Penelitian Deskriptif Bidang Pendidikan
-
Upload
siska-nurfauzia -
Category
Documents
-
view
230 -
download
18
Transcript of Penelitian Deskriptif Bidang Pendidikan
PENELITIAN DESKRIPTIF BIDANG PENDIDIKAN
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Individu
Mata Kuliah: Metodologi Penelitian Pendidikan
Dosen Pengampu: Dr. H. Fatah Syukur NC, M.Ag
Disusun Oleh:
Umi Mukaromah 123111157
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2014
I. PENDAHULUAN
Manusia dianugerahi oleh Allah suatu keinginan dan dorongan untuk
mengetahui, meskipun kadar dan derajatnya berbeda-beda pada setiap
orang. Keingintahuan yang dimiliki oleh manusia itu memungkinkan dirinya
untuk berupaya memahami keberadaan berbagai gejala yang ada. Oleh
karena itu, kegiatan penelitian dilakukan sebagai upaya memahami dan
memecahkan masalah. Dalam berbagai bidang, selalu ada masalah, baik
yang bersifat sederhana maupun kompleks. Penelitian pendidikan
memfokuskan pada masalah-masalah yang timbul dalam sistem pendidikan,
dengan upaya memahami permasalahan yang dihadapi dalam bidang
pendidikan, dengan mencari bukti dan dilakukan dengan menempuh
langkah-langkah tertentu yang bersifat ilmiah, sistematis, dan logis,
sehingga ditemukan jawaban atau pemecahan terhadap masalah tersebut.
Penggolongan jenis penelitian pendidikan berbeda-beda menurut segi
mana penelitian ditinjau. Dari segi sifat permasalahannya, penelitian
pendidikan dapat digolongkan menjadi delapan, yaitu penelitian historis,
deskriptif, perkembangan, kasus dan penelitian lapangan, korelasional,
kausal-komparatif, ekperimental, dan penelitian tindakan (Margono S, 2010:
7). Bila kita membuka pustaka tentang berbagai laporan penelitian, baik
yang berbentuk skripsi, tesis, dan disertasi, laporan profesional maupun
artikel ilmiah hasil penelitian dalam berbagai jurnal atau media lain, akan
dijumpai bagian terbesar dari penelitian yang dilakukan adalah penelitian
deskriptif. Hal ini disebabkan, sangat banyak masalah yang cocok untuk
diteliti melalui penelitian deskriptif, dan pelaksanaannya pun diasumsikan
lebih mudah dari penelitian lain, sehingga penelitian ini cukup populer.
Dalam makalah ini akan dibahas lebih lengkap mengenai penelitian
deskriptif dalam bidang pendidikan.
II. RUMUSAN MASALAH
A. Apakah pengertian dan tujuan dari penelitian deskriptif?
B. Apa saja jenis-jenis penelitian deskriptif?
C. Bagaimanakah langkah-langkah penelitian deskriptif?
D. Bagaimanakah contoh judul penelitian deskriptif?
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Tujuan Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha
menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa
adanya.1[1] Menurut Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, penelitian
1[1]Prof. Sukardi, Ph. D., Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 157.
deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar, ditujukan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik
fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini
mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan
dan perbedaannya dengan fenomena lain. Banyak temuan penting yang
dihasilkan dari penelitian deskriptif, umpamanya temuan-temuan tentang
sistem tata surya, peredaran bumi, bulan, dan planet-planet lainnya,
pertumbuhan tanaman, kehidupan binatang, kehidupan orang dalam
berbagai lingkungan kehidupan, bagaimana guru-guru mengajar, bagaimana
para siswa atau mahasiswa belajar, dan lain-lain.
Penelitian deskriptif dalam bidang pendidikan dan kurikulum
pengajaran merupakan hal yang cukup penting, mendeskripsikan fenomena-
fenomena kegiatan pendidikan, pembelajaran, implementasi kurikulum pada
berbagai jenis, jenjang dan satuan pendidikan. Penelitian ini merupakan
salah satu bentuk dari penelitian paling dasar.2[2]
Sebagai contoh, dalam rangka memenuhi tugas akhir (skripsi) program
sarjana, seorang mahasiswa bermaksud mengadakan penelitian tentang
hubungan antara gaya mengajar guru dan keberhasilan belajar siswa.
Sebagai langkah pertama, ia harus mendeskripsikan secara akurat gaya
mengajar guru. Kemudian mengajukan beberapa pertanyaan deskriptif,
seperti: Bagaimana gaya mengajar guru? Setelah pertanyaan ini terjawab,
barulah ia dapat menghubungkan variabel tersebut dengan keberhasilan
siswa. Di bawah ini adalah ilustrasi dari Ibnu Hadjar dalam bukunya yang
berjudul “Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan”
yang bersumber dari “Prestasi Belajar Mahasiswa: Antara Harapan dan
Kenyataan (Studi Kasus Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan)”
dalam “Jurnal Penelitian Walisongo” (1993) tentang bagaimana hasil analisis
penelitian deskriptif yang mengawali analisis lebih lanjut yang dilaporkan.
Hasil Penelitian Deskriptif
2[2]Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 72.
