Laporan Kimia Analisis Argentometri

24
Laporan Kimia Analisis ARGRNTOMETRI OLEH Nama : ARIFIN OPUTU Nim : 821 412 081 Kelas :B Kelompok : I (Satu) Asisten : ATVINDA PRILYA AVISTA LABORATORIUM KIMIA ANALISIS JURUSAN FARMASI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2013

Transcript of Laporan Kimia Analisis Argentometri

Laporan Kimia Analisis

ARGRNTOMETRI

OLEH

Nama : ARIFIN OPUTU

Nim : 821 412 081

Kelas : B

Kelompok : I (Satu)

Asisten : ATVINDA PRILYA AVISTA

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2013

BAB IPENDAHULUAN

I.1 Latar BelakangIlmu kimia adalah cabang ilmu pengetahuan alam yang

mempelajari struktur materi, sifat-sifat materi, perubahan suatu

materi menjadi materi lain, serta energi yang menyertai perubahan

materi. Mempelajari ilmu kimia tidak hanya bertujuan menemukan

zat-zat kimia yang langsung bermanfaat bagi kesejahteraan umat

manusia belaka, akan tetapi ilmu kimia dapat pula memenuhi

keinginan seseorang untuk memahami berbagai peristiwa alam

yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, mengetahui hakekat

materi serta perubahannya, menanamkan metode ilmiah,

mengembangkan kemampuan dalam mengajukan gagasan-

gagasan, dan memupuk ketekunan serta ketelitian bekerja (Sejati,

2011).

Kimia Analitik merupakan salah satu cabang ilmu kimia yang

mempelajari tentang pemisahan dan pengukuran unsur atau

senyawa kimia. Dalam melakukan pemisahan atau pengukuran

unsur atau senyawa kimia, memerlukan atau menggunakan

metode analisis kimia.

Kimia analitik mencakup kimia analisis kualitatif dan kimia

analisis kuantitatif. Analisis kualitatif menyatakan keberadaan

suatu unsur atau senyawa dalam sampel, sedangkan analisis

kuantitatif menyatakan jumlah suatu unsur atau senyawa dalam

sampel (Wirwayan, 2011).

Contoh penerapan analisis kuantitatif yaitu pada reaksi

argentometri. Argentometri berasal dari bahasa latin argentum,

yang berarti perak. Argentometri merupakan salah satu cara untuk

menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan

titrasi berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag+ . Biasanya,

ion-ion yang ditentukan dalam titrasi ini adalah ion halida (Cl-, Br-,

I-) (Febrina, 2012).

Oleh sebab itu, dibuat praktikum analisis kuantitatif dengan

metode argentometri pada praktikum kali ini, agar dapat

mengetahui kadar dari larutan Cl- dalam larutan NH4Cl.

I.2 Maksud dan tujuan percobaanI.2.1 Maksud percobaan

Mempelajari titrasi antara AgNO3 0,1 N dengan NaCl 0,1 N.

I.2.2 Tujuan percobaan

1. Menentukan metode yang digunakan pada titrasi

argentometri

2. Menetapkan kadar Cl- pada senyawa NH4Cl.

3. Menentukan normalitas AgNO3

I.3 Prinsip percobaanPrinsip dari percobaan titrasi argentometri ini pada dasarnya

adalah Ion Ag+ bereaksi dengan ion-ion senyawa halogen dan

pseudohalogen membentuk endapan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori UmumIstilah Argentometri diturunkan dari bahasa latin Argentum,

yang berarti perak. Jadi, argentometri merupakan salah satu cara

untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan

dengan titrasi berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag+.

Pada titrasi atgentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi

indicator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat

(AgNO3). Dengan mengukur volume larutan standar yang

digunakan sehingga seluruh ion Ag+ dapat tepat diendapkan,

kadar garam dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan

(Underwood, 2004).

Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan

kadar halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk

endapan dengan perak nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu.

Metode argentometri disebut juga dengan metode pengendapan

karena pada argentometri memerlukan pembentukan senyawa

yang relatif tidak larut atau endapan. Reaksi yang mendasari

argentometri adalah :

AgNO3 + Cl- AgCl(s) + NO3- (Gandjar, 2007).

Titrasi pengendapan adalah golongan titrasi dimana hasil

reaksi titrasinya merupakan endapan atau garam yang sukar larut.

