RUTH ELLIA - nulisbuku.com fileAku memperhatikan Amy, gadis yang bijaksana di antara kami, dengan...

31
RUTH ELLIA Reversed Time Penerbit Arooliamedia

Transcript of RUTH ELLIA - nulisbuku.com fileAku memperhatikan Amy, gadis yang bijaksana di antara kami, dengan...

Page 1: RUTH ELLIA - nulisbuku.com fileAku memperhatikan Amy, gadis yang bijaksana di antara kami, dengan rambut hitam lurusnya dan wajah Asianya, mencoba menenangkan Chelsea yang mengomel

RUTH ELLIA

Reversed Time

Penerbit

Arooliamedia

Page 2: RUTH ELLIA - nulisbuku.com fileAku memperhatikan Amy, gadis yang bijaksana di antara kami, dengan rambut hitam lurusnya dan wajah Asianya, mencoba menenangkan Chelsea yang mengomel

Reversed Time Oleh: Ruth Ellia

Copyright © 2014 by Ruth Ellia

Penerbit :

Arooliamedia www.nulisbuku.com

[email protected]

Desain Sampul: Adrian Mailoor

Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com

Page 3: RUTH ELLIA - nulisbuku.com fileAku memperhatikan Amy, gadis yang bijaksana di antara kami, dengan rambut hitam lurusnya dan wajah Asianya, mencoba menenangkan Chelsea yang mengomel

Thank You Note

Pertama dan utama, tentu saja Tuhan

Yesus Kristus yang sudah memberi karunia

berupa imajinasi tak terbatas, jari-jari untuk

menulis dan pengetahuan tentang kata-kata.

Untuk Papa pahlawanku, Mama yang

melahirkanku, Kakak yang baik. Oma - Oma

atas nasihat-nasihatnya. Mama Meila atas

supportnya.

Randy yang selalu memotivasi, selalu

percaya pada kemampuanku, tidak pernah

menyerah, sumber inspirasiku.

Gajektif Team yaitu Merry, Maria,

Vero, Gracia, Claudia, Angel, terutama

Adrian yang menjadi mentor soal self-

publishing. Terima kasih banyak atas

semangatnya.

Teman-teman sekolah, Megan, Felicia,

Stephanie terima kasih atas momen-momen

menyenangkannya. Melisa, terima kasih

karena telah memperkenalkanku pada dunia

menulis online dimana semua ini berawal.

Galauers, Jessica, Erick, Bill para

tempat curhat di jaman putih abu-abu bahkan

sampai sekarang.

Page 4: RUTH ELLIA - nulisbuku.com fileAku memperhatikan Amy, gadis yang bijaksana di antara kami, dengan rambut hitam lurusnya dan wajah Asianya, mencoba menenangkan Chelsea yang mengomel

Navy si lontong cokelat, teman setia,

penghibur, teman bermain berkaki empat.

Terima kasih, dasar kau bola berbulu!

Followers Wattpadku yang

membuatku percaya diri. Terima kasih atas

vote-vote dan komentar-komentarnya yang

membangun.

NulisBuku yang membuat mimpiku

jadi nyata.

Dan kalian yang memegang buku ini

dan membacanya. Terima kasih. Banyak.

Terima kasih banyak. Tuhan memberkatimu.

Ruth Ellia

Page 5: RUTH ELLIA - nulisbuku.com fileAku memperhatikan Amy, gadis yang bijaksana di antara kami, dengan rambut hitam lurusnya dan wajah Asianya, mencoba menenangkan Chelsea yang mengomel
Page 6: RUTH ELLIA - nulisbuku.com fileAku memperhatikan Amy, gadis yang bijaksana di antara kami, dengan rambut hitam lurusnya dan wajah Asianya, mencoba menenangkan Chelsea yang mengomel

~ 1 ~

PROLOG

Aku tertidur di belakang jok mobil.

Perjalanan menuju rumah musim dingin milik

ayahku di puncak amat melelahkan bagiku.

Bayangan pohon-pohon melintasi wajahku

dan udara dingin pegunungan menusuk

kulitku. Aku menggigil dalam tidur dan

merapatkan mantelku. Samar-samar aku bisa

mendengar suara ibuku tertawa.

Mobil berbelok, memasuki garasi yang

cukup menanjak. Aku terbangun namun tidak

ingin bergerak bahkan tidak mau membuka

mata. Seperti kebanyakan anak berumur lima

tahun, aku ingin digendong. Aku mengintip

dari balik kelopak mataku dan melihat ayahku

tersenyum melihatku dan membuka jendela

sedikit agar aku mendapat sedikit udara.

Orang tuaku tampak sibuk mengurus bagasi

dan menurunkan barang-barang. Aku sempat

mendengar ibuku bersuara

"Biarkan saja ia tertidur. Setelah kita

selesai membereskan kamar barulah kita

bangunkan dia"

Page 7: RUTH ELLIA - nulisbuku.com fileAku memperhatikan Amy, gadis yang bijaksana di antara kami, dengan rambut hitam lurusnya dan wajah Asianya, mencoba menenangkan Chelsea yang mengomel

~ 2 ~

Ayah mengecup puncak kepala ibuku

dan mereka mengangkut dus-dus cokelat yang

tampak berat ke dalam rumah.

