PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy...

54
UNIVERSITAS INDONESIA PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE ABSORPTION COSTING DAN METODE VARIABLE COSTING PADA PT A LAPORAN AKHIR MAGANG Amy Ramadhani 1006810353 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM EKSTENSI AKUNTANSI JAKARTA JULI 2012 Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Transcript of PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy...

Page 1: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

UNIVERSITAS INDONESIA

PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE ABSORPTION COSTING DAN METODE VARIABLE COSTING

PADA PT A

LAPORAN AKHIR MAGANG

Amy Ramadhani 1006810353

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM EKSTENSI AKUNTANSI

JAKARTA JULI 2012

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 2: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

UNIVERSITAS INDONESIA

PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE ABSORPTION COSTING DAN METODE VARIABLE COSTING

PADA PT A

LAPORAN AKHIR MAGANG

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Amy Ramadhani 1006810353

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM EKSTENSI AKUNTANSI

JAKARTA JULI 2012

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 3: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Laporan Magang ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Amy Ramadhani

NPM : 1006810353

Tanda Tangan :

Tanggal : 6 Juli 2012

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 4: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

iii

HALAMAN PENGESAHAN Laporan Magang ini diajukan oleh: Nama : Amy Ramadhani NPM : 1006810353 Program Studi : Ekstensi Akuntansi Kekhususan : ------------ Judul Laporan Magang --Indonesia : Penentuan Biaya Produksi dengan Metode

Absorption Costing dan Metode Variable Costing Pada PT A

--Inggris : Determination of Production Cost under

Absorption Costing Method and Variable Costing Method in PT A

Telah berhasil diselesaikan dan dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1 Ekstensi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Ketua : Drs. Enan Hasan Sjadili Ak., MBA Pembimbing : Selvy Monalisa S.E., Ak., MBA Anggota Penguji : Edward Tanujaya S.E., M.Sc. Ditetapkan di : Depok Tanggal : 6 Juli 2012 KPS Ekstensi Akuntansi SRI NURHAYATI MM, SAS NIP : 196003171986022001

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 5: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat

dan Rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini. Penyusunan

laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Penulis menyadari bahwa tanpa dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak,

baik di masa perkuliahan sampai pada penyusunan laporan magang ini sangatlah

sulit bagi penulis untuk menyelesaikan laporan magang ini. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Selvy Monalisa S.E., Ak., MBA selaku dosen pembimbing yang telah

dengan sabar menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing

penulis dalam penyusunan laporan magang ini.

2. Bapak Drs. Enan Hasan Sjadili Ak., MBA dan Bapak Edward Tanujaya S.E.,

M.Sc. selaku dosen penguji yang telah membantu dalam penyempurnaan

laporan magang ini.

3. Dosen-dosen FEUI lainnya yang telah banyak berbagi ilmu dan pengalaman.

4. Pak Johannes Mau selaku manager in charge, dan senior-senior di KAP T

(Kak Amel, Risa, dan Mbak Ambar) yang telah banyak membimbing selama

program magang berlangsung dan membantu dalam usaha memperoleh data

yang diperlukan selama penulisan.

5. Kepada Mama dan Papa tercinta yang banyak memberikan dukungan,

bimbingan, pengorbanan, kasih sayang, dan doa yang sangat berharga kepada

penulis selama menuntut ilmu dalam menyelesaikan pendidikan ini.

6. Kak Icha yang sering membagi ilmunya dan memberikan dukungan baik moril

maupun materil. Juga kepada adikku Alvin yang telah memberikan motivasi

bagi penulis.

7. Sahabat dan teman seperjuangan, Yoyo. Terima kasih karena tidak pernah

bosan mendukung, mendampingi, dan menjadi teman diskusi yang baik.

8. Teman-teman yang telah banyak memberi dukungan sejak berkuliah di DIII

sampai di sekarang: Anggita, Ay-ay, Tinus, Ayam, Mega, dan Agnes.

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 6: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

v

9. Teman-teman lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu penulis dalam menyelesaikan laporan magang ini.

Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala

kebaikan saudara-saudara semua. Dan semoga laporan magang ini membawa

manfaat bagi pengembangan ilmu.

Jakarta, 6 Juli 2012

Amy Ramadhani

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 7: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Amy Ramadhani NPM : 1006810353 Program Studi : Ekstensi Departemen : Akuntansi Fakultas : Ekonomi Jenis Karya : Laporan Magang demi pengenbangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-Exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE ABSORPTION COSTING DAN METODE VARIABLE COSTING

PADA PT A

beserta perangkat yang ada (bila diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di: Jakarta Pada tanggal: 6 Juli 2012

Yang menyatakan

(Amy Ramadhani)

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 8: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

Universitas Indonesia vii

ABSTRAK

Nama : Amy Ramadhani Program Studi : Ekstensi Akuntasi Judul : Penentuan Biaya Produksi dengan Metode Absorption

Costing dan Metode Variable Costing Pada PT A Terdapat dua metode dalam menentukan biaya produksi pada perusahaan manufaktur yaitu absorption costing dan variable costing. Pada metode absorption costing, biaya produksi tetap ikut diperhitungkan sebagai komponen persediaan dan baru dibebankan ketika penjualan terjadi. Pada metode variable costing, biaya produksi tetap tidak diperhitungkan sebagai komponen persediaan dan dibebankan pada periode terjadinya. Perhitungan menurut kedua metode tersebut akan mengakibatkan hasil laba operasi yang berbeda. Laporan Magang ini akan membahas mengenai penentuan biaya produksi dengan kedua metode tersebut pada PT A yang merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi pestisida. Hasil laporan menunjukkan bahwa selain penentuan harga produksi dengan metode absorption costing yang sudah diterapkan oleh PT A, penghitungan biaya produksi dengan metode variable costing juga sebaiknya dilakukan. Hal ini berguna untuk membantu manajemen dalam melakukan perencanaan laba jangka pendek, pengendalian biaya produksi tetap yang lebih baik, dan pengambilan keputusan jangka pendek. Kata kunci: Biaya produksi, absorption costing, variable costing, biaya yang diperhitungkan sebagai komponen persediaan, biaya periode

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 9: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

Universitas Indonesia viii

ABSTRACT

Name : Amy Ramadhani Study Program : Accounting Title : Determination of Production Cost under Absorption Costing

Method and Variable Costing Method in PT A.

There are two methods in determining production cost: absorption costing method and variable costing method. In absorption costing method, all fixed manufacturing costs are included as inventoriable cost and charged when the sale occurs. In variable costing method all fixed manufacturing costs are excluded from inventoriable cost and charged in the incurred period. Both will result in different operating income. This Internship Report will discuss the determination of production cost by the two methods on PT A, a manufacturing company that produces pesticides. This report concludes that beside the determination of production cost with absorption costing method that have been implemented by PT A, determining production costs with variable costing method should also be made. It is useful for management in planning short-term profit, controlling fixed manufacturing costs, and short-term decision-making.

Key words: Manufacturing cost, absorption costing, variable costing, inventoriable cost, period cost

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 10: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

ix Universitas Indonesia

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................ vi ABSTRAK ........................................................................................................ vii DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii 1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Program Magang ............................................................. 1 1.2 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 1 1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang .................................................. 2 1.4 Latar Belakang Penulisan dan Rumusan Masalah ..................................... 2 1.5 Sistematika Penulisan Laporan Magang .................................................... 3

2. PROFIL PERUSAHAAN ............................................................................. 5

2.1 Profil KAP T ............................................................................................ 5 2.2 Profil Perusahaan Klien ............................................................................ 6 2.3 Kegiatan Magang ..................................................................................... 7

2.3.1 Prosedur Audit KAP T atas Akun Persediaan PT A ......................... 7 3. LANDASAN TEORI ..................................................................................... 9

3.1 Teori Audit ............................................................................................... 9 3.1.1 Definisi Audit .................................................................................. 9 3.1.2 Tujuan Audit .................................................................................. 9 3.1.3 Perencanaan dan Pelaksanaan Audit .............................................. 10

3.2 Definisi Akuntansi Biaya ........................................................................ 11 3.3 Definisi Biaya......................................................................................... 13 3.4 Penggolongan Biaya ............................................................................... 13 3.5 Siklus Akuntansi Biaya........................................................................... 15 3.6 Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi ............................................ 17 3.7 Manfaat dan Kelemahan Variable Costing .............................................. 21

4. PEMBAHASAN .......................................................................................... 24

4.1 Audit terhadap Persediaan PT A ............................................................. 24 4.2 Pengklasifikasian Biaya pada PT A ........................................................ 27

4.2.1 Biaya Produksi .............................................................................. 27 4.2.2 Biaya Non-produksi ...................................................................... 30

4.3 Perhitungan Harga Pokok Produksi PT A ............................................... 32 4.4 Laporan Laba Rugi PT A ....................................................................... 34

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 11: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

Universitas Indonesia x

5. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 38

5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 38 5.2 Saran ...................................................................................................... 38

5.2.1 Untuk PT A ................................................................................... 38 5.2.2 Untuk Calon Peserta Magang di KAP ............................................ 39

DAFTAR REFERENSI ................................................................................... 41

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 12: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

Universitas Indonesia xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Terkait dengan Laporan Laba Rugi PT A Tahun 20X2 ............. 19 Tabel 3.2 Laporan Laba Rugi dengan Metode Absorption Costing dan Variabel Costing (dalam ribuan Rupiah) ......................................................... 20 Tabel 3.3 Perbedaan Perlakuan Biaya Produksi Tetap dan Variabel pada Metode Absorption Costing dan Metode Variable Costing ............................ 21 Tabel 4.1 Pemakaian Bahan Baku Langsung PT A Tahun 2011 dan 2010 ........ 27 Tabel 4.2 Rincian Biaya Tenaga Kerja Langsung PT A Tahun 2011 dan 2010 . 28 Tabel 4.3 Rincian Biaya Overhead Pabrik PT A Tahun 2011 dan 2010 ............ 29 Tabel 4.4 Rincian Biaya Penjualan PT A Tahun 2011 dan 2010 ....................... 31 Tabel 4.5 Rincian Biaya Umum dan Administrasi PT A Tahun 2011 dan 2010 (dalam ribuan Rupiah) ...................................................................... 32 Tabel 4.6 Perbandingan Harga Pokok Produksi PT A Tahun 2011 dan 2010 dengan Metode Absorption Costing dan Metode Variable Costing (dalam ribuan Rupiah) ...................................................................... 33 Tabel 4.7 Penjualan PT A pada Tahun 2011 dan 2010 (dalam unit) .................. 34 Tabel 4.8 Ringkasan Biaya PT A Tahun 2011 dan 2010 (dalam Rupiah) .......... 34 Tabel 4.9 Perbandingan Laporan Laba Rugi PT A Tahun 2011 dan 2010 dengan Metode Absorption Costing dan Metode Variable Costing (dalam ribuan Rupiah) ...................................................................... 35 Tabel 4.10 Jumlah Produksi dan Penjualan PT A Tahun 2011 dan 2010 ............. 37

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 13: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

Universitas Indonesia xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Contoh Kombinasi Biaya untuk Produk Pestisida S400 ................. 14 Gambar 3.2 Ilustrasi Proses Produksi ................................................................ 16

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 14: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Program Magang

Program magang merupakan kebijakan yang diberikan oleh Program Ekstensi

Akuntansi FEUI sebagai tugas akhir. Program magang ini dimaksudkan untuk

membuka kesempatan bagi mahasiswa dalam menerapkan teori dan pengetahuan

yang diterima selama masa perkuliahan ke dalam lingkungan kerja nyata yang

bisa diukur secara akademik dan bermanfaat bagi pihak pengguna. Program

magang dirancang secara terstruktur, dimana mahasiswa peserta dalam kondisi

terbimbing dan terkendali sebagai suatu “laboratorium latihan”. Penulis

beranggapan hal ini merupakan sarana pembelajaran yang tepat untuk memulai

beradaptasi dengan lingkungan kerja sekaligus mempraktikkan berbagai macam

teori dan pengetahuan yang diperoleh selama duduk di bangku perkuliahan,

mengasah kemampuan dalam menyelesaikan masalah, pembentukan

keterampilan, kemampuan berkomunikasi dan bekerja dalam tim, serta

bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain.

