PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PELAKU KEKERASAN...
Transcript of PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PELAKU KEKERASAN...
PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PELAKU KEKERASAN FISIK
TERHADAP PEREMPUAN DALAM PACARAN
DI KABUPATEN OGAN ILIR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum (S. H.) Pada Bagian Studi Hukum Pidana
Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya
Oleh:
DARMI
NIM. 02011181320103
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2018
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKUL T AS HUKUM
KAMPUS INDRALA YA
AMA
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
:DARMI
NIM : 02011181320103
JUDULSKRIPSI
PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PELAKU KEKERASAN FISIK
TERHADAP PEREMPUAN DALAM PACARAN
DI KABUP ATEN OGAN ILIR
Secara Subtansi telah Disctujui dan Dipertahankan
dalam Ujian Komprehensif
lndralaya, Maret 20 ! 8
Pembimbing Utama,
Dr. H.. briana S. H. M. Hum. Dr. H. Ru en Achmad, S. H., M. H.
~- 196509181991022001 NlP/95509021981091001
Dr. Febrian.S. H., M. S. NIP.196201311989031001
UNIVERSITAS SRIWIJA YA
FAKULTAS HOKUM
KAMPUS INDRALAYA
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Mahasiswa
~omor Induk Mahasiswa
Tempat, Tanggal Lahir
Fakultas
Starata Pendidi.kan
Program Studi
: Danni
: 02011181320103
: Bakung, 20 Maret 1995
:Hukum
: S-1
: Ilmu Hukum
Bagian/ Program Kekhususan : Hukum Pidana
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini tidak memuat bahan-bahan yang sebelumnya
telah diajukan untuk memperoleh gelar di perguruan tinggi manapun tanpa mencantumkan
sumbemya. Skripsi ini juga tidak memuat bahan-bahan yang sebelumnya telah di publikasi.kan
atau di tulis oleh siapapun tanpa mencantumkan sumbemya dalam teks.
Demikianlah pemyataan ini telah saya buat dengan sebenarnya. Apabila terbukti saya telah
melakukan hal-hal yang bertentangan dengan pemyataan ini, saya bersedia menaggung segala
akibat yang ti.mbul di kemudian hari sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
02011181320103
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha disertai
dengan do’a.
Berangkat dengan keyakinan, berjalan dengan keikhlasan, istiqomah dalam
menghadapi cobaan jangan pernah menyerah raih cita-cita Kerjakanlah,
raihlah dan wujudkan cita-citamu mulailah dengan kerjakan jangan di
jadikan impian.”
“Hiduplah dengan sendiri, carilah jati diri, jalani dengan mandiri.”
SKRIPSI INI SAYA PERSEMBAHKAN
KEPADA:
Allah SWT yang maha pengasih dan
penyayang.
Kedua Orang tuaku dan Seluruh
Keluargaku.
Seluruh teman-teman dan kerabatku.
Orang-orang yang selalu
menyayangiku dan selalu
mendukungku.
Almamaterku.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT karena atas ridho dan rahmat-Nya
Penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “PENEGAKAN HUKUM PIDANA
TERHADAP PELAKU KEKERASAN FISIK TERHADAP PEREMPUAN
DALAM PACARAN DI KABUPATEN OGAN ILIR”. Skripsi ini di susun untuk
memenuhi tugas dan memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Hukum (S. H.) di
Fakutas Hukum Universitas Sriwijaya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, didalamnya masih
banyak sekali kekurangan baik dalam tekhnik peyajian materi maupun pembahasan
permasalahan. Oleh karena itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran
yang sifatnya membangun serta bermamfaat bagi penulis dalam tulisan – tulisan ilmiah
yang akan datang.
Akhir kata, penulis beharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat
memberikan sumbangan yang cukup berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan
pada umumnya dan Mahasiswa/I dengan Program dengan Kekhususan Hukum Pidana
pada khususnya. Amin.
Indralaya, Maret 2018
Darmi
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENEGAKAN HUKUM
PIDANA TERHADAP PELAKU KEKERASAN FISIK TERHADAP
PEREMPUAN DALAM PACARAN DI KABUPATEN OGAN ILIR”.
Pada penulisan skripsi ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sedalam-
dalamnya setiap pihak-pihak yang telah menjadi bagian dari proses pembelajaran
penulis selama menempuh pendidikan hingga dapat menyelesaikan studi gelar sarjana
di Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya:
1. Kepada Allah SWT.
2. Terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua saya Bapak
tercinta A.Bakar Kuntum dan Ibu tercinta Nirma M.Senin.
3. Terima kasih kepada saudara kandungku kakak tercinta Ali Akbar dan ayuk
iparku Nurjanah Sasmita yang telah memberikan dukungan.
4. Terima kasih kepada seluruh saudara-saudariku saudari ayukku Maliyanti
dan Suami Johan Ronsen, ayukku Wasilawati dan Suami Ismail, kakakku
Zainal Abidin dan Istri Hastati, ayukku Dalimah dan Suami Basri, ayukku
Rita Fitriyanti dan Suami Robinson, kakakku Barda Irawan dan Istri Junita,
kakakku Rano Karno dan Istri Desi Susanti, ayukku Siti Putri Khodijah dan
Suami Supran Ependi, Karmila yang telah memberikan dukungan.
v
5. Terima kasih kepada praktisi hukum atas terbitan literature baik melalui
buku, jurnal, maupun jejaring internet hingga penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan.
6. Dr.Febrian , S.H, M.S Selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
Sriwijaya.
7. Firman Muntaqo, S.H, M.Hum.Selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum
Universitas Sriwijaya.
8. Dr.Ridwan,S.H, M.Hum. Selaku Wakil Dekan II Fakultas Hukum
Universitas Sriwijaya.
9. Prof. Dr. H. Abdullah Gofar,S.H, M.H. Selaku Wakil Dekan III Fakultas
Hukum Universitas Sriwijaya.
10. Muhamad Rasyid, S.H, M.Hum. Selaku Pembimbing Akademik terima
kasih telah memberikan arahan dalam menyelesaikan mengambil mata
kuliah untuk menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi Universitas
Sriwijaya.
11. Dr.Hj. Nashriana,S.H, M.Hum. Selaku Ketua Bagian Hukum Pidana
Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya Sekaligus sebagai Pembimbing
Utama . terima kasih banyak dan sebesar-besarnya saya ucapkan atas
bimbingannya dalam menyelesaikan skripsi ini semoga Allah SWT selalu
memberikan rahmat-NYA dan semoga selalu diberikan kesehatan amin
terima sekali lagi saya ucapakan terima kasih.
vi
12. Dr. H. Ruben Achmad, S.H, M.H. Selaku Pembimbing Pembantu. terima
kasih banyak dan sebesar-besarnya saya ucapkan atas bimbingannya
dalam menyelesaikan skripsi ini semoga Allah SWT selalu memberikan
rahmat-NYA dan semoga selalu diberikan kesehatan amin terima sekali
lagi saya ucapakan terima kasih.