Meninggalkanku di dalam mobil.

Hening

Aku merasakan mobilku meluncur

perlahan. Aku masih diam dalam posisiku dan

agak kebingungan. Aku terduduk, melihat

pintu garasi yang semakin menjauh. Aku

membuka mulutku, mencoba memanggil

ibuku, tapi yang terdengar adalah suara

klakson yang nyaring. Aku menoleh ke arah

jendela samping dan melihat sebuah besi besar

bergerak dengan cepat dan sebelum aku

sempat berkedip, aku merasakan dadaku

seperti dihantam batu besar. Aku mendengar

bunyi gemeretuk yang berasal dari rusukku

dan merasakan amis dalam mulutku.

Aku terbanting ke pojok mobil dan

berusaha mencari udara. Dadaku terjepit di

antara tempat duduk belakang dan depan.

Kepalaku terasa berat. Tanganku menggapai

tempat duduk dan merasakan serpihan kaca di

telapaknya. Akhirnya semua menjadi gelap.

Dan jantungku berhenti berdetak.

Page 8: RUTH ELLIA - nulisbuku.com fileAku memperhatikan Amy, gadis yang bijaksana di antara kami, dengan rambut hitam lurusnya dan wajah Asianya, mencoba menenangkan Chelsea yang mengomel

~ 3 ~

SATU

“Aku benci Biologi!!" suara Chelsea

yang menjerit di telingaku tidak membuatku

berhenti mencabik-cabik roti yang ada di

piringku.

"Oh, tenanglah sedikit. Kita tinggal

menghabiskan 2 semester dan semuanya akan

jadi masa lalu" Amy mengaduk saladnya dan

menatap Chelsea sedikit kesal. "Dan kau!

Makanlah yang benar. Jangan mencabik

makananmu seperti itu" ia menyikutku sambil

melotot. Aku mendengus.

"Tapi aku benar-benar benci Biologi!!

Kalian tahu tidak tadi aku..." Chelsea

meneruskan ocehannya sambil mengangkat

garpunya dan menunjuk ke arahku.

"Hei! Sudah kubilang jangan

mengancungkan benda seperti itu ke wajahku"

aku mendorong garpunya menjauh. "Maaf..

tapi aku sudah tidak sanggup lagi dengan Mr.

Harrison" Chelsea membuang mukanya,

mengakibatkan rambut pirangnya jatuh ke sisi

wajahnya yang berbintik cokelat.

Mr. Harrison adalah guru biologi

kami. Orangnya tegas dan tidak kenal belas

Page 9: RUTH ELLIA - nulisbuku.com fileAku memperhatikan Amy, gadis yang bijaksana di antara kami, dengan rambut hitam lurusnya dan wajah Asianya, mencoba menenangkan Chelsea yang mengomel

~ 4 ~

kasihan. Aku sudah tahu bahwa dari awal

Chelsea yang seronok tidak akan cocok

dengan guru yang disiplin seperti Mr.

Harrison

Aku memperhatikan Amy, gadis yang

bijaksana di antara kami, dengan rambut

hitam lurusnya dan wajah Asianya, mencoba

menenangkan Chelsea yang mengomel sepuas

hati. Aku kemudian melayangkan pandangan

ke seluruh penjuru kantin sekolah.

Memperhatikan sekelompok cheerleaders

yang memamerkan tubuh berbentuk mereka

ke para cowok-cowok berandalan.

Sekelompok remaja yang memakai dandanan

serba gothic. Ada juga yang tampak normal

dan menikmati makanan mereka sambil

bercanda.

Tapi tidak ada yang seribut Chelsea

dan aku tidak begitu mempedulikan tentang

pembagian kelompok di sekolah ini. Yang

lebih jauh aku khawatirkan adalah apabila

anak-anak yang membawa baki ke lantai dua

kantin terpeleset jatuh dari tangga. Atau dapur

kantin sewaktu-waktu dapat meledak karena

kebocoran gas, atau gelang-gelang berpaku

milik seorang cowok gothic menusuk mata

temannya dan sejumlah kecelekaan

mengerikan lainnya.

Page 10: RUTH ELLIA - nulisbuku.com fileAku memperhatikan Amy, gadis yang bijaksana di antara kami, dengan rambut hitam lurusnya dan wajah Asianya, mencoba menenangkan Chelsea yang mengomel

~ 5 ~

"Haloo?? Bumi memanggil Rae...!"

lagi-lagi Chelsea berteriak di depan wajahku.

Amy memandangku dengan kesal sebelum

memutuskan menceramahiku.

"Biarkan saja dia. Palingan ia hanya

memikirkan tentang kematian seseorang.

Menurutku Rae, kau harus mendapat bantuan.

Sifat paranoidmu ini membuatku takut.

Sungguh, tidak ada yang akan mati, oke?"

Amy memang sudah mengetahui sikap

konyolku ini. Kami sudah bersama-sama

semenjak di bangku SMP. Tapi menurutku ini

sama sekali tidak konyol. Namun apa yang

bisa kubilang? Maaf, tapi aku tahu rasanya

mati itu bagaimana, dan hei aku lolos dari

kematian itu karena aku seorang Underhand

alias manusia yang bisa mencurangi kematian!

