Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa...
Transcript of Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latai Belakang Masalah
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
memuat kebijaksanaan pendidikan nasional yang mengacu pada Undang-Undang
Dasar 1945. Bab II pasal (4) menjelaskan tentang tujuan pendidikan nasional
sebagai berikut:
Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa danmengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang berimandan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,memiliki pengetahuan dan keterampilan. kesehatan jasmani dan rohani,kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawabkemasyarakatan dan kebangsaan.
Makna yang terkandung pada tujuan pendidikan di atas. bahwa untuk
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan pendidikan. Melalui
pendidikan dibentuk sikap dan dikembangkan keterampilan manusia Melalui
pendidikan wawasan berpikir manusia menjadi semakin terbuka dan kesadaran
akan potensinya menjadi semakin mendalam. Guna tercapainya tujuan tersebut,
pemerintah telah menetapkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yang
kemudian disusul oleh beberapa Peraturan Pemerintah sebagai peraturan
pelaksanaannya.
Sistem Pendidikan Nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari
semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan yang lainnya
untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional. Dilihat darijenjangnya
Sistem Pendidikan Nasional terdiri dari sub sistem pendidikan prasekolah,
pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
Pendidikan tinggi adalah satuan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi
nierupakan kelanjutan dari pendidikan menengah di jalur pendidikan sekolah.
/Tujuan pendidikan tinggi sebagaimana tertuang dalam Bab II pasal (1) Peraturan
Pemerintah RINomor 60Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi adalah :
1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memilikikemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan.mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, telinologidan/atau kesenian.
2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, tehnologidan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untukmeningkatkau tarafkekidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaannasional.
Pernyataan di atas mengandung arti, bahwa pendidikan tinggi bermngsi
sebagai sarana untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan akademik dan profesional, mampu menerapkan,
mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, tehnologi dan kesenian yang
bergunabagi pembangunan bangsadannegara.
Pendidikan tinggi diselenggarakan dalam satuan pendidikan yang disebut
Perguruan Tinggi. Perguruan tinggi sebagai sub sistem pendidikan nasional
berperan mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan nasional. Melalui perguman
tinggi diharapkan dapat dihasilkan sarjana yang berkualitas tinggi untuk mengisi
pembangunan. Para sarjana akan menjadi tulang punggung pembangunan karena
penguasaannya terhadap ilmu pengetahuan dan tehnologi. Mereka dituntut menjadi
tauladan, penggerak dan pendorong masyarakat
Salah satu unsur sumber daya manusia yang memiliki peran dominan dalam
pengelolaan pendidikan pada perguruan tinggi adalah pimpinan. Pimpinan
perguman tinggi memiliki tanggung jawab melakukan perbaikan dm peningkatan
mutu pendidikan dan pengajaran. Hal ini dilandasi oleh anggapan, bahwa tujuan
utama penyelenggaraan pendidikan melalui sekolah ialah tercapainya lingkungan
yang kreatif, sehingga proses belajar mengajar dapat tercapai secara efektif Peran
pokok pimpinan sekolah terletak pada kesanggupannya mempengamhi lingkungan
sekolahmelalui penerapan proses kepemimpinan yangdinamis.
Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung adalah suatu
lembaga pendidikan tinggi kedinasan sebagai salah satu unit pelaksana telinis
pendidikan profesional Pekeijaan Sosial dalam lingkungan Departemen Sosial
(sekarang Badan Kesejahteraan Sosial Nasional disingkat BKSN). Tugas pokok
dan fungsinya menyelenggarakan pendidikan prqfesi Pekerjaan Sosial (Social
Work).
Hingga tahun 1970 STKS menyelenggarakan pendidikan tinggi profesional
Pekeijaan Sosial pada tingkat Sarjana Muda Namun dengan semakin luas dan
meningkatnya tugas dan peranan Deparatemen Sosial (sekarang BKSN), diperlukan
tenaga-tenaga yang berkualitas pendidikan profesional yang lebih tinggi daripada
tingkat Sarjana Muda Oleh karena itu, sejak tahun 1971 berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Sosial RI tanggal 4 Juli 1970 Nomor : Pts./-122/175 program
pendidikan di STKS ditingkatkan menjadi program pendidikan Sarjana (SI).