Prinsip dasarnya adalah reaksi pengendapan yang cepat

mencapai kesetimbangan pada setiap penambahan titran, tidak

ada pengotor yang mengganggu dan diperlukan indikator untuk

melihat titik akhir titrasi (Khopkar, 1990).

Metode-metode dalam titrasi argentometri antara lain metode

Mohr, Valhard, K. Fajans dan liebieg. Metode mohr yaitu metode

yang digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida

dalam suasana netral dengan larutan baku perak nitrat dengan

penambahan larutan kalium kromat sebagai indikator. Metode

volhard yaitu metode yang digunakan untuk menetapkan kadar

klorida, bromida dan iodida dalam suasana asam. Metode K.

Fajans merupakan metode yang menggunakan indikator adsorbsi,

sebagai kenyataan bahwa pada titik ekuivalen indikator

teradsorbsi oleh endapan. Metode liebig merupan metode yang

titik akhir titrasi tidak di tentukan dengan indikator, akan tetapi

ditunjukkan dengan terjadinya kekeruhan (Intiyas, 2007).

Ada tiga tipe titik akhir yang digunakan untuk titrasi dengan

AgNO3 yaitu:Potensiometri, Amperometri, dan Indikator kimia.

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrode

perak yang dicelupkan kedalam larutan analit. Titik akhir

amperometri melibatkan penentuan arus yang diteruskan antara

sepasang mikroelektrode perak dalam larutan analit (Skogg,1965).

Titik akhir yang dihasilkan indikator kimia, biasanya terdiri

dari perubahan warna/muncul tidaknya kekeruhan dalam larutan

yang dititrasi. Syarat indikator untuk titrasi pengendapan analog

dengan indikator titrasi netralisasi, yaitu (Skogg,1965) :

1. Perubahan warna harus terjadi terbatas dalam range pada p-

function darireagen /analit.

2. Perubahan Warna harus terjadi dalam bagian dari kurva

titrasi untuk analit.

II.2 Uraian bahanII.2.1 AgNO3 (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : Argenti Nitras

Nama lain : Perak (II) nitrat

BM / RM : AgNO3 / 169,73

Rumus Struktur :

penambahan larutan kalium kromat sebagai indikator. Metode

volhard yaitu metode yang digunakan untuk menetapkan kadar

klorida, bromida dan iodida dalam suasana asam. Metode K.

Fajans merupakan metode yang menggunakan indikator adsorbsi,

sebagai kenyataan bahwa pada titik ekuivalen indikator

teradsorbsi oleh endapan. Metode liebig merupan metode yang

titik akhir titrasi tidak di tentukan dengan indikator, akan tetapi

ditunjukkan dengan terjadinya kekeruhan (Intiyas, 2007).

Ada tiga tipe titik akhir yang digunakan untuk titrasi dengan

AgNO3 yaitu:Potensiometri, Amperometri, dan Indikator kimia.

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrode

perak yang dicelupkan kedalam larutan analit. Titik akhir

amperometri melibatkan penentuan arus yang diteruskan antara

sepasang mikroelektrode perak dalam larutan analit (Skogg,1965).

Titik akhir yang dihasilkan indikator kimia, biasanya terdiri

dari perubahan warna/muncul tidaknya kekeruhan dalam larutan

yang dititrasi. Syarat indikator untuk titrasi pengendapan analog

dengan indikator titrasi netralisasi, yaitu (Skogg,1965) :

1. Perubahan warna harus terjadi terbatas dalam range pada p-

function darireagen /analit.

2. Perubahan Warna harus terjadi dalam bagian dari kurva

titrasi untuk analit.

II.2 Uraian bahanII.2.1 AgNO3 (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : Argenti Nitras

Nama lain : Perak (II) nitrat

BM / RM : AgNO3 / 169,73

Rumus Struktur :

penambahan larutan kalium kromat sebagai indikator. Metode

volhard yaitu metode yang digunakan untuk menetapkan kadar

klorida, bromida dan iodida dalam suasana asam. Metode K.

Fajans merupakan metode yang menggunakan indikator adsorbsi,

sebagai kenyataan bahwa pada titik ekuivalen indikator

teradsorbsi oleh endapan. Metode liebig merupan metode yang

titik akhir titrasi tidak di tentukan dengan indikator, akan tetapi

ditunjukkan dengan terjadinya kekeruhan (Intiyas, 2007).