Hasil Analisis Deskriptif Nilai MahasiswaVariabe
l ∑NMaksimu
m MinimumRentan
g M SDMPS 70 3,8 1,3 2,5 3,03 0,57Harapan 70 4,0 2,8 1,2 3,68 0,32MPP 70 4,0 0,0 4,0 2,88 0,85
Keterangan: Tabel di atas memperlihatkan variasi distribusi nilai ketiga variabel. Nilai
harapan yang ditargetkan oleh mahasiswa mempunyai mean tertinggi (M= 3,68) tetapi
dengan SD dan rentang (SD= 0,32 dan rentang= 1,2). Sebaliknya, nilai MPP mempunyai
mean terendah (M=2,88) tetapi dengan SD dan rentang tertinggi (SD= 0,85 dan rentang=
4,0). Sedang mean, SD, dan rentang nilai MPS berada di antara kedua variabel (berturut-
turut M= 3,03; SD= 0,57; rentang= 2,5). Hal ini menunjukkan bahwa nilai yang diharapkan
mahasiswa terdistribusi secara lebih homogen daripada nilai dua variabel yang lain.
Sebaliknya, distribusi nilai MPP yang diperoleh oleh mahasiswa lebih heterogen. Meskipun
nilai yang diharapkan/ ditargetkan oleh mahasiswa berkisar antara 2,8 dan 4,0 (C+ s.d. A),
dalam kenyataan nilai yang mereka peroleh merentang lebih luas, antara nilai minimal dan
maksimal yang mungkin dapat dicapai (antara 0,0 dan 4,0 atau E s.d. A). Di samping itu,
mean nilai yang diharapkan juga lebih tinggi dari kedua mean nilai nyata. Dengan kata
lain. Harapan mahasiswa berada di atas prestasi riil mereka.3[3]
Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama
yaitu menggambarkan secara sitematis fakta dan karakteristik objek atau
subjek yang diteliti secara tepat. Dalam perkembangan akhir-akhir ini,
metode penelitian deskriptif juga banyak dilakukan oleh para peneliti karena
dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian
besar laporan penelitian dilakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode
deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang
berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia.4[4]
Sementara itu, Mohammad Ali dalam bukunya yang berjudul “Strategi
Penelitian Pendidikan” menjelaskan bahwa penelitian deskriptif dilakukan
untuk berbagai maksud diperolehnya macam-macam temuan. Setiap
3[3]Drs. Ibnu Hadjar, M.Ed., Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1996), hlm. 275-276.
4[4]Prof. Sukardi, Ph. D., Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 157.
maksud memandu ke arah pilihan metode tertentu, sedangkan setiap
metode mengimplikasikan perlunya penggunaan teknik pengumpulan data
yang sesuai. Secara garis besar aneka ragam maksud dilakukannya
penelitian deskriptif adalah dalam rangka;
1. Menelaah variabel-variabel lepas dalam suatu fenomena berdasarkan data
yang dikumpulkan dari subjek banyak,
2. Menelaah kasus tunggal secara mendalam,
3. Menganalisis keterkaitan antara variabel-variabel dalam suatu fenomena
yang diteliti.5[5]
B. Jenis-Jenis Penelitian Deskriptif
Ada beberapa jenis penelitian yang dapat digolongkan sebagai
penelitian deskriptif. Penelitian itu adalah:
1. Studi kasus
Dalam studi kasus, peneliti berusaha menyelidiki seorang individu atau
suatu unit-sosial secara mendalam. Peneliti mencoba menemukan semua
variabel penting dalam perkembangan subyek tersebut. Yang ditekankan
adalah pemahaman mengapa individu tersebut berbuat demikian dan
bagaimana perilaku berubah ketika individu tersebut memberikan
tanggapannya terhadap lingkungan. Hal ini memerlukan studi terperinci
dalam waktu yang cukup lama. Peneliti mengumpulkan data tentang
keadaan subyek pada saat ini, pengalamannya di masa lalu, lingkungannya,
dan bagaimana kaitan faktor-faktor ini satu sama lain.
Kebanyakan studi kasus timbul dari usaha untuk memecahkan
masalah. Keuntungan dari studi kasus adalah kemungkinannya melakukan
penyelidikan secara mendalam; studi kasus berusaha memahami anak atau
orang dewasa secara utuh dalam totalitas lingkungan individu tersebut.
Bukan hanya tindakan individu pada masa kini saja yang dapat diselidiki,
5[5]H. Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993), hlm. 125.
melainkan juga tindakannya di masa lalu, lingkungan, emosi, dan
pikirannya.6[6]
2. Survei
Salah satu metode penelitian sosial dan pendidikan yang amat luas
penggunaannya adalah penelitian survei. Ciri khas penelitian ini adalah data
dikumpulkan dari responden/sampel atas populasi untuk mewakili seluruh
populasi. Ini berbeda dengan sensus yang informasinya dikumpulkan dari
seluruh populasi. Dengan demikian penelitian survei adalah penelitian yang
mengambil sampel dari seluruh populasi dan menggunakan kuesioner
sebagai alat pokok dalam pengumpulan data. Proses penelitian survei tidak
berbeda jauh dengan penelitian ilmiah lainnya, dan merupakan usaha
sistematis untuk mengungkapkan suatu fenomena sosial atau pendidikan
yang menarik perhatian peneliti.
Penelitian survei dimulai dengan munculnya minat peneliti terhadap
suatu fenomena sosial atau pendidikan tertentu, misalnya: tingkat partisipasi
masyarakat dalam program wajib belajar 9 tahun di suatu daerah;
keberhasilan pemberantasan buta aksara di suatu propinsi; hambatan
pelaksanaan pendidikan anak usia dini di suatu propinsi; pendapat kalangan
guru mengenai penerapan kurikulum baru, dan sebagainya.
Penelitian survei dalam bidang pendidikan lebih banyak digunakan
untuk memecahkan permasalahan termasuk untuk kepentingan perumusan
kebijakan pendidikan, bukan untuk pengembangan ilmu pendidikan. Oleh
karena itu, penelitian survei tidak merumuskan hipotesis. Donald Arry
mengemukakan bahwa survei berusaha mengungkap jawaban dari
pertanyaan apa, bagaimana, berapa, dan bukan pertanyaan mengapa.
