penelitian iles-iles kuning
Click here to load reader
-
Upload
annisa-rizkitania -
Category
Documents
-
view
120 -
download
0
Transcript of penelitian iles-iles kuning
![Page 1: penelitian iles-iles kuning](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/55721198497959fc0b8f34c9/html5/thumbnails/1.jpg)
39
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah penelitian true eksperiment
terhadap tikus putih dengan menggunakan 3 kelompok perlakuan dan 2
kelompok kontrol. Penelitian bersifat preventif sehingga dilaksanankan
dengan menggunakan Post Test-Only Control Group Design. Setelah
tikus melalui masa adaptasi, peneliti mengukur intervensi yang diberikan
kepada masing-masing kelompok perlakuan, kemudian membandingkan
hasil pengukuran dengan kelompok kontrol. Pemilihan objek penelitian
untuk pengelompokan dalam perlakuan menggunakan metode Simple
Random Sampling karena tikus, bahan pakan tikus, dan tempat penelitian
dapat dikatakan homogen. Hasil yang akan diteliti adalah perbedaan
kadar kolesterol darah pada kelompok perlakuan dan kontrol.
Pada penelitian ini kelompok perlakuan dibagi menjadi 5 kelompok
yaitu:
1. Kelompok kontrol negatif (P0): kelompok tikus yang hanya diberi
pakan diet normal 30,5 g/hari selama 8 minggu
2. Kelompok kontrol positif (P1): kelompok tikus yang hanya diberi
pakan diet aterogenik 25 g/hari selama 8 minggu
3. Kelompok perlakuan (P2): kelompok tikus yang diberi pakan diet
aterogenik 25 g/hari dan tepung iles-iles kuning dosis 1 selama 8
minggu
![Page 2: penelitian iles-iles kuning](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/55721198497959fc0b8f34c9/html5/thumbnails/2.jpg)
40
4. Kelompok perlakuan (P3): kelompok tikus yang diberi pakan diet
aterogenik 25 g/hari dan tepung iles-iles kuning dosis 2 selama 8
minggu
5. Kelompok perlakuan (P4): kelompok tikus yang diberi pakan diet
aterogenik 25 g/hari dan tepung iles-iles kuning dosis 3 selama 8
minggu
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi Penelitian
Pada penelitian ini binatang coba yang digunakan adalah tikus
jenis (Rattus novergicus) strain Wistar yang dipelihara di Laboratorium
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.
Pemeliharaan tikus dilakukan dalam kandang bebas patogen penyakit.
4.2.2 Randomisasi dan Desain Layout
Agar setiap percobaan mempunyai peluang yang sama untuk
mendapatkan perlakuan, maka dalam pengambilan sampel dilakukan
pengacakan dengan langkah langkah sebagai berikut:
1. Berikan nomor urut 1-30 pada sampel
2. Ambil bilangan random sebanyak sampel dengan menggunakan
angka acak
3. Beri rangking pada bilangan random yang diperoleh. Tabel
randomisasi dapat dilihat pada lampiran 1.
Dengan demikian hasil randomisasi menunjukkan kelompok
kontrol negatif (P0) terdiri dari peringkat 3, 10, 27, 5, 9, 26;
![Page 3: penelitian iles-iles kuning](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/55721198497959fc0b8f34c9/html5/thumbnails/3.jpg)
41
kelompok kontrol positif (P1) terdiri dari peringkat 21, 23, 7, 14, 13,
30; kelompok perlakuan (P2) terdiri dari peringkat 15, 8, 4,6, 2, 24;
kelompok perlakuan (P3) terdiri dari peringkat 18, 11, 29, 1, 12,
19; kelompok perlakuan (P4) terdiri dari peringkat 22, 20, 28, 16,
17, 25.
