Penelitian Arsitektur Tgs 1

3
PENELITIAN ARSITEKTUR - RA 141363 TUGAS-1 CRITICAL THINKING ....Critical thinking is also aimed at decisions about what to do. Deciding what to do really has two parts. First, one has to decide what to value or to strive for. This is a matter of deciding one's goals or end. Then, one has to decide how best to achieve that end. This is a matter of deciding on the best means to that end... ....critical thinking is reasonable thinking. This is so in several respects. First, critical thinking is reasonable thinking because it is sensitive to methods and standards. It demands that we have reasons, and preferably good ones, for making the decisions we do... Pada prinsipnya berpikir kritis berupaya untuk selalu mempertanyakan mengapa dan bagaimana dalam bertindak dan menganalisa sesuatu. Oleh karena itu disarankan berpikir dulu sebelum bertindak (think twice; decide once). Dalam arsitektur / bangunan hampir semua ketentuan teknis dan praktis didasarkan pada sejumlah ‘teori’ atau tuntunan. Tangga sebagai elemen arsitektur misalnya, desainnya ditentukan oleh anak tangga. Ukuran injakan dan tanjakan didasarkan atas ergonomi manusia penggunanya. Dalam hal ini, penentuan anak tangga dan ketentuan lain seperti lebar, jumlah dan arah terikat oleh metoda dan standard yang didasarkan atas fakta dan pengalaman yang telah terbukti benar. Dengan demikian dalam desain tangga perancang harus berpikir kritis untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Pada matriks dibawah terdapat beberapa contoh isyu rancangan yang dikaitkan dengan beberapa elemen arsitektur / bangunan. Beberapa sel matriks sudah terisi contoh aspek yang menghubungkan isyu dengan elemen bangunan (beberapa dikosongkan untuk diisi). Jadi untuk mendapatkan kenyamanan (isyu no.3) pada tangga (elemen bangunan B) aspek ukuran injakan & tanjakan, jumlah anak tangga serta perlu tidaknya bordes merupakan hal yang harus ditentukan. Untuk Page 1 of 3

description

penelitian arsitektur

Transcript of Penelitian Arsitektur Tgs 1

Page 1: Penelitian Arsitektur Tgs 1

PENELITIAN ARSITEKTUR - RA 141363TUGAS-1

CRITICAL THINKING....Critical thinking is also aimed at decisions about what to do. Deciding what to do really has two parts. First, one has to decide what to value or to strive for. This is a matter of deciding one's goals or end. Then, one has to decide how best to achieve that end. This is a matter of deciding on the best means to that end...

....critical thinking is reasonable thinking. This is so in several respects. First, critical thinking is reasonable thinking because it is sensitive to methods and standards. It demands that we have reasons, and preferably good ones, for making the decisions we do...

Pada prinsipnya berpikir kritis berupaya untuk selalu mempertanyakan mengapa dan bagaimana dalam bertindak dan menganalisa sesuatu. Oleh karena itu disarankan berpikir dulu sebelum bertindak (think twice; decide once).

Dalam arsitektur / bangunan hampir semua ketentuan teknis dan praktis didasarkan pada sejumlah ‘teori’ atau tuntunan. Tangga sebagai elemen arsitektur misalnya, desainnya ditentukan oleh anak tangga. Ukuran injakan dan tanjakan didasarkan atas ergonomi manusia penggunanya. Dalam hal ini, penentuan anak tangga dan ketentuan lain seperti lebar, jumlah dan arah terikat oleh metoda dan standard yang didasarkan atas fakta dan pengalaman yang telah terbukti benar. Dengan demikian dalam desain tangga perancang harus berpikir kritis untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.

Pada matriks dibawah terdapat beberapa contoh isyu rancangan yang dikaitkan dengan beberapa elemen arsitektur / bangunan. Beberapa sel matriks sudah terisi contoh aspek yang menghubungkan isyu dengan elemen bangunan (beberapa dikosongkan untuk diisi). Jadi untuk mendapatkan kenyamanan (isyu no.3) pada tangga (elemen bangunan B) aspek ukuran injakan & tanjakan, jumlah anak tangga serta perlu tidaknya bordes merupakan hal yang harus ditentukan. Untuk menjelaskan ini semua sudah terdapat teori & metodanya sehingga penentuannya bukan berupa emotional atau pragmatic reason, tetapi epistemic reason. Pada contoh tangga, ketentuan ukuran injakan & tanjakan sudah dirumuskan berkaitan dengan ergonomi langkah manusia. Demikian juga tinggi handrail & bentuknya. Sedangkan ketentuan bordes dimaksudkan untuk tempat istirahat karena jumlah anak tangga yang terlalu banyak serta sebagai titik pergantian arah tangga. Dalam hal fungsi dan tampilan serta simbol, lebar dan style tangga merupakan faktor yang sangat menentukan.

Dalam tugas ini sdr diminta mengisi dan menguraikan epistemic reason dari 3 elemen bangunan dengan masing-masing 3 isyu. Elemen bangunan dan isyu dapat dikembangkan sendiri terlepas dari contoh yang sudah ada.

Page 1 of 2

Page 2: Penelitian Arsitektur Tgs 1

BEBERAPA CONTOH ISYU DAN ELEMEN ARSITEKTUR/BANGUNAN DALAM HUBUNGAN MATRIKScatatan : beberapa aspek dalam matriks mungkin tidak ada atau tidak berkaitan

ISYU / ELEMEN ARS DINDING - BUKAAN TANGGA PLAFON ENTRANCE ATAP LUAS/VOLUME RUANGA B C D E F

1 KESELAMATAN jarak pencapaian posisidarurat kebakaran, dll. jumlah & lebar pintu lebar tangga

2 KEAMANAN

3 KENYAMANAN ukuran injakan-tanjakan skala susunan perabotjumlah anak tangga sirkulasibordes, handrail

4 VISIBILITY posisi

5 AKUSTIK material jenis material

6 SIRKULASI posisibentuk & arah

7 PROXEMICS

8 SIMBOL skala, dimensi geometristyle sosok

BUKU RUJUKAN : A PRACTICAL GUIDE TO CRITICAL THINKING, Deciding What to Do and Believe – David A. Hunter ; John Wiley & Sons, Canada

KETENTUAN TUGAS :

1. Merupakan tugas kelompok maksimum 5 orang2. Memilih 3 elemen bangunan, masing-masing elemen dengan 3 isyu yang berbeda untuk

ketiganya3. Format penyajian dengan uraian epistemic reason dan sketsa / diagram untuk menjelaskan

reason tersebut4. Cover tugas harus berisi : nama mata kuliah, semester & tahun, no. Tugas, nama & NRP

mahasiswa

Page 2 of 2