Ada tiga tipe titik akhir yang digunakan untuk titrasi dengan

AgNO3 yaitu:Potensiometri, Amperometri, dan Indikator kimia.

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrode

perak yang dicelupkan kedalam larutan analit. Titik akhir

amperometri melibatkan penentuan arus yang diteruskan antara

sepasang mikroelektrode perak dalam larutan analit (Skogg,1965).

Titik akhir yang dihasilkan indikator kimia, biasanya terdiri

dari perubahan warna/muncul tidaknya kekeruhan dalam larutan

yang dititrasi. Syarat indikator untuk titrasi pengendapan analog

dengan indikator titrasi netralisasi, yaitu (Skogg,1965) :

1. Perubahan warna harus terjadi terbatas dalam range pada p-

function darireagen /analit.

2. Perubahan Warna harus terjadi dalam bagian dari kurva

titrasi untuk analit.

II.2 Uraian bahanII.2.1 AgNO3 (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : Argenti Nitras

Nama lain : Perak (II) nitrat

BM / RM : AgNO3 / 169,73

Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur transparan/serbuk hablur berwarna

putih, tidak berbau, menjadi gelap jika terkena

cahaya.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larut dalam

etanol 95% P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai titran

II.2.2 Alkohol (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : Aethanolum

Nama Lain : Etanol

RM/BM : C2H6O / 46,07

Rumus struktur :

Pemerian : Cairan tidak berwarna,mudah menguap, bau

khas.

Kelarutan : Bercampur dengan air, praktis bercampur

dengan pelarut organik.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Khasiat : Zat tambahan

II.2.3 K2CrO4 (Dirjen POM, 1995)

Nama Resmi : Kalii cromat

Nama Lain : Kalium kromat, Potassium Chromat

RM/BM : K2CrO4 / 194

Struktur Kimia :

Pemerian : Hablur kuning

Kelarutan : Sangatmudah larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai indicator

Pemerian : Hablur transparan/serbuk hablur berwarna

putih, tidak berbau, menjadi gelap jika terkena

cahaya.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larut dalam

etanol 95% P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai titran

II.2.2 Alkohol (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : Aethanolum

Nama Lain : Etanol

RM/BM : C2H6O / 46,07

Rumus struktur :

Pemerian : Cairan tidak berwarna,mudah menguap, bau

khas.

Kelarutan : Bercampur dengan air, praktis bercampur

dengan pelarut organik.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Khasiat : Zat tambahan

II.2.3 K2CrO4 (Dirjen POM, 1995)

Nama Resmi : Kalii cromat

Nama Lain : Kalium kromat, Potassium Chromat

RM/BM : K2CrO4 / 194

Struktur Kimia :

Pemerian : Hablur kuning

Kelarutan : Sangatmudah larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai indicator

Pemerian : Hablur transparan/serbuk hablur berwarna

putih, tidak berbau, menjadi gelap jika terkena

cahaya.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larut dalam

etanol 95% P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai titran

II.2.2 Alkohol (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : Aethanolum

Nama Lain : Etanol

RM/BM : C2H6O / 46,07

Rumus struktur :

Pemerian : Cairan tidak berwarna,mudah menguap, bau

khas.

Kelarutan : Bercampur dengan air, praktis bercampur

dengan pelarut organik.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

Khasiat : Zat tambahan

II.2.3 K2CrO4 (Dirjen POM, 1995)

Nama Resmi : Kalii cromat

Nama Lain : Kalium kromat, Potassium Chromat

RM/BM : K2CrO4 / 194

Struktur Kimia :

Pemerian : Hablur kuning

Kelarutan : Sangatmudah larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai indicator

II.2.4 NaCl (Dirjen POM, 1979)

Nama Resmi : Natrii Chloridum

Nama Lain : Natrium klorida

RM/BM : NaCl / 58,44

Struktur Kimia :

Pemerian : Hablur putih, berbentuk kubus atau berbentuk

prisma, tidak berbau, rasa asin, mantap

diudara.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai sampel

II.2.5 NH4Cl (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : Ammonii Chloridum

Nama lain : ammonium klorida, salmiak

RM/BM : NH4CL/53.49

Struktur Kimia :

Kelarutan : Mudah larut dalam air dan gliserol p, lebih

mudah larut dalam air mendidih, sukar larut

dalam etanol.