Melihat besarnya manfaat dari program magang maka penulis memutuskan

untuk memilih program magang sebagai mata kuliah penutup dari seluruh mata

kuliah yang telah diambil selama berkuliah di program Ekstensi FEUI.

Mahasiswa peserta magang diwajibkan untuk membuat laporan akhir

magang yang topiknya ditentukan sendiri oleh penulis dengan syarat topik

tersebut berhubungan dengan pengalaman yang selama proses magang

berlangsung, disertai dengan landasan teori berdasarkan ilmu yang telah didapat

selama perkuliahan. Dalam penyusunan laporan magang, mahasiswa wajib

menaati ketentuan kerahasiaan data dan informasi yang diterapkan oleh

perusahaan tempat magang.

1.2 Tujuan Penulisan

Setelah menjalankan program magang selama tiga bulan lamanya, penulis

membuat karya akhir berupa laporan magang yang juga merupakan salah satu

persyaratan kelulusan. Tujuan dari penulisan Laporan Magang ini adalah:

1

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 15: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

2

Universitas Indonesia

Sebagai syarat wajib dalam program magang;

Memberikan informasi mengenai penerapan inventory costing dalam salah satu

perusahaan manufaktur di Indonesia; dan

Memberikan gambaran mengenai lingkungan dunia kerja nyata kepada

mahasiswa.

1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang

Penulis berkesempatan menjalani pogram magang sebagai asisten auditor yang

membantu pelaksanaan posedur-prosedur audit dibawah pengawasan dari senior

auditor di Kantor Akuntan Publik BDO Tanubrata Sutanto Fahmi dan Rekan

(selanjutnya disebut dengan “KAP T”) yang berlokasi di Prudential Tower, 17th

Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav. 79, Jakarta 12910. Jangka waktu pelaksanaan

magang yang dilakukan oleh penulis adalah selama kurang lebih tiga bulan,

dimulai pada tanggal 6 Februari 2012 dan berakhir pada tanggal 30 April 2012.

Dalam penugasannya, penulis tergabung dalam tim yang diketuai oleh Bpk. Indra

Sri Widodo sebagai partner audit, dan berada di bawah pengawasan Bpk.

Johannes Mau sebagai manager in charge dan Ibu Amelia Rahmawati sebagai

auditor in charge.

1.4 Latar Belakang Penulisan dan Rumusan Masalah

Harga pokok produksi adalah biaya yang dikorbankan dalam proses produksi

yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.

Pada praktiknya, biaya overhead pabrik sulit untuk ditelusuri dan dialokasikan ke

dalam biaya produk sehingga rentan terjadi kesalahan yang berakibat kesalahan

dalam penentuan harga jual produk.

Dalam menentukan harga pokok produksi, terdapat dua pendekatan yaitu

absorption costing dan variable costing. Pada metode absorption costing, biaya

produksi tetap ikut diperhitungkan sebagai inventoriable cost dan baru dibebankan

ketika penjualan terjadi. Metode variable costing, biaya produksi tetap

dikeluarkan dari inventoriable cost dan dibebankan pada periode terjadinya.

Perbedaan tersebut akan mengakibatkan hasil laba operasi yang berbeda pula.

Dengan pendekatan ini dapat membantu manajemen untuk melakukan

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 16: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

3

Universitas Indonesia

perencanaan laba jangka pendek, pengendalian biaya produksi tetap yang lebih

baik, dan pengambilan keputusan jangka pendek.

Dalam laporan ini, penulis membatasi masalah yang diambil yaitu

perhitungan biaya produksi pada PT A berdasarkan metode absorption costing

dan variable costing serta dampaknya bagi perencanaan dan keputusan yang

diambil oleh manajemen.

1.5 Sistematika Penulisan Laporan Magang

BAB 1: Pendahuluan

Bab Pendahuluan berisi tentang latar belakang program magang, tujuan

diselenggarakannya program magang, tempat dan waktu pelaksanaan

magang, latar belakang penulisan dan rumusan masalah, dan sistematika

penulisan laporan magang.

BAB 2: Profil Perusahaan

Bab ini memaparkan mengenai gambaran umum KAP T tempat program

magang dilaksanakan, PT A sebagai tempat penulis mengadakan audit

yang merupakan klien dari KAP T, dan kegiatan penulis yang

berhubungan dengan topik laporan magang selama program magang

berlangsung.

BAB 3: Landasan Teori

Bab ini membahas mengenai kerangka teori yang menjadi landasan

penulis dalam mengembangkan analisis. Dalam bab ini akan dijelaskan

mengenai landasan teori audit dan landasan teori penentuan harga pokok

produksi.

BAB 4: Pembahasan dan Analisis

Bab ini menjelaskan tentang ruang lingkup pembatasan masalah yang

telah dibahas pada Bab 1. Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut

mengenai audit terhadap persediaan dan analisis penentuan harga pokok

produksi pada PT A.

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 17: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

4

Universitas Indonesia

BAB 5: Kesimpulan dan Saran

Bab terakhir dari laporan ini berisi tentang kesimpulan dari seluruh isi

laporan magang dan memuat saran yang ditujukan kepada perusahaan

klien dan mahasiswa yang akan mengikuti program magang.

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 18: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

Universitas Indonesia

BAB 2

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Profil KAP T

KAP T didirikan oleh Richard B. Tanubrata pada 6 Desember 1979. Pada tahun

1992, KAP T resmi bergabung dengan BDO International. BDO International

sendiri merupakan salah satu jaringan kantor akuntan publik di dunia, melayani

klien-klien lokal maupun internasional. Berpusat di Inggris, BDO memiliki lebih

dari 1.000 KAP anggota di 135 negara di dunia. Semua KAP anggota BDO

International adalah badan hukum yang independen dan tunduk pada peraturan

dan hukum negara masing-masing.

Saat ini BDO Indonesia terdiri atas 14 orang rekan dan lebih dari 250 staf.

Fokus KAP T adalah membantu klien untuk menjalani dan meningkatkan bisnis

ke arah yang lebih baik dengan didukung oleh staf yang profesional. KAP T

berpegang teguh pada “3K”, yaitu Komunitas, Komunikasi, dan Komitmen dalam

menjalani tugasnya.

Selama tiga puluh tahun berdiri, KAP T beberapa kali berpindah lokasi.

KAP T juga membangun dua cabang lainnya yang bertempat di Jakarta dan

Bandung. Karena sulitnya koordinasi terhadap cabang-cabang, pada tahun 2009

KAP T seluruhnya dipindahkan ke Prudential Tower Lt. 17, Sudirman, Jakarta

Selatan.

Ruang lingkup kegiatan perusahaan meliputi:

1. Assurance

Jasa assurance yang dilakukan KAP T antara lain:

Audit atas laporan keuangan;

Audit tujuan khusus;

Laporan pengendalian internal atas pelaporan keuangan;

Jasa assurance lainnya.

2. Non-assurance

Jasa non-assurance yang dilakukan KAP T antara lain:

Konsultasi perpajakan;

5

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 19: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

6

Universitas Indonesia

Konsultasi keuangan perusahaan terkait Penawaran saham perdana (initial

public offering atau IPO);

Konsultasi khusus terkait restrukturisasi dan peninjauan rencana

perusahaan;

Workshop dan pelatihan.

2.2 Profil Perusahaan Klien

Selama pelaksanaan magang di KAP T, penulis mengaudit dua klien yaitu PT A

dan PT AB. PT AB merupakan salah satu entitas anak PT A.

PT A berdiri pada April 1969 sebagai perusahaan swasta nasional yang

bergerak di bidang usaha distribusi pestisida. Selanjutnya, perusahaan ini

melakukan pengembangan usaha dengan mendirikan pabrik pestisida di daerah

Cibinong pada April 1994. Pendirian pabrik pestisida inilah yang kemudian

menjadi langkah awal PT A untuk tidak lagi bergerak sebagai distributor tetapi

sebagai produsen pestisida.

PT A sebagai produsen pestisida, berkonsentrasi pada penyediaan sarana

produk pertanian, mencakup mata rantai pertanian mulai dari pengolahan, hasil

produksi, pendayagunaan hasil, distribusi, serta penyimpanan hasil pertanian.

Tidak hanya menjual produknya, PT A merasa bertanggung jawab terhadap

optimalisasi penggunaan produknya. Oleh karenanya, PT A juga memberikan

edukasi tentang produk pestisida antara lain berupa teknis produk dan aplikasinya

bagi para petani Indonesia dengan cara mengadakan Sekolah Lapang di berbagai

tempat di Indonesia, khususnya pulau Jawa-Sumatera-Bali. Hal ini dirasa sangat

penting karena petani merupakan ujung tombak mata rantai produksi pangan. Jika

petani memiliki kualifikasi yang baik dalam berproduksi maka sejalan dengan

program peningkatan ketahanan pangan guna menunjang revitalisasi pertanian.

PT A memiliki cabang di kota-kota besar dengan saluran distribusi yang

hampir meliputi seluruh daerah di Indonesia. Pola kemitraan bisnis PT A yang

profesional, dinamis, dan inovatif telah membawa perusahaan ini pada sistem

kemitraan dengan pengusaha-pengusaha mancanegara yang berasal dari Amerika,

Eropa, dan Asia.

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 20: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

7

Universitas Indonesia

Para peneliti tanaman pangan di Indonesia telah menemukan berbagai

varietas padi jenis unggul baru yang menyebabkan perluasan penanaman yang

diintegrasi dengan program perlindungan tanaman. Oleh karena itu, PT A ikut

andil dengan menghasilkan produk-produk pestisida ramah tanaman. Produk yang

dihasilkan terdiri dari berbagai macam pestisida seperti:

Insecticide: bahan kimia yang digunakan untuk membunuh serangga.

Herbicide: bahan kimia yang disebarkan di lahan pertanian untuk membasmi

tanaman pengganggu yang mengakibatkan penurunan hasil pada tanaman inti.