Tujuan utama penelitian survei adalah mengumpulkan informasi tentang
variabel, bukan informasi tentang individu-individu. Dengan demikian
pertanyaan dalam penelitian survei disusun untuk memberikan informasi
tentang variabel-variabel bukan untuk menghubungkan satu variabel dengan
6[6]H. Arief Furchan, MA., Ph. D., Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 448-449.
variabel lainnya sekalipun informasi tersebut mengandung dan menunjukkan
adanya hubungan antar variabel.
Metode survei dalam penelitian pendidikan baik manfaatnya baik
untuk memecahkan masalah-masalah praktis pendidikan maupun sebagai
bahan dalam merumuskan kebijakan pendidikan. Melalui metode ini dapat
diungkapkan masalah-masalah aktual dan mendeskripsikannya, mempelajari
hubungan dua variabel atau lebih, membandingkan kondisi-kondisi yang ada
dengan kriteria yang telah ditentukan, atau menilai efektivitas suatu
program.7[7]
3. Studi perkembangan
Penelitian deskriptif, tidak hanya mendeskripsikan sesuatu keadaan
saja, tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan
perkembangannya. Penelitian atau studi demikian disebut studi
perkembangan (developmental studies). Dalam penelitian ini yang dikaji
adalah perubahan-perubahan atau kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh
seseorang, suatu organisme, lembaga, organisasi ataupun kelompok
masyarakat tertentu. Ada dua macam penelitian perkembangan yaitu
perkembangan longitudinal atau jangka panjang (longitudinal approach) dan
perkembangan dalam tahapan tertentu atau jangka pendek (cross sectional
approach).8[8]
4. Studi tindak lanjut (follow up studies)
Studi tindak lanjut (follow up studies) merupakan pengumpulan dan
analisis data terhadap para lulusan atau orang-orang yang telah
menyelesaikan suatu program pendidikan, latihan, atau pembinaan. Studi
ditujukan untuk mengetahui kegiatan dan perkembangan mereka setelah ke
luar dari institusi pendidikan atau pembinaan. Apakah ada dampak dari
pendidikan, pelatihan, atau pembinaan yang telah mereka ikuti terhadap
7[7]Samsudi, Disain Penelitian Pendidikan, (Semarang: UNNES PRESS, 2006), hlm. 45-46.
8[8]Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 77.
posisi mereka dalam jabatan struktural atau fungsional. Adakah peningkatan
performansi dan kinerja mereka, mampukah mereka mengaplikasikan
pengetahuan dan kecakapan-kecakapan yang mereka terima dari lembaga
pendidikan yang baru saja mereka selesaikan, dan lain-lain.9[9]
5. Analisis dokumenter
Analisis dokumenter ditujukan untuk menghimpun dan menganalisis
dokumen-dokumen resmi, dokumen yang validitas dan keabsahannya
terjamin baik dokumen perundangan dan kebijakan maupun hasil-hasil
penelitian. Analisis juga dapat dilakukan terhadap buku-buku teks, baik yang
bersifat teoritis maupun empiris. Kegiatan analisis ditujukan untuk
mengetahui makna, kedudukan dan hubungan antara berbagai konsep,
kebijakan, program, kegiatan, peristiwa yang ada atau yang terjadi, untuk
selanjutnya mengatahui manfaat, hasil atau dampak dari hal-hal tersebut.10
[10]
6. Analisis kecenderungan (trend anlyses)
Studi kecenderungan pada dasarnya merupakan perpaduan antara
metode dokumenter dan survei. Pelaksanaannya adalah berdasarkan suatu
teori yang dikemukakan oleh berbagai ahli dan bahan literatur, dibuat
perkiraan kecenderungan yang akan terjadi tentang suatu hal di masa yang
akan datang, dengan menghubungkan teori atau hasil survei itu dengan data
yang diperoleh di masa lalu.11[11]
Agar dapat membuat rencana seselektif mungkin, sekolah (lembaga
pemerintah) perlu membuat proyeksi tentang permintaan terhadap jasa
mereka di masa yang akan datang. Lewat analisis dokumenter atau survei
yang diulang pada saat-saat tertentu, mereka dapat mempelajari kecepatan
9[9]Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 80.
10[10]Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 81-82.
11[11]H. Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993), hlm. 130.
dan arah perubahan, dan kecenderungan ini dapat digunakan untuk
meramalkan keadaan di masa depan.12[12]
7. Studi korelasi
Studi korelasi pada hakekatnya merupakan penelaahan antara dua
variabel pada satu situasi atau satu kelompok subjek. Hal ini dilakukan untuk
melihat hubungan antar fenomena atau hubungan antara suatu variabel
dengan variabel lain. Seorang peneliti yang ingin mengatahui apakah ada
hubungan antara faktor kecepatan membaca dengan hasil belajar siswa
dengan sistem modul; apakah ada hubungan antara nilai tes masuk SMA
dengan prestasi belajarnya di SMA yang bersangkutan; atau apakah ada
hubungannya antara tinggi rendahnya IQ siswa dengan hasil belajar dalam
bidang studi Matematika atau IPA di SMA; dan semacamnya, dilakukan
dengan studi korelasi. Untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel
dengan variabel lain itu, diusahan dengan mengidentifikasi variabel yang
ada pada suatu objek, kemudian diidentifikasi pula variabel lain yang ada
pada objek yang sama dan dilihat apakah ada hubungan antara keduanya.13
[13]
C. Langkah-Langkah Penelitian Deskriptif
Proses penelitian deskriptif menurut Arif Furchan dapat diikhtisarkan
dalam langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pernyataan masalah. Peneliti harus memulai penyelidikannya dengan
pernyataan masalah yang jelas. Masalah ini menetapkan variabel-variabel
yang akan diselidiki dalam studi itu dan menetapkan apakah studi itu hanya
akan berusaha menyelidiki status variabel ini ataukah juga akan menyelidiki
hubungan antara variabel-variabel tersebut.