Kegunaan : Sebagai sampel.

Pemerian : Serbuk putih atau hablur, putih tidak berbau,

rasa asin, dan dingin, higroskopik.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

II.2.4 NaCl (Dirjen POM, 1979)

Nama Resmi : Natrii Chloridum

Nama Lain : Natrium klorida

RM/BM : NaCl / 58,44

Struktur Kimia :

Pemerian : Hablur putih, berbentuk kubus atau berbentuk

prisma, tidak berbau, rasa asin, mantap

diudara.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai sampel

II.2.5 NH4Cl (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : Ammonii Chloridum

Nama lain : ammonium klorida, salmiak

RM/BM : NH4CL/53.49

Struktur Kimia :

Kelarutan : Mudah larut dalam air dan gliserol p, lebih

mudah larut dalam air mendidih, sukar larut

dalam etanol.

Kegunaan : Sebagai sampel.

Pemerian : Serbuk putih atau hablur, putih tidak berbau,

rasa asin, dan dingin, higroskopik.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

II.2.4 NaCl (Dirjen POM, 1979)

Nama Resmi : Natrii Chloridum

Nama Lain : Natrium klorida

RM/BM : NaCl / 58,44

Struktur Kimia :

Pemerian : Hablur putih, berbentuk kubus atau berbentuk

prisma, tidak berbau, rasa asin, mantap

diudara.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai sampel

II.2.5 NH4Cl (Dirjen POM, 1979)

Nama resmi : Ammonii Chloridum

Nama lain : ammonium klorida, salmiak

RM/BM : NH4CL/53.49

Struktur Kimia :

Kelarutan : Mudah larut dalam air dan gliserol p, lebih

mudah larut dalam air mendidih, sukar larut

dalam etanol.

Kegunaan : Sebagai sampel.

Pemerian : Serbuk putih atau hablur, putih tidak berbau,

rasa asin, dan dingin, higroskopik.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

BAB IIIMETODE KERJA

III.1 Alat Dan BahanIII.1.1 Alat

1. Batang pengaduk

2. Botol 50 mL

3. Botol 1 L

4. Buret

5. Gelas kimia

6. Gelas ukur

7. Kertas perkamen

8. Labu erlenmeyer

9. Lap halus

10. Neraca o haus

11. Pipet tetes

12. Statif dan klem

III.1.2 Bahan

1. Air suling

2. Aluminium foil

3. Alkohol

4. Amonium chloride (NH4Cl)

5. Indikator Kalium kromat (K2CrO4)

6. Kapas

7. Natrium chloride (NaCl)

8. Perak nitrat (AgNO3)

9. Tissue

III.2 Cara KerjaIII.2.1 Pembuatan Larutan NaCl 0,1 N

1. Ditimbang NaCl sebanyak 1,461 g

2. Dimasukan kedalam gelas kimia

3. Dilarutkan kedalam air sebanyak 250 mL

4. Diaduk hingga larut menggunakan batang pengaduk

5. Dimasukan kedalam gelas kimia

6. Diberi label

III.2.2 Pembuatan Larutan AgNO3 0,1 N

1. Ditimbang AgNO3 sebanyak 3,25 g

2. Dimasukan kedalam gelas kimia

3. Dilarutkan kedalam 185 mL air

4. Diaduk hingga larut menggunakan batang pengaduk

5. Dimasukkan kedalam botol coklat

6. Dikocok

7. Diaduk hingga larut

8. Diberi label

III.2.3 Pembuatan Larutan NH4Cl

1. Ditimbang NH4Cl sebanyak 0,2922 g

2. Dimasukan kedalam gelas kimia

3. Diukur air sebanyak 50 mL

4. Dilarukan NH4Cl sebanyak 0,2922 g kedalam 50 mL air

5. Diaduk hingga larut

6. Diberi label

III.2.4 Pembakuan AgNO3 0,1 N dengan NaCl 0,1 N

1. Dimasukkan NaCl sebanyak 2 mL kedalam labu erlenmeyer

2. Dituangkan AgNO3 0,1 N kedalam buret sebanyak 10 mL

3. Ditambahkan indikator K2CrO4 sebanyak 3 tetes kedalam

labu erlenmeyer yang berisi NaCl

4. Dititrasi dengan AgNO3 sampai terjadi perubahan warna

menjadi warna merah bata dan menghasilkan endapan

5. Di catat volume titran

III.2.5 Pembakuan AgNO3 0,1 N dengan NH4Cl

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Dibersihkan alat dengan alkohol 70%