4. Kemudian masukkan jenis perlakuan dalam sampel pada
rancangan penelitian sebagaimana disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Desain Layout Penelitian
1
P3
2
P2
3
P0
4
P2
5
P0
6
P2
7
P1
8
P2
9
P0
10
P0
11
P3
12
P3
13
P1
14
P1
15
P2
16
P4
17
P4
18
P3
19
P3
20
P4
21
P1
22
P4
23
P1
24
P2
25
P4
26
P0
27
P0
28
P4
29
P3
30
P1
![Page 4: penelitian iles-iles kuning](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/55721198497959fc0b8f34c9/html5/thumbnails/4.jpg)
42
4.2.3 Estimasi Jumlah Pengulangan
Dalam penelitian ini terdapat 5 perlakuan, maka jumlah binatang
coba untuk masing-masing perlakuan dapat dicari dengan menghitung
besaran sampel menggunakan rumus Kemas (2005) sebagai berikut :
n =jumlah pengulangan/besar sampel dalam kelompok
t = jumlah perlakuan/banyaknya kelompok (5 kelompok)
Maka jumlah sampel yang dibutuhkan dalam kelompok adalah :
dibulatkan menjadi 5
Jadi, jumlah minimal tikus untuk masing-masing perlakuan adalah 5 ekor
dan disiapkan 1 ekor sebagai cadangan. Sehingga, tikus yang digunakan
untuk masing-masing perlakuan adalah 6 ekor, dan untuk 5 kelompok
perlakuan dibutuhkan 30 ekor tikus.
4.2.4 Prosedur dan Teknik Pengambilan Sampel
Seluruh tikus sampel yang tersedia dikelompokkan menjadi 5 kelompok
perlakuan berdasarkan Simple Random Sampling, sehingga tiap tikus
memiliki peluang yang sama untuk semua kelompok.
![Page 5: penelitian iles-iles kuning](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/55721198497959fc0b8f34c9/html5/thumbnails/5.jpg)
43
4.2.5 Kriteria Hewan Percobaan
Tikus jenis Rattus novergicus strain wistar
Jenis kelamin jantan
Usia 8-12 minggu
Berat badan ± 200 g
Warna bulu putih bersih
Anggota badan lengkap, dan tidak cacat, gerakan aktif, mata jernih
Tikus sehat dan tidak menderita penyakit
Tidak mendapat pengobatan sebelumnya
4.3 Variabel Penelitian
Variabel bebas pada penelitian ini adalah pemberian per oral dosis
tepung iles-iles kuning, sedangkan variabel terikat pada penelitian ini
adalah kadar kolesterol darah pada tikus coba.
Variabel kendali adalah variabel yang dapat dikendalikan oleh
peneliti agar objek penelitian selalu terkendali dan dalam keadaan
homogen. Variabel kendali dalam penelitian ini meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1. Jenis tikus
2. Umur tikus
3. Jenis kelamin tikus
4. Berat badan awal
5. Pemberian diet aterogenik
6. Kondisi lingkungan kandang
7. Pemberian per oral tepung iles-iles kuning dengan sonde
![Page 6: penelitian iles-iles kuning](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/55721198497959fc0b8f34c9/html5/thumbnails/6.jpg)
44
4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.4.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi untuk
pemeliharaan hewan coba, dan Laboratorium Faal Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya Malang untuk pengukuran kadar kolesterol darah.
Penelitian ini berlangsung selama dua bulan, yaitu dari bulan Juli 2011
sampai dengan bulan September 2011.
4.5 Bahan dan Alat Penelitian
4.5.1 Bahan Penelitian
4.5.1.1 Bahan Pakan Tikus
1. Diet Normal dan Diet Aterogenik
Dalam penelitian ini terdapat dua macam pakan tikus yaitu pakan
diet aterogenik untuk tikus kelompok kontrol positif (P1) dan kelompok
perlakuan yang juga diberikan tepung iles-iles kuning dosis 0,16 g/hari ,
0,32 g/hari , 0,64 g/hari (P2 sampai P4), serta pakan diet normal untuk
kelompok kontrol negatif (P0). Pakan normal terdiri dari comfeed PARS,
tepung terigu dan air secukupnya sedangkan diet aterogenik terdiri dari
PARS, tepung terigu, kolesterol 2%, minyak babi 5%, asam kolat 0,2%
dan air secukupnya (Muwarni, 2005).
Kebutuhan makan tikus dewasa per ekor untuk diet normal adalah
30,5 g dan untuk diet aterogenik adalah 25 g dengan energi yang sama
yaitu ± 104 kalori. Prinsip pemberian ransum pada beberapa perlakuan
adalah isokalori, yaitu masing-masing jenis pakan tikus yang diberikan
![Page 7: penelitian iles-iles kuning](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/55721198497959fc0b8f34c9/html5/thumbnails/7.jpg)
45
memiliki kandungan kalori yang hampir sama, tetapi memiliki berat dan
komposisi yang berbeda. Komposisi diet tikus dapat dilihat pada lampiran
2 dan 3.
