PENEGASAN BATAS DAERAH - edoc.kalbarprov.go.idedoc.kalbarprov.go.id/berkas/EKSPOS ASISTEN I.pdf ·...
Transcript of PENEGASAN BATAS DAERAH - edoc.kalbarprov.go.idedoc.kalbarprov.go.id/berkas/EKSPOS ASISTEN I.pdf ·...
Disampaikan oleh Disampaikan oleh Asisten Administrasi PemerintahanAsisten Administrasi Pemerintahan
pada RAKER GUBERNUR KALBAR DENGANpada RAKER GUBERNUR KALBAR DENGANPARA PARA BUPATI, WALIKOTA DAN CAMAT SEBUPATI, WALIKOTA DAN CAMAT SE-- KALBAR KALBAR
Pontianak, 29 Januari 2010Pontianak, 29 Januari 2010
PENEGASAN BATAS DAERAH
6 Putussibau
Na. Pinoh
SintangSekadau
SanggauNgabang
Bengkayang
Sambas
SINGKAWANG
MempawahPONTIANAK
Ketapang
Putussibau
SintangSekadau
SanggauNgabang
Bengkayang
Sambas
S
Mempawah
Ketapang
Kendawangan
Tl. Batang
RasauJaya
PemangkatJogoiBabang
Entikong Badau
Kendawangan
Tl. Batang
RasauJaya
PemangkatJogoiBabang
Entikong Badau
LANDASAN KEBIJAKAN YANG MENJADI DASAR PENEGASAN BATAS DAERAH
a. Undang-undang yang berlaku sebagai Lex Generalis adalah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang merupakan acuan dasar dan umum terkait segala hal mengenai pemerintahan daerah.
b. Undang-undang yang berlaku sebagai Lex Specialis yaitu berbagai undang-undang tentang Pembentukan Daerah Otonom.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan, dan Penggabungan Daerah.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Ketelitian Peta Tata Ruang.
e. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2006 tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah.
f. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2006 tentang Prosedur Penetapan dan Penegasan Batas Wilayah Desa.
g. Kesepakatan antar daerah tentang batas (bila ada) dan dokumen terkait lainnya.
ARAH DAN TUJUAN PENEGASAN BATAS DAERAH
Penetapan dan Penegasan Batas Daerah harus berpegang pada kerangka NKRI.Mengukuhkan pembentukan daerah, sebagai eksistensi institusi penyelenggara otonomi dan eksistensi letak (koordinat titik‐titik batas) serta cakupan wilayah (peta wilayah administrasi) yang jelas dan konkrit sebagai landasan legalitas.Menjadi pemisah antar daerah otonom dalam hal penyelenggaraan kewenangan Pemerintah Daerah.
Memberikan kepastian batas wilayah Kabupaten/ Kota dan Provinsi yang didukung dengan kelengkapan dokumen autentik berupa “Peta Batas” & tanda batas fisik di lapangan berupa pilar batas.
Dimulai dari wilayah pemerintahan terendah dalam hal ini, batas wilayah Desa/Kelurahan, karena batasdesa/Kelurahan sekaligus menjadi batas wilayah pemerintahan yang lebih tinggi yaitu batas Kecamatan, batas Kabupaten dan Kota, batas Provinsi dan batas Negara.
Lanjutan
Lanjutan
Mendukung dan memudahkan penyelenggaraanotonomi daerah, antara lain yang berkaitan denganpelayanan dasar, penataan ruang, perpajakan,kependudukan, potensi sumber daya, pelestarianlingkungan hidup, dan perimbangan fiskal daerah(DAU), dll
AZAS PENYUSUNAN MANAJEMEN STRATEGIS PENATAAN DAN PENEGASAN BATAS DAERAH
• Berazaskan dalam kerangka NKRI.• Mengacu pada norma, pedoman, prosedur, standarisasi dan
spesifikasi teknis.• Kesemangatan dalam penyelesaian masalah.• Menghormati hasil-hasil dari kesepakatan.• Pengelolaan data dan informasi geospasial yang terintegrasi
dalam sistem georeferensi nasional, multi dimensi dan multi guna.
• Personil yang memiliki otoritas• Menggunakan peralatan dan teknologi yang memenuhi
persyaratan.• Menghasilkan produk yang berkualitas dan digunakan
sebagai data dasar bagi kegiatan teknis lainnya (penataan ruang dan sektor pembangunan lainnya).