Sesuai ketentuan yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, tentang dihapuskaimya program pendidikan Sarjana Muda, maka pada
tahun 1985 STKS membuka program Diploma HL Mulai tahun akademik 1989/1990
sampai sekarang STKS hanya membukaprogram Diploma rV.
Tujuan Departemen Sosial (BKSN) mendirikan STKS ialah untuk
menyelenggarakan pendidikan tinggi profesi Pekerjaan Sosial/Kesejahteraan Sosial
dalam rangka memenuhi kebutuhan akan tenaga-tenaga yang memiliki kualifikasi
pendidikan profesional.
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Sekolah Tinggi Kesejahteraan
Sosial (STKS) Bandung melaksanakau program pendidikan dan pengajaran,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat atau Tri Dharma Perguruan
Tinggi. Dalam pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran, STKS memiliki 61
orang tenaga pengajar tetap yang sebagian besar berkualifikasi pendidikan
pekerjaan sosial yang berasal dari perguman tinggi dalam niaupun luar negeri.
Salah satu tugas pokok pimpinan STKS adalah melakukan pengelolaan
sistempembelajaran. Pembelajaran mempakan suatu sistem karena pembelajaran
mempunyai sejumlah komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan.
Komponen sistem pembelajaran meliputi bahan pembelajaran, metoda, alat dan
evaluasi. Keseluruhan komponen saling berinteraksi dan berhubungan, bersama-
sama diarahkan pada pencapaiantujuan. Tugas dan tauggung jawab pimpinan STKS
adalah mengelola sistem pembelajaran agar berlangsung secara efektif, dinamis,
efisien dan positif Tercapainyakondisi ini ditandai dengan adanya kesadaran dan
keterlibatan aktif diantara kedua subyek pembelajaran yaitu dosen dan mahasiswa
Dosen sebagai penginisiatif awal dan pengarah serta pembimbing, sedang
mahasiswa sebagai yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh pembahan
diri dalam pembelajaran.
Pengelolaan sistem pembelajaran mengacu pada suatu upaya untuk 1
mengatur (memenej, mengendalikan) aktivitas pembelajaran berdasarkau konsep-
konsep dan prinsip-prinsip pembelajaran untuk mensukseskan tujuan pembelajaran
agar tercapai secara lebih efektif, efisien dan produktifuntuk ini diperlukan strategi
dan perencanaan dan diakhiri dengan penilaian, yang hasil penilaiannya akan dapat
dimanfaatkan sebagai feedback (umpan balik) bagi perbaikan sistem pembelajaran
lebih lanjut.
Kebermaknaan bagi siswa, bahwa proses pembelajaran akan berpengaruh
terhadap perkembangan individu siswa Bila proses pembelajaran dikelola secara
baik dan benar dapat memberikan pengaruh lebih besar dalam perkembangan
individu sesuai kemampuan dasarnya
Aktivitas pembelajaran dapat diartikan sebagai penciptaan sistem
lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan peserta didik untuk jangka
pendek maupun jangka panjang (Joyce dan Weil, 1972). Sistem lingkungan
tersebut terdiri atas komponen-komponen yang saling berhubungan satu dengan
lainnya Komponen tersebut meliputi tujuan instruksional yang ingin dicapai,
materi atau bahan yang akan diajarkan, dosen dan mahasiswa yang memainkan
peranan dalam proses pembelajaran, hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan
yang dilakukan, sarana dan prasarana pembelajaran yang tersedia, serta semua
unsur yang berpengaruh terhadap dosen dan subyek belajar yang berperan dalam
proses belajar mengajar.
Gunamencapai tujuan tersebut, dosen hams memiliki strategi pembelajaran.
Strategi pembelajaran adalah suatu pola umum perbuatan dosen dalam
inengorganisasikau kegiatan belajar dengan mahasiswa atau subyek belajar dengan
tujuan mewujudkan kegiatan atau belajar mengajar. Rentetan perbuatan dosen dan
mahasiswa dalam suatu peristiwa belajar mengajar aktual disebut prosedur
interaksional. Alat yang digunakan dalam pelaksanaan strategi proses
pembelajaran disebut metode mengajar.
