PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN … · Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Gede...

30
TESIS PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN BERDASARKAN NILAI PRODUKSI DI KABUPATEN BULELENG GEDE YUDA PARAMARTHA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016

Transcript of PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN … · Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Gede...

TESIS

PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN

PERTANIAN BERDASARKAN NILAI PRODUKSI

DI KABUPATEN BULELENG

GEDE YUDA PARAMARTHA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016

TESIS

PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN

PERTANIAN BERDASARKAN NILAI PRODUKSI

DI KABUPATEN BULELENG

GEDE YUDA PARAMARTHA

NIM 1491161008

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016

PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN

PERTANIAN BERDASARKAN NILAI PRODUKSI

DI KABUPATEN BULELENG

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister

Pada Program Magister, Program Studi Agribisnis

Program Pascasarjana Universitas Udayana

GEDE YUDA PARAMARTHA

NIM 1491161008

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Gede Yuda Paramartha

NIM : 1491161008

Program Studi : Magister Agribisnis

Judul Tesis : PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN

PERTANIAN BERDASARKAN NILAI PRODUKSI DI

KABUPATEN BULELENG

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila

dikemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia

menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan

Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 30 Nopember 2016

Yang Membuat Pernyataan

Gede Yuda Paramartha

NIM. 1491161008

Coret yang tidak perlu

UCAPAN TERIMAKASIH

Om Swastyastu, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang

Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala karunianya, sehingga

tesis dengan judul “Penentuan Komoditas Unggulan Pertanian Berdasarkan Nilai

Produksi Di Kabupaten Buleleng” ini dapat diselesaikan.

Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Magister Agribisnis (M.Agb.), pada Program Studi Agribisnis Program

Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar.

Di dalam menyelesaikan Tesis ini, penulis banyak memperoleh bantuan

baik berupa pengajaran, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu Penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-

tingginya kepada yang terhormat para pembimbing : Dr. I Putu Gde Sukaatmadja,

SE., MP., sebagai pembimbing I dan Dr. Ir. Ni Wayan Sri Astiti, MP., sebagai

pembimbing II. Dimana di tengah-tengah kesibukannya masih tetap meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan, petunjuk, dan mendorong semangat

penulis untuk menyelesaikan penulisan Tesis ini.

Perkenankanlah juga, penulis menyampa ikan ucapan terima kasih kepada

semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian studi ini, kepada Prof. Dr. dr. Ketut

Suastika, Sp.PD-KEMD. Rektor Universitas Udayana. Prof. Dr. dr. A.A. Raka

Sudewi, Sp. S(K). Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Udayana. Dr. Ir.

Ni Wayan Sri Astiti, MP. Ketua Program Studi Magister Agribisnis Program

Pascasarjana Universitas Udayana. Prof. Dr. Ir. Dwi Putra Darmawan, Mp. Selaku

Pembahas dalam ujian seminar hasil. Dr. Ir. Ketut Suamba, MP. Selaku Pembahas

dalam ujian seminar hasil. Dr. I Gede Setiawan Adi Putra, SP.,MP. Selaku

Moderator dalam ujian seminar hasil. Seluruh Dosen Program Pascasarjana

Agribisnis yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk mendalami ilmu

Agribisnis. Bapak Ir. Adi Nugroho, MM., selaku Kepala Badan Pusat Statistik

Provinsi Bali beserta seluruh staf yang telah banyak meluangkan waktu untuk

membantu penelitian ini.

Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Kolonel Pnb. Danet

Hendriyanto, S. Sos., Komandan Lanud Gusti Ngurah Rai, Bali, beserta seluruh

staf Perwira, Bintara, Tamtama dan PNS, yang telah memberikan saya

kesempatan menempuh pendidikan Magister Agribisnis ini, dan seluruh staf yang

membantu saya dalam menyelesaikan penelitian ini. Penulis juga tak lupa

ucapkan terimakasih kepada orang tua yang selalu memberikan semangat,

Ayahanda Gede Widnyana, Ibunda Putu Sukemi, Kakak kakak saya Gede Wiwin

Suryawan, Kadek Dina Kuswardani (alm.), Komang Setya Widayatri, SIP. Istri

saya Meriana Saputra atas segala motivasi, perhatian dan doa nya serta kesabaran

menunggu di rumah selama beberapa waktu, dan Ananda tercinta Putu Gita

Sitanala Paramartha, ayah sayang kamu dan selalu merindukanmu. Rekan rekan

mahasiswa Program Pascasarjana Magister Agribisnis Universitas Udayana

Angkatan 2014 : Bpk. Ir. Surata, M.Agb., Puspita, Ayu Kristina, Putu Kirana,

Dodi, Ida Bagus Dwi.

Kepada semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.

Dengan keterbatasan pengalaman, ilmu maupun pustaka yang ditinjau,

penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan dan pengembangan

lanjut agar benar-benar bermanfaat. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan

kritik dan saran agar tesis ini lebih sempurna serta sebagai masukan bagi penulis

untuk penelitian dan penulisan karya ilmiah di masa yang akan datang. Akhir

kata, penulis berharap tesis ini memberikan manfaat bagi kita semua terutama

untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang ramah lingkungan.

Om Santi, Santi, Santi Om.

Denpasar, November 2016

Penulis

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama Lengkap : Gede Yuda Paramartha, SE.

2. Tempat Lahir : Singaraja

3. Tanggal Lahir : 10 Juli 1981

4. Domisili : Komplek TNI AU Ngurah Rai, Jalan Gusti Gede

Suwandi No. 43, Tuban – Badung, Bali.