Fungicide: bahan kimia yang digunakan untuk membunuh atau menghambat

pertumbuhan jamur penyakit pada tanaman.

PT A juga memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan petani serta

masyarakat melalui edukasi dan media informasi yang diharapkan dapat

memberikan bekal pengetahuan yang berguna di lapangan pekerjaan.

2.3 Kegiatan Magang

Pelaksanaan magang berlangsung selama kurang lebih tiga bulan dari tanggal 6

Februari 2012 sampai dengan 30 April 2012. Penulis ditempatkan pada tim ISW

dan bertugas untuk mengaudit PT A serta salah satu entitas anak yaitu PT AB.

Audit PT A dan entitas anak berlangsung di Bogor.

2.3.1 Prosedur Audit KAP T atas Akun Persediaan PT A

Pada awal prosedur audit, auditor melaksanakan proses perencanaan, penyusunan

desain pendekatan audit, dan pemahaman atas pengendalian internal klien. Tahap

berikutnya yang dilakukan adalah menetapkan materiality, dan performance

materiality. Materiality adalah jumlah salah saji maksimum dari keseluruhan audit

yang masih dapat diterima, sedangkan performance materiality adalah jumlah

salah saji maksimum dari suatu akun yang masih dapat diterima. Penentuan

materiality dan performance materiality pada PT A adalah sebagai berikut:

Materiality = 1% × Penjualan bersih tahun berjalan

= 1% × Rp200.161.120.343

= Rp2.001.611.203

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 21: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

8

Universitas Indonesia

Performance materiality = 50% × Materiality

= 50% × Rp2.001.611.203

= Rp1.000.805.602

Prosedur audit yang dilakukan KAP T terkait akun persediaan adalah:

a. Mencocokkan nilai persediaan di laporan keuangan klien dengan laporan

rincian persediaan dari gudang per 31 Desember 2011. Tujuan audit yang

ingin dicapai adalah kelengkapan (completeness), penilaian dan alokasi

(valuation and allocation), dan penyajian dan pengungkapan (presentation

and disclosure).

b. Memeriksa kelengkapan dokumen terkait dengan transaksi pembelian dan

penjualan persediaan. Tujuan audit yang ingin dicapai adalah keterjadian

(occurrence), keakuratan (accuracy), dan pemindahbukuan dan pengikhtisaran

(posting and summarization).

c. Melakukan pengujian pisah batas transaksi. Tujuan audit yang ingin dicapai

adalah pisah batas (cutoff).

d. Melakukan perhitungan fisik (stock taking) terhadap persediaan. Tujuan audit

yang ingin dicapai adalah keberadaan (existence), pisah batas (cutoff) dan hak

dan kewajiban (rights and obligations).

e. Melakukan Pengujian persediaan untuk item-item produk tertentu. Tujuan

audit yang ingin dicapai adalah kecocokan rincian (detail tie-in) dan penilaian

dan alokasi (valuation and allocation).

f. Melakukan prosedur analitis atas perhitungan harga pokok penjualan.Tujuan

audit yang ingin dicapai adalah keakuratan (accuracy) dan detail tie-in.

g. Melakukan pengujian Net Realizable Value (NRV) untuk memastikan bahwa

nilai persediaan yang tercantum di laporan posisi keuangan klien adalah nilai

yang terendah antara NRV atau biaya (lower cost or NRV). Tujuan yang ingin

dicapai adalah nilai realisasi (realizable value), penilaian dan alokasi

(valuation and allocation), dan penyajian dan pengungkapan (presentation

and disclosure).

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 22: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

Universitas Indonesia

BAB 3

LANDASAN TEORI

3.1 Teori Audit

3.1.1 Definisi Audit

Elder, Beasley, Arens, dan Jusuf (2009) mendefinisikan audit sebagai proses

pengumpulan dan pengevaluasian bukti mengenai informasi ekonomi untuk

menetapkan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi ekonomi

tersebut dengan kriteria. Audit dilakukan untuk menentukan apakah informasi

pada laporan keuangan sudah menggambarkan keadaan perusahaan secara wajar

atau tidak. Audit harus dilakukan oleh seseorang yang kompeten dan independen.

3.1.2 Tujuan Audit

1. Tujuan Audit Terkait Transaksi

Tujuan audit terkait transaksi dimaksudkan untuk menyediakan kerangka kerja

yang membantu auditor mengumpulkan bukti-bukti audit yang memadai

terkait dengan transaksi. Tujuan audit terkait transaksi terdiri dari:

a. Keterjadian (occurrence): transaksi yang dicatat benar-benar terjadi.

b. Kelengkapan (completeness): semua transaksi yang terjadi sudah dicatat.

c. Keakuratan (accuracy): transaksi dicatat dalam jumlah yang benar.

d. Pemindahbukuan dan Pengikhtisaran (posting and summarization):

transaksi yang dicatat sudah termasuk dalam buku besar dan telah

diikhtisarkan dengan benar.

e. Klasifikasi (classification): transaksi telah diklasifikasikan ke dalam akun-

akun yang tepat.

f. Pemilihan waktu (timing): transaksi telah dicatat dalam tanggal yang tepat.

2. Tujuan Audit Terkait Saldo

Tujuan audit terkait saldo dimaksudkan untuk menyediakan kerangka kerja

yang membantu auditor mengumpulkan bukti-bukti audit yang memadai

terkait dengan saldo. Tujuan audit terkait saldo akun terdiri dari:

9

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 23: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

10

Universitas Indonesia

a. Keberadaan (existence): jumlah yang termasuk dalam saldo benar-benar

terjadi.

b. Kelengkapan (completeness): jumlah yang terjadi sudah termasuk dalam

saldo

c. Keakuratan (accuracy): jumlah yang termasuk sudah disajikan dengan

akurat.

d. Klasifikasi (classification): jumlah yang termasuk dalam saldo sudah

diklasifikasikan dengan tepat.

e. Pisah batas (cutoff): transaksi mendekati tanggal neraca telah dicatat pada

periode yang benar.

f. Detail tie-in: perincian saldo sesuai dengan jumlah di buku besar.

g. Nilai realisasi (realizable value): aset dicatat pada estimasi jumlah yang

dapat terealisasi.

h. Hak dan kewajiban (rights and obligations): pengakuan suatu saldo akun

sebagai hak atau kewajiban.

3.1.3 Perencanaan dan Pelaksanaan Audit

Dalam melakukan audit, auditor melakukan tahapan-tahapan proses audit seperti:

1. Merencanakan dan mendesain pendekatan audit

Memahami strategi dan bisnis klien.

Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian internal.

Melakukan prosedur analitis awal.

2. Melaksanakan uji pengendalian (test of control) dan uji substantif atas

transaksi (substantive test of transaction)

Uji pengendalian yaitu prosedur untuk menguji efektivitas pengendalian

dan menilai risiko pengendalian.

Uji substantif atas transaksi yaitu pengujian atas kesalahan saji secara

material untuk menentukan apakah keenam tujuan audit untuk setiap

transaksi telah tercapai.

3. Melaksanakan prosedur analitis (analytical procedure) dan pengujian terinci

atas saldo (test of detail of balance)

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 24: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

11

Universitas Indonesia

Prosedur analitis adalah penggunaaan perbandingan dan hubungan untuk

menilai kewajaran atas saldo akun maupun data lain pada laporan

keuangan.

Uji terinci atas saldo adalah pengujian atas kesalahan saji secara material

untuk menentukan apakah kesembilan tujuan audit terkait saldo untuk

setiap saldo telah terpenuhi.

4. Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan

Menelaah kewajiban bersyarat dan komitmen yakni menelaah potensi

kewajiban di masa yang akan datang kepada pihak ketiga untuk jumlah

yang tidak diketahui sebagai akibat dari aktifitas yang telah terjadi.

Menelaah peristiwa kemudian (subsequent event), prosedur audit yang

dilaksanakan oleh auditor untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi

peristiwa kemudian.

3.2 Definisi Akuntansi Biaya

Perusahaan manufaktur yang mengolah bahan baku untuk menghasilkan barang

jadi memerlukan prosedur serta pencatatan tentang proses produksi yang

mengolah bahan-bahan tersebut.

Menurut Horngren, Datar, dan Rajan (2011) akuntansi biaya merupakan

penentuan harga pokok suatu produk dengan melakukan suatu proses pencatatan,

penggolongan dan penyajian transaksi biaya secara sistematis serta menyajikan

informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Akuntansi biaya merupakan alat

yang penting guna membantu manajemen dalam melakukan pertimbangan,

perencanaan, pengawasan, dan sebagai evaluasi terhadap kegiatan perusahaan.

Akuntansi biaya juga digunakan oleh seorang pimpinan sebagai alat informasi

dalam rangka pengambilan keputusan baik yang bersifat rutin maupun yang

bersifat strategis.

Pengumpulan, presentasi, dan analisis dari informasi mengenai biaya dan

laba membantu manajemen untuk:

1. Membuat dan melaksanakan rencana dan anggaran untuk operasi dalam

kondisi-kondisi kompetitif dan ekonomi yang telah diprediksikan sebelumnya.

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 25: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

12

Universitas Indonesia

Suatu aspek penting dari rencana adalah potensi untuk memotivasi manusia

untuk bekerja secara konsisten dengan tujuan perusahaan.

2. Menetapkan metode perhitungan biaya yang memungkinkan pengendalian

aktivitas, mengurangi biaya, dan memperbaiki kualitas.

3. Mengendalikan kuantitas fisik dari persediaan, dan menentukan biaya dari

setiap produk dan jasa yang dihasilkan, untuk tujuan penetapan harga dan

evaluasi kinerja dari suatu produk, departemen, atau divisi.

4. Menentukan biaya dan laba perusahaan untuk satu tahun periode akuntansi atau

periode lain yang lebih pendek. Hal ini termasuk menentukan nilai persediaan

dan harga pokok penjualan sesuai dengan pelaporan eksternal.

5. Memilih di antara dua atau lebih alternatif jangka pendek atau jangka panjang

yang dapat mengubah pendapatan atau biaya.

Menurut Horngren, Datar, dan Rajan (2011), tiga fungsi utama dari

akuntansi biaya dan manajemen biaya adalah sebagai berikut:

1. Menghitung biaya produk, baik barang maupun jasa, dan objek biaya lainnya.

Pada hakikatnya, akuntansi biaya adalah proses untuk menelusuri biaya

langsung dan pengalokasian biaya tidak langsung ke dalam suatu produk. Hal

ini berguna bagi manajer untuk membuat strategi mengenai penetapan harga,

bauran produk, dan keputusan manajemen.

2. Memperoleh informasi yang berguna untuk perencanaan, pengendalian, dan

evaluasi kinerja.

Anggaran adalah alat yang biasa digunakan untuk perencanaan dan

pengendalian. Anggaran mendorong manajer untuk membuat strategi dan

rencana untuk mencapai apa yang sudah dianggarkan, mengkoordinasikan dan

mengkomunikasikan strategi dan rencana tersebut ke seluruh organisasi, dan

menjadikan anggaran tersebut sebagai tolok ukur evaluasi kinerja.