3. Dipipet NH4Cl sebanyak 2 ml atau 40 tetes kedalam labu

erlenmeyer

4. Ditutup dengan menggunakan aluminium foil

5. Dimasukan AgNO3 kedalam gelas kimia

6. Dipindahkan kedalam buret sebanyak 40 mL

7. Ditetesi dengan indikator K2CrO4 sebanyak 3 tetes kedalam

NH4Cl

8. Dititrasi sampai terjadi perubahan warna menjadi merah bata

BAB IVHASIL PENGAMATAN

IV.I Tabel Hasil PengamatanIV.I.1 Pembakuan AgNO3 0,1 N dalam NaCl 0,1 N

Sampel Volume Titrat Volume Titrat IndikatorPerubahan

Warna

NaCl 2 mL 3,6 mLKalium

Kromat

Merah

Bata

IV.I.2 Penentuan Kadar Cl dalam NH4Cl

SampelVolume Titrat

(mL)

Volume Titran

(mL)Indikator

Perubahan

Warna

NH4Cl 2 mL 1,2 mLKalium

Kromat

Merah

Bata

IV.2 Penetapan Kadar NH4Cla. Pembakuan AgNO3 0,1 N dengan NaCl 0,1

Dik : V AgNO3 = 3,6 mL

N AgNO3 = 0,1 N

V NH4CL = 2 mL

Dit : N NH4Cl = …?

Penyelesaian :

V AgNO3 x N AgNO3 = V NH4Cl x N NH4ClN NH Cl = V AgNO x N AgNOV NH Cl= 3,6 mL x 0,1 N2 mL = 0,18 N

b. Kadar Cl dalam NH4Cl

Dik : V AgNO3 = 1,2 mL

Mr NH4Cl = 53,46

N AgNO3 = 0,1 N

Dit : % NH4Cl = ...?

Penyelesaian :

Berat NH4Cl = V AgNO3 x Mr NH4Cl x N AgNO3

= 1,2 mL x 53,46 x 0,1 N

= 6,4152 mg%Kadar NH Cl = Berat NH Cl yang dihasilkanBerat NH Cl mula − mula x 100%= 6,4152 mg292,2 mg x 100% = 2,19%IV.3 Perhitungan BahanIV.3.1 Pembuatan Perak Nitrat (AgNO3) 0,1 N

Dalam Farmakope pembuatan perak nitrat sebanyak 16,99 g

dalam 1000 mL air. Namun yang dibuat 185 mL jadi yang

ditimbang sebanyak:A1A2 = B1B216,99A2 = 10001851000 x A2 = 185 x 16,99

1000 x A2 = 3143,15

A2 =,

A2 = 3,14315 g

IV.3.2 Pembuatan Natrium Klorida (NaCl)

Dalam Farmakope pembuatan natrium klorida sebanyak

5,844 g dalam 1000 mL air. Namun yang dibuat 250 mL jadi yang

ditimbang sebanyak :

=5,844A2 = 1000250=1000 x A2 = 250 x 5,844

1000 x A2 = 1461

A2 =

A2 = 5,844 g

IV.3.3 Pembuatan NaCl 0,1 N

Dalam Farmakope Indonesia pembuatan NaCl 5,844 gram

dalam 1000 mL, namun karena yang digunakan sebanyak 250 mL

maka ditimbang :

Dik : A1 = 5,844 g

B1 = 1000 mL

B2 = 250 mL

Dit : A2 = … ?

Penyelesaian:

=5,844x = 1000 mL250 mL1000x=1461

x=1,461g

IV.3.4 Pembuatan NH4Cl

Dalam Farmakope Indonesia pembuatan NH4Cl 5,844 g

dalam 1000 mL, namun karena yang digunakan sebanyak 50 mL

maka ditimbang:

Dik : A1 = 5,844 g

B1 = 1000 mL

B2 = 50 mL

Dit : A2 = … ?

Penyelesaian :A1A2 = B1B25,844x = 100050 mL1000x = 292,2 mL

x = 0,2922 g

IV.3.5 Indikator K2CrO4

Dalam Farmakope Indonesia pembuatanK2CrO4 3 g dalam

250 mL, namun karena yang digunakan sebanyak 20 mL maka

ditimbang:

Dik : A1 = 3 g

B1 = 250 mL

B2 = 20 mL

Dit : A2= … ?