Untuk mewujudkan harapan di atas, diperlukan seorang pemimpin yang
memiliki wawasan yang luas dan visi yang jelas, keterampilan dan kemampuan
profesional, komitmen terhadap tugas dantanggung jawabnya, sehingga memberikan
dainpak positif terhadap perkembangan dan kemajuan STKS, baik secara kuantitas
rnaupun kualitas.
Pimpinan STKS memiliki peran dan tugassebagai berikut : (1) sebagai
pemimpin, bempaya menggerakkan, mempengamhi, mengajak serta memotivasi
bawahannya agar bekerja mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan, (2)
sebagai manajer atau administrator, bemsaha memanfaatkan sumber daya
pendidikan yang ada, baik manusia maupun non manusia kearah pencapai tujuan
pendidikan yang diharapkan melalui serangkaian kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan dan pembinaan serta evaluasi, (3) sebagai supervisor,
melakukan pengawasan dalam rangka pembinaan kepada bawahan, agar dalam
usalia mencapai tujuan bersama dapat bekerja dengan baik dan benar. Sesuai
konteks penelitian, ketiga fungsi ini dijadikan sasaran penelitian
Hasil prasurvey penulis mengenai kepemimpinan manajerial Pimpinan
Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung dalam pengelolaan sistem
pembelajaran masih ditemukan banyak kelemahaiL Kelemahan ini terdapat pada
aspvkperencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pembinaan sumber daya yang
terlibat langsuug dalam pelaksanaan sistem pembelajaran.
Pimpinan STKS selain berperan sebagai pemimpin administratis ia juga
berperan sebagai pemimpin intruksional. Peran sebagai pemimpin intmksional
belum sepenuhnya dilaksanakan. Sebagai administrator pendidikan ia masih lebih
banyak terfokus pada usahamemenuhi tuntutan yang sifatnyamendesak atau segera.
Masalah-masalah admimstratif yang terns bertambah kurang memberikan
kesempatan dalam memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan sistem
pembelajaran Situasi mi telah mengakibatkan terjadinya erosi peranan
kepemimpinan Pimpinan STKS sebagai pemimpin inhiiksional. Pekerjaan rutin dan
masalah-masalah administrasi umum sekolah kurang memberi banyak waktu untuk
melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya pembinaan.
Tugas pemimpin pendidikan tidaklah mudah, dalam pelaksanaannya
menuntut segenapkesanggupan pimpinan sekolah untuk melaksanakannya Hendiyat
Soetopo dan Wasty Soemanto (1988 : 29-34) mengemukakan keterampilan dan
kemampuan yang menggambarkan tugas dan peranan pimpinan sekolah dalam
penerapan kepemimpinan pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Pimpinan sekolah adalah manajer di bidangkurikulum, perlu :
a Memahami dan menyadari tentang pentingnya filsafal pendidikan dan
implementasinya dalam keseluruhan sistem sekolah
b. Bemsaha mengembangkan dan menggunakan filsafat hidup dan filsafat
pendidikan secara personal maupun secara profesional.
c. Mengetaliui sumber-suinber material yang dapat membantu dalam
mengembangkan kurikulum
d. Menyesuaikau kuiikulum dengan kebutuhan masyarakat dan kebutuliau peseita
didik.
e. Mendayagunakan sumbei -sumber masyarakat dalam mengiplementasikan
kurikulum.
f Mendorong pendekatau eksperimental dalam mengajar dan dalam kurikulum
kepada semua anggota staf
g. Bertangguog jawab atas keselumlian kurikulum dan memeberikan
kepemimpinan yang positif
2. Pimpinan sekolah adalah manajerdi bidang personalia, perlu:
a Memiliki kemampuan menerima dan menghargai individu gum sebagai
anggotastafatas dasar karakter pribadi dan latar belakangnya
b. Memberi bekal yang mendorong kekuatan, minat dan kecakapan setiap
anggota stafdalam melaksanakan tugas.
c. Menghargai kekuatan dan kelemahan guru dan membantunya melalui
konseling pribadi.
d. Mempraktekkan pendekatan psikologis dalam manajemen personalia
Pendekatan ini dapat dilakukan dengan kerjasama dalam perencanaan,
hubungan individu dan kelompok, menciptakan iklim yang menyenangkan dan
pengorganisasian kurikulum dan sekolahsecara bijaksana
e. Menerapkan berbagai ragam tehnik kerjasama staf dalam menyelesaikan
problem.
f Mendorong dan memberikan bimbingan dalam pertumbuhan profesional gum
dan mendorong motivasi belajar.