3. Menganalisis informasi yang relevan untuk membuat keputusan.

Ketika manajer harus membuat keputusan mengenai perancangan dan

implementasi strategi, manajer harus memperhatikan pendapatan dan biaya.

Misalnya ketika manajer harus memutuskan apakah lebih efisien memproduksi

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 26: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

13

Universitas Indonesia

barang tertentu atau membeli dari pihak eksternal. Akuntansi biaya membantu

manajer untuk mengidentifikasi informasi mana yang relevan dan informasi

mana yang tidak relevan.

3.3 Definisi Biaya

Horngren, Datar, dan Rajan (2011) mendefinisikan biaya sebagai pengorbanan

suatu sumber daya untuk memperoleh tujuan yang spesifik. Dalam artian luas,

biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan suatu sumber daya ekonomi yang

dapat diukur dalam satuan moneter dan telah terjadi atau mempunyai potensi akan

terjadi di masa depan bertujuan untuk memperoleh sumber daya yang lain.

Biaya merupakan semua pengorbanan ekonomi yang dapat diukur dengan

unit moneter baik yang telah terjadi maupun yang akan terjadi, tidak dapat

dihindari, dan digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan. Oleh karena itu

biaya harus diartikan dalam hubungannya dengan tujuan dan keperluan

penggunaannya.

Terdapat perbedaan yang signifikan antara biaya (cost) dengan beban

(expense). Biaya adalah harga yang dikorbankan untuk memperoleh barang atau

jasa yang diharapkan memiliki manfaat kini dan di masa yang akan datang,

sedangkan beban diartikan sebagai biaya yang sudah expired, atau yang

manfaatnya sudah tidak dirasakan lagi.

3.4 Penggolongan Biaya

Biaya digolongkan berdasarkan dua hal, yaitu menurut hubungannya dengan

objek biaya dan menurut hubungannya dengan volume produksi.

Objek biaya merupakan suatu aktivitas yang biayanya diukur. Misalnya

dalam sebuah industri pestisida, objek biaya yang diukur adalah produk pestisida

itu sendiri. Biaya menurut hubungannya dengan objek biaya

dibedakan menjadi dua, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung.

Biaya menurut hubungannya dengan dengan volume produksi dibedakan

menjadi dua, yaitu biaya variabel dan biaya tetap. Biaya diklasifikasikan menjadi

biaya variabel atau biaya tetap jika dilihat hubungannya dengan aktivitasnya

dalam suatu periode tertentu. Pengidentifikasian biaya sebagai biaya variabel atau

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 27: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

14

Universitas Indonesia

biaya tetap menjadi masukan yang berguna dalam mengevaluasi kinerja

perusahaan dan menjadi informasi yang penting untuk manajemen dalam

mengambil keputusan.

a. Biaya langsung

Biaya langsung merupakan biaya yang berhubungan langsung terhadap objek

biaya dan bisa ditelusuri secara efisien.

b. Biaya tidak langsung

Biaya tidak langsung adalah biaya yang memiliki hubungan terhadap obyek

biaya, namun tidak dapat ditelusuri secara langsung dan efisien.

c. Biaya variabel

Biaya variabel merupakan biaya yang berubah secara proporsional sebanding

dengan perubahan volume produksi.

d. Biaya tetap

Biaya tetap merupakan biaya yang jumlahnya tidak berubah dalam rentang

yang relevan.

Gambar 3.1 menunjukkan contoh keempat jenis biaya tersebut untuk produk

pestisida S400 yang dihasilkan oleh PT A.

Gambar 3.1 Contoh Kombinasi Biaya untuk Produk Pestisida S400 Sumber: Cost Accounting: A Managerial Emphasis (Horngren, Datar, dan Rajan, 2011)

(telah diolah kembali)

Contohnya dalam produk pestisida S400, yang menjadi biaya langsung

adalah harga pembelian dimehypo sebagai bahan baku produk tersebut karena

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 28: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

15

Universitas Indonesia

penelusuran biaya tersebut bisa dilakukan secara efisien, berapa liter dimehypo

yang dibutuhkan dalam produksi satu drum S400. Selain itu tenaga kerja yang

berhubungan langsung dengan produksi S400 dari mulai pengukuran bahan kimia,

pencampuran, sampai pengemasan juga dikategorikan sebagai biaya langsung

karena bisa ditelusuri dengan mudah pada produk S400 tersebut. Yang menjadi

biaya tidak langsung dalam produk S400 adalah gaji manajer produksi. Manajer

produksi memang berhubungan dengan kegiatan produksi, namun biaya gajinya

sulit ditelusuri dalam pakaian jadi tersebut secara efisien sehingga biaya gajinya

diklasifikasikan menjadi biaya tidak langsung.

Materialitas biaya juga menjadi faktor penentu dalam pengklasifikasian

biaya. Semakin biaya tersebut tidak material, maka untuk menelusuri besarnya

biaya tersebut ke objek biaya menjadi hal yang tidak efisien. Melanjutkan contoh

sebelumnya, pemakaian bahan pembantu misalnya pewarna dalam satu drum

S400 bisa saja ditelusuri dengan akurat, namun penelusuran tersebut menjadi tidak

efisien karena dalam satu drum S400 bahan pewarna yang digunakan hanya

beberapa mililiter dan tidak material. Maka biaya bahan pewarna tersebut

diklasifikasikan menjadi biaya tidak langsung.

Jika dihubungkan dengan penggolongan biaya menurut hubungannya

dengan volume produksi, biaya pembelian dimehypo dan bahan pewarna

dikategorikan sebagai biaya variabel karena biaya-biaya tersebut bertambah

seiring bertambahnya volume produksi dan sebaliknya. Biaya gaji manajer

produksi dan biaya penyusutan dikategorikan sebagai biaya tetap karena biaya

tersebut tidak berubah dalam rentang produksi tertentu.

3.5 Siklus Akuntansi Biaya

Siklus kegiatan perusahaan manufaktur dimulai dengan pengolahan bahan baku di

bagian produksi dan berakhir dengan penyerahan produk jadi ke bagian gudang.

Dalam perusahaan tersebut, siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan

harga pokok bahan baku yang dimasukkan dalam proses produksi, dilanjutkan

dengan pencatatan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang

dikonsumsi untuk produksi serta berakhir dengan disajikannya harga pokok

produk jadi yang diserahkan oleh bagian produksi ke bagian gudang.

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 29: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

16

Universitas Indonesia

Siklus akuntansi biaya dalam perusahaan manufaktur digunakan untuk

mengikuti proses pengolahan, sejak dimasukkannya bahan baku ke dalam proses

produksi sampai dihasilkannya produk jadi dari proses produksi tersebut. Gambar

3.2 menunjukkan ilustrasi proses produksi.

Gambar 3.2 Ilustrasi Proses Produksi

Sumber: Accounting (Warren, Reeve, dan Duchac, 2007) (telah diolah kembali)

a. Bahan baku

Merupakan semua unsur fisik yang membentuk barang jadi dan dapat ditelusuri

secara langsung dan efisien pada barang jadi tersebut. Bahan baku dapat

dibedakan menjadi bahan baku langsung dan bahan baku tidak langsung.

Bahan baku tidak langsung merupakan bahan baku yang diperlukan dalam

penyelesaian suatu produk, namun tidak diklasifikasikan menjadi bahan baku

langsung karena bukan unsur utama pembentuk barang jadi.

Melanjutkan contoh produk pestisida S400, bahan baku langsungnya

adalah dimehypo, sedangkan bahan baku tidak langsungnya adalah bahan

pewarna, bahan pencampur, dan drum. Ketika konsumsi bahan baku tidak

langsung tersebut sangat minimal dalam suatu produk, maka nilainya dalam

produk tersebut menjadi hal yang tidak ekonomis sehingga biasanya bahan

baku tidak langsung akan diklasifikasikan langsung ke dalam overhead pabrik.

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 30: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

17

Universitas Indonesia

Kemudahan penelusuran biaya bahan baku menjadi pertimbangan utama dalam

mengklasifikasikan biaya sebagai bahan baku langsung.

b. Tenaga kerja langsung

Merupakan tenaga kerja yang terlibat langsung dalam konversi bahan baku

menjadi barang jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu.

c. Overhead pabrik

Overhead pabrik terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak dapat

ditelusuri secara langsung dan efisien ke dalam produk. Pada overhead pabrik

biasanya termasuk semua biaya manufaktur selain biaya bahan baku langsung

dan biaya tenaga kerja langsung.

3.6 Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi

Terdapat dua metode dalam penentuan Harga Pokok Produksi yaitu absorption

costing dan variable costing. Perbedaan yang terdapat dalam kedua metode

tersebut terletak pada pengakuan terhadap biaya produksi tetap. Perbedaan kedua

metode tersebut akan berdampak terhadap hasil akhir harga pokok produksi dan

juga perbedaan dalam penyajian laporan laba rugi.

Biaya overhead pabrik tetap merupakan period cost atau biaya yang tidak

berubah karena perubahan volume produksi. Perubahan overhead pabrik tetap

dikarenakan fungsi waktu, jadi ada atau tidaknya produksi, overhead pabrik tetap

akan tetap terjadi.

1. Absorption Costing

Absorption costing atau sering pula disebut traditional costing adalah

penentuan harga pokok produksi yang lazim digunakan dalam laporan

keuangan yang ditujukan kepada pihak eksternal ketika menghitung harga

pokok penjualan yang kemudian digunakan untuk menghitung laba kotor.

Dalam absorption costing seluruh biaya produksi baik yang tetap maupun

variabel dibebankan seluruhnya ke harga pokok produksi berdasarkan tarif

yang ditetapkan di awal. Oleh karena itu, jika dalam suatu periode biaya

overhead pabrik yang terjadi sesungguhnya berbeda dengan yang sudah

ditetapkan di awal, maka akan terjadi overapplied atau underapplied overhead

pabrik.

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 31: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

18

Universitas Indonesia

Pada absorption costing, semua biaya overhead, baik yang bersifat tetap

maupun variabel, diperhitungkan sebagai harga pokok produksi dan akan

melekat pada nilai aset, yaitu di nilai persediaan, sebelum persediaan tersebut

terjual. Perlakuan biaya overhead tetap tersebut sebagai aset merupakan

penundaan pembebanan. Akan tetapi penundaan pembebanan tersebut tidak

bermanfaat karena pada periode berikutnya biaya overhead tetap akan tetap

terjadi.

Jadi pada absorption costing, total penjualan dikurangi harga pokok

penjualan disebut dengan istilah laba bruto. Disebut laba bruto karena laba ini

harus dikurangi dulu dengan beban operasional dan beban lainnya untuk

menghasilkan laba bersih.

2. Variable Costing

Variable costing adalah metode penentuan harga pokok produksi alternatif

selain absorption costing yang digunakan dalam pelaporan keuangan internal.