Mereka hanya akan tertawa, atau lebih parah

lagi, mereka menghubungi guru konseling dan

memutuskan aku ditempatkan di rumah sakit

jiwa dan menjadwalkan terapi untukku

Karena itu sebagai balasan, aku hanya

tersenyum sambil mengangkat bahu

"Setidaknya, mengkhawatirkan

kematianmu sendiri lebih logis daripada

proyek Biologi yang konyol"

Chelsea cemberut sambil menghirup

yogurthnya. Sedangkan aku dan Amy tertawa

Page 11: RUTH ELLIA - nulisbuku.com fileAku memperhatikan Amy, gadis yang bijaksana di antara kami, dengan rambut hitam lurusnya dan wajah Asianya, mencoba menenangkan Chelsea yang mengomel

~ 6 ~

lepas karena menggoda Chelsea menimbulkan

perasaan yang menyenangkan.

Mr. Harrison tampak sibuk berusaha

menjejalkan otak kami dengan materi-materi

tentang sel dan jaringan. Aku sama sekali

tidak tertarik dan membuang muka,

menghadap jendela - hal yang kusukai dari

sekolah ini adalah tempat dudukku dekat

jendela menghadap taman- dan berusaha

memikirkan kata-kata Amy tentang aku yang

terlalu paranoid dan kenyataan mengerikan

yang disampaikan ibuku bahwa aku bukanlah

manusia biasa.

Mitosnya, semuanya diawali dari

kepongahan nenek moyangku, leluhurku, yang

mengadakan taruhan dengan seseorang bahwa

ia bisa hidup sehari lebih lama. Entah apa

taruhannya, tapi membuat kedua orang- yang

menurutku bodoh itu- berupaya saling

menghabisi hidup satu sama lain. Sampai

leluhurku menemukan mantra yang bisa

membuatnya umur panjang.

Sayang sekali, itu bukan umur panjang

yang sering diimpikan setiap orang, tidak

bertambahnya umur atau tidak bisa menjadi

tua atau menjadi tua tanpa keriput atau

kantong mata yang menyedihkan. Menjadi

Page 12: RUTH ELLIA - nulisbuku.com fileAku memperhatikan Amy, gadis yang bijaksana di antara kami, dengan rambut hitam lurusnya dan wajah Asianya, mencoba menenangkan Chelsea yang mengomel

~ 7 ~

umur panjang jauh lebih mengerikan dari itu.

Ia menjadi seorang Underhand - pencurang

kematian. Memang awalnya agak sukar

dipahami, sampai mantra yang kuanggap

kutukan itu tidak terlepas dari setiap

keturunannya termasuk kakekku, ibuku dan

berlanjut padaku dan mungkin sampai ke anak

cucuku.

Setelah pengalaman 'kematianku' saat

aku berumur lima tahun , aku mengetahui

bahwa mencurangi kematian merupakan

proses yang amat.. amat menyakitkan. Ketika

jantungku berhenti berdetak. Saat itu aku

yakin aku sudah mati. Tapi aku merasakan

kekuatan besar menyambar diriku, seakan-

akan menarikku keluar dari kegelapan yang

menyelimutiku. Dadaku yang sesak tak

bernapas perlahan mendapatkan oksigen. Rasa

amis di mulutku menghilang dan aku bisa

melihat semua luka dan darah di tubuhku

lenyap.

Berlawanan dengan apa yang kulihat,

aku merasakan kesakitan yang luar biasa,

yang merayapi saraf-sarafku, merasuk hingga

ke sumsum tulangku. Aku menahan jeritanku

sambil menyaksikan serpihan kaca kembali

menjadi utuh, rongsokan besi kembali menjadi

mulus tak bercacat dan seperti film yang

Page 13: RUTH ELLIA - nulisbuku.com fileAku memperhatikan Amy, gadis yang bijaksana di antara kami, dengan rambut hitam lurusnya dan wajah Asianya, mencoba menenangkan Chelsea yang mengomel

~ 8 ~

diputar mundur, aku melihat truk besar yang

menubrukku mundur menjauhi kaca samping

mobilku yang melucur kembali naik ke

tanjakan garasi dan aku melihat kedua orang

tuaku yang menggendong dus-dus besar

berjalan mundur ke arah bagasi mobil yang

terbuka.

Adegan demi adegan terulang kembali

sampai aku melihat ayahku tersenyum padaku

sebelum menutup pintu mobil. Dan saat itu

jeritanku meloncat keluar dari tenggorokanku,

membuat ayahku dengan panik memelukku,

menenangkanku, berkata semuanya hanya

mimpi buruk.

Mimpi buruk yang menghantuiku

sampai setahun kemudian ketika ibuku

menjelaskan semuanya padaku, bahwa aku

seorang Underhand, sama seperti dirinya.

Awalnya aku tidak percaya, namun ketika ia

menceritakan proses yang sakit dan gila itu

seakan ia ada disana, aku tidak punya pilihan

selain percaya dan mimpi-mimpi itu terus

merasukiku, mimpi mengerikan yang buruk

terus terbayang di otakku.