3. Pimpinansekolah adalahmanajer di bidang "public relation ", perlu :
a Mendayagunakan organisasi orang tua peserta didik demi kesehatan dan
kesejahteraan peserta didik.
b. Menerapkan kepemimpinan untuk meningkatkan partisipasi orang tua dalam
menyelesaikan problema sekolah dan masyarakat.
c. Mengembangkan metodapelaporan reguler yang sistematis kepada orang tua
tentang perkembangan sekolah.
d. Mendayagunakan partisipasi peserta didik dalam program hubungan sekolah
dengan masyarakat.
e. Membinahubungan baik dengan masyarakat
4. Pimpinan sekolah adalah manajer di bidang hubungan guru danpeserta didik,
perlu:
a. Mengarahkan gum agar memiliki pengetahuantentangpeserta didik.
b. Mendorong gum agar profesional dalam menyampaikan materi.
c. Mengusahan adanya catatan tentang peserta didik, mengorganisasikan sistem
referensi dan mendorong gum membuat laporan periodik tentang peseita
didik.
d. Membantu guiu dalam memecalikan problema peserta didik dan melihat
implikasi problem dalam konteks situasi kelompok.
e. Memberikan contoh kepada para staf sekolali dan peseita didik dengan jalan
membina hubungan pribadi yang baik dengan mereka.
5. Pimpinan sekolali sebagai pemimpinpersonal di bidang nonpengajaran, perlu :
a. Menetapkan pendekatan psikologis dalam manajemen individual atau
kelompok, dengan mendorong partisipasi gum dalam proses pengambilan
kebijakan sekolah.
b. Mengetahui tugas masing-masing personal, dengan membuat program analisa
pekerjaan.
c. Mengisi waktu-waktu luang bersama para anggota staf
d. Mengelola aktivitas penyusunan jadwal dan bemsaha mematuhi jam kerja
6. Pimpinan sekolah sebagai manajer dalampelayanan bimbingan, perju :
a Membina rasa kekeluargaan dan dialog dengan lembaga-lembaga lain
b. Mengeiti peserta didik secara keselumhan dalam hubunganya dengan
penyesuaian-penyesuaiannya
10
c. Mendayagunakan berbagai sumber untuk menggali berbagai informasi tentang
peserta didik.
d. Sensitif terhadap kebutuhan akan pembahan setiap peserta didik dan
inelayauinya dengan organisasi yangfieksibel.
e. Membantu guru mengumpulkan data dari berbagai sumber untuk membantu
auak mengadakan penyesuaiaa
7. Pimpinan sekolah sebagai manajer dalam pengelolaan pelayanan, rumah
tangga sekolali danperlengkapan, perlu :
a. Mengerti jenis pelayanan dan perlengkapan yang berguna dan dibutuhkan.
b. Membimbiug para staf dalam meudayagunakan perlengkapan yang ada
semaksimal mungkin.
c. Membagi-bagikanfasilitas secaralengkap dan adil.
d. Melengkapi gum-gum dengan fasilitas yang ada agar mereka dapat bekerja
dengan baik.
e. Mengajukan usul pemenuhankebutuhan sekolah akan fasilitas kepada atasan.
8. Pimpinan sekolah sebagaipemimpin di bidangpengorgamsasian, perlu :
a. Mengorganisasi sekolah agar memainkan fungsi dan peranannya demi
peitumbulian peserta didik dalambelajar.
b. Bekerjasama dalam perencanaan dan pengorgamsasian dengan staf agar
pendayagunaan personal dapat efektifdan efisien.
c. Merealisasikan tanggung jawab untuk membuat kepuhisan dalam berbagai
situasi.