Dalam metode ini hanya biaya variabel (baik yang langsung maupun yang

tidak langsung) yang diperhitungkan dalam harga pokok produksi, sedangkan

biaya overhead tetap dibebankan sebagai biaya periode dan bukan sebagai

unsur harga pokok produksi. Dengan demikian, biaya overhead pabrik tetap

tidak melekat pada persediaan produk yang belum laku dijual, tetapi langsung

dibebankan pada saat terjadinya sebagai period cost.

Pada variable costing, pendapatan dikurangi dengan biaya-biaya variabel

yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja variabel, dan biaya

overhead variabel akan menghasilkan margin kontribusi. Margin kontribusi

tersebut dikurangi dengan biaya-biaya tetap, akan menghasilkan laba operasi.

Margin kontribusi memusatkan pada ide bahwa setiap unit yang terjual

memberikan margin kontribusi tertentu yang dapat digunakan untuk menutupi

biaya tetap.

Tabel 3.1 menunjukkan data yang terkait dengan laporan laba rugi

perbandingan antara metode absorption costing dan metode variabel costing PT

A yang akan diilustrasikan pada Tabel 3.2.

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 32: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

19

Universitas Indonesia

Pada absorption costing, persediaan yang belum terjual pada akhir tahun

(persediaan akhir) menjadi pengurang harga pokok penjualan. Dengan kata lain,

persediaan akhir masih tercatat pada nilai persediaan yang tercantum dalam aset.

Padahal, dalam angka persediaan akhir tersebut terkandung dua unsur nilai yaitu

biaya produksi variabel sebesar Rp270.000.000 (Rp90.000 × 3.000 unit) dan biaya

produksi tetap sebesar Rp108.000.000 (Rp36.000 × 3.000 unit). Pengakuan biaya

produksi tetap sebesar Rp108.000.000 sebagai persediaan ini dirasa tidak

bermanfaat karena biaya ini sudah terjadi dan akan terjadi pula pada periode

selanjutnya.

Pada variable costing, karena yang menjadi pengurang pendapatan hanyalah

biaya yang bersifat variabel, maka persediaan akhir yang dikeluarkan dari harga

pokok penjualan adalah senilai biaya produksi variabelnya saja. Semua biaya yang

bersifat tetap akan tetap mengurangi margin kontribusi untuk menghasilkan laba

operasi.

Tabel 3.1 Data Terkait dengan Laporan Laba Rugi PT A Tahun 20X2

Total produksi pestisida S400

12.000 unit Persediaan awal

0 unit

Persediaan akhir

(3.000 unit) Penjualan

9.000 unit

Biaya per unit: Biaya variabel: Bahan baku langsung

Rp70.000 Tenaga kerja langsung

20.000

Jumlah biaya variabel

Rp90.000

Jumlah biaya tetap

Rp432.000.000 Biaya tetap per unit (dialokasikan)

36.000

Biaya dalam jumlah keseluruhan Biaya Variabel Biaya Tetap Biaya produksi (untuk 12.000 unit diproduksi):

Bahan baku langsung Rp840.000.000 0 Tenaga kerja langsung 240.000.000 0

Overhead pabrik 0 Rp432.000.000

Rp1.080.000.000 Rp432.000.000

Biaya non-produksi: Biaya pemasaran Rp15.000.000 Rp35.000.000

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 33: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

Tabel 3.2 Laporan Laba Rugi dengan Metode Absorption Costing dan Variabel Costing (dalam ribuan Rupiah)

A. Absorption costing

B. Variable costing Penjualan

1.800.000 Penjualan

1.800.000

Harga pokok penjualan:

Harga pokok penjualan variabel:

Persediaan awal 0 Persediaan awal 0 Biaya produksi variabel 1.080.000 Biaya produksi variabel 1.080.000 Biaya produksi tetap 432.000 Harga pokok tersedia untuk dijual 1.080.000 Harga pokok tersedia untuk dijual 1.512.000

Persediaan akhir (378.000) Persediaan akhir (270.000) Harga pokok penjualan

1.134.000 Harga pokok penjualan variabel

810.000

Biaya non-produksi variabel

15.000 Laba kotor

666.000 Margin kontribusi

975.000

Biaya non-produksi variabel

15.000 Biaya overhead pabrik tetap

432.000 Biaya non-produksi tetap

35.000 Biaya non-produksi tetap

35.000

Laba operasi

616.000 Laba operasi

508.000 Biaya produksi yang dibebankan: Biaya produksi yang dibebankan: Harga pokok penjualan variabel 810.000 Biaya overhead pabrik tetap 432.000 Harga pokok penjualan 1.134.000 Jumlah 1.242.000

Sumber: Cost Accounting: A Managerial Emphasis (Horngren, Datar, dan Rajan, 2011) (telah diolah kembali)

20

Universitas Indonesia

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 34: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

21

Dari ilustrasi Laporan Laba Rugi yang disusun berdasarkan variable costing

pada Tabel 3.2 menunjukkan bahwa biaya produksi tetap sebesar Rp432.000.000

akan mengurangi margin kontribusi sehingga laba operasi yang disusun

berdasarkan variable costing lebih kecil dari laba operasi yang disusun

berdasarkan absorption costing.

Selisih sebesar Rp108.000.000 (Rp36.000 × 3.000 unit) ini merupakan biaya

produksi tetap pada persediaan akhir yang dibebankan pada periode terjadinya di

laporan laba rugi pada metode variable costing, namun dicatat sebagai komponen

persediaan akhir di laporan posisi keuangan pada metode absorption costing.

Selisih ini ditunjukkan pada Tabel 3.3 yang meringkas perbedaan perlakuan biaya

produksi tetap dan variabel pada kedua metode tersebut.

Tabel 3.3 Perbedaan Perlakuan Biaya Produksi Tetap dan Variabel pada Metode Absorption Costing dan Metode Variable Costing

Absorption Costing Variable Costing Biaya produksi variabel: Rp90.000 per S400 yang diproduksi

Diperhitungkan sebagai komponen persediaan

Diperhitungkan sebagai komponen persediaan

Biaya produksi tetap: Rp432.000.000 per tahun /12.000 unit (Rp36.000 per unit)

Diperhitungkan sebagai komponen persediaan yang belum terjual sebesar Rp108.000.000 (Rp36.000 × 3.000 unit)

Dibebankan pada periode terjadinya

Sumber: Cost Accounting: A Managerial Emphasis (Horngren, Datar, dan Rajan, 2011)

3.7 Manfaat dan Kelemahan Variable Costing

1. Variable costing memiliki beberapa manfaat, antara lain:

a. Membantu dalam pengendalian biaya

Dalam metode absorption costing, overhead pabrik diperhitungkan dalam

tarif biaya overhead pabrik tanpa dibedakan mana yang variabel dan mana

yang tetap, dan kemudian dibebankan sebagai unsur biaya produksi. Oleh

karena itu manajemen kehilangan perhatian terhadap biaya-biaya tetap

tertentu yang dapat dikendalikan.

Dalam metode variabel costing, biaya tetap dipisahkan dalam kelompok

tersendiri dalam laporan laba rugi sehingga manajemen memperoleh

informasi discretionary fixed cost dan committed fixed cost secara terpisah

agar dapat dikendalikan dalam jangka pendek. Menurut Mulyadi (2010)

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 35: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

22

Universitas Indonesia

biaya tetap dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu discretionary

fixed cost dan committed fixed cost.

Discretionary fixed cost adalah biaya yang bersifat tetap karena

ditetapkan oleh manajemen. Biaya ini biasanya bersifat tetap dalam jangka

waktu pendek, misalnnya biaya iklan yang ditetapkan oleh manajemen

sebesar Rp10.000.000 per bulan.

Committed fixed cost adalah biaya yang timbul akibat kepemilikan

atas aset tetap dan atas organisasi pokok perusahaan. Biaya ini bersifat

jangka panjang dan tidak dapat dikurangi. Contohnya adalah biaya

penyusutan aset tetap dan gaji karyawan.

Dalam metode variabel costing, biaya tetap dipisahkan dalam

kelompok tersendiri dalam laporan laba rugi sehingga manajemen

memperoleh informasi discretionary fixed cost dan committed fixed cost

secara terpisah agar dapat dikendalikan dalam jangka pendek.

b. Membantu pengambilan keputusan jangka pendek

Jika terjadi perubahan volume kegiatan produksi, biaya periode menjadi

tidak relevan karena tidak berubah sebanding dengan volume kegiatan

produksi. Menurut absorption costing, penjualan yang terjadi harus bisa

menutupi semua biaya baik yang variabel maupun yang tetap, sedangkan

menurut variable costing penjualan sebaiknya bisa menutupi biaya yang

berubah dalam jangka pendek.

Variable costing membantu manajemen dalam memutuskan

penentuan harga jual produk jangka pendek dan penentuan membeli atau

memproduksi sendiri.

c. Membantu perencanaan laba jangka pendek

Manajemen memerlukan informasi biaya yang dipisahkan menurut

perilakunya dan menurut perilakunya terhadap perubahan volume produksi

untuk perencanaan laba jangka pendek. Dalam jangka pendek, biaya tetap

tidak berubah sehingga yang menjadi pertimbangan bagi manajemen hanya

biaya variabel. Laporan laba rugi metode variable costing yang memisahkan

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 36: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

23

Universitas Indonesia

informasi biaya variabel dan biaya tetap membantu manajemen untuk

merencanakan laba jangka pendek.

2. Variable costing memiliki beberapa kelemahan, antara lain:

a. Jarang suatu biaya bersifat benar-benar variabel atau benar-benar tetap

sehingga metode variable costing sulit diterapkan. Hal ini disebabkan

karena dalam menentukan suatu biaya bersifat variabel, biaya tersebut harus

memenuhi kriteria berikut:

Harga barang dan jasa tidak berubah

Metode dan prosedur akuntansi tidak berubah

Tingkat efisiensi produksi perusahaan tidak berubah

Pada kenyataannya, harga barang dan jasa sulit untuk tidak berubah. Jika

harga bahan baku suatu perusahaan mengalami kenaikan karena inflasi,

berarti harga bahan baku berubah bukan hanya dipengaruhi oleh volume

produksi.

b. Metode variable costing dianggap tidak sesuai dengan prinsip akuntansi

”matching cost against revenue” sehingga walaupun manajemen

menerapkan metode variable costing untuk keperluan internal, manajemen

tetap harus membuat laporan laba rugi metode absorption costing untuk

keperluan eksternal.

c. Dalam metode variable costing, laba ditentukan oleh volume penjualan

sehingga untuk perusahaan yang kegiatan usahanya bersifat musiman,

perusahaan akan menyajikan kerugian yang ekstrim pada suatu periode dan

laba yang sangat tinggi pada periode yang lain.

d. Biaya overhead pabrik tetap tidak diperhitungkan dalam persediaan

sehingga nilai persediaan menjadi lebih rendah. Hal ini akan menyebabkan

nilai modal kerja perusahaan lebih rendah dari yang seharusnya sehingga

analisis keuangan perusahaan menjadi tidak relevan.