2. Tepung iles-iles kuning
a. Dosis iles-iles
Tepung iles-iles kuning yang digunakan adalah tepung yang berasal
dari iles-iles kuning dari daerah Jawa Timur. Penggunaan dosis
didasarkan akan kebutuhan serat manusia yang kemudian dikonversi
ke kebutuhan serat tikus coba menggunakan persamaan sebagai
berikut (Harmita, 2008):
Kebutuhan serat larut air manusia 6 g/hari (Titissari, 2010)
Jumlah serat larut air (glukomanan) dalam 100 g tepung iles-iles
kuning 65 g
Berat badan rata-rata manusia 70 kg
Berat badan rata-rata tikus 200 g
Kebutuhan serat larut air tikus/hari
Kebutuhan serat larut manusia x faktor konversi dosis untuk tikus (0,018)
Sehingga: 6 g/hari x 0,018 = 0,108 g/hari
Kebutuhan tikus konsumsi tepung iles-iles kuning
Kebutuhan serat larut tikus (g) = X jumlah tepung iles-iles
Kadar serat larut air tepung (g) 100 gram tepung iles-iles
0,0108 = X
65 100
![Page 8: penelitian iles-iles kuning](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/55721198497959fc0b8f34c9/html5/thumbnails/8.jpg)
46
X = 0,16 g
Jadi, dalam penelitian ini terbagi menjadi 3 dosis, yaitu
- Dosis I: 0,16 g/200gBB/hari
- Dosis II: 0,32 g/200gBB/hari (2x dosis I)
- Dosis III: 0,64 g/200gBB/hari (4x dosis I)
4.5.2 Alat Penelitiaan
4.5.2.1 Alat Pemeliharaan Binatang Coba
Kandang dari bak plastik
Tutup kandang yang terbuat dari anyaman kawat
Botol air untuk minum
Timbangan analitik
Alat untuk memantau keadaan tikus: form pemantauan harian,
timbangan untuk mengukur BB tikus
4.5.2.2 Alat Pengambilan Sampel Darah Binatang Coba
jarum suntik dan spuit disposable
tabung untuk penyimpanan serum
mikropipet
sentrifuge
4.5.2.3 Alat Pengukuran Serum Kolesterol
mesin Cobas Mira
cuvet disposable
rak reagen, rak sampel
mikro pipet 100 µl, mikro pipet 500 µl, mikro pipet 1000 µl
yellow tip dan blue tip
4.5.2.4 Alat Pembuatan Ransum Makan Tikus
Sendok
![Page 9: penelitian iles-iles kuning](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/55721198497959fc0b8f34c9/html5/thumbnails/9.jpg)
47
Timbangan analitik untuk mengukur kebutuhan tepung iles-iles
kuning dan diet aterogenik
Baskom
Pengaduk
Sarung tangan
4.5.2.5 Alat Pemberian Tepung Iles-iles
Tepung iles-iles kuning dicampur dengan air hingga mencapai 3 ml,
lalu diberikan pada tikus melalui spuit yang ujungnya dipasangi suatu
sonde yang bisa melewati mulut, esophagus hingga lambung
4.6 Definisi Operasional
4.6.1 Tepung Iles-iles
Tepung iles-iles kuning merupakan tepung yang terbuat dari umbi iles-iles
kuning dengan kandungan glukomanan sebesar 33%, kemudian
diberikan kepada tikus melalui sonde berdasarkan 3 dosis yang telah
ditetapkan.
4.6.2 Diet Aterogenik
Diet yang digunakan untuk meningkatkan kadar kolesterol total dalam
tubuh tikus diberikan selama 8 minggu dengan kandungan berupa :
PARS, tepung terigu, kolesterol 2%, minyak babi 5%, asam kolat 0,2%,
dan air secukupnya (Muwarni, 2005).