11
Tugas dan peranan pimpinan sekolah sebagai pemimpin dan manajer
pendidikan seperti diuiaikan di atas, belum sepenuhnya dapat dilaksanakan oleh
Pimpinan STKS. Sebagai pemimpin pendidikan ia dihadapkan pada masalah
membimbing kinerja dosen dalam melaksanaan sistem pembelajaran. Akibatnya
produktivitas STKS secara keselumhan masih dinilai rendah oleh berbagai
kalangan. Masalah pokok yang perlu mendapatkan perhatian dari pimpinan
STKS adalah kualitas tenaga dosen. Pengembangan profesional tenaga dosen dalam
kegiatan belajar mengajar mempakan salah satu tuntutan strategis yaug hams
dilaksanakan oleh pimpinan STKS. Alasan pertama, karena ilmu pengetahuan dan
tehnologi senantiasa berkembang pesat, kalau tenaga dosen tidak ditingkatkan
kemampuannya dikhawatirkan akan ketinggalan zaman dan materi perkuliahan yang
disampaikan kepada maliasiswa sudah kadaluarsa Alasan kedua, profesi sebagai
dosen tidak begitu dipersiapkan secara khusus, berbeda dengan gum sekolah
menengah dan sekolali dasar yang memang dipersiapkan melalui IOP dan program
diploma yang dulunya SPG. Sepertidijelaskan Soekisno Hadikoesmono (1982 : 3)
: " Semua lulusan perguruan tinggi, kecuali lulusan Fakultas Keguman atau Fakultas
Ilmu Pendidikan atau Sekolah Tinggi Keguman dan Ilmu Pendidikan atau Institut
Keguman dan Ilmu Pendidikan (KIP), pada umumnya tidak dipersiapkan dengan
pengetahuan untuk dapat memainkan peran sebagai guru."
Keadaan dosen STKS Bandung dilihat dari jenis pendidikan kesaijanaan
(SI) dapat dilihat pada tabel berikut:
12
Tabel 1
KEADAAN DOSEN STKS BERDASARKAN LATAR BELAKANG
PENDIDIKAN KESARJANAANNYA (SI)
No PEND. KESARJANAAN (SI) JUMLAH PERSENTASE
1 STKS 45 73,772 UNPAD 8 13,123 KIP 4,914 UGM 1,64
5 UI 1,646 UN1NUS 1,647 IAIN 1,648 UNPAS 1,64
JUMLAH 61 100,00
Sumber data: STKS Bandung Tahun 1999
Data di atas menggambarkan, bahwa 95,09 % dosen STKS berasal dari
perguman tinggi nonkependidikan, sehingga kemampuannya dalam kegiatan belajar
mengajar perlu ditingkatkan. Upaya pimpinan STKS dalam meningkatkan
kemampuan belajar mengajar dosen STKS dilakukan melalui program pendidikan
Akta Mengajar TV disamping memberikan kesempatan melanjutkan pendidikan S2
dan S3 di dalam maupun luar negeri. Dosen yang telah mengikuti program
pendidikan AktaMengajar IVsampai bulan Juli 1999 tercatat 28 orang (45,90 %).
Jumlah ini perlu ditingkatkan melalui program pendidikan sejenis agar kualitas
dosen dalam kegiatan belajar mengajar terns memngkat.
B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Ditinjau dari dimensi output, pendidikan tinggi mempakan kelanjutan
pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik
13
menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau
profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu
pengetahuan, tehnologi dan/atau kesenian (Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 2 Tahun 1989).
Mewujudkan tujuan sebagaimana dikehendaki oleh undang-undang tersebut,
maka kunci pokok keberhasilan pendidikan terletak pada pelaksanaan tanggung
jawab dosen. Dosen memiliki tugas yang sangat strategis, yaitu melaksanakan
kegiatan proses pembelajaran. Agar kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan
secara efektif, perlu adanya upaya pembinaan secara terns menems dan terencana
yang dilakukan oleh pimpinan sekolah. Oleh karena itu, masalah kepemimpinan
manajerial Pimpinan Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) dalam
pengelolaan sistem pembelajaran untuk menunjang produktivitas sekolah perlu
diteliti.
Kepemimpinan manajerial Pimpinan STKS dalam hal pengelolaan sistem
pembelajaran akan memberikan kontribusi yang besar terhadap kelancaran proses
pendidikan. Berkaitan dengan masalah itu, maka penelitian ini akan mengkaji :
"Bagaimana kepemimpinan manajerial Pimpinan Sekolah Tinggi Kesejahteraan
Sosial (STKS) Bandung perlu dikembangkan agar dapat menunjang peningkatan
produktivitas sekolah ?