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 37: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

Universitas Indonesia

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Audit terhadap Persediaan PT A

Prosedur audit yang dilakukan terkait dengan akun persediaan PT A adalah

sebagai berikut:

1. Pencocokan nilai persediaan di laporan keuangan klien dengan laporan rincian

persediaan klien per 31 Desember 2011

Pada tahap ini auditor meminta data rincian persediaan yang terdapat di gudang

per tanggal 31 Desember 2011, menjumlahkan setiap item persediaan, dan

mencocokkan angka totalnya ke laporan keuangan klien. Jika terdapat selisih,

auditor melakukan investigasi terhadap perbedaan tersebut dan membuat

penyesuaian yang dibutuhkan.

Ketika mengaudit PT A, tim audit tidak menemukan perbedaan yang

signifikan antara laporan keuangan klien dengan laporan rincian persediaan

dari gudang sehingga tidak ada jurnal penyesuaian yang dibuat.

2. Kelengkapan dokumen pendukung terkait transaksi pembelian dan penjualan

persediaan

Auditor meminta data pembelian dan penjualan persediaan selama tahun 2011

lalu memilih beberapa transaksi yang jumlahnya paling besar untuk diperiksa

lebih lanjut. Tim audit memutuskan bahwa transaksi-transaksi yang dipilih

tersebut jumlahnya paling tidak 80% dari jumlah keseluruhan pembelian atau

penjualan. Untuk transaksi pembelian, dokumen yang harus diperiksa adalah

purchase order klien, faktur pembelian, dan bukti penerimaan barang.

Sedangkan untuk transaksi penjualan, dokumen yang harus diperiksa adalah

faktur penjualan, faktur PPN, bukti pengiriman barang yang sudah

ditandatangani oleh pelanggan klien, dan purchase order dari pelanggan klien.

3. Pengujian pisah batas transaksi pembelian dan penjualan persediaan

Auditor meminta data pembelian dan penjualan lima hari sebelum dan lima

hari setelah tanggal neraca, kemudian memeriksa kelengkapan dokumen pada

24

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 38: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

25

Universitas Indonesia

tanggal tersebut sebagaimana telah dijelaskan pada Poin 2. Auditor memeriksa

syarat pengiriman barangnya apakah FOB shipping point atau FOB

destination. Tujuan prosedur audit ini adalah memastikan bahwa transaksi-

transaksi tersebut dicatat pada periode yang tepat sesuai dengan syarat

pengirimannya. Karena tidak ditemukan kesalahan periode pencatatan

persediaan, maka tidak ada jurnal penyesuaian yang dibutuhkan.

4. Perhitungan fisik (stock taking) terhadap persediaan

Auditor meminta rincian persediaan dari bagian gudang pada tanggal stock

taking dan laporan mutasi persedian selama rentang waktu antara tanggal stock

taking dan tanggal laporan keuangan. Perhitungan fisik dilakukan terhadap

beberapa item persediaan yang dipilih oleh auditor berdasarkan jumlah

transaksi yang paling besar. Stock taking pada PT A dilakukan pada tanggal 5

Januari 2012 sehingga untuk mendapatkan saldo 31 Desember 2011,

perhitungannya adalah sebagai berikut:

Saldo persediaan 31/12/2011 = Saldo persediaan

05/01/2012 - Transaksi barang

masuk 31/12/2011-05/01/2012

+ Transaksi barang

keluar 31/12/2011-05/01/2012

Karena tidak ditemukan selisih yang material, maka tidak ada jurnal

penyesuaian yang dibutuhkan.

5. Pengujian persediaan untuk item-item produk tertentu

Auditor meminta laporan mutasi persediaan selama tahun buku dari gudang

lalu memilih beberapa item persediaan yang nilai transaksinya paling besar

berdasarkan kuantitas dan nilainya paling mahal berdasarkan harga. Tim audit

menguji akurasi data klien dengan melakukan perhitungan ulang untuk

mendapatkan angka persediaan akhir. Rumus yang digunakan adalah

persediaan awal ditambah mutasi barang masuk dan dikurang mutasi barang

keluar. Karena tidak ditemukan selisih yang material, maka tidak ada jurnal

penyesuaian yang dibutuhkan.

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 39: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

26

Universitas Indonesia

6. Prosedur analitis atas perhitungan harga pokok penjualan

Auditor meminta klien untuk memberikan detail perhitungan harga pokok

penjualan. Selanjutnya auditor menghitung ulang harga pokok penjualan

berdasarkan pada data-data yang diperoleh dari klien menggunakan rumus

berikut:

Bahan baku langsung:

Persediaan awal xxx

Pembelian xxx

Bahan baku langsung tersedia untuk digunakan xxx

Persediaan akhir (xxx)

Bahan baku langsung digunakan

xxx

Tenaga kerja langsung

xxx Overhead pabrik

xxx

Biaya produksi tahun 2011

xxx Work in process 1 Januari 2011

xxx

Biaya produksi diperhitungkan

xxx Work in process 31 Desember 2011

(xxx)

Harga pokok produksi 2011

xxx

Setelah saldo harga pokok produksi didapat, auditor membandingkannya

dengan saldo harga pokok produksi di laporan laba rugi klien. Karena tidak

ditemukan selisih yang material, maka jurnal penyesuaian tidak dibutuhkan.

7. Pengujian Net Realizable Value (NRV)

Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai

realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan

persediaan ditentukan dengan menggunakan rata-rata tertimbang (weighted

average method). Penyisihan persediaan usang dibentuk untuk menyesuaikan

nilai tercatat menjadi nilai realisasi bersih (net realizable value). Cara

perhitungan NRV adalah sebagai berikut:

Persediaan Perhitungan NRV

Bahan baku Sebesar replacement cost Work-in-process (WIP) Harga jual barang jadi – cost to complete – cost to sale Barang jadi Harga jual – cost to sale

Pengujian NRV dilakukan dengan cara membandingkan angka yang

lebih rendah antara NRV dengan cost-nya. Auditor memastikan bahwa nilai

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 40: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

27

Universitas Indonesia

persediaan yang tercantum dalam laporan keuangan klien adalah nilai yang

terendah sehingga tidak diperlukan jurnal penyesuaian.

Secara keseluruhan hasil audit tidak menemukan kesalahan yang material.

Namun terkadang pihak PT A lambat dalam memberikan data yang dibutuhkan

oleh auditor sehingga bukti audit yang didapat auditor kurang dan waktu

pelaksanaan audit menjadi tidak efisien.

4.2 Pengklasifikasian Biaya pada PT A

4.2.1 Biaya Produksi

Biaya produksi terdiri atas bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan

overhead pabrik.

a. Bahan baku langsung

Dalam memproduksi pestisida, bahan baku yang digunakan oleh PT A antara

lain flubendiamide, dimehypo, niclosamide, glyphosate, dan sebagainya. Bahan

baku ini bersifat variabel, yaitu jumlahnya bertambah atau berkurang

sebanding dengan penambahan atau pengurangan produksi yang dilakukan

oleh PT A. Tabel 4.1 menunjukkan perhitungan pemakaian bahan baku

langsung PT A pada tahun 2011 dan 2010.

Tabel 4.1 Pemakaian Bahan Baku Langsung PT A Tahun 2011 dan 2010

Bahan Baku 2011 2010 Persediaan awal Rp12.883.599.000 Rp 8.894.783.000 Pembelian 95.526.706.000 94.449.214.000 Bahan baku langsung tersedia untuk digunakan Rp108.410.305.000 Rp103.343.997.000 Persediaan akhir (14.309.555.000) (12.883.599.000) Pemakaian Rp 94.100.750.000 Rp90.460.398.000

Jumlah produksi 9.908.994 unit 10.817.509 unit

Tarif biaya bahan baku langsung per unit Rp9.496,50 Rp8.362,41

Sumber: Laporan Keuangan PT A 2011 dan 2010 (telah diolah kembali)

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 41: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

28

Universitas Indonesia

b. Tenaga kerja langsung

Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya yang dibayarkan kepada tenaga

kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi. Tabel 4.2 merupakan

perincian biaya tenaga kerja langsung PT A tahun 2011 dan 2010.

Sama seperti bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung juga

bersifat variabel, yaitu jumlahnya bertambah atau berkurang sebanding dengan

penambahan atau pengurangan produksi yang dilakukan oleh PT A.

Tabel 4.2 Rincian Biaya Tenaga Kerja Langsung PT A Tahun 2011 dan 2010 2011 2010

Biaya gaji dan upah – produksi Rp2.452.541.000 Rp2.096.521.000 THR dan gratifikasi – produksi 309.824.000 284.747.000 Biaya transportasi dan uang makan - produksi 162.849.000 165.780.000 Biaya pengobatan – produksi 202.281.000 109.680.000 Jamsostek – produksi 73.433.000 64.469.000 Tunjangan lain – produksi 4.104.000 2.859.000 Jumlah Rp3.205.032.000 Rp2.724.056.000

Jumlah produksi 9.908.994 unit 10.817.509 unit

Tarif biaya tenaga kerja langsung per unit Rp323,45 Rp251,82

Sumber: Laporan Keuangan PT A 2011 dan 2010 (telah diolah kembali)

c. Overhead pabrik

Biaya overhead pabrik juga merupakan biaya terkait dengan kegiatan produksi

namun tidak secara langsung melekat pada produk sehingga tidak dapat

diidentifikasi secara efisien ke dalam produk. Dengan kata lain overhead

pabrik merupakan semua biaya produksi di luar bahan baku langsung dan

tenaga kerja langsung. Dalam biaya ini diasumsikan terdapat biaya yang

bersifat tetap maupun variabel. Tabel 4.3 merupakan rincian biaya overhead

pabrik PT A tahun 2011 dan 2010.

Biaya overhead pabrik variabel sebesar Rp359.568.000 untuk produksi

sebanyak 9.908.994 unit pada tahun 2011 dan Rp284.842.000 untuk produksi

sebanyak 10.817.509 unit pada tahun 2010. Dengan demikian, maka tarif biaya

overhead pabrik variabel per unit adalah Rp36,29 pada tahun 2011 dan

Rp26,33 pada tahun 2010.