5. Agama : Hindu

6. Suku : Bali

7. Status : Menikah.

8. Tinggi / Berat Badan : 173 Cm/ 75kg

9. Golongan Darah : A+

10. Telepon : +62 878 8613 1981

11. E-Mail : [email protected]

Pendidikan Umum

1. SD Laboratorium Unud Singaraja Tahun Lulus 1994

2. SLTP Negeri 1 Singaraja Tahun Lulus 1997

3. SMU Laboratorium STKIP Singaraja Tahun Lulus 2000

4. UPN “Veteran” Jogjakarta Tahun Lulus 2004

Pendidikan Militer/Kursus

1. Semapa PK TNI Angkatan XIII Tahun Lulus 2006

2. Susdasjemen Pa Angkatan XV Tahun Lulus 2006

3. Sesarcab Pembekalan Angkatan XVII Tahun Lulus 2007

4. Suspa Angkutan Angkatan VIII Tahun Lulus 2010

5. Suspa Pengadaan Angkatan IX Tahun Lulus 2011

6. Susdasjemen Pertahanan Angkatan VII Tahun Lulus 2014

7. Suspa Katalog Angkatan XXVII Tahun Lulus 2015

Riwayat Pangkat

1. 27-07-2006 Diangkat Sebagai Letnan Dua

2. 01-10-2008 Diangkat Sebagai Letnan Satu

3. 01-10-2012 Diangkat Sebagai Kapten

Riwayat Jabatan

1. Pama Dp Bekmatpus, Dismatau Tahun 2006 S/D 2007

2. Kasubsiminmat, Sikalmat Dislog Lanud Ranai Tahun 2007 S/D 2008

3. Ka GPL Lanud Ranai Tahun 2008 S/D 2010

4. Ps. Ka Ada Lanud Ranai Tahun 2010 S/D 2012

5. Ka Ada Lanud Ranai Tahun 2012 S/D 2013

6. Ps. Ka Ada Lanud Ngurah Rai Tahun 2013 S/D 2015

7. Kasiyanpers Dispers Lanud Ngurah Rai Tahun 2015 S/D

Sekarang

Riwayat Penugasan

- Satgas Opspamtas Natuna Tahun 2011 S/D 2012

Tanda Kehormatan

1. Tanda Kehormatan Satya Lencana Wira Dharma Tahun 2012

2. Tanda Kehormatan Satya Lencana Wira Karya Tahun 2013

3. Tanda Kehormatan Satya Lencana Kesetiaan VIII Tahun 2016

Data Keluarga

1. Orang Tua

Nama Ayah : Gede Widnyana

Tempat Tgl Lahir : Tajun 23 Mei 1954

Pekerjaan : Petani

Tempat Tinggal : Jalan Wr. Supratman No. 11 Singaraja, Bali.

Nama Ibu : Ni Putu Sukemi

Tempat Tgl Lahir : Paket Agung 23 Mei 1954

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Tempat Tinggal : Jalan Wr. Supratman No. 11 Singaraja, Bali.

2. Istri

Nama : Meriana Saputra

Tmpt/Tgl Lahir : Singaraja, 10 Mei 1982

Agama : Hindu

Pekerjaan : Karyawan Swasta

3. Anak

Nama : Putu Gita Sitanala Paramartha

Tempat/Tgl Lahir : Singaraja, 2 November 2016

Tgl Nikah & Tempat Nikah : Buleleng 31 Oktober 2015

ABSTRAK

Tujuan Pembangunan Nasional adalah untuk meningkatkan taraf hidup dan

kesejahteraan masyarakat. Guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat maka

pemerintah daerah harus berupaya untuk dapat meningkatkan pendapatan

masyarakatnya. Peningkatan pendapatan masyarakat bisa dilakukan melalui

pengembangan potensi daerah yang ada melalui sektor unggulan yang dimiliki. Jika

keunggulan-keunggulan ini bisa dikembangkan diharapkan dapat menambah

pendapatan masyarakat.

Sektor yang paling besar memberikan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten

Buleleng adalah pertanian, untuk bisa mengembangkan sektor tersebut maka perlu

diketahui komoditi-komoditi apa saja yang tergolong unggulan. Peneletian ini

mempunyai tujuan : 1). Menganalisis macam-macam komoditi pertanian unggulan

yang ada di Kabupaten Buleleng, dan 2). Mengkaji struktur pertumbuhan komoditi

pertanian di Kabupaten Buleleng. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April s/d

November 2016 di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Data menggunakan data

skunder. Alat analisis yang digunakan adalah Location Quotient dan Klassen

Typologi.

Hasil penelitian menunjukan pola dan struktur pertumbuhan komoditas

pertanian di Kabupaten Buleleng yaitu komoditas unggulan tanaman pangan

menurut komoditas basis dan rasio pertumbuhan adalah komoditas jagung.

Tanaman kacang tanah dan padi sawah perubahanya lambat, namun mempunyai

kontribusi yang besar.

Komoditas unggulan tanaman sayuran Kabupaten Buleleng tahun 2010

sampai 2015 adalah bawang putih dan cabai, karena merupakan komoditas prima.

Komoditas bawang merah, tomat, buncis dan kangkung merupakan komoditas

yang berkembang walaupun belum menjadi komoditas basis, yang termasuk

dalam komoditas potensial adalah kubis, sedangkan yang termasuk komoditas

terbelakang adalah sawi dan kacang panjang.

Potensi komoditas unggulan tanaman buahan Kabupaten Buleleng tahun

2015 berada menyebar di delapan kecamatan. Komoditas durian berpotensi

dikembangkan di kecamatan Seririt, Busungbiu, Banjar, Sukasada, Buleleng,

Sawan, Kubutambahan, dan Tejakula, sedangkan komoditas sawo dapat

dikembangkan pada semua wilayah Kabupaten Buleleng, karena di setiap

kecamatan mempunyai tingkat produksi sawo. Komoditas jambu biji berpotensi

dikembangkan pada tujuh kecamatan yaitu Grokgak, Seririt, Busunbiu, Banjar,

Sukasada, Buleleng, dan Sawan. Komoditas pepaya dapat dikembangkan pada

semua wilayah Kabupaten Buleleng.

Komoditas tanaman perkebunan secara keseluruhan pada tahun 2010

sampai 2015 menunjukkan pertumbuhan cukup pesat, namun hanya dua kooditas

yang mengalami pertumbuhan lambat dibandingkan dengan Provinsi Bali yaitu

panili dan kopi robusta. Jenis ternak yang rata-rata laju pertumbuhannya cepat

selama tahun 2010 sampai 2015 adalah babi bali, landrance, seddle back,

kambing, dan ikan tangkap. Untuk ayam petelur dan ayam pedaging tidak

dibudidayakan di Kabupaten Buleleng.