Penyelesaian:12 = 123 = 25020250x = 60 mL

x = 0,24 g

IV.4 Reaksi-reaksi

Ag+ + Cl- AgCl putih

2 Ag+ + CrO42- 2AgCrO4 merah

2CrO42- + 2H+ 2HCrO4

- Cr2O72- + H2O

2 Ag+ + OH- 2AgOH AgO2 coklat + H2O

Ag+ + CNS- AgCNS putih

CNS- + Fe3+ Fe (CNS)2+merah

Ag+ + Cl- AgCl putih

Ag+sisa + CNS- AgCNS putih

CNS- + Fe3+ Fe (CNS)2+merah

Ag+ + Cl- AgCl

Ag++ CNS- AgCNS

AgCl + CNS AgCNS + Cl-

BAB VPEMBAHASAN

Dalam praktikum kali ini kelompok kami melakukan analisis

kuantitatif yakni analisis argentometri dinama Argentometri merupakan

salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang

dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag+ .

Biasanya, ion-ion yang ditentukan dalam titrasi ini adalah ion halida (Cl-,

Br-, I-) (Febrina, 2012). Metode yang digunakan adalah metode mohr,

dimana metode ini dilakukan dalam suasana asam, dengan menggunakan

indikator kalium kromat dengan cara titrasi langsung, untuk praktikum kali

ini kami mencari atau menghitung kadar Cl- yang terkandung dalam

NH4Cl.

Sebelum melakukan titrasi, pertama kami membuat larutan baku

primer dan larutan baku sekunder. Larutan baku primer yang kami

gunakan disini adalah NH4Cl dan NaCl, larutan baku sekunder yang kami

buat adalah AgNO3 dan indikator yang dibuat adalah kalium kromat.

V.1 Pembakuan AgNO3 0,1 N dengan NaCl 0,1 NSebelum memulai percobaan, semua alat harus dibersihkan

dengan alkohol 70% karena untuk mencegah adanya mikroba

yang melekat pada alat yang digunakan, sebab alkohol bersifat

sebagai antiseptik (Dirjen POM, 1979).

Untuk pembakuan AgNO3 0,1 N dengan NaCl 0,1 N

dilakukan dengan pertama-tama memasukan NaCl sebanyak 2

mL atau 40 tetes kedalam labu erlenmeyer menggunakan pipet

tetes, kemudian buret diisi dengan larutan AgNO3 0,1 N sampai 10

mL menggunakan gelas kimia. Setelah itu, NaCl didalam labu

erlenmeyer di tetesi dengan K2CrO4 sebanyak 3 tetes

menggunakan pipet tetes, K2CrO4 disini sebagai indikator sesuai

dengan metode yang kami gunakan yaitu metode mohr.

Selanjutnya, dititrasi dengan AgNO3 sedikit demi sedikit hingga

terjadi perubahan warna menjadi warna merah bata dan

menghasilkan endapan. Titran yang terpakai dalam pembakuan

AgNO3 0,1 N dengan NaCl 0,1 N adalah sebanyak 3,6 mL.

Percobaan ini dilakukan di tempat yang gelap terlindung dari

cahaya, serta untuk penyimpanan AgNO3 itu sendiri harus dibotol

coklat yang tidak mudah ditembusi cahaya, hal ini disebabkan

karena perak nitrat mudah terurai dengan cahaya (Gandjar, 2007).

Pada penetapan AgNO3 kami memperoleh hasil normalitas

0,06 yang terbukti bahwa normalitasnya adalah 0,1 N.

V.2 Penentuan kadar Cl– dalam NH4ClPembakuan terakhir, yaitu pembakuan AgNO3 0,1 N dengan

NH4Cl yang dilakukan dengan cara memasukan terlebih dahulu

NH4Cl sebanyak 2 mL atau 40 tetes kedalam labu erlenmeyer

dengan menggunakan pipet tetes dan ditutup dengan aliminium

foil. Setelah itu, gelas kimia diisi dengan AgNO3 dan dipindahkan

kedalam buret sebanyak 40 mL. Kemudian NH4Cl yang ada dalam

labu erlenmeyer tadi di tetesi dengan indikator K2CrO4 sebanyak

3 tetes. Selanjutnya dititrasi sampai memperoleh perubahan

warna menjadi merah bata. Titran yang terpakai untuk

memperoleh warna yang diinginkan adalah sebanyak 1,2 mL,

dengan kata lain, titik akhir titrasi diperoleh dengan volume titran

sebanyak 1,2 mL. Pada penetapan kadar Cl– dalam NH4Cl,

diperoleh bahwa kadar dari Cl– adalah 2,19%.