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 42: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

Tabel 4.3 Rincian Biaya Overhead Pabrik PT A Tahun 2011 dan 2010

Jumlah (Rp 000) Persentase Biaya Tetap (Rp 000) Biaya Variabel (Rp 000)

2011 2010 Tetap Variabel 2011 2010 2011 2010

Biaya ATK dan benda-benda pos 99.824 125.586 60 40 59.894 75.352 39.930 50.234 Biaya utilitas 1.146.408 938.114 80 20 917.126 750.491 229.282 187.623 Biaya perjalanan dinas 79.562 38.644 35 65 27.847 13.525 51.715 25.119 Biaya perizinan 45.449 27.564 30 70 13.635 8.269 31.814 19.295 Biaya perbaikan kendaraan 8.883 92.330 100 0 8.883 92.330 0 0 Biaya perbaikan gedung 768.509 645.676 100 0 768.509 645.676 0 0 Biaya perbaikan mesin 530.323 266.624 100 0 530.323 266.624 0 0 Biaya perbaikan inventaris 160.673 185.462 100 0 160.673 185.462 0 0 Biaya asuransi gedung 71.220 9.948 100 0 71.220 9.948 0 0 Biaya asuransi kendaraan 6.266 3.240 100 0 6.266 3.240 0 0 Biaya asuransi kecelakaan 270 270 100 0 270 270 0 0 Biaya tenaga ahli 360 22.000 100 0 360 22.000 0 0 Biaya peralatan laboratorium 385.681 828.282 100 0 385.681 828.282 0 0 Biaya keselamatan kerja 135.851 39.961 100 0 135.851 39.961 0 0 Biaya IPAL dan AMDAL 130.211 28.488 100 0 130.211 28.488 0 0 Biaya pengembangan SDM 35.113 0 100 0 35.113 0 0 0 Biaya jamuan 11.378 4.285 40 60 4.551 1.714 6.827 2.571 Biaya sumbangan 4.750 7.060 100 0 4.750 7.060 0 0 Biaya penyusutan gedung 462.753 460.346 100 0 462.753 460.346 0 0 Biaya penyusutan mesin 973.860 1.211.118 100 0 973.860 1.211.118 0 0 Biaya penyusutan inventaris 279.945 237.026 100 0 279.945 237.026 0 0 Jumlah 5.337.289 5.172.024 4.977.721 4.887.182 359.568 284.842

Sumber: Laporan Keuangan PT A 2011 dan 2010 (telah diolah kembali)

Universitas Indonesia

29

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 43: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

30

Universitas Indonesia

4.2.2 Biaya Non-produksi

Yang termasuk dalam biaya non-produksi pada PT A adalah biaya-biaya yang

tidak terkait dengan kegiatan produksi perusahaan. Biaya tersebut dikelompokkan

menjadi biaya penjualan dan biaya umum dan administratif.

1. Biaya Penjualan

Biaya penjualan adalah biaya yang dibayarkan oleh PT A untuk menjual

produknya. Dalam kelompok biaya ini terdapat beberapa akun biaya yang

bersifat variabel yaitu biaya insentif dan biaya jamuan dan representasi. Biaya

insentif merupakan biaya komisi yang dibayarkan kepada pihak yang

membantu terealisasinya penjualan (pihak perantara). Biaya insentif

diasumsikan seluruhnya bersifat variabel. Biaya jamuan dan representasi

merupakan biaya yang dibayarkan ketika perusahaan menjamu pihak eksternal

(misalnya pelanggan) terkait dengan penjualan produknya. Berdasarkan

wawancara dengan klien, Penulis berasumsi sebanyak 60% dari biaya ini

bersifat variabel. Tabel 4.4 menunjukkan perincian biaya penjualan PT A pada

tahun 2011 dan 2010.

Biaya penjualan variabel sebesar Rp3.635.101.444 adalah untuk

penjualan sebanyak 12.128.111 unit tahun 2011 dan Rp887.532.240 untuk

penjualan sebanyak 10.774.536 unit tahun 2010. Tarif biaya overhead pabrik

variabel per unit adalah Rp299,73 per unit tahun 2011 dan Rp82,37 per unit

tahun 2010.

2. Biaya Umum dan Administrasi

Biaya umum dan administrasi adalah biaya yang dibayarkan oleh PT A untuk

kegiatan yang tidak terkait dengan produksi dan penjualan. Dalam kelompok

biaya ini, diasumsikan seluruhnya bersifat tetap. Tabel 4.5 menunjukkan

perincian biaya umum dan administrasi PT A pada tahun 2011 dan 2010.

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 44: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

Tabel 4.4 Rincian Biaya Penjualan PT A Tahun 2011 dan 2010

Jumlah (Rp 000) Persentase Biaya Tetap (Rp 000) Biaya Variabel (Rp 000)

2011 2010 Tetap Variabel 2011 2010 2011 2010

Promosi dan iklan 7.449.355 2.054.822 100 0 7.449.355 2.054.822 0 0 Penyuluhan dan pertemuan petani 4.501.594 5.474.632 100 0 4.501.594 5.474.632 0 0 Pengangkutan 4.128.546 4.685.418 100 0 4.128.546 4.685.418 0 0 Insentif penjualan 3.490.430 750.247 0 100 0 0 3.490.430 750.247 Perjalanan dinas 2.336.931 2.018.239 100 0 2.336.931 2.018.239 0 0 Penelitian dan pengembangan 865.037 1.336.881 100 0 865.037 1.336.881 0 0 Sampel 845.689 614.640 100 0 845.689 614.640 0 0 Jamuan dan representasi 241.119 228.809 40 60 96.448 91.524 144.671 137.285 Sarana dan prasarana penyuluhan 296.021 3.140.019 100 0 296.021 3.140.019 0 0 Asuransi persediaan 33.693 35.395 100 0 33.693 35.395 0 0 Potongan penjualan 0 35.725 100 0 0 35.725 0 0 Jumlah 24.188.415 20.374.827 20.553.314 19.487.295 3.635.101 887.532

Sumber: Laporan Keuangan PT A 2011 dan 2010 (telah diolah kembali)

Universitas Indonesia

31

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 45: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

32

Universitas Indonesia

Tabel 4.5 Rincian Biaya Umum dan Administrasi PT A Tahun 2011 dan 2010 (dalam ribuan Rupiah)

2011 2010

Gaji, bonus, dan gratifikasi 21.223.746 15.690.081 Beban profesional 2.190.342 2.486.003 Kesejahteraan dan tunjangan lain 2.151.064 2.218.158 Penyusutan aset tetap 1.252.113 1.443.409 Perbaikan dan pemeliharaan 2.922.503 1.232.250 Pos dan telekomunikasi 1.468.485 1.175.375 Beban penyisihan imbalan pasca kerja 1.369.899 1.151.012 Perjalanan dinas 1.741.862 1.023.221 Perijinan dan iuran 451.758 515.858 Sewa 2.177.738 476.308 Perlengkapan kantor 457.377 395.616 Jamsostek 501.279 388.232 Listrik, air, dan gas 372.579 348.106 Pengembangan SDM 644.651 307.024 Beban kendaraan 276.427 235.113 Amortisasi aset tidak berwujud 106.886 230.897 Jamuan dan representasi 341.508 222.082 Asuransi 313.542 184.475 Keselamatan kerja 7.538 143.630 Administrasi bank 88.761 102.666 Lain-lain 332.875 212.536 Jumlah 40.392.933 30.182.052

Sumber: Laporan Keuangan PT A 2011 dan 2010 (telah diolah kembali)

4.3 Perhitungan Harga Pokok Produksi PT A

Pada awal tahun 2010, PT A tidak memiliki saldo work-in-process (WIP)

sedangkan pada akhir tahun saldo WIP sebesar Rp20.056.000. Saldo ini

merupakan biaya produksi yang telah dikeluarkan pada tahun berjalan namun

proses produksinya belum selesai hingga akhir tahun. Saldo akhir WIP 2010 akan

terbawa menjadi saldo awal tahun 2011. Pada akhir tahun 2011, PT A mencatat

saldo WIP sebesar Rp215.990.000. Kedua jumlah WIP tersebut merupakan

jumlah penuh biaya yang bersifat variabel maupun yang bersifat tetap.

Pada perhitungan harga pokok produksi variabel, WIP awal dan akhir yang

diperhitungkan hanya yang bersifat variabel saja. Dari WIP akhir tahun 2010,

sebesar Rp19.083.000 merupakan biaya variabel. Saldo ini terbawa menjadi WIP

awal tahun 2011. Pada akhir tahun 2011, dari WIP yang dicatat oleh PT A,

sebesar Rp205.516.000 adalah biaya variabel. Perbandingan harga pokok produksi

kedua metode ditunjukan pada Tabel 4.6.

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 46: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

Tabel 4.6 Perbandingan Harga Pokok Produksi PT A Tahun 2011 dan 2010 dengan Metode Absorption Costing dan Metode Variable Costing (dalam ribuan Rupiah)

2011 2010 2011 2010 a. Absorption costing b. Variable costing Bahan baku langsung:

Bahan baku langsung:

Persediaan awal 12.883.599 8.894.783

Persediaan awal 12.883.599 8.894.783

Pembelian 95.526.706 94.449.214

Pembelian 95.526.706 94.449.214

Tersedia untuk digunakan 108.410.305 103.343.997

Tersedia untuk digunakan 108.410.305 103.343.997

Persediaan akhir (14.309.555) (12.883.599)

Persediaan akhir (14.309.555) (12.883.599)

Bahan baku langsung digunakan 94.100.750 90.460.398

Bahan baku langsung digunakan 94.100.750 90.460.398

Tenaga kerja langsung 3.205.032 2.724.056 Tenaga kerja langsung 3.205.032 2.724.056 Overhead pabrik 5.337.291 5.172.025 Overhead pabrik variabel 359.568 284.842 Biaya produksi tahun 2011 102.643.073 98.356.479 Harga pokok produksi variabel 97.665.350 93.469.296 Work-in-process awal 20.056 0 Work-in-process awal 19.083 0 Biaya produksi diperhitungkan 102.663.129 98.356.479 Biaya produksi diperhitungkan 97.684.433 93.469.296 Work-in-process akhir (215.990) (20.056) Work-in-process akhir (205.516) (19.083) Harga pokok produksi 102.447.139 98.336.423 Harga pokok produksi variabel 97.478.917 93.450.213

Sumber: Laporan Keuangan PT A 2011 dan 2010 (telah diolah kembali)

33

Universitas Indonesia

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 47: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

34

Universitas Indonesia

4.4 Laporan Laba Rugi PT A

Tabel 4.7 menunjukkan data unit penjualan PT A pada tahun 2011 dan 2010.

Tabel 4.7 Penjualan PT A pada Tahun 2011 dan 2010 (dalam unit)

Barang Jadi 2011 2010 Persediaan awal 3.276.895 2.411.622 Pembelian barang jadi dari pihak luar 1.224.217 522.300 Produksi sendiri 9.908.994 10.817.509 Barang jadi tersedia untuk dijual 14.410.106 13.751.431 Persediaan akhir (2.281.995) (3.276.895) Penjualan 12.128.111 10.474.536

Sumber: Laporan Keuangan PT A 2011 dan 2010 (telah diolah kembali)

Dari data-data yang telah dijelaskan sebelumnya, maka diperoleh ringkasan

klasifikasi biaya seperti yang dijelaskan pada Tabel 4.8. Tabel 4.9 menunjukkan

perbandingan laporan laba rugi PT A tahun 2011 dan 2010 dengan kedua metode.