13. Terima kasih kepada seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan ilmu
arahan serta pendidikan dan pengajaran yang sangat bermanfaat semoga
ilmu yang di berikan oleh Bapak/Ibu bermanfaat dan menjadi Amal Jariah
dan menjadi pahala Bapak/Ibu di hadapan Allah SWT.
14. Kepala Bagian dan Sub Bagian Akademik Fakultas Hukum Universitas
Sriwijaya terima kasih atas kesediaanya membatu Mahasiwa/I secara umum
demi kelancaran system yang ada di Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya.
15. Pimpinan dan jajaran pngelolah perpustakan Fakultas Hukum Universitas
Sriwijaya atas bantuan dan pelayanannya dalam pemenuhan bahan
perkuliahan terlebih dalam penulisan skripsi.
16. Terima kasih untuk semua masyarakat Fakultas Hukum Universitas
Sriwijaya.
17. Terima kasih Untuk Teman-teman PLKH terutama kelas G dan terima kasih
untuk teman-teman KKN angkatan 86 “Kelurahan Lubuk Buntak Kec.
Dempo Selatan Kota Pagar Alam” terima kasih untuk pengalaman yang
sangat berharga terima kasih untuk semuanya.
vii
18. Terima kasih kepada Iqbal Sulaiman, S.H. karena telah membantu saya
dalam pencarian judul skripsi.
19. Terima kasih untuk semua teman-teman angkatan 2013 Fakultas Hukum
Universitas Sriwijaya yang tidak bisa saya tuliskan satu persatu nama-
namanya yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini terima
kasih banyak semoga kita bertemu dalam kesuksesan amin.
Semoga amal kebaikan semua pihak yang membantu penulis
menyelesaikan skripsi ini mendapat rahmat dan karunia dari Allah SWT,
Aminn.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................ ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................ iii
KATA PENGANTAR ....................................................................... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................ v
DAFTAR ISI .................................................................................... viii
ABSTRAK ........................................................................................ xi
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 13
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 13
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 13
E. Ruang Lingkup Penelitian .................................................... 14
F. Kerangka Teoritis .................................................................. 15
viii
G. Metode Penelitian .................................................................. 17
1. Jenis Penelitian ................................................................. 17
2. Jenis dan Sumber Data .................................................... 17
3. Populasi dan Sampel ....................................................... 19
4. Tehnik Pengumpulan Data ............................................. 20
5. Tehnik Analisis Data ........................................................ 21
6. Tehnik Penarikan Kesimpulan ....................................... 21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................... 22
A. Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana Kekerasan ....... 22
B. Tinjauan Tentang Penegakan Hukum Pidana .................. 44
C. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum
Pidana .................................................................................... 50
D. Tijauan Umum Tentang Korban Kejahatan .................... 53
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............... 59
A. Gambaran Umum Tindak Pidana Kekerasan Fisik
Terhadap Perempuan ......................................................... 59
ix
B. Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku
Kekerasan Fisik Terhadap Perempuan di Kabupaten
Ogan Ilir ............................................................................... 63
C. Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum Pidana
Terhadap Pelaku Kekerasan Fisik Terhadap Perempuan
di Kabupaten Ogan Ilir ...................................................... 81
BAB IV PENUTUP ........................................................................ 100
A. Kesimpulan ......................................................................... 100
B. Saran .................................................................................. 101
DAFTAR PUSTAKA.
LAMPIRAN.
x
Judul Skripsi
Nama
Nim
ABSTRA.K
Pencgakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Kekerasan Fisik Terhadap Perempuan Dalam Pacarao Di Kabupaten Ogan llir.
: Darmi
: 02011181320103
Kekerasan Fisik dalam pacaran merupakan salah satu peristiwa yang sering terjadi di dalam masyarakat terutama dalam kelompok remaja yang mengak.ibatkan kerugian baik secara Materil maupun Imateril dan yang paling banyak menanggung akibat kekerasan dalam pacaran adalah Pcr~mpuan. dimana memberi dampak: layak. Perlindungan yang di berikan kepada perempuan adalah dengan di Ratifikasikannya Konvensi Pengahapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan, pengaturan mengeoai perlindugan terhadap perempuan yang mengalami kekecasan dalam pacaran belum di atur secara jelas, sehingga pelaku hanya dikeoakan Sanksi Peoganiayaan. Adapun tindak kekerasan fisik , kekerasan psikis, kekerasan scksual da.., kekerasan ekonomi yang di sengaja hingga mengakibatkan Iuka atau akibat lainnya merupakan suatu pelanggaran berat. Kekerasan selalu terjadi terhadap perempuan setiap tahunnya clan semakin bertambah walaupun pelindungannya sudah diatur. Hal ini jelas karena belmn patuhnya orang yang terlibat dalam kekerasan terhadap perempuan, dimana status perempuan yang sudah jelas dilindungi. Masyarakat Nasional dan Intemasional menganggap bahwa perlindungan perempuan adalah hal yang saogat penting. tennasuk pada Daerah Wilayah Kabupaten Ogan Ilir. Masyarakat dan Pemerintah diharapkan untuk melaku.kan yruig terbaik untuk mencegah tindakantindakan kekerasan fisik yang merugikan perempuan karena kekerasan terhadap perempuan atau diskriminasi terhadap perempuan dalam bentuk apapun berdam.palc terhadap psikologi perempuan yang menjadi korban.
Kata Kunci : Penegakan Hukum Pidana, Kekerasan Fisik; Perempauan, Pacaran.
Pembimbing U tama~
=~~...!-:,;~~=:.::.2...::::S:.:.. -="~•:.J...!.M~. ~H.::.u~m~. Dr. H. Ru ~en A chm ad, S. H., M. H. 50918199102200 l N lP ·/ 9550902198 l 091001
Ketua Bagian Hukum Pidana,
S.H. M.Hum. 181991022001
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pacar adalah kekasih atau teman
lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta-kasih. Berpacaran
adalah bercintaan atau berkasih-kasihan (dengan sang pacar). Memacari adalah
mengencani atau menjadikan dia sebagai pacar. Sementara kencan sendiri menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berjanji untuk saling bertemu di suatu tempat
dengan waktu yang telah ditetapkan bersama.1
Pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya
berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga
yang dikenal dengan pernikahan. Pada kenyataannya penerapan proses tersebut masih
sangat jauh dari tujuan yang sebenarnya. Manusia yang belum cukup umur dan masih
jauh dari kesiapan memenuhi persyaratan menuju pernikahan telah dengan nyata
membiasakan tradisi yang semestinya tidak mereka lakukan. 2
Aktivitas pacaran atau tradisi pacaran memiliki variasi dalam pelaksanaannya
dan sangat dipengaruhi oleh tradisi individu-individu dalam masyarakat yang terlibat.