2. Identifikasi informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah. Peneliti
memerinci informasi yang akan dikumpulkan, menyatakan apakah informasi
12[12]H. Arief Furchan, MA., Ph. D., Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 462.
13[13]H. Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993), hlm. 128.
ini bersifat kualitatif atau kuantitatif, dan mengidentifikasikan bentuk
informasi ini (jumlah, skor-tes, jawaban atas kuesioner atau wawancara dan
sebagainya).
3. Pemilahan atau pengembangan instrumen pengumpul data. Kuesioner,
wawancara, tes, dan berbagai macam skala adalah instrumen yang paling
sering dipakai dalam penelitian deskriptif.
4. Identifikasi populasi-sasaran dan penentuan prosedur penarikan-sampel
yang diperlukan. Peneliti menentukan kelompok yang akan dicari
informasinya. Dalam sensus, hal ini biasanya berupa kelompok setempat
yang telah dirumuskan dengan jelas seperti siswa sekolah tertentu.
5. Rancangan prosedur pengumpulan data. Peneliti menguraikan jadwal
praktis untuk memperoleh sampel dan menggunakan instrumen.
6. Pengumpulan data.
7. Analisis data.
8. Pembuatan laporan.14[14]
D. Contoh Judul Penelitian Deskriptif
Di bawah ini adalah contoh judul dari penelitian deskriptif:
1. Deskripsi tentang Peran-Peran Guru dalam Proses Pembelajaran PAI
2. Motivasi Guru dalam Meningkatkan Peran Siswa dalam Kegiatan Belajar
Mengajar PAI
3. Pengaruh Kepribadian Guru terhadap Teknik Mengajar PAI
4. Karakteristik tentang Guru PAI yang Baik dan Profesional
5. Upaya-Upaya Guru dalam Meningkatkan Mutu Pengajaran PAI
6. Studi tentang Tingkat Penguasaan Materi PAI dalam Menunjang Kegiatan
Belajar Mengajar
7. Studi Deskriptif tentang Pengaruh Profesional Guru terhadap Mutu
Pendidikan
8. Mengukur Tingkat Efektifitas Sikap Guru di dalam Kelas terhadap Hasil
Proses Belajar Siswa
14[14]H. Arief Furchan, MA., Ph. D., Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 471-473.
9. Pengaruh Latar Belakang Sosial Ekonomi Siswa terhadap Motivasi Belajar
10. Upaya-Upaya Peningkatan Peran Siswa dalam Pembelajaran PAI
IV. ANALISIS
Metode penelitian adalah sebuah netode yang harus dipilih untuk
memulai sebuah penelitian. Metodologi penelitian merupakan bagian yang
biasanya menjelaskan tentang cara peneliti melakukan penelitian dan
dengan cara bagaimana peneliti akan menyelesaikan penelitian tersebut.
Dalam metodologi penelitian,
Metode penelitian berhubungan erat dengan prosedur, teknik, alat,
serta desain penelitian yang digunakan. Desain penelitian harus cocok
dengan pendekatan penelitian yang dipilih. Prosedur, teknik, serta alat yang
digunakan dalam penelitian harus cocok pula dengan metode penelitian
yang ditetapkan. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti perlu menjawab
sekurang-kurangnya tiga pertanyaan pokok (Nazir, 1985) yaitu:
1. Urutan kerja atau prosedur apa yang harus dilakukan dalam melaksanakan
suatu penelitian?
2. Alat-alat (instrumen) apa yang akan digunakan dalam mengukur ataupun
dalam mengumpulkan data serta teknik apa yang akan digunakan dalam
menganalisis data?
3. Bagaimana melaksanakan penelitian tersebut?
Jawaban atas ketiga pertanyaan tersebut memberikan kepada peneliti
urutan-urutan pekerjaan yang terus dilakukan dalam suatu penelitian. Hal ini
sangat membantu peneliti untuk mengendalikan kegiatan atau tahap-tahap
kegiatan serta mempermudah mengetahui kemajuan (proses) penelitian.
Metode penelitian menggambarkan rancangan penelitian yang
meliputi prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu
penelitian, sumber data, serta dengan cara apa data tersebut diperoleh dan
diolah/dianalisis.
Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya
untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau
dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau
kenyataan sosial dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang
berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang
diuji. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan
suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi.
Penelitian deskriptif memusatkan perhatian kepada masalah-masalah
aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Melalui
penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan
kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus
terhadap peristiwa tersebut. Variabel yang diteliti bisa tunggal (satu
variabel), bisa juga lebih dan satu variabel. Dalam penelitian ini, peneliti
telah memiliki definisi jelas tentang subjek penelitian dan akan
menggunakan pertanyaan who dalam menggali informasi yang dibutuhkan.
Tujuan utama dari penelitian deskriptif adalah menggambarkan secara
sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang telah diteliti.
