Penentuan Kadar Br Dalam Kbr Dengan Menggunakan Metode Titrasi Argentometri
-
Upload
gisella-tamara-mangedong -
Category
Documents
-
view
290 -
download
23
description
Transcript of Penentuan Kadar Br Dalam Kbr Dengan Menggunakan Metode Titrasi Argentometri
PENENTUAN KADAR Br- DALAM KBr DENGAN MENGGUNAKAN TITRASI ARGENTOMETRI
A. Prinsip
Metode Mohr
Penentuan kadar bromida dalam sampel yang dititrasi dengan larutan AgNO3
dengan menggunakan indikator K2CrO4 sehingga diperoleh titik akhir titrasi
yang ditandai dengan pembentukan endapan berwarna merah bata.
Metode Volhard
Penentuan kadar bromida dalam sampel yang diambahkan dengan larutan
AgNO3 berlebih, kemudian kelebihan ion perak dititrasi dengan larutan standar
kalium tiosianat (KCNS) dengan menambahkan ion Fe3+ sebagai indikator. Titik
akhir titrasi diperoleh dengan terbentuknya ion kompleks berwarna merah
kecoklatan.
B. Alat dan Bahan
Alat- alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah buret 50 mL, labu ukur
100 mL dan 250 mL, gelas ukur 50 mL, pipet tetes, erlenmeyer 250 mL, neraca
analitik, gelas kimia 250 mL, statif, klem, sendok tanduk, corong, labu semprot, pipet
volume 10 mL dan bulp.
Bahan-bahan yan digunakan adalah larutan NaCl 0,01 N, larutan AgNO3 0,1
N, HNO3 4 N, KCNS 0,01 N, akuades, Indikator K2CrO4 5 %, Indikator
Fe(NH4)2SO4, dan sampel.
C. Reaksi
Metode Mohr:
AgNO3 + Br- AgBr + NO3-
Kuning
AgNO3 + K2CrO4 Ag2CrO4 + 2 KNO3
Merah bata
Metode Volhard:
AgNO3 + Br- AgBr + NO3-
Kuning
AgNO3 + KSCN AgSCN + KNO3
Putih
Fe3+ + SCN- [Fe(SCN)6]3+
Merah kecoklatan
D. Prosedur
1. Pembuatan larutan baku AgNO3 0,01 N sebanyak 250 mL
AgNO3 ditimbang sebanyak 4,246 gram, kemudian dilarutkan dengan
akuades dalam gelas kimia. Selanjutnya dimasukkan ke dalam labu ukur 250
mL, lalu dihimpitkan hingga tanda batas. Selanjutnya dihomogenkan.
2. Pembuatan larutan NaCl 0,01 N sebanyak 100 mL
NaCl ditimbang sebanyak 0,5844 gram, kemudian dilarutkan dengan
akuades dalam gelas kimia. Selanjutnya dimasukkan ke dalam labu ukur 100
mL, lalu dihimpitkan hingga tanda batas. Selanjutnya dihomogenkan.
3. Pembuatan larutan indikator K2CrO4 5 % sebanyak 10 mL
Serbuk K2CrO4 ditimbang sebanyak 0,5 gram, kemudian dilarutkan
dengan akuades. Selanjutnya diencerkan hingga volume 10 mL, lalu
dihomogenkan.
4. Pembuatan larutan KSCN sebanyak 100 mL
Kalium tiosianat ditimbang sebanyak 0,9718 gram. Kemudian
dimasukkan ke dalam gelas kimia. Dilarutkan dengan akuades. Selanjutnya,
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL. Diencerkan hingga tanda batas,
kemudian dihomogenkan.
5. Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan NaCl 0,01 N (Metode Mohr)
Larutan natrium klorida dipipet 10 mL dan dimasukkan ke dalam
erlenmeyer 250 mL. Ditambahkan 1 mL larutan K2CrO4. Dititrasi dengan
larutan AgNO3 hingga terbentuk endapan berwarna merah. Dicatat volume
AgNO3 yang digunakan. Dihitung normalitas AgNO3.
6. Standarisasi larutan KSCN dengan larutan AgNO3 (Metode Volhard)
Larutan perak nitrat dipipet 10 mL dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer
250 mL. Ditambahkan 2 mL larutan HNO3 4 N. Kemudian ditambahkan 1
mL larutan Fe(NH4)2SO4, lalu dihomogenkan. Selanjutnya dititrasi dengan
larutan KSCN hingga terbentuk warna merah. Dicatat volume KSCN yang
digunakan. Dihitung normalitas KSCN.
7. Penentuan kadar Br- dalam KBr (Metode Mohr)
Sampel ditimbang 0,5 gram dan dimasukkan ke dalam gelas kimia 250
mL. dilarutkan dengan akuades. Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL.
Diencerkan hingga tanda batas. Kemudian dihomogenkan. Dipipet 10 mL
sampel yang telah diencerkan dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL.
Ditambahkan 1 mL larutan indikator K2CrO4. Dititrasi dengan larutan AgNO3
hingga terbentuk endapan merah bata. Dicatat volume AgNO3 yang
digunakan. Dihitung kadar bromida dalam sampel.
8. Penentuan kadar Br- dalam KBr (Metode Volhard)
Sampel ditimbang 0,5 gram dan dimasukkan ke dalam gelas kimia 250
mL. dilarutkan dengan akuades. Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL.
Diencerkan hingga tanda batas. Kemudian dihomogenkan. Dipipet 10 mL
sampel yang telah diencerkan dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL.
Ditambahkan 1 mL HNO3 4 N. Ditambahkan larutan AgNO3 0,01 N berlebih.
Kemudian disaring, terbentuk endapan dan filtratnya. Filtrat dititrasi dengan
larutan KSCN. Ditambahkan indikator Fe(NH4)2SO4. 2H2O. dititrasi dengan
larutan KSCN hingga terbentuk warna merah kecoklatan. Dicatat volume
larutan KSCN yang digunakan. Dihitung kadar bromida dalam sampel.
E. Perhitungan
1. Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan NaCl 0,01 N (Metode Mohr)
N AgNO3 :mg NaCl
V AgNO 3 x BE NaCl x Fp
2. Penentuan kadar bromida dalam sampel (Metode Mohr)
% Br- :V AgNO 3 x N AgNO 3 x BE KBr x Fp
mg sampelx100 %
3. Standarisasi larutan AgNO3 dengan larutan NaCl 0,01 N (Metode Volhard)
N KSCN :mg AgNO 3
V AgNO 3 x BE AgNO 3 x Fp
4. Penentuan kadar bromida dalam sampel (Metode Volhard)
% Br- :
((V AgNO 3x N AgNO3 )−(V KSCN x N KSCN ))x BE KBr x Fpmg sampel
x100%
DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A., Underwood, A.L., 2002, Analisis Kimia Kuantitatif, Edisi Enam, Jakarta, Erlangga.
Vogel, A.I., Jeffery, G.H., 1989, Vogel's Textbook of Quantitative Chemical Analysis, Fifth Edition, Longman Scientific & Technical, UK.