Kata Kunci : sektor pertanian, komoditi unggulan, nilai produksi

ABSTRACT

National Development Goals is to improve the standard of living and welfare

of the community. In order to improve the welfare, the local government should strive

to increase people's income. A community income can be increased by developing an

existing regional potential through superior sector owned. If commodities superiority

that developed, furthermore a people’s income should increase.

The largest sector contributing to GDP Buleleng District is agriculture, in

order to develop these sectors will need to know what commodities are classified as

superior. This research has the goal : 1). Analyzing the various agricultural

commodities in excellent Buleleng district, and 2). Assessing the structure of growth

in agricultural commodities Buleleng District. This study implemented in April to

November 2016 Buleleng in District, Bali Province. Data using is a skunder data.

Analysis tool used is Location Quotient and Typolegi Klassen.

The results showed growth pattern and structure of agricultural

commodities in Buleleng Regency is the leading commodity by commodity basis of

food crops and the growth rate is maize. Peanut and rice paddy is slow-growing,

but has a great contribution.

Leading commodity vegetable crops in Buleleng regency in 2010 to 2015

are garlic and chili, as it is a prime commodity. Commodities onion, tomatoes,

beans and kale are commodities that are grown, although not yet become a

commodity base, which is included in the potential commodities are cabbage,

while including commodities backward is mustard greens and bean.

Potential commodities plant seed tropical kabupaten buleleng 2015 be

spread in eight sub-districts. Commodities durian potentially developed in sub-

district Seririt, Busungbiu, Banjar, Sukasada, Buleleng, Sawan, Kubutambahan,

and Tejakula, while commodities sapodilla can be developed in all areas Buleleng

regency, because in every sub-district have a sapodilla production. Commodities

guava potentially developed on seven sub-districts namely Grokgak, Seririt,

Busunbiu, Banjar, Sukasada, Buleleng, and Sawan. Commodities pepaya can

developed in all areas kabupaten buleleng.

Crops plantation overall in 2010 to 2015 showed a fairly rapid growth,,

but only two commodities that experienced slow growth compared with Bali

Province that is vanilla and coffee robusta. Breeds average fast growth rate

during the years 2010 to 2015 are Bali pigs, landrance, seddle back, goats, and

fish catch. For fowls laying and broiler not cultivated in buleleng regency.

Keywords: agriculture sector, commodity superiority, value of production

RINGKASAN

Pembangunan daerah dinilai sangat strategis dalam kerangka pelaksanaan

pembangunan nasional. Bukan hanya membangun daerah merupakan bagian

integral pembangunan nasional, namun karena pembangunan daerah diakui

berhasil mendorong peningkatan pemerataan, stabilitas, pertumbuhan, dan

kesejahteraan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan.

Identifikasi sektor unggulan salah satunya dapat dilakukan dengan

menggunakan metode ekonomi basis yaitu sektor yang menjadi tulang punggung

perekonomian daerah karena mempunyai keuntungan kompetitif (competitive

advantage) yang cukup tinggi, sedangkan sektor non basis merupakan sektor yang

kurang potensial tetapi berfungsi sebagai penunjang sektor basis.

Gambaran sektor basis dan sektor potensial yang memberikan kontribusi

untuk pembangunan daerah sangat diperlukan oleh pemerintah daerah sehingga

dari dasar gambaran tersebut dapat diketahui potensi-potensi setiap sektor dalam

mendorong perekonomian. Informasi mengenai potensi yang dimiliki oleh daerah

sangat penting dalam mendukung program pembangunan daerah oleh pemerintah

karena terkadang masih adanya kesenjangan informasi mengenai potensi ekonomi

yang bisa dikembangkan di Kabupaten Buleleng.

Sektor pertanian masih sangat dominan terhadap pembentukan PDRB di

Kabupaten Buleleng, dibandingkan dengan sektor lainnya, yaitu sebesar 43,68%.

Hal ini sangat didukung oleh luasnya lahan pertanian tanah sawah: 62.680,635 ha

yang ada. Besarnya peranan sektor pertanian terhadap kontribusi PDRB

Kabupaten Buleleng dipengaruhi mata pencaharian sebagian besar penduduk di

Kabupaten Buleleng yaitu 72,51% atau sebesar 537.038 jiwa penduduk bermata

pencaharian sebagai petani.

Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut; (1)

Komoditas unggulan apa sajakah di sektor pertanian yang menjadi penggerak

perekonomian berdasarkan nilai produksi yang ada di Kabupaten Buleleng?; (2)

Bagaimanakah pola dan struktur pertumbuhan komoditas pertanian di Kabupaten

Buleleng? Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) Menjelaskan

komoditas unggulan di sektor pertanian yang menjadi penggerak perekonomian di

Kabupaten Buleleng; (2) Menjelaskan pola dan struktur pertumbuhan komoditas

pertanian di Kabupaten Buleleng. Manfaat yang diharapkan dari hasil-hasil

penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) Manfaat Praktis, penelitian ini

diharapkan dapat memberikan informasi bagi Pemerintah Kabupaten Buleleng

khususnya Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait percepatan

pembangunan ekonomi daerah secara terfokus melalui pengembangan kawasan

dan produk andalan di sektor pertanian. Manfaat lainnya juga diharapkan dapat

dirasakan oleh petani untuk lebih meningkatkan produktivitasnya; (2) Manfaat

teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi media untuk menerapkan konsep-

konsep teori yang selama ini diperoleh dalam perkuliahan serta meningkatkan

wawasan ilmu pengetahuan melalui berbagai temuan di lapangan yang

sebelumnya belum terungkap.

Pengamatan selama satu periode waktu yaitu 2010 sampai 2016, sektor

basis dan sektor non basis di Kabupaten Buleleng terdapat tiga sektor basis yaitu

pertanian, pertambangan dan penggalian dan jasa-jasa. Nilai koefisien LQ sektor

pertanian tertinggi mengindikasikan bahwa share sektor pertanian pada

perekonomian Kabupaten Buleleng sangat tinggi, sehingga produk-produk

pertanian dapat diekspor ke luar wilayah Buleleng. Sektor ini berpeluang besar

dalam pengembangannya, karena konsumsi dari sektor ini tidak tergantung pada

konsumsi regional atau penduduk Buleleng, tetapi dapat dikonsumsi pula oleh

pendudk luar dikarenakan sektor pertanian sebagai sektor basis berorientasi kelur

baik regional, nasional bahkan internasional.