Penelitian deskriptif bertujuan untuk menghasilkan gambaran akurat,
menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan, memberikan
gambaran lengkap baik dalam bentuk verbal atau numerikal, menyajikan
informasi dasar akan suatu hubungan, menciptakan seperangkat kategori
dan mengklasifikasikan subjek penelitian, menjelaskan seperangkat tahapan
atau proses, serta untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif
mengenai subjek penelitian.
Secara garis besar, penelitian dibagi menjadi dua, yaitu penelitian
kualitatif dan penelitian kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan salah
satu dari berbagai metode penelitian. Penelitian deskriptif bisa dilakukan
dalam penelitian kualitatif maupun kuantitatif. Penelitian deskriptif dikenal
dengan penelitian non eksperimental karena data yang akan diteliti, baik
data saat ini maupun data di masa lalu, sudah ada dan tidak mungkin
dimanipulasi.
V. KESIMPULAN
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar,
ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena
yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia.
Penelitian ini mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan,
hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena lain. Penelitian
deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama yaitu
menggambarkan secara sitematis fakta dan karakteristik objek atau subjek
yang diteliti secara tepat.
Beberapa jenis penelitian yang dapat digolongkan sebagai penelitian
deskriptif yaitu: (1) studi kasus; (2) survei; (3) studi perkembangan; (4) studi
tindak lanjut (follow up studies); (5) analisis dokumenter; (6) analisis
kecenderungan (trend anlyses); dan (7) studi korelasi.
Langkah-langkah dalam melakukan penelitian deskriptif antara lain: (1)
Pernyataan masalah; (2) Identifikasi informasi yang diperlukan untuk
memecahkan masalah; (3) Pemilahan atau pengembangan instrumen
pengumpul data; (4) Identifikasi populasi-sasaran dan penentuan prosedur
penarikan-sampel yang diperlukan; (5) Rancangan prosedur pengumpulan
data; (6) Pengumpulan data; (7) Analisis data; dan (8) Pembuatan laporan.
VI. PENUTUP
Demikian makalah ini penulis susun, semoga dapat memberi manfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya. Penulis berharap kepada pembaca untuk memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun kepada penulis demi perbaikan makalah yang akan
datang.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.
Furchan, Arief. 2005. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Hadjar, Ibnu. 1996. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam
Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
S, Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Samsudi. 2006. Disain Penelitian Pendidikan. Semarang: UNNES PRESS.
Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Diposkan oleh Umi Mukaromah di 20.43 http://umimukaromah23.blogspot.com/2014/09/penelitian-deskriptif-bidang-pendidikan.html
MAKALAH
METODE PENELITIAN DESKRIPTIF
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Matakuliah Metode Penelitian yang di ampu
oleh Bpk. Nur Khoiri, M.Ag.
Disusun oleh:
1. Ahmad Basir
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ (INISNU) JEPARA
TAHUN 2011
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis penjatkan kehadirat
Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “ Metode Penelitian Deskriptif”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan
untuk menyelesaikan tugas mata kuliyah Metode Penelitian, yang diampu
oleh Bapak Nur Khoiri, M.Ag. selaku dosen Metode Penelitian diFakultas
Tarbiyah INISNU Jepara.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
kalangan banyak umumya. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jepara, 28 Desember 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
BAB II LANDASAN TEOR .............................................................................. 6
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................. 12
BAB IV PENUTUP ............................................................................................
18
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya ( Best,1982:119). Penelitian ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini penelitian tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian. Dengan metode deskriptif, penelitian memungkinkan untuk melakukan hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki validitas universal (west, 1982). Di samping itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian, dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadan dan
kejadian sekarang. Mereka melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai denganapaadanya.
Rumusan Masalah1. Apa Pengertian Penelitian Deskriptif ?
2. Apa Langkah-langkah Penelitian Deskriptif ?
3. Apa Kelemahan dan Kelebihan Penelitian Deskriptif ?
4. Bagaimana mengaplikasikan Penelitian Deskriptif ?
5. Seperti apa contoh Penelitian Deskriptif ?
B. Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan makalah ini adalah Menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objekatqau subjek yang diteliti secara tepat, misalnya dalam penelitian penggambaran sertqa faktualtentang perkembangan sekolah.
C. Manfaat Makalah
Makalah kami yang berjudul Metode Penelitian deskriptif ini diharapkan bisa
bermanfaat untuk lebih memahami bagaimana cara melakukan penelitian
dengan menggunakan metode deskriptif, yang mana akan sangat berguna
nanti ketika penulis sudah semester tinggi dan akan melakukan KKN, ujian
Skripsi maupun penelitian-penelitian yang lain.
D. Sistematika Penulisan Makalah
Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
D. Manfaat Makalah
E. Sistematika Penulisan Makalah
Bab II Landasan Teori
A. Pengertian Penelitian Kualitatif
B. Langkah-langkah Penelitian Kualitatif
C. Kelemahan dan Kelebihan Penelitian Kualitatif
D. Aplikasi Penelitian Kualitatif
E. Contoh Penelitian Kualitatif
Bab III Pembahasan
Bab IV Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Penelitian DeskripsiPenelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan
untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006:72).15[1] Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnyakondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung.
Furchan (2004:447) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu
15[1]Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata. 2006. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya hal.72
gejala saat penelitian dilakukan. Lebih lanjut dijelaskan, dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada penelitian eksperiman.16
[2]
Penelitian lebih jauh mengenai apa dan bagaimana yang disebut dangan metode penelitian deskriptif ini akan menjadi lebih jelas bilamana kita melihat berbagai pandangan para pakar mengenai metode tersebut, diantaranya:
1. Menurut Whitney metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interprefasi yang tepat.
2. Menurut Moh.Nazir menerangkan bahwa penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku di masyarakat serta situasi-situasi tertentu termasuk tentang hubungan kegiatan-kegiatan, skiap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena.