BEBERAPA PRINSIP POKOK
• Mewujudkan batas daerah yang jelas dan pasti, baik dari aspek yuridis maupun fisik di lapangan.
• Berpedoman pada batas‐batas daerah tersebut di dalam undang‐undang pembentukan daerah.
• Melalui tahap‐tahap yang harus disepakati bersama.
• Dilakukan Oleh Tim Penegasan Batas (Pusat, Prov, Kab/Kota)
• Penyelesaian perselisihan batas kabupaten/kota dalam satu provinsi difasilitasi oleh Gubernur; sedangkan penyelesaian perselisihan batas antar provinsi & antar kabupaten/kota yang berbeda provinsi difasilitasi oleh Menteri Dalam Negeri.
• Bersifat Concurent, jadi perlu dukungan dari APBN dan APBD.
MANFAAT BATAS WILAYAH ADMINISTRASI YG JELAS
• MEMPERTEGAS CAKUPAN WILAYAH ADMINISTRASI –CAKUPAN WILAYAH KEWENANGAN SUATU PEMERINTAHAN DAERAH.
• EFISIENSI – EFEKTIVITAS PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT.• KEJELASAN LUAS WILAYAH• KEJELASAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN• KEJELASAN DAFTAR PEMILIH (PEMILU, PILKADA)• KEJELASAN ADMINISTRASI PERTANAHAN• KEJELASAN PERIJINAN PENGELOLAAN SDA• MENGHINDARI OVERLAPPING PENGATURAN TATA RUANG
DAERAH
TATA CARA PENEGASAN BATAS DAERAHTATA CARA PENEGASAN BATAS DAERAHPERMENDAGRI NO.1 TAHUN 2006PERMENDAGRI NO.1 TAHUN 2006
Tahapan Penegasan Batas Daerah di darat :Tahapan Penegasan Batas Daerah di darat :Penelitian dokumenPelacakan batasPemasangan pilar batasPengukuran dan penentuan posisi pilar batasPembuatan peta batas
Tahapan Penegasan Batas Daerah di laut :Tahapan Penegasan Batas Daerah di laut :Penelitian dokumenPelacakan batasPemasangan pilar di titik acuanPenentuan titik awal dan garis dasarPengukuran dan penentuan batasPembuatan peta batas
I. Tim Penegasan Batas ProvinsiGubernur selaku wakil Pemerintah di Daerah berfungsi
sebagai pengarah & pengendali penetapan & penegasan batas daerah.
Untuk melaksanakan tugasnya, Gubernur dapat membentuk Tim yang keanggotaannya terdiri dari instansi terkait sesuai dengan kebutuhan.
II. Tim Penegasan Batas Kabupaten / KotaBupati/Walikota adalah penanggung jawab dalam
pelaksanaan penetapan & penegasan batas wilayah Desa. Untuk melaksanakan tugasnya Bupati/Walikota menetapkan Tim Pelaksanaan/ Teknis Penetapan dan Penegasan Batas Daerah yang keanggotaannya terdiri dari unsur instansi terkait, diantaranya Camat.
III. Tim DesaKepala Desa dengan persetujuan pimpinan BPD
menetapkan Tim Desa yang anggotanya berasal dari unsur-unsur Perangkat Desa, Badan Perwakilan Desa, Lembaga Kemasyarakatan Desa, Lembaga Adat, Pemuka Masyarakat, Kader Pembangunan/Kader Pemberdayaan Masyarakat
Peran Aktif CAMATPeran Aktif CAMAT1. Selaku perangkat daerah, Camat adalah pelaksana
sebagian wewenang yang dilimpahkan oleh Bupati/Walikota.
2. Berkenaan dengan penegasan batas wilayah desa/kelurahan dan kecamatan, peran aktif pemerintah kecamatan perlu dioptimalkan.
3. Hal itu terkait dengan kewenangan Camat yang bersifat umum, yakni menyangkut berbagai aspek dalam pemerintahan & pembangunan serta kemasyarakatan. Dengan demikian, Camat berbeda dengan lembaga/dinas daerah yg bersifat spesifik.