Tabel 4.8 Ringkasan Biaya PT A Tahun 2011 dan 2010 (dalam Rupiah)

2011

Biaya Jumlah Klasifikasi Variabel per Unit Biaya Tetap BiayaVariabel

Bahan baku langsung 94.100.750.000 0 94.100.750.000 9.496,50 Tenaga kerja langsung 3.205.032.000 0 3.205.032.000 323,45 Overhead pabrik 5.337.290.793 4.977.722.993 359.567.800 36,29 Jumlah biaya produksi 102.643.072.793 4.977.722.993 97.665.349.800 9.856,23a Penjualan 24.188.414.843 20.553.313.399 3.635.101.444 299,73b Umum dan administrasi 40.392.933.135 40.392.933.135 0 0

2010

Biaya Jumlah Klasifikasi Variabel per Unit Biaya Tetap BiayaVariabel

Bahan baku langsung 90.460.398.000 0 90.460.398.000 8.362,41 Tenaga kerja langsung 2.724.056.000 0 2.724.056.000 251,82 Overhead pabrik 5.172.025.028 4.887.183.028 284.842.000 26,33 Jumlah biaya produksi 98.356.479.028 4.887.183.028 93.469.296.000 8,640,56a Penjualan 20.374.828.934 19.487.296.694 887.532.240 82,37b Umum dan administrasi 30.182.053.027 30.182.053.027 0 0 Keterangan: a dibagi unit diproduksi b dibagi unit dijual

Sumber: Laporan Keuangan PT A 2011 dan 2010 (telah diolah kembali)

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 48: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

Tabel 4.9 Perbandingan Laporan Laba Rugi PT A Tahun 2011 dan 2010 dengan Metode Absorption Costing dan Metode Variable Costing (dalam ribuan Rupiah)

2011 2010 2011 2010 a. Absorption costing

b. Variable costing

Penjualan 200.161.120 159.204.435 Penjualan 200.161.120 159.204.435 Harga pokok penjualan:

Harga pokok penjualan:

Persediaan barang jadi awal 29.974.646 22.239.081 Persediaan barang jadi awal (variabel) 28.314.196 21.295.944 Pembelian 12.662.953 4.816.462 Pembelian 12.662.953 4.816.462 Harga pokok produksi 102.447.139 98.336.423 Harga pokok produksi variabel 97.478.917 93.450.213 Harga pokok tersedia untuk dijual 144.904.738 125.391.966 Harga pokok tersedia untuk dijual 138.456.066 119.562.619 Persediaan barang jadi akhir (23.638.220) (29.974.646) Persediaan barang jadi akhir (22.491.874) (28.314.196)

Harga pokok penjualan 121.266.518 95.597.320

Harga pokok penjualan variabel 115.964.192 91.248.423

Biaya penjualan variabel 3.635.101 887.532 Laba kotor 78.894.602 63.607.115 Margin kontribusi 80.561.827 67.068.480 Biaya usaha

Biaya tetap

Biaya produksi tetap 4.977.723 4.887.183 Beban penjualan 24.188.415 20.374.829 Biaya penjualan tetap 20.553.313 19.487.297 Beban umum dan administrasi 40.392.933 30.182.053 Beban umum dan administrasi tetap 40.392.933 30.182.053 Laba operasi 14.313.254 13.050.233 Laba operasi 14.637.858 12.511.947

Sumber: Laporan Keuangan PT A 2011 dan 2010 (telah diolah kembali)

Universitas Indonesia

35

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 49: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

36

Universitas Indonesia

Pada metode variable costing, persediaan awal dan persediaan akhir yang

dicatat hanya sebesar biaya produksi variabelnya saja yaitu biaya bahan baku

langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik variabel:

2011 2010 2009 Bahan baku langsung Rp9.496,50 Rp8.362,41 Rp7.856,68 Tenaga kerja langsung 323,45 251,82 267,60 Overhead pabrik variabel 36,29 26,33 30,02 Biaya variabel per unit Rp9.856,23 Rp8.640,56 Rp8.154,30 Unit persediaan akhir 2.281.995 unit 3.276.895 unit 2.611.622 unit Jumlah persediaan akhir Rp22.491.873.536 Rp28.314.195.876 Rp21.295.943.620

Selisih laba operasi kedua metode tersebut sebesar (Rp324.603.528) pada

tahun 2011 dan Rp538.285.852 pada tahun 2010, berasal dari selisih overhead

pabrik tetap pada persediaan akhir dan awal, ditambah dengan selisih overhead

pabrik tetap pada WIP akhir dan awal.

2011 (Rp 000)

2010 (Rp 000)

Laba operasi - absorption costing 14.313.254

13.050.233

Laba operasi - variable costing (14.637.858)

(12.511.947)

(324.604)

538.286

(a)

(a)

Overhead pabrik tetap pada persediaan akhir 1.146.346

1.480.450

Overhead pabrik tetap pada persediaan awal (1.480.450)

(943.137)

(334.104)

537.313

(b)

(b)

Overhead pabrik tetap pada WIP akhir 10.474

973

Overhead pabrik tetap pada WIP awal (973)

0

9.501

973

(c)

(c)

Secara sederhana selisih laba operasi pada kedua metode dapat dijelaskan

dengan rumus berikut:

(a) = (b) + (c) 2011 (324.604) = (334.104) + 9.501 2010 538.286 = 537.313 + 973

Ringkasan jumlah unit yang diproduksi dan terjual selama tahun 2010-

2011 ditunjukkan oleh Tabel 4.10.

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 50: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

37

Universitas Indonesia

Tabel 4.10 Jumlah Produksi dan Penjualan PT A Tahun 2011 dan 2010 2011 2010 Jumlah produksi 9.908.994 unit 10.817.509 unit Jumlah penjualan 12.128.111 unit 10.774.536 unit

Dengan demikian, dibandingkan dengan metode absorption costing,

penggunaan metode variable costing akan menyebabkan laba operasi PT A

menjadi lebih rendah di tahun 2010 karena jumlah persediaan yang diproduksi

lebih tinggi daripada yang terjual. Kinerja bagian produksi tidak diimbangi

dengan kinerja bagian penjualan sehingga biaya produksi akan dibebankan ke

tahun dan menurunkan laba. Sebaliknya pada tahun 2011, laba operasi PT A lebih

tinggi karena jumlah persediaan yang diproduksi lebih sedikit daripada yang

terjual.

PSAK tidak menyebutkan metode mana yang harus digunakan dalam

menentukan berapa nilai persediaan perusahaan pada suatu periode. Kerangka

Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan menyebutkan bahwa beban

diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang

timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh. Proses ini disebut dengan

pengaitan biaya dengan pendapatan (matching costs with revenues). Dengan

demikian untuk laporan keuangan eksternal, absorption costing lebih sesuai

dengan prinsip akuntansi “matching cost against revenue” karena persediaan baru

diakui sebagai beban ketika penghasilan diperoleh dari penjualan persediaan

tersebut.

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 51: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, penulis

dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil audit yang dilakukan, saldo harga pokok produksi telah

disajikan dengan wajar di laporan keuangan PT A tahun 2011.

2. Ketika jumlah produksi lebih besar daripada jumlah barang yang terjual, maka

laba operasi yang dihitung menggunakan metode variable costing akan lebih

kecil daripada yang dihitung dengan metode absorption costing. Pada variable

costing seluruh biaya tetap produksi akan dibebankan pada periode terjadinya

sehingga menurunkan laba operasi. Sedangkan pada metode absorption

costing, sebagian dari biaya tetap ini akan “tersembunyi” dalam persediaan

akhir di laporan posisi keuangan.

Sebaliknya, ketika jumlah produksi lebih kecil daripada jumlah barang

yang terjual, maka laba operasi yang dihitung menggunakan metode variable

costing akan lebih tinggi daripada yang dihitung dengan metode absorption

costing. Hal ini disebabkan karena biaya tetap produksi dari barang yang

terjual tahun ini sudah dibebankan seluruhnya di tahun sebelumnya.

5.2 Saran

5.2.1 Untuk PT A

1. Agar pelaksanaan audit akhir tahun menjadi lebih singkat sebaiknya pihak PT

A lebih kooperatif dalam menyediakan data yang dibutuhkan oleh auditor

untuk menunjang pekerjaan audit.

2. Sebaiknya PT A mengadakan audit interim agar pekerjaan audit tahunan tidak

menumpuk di akhir tahun. Selama audit interim, tim audit dapat berfokus pada

pengendalian internal dan memeriksa akun-akun yang jumlahnya material

seperti penjualan dan harga pokok penjualan.

38

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 52: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

39

Universitas Indonesia

5.2.2 Untuk Calon Peserta Magang di KAP

Berdasarkan pengalaman Penulis, berikut ini beberapa saran yang dapat dilakukan

oleh calon peserta magang di Kantor Akuntan Publik:

1. Pra-Magang

Sebelum kegiatan magang dimulai, mahasiswa sebaiknya mempelajari kembali

teori audit yang pernah dipelajari. Hal ini akan sangat berguna ketika

mahasiswa terjun langsung dalam proses audit.

2. Selama Magang

a. Peserta magang sebaiknya tidak terlalu berharap akan selalu dibimbing

oleh para senior di KAP dalam menjalani audit karena terbatasnya waktu

staf KAP untuk membimbing mahasiswa magang.

b. Peserta magang harus mempersiapkan diri secara fisik maupun nonfisik

untuk ditempatkan fieldwork di tempat jauh dan jam kerja yang melebihi

normal terlebih lagi jika program magang dilakukan pada peak season.

c. Peserta magang perlu menjaga perilaku dan sikap di lingkungan kantor

magang dan kantor klien, disiplin dalam kehadiran, selalu bersedia untuk

menerima tugas dari senior.

d. Peserta magang sudah menetapkan topik apa yang akan dibahas di

Laporan Magang agar mempermudah proses pengumpulan sumber

penulisan dan dokumen pendukung sebagai referensi.

e. Peserta magang aktif bertanya ke sekretariat Program Ekstensi mengenai

dosen pembimbing dan berusaha untuk bertemu paling tidak satu kali di

awal untuk membahas topik Laporan Magang.

3. Pasca-Magang

a. Peserta magang harus memahami format penulisan tugas akhir sesuai Surat

Keputusan Rektor Universitas Indonesia dan mampu menulis laporan dalam

bahasa Indonesia yang baik dan benar.

b. Peserta magang harus pandai mengelola waktu penyelesaian Laporan

Magang agar dapat dikumpulkan tepat pada waktunya.

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 53: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

40

Universitas Indonesia

c. Peserta magang berlatih membuat slide presentasi yang baik dan melakukan

presentasi laporan agar menjadi lebih percaya diri pada saat ujian laporan

magang.

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012

Page 54: PENENTUAN BIAYA PRODUKSI DENGAN METODE …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20358060-TA-Amy Ramadhani.pdf · penentuan biaya produksi dengan ... laporan akhir magang amy ramadhani 1006810353

Universitas Indonesia

DAFTAR REFERENSI

Elder, R.J., Beasley, M.S., Arens, A.A., Jusuf, A.A. (2009). Auditing and

Assurance Services: An Integrated Approach (12th ed.). Singapore: Prentice

Hall.

Horngren, C.T., Datar, S.M., Rajan, M. (2011). Cost Accounting: A Managerial

Emphasis (14th ed.). Singapore: Prentice Hall.

Mulyadi. (2010). Akuntansi Biaya (Edisi 5). Yogyakarta: UPP-STIM YKPN.

Warren, C.S., Reeve, J.M., Duchac, J.E. (2008). Accounting (23rd ed.). South-

Western/Cengage.

41

Penentuan biaya..., Amy Ramadhani, FE UI, 2012