Ditinjau dari besarnya kontribusi yang diberikan sektor pertanian pada

PDRB Kabupaten Buleleng sebesar 18,3%, oleh karena itu sektor ini menjadi

sektor basis. Hal ini disebabkan karena dukungan dari kondisi geografis Buleleng

yang sangat baik bagi iklim pertanian. Pendukung lainnya adalah luas lahan yang

dimiliki oleh Kabupaten Buleleng sebagian besar merupakan lahan yang

digunakan untuk usaha pertanian yaitu sebesar 56,4%. Oleh karena itu, tidak dapat

dipungkiri bila sektor pertanian merupakan sektor pendukung yang cukup

dominan dalam menentukan pertumbuhan perekonomian Kabupaten Buleleng.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian maka dapat

disimpulkan sebagai berikut; (1)Komoditas unggulan sektor pertanian yang

menjadi penggerak perekonomian berdasarkan nilai produksi yang ada di

Kabupaten Buleleng adalah komoditas tanaman pangan berupa jangung, taman

sayuran berupa bawang putih dan cabai, tanaman buah-buahan berupa durian,

jambu biji, sawo, pepaya dan jambu monyet, berikut tanaman perkebunan berupa

kopi arabika dan komoditas ternak berupa babi Bali, sadle back, landrace,

kambing, dan ikan tangkap; (2) Pola dan struktur pertumbuhan komoditas

pertanian di Kabupaten Buleleng yaitu komoditas unggulan tanaman pangan

menurut komoditas basis dan rasio pertumbuhan adalah komoditas jagung.

Tanaman kacang tanah dan padi sawah petumbuhanya lambat, namun

mempunyai kontribusi yang besar.

Komoditas unggulan tanaman sayuran Kabupaten Buleleng tahun 2010

sampai 2015 adalah bawang putih dan cabai, karena merupakan komoditas prima.

Komoditas bawang merah, tomat, buncis dan kangkung merupakan komoditas

yang berkembang walaupun belum menjadi komoditas basis, yang termasuk

dalam komoditas potensial adalah kubis, sedangkan yang termasuk komoditas

terbelakang adalah sawi dan kacang panjang.

Potensi komoditas unggulan tanaman buah-buahan Kabupaten Buleleng

tahun 2015 berada menyebar di delapan kecamatan. Komoditas durian berpotensi

dikembangkan di kecamatan Seririt, Busungbiu, Banjar, Sukasada, Buleleng,

Sawan, Kubutambahan, dan Tejakula, sedangkan komoditas sawo dapat

dikembangkan pada semua wilayah Kabupaten Buleleng, karena di setiap

kecamatan mempunyai tingkat produksi sawo. Komoditas jambu biji berpotensi

dikembangkan pada tujuh kecamatan yaitu Grokgak, Seririt, Busunbiu, Banjar,

Sukasada, Buleleng, dan Sawan. Komoditas pepaya dapat dikembangkan pada

semua wilayah Kabupaten Buleleng, karena di setiap kecamatan mempunyai

tingkat produksi pepaya.

Komoditas tanaman perkebunan secara keseluruhan pada tahun 2010

sampai 2015 menunjukkan pertumbuhan cukup pesat, namun hanya dua kooditas

yang mengalami pertumbuhan lambat dibandingkan dengan Provinsi Bali yaitu

panili dan kopi robusta. Jenis ternak yang rata-rata laju pertumbuhannya cepat

selama tahun 2010 sampai 2015 adalah babi bali, landrance, seddle back,

kambing, dan ikan tangkap. Untuk ayam petelur dan ayam pedaging tidak

dibudidayakan di Kabupaten Buleleng.

Berdasarkan simpulan penelitian, disampaikan beberapa saran sebagai

pedoman pengambilan kebijakan sebagai berikut; (1) Kepada pemerintah agar

berperan aktif dalam memberikan penyuluhan kepada petani terutama bagi

komoditas yang bisa dikembangkan secara optimal sehingga mampu memberi

kontribusi bagi PDRB Kabupaten Buleleng; (2)Mempertahankan produk

unggulan yang telah dicapai saat ini sehingga tidak mengalami pergerakan turun

pada tahun mendatang, dengan demikian PDRB Kabupaten Buleleng terus

mengalami peningkatan

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM .......................................................................................... i

PERSYARATAN GELAR .............................................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. iii

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ................................................. iv

UCAPAN TERIMAKASIH ............................................................................. v

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... vii

ABSTRAK ....................................................................................................... ix

ABSTRACT ..................................................................................................... x

RINGKASAN .................................................................................................. xi

DAFTAR ISI .................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xx

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 8

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 9

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 10

2.1 Konsep Agribisnis .............................................................. 10

2.2 Teori Pembangunan dan Teori Pengembangan

Wilayah ............................................................................... 13

2.2.1 Teori Pembangunan ................................................... 13

2.2.2 Teori Pengembangan Wilayah ................................... 17

2.3 Teori Pertumbuhan Daerah ................................................. 21

2.4 Teori Perubahan Struktur Ekonomi .................................... 23

2.5 Teori Produksi .................................................................... 25

2.6 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ........................ 27

2.7 Teori Berbasis Ekonomi ..................................................... 29

2.8 Location Quotient (Kuesion Lokasi) .................................. 30

2.9 Shift share analysis ............................................................. 32

2.10 Tipologi Klassen .................................................................. 34

2.11 Komoditas Unggulan .......................................................... 35

2.12 Penelitian Terdahulu ........................................................... 37

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEP DAN

HIPOTESIS PENELITIAN ........................................................... 41

3.1 Kerangka Berpikir .............................................................. 41

3.2 Kerangka Konsep Penelitian ............................................... 43

3.3 Konsep Penelitian ............................................................... 45

3.4 Hipotesis Penelitian ............................................................ 46

BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................. 47

4.1 Rancangan Penelitian ............................................................ 47

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 49

4.3 Ruang Lingkup ...................................................................... 49

4.4 Data Penelitian ....................................................................... 49

4.5 Variabel Penelitian ................................................................ 50

4.6 Teknik Analisis Data ............................................................. 52

4.6.1 Location quotient ........................................................ 52

4.6.2 Uji statistik .................................................................. 53

4.6.3 Analisis Shift Share Analysis ....................................... 53

4.6.4 Analisis Klassen Typologi .......................................... 57

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN ....................... 60