Dimulai dari proses pendekatan, pengenalan pribadi, hingga akhirnya menjalani
1 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Edisi Ketiga, Jakarta, Balai Pustaka, 1998, Hlm
807 dan Hlm 542. 2 Anonim, https://id.wikipedia.org/wiki/Pacaran di akses Pada tanggal 20 Maret 2017.
1
hubungan afeksi yang ekslusif. Perbedaan tradisi dalam pacaran, sangat dipengaruhi
oleh agama dan kebudayaan yang dianut oleh seseorang.3
Menurut persepsi yang salah, sebuah hubungan dikatakan pacaran jika telah
melakukan aktivitas-aktivitas seksual atau percumbuan yang akhirnya melakukan
tindakan hubungan seksual atau tindakan hubungan intim (fornikasi) seperti suami istri,
dilakukan oleh pasangan yang berpacaran tradisi seperti ini dipraktikkan oleh orang-
orang yang tidak memahami makna kehormatan diri perempuan, tradisi seperti ini
dipengaruhi oleh media massa yang menyebarkan kebiasaan yang tidak memuliakan
kaum perempuan.4
Sampai sekarang, tradisi berpacaran yang telah nyata melanggar norma hukum,
norma agama, maupun norma sosial di Indonesia masih terjadi dan dilakukan secara
turun - temurun dari generasi ke generasi yang tidak mememiliki pengetahuan menjaga
kehormatan dan harga diri bagi perempuan yang semestinya mereka jaga dan pelihara.5
Kekerasan merupakan tindakan agresi dan pelanggaran (penyiksaan,
pemukulan, pemerkosaan, dan lain-lain) yang menyebabkan atau dimaksudkan untuk
menyebabkan penderitaan atau menyakiti orang lain, dan hingga batas tertentu
tindakan menyakiti binatang dapat dianggap sebagai kekerasan, tergantung pada situasi
dan nilai-nilai sosial yang terkait dengan kekejaman terhadap binatang. Istilah
“kekerasan” juga mengandung kecenderungan agresif untuk melakukan perilaku yang
3 Ibid. 4 Ibid. 5 Ibid.
2
merusak. Kerusakan harta benda biasanya dianggap masalah kecil dibandingkan
dengan kekerasan terhadap orang.6
Kekerasan dalam berpacaran atau dating violence merupakan kasus yang sering
terjadi setelah kekerasan dalam rumah tangga. Kekerasan dalam pacaran masih belum
begitu mendapat sorotan jika dibandingkan kekerasan dalam rumah tangga sehingga
terkadang masih terabaikan oleh korban dan pelakunya. Pengertian dari kekerasan
dalam pacaran adalah tindak kekerasan terhadap pasangan yang belum terikat
pernikahan yang mencakupi kekerasn fisik, psikologi dan ekonomi. 7
Terdapat beberapa bentuk-bentuk kekerasan dalam pacaran yaitu: Kekerasan
fisik seperti memukul, menampar, menendang, mendorong, mencekram dengan keras
pada tubuh pasangan dan serangkaian tindakan fisik yang lain. Kekerasan psikologis
seperti mengancam, memanggil dengan sebutan yang mempermalukan pasangan
menjelek - jelekan dan lainnya. Kekerasan ekonomi seperti meminta pasangan untuk
mencukupi segala keperluan hidupnya (memanfaatkan atau meloroti uang pasangan).
Kekerasan seksual seperti memeluk, mencium, meraba hingga memaksakan
berhubungan intim atau tindakan hubungan seksual dibawah paksaan dan ancaman.
6GunawanWibisono,”PengertianKekerasan“,https://asiaaudiovisualra09gunawanwibisono.wo
rdpress.com/2009/07/05/pengertian-kekerasan,html, di akses Pada tanggal 20 Maret 2017. 7 Kisara, “Bentuk Kekerasan dalam Pacaran “, https://kisara.or.id maintenance by
www.sikusaka.com/2014/bentuk-kekerasan-dalam-pacaran.html, di akses Pada tanggal 25 Maretl 2017.
3
Tindakan stalking seperti mengikuti, membuntuti dan serangkaian aktivitas yang
mengganggu privasi dan membatasi aktivitas sehari-hari pasangan.8
Menghadapi kekerasan dalam pacaran lebih sulit, karena banyak yang
menganggap bahwa pacaran pasti didasari perasaan cinta, simpati, sayang, dan
perasaan-perasaan lain yang positif. Hal klasik yang paling sering timbul dalam kasus
kekerasan dalam pacaran adalah perasaan menyalahkan diri sendiri dan merasa
“pantas” diperlakukan seperti itu. Hal ini yang membuat pacar merendahkan dan terus
melakukan kekerasaan dalam pacaran terhadap pasangannya.
Kekerasan dalam pacaran adalah salah satu bentuk kekerasan terhadap
perempuan, sebab yang menjadi korban dan di rugikan secara fisik, psikologi maupun
ekonomi dalam sebuah hubungan yang di jalin atau dalam pacaran adalah perempuan.
Komnas Perempuan mencatat sebanyak 2.734 kasus kekerasan dalam pacaran (KDP)
atau dating violence terjadi selama 2016 di seluruh Indonesia.9
Berdasarkan catatan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
(BP3A) Provinsi Sumatera Selatan yang memberikan data 15 Kabupaten atau Kota
yang sudah melaporkan tentang kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3A) Provinsi Sumatera Selatan
mencatat 1.062 kasus kekerasan pada perempuan dan anak terjadi sepanjang tahun
8Ibid.
9 Kristian , Erdianto , 2016 , “Waspada Kasus Kekerasan Wanita dalam Pacaran di Indonesia
“, www.Kompas.com , Waspada-kasus-kekersan-wanita-dalam-pacaran-di-Inonesia 08/03/2016, 07:51
WIB , diakses Pada tanggal 25 Maret 2017.