![Page 10: penelitian iles-iles kuning](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/55721198497959fc0b8f34c9/html5/thumbnails/10.jpg)
48
4.6.3 Diet Normal
Diet normal merupakan ransum yang komposisinya terdiri dari Confeed
PAR-S sebanyak (53%), tepung terigu sebanyak (23.5%), dan air
sebanyak (23.5%)
4.6.4 Kadar Kolesterol Darah
Besarnya kadar kolesterol darah tikus dalam satuan mg/dl yang diperoleh
dari pengujian serum darah tikus dengan menggunakan alat Cobas Mira
setelah 8 minggu perlakuan
4.6.5 Dosis tepung iles-iles kuning
Besarnya jumlah pemberian tepung iles-iles kuning (dosis I : 0,16
g/200gBB; dosis II : 0,32 g/200gBB; dosis III : 0,64 g/200gBB) per hari
yang diberikan kepada tikus strain wistar pada masing-masing perlakuan
![Page 11: penelitian iles-iles kuning](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/55721198497959fc0b8f34c9/html5/thumbnails/11.jpg)
49
4.7 Prosedur Penelitian
4.7.1 Pengkondisian Hewan Coba
Tikus jantan dengan berat badan sekitar 200 gram akan
ditempatkan pada suhu 25 ± 1º C dengan siklus cahaya selama 12 jam
30 ekor tikus wistar
Pakan normal ± 1 minggu dan pengondisian lingkungan
Menimbang berat badan tikus
Randomisasi
Diet normal kontrol (-)
Diet aterogenik kontrol (+)
Diet aterogenik + 0,16 g/200gBB/hari tepung iles-iles kuning yang
dibuat larutan
Diet aterogenik + 0,32 g/200gBB /hari tepung iles-iles kuning yang
dibuat larutan
Diet aterogenik + 0,64 g/200gBB /hari tepung iles-iles kuning yang
dibuat larutan
8 minggu
Pengambilan darah tikus dan penghitungan kadar kolesterol darah tikus
Analisa data
Konsumsi pakan perhari dihitung dari berat awal dan berat akhir pakan
![Page 12: penelitian iles-iles kuning](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/55721198497959fc0b8f34c9/html5/thumbnails/12.jpg)
50
(08.00-12.00). Semua hewan coba akan diberikan diet normal yaitu
berupa komposisi comfeed PARS, tepung terigu dan air selama 1 minggu
dan diberikan secara ad libitum. Setelah pengkondisian selama 1 minggu,
hewan coba akan dilakukan penimbangan berat badan untuk kemudian
dibagi secara acak kedalam kelompok negatif, kelompok positif, dan
kelompok perlakuan.
4.7.2 Pemberian Pakan dan Tepung Iles-iles Kuning
Kelompok negatif akan diberikan diet normal berupa komposisi
comfeed PARS, tepung terigu, dan air. Kelompok positif akan diberikan
diet aterogenik berupa komposisi kuning telur, lemak kambing, minyak,
minyak babi, asam kolat, PARS, dan terigu. Diet normal dan diet
aterogenik serta minuman diberikan secara ad libitum. Pada kelompok
perlakuan P2 sampai P4, akan diberikan diet aterogenik yang disertai
dengan pemberian tepung iles-iles kuning yang sudah dilarutkan melalui
sonde.
Untuk kelompok kontol negatif dan positif akan dilakukan sonde
plasebo untuk menyamakan tingkat stress akibat sonde pada semua
kelompok perlakuan. Pemberian tepung iles-iles sesuai dengan dosis
yang telah ditentukan yaitu 0,16 g/200gBB/hari, 0,32 g/200gBB/hari, dan
0,64 g/200gBB/hari dengan memperhatikan volume lambung tikus.
Volume cairan lambung tikus dalam keadaan nyaman penuh adalah 3,38
± 0,52 ; merenggang 4,63 ± 0,44 dan penuh makanan 6,63 ± 0,92
(Harmita, 2008)
![Page 13: penelitian iles-iles kuning](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100507/55721198497959fc0b8f34c9/html5/thumbnails/13.jpg)
51
4.8 Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan darah
tikus dan penghitungan kadar kolesterol darah pada tikus. Data yang
dikumpulkan meliputi:
1. Berat badan tikus yang diperoleh dari penimbangan tikus setiap hari
2. Data asupan makanan perhari dihitung dari sisa makanan yang
diberikan pada hewan coba setiap harinya
3. Kadar kolesterol darah tikus yang diperoleh dari pengambilan darah
pada tikus
4.9 Analisa Data
Data yang didapat dianalisis menggunakan program SPSS 16 for
windows. Seluruh data yang ada diuji dengan menggunakan test of
homogeneity of variances untuk mengetahui bahwa semua data
homogen. Kemudian, dilanjutkan dengan uji one-way ANOVA untuk
mengetahui adanya perbedaan kadar kolesterol darah antar kelompok.
Jika terdapat perbedaan, maka dapat dilanjutkan dengan uji Post Hoc
Tuckey untuk mengetahui perbedaan tiap kelompok. Uji statistik dilakukan
dilakukan pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), perbedaan dikatakan
bermakna jika p < 0,05.