Membuatku paranoid, kata Amy. Aku

kembali ke dunia nyata ketika Mr. Harrison

menegurku dan bel pulang sekolah

menyelamatku dari hukuman. Aku menyusuri

Page 14: RUTH ELLIA - nulisbuku.com fileAku memperhatikan Amy, gadis yang bijaksana di antara kami, dengan rambut hitam lurusnya dan wajah Asianya, mencoba menenangkan Chelsea yang mengomel

~ 9 ~

koridor dengan langkah cepat, hampir

menubruk segerombolan anak perempuan

yang baru keluar dari toilet. Aku tidak bisa

melambatkan gerakan kakiku. Tepatnya tidak

mampu. Aku merasakan kematian kapan saja

bisa menyergapku dan ketika jantungku

berhenti berdetak, aku akan mengulang proses

menyiksa itu dan aku tidak ingin

mengalaminya lagi,terima kasih.

Saat itulah aku ceroboh. Menubruk

seseorang. Seorang cowok tepatnya. Lebih

detail lagi, seorang cowok berambut hitam,

bermata kelabu yang menatapku tepat sampai

ke relung hatiku. Entah kenapa jantungku

berdebar-debar melihatnya. Dengan gugup

aku berusaha mengumpulkan suaraku yang

hilang.

"Kau tidak apa-apa?"

Ya Tuhan, mendengar suaranya seakan

menghipnotisku untuk menatap matanya.

Siapa dia? Kenapa sikapku jadi seperti ini?

Aku menggeleng dan mengucapkan maaf

sepelan mungkin dan menghilang ke belokan

koridor.

Page 15: RUTH ELLIA - nulisbuku.com fileAku memperhatikan Amy, gadis yang bijaksana di antara kami, dengan rambut hitam lurusnya dan wajah Asianya, mencoba menenangkan Chelsea yang mengomel

~ 10 ~

***

"Cowok bermata kelabu?" Chelsea

mengangkat sebelah alisnya. "Tidak biasanya

kau berbicara soal cowok. Siapa kau? Dan apa

yang kau lakukan pada Rae yang asli?"

"Diamlah. Kau tahu siapa dia?" aku

tidak merespon lelucon Chelsea dan

menatapnya tajam

“Oh sayang, kau mau aku diam, atau

menjawab pertanyaanmu?” Tanya Chelsea

sambil menyalakan mesin dan menjalankan

mobil.

Aku mencengkeram sabuk pengaman

dan memejamkan mataku. Berbisik pada

diriku sendiri bahwa aku akan baik-baik saja

dan bersyukur Chelsea rela mengantarku

pulang tiap hari karena rumahku cukup jauh

dari sekolah.

“Rae?”

Aku membuka mataku dan menatap Chelsea

“Jawab saja pertanyaanku”

“Memangnya kau pikir ada berapa

cowok bermata kelabu di dunia ini?”

"Cukup banyak, tapi kurasa di sekolah

kita hanya satu"

Page 16: RUTH ELLIA - nulisbuku.com fileAku memperhatikan Amy, gadis yang bijaksana di antara kami, dengan rambut hitam lurusnya dan wajah Asianya, mencoba menenangkan Chelsea yang mengomel

~ 11 ~

"Ya mungkin saja” ia menggedikan

bahu. “

“Tapi aku tidak menilai cowok dari

matanya Rae, namun aku akan

memperhatikannya mulai sekarang" Chelsea

menyetir mobil dengan tenang. Ia tersenyum.

"Menyenangkan rasanya melihatmu

tertarik pada seseorang"

Aku melengos "Aku tidak tertarik!" aku

berteriak. Kemudian terdiam "Aku hanya..kau

tahu.. penasaran saja"

"Ya ya.. aku tahu" Chelsea tertawa

sambil menepikan mobilnya, tepat di depan

rumahku. Aku merapikan tas sekolahku, dan

meloncat turun dari mobilnya. Ketika aku

hendak mengucapkan terima kasih, Chelsea

menatapku dan tertawa

"Aku akan mengabarimu jika aku tahu

siapa si pemilik mata kelabu idamanmu"

Sebelum aku sempat mencakarnya, Chelsea

menginjak gas dan menghilang di balik

belokan.

Page 17: RUTH ELLIA - nulisbuku.com fileAku memperhatikan Amy, gadis yang bijaksana di antara kami, dengan rambut hitam lurusnya dan wajah Asianya, mencoba menenangkan Chelsea yang mengomel

~ 12 ~

DUA

“Aku pulang!” aku melepaskan

sepatuku dan bergegas mencari ibuku. Sebagai

sesama Underhand, sudah menjadi naluri kami

untuk saling menjaga dan memastikan

keadaan masing-masing. Aku menemukannya

di dapur, sedang sibuk mengiris-ngiris wortel

untuk makan malam. Ia tersenyum melihatku,

melepaskan pisaunya dengan hati-hati dan

memelukku.

“Bagaimana sekolah hari ini?” ia

bertanya sambil melakukan ritualnya.

Memeriksa mataku, lenganku dan seluruh

tubuhku untuk memastikan aku tidak mati hari

ini.

“Biasa saja Mom. Daaan..aku tidak

apa-apa. Tidak ada musibah hari ini” aku

mendorongnya pelan, kemudian mencomot

irisan wortel. Meskipun sama-sama

Underhand, kami tidak bisa mengetahui

apakah seorang Underhand baru saja

mencurangi kematian.