4
2016. BP3A Kota Palembang merupakan daerah yang sudah melaporkan kasus
terbanyak diantara daerah lain yakni 255 kasus, disamping data yang sudah dilaporkan
yang diterima BP3A Sumatera Selatan yakni 300 kasus. Hanya saja yang sudah
melaporkan kepada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3A)
Provinsi Sumatera Selatan, menurut Kepala BP3A Provinsi Sumatera Selatan Susna
Sudarti, baru 15 Kabupaten atau Kota yang sudah melaporkan. Dua daerah yang belum
melaporkan kasus sepanjang tahun 2016 yakni Ogan Komering Ulu (OKU) Timur dan
OKU Selatan. Susna Sudarti mengatakan “Kalau OKU Selatan hingga saat ini memang
belum ada P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak
red). Alasan belum terbentuknya disampaikan karena belum ada anggaran. Kita harap
tahun ini sudah bisa terbentuk” Secara rinci laporan kasus kekerasan perempuan dan
anak yang tecatat di Kabupaten atau Kota yakni Pagaralam dengan 32 kasus, OKU
dengan 34 kasus, Empat Lawang 64 kasus, dan Muaraenim 50 kasus. Lalu ada 61 kasus
di Banyuasin, 11 kasus di Ogan Ilir, 83 kasus di Musi Banyuasin, 21 kasus di
Musirawas, 25 kasus di Prabumulih, Lahat 34 kasus, Lubuk Linggau 2 kasus, OKI 37
kasus, PALI 51 kasus dan Muratara 4 kasus.10
Dari jumlah kasus yang dijelaskan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (BP3A) Provinsi Sumatera Selatan yang dibahas dalam tulisan ini
adalah kasus kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di Kabupaten Ogan Ilir yaitu
10Sriwijaya Post, “Kekerasan dalam Pacaran Meningkat”, www. Sripoku. com/2016,
Palembang ,Sumatera Selatan : Sriwijaya Post ,diakses Pada tanggal 25 Maret 2017.
5
11 kasus yang tercatat dan telah dilaporkan sedangkan untuk kasus kekerasan dalam
pacaran ada 2 kasus yang telah dilaporkan Kekepolisian Kabupaten Ogan Ilir yaitu
kekerasan seksual dan kekerasan fisik, namun masih banyak kasus yang belum tercatat
dan dilaporkan kepada para penegak hukum karena para korban kekerasan merasa malu
karena mendapat tekanan psikologis dari masyarakat jika kasus yang dialaminya
menjadi tersebar sehingga membuat para korban hanya bisa diam.
Data tentang kekerasan dalam pacaran yang di peroleh melalui Wawancara
dengan Pihak Kepolisian Ogan Ilir yang mencatat bahwa ada 2 kasus tentang kekerasan
dalam pacaran di Kabupaten Ogan Ilir yang telah di laporkan kepada Kepolisian Ogan
Ilir pada bulan Januari sampai Februari tahun 2017 : 11
Tabel 1
Data kasus kekerasan dalam pacaran yang telah di laporkan Kekepolisian Ogan Ilir
Jumlah Kasus Tahun Bulan
11 2016 Januari – Desember
2 2017 Januari – Februari
Sumber: Catatan Data Tahunan Kepolisian Ogan Ilir 2017.
Data kekerasan dalam pacaran yang di peroleh melalui Wawancara langsung
dengan Satuan Reserse Kriminal yaitu Ipda Tolib sebagai Kaur Minres, Beliau
menjelaskan bahwa ada 2 kasus tentang kekerasan dalam pacaran yang telah di
laporkan ke pihak kepolisian.
11 Info Awal Dari Pihak Kepolisian Ogan Ilir.
6
Kasus yang pertama yaitu kasus kekerasan yang di alami oleh seorang anak
perempuan yang berinisial SW berumur 17 Tahun yang masih duduk di bangku
Sekolah Menegah Atas korban mengalami kekerasan fisik, kekerasan seksual,dan
kekerasan psikologi oleh pacarnya sebagai pelaku kekerasan yang berinisial AS
berumur 18 tahun.
Kasus kedua yaitu kasus kekerasan yang dialami oleh seorang anak perempuan
yang berinisial DS berumur 18 Tahun korban mengalami kekerasan fisik, kekerasan
seksual yang mengakibatkan korban megalami luka yang sangat serius oleh pacarnya
sebagai pelaku kekerasan yang berinisial AG berumur 24 Tahun.
Berdasarkan penjelasan yang di dapat dari wawancara kronologi kejadian yang
di alami oleh SW berumur 17 Tahun sebagai korban kekerasan yang dilakukan oleh
AS berumur 18 Tahun sebagai pelaku kekerasan dalam pacaran, korban SW pada saat
itu kira-kira pukul 13:45 WIB sms pacaran atau pelaku AS untuk menjemput korban
SW dari sekolah dan menghantarkan korban SW pulang kerumah , lalu mendapat
balasan dari pelaku AS bahwa pelaku AS bisa menjemput kesekolah dan
menghantarkan korban SW pulang kerumah, namun sepanjang di perjalan menuju
kerumah korban SW terjadilah pembicaraan antara korban SW dan pelaku AS yang
membicarakan bagaimana hubungan korban SW dan pelaku AS untuk kedepannya.
Setelah membahas masalah itu terjadilah sedikit pertengkaran antara korban SW dan
pelaku AS ,karena pelaku AS ingin meminta mencium korban SW namun ,korban SW
menolak karena SW merasa malu mencium pelaku AS saat di jalan yang sedang ramai.
7
Sehingga membuat pelaku AS marah terhadap korban SW karena keinginan pelaku di
tolak oleh korban, lalu pelaku menghentikan motor yang mereka kendarai dan
mengajak korban untuk berbicara ketempat yang sedikit sepi, namun korban menolak
dan memaksa minta di hantarkan pulang kerumah hal tersebutlah yang membuat pelaku
marah besar terhadap korban dan pelaku langsung menampar pipi korban hingga
meninggalkan memar di pipi korban. Setelah itu terjadilah pertengkaran yang hebat
antara keduanya sehingga korban bukan hanya mendapat tamparan di pipinya namun
korban juga mengalami beberapa pukulan di bagian tubuh lainnya. Korban juga
mengalami kekerasan seksual oleh pelaku karena pelaku memaksa korban untuk
melakukan hubungan suami istri, korban yang sudah tidak berdaya akibat di pukul oleh
pelaku tidak bisa lagi menolak perbuatan yang dilakukan pelaku terhadap korban
sehingga mengakibatkan korban pingsan. Sedikit kronologi kejadian yang di alami oleh
korban SW.
Berdasarkan hasil wawancara yang didapat dari 5 orang korban yang pernah
mengalami kekerasan dalam pacaran di wilayah Kabupaten Ogan Ilir dan identitasnya
di rahasiakan , kekerasan yang banyak di alami oleh korban adalah kekerasan fisik dan
juga kekerasan seksual. Beberapa contoh kekerasan fisik dan kekerasan seksual yang
dialami korban kekerasan dalam pacaran yaitu:12
1. Responden 1 menjelaskan bahwa dirinya pernah ditampar oleh pacarnya
karena menolak untuk di cium oleh pacarnya. Dirinya juga menjelaskan karena rasa
12Hasil Wawancara langsung dengan Korban Kekerasan dalam Pacaran.