PELAKSANAAN TUGAS CAMAT
TUGAS CAMAT
ATRIBUTIFa. Mengoordinasikan keg
pemberdy masy.b. Mengoordinasikan upy
penyeleng trantibum.c. Mengoord penerapan
& gak PerUU.d. Mengoord Pemeliha-
raan pras & fasl plyn umum.
e. Mengoord penyeleng keg PEM di tk kec.
f. Membina penyeleng PEMDES/PEMKEL.
g. Melaks plyn masy yg mnjd ruang lingkup tgs & yg blm dpt dilaks PEMDES/PEMKEL.
a. perizinan;
b. rekomendasi;
c. koordinasi;
d. pembinaan;
e. pengawasan;
f. fasilitasi;
g. penetapan;
h. penyelenggaraan; dan
i. kewenangan lain yang dilimpahkan.
DELEGATIFDisesuaikan dengan penugasan Bupati/ Walikota
TUGAS LAIN
Berperan/tdk Kec sangat tergantung pd political will Bup/Walikot utk mendelagasikan kewenangannya kepada Camat.
TUGAS, FUNGSI SERTA KEWENANGAN CAMAT
a. Bidang Pemerintahan.b. Bidang Pembangunan dan Ekonomi.c. Bidang Pendidikan dan Kesehatan.d. Bidang Sosial dan Kesejahteraan.e. Bidang Pertanahan.
2. Pasal 23 PP No 19 Tahun 2008, Organisasi Kecamatan terdiri:Sekretaris, paling banyak lima seksi dan tiga seksi harus ada meliputi:a. Seksi Tata Pemerintahan.b. Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.c. Seksi Ketentraman dan Ketertiban.Sedangkan dua seksi disesuaikan dengan kebutuhan.
1. Keputusan MDN Nomor 158 Tahun 2004 tentang Pedoman Organisasi Kecamatan, urusan yang menjadi kewenangan Camat meliputi:
3. Kewenangan Bupati/Walikota yang perlu didelegasikan kepada Camat untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, meliputi aspek:
a. perizinan;b. rekomendasi;c. koordinasi;d. pembinaan;e. pengawasan;f. fasilitasi;g. penetapan;h. penyelenggaraan; dani. kewenangan lain yang dilimpahkan.
Pasal 18 UU No.32/2004
Pasal 6(2) UU ttg Pembentukan Daerah
Alokasi
Pasal 4, …, 18, 33(3) UUD1945
Pasal 4 UU No.32/2004??
Pasal 6(1) UU ttg Pembentukan Daerah
Penetapan
Peta Lampiran UU
Penegasan
Konflik Batas Daerah
TPBD:PusatProvKab/kota
Pasal 6(3) UU ttg Pembentukan Daerah
Administrasi/ Pengelolaan
PENATAAN BATAS DAN MASALAH BTS WILAYAH DAERAH
UU No.26/2007
PP No.38/2007
Berbagai PerUU Sektoral
-Ekonomi
-Polhukum
-Sosial
-Budaya
-Ling Hidup
-Hankam
PerDaKeputusan Politik Kebijakan
PublikSurvei dan Pemetaan
PerMenDagri
Pelayanan PublikKesRakyatProvKab/kota
MONEV
SS.03.09.07
PP 78/07
PERMENDAGRI
UUPEMBENTUKAN
DAERAH
UU 32 /2004
KAB./KOTA
CAKUPANWILAYAH &
BATAS
KEC.
PENEGASANBATAS
WILAYAHSCR PASTI
DI LAP.