Untuk ibuku, ia memiliki cara

tersendiri untuk mengecekku. Memperhatikan

Page 18: RUTH ELLIA - nulisbuku.com fileAku memperhatikan Amy, gadis yang bijaksana di antara kami, dengan rambut hitam lurusnya dan wajah Asianya, mencoba menenangkan Chelsea yang mengomel

~ 13 ~

gerak tubuhku dan pandangan mataku yang

menunjukkan tanda-tanda trauma atau

frustrasi menahan sakit yang berlebihan.

Ia memperhatikanku sebentar

kemudian meneruskan masakannya. Aku

segera menuju ke kamarku, tempat keramatku.

Satu-satunya tempat yang membuatku merasa

aman. Karena berada di lantai dua, jendela

kamarku selalu terkunci, dan hampir tak ada

benda tajam yang mengancam diriku. Bisa

dibilang ibuku sama paranoidnya dengan

diriku. Bahkan lebih parah.

Saat seperti ini, biasanya aku

merenungkan tentang betapa berbedanya

diriku dengan orang lain. Berusaha

menyingkirkan mimpi buruk yang terus

membayangiku, tapi saat ini aku memikirkan

hal lain. Merebahkan diriku ke kasur yang

empuk sambi menatap langit-langit kamarku

yang berwarna biru cerah dihiasi garis-garis

krem seperti ukiran.

Aku memikirkan cowok itu.

Bagaimana ia menatapku dengan tajam dan

suaranya yang berat yang menghantam

dadaku.

Aku terus memikirkan mata

kelabunya.

Page 19: RUTH ELLIA - nulisbuku.com fileAku memperhatikan Amy, gadis yang bijaksana di antara kami, dengan rambut hitam lurusnya dan wajah Asianya, mencoba menenangkan Chelsea yang mengomel

~ 14 ~

TIGA

“Sudah siap untuk studi wisata akhir

pekan?!” Chelsea memekik dengan penuh

kegirangan. Rambut pirangnya bergoyang-

goyang seiring ia menganggukkan kepalanya

penuh semangat.

“Studi wisata?” aku menatapnya

heran. Merapatkan mantelku dan bergidik

ketika anak-anak kutu buku sedang membawa

praktikum biologi mereka yang dikelilingi

kawat. Kawat-kawat yang tajam.

“Oh ayolah Rae! Kau selalu begitu.

Tidak pernah memperhatikan pelajaran ya?

Kita akan mengadakan studi wisata di Grand

Valley barat, bekas benteng kuno jaman

perang dunia kedua. Mrs. Quell, guru sejarah

kita sudah membuka pendaftaran sejak 2

minggu lalu. Aku yang mendaftarkan kita

bertiga” Chel-begitu panggilanku pada

Chelsea-memutar bola matanya. Gemas.

“Tidak. Ia hanya menghayalkan

tentang hal-hal konyol di jendela” Amy

menambahkan. Membetulkan letak

kacamatanya dan tersenyum ke arahku “Ia

Page 20: RUTH ELLIA - nulisbuku.com fileAku memperhatikan Amy, gadis yang bijaksana di antara kami, dengan rambut hitam lurusnya dan wajah Asianya, mencoba menenangkan Chelsea yang mengomel

~ 15 ~

hampir mengacuhkan semua pelajaran. Aku

heran ia lolos sampai semester ini”

“Yah kalaupun aku tahu mengenai

studi wisata ini. Aku tidak bisa pergi.

Maksudku, kalian tahu seperti apa ibuku

kan?” Aku membela diriku sambil berusaha

menghindari tatapan kecewa para sahabatku.

Amy tampak sedikit kesal dan

mengangguk, tapi Chel justru tersenyum lebih

lebar. Tidak baik.

“Kurasa saatnya kita melihat sisi lain

dari seorang Raellene Sullivan!”

Aku menatap Chel curiga dan Amy

tampak kebingungan. Mataku melebar melihat

Chel mengangkat tangannya, memanggil

seseorang. Oh…tidak.

“Yo! Sewell! Disini..disini!!” Chel

berteriak penuh semangat dan melemparkan

tatapan menggodanya padaku. Orang yang

dipanggil itu mendekat, menyeberangi

kerumunan orang yang sedang menghabiskan

waktu istirahatnya di koridor dan taman

sekolah. Mendatangi kami yang sedang duduk

di rumput taman sekolah. Aku langsung

mengenali mata kelabunya.

“Semuanya, kenalkan. Ini Vaclav

Sewell. Ia teman sekelasku di SMP dulu.”

Page 21: RUTH ELLIA - nulisbuku.com fileAku memperhatikan Amy, gadis yang bijaksana di antara kami, dengan rambut hitam lurusnya dan wajah Asianya, mencoba menenangkan Chelsea yang mengomel

~ 16 ~

“Senang bertemu denganmu, Vaclav,

tapi aku tidak mengerti Chel, apa

hubungannya dengan kita?” Amy makin

kebingungan. Aku terpuruk, bersembunyi di

balik bayangan Amy dan aku bisa merasakan

bahwa cowok itu sedang memandangiku.