3. Menurut Mely. G. Tan yang mengemukakan bahwa penelitian yang bersifat deskriptif, bertujuan menggambarkan secara tepat suatu sifat-sifat individu, keadan, gejala atau kelompok-kelompok tertentudalam suatau masyrakat.
B. Langkah-langkah dalam peneltian deskriptif.
Prosess penelitian deskriftif dapat diikhtisarkan dalam langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pernyataan masalah. Seperti halnya penelitian eksperimen, peneliti harus memulai penyelidikannya dengan pernyataan masalah yang jelas.
2. Identifikasiinformasi. yang di perlukan untuk memecahkan masalah.3. Pemilihan atau pengembangan pengumpulan data.4. Identifokasi populasi – sasaran dan penentuan prosedur penarikan sempel
yang di pelukan.5. Rancangan prosedur pengumpulan data. 6. Pengumpulan data.7. Analisis data8. Pembuatan laporan17[3]
C. Macam-macam penelitian deskriptif.Banyak jenis penelitian yang termasuk sebagai penelitian
deskriptif.Setiap ahli penelitian sering dalam memberikan infomasi tentang
16[2]Furchan, A. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta hal.447
17[3]H. Arif Furchan,MA., Ph.D. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. 2007. celaban timur UH III/548 Yogyakarta.Pustaka pelajar. Hal. 471
pengelompokan jenis penelitian deskriptif, cenderung sedikit bervariasi.Perbedaan itu biasanya dipengaruhi oleh pandangan dan pengetahuan yang menjadi latar belakang para ahli tersebut. Perbedaan pandangan tersebut, salah satu diantaranya bila dilihat dari apek bagaimana proses pengumpulan data dalam penilitian deskiptif dilakukan oleh peneliti.
Dari aspek bagaimana proses pengumpulan data dilakukan, macam-macam penelitian deskrptif minimal dapat dbedakan menjadi tiga macam, yaitu laporan dari atau self-report, studi perkembangan, studi lanjutan, (follow-up study), dan studi sosiometrik.
1. Penelitian Laporan Dari (Self-Report research)
Dari kaitannya dengan data yang dikumpulkan maka penelitian deskriptif mempunyai beberapa macam jenis termasuk di antaranya laporan diri dengan menggunakan observasi. Dalam penelitian self-report, informasi dikumpulkan oleh orang tersebut yang juga berfungsi sebagai peneliti
Dalam penelitian self-report ini penelitian dianjurkan menggunakan teknik observasi secara langsung, yaitu individu yang diteliti dikunjungi dan dilihat kegiatanya dalam situasi yang alami. Tujuan obsevasi langsung adalah untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Dalam penelitian self-report, peneliti juga dianjurkan menggunakan alat bantu lain untuk memperoleh data, termasuk misalnya dengan menggunakan perlengkapan lain seperti catatan, kamera, dan rekaman. Alat-alat tersebut digunakan terutama untuk memaksimalkan ketika mereka harus menjaring data dari lapangan.
Yang perlu diperhatikan oleh para peneliti yang dengan model self-report adalah bahwa dalam menggunakan metode observasi dalam melakukan wawancara, para peneliti harus dapat menggunakan secara simultan untuk memperoleh data yang maksimal. Salah satu contoh penelitian menggunakan self-report dapat dilihat dalam laporan tentang studi Kelembagaan dan Sistem Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah.
2. Studi Perkembangan (Developmental Study)
Studi perkembangan atau devlopmental study banyak dilakukan oleh peneliti di bidang pendidikan atau bidang psikologi yang berkaitan dengan tingkah
laku, sasaran penelitian perkembangan pada umumnya menyangkut variabel tingkah laku secara individual maupun dalam kelompok. Dalam penelitian perkembangan tersebut peneliti tertarik dengan variabel yang utamakan membedakan antara tingkat umur, pertumbuhan atau kedewasaan subjek yang diteliti.
Studi perkembangan biasanya di lakukan dalam periode longitudinal dengan waktu tertentu, bertujuan guna menemukan perkembangan demensi yang terjadi pada seorang respoden. Demensi yang sering menjadi perhatian peneliti ini, misalnya: intelektual, fisik, emosi, reaksi terhadapan tertentu, dan perkembangan sosoial anak. Studi perkembangan ini biasa dilakukan baik secara cross-sectional atau logiotudinal.
Jika penelitian dilakukan dengan model cross-sectional, peneliti pada waktu yang sama dan disimultan menggunakan berbagi tingkatan variabel untuk diselidiki. Data yang diperoleh dari masing-masing tingkat dapat dideskripsi dan kemudian di komparasi atau dicari tingkat asosiasinya. Dalam penelitian perkembangan model longitudinal, peneliti menggunakan responden sebagai sampel tertentu, misalnya: satu kelas satu sekolah, kemudian dicermati secara intensif perkembangannya secara continue dalam jangka waktu tertentu seperti tiga bulan, enam bulan, satu tahun. Semua fenomena yang muncul didokumentasi untuk digunakan sebagai informasi dalam menganalisis guna mencapai hasil penelitian.