Berdasarkan rumusan dan permasalahan di atas, maka fokus kajian
penelitian ini adalah permasalahan yang dirumuskan dalam pertanyaan-pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
14
1. Bagaimana profil / gambaran kepemimpinan manajerial Pimpinan STKS,
meliputi:
a Karakteristik perilaku kepemimpinan Pimpinan STKS untuk mengembangkan
kemampuan dosen dalampengelolaan sistem pembelajaran ?
b. Strategi dan pola pembinaan Pimpinan STKS untuk meningkatkan pelayanan
dosen kepadamahasiswa dalam pelaksanaan sistem pembelajaran ?
c. Pendekatan Pimpinan STKS mengatasi mahasiswa yang bermasalah dalam
pelaksanaan sistempembelajaran ?
2. Ro^som.pengelolaan sistem pembelajaran oleh Pimpinan S1KS,meliputi :
a Apa visi, misi, dan tujuan pengelolaan sistem pembelajaran menumt
Pimpinan STKS ?
b. BagaimanaPimpinan STKSmembuat perencanaan sistempembelajaran ?
c. Bagaimana pelaksanaan sistem pembelajaran?
d. Bagaimana pengawasan terhadap pelaksanaan sistempembelajaran ?
3. Bagaixnanaproduktivitas STKS, meliputi:
a Bagaimana gambaranproduktivitas STKS ?
b. Sejauhmana pengelolaan sistem pembelajaran mampu menunjang
produktivitas STKS ?
c. Upaya apa yang dilakukan Pimpinan STKS agar produktivitas STKS
meningkat?
C. Tujuan Penelitian
J.Tujuan Umum
15
Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran sejauhmana
Pimpinan Sekolali Tinggi Kesejahteraan Sosial telah melaksanakan pengelolaan
sistem pembelajaran yang menunjang produktivitas sekolah.
2. Tujuan Khusus
Bertitik tolak dari tujuan umum, maka tujuan khusus dalam penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikau dan menganalisis tentang :
a Karakteristik, strategi serta polapendekatan Pimpinan STKS dalam pengelolaan
sistem pembelajaran.
b. Pengelolaan sistem pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh Pimpinan STKS.
c. Upaya Pimpinan STKS dalam meningkatkan dan mengembangkan produktivitas
STKS.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat hasil penelitian yang sifat pendekatannya naturalistik kualitatif
dapat dilihat pada duasegi, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini mengkaji dan menganalisa mengenai data pengelolaan sistem
pembelajaran, baikditinjau dari perencanaan, pelaksanaan, maupun pembinaan dan
evaluasi. Hasil penelitian diharapkan memberikan masukan bagi pihak-pihak yang
terkait dan berkepentingan serta berwenang untuk menyusun dan memberikan arah
pembinaan kepadapimpinan STKS dalam upaya meningkatkan pengelolaan sistem
pembelajaran, sehingga memberikan dampak positif bagi peningkatkan
produktivitas sekolah.
16
2. Manfaatpraktis
Secara praktis hasil penelitian ini berguna untuk : Pertama, sebagai
masukan dan sumbangan pikiran terhadap Pimpinan STKS dalam penyempumaan
dan peningkatan sekolali, khususnya dalam pengelolaan sistem pembelajaran.
Kedua, informasi penelitian ini berguna bagi para dosen untuk lebih meningkatkan
kemampuannya dalam pelaksanaan kegiatan belajai- mengajar. Ketiga, hasil
penelitian ini juga berguna bagi Departemen Sosial (sekarang BKSN) sebagai
penanggung jawab telinis administratif pengelolaan STKS.
E. Pola Penelitian dan Pendekatan Masalah
Alur kerja dalam penelitian ini, mengacu pada pola kegiatan sebagaimana
tertera pada Gambar (1-1). Pola penelitian pengelolaan sistem pembelajaran
hubungannya dengan produktivitas sekolah sebagai fokus dalam penelitian ini,
dituangkan dalam Gambar (1-2).