“Kalian bisa memanggilku Val.

Setidaknya begitulah teman-temanku yang

lain memanggilku dan jujur saja, aku juga

tidak mengerti kenapa dipanggil kemari”

Suara Val yang berat langsung melumpuhkan

saraf-sarafku. Aku menggigit bibir.

“Aku hanya ingin tahu kalau kau ikut

studi wisata yang diselenggarakan Mrs. Quell?

Karena teman kami yang ini…” Chel

menarikku dan aku bertatapan langsung

dengan Val. Aku yakin inilah caraku

menghentikan detak jantungku dan melakukan

proses pemunduran. Tapi untunglah tidak ada

yang terjadi

“....tidak bisa ikut. Jadi siapa tahu kau

membutuhkan kelompok? Karena kami

kekurangan personil” Chel tersenyum jahil

dan merangkulku. Aku merasa mulas.

“Sungguh? Sayang sekali kau tidak

bisa ikut. Kurasa perjalanannya akan

menyenangkan” Val terdengar kecewa. Atau

mungkin itu hanya perasaanku saja.

Page 22: RUTH ELLIA - nulisbuku.com fileAku memperhatikan Amy, gadis yang bijaksana di antara kami, dengan rambut hitam lurusnya dan wajah Asianya, mencoba menenangkan Chelsea yang mengomel

~ 17 ~

“Yah mungkin aku bisa mencoba

membicarakannya dengan ibuku. Tapi aku

tidak yakin”

Val masih menatapku.

“Itu lebih dari cukup. Terima kasih

Val. “ Chel memecahkan keheningan dan

menyeret kami pergi dari situ.

“Eh..sama-sama kurasa” Val tampak

kikuk dan melemparkan senyum. Pada kami.

Padaku. Sambil melangkah menjauh, Amy

lebih dulu buka suara.

“Apa-apaan itu tadi?”

“Amy sayang, yang kau temui tadi itu

adalah pujaan hati Rae”

“Bukan. Sudah kubilang aku hanya…”

Aku terdiam. Bingung harus berkata apa.

“Kau tidak pernah bercerita..” Amy

tampak tersinggung.

“Tapi sekarang kau sudah tahu kan?

Amy, kau harus lebih banyak bergaul dengan

cowok” Chel tersenyum dan menggandeng

aku dan Amy. Ia menoleh padaku.

“Katamu kau tidak mengenal cowok

bermata kelabu.” Protesku.

“Sudah kubilang aku tidak

memperhatikan cowok dari matanya. Lagipula

Rae..Kau tahu kau tidak akan melewatkan

kesempatan ini kan?”

Page 23: RUTH ELLIA - nulisbuku.com fileAku memperhatikan Amy, gadis yang bijaksana di antara kami, dengan rambut hitam lurusnya dan wajah Asianya, mencoba menenangkan Chelsea yang mengomel

~ 18 ~

Aku benci mengakuinya tapi Chelsea

benar.

***

“Aku pulang”

Aku mendapati sepatu ayahku di

depan pintu. Dad pulang. Aku terburu-buru

menuju dapur, dan mendapati kedua orang

tuaku sedang bercerita. Mom tampak ceria

hari ini. Bagus.

“Rae, kau pulang cepat” Dad

memandangku dibalik kacamatanya dan aku

menghampiri untuk mengecup pipinya.

“Kabar baik hari ini?” tanya Mom. Ia

bergelimang tepung.

“Yah, well ada studi wisata di akhir

pecan dan Chelsea sudah mendaftarkan

namaku.”

“Kau tahu tidak kau tidak mendapat

izinku kan? Silahkan telepon temanmu itu dan

katakan kau tidak bisa pergi” Mom tersenyum

dan mencuci tangannya.

“Tapi Mom, kurasa aku ingin pergi.

Aku tidak pernah ikut kegiatan sekolah” Aku

membela diriku, menatap Dad, meminta

pembelaan.

Page 24: RUTH ELLIA - nulisbuku.com fileAku memperhatikan Amy, gadis yang bijaksana di antara kami, dengan rambut hitam lurusnya dan wajah Asianya, mencoba menenangkan Chelsea yang mengomel

~ 19 ~

“Entahlah…kurasa Rae sudah cukup

dewasa. Ia bisa mengurus dirinya sendiri” Dad

angkat bicara.

“Kita tidak tahu pasti bukan? Kita

sudah sepakat Raellene, tidak ada kegiatan

diluar” Mom memandangku tajam dan

melemparkan tatapan kesal pada Dad.

“Tapi Mom…” suaraku meninggi.

“Tidak ada tapi. Kau tahu resikonya!”

“Kurasa kau terlalu

mengkhawatirkannya. Rae bisa menjaga

dirinya sendiri. Ayolah, ia tidak akan mati dan

semacamnya karena studi wisata ringan” Dad

terdengar tegas dan beriwabawa. Mom hendak

memprotes tapi aku tidak mengizinkannya.

“Ya Mom! Toh aku TIDAK AKAN

MATI!” aku berteriak marah.

Mom terdiam, mengatupkan mulutnya.

Tanpa mengeluarkan suara, ia melepaskan

celemeknya dan keluar ke halaman belakang.