8
takut di tampar oleh pacarnya dirinya telah sering melakukan ciuman dengan pacarnya
ketika mereka bertemu walaupun dirinya tidak mau melakukanya karena rasa takut
terhadap pacar dirinya tetap melakukan semua keinginan pacarnya.
2. Responden 2 menjelaskan bahwa dirinya pernah di cubit hingga memar di
pipinya karena pacarnya merasa kesal terhadap dirinya. Dirinya juga menjelaskan
bahwa pacarnya tidak hanya mencubit pada bagian pipinya saja melainkan pacarnya
sering menyentuh bagian buah dadanya dan meremas-remas buah dadanya.
3. Reponden 3 menjelaskan bahwa dirinya pernah di pukul di bagian
pinggulnya karena pacarnya merasa kesal melihat dirinya. Bukan hanya menjelaskan
tentang kekerasan fisik yang dialaminy, dirinya juga menjelaskan bahwa pacarnya
sering sekali memeluk dirinya dan mencium bagian bibirnya ketika mereka bertemu
karena jika dirinya tidak mau melakukan hal itu dirinya diancam pacarnya akan di
putuskan hubungan pacaran mereka.
4. Responden 4 menjelaskan bahwa dirinya pernah mengalami kekerasan fisik
yang sangat parah sampai dirinya harus di bawah kerumah sakit, alasan pacarnya
melakukan kekerasan fisik terhadap dirinya karena dirinya sering menolak untuk
berhubungan suami istri dengan pacarnya .Sebab pacarnya merasa kalau dirinya pantas
berhubungan suami istri karena hubungan pacaran mereka sudah lebih dari 5 tahun.
5. Responden 5 menjelaskan bahwa dirinya pernah mengalami kekerasan fisik
ditampar dan dipukul di bagian dada oleh pacarnya karena pacarnya cemburu terhadap
dirinya yang membalas chat atau sms dari laki-laki lain.
9
Dapat di simpulkan bahwa Kekerasan Fisik dan Kekerasan Seksual dalam
pacaran di Wilayah Kabupaten Ogan Ilir ini sudah menjadi masalah yang harus di
tangani dengan serius dan secara tuntas agar tidak terjadi lagi kekerasan-kekerasan
lainya yang mengancam hak asasi manusia terutama terhadap perempuan.
Pada umumnya korban kekerasan fisik dalam pacaran tidak menceritakan
kepada pihak yang berwenang karena mendapat ancaman dari pacarnya dan rasa takut
terhadap pacarnya atau korban merasa iba terhadap pelaku karena pelaku meminta
maaf sedemikian rupa kepada korban.
Pada dasarnya pengaturan tentang kekerasan sudah di atur dalam KUHP yang
dirumuskan dalam Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan.
Rumusan Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan bahwa:
1. Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan
bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
2. Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan
pidana penjara paling lama lima tahun.
3. Jika menakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh
tahun.
4. Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.
5. Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.13
13 KUHP Kitab Undang – Undang Hukum Pidana dan KUHAP Kitab Undang –Undang Hukum
Acara Pidana , Pasal 351 KUHP .
10
Seharusnya kekerasan fisik dalam pacaran terhadap perempuan harus
dilaporkan dan bagi pelaku yang melakukan kekerasan mendapatkan hukuman yang
berat agar memberi efek jera terhadap pelaku, karena pengertian kekerasan menurut
hukum pidana tertuang dalam Pasal 351 KUHP hanya mengatakan bahwa
penganiayaan di hukum dengan hukuman penjara selama-lamanya dua tahu delapan
bulan atau denda sebanyak empat ribu lima ratus rupiah tidak akan memberi efek jera
terhadap pelaku, sehingga jika timbul akibat lain dari penganiayaan ini tidak dapat
dikenakan sanksi lain atau yang lebih berat.
Pada umumnya korban mengalami penganiayaan tidak hanya luka secara fisik
juga psikis. Hal inilah yang harus menjadi perhatian berbagai pihak dalam melindungi
korban kekerasan sehingga dibentuk lembaga untuk menagani masalah ini demi
tercapainya keadilan yang semestinya.
Walaupun termasuk dalam kekerasaan terhadap perempuan, sebenarnya
kekerasan ini tidak hanya di alami oleh perempuan, laki-laki pun juga menggalami
kekerasan yang dilakukan oleh pacarnya. Tetapi perempuan lebih banyak menjadi
korban dibandingkan laki-laki karena pada dasarnya kekerasan ini terjadi karena
adanya ketimpangan kekuasaan antara laki-laki yang dianut oleh masyarakat luas.
Ketidakadilan dalam hal jender selama ini telah tertanam dalam kehidupan
sehari-hari, bahwa seorang perempuan biasa dianggap sebagai mahluk yang lemah,
mengutamakan kepentingan laki-laki dan lain sebagainya.
Kekerasan fisik dalam pacaran merupakan salah satu bentuk pelanggaran
terhadap hak asasi manusia sehingga harus dihilangkan dan diatasi dengan serius,
11
sebab telah dituangkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945 pasal 28 I ayat (1)
dan ayat (2). Bahwa setiap orang berhak:
(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,
hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi
dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku
surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.
(2) Setiap orang berhak bebas atas perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar
apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu.14
Berdasarkan uraian yang dijabarkan penulis di atas, maka penulis merasa perlu
untuk membahas mengenai penegakan hukum pidana terhadap kasus kekerasan fisik
terhadap perempuan dalam pacaran, serta bagaimana faktor yang mempengaruhi
penegakan hukum pidana terhadap pelaku kekerasan fisik terhadap perempuan dalam
pacaran agar kasus tersebut tidak terjadi semakin marak dan penulis merasa tertarik
untuk melakukan penelitian dan menuangkan dalam bentuk skripsi dengan judul : “
Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Kekerasan Fisik Terhadap Perempuan
dalam Pacaran di Kabupaten Ogan Ilir”.
14 Undang – Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 28 I Ayat 1 dan 2 ,Jakarta, Sekretariat Jendral
dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI,2011, Hlm.31.
12
B. Rumusan Masalah
Dengan uraian latar belakang diatas dan untuk menghindari kajian yang terlalu
luas dan menyimpang dari objek penulisan, maka diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana Penegakan Hukum Pidana terhadap pelaku kekerasan fisik terhadap
perempuan dalam pacaran di Kabupaten Ogan Ilir?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi Penegakan Hukum Pidana terhadap pelaku
kekerasan fisik terhadap perempuan dalam pacaran di Kabupaten Ogan Ilir?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui upaya penegakan hukum pidana terhadap pelaku yang
melakukan kekerasan fisik terhadap perempuan dalam hubungan pacaran.