Pola penelitian pada Gambar (1-1) dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Penelitian ini didahului dengan pengungkapan informasi yang digambarkan
dengan sejumlah data empirik berdasarkan hasil prasurvey di lapangan serta
konsep-konsep yang mendukungnya Fenomena-fenomena yang menunjukkan
adanya masalah, diamati dan dipelajari secara cermat sebagai bahan untuk
menentukan fokus masalah yang akan diteliti.
2. Berdasarkan informasi yang diperoleh, langkah selanjutnya menetapkan rumusan
masalah, tujuan penelitian danmanfaat penelitian baik teoritis maupun praktis.
17
3. Setelah rumusan masalah dan tujuan penelitian ditetapkan, selanjutnya peneliti
mempelajaii balian atau data yang ada hubungannya dengan permasalahan yang
akan diteliti melalui studi kepustakaan.
4. Meuetapkan metoda penelitian kualitatif, tehnik dan alat pengumpul data, subjek
penelitian dan jenis data yang diperlukan.
5. Melaksanakan pengumpulau data dan infomiasi dari lapangan dengan
menggunakan intrumen dan pedoman yang telah dipersiapkan.
6. Data dan informasi yang telah terkumpul diolah dan dianalisis dengan
menggunakan prosedur dan tahapan reduksi data, display data, dan memberi
interpretasi.
7. Kemudian berdasarkan hasil temuan di lapangan peneliti membuat generalisasi
dan kesimpulan. Kesimpulan penelitian dibandingkan dengan tujuan dan masalah
penelitian, guna memastikan apakah sudah menjawab pertanyaan penelitian
Akhiniya disusun rekoinendasi yang mungkin dapat dimplementasikan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan
Pendekatanmasalalipenelitianseperti pada Gambar (1-2) dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Kegiatan pengelolaan STKS pada dasarnya mempakan tugas dan fiingsi utama
Pimpinan STKS yang seluruhnya ditujukan untuk meningkatkan kelancaran
proses pembelajaran agar dapat meningkatkan produktivitas sekolah dengan
efektif, efisien dan berkualitas.
18
2. Fokus penelitian ini adalah pengelolaan sistem pembelajaran yang meliputi
perencanaan tujuan pembelajaran, pengelolaan bahan pembelajaran sebagai alat
untuk mencapai tujuan, metoda pembelajaran yang efektif untuk mengantarkan
mahasiswa mencapai tujuan, pengelolaan alat pembelajaran yang relevan untuk
membantu proses pencapaian tujuan, dan bagaimana melakukan evaluasi untuk
menilai keberhasilan pencapain tujuan.
3. Untukmelaksanakan tugas dan pekerjaan itu dengan baik Pimpinan STKS hams
menguasai seluk beluk konsep dan teori kepemimpinan dan pengelolaan.
Pimpinan STKS mempunyai fiingsi ganda, yaitu sebagai pimpinan dan sebagai
manajer sekolah yang hams diemban secara harmonis.
4. Dari kondisi tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktivitas sekolah
yang terlihat dari indikator antara lain : terjadinya peningkatan kegiatan
pembelajaran, terbinanya suasana kelas yang kondusif, tertanamnya disiplin dan
munculnya semangat serta gairah belajar pada mahasiswa, indek presrasi
akademik yang tinggi, dan popularitas sekolah dalam bentuk kepercayaan dan
penghargaan dari masyarakatmeningkat
19
POM PENELITIAN
LATARBELAKANG
MASALAH
T. KEPEMIMPINAN
T. ADM. PENDEOKAN«-»
RUMUSAN
MASALAH
METODOLOGI
PENELITLAN
PENGUMPULAN
DATA
I1
ANALISA
DATA
.._..,_._! t
PENAFSIRANDATA
_„j '
GENERALISASI
3 '
KESIMPULAN
GAMBAR 1.1
20
KO
NS
EP
KE
PE
MIM
PIN
AN
KO
NS
EP
AD
M.P
EN
D.
KE
PE
MIM
PIN
AN
MA
NA
JE
RIA
LP
IMP
.S
TK
SD
AL
AM
PE
NG
EL
OL
AA
NS
IST
EM
PE
MB
EL
AJA
RA
N,M
EL
IPU
TI
:
1.