3. Studi Kelanjutan (Follow-up study)
Study kelanjutan dilakukan oleh peneliti untuk menentukan status responden setelah beberapa periode waktu tertentu memproleh perlakuan, misalnya rogram pendidikan. Studi kelanjutan ini di lakukan untuk melakukan evaluasi internal maupun evaluasi eksteral, setelah subjek atau responden menerima program di suatu lembaga pendidikan.Sebagai contoh Badan Akreditasi Nasional menganjurkan adanya informasi tingkat serapan alumni dalam memasuki dunia kerja, setelah mereka selesai program pendidikannya. Dalam penelitian studi kelanjutan biasanya peneliti mengenal istilah antara output dan outcome. Out (keluran) berkaitan dengan informasi hasil akhir setelah suatu program yang diberikan kepada subjek sasaran di selesaikan.Sedangkan yang dimaksud dengan data yang di ambil dari outcome (hasil) biasanya menyangkut pengaruh suatu perlakuan, misalnya program pendidikan kepada subjek yang di teliti setelah mereka kembali ke tempat asal yaitu masyarakat.
4. Studi Sosiometrik (Sociometric study)Yang dimaksud dengan sosiometrik adalah analisis hubungan
antarpribadi dalam suatu kelompok individu. Melalui analisis pilihan individu
atas dasar idola atau penolakan sesorang terhadap orang lain dalam suatu kelompok dapat di tentukan.
Prinsif teori studi sosiometrik pada dasarnya adalah penanyakan pada masing-masing anggota kelompok yang diteliti untuk menentukan denga siapa dia paling suka, untuk bekerja sama dalam kegiatan kelompok. Pada kasus ini, dia dapat memilih satu atau tiga dalam kelompoknya. Dari setiap anggota, peneliti akan memperoleh jabatan yang bervariasi. Dengan menggunakan gambar sosiogram, posisi seseorang akan dapat diterangkan kedudukannya dalam kelompok organisasi. 18[4]
Dalam sosiogram tersebut pada umumnya digunakan beberapa batasan istilah yang dapat menunjukan posisi individu dalam kelompoknya. Beberapa istilah tersebut seperti misalnya:
“Bintang” diberikan kepada mereka yang paling banyak dipilih oleh para anggotanya,
“Terisolasi” di berikan kepada mereka yang tidak banyak dipilih oleh para anggota dalam kelompok,
“Klik” diberikan kepada kelompok kecil anggota yang saling memilih masing orang dalam kelompoknya.
Dibidang pendidikan, sosiometrik telah banyak digunakan untuk menentukan hubungan variabel status seseorang misalnya pemimpin formal, pemimpin dalam lembaga pendidikan atau posisi seseorang dalam kelompoknya dengan variabel dalam kegiatan pendidikan. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarlkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan tujuan menggambarkan secara sistematis fakta dan karakeristik objek yang di teliti secara tepat.
D. Contoh Penelitian Deskriptif.
UPAYA GURU MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI STRATEGI PARODI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI PAUD TAMAN BALITA CERIA
1. Tujuan yang akan di capai (tahap 1)
18[4]Prof. Sukardi, Ph. D ., metodologi penelitian, (jakarta: PT. Bumi Aksara. 2009. Hal 159
Dengan mengacu pada permasalahan yang ada di atas dan agar sasaran yang akan dicapai dalam penelitian ini lebih terarah, maka penulis perlu menjabarkan tujuan dan kegunaan penelitian yang akan dicapai.
a. Mendeskripsikan pelaksanaan strategi di PAUD Taman Belita Ceria. b. Mendeskripsikan kreativitas anak usia dini pada strategi di PAUD Taman
Belita Ceria.2. Rancangan cara pendekatannya. (tahap 2)
Kami melakukan observasi ke PAUD Taman Belita Ceria untuk melakukan penelitian terhadap kelas Yunior Pre-School usia 4-5 tahun mengenai upaya guru dalam meningkatkan parodi. Hingga kami menemukan permasalahan yang perlu dibahas dalam penelitian ini:
a. Bagaimanakah pelaksanaan strategi di PAUD Taman Belita Ceria?b. Bagaimana Mendeskripsikan kreativitas anak usia 4-5 tahun dalam
pembelajaran dengan strategi di PAUD Taman Belita Ceria?
3. Kumpulan data (tahap 3)
Untuk menjawab permasalahan tersebut kami melakukan observasi ke kelas Yunior Pre-school (yaitu kelas untuk anak 4-5 tahun).Ada tahap-tahap dimana seorang guru memancing kretivitas siswa dalam strategi parodi.
a. Guru member preteach kepada siswa, bagaimana langkah-langkah membuat parody yang tidak menjenuhkan untuk siswa.
b. Guru member contoh pada siswa, yaitu dengan mengganti lirik lagu yang sudah familiar di telinga siswa.
c. Siswa di ajak beryanyi, tepuk sebentar atau mengembalikanotak siswa pada zona alpha (ice breaking)
d. Siswa mulai mengarang lagu dengan diberi alat tulus berupa pensil dan kertas hvs.
e. Setelah siswa selesai mengarang lagu, kemudian siswa mendemokan lagunya di hadapan temen-temennya.
4. Susun Laporan. (tahap 4)
Kebanyakan dari siswa yang berusia 4-5 tahun itu, mereka mendemonstrasikan lagunya tanpa teks, itu karena ada yang belum bias menulis dan ada pulang yang memang lebihb suka langsung bernyayi dari pada mengarang. Lagu-lagu yang diganti liriknya oleh anak usia dini itu[un berbeda-beda, mulai lagu anak-anak, dangdut hingga pop. Itulah otak anak-anak mereka selalu mempunyai ide-ide segar, walaupun usia mereka masih 4 dan 5 tahun namundaya kreatifitas mereka lebih dari orang dewasa.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Penelitian Deskriptif.
Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan sobjek yang diteliti secara tepat. Dalam perkembangan akhir-akhir ini, metode penelitian deskriptif juga banyak di lakukan oleh para penelitian karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian di lakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia.
