydrovitamin K1 during the hydrogenation of vegetable oils. J

Agric Food Chem 44:980–3.

Page 26: Penentuan Vitamin K

http://reny-motz.blogspot.com

Ferreira, D. W., David B. Haytowitz, Michele A. Tassinari, James W. Peterson, Sarah

L. Booth, 2006, Vitamin K Contents of Grains, Cereals,Fast-Food

Breakfasts, and Baked Goods, Vol. 71, Institute of Food Technologists,

USA.

Geleijnse JM, Vermeer C, Grobbee DE, Schurgers LJ, Knapen MH, van der Meer IM,

Hofman A, Witteman JC. 2004. Dietary intake of menaquinone is associat-

ed with a reduced risk of coronary heart disease: the Rotterdam Study. J

Nutr 134(11):3100–5.

Haytowitz DB, Pehrsson PR, Smith J, Gebhardt SE, Matthews RH, Anderson BA.

1996. Key foods: setting priorities for nutrient analysis. J Food Comp Anal

9(4):331–64.

Hendayana, S., 2006, Kimia Pemisahan Metode Kromatografi dan Elektroforesis

Modern, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Indyk, H.E dan David C.W, 1997, Vol. 122 (465–469) , Vitamin K in Milk and Infant

,Formulas: Determination and Distribution of Phylloquinone and

Menaquinone-4, New Zealand.

Koivu T, Piironen V, Mattila P. 1998. Phylloquinone (vitamin K1) in cereal prod-

ucts. Cereal Chem 75:113–6.

Pehrsson P, Haytowitz D, Holden J, Perry C, Beckler D. 2000. USDA’s national food

and nutrient analysis program: food sampling. J Food Compos Anal

13:379–90.

Peterson JW, Muzzey KL, Haytowitz D, Exler J, Lemar L, Booth SL. 2002. Phyllo-

quinone (vitamin K-1) and dihydrophylloquinone content of fats and oils.

JAOCS 79:641–6.

Suttie J.W., 1985, Vitamin K. In: Diplock AD, ed. Fat-soluble vitamins: their bio-

chemistry and applications. Heinemann, London.

Page 27: Penentuan Vitamin K

http://reny-motz.blogspot.com

Thane C, Paul A, Bates C, Bolton-Smith C, Prentice A, Shearer M. 2002. Intake and

sources of phylloquinone (vitamin K-1): variation with socio-demograph-

ic and lifestyle factors in a national sample of British elderly people. Brit J

Nutr 87:605–13.

Winarno, F.G., 2002, Kimia Pangan dan Gizi, Edisi 9, Gramedia, Jakarta.