TU
JU
AN
PE
MB
EL
AJA
RA
N
2.B
AH
AN
PE
MB
EL
AJA
RA
N
3.
ME
TO
DA
PE
MB
EL
AJA
RA
N
4.
AL
AT
PE
MB
EL
AJA
RA
N
5.E
VA
LU
AS
IP
EM
BE
LA
JAR
AN
UM
PA
NB
AL
TK
PR
OD
UK
TT
VIT
AS
SE
KO
LA
H/
./
GA
MB
AR
1.2
PE
ND
EK
AT
AN
MA
SA
LA
HP
EN
EL
rTIA
N
21
-M
EN
INO
KA
TN
YA
PB
M
-S
UA
SA
NA
KE
LA
S
KO
ND
US
1F
-D
ES
IPL
IND
AN
GA
-
IRA
HB
EL
AJA
R
-E
PK
TT
NO
GI
-P
OP
UL
AR
ITA
S
SE
KO
LA
HM
EN
ING
-
KA
T
F. Sistematika Tesis
Bab I : Pendahnhian memuat tentang latar belakang masalah penelitian,
rumusan dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sertapola
penelitian dan pendekatan masalah
Bab EL : Tinjauan Kepustakaan yang di dalamnya memuat : Pertama,
pembahasan konsep dasar administrasi pendidikan yang meliputi segi pengertian,
ruang lingkup dan fiingsi administrasi pendidikan. Kedua, membahas konsep dasar
kepemimpinan yang relevan meliputi pendekatan ciri terhadap kepemimpinan,
pendekatan perilaku, dan pendekatan kontingensi. Kepemimpinan dalam konteks
administrasi, kepemimpinan dalam konteks sekolah, peranan dan tugas-tugas
manajer sekolah, peranan dan tugas-tugas pimpinan STKS sebagai pemimpin
pendidikan juga mempakan bagian yang dibahas pada bagian ini. Ketiga,
dibicarakan konsep dasar desain dan pengembangan sistem pembelajaran yang
mencakup pendekatan dan desain sistem pembelajaran. Keempat, secara lebih luas
disajikan konsep dasar produktivitas meliputi tinjauan konsep secara umum,
produktivitas pendidikan dan indikator sekolah yang produktif Kelima,
dikemukakan kajian penulis tentang penelitian yang relevan, sedangkan bagian akhir
disampaikan kesimpulan terhadap kajian teoritis dan implikasinya
Bab DI: Menyajikan Metodologi yang digunakan peneliti mencakup aspek
metode, sumber datadan lokasi penelitian, tehnik dan intrumen pengumpulan data,
prosedur dan langkah-langkah penelitian, proseduranalisa data serta faliditas data
Bab IV : Deskripsi Hasil Penelitian memuat : Pertama, bagaimana
profil/gambaran kepemimpinan manajerial pimpinan STKS, meliputi : karakteristik
22
perilaku kepemimpinan yang ditampilkan oleh Pimpinan STKS untuk meningkatkan
kemampuan dosen dalam pengelolaan sistem pembelajaran, strategi dan pola
pembinaan yang diterapkan oleh Pimpinan STKS dalam membina dosen, serta
pendekatan yang digunakan oleh Pimpinan STKS dalam mengatasi maliasiswa
bermasalah. Kedua, pengelolaan sistem pembelajaran oleh Pimpinan STKS
meliputi : pemahaman visi, misi dan tujuan pengelolaan sistem pembelajaran,
bagaimana Pimpinan STKS melakukan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
pengelolaan sistem pembelajaran yang menunjang produktivitas STKS. Ketiga,
disajikan gambaran produktivitas STKS selama ini, sejauhmana pengelolaan sistem
pembelajaran telah mampumenunjangpeningkatan produktivitas STKS, serta upaya
yang dilakukan oleh Pimpinan STKS agar produktivitas STKS meningkat.
Bab V : Pembahasan terhadap temuan hasil penelitian Bab VI: Memuat
kesimpulan, implikasi dan rekomendasi peneliti terhadap peningkatan
kepemimpinan manajerial Pimpinan STKS dalam pengelolaan sistem pembelajaran
yang menunjang peningkatan produktivitas STKS.
23
^D'DZ/c-7,