Percobaan ini dilakukan di tempat yang gelap terlindung dari

cahaya, serta untuk penyimpanan AgNO3 itu sendiri harus dibotol

coklat yang tidak mudah ditembusi cahaya, hal ini disebabkan

karena perak nitrat mudah terurai dengan cahaya (Gandjar, 2007).

Pada penetapan AgNO3 kami memperoleh hasil normalitas

0,06 yang terbukti bahwa normalitasnya adalah 0,1 N.

BAB VIPENUTUP

V.1 KesimpulanSetelah kami melakukan percobaan argentometri ini, dapat

kami simpulkan bahwa:

1. Metode yang digunakan pada titrasi argentometri ini adalah

metode mohr dimana dilakukan dalam suasana asam

dengan indikator kalium kromat dan dilakukan dengan titrasi

langsung.

2. Kadar Cl- yang terdapat pada senyawa NH4Cl adalah

sebanyak 2,19%.

3. Hasil pembakuan AgNO3 yang diperoleh adalah 0,06 N atau

bisa dinyatakan terbukti 0,1 N.

VI.2 SaranIV.2.1 Laboratorium

Untuk melengkapi fasilitas didalam laboratorium agar kiranya

dapat menunjang kegiatan praktikum para mahasiswa/praktikan.

IV.2.2 Praktikan

Untuk lebih banyak belajar dan teliti baik dalam mengikuti

praktikum maupun dalam menyusun laporan.

DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. DepKes RI: Jakarta

Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. DepKes RI: Jakarta

Febrina,R .D.2012. Pengertian argentometri (online) (http://www.scribd.co

m/doc/51140932/argentometri. Diakses tanggal 2 Mey 2013 pukul

10.00 WITA)

Gandjar, G. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka pelajar: Yogyakarta.

Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Ilmu Kimia Analitik. Universitas

Indonesia: Jakarta.

Pinilih, Intiyas. 2007. Argentometri. UNS : Surakarta.

Sejathi. 2011. Pengertian Argentometri (online). (http://id.shvoong.com/

exact-sciences/chemistry/2124662-pengertian-ilmu-kimia/#ixzz2SGn

TRR2F). Diakses tanggal 4 mei 2013, 22.05 WITA

Skogg. 1965. Analytical Chemistry Edisi Keenam. Sounders College

Publishing: Florida.

Susanti, S. 2003. Analisis Kimia Farmasi Kuantitatif. Fakultas Farmasi

Universitas Muslim Indonesia: Makassar

Underwood. 2004. Analisis kimia Kuantitatif . Penerbit Erlangga: Jakarta

Wiryawan, A. 2011. Pengertian Kimia Analitik. (online) (http://www.chem-

is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/pendahuluan-kimia-

analitik/pengertian-kimia-analitik/.). Diakses tanggal 4 mei 2013

22.10 WITA

LAMPIRANPERCOBAAN ARGENTOMETRI

1. ALAT DAN BAHANALAT

Gambar 1.1Batang Pengaduk

Gambar 1.2Botol 50 mL

Gambar 1.3Botol 1 L

Gambar 1.4Buret

Gambar 1.5Gelas Kimia

Gambar 1.6Gelas Ukur

Gambar 1.7Kertas Perkamen

Gambar 1.8Labu Erlenmeyer

Gambar 1.11Pipet Tetes

Gambar 1.12Statif dan Klem

Gambar 1.8Lap Halus

Gambar 1.10Neraca O Haus

BAHAN

Gambar 2.1Air

Gambar 2.2Aluminium Foil

Gambar 2.3Alkohol

Gambar 2.4Amonium Klorida

(NH4Cl)

Gambar 2.5Kalium Kromat(K2CrO4)

Gambar 2.6Kapas

Gambar 2.7Natrium Klorida

(NaCl)

Gambar 2.8Perak Nitrat

(AgNO3)

Gambar 2.9Tissue