2. Untuk mengetahui faktor yang mengetahui penegakan hukum pidana terhadap
pelaku kekerasan fisik terhadap perempuan dalam hubungan pacaran.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dalam penulisan skripsi secara umumnya dibagi menjadi
dua manfaat yaitu manfaat penelitian yang bersifat Teoritis dan manfaat penelitian
secara Praktis, berikut adalah penjelasan tentang kedua manfaat penelitian tersebut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan
ilmu hukum, khususnya dalam bidang hukum pidana tentang diskriminasi dan
perlindungan terhadap perempuan.
13
2. Manfaat Praktis
a. Hasil dari penelitian ini diharapkan memberi masukan bagi aparat
penegak hukum yang menangani perkara-perkara atau kasus-kasus
yang menyangkut dan melibatkan perempuan sebagai korban dari
kekerasan yang dilakukan oleh laki-laki, agar hak-hak perempuan serta
perlindungan perempuan dijalankan sesuai dengan prosedur atau
tatacara serta aturan-aturan yang telah di tentukan dan yang telah di atur.
b. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan memberikan sesuatu
pemahaman dan penanaman kesadaran diri bagi semua masyarakat
dimana masyarakat memiliki kewajiban dan tanggung jawab dalam
penyelenggaran kegiatan perlindungan bagi hak-hak perempuan.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dengan judul “Penegakan Hukum Pidana Terhadap Pelaku
Kekerasan Fisik Terhadap Perempuan dalam Pacaran di Kabupaten Ogan Ilir“
ini memiliki kekhususan sesuai tujuan yaitu untuk mengetahui penegakkan
hukum pidana terhadap pelaku kekerasan fisik terhadap perempuan dalam
pacaran dan faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum pidana
terhadap pelaku kekerasan fisik terhadap perempuan dalam pacaran. Agar
pembahasan dalam penelitian ini tidak terlalu meluas maka ruang lingkup
dalam penelitian ini hanya membahas mengenai penegakan hukum pidana serta
faktor yang mempengaruhi penegakan hukum pidana terhadap pelaku
kekerasan fisik terhadap perempuan dalam pacaran di Kabupaten Ogan Ilir.
14
F. Kerangka Teoritis
Teori Penegakan Hukum
Secara konsepsional, maka inti dan arti penegakan hukum terletak pada
kegiatan menyerasihkan hubungan antara nilai-nilai yang terjabarkan di dalam suatu
kaidah-kaidah yang mantap dan mengejawantah dan sikap tindak atau perilaku
sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir, untuk menciptakan, memelihara dan
mempertahankan kedamaian dalam pergaulan hidup.15
Teori Perlindungan Hukum
Menurut Soetjipto Raharjo, perlindungan hukum adalah adanya upaya
melindungi kepentingan individu atau seseorang dengan mengalokasikan suatu
kekuasaan kepadannya untuk bertindak atau berprilaku dalam kepentingannya
tersebut. Salah satu sifat dan sekaligus merupakan tujuan dari hukum adalah
memberi perlindungan atau pengayoman kepada masyarakat oleh karena itu
perlindungan hukum harus diwujudkan dalam bentuk adanya kepastian hukum.16
Perlindungan hukum menurut Muchsin adalah kegiatan untuk melindungi
individu dengan menyerasihkan hubungan antara nilai-nilai atau kaidah-kaidah yang
menjelmah dalam sikap dan tindakan atau dalam menciptakan adanya ketertiban
dalam pergaulan hidup antar sesama individu atau manusia.17
15 Soerjono Soekanto, Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Jakarta, Raja
Grafindo Persada, 1983, Hlm. 5. 16 Soetjipto Raharjo, Permasalahan Hukum di Indonesia, Bandung, Alumni, 1983,Hlm. 121. 17 Muchin, Perlindungan dan Kepastian Hukum Bagi Investor di Indonesia, Surakarta,
Magister Ilmu Hukum Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret, 2003, Hlm. 14.
15
Teori Sistem Hukum
Menurut Lawrence Meir Friedman, ada tiga komponen dari sistem hukum
(legal system):
a. Struktur hukum ( legal structure )
b. Isi hukum ( legal substance )
c. Budaya hukum ( legal culture )
Ketiga komponen ini mendukung berjalannya sistem hukum di suatu
Negara, secara realitas sosial, keberadaan sistem hukum yang terdapat di dalam
masyarakat mengalami perubahan-perubahan sebagai akibat dan pengaruh, dari apa
yang disebut dengan modernisasi atau globalisai baik secara evolusi maupun
revolusi.18
Sedangkan menurut beberapa ahli “Sistem sebagai jenis satuan yang
dibangun dengan komponen-komponen sistemnya yang berhubungan secara
mekanik fungsionil yang satu dengan yang lainnya untuk mencapai suatu tujuan
sistemnya. Komponen – komponen sistemnya itu sebagai berikut :Komponen jiwa
bangsa, Komponen structural, Komponen subtansi, Komponen budaya hukum.19
18 Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, Bandung, PT .Citra Aditya bakti, 2000, Hlm. 54. 19 Bachan Mustafa, Sistem Hukum Indonesia Terpadu, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2016,
Hlm. 5.
16
G. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris atau penelitian
hukum sosiologis, jenis penelitian yang bertitik tolak pada data primer atau data
lapangan. Dimana data primer atau data lapangan adalah yang berhubungan
dengan penegakan hukum pidana terhadap pelaku kekerasan fisik terhadap
perempuan dalam pacaran dan faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan
hukum pidana terhadap terhadap pelaku kekerasan fisik dalam pacaran di
Wilayah Kabupaten Ogan Ilir.
2. Jenis dan Sumber Data
Di dalam penelitian ini, data yang digunakan antara lain data primer, data
sekunder, dan data tersier. Data primer di peroleh dari lapangan melalui
Wawancara Langsung dengan Kepala atau Staff dari Pihak Kepolisian.
Wawancara yang penulis gunakan adalah tehnik wawancara mendalam, yang
dilakukan penulis purposive sampling yaitu: Wawancara dengan Satuan
Reserse Kriminal Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) POLRES
OGAN ILIR.Wawancara Langsung dengan Korban yang mengalami
Kekerasan Fisik dalam Pacaran di Wilayah Kabupaten Ogan Ilir.