Aku mendesah. Menyadari kejamnya kata-

kataku. Dad tidak tahu tentang kami, tentang

diri kami, karena kami tidak bisa

membuktikannya. Mom yang mengatakannya

padaku dulu.

“Aku tidak tahu lelucon apa itu tadi,

tapi ibumu tampak tidak senang. Kusarankan

kau bicara dengannya” Dad memelukku,

Page 25: RUTH ELLIA - nulisbuku.com fileAku memperhatikan Amy, gadis yang bijaksana di antara kami, dengan rambut hitam lurusnya dan wajah Asianya, mencoba menenangkan Chelsea yang mengomel

~ 20 ~

mengecup kepalaku dan keluar dari dapur. Ia

benar, ucapanku kelewatan. Seakan-akan aku

menyalahkannya karena keadaan kami.

Aku menyusuri pintu menuju halaman

belakang. Sebuah taman kecil yang ditata

dengan manis oleh ibuku. Dulu kami sering

menghabiskan waktu disini. Dad memasang

tempat tidur gantung diantara dua pohon oak

yang dari dulu sudah tertanam disini. Mom

ada disitu, memandang ke arah langit, tampak

lelah dan sedih.

Aku ingin mengatakan sesuatu, tapi

tidak ada suara yang keluar. Aku

mendekatinya, dan ia menoleh sedikit, tidak

marah. Hanya diam. Dan saat itu aku tahu

persis apa yang harus aku lakukan. Aku

menelusuri tubuhnya. Tungkainya,lengannya,

lehernya. Mom selalu memeriksa diriku,

mencari tahu apa ada yang salah denganku,

tapi aku tidak pernah melakukan hal yang

sama pada Mom. Kurasa sekarang waktu yang

tepat.

Mom yang mengetahui maksudku,

hanya terdiam. Saat itulah aku melihatnya.

Guratan kecil di atas alis Mom, tipis dan

halus, bisa saja karena terantuk, tapi aku yakin

luka itu menandakan sesuatu yang lebih. Aku

menyentuh garis itu.

Page 26: RUTH ELLIA - nulisbuku.com fileAku memperhatikan Amy, gadis yang bijaksana di antara kami, dengan rambut hitam lurusnya dan wajah Asianya, mencoba menenangkan Chelsea yang mengomel

~ 21 ~

“Apa yang terjadi?” bisikku

Mom menyentuh lukanya, tersenyum

kecil.

“2 hari yang lalu, ketika aku

mengumpulkan baju kotor di kamarmu, aku

tersandung ketika menuruni tangga…”

Aku bergidik membayangkannya.

Apabila Mom bukan seorang Underhand,

mungkin hari ini aku sudah tidak punya ibu

“Apakah sakit?”

“Kalau sudah terbiasa, tidak terlalu”

“Maafkan aku. Aku tidak

bermaksud…” aku bersuara. Benar-benar

merasa menyesal.

“Tidak apa. Aku mengerti Rae.

Lagipula kau tidak sepenuhnya benar. Semua

orang, pada akhirnya akan mati. Termasuk

kita”

“Termasuk kita.” Ulangku

“Bagaimana?”

“Menurutmu apa yang terjadi pada

kakekmu? Ia meninggal 2 hari sebelum

kelahiranmu. Toh ia seorang Underhand”

Mom mengelusku “Dulu, aku membenci

diriku sendiri. Membuktikan bahwa aku bisa

mati seperti orang lain. Aku selalu terlibat

dalam kekacauan, kecelakaan. Aku dulu

Page 27: RUTH ELLIA - nulisbuku.com fileAku memperhatikan Amy, gadis yang bijaksana di antara kami, dengan rambut hitam lurusnya dan wajah Asianya, mencoba menenangkan Chelsea yang mengomel

~ 22 ~

berandalan, kau tahu. Ngebut-ngebutan dan

sebagainya. Dan aku selalu hidup”

Aku memandanginya tak percaya.

Mom tidak pernah bercerita tentang masa

lalunya dan aku tidak mau tahu.

“Aku mengalami kematian dengan

berbagai cara. Makin membenci tiap detik

kehidupanku. Sampai aku bertemu ayahmu. Ia

memberiku alasan untuk bertahan hidup. Dan

kematian kakekmu makin menyadarkanku,

betapa aku harus menjagamu tetap hidup”

Mom merangkulku lembut. Suaranya bergetar.

“Proses pemunduran melibatkan

perbaikan organ-organ tubuh yang rusak.

Makin bertambah umurmu atau makin sering

kematianmu, perbaikan tubuhmu makin

melemah. Meninggalkan luka yang tidak

sembuh total”

“Seperti luka itu” kataku pelan

“Seperti luka ini.” Mom mengulangi

kalimatku. Ia menatapku dalam-dalam dan

meremas tanganku.