B. Karakteristik Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif mempunyai karakteristik-karakteristik seperti yang dikemukakan Furchan (2004) bahwa:
(1) penelitian deskriptif cendrung menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan cara menelaah secara teratur-ketat, mengutamakan obyektivitas, dan dilakukan secara cermat. (2) tidak adanya perlakuan yang diberikan atau dikendalikan, (3) tidak adanya uji hipotesis.
C. Jenis-jenis Penelitian DeskriptifFurchan (2004:448-465) menjelaskan, beberapa jenis penelitian
deskriptif, yaitu; (1) Studi kasus, yaitu, suatu penyelidikan intensif tentang individu, dan
atau unit sosial yang dilakukan secara mendalam dengan menemukan semua variabel penting tentang perkembangan individu atau unit sosial yang diteliti.Dalam penelitian ini dimungkinkan ditemukannya hal-hal tak terduga kemudian dapat digunakan untuk membuat hipotesis.
(2) Survei. Studi jenis ini merupakan studi pengumpulan data yang relatif terbatas dari kasus-kasus yang relatif besar jumlahnya.Tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi tentang variabel dan bukan tentang individu. Berdasarkan ruang lingkupnya (sensus atau survai sampel) dan subyeknya (hal nyata atau tidak nyata), sensus dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu: sensus tentang hal-hal yang nyata, sensus tentang hal-hal yang tidak nyata, survei sampel tentang hal-hal yang nyata, dan survei sampel tentang hal-hal yang tidak nyata.
(3) Studi perkembangan. Studi ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk memperoleh informasi yang dapat dipercaya bagaimana sifat-sifat anak pada berbagai usia, bagaimana perbedaan mereka dalam tingkatan-tingkatan usia itu, serta bagaimana mereka tumbuh dan berkembang. Hal ini biasanya dilakukan dengan metode longitudinal dan metode cross-sectional.
(4) Studi tindak lanjut, yakni, studi yang menyelidiki perkembangan subyek setelah diberi perlakukan atau kondisi tertentu atau mengalami kondisi tertentu.
(5) Analisis dokumenter. Studi ini sering juga disebut analisi isi yang juga dapat digunakan untuk menyelidiki variabel sosiologis dan psikologis.
(6) Analisis kecenderungan. Yakni, analisis yang dugunakan untuk meramalkan keadaan di masa yang akan datang dengan memperhatikan kecenderungan-kecenderungan yang terjadi.
(7) Studi korelasi. Yaitu, jenis penelitian deskriptif yang bertujuan menetapkan besarnya hubungan antar variabel yang diteliti.
D.Penyajian Frekwensi dan Persentase.Penyajian persentase dan proposi memberikan gambaran mengenai distribusi subjek menurut kategori-kategori nilai Variabel. Oleh karena itu, analisis ini di dasarkan pada distribusi frekuensi. Secara visual, penggunaan tabel frekuensi dan grafik sangat membantu memahami keadaan data yang di sajikan.19[5]
E. Penelitian deskriptif mempunyai keunikan diantaranya, seperti berikut.
Menggunakan kuesioner atau wawancara sering kali hanya mendapatkan responden yang sedikit yang dapat menakibatkan biasanya kesimpulan;
Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, kadang kala dalam pengumpulan data tidak memperoleh data yang memadai;
Memerlukan permasalahan yang di rumuskan ssecara jelas, agar padawaktu menjaring data di lapangan, peneliti tidakmengalami kesulitan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengertian penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah
maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk,
aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan
antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata,
2006:72). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha
mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnyakondisi atau
hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang
19[5] Dr. Saifudin Azwar, MA. Metodologi penelitian.2010. celaban timur UH III/548 Yogyakarta.Pustaka pelajar. Hal: 126.
berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang
tengah berlangsung.
2. Langkah-langkah penelitian deskriptif.Prosess penelitian deskriftif dapat diikhtisarkan dalam langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pernyataan masalah. Seperti halnya penelitian eksperimen, peneliti harus memulai penyelidikannya dengan pernyataan masalah yang jelas.
2. Identifikasiinformasi. yang di perlukan untuk memecahkan masalah.3. Pemilihan atau pengembangan pengumpulan data.4. Identifokasi populasi – sasaran dan penentuan prosedur penarikan sempel
yang di pelukan.5. Rancangan prosedur pengumpulan data. 6. Pengumpulan data.7. Analisis data
3. Macam-macam penelitian deskriptif. Penelitian Laporan Dari (Self-Report research) Studi Perkembangan (Developmental Study) Studi Kelanjutan (Follow-up study) Studi Sosiometrik (Sociometric study)
a. Contoh Penelitian Deskriptif. Tujuan yang akan di capai (tahap 1) Rancangan cara pendekatannya. (tahap 2) Kumpulan data (tahap 3) Susun Laporan. (tahap 4)
Daftar Pustaka
Penelitian Suatu Pemikiran Dan Penerapan, 2005 : PT.Rineka Cipta Dan PT.Bina AdiaksaraSoejono,S.H,M.H dan H.Abdurrahman,S.H,M.HDr. Saifudin Azwar, MA. Metodologi penelitian.2010. celaban timur UH III/548 Yogyakarta.Pustaka pelajar
http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/27/penelitian-deskriptif/Metodologi Penelitian Pendidikan, Prof.Sukardi,Ph.D Jakarta (PT.Bumi Aksara) hal 158-
162http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/163-penelitian-
deskriptif.html
http://coretanpenapribadi.blogspot.com/2013/08/makalah-metode-penelitian-deskriptif.html