PERMENDAGRINO. 1 TH. 2006
PERUBAHAN BATAS,PERUBAHAN NAMA,
PEMBERIAN NAMA RUPA BUMI PEMINDAHAN IBUKOTA,
DITETAPKAN DG PP
PERMENDAGRIPENEGASAN BATAS
KAB. A- KAB. BKOTA C-KAB. B
PENEGASAN BATAS ANTAR DAERAH
DESAS/KELS
PRINSIP:- KERJASAMA- ASPEK YURIDIS & TEKNIS- DILAKUKAN OLEH KAB/KOTA YBS - ATAS DASAR KESEPAKATAN- FASILITASI OLEH PROVINSI- VERIFIKASI OLEH TPBD PUSAT- PENETAPAN OLEH MENDAGRI
PERSELISIHAN;ANTAR KAB/KOTA DLM 1 PROV. – GUBERNUR
ANTAR PROVINSI - MENDAGRI
PEDOMAN
PSL 7 (2,3)
PSL. 4 (2)
• LACAK BATAS• UKUR & TENTUKAN POSISI PILAR BTS• PEMASANGAN PILAR BTS• PEMBUATAN PETA BTS• LIT. DOKUMEN
LANGKAH:
BERITAACARA
PERUBAHANBATAS
PENENTUAN SUATUAREA
MASUK CAKUPANWILAYAH ADMIN
PENEGASANBATAS
KESELURUHAN,ADA SEGMENTBERMASALAH
PENEGASANBATAS
KESELURUHAN
DIMENSIBATAS ANTAR
DAERAH
PP
PERMENDAGRI
SRT MENDAGRI
BATAS ALAM AS SUNGAI
PRINSIP‐PRINSIP PENENTUAN DAN PENEGASAN BATAS DAERAH
P.02
: Garis batas menurut UU No. 35 th.2007
Perusahaan
H. Jalil ARKec : Pontianak Timur
Kota : Kota Pontianak
Keterangan :
Kec : Sungai Ambawang
Kab.: Kubu Raya
BATAS ALAMWatershed (garis pemisah air)• Garis Batas menghubungkan
antara gunung• Garis Batas tidak boleh memo
tong sungai• Garis Batas yang digunakan
adalah garis pemisah air yang terpendek, contoh : Gunung A – Q – Gunung B
Danau
• Garis Batas menghubungkan anta ra pilar batas P1 dan P2
• Atau Garis Batas menghubungkan pilar batas P1 – garis pantai – P2
• P1 dan P2 adalah pilar batas yang dipasang pada perpotongan garis batas dengan garis pantai
• Garis pantai adalah tanda pemisah antara air dan daratan pada pasang tersurut
BATAS ALAM
As Jalan• Garis Batas adalah as jalan,
membagi lebar jalan sama panjang
• P1 dan P2 adalah pilar batas awal/akhir garis batas dengan jalan
• Dari D1, D2 dan D3 ( pilar kontrol batas ) dan diukur jarak ke perpotongan garis batas, serta arahnya (asimut).
BATAS BUATAN
PENETAPAN BATAS DAERAH MELALUI AJUDIKASI DI ATAS PETA (KARTOMETRIK)
Batas yg belum disepakati, perlu dilakukan Batas yg belum disepakati, perlu dilakukan pelacakan di lapangan serta dibuatkan berita pelacakan di lapangan serta dibuatkan berita acaraacara
Batas antar daerah yg disepakati, dibuatkan Batas antar daerah yg disepakati, dibuatkan daftar koordinat dan ilustrasi / deskripsinyadaftar koordinat dan ilustrasi / deskripsinya
BEBERAPA ASPEK MUNCULNYASENGKETA BATAS
ASPEK YURIDIS : Tidak jelasnya batas daerah dalam lampiran undang-undang dan peta lampiran undang-undang yang tidak memenuhi syarat sebagai peta; ketidak sinkronan bunyi pasal dengan peta undang-undang; ketidak sinkronan undang-undang pembentukan daerah yang satu dengan yang lain.
ASPEKEKONOMI
: Perebutan sumber daya ekonomi (SDA, kawasan niaga, perkebunan, potensi PAD).
ASPEK KULTURAL : Isu terpisahnya etnis atau sub etnis.
ASPEK POLITIK : Berkaitan dengan sumber daya politik, seperti jumlah pemilih dan perolehan suara bagi anggota DPRD/KDH.
ASPEK SOSIAL : Munculnya kecemburuan sosial, riwayat konflik di masa lalu, isu penduduk asli – pendatang.
ASPEK PEMERINTAHAN
: Adanya duplikasi pelayanan pemerintahan, jarak ke pusat pemerintahan, isu ingin bergabung ke daerah tetangga
Peta Wilayah Kabupaten KuburayaPeta Wilayah Kabupaten Kuburaya(lampiran UU NO.35 TH 2007)(lampiran UU NO.35 TH 2007)
ASPEK TEKNIS, ASPEK TEKNIS, DATA GEOSPASIAL:DATA GEOSPASIAL:•• Nama Daerah; Provinsi, Nama Daerah; Provinsi,
Kabupaten/Kota, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa, dan Kecamatan, Desa, dan nama Pulaunama Pulau
•• Nama IbukotaNama Ibukota
•• Batas WilayahBatas Wilayah
•• Luas WilayahLuas Wilayah
•• Sistem georeferensiSistem georeferensi
•• Daftar koordinatDaftar koordinat
•• Skala petaSkala peta
•• Orientasi /arahOrientasi /arah
•• Obyek dan tononim Obyek dan tononim rupabumi lainyarupabumi lainya
ASPEK LEGAL:ASPEK LEGAL:
•• Persetujuan DPRD Persetujuan DPRD KAB./KOTA & KAB./KOTA & Bupati Bupati
•• Diketahui Diketahui GubernurGubernur
•• Disahkan Disahkan MendagriMendagri
Dalam UU No. 32 Th 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 198 :
1) Apabila terjadi perselisihan dalam penyelenggaraan fungsi pemerintahan antar kabupaten/kota dalam satu provinsi, Gubernur menyelesaikan perselisihan dimaksud.
(Dalam hal ini adalah perselisihan dalam penyelenggaraan fungsipenegasan batas daerah)
2) Apabila terjadi perselisihan antar provinsi, antara provinsi dan kabupaten/kota di wilayahnya, serta antar provinsi dan kabupaten/kota di luar wilayahnya, Menteri Dalam Negeri menyelesaikan perselisihan dimaksud.
3) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) bersifat final.
Pasal 20
Penyelesaian perselisihan batas antar daerah kabupaten/kota dalam satu provinsi difasilitasi oleh Gubernur.
HARAPAN :Penegasan Batas harus segera diselesaikan/ dituntaskan, agar tidak menimbulkan permasalahan yang besar dikemudian hari.Selesaikan cakupan wilayah administrasi dengan sikap kenegarawanan.Tetap junjung tinggi supremasi hukum.Lakukan pelacakan batas desa-desa yang masuk dalam kecamatan-kecamatan yang berbatasan.Gunakan mekanisme tata pemerintahan yang ada guna mengoptimalkan tugas Tim Penegasan Batas Daerah.Dihimbau kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk menganggarkan dukungan pendanaan yang memadai untuk penegasan batas daerah.
INFORMASI : Program Ditjen PUM Depdagri
I.Penegasan Batas Daerah
Pemerintah Pusat Cq. Ditjen PUM akan melaksanakan penegasan batas daerah antar Provinsi, Kabupaten / Kota. Untuk Tahun 2010 difokuskan pada 5 Kabupaten Perbatasan di Provinsi Kalbar. Surat penegasan mengenai hal ini akan disampaikan menyusul.
Untuk kelancaran pelaksanaannya, dimintakan dukungan Pemda Kabupaten, untuk mempersiapkan hal-hal yang terkait dengan kegiatan tersebut, antara lain dokumen batas dan sebagainya, termasuk kesiapan dukungan dana pendampingan melalui APBD Kabupaten masing-masing.
II. Penamaan Rupa Bumi (Toponimi)
1. Pembinaan dan Pembakuan nama unsur buatan manusia (wilayah administrasi) Tahun 2009-2011, meliputi :
₋ Kantor Gubernur, Kantor Bupati/Walikota, Kantor Camat hingga Kantor Desa/Kelurahan Tahun 2010 ; (Permintaan laporan hasil inventarisasi dan pendataan dimaksud, telah disampaikan melalui Surat Gubernur Kalimantan Barat Nomor 125.1/2003/Pem-C tanggal 1 Juli 2009)₋ Infrastruktur (gedung, jalan, waduk, dll) Tahun 2011;
2. Pembinaan dan Pembakuan Nama Rupabumi unsur alami (Physical Featurer) Tahun 2012-2014, meliputi :
₋ Unsur fisik darat ( gunung , bukit, lembah, sungai, danau,rawa dsb) Tahun 2012 ;
₋ Unsur fisik laut (selat, tanjung, teluk, palung, dll) Tahun 2013;3. Pembinaan dan Pembakuan nama rupabumi unsur buatan
(Man made features) Tahun 2015-2017, antara lain : perumahan, real estate, bandara, pelabuhan bendungan, pusat konservasi .