“Aku hanya ingin kau mengalami

kematian yang sedikit dalam hidupmu”

“Aku akan baik-baik saja Mom” aku

memeluknya “Terima kasih”

Page 28: RUTH ELLIA - nulisbuku.com fileAku memperhatikan Amy, gadis yang bijaksana di antara kami, dengan rambut hitam lurusnya dan wajah Asianya, mencoba menenangkan Chelsea yang mengomel

~ 23 ~

EMPAT

Bus kuning itu melaju dengan gesit di

jalan raya. Kami, para murid tampak cukup

menikmati perjalanan. Aku duduk sebangku

dengan Amy dan Chelsea di seberang

kananku. Mataku menatap punggung Val yang

duduk dua bangku di depan Chel, yang

kemudian berbalik, memergokiku sedang

menatapnya dan tersenyum. Pipiku memerah

dan aku membuang muka.

Aku bisa mendengar Leia Micht

sedang bersenandung di bagian belakang bus,

dan melihat Andrew Lynn sibuk memainkan

ipodnya. Aku juga menangkap adegan Brian

Lowell sedang menggoda Susan Lue yang

justru mengacuhkannya. Perjalanan ini akan

berlangsung lama

Aku melayangkan pandanganku

kembali pada Val, menepis pikiran konyol

kalau bus ini akan terjun ke sisi jurang.

Klakson berbunyi nyaring, bus kami disalip

sebuah truk besar.

Truk. Benda yang menghantuiku

selama 12 tahun. Tiba-tiba sisi truk itu

Page 29: RUTH ELLIA - nulisbuku.com fileAku memperhatikan Amy, gadis yang bijaksana di antara kami, dengan rambut hitam lurusnya dan wajah Asianya, mencoba menenangkan Chelsea yang mengomel

~ 24 ~

menyambar sisi bus dan kaca di barisan kami

pecah. Amy menjerit dan mencengkeram

tanganku. Bus kami pun menubruk pagar

pembatas dan meluncur.

Senandung Leia berubah menjadi

teriakan.

Chel menangis.

Dan punggung Val menegang.

Bus terbalik. Berputar-putar menuruni

lereng dan jeritan-jeritan makin melemah,

berubah menjadi isak tangis menyedihkan.

Bau asam yang familier menyengat hidungku

dan pandanganku berputar-putar. Ketika bus

berhenti, posisi kami terbalik.

Aku tergantung di kursiku, tertahan

sabuk pengaman. Kepalaku pusing dan

berdenyut-denyut. Pandanganku memerah,

kurasa pembuluh darah di mataku pecah

akibat terantuk kursi depan. Aku mencakari

tempat dudukku, mencoba melepaskan diri.

Amy tidak sadarkan diri. Darah menetes-netes

dari pelipisnya namun pundaknya masih

bergerak naik turun, menandakan ia masih

hidup.

Aku menoleh ke kanan, dan mendapati

Chel terbaring di dasar -yang sekarang adalah

atap bus- rambut pirangnya berbercak merah,

menutupi wajahnya. Ia tidak bergerak. Aku

Page 30: RUTH ELLIA - nulisbuku.com fileAku memperhatikan Amy, gadis yang bijaksana di antara kami, dengan rambut hitam lurusnya dan wajah Asianya, mencoba menenangkan Chelsea yang mengomel

~ 25 ~

mengamatinya lebih lama. Tidak terlihat

tanda-tanda kehidupan. Tidak bernapas..

Begitu aku menyadarinya tangisku pecah.

Aku mendenger Leia menangis

memanggil-manggil nama seseorang.

Kepalaku makin berat, dan aku makin sulit

bernapas karena sakit dan karena airmata

mulai mengalir melalui hidungku. Sulit

kupercaya, ibuku benar.

Val.

Ia berdiri dengan lunglai,

mengumpulkan tenaga. Menatapku dengan

kaget dan menghampiriku dengan susah

payah.

"Val..."panggilku lirih "Val!!"

Ia mencengkeram kursiku, menekan

tombol pelepas sabuk pengaman dan

menangkapku ketika gravitasi mengambil alih

tubuhku.

"Amy…Chelsea…"bisikku pelan.

"Sst.."

Aku mengerang dan perasaanku kacau

balau. Tangisanku melemah.

Kepalaku meremasku, penglihatanku

memburam dan jantungku berdetak tak

karuan. Aku tahu saatku akan tiba.

Val masih memelukku. Memar di bibir

kananya dan luka di dahinya tidak

Page 31: RUTH ELLIA - nulisbuku.com fileAku memperhatikan Amy, gadis yang bijaksana di antara kami, dengan rambut hitam lurusnya dan wajah Asianya, mencoba menenangkan Chelsea yang mengomel

~ 26 ~

mempengaruhi kekuatannya. Ia masih

memelukku, meletakkan kepalaku di dadanya

sehingga aku bisa mendengar detak

jantungnya yang berdebar kencang namun,

entah kenapa aku merasa aman. Aku masih

mendengar erangan dan rintihan dari sisi bus

yang lain.

"Kau akan baik-baik

saja…Percayalah…Kau akan baik-baik saja"

bisik Val lembut namun suaranya bergetar.

"Bertahanlah...kumohon…kau…kita

akan baik baik saja" katanya sambil mengurai

rambutku.

Aku tersenyum, mengangguk.

Mataku mulai terasa berat dan aku

menengadahkan kepalaku, menatap Val ke

dalam matanya yang kelabu. Aku

menangkupkan tanganku ke wajahnya dengan

segenap sisa kekuatanku.

"Aku tahu"

Dan jantungku berhenti berdetak.