5.1 Topografi Kabupaten Buleleng .............................................. 60

5.1.1 Iklim ........................................................................... 61

5.1.2 Wilayah Pembangunan................................................ 61

5.2 Penduduk Kabupaten Buleleng .............................................. 63

5.3 Kondisi Pertanian .................................................................. 64

5.3.1 ............................................................................. Luas Lahan Berdasarkan penggarapan di

Kabupaten Buleleng .................................................. 66

5.3.2 ............................................................................. Komoditas Pertanian yang ada di Kabupaten

Buleleng .................................................................... 67

5.4 Lembaga Pertanian ................................................................ 68

5.4.1 ............................................................................. Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten

Buleleng .................................................................... 68

5.4.2 ............................................................................. Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) ............................ 69

5.4.3 ............................................................................. Subak .......................................................................... 70

BAB VI HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................. 79

6.1 Komoditas Unggulan Sektor Pertanian di Kabupaten

Buleleng ................................................................................ 79

6.1.1 Analisis location quotient (LQ) .................................. 80

6.1.2 Analisis Shift Share (SSA) .......................................... 83

6.2 Komoditas Unggulan Sektor Pertanian di Kabupaten

Buleleng ................................................................................. 84

6.2.1 ............................................................................. Tanaman Bahan Makanan .......................................... 85

6.2.1.1 ................................................................ Tanaman Pangan ............................................. 86

6.2.1.2 ................................................................ Sayuran ........................................................... 91

6.2.1.3 ................................................................ Buah-Buahan .................................................. 96

6.2.2 Tanaman Perkebunan ................................................ 102

6.2.3 ............................................................................. Peternakan ................................................................... 107

6.3 Uji t ....................................................................................... 112

6.3.1 Tanaman Pangan ....................................................... 113

6.3.2 ............................................................................. Tanaman Sayuran ........................................................ 113

6.3.3 ............................................................................. Tanaman Buah-buahan ................................................ 115

6.3.4 ............................................................................. Tanaman Perkebunan .................................................. 117

6.3.5 ............................................................................. Komoditas Ternak ........................................................ 118

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 121

7.1 Simpulan ............................................................................... 121

7.2 Saran ...................................................................................... 122

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 123

LAMPIRAN ...................................................................................................... 126

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Kontribusi PDRB Sub Sektor Pertanian Terhadap Sektor Pertanian

di Kabupaten Buleleng 2009-2013 ................................................ 6

Tabel 4.1 Tipologi Pertumbuhan Produksi Komoditas Menurut Klassen ..... 58

Tabel 5.1 Subak per Kecamatan di Kabupaten Buleleng Tahun 2015 .......... 73

Tabel 6.1 Nilai Koefisien LQ Kabupaten Buleleng Menurut Lapangan

Usaha Tahun 2010-2015 ............................................................... 81

Tabel 6.2 Hasil Perhitungan Shift Share Analysis (SSA) Kabupaten

Buleleng Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 sampai 2015

........................................................................................................ 83

Tabel 6.3 LQ menurut Jenis Komoditas Tanaman Pangan Kabupaten

Buleleng Tahun 2010 sampai 201 ............................................... 87

Tabel 6.4 Rata-rata Laju pertumbuhan Produksi Tanaman Pangan

Kabupaten Buleleng Tahun 2010 sampai 2015 (%) .................... 88

Tabel 6.5 Posisi Komoditas Tanaman Pangan dalam Tipologi Klassen

Kabupaten Buleleng Tahun 2010 sampai 2015 ........................... 89

Tabel 6.6 Zonasi Komoditas Tanaman Pangan Menurut Kecamatan di

Kabupaten Buleleng ...................................................................... 91

Tabel 6.7 LQ Komoditas Tanaman Sayuran Kabupaten Buleleng Tahun

2010 sampai 2015 .......................................................................... 92

Tabel 6.8 Rata-rata Laju pertumbuhan Produksi Tanaman Sayuran

Kabupaten Buleleng Tahun 2010 sampai 2015............................. 93

Tabel 6.9 Posisi Komoditas Tanaman Sayuran dalam Tipologi Klassen

Kabupaten Buleleng Tahun 2010 sampai 2015............................. 94

Tabel 6.10 Zonasi Komoditas Tanaman Sayuran Menurut Kecamatan di

Kabupaten Buleleng ....................................................................... 96

Tabel 6.11 LQ menurut Jenis Komoditas Tanaman Buah-buahan

Kabupaten Buleleng Tahun 2010 sampai 2015 ............................ 97

Tabel 6.12 Rata-rata Laju Pertumbuhan Produksi Tanaman Buah-buahan

Kabupaten Buleleng Tahun 2010 sampai 2015 (%)....................... 98

Tabel 6.13 Posisi Komoditas Tanaman Buah-buahan dalam Tipologi

Klassen Kabupaten Buleleng Tahun 2010 sampai 2015 ............... 99

Tabel 6.14 Zonasi Komoditas Tanaman Buah-buahan Menurut

Kecamatan di Kabupaten Buleleng ............................................... 101

Tabel 6.15 LQ Komoditas Tanaman Perkebunan Kabupaten Buleleng

Tahun 2010 sampai 2015 .............................................................. 103

Tabel 6.16 Rata-rata Laju pertumbuhan Produksi Tanaman Perkebunan

Kabupaten Buleleng Tahun 2010 sampai 2015 (%)....................... 104

Tabel 6.17 Posisi Komoditas Tanaman Perkebunan dalam Tipologi

Klassen Kabupaten Buleleng Tahun 2010 sampai 2015 ................ 105

Tabel 6.18 Zonasi Komoditas Tanaman Perkebunan Menurut Kecamatan

di Kabupaten Buleleng ................................................................. 107

Tabel 6.19 LQ Menurut Komoditas Jenis Ternak Kabupaten Buleleng

Tahun 2010 sampai 2015 .............................................................. 108

Tabel 6.20 Rata-rata Laju Pertumbuhan Produksi Populasi Ternak

Menurut Jenis ternak di Kabupaten Buleleng Tahun 2010

sampai 2015 (%) ........................................................................... 109

Tabel 6.21 Posisi Jenis Ternak dalam Tipologi Klassen Kabupaten

Buleleng Tahun 2010 sampai 2015 .............................................. 110

Tabel 6.22 Zonasi Jenis Ternak Menurut Kecamatan di Kabupaten

Buleleng ....................................................................................... 112

Tabel 6.23 Hasil Uji Independent t-test tanaman pangan ................................ 113

Tabel 6.24 Hasil Uji Independent t-test tanaman sayuran ............................... 114

Tabel 6.25 Hasil Uji Independent t-test tanaman buah-buahan ....................... 115

Tabel 6.26 Hasil Uji Independent t-test tanaman perkebunan ......................... 117

Tabel 6.27 Hasil Uji Independent t-test tanaman komoditas ternak ................ 118

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.5 Kurva Produksi .............................................................................. 26

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ........................................................ 44

Gambar 4.1 Rancangan Penelitian ................................................................... 48

Gambar 6.2 Hasil Analisis Tipologi Klassen Tanaman Pangan Kabupaten

Buleleng Tahun 2010 sampai 2015 ............................................ 90

Gambar 6.3Hasil Analisis Tipologi Klassen Tanaman Sayuran

Kabupaten Buleleng Tahun 2010 sampai 2015 ........................ 95

Gambar 6.4 Hasil Analisis Tipologi Klassen Tanaman Buah-buahan

Kabupaten Buleleng Tahun 2010 sampai 2015 .......................... 100

Gambar 6.5 Hasil Analisis Tipologi Klassen Tanaman Perkebunan

Kabupaten Buleleng Tahun 2010 sampai 2015 ......................... 106

Gambar 6.6 Hasil Analisis Tipologi Klassen Jenis Ternak Kabupaten

Buleleng Tahun 2010 sampai 2015 ........................................... 111

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Luas Lahan Menurut Penggunaanya di Kabupaten Buleleng

Tahun 2015(Hektare) ................................................................... 127

Lampiran 2 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Bali

Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011 - 2013 ............................. 128

Lampiran 3 Angkatan Kerja Yang Bekerja di Kabupaten Buleleng

Menurut Lapangan Usaha, 2011 - 2015 ....................................... 130

Lampiran 4 LQ Menurut jenis Komoditas Tanaman Pangan .......................... 131

Lampiran 5 Perhitungan LQ.............................................................................. 134

Lampiran 6 Analisis Shift Share (SSA) ............................................................ 137

Lampiran 7 LQ Menurut jenis Komoditas Kabupaten Buleleng ...................... 139

Lampiran 8 Rata-rata Laju Pertumbuhan Pertanian Kabupaten Buleleng ........ 149

Lampiran 9 Posisi Kuadran Komoditas Pertanian ............................................ 162

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesungguhan pemerintah dalam usaha pembangunan ekonomi daerah

ditunjukan dengan dikeluarkannya UU No. 32 Tahun 2004 yang memberikan

landasan untuk daerah dalam rangka pembangunan daerah harus didasarkan pada

potensi yang dimiliki oleh daerah itu sendiri. Pemerintah pusat telah membuat

kebijakan khusus untuk daerah dalam rangka pembangunan daerah, yaitu

desentralisasi yang merupakan kapasitas daerah untuk menyesuaikan strategi

pembangunan yang spesifik untuk memenuhi kebutuhan khusus daerah (Andrea

et. al, 2012). Pertumbuhan ekonomi daerah merupakan tolok ukur yang digunakan

untuk menilai keberhasilan daerah dalam pembangunan. Permintaan barang dan

jasa dari luar merupakan faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi di

daerah, karena sumber daya lokal yang ada mampu berproduksi secara maksimal

sehingga dapat memberikan tambahan pendapatan untuk daerah itu sendiri.

Pembangunan daerah dinilai sangat strategis dalam kerangka pelaksanaan

pembangunan nasional. Bukan hanya membangun daerah merupakan bagian

integral pembangunan nasional, namun karena pembangunan daerah diakui

berhasil mendorong peningkatan pemerataan, stabilitas, pertumbuhan, dan

kesejahteraan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan. Pembangunan

ekonomi suatu daerah dapat diukur melalui pertumbuhan ekonomi, yang sekaligus

indikator tersebut memberikan gambaran tentang sejauh mana aktivitas

perekonomian daerah pada periode tertentu telah menghasilkan peningkatan

pendapatan bagi masyarakat yang ditunjukkan dengan peningkatan pendapatan

per kapita.

Menurut Kuznet dalam Todaro (2004: 43) perubahan struktur ekonomi

atau transformasi struktural ditandai dengan adanya perubahan persentase

sumbangan berbagai sektor-sektor dalam pembangunan ekonomi, yang

disebabkan intensitas kegiatan manusia dan perubahan teknologi. Perubahan

struktur yang fundamental harus meliputi transformasi ekonomi bersamaan

dengan transformasi sosial. Pemahaman tentang perubahan struktur perekonomian

memerlukan pemahaman konsep-konsep sektor primer, sekunder, dan tersier serta

perbedaannya. Perubahan struktur yang terjadi dapat meliputi proses perubahan

ekonomi tradisional ke ekonomi modern, dari ekonomi lemah ke ekonomi kuat.

Identifikasi sektor unggulan salah satunya dapat dilakukan dengan

menggunakan metode ekonomi basis yaitu sektor yang menjadi tulang punggung

perekonomian daerah karena mempunyai keuntungan kompetitif (competitive

advantage) yang cukup tinggi, sedangkan sektor non basis merupakan sektor yang

kurang potensial tetapi berfungsi sebagai penunjang sektor basis (Sjafrizal, 2008).

Hal Ini menunjukkan bahwa sektor basis merupakan penggerak roda

perekonomian suatu daerah karena memiliki peran penting sebagai penggerak

utama (primer mover) dalam pertumbuhan suatu wilayah dan menimbulkan efek

pengganda (multiplier effect) (Adisasmita, 2005: 67).

Provinsi Bali merupakan provinsi di Indonesia yang juga sangat

memperhatikan laju pertumbuhan ekonominya. Diberlakukannya otonomi daerah

menuntut pemerintah Provinsi Bali dan kabupaten/kota untuk kreatif dalam

melaksanakan kebijakannya demi meningkatkan pertumbuhan ekonominya.

Menurut Herath, dkk (2011), ekonomi regional merupakan industri dengan

beranekaragam potensi ekonomi pada beberapa sektor yang mempengaruhi

keseluruhan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang semakin

meningkat maka juga akan berdampak positif pada tingkat pembangunan ekonomi

Provinsi Bali. Pertumbuhan ekonomi daerah pada dasarnya dipengaruhi oleh

keunggulan komperatif suatu daerah, spesialisasi wilayah, serta potensi ekonomi

yang dimiliki oleh daerah tersebut. Oleh karena itu, pemanfaatan dan

pengembangan seluruh potensi ekonomi menjadi prioritas utama yang harus digali

dan dikembangkan dalam melaksanakan pembangunan ekonomi daerah secara

berkelanjutan.

Pertumbuhan ekonomi secara garis besar dapat diartikan sebagai suatu

proses perubahan kondisi perekonomian daerah secara berkesinambungan dalam

periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat dikatakan merupakan sebuah

dampak dari kebijaksanaan yang dijalankan oleh pemerintah daerah. Suatu daerah

dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila tingkat PDRB riil dari daerah

tersebut mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Apabila tingkat

pertumbuhan ekonomi dari suatu daerah negatif, maka dapat dikatakan

perekonomian dari daerah tersebut sedang mengalami penurunan. Sebaliknya,

apabila pertumbuhan ekonomi dari suatu daerah bernilai positif maka dapat

dikatakan perekonomian daerah tersebut mengalami peningkatan. Menurut

Herath, dkk (2011), analisis pertumbuhan ekonomi oleh sektor dari daerah

tertentu membantu para pembuat kebijakan, tokoh masyarakat, dan peneliti dalam

mengambil keputusan dan memecahkan masalah dengan lebih baik.

Secara tradisional, peranan pertanian dalam pembangunan ekonomi hanya

dipandang pasif dan sebagai unsur penunjang semata. Berdasarkan pengalaman

historis dari negara-negara barat, apa yang disebut sebagai pembangunan ekonomi

identik dengan transformasi struktural yang cepat terhadap perekonomian, yakni

dari perekonomian yang bertumpu pada kegiatan pertanian menjadi industri

modern dan pelayanan masyarakat yang lebih kompleks. Dengan demikian, peran

utama pertanian hanya dianggap sebagai sumber tenaga kerja dan bahan-bahan

pangan yang murah demi berkembangnya sektor-sektor industri yang dinobatkan

sebagai ”sektor unggulan” dinamis dalam strategi pembangunan ekonomi secara

keseluruhan (Todaro, 2010: 52).

Secara makro, potensi ekonomi daerah juga merupakan salah satu

indikator daya saing suatu daerah. Potensi ekonomi yang dimiliki suatu daerah

akan ikut membentuk kompleksitas daya saing dari daerah (Mayes, 2010). Sektor

pertanian yang menjadi penggerak utama dalam bidang agribisnis di Kabupaten

Buleleng merupakan sektor terpenting yang dapat ditingkatkan guna

meningkatkan pendapatan masyarakat. Kenyataan ini bisa dilihat dari besarnya

kontribusi yang diberikan sektor pertanian. Kabupaten Buleleng memiliki potensi

yang cukup besar untuk meningkatkan nilai Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) dan PDRB per kapita setiap tahunnya. Masih banyak sektor dan potensi

ekonomi yang ada belum dimanfaatkan secara maksimal, karena Pemerintah

Daerah Kabupaten Buleleng terkadang menghadapi kesulitan dalam menentukan

prioritas sektor unggulan atau basis daerah dalam rangka mencanangkan

pembangunan daerah. Sejak diberlakukannya otonomi daerah, pemerintah daerah

memiliki tanggung jawab untuk mengelola penerimaan dan pengeluaran

daerahnya. Kendala yang dihadapi oleh pemerintah daerah adalah keterbatasan

dana yang dimiliki sehingga perlunya gambaran akan sektor basis.

Gambaran sektor basis dan sektor potensial yang memberikan kontribusi

untuk pembangunan daerah sangat diperlukan oleh pemerintah daerah sehingga

dari dasar gambaran tersebut dapat diketahui potensi-potensi setiap sektor dalam

mendorong perekonomian. Informasi mengenai potensi yang dimiliki oleh daerah

sangat penting dalam mendukung program pembangunan daerah oleh pemerintah

karena terkadang masih adanya kesenjangan informasi mengenai potensi ekonomi

yang bisa dikembangkan di Kabupaten Buleleng.

Sektor pertanian masih sangat dominan terhadap pembentukan PDRB di

Kabupaten Buleleng, dibandingkan dengan sektor lainnya, yaitu sebesar 21,5%.

Hal ini sangat didukung oleh luasnya lahan pertanian tanah sawah: 62.680,635 ha

yang ada. Besarnya peranan sektor pertanian terhadap kontribusi PDRB

Kabupaten Buleleng dipengaruhi mata pencaharian sebagian besar penduduk di

Kabupaten Buleleng yaitu 72,51% atau sebesar 537.038 jiwa penduduk bermata

pencaharian sebagai petani. Oleh sebab itu, peningkatan sektor pertanian pada

umumnya dapat meningkatkan pendapatan sebagaian besar penduduk di

Kabupaten Buleleng. Berikut ini Tabel. 1.1 tentang kontribusi PDRB sub sektor

pertanian terhadap sektor pertanian di Kabupaten Buleleng selama lima tahun.

Tabel 1.1

Kontribusi PDRB Sub Sektor Pertanian Terhadap Sektor Pertanian

di Kabupaten Buleleng 2009-2013

No Sub Sektor 2009 2010 2011 2012 2013 Rata2

1 Pertanian 3.32 2.15 2.5 2.5 2.45 2.58

2 Pertambangan penggalian 4.77 4.17 8.42 6.28 6.3 5.99

3 Industri dan Pengolahan 7.09 7.01 2.96 3.78 3.82 4.93

4 Listrik, Gas dan air minum 10.64 9.9 9.76 10.03 10.12 10.09

5 Bangunan 8.83 6.26 7.55 7.67 7.84 7.63

6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran

6.91 8.08 9.82 10.38 10.69 9.18

7 Keuangan dan jasa 7.64 6.75 7.06 7.21 7.24 7.18

Rata-rata PDRB 6.1 5.85 6.11 6.52 6.71 6.26

Sumber: BPS Kabupaten Buleleng, 2015

Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat bahwa rata-rata laju pertumbuhan PDRB

tertinggi berada di tahun 2013 yaitu sebesar 6,71 persen. Laju pertumbuhan

PDRB secara rata-rata sektor listrik, gas dan air dari tahun 2009-2013 sebesar

10,09 persen mengungguli sektor-sektor lainnya, sedangkan sektor yang

mempunyai laju pertumbuhan PDRB terendah adalah sektor pertanian. Kabupaten

Buleleng memiliki laju pertumbuhan PDRB yang terbaik di tingkat Provinsi.

Perbandingan antara laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Buleleng dengan laju

pertumbuhan PDRB kabupaten/kota lainnya di Provinsi Bali, terdapat beberapa

kabupaten/kota yang memiliki laju pertumbuhan PDRB di atas Provinsi Bali

selama tahun 2013 yakni paling tinggi Kabupaten Buleleng sebesar 6.71 persen,

Kota Denpasar 6.54 persen, Kabupaten Gianyar 6.43 persen, dan Kabupaten

Badung 6.41 persen.

Kabupaten Buleleng yang terletak di belahan utara Pulau Bali pada

dasarnya merupakan baris pertanian, hal ini tercemin dari kontribusinya yang

sangat besar dalam pembentukan PDRB. Pada tahun 2014, kontribusinya terhadap

PDRB mencapai sebesar 1.609.359,54 juta rupiah atau 32,18% dari total PDRB

6.680.110,22 juta rupiah. Komoditas tanaman pangan memberikan kontribusi

terhadap sektor pertanian dalam arti luas sebesar 46,77%. Luas panen padi tahun

2014 seluas 22,493 ha, bila dibandingkan dengan tahun 2008 seluas 18.947 ha

terjadi peningkatan sebesar 18,71 %. Produksi padi tahun 2009 mencapai 149.895

ton, bila dibandingkan dengan tahun 2008 mencapai 125.008 ton, naik sebesar

19,91% (Bappeda Kabupaten Buleleng, 2016).

Saragih (2002: 25) menekankan pentingnya pembangunan dengan

pendekatan agribisnis karena beberapa hal yaitu: meningkatkan daya saing

melalui keunggulan komparatif, merupakan sektor perekonomian utama daerah

yang memberikan kontribusi dalam pembentukan PDB, dan kesempatan kerja

serta merupakan sumber pertumbuhan baru yang signifikan. Sementara itu, Antara

(2009: 77) menyebutkan peranan agribisnis dalam pembangunan nasional adalah

sebagai pembentuk GDP atau penyumbang nilai tambah, penyerapan tenaga kerja,

penghasil devisa, pembangunan ekonomi daerah, ketahanan pangan nasional, dan

lingkungan hidup.

Beberapa komoditas pertanian yang dimiliki Kabupaten Buleleng cukup

terkenal dengan produksi tertinggi dalam tiga tahun terakhir serta merupakan

produk unggulan, yang perlu ditunjang dengan kesiapan sumber daya petani

dalam pengelolaanya. Diketahui sumber daya petani belum siap dalam

pengelolaan tersebut, karena dari penggunaan alat dan sistem penggarapannya

masih bersifat tradisional. Komoditas hortikultura merupakan produk yang

prospektif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun

internasional. Permintaan pasar baik di dalam maupun di luar negeri masih besar.

Di samping itu, produk ini juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Kemajuan

perekonomian menyebabkan permintaan produk hortikultura semakin meningkat.

Di sisi lain, keragaman karakteristik lahan, agroklimat serta sebaran wilayah yang

luas memungkinkan Kabupaten Buleleng digunakan untuk pengembangan

hortikultura tropis dan sub tropis.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan menggunakan data nilai produksi dapat diketahui gambaran secara

umum tentang produksi yang ada di Kabupaten Buleleng yang akan dibandingkan

dengan nilai produksi komoditas pertanian pada tingkat Provinsi Bali. Data nilai

produksi tingkat kabupaten dan provinsi akan digunakan sebagai dasar dalam

perhitungan, yang pada akhirnya akan muncul komoditas unggulan dan bukan

unggulan. Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Komoditas unggulan apa sajakah di sektor pertanian yang menjadi

penggerak perekonomian berdasarkan nilai produksi yang ada di

Kabupaten Buleleng?

2) Bagaimanakah pola dan struktur pertumbuhan komoditas pertanian di

Kabupaten Buleleng?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Menjelaskan komoditas unggulan di sektor pertanian yang menjadi

penggerak perekonomian di Kabupaten Buleleng.

2) Menjelaskan pola dan struktur pertumbuhan komoditas pertanian di

Kabupaten Buleleng.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil-hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1) Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi Pemerintah

Kabupaten Buleleng khususnya Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

terkait percepatan pembangunan ekonomi daerah secara terfokus melalui

pengembangan kawasan dan produk andalan di sektor pertanian. Manfaat

lainnya juga diharapkan dapat dirasakan oleh petani untuk lebih

meningkatkan produktivitasnya.

2) Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi media untuk menerapkan konsep-

konsep teori yang selama ini diperoleh dalam perkuliahan serta

meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan melalui berbagai temuan di

lapangan yang sebelumnya belum terungkap.