Data sekunder diperoleh dengan cara menelusuri bahan-bahan hukum yang
terdiri dari:
A. Bahan Hukum Primer yang berupa Peraturan Perundang – Undangan yaitu:
a. Undang – Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
17
b. Undang – Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia,
tambahan lembaran Negara Republik Indonesia 3886.
c. Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Kitab Undang –
Undang Hukum Pidana.
d. Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi
Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap
Perempuan , Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
1984 tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3277
Tahun 1984.
e. Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2009 tentang Pengadilan Hak
Asasi Manusia.
f. Kitab Undang – Undang Hukum Pidana Bab XX Pasal 351.
g. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 181 Tahun 1998 tentang
Komisi Nasional Anti Kekerasaan Terhadap Perempuan.
h. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 tentang
Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak Dalam Konflik
Sosial.
i. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 50 tahun 1993 tentang
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.
j. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 tentang
Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan.
18
B. Bahan Hukum Sekunder adalah semua publikasi tentang hukum yang
merupakan dokumen yang tidak resmi. Publikasi tersebut merupakan petunjuk
atau penjelas mengenai bahan hukum primer atau bahan hukum sekunder yang
berasal dari kamus, ensiklopedia, jurnal, suratkabar dan sebagainya. 20
C. Bahan Hukum Tersier merupakan bahan hukum yang memberikan petujuk
maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder
dan dapat diperoleh melalui buku-buku dan refensi lain yang berupa wacana-
wacana baik di internet, majalah, Koran, jurnal, makalah, serta opini dari pakar
hukum mengenai perlindungan hukum terhadap korban kekerasan, penegakan
hukum pidana terhadap pelaku kekerasan dan faktor-faktor penyebab terjadinya
kekerasan dalam pacaran.
3. Populasi dan Sampel
Penulis dalam penelitian ini menggunakan Purposive sampling, yaitu
pemilihan sekelompok subjek atau ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang
dipandang masyarakat mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau
sifa-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya, purposive sampling lebih
banyak memusatkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat yang harus masuk dalam
sample yang dipilih.21 Populasi data penelitian ini adalah Kepolisian Kabupaten
Ogan Ilir, sementara sample penelitian ditarik secara Purposive Sampling yaitu:
20 Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum, Jakarta, Sinar Grafika, 2009, Hlm 54. 21 Ibid, Hlm. 106.
19
Keterangan atau Hasil Wawancara dari Pihak Kepolisian Kabupaten Ogan Ilir
yang di wakili oleh SAT RESKRIM bagian Kaur Minres yaitu Ipda Tolib dan
Keterangan atau Hasil Wawancara Langsung dari Korban yang mengalami
Kekerasan Fisik Dalam Pacaran di Wilayah Kabupaten Ogan Ilir yaitu
Wawancara Langsung dengan Korban yang berinisial SW yang di bantu oleh
Pihak Keluarga dan Keterangan Langsung dari Para Korban yang mengalami
Kekerasan Fisik Dalam Pacaran di Kabupaten Ogan Ilir yaitu 5 Orang
Reponden.
4. Tehnik Pengumpulan Data
a. Penelitian lapangan
Studi yang dilakukan langsung ditempat penelitian untuk memperoleh
data yang menunjang penelitian dan berkaitan dengan masalah yang dibahas,
penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara. Wawancara
dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang dan
disiapkan untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah
penelitian kepada responden.22
b. Penelitian kepustakaan
Penelitian kepustakaan diperlukan untuk menunjang penelitian
lapangan yaitu dengan cara mempelajari, membaca dan memahami buku-buku
22 Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta, Rajawali Pers,
2004, Hlm. 82.
20
serta peraturan perundang-undangan dan pendapat yang ada kaitannya dengan
materi yang akan diteliti.
5. Tehnik Analisis Data
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode analisis data
secara kualitatif, yaitu dengan cara mengolah serta mengumpulkan data-data,
seperti data dari wawancara yang penulis lakukan kemudian disajikan kedalam
bentuk uarian kalimat lalu dibahas sesuai dengan pokok permasalahan dengan
menghubungkan setiap peraturan perundang-undangan dan juga doktrin atau
pendapat para ahli yang sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti
kemudian ditarik kesimpulan secara induktif, yaitu setiap data yang telah
diperoleh dari lapangan sebagai hal yang bersifat khusus dan dikaitkan dengan
pendapat para ahli, teori-teori serta peraturan perundang-undangan yang
relevan didalam penelitian ini dijadikan ketentuan umum.
6. Tehnik Penarikan Kesimpulan.
Penarikan kesimpulan di lakukan dengan cara berpikir Induktif yaitu
Penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan atau fakta-fakta khusus
berdasarkan penelitian di lapangan atau pengalam empiris menuju pada
kesimpulan yang bersifat umum. 23 Dan menganalisis bahan-bahan yang telah
di kumpulkan sampai dengan terbentuknya suatu kesimpulan.
23Burhan Ashsofa, Metode Penelitian hukum, Rienka Cipta, Jakarta,2007.Hlm.16
21
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku.
Ahmad Mujahidin. 2007. Peradilan Satu Atap di Indonesia, Bandung: Refika
Aditama,
Andi Hamzah. 2001. Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta: Jakarta.
--------------------------. 2001. Bunga Rampai Hukum Pidana dan Acara Pidana, Ghalia
Indonesia: Jakarta
--------------------------. 1994. Masalah Penegakan Hukum Pidana, Rineka Cipta:
Jakarta.
Arif Gosita. 2004. Masalah Korban Kejahatan, Bhuana Ilmu Populer,edisi ketiga: Jakarta.
Aroma Elmina Martha. 2015.Hukum KDRT (Kekerasan Dalam Rumah
Tangga),CV.Aswaja Pressindo: Yogyakarta.
Bachan Mustafa. 2016. Sistem Hukum Indonesia Terpadu, PT. Citra Aditya Bakti:
Bandung.
Bambang Poernomo. 1992. Asas-asas Hukum Pidana, Ghalia Indonesia: Jakarta.
Barda Nawawi Arief. 1998. Teori – Teori dan Kebijakan Hukum Pidana, Alumni:
Bandung.
--------------------------. 2002. Kebijakan Hukum Pidana, PT. Citra Aditya
Bakti:Bandung.
--------------------------. 2007. Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum
Pidana Dalam Penaggulangan Kejahatan, Kencana: Jakarta.
Dikdik.M.Arief Mansur. 2007. Urgensi Perlindungan Korban Kejahatan Antara
Norma dan Realita, Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Eddy Damian dan Otje Salman. 2003. Konsep-Konsep Hukum Dalam
Pembangunan,Kumpulan Karya Tulis Prof .Dr.Mocthar Kusumaatmadja,
Alumni: Bandung.
Farhana. 2010. Asfek Hukum Perdagangan Orang, Sinar Grafika: Jakarta.
Johan Galtung. 1992. Kekuasaan dan Kekerasan Menurut Johan Galtung, Kanisius:
Yogyakarta.
Jeremy Bentham. 2006. Teori Perundang-Undangan Prinsip-Prinsip Legislasi
Hukum Perdata dan Hukum Pidana, Penerbit Nusamedia&Penerbit Nuansa:
Bandung.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)Edisi Ketiga.1998.Balai Pustaka: Jakarta.
Kartini Kartono. 1986. Psikologi Wanita Mengenai Gadis Remaja atau Wanita
Dewasa, Mundur Maju: Bandung.
Lawrence M Friedman. 1977.Law and Society an Introduction. Prentice Hall Inc: New
Jersey.
Lilik Mulyadi. 2002. Hukum Acara Pidana (Suatu Tinjauan Khusus Terhadap Surat
Dakwaan, Eksepsi dan Putusan Peradilan), PT. Citra Aditya Bakti: Bandung.
Maggie Humm. 2002. Ensklopedia Feminisme, Pajar Pustaka : Yogyakarta.
Magister Ilmu Hukum Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret: Surakarta.
Mardjono Reksodiputro. 1994. Sistem Peradilan Pidana Indonesia, Melihat
Kejahatan dan Penegakan Hukum dalam Batas-batas Toleransi, Pusat
Keadilan dan Pengabdian Hukum: Jakarta.
Muchin. 2003. Perlindungan dan Kepastian Hukum Bagi Investor di Indonesia,
Magister Ilmu Hukum Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret: Suarakarta.
Murtadio Muthahari. 1995. Hak-hak Wanita Dalam Islam, Lentera: Jakarta.
Natsir Muhammad. 1987. Demokrasi Di Bawah Hukum, Media Dakwah: Jakarta.
P.A.F Lamintang. 1996. Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, PT. Citra Adityta
Bakti: Bandung.
Rasyid Ariman dan Fahmi Raghib.2001. Hukum Pidana (Tindak Pidana,
Pertanggung Jawaban Pidana , Pidana dan Pemidanaan): Palembang.
Ridhuan Syahrani. 1999. Rangkaian Intisari Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti:
Bandung.
Romany Sihite. 2007. Perempuan, Kesetaraan, & Keadilan, Raja Grafindo: Jakarta.
Shafrudin. 1998. Politik Hukum Pidana, Universitas Lampung: Bandar Lampung.
Soerjono Soekanto. 1983, Faktor – faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum,
Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. 2003. Peneliti Hukum Normatif: Suatu Tinjauan
Singkat, Rajawali Pers: Jakarta.
Soetjipto Raharjo. 1983 .Permasalahan Hukum di Indonesia, Alumni: Bandung
--------------------------. 2000. Ilmu Hukum, PT .Citra Aditya Bakti: Bandung.
Stephenschfer. The Victim and Criminal, Random House: New York.
Sudarto, Hukum dan Hukum Pidana, Alumni: Bandung.
Sunardi,dan Danny Tanuwijaya dan Abdul Wahid.2005. Republik “Kaum Tikus”;
Refleksi Ketidakberdayaan Hukum dan Penegakan HAM, Edsa Mahkota:
Jakarta.
Syarifuddin Petanasse. 2013. Mengenal Kriminologi, Unsri: Palembang.
Tapi Omas Ihromi. 2006. Penghapusan Diskriminasi Terhadap Wanita, Alumni :
Bandung.
Thomas Santoso. 2002, Teori-teori Kekerasan, Gralia Indonesia : Jakarta.
Zainal Asikin dan Amiruddin. 2004. Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali
Pers: Jakarta.
Zainudin Ali. 2009. Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika: Jakarta.
Zudan Arif Fakrulloh. 2005. Penegakan Hukum Sebagai Peluang Menciptakan
Keadilan, Jurisprudence, Vol. 2, No. 1.
B .Peraturan Perundang – Undangan.
Undang -Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 Amandemen.
Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1946 tentang Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana .
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia tambahan lembaran Negara Republik Indonesia 3886.
Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan
Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap
Perempuan tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
1984 tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3277 Tahun
1984.
Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2009 tentang Pengadilan Hak
Asasi Manusia.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 Tentang Komisi
Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 181 Tahun 1998 tentang Komisi
Nasional Anti Kekerasaan Terhadap Perempuan.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014 tentang Perlindungan
dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak Dalam Konflik Sosial.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 tentang Komisi
Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 50 tahun 1993 tentang Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia.
C. Sumber Lainnya
Anonim, https://id.wikipedia.org/wiki/Pacaran di akses Pada tanggal 20 Maret 2017.
GunawanWibisono,”PengertianKekerasan“,https://asiaaudiovisualra09gunawanwibis
ono.wordpress.com/2009/07/05/pengertian-kekerasan,html, di akses Pada
tanggal 20 Maret 2017.
Anonim,http://http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-pacaran-definisi
pada-remaja.html, diakses Pada tanggal 25 Agustus 2017.
Anonim,http://www.psychologymania.com/2013/01/pengertian-pacaran.html,
Diakses Pada tanggal 25 Agustus 2017.
Anonim,http://www.psychologymania.com/2013/01/Komponen-
KomponenHubungan-Pacaran.html, Diakses Pada tanggal 25 Agustus 2017.
Anonim,http//www.savyamirawcc.com/kekerasan-terhadap-perempuan-ktp. Diakses
Pada tanggal 25 Agustus 2017.
Anonim,http://kisara.or.id/artikel/kekerasan-dalam-pacaran.html, Diakses Pada
tanggal 25 Agustus 2017.
Anomi,http;//www.jimly.com/makalah/namafile/56/Penegakan Hukum.pdf. Diakses
Pada tanggal 17 Juli 2017 Pukul 19 :21 WIB.
Kisara, “Bentuk Kekerasan dalam Pacaran “, https://kisara.or.id maintenance by
www.sikusaka.com/2014/bentuk-kekerasan-dalam-pacaran.html, di akses Pada
tanggal 25 Maretl 2017.
Kristian, Erdianto, 2016, “Waspada Kasus Kekerasan Wanita dalam Pacaran di
Indonesia“, www.Kompas.com, Waspada-kasus-kekerasan-wanita-dalam-
pacaran-di-Inonesia 08/03/2016, 07:51 WIB, diakses Pada tanggal 25 Maret
2017.
Sriwijaya Post, “Kekerasan dalam Pacaran Meningkat “,www.Sripoku.com/2016 ,
Palembang, Sumatera Selatan : Sriwijaya Post ,diakses Pada tanggal 25 Maret
2017.
nw,pya Post, "Kekeras,111 dalam Pacaran Me11i11gkat ",ww\